Gambaran Histopatologi Prognosis Kolestasis

5
Gambaran Histopatologi Hepatosit pada penderita kolestasis akan terlihat bintik coklat kehijauan pada sitoplasma. Kanalikulus empedu antara satu hepatosit dengan hepatosit lain juga dapat terdeteksi. Kanalikulus tersebut merepresentasikan bahwa terdapat obstruksi pada kanalikulus sehingga empedu yang dikeluarkan tidak dapat mengalir normal. Jika akumulasi empedu terlalu banyak, saluran empedu akan pecah dan menyebabkan nekrosis hepatosit jika terkena empedu tersebut. Daerah yang telah terkena empedu disebut danau empedu (Narang dan Will, 2010). Gambar. Gambaran Histopatologi Kolestasis. Penatalaksanaan Terapi lama Pengobatan paling rasional untuk kolestasis adalah perbaikan aliran empedu ke dalam usus. Pada prinsipnya ada beberapa hal pokok yang menjadi

description

Digestive

Transcript of Gambaran Histopatologi Prognosis Kolestasis

Gambaran HistopatologiHepatosit pada penderita kolestasis akan terlihat bintik coklat kehijauan pada sitoplasma. Kanalikulus empedu antara satu hepatosit dengan hepatosit lain juga dapat terdeteksi. Kanalikulus tersebut merepresentasikan bahwa terdapat obstruksi pada kanalikulus sehingga empedu yang dikeluarkan tidak dapat mengalir normal. Jika akumulasi empedu terlalu banyak, saluran empedu akan pecah dan menyebabkan nekrosis hepatosit jika terkena empedu tersebut. Daerah yang telah terkena empedu disebut danau empedu (Narang dan Will, 2010).

Gambar. Gambaran Histopatologi Kolestasis. PenatalaksanaanTerapi lama Pengobatan paling rasional untukkolestasisadalah perbaikan aliran empedu ke dalam usus.Padaprinsipnyaada beberapa hal pokok yang menjadi pedoman dalam penatalaksanaannya, yaitu (Magnus et al., 2010). 1.Perbaikan terhadap adanya gangguan aliran empedu.2. Mengobati komplikasi yang telah terjadi akibat adanya kolestasis.3. Memantau sedapat mungkin untuk mencegah kemungkinan terjadinya keadaan fatal yang dapat mengganggu proses regenerasi hepar.4. Melakukan usaha-usaha yang dapat mencegah terjadinya gangguan pertumbuhan.5. Hindari segala keadaan yang dapat mengganggu/merusak hepar.Tatalaksana kolestasis dibagidalamdua golongan besar, yaitu:Salah satu terapi yang dilakukan untuk memperbaiki aliran empedu adalah dengan pemberian obat. Obat-obat yang dapat mengatasi gangguan aliran empedu adalah fenobarbital, kolestiramin, dan ursodioxy cholic acid (UDCA) (Copple et al., 2010). Selain itu, pemberian nutrisi bagi penderita juga dapat membantu terapi. Nutrisi yang dibutuhkan pada penderita kolestasis ada beberapa macam, yakni diet tinggi karbohidrat, diet rendah lemak, diet tinggi vitamin larut lemak dan natrium, serta pemberian air putih yang cukup. Diet tinggi karbohidrat diperlukann karena penderita kolestasis sangat membutuhkan energi utama selain lemak yang penguraiannya terganggu akibat tersumbatnya saluran empedu. Karbohidrat juga memiliki tekstur dan rasa yang lebih diterima oleh pasien dibandingkan dengan lemak. Akan tetapi, pemberian karbohidrat yang berlebihan dapat menyebabkan intoleransi pada sebagian kecil orang seperti diare. Pemberian vitamin larut lemak, seperti vitamin A, D, E, dan K juga dilakukan untuk mencegah pembentukan radikal bebas pada hati (Copple et al., 2010).

Terapi baru Operasi Kasaiatau hepatoportoenterostomy procedure diperlukan untuk mengalirkan empedu keluar dari hati, dengan menyambungkan usus halus langsung dari hati untuk menggantikan saluran empedu (lihat gambar di bawah).Untuk mencegah terjadinya komplikasicirrhosis, prosedur ini dianjurkan untuk dilakukan sesegera mungkin, diupayakan sebelum anak berumur 90 hari. Perlu diketahui bahwa operasi Kasai bukanlah tatalaksana definitif dari kolestasis dengan atresia biliaris, namun setidaknya tindakan ini dapat memperbaiki prognosis anak dan memperlambat perjalanan menuju kerusakan hati (Magnus et al, 2010).

Gambar. Gambar Skematis Operasi Kasai (Narang dan Will, 2010).

Komplikasi Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita kolestasis adalah gagal hati. Komplikasi terjadi jika penanganan tidak dilakukan dengan baik dan benar (Narang dan Will, 2010).

PrognosisPrognosis kolestasis tergantung dari penyakit penyebab dan banyaknya kerusakan sel-sel hati. Kolestasis yang terjadi oleh sepsis, prognosisnya baik. Pada kasus kolestasis ekstrahepatik seperti atresia billier, setelah dilakukan operasi Kasai (post kasai procedure) 30-60% bisa bertahan sampai lima tahun (Copple et al., 2010).

Copple, B et al. 2010. Oxidative stress and the pathogenesis of cholestasis. Europe Pubmed Medicine. Vol. 30 (2): 195-204. Magnus, Pauli et al. 2010. Genetic determinants of drug-induced cholestasis and intrahepatic cholestasis of pregnancy. Europe Pubmed Medicine. Vol 30 (2): 147-159.Narang, Tarun dan Will Ahrens. 2010. Postliver transplant cholestatic hepatitis C: A systematic review of clinical and pathological findings and application of consensus criteria. Wiley Online Library. Vol. 16 (11): 1228-1235.