GAMBARAN KADAR SGPT Serum Glutamic Pyruvic Transaminase ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/680/2/151310071...

65
i GAMBARAN KADAR SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase) PADA PEROKOK AKTIF (Studi di RT 07 Desa Candimulyo Kabupaten Jombang KARYA TULIS ILMIAH MUHTAR SIDI 15.131.0071 PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2018

Transcript of GAMBARAN KADAR SGPT Serum Glutamic Pyruvic Transaminase ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/680/2/151310071...

i

GAMBARAN KADAR SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase) PADA PEROKOK AKTIF

(Studi di RT 07 Desa Candimulyo Kabupaten Jombang

KARYA TULIS ILMIAH

MUHTAR SIDI 15.131.0071

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG

2018

ii

GAMBARAN KADAR SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase) PADA PEROKOK AKTIF

(Studi di RT 07 Desa Candimulyo Kabupaten Jombang

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan dalam rangka memenuhi persyaratan menyelesaikanStudi Diploma III Analis Kesehatan

pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang

MUHTAR SIDI 15.131.0071

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG

2018

iii

iv

v

ABSTRAK

GAMBARAN KADAR SGPT PADA PEROKOK AKTIF

(Studi di RT 07 Desa Candimulyo Kabupaten Jombang)

Oleh:

MUHTAR SIDI

Merokok sudah menjadi kebiasaan bagi sebagian orang dalam kehidupan sehari hari karena mengikuti gaya hidup lingkungan sekitar Terdapat tiga zat berbahaya yang paling dominan dalam rokok yaitu nikotin, tar dan karbon monoksida. Saat merokok, zat-zat kimia tersebut masuk ke dalam tubuh dan jika berlangsung terus menerus dapat menimbulkan kerusakan organ hepar sehingga meningkatkan kadar SGPT. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kadar SGPT pada prokok aktif di RT 07 Desa Candimulyo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang.

Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perokok aktif di RT 07 Desa Candimulyo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang yang berjumlah 36 perokok aktif. Jumlah sampel penelitian ini adalah 20 perokok aktif yang diambil secara purposive sampling. Variabel dalam penelitian ini adalah kadar SGPT pada perokok aktif. Teknik pemeriksaan kadar SGPT dengan metode Kinetik –IFCC.Analisa data diperoleh melalui editing, coding dan tabulating kemudiana analisa kadar SGPT dianalisa dalam bentuk persentase.

Hasil penelitian kadar SGPT pada 20 perokok aktif didapatkan hasil normal. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hampir semua perokok aktif di RT 07 Desa Candimulyo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang, memiliki kadar SGPT normal.

Kata Kunci : Perokok aktif, SGPT

vi

ABSTRACT

THE DESCRIPTION OF SGPT DEGREE ON THE ACTIVE SMOKERS (Studied in the RT 07 village of Candimulyo regency of Jombang)

By :

MUHTAR SIDI

Smoking had become a habit for some people in daily life because it followed the lifestyle of the surrounding environment. There were three most dominant harmful substances in cigarettes namely nicotine, tar and carbon monoxide. When smoking, these chemicals entered the body and if it persists could cause hepatic organ damage which increased SGPT degree. This study aimed to determine the level of SGPT on the active smokers in the RT 07 village of Candimulyo, Jombang District, Jombang Regency.

The research design used was descriptive. The population in this study were all active smokers in RT 07 Candimulyo Village, Jombang District, Jombang Regency, totaling 36 active smokers. The number of samples of this study were 20 active smokers taken by purposive sampling. The variables in this study were the levels of SGPT in active smokers. Examination technique for SGPT levels used the kinetic –IFCC method. Data analysis was obtained through editing, coding and then tabulating the analysis of SGPT levels analyzed in the form of percentages.

The results of research on SGPT levels in 20 active smokers obtained normal results. Based on the results of the study it could be concluded that almost all active smokers in RT 07 Candimulyo Village, Jombang District, Jombang Regency, had normal SGPT levels.

Keywords: Active smoker, SGPT

vii

viii

ix

x

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Lengkok Pandan, 05 juni 1996 dari pasangan Bapak

H. Ahmad Yani dan Ibu Hj. Hartini. Penulis merupakan putra ke enam dari tujuh

bersaudara.

Tahun 2009 penulis lulus dari SDN 2 Barejulat, tahun 2012 penulis lulus

dari SMP Negeri 5 Jonggat, tahun 2015 penulis lulus dari SMA Islam Abhariyah

dan penulis masuk Pergururan Tinggi STIKes “Insan Cendekia Medika”

Jombang. Penulis memilih Program Studi D-III Analis Kesehatan dari lima pilihan

program studi yang ada di STIkes “Insan Cendekia Medika” Jombang.

Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.

Jombang, 4 September 2018

xi

MOTTO :

“Jangan berputus asa walaupun lama dalam menutut ilmu mintalah kepada alloh

secara sabar niscaya kamu akan mendapatkan apa yang di inginkan .”

xii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya

sehingga karya tulis ilmiah ini berhasil terselesaikan. Karya tulis ilmiah ini

diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Diploma III Analis

Kesehatan STIKes ICMe Jombang yang berjudul “Gambaran kadar SGPT

(Serum Glutamic Pyruvic Transaminase) pada perokok aktif (Studi di RT 07

Desa Candimulyo KabupatenJombang”

Untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini adalah suatau hal yang mustahil

apabila penulis tidak mendapat bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada H. Imam

Fathoni, S.KM., M.M selaku Ketua STIKes ICMe Jombang, Sri Sayekti, S.Si.,

M.Ked selaku Kaprodi D-III Analis Kesehatan, Evi Puspita Sari S. SST,. M. Imun,

selaku pembimbing utama dan ibuk Dhita Yuniar. K. SST. M. Kes selaku

pembimbing anggota karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan, kedua orang tua

saya yang selalu mendukung secara materil dan ketulusan do’anya sehingga

penulis mampu menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan baik, serta teman-

teman seperjuanganku yang selalu memberikan dukungannya.

Karya tulis ilmiah ini belum sempurna, oleh sebab itu kritik dan saran yang

dapat mengembangkan karya tulis ilmiah sangat penulis harapkan guna

menambah pengetahuan dan manfaat bagi perkembangan ilmu kesehatan.

Jombang, 4 September 2018

Muhtar Sidi

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

HALAMAN JUDUL DALAM.............................................................................. ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................ iii

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI .................................................... iv

ABSTRAK ......................................................................................................... v

ABSTRACT ..................................................................................................... vi

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................... vii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ............................................................... viiii

SURAT PERNYATAAN ................................................................................... ix

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. x

MOTTO ............................................................................................................ xi

KATA PENGANTAR ........................................................................................ xii

DAFTAR ISI...................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xv

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 3

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 3

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perokok dan merokok ....................................................................... 5

2.1.1 Definisi ................................................................................... 5

2.1.2 Kelasifikasi Perokok .............................................................. 6

2.1.3 Kandungan Rokok ................................................................. 6

2.1.4 Bahaya Merokok .................................................................... 7

2.1.5 Dampak Perokok .................................................................... 8

2.2 Hati .................................................................................................... 10

2.2.1 Pengertian ............................................................................. 10

2.2.2 Morfologi ................................................................................. 10

2.2.3 Fungsi Hati ............................................................................. 11

xiv

2.3 SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase) .............................. 12

2.3.1 Pengertian SGPT ................................................................... 12

2.3.2 Metabolisme ........................................................................... 13

2.3.3 Metode Pemeriksaan SGPT .................................................. 14

2.4 Hubungan Antara Merokok dengan Kadar SGPT ............................. 15

2.5 Penelitian yang Dilakukan Oleh Peneliti Sebelumnya ...................... 15

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Kerangka Konseptual ....................................................................... 17

3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual ..................................................... 18

BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian .............................................................................. 19

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................... 19

4.3 Populasi Penelitian, Sampling dan Sampel ..................................... 20

4.4 Kerangka Kerja (Frame Work) ........................................................... 21

4.5 Variabel dan Definisi Operational Variabel ....................................... 22

4.6 Instrumen Penelitian dan Pengumpulan Data ................................... 23

4.7 Teknik Pengolahan dan Analisa Data ............................................... 25

4.8 Etika penelitian ................................................................................... 28

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil penelitian .................................................................................. 29

5.2 Pembahasan ..................................................................................... 32

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ....................................................................................... 34

6.2 Saran ................................................................................................. 34

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel ............................................... 22

