GAMBARAN INOVASI TEKNOLOGI PRODUKSI UKM...Dalam kertas kerja ini, penulis melakukan penelitian untuk...

69
GAMBARAN INOVASI TEKNOLOGI PRODUKSI UKM (Studi Kasus pada Usaha “Sehati” di Salatiga Jawa Tengah) Oleh: ANDREE NARWOTO NIM : 212009013 KERTAS KERJA Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi FAKULTAS :EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI :MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2013

Transcript of GAMBARAN INOVASI TEKNOLOGI PRODUKSI UKM...Dalam kertas kerja ini, penulis melakukan penelitian untuk...

  • GAMBARAN INOVASI TEKNOLOGI PRODUKSI UKM

    (Studi Kasus pada Usaha “Sehati” di Salatiga Jawa Tengah)

    Oleh:

    ANDREE NARWOTO

    NIM : 212009013

    KERTAS KERJA

    Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika Dan Bisnis

    Guna Memenuhi Sebagian Dari

    Persyaratan – Persyaratan Untuk Mencapai

    Gelar Sarjana Ekonomi

    FAKULTAS :EKONOMIKA DAN BISNIS

    PROGRAM STUDI :MANAJEMEN

    FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

    UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

    SALATIGA

    2013

  • ii

  • iii

  • iv

    MOTTO

    “Semua mimpi kita akan menjadi nyata – apabila

    kita berani mengejarnya”

    (Walt Disney)

  • v

    ABSTRACT

    Nowadays, most of businesses in Indonesia are SMEs (Small and Medium Entreprises).

    A growing number of SMEs cause thougher competition. Innovation is one of the

    solutions of these problem. Some SMEs have developed the innovation on the final

    products. This research was aimed to find out the interesting sides of innovation on the

    production technology which are rarely done by using 4P‟s Creativity approach. This

    research used qualitative methods with the research object was “Sehati” business in

    Salatiga Central Java, which is one of the snack-making business. The result of this

    research was innovation of production technology on “Sehati” business can be

    reviewed from the perspective of Person or personality, Press or urge to innovation,

    Process of innovation that has been done, and Product or the end result of innovation

    that has been created. In addition, innovation of production technology bring the

    benefits for increasing effectiveness and efficiency of production, as well as bringing

    benefits for other people as a medium of learning and inspiration.

    Keywords: Innovation, technology, creativity, SMEs

  • vi

    SARIPATI

    Saat ini, sebagian besar bisnis yang terdapat di Indonesia merupakan UKM (Usaha

    Kecil dan Menengah). Jumlah UKM yang semakin bertambah menyebabkan persaingan

    usaha semakin ketat. Inovasi merupakan salah satu solusi dari masalah ini. Beberapa

    UKM telah mengembangkan inovasi pada produk akhir. Penelitian ini dilakukan dengan

    tujuan untuk mengetahui sisi menarik inovasi teknologi produksi pada UKM yang

    jarang dilakukan dengan menggunakan pendekatan 4P Kreativitas. Penelitian ini

    menggunakan metode kualitatif dengan obyek penelitian usaha “Sehati” di Salatiga

    Jawa Tengah yang menghasilkan produk makanan ringan. Hasil dari penelitian ini

    adalah inovasi teknologi produksi pada usaha “Sehati” dapat ditinjau dari sudut pandang

    Person atau kepribadian, Press atau dorongan untuk berinovasi, Process atau proses

    inovasi yang dilakukan, dan Product atau hasil akhir dari inovasi yang telah diciptakan.

    Selain itu, inovasi teknologi produksi yang dilakukan membawa manfaat bagi

    peningkatan efektifitas dan efisiensi produksi, serta membawa manfaat bagi orang lain

    sebagai media belajar dan inspirasi.

    Kata kunci: Inovasi, teknologi, kreativitas, UKM

  • vii

    KATA PENGANTAR

    Inovasi merupakan salah satu hal terpenting di dalam perjalanan sebuah bisnis,

    tidak terkecuali bagi bisnis dengan level UKM (Usaha Kecil dan Menengah).

    Keunggulan kompetitif merupakan hal yang dapat diraih dengan penerapan inovasi.

    Bagi UKM, inovasi tidak hanya terbatas pada inovasi produk yang banyak dilakukan,

    namun juga dapat berupa inovasi teknologi produksi.

    Dalam kertas kerja ini, penulis melakukan penelitian untuk mendapatkan

    gambaran inovasi teknologi produksi yang dilakukan oleh usaha “Sehati” Salatiga.

    Penulis tertarik untuk meneliti usaha ini karena pemilik usaha “Sehati” merupakan

    sedikit dari pengusaha yang sekaligus inovator teknologi produksi pada level UKM di

    kota Salatiga. Inovasi pada teknologi produksi yang telah dilakukan juga membawa

    banyak manfaat.

    Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan untuk penelitian

    selanjutnya dan bahan masukan bagi pihak-pihak terkait. Akhir kata penulis

    mengucapkan terima kasih.

    Salatiga, 1 Mei 2013

    Penulis

  • viii

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Di dalam kertas kerja ini penulis tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih

    kepada berbagai pihak yang telah banyak memberikan dukungan dan doa kepada

    penulis selama pembuatan kertas kerja ini. Secara khusus ucapan terima kasih penulis

    sampaikan kepada:

    1. Ibu Ir. Lieli Suharti, MM, Ph.D, selaku pembimbing yang telah membimbing

    penulis sejak awal sampai terselesaikannya kertas kerja ini dengan baik.

    2. Bapak Hari Sunarto,S.E, MBA, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ekonomika

    dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.

    3. Ibu Roos Kities Andadari, S.E, MBA, Ph.D, selaku Ketua Program Studi

    Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya

    Wacana.

    4. Bapak Prof. Christantius Dwiatmaja, S.E., ME, Ph.D, selaku dosen wali studi

    penulis.

    5. Seluruh staf pengajar Fakultas Ekonomika dan Bisnis yang telah membekali

    penulis ilmu dan pengalaman yang sangat bermanfaat selama penulis

    menempuh pendidikan di Universitas Kristen Satya Wacana.

    6. Bapak Eko Susilo yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian

    terhadap beliau dan usaha “Sehati” milik beliau selama beberapa waktu.

    7. Kedua orang tua dan adik-adik penulis yang telah memberi dukungan berupa

    semangat dan doa kepada penulis untuk menyelesaikan pendidikan.

    8. Sari Sulis Setyaningsih yang selalu memberikan dukungan dan motivasi

    dalam penyelesaian kertas kerja ini.

  • ix

    9. Seluruh fungsionaris Kelompok Studi Manajemen (KSM) angkatan 2008-

    2011 yang telah bersama-sama dengan penulis belajar berorganisasi dalam

    suka dan duka selama tiga tahun.

    10. Korps Asisten Fakultas Ekonomika dan Bisnis yang telah memberikan

    pengalaman mengajar kepada penulis selama perkuliahan.

    11. Sahabat-sahabat selama penulis berkuliah di Fakultas Ekonomika dan Bisnis

    Universitas Kristen Satya Wacana; Edy, Handoko, Lina, Hendy; serta sahabat-

    sahabat FEB angkatan 2009 lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu

    per satu.

    Salatiga, 1 Mei 2013

    Penulis

  • x

    DAFTAR ISI

    Halaman Judul .......................................................................................................... i

    Surat Pernyataan Keaslian Skripsi ........................................................................... ii

    Halaman Pengesahan ............................................................................................... iii

    Moto ......................................................................................................................... iv

    Abstract .................................................................................................................... v

    Saripati ..................................................................................................................... vi

    Kata Pengantar ......................................................................................................... vii

    Ucapan Terima Kasih ............................................................................................... viii

    Daftar Isi................................................................................................................... x

    Daftar Tabel ............................................................................................................. xii

    Daftar Gambar .......................................................................................................... xiii

    Daftar Diagram......................................................................................................... xiv

    Daftar Lampiran ....................................................................................................... xv

    1. Pendahuluan ....................................................................................................... 16

    2. Telaah Teoritis .................................................................................................... 19

    2.1 Pengertian Inovasi ......................................................................................... 19

  • xi

    2.2 Pendekatan 4P Kreativitas ............................................................................. 20

    2.3 Manfaat Inovasi ............................................................................................. 28

    3. Metode Penelitian ............................................................................................... 29

    4. Hasil dan Pembahasan ....................................................................................... 31

    4.1 Gambaran Obyek Penelitian .......................................................................... 31

    4.2 Ciri-Ciri Kepribadian Kreatif Pemilik Usaha “Sehati” ................................. 34

    4.3 Faktor-Faktor Pendorong Inovasi Pemilik Usaha “Sehati” ........................... 37

    4.4 Proses Inovasi Teknologi Pemilik Usaha “Sehati” ........................................ 42

    4.5 Hasil Inovasi Teknologi Usaha “Sehati” ....................................................... 47

    4.6 Manfaat Inovasi Teknologi Usaha “Sehati” .................................................. 52

    5. Penutup ............................................................................................................... 57

    5.1 Kesimpulan .................................................................................................... 57

    5.2 Saran .............................................................................................................. 59

    5.3 Keterbatasan Penelitian ................................................................................. 60

    Daftar Pustaka ........................................................................................................ 61

    Daftar Riwayat Hidup Penulis .............................................................................. 67

  • xii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1. Ciri-Ciri Orang Kreatif Menurut Beberapa Ahli........................................ 21

    Tabel 2. Jenis dan Variasi Produk Usaha “Sehati” .................................................. 32

    Tabel 3. Riwayat Pemilik Usaha “Sehati” ............................................................... 33

    Tabel 4. Mesin Hasil Inovasi Terobosan.................................................................. 47

    Tabel 5. Mesin Hasil Inovasi Inkremental 1 ............................................................ 48

    Tabel 6. Mesin Hasil Inovasi Inkremental 2 ............................................................ 49

    Tabel 7. Mesin Hasil Inovasi Inkremental 3 ............................................................ 50

    Tabel 8. Mesin Hasil Inovasi Inkremental 4 ............................................................ 51

    Tabel 9. Mesin Hasil Inovasi Inkremental 5 ............................................................ 51

    Tabel 10. Perbandingan Kualitas Produk Antara Sebelum dan Sesudah Penggunaan

    Mesin ........................................................................................................................ 53

    Tabel 9. Manfaat Inovasi Bapak Eko Susilo Bagi Karyawan Usaha “Sehati” dan

    Masyarakat Sekitar ................................................................................................... 56

  • xiii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1. Mesin Peniris Minyak ............................................................................ 47

    Gambar 2. Sensor Pengontrol Panas Minyak Goreng .............................................. 48

    Gambar 3. Mesin Pelumur Bumbu ......................................................................... 49

    Gambar 4. Mesin Pelumur Tepung ......................................................................... 49

    Gambar 5. Mesin Ayak ............................................................................................ 49

    Gambar 6. Mesin Pembersih Kotoran Kedelai ........................................................ 51

  • xiv

    DAFTAR DIAGRAM

    Diagram 1. Inovasi Terobosan Bapak Eko Susilo ................................................... 44

    Diagram 2. Inovasi Inkremental Bapak Eko Susilo ................................................. 46

  • xv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1. Daftar Pertanyaan ................................................................................ 64

  • 16

    1. Pendahuluan

    Saat ini, UKM (Usaha Kecil dan Menengah) memegang peranan penting di

    dalam perekonomian Indonesia. Gerakan Kewirausahaan Nasional yang

    dicanangkan pemerintah Indonesia pada tahun 2011 merupakan bukti bahwa

    pemerintah sadar, kewirausahaan adalah solusi bagi banyaknya pengangguran

    yang masih menjadi masalah serius di Indonesia. Untuk pengusaha-pengusaha di

    sektor UKM, selain bertujuan untuk dapat mandiri secara ekonomi, UKM

    bertujuan untuk lebih banyak menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain.

