GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM...

96
GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM BASED LEARNING (PBL) MAHASISWA KEPERAWATAN FKIK UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) Oleh: AGIL MAIZAR NIM : 1113104000014 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017 M/1438 H

Transcript of GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM...

Page 1: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM BASED

LEARNING (PBL) MAHASISWA KEPERAWATAN FKIK UIN

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Oleh:

AGIL MAIZAR

NIM : 1113104000014

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017 M/1438 H

Page 2: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan
Page 3: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan
Page 4: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan
Page 5: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan
Page 6: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan
Page 7: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

v

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripi ini hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Fakultas Kedokeran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokeran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersediamenerima

sangsi yang berlaku di Fakultas Kedokeran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Juli 2017

Agil Maizar

Page 8: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

vi

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi, Juni 2017

Agil Maizar, NIM: 1113104000014

Gambaran Berpikir Kritis Dalam Problem Based Learning (PBL) Mahasiswa

Keperawatan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

xiv + 68halaman + tabel 4 + bagan 2 + lampiran 8

ABSTRAK

Berpikir kritis adalah komponen esensial dari keperawatan dengan menggunakan

pengetahuan mengenai ilmu keperawatannya secara menyeluruh agar bisa memberikan

perawatan yang efektif. Problem Based Learning (PBL) adalah pembelajaran untuk

mengembangkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa. Penelitian ini merupakan penelitian

kuantitatif dengan desain deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik

dan kemampuan berpikir kritis mahasiswa ilmu keperawatan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Jumlah responden sebanyak 171 mahasiswa yang diambil dengan menggunakan

teknik rendom sampling yang telah diproporsikan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara

pengisian kuesioner kecenderungan berpikir kritis. Analisis univariat digunakan untuk

melihat distribusi frekuensi dari variabel: angkatan, jenis kelamin dan usia. Hasil penelitian

menunjukan rata-rata berusia mahasiswa 19 tahun.Sebanyak 59,6% mahasiswa memiliki

kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan berpikir kritis

yang kurang. Persentase tertinggi terdapat pada angkatan 2014 yaitu sebesar 41,2%. Saran

penelitian ini yaitu modul PBL dapat dilanjutkan dan diperbaiki untuk meningkatkan kualitas

kemampuan berpikr kritis.

Kata Kunci : Berpikir Kritis, Problem Based Learning

Tahun : 42 (2007-2016)

Page 9: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

vii

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES

SCHOOL OF NURSING

SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY OF JAKARTA

Undergraduate Thesis, Juny 2017

Agil Maizar, NIM: 1113104000014

Xiv + 68page+ table 4 + schme 2 + attachmentps 8

ABSTRACK

Critical thinking is an assential component of nursing science throughly in order to

provide effective care. Problem Based Learning (PBL) is a learning develop student’s

critical thinking skills. This research with descriptive design. This purpose of

research is to find out the description and the characteristics of critical thinking in

nursing students of UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. The number of respondents are

171 students, takenby using random sampling technique that has been propotioned.

The data collected by filling out the questionnaire of critical thinking tendency.

Univariate analysis is used to see the frequency distribution of variables; the class,

gender, and age. The result of this research showed the average age of this sample are

19 years old. 59,6% students has the tendency to think critically well with the highest

persentage in class of 2014 which is 41,2%, the female gender persentage is 97,1%.

The suggetion of this research is to evaluate student learning at the end of module in

order to maximize, so a it can produce good academic appearance and the graduates

who are able to thinking critically. Researcher recommends lectures for using PBL

and improves it to increase studens critical thinking ability.

Keyword : Critical Thinking, Problem Based Learning

Year : 42 (2007-2016)

Page 10: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

viii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : AGIL MAIZAR

Tempat, Tanggal Lahir : Gresik, 04 mei 1993

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : jl. Arroyan RT RW Campurejo Panceng Gresik

Nomer HP : 082260377782

E-mail : [email protected]

Fakultas /Jurusa : Program Studi Ilmu Keperawatan/Fakultas

Kedokteran Dan Ilmu Keperawatan

Riwayat Pendidikan : TK Campurejo 1999-2001

SDN WERU I 2001-2007

SMP AL-AMIN TUNGGUL 2007-2008

SMP MUHAMMADYA 12 PACIRAN 2008-2010

MA AL-ISHLAH PACIRAN 2010-2013

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

2013

Page 11: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamiin,

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat, kekuatan dan karunia-Nya, shalawat serta salam senantiasa

tercurahkan kepada junjungan baginda nabi besar Muhammad SAW. Atas izin Allah

penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Gambaran Berpikir

Kritis DalamProblem Based Learning (PBL) Mahasiswa Keperawatan FKIK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta” sehingga dapat diajukan sebagai salah satu persyaratan

untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan. Saya menyadari bahwa dalam

penulisan skripsi ini banyak mengalami kesulitan dan kendala namun berkat

dukungan dan bantuan, dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan maksimal. Dengan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat di bawah.

Saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Prof. Dr. H., Arif Sumantri, S.KM., M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Maulina Handayani, S.Kp, M.Sc, selaku Ketua Program Studi dan Ernawati,

S.Kp, M.Kep, Sp.KMB, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Selaku Dosen Pembimbing Dwi Setiowati, S.Ke, Ns, M.Kep dan Jamaludin

,S.Kp., M.Kep, terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah meluangkan

waktu serta memberi arahan dan bimbingan dengan sabar kepada saya selama

proses pembuatan proposal ini.

Page 12: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

x

5. Seluruh dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu dan

pengetahuan serta pengalamannya selama penulis mengikuti perkuliaan

6. Seluruh staf dan karyawan Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Keluarga saya terutama kedua orang tua (Ali Sufaat dan Musfiroh), dan kakak

(Mafrul Izat) yang telah memberikan semuah yang saya butuhkan.

8. Seluruh angkatan 2013 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Terimakasih telah saling mengingatkan, mendoakan dan menjadi penyemangat

untuk berjuang menggapai semua impian.

9. Hanna Wiatul Ilmi terimakasih telah mengingatkan, mendoakan dan menjadi

penyemangat untuk berjuang menggapai semua impian.

Atas bantuan serta segala dukungan yang telah diberikan, semoga Allah SWT.

senantiasa membalas dengan pahala yang berlimpah. Sangat besar harapan saya

skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun para pembaca. Semoga kita semua

senantiasa diberikan petunjuk, limpahan rahmat, hidayah, serta inayah yang tak

terhingga oleh Allah SWT.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Ciputat, Mei 2017

Peneliti

Page 13: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

xi

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ................................................................................................................... vi

ABSTRACK ............................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xiv

DAFTAR SINGKATAN ............................................................................................ xv

DAFTAR BAGAN..................................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 8

C. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 8

1. Tujuan Umum ............................................................................................. 8

2. Tujuan Kusus .............................................................................................. 9

D. Manfaat Penelitian ............................................................................................. 9

1. Bagi Mahasiswa .......................................................................................... 9

2. Bagi Institusi ............................................................................................... 9

3. Bagi Peneliti Selanjutnya ............................................................................ 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 10

A. Berpikir Kritis ................................................................................................. 10

1. Definisi...................................................................................................... 10

2. Sikap Berpikir Kritis ................................................................................. 11

3. Aplikasi Berpikir Kritis Dalam Keperawatan ........................................... 15

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Berpikir Kritis ............. 18

B. Problem Based Learning ................................................................................. 22

1. Definisi...................................................................................................... 22

2. Karakteristik Problem Based Learning ..................................................... 24

3. Tahap-tahap Dalam Problem Based Learning .......................................... 25

Page 14: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

xii

4. Kelemahan dan Kelebihan Problem Based Learning ............................... 28

C. Penelitian Terkait ............................................................................................ 31

D. Kerangka Teori ................................................................................................ 34

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPRASIONAL .......................... 35

A. Kerangka Konsep ............................................................................................ 35

B. Definisi Oprasional ......................................................................................... 36

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ................................................................... 38

A. Desain Penelitian ............................................................................................. 38

B. Populasi dan Sampel Penelitian ...................................................................... 38

1. Populasi Penelitian .......................................................................................... 38

3. Sampel Penelitian ..................................................................................... 39

C. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................................... 41

D. Prosedur Pengumpulan Data ........................................................................... 41

E. Instrumen Penelitian ........................................................................................ 42

F. Uji Validitas .................................................................................................... 43

1. Uji Validitas .............................................................................................. 43

2. Uji Reliabilitas .......................................................................................... 44

G. Pengolahan Data .............................................................................................. 44

H. Analisis Data ................................................................................................... 46

I. Etika Penelitian ............................................................................................... 46

1. Otonomi........................................................................................................... 46

4. Beneficence ............................................................................................... 47

5. Confidentiality .......................................................................................... 47

6. Justice........................................................................................................ 48

BAB V HASIL PENELITIAN.................................................................................... 49

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................................... 49

B. Karakteristik Umum Responden ..................................................................... 50

C. Berpikir Kritis ................................................................................................. 51

BAB VI PEMBAHASAN ........................................................................................... 53

A. Berpikir Kritis ................................................................................................. 53

Page 15: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

xiii

B. Karakteristik Responden ................................................................................. 56

1. Semester .................................................................................................... 56

2. Jenis Kelamin ............................................................................................ 57

3. Usia ........................................................................................................... 59

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 61

A. Kesimpulan ...................................................................................................... 61

B. Saran ................................................................................................................ 61

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 63

Page 16: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia di Program Studi

Ilmu Keperawatan (PSIK) UIN Syarif Hidayatulla Jakarta

Tabel 5.2 Distribusi responden berdasarkan angkatan, usia dan jenis

kelamin di program studi ilmu keperawatan UIN Jakarta

Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Kecenderungan Berpikir

Kritis di Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Mahasiswa

Keperawatan berdasarkan kecenderungan berpikir kritis di

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Mahasiswa

Keperawatan berdasarkan kecenderungan berpikir kritis di

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

48

48

49

50

52

Page 17: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

xv

DAFTAR SINGKATAN

BK : Berpikir Kritis

DK : Diskusi Kelompok

DL : Discovery Learning

UIN : Universitas Islam Negeri

PBL : Problem Based Learning

PSIK : Program Studi Ilmu Keperawatan

SCL : Student-Centered Learning

Page 18: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

xvi

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 2.1 Kerangka Teori…………………………………………………………33

Bagan 3.1 Kerangka Konsep………………………………………………………34

Page 19: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Perizinan

Lampiran 2 Penjelasan Penelitian untuk Responden

Lampiran 3 Lembar Persetujuan menjadi Responden

Lampiran 4Kuesioner Penelitian

Lampiran 5 Hasil Penelitian Secara Statistik Komputer

Page 20: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan
Page 21: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

1

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah suatu upaya untuk meningkatkan kualitas dan

potensi yang ada pada setiap individu. Perguruan tinggi mempunyai peran

penting dalam pengembangan dan peningkatan sumber daya manusia secara

berkala, terutama pada era globalisasi seperti saat ini. Perlu sumber daya

manusia yang berkualitas tinggi, mampu mengembangkan potensi yang

dimilikinya serta dapat berpikir kritis agar dapat mengabdikan diri ke dalam

pelayanan masyarakat (Fakhriyah, 2014). Salah satu pelayanan masyarakat

adalah pelayanan dibidang kesehatan, untuk meningkatan pelayanan

kesehatan sangat dibutuhkandari tenaga kesehatan seperti dibidang ilmu

keperawat dengan mengembangan kemampuan berpikir kritis yang

merupakan komponen penting karena perawat selalu dihadapkan dengan

situasi yang kompleks, yang menuntut penilaian akurat, pengambilan

keputusan yang tepat dan merupakan proses pembelajaran terus menerus

(Mulyaningsih, 2013).