Tabel 5.1 Karaktristik responden berdasarkan usia ............................ 29

Tabel 5.2 Karaktristik responden berdasarkan lama mengkonsumsi

rokok .................................................................................... 30

Tabel 5.3 Karaktristik responden berdasarkan jumlah rokok yang di

konsumsi /hari ...................................................................... 30

Tabel 5.4 Karaktristik responden berdasarkan riwayat penyakit liver . 31

Tabel 5.5 Karaktristik responden berdasarkan kadar SGPT (Serum

Gutamic Pyruvic Transaaminase) ........................................ 31

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Anatomi Hepar (Yulisa, 2014) .............................................. 10

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Gambaran Kadar SGPT (Serum

Glutamic Pyrupat Transaminase) pada Perokok aktif ....... 17

Gambar 4.1 Kerangka Kerja Gambaran Kadar SGPT (Serum

Glutamic Pyrupat Transaminase) Pada Perokok Aktif di

RT RT 07 desa Candimulyo Kabupaten Jombang.............. 21

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Informed consent

Lampiran 2. Lembar kuesioner

Lampiran 3. Lembar observasi

Lampiran 4. Tabulasi hasil perkiraan

Lampiran 5. Surat ijin penelitian puskesmas

Lampiran 6. Surat ijin penelitian desa Candimulyo

Lampiran 7. Hasil pemeriksaan kadar SGPT

Lampiran 8. Lembar konsultasi

Lampiran 9. Dokumentasi

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.5 Latar Belakang

Merokok merupakan kegiatan seseorang yang mudah dijumpai dimana

saja. Merokok sudah menjadi kebiasaan bagi sebagian orang dalam

kehidupan sehari hari karena mengikuti gaya hidup lingkungan sekitar atau

sebagai sarana untuk melarikan diri dari masalah yang dihadapi. Tidak hanya

orang tua, remaja bahkan anak-anak ada yang merokok, baik laki-laki

ataupun perempuan. Masyarakat sering menyajikan rokok sebagai

pendamping makanan dan minuman serta bagian dari upacara adat,

memberi rokok sebagai imbalan juga sudah umum ditemui. Dampak negatif

dari kebiasaan menghisap rokok sangat banyak dan tidak terbatas (Amalia,

2017).

Berdasarkan data WHO tahun 2008, Indonesia sebagai salah satu

negara berkembang menempati posisi ke 3 dunia dengan proporsi perokok

terbanyak setelah China dan India. Berdasarkan laporan dari Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia tahun 2013, proporsi perokok telah mencapai

angka 29,3% dan jumlah ini mengalami peningkatan dari tahun 2010 sebesar

28,2%.7,8 Pada tahun 2007, Sumatera Barat yang juga merupakan salah

satu Provinsi di Indonesia pernah menempati posisi 5 teratas dengan jumlah

perokok terbanyak diperkirakan lebih dari 1,2 juta orang (Roza, Oenzil dan

Pertiwi,2017).

Rokok merupakan kertas yang digulung berbentuk silinder dengan ukuran

tertentu serta berisi tembakau dan dibakar untuk dihirup asapnya (Amalia,

2017). Terdapat tiga zat berbahaya yang paling dominan dalam rokok yaitu

……

2

nikotin, tar, dan karbon monoksida. Saat merokok, zat-zat kimia tersebut

masuk ke dalam tubuh dan jika berlangsung terus menerus dapat

menyebabkan arteriosklerosis, batuk kronis, serta hipoksemia yang

merupakan salah satu faktor penyebab timbulnya infark miokard serta

karsinogenesis. (Lomanorek, Assa dan Mewo,2016).

Beberapa tahun terakhir, banyak penelitian yang mengungkapkan adanya

kaitan kebiasaan merokok dengan peningkatan risiko gangguan hepar. Hepar

atau liver merupakan kelenjar tubuh dengan berat sekitar 1-36 berat badan

orang dewasa. Salah satu fungsi hepar yaitu melindungi tubuh terhadap

terjadinya penumpukan zat berbahaya yang masuk dari luar (Syifaiyah,

2008). Meskipun asap rokok tidak berefek langsung terhadap sel hepar

namun senyawa toksik yang diabsorbsi dari alveolus ke dalam darah dapat

mencapai hepar dan memicu kerusakan yang bersifat irreversibel pada sel

hepar. Kandungan nikotin yang terdapat di dalam rokok dapat menyebabkan

timbulnya inflamasi pada jaringan hepar (Roza, Oenzil, dan Pertiwi,2017)

Salah satu indikator adanya gangguan pada organ hepar adalah kadar

serum glutamat piruvat transaminase (SGPT). Konsentrasi enzim ini akan

meningkat drastis apabila timbul beberapa macam kerusakan hepar seperti

pada hepatitis karena virus, hepatitis alkoholik, dan tumor hati (Sari,

Budirahrdjo, dan Sulistyani, 2016). Berdasarkan peneliti sebelumnya yang

dilakukan Roza, oenzil, dan pertiwi, 2017 tentang hubungan antara merokok

dan tingkat aktivitas Aminotransfererase Serum pada pegawai kantor

didapatkan kesimpulan bahwa kebiasaan merokok dapat menyebabkan

hipertransaminasemia.

Sebaiknya responden berhenti merokok untuk mencegah pengaruh buruk

rokok terhadap berbagai organ tubuh seperti serangan jantung, kanker

hipertensi, ganguan kehamilan dan janin serta menjaga gaya hidup sehat

……

3

dengan cara menghindari merokok, mengatur pola makan, dan rajin

berolaraga.

Oleh karena itu, peneliti ingin melakukan penelitian tentang Gambaran

Kadar SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaaminase) pada Perokok aktif di

RT 07 Desa Candmulyo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan urain dari latar belakng diatas maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah” Bagaimana gambaran kadar SGPT (Serum

Glutamic Pyruvic Transaaminase) pada perokok aktif di RT 07 Desa

Candimulyo Kabupaten Jombang?”

1.3 Tujuan Penelitian

Mengetahui kadar SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaaminase)

pada prokok aktif di RT 07 Desa Candimulyo Kecamatan Jombang

Kabupaten Jombang.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan ilmu

tentang gambaran kadar SGPT (Serum Glutamic Pyruvic

Transaaminase) pada prokok aktif pada masyarakat. Peneliti bisa juga

mendapatkan pengetahuan dan pengalaman serta keterampilan

lapangan dalam penelitian khususnya yang berhubungan kadar SGPT

pada prokok aktif masyarakat di RT 07 Desa Candimulyo Kecamatan

Jombang Kabupaten Jombang.

……

4

1.4.2 Manfaat Praktis

Dapat digunakan sebagai masukan bagi responden agar

mengurangi perilaku kebiasaan merokok. Hasil penelitian ini juga

dapat menjadi bahan evaluasi bagi petugas serta dijadikan data awal

penelitian berikutnya mengenai gambaran pada SGPT (Serum

Glutamic Pyruvic Transaaminase) pada perokok aktif masyarakat di RT

07 Desa Candimulyo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang.

5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 merokok dan perokok

2.1.1 Definisi

Merokok merupakan suatu proses pembakaran tembakau yang

sebelumya telah diolah menjadi rokok, serta proses penghisapan asap

yang dihasilkan dari pembakaran tersebut. Sedangkan perokok

memiliki arti yang luas. Perokok merupakan orang yang menghisap

asap rokok baik secara langsung atau tidak langsung. Secara

langsung disini, diartikan seseorang yang menghisap asap rokok karna

orang tersebut memang seseorang yang mengonsumsi rokok.

Sedangkan secara tidak langsung adalah seseorang yang menghisap

asap rokok bukan karna seseorang tersebut mengonsumsi rokok, tapi

karna seseorang tersebut berada pada satu tempat atau lingkungan

yang dikelilingi dengan orang yang mengkonsumsi rokok sehingga

secara tidak langsung seseorang tersebut akan menghisap atau akan

terpapar oleh asap rokok. Perokok dibedakan menjadi dua golongan

yaitu:

1. Perokok aktif

Perokok aktif adalah orang yang dengan sengaja membakar

tembakau yang telah diolah menjadi rokok dengan atau tanpa

bahan tambahan serta menghirup asap yang ditimbulkan dari

pembakaran rokok tersebut

……

6

2. Perokok pasif

Perokok pasif adalah orang yang bukan perokok namun terpaksa

menghisap atau menghirup asap rokok yang dikeluarkan perokok

aktif (Permatasarai, 2017).