    Sesuai dengan data Kementerian Koperasi dan UKM, jumlah UKM di Indonesia

    tercatat sebanyak 55,206 juta unit usaha atau 99,99% dari total pelaku usaha yang

    jumlahnya sebanyak 55,211 juta unit usaha (http://www.depkop.go.id/, 2012).

    Jumlah ini berpotensi terus berkembang, apalagi ditunjang dengan kenyataan

    bahwa rata-rata pengusaha baru memulai bisnisnya dari level UKM. Muharram

    dalam Sulistiyo (2012) mengatakan bahwa pada tahun 2012, jumlah pengusaha

    pencipta lapangan kerja di Indonesia bertumbuh ke angka 1,56% dari jumlah

    penduduk, yang tadinya hanya 0,24% di tahun 2009.

    Dengan jumlah UKM yang bertambah terus setiap tahunnya, banyak UKM

    yang terlibat di dalam persaingan secara langsung, karena sangat terbuka

    kemungkinan banyak UKM menghasilkan produk yang sejenis. Berdasarkan hal

    ini dibutuhkan inovasi sebagai pembeda. Inovasi adalah kemampuan untuk

    menerapkan solusi kreatif terhadap permasalahan dan peluang untuk

    meningkatkan atau untuk memperkaya kehidupan orang-orang (Zimmerer, 2008,

    p.57). Inovasi mutlak diperlukan, tidak terkecuali dalam ranah UKM. Menurut

    Wijayanti dan Puspitasari mengutip Mc.Grath et al. (1996), inovasi di dalam suatu

    usaha dapat menjadi sumber keunggulan kompetitif dibandingkan dengan pesaing.

    http://www.depkop.go.id/,

  • 17

    Selain itu, inovasi juga merupakan inti dari semangat kewirausahaan, dimana

    seorang pengusaha harus senantiasa berubah dengan inovasi untuk mencapai

    kesuksesan yang lebih dalam bisnis (Adhi dan Bawono, 2009, p.72).

    Dari penelitian yang dilakukan oleh Wijayanti dan Puspitasari (2005),

    diperoleh hasil bahwa sebagian besar jenis inovasi yang dilakukan oleh UKM

    adalah inovasi produk, yaitu dengan penciptaan produk-produk baru untuk dijual.

    Ini ditegaskan oleh hasil penelitian yang sama dari Nugroho (2009) bahwa inovasi

    pada UKM mayoritas berfokus pada produk yang langsung bersinggungan dengan

    konsumen. Contoh paling nyata dapat ditemukan pada bisnis makanan, dimana

    banyak usaha berlomba-lomba dalam memproduksi makanan jenis baru ataupun

    varian baru demi menarik konsumen. Hasil penelitian Nugroho (2009) juga

    menunjukkan bahwa hanya 30% UKM yang melakukan inovasi dalam proses

    produksi. Ini menunjukkan bahwa inovasi proses produksi masih jarang dilakukan

    oleh UKM. Hasil penelitian Ellitan (2006) bahwa strategi dan bentuk inovasi yang

    tepat dapat meningkatkan kinerja finansial dan kinerja perusahaan secara

    keseluruhan. Hasil ini menunjukkan bahwa inovasi proses produksi juga dapat

    menjadi salah satu elemen penting di dalam keberhasilan usaha. Di dalam dunia

    usaha, inovasi proses produksi dapat berwujud inovasi teknologi. Contoh yang ada

    saat ini adalah mesin pembuat rengginang (Triwitono, 2011) dan mesin pembuat

    kerupuk (Maksindo, 2004) yang dijual. Walaupun sedikit, pencipta inovasi

    teknologi produksi pada UKM tetap dapat menunjukkan eksistensinya. Artikel

    koran Kompas (2 Agustus 2010) berjudul “Inovasi „Nakal‟ Eko Susilo”

    membuktikan hal ini. Dijelaskan bahwa Bapak Eko Susilo sebagai pemilik dari

    usaha “Sehati” melakukan inovasi dengan cara menciptakan mesin-mesin produksi

    untuk produksi makanan ringan. Usaha “Sehati” merupakan sebuah UKM yang

  • 18

    bergerak dalam usaha pembuatan makanan ringan berbahan baku kacang-

    kacangan. Inovasi yang dilakukan berawal dari ketidaksengajaan dan proses

    berpikir yang unik. Bapak Eko Susilo mampu menciptakan mesin-mesin produksi

    yang sangat inovatif sehingga menghasilkan proses produksi yang efektif dan

    efisien. Beliau telah mendapatkan pengakuan atas inovasinya, yaitu masuk ke

    dalam 10 besar lomba kreativitas alat tingkat Jawa Tengah tahun 2010 (Kompas, 2

    Agustus 2010).

    Untuk melihat inovasi pada sebuah usaha, dapat digunakan berbagai

    pendekatan. Munandar (2009) mengatakan bahwa salah satu pendekatan yang

    digunakan untuk melihat sebuah inovasi adalah pendekatan 4P Kreativitas. Dalam

    pendekatan ini, inovasi dan kreativitas merupakan dua hal yang saling berkaitan

    dan tidak dapat dipisahkan. Di dalam pendekatan 4P Kreativitas, inovasi dilihat

    dari dimensi Person, Press, Process, serta Product. Aspek Person melihat

    kreativitas dari sudut pandang pribadi individu yang melakukan inovasi. Aspek

    Press melihat dorongan apa saja yang membuat seseorang kreatif dan mampu

    melakukan inovasi. Aspek Process melihat proses kreatif yang dilakukan untuk

    dapat menghasilkan sebuah inovasi. Sedangkan aspek Product melihat hasil akhir

    dari inovasi yang telah dilakukan.

    Berdasarkan latar belakang di atas, maka studi ini akan meneliti gambaran

    inovasi di dalam usaha “Sehati” milik Bapak Eko Susilo. Keunikan dari mesin-

    mesin inovasi Bapak Eko Susilo serta proses penciptaannya merupakan hal yang

    menarik dari penelitian ini. Inovasi beliau akan diuraikan dengan menggunakan

    pendekatan 4P Kreativitas. Segi Person Bapak Eko Susilo akan diketahui dari ciri-

    ciri kepribadian kreatif yang dimiliki olehnya. Press diketahui dari faktor-faktor

    pendorong inovasinya. Pada aspek Process dibahas mengenai proses dari awal

  • 19

    sampai akhir yang dilakukan Bapak Eko Susilo ketika melakukan inovasi. Product

    akan membahas mengenai seluk beluk mesin-mesin inovasi Bapak Eko Susilo.

    Manfaat inovasi juga akan dibahas untuk mengetahui sejauh mana inovasi Bapak

    Eko Susilo dapat bermanfaat bagi berbagai pihak. Dengan demikian,

    permasalahan-permasalahan yang akan diangkat di dalam penelitian ini adalah

    sebagai berikut:

    1. Apa sajakah ciri-ciri kepribadian kreatif yang menonjol yang dimiliki

    oleh pemilik usaha “Sehati”?

    2. Faktor-faktor apakah yang menjadi pendorong inovasi pemilik usaha

    “Sehati”?

    3. Bagaimanakah proses inovasi teknologi yang dilakukan oleh pemilik

    usaha “Sehati”?

    4. Apa sajakah hasil inovasi teknologi dari pemilik usaha “Sehati”?

    5. Apakah manfaat yang diperoleh dari inovasi teknologi pemilik usaha

    “Sehati” baik bagi pihak internal maupun eksternal?

    2. Telaah Teoritis

    2.1 Pengertian Inovasi

    Menurut Zimmerer dan Scarborough (2008, p.57), inovasi adalah

    kemampuan untuk menerapkan solusi kreatif terhadap permasalahan dan

    peluang untuk meningkatkan atau untuk memperkaya kehidupan orang-orang.

    Selanjutnya Hasan dan Setiadji (2010, p.36) menyatakan bahwa inovasi adalah

    penemuan atau terobosan yang menghasilkan produk baru yang belum pernah

    ada sebelumnya atau mengerjakan sebuah produk yang sudah ada dengan cara

    yang baru. Hendro (2011, p.121) menyatakan inovasi merupakan proses kreatif

  • 20

    yang membuat obyek-obyek dan substansi baru yang berguna bagi manusia,

    namun lebih luas dari sekedar penemuan dan jangka waktunya lama.

    Berdasarkan berbagai sumber di atas, inovasi dapat diartikan sebagai sebuah

    proses kreatif untuk memecahkan permasalahan yang ada, dengan cara

    menghasilkan produk baru yang belum pernah ada sebelumnya atau mengubah

    sebuah produk yang sudah ada, sifatnya lebih luas dari sekedar penemuan dan

    berlaku untuk jangka waktu yang lama.

    2.2 Pendekatan 4P Kreativitas

    Dalam perjalanannya, inovasi sangat berkaitan dengan kreativitas.

    Menurut Zimmerer dan Scarborough (2008, p.57), kreativitas adalah

    kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara-

    cara baru dalam melihat masalah dan peluang. Adhi dan Bawono (2009, p.73)

    juga berkata bahwa dengan kreativitas seseorang menciptakan ide-ide atau

    gagasan tentang produk ataupun cara dalam menjalankan bisnis. Kemudian ide

    tersebut dikembangkan sehingga menjadi hasil akhir dari inovasi. Menurut

    Munandar (2009), kreativitas dapat dikelompokkan kedalam empat dimensi

    yang dikenal sebagai pendekatan 4P Kreativitas yang terdiri dari:

    Dimensi Person

    Dalam dimensi Person, kreativitas dalam inovasi dilihat dari sudut

    pandang kepribadian individu yang bersangkutan. Kreativitas dipercaya

    merupakan sebuah kemampuan yang dimiliki diri seseorang. Menurut Jung

    dalam Munandar (2009), ketidaksadaran memainkan peranan yang sangat

    penting dalam kreativitas. Alam pikiran bawah sadar dibentuk oleh masa lalu

    pribadi. Secara tidak sadar seseorang mengingat pengalaman-pengalaman yang

    paling berpengaruh dalam hidupnya dan hal itu yang membuat seseorang

  • 21

    menjadi kreatif. Terdapat berbagai ciri-ciri orang kreatif dari beberapa ahli

    sebagai berikut:

    Tabel 1. Ciri-Ciri Orang Kreatif Menurut Beberapa Ahli

    Winardi Zimmerer dan

    Scarborough

    Munandar

    1. Suka mengamati masalah yang tidak

    diperhatikan orang lain.

    2. Suka mencari ide-ide baru dari banyak

    sumber.

    3. Cenderung memiliki banyak solusi alternatif

    ketika menghadapi

    masalah.

    4. Menentang hal-hal klise dan tidak terhalang oleh

    kebiasaan-kebiasaan.

    5. Memiliki pemikiran yang fleksibel.

    1. Tidak cepat puas. 2. Tidak mudah putus

    asa.

    3. Menantang kebiasaan, rutinitas,

    dan tradisi.

    4. Suka termenung larut dalam pikiran.

    5. Menjadi pemikir yang produktif.

    6. Melihat masalah dari berbagai sudut

    pandang.

    7. Tidak takut gagal. 8. Melihat masalah

    sebagai batu

    loncatan bagi ide

    baru.

    9. Fleksibel.

    1. Rasa ingin tahu yang besar.

    2. Memiliki minat yang luas.

    3. Menyukai aktivitas kreatif.

    4. Mandiri 5. Percaya diri. 6. Berani mengambil

    resiko.

    7. Tidak takut membuat kesalahan.

    8. Berani mengemukakan pendapat.

    9. Tidak mudah putus asa.

    10. Penuh energi. 11. Spontan 12. Suka terhadap hal-hal

    baru.

    13. Humor yang tinggi. 14. Melihat masalah dari

    berbagai perspektif.

    15. Suka mengkhayal mengenai ide-ide.

    Sumber: Winardi (2004), Zimmerer dan Scarborough (2008), Munandar

    (2009)

    Berdasarkan beberapa ahli di atas, maka ciri-ciri kepribadian kreatif dapat

    dijabarkan sebagai berikut:

    1. Rasa ingin tahu yang besar, sehingga suka mengamati masalah yang

    tidak diperhatikan orang lain.