Berpikir kritis dalam keperawatan merupakan komponen esensial dari

akuntabilitas profesional dan kualitas asuhan keperawatan. Perawat diminta

untuk bisa berpikir kritis dengan menggunakan pengetahuan mengenai ilmu

keperawatannya secara menyeluruh agar bisa memberikan perawatan yang

efektif (Billings, 2009). Seorang perawat harus memiliki kemampuan untuk

menggali setiap perubahan yang terjadi pada kondisi pasien, memberikan

Page 22: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

2

pelayanan keperawatan mandiri, dan tanggap terhadap berbagai permintaan

dan bisa menentukan prioritas. Hal ini tentu saja membutuhkan kemampuan

berpikir kritis yang mumpuni dan kemampuan untuk menyelesaikan masalah

yang terjadi dengan baik serta bisa berkomunikasi dengan lancar dan jelas

(Fero et al, 2009).

Perawat akan menemukan berbagai situasi klinis yang berkaitan

dengan masyarakat atau pasien, anggota keluarga, dan tenaga kesehatan

lainnya, sehingga penting untuk berpikir kritis pada setiap situasi. Perawat

harus mengembangkan kemampuan berpikir kritis dalam menyelesaikan

masalah dan pengalaman baru yang menyangkut pasien dengan cara

berpikiran terbuka, kreatif, percaya diri dan bijaksana. Perawat memiliki

peranan penting dalam mengambil keputusan klinis yang tepat dan akurat.

Pengambilan keputusan klinis merupakan hal yang membedakan antara

perawat dan staf teknis. Perawat profesional akan mengambil tindakan yang

cepat dan tepat ketika keadaan klien memburuk, mendeteksi jika pasien

mengalami komplikasi serta memiliki inisiatif untuk mengatasinya. Potter &

Perry dalam Aprisunadi (2011).Lulusan perawat akan sering dihadapkan pada

pasien dengan berbagai macam situasi dan dituntut untuk mampu berfikir

kritis dan sistematis untuk menganalisa sesuai penyakit yang diderita

pasien(Indriasari, 2016). Haryanto (2014)Mendukung pendapat tersebut

dengan menjelaskan rentang perawatan pasien di rumah sakit bervariasi mulai

dari kasus yang ringan hingga kasus yang kompleks, sehingga menuntut

perawat untuk berpikir kritis dan mempunyai waktu tanggap yang cepat.

Page 23: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

3

Berpikir kritis memiliki kaitan dalam proses pengambilan keputusan dan

penilaian klinis yang akan menjadi penentu pemberian tindakan yang cepat

maupun pemberian asuhan keperawatan yang propesional.

Facione (2015) terdapat enam sub skill dalam berpikir kritis yaitu

interpretasi, analisis, evaluasi, inferen, penjelasan dan regulasi diri. (Potter &

Perry, 2013) menjelaskan penerapannya dalam keperawatan. Interpretasi

adalah proses memahami dan menyatakan makna dari banyak bentuk

pengalaman, situasi, data, pemeriksaan atau kriteria. Interpretasi bagiansub

skill yang mengkategorikan, signifikasi dan menjelaskan makna(Facione,

2013). Perawat dapat mencari data secara berkala dan sistematis agar dapat

mengetahui data yang kurang(Potter & Perry, 2013).Analisis merupakan

proses mengidentifikasi hubungan inferensial dan aktual diantara pertanyaan,

pernyataan, konsep, deskripsi untuk mengungkapkan keyakinan, penilaian,

pengalaman, alasan, informasi, atau pendapat(Facione, 2013). Analisis

meliputi pengujian data, pendeteksian argumen, menganalisis argumen(Potter

& Perry, 2013).

Evaluasi yaitu representasi dari laporan atau deskripsi dari persepsi,

pengalaman dan menaksir hubungan inferensial, deskripsi atau bentuk

representasi lainnya(Facione, 2013). Evaluasi dalam keperawatan digunakan

untuk melihat situasi secara objektif dan menggunakan kriteria untuk

menentukan hasil yang diharapkan atau tindakan keperawatan, evaluasi

dilakukan pada tindakan yang telah perawat kerjakan(Potter & Perry, 2013).

Inference, berarti mengidentifikasi dan memperoleh unsur yang diperlukan

Page 24: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

4

untuk mem- buat kesimpulan-kesimpulan yang masuk akal, membuat dugaan

dan hipotesis, mempertimbangkan informasi yang relevan dan menyimpulkan

konsekuensi dari data(Facione, 2013). Dalam keperawatan aplikasi inferensi

yaitu melihat arti dari data yang dikumpulkan dan menentukan

signifikansinya, apakah terdapat hubungan antar data, apakah data tersebut

dapat membantu untuk mengetahui adanya masalah pasien(Potter & Perry,

2013).

Penjelasan yaitu mampu menyatakan hasil-hasil dari penalaran

seseorang, penalaran tersebut dari sisi konseptual, metodologis dan

konstektual(Facione, 2013). Dalam keperawatan diaplikasikan untuk

menjelaskan penemuan dan kesimpulan yang dibuat oleh perawat,

menggunakan semua pengetahuan dan pengalaman perawat untuk

menentukan cara yang tepat dalam merawat pasien(Potter & Perry, 2013).

Regulasi Diri adalah secara sadar diri memantau kegiatan-kegiatan kognitif

seseorang, unsur-unsur yang digunakan dalam hasil yang diperoleh, terutama

dengan menerapkan keahlian dalam analisis dan evaluasi untuk penilaiannya

sendiri(Facione, 2013). Aplikasi pengontrolan diri dalam keperawatan yaitu

melihat kejadian yang telah dialami dan menemukan cara bagaimana dapat

memperbaiki kinerja perawat dan menanyakan apakah yang dapat membuat

perawat merasa telah berhasil(Potter & Perry, 2013).

Untuk mewujutkan mahasiswa yang dapat berpikir kritis tersebut

maka proses pembelajaran harus diubah, dari one-way traffic menjadi two-

way traffic dan interaktif menjadi sangat penting. Pembelajaran interaktif

Page 25: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

5

merupakan salah satu karakteristik Student-Centered Learning (SCL) yang

berfokus pada peserta didik (Harsono, 2008). Salah satu pendekatan SCL

adalah PBL dimana peserta didik sejak awal dihadapkan pada suatu masalah,

kemudian dilanjutkan dengan proses pencarian informasi yang bersifat

student-centered. proses pendidikan yang terencana seperti PBL dapat

menciptakan peserta didik menjadi aktif dalam menggali potensi diri dan

berpikir kritis dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada di

lingkungan kerja nyata (Arlan, Fitria, & Rafiyah, 2014).

Problem based learning (PBL) dalam pelaksanaannya juga bertujuan

agar mahasiswa dapat berpikir kritis dalam menyelesaikan kasus melalui

pendekatan kooperatif. Sebelum memulai proses pembelajaran, mahasiswa

terlebih dahulu mengamati suatu permasalahan. Dalam hal ini pengajar

merangsang masiswa untuk berpikir kritis sehingga dapat membantu

mahasiswa mengembangkan kemampuan berpikir kritis, penyelesaian

masalah, dan keterampilan intelektual melalui keterlibatan mereka dalam

pengalaman nyata atau simulasi, dan menjadi pembelajar yang mandiri.

Metoda ini sangat cocok diterapkan untuk pendidikan keperawatan. Lulusan

perawat akan banyak dihadapkan pada pasien dengan berbagai macam kasus

dan dituntut untuk mampu berfikir kritis dan sistematis untuk menganalisa

sesuai penyakit yang diderita pasien (Indriasari, 2016). Interaksi antar siswa,

interaksi antara guru dan siswa juga merupakan salah satu faktor yang paling

kuat dalam melancarkan jalannya proses pembelajaran. Oleh karena itu, PBL

Page 26: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

6

memberikan kesempatan untuk terjadinya kedua interaksi tersebut

(Widjajanti, 2011).

Pelaksanaan Problem Based Learning (PBL) dapat mempengaruhi

kemampuan berpikir mahasiswa di dalam proses pembelajaran. Oleh karena

itu semakin baik pelaksanaan Problem Based Learning (PBL) yang dilakukan

maka semakin meningkat kemampuan berpikir kritis mahasiswa. Penelitian

juga menjelaskan penerapan metode Problem Based Learning dalam

pembelajaran mampu meningkatkan minat belajar mahasiswa baik minat

belajar di dalam maupun di luar kelas hal ini terjadi karena proses

pembelajaran lebih banyak diberikan penugasan analisis kasus baik secara

individual maupun kelompok sehingga menuntut partisipasi semua

mahasiswa dalam proses pembelajaran sehingga mampu meningkatkan

pemahaman mahasiswa. Penelitian menunjukkan bahwa penerapan model

pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan keaktifan dan

hasil belajar mahasiswa dilihat dari rata-rata keaktifan mahasiswa secara

klasikal dengan aspek menyampaikan pertanyaan, Aspek menjawab

pertanyaan dan aspek memberikan argument. Hasil tersebut memberikan

makna bahwa ada peningkatan hasil belajar pada peserta didik.

Program Studi Ilmu Keperawatan mempunyai izin pelaksanaan

berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi

Departemen Pendidikan Nasional RI Nomor: 1356/D/T2005 tanggal 10 Mei

2005 dan Keputusan Direktur Jenderal Kelembagaan Agama Islam

Departemen Agama RI Nomor: Dj.II/123/2005 tanggal 17 Mei 2005, yang

Page 27: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

7

diperpanjang izin penyelenggaraannya sesuai Keputusan Direktur Jenderal

Pendidikan Islam Kementerian Agama RI Nomor: Dj.I/38/2010 tanggal 29

Januari 2010. Lulusan PSIK bergelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) dan

lulusan pendidikan profesinya mempunyai gelar Ners (Ns).