2.1.2 Klasifikasi Perokok

WHO menglasifikasikan perokok atas tiga kategori menurut

jumlah rokok yang dikonsumsi tiap harinya, yaitu ringan (1-10 batang),

sedang (11-19 batang) dan berat (lebih dari sama dengan 20 batang).

Perokok yang mengkonsumsi rokok dalam jumlah yang lebih kecil

memiliki kecendrungan yang lebih besar untuk berhenti merokok.

Istilah chippers untuk menjelaskan perokok yang mengkonsumsi rokok

kurang dari 5 batang/ hari dan biasanya chippers tidak menjadi

perokok berat sehingga sangat kecil kemungkinan mengalami

ketergantungan nikotin. Istilah lainya pada perokok adalah social

smoker yaitu individu yang merokok hanya pada situasi sosial atau

situasi tertentu misalnya saat bertemu teman lama di suatu acara atu

pesta. Situasi sosial tersebut bertindak sebagai isyarat atau pemicu

untuk merokok.

2.1.3 Kandungan Rokok

Kandungan rokok dibagi menjadi 2 golongan besar yaitu

komponen gas dan komponen padat atau partikel. komponen padat

atau partikel dibagi menjadi nikotin dan tar. Komponen gas terdiri dari

karbon monoksida, amoniak, asam hidroksianat, nitregonoksida dan

formaldehid. Partikelnya berupa tar, nikotin, karbazol, dan kresol zat-

zat ini beracun mengiritasi dan menimbulkan kanker (Simarmata,

2012). Tar merupakan zat bersifat karsinogenik yang dapat merusak

……

7

paru-paru dan menimbulkan masalah pernapasan, bronchitis dan

kanker. Nikotin adalah zat bersifat adiktif yang menekan otak sehingga

menimbulkan rasa senang dan keinginan untuk terus merokok (Amalia,

2017). Nikotin merupakan zat yang meracuni saraf tubuh,

meningkatkan tekanan darah, menimbulkan penyempitan pembuluh

darah tepi (Simarmata, 2012). Kandungan nikotin yang terdapat di

dalam rokok dapat meimbulnya inflamasi pada jaringan hepar. Apabila

terjadi kerusakan terhadap membrane sel hepar akibat peroksidasi

lipid oleh radikal bebas maka dapat menyebabkan keluarnya ALT dan

masuk kedalam darah (Roza, Oenzil, dan Pertiwi, 2017). Karbon

monoksida membuat kadar oksigen dalam darah berkurang (Amalia,

2017). Sedangkan gas karbomonoksida memiliki kecenderungan yang

kuat untuk berkaitan dengan hemoglobin dalam sel-sel darah putih,

tapi karena gas CO lebih kuat daripada oksigen maka gas CO ini

merebut tempatnya isi hemoglobin, jadilah hemoglobin bergandengan

dengan gas CO. kadar gas CO dalam darah bukan perokok kurang

dari 1 %, sementara dalam darah perokok mencapai 4-15 % berlipat-

lipat. Gliserol merupakan bahan yang dicampur dengan tembakau, jika

dibakar menyebabkan peradangan paru-paru (Simarmata, 2012).

2.1.4 Bahaya Merokok

Merokok dapat menyebabkan kerontokan rambut, ganguan pada

mata, menyebabkan paru-paru kronis, merusak gigi, membuat bau

mulut yang tidak sedap, meyebabkan struk dan serangan jantung,

menyebabkan kanker kulit, tulang lebih mudah patah, meyebabkan

kanker Rahim dan keguguran, meyebabkan kemandulan dan

impotensi dan ganguan mata seperti katarak (Safna, 2016).

……

8

2.1.5 Dampak Perokok

1. Dampak Perokok bagi kesehatan

Pengaruh atau dampak merokok bagi kesehatan akan

menimbulakan antara lain :

a. Penyakit Jantung

Rokok menimbulkan aterosklerosis atau terjadi pengerasan

pada pembuluh darah. Kondisi ini merupakan penumpukan zat

lemak di arteri, lemak dan plak meyumbat aliran darah dan

membuat penyempitan pembuluh darah. Hal ini menyebabkan

penyakit jantung. Jantung harus bekerja lebih keras dan tekanan

ekstra dapat menyebabkan angina atau nyeri dada. Jika satu

ateri atau lebih menjadi benar-benar terbelokir, serangan jantung

bias terjadi. Semakin banyak rokok yang di hisap dan semakin

lama seseorang merokok, semakin besar kesempatan yang

menyebabkan penyakit jantung atau menderita serangan jantung

atau stroke.

b. Penyakit Paru

Resiko terkena pneumonia, emfisema dan bronchitis kronis

meningkat karena merokok. Penyakit ini sering disebut penyakit

paru obstruktif kronik (PPOK). Penyakit paru-paru ini dapat

berlangsung dan bertambah buruk dari waktu ke waktu sampai

orang tersebut akhirnya meninggal karena kondisi tersebut.

Orang-orang berumur 40 tahun bias mendapatkan emfisema

atau bronchitis, tapi gejala biasanya akan lebih buruk dikemudian

hari.

……

9

c. Diabetes

Merokok meningkatkan terjadinya diabetes menurut

Cleveland Clinic. Rokok juga bias naik menyebabkan komplikasi

dari diabetes, seperti penyakit mata, penyakit jantung, stroke,

pembuluh darah, dan penyakit ginjal dan masalah kaki.

d. Impotensi

Rokok merupakan factor resiko utama untuk penyakit

pembuluh darah perifer yang mempersempit pembuluh darah

yang membawa darah keseluruh bagian tubuh. Pembuluh darah

ke penis kemungkinan juga akan terpengaruh karena merupakan

pembuluh darah yang kecil dan dapat mengakibatkan disfungsi.

Ereksi atau impoten (Sari, 2014).

2. Dampak Merokok Terhadap Hati

Asap rokok dapat memicu terbentuknya radikal bebas. Bahan

baku rokok seperti tar, nikotin, dan karbonmonoksida merupakan

toksik utama yang dapat memicu terbentuknya radikal bebas. Asap

rokok yang mengandung zat kimia akan dibawa ke paru-paru

kemudian aliran darah akan mendistribusikan ke seluruh tubuh. Salah

satu enzim di hati mengikat zat kimia dalam rokok dan bisa

menyebabkan kanker. Enzim ini akan keluar dari sel hepar apabila

sel hepar mengalami kerusakan sehingga dengan sendirinya akan

menyebabkan peningkatan kadarnya dalam serum darah. Merokok

menyebabkan peroksidasi lipid yang menyebabkan kerusakan

membran sel normal dari hepar. Bila terjadi kerusakan sel hepar,

akan terjadi peningkatan SGPT dan SGOT pada perokok

dibandingkan bukan perokok (Tanoeisan,Mewo,Kaligis, 2016).

……

10

2.2 Hati

2.2.1 Pengertian

Hati merupakan organ tubuh yang paling sering mengalami

kerusakan apabila terkena toksik. Zat toksik yang masuk kedalam

tubuh akan mengalami peroses detoksefikasi (dinetralisasi) di dalam

hati oleh fungsi hati. Senyawa racun ini akan diubah menjadi senyawa

lain yang sifatnya tidak lagi beracun terhadap tubuh. Jika jumlah racun

yangmasuk kedalam tubuh relatif kecil atau sedikit fungsi detoksifikasi

baik, dalam tubuh tidak akan terjadi gejala keracunan. Namun, apabila

racun masuk ke hati dalam jumlah yang besar dapat menyebabkan

kerusakan struktur mikroanatomi hati (Syarif,2015).

2.2.2 Morfologi

Hati terdiri dari dua lobulus. Lobulus yang berbentuk segienam.

Setiap lobulus terdiri atas jejeran sel hati (hematosit) seperti jari-jari

roda melingkari suatu venaseutralis. Diantara sel hati terdapat sinusoid

yang pada dindingnya terdapat makrofag, yang disebut sebagai sel

Kupffer yang dapat memfagositosis se-sel darah rusak dan bakteri.

Hati disuplai oleh dua pembuluh darah yaitu vena porta hepatika dan

arteri hepatika. Cabang-cabang kedua pembuluh darah di atas

mengalirkan darahnya ke dalam sinusoid-sinosoid. Hematosit

menyerap nutrien, oksigen dan zat-zat racun dari darah sinusoid.