    2. Suka mencari ide-ide baru dan memiliki minat yang luas.

    3. Menyukai aktivitas kreatif.

    4. Melihat masalah sebagai batu loncatan kepada ide baru.

  • 22

    5. Berpikir mengenai sesuatu dari berbagai sudut pandang.

    6. Suka menantang kebiasaan, rutinitas, dan tradisi.

    7. Tidak cepat puas.

    8. Tidak takut gagal sehingga suka mengambil resiko.

    9. Mandiri dan percaya diri.

    10. Berani mengemukakan pendapat.

    11. Bersifat spontan.

    12. Memiliki selera humor yang tinggi.

    Dimensi Press

    Dalam dimensi Press, kreativitas dilihat berdasarkan faktor-faktor apa

    saja yang mendorong seseorang menjadi kreatif dan inovatif. Menurut

    Munandar (2009, p.37), dorongan menjadi kreatif dan inovatif lebih

    disebabkan setiap orang condong ingin mewujudkan potensinya, mewujudkan

    dirinya, berkembang, serta menjadi matang. Faktor-faktor pendorong tersebut

    dapat dilihat dari sisi internal inovator maupun dari sisi eksternalnya. Carter

    dan Williams dalam Gracia (2003) mengatakan terdapat beberapa alasan

    sebuah perusahaan melakukan inovasi, yaitu:

    1. Keinginan untuk mengatasi kekurangan bahan baku.

    2. Keinginan untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja.

    3. Keinginan untuk mengatasi kelebihan permintaan.

    4. Adanya keinginan dari konsumen akan tipe produk baru.

    5. Adanya tekanan langsung dari persaingan industri dalam negeri maupun

    luar negeri.

    Sedangkan Iswanto mengutip Walton (1987) berkata bahwa dorongan yang

    menyebabkan perusahaan melakukan inovasi adalah:

  • 23

    1. Kompetisi yang tidak menguntungkan di dalam perusahaan sehingga

    pekerja mencari alternatif penyelesaian lain.

    2. Ketidakefisienan metode kerja yang selama ini digunakan.

    3. Tekanan dari pasar produk dan pasar tenaga kerja.

    Hal di atas ditegaskan oleh Winardi (2003, p.201) bahwa dorongan untuk

    seseorang berpikir kreatif dan inovatif dapat berasal dari berbagai macam

    sumber, yaitu:

    1. Para konsumen.

    Konsumen seringkali menjadi sumber inspirasi untuk

    berkreativitas dan berinovasi, yang menyebabkan terciptanya produk atau

    jasa baru. Pengusaha tidak dapat menutup mata bahwa dalam pertemuan-

    pertemuan dengan konsumen terkadang akan muncul ide-ide brilian.

    2. Perusahaan-perusahaan pesaing.

    Pengusaha perlu memonitor dan mengevaluasi produk-produk

    perusahaan pesaing lain yang telah ada di pasar sebelumnya. Pada

    aktivitas ini, benchmarking sangat bermanfaat, sehingga seorang

    pengusaha dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan dari produk yang

    sudah ada di pasaran. Dengan demikian inovasi yang kreatif dapat

    dilakukan dengan “imitation with modification”.

    3. Saluran distribusi.

    Distributor menjadi sumber-sumber yang baik untuk

    mendapatkan ide-ide kreatif untuk inovasi. Distributor adalah orang-

    orang yang telah mengenal karakteristik pasar, sehingga mereka biasanya

    memiliki sejumlah saran yang dapat mengarahkan kita untuk

    menciptakan suatu inovasi yang kreatif dalam produk kita.

  • 24

    4. Pemerintah

    Pemerintah dapat membantu seseorang dalam menemukan dan

    menciptakan ide-ide kreatif untuk inovasi, salah satunya dengan adanya

    Biro Paten. Walaupun paten-paten yang sudah ada tidak boleh ditiru,

    tetapi mungkin saja paten-paten yang sudah ada tersebut dapat

    menginspirasi seseorang untuk menciptakan produk-produk kreatif lain.

    Selain itu dapat juga kreativitas muncul seiring dengan pengusaha yang

    bereaksi atas adanya peraturan pemerintah. Sebagai contoh, adanya

    peraturan pemerintah tentang keselamatan pekerjaan, mengilhami

    terciptanya helm keselamatan kerja.

    5. Riset dan pengembangan.

    Sumber kreativitas dan inovasi yang terbesar adalah riset dan

    pengembangan dari seorang pengusaha. Hal yang harus ditekankan

    adalah riset dan pengembangan membutuhkan skill individu yang sesuai.

    Dengan adanya riset dan pengembangan, pengusaha dapat mengetahui

    keinginan konsumen, kemudian dapat menciptakan solusi dengan

    pengembangan yang terus-menerus.

    Dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Iswanto (2001),

    diperoleh hasil bahwa faktor pendorong yang berpengaruh terhadap inovasi

    proses produksi pada tingkat perusahaan adalah faktor internal perusahaan,

    sedangkan faktor eksternal perusahaan tidak berpengaruh. Penyebab faktor

    eksternal yang tidak berpengaruh adalah obyek penelitian hanya

    mempertimbangkan kinerja perusahaan untuk melakukan inovasi dan

    mengabaikan saran dari pasar.

  • 25

    Dimensi Process

    Dalam dimensi Process, kreativitas dalam inovasi dilihat sebagai

    sebuah proses berpikir sejak awal sampai terciptanya suatu ide unik dan

    kreatif. Supardi mengutip De Bono (1970) mengatakan bahwa terdapat empat

    tahapan dari proses kreativitas, yaitu:

    1. Tahap persiapan atau akumulasi pengetahuan.

    Tahap persiapan atau akumulasi pengetahuan merupakan tahap

    awal dari proses kreativitas. Pada tahap ini seseorang mempersiapkan diri

    untuk memecahkan masalah dengan mengumpulkan pengetahuan melalui

    membaca, bertanya dengan orang lain, menghadiri pertemuan-pertemuan

    bisnis, ataupun terjun dalam bidang tertentu sehingga menyebabkan ide-

    ide kreatif dapat terkumpul.

    2. Proses inkubasi.

    Tahap inkubasi adalah tahap penantian ide kreatif yang

    diharapkan. Pada tahap ini seseorang tidak harus terus-menerus

    memikirkan masalah yang sedang dihadapi, tetapi dapat sambil

    melakukan kegiatan lainnya, yang sama sekali tidak ada hubungannya

    dengan masalah yang dihadapi. Hal ini dilakukan supaya ide-ide spontan

    dapat muncul apabila pikiran dari individu yang bersangkutan lebih rileks

    dan tidak terbebani suatu masalah.

    3. Melahirkan ide.

    Pada tahap ini, ide atau solusi kreatif yang dicari selama ini mulai

    muncul. Terkadang ide yang ditemukan dapat muncul di situasi yang

    tidak terduga dan spontan, bahkan muncul pada saat yang tidak ada

    hubungannya dengan masalah yang ada. Setelah munculnya ide ini,

  • 26

    individu yang bersangkutan harus cepat tanggap untuk menangkap dan

    melanjutkan ide tersebut ke tahap berikutnya.

    4. Evaluasi dan implementasi.

    Tahap ini adalah tahap terakhir dari proses kreativitas. Dalam

    tahap ini, diperlukan sikap serius, disiplin, dan konsentrasi. Dari ide yang

    muncul di dalam tahap ketiga, individu yang bersangkutan harus menguji

    dan memodifikasi ide tersebut sehingga didapatkan bentuk yang matang

    dari ide tersebut. Lebih penting lagi, ia tidak menyerah begitu saja bila

    bertemu kendala. Bahkan biasanya berhasil mengembangkan ide setelah

    beberapa kali mencoba.

    Dimensi Product

    Di dalam dimensi Product, kreativitas dalam inovasi dilihat dari apa

    yang dihasilkan oleh individu baik sesuatu yang sama sekali baru atau sebuah

    penggabungan yang inovatif. Menurut Hendro (2011, p.124), inovasi dapat

    dibedakan menjadi:

    1. Inovasi produk, yaitu inovasi yang dilakukan pada isi produk (rasa,

    kualitas) atau kemasan (pembungkus, tulisan, warna, bentuk).

    2. Inovasi marketing, yaitu inovasi yang dilakukan pada cara penjualan,

    pendistribusian, atau pengiklanannya.

    3. Inovasi proses, yaitu inovasi yang dilakukan pada proses penciptaan

    produk, proses produksi, proses teknologi pengemasan, proses riset dan

    pengembangan, atau proses menciptakan mesin baru.

    4. Inovasi teknikal, yaitu inovasi yang dilakukan pada teknik desain, teknik

    pengerjaan, atau teknik pengawasannya.

  • 27

    5. Inovasi administrasi, yaitu inovasi yang dilakukan pada penyimpanan

    data atau pada pembuatan dan pengumpulan data.

    Sedangkan Pearce dan Robinson (2007, p.524) mengatakan bahwa hasil akhir

    inovasi dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu:

    1. Inovasi inkremental (incremental innovation).

    Inovasi inkremental (incremental innovation) diartikan sebagai

    perubahan atau penyesuaian sederhana dari produk, jasa, atau proses

    yang ada. Pada inovasi inkremental, yang menjadi kekuatan adalah

    penyempurnaan dari produk, jasa, ataupun proses yang sudah ada

    sebelumnya sehingga diperoleh produk, jasa atau proses yang lebih baik.

    Prinsip dari inovasi ini adalah modifikasi.

    2. Inovasi terobosan (breakthrough innovation).

    Inovasi terobosan (breakthrough innovation) adalah inovasi

    dalam hal produk, proses, teknologi, atau biaya yang menunjukkan

    lompatan kuantum kearah perbaikan. Pada inovasi jenis ini, arah

    perbaikan dapat menciptakan produk, proses, ataupun teknologi yang

    sama sekali baru. Secara umum inovasi terobosan membutuhkan sumber

    daya yang lebih banyak serta resiko yang lebih banyak pula dibandingkan

    dengan inovasi inkremental. Hal ini dikarenakan pada inovasi terobosan

    memerlukan pertimbangan yang lebih matang dan memastikan bahwa

    hasil inovasi terobosan dapat mendukung tujuan usaha di masa yang akan

    datang. Apalagi hasil inovasi terobosan belum teruji benar dikarenakan

    hasil inovasi ini belum pernah ada sebelumnya.

  • 28

    2.3 Manfaat Inovasi

    Dari hasil akhir inovasi dapat diperoleh manfaat-manfaat. White dan

    Bruton (2007) menjelaskan bahwa terdapat dua jenis manfaat yang diperoleh

    dari inovasi dan teknologi, yaitu:

    1. Manfaat inovasi bagi perusahaan.

    Inovasi dan teknologi tidak hanya berdampak pada satu sisi di

    dalam sebuah perusahaan, namun dapat berpengaruh pada beberapa sisi.

    Teknologi baru memungkinkan perusahaan mampu menekan harga dan

    meningkatkan kuantitas produk, sehingga dapat meningkatkan

    penawaran dari perusahaan. Di sisi lain, teknologi baru memungkinkan

    lebih banyak informasi mengenai produk yang diterima calon konsumen,

    sehingga lebih banyak calon konsumen yang menjadi konsumen

    perusahaan tersebut. Dengan kata lain teknologi dapat meningkatkan

    permintaan.

    2. Manfaat inovasi bagi masyarakat.

    Inovasi dan teknologi dapat bermanfaat bagi masyarakat pada

    umumnya. Rata-rata industri yang bergerak di dalam bidang inovasi

    teknologi memiliki prospek yang cerah, sehingga mampu menyerap lebih

    banyak tenaga kerja dibandingkan dengan industri yang lain. Dengan

    cara ini pengangguran dapat ditekan dan kesejahteraan masyarakat dapat

    meningkat.