Angkatan 2012 Program Studi Ilmu Keperawatan terjadi perubahan

kurikulum dari kurikulum konvensional ke SCL. Mulai pada angkatan

2012/2013 PSIK menerapkan perubahan kurikulum dengan metode

pembelajaran sistem modul. Kurikulum berbasis kompetensi yang

dikembangkan PSIK pada tahun 2012 merujuk pada Panduan Kurikulum

Pendidikan Ners yang dirumuskan oleh tim Kurikulum Berbasis Kompetensi

Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI) tahun 2009-2013 yang

diterbitkan tahun 2010.

Peneliti mewawancarai lima mahasiswa PSIK dua mahasiswa

semester empat dan tiga mahasiswa semester delapan pada bulan januari 2017

tentang berpikir kritis pada proses PBL. Sejak mengikuti proses PBL,tiga

mahasiswamenyatakan mampu memahami materi yang didapat pada saat

belajar mandiri. Dua mahasiswa menyatakan mampu menganalisis masalah

yang ada pada pemicu di DK. Tiga mahasiswa mengaku mampu

mengidentifikasi masalah pada pemicu untuk menarik kesimpulan dari

masalah pada pemicu di DK.Empat mahasiswa mengaku mampu

mengevaluasi hasil belajar pada waktu pleno DK. Kelima mahasiswa mampu

mempresentasikan hasil belajar pada proses pembelajaran di DK 2. Sedikit

mahasiswa yang dapat mengontrol diri dalam belajar mengerjakan DL.

Page 28: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

8

B. Rumusan Masalah

Pendidikan di universitas adalah upaya untuk meningkatkan kualitas

setiap individu agar dapat mengapdikan diri kepelayanan masyarakat.

Peningkatan pelayanan kesehatan dibidang keperawatan sangat penting

dengan mengembangan kemampuan berpikir kritis yang merupakan

komponen penting karena perawat selalu dihadapkan dengan situasi yang

kompleks, yang menuntut penilaian akurat, pengambilan keputusan yang

tepat dan merupakan proses pembelajaran terus menerusUntuk mewujutkan

mahasiswa yang mampu berpikir kritis maka proses pembelajaran harus

diubah menjadi pendekatan Problem Based Learning dalam pelaksanaannya

bertujuan agar mahasiswa dapat berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah

melalui pendekatan kooperatif. Dalam proses pembelajaran, mahasiswa

terlebih dahulu mengamati suatu permasalahan agar merangsang dalam

mengembangkan kemampuan berpikir kritis, penyelesaian masalah, dan

keterampilan intelektual.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran kemampuan berpikir kritis mahasiswa Keperawatan

dalam melaksanakan metode pembelajaran Problem Based Learning

(PBL) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 29: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

9

2. Tujuan Kusus

a. Mengetahui karakterisktik (angkatan, usia, jenis kelamin) mahasiswa

Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Mengetahui gambaran kemampuan berpikir kritis mahasiswa

keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Mahasiswa

Memberikan sumber informasi terkait kemampuan berpikir kritis

mahasiswa dengan metode pembelajaran di Program Studi Ilmu

Keperawatan (PSIK) khususnya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bagi Institusi

Penelitian ini memaparkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa terhadap

penerapan PBL, sehingga dapat digunakan sebagai bahan referensi dan

masukan bagi pihak institusi untuk dapat membantu meningkatkan

pembelajaran pada mahasiswa keperawatan sehingga menghasilkan

penampilan akademik yang baik serta lulusan yang mampu berpikir kritis.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat digunakan sebagai data dasar untuk penelitian selanjutnya tentang

bagaimana kemampuan berpikir kritis pada mahasiswa dalam metode

pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

Page 30: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Berpikir Kritis

1. Definisi

Berpikir adalah proses tertentu di otak yang menghubungkan suatu

situasi dan fakta, ide dengan fakta, ide atau kejadian lainnya agar mampu

menemukan suatu kesimpulan yang tepat dan sesuai untuk digunakan dalam

mencari penyelesaaian terhadap masalah yang dihadapinya (Kowiyah, 2012).

Berpikir kritis berasal dari bahasa yunani kuno yang berarti “hakim”

kemudian menjadi kata serapan oleh bahasa latin. Kamus (oxford)

menerjemahkan menjadi “sensor” atau pencarian kesalahan. Kritis juga

seringkali diartikan sebagai penilaian baik atau buruk (Bono, 2007). Banyak

yang telah mendefinisikan berpikir kritis tapi pada dasarnya berpikir kritis

lebih banyak diartikan sebagai suatu proses dari pada suatu tujuan (Facione,

2015).Berpikir kritis merupakan istilah yang dipakai untuk menjelaskan suatu

proses kognitif, agar informasi yang berbeda dikumpulkan, dianalis,

disintesis dan dievaluasi,untuk mengambil keputusan danmemecahkan

masalah, dimana melibatkan akal kemampuan untuk membedakan,

meyakini, dan berargumen bahwa kesimpulan yang diambil sudah tepat

(Price & Harrington, 2016).

Page 31: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

11

Potter &Perry (2009) Mengartikan berpikir kritis sebagai keterampilan

menemukan masalah, menentukan pilihan, dan melakukan sebuah tindakan

yang tepat. Secara keseluruhan tidak hanya keterampilan kognitif tetapi juga

keterampilan untuk mengajukan pertanyaan dan proses penalaran dimana

individu merenungkan dan menganalisis pemikiran diri sendiri dan orang

lain.Karna berpikir kritis berorientasi pada tujuan, melibatkan identifikasi dan

asumsi, mepertimbangkan apa yang penting dalam situasi, mencari alternatif,

danmenerapan akal dan logika dalam membuat keputusan.Suarsana &

Mahayukti (2013)Keterampilan berpikir kritis adalah keterampilan

mengidentifikasi fakta yang relevan, mengenali keterbatasan, asumsi-asumsi

atau kekhususan yang berkaitan dengan prosedur yang digunakan, dan

menentukan jawaban yang rasiona.Aliyu dkk (2014) Berpikir kritis dalam

klinik keperawatan adalah untuk mengambil keputusan dan kemampuan

untuk berpikir secara sistematis dan logis dengan keterbukaan terhadap

pertanyaan dan merenungkan proses penalaran yang digunakan untuk

memastikan keamanan praktik keperawatan dan kualitas caring.

2. Sikap Berpikir Kritis

Paul dalam Perry & Potter (2009). Menhyatakan Komponen sikap

dianggap sebagai aspek sentral dari seorang pemikir yang kritis sikap-

sikapyang termasukkepercayaan diri, kemandirian, integritas, pengambilan

risiko, kreativitas,keadilan,kerendahan hati, keberanian.Craven & Hirnle

Page 32: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

12

(2009). Pemikir kritis akan mempunyai sikap-sikap sebagai berikut beserta

aplikasi keperawatannya.

a. Berpikir Mandiri

Mengingat berbagai ide sebelum membuat kesimpulan sendiri dengan

mencari literatur keperawatan, terutama ketika ada pandangan

yangberbeda pada subjek yang sama(Craven & Hirnle, 2009). Berbicara

dan berdiskusi dengan perawat lain danberbagi ide tentang intervensi

keperawatan yang akan dilakukan(Perry & Potter, 2009)

b. Ketekunan

Keinginan untuk mencari wawasan dan kebenaran lebih jauh meskipun

sulit. Banyak waktu dan energi akan dibutuhkan untuk mendapatkan dan

mempertimbangkan informasi baru dan membentuk wawasan

baru(Craven & Hirnle, 2009). Jika mendapatkan informasi yang tidak

lengkap atau hilang tentang pasien perawat harus mengklarifikasi atau

langsung menanyakan pada pasien secara langsung. Mencoba berbagai

pendekatan dan mencari sumber informasi sampai mendapatkan solusi

yang tepat(Perry & Potter, 2009).

c. Curiosity

Menjadi termotivasi untuk mencapai dan bertanya “mengapa”.

Sebuah tanda klinis atau gejala sering menunjukkan berbagai

masalah(Craven & Hirnle, 2009). Mengeksplorasi dan belajar lebih

Page 33: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

13

banyak tentang pasien sehingga membuat penilaian klinis yang

tepat(Perry & Potter, 2009).

d. Kreativitas

Menciptakan ide-ide baru dan pendekatan alternatif atau pendekatan yang

berbeda jika intervensi tidak bekerja untuk pasien(Craven & Hirnle,

2009). Implementasi keperawatan pasien yang nyeri mungkin

membutuhkan posisi yang berbeda atau teknik distraksi, perawat dapat

melakukan pendekatan yang melibatkan keluarga pasien untuk diterapkan

di rumah(Perry & Potter, 2009).

e. Kepercayaan

Merasa yakin dalam kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan

belajar bagaimana untuk memperkenalkan diri kepada pasien; berbicara

dengan keyakinan ketika mulai melakukan tindakan dengan sesuai

prosedur(Craven & Hirnle, 2009). seorang pasien berpikir bahwa perawat

dapat melakukan tindakan keperawatan. selalu dipersiapkan dengan baik

sebelum melakukan aktivitas keperawatan dan mendorong pasien untuk

mengajukan pertanyaan(Perry & Potter, 2009).

f. Keadilan

Keinginan untuk menelaah sudut pandang orang lain dengan standar

intelektual yang sama, dan tidak dipengaruhi oleh kepentingan atau

keuntungan diri sendiri atau orang lain. Mendengarkan kedua belah pihak

dalam diskusi apapun(Craven & Hirnle, 2009). Jika seorang pasien atau

Page 34: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

14

anggota keluarga mengeluh tentang seorang pekerja.

Makakemudianmencari penyelesaian yang adil dan terbuka dengan

keinginan untuk memenuhi kebutuhan pasien(Perry & Potter, 2009).

g. Kerendahan hati

Pemikir kritis mengerti kapan harus membutuhkan informasi lebih

lanjutuntuk membuat keputusan(Craven & Hirnle, 2009). Meminta

orientasi ke perawat yang lebih mengetahui. Memintadaftar perawat

secara teratur untuk mengetahui tindakan yang akan dilakukan dengan

pendekatan keperawatan(Potter & Perry, 2013).

h. Integritas

Keinginan untuk menerapkan standar bukti intelektual yang baku dan

sama terhadap pengetahuan yang kita miliki yang kita terapkan terhadap

pengetahuan yang dimiliki oleh orang lain. Hal ini membutuhkan

kejujuran untuk menelaah dan mengakui kesalahan atau

ketidakkonsistenan pikiran, penilaian dan tindakan (Craven & Hirnle,

2009).Menjadi jujur dan bersedia untuk mematuhi prinsip-prinsip dalam

menghadapi kesulitan. tidakada kompromi untuk standar keperawatan

atau kejujuran dalam memberikan asuhan keperawatan(Perry & Potter,

2009).