Gambar 2.1 Anatomi Hepar (Yulisa, 2014)

……

11

Di dalam hematosit, zat racun kaan dinetralkan atau dihilangkan

sifat-sifat racunnya (detoktifikasi). Sedangkan nutrien akan ditimbun

atau dibentuk zat baru yang berguna bagi hematosit. Hati juga mampu

mensintesis glukosa dari protein dan lemak. Peranan hati pada

metabolisme protein penting untuk hidup. Protein plasma kecuali gama

glubin, disintesis oleh hati. Protein ini adalah albumin, yang diperlukan

untuk mempertahankan tekanan osmotis koloid, dan prototrombin,

fibrinogen, dan faktor-faktor pembekuan lainnya (Yulisa, 2014).

2.2.3 Fungsi Hati

Hati sangat penting untuk mempertahankan hidup dan berperan

dalam hampir setiap fungsi metabolik tubuh. Funsi hati dalam tubuh

meliputi:

a. Pembentukan dan Sekresi Empedu

Hati mensekresi sekitar 500 hingga 1000 ml empedu setiap hari.

Unsur utama empedu adalah air (97%), elektrolit, garam empedu,

fosfolifid (terutama lesitin), kolesterol, garam anorganik, dan pigmen

empedu (terutama bilirubin terkonjugasi). Empedu penting untuk

pencernaan dan absorpasi lemak serta vitamin larut lemak di dalam

usus.

b. Metabolisme Karbohidrat

fungsi hati didalam metabolism karbohidrat diantaranya meliputi

peroses glekolisis, glikogenesis dan gluconeogenesis serta

pembentukan senyawa-senyawa kimia yang yang penting dari hasil

metabolisme karbohidrat. Peroses-peroses tersebut bereperan

penting dalam memepertahankan kadar glukosa darah normal dan

menyediakan energi untuk tubuh. Karbohidrat di simpan di dalam hati

sebagai glikogen.

……

12

c. Metabolisme Protein

Fungsi hati berkaitan dengan metabolisme protein mencakup

peroses diaminasi asam amino, pembentukan urea untuk

pembuangan amino dari cairan tubuh, pembentukan protein plasma,

kecuali gamma globulin, dan interkonversi sebagai asam amino dan

senyawa lain yang penting dalam metabolisme tubuh.

d. Metabolisme Lemak

Metabolisme lemak dihati meliputi peroses ketogenesis dan

sintesis kolesterol, dan penimbunan lemak. Selain itu, juga mencakup

peroses hidrolisis trigliserida, kolesterol, fosfolifid, dan lifoprotein

menjadi asam lemak dan gliserol.

e. Penimbunan Vitamin dan Mineral

Hati berperan dalam penyimpanan vitamin, seperti vitamin larut

lemak (vitamin A, D, E, K). Selain itu, tembaga dan besi juga

disimpan di dalam hati.

f. Detoksifikasi

Fungsi detoksifikasi yang di lakukan oleh enzim-enzim di hati

sangat penting dalam mengubah zat-zat yang tidak berbahaya yang

kemudian di ekskeresi oleh ginjal (Puspitasari, 2009).

2.3 SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase)

2.3.1 Pengertian SGPT

SGPT merupakan suatu enzim yang terdapat pada sel hati.

Karena itu, SGPT yang lebih menggambarkan fungsi hati seseorang.

Ketika sel hati mengalami kerusakan akibat sesuatu baik itu gangguan

virus atau gangguan lainnya, akan terjadi pengeluaran enzin SGPT

dari dalam sel hati ke darah. Enzim ini mengkatalisis pemindahan satu

……

13

bungkus amino antara lain alanine dan asam alfa ketoglutarat.

Terdapat banyak di hepatosit dan kosentrasinya relatif rendah

dijaringan lain (Rusman, 2017). Serum glutamic pyruvic transaminase

(SGPT) dalam keadaan normal memiliki kadar yang tinggi dalam sel

hati. ,jika terjadi peningkatan yang dominan dari kadar enzim ini, maka

ada kemungkinan terjadi suatu proses yang mengganggu sel hati. Bila

hati mengalami kerusakan, enzim SGPT akan dilepas ke dalam darah

sehingga terjadi peningkatan kadar enzim SGPT dalam darah

(Syifaiyah, 2008).

2.3.2 Metabolisme

Enzim ALT (alanin aminotransferase) merupakan enzim yang

dibuat di dalam sel hati (hepatosit). Enzim ini banyak dijumpai pada

organ hati terutama pada mitokondria. Serta memiliki fungsi yang

sangat penting dalam pengiriman karbon dan nitrogen dari otot ke hati.

Dalam otot rangka, piruvat ditransaminasi menjadi alanin sehingga

menghasilkan penambahan rute transport nitrogen dari otot ke hati.

Enzim ini lebih spesifik ditemukan pada hepar terutama di sitoplasma

sel-sel parenkim hepar. Kadar enzim ALT (alanin aminotransferase)

dalam serum akan meningkat terutama pada kerusakan dalam hati.

Kenaikan kadar tersebut terjadi akibat adanya kerusakan sel-sel hati

oleh virus, obat-obatan atau toksin. Kenaikan kembali atau

bertahannya enzim ALT (alanin aminotransferase) yang tinggi

menunjukkan berkembangnya kelainan dan nekrosis hati. Kadar ALT

(alanine aminotransferase) merupakan ukuran nekrosis hepatoseluler

yang paling spesifik dan banyak digunakan. Pada kerusakan hati akut,

peningkatan ALT (alanine aminotransferase) lebih besar daripada AST

(aspartat aminotransferase) sehingga ALT (alanine aminotransferase)

……

14

bisa dipakai sebagai indikator untuk melihat kerusakan sel. Kadar ALT

(alanine aminotransferase) juga lebih sensitif dan spesifik daripada

kadar AST (aspartat aminotransferase) dalam mendeteksi penyakit

hati. Enzim ini yang banyak ditemukan pada organ hati terutama

sitosol. Dalam transaminase Pada glutamat oksaloasetat transaminase

diperlukan oleh tubuh untuk mengurangi kelebihan amonia. Enzim ini

lebih spesifik ditemukan pada organ jantung, otot, pankreas, paru-

paru, dan otot skelet. Enzim ini berfungsi untuk mengkatalis

pemindahan amino dari alanin ke α-ketoglutarat. Produk dari reaksi

transaminase reversibel adalah piruvat dan glutamate (Kendran,

Arjana, dan Prandyantari, 2017).

2.3.3 Metode Pemeriksaan SGPT

Pemeriksaan SGPT menggunakan metode kinetik-IFCC. Alanin

mengkatalisis reaksi pemindahan gugus NH2 dari asam amino alanin

ke asam alfa ketoglutarat. Hasilnya terbentuklah asam keto yang lain,

yang berasal dari alanin yaitu asam piruvat dan asam amino yang

berasal dari asam alfa-ketoglutarat yaitu asam glutamate. Prinsip kerja

enzim GPT adalah sebagai berikut:

GPT L-Alanin + α Ketoglutarat Piruvat + L-Glutamat

LDH Piruvat + NADH + H+ Laktat + NAD+

GPT mengkatalisis pemindahan gugus amino dari alanin kepada

ketoglutarat untuk membentuk piruvat dan glutamat. Kemudian dengan

adanya NADH dan laktat dehidrogenase maka piruvat akan direduksi

menjadi laktat dan NAD. Reaksi diamati dengan mengikuti penurunan

absorbansi atau penurunan konsentrasi NADH pada panjang

gelombang 340 nm. Penurunan absorbansi ini proporsional dengan

aktivitas katalitik GPT (Laili, 2013).

……

15

2.4 Hubungan Antara Merokok dengan Kadar SGPT

Hubungan kebiasaan merokok dengan kadar SGPT yaitu dimana SGPT

akan lebih tinggi pada perokok secara signifikan dibandingkan dengan orang

yang bukan perokok. Hal ini terdapat perbedaan bermakna kadar SGPT

antara perokok dan bukan perokok. Senyawa kimia yang terkandung di

dalam rokok merupakan senyawa kimia berbahaya dan toksik bagi tubuh.

Beberapa diantaranya kandungan yang terdapat di dalam rokok ialah nikotin,

karbon monoksida, nitrit oksida, dan berbagai macam radikal bebas. Asap

rokok mengandung radikal bebas dalam jumlah yang sangat tinggi

diperkirakan dalam satu kali hisapan terdapat sepuluh molekul radikal bebas.