    Sedangkan menurut Tiwari dan Buse (2007), juga terdapat tiga dampak atau

    manfaat inovasi pada proses produksi bagi kalangan internal usaha, yaitu:

    1. Kualitas produk yang semakin baik.

    2. Biaya yang semakin rendah.

  • 29

    3. Waktu produksi yang semakin singkat.

    Ketiga dampak di atas dapat terjadi karena adanya proses reengineering. Jika

    reenginering berhasil, maka sebuah usaha akan dapat meningkatkan kinerja

    organisasi dan karyawannya (Davidson dalam Ellitan dan Anatan, 2009). Di

    dalam sebuah produksi, teknologi tinggi dapat menghasilkan produk yang

    berkualitas lebih baik. Biaya dapat lebih ditekan karena dengan teknologi dapat

    mengurangi biaya tenaga karyawan. Teknologi yang lebih tinggi juga dapat

    membuat proses produksi menjadi lebih cepat dibandingkan dengan

    menggunakan tenaga manusia.

    Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Soleh (2008) serta

    Putra (2011) diperoleh hasil bahwa inovasi yang dilakukan pada UKM

    memiliki dampak atau manfaat bagi kinerja UKM tersebut. Kumar dan Chadee

    dalam Kosasih (2011) juga mengatakan bahwa penerapan teknologi yang lebih

    tinggi dapat menjadi salah satu sumber yang dapat dikelola untuk menjaga

    daya saing sebuah usaha.

    3. Metode Penelitian

    Penelitian ini merupakan sebuah studi kasus yang dilakukan terhadap usaha

    “Sehati” yang merupakan salah satu UKM dengan produksi makanan ringan. Pada

    penelitian ini diteliti mengenai gambaran inovasi yang dilakukan oleh pemilik

    usaha “Sehati” ditinjau dari pendekatan 4P Kreativitas. Untuk pengumpulan data

    awal dibagi menjadi dua, yaitu pengambilan data primer dan sekunder.

    Pengambilan data primer menggunakan metode wawancara langsung kepada

    narasumber dengan bantuan pedoman pertanyaan wawancara yang telah disusun

    sebelumnya. Narasumber utama pada penelitian ini adalah Bapak Eko Susilo

  • 30

    sebagai pemilik usaha “Sehati”. Beliau merupakan pelaku utama dari inovasi pada

    penelitian ini. Selain itu dua narasumber yang lain adalah istri dan salah satu

    karyawan Bapak Eko Susilo yang bernama Bapak Slamet. Mengingat bahwa istri

    Bapak Eko Susilo mengetahui beberapa seluk beluk mengenai inovasi yang telah

    dilakukan oleh Bapak Eko Susilo. Untuk karyawan, diputuskan hanya

    mewawancarai Bapak Slamet, yang merupakan satu-satunya karyawan yang sudah

    bekerja sejak awal berdirinya usaha sampai saat ini dan menjadi orang

    kepercayaan Bapak Eko Susilo. Wawancara sudah dicoba untuk dilakukan

    terhadap karyawan yang lain, namun mereka tidak dapat menjawab setiap

    pertanyaan wawancara yang ada. Selain memperoleh data dengan pengambilan

    data primer, juga dilakukan pengambilan data sekunder. Pengambilan data

    sekunder diperoleh dari artikel-artikel beberapa surat kabar yang pernah mengulas

    mengenai usaha “Sehati”. Pengambilan data sekunder ini dimaksudkan untuk

    memperkuat data primer yang telah didapatkan oleh penulis dari narasumber

    sebelumnya.

    Di dalam penelitian ini digunakan teknik analisis deskriptif kualitatif.

    Bungin (2010, p.147) berkata bahwa strategi analisis deskriptif kualitatif

    merupakan sebuah upaya analisis induktif terhadap data penelitian. Strategi yang

    digunakan adalah lebih awal memperoleh data sebanyak-banyaknya di lapangan

    dengan mengesampingkan peran teori. Walaupun demikian, bukan berarti teori

    tidak penting di dalam teknik analisis deskriptif kualitatif ini. Langkah selanjutnya

    adalah analisis terhadap data. Peran data lebih penting dibandingkan dengan teori,

    sehingga di dalam analisis ini teori kemudian menyesuaikan dengan temuan

    penelitian. Penelitian ini dilakukan sejak bulan Januari 2013 sampai dengan bulan

    April 2013. Pengambilan data dengan wawancara tidak hanya dilakukan satu kali.

  • 31

    Apabila dirasa data yang didapatkan dan dianalisis belum mampu menjawab

    permasalahan penelitian, maka wawancara dilakukan kembali, apalagi mengingat

    bahwa narasumber sering tidak berada di tempat. Untuk mendukung keabsahan

    hasil penelitian kualitatif diperlukan mekanisme tersendiri. Di dalam penelitian ini

    digunakan teknik triangulasi dengan sumber data (Bungin, 2010, p.256). Teknik

    ini memungkinkan untuk membandingkan data hasil wawancara antara

    narasumber yang satu dengan narasumber yang lain serta dengan sumber data

    sekunder. Beberapa pertanyaan yang sama mengenai inovasi Bapak Eko Susilo

    diajukan kepada Bapak Eko Susilo, istrinya, serta Bapak Slamet sehingga

    didapatkan data yang sama kebenarannya, supaya hasil penelitian yang

    dimunculkan pun memiliki tingkat keabsahan yang tinggi.

    4. Hasil dan Pembahasan

    4.1 Gambaran Obyek Penelitian

    Profil Usaha

    Usaha “Sehati” adalah sebuah UKM di kota Salatiga Jawa Tengah,

    bergerak dalam usaha pembuatan makanan ringan yang terbuat dari bahan

    baku kacang-kacangan dan berdiri pada tanggal 14 Juni 2006. Usaha “Sehati”

    termasuk ke dalam kriteria usaha kecil. Di dalam Undang-Undang nomor 20

    tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; sebuah usaha

    termasuk ke dalam usaha kecil apabila memiliki kekayaan bersih antara Rp

    50.000.000,- sampai Rp 500.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan

    tempat usaha, serta memiliki omset tahunan antara Rp 300.000.000,- sampai

    dengan Rp 2.500.000.000,- (http://www.depkop.go.id/, 2008). Usaha “Sehati”

    memiliki kekayaan bersih sebesar Rp 400.000.000,- dan omset tahunan rata-

    http://www.depkop.go.id/

  • 32

    rata sebesar Rp 600.000.000,-. Saat ini usaha “Sehati” memiliki 11 orang

    karyawan. Terdapat banyak macam dan variasi produk dari usaha “Sehati”.

    Jenis dan variasi produk utama dari usaha “Sehati” adalah sebagai berikut:

    Tabel 2. Jenis dan Variasi Produk Usaha “Sehati”

    No

    Produk

    Varian

    Tahun

    Mulai

    Produksi

    Keterangan

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    Kacang Met-dji

    Kedelai Jazz

    Kedelai Virgin

    Serbuk

    Jus hangat instan

    -

    Rasa manis, keju, dan

    keripik.

    Rasa bawang, keju, dan

    vegetarian.

    Kedelai, kacang hijau,

    beras merah, dan beras

    hitam.

    Kedelai, kacang hijau,

    beras merah, dan beras

    hitam.

    2006

    2008

    2008

    2010

    2012

    Kacang goreng dibalut

    tepung.

    Kacang kedelai goreng

    dibalut tepung.

    Kedelai goreng rendah

    lemak.

    Serbuk diseduh untuk

    minuman.

    Campuran serbuk dan

    gula merah organik.

    Sumber: Bapak Eko Susilo

    Sepintas tidak ada yang istimewa dari usaha “Sehati”. Namun di balik

    hal tersebut, usaha “Sehati” memiliki keunggulan berupa inovasi usaha.

    Inovasi telah dilakukan oleh sang pemilik sejak awal berdirinya usaha. Inovasi

    usaha yang dilakukan berfokus di dalam inovasi metode produksi, yaitu

    dengan penciptaan mesin-mesin produksi makanan ringan yang sangat inovatif

    dan bermanfaat. Nilai lebih dari inovasi ini adalah mesin-mesin produksi yang

    diciptakan sebagian besar berasal dari mesin-mesin bekas, kemudian

    dimodifikasi dan disesuaikan secara spesifik sehingga menjadi mesin produksi

    yang bernilai tinggi dan menunjang produksi usaha “Sehati”.

    Gambaran Pemilik Usaha

    Pemilik dari usaha “Sehati” adalah Bapak Eko Susilo. Riwayat dari

    beliau adalah sebagai berikut:

  • 33

    Tabel 3. Riwayat Pemilik Usaha “Sehati”

    Nama Eko Susilo

    Lahir 18 Desember 1962

    Istri Yustina Sukisworo

    Anak 1. Abel Jatayu Prakosa 2. David Permadi 3. Serafim Prasetya

    Riwayat Pendidikan 1. STM Otomotif Leonardo, Klaten (1978-1981). 2. Pendidikan Ahli Teknik Industri Gajah Tunggal

    (PATIGAT) (1981-1984).

    Riwayat Pekerjaan 1. PT.Gajah Tunggal (1984-1994). 2. PT.Sampoerna Percetakan Nusantara (1994-

    1996).

    3. PT.Mega Rubber Tires (1996-2001). 4. PT. Puhan Indonesia (2001-2006). 5. Mendirikan usaha “Sehati” (2006).

    Sumber: Bapak Eko Susilo; Kompas, 2 Agustus 2010

    Bapak Eko Susilo memulai usaha “Sehati” sejak berumur 44 tahun.

    Dasar pendidikan serta riwayat pekerjaan beliau sebelumnya tidak

    berhubungan dengan usaha makanan ringan yang digelutinya sekarang karena

    beliau memulai usaha “Sehati” dengan terpaksa setelah keluar dari pekerjaan

    sebelumnya. Keterpaksaan karena desakan ekonomi membuat beliau

    mengesampingkan dasar pendidikan dan pekerjaan sebelumnya. Tetapi

    walaupun dengan alasan yang demikian, Bapak Eko Susilo mampu berubah

    menjadi seorang pengusaha sekaligus inovator sukses.

    Teknologi Produksi Usaha “Sehati”

    Hasil inovasi dari pemilik usaha “Sehati” adalah mesin-mesin produksi

    makanan ringan yang inovatif dan berkualitas. Mesin-mesin hasil inovasi

    Bapak Eko Susilo adalah sebagai berikut:

    1. Mesin peniris minyak.

    2. Sensor otomatis pengatur panas minyak goreng.

    3. Mesin coating.

    4. Mesin penepung Disk Mill.

  • 34

    5. Mesin pengupas kulit ari kedelai.

    6. Mesin pembersih kotoran kedelai.

    4.2 Ciri-ciri Kepribadian Kreatif Pemilik Usaha “Sehati”

    Ciri-ciri kepribadian kreatif mampu menjelaskan aspek Person di

    dalam pendekatan 4P Kreativitas. Terdapat beberapa ciri-ciri pribadi kreatif

    yang sangat menonjol pada diri Bapak Eko Susilo, yaitu:

    1. Selalu mencari hal-hal baru.

    Bagi Bapak Eko Susilo, mencari hal-hal baru merupakan

    kesukaannya. Kesukannya ini disalurkan dengan cara selalu meluangkan

    waktu untuk pergi ke pasar barang-barang bekas. Kesukaan ini telah

    dilakukannya sejak beberapa tahun yang lalu. Beliau berkata:

    “Saya tidak tahu kebiasaan ini baik atau tidak, saya

    dari dulu punya hobi jalan-jalan ke pasar loak untuk

    lihat-lihat. Ya siapa tahu ada barang bekas termasuk

    mesin-mesin yang masih bagus. Kan kalau bekas pasti

    juga harganya jauh lebih murah. Kalau ada yang

    seperti itu biasanya saya mikir mesin ini bisa dibuat

    apa ya. Kalau sudah begitu ya saya beli mesinnya itu

    dan saya utak-atik di rumah.”

    Hal ini juga ditegaskan oleh istri beliau, bahwa Bapak Eko Susilo

    memang memiliki hobi mencari mesin-mesin bekas. Dengan cara ini,

    beliau senantiasa mengasah dirinya untuk mampu berpikir kreatif.

    Dengan kebiasaan ini, beliau mampu menerka mesin-mesin bekas yang

    dijual dapat dimodifikasi atau tidak.

    2. Melihat masalah sebagai batu loncatan.

    Bapak Eko Susilo percaya bahwa setiap masalah memiliki

    hikmahnya masing-masing. Ketika beliau diharuskan keluar dari

    pekerjaannya, dalam keadaan bingung Bapak Eko Susilo memilih untuk

    memproduksi kacang telur dengan modal awal Rp 150.000,-. Pilihan

  • 35

    usaha ini sangat kontras dengan pekerjaan-pekerjaannya sebelumnya.

    Beliau hanya yakin bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah yang

    terbaik baginya. Terbukti bahwa langkah awal memproduksi kacang telur

    membawanya menjadi seorang pengusaha sekaligus inovator sukses. Istri

    Bapak Eko Susilo pun memuji beliau:

    “Bapak itu punya kelebihan, dia selalu pasrah dan

    berserah kepada Tuhan. Jadi waktu itu Bapak harus

    keluar dari pekerjaannya, terus Bapak bilang

    bagaimana kalau kita buat kacang telur. Waktu itu saya

    memang kadang-kadang membuat kacang telur terus

    dijual untuk sambilan. Bapak yakin bahwa kita

    berusaha dan Tuhan yang menentukan. Ya saya

    bersyukur kalau keputusan Bapak membuat kacang

    telur waktu itu bisa membuat Sehati sampai seperti

    ini.”

    3. Berpikir out of the box atau di luar kebiasaan.

    Bapak Eko Susilo mampu berpikir out of the box sehingga

    mampu memikirkan solusi-solusi yang tidak terpikirkan oleh orang lain.

    Selain itu hasil pemikirannya juga simpel dan praktis. Contoh yang

    sangat nyata adalah ketika beliau menciptakan mesin peniris minyak.

    Belum ada yang dapat berpikir bahwa spinner pengering mesin cuci juga

    dapat digunakan untuk membuang minyak yang ada di dalam kacang

    telur. Pemikirannya sederhana, dengan adanya gaya sentrifugal atau

    putaran spinner, minyak yang ada di dalam kacang telur akan terpental

    keluar. Namun yang menarik adalah pada awalnya kreativitas beliau pun

    diragukan istrinya sendiri, seperti yang dikatakan beliau:

    “Waktu saya punya ide spinner mesin cuci buat

    meniriskan kacang telur, saya langsung coba-coba

    pakai mesin cuci punya istri saya. Waktu itu saya takut

    ketahuan makanya saya coba waktu malam hari. Eh

    tidak tahunya saya ketahuan karena bunyi mesin

    cucinya keras sekali sampai „glodak glodak glodak‟. Ya

    dia akhirnya bangun dan memarahi saya. Dia bilang

  • 36

    kalau saya ini aneh-aneh saja dan kalau mesin cucinya

    rusak bagaimana. Dia tidak setuju pada awalnya. Ya

    memang akhirnya mesin cucinya rusak. Tapi setelah

    mesin ciptaan saya jadi ya istri saya bilang kalau saya

    ini pintar juga ternyata, hahaha.”

    4. Tidak takut gagal dan senantiasa optimistis.

    Bapak Eko Susilo adalah seseorang yang sangat optimistis. Saat

    pertama kali mencoba menciptakan mesin yang benar-benar sempurna,

    beliau harus mengalami 100 kali lebih percobaan. Namun beliau yakin

    bahwa apa yang dilakukannya ada di jalan yang benar. Bapak Eko Susilo

    berkata bahwa walaupun beliau berulang kali gagal, namun suatu saat

    beliau pasti akan menemukan keberhasilan. Beliau pernah mendapat

    pengalaman mengesankan dengan mantan pimpinan perusahaannya yang

    berasal dari Jepang. Beliau berkata:

    “Waktu itu ada bos saya dari Jepang datang dan melihat

    saya sedang mengerjakan mesin yang cukup susah. Dia

    bertanya sama saya, „Bagaimana, masih bisa?‟, terus saya

    jawab „Wah susah Pak‟. Bos saya terus menjawab „Ya sudah

    saya tunggu sampai kamu bisa‟. Beberapa kali bos saya

    seperti itu. Kemudian sampai pada suatu kali saya ditanya

    lagi „Bagaimana, masih bisa?‟. Karena saya jengkel

    berulang-ulang ditanya hal yang sama, saya jawab „Tidak

    bisa Pak‟, sontak bos saya langsung bilang „Goblok kamu,

    sudah kamu keluar saja kalo tidak becus begitu!‟. Dari situ

    saya jadi sadar asalkan rajin semua masalah pasti

    terselesaikan.”

    Dari pengalaman tersebut, Bapak Eko Susilo menjadi sadar bahwa saat

    menemui permasalahan yang harus diatasi, beliau tidak boleh pantang

    menyerah dalam mencari cara mengatasi permasalahan tersebut.

    Dari ciri-ciri kreativitas Bapak Eko Susilo, diketahui bahwa kreativitas

    beliau bersumber dari hasil rasa ingin tahu yang tinggi. Namun terdapat satu

    lagi sumber kreativitas yang utama, yaitu faktor pengalaman. Dasar pendidikan

    dan pekerjaan beliau adalah teknik permesinan di pabrik, tidak sejalan dengan

  • 37

    usaha makanan ringan yang dijalankan sekarang. Dengan pekerjaannya saat

    itu, beliau dituntut cepat belajar dan tanggap dalam menghadapi mesin-mesin

    pabrik. Pada waktu beliau mendirikan usaha “Sehati”, secara tidak sadar

    pengalaman kerja masa lalu mempengaruhi setiap tindakannya. Proses belajar

    dari pengalaman telah menuntun beliau. Dengan pengetahuannya mengenai

    teknik permesinan, beliau mampu menciptakan mesin-mesin produksi,

    walaupun harus melewati proses trial and error. Temuan ini sesuai dengan

    yang dikemukakan Jung dalam Munandar (2009) bahwa ketidaksadaran dan

    peristiwa-peristiwa penting di masa lalu cukup berpengaruh terhadap

    pembentukan pribadi kreatif seseorang. Dengan tuntunan dari pengalaman

    masa lalu yang berkaitan, seorang inovator secara tidak sadar akan lebih

    mudah dalam melakukan inovasi di dalam bidang yang sama.

    4.3 Faktor-Faktor Pendorong Inovasi Pemilik Usaha “Sehati”

    Faktor-faktor pendorong inovasi pada Bapak Eko Susilo dapat

    dibedakan menjadi:

    Dorongan Internal

    Terdapat beberapa dorongan dari sisi internal yang membuat Bapak

    Eko Susilo mampu berinovasi secara kreatif. Dorongan tersebut adalah:

    1. Tuntutan untuk efektif dan efisien dalam kegiatan produksi.

    Bapak Eko Susilo berpegang pada prinsip bahwa produksi usaha

    “Sehati” harus berdasarkan prinsip efektif dan efisien. Efektif berarti

    mampu melaksanakan kegiatan produksi dengan baik. Sedangkan efisien

    berarti mampu melakukan kegiatan produksi dengan menggunakan

    tenaga, waktu, serta biaya seminimal mungkin. Beliau berkata:

    “Saat pertama kali saya membuat kacang telur, saya

    merasa kok waktu saya habis untuk produksi, melumuri

  • 38

    kacang dan menggoreng dari jam 3 pagi sampai 5 sore

    setiap hari begitu. Saya kepikiran bagaimana kalau

    saya membuat mesin pelumur kacang telur. Nah

    akhirnya saya buat itu mesin coating. Dengan memakai

    mesin coating itu, produksi yang tadinya delapan jam

    bisa jadi tinggal satu jam, jumlah yang dihasilkan juga

    tambah banyak.”

    Berdasarkan pengalamannya selama ini, dengan penggunaan mesin-

    mesin hasil inovasi, Bapak Eko Susilo yakin mampu mendapatkan

    keuntungan yang lebih besar dibandingkan jika menggunakan sistem

    produksi manual. Menurut beliau:

    “Saya pikir kendala terbesar UKM itu masalah gaji

    tenaga kerja yang semakin mahal sehingga UKM tidak

    bisa berkembang. Nah kalau tenaga kerja bisa

    digantikan mesin kan enak sekali, jadi biaya gaji

    semakin kecil, tapi produk yang dihasilkan bisa lebih

    banyak. Otomatis keuntungan yang didapatkan bisa

    semakin banyak kan.”

    2. Keinginan untuk peningkatan kualitas produk.

    Keinginan untuk peningkatan kualitas produk adalah salah satu

    pendorong Bapak Eko Susilo dalam melakukan inovasi. Pada awal

    berdirinya usaha beliau mengalami masalah pada kualitas warna produk

    kacang telurnya yang jelek, berupa warna hasil penggorengan yang tidak

    merata yang disebabkan karena suhu minyak goreng yang tidak stabil.

    Oleh karena itu beliau melakukan modifikasi termometer sehingga

    terciptalah sensor otomatis pengontrol panas minyak goreng. Dengan

    adanya alat ini, suhu minyak goreng dapat diatur sehingga warna yang

    dihasilkan dari kacang telur pun menjadi bagus dan merata.

    3. Keinginan untuk membuktikan kemampuan diri.

    Bapak Eko Susilo memiliki sifat optimistis, oleh karena itu beliau

    senantiasa ingin membuktikan diri bahwa dirinya mampu berbuat sesuatu

  • 39

    yang lebih dibandingkan orang lain. Pada satu waktu beliau mampu

    membalikkan anggapan banyak orang bahwa kedelai tidak dapat dikupas

    kulit arinya sampai 100%. Bapak Eko Susilo bertutur demikian:

    “Waktu itu bersamaan dengan pembuatan mesin

    penepung, saya harus cari cara bagaimana mengupas

    kulit ari kedelai sebelum digiling, karena kata orang-

    orang sebelum kedelai digiling kulit arinya harus

    dikupas. Saya sampai pakai cara kedelainya

    dimasukkan ke dalam karung kemudian saya banting-

    banting, ya sampai badan saya sakit semua. Nah tapi

    saya juga sudah tanya ke orang-orang, juga cari-cari di

    internet, ternyata sudah ada mesinnya untuk mengupas

    kulit ari kedelai, tapi mereka semua berkata kalau

    mustahil kedelai bisa dikupas kulit arinya sampai 100%

    karena selama ini belum ada yang mampu. Jadi

    walaupun pakai mesin itu, hasil kedelainya masih tetap

    ada kulit arinya sedikit-sedikit. Ya saya tertantang dan

    penasaran juga apa iya tidak bisa. Akhirnya saya coba-

    coba, saya pakai mesin giling tahu biasa terus saya

    modifikasi. Lah akhirnya bisa itu hasil akhir kedelainya

    mulus bersih 100% kulit arinya terkupas. Orang-orang

    juga heran sama saya. Padahal kan pada dasarnya

    saya cuma utak-atik secara sederhana mesinnya itu.”

    Selain itu, Bapak Eko Susilo ingin membuktikan diri bahwa beliau

    mampu bangkit dari kegagalan dalam pekerjaan sebelumnya. Istrinya

    sendiri berkata:

    “Ya setelah Bapak dulu keluar dari pekerjaan di pabrik

    cat terus membuat usaha “Sehati” dan ternyata

    sekarang sukses, eh beberapa perusahaan tempat Bapak

    kerja dulu meminta Bapak supaya mau bekerja di

    tempat mereka lagi. Mereka tahu bapak memang

    terkenal bisa memaksimalkan kinerja mesin. Tapi Bapak

    sudah tidak mau, Bapak bilang kalau ingin berusaha

    sendiri saja jadi pengusaha.”

    Dorongan Eksternal

    Terdapat beberapa dorongan eksternal yang mempengaruhi Bapak Eko

    Susilo, di antaranya:

  • 40

    1. Harga mesin produksi sejenis lebih mahal dan kurang sempurna.

    Beberapa mesin produksi usaha “Sehati” diciptakan untuk

    mensiasati adanya mesin sejenis yang masih kurang sempurna tetapi

    berharga mahal di pasaran. Membeli mesin-mesin yang sudah jadi bukan

    merupakan opsi yang dipilih untuk modernisasi metode produksi.

    Sebagai contoh adalah mesin penepung Disk Mill. Mesin penepung Disk

    Mill digunakan untuk membuat serbuk kedelai dan Jus Hangat Instan

    (JHI) dengan sangat lembut. Di pasar banyak dijual mesin giling biasa,

    namun hasil penggilingan dari mesin ini masih sangat kasar. Kata beliau:

    “Setelah mesin penepung jadi, saya pernah ditawari

    mesin penepung buatan Jerman. Katanya hasil

    tepungnya bisa lembut sekali. Waktu saya tanya

    harganya saya kaget sekali, harganya Rp 150 juta.

    Terus saya bilang ke yang menawarkan, boleh tidak

    kalau saya tes dulu sebelum beli, dia mengiyakan. Eh

    setelah saya tes ternyata hasilnya masih kasar, kalah

    sama mesin penepung saya yang harganya cuma

    seberapa hahaha.”

    2. Adanya tuntutan dari pasar.

    Adanya tuntutan dari pasar cukup berpengaruh terhadap

    keputusan Bapak Eko Susilo untuk menciptakan mesin-mesin produksi

    baru. Sebelum diciptakannya mesin pembersih kotoran kedelai pada

    tahun 2011, beliau menggunakan air sebagai media pencuci kedelai

    mentah. Suatu ketika terdapat banyak reseller protes karena rasa produk

    kedelai gorengnya menjadi kurang enak sehingga dagangan mereka

    kurang laku. Hal ini membuat beliau menyadari soal air pembersih

    kedelai yang dapat menghilangkan zat-zat yang ada di dalam kedelai,

    sehingga beliau menciptakan sebuah mesin pembersih kotoran kedelai

    tanpa menggunakan air sebagai pembersihnya.

  • 41

    3. Dukungan dari orang terdekat.

    Dukungan dari orang terdekat, yaitu istri, menjadi motivasi ekstra

    bagi Bapak Eko Susilo untuk menciptakan mesin-mesin hasil inovasi.

    Beliau berkata:

    “Istri saya sangat mendukung apa yang saya kerjakan.

    Walaupun saya pernah dimarahi waktu pakai mesin

    cucinya buat meniriskan kacang telur hahaha. Setelah

    itu tidak jarang dia menemani saya utak-atik mesin

    sampai jam tiga pagi.”

    Ketika beliau mengalami masa sulit di awal usaha, istrinya selalu setia

    mendampingi. Tidak jarang beliau gagal, tetapi istrinya selalu

    memberikan dukungan moral. Dengan kesetiaan istrinya, beliau

    mendapatkan motivasi yang tidak ada bandingannya untuk pantang

    menyerah dalam berinovasi. Istri beliau memberikan pernyataan sebagai

    berikut:

    “Saya sering menemani Bapak waktu dulu utak-atik

    mesin, kadang sampai jam tiga pagi. Ya Bapak sibuk

    begitu, saya duduk di sampingnya lihat yang Bapak

    kerjakan. Ya memang seperti itu terus membuat capai

    ya, tapi saya sadar bahwa yang menguatkan saya untuk

    terus mendampingi Bapak adalah janji pernikahan saya

    dan Bapak.”

    Dari penjelasan di atas, jelas bahwa dorongan internal dan eksternal

    mempengaruhi seorang inovator untuk melakukan inovasi. Hal ini berbeda

    dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Iswanto (2011) yang

    menemukan bahwa faktor eksternal tidak berpengaruh terhadap inovasi. Di

    dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa faktor dorongan eksternal

    memiliki peranan yang besar terhadap inovasi yang dilakukan.

    Tuntutan untuk efektif dan efisien, keinginan untuk peningkatan

    kualitas produk, adanya produk sejenis yang berharga mahal dan kurang

  • 42

    sempurna, serta adanya tuntutan dari konsumen merupakan hasil temuan yang

    sesuai dengan Carter dan Williams dalam Gracia (2003) serta Walton dalam

    Iswanto (2001). Hal ini juga sesuai dengan Winardi (2003, p.201) yang berkata

    bahwa salah satu sumber dorongan untuk berkreativitas dan berinovasi adalah

    para konsumen dan perusahaan-perusahaan pesaing. Ada dua hal menarik di

    dalam hasil penelitian ini. Pertama adalah adanya dorongan internal berupa

    keinginan untuk membuktikan diri. Rupanya perasaan mampu melakukan

    sesuatu yang lebih dari orang lain dapat membuat seseorang memiliki

    semangat untuk sukses berinovasi. Tidak ingin dipandang remeh serta

    keinginan diakui oleh orang lain membuat seseorang lebih tekun dan giat

    dalam melakukan sesuatu. Kedua adalah dorongan eksternal berupa dukungan

    dari orang terdekat. Hal ini cukup menarik karena ternyata efek psikologis

    berupa dukungan orang terdekat cukup berperan dalam mempertahankan

    semangat seseorang dalam melakukan sesuatu. Tidak menutup kemungkinan

    ketika seorang inovator terus gagal dalam trial & error, orang tersebut akan

    menjadi patah semangat. Namun ketika ada dukungan dari pihak terdekat,

    semangat tersebut dapat terus dijaga karena inovator tersebut merasa masih

    terdapat orang-orang yang peduli padanya.

    4.4 Proses Inovasi Teknologi Pemilik Usaha “Sehati”

    Proses inovasi teknologi Bapak Eko Susilo dapat dilihat sejak

    timbulnya masalah, munculnya ide-ide kreatif, sampai ide tersebut dapat

    diimplementasikan menjadi sebuah inovasi untuk menyelesaikan masalah

    tersebut. Proses inovasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu proses inovasi

    terobosan dan proses inovasi inkremental.

  • 43

    Proses Inovasi Terobosan

    Inovasi terobosan merupakan inovasi yang dapat menghasilkan produk,

    alat, atau sistem kerja yang selama ini belum ada. Mesin yang merupakan hasil

    dari inovasi terobosan Bapak Eko Susilo adalah mesin peniris minyak.

    Penciptaan mesin peniris minyak goreng didahului dengan adanya masalah bau

    tidak enak kacang telur yang disebabkan karena adanya minyak yang tidak

    dapat hilang.

    Proses inkubasi sampai melahirkan ide memerlukan waktu yang cukup

    lama. Saat itu beliau berusaha dengan banyak cara untuk mengatasi masalah

    ini, namun beliau sulit mendapatkan ide. Bapak Eko Susilo berkata:

    “Saya bingung bagaimana caranya menghilangkan minyak di

    dalam kacang telur. Waktu itu spontan saya dapat ide waktu

    melihat istri saya mencuci pakai mesin cuci, terus saya lihat

    spinner-nya. Eh langsung saja saya kepikiran kenapa tidak

    kalau saya meniriskan minyak pakai spinner mesin cuci ini.”

    Beliau merespon dengan mencoba memasukkan kacang telur yang

    habis digoreng ke dalam mesin cuci. Hasilnya di luar dugaan, ternyata minyak

    di dalam kacang telur dapat hilang seluruhnya. Ini membuat beliau membeli

    mesin cuci bekas, mengambil spinner pengeringnya, dan mengembangkannya

    menjadi mesin peniris minyak. Trial & error terjadi berulang kali, sampai

    akhirnya mesin ini benar-benar sempurna. Beliau berkata:

    “Sudah hampir ratusan kali saya melakukan percobaan

    membuat mesin ini. Waktu awal-awal spinner mesin cucinya

    cuma bertahan satu bulan karena penyok, lha tidak kuat kena

    minyak panas terus. Satu per satu percobaan selalu saya catat

    biar saya tahu perkembangannya. Pada akhirnya mesin ini

    bisa seperti sekarang.”

    Dari proses inovasi mesin peniris minyak di atas, maka dapat

    digambarkan diagram inovasi terobosan yang dilakukan Bapak Eko Susilo:

  • 44

    Diagram 1. Diagram Inovasi Terobosan

    Proses Inovasi Inkremental

    Inovasi inkremental merupakan inovasi berupa penyempurnaan dari

    produk maupun proses yang telah ada sebelumnya. Pada inovasi Bapak Eko

    Susilo, proses inovasi ini cenderung mendominasi. Terdapat lima buah mesin

    yang merupakan hasil dari inovasi inkremental beliau, yaitu sensor otomatis

    pengatur panas minyak goreng, mesin coating, mesin penepung Disk Mill,

    mesin pengupas kulit kedelai, serta mesin pembersih kotoran kedelai.

    Pada tahap awal, Bapak Eko Susilo melihat adanya masalah tidak

    efektif dan tidak efisiennya proses produksi penggorengan, pelumuran kacang

    telur, penepungan, pengupasan kulit ari kedelai, serta pembersihan kedelai

    mentah. Beliau berusaha mencari ide dengan cara banyak berkunjung ke pasar

    barang bekas. Dengan cara ini, beliau berusaha mencari mesin-mesin bekas

    untuk dimodifikasi guna mengatasi masalah yang ada.

    Proses inovasi inkremental Bapak Eko Susilo seluruhnya dilakukan

    setelah proses inovasi terobosan. Beliau bercermin dari inovasi terobosan yang

    telah dilakukannya. Masa inkubasi dari proses inovasi inkremental terlihat

    Proses Persiapan atau

    Akumulasi Pengetahuan

    Masalah timbul. Di sisi lain

    pengetahuan didapatkan dari

    pengalaman pekerjaan

    sebelumnya.

    Proses Inkubasi

    Dibutuhkan waktu inkubasi yang

    cukup lama untuk menemukan

    ide kreatif karena belum terbiasa.

    Proses Evaluasi dan

    Implementasi

    Hanya "just do it" atas ide yang

    muncul pada tahap sebelumnya.

    membutuhkan banyak percobaan

    untuk inovasi ini.

    Proses Melahirkan Ide

    Munculnya ide secara spontan

    saat melihat cara kerja alat lain

    yang tidak berhubungan namun

    dirasa dapat diaplikasikan.

  • 45

    lebih singkat karena adanya pengalaman inovasi terobosan sebelumnya. Saat

    beliau melihat mesin-mesin bekas yang ada, beliau langsung mendapatkan ide

    untuk menyempurnakan mesin-mesin tersebut.

    Pada tahap implementasi, Bapak Eko Susilo melakukan lebih sedikit

    percobaan dibandingkan pada proses inovasi terobosan. Modifikasi mesin yang

    dilakukan oleh beliau kebanyakan adalah modifikasi sederhana, dimana

    kebanyakan orang tidak memikirkannya. Penciptaan mesin pengupas kulit ari

    kedelai membuktikan hal ini. Banyak orang beranggapan bahwa tidak mungkin

    kulit ari kedelai dapat terkupas 100% walaupun dengan menggunakan mesin.

    Namun Bapak Eko Susilo dapat memodifikasi mesin penggiling tahu sehingga

    dapat mengupas kulit ari kedelai dengan sempurna. Hanya dengan mengubah

    ukuran diameter piringan besi penggiling tahu, mesin ini langsung dapat

    mengupas kulit ari kedelai hingga 100%. Pemikiran-pemikiran sederhana ini

    diterapkan pada seluruh modifikasi mesin proses inovasi inkremental beliau.

    Pada tahap akhir implementasi juga terdapat langkah pematenan hasil inovasi

    untuk salah satu mesin, yaitu mesin penepung Disk Mill. Pematenan ini

    dilakukan karena Bapak Eko Susilo disadarkan oleh seorang teman bahwa

    mesin ini sangat inovatif dan merupakan asset yang sangat berharga.