Page 35: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

15

3. Aplikasi Berpikir Kritis Dalam Keperawatan

Bepikiran kritis sangatpenting, membantu perawat untuk memilih

solusi atau mengidentifikasi pilihan untuk situasi perawatan klien. Perawat

diwajibkan untuk berpikir kritis di semua tempat termasuk di rumah, sekolah,

perawatan rawat jalan, unit perawatan kritis, dan pusat komunitas. Perawat

harus bekerja dari basis pengetahuan yang luas yang mengindividualisasikan

perawatan untuk setiap klien dan pengaturan. Kemampuan perawat untuk

berpikir kritis akan menjadi salah satu keterampilan terpentingnya(Craven &

Hirnle, 2009)

Facione (2015), berpikir kritis mempunyai enam sub-skill yang terdiri dari

interpretasi, analisis, evaluasi, kesimpulan, penjelasan, dan regulasi diri.

a. Interpretasi

Merupakan proses memahami dan menyatakan makna atau signifikansi

variasi yang luas dari pengalaman, situasi, data, peristiwa, penilaian,

persetujuan, keyakinan, aturan, prosedur dan kriteria. Interpretasi meliputi

sub-skill kategorisasi, pengkodean, dan penjelasan makna(Facione, 2015).

Menjadi tertib dalam pengumpulan data. Mencari pola untuk

mengkategorikan data (diagnosis keperawatan). Klarifikasi data yang

tidak Anda (Potter & Perry, 2013).

Page 36: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

16

b. Analisis

Analisis adalah proses mengidentifikasi hubungan antara pernyataan,

pertanyaan, konsep, deskripsi, atau bentuk-bentuk representasi lainnya

untuk mengungkapkan keyakinan, penilaian, pengalaman, alasan,

informasi dan opini(Facione, 2015). Menjadi berpikir terbuka saat

perawatmelihat informasi tentang pasien. tidak membuat asumsi tanpa

berpikir. Apakah data tersebut mengungkapkan apa yang Anda yakini

benar, atau adakah pilihan lain(Potter & Perry, 2013).

c. Penjelasan

Penjelasan merupakan proses mengidentifikasi dan memperoleh unsur

yang dibutuhkan untuk menarik kesimpulan, untuk membentuk suatu

dugaan atau hipotesis, mempertimbangkan informasi yang relevan dan

mengembangkan konsekuensi yang sesuai dengan data, pernyataan,

prinsip, bukti, penilaian, keyakinan, opini, konsep, deskripsi, pertanyaan

dan bentuk-bentuk representasi lainnya(Facione, 2015).Melihat makna

dan pentingnya temuan. Adakah hubungan antara temuan apakah data

tentang pasien membantu melihat ada masalah(Potter & Perry, 2013).

d. Kesimpulan

Kesimpulan diartikan sebagai suatu kemampuan untuk mempresentasikan

hasil penilaian seseorang dengan cara meyakinkan dan koheren.Dukung

temuan dan kesimpulan Anda(Facione, 2015). Gunakan pengetahuan dan

Page 37: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

17

pengalaman untuk memilih strategi yang akan digunakan dalam

perawatan pasien(Potter & Perry, 2013).

e. Evaluasi

Evaluasi merupakan suatu proses pengkajian kredibilitas pernyataan atau

representasi yang menilai atau menggambarkan persepsi, pengalaman,

situasi, penilaian, keyakinan atau opini seseorang serta mengkaji kekuatan

logis dari hubungan aktual antara dua atau lebih pernyataan, deskripsi,

pertanyaan atau bentuk representasi lainnya (Facione, 2015). Melihat

semua situasi secara obyektif. Gunakan kriteria (outcome yang

diharapkan, karakteristik nyeri, tujuan pembelajaran) untuk mengetahui

hasil tindakan keperawatan. Renungkan hasil akhir sendiri (Potter &

Perry, 2013).

f. Regulasi Diri

Pengontrolan diri adalah kesadaran untuk memantau aktivitas kognitif

sendiri, unsur-unsur yang digunakan dalam aktivitas tersebut, dan hasil-

hasil yang dikembangkan, terutama melalui penggunaan keterampilan

dalam menganalisis, mengevaluasi penilaian inferensial seseorang dengan

suatu pendangan melalui pengajuan pertanyaan, konfirmasi, validasi, atau

pembetulan terhadap hasil penilaian seseorang(Facione, 2015).

Page 38: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

18

Gambar 2.1 Sub Skill Berpikir Kritis

Sumber: Facione, (2015)

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Berpikir Kritis

Potter & Perry (2009), menyatakan faktor yang mempengaruhi

kemampuan berpikir kritis mahasiswaadalah lamanya pengalaman dan tingkat

pendidikan. Masa perkembangan remaja (10-20 tahun) dimana individu

menemukan jatidiri mereka menentukan tujuan hidupnya. Dimensi yang

paling penting adalah mengeksplorasi solusi alternatif mengenai peran,

ekplorasi karir adalah penting. Banyak fakta menunjukan kecepatan

memproses lebih lambat pada anak kecil daripada remaja, dan lebih lambat

pada orang dewasa yang lebih tua daripada orang dewasa muda, akan tetapi

penyebab dari perbedaan ini belum diketahui. Ini karena remaja lebih bernalar

secara abstrak dan logis dan pikiran menjadi idealistik (Santrock, 2011).

Craven & Hirnle (2009) faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan

berpikir kritis adalah:

Page 39: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

19

a. Kecemasan (anxiety)

Beban kerja yang tinggi, tes-taking, grading, dan masalah kinerja dapat

menyebabkan stres bagi mahasiswa. Selain itu, profesi keperawatan

penuh dengan situasi hidupan dan matian, sehat dan sakit yang

menghasilkan kecemasan yang dapat menurunkan kemampuan berpikir

tingkat tinggi. keseimbangan yang tepat dari kecemasan adalah kunci

untuk berpikir tingkat tinggi. untuk menjaga keseimbangan yang efektif,

seseorang perlu menentukan cara untuk tetap termotivasi untuk

mengurangi cemas yang berlebihan.

b. Level of Preparation

Pada saat seseorang memasuki kolase, ia harus menguasai keterampilan

dasar dalam membaca, menulis, mendengarkan, belajar, dan berpikir.

Keterampilan ini memberikan dasar untuk pembelajaran yang efektif.

tuntutan membaca kolase, bagaimanapun, mungkin lebih tinggi dari

mahasiswa yang sebelumnya telah mengalaminya. Hal ini penting bagi

mahasiswa keperawatan untuk dapat membaca makna dan secara aktif

terlibat dengan paper teks daripada untuk menghafal.

Menulis adalah alat yang dapat membantu dalam belajar. Menulis dapat

membantu seseorang mensintesis dan mengatur pengetahuan. Siswa harus

menghabiskan waktu untuk cukup berpikir dan menjelajahi selama tahap

prapenulisan. Bentuk garis dan bentuk draft. Biarkan mengalir ide-ide

Page 40: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

20

selama proses awal dan fokus ejaan dan tanda baca kemudian di tahap

editingn.

c. Learning Styles

Orang belajar dalam berbagai cara. paling penting bahwa mahasiswa

mengakui bagaimana ia belajar dengan baik. gaya belajar preferensi,

kurang bisa diterapkan secarah penuh. Siswa dapat belajar dan

menggunakan cara yang berbeda untuk belajar, dan kemudian

menggunakan gaya yang berbeda tergantung pada situasi. Sama dengan

peserta didik peopleoriented atau taskoriended. Peserta didik berorientasi

pada sosial: mereka lebih memilih untuk belajar di kelompok daripada

sendirian, dan mereka menikmati proses lebih dari berfokus pada tugas di

tangan. Mereka merasa lebih mudah untuk belajar bahan dalam konteks

sosial. gaya pilihan ini mungkin bertentangan dengan yang dari kelas

tradisional dengan siswa duduk di baris mendengarkan diam-diam ke

instruktur. Tugas peserta didik berorientasi fokus pada tujuan di tangan

dan kurang mudah dipengaruhi oleh pendapat orang lain.

Dimensi lain dari pembelajaran didasarkan pada indera peserta

didik berorientasi pada pendengaran menerima informasi melalui

pendengaran. peserta melakukan kehendak di kelas yang terutama

lecturebased. pelajar visual ingin melihat materi tertulis dan lebih

memilih untuk memiliki poin penting menulis. Peserta didik

sukaoverhead slides, model, dan gambar. pelajar kinestetik adalah taktil,

Page 41: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

21

sehingga mereka ingin terlibat secara aktif. Mereka belajar dengan

melakukan hal-hal, misalnya, mengubah dressing dan pemberian obat-

obatan. Namun ada pendekatan lain untuk belajar membedakan antara

lumpers dan splitter. Lumpers melihat konsep, gambaran besar, tetapi

mungkin memiliki kesulitan menangkap detail. Mereka mungkin faham

semua konsep dari pemberian obat. Splitter, yang memproses setiap

bagian secara individual, mungkin tersesat dalam rincian. Sebagai contoh,

splitter mungkin begitu terfokus pada "lima hak" administrasi obat yang

mereka lupa mengapa klien kebutuhan obat di tempat pertama.

5. Macam-Macam Alat Ukur Kemampuan Berpikir Kritis

Kemampuan berpikir kritis dapat diukur dengan menggunakan

beberapa alat ukur yang telah ditetapkan atau baku. Ada beberapa alat ukur

yang telah dipublikasikan untuk memudahkan seseorang untuk mengukur

kemampuan berpikir kritis orang lain, alat untuk mengukur kemampuan

berpikir kritis ini berupa kuesioner, beberapa alat ukur yang sering digunakan

untuk mengukur kemampuan berpikir kritis mahasiswa menurut

Ingram(2008) antara lain :

a. California Critical Thinking Skills Test (2000)

b. Watson- Glaser Thinking Appraisal (1980)

c. Ennis-Weir Critical Thinking Essay Test (1985)

d. Cornell Critical Thinking Test Levels Z (1985)

Page 42: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

22

e. The California Critical Thinking Skills Test (CCTST) yang

dipublikasikan pada tahun 1990 oleh Peter Facione

f. The California Critical Thinking Disposition Inventory yang

dipublikasikan oleh Peter Facione and N. C. Facione pada

tahun 1992

g. Dan yang terakhir adalah Critical Thinking Disposition Self

Rating-Form yang dikembangkan oleh Peter A. Facione yang

dipublikasikanpada tahun 2011. Alat ukur ini terdiri dari 20

item pertanyaan yangterdiri dari 10 pertanyaan positif dan 10

pertanyaan negatif.