Radikal bebas merupakan atom sangat reaktif yang dapat memicu steres

oksidatif terhadap sel hepar. Paparan asap rokok terhadap perokok yang

bersifat menahun dapat menimbulkan kerusak sel yang bersifat kronik. Jadi

semakin lama sesorang memiliki kebiasaan merokok maka semakin tinggi

resiko menderita kerusakan hepar sehingga pada kondisi ini akan

meningkatkan kadar SGPT di dalam darah (Roza, Oenzil, Pertiwi, 2017).

2.5 Penelitian yang Dilakukan Oleh Peneliti Sebelumnya

Berdasarkan penelitian sebelumya yang diteliti oleh Roza, Oenzil dan

pertiwi dengan judul hubungan antara merokok dan tingkat aktivitas

aminotransferase serum pada pegawai kantor didapatkan jumlah

peningkatan kadar SGPT hanya dipengaruhi oleh jumlah rokok. Sedangkan

Penelitian Tanoeisan,mewo dan Kaligis pada tahun 2016 tentang gambaran

kadar Serum Glutamic Piruvat Transaminase (SGPT) pada perokok aktif

usia > 40 tahun didapatkan pada perokok katagori ringan-sedang berada

dalam batas normal, sedangkan pada perokok berat mengalami peningkatan

SGPT. Penelitian yang dilakukan Lomanorek, assa, mewo pada tahun 2016

……

16

Gambaran Kadar Serum Glutamic Oxaloacetic transaminase (SGOT) pada

perokok aktif usia >40 tahun dari 28 sampel yang diteliti semua kadar serum

SGOT di dapatkan normal.

17

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Kerangka Konseptual

Keterangan :

Tidak diteliti

Diteliti

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Gambaran Kadar SGPT (Serum Glutamic

Pyrupat Transaminase) pada Perokok aktif.

Nikotin

Perokok aktif

Rokok

Karbonmonoksida (Co) Tar

kadar oksigen

dalam darah

berkurang

Peroksidasi lipid Merusak paru-paru

Kerusakan membran sel hepar

Tes fungsi hati

Menimbulkan

masalah

pernapasan

Enzim transaminase

SGOT SGPT

Normal Meningkat

……

18

3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual

Disebut perokok aktif dikarenakan mengkonsumsi rokok secara rutin

walaupun itu cuman satu batang dalam sehari, atau orang yang menghisap

rokok walau tidak rutin sekalipun atau hanya sekedar mencoba dan cara

menghisap rokok cuma sekedar menghembuskan asap walau tidak diisap

masuk kedalam paru-paru. Rokok mengandung tar, nikotin,dan karbon

monoksida (CO). Tar dapat merusak paru-paru dan menimbulkan masalah

pernapasan. Karbomonoksida (Co) dapat menimbulkan kadar oksigen dalam

darah berkurang. Sedangkan nikotin dapat mengakibatkan peroksidasi lipid

oleh radikal bebas sehingga terterjadi kerusakan terhadap membran sel

hepar dan menyebabkan keluarnya ALT sehingga masuk kedalam darah.

Oleh karena itu, peneliti ingin melakukan penelitian tentang Gambaran Kadar

SGPT pada Perokok aktif dengan melakukan tes fungsi hati yang

mereaksikan enzim transaminase untuk mengetahui kadar SGPT normal

atau meningkat.

19

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.9 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan sesuatu yang sangat penting dalam

penelitian. Desain penelitian digunakan sebagai petunjuk dalam

merencanakan dan melaksanakan penelitian untuk mencapai suatu tujuan

atau menjawab pertanyan penelitian (Nursalam, 2011). Desain penelitian

yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif karena

hanya ingin mengetahui gambaran kadar SGPT pada perokok aktif di RT 07

desa Candimulyo Kabupaten Jombang

4.10 Waktu dan Tempat Penelitian

4.2.1 Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai dari perencanaan (penyusunan

proposal) sampai laporan terakhir yaitu dari bulan Maret 2018 sampai

bulan Agustus 2018.

4.2.1 Tempat penelitian

Penelitian ini pengambilan sampel dilakukan di RT 07 desa

Candimulyo Kabupaten Jombang sedangkan pemeriksaan kadar

SGPT pada perokok aktif dilakukan di Puskemas mojoagung

Kabupaten Jombang.

…….

20

4.3 Populasi Penelitian, Sampling dan Sampel

4.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang

akan diteliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh perokok aktif di RT 07 desa Candimulyo kabupaten jombang

yang berjumlah 36 orang.

4.3.2 Sampling

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah purposive sampling, yaitu metode penetapan sampel tertentu

yang dinilai sesuai dengan tujuan atau masalah penelitian dalam

sebuah populasi (Nursalam, 2008).

4.3.3 Sampel

Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan

dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010). Sampel

dalam penelitian ini adalah seluruh perokok aktif yang ada di RT 07

desa Candimulyo kabupaten jombang yang memenuhi kriteria inklusi

dan kriteria eksklusi.

Kriteria inklusi adalah keriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi

oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel, yang

termasuk kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:

1. Perokok aktif yang bersedia menjadi objek penelitian.

2. Lama merokok > dari 1 tahun

3. Menghabiskan rokok lebih dari satu bungkus /hari

Kriteria eksklusi adalah kriteria yang tidak diteliti atau populasi

yang tidak dapat diambil sebagai sampel, kriteria eksklusi dalam

penelitian ini sebagai berikut:

1.Perokok aktif yang menderita liver

…….

21

2. Orang yang mengkonsumsi obat deksametason

4.4 Kerangka Kerja (Frame Work)

Kerangka kerja merupakan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam

penelitian yang berbentuk kerangka hingga analisa data (Hidayat, 2010).

Gambar 4.1 Kerangka Kerja Gambaran Kadar SGPT Pada Perokok Aktif di RT

06 dan RT 07 desa Candimulyo Kabupaten Jombang

Identifikasi Masalah

Desain Penelitian

Deskriptif

Populasi Seluruh perokok aktif di RT 07 desa Candimulyo

kabupaten jombang yang berjmlah 36 orang

Sampling

Purposive Sampling

Sampel Sebagian perokok aktif di RT 07 dusun Candimulyo kabupaten

Jombang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi

Pengolahan Data

Editing, Coding, dan Tabulating

Analisa Data

Penyusunan Laporan Akhir

Penyajian Data

Penarikan Kesimpulan

…….

22

4.5 Variabel dan Definisi Operational Variabel

4.5.1 Variabel Penelitian

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau

ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tenyang

sesuatu konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2010). Variabel

pada penelitian ini adalah kadar SGPT pada perokok aktif di RT 07

desa Candimulyo Kabupaten Jombang.

4.5.2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel menurut Hidayat, 2010 adalah

mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan kriteria yang

diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi dan

pengukuran secar cermat terhadap suatu objek atau fenomena.

Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi

Operasio Nal

Parameter Alat Ukur

Skala Data

kriteria

Kadar SGPT pada perokok aktif di RT 07 desa Candimulyo kabupaten jombang.

Konsentrasi enzim transaminase yang diekskresikan oleh hepar pada orang yang merokok secara rutin setiap harinya dan dinyatakan dalam satuan U/L

Pemeriksaan Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT).

Fotometer -Lembar observasi

ordinal Normal : <35 U/L Meningkat : ≥35 U/L

…….

23

4.6 Instrumen Penelitian dan Pengumpulan Data

4.6.1 Instrumen Penelitian

1. Spuit 3Cc

2. Alkohol swab

3. Tourniquet

4. Tabung vacum

5. Plaster

6. Fotometer

4.6.2 Bahan Penelitian

1. Darah

2. Reagen :

a. Reagen 1 : Tris buffer (132,5 mmol/L), L-alanine (687,5) mmol/L),

LDH (≤ 2.300 u/L), sodium azide (0,095%).

b. Reagen 2 : Tris buffer, NADH, ketoglutarat, Sodium azide

(Apriani, 2011).

4.6.3 Prosedur Perijinan Penelitian

1. Meminta formulir permohonan surat pengantar penelitian kepada

admin prodi.

2. Mengisi formulir tersebut, kemudian meminta tanda tangan

pembimbing KTI.

3. Menyerahkan formulir tersebut kepada BAAK.

4. Melayangkan surat ijin penelitian kepada Dinas Kesehatab

Kabupaten Jombang.

5. Menunjukkan surat ijin dari Dinas Kesehatan Daerah Jombang

kepada prodi, kemudian prodi akan membuatkan surat pengantar

penelitian yang ditujukan kepada masing-msing tukang parkir yang

akan diteliti nantinya.

…….

24

6. Melakukan wawancara kepada responden untuk memastikan

responden termasuk kedalam kriteria penelitian.

7. Memberikan lembar persetujuan kepada responden dan menjelaskan

maksud dan tujuan peneltian dalam hal ini akan dilakukan tindakan

invasif yaitu pengambilan darah. Jika responden bersedia responden

harus menandatangani lembar persetujuan.

4.6.4 Prosedur Pengambilan Darah

1. Mempersiapan alat-alat yang diperlukan : Spuit, kapas alkohol 70%,

torniquet, plester, dan tabung.

2. Melakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah.

3. Meminta pasien meluruskan lengan, pilih lengan yang banyak

melakukan aktifitas.

4. Mendesinfeksi kulit sekitar tempat pengambilan darah (daerah vena

mediana cubiti) dengan alkohol 70% dan biarkan mengering.

5. Menusuk vena dengan posisi jarum 30° dari kulit, bila darah tampak

mengalir ke dalam spuit, segera melepaskan tourniquet dan

menarik pin ston pelan-pelan hingga didapatkan daarah sesuai

kebutuhan.

6. Mengeluarkan jarum dengan hati-hati kemudian menutup bekas

tusukan dengan kapas kering dan plaster (Firdaus, 2017)

4.6.5 Prosedur pembuatan serum

1. Memasukkan Darah kedalam tabung didiamkan selama 10-20

menit.

2. Memusingkan darah selama 15 menit dengan kecepatan 3000 rpm.

3. Memisahkan serum dari endapan sel darah merah dengan cara

dipipet dan ditampung dalam tabung reaksi yang bersih dan kering.

…….

25

4.6.6 Prosedur pemeriksaan SGPT(Serum Glutamic Pyruvic

Transaaminase)

1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan

2. Membuat monoreagen terlebih dahulu dengan menambahkan R1

tambah R2 dengan perbadingan 4/1 (R1 400 µl ditambah R2 100 µl

3. Menmastikan fotometer Microlab 300 dalam kondisi ready dengan

panjang glombang 340 nm dan suhu 37 *C kemudian pilih program

pemeriksaan SGPT

4. Memipet reagen SGPT sebanyak 500 µl dan menambah 50 µl

serum lalu campur sampai merata

5. Membaca kadar absorbansi pada alat fotometer dengan panjang

gelombang 546 nm

4.7 Teknik Pengolahan dan Analisa Data

4.7.1 Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, maka dilakukan pengolahan data melalui

tahapan Editing, Coding dan Tabulating.

1. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran

data yang diperoleh atau dikumpulkan (Hidayat, 2007).

Dalam editing ini akan diteliti:

a. Lengkapnya pengisian

b. Kesesuaian jawaban satu sama lain.

c. Relevansi jawaban.

d. Keseragaman data.

…….

26

2. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode terhadap data

yang terdiri atas beberapa kategori (Hidayat, 2007). Dalam

penelitian ini pengkodean sebagai berikut :

1) Responden

Responden no. 1 A1

Responden no. 2 A2

Responden no. 3 A3

2) Umur U

3) Lama merokok

1 – 5 tahun R1

5 – 10 tahun R2

> 10 tahun R3

4) Jumlah Rokok

Perokok Ringan (1-10) J1

Perokok Sedang (11-20) J2

Perokok Berat (>20) J3

3. Tabulating

Tabulating yakni membuat tabel-tabel data, sesuai dengan

tujuan penelitian atau yang diinginkan oleh penelti (Notoatmodjo,

2010). Data yang telah diperoleh dari hasil pemeriksaan terhadap

sampel dimasukkan ke dalam tabel-tabel, sesuai dengan jenis

variabel yang diolah.

4.7.2 Analisa Data

Analisa data merupakan kegiatan pengolahan data setelah data

terkumpul dari hasil pengumpulan data (Arikunto, 2008). Analisa data

dalam penelitian ini akan disajikan dalam bentuk tabel yang

…….

27

menunjukkan peningkatan kadar SGPT sehingga menggambarkan

karakteristik dan tujuan penelitian, dari masing-masing hasil yang

diperoleh akan dihitung dengan menggunakan rumus sebagi berikut :

Keterangan

P = persentase

ƒ = frekuensi hasil pemeriksaan peningkatan kadar SGPT

N = jumlah sampel yang diteliti

Setelah diketahui hasil persentase dari perhitungan kemudian

ditafsirkan dengan kriteria sebagai berikut:

a. 1% - 39% : sebagian kecil responden

b. 40% - 49% : hampir setengah responden

c. 50% : setengah responden

d. 51% - 75% : sebagian besar responden

e. 76% - 99% : hampir seluruh responden

f. 100% : keseluruhan responden. (Arikunto, 2010).

4.7.3 Penyajian Data

Penyajian data dalam penelitian ini akan disajikan dalam bentuk

tabel-tabel yang menunjukkan ada tidaknya kenaikan kadar SGPT

pada tukang parkir sehinggga menggambarkan karakteristik dan tujuan

penelitian. mengajukan permohonan pada instansi terkait untuk

mendapatkan persetujuan, setelah disetujui dilakukan pengambilan

data, dengan menggunakan etika sebagai berikut :

P = x 100 %

ƒ

N

…….

28

4.8 Etika Penelitian

Dalam penelitian ini mengajukan permohonan pada indtansi terkait

untuk mendapatkan persetujuan, setelah disetujui dilakukan pengambilan

data, dengan menggunakan etika sebagai berikut :

4.8.1 Informed consent (lembar persetujuan)

Informed consent diberikan sebelum penelitian dilakukan pada

subjek penelitian. Subjek diberi tahu tentang maksud dan tujuan

penelitian. Jika subjek bersedia menjadi responden, kemudian

menandatangani lembar persetujuan.

4.8.2 Anonimity (Tanpa nama)

Responden tidak perlu mencantumkan namanya pada lembar

pengumpulan data. Cukup menulis nomor responden atau inisial saja

untuk menjamin kerahasiaan identitas.

4.8.3 Confidentiality (Kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi yang diperoleh dari responden akan dijamin

kerahasiaannya oleh peneliti (Nursalam, 1014). Penyajian data atau

hasil penelitian hanya ditampilkan pada forum akademis.

29

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada perokok

aktif di RT 07 Desa Candimulyo Kabupaten Jombang, didapatakan hasil

berupa data umum dan dan data khusus. Data umum meliputi usia dan lama

merokok responden, riwayat penyakit liver responden, jumlah rokok yang di

konsumsi/hari responden dan kebiyasaan menkonsumsi obat responden

seperti deksamitason. Data khusus berupa data hasil SGPT (Serum

Glutamic Pyruvic Transaaminase) pada perokok aktif di RT 07 Desa

Candimulyo Kabupaten Jombang.

5.1.1 Data Umum

Data umum penelitian pada perokok aktif di RT 07 Desa

Candimulyo Kabupaten Jombang dapat diketahui sebagai berikut :

A) Karektristik responden berdasarkan usia

Berikut merupakan karektristik responden berdasarkan usia

pada perokok aktif di RT 07 Desa Candimulyo Kabupaten

Jombang yang diuraikan dalam tabel dibawah ini :

Tabel 5.1 Karektristik responden berdasarkan usia

No Usia Jumlah orang Persentase(%)

1 30- 40 tahun 6 100%

2 41-50 tahun 7 100%

3 51-60 tahun 4 100%

4 >60 tahun 3 100%

Jumlah 20 100%

Sumber : Data Primer 2018

…….

30

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan seluruhnya

responden memeiliki usia rata-rata 30 sampai 65 tahun yaitu

sebnyak 20 responden (100%).

B) Karektristik responden berdasarkan lama mengkonsumsi rokok

Berikut merupakan karektristik responden berdasarkan lama

mengkonsumsi rokok pada perokok aktif RT 07 Desa Candimulyo

Kabupaten Jombang yang diuraikan dalam tabel di bawah ini :

Tabel 5.2 Karektristik responden berdasarkan lama mengkonsumsi rokok

No Lama merokok Jumlah orang Persentase(%)

1 1-5 tahun 0 0%

2 >5 tahun 20 100%

Jumlah 20 100%

Sumber : Data Primer 2018

Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan bahwa seluruh

responden memiliki lama merokok lebih dari 5 tahun dengan rata-

rata usianya 33 samapai 30 samapai 65 tahun yaitu sebnyak 20

responden (100%)

C) Karektristik responden berdasarkan jumlah rokok yang di

konsumsi /hari

Berikut merupakan karektristik responden berdasarkan

jumlah rokok yang dikonsumsi/hari di RT 07 Desa Candimulyo

Kabupaten Jombang yang diuraikan dalam tabel dibawah ini :

Tabel 5.3 Karektristik responden berdasarkan jumlah rokok yang dikonsumsi /hari

No Jumlah rokok yang dikomsumsi/hari

Jumlah orang

Persentase (%)

1 1-10 batang/hari 0 0%

2 11-20 batang/hari 20 100%

3 >20 batang/hari 0 0%

Jumlah 20 100%

Sumber : Data Primer 2018

…….

31

Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan seluruh responden

mengkonsumsi rokok 11-20 batang/hari yaitu sebanyak 20

responden (100%)

D) Karaktristik responden berdasarkan riwayat penyakit liver

Berikut merupakan karektristik responden berdasarkam

riwayat penyakit liver pada perokok aktif di RT 07 Desa

Candimulyo Kabupaten Jombang yang diuraikan dalam tabel di

bawah ini :

Tabel 5.4 Karektristik responden berdasarkan riwayat penyakit liver

No Riwayat penyakit liver Jumlah orang Persentase(%)

1 Ya 0 0%

2 Tidak 20 100%

Jumlah 20 100%

Sumber : Data Primer 2018

Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan seluruh responden tidak

memiliki penyakit liver yaitu sebanyak 20 responden (100%).

5.1.2 Data Khusus

Data khusus dalam penelitian adalah kadar SGPT (Serum

Gutamic Pyruvic Transaaminase) pada perokok aktif di RT 07 Desa

Candimulyo Kbupaten Jombang yang diuraikan dalam tabel dibawah

ini :

Tabel 5.5 Karaktristik responden berdasarkan kadar SGPT (Serum Gutamic Pyruvic Transaaminase)

No Kadar SGPT U/L Jumlah orang Persentase(%)

1 Normal 20 100%

2 Tidak normal 0 100%

Jumlah 20 100%

Sumber : Data Primer 2018

Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan kadar SGPT (Serum Glutamic

Pyruvic Transaaminase) semua responden normal yaitu sebanyak 20

…….

32

responden (100%) berdasarkan buku panduan nilai normal

laboratorium mojoagung yaitu 40 U/L

5.2 Pembahasan

Pada penelitian ini terdapat subjek penelitian sebanyak 20 orang

yang bersedia menjadi responden. Hasil pemeriksaan laboratorium kadar

serum SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaaminase) pada 20 responden

menunjukkan seluruhnya memiliki kadar SGPT (Serum Glutamic Pyruvic

Transaaminase) normal. Dari hasil tersebut diketahui bahwa tidak terjadi

kerusakan fungsi hati pada responden yang merokok di RT 07 Desa

Candimulyo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang.

Menurut peneliti ada banyak faktor yang menyebabkan nilai SGPT

pada seluruh responden normal salah satunya adalah jumlah rokok. Dalam

penelitian ini responden yang diambil adalah para perokok aktif yang masuk

kriteri sedang yaitu mengkonsumsi rokok diantara 11 – 20 batang perhari.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Alhibrii Abdrabo,

dan Lutfi terjadi peningkatan SGPT (Serum Glutamic Pyruvic

Transaaminase) secara signifikan dapat terjadi pada perokok aktif.

Peningkatan kadar SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaaminase) secara

signifikan terjadi pada perokok berat, tetapi tidak pada perokok ringan dan

sedang. Toksisitas suatu zat ditentukan oleh besarnya paparan atau jumlah

rokok yang dikonsumsi. Semakin banyak jumlah rokok yang dikonsumsi

maka semakin tinggi resiko terkena berbagai macam penyakit.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh tanoeisan dkk tahun

2016 menunjukkan hasil lebih dari setengah (75%) sampel memiliki kadar

SGPT yang normal dan termasuk perokok ringan - sedang. Sebagian (25%)

…….

33

sampel mengalami peningkatan SGPT karena beberapa sampel ini setiap

hari mengkonsumsi ≥ 40 batang rokok.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh safithri tahun 2018 Hati

merupakan organ yang besar didalam tubuh manusia yang mempunyai

kemampuan regenerasi yang luar biasa. Dimana kemampuan regenerasi ini

terjadi sepanjang usia manusia. Terapi fibrosis hati yang berkembang saat

ini lebih banyak terfokus pada bagaimana mengobati sel/ jaringan yang sakit

berdasarkan patogenesis dan merupakan potensi sel-sel sehat. Sel sehat ini

masih mempunyai potensi untuk regenerasi dan memperbaiki daerah yang

sakit. Bila kedua hal ini dapat dilakukan bersama-sama maka akan

mempercepat proses regenerasi hati. pada saat hati mengalami kerusakan

sel stelata, sel punca endogen, sel Kupfer, akan mengeksplorasi kontribusi

hepatosit dan enzim proteolitik pada proses homeostasis dan perbaikan hati

khususnya pada kondisi fibrosis.

Asap rokok dapat memicu terbentuknya radikal bebas. Bahan baku

rokok seperti tar, nikotin, dan karbonmonoksida merupakan toksik utama

yang dapat memicu terbentuknya radikal bebas. Asap rokok yang

mengandung zat kimia akan dibawa ke paru-paru kemudian aliran darah

akan mendistribusikan ke seluruh tubuh. Salah satu enzim di hati mengikat

zat kimia dalam rokok dan bisa menyebabkan kanker. Enzim ini akan keluar

dari sel hepar apabila sel hepar mengalami kerusakan sehingga dengan

sendirinya akan menyebabkan peningkatan kadarnya dalam serum darah.

Merokok menyebabkan peroksidasi lipid yang menyebabkan kerusakan

membran sel normal dari hepar. Bila terjadi kerusakan sel hepar, akan terjadi

peningkatan SGPT dan SGOT pada perokok dibandingkan bukan perokok

(Tanoeisan, Mewo, Kaligis, 2016).

34

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan di RT 07 Desa

Candimulyo Kabupaten Jombang dapat disimpulkan bahwa seluruh perokok

aktif memiliki nilai kadar SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaaminase)

normal.

6.2 Saran

1. Bagi masyarakat

Kepada seluruh masyarakat disarankan untuk mengurangi

mengkonsumsi rokok dan melakukan gaya hidup sehat dengan cara

mengatur pola makan dan rajin olahraga.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan dapat melanjutkan penelitian lanjutan gambaran kadar

SGPT(Serum Glutamic Pyruvic Transaaminase) pada perokok

3. Bagi institusi

Diharapkan bagi dosen dan mahasiswa agar memberikan peyuluhan

kepada masyarakat mengenai bahaya dalam mengkonsumsi rokok.

…….

35

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Masita, Nur., 2017, Analisa pengaruh konsumsi rokok terhadap

produktivitas tenaga kerja di indonesi. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas

Negri Yogyakarta,2017

Apriyani, S. 2011. Karakterisasi Komproses Pragelatinisasi Pati Singkong Fosfat

dan Karaginan Sebagai Eksipien Farmasi. Skripsi. Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia. Depok.

Arikunto, S., 2010 Prosedur Penelitian: Suatu Pendektan Praktik. Penerbit

Yudisthira PT Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2008. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Diana Puspitasari. 2009. Analisis pengaruh CAR, NPL, PDN, NIM, BOPO, LDR

Fathiyah Safithri, 2018. Mekanisme Regenerasi Hati secara Endogen pada

Fibrosis Hati

Hidayat, Alimul. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data.

Jakarta: Salemba Medika.

Hidayat, A., 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan Pradigma Kuantitatif, Health

Books, Jakarta.

Kendran Anak AS, Arjana Anak AG, Pradnyantari Anak ASI, 2017, Aktivitas

Enzim Alanine-Aminotransferase dan Aspartate Aminotransferase pada

Tikus Putih Jantan yang Diberi Ekstrak Buah Pinang, Universitas

Udayana, Volume 9 No. 2: 132-138. Agustus 2017.

Kumala Sari hesty, Budirahardjo Roedy, Sulistyani Erna, 2015, Kadar Serum

Glutamat Piruvat Transaminase (SGPT) pada Tikus Wistar (Rattus

norvegicus) Jantan yang Dipapar Stresor Rasa Sakit berupa Electrical Foot

Shock selama 28 Hari, Universitas Jember e-Jurnal Pustaka Kesehatan,

vol. 3(no 2.), Mei, 2015

Laili Ulfiatul, 2013, Pengaruh pemberian temulawak (curcuma xanthorrhiza

Roxb)dalam bentuk kapsul terhadap kadar SGPT ( Serum Glutamat Piruvat

Transaminase ) dan SGOT ( Serum Glutamat Oksaloasetat Transaminase

) pada orang sehat Yogyakarta: skripsi jurusan pendidikan kimia Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta

2013.

Lomanorek Vania Y, Assa Youla A, Mewo Yanti M, 2016 Gambaran kadar

serum glutamic oxaloacetic transaminase (SGOT) pada perokok aktif usia

> 40 tahun Manado : Fakultas Universitas Sam Ratulangi Manado . jurnal

e-Biomedik (eBm) vol 4 no. 1 th 2016

Meranai puspita s. 2014, Perilaku Merokok dikalangan anak sekolah dasar

(Studi Kasus : Desa Talang Pito, Kecamatan Bermani Ilir, Kabupaten

Kepahiang, Propinsi Bengkulu). Fakultas ilmu sosial dan ilmu politik

universitas Bengkulu 2014.

…….

36

Notoatmojo, S., 2010 Metodologi Penelitian Kesehatan Rinek cipta. Jakarta.

Nursalam. (2014). Manajemen keperawatan aplikasi dalam praktik

keperawatan profesional edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. 2011. Konsep an penerapan metodologi penelitian ilmu

keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Roza Yelpi Novita, Oenzil Padil, Pertiwi Dian, 2017 Hubungan antara merokok

dan tingkat aktivitas aminotransferase serum pada pegawai kantor. Padang

:Fakultas Kedokteran Universitas andalas padang, Jurnal Kesehatan

Andalas, 2017.

Rusman, 2017, gambaran sgot dan sgpt pada penderita demam berdarah di

rumah sakit Columbia asia medan: skripsi fakultas biologi universitas

medan area medan 2017.

Sapna meizun, 2016, kadar kalsium darah pada perokok aktif (studi di RT 04/RW

02 Dusun Candimulyo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang. KTI

Program studi diploma III Analis kesehatan insan cedekia medika jombang

2016.

Simarmata Sondang,2012, perilaku merokok pada siswa-siwi madrasah

tasnawiyah negri model kuok kecamatan bangkinang baret kabupaten

Kampar provinsi riau: skripsi fakultas kesehatan masyarakat program studi

serjana kesehatan masyarakat depok juni 2012.

Sirih Gabrielle E. . Engka Joice N. Sylvia R. Marunduh SylviaR. 2017,

Hubungan Merokok dan Kadar Leukosit pada Perokok Kronik, Manado:

Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado Jurnal e-

Biomedik (eBm), Volume 5, Nomor 2, Juli-Desember 2017

Syarif Edan Jayati, 2015, visualisasi deposit logam berat timbel (pb) pada organ

hati ikan bandeng (chanos-chanos) dengan pewarnaan rhodizonate melalui

metode histoteknikMakasar : Skripsi fakultas kedokteran universitas

hasanudin makasar 2015

Syifaiyah Baiq, 2008, pengaruh pemberian ekstrak daun pegagan (centela

asiatica) terhadap kadar sgpt dan sgot hati mencit (mus musculus) yang

diindukasi dengan parasetamo, Malang: .Fakultas sains dan teknologi

universitas islam negri malang 2008

Tanoeisan Angelina P. Mewo Yanti M. Kaligis Stefana H.M. 2016, Gambaran

kadar serum glutamic pyrupic transaminase (SGPT) pada perokok aktif

usia > 40 tahun,Manado: skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam

Ratulangi Manado.

Yulisa Tria, 2014, pengaruh ekstrak daun honje (Etlingera hemisphaerica)

terhadap morfologi hati dan ginjal mencit (Mus musculus) akibat toksisitas

merkuri klorida (HgCl2) serta implementasinya sebagai media

…….

37

pembelajaran biologi SMA 2014, Bengkulu: Skrifsi Fakultas keguruan dan

ilmu pendidikan Universitas Bengkulu2014.

…….

38

Lampiran 1

INFORMED CONCENT

1. Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden Penelitian:

GAMBARAN KADAR SGPT (Serum Glutamic Pyrupic Transaminase) PADA

PEROKOK AKTIF

(Studi di RT 07 Desa Candimulyo Kabupaten jombang )

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Umur/tanggal lahir :

Alamat :

Menyatakan bersedia dan mau berpartisipasi menjadi responden

penelitian yang akan dilakukan oleh Muhtar Sidi, mahasiswa semester VI

dari Program Studi Diploma III Analis Kesehatan STIKes ICMe Jombang.

Demikian pernyataan ini saya tanda tangani untuk dapat dipergunakan

seperlunya.

Jombang, juli 2018

Responden

…….

39

Lampiran 2

LEMBAR KUESIONER

2. IDENTITAS RESPONDEN

No. Responden : ........................................................................

Nama : ........................................................................

Umur : ........................................................................

Jenis kelamin : ........................................................................

Alamat : ........................................................................

Daftar Pertanyaan :

1. Berapa lama mengkonsumsi rokok

a. 1-5 tahun

b. ˃5 tahun

2. Riwayat penyakit hati

a. iya

b. tidak

3. Jumlah rokok yang dikonsumsi/ hari

a. 1- 10 batang/hari

b. 11-19 batang/hari

c. >20 batang/hari

…….

40

Lampiran 3

LEMBAR OBSERVASI

PEMERIKSAAN KADAR SGPT PADA PEROKOK AKTIF RT 07 DECA

CANDIMULYO KABUPATEN JOMBANG

(Studi di Puskesmas mojoagung )

Responden Hasil Pemeriksaan Kategori

X1 33 U/L Normal

X2 30 U/L Normal

X3 15 U/L Normal

X4 19 U/L Normal

X5 19 U/L Normal

X6 30 U/L Normal

X7 33 U/L Normal

X8 19 U/L Normal

X9 14 U/L Normal

X0 16 U/L Normal

X1 17 U/L Normal

X2 19 U/L Normal

X3 19 U/L Normal

X4 17 U/L Normal

X5 13 U/L Normal

X16 24 U/L Normal

X17 18 U/L Normal

X18 10 U/L Normal

X19 11 U/L Normal

X20 22 U/L Normal

…….

41

Lampiran 4

TABULASI HASIL PEMERIKSAAN

JUMLAH LEUKOSIT PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG

TIDAK TERKONTROL

(Studi di Puskesmas Bareng Kabupaten Jombang)

Responden Umur Jumlah rokok yang

dikonsumsi/hari Lama merokok

Hasil SGPT, (u/l)

Katagori

X1 U2 J1 R2 33 u/l n

X2 U1 J1 R2 30 u/l n

X3 U1 J1 R2 15 u/l n

X4 U1 J1 R2 19 u/l n

X5 U1 J1 R2 19 u/l n

X6 U2 J1 R2 30 u/l n

X7 U2 J1 R2 33 u/l n

X8 U1 J1 R2 19 u/l n

X9 U1 J1 R2 14 u/l n

X10 U1 J1 R2 16 u/l n

X11 U1 J1 R2 17 u/l n

X12 U1 J1 R2 19 u/l n

X13 U1 J1 R2 19 u/l n

X14 U1 J1 R2 17 u/l n

X15 U1 J1 R2 13 u/l n

X16 U2 J1 R2 24 u/l n

X17 U1 J1 R2 18 u/l n

X18 U1 J1 R2 10 u/l n

X19 U1 J1 R2 11 u/l n

X20 U2 J1 R2 22 u/l n

Keterangan : J1 : 1 -10 batang N : nomal

J2 : 11 – 20 batang T : tinggin

J3 : > 20 Batang

U1 : < 60 tahun

U2 : ≥60 tahun

R1 : 1 -5 tahun

R2 :> 5 tahun

…….

42

Lampiran 5

…….

43

Lampiran 6

…….

44

Lampiran 7

…….

45

…….

46

…….

47

Lampiran 10

DOKUMENTASI PENELITIAN

1. Alat dan Bahan

a. Torniquet

b. Plaster

c. Spuit

d. Kapas Alkohol

e. Alat pemeriksaan SGPT

f. Reagen SGPT

…….

48

g. Pengambilan sampel darah

h. Serum yang didapat setelah centrifuge

i. Menghomogenkan reagen SGPT dengan serum

j. Pemeriksaan SGPT