    Dari penjelasan di atas, dapat digambarkan diagram inovasi

    inkremental secara umum yang dilakukan oleh Bapak Eko Susilo sebagai

    berikut:

  • 46

    Diagram 2. Diagram Inovasi Inkremental

    Dari proses inovasi terobosan dan proses inovasi inkremental di atas,

    dapat dijelaskan persamaan dan perbedaan di antara keduanya. Persamaan dari

    kedua proses kreativitas ini adalah pada tahap persiapan atau akumulasi

    pengetahuan, keduanya sama-sama mengandalkan pengalaman kerja di masa

    lalu sebagai sumber kreativitas. Terdapat tiga perbedaan di antara kedua proses

    ini. Pertama, pada tahap inkubasi, inovasi terobosan membutuhkan waktu yang

    lebih banyak dibandingkan dengan inovasi inkremental. Kedua, pada tahap

    melahirkan ide, ide yang muncul pada inovasi terobosan bersifat spontan saat

    melihat produk atau sistem yang berbeda namun aplikatif. Berbeda dengan

    inovasi inkremental, dimana ide muncul saat melihat produk atau sistem

    sejenis yang terasa kekurangannya. Ketiga, pada tahap evaluasi dan

    implementasi, inovasi terobosan cenderung lebih banyak membutuhkan trial &

    error dibandingkan dengan inovasi inkremental. Hal ini dapat dipahami karena

    inovasi terobosan harus dimulai dari dasar, sedangkan inovasi inkremental

    tinggal dilakukan modifikasi sederhana disesuaikan dengan kebutuhan.

    Proses Persiapan atau

    Akumulasi Pengetahuan

    Pengetahuan didapatkan dari

    pengalaman pekerjaan

    sebelumnya.

    Proses Inkubasi

    Memerlukan lebih sedikit waktu

    untuk memperoleh ide apabila

    dibandingkan dengan masa

    inkubasi inovasi terobosan.

    Proses Evaluasi dan

    Implementasi

    Memodifikasi mesin yang sudah ada,

    menambahkan beberapa bagian baru

    dengan sedikit trial & error. Ada

    pematenan untuk satu mesin.

    Proses Melahirkan Ide

    Ide muncul setelah melihat mesin

    lain yang sejenis namun terdapat

    kelemahannya, sehingga dirasa

    dapat disempurnakan kembali.

  • 47

    Di kedua proses inovasi di atas dibutuhkan biaya inovasi. Pada inovasi

    Bapak Eko Susilo pun demikian, beliau telah menghabiskan banyak biaya

    untuk pengembangan mesin-mesin produksi. Secara pasti tidak ada catatan

    terperinci, namun beliau mengaku bahwa beliau telah menghabiskan

    tabungannya senilai Rp 30 juta serta seluruh asuransi milik anaknya demi trial

    & error beberapa mesin sampai sempurna. Hal ini dapat dipahami bahwa

    Bapak Eko Susilo kurang mempersoalkan besarnya biaya inovasi yang

    muncul.

    4.5 Hasil Inovasi Teknologi Pemilik Usaha “Sehati”

    Hasil inovasi teknologi Bapak Eko Susilo adalah berupa mesin-mesin

    produksi. Kreativitas Bapak Eko Susilo mampu ditransformasikan menjadi

    hasil akhir mesin yang inovatif. Beliau menghasilkan ide-ide orisinal yang

    benar-benar baru sehingga dapat menghasilkan inovasi terobosan, di samping

    juga menyempurnakan sesuatu yang telah ada sebelumnya sehingga

    menghasilkan inovasi inkremental.

    Mesin Hasil Inovasi Terobosan

    Mesin hasil pemikiran ide orisinal Bapak Eko Susilo adalah sebagai

    berikut:

    Tabel 4. Mesin Hasil Inovasi Terobosan

    Nama Mesin Mesin peniris minyak goreng.

    Bentuk Mesin

    Gambar 1. Mesin Peniris Minyak

  • 48

    Deskripsi Mesin Mesin ini digunakan untuk meniriskan minyak hasil

    dari penggorengan kacang tanah atau kedelai.

    Waktu Penciptaan Tahun 2006.

    Bentuk Inovasi Di pasar beredar mesin peniris minyak yang berbeda

    konsep dengan mesin peniris minyak ciptaan Bapak

    Eko Susilo. Bentuk inovasi mesin peniris minyak

    beliau adalah:

    1. Mesin peniris minyak Bapak Eko Susilo menggunakan motor spinner mesin cuci sehingga

    putaran mesin lebih halus, sedangkan mesin peniris

    minyak di pasar menggunakan mesin sepeda motor

    sehingga putaran mesin kasar.

    2. Desain sederhana dan lebih kecil dibandingkan mesin peniris minyak di pasaran.

    Konsep Kerja Mesin menghilangkan minyak dari kacang yang telah

    digoreng dengan cara memutar hasil penggorengan

    dengan kecepatan tinggi, menyebabkan minyak dari

    kacang terlempar keluar.

    Nilai Mesin Rp 800.000,-

    Sumber: Bapak Eko Susilo

    Mesin Hasil Inovasi Inkremental

    Mesin yang berasal dari penyempurnaan mesin yang sudah ada

    sebelumnya adalah sebagai berikut:

    Tabel 5. Mesin Hasil Inovasi Inkremental 1

    Nama Mesin Sensor otomatis pengontrol panas minyak goreng.

    Bentuk Mesin

    Gambar 2. Sensor Pengontrol Panas Minyak Goreng

    Deskripsi Mesin Sensor otomatis pengontrol minyak goreng digunakan

    untuk mengontrol suhu minyak goreng agar tetap ideal.

    Waktu Penciptaan Tahun 2006.

    Bentuk Inovasi Sensor pengontrol panas minyak goreng cukup familiar

    digunakan oleh perusahaan makanan ringan skala

    besar, namun untuk skala UKM ide penggunaan alat ini

    masih tergolong baru. Alat utama yang digunakan

    adalah termometer. Inovasi yang dilakukan adalah

    menambahkan tombol-tombol pengatur suhu otomatis

  • 49

    dan sebuah alarm.

    Konsep Kerja Ketika dilakukan proses penggorengan, suhu minyak

    goreng yang diinginkan diatur menggunakan tombol

    yang ada. Termometer dihubungkan dengan kawat ke

    dalam minyak. Ketika suhu yang diinginkan telah

    dicapai, alarm akan menyala secara otomatis sehingga

    dapat mengingatkan karyawan.

    Nilai Mesin Rp 1.200.000,-

    Sumber: Bapak Eko Susilo

    Tabel 6. Mesin Hasil Inovasi Inkremental 2

    Nama Mesin Mesin coating.

    Bentuk Mesin

    Gambar 3. Mesin Pelumur Bumbu

    Gambar 4. Mesin Pelumur Tepung

    Gambar 5. Mesin Ayak

    Deskripsi Mesin Mesin coating merupakan satu paket mesin yang terdiri

    dari mesin pelumur bumbu, pelumur tepung, dan mesin

    ayakan. Mesin ini digunakan untuk proses pelumuran

  • 50

    kacang dengan bumbu dan tepung. Dengan

    menggunakan mesin ini terjadi penghematan waktu

    produksi.

    Waktu Penciptaan Akhir tahun 2006 sampai awal tahun 2007.

    Bentuk Inovasi Dari satu paket mesin coating, hanya mesin ayak yang

    merupakan hasil modifikasi, sedangkan kedua mesin

    lainnya tidak dimodifikasi karena sudah cukup

    sempurna. Mesin ayak berasal dari mesin pengaduk

    yang sama dengan kedua mesin lainnya namun

    ditambah dengan ram ayakan.

    Konsep Kerja Konsep mesin ini menyerupai mesin pengaduk semen.

    Kacang dimasukkan kedalam mesin pelumur bumbu,

    selanjutnya kacang tersebut dimasukkan ke dalam

    mesin pelumur tepung. Proses terakhir kacang

    dimasukkan ke dalam mesin ayak, sehingga didapatkan

    ukuran yang sama dan siap digoreng. Apabila masih

    terdapat kacang pra-goreng yang kurang sempurna,

    proses ini diulangi lagi sampai lima kali putaran

    sehingga didapatkan hasil yang sempurna.

    Nilai Mesin Rp 10.000.000,-

    Sumber: Bapak Eko Susilo

    Tabel 7. Mesin Hasil Inovasi Inkremental 3

    Nama Mesin Mesin penepung Disk Mill.

    Bentuk Mesin Bentuk mesin tidak dapat dipublikasikan karena rahasia

    terkait dengan hak paten.

    Deskripsi Mesin Kegunaan mesin ini adalah untuk memproduksi serbuk

    dan Jus Hangat Instan (JHI). Mesin penepung Disk Mill

    100% dapat melewati saringan berukuran mesh 100*

    dan jauh lebih halus dibandingkan dengan produk

    sejenis di pasaran.

    Waktu Penciptaan Tahun 2010.

    Bentuk Inovasi Mesin penepung Disk Mill berasal dari mesin penepung

    yang dibeli, kemudian dimodifikasi ulang agar

    menghasilkan tepung yang lebih halus. Modifikasinya

    adalah mengganti ayakan yang terdapat pada mesin

    tersebut dengan ayakan yang lebih halus. Di sisi lain,

    sistem kerja mesin juga diubah, ketika tepung yang

    dihasilkan masih kasar tepung tersebut otomatis akan

    digiling ulang sampai didapatkan tepung yang lebih

    halus.

    Konsep Kerja Konsep kerja mesin tidak dapat dipublikasikan karena

    rahasia terkait hak paten.

    Nilai Mesin Rp 8.000.000,-

    Sumber: Bapak Eko Susilo *)Saringan berukuran mesh 100 berarti dalam jarak 1 inchi saringan tersebut

    memiliki 100 lubang.

  • 51

    Tabel 8. Mesin Hasil Inovasi Inkremental 4

    Nama Mesin Mesin pengupas kulit ari kedelai.

    Bentuk Inovasi Bentuk mesin tidak dapat dipublikasikan karena mesin

    ini sudah tidak terpakai.

    Deskripsi Mesin Kegunaan mesin ini untuk mengupas kulit ari kedelai

    sampai terkelupas 100%. Namun mesin ini sudah tidak

    lagi digunakan setelah Bapak Eko Susilo menemukan

    bahwa kulit ari kedelai mengandung zat yang berguna

    bagi tubuh.

    Waktu Penciptaan Tahun 2010.

    Bentuk Inovasi Mesin pengupas kulit ari kedelai didapatkan dari

    modifikasi mesin penggiling tahu, hanya berupa

    mengubah diameter piringan besi pada mesin

    penggiling tahu.

    Konsep Kerja Konsep kerja dari mesin ini sama dengan konsep kerja

    awal mesin penggiling tahu.

    Nilai Mesin Rp 300.000,-

    Sumber: Bapak Eko Susilo

    Tabel 9. Mesin Hasil Inovasi Terobosan 5

    Nama Mesin Mesin pembersih kotoran kedelai.

    Bentuk Mesin

    Gambar 6. Mesin Pembersih Kotoran Kedelai

    Deskripsi Mesin Mesin ini digunakan untuk membersihkan kedelai

    mentah yang akan digunakan untuk produksi tanpa

    menghilangkan zat-zat yang berguna di dalam kedelai.

    Waktu Penciptaan Tahun 2011.

    Bentuk Inovasi Mesin pembersih kotoran kedelai berasal dari

    modifikasi mesin penggiling tahu, sama dengan mesin

    pengupas kulit ari kedelai. Piringan besi yang ada di

    dalam mesin penggiling tahu diganti dengan karpet.

    Ditambahkan juga blower untuk menghilangkan debu

    yang masih menempel di kedelai.

    Konsep Kerja Mesin pembersih kotoran kedelai bekerja tanpa

    menggunakan air sebagai pembersih kotoran. Konsep

    kerja dari mesin ini, kedelai dibersihkan dengan cara

    disikat oleh piringan karpet, kemudian kedelai tersebut

    ditiup oleh blower sehingga kotoran yang menempel

    pada kedelai dapat hilang seluruhnya.

    Nilai Mesin Rp 1.300.000,-

    Sumber: Bapak Eko Susilo

  • 52

    4.6 Manfaat Inovasi Teknologi Usaha “Sehati”

    Inovasi yang dilakukan oleh Bapak Eko Susilo membawa manfaat bagi

    beberapa pihak, di antaranya:

    Manfaat Inovasi Bagi Proses Produksi

    Proses inovasi yang dilakukan oleh Bapak Eko Susilo menghasilkan

    output inovasi yang bermanfaat bagi proses produksi secara keseluruhan.

    Bapak Eko Susilo mengaku bahwa beliau tidak hanya mengubah alat, namun

    mengubah metode dengan alat-alat yang ada. Ketika metode produksi yang

    digunakan berkualitas baik, dengan tidak mengesampingkan peran karyawan,

    maka secara langsung akan menghasilkan produk yang berkualitas baik juga.

    Hal ini sesuai dengan hasil wawancara, di mana Bapak Eko Susilo berpendapat

    bahwa inovasi pada metode produksi dapat meningkatkan kualitas dari produk.

    Hal ini tampak dari pernyataannya berikut:

    “Kalau bahan baku kelas A, orang yang mengerjakan kelas A, tapi

    metode yang digunakan kelas B, hasilnya bisa jadi kelas B atau C.

    Kalau bahan baku kelas A, orang yang mengerjakan kelas B, dan

    metode yang digunakan kelas B, maka hasilnya juga bisa jadi kelas

    B atau C. Kalau bahan baku kelas B, orang yang mengerjakan kelas

    B, tapi metodenya kelas A, maka hasilnya bisa kelas A atau B.

    Kalau bahan bakunya kelas B, orang yang mengerjakan kelas A,

    dan metode yang digunakan juga A, maka hasilnya pasti A.”

    Dari pernyataan di atas jelas bahwa metode produksi memiliki peran yang

    sangat penting dalam menghasilkan produk yang berkualitas. Terasa sia-sia

    apabila bahan baku yang digunakan berkualitas nomor satu, namun metode

    produksi yang digunakan hanya seadanya, maka tidak akan mungkin dapat

    menghasilkan produk yang berkualitas baik. Hal ini terbukti nyata pada

    peningkatan kualitas produk usaha “Sehati” setelah penggunaan mesin-mesin

    berikut:

  • 53

    Tabel 10. Perbandingan Kualitas Produk Antara Sebelum dan Sesudah

    Penggunaan Mesin

    Indikator Mesin

    Penyelesai

    Masalah

    Sebelum Penggunaan

    Mesin

    Sesudah Penggunaan

    Mesin

    Daya tahan

    produk.

    Mesin

    peniris

    minyak.

    Kacang telur hanya

    bertahan kurang dari

    satu minggu.

    Kacang telur mampu

    bertahan sampai

    enam bulan.

    Warna hasil

    penggorengan

    .

    Sensor

    otomatis

    pengatur

    panas

    minyak

    goreng.

    Warna kacang telur

    hasil penggorengan

    tidak merata.

    Warna kacang telur

    menjadi bagus dan

    merata.

    Lama waktu

    produksi.

    Mesin

    coating.

    Pembuatan 15 kg

    kacang telur secara

    manual memakan

    waktu delapan jam

    dengan tenaga kerja

    dua orang.

    Pembuatan kacang

    telur sebanyak 20 kg

    hanya memakan

    waktu satu jam

    dengan operator

    mesin satu orang.

    Kelembutan

    hasil

    penggilingan.

    Mesin

    penepung

    Disk Mill.

    Serbuk dan Jus

    Hangat Instan (JHI)

    terasa masih sangat

    kasar, sehingga

    muncul ampas saat

    diseduh dan

    menimbulkan rasa

    tidak enak di

    tenggorokan.

    Mampu dihasilkan

    serbuk dan Jus

    Hangat Instan (JHI)

    yang sangat lembut,

    tidak menimbulkan

    ampas saat diseduh.

    Terkupasnya

    kulit ari

    kedelai

    mentah.

    Mesin

    pengupas

    kulit ari

    kedelai.

    Kulit ari yang

    menempel pada

    kedelai mentah tidak

    dapat dikupas

    seluruhnya sampai

    bersih.

    Kulit ari yang

    menempel pada

    kedelai mentah dapat

    dikupas seluruhnya

    sampai bersih.

    Kebersihan

    kedelai

    mentah.

    Mesin

    pembersih

    kotoran

    kedelai.

    Kedelai mentah yang

    dicuci dengan air

    menyebabkan zat-zat

    berguna di dalam

    kedelai hilang,

    sehingga rasa produk

    menjadi kurang enak.

    Kedelai mentah

    dibersihkan tanpa

    media air, sehingga

    zat-zat di dalam

    kedelai masih terjaga

    dan rasanya tetap

    enak.

    Manfaat Inovasi Bagi Karyawan Usaha “Sehati”

    Inovasi yang dilakukan oleh Bapak Eko Susilo berdampak bagi

    karyawan usaha “Sehati”. Beliau mewajibkan seluruh karyawan di bagian

  • 54

    produksi untuk menguasai sistem kerja seluruh mesin hasil inovasi. Beliau

    mempersilahkan karyawan merombak mesin-mesin hasil inovasinya jika dirasa

    mesin-mesin tersebut masih kurang efektif dan efisien. Bahkan terkesan beliau

    mempercayakan mesin-mesin tersebut kepada mereka. Hal ini dimaksudkan

    supaya karyawan dapat mengembangkan kreatifitas dan pengetahuan mereka

    sehingga berguna untuk masa depan karyawan sendiri. Bapak Slamet, salah

    seorang karyawan Bapak Eko Susilo berkata:

    “Pak Eko sering meminta karyawan untuk menguasai semua bagian

    produksi, termasuk saya. Saya sendiri biasanya cuma bekerja di

    bagian penggorengan sejak dulu pertama kali ikut Pak Eko, tapi

    sekarang saya juga harus menguasai bagian penepungan. Memang

    Pak Eko ingin supaya jika ada karyawan yang tidak masuk itu tidak

    mengganggu produksi, karena ada karyawan lain yang

    menggantikan. Tapi di balik itu saya tahu kalau Pak Eko juga ingin

    karyawan itu bertambah pintar dan berkembang. Dia malah

    menyuruh karyawan untuk bongkar-bongkar mesin kalau karyawan

    merasa bisa lebih baik. Contohnya mesin peniris minyak ini,Pak

    Eko dulu cuma membuat dalamnya saja, tapi penutup luarnya itu

    malah karyawan yang merancang dan membuatnya.”

    Dengan cara ini, diharapkan setelah karyawan tidak lagi bekerja di

    usaha “Sehati” mereka dapat mandiri berkat skill yang diperoleh dari Bapak

    Eko Susilo. Beliau sendiri malah berharap bahwa karyawan-karyawannya tidak

    berlama-lama bekerja di tempat usahanya, namun segera mandiri dengan

    membuka usaha dengan modal keterampilan yang telah diperoleh dari beliau.

    Manfaat Inovasi Bagi Masyarakat Sekitar

    Bagi Bapak Eko Susilo, inovasi yang telah dilakukannya dirasa tidak

    hanya bermanfaat bagi proses produksi usaha “Sehati”, namun juga bermanfaat

    bagi orang lain. Beliau ingin agar banyak orang terinspirasi dari hasil

    inovasinya sehingga mampu menjadi pengusaha sekaligus inovator. Beliau

    membebaskan semua orang; baik siswa sekolah, mahasiswa, pengusaha lain,

    maupun petugas dari dinas-dinas pemerintah untuk melihat sistem kerja mesin-

  • 55

    mesin hasil produksinya, kecuali untuk mesin penepung Disk Mill yang telah

    dipatenkan. Karena alasan ini, beliau telah membangun Rumah Wisata Kedelai

    yang berfungsi memfasilitasi orang-orang yang ingin belajar inovasi dan seluk

    beluk usaha “Sehati”. Berhubung beliau juga pernah menjadi ketua asosiasi

    pengusaha UKM Salatiga, sehingga beliau juga sering bertukar pendapat

    mengenai inovasi-inovasi beliau kepada sesama anggota asosiasi. Cukup

    banyak pengusaha lain yang bertanya mengenai masalah produksi usaha

    mereka yang kurang efektif dan efisien kepada Bapak Eko Susilo, dan beliau

    dengan senang hati memberikan solusi dengan membagikan hasil inovasinya.

    Bapak Eko Susilo berkata:

    “Sebelum mesin penepung ini saya patenkan, waktu itu saya

    ikut pameran mesin produksi di Jogja. Kebetulan ada

    perusahaan broker teknologi dari Jerman yang lihat mesin

    penepung saya. Eh mereka tertarik terus langsung menanyai

    saya begini „Pak, Bapak ingin kaya apa terkenal? Mesin ini

    kami beli saja hak patennya, nanti Bapak bisa jadi kaya dan

    terkenal‟. Tapi saya jawab tidak, soalnya saya ingin kalau

    mesin-mesin saya bisa bermanfaat buat orang lain juga. Kalau

    mesin ini sudah dibeli hak patennya kan pastinya saya sudah

    tidak bisa bongkar-bongkar lagi. Ya tetapi akhirnya mesin

    penepung ini saya patenkan sendiri karena ditakut-takuti

    teman saya. Kalau untuk mesin yang lain biarlah begitu saja

    tidak usah saya patenkan supaya bisa buat orang lain

    belajar.”

    Seharusnya beliau dapat mematenkan seluruh karya inovasinya dan

    mendapatkan keuntungan pribadi, namun beliau menolak. Hal ini cukup

    beresiko, tentunya orang lain dapat menjiplak dan mematenkan mesin-mesin

    tersebut terlebih dahulu. Namun beliau hanya berusaha ikhlas dalam

    membantu orang lain dan percaya bahwa Tuhan akan memberikan sesuatu

    yang terbaik baginya. Pernyataan beliau diperkuat oleh perkataan istrinya

    yaitu:

  • 56

    “Tadinya saya juga sama seperti orang lain, bertanya-tanya ke Pak

    Eko, kalau mesin-mesin ini ditiru orang lain bagaimana nantinya.

    Tapi saya mulai belajar dari Pak Eko, belajar untuk ikhlas dan

    longgar kepada orang lain. Yakin bahwa Tuhan selalu menyediakan

    jalan bagi setiap orang. Lagipula, Tuhan selalu memberikan semua

    pada kita gratis, makanya Pak Eko dan saya juga belajar untuk

    memberikan ilmu yang dipunyai secara gratis”.

    Dari penjelasan di atas, manfaat inovasi Bapak Eko Susilo bagi karyawan

    usaha “Sehati” dan masyarakat sekitar di atas dapat dijabarkan dalam tabel di

    bawah ini:

    Tabel 11. Manfaat Inovasi Bapak Eko Susilo Bagi Karyawan Usaha

    “Sehati” dan Masyarakat Sekitar

    Pihak yang

    Mendapat

    Manfaat

    Indikator Bentuk Manfaat

    Karyawan

    usaha “Sehati”.

    Penambahan skill

    dan kreativitas.

    Skill dan kreativitas karyawan

    bertambah, berguna bagi masa depan

    mereka.

    Siswa sekolah,

    mahasiswa,

    pengusaha lain,

    dan petugas

    dinas-dinas

    pemerintah.

    Penambahan

    pengetahuan dan

    dorongan untuk

    berinovasi.

    Adanya pengetahuan baru mengenai

    inovasi mesin produksi UKM, serta

    menambah semangat untuk menjadi

    pelaku inovasi juga.

    Anggota

    asosiasi

    pengusaha

    UKM Salatiga

    dan pengusaha

    lain.

    Penyelesaian

    masalah produksi.