B. Problem Based Learning

1. Definisi

Problem Based Learning merupakan lingkungan belajar yang

didalamnya memakai masalah untuk belajar dimana harus dapat

mengidentifikasi suatu masalah baik yang dihadapi secara nyata atau telaah

kasus. Masalah diajukan sedemikian rupa sehingga mahasiswa menemukan

kebutuhan belajar yang diperlukan agar mereka dapat memecahkan

permasalahan tersebut.Sikap dan keterampilan umum yang perlu

dikembangkan dalam PBL diantaranya adalah berpikir kritis (Nursalam &

Efendi, 2009). Diketahui penerapan PBL dapat mengembangkan kemampuan

berpikir kritis mahasiswa. Kemampuan berpikir kritis yang di- kembangkan

Page 43: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

23

dengan penerapan pembelajaran PBL dalam penelitian ini meliputi

kemampuan mengidentifikasi, menganalisis, memecahkan masalah secara

kreatif, kemampuan dalam menentukan solusi yang tepat dalam memecahkan

masalah, kemampuan bertanya atau mengkritisi permasalahan dari kelompok

lain, kemampuan menjawab pertanyaan dan mengemukakan pendapat pada

saat presentasi dengan tepat berdasarkan sumber belajar yang sesuai

(Fakhriyah, 2014).

Pembelajaran berbasis masalah adalah metode yang berpusat pada

mahasiswa, strategi inovatif yang mendorong pembelajaran melalui

penyelidikan dan eksplorasi. Belajar dari hasil proses bekerja menuju

pemahaman masalah yang bertindak sebagai stimulus untuk pengembangan

keterampilan belajar analitis dan mengarahkan diri sendiri(Ruslai & Salam,

2016). Model pembelajaran problem based learning (PBL) atau dikenal

dengan model pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran

yang menggunakan permasalahan nyata yang ditemui di lingkungan sebagai

dasar untuk memperoleh pengetahuan dan konsep melalui kemampuan

berpikir kritis dan memecahkan masalah (Fakhriyah, 2014). PBL merupakan

metode pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa sehingga mahasiswa

dapat berkotribusi besar dalam proses pembelajarannya masing-masing,

tujuannya untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan membantu

peserta didik dalam memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang

Page 44: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

24

dibutuhkan. Dalam proses pelaksanaan PBL, peserta didik dimotivasi untuk

menyelesaikan permasalahan melalui pendekatan kooperatif. Sebelum

melaksanakan prosess pembelajaran peserta didik terlebih dahulu mengamati

suatu permasalahan. Dalam hal ini fasilitator memicu peserta didik agar

berpikir kritis menyelesaikan masalah serta mengarahkan peserta didik untuk

bertanya, berpendapat, belajar menyelesaikan suatu permasalahan dan

menguasai konsep yang dipelajari(Indriasari, 2016).

2. Karakteristik Problem Based Learning

Teori yang dikembangkan Liu (2005) menjelaskan karakteristik dari PBL,

yaitu:

a. Learning is student-centered

Proses pembelajaran dalam PBL lebih menitikberatkan kepada

siswasebagai orang belajar. Oleh karena itu, PBL didukung juga oleh

teori konstruktivisme dimana siswa didorong untuk dapat

mengembangkan pengetahuannya sendiri.

b. Authentic problems form the organizing focus for learning

Masalah yang disajikan kepada siswa adalah masalah yang otentik

sehingga siswa mampu dengan mudah memahami masalah tersebut serta

dapat menerapkannya dalam kehidupan profesionalnya nanti.

c. New information is acquired through self-directed learning

Page 45: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

25

Dalam proses pemecahan masalah mungkin saja siswa belum mengetahui

dan memahami semua pengetahuan prasyaratnya, sehingga siswa

berusaha untuk mencari sendiri melalui sumbernya, baik dari buku atau

informasi lainnya

d. Learning occurs in small groups

Agar terjadi interaksi ilmiah dan tukar pemikiran dalam usaha

membangun pengetahuan secara kolaborative, maka PBM dilaksakan

dalam kelompok kecil. Kelompok yang dibuat menuntut pembagian tugas

yang jelas dan penetapan tujuan yang jelas.Teachers act as facilitators.

Harsono(2008) Pada pelaksanaan PBL, dosen hanya berperan sebagai

fasilitator. Namun, walaupun begitu dosen harus selalu memantau

perkembangan aktivitas mahasiswa dan mendorong agar mahasiswa

mencapai target yang hendak dicapai.

3. Tahap-tahap Dalam Problem Based Learning

Nursalam & Efendi(2008)PBL merupakan metode belajar yang

menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan

mengintegrasikan pengetahuan baru. Metode ini juga berfokus pada keaktifan

peserta didik dalam kegiatan pembelajaran karena tidak lagi diberikan materi

belajar satu arah seperti pada metode konvensional. Setiap pembelajaran

dengan PBL selalu diawali dengan permasalahan. Tahapan proses pemecahan

masalah digunakan sebagai kerangka atau panduan dalam proses

Page 46: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

26

pembelajaran PBL (Fatimah, 2009). Untuk mendapatkan solusi, mereka

diharapkan secara aktif mencari informasi yang dibutuhkan dari berbagai

sumber.

langkah-langkah yang dilakukan dalam metode PBL yaitu:

a. Identifikasi Masalah

Mahasiswa membaca masalah yang diberikan dan mendiskusikannya.

Mereka dapat terstimulus untuk mendiagnosis masalah tersebut dengan

segera. Mereka harus didorong untuk berpikir lebih dalam dengan

pertanyaan apa mengapa bagaimana kapan dan sebagainya(Nursalam &

Efendi, 2009). Mahasiswa berdiskusi di dalam kelompoknya untuk

menentukan permasalahan yang ada pada worksheet (Fatimah, 2009).

b. Eksplorasi Pengetahuan yang Telah Dimiliki

Klarifikasi istilah yang digunakan dalam masalah beserta maknanya.

Mahasiswa datang dengan pengetahuan yang mereka miliki sebelumnya,

termasuk dalam pengalaman hidup. Kita tahu bahwa seseorang dapat

memahami materi atau pengetahuan jika telah pernah tahu tentang topik

tersebut (Nursalam & Efendi, 2009). Mahasiswa menuliskan

permasalahan dengan bahasa sendiri (Fatimah, 2009).

c. Menetapkan Hipotesis

Pada tahap ini diharapkan mahasiswa dapat membangun hipotesis dari

permasalahan yang diberikan(Nursalam & Efendi, 2009).Masing-masing

Page 47: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

27

kelompok mengkaji ulang solusi yang diperoleh dan membuat laporan

pemecahan masalahnya (Fatimah, 2009).

d. Identifikasi Isu-isu yang Dipelajari

Isu pembelajaran dapat dapat didefinisikan sebagai pertanyaan yang tak

dapat dijawab dengan pengetahuan yang masih dimiliki mahasiswa. Pada

tahap ini mahsiswa harus menyadari apa yang menjadi isu pembelajaran.

Baik bagi kelompok atau individu (Nursalam & Efendi, 2009). Mahasiswa

mengidentifikasi informasi dengan melakukan percobaan atau membaca

literatur yang relevan dengan masalah (Fatimah, 2009).

e. Belajar Mandiri

Pada tahap ini harus jelas isu pembelajaran yang jadi tujuan bagi tiap

mahasiswa. Pada area tertentu, perlu ditentukan bagi yang merupakan

bagian dari belajar mandiri mahasiswa. Hal ini bermanfaat sebelum masuk

pertemuan berikutnya(Nursalam & Efendi, 2009). mahasiswa mencari

informasi tambahan mengenai pembelajaran pada hari itu melalui berbagai

sumber (Fatimah, 2009).

f. Re-evaluasi dan Penerapan Pengetahuan Baru Terhadap Masalah

Ini tahap yang paling krusial dalam PBL, yaitu pada saat mahasiswa

berkumpul kembali setelah pembahasan isu pembelajaran pada tahap

sebelumnya. Pada tahap inilah ilmu atau pengetahuan yang baru

diterapkan pada permasalahan awal yang diberikan diawal. Penelitian

dibidang pendidikan mengungkapkan bahwa jika bekerja dengan

Page 48: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

28

informasi baru dengan mempertanyakannya, menerapkannya pada situasi

yang berbeda dapat membantu merangsang pembelajaran pada masa

mendatang (Nursalam & Efendi, 2009). Masing-masing kelompok

mengkaji ulang solusi yang diperoleh dan membuat laporan pemecahan

masalahnya (Fatimah, 2009).

g. Pengkajian dan Refleksi

Sebelum proses pembelajaran selesai, mahasiswa sebaiknya mendapatkan

kesempatan untuk berefleksi mengenai proses pembelajaran yang terjadi.

Hal ini termasuk melakukan review terhadap pemeblajarang yang telah

diraih, sekaligus kesempatan bagi kelompok untuk memberikan umpan

balik mengenai proses yang telah berlangsung(Nursalam & Efendi, 2009).

Kelompok dapat menyajikan laporannya ke depan kelas. Kelompok lain

boleh memberikan pendapat dan menceritakan hasil temuan kelompok

masing-masing (Fatimah, 2009).

4. Kelemahan dan Kelebihan Problem Based Learning

a. Nursalam & Efendi(2008) kelebihan PBL yaitu:

1) PBL berpusat pada mahasiswa: memotivasi pembelajaran aktif,

meningkatkan pemahaman dan menstimulus seseorang untuk belajar

seumur hidupnya.

Page 49: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

29

2) Kompeten umum PBL memfasilitasi mahasiswa untuk

mengembangkan sikap dan keterampilan umum yang dikehendaki

dimasa depan.

3) Integrasi: PBL memfasilitasi integrasi kurikulum inti

4) Memotivasi: PBL menyenangkan bagi tutor dan mahasiswa serta

prosesnya yang melibatkan mahasiswa.

5) Pembelajaran mendalam: PBL meningkatkan pemahaman mendalam

(mahasiswa berinteraksi dengan bahan-bahan pembelajaran,

menghubungkan konsep dengan aktivitas sehari-hari, dan

meningkatkan pemahaman mahasiswa).

6) Pendekatan konstruktif: mahasiswa aktif berdasarkan pengetahuan dan

membangun kerangka konseptual dari pengetahuan tersebut.

b. DPT UI(2012) kelebihan PBL ialah yaitu:

1) Dengan menggunakan metode ini mahasiswa dimungkinkan untuk

memperoleh pengetahuan dan sekaligus mengembangkan kemampuan

dalam pemecahan masalah.

2) Berdasarkan penelitian, mahasiswa ternyata lebih termotivasi apabila

menggunakan metode ini.

3) Metode ini memudahkan mahasiswa mengingat kembali informasi,

konsep, dan keterampilan yang disimpannya dalam memorinya karena

hal-hal tersebut dikaitakan dengan suatu problem.

Page 50: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

30

4) Karena mahasiswa dipaksa bekerja dengan masalah yang mereka tidak

pahami, mereka dipaksa untuk mengembangkan kemampuan

memecahkan masalah, melakukan diagnosis dan mengajukan

hipotesis.

c. Nursalam & Efendi (2008) kekurangan PBL yaitu:

1) Tutor yang tidak dapat mengajar

2) Sumberdaya manusia: lebih banyak staf yang terlibatdalam proses

tutorial.

3) Sumber-sumber lain: sebagian besar mahasiswa memerlukan akses

pada perpustakaan yang sama dan internet bersamaan juag.

4) Model peran: kemungkinan mahasiswa mengalami kekurangan akses

pada dosen yang berkualitas dimana dalam kurikulum tradisional

memberikan kuliah dalam kelompok besar.

5) Informasi berlebihan: mahasiswa mungkinn tidak yakin dengan

seberapa banyak belajar mandiri yang diperlukan dan informasi apa

yang relevan dan berguna.

d. DPTUI ( 2012) Kekurangan PBL yaitu:

1) Kesuksesan penerapan metode PBL bergantung pada kedisiplinan

mahasiswa untuk belajar.

2) Metode PBL lebih menekankan kemampuan pemecahan masalah

(problem solving) daripada pemeroleh ilmu dasarnya sendiri.

Page 51: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

31

3) Metode PBL tidak efisien. Apabila seorang mahasiswa menghadapi

masalah yang harus dipecahkan, ia harus mengerti dulu terminologi

yang ada, apa saja gejalanya, dan masalah- masalah lain.

4) Metode ini tidak memfasilitasi mahasiswa agar dapat lulus dalam

ujian. Mahasiswa akan mudah mengingat informasi apabila dikaitkan

dengan problem, tetapi akan sulit bagi mereka untuk melakukan hal itu

apabila mereka menjumpai soal-soal yang terpisah, bukan merupakan

kesatuan, seperti pertanyaan “Benar atau salah?”

5) Banyak pengajar yang merasa bahwa alat ukur untuk menguji

kemampuan para peserta didik sedikir ‘lunak

C. Penelitian Terkait

Fakhriyah (2014)berjudul penerapan problem based learning dalam

upaya mengembangkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa. Penelitian ini

termasuk dalam penelitian deskriptif kualitatif, karena data yang diperoleh lebih

mementingkan proses dari pada hasil. Teknik analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini merupakan proses mencari informasi dan menyusun secara

sistematis informasi dan data yang telah diperoleh dari hasil observasi,

wawancara dan dokumentasi. Diketahui penerapan PBL dapat mengembangkan

kemampuan berpikir kritis mahasiswa. Kemampuan berpikir kritis yang di-

kembangkan dengan penerapan pembelajaran PBL dalam penelitian ini meliputi

kemampuan mengidentifikasi, menganalisis, memecahkan masalah secara

Page 52: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

32

kreatif, kemampuan dalam menentukan solusi yang tepat dalam memecahkan

masalah, kemampuan bertanya atau mengkritisi permasalahan dari kelompok

lain, kemampuan menjawab pertanyaan dan mengemukakan pendapat pada saat

presentasi dengan tepat berdasarkan sumber belajar yang sesuai.

Yuliastutik (2010)berjudul penerapan model pembelajaran problem

based learning dengan media video campact disk (vcd) dalam

upayameningkatkan motivasi belajar dan kemampuanberpikir kritis mahasiswa.

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus dengan sabyek penelitian

mahasiswa semester II Akademi Keperawatan Rustida Banyuwangi tahun akademi

2008/ 2009 berjumlah 48 orang. Penelitian ini mengunakan kualitatif berupa hasil

wawancara dan hasil observasi / pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan

kemampuan berpikir kritis mahasiswa meningkat dari rerata 8 dengan ketuntasan

klasikal 56 % pada siklus I menjadi rerata kemampuan berpikir kritis mahasiswa 18

klasikal sebesar 82 % pada siklus II

Aprisunadi (2011) berjudul Hubungan Antara Berpikir Kritis Perawat

dengan Kualitas Asuhan Keperawatan di Unit Perawatan Ortopedi Rumah Sakit

Umum Pusat Fatmawati Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain survey analitik

cross sectional study pada 45 responden perawat yang diukur kecenderungan

berpikir kritisnya kemudian kualitas asuhan keperawatan yang dibuat oleh perawat

dinilai berdasarkan dokumentasi asuhan keperawatan. Hasil penelitian menunjukkan

adanya hubungan yang bermakna antara berpikir kritis perawat dengan kualitas

Page 53: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

33

asuhan keperawatan (p=0,017; α 0,05). Perawat yang berpikir kritis berpeluang 6

kali menunjukkan kualitas asuhan keperawatan yang baik.responden yang cenderung

berpikir kritis lebih banyak dibandingkan yang kurang berpikir kritis. Responden

yang cenderung berpikir kritis sebanyak 71% (32 responden) dan responden yang

kurang cenderung berpikir kritis sebanyak 28,9% (13 responden).

Page 54: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

34

D. Kerangka Teori

Bagan 2.1 kerangka teori

Sumber:Nursalam & Efendi, 2009; Facione, 2015.

Subskill: interpretation

evaluation analysis

inference explanation self-

regulation (Facione, 2015)

Kemampuan berpikir

kritis mahasiswa

mendengarkan Kerja

sama tim

Sikap dan keterampilan

yang dikembangkan PBL

(Nursalam & Efendi, 2009)

Kemampuan

Presentasi

Belajar

Mandiri

Menghargai

Pendapat Ketua

Kelompok

Page 55: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

35

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPRASIONAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan sintesis dari telaah literatur (tinjauan

pustaka) yang memuat masalah yang dipersoalkan. Pembuatan kerangka konsep

akan semakin memperjelas keberadaan variabel-variabel yang akan diteliti,

hubungan dan keterkaitan diantaranya. Kerangka konsep tersebut merupakan

kerangka hubungan antara konsep yang ingin diamati atau diukur melalui

penelitian yang akan dilakukan(Wasis, 2008).

Bagan 3.1 Kerangka konsep kemampuan berpikir kritis

Berpikir kritis mahasiswa:

(Interpretasi, Inference,

Self-regulation, Analisis,

Evaluation, explanation).

Baik

Kurang baik

Page 56: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

36

B. Definisi Oprasional

Tabel 4.1 Definisi oprasional penelitian

Variabel

Penelitian

Definisi

Operasional

Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

Berpikir

Kritis

Sikap untuk

melakukan respon

pada aspek koknitif

yang menunjukan

proses dalam

mengambil

keputusan agar dapat

memecahkan

masalah

5 skor pada setiap

jawaban dengan

jawaban ya pada nomor

genap dan tidak pada

nomer ganjil

Memakai CRITICAL

THINKING

DISPOSITION SELF-

RATING FORM Item

pernyataan dalam

kuesioner sejumlah 20

Pernyataan tentang

kemampuan berpikir

kritis

(1 = Skor>=

80median, berpikir

kritis baik

0 = Skor <80,

berpikir kritis

kurang baik

Ordinal

Mahasiswa

PSIK

a. Semester

Jumlah semester

yang telah dilalui

mahasiswa

Item pernyataan dalam

kuesioner data

karakteristik tentang

angkatan mahasiswa.

Kuesioner

1= semester 2

2= semester 4

3= semester 6

4= semester 8

Ordinal

Page 57: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

37

b. Jenis

Kelamin

c. Umur

Identitas seksual

mahasiswa

Jumlah tahun sejak

lahir sampai terakhir

ulang tahun

Item pernyataan dalam

kuesioner data

karakteristik tentang

jenis kelamin

mahasiswa.

Item pernyataan dalam

kuesioner data

karakteristik tentang

angkatan mahasiswa

Kuesioner

Kuesioner

1= laki-laki

2= perempuan

Ordinal

Rasio

Page 58: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

38

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Peneliti menggunakan pendekatan cross sectional yaitu pengumpulan

data dilakukan dengan satu waktu atau satu priode tertentu dan pengematan objek

studi hanya dilakukan satu kali selama satu penelitian(Swarjana, 2012).

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif yaitu suatu penelitian

yang umumnya digunakan untuk menelaah gejala atau masalah yang sedang

hangat dialami, menelaah kasus yang ingin dijelaskan secara tepat, melihat

permasalahan tertentu guna perencanaan metode pembelajaran yang baik

(Budiharto, 2008). Peneliti menggunakan desain ini bertujuan untuk mengetahui

gambaran berpikir kritis mahasiswa Keperawatan terhadap penerapan metode

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi penelitian dapat diartikan sebagai sekelompok penduduk dari

mana sampel ditarik. Populasi penelitian terdiri atas sejumlah unit penelitian

(Lapau, 2013). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi

Page 59: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

39

Ilmu Keperawatan (PSIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dari angkatan

2013 sampai angkatan 2016 yang berjumlah 299.

Tabel 4.1 jumlah populasi

Angkatan Jumlah

2013 48

2014 48

2015 115

2016 88

Total populasi 299

3. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian unit penelitian yang ada dalam populasi

penelitian. Pengambilan sampel adalah proses pemilihan sejumlah unit

penelitian dari populasi penelitian(Lapau, 2013). Sampel yang dipilih pada

penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2013 sampai angkatan 2016 yang

memenuhi kriteria yang telah ditetapkan sebagai subjek penelitian. Teknik

pengamblan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah random

sampling karena sampel yang diperoleh merupakan hasil dari sampel acak.

Cara ini dapat dipakai jika populasi bersifat homogen. Dengan sampel acak,

berarti setiap anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk

diambil sebagai sampel (Putra, 2012). Cara pengambilan sampel dengan

memilih absen kelas yang ganjildari mahasiswa PSIK dari angkatan 2013

sampai 2016yang memenuhi kriteria penelitian dimasukkan sebagai subyek

Page 60: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

40

penelitian. Jumlah sampel untuk populasi yang kurang dari 10.000 dilakukan

perhitungan sampel dengan menggunakan rumus:

Ket:

N = besar populasi

n = jumlah sampel

d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan (5%)

Angka populasi dimasukan dalam rumus besar populasi yaitu:

Jumlah populasi responden memiliki tingkatan yang berbeda

pengambilan populasi menggunakan cara stratifikasi pada populasi yang

mempunyai karakteristik homogen. Pengelompokan strata dilakukan guna

mendapatkan sampel yang memadai secara proposional. Peneliti melakukan

pengambilan sampel perkelas dengan cara menggunakan rumus sebagai

berikut:

jumlah populasi strata X sampel

sampel strata =

jumlah populasi

Sampel yang digunakan penelitian ini berjumlah 171 mahasiswa

Keperawatan UIN Jakarta yang menjalani proses pembelajaran metode PBL.

Kriteria inklusi yang masuk dalam penelitian ini merupakan mahasiswa yang

N

n =

1 + N (d2)

299

n =

1 + 299 (5%2)

n = 171

Page 61: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

41

aktif belajar di Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah dan

bersedia menjadi responden.

Tabel 4.2

Jumlah Hitung Sampel Per Semester

Semester Besar Populasi Jumlah

Populasi strata

Sampel

Keseluruhan

Hasil Sampel

2 299 88 171 51

4 299 115 171 66

6 299 48 171 27

8 299 48 171 27

Total 171

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. pemilihan lokasi penelitian berdasarkan

pertimbangan bahwa di PSIK merupakan unit pendidikan keperawatan yang

menggunakan metode pembelajaran dengan pendekatan PBL dan memiliki

jumlah mahasiswa yang cukup sehingga bisa dilakukan penelitian. Waktu

penelitian dilaksanakan dari penyusunan proposal sampai laporan akhir

penelitian, pada bulan Februari hingga Juli tahun 2017.

D. Prosedur Pengumpulan Data

Penelitian dilaksanakan setelah melengkapi seluruh administrasi seperti

surat izin penelitian dari Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan FKIK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Metode yang digunakan dalam pengambilan data

adalah dengan menggunakan kuesioner pada responden yang terlebih dahulu

menandatangani lembar persetujuan yang merupakan syarat kesediaan menjadi

Page 62: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

42

responden penelitian. Penelitian ini menggunakan data primer, berupa kuesioner

yang diberikan kepada mahasiswa keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang mengikuti proses pembelajaran dengan metode Problem Based Lerarning

(PBL), yaitu mahasiswa semester 2 sampai semester 8. Metode pengumpulan

data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner sebagai

instrumen pengumpulan data penelitian.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner Crtitical

Thinking Dispotision Self-Rating Form yang dikembangkan Facione tahun 2011

dan telah diterjemahkan kedalam bahasa indonesia oleh Aprisunadi (2011).

Kuesioner ini terdiri atas 20 item pertanyaan yang bertujuan untuk menilai

kecenderungan berpikir kritis. Instumen penelitian menggunakan skala

pengukuran yaitu skala Gutmen dengan pilihan jawaban “YA” atau “TIDAK”.

Responden mendapatkan nilai 5 jika menjawab pertanyaan bernomor ganjil

dengan “Ya” dan menjawab pertanyaan bernomor genap dengan “Tidak”, karena

pertanyaan bernomor ganjil merupakan pertanyaan positif yang mendukung

berpikir kritis sedangkan pertanyaan bernomor genap adalah pertanyaan negatif

yang tidak mendukung berpikir kritis.

Page 63: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

43

Tabel 4.3 kisi-kisi kuisoner

Item pertanyaan Nomer pertanyaan Jumlah

Interpretasi 1,2,19,20 4

Inferen 3,4,9,10 4

Analisis 5,6,15,16 4

Evaluasi 7,13,14 3

Explanation 8,11,12 3

Sel-regulation 9,17,18 3

Total 20

Peneliti melakukan uji normalitas data didapaktkandata tidak normal(sig

kolmogorov-smirnov 0,00) sehingga menggunakan nilai median yaitu 80.

Katagori berpikir kritis dapat dilihat di tabel 4.3.

Tabel 4.3 Katagori Pengukuran Berpikir Kritis

Katagori Berpikir Kritis Total Skor

Baik >=80

Kurang Baik <80

F. Uji Validitas

Kuesioner harus diuji validitas dan reabilitas agar terukur keabsahannya.

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini terlebih dahulu dilakukan uji

validitas dengan rumus Pearson Product Moment dan dicari reliabilitas dengan

menggunakan metode Alpha Cronbach.

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan sejauh mana alat ukur

dalam mengukur suatu data (Hastono, 2006). Uji validitas skala likert

Page 64: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

44

menggunakan pearson product moment, rumusan tersebut digunakan

untuk jenis data ordinal atau yang mempunyai rentang. Seluruh item yang

mencapai koefisien korelasi rxy ≥ 0,03dianggap sebagai item yang valid

(Sugiyono, 2013). Peneliti tidak melakukan uji validitas dikarenakan

sudah baku. Feng et al (2010), dalam Aprisunadi (2011)diperoleH nilai r

tabel 0,632 dengan N 10 dan nilai probabilitas 0,05.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjuakan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Uji menunjukan sejauh

mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali

atau lebih terhadap gejala yang sama (Arikunto, 2010).Uji reliabilitas yang

digunakan pada instrumen adalah rumus alpha cronbach.

Feng et al (2010), dalam aprisunadi (2011) penelitian diperoleh nilai

Chronbach’s alpha coefficient lebih dari 0,85. Nilai ini mendukung

validitas dan reliabilitas instrumen dalam mengukur berpikir kritis.

G. Pengolahan Data

Imron & Munif (2010)menyatakan ada tiga tahapan pengolahan data yang dilalui

yakni:

a. Editing

Page 65: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

45

Editing adalah memeriksa data hasil pengumpulan data, yang berupa daftar

pertanyaan, kartu, buku register dan lain-lain. Responden yang telah

mengisikan data pada kedua kuesioner, selanjutnya peneliti menghitung

kuesioner dan mengkoreksi kuesioner untuk memastikan kelengkapan,

kejelasan, relevansi dan kekonsistenan jawaban.

b. Coding

Coding adalah tindakan untuk memudahkan pengolahan data, maka semua

jawaban atau data hasil penelitian dianggap sangat perlu untuk

disederhanakan. Data yang telah diisikan pada kuisioner kemudian diubah

dari data berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka atau bilangan.

Kegunaan coding adalah untuk mempermudah saat analisis dilakukan dan

mempercepat saat entri data.Pemindahan data dan pemberian simbol atau

kode pada jawaban kuisioner yang dibagikan kepada responden selesai,

maka data yang sudah diberi kode dipindahkan ke dalam suatu media yang

mudah ditangani untuk pengolahan data selanjutnya. Pengolahan data dapat

dilakukan dengan cara mekanis, manual atau elektronik.

c. Tabulating

Tabulating yakni menyusun dan mengorganisir data sedemikian rupa,

sehingga akan dapat dengan mudah untuk dilakukan penjumlahan, disusun

dam disajikan dalam bentuk tabel atau grafik. Pelaksanaan tabulating dapat

dilakukan dengan cara manual atau dengan elektronik.

Page 66: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

46

H. Analisis Data

Analisis data Penelitian ini menggunakan analisis univariat yang

diperlukan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakter data secarah

sederhana. Fungsi analisis adalah meringkas dan menyederhanakan kumpulan

data hasil pengukuran sedemikian rupa sehingga menjadi informasi yang dapat

dibaca (Hastono, 2006). Peneliti menggunakan analisis univariat, yang

merupakan suatu prosedur pengolahan data dengan menggambarkan dan

meringkas data secara ilmiah dalam bentuk tabel atau grafik. Data yang disajikan

menggunakan proporsi, yaitu apabila pembilang merupakan bagian dari penyebut

(Nursalam, 2008).

I. Etika Penelitian

Prinsip etik menurut ANA dalam Wasis (2008) yang berkaitan dengan

peran perawat sebagai seorang peneliti adalah sebagai berikut:

1. Otonomi

Prinsip ini berkaitan dengan kebebasan seseorang dalam menentukan

nasibnya sendiri (independen). Hak untuk memilih apakah responden

disertakan atau tidak dalam suatu proyek penelitian dengan memberi

persetujuannya atau tidak memberi persetujuannya dalam informed consent.

Informed consentmerupakan upaya meningkatkan perlindungan terhadap

subjek penelitian dalam hubungan peneliti dan subjek peneliti, yaitu hak atas

informasi dikaitkan dengan hak untuk menentukan nasib sendiri. Pemaksaan

Page 67: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

47

kepada subjek penelitian tidak diperbolehkan. Hal ini jelas melanggar kode

etik penelitian. Setiap orang memiliki hak untuk setuju atau tidak. Peneliti

tidak akan memaksa dalam berpartisipasi dalam sebuah penelitian apalagi

dalam tekanan dan ancaman.

4. Beneficence

Peneliti selalu berupaya agar segala tindakan penelitian yang diberikan

mengandung prinsip kebaikan (promote good). Prinsip berbuat yang terbaik

ini tentu saja dalam batas-batas hubungan terapeutik antara peneliti dan subjek

penelitian. Penelitian yang dilakukan dengan melibatkan subjek penelitian

mengandung konsekuensi bahwa semua demi kebaikan bersama, guna

mendapatkan manfaat yang baik.

5. Confidentiality

Peneliti merahasiakan data-data yang sudah dikumpulkannya. Kerahasiaan

ini bukan tanpa alasan, seringkali subjek penelitian menghendaki agar dirinya

tidak diekspos kepada umum. Oleh karena itu, jawaban tanpa nama dapat

dipakai dan sangat dianjurkan pada subjek penelitian tidak menyebutkan

identitasnya. Apabila peneliti mengharuskan untuk mengetahui identitasnya,

peneliti harus memperoleh persetujuan terlebih dahulu serta mengambil

langkah-langkah dalam dalam menjaga kerahasiaan dan melindungi jawaban

tersebut.

Page 68: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

48

6. Justice

Penelitian ini tidak melakukan diskriminasi pada kriteria yang tidak

relevan saat memilih subyek penelitian, namun berdasarkan kriteria yang

telahditetapkan sesuai dengan masalah penelitian. Perawat yang memenuhi

kriteria inklusi dijadikan responden

Page 69: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

49

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Program Studi Ilmu Keperawatan mempunyai izin pelaksanaan

berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen

Pendidikan Nasional RI Nomor: 1356/D/T2005 tanggal 10 Mei 2005 dan

Keputusan Direktur Jenderal Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI

Nomor: Dj.II/123/2005 tanggal 17 Mei 2005, yang diperpanjang izin

penyelenggaraannya sesuai Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam

Kementerian Agama RI Nomor: Dj.I/38/2010 tanggal 29 Januari 2010. Lulusan

PSIK bergelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) dan lulusan pendidikan profesinya

mempunyai gelar Ners (Ns).

Angkatan 2012 Program Studi Ilmu Keperawatan terjadi perubahan

kurikulum dari kurikulum konvensional ke SCL. Mulai pada angkatan 2012/2013

PSIK menerapkan perubahan kurikulum dengan metode pembelajaran sistem

modul. Kurikulum berbasis kompetensi yang dikembangkan PSIK pada tahun

2012 merujuk pada Panduan Kurikulum Pendidikan Ners yang dirumuskan oleh

tim Kurikulum Berbasis Kompetensi Asosiasi Institusi Pendidikan Ners

Indonesia (AIPNI) tahun 2009 - 2013 yang diterbitkan tahun 2010.

Page 70: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

50

B. Karakteristik Umum Responden

Tabel 5.1 menunjukkan rata-rata usia responden pada penelitian ini 19,64 dengan

standar defiasi 12,88 tahun. Responden tertua yaitu berusia 23 tahun dan yang

termuda berusia 18 tahun.

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Usia di Program Studi Ilmu Keperawatan

(PSIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Variabel N Mean Median Min Maks SD

Usia 171 19,64 20 28 23 12,88

Tabel 5.2 menunjukkan bahwa jumlah responden yang paling besar yaitu

semester 4 (38,6%) karena memilik proporsi yang lebih besar dari pada proporsi

angkatan lainnya. Proporsi responden yang mempunyai umur sebagian besar

yaitu 19 tahun 56 responden (32,7%) dan yang paling rendah umurnya adalah 23

tahun 2 orang (1,2%). Berdasarkan jenis kelamin responden sebagian besar

adalah perempuan dengan persentase (95, 3 %).

Tabel 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan Semester, Usia dan Jenis Kelamin di

Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Jakarta

Variabel Karakteristik Frekuensi Presentase (%)

Semester

semester 8

semester 6

semester 4

semester 2

27

27

66

51

15, 8

15, 8

38, 6

29, 8

Jenis kelamin

Laki-laki

Perempuan

8

163

4, 7

95, 3

Page 71: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

51

C. Berpikir Kritis

Tabel 5.3 hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah kecenderungan

berpikir kritis responden yang baik lebih besar dibandingkan yang kurang baik.

Responden dengan kecenderungan berpikir kritis yang baik 65,5% sedangkan

responden dengan kecenderungan berpikir kritis kurang baik yaitu 34,5%.

Tabel 5.3

Distribusi Responden Berdasarkan Kecenderungan Berpikir Kritis di Program

Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Katagori Jumlah Persentase

Berpikir Kritis Baik

Kurang Baik

112

59

65,5%

34,5%

Total 171 100%

Hasil penelitian ini menjelaskan distribusi responden berdasarkan

subvariabel yang paling besar adalah kemampuan evaluasi (83,6%) dan yang

paling kecil adalah kemampuan inferen (25,7%), gambaran distribusi subvariabel

kemampuan berpikir kritis digambarkan pada tabel 5.3 sebagai berikut.

Tabel 5.3

Distribusi Respon Berdasarkan Sub-variabel Kecenderungan Berpikir

Kritis Mahasiswa PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Subvariabel

Berpikir Kritis

Baik

N %

Kurang Baik

n %

Interpretasi 130 76 41 24

Inferen 44 25,7 127 74,3

Analisis 94 55 77 45

Evaluasi 243 83,6 28 16,4

Explanation 118 69 53 31

Self-regulation 117 68,4 54 31,6

Tabel 5.5 menunjukkan bahwa responden dengan kecenderungan berpikir

yang baik lebih banyak yaitu semester 8 (74%) sedangkan dari responden semester

6(55,6%) Menunjukan kecenderungan berpikir kritis baik lebih rendah persentasenya

Page 72: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

52

menurut proporsi. semester 4 (68,2%) dan semester 2 (64,7) menunjukkan

kecenderungan berpikir kritis baik hampir sama dan lebih tinggi dari semester 6.

Persentase dari jenis kelamin distribusi kecenderungan berpikir kritis yang baik

perempuan 66,9% sedangkan laki-laki adalah 37,5%. Responden dengan

kecenderungan berpikir kritis yang baik paling besar yaitu umur 22 tahun sebanyak

38 mahasiswa (88,9%).

Tabel 5.5

Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Mahasiswa Keperawatan

berdasarkan kecenderungan berpikir kritis di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

No Karakteristik Baik

N %

Kurang Baik

n %

Jumlah

1 Semester

2

4

6

8

33

64,7

18

35,3

100%

45 68,2 21 31,8 100%

15 55,6 12 44,4 100%

19 70,4 8 29,6 100%

2 Jenis Kelamin

Perempuan

Laki-laki

109

66,9

54

33,1

100%

3 37,5 5 62,5 100%

Page 73: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

53

BAB VI

PEMBAHASAN

A. Berpikir Kritis

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persentase mahasiswa yang

berpikir kritis baik lebih banyak dibandingkan dengan mahasiswa yang berpikir

kritis kurang baik.Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

olehNasution (2016)yang menunjukkan pembelajaran berbasis masalah dapat

mengembangkan kemampuan berpikir kritis karena mahasiswa dituntut untuk

belajar lebih aktif, selain itu dalam kegiatan diskusi mengkondisikan mahasiswa

bekerja sama dalam menyelesaikan masalah sehingga suatu proses interaksi

sosial dengan teman dalam kegiatan diskusi memicu terbentuknya ide baru

danmemperkaya perkembangan intelektual.Terkait hal ini

Redhana(2013)membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis

masalah dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis mahasiswa. Karena

model pembelajaran berbasis masalah menyediakan masalah-masalah kurang

terstrukturyang tidak cukup untuk memecahkan masalah tersebut. Oleh karena

itu, untuk dapat memecahakan masalah tersebut, mahasiswa harus

mengumpulkan informasi tambahan dari berbagai sumber.

Fakhriyah(2014)Penerapan problem based learning dapatmembantu dalam

mengembangkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa. Kemampuan berpikir

kritis perlu dikembangkan oleh mahasiswa sebagai upaya mempersiapkan diri

Page 74: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

54

untuk menghadapi tantangan dan permasalahan yang akan ditemui sekarang

maupun nantinya.

Aprisunadi (2011) menunjukkan perawat yang berpikir kritis baik lebih

banyak daripada berpikir kritisnya kurang. Perawatsecera efektif akan

profesional dalam memberikan asuhan keperawatan yang lebih berkualitas dan

mampu menyelesaikan masalah klinis dengan lebih baik, dimana hal ini akan

memberikan manfaat baik bagi pasien. PembelajaranPBLdinstitusi mampu

menciptakan aktivitas pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kemampuan

berpikir kritis mahasiswa keperawatan dalam rangka meningkatkan kualitas tenaga

keperawatan di rumah sakit.Indriasari(2016) menjelaskan Problem Based

Learning dikembangkan untuk membantu mahasiswa mengembangkan

kemampuan berpikir kritis. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan Anwar, Abdullah, & Apriana (2014) menjelaskan terdapat peningkatan

yang signifikan pada pembelajaran PBL terhadap peningkatan kemampuan

berpikir kritis mahasiswa. PBL sendiri bertujuan untuk mengembangkan

kemampuan berpikir kritis, menganalis, dan menyelesaikan persoalan dunia

nyata yang kompleks (PDPT UI, 2012).

Potter & Perry (2009) berpikir kritis sebagai keterampilan menemukan

masalah, menentukan pilihan, dan melakukan sebuah tindakan yang tepat. Secara

keseluruhan tidak hanya keterampilan kognitif tetapi juga keterampilan untuk

mengajukan pertanyaan dan proses penalaran dimana individu merenungkan dan

Page 75: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

55

menganalisis pemikiran diri sendiri dan orang lain. Karna berpikir kritis

berorientasi pada tujuan, melibatkan identifikasi dan asumsi, mepertimbangkan

apa yang penting dalam situasi, mencari alternatif, dan menerapan akal dan

logika dalam membuat keputusan.

Banyak yang telah mendefinisikan berpikir kritis tapi pada dasarnya

berpikir kritis lebih banyak diartikan sebagai suatu proses dari pada suatu tujuan

(Facione, 2015). Berpikir kritis merupakan istilah yang dipakai untuk

menjelaskan suatu proses kognitif, agar informasi yang berbeda dikumpulkan,

dianalisis, disintesis dan dievaluasi,untuk mengambilan keputusan

danmemecahkan masalah, dimana melibatkan akal kemampuan untuk

membedakan, meyakini, dan berargumen bahwa kesimpulan yang diambil sudah

tepat (Price & Harrington, 2016).

Problem Based Learning adalah lingkungan belajar yang didalamnya

menggunakan masalah untuk belajar dimana harus dapat mengidentifikasi suatu

masalah baik yang dihadapi secarah nyata atau telaah kasus. Masalah diajukan

sedemikian rupa sehingga mahasiswa menemukan kebutuhan belajar yang

diperlukan agar mereka dapat memecahkan permasalahan tersebut (Nursalam &

Efendi, 2009). Model pembelajaran problem based learning (PBL) atau dikenal

dengan model pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran

yang menggunakan permasalahan nyata yang ditemui di lingkungan sebagai

Page 76: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

56

dasar untuk memperoleh pengetahuan dan konsep melalui kemampuan berpikir

kritis dan memecahkan masalah(Fakhriyah, 2014).

Kelebihan PBL yaitu:Pembelajaran mendalam: PBL meningkatkan

pemahaman mendalam (mahasiswa berinteraksi dengan bahan-bahan

pembelajaran, menghubungkan konsep dengan aktivitas sehari-hari, dan

meningkatkan pemahaman mahasiswa).Pendekatan konstruktif: mahasiswa aktif

berdasarkan pengetahuan dan membangun kerangka konseptual dari pengetahuan

tersebut(Nursalam & Efendi, 2009).Dengan menggunakan metode ini mahasiswa

dimungkinkan untuk memperoleh pengetahuan dan sekaligus mengembangkan

kemampuan dalam pemecahan masalah karena mahasiswa dipaksa bekerja

dengan masalah yang mereka tidak pahami, mereka dipaksa untuk

mengembangkan kemampuan memecahkan masalah, melakukan diagnosis dan

mengajukan hipotesis (PDPT, 2012).

B. Karakteristik Responden

1. Semester

Persentase kecenderungan berpikir kritis yang baik lebih banyak pada

semester 2 yaitu 29 (63,96%)dan yang paling semester 4yaitu (51,85%) dari

penelitian menunjukan bahwa tingkat semester atau lamanya belajar tidak

menunjukkan bertambahnya kemampuan berpikir kritis mahasiswa. Hasil

penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Pratama(2012) yang

Page 77: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

57

menunjukan tingkat perkuliahan akademik yang menggambarkan lamanya

pengalaman belajar dan ekspos pendidikan tidak menunjukkan hubungan

bermakna dengan kecenderungan berpikir kritis. Kecenderungan berpikir

kritis tidak selalu meningkat seiring meningkatnya tingkat perkuliahan

akademik. Faktor – faktor yang turut mempengaruhi antara lain kurikulum

yang berlaku, pendekatan belajar mahasiswa, dan metode pengajaran dan

penilaian oleh dosen. Ingram (2008) juga mendukung dengan hasil yang sama

bahwa tingkat pengalaman tidak mempengaruhi kemampuan berpikir kritis.

Dwijananti & Yulianti (2010) menjelaskan bahwa pada dasarnya mahasiswa

mempunyai potensi kemampuan berpikir kritis. Problem Based Learning

dikembangkan untuk membantu mahasiswa mengembangkan kemampuan

berpikir kritis dan keterampilan intelektual melalui keterlibatan mereka dalam

pengalaman nyata atau simulasi, dan menjadi pembelajar yang mandiri

(Indriasari, 2016). Mahasiswa sangat antusias mengikuti pembelajaran dan

menyambut penerapan model pembelajaran ini dengan sangat baik. Potensi ini

sangat disayangkan jika tidak dapat dikembangkan dengan baik. Melalui

penerapan model pembelajaran yang ada, mahasiswa dapat mengembangkan

kemampuan berpikir kritis yang baik (Dwijananti & Yulianti, 2010).

2. Jenis Kelamin

Hasi penelitian menunjukan responden berjenis kelamin perempuan

163 (95,3%) lebih mendominasi dari laki-laki 8 (4,68%) sehingga mahasiswa

Page 78: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

58

yang berjenis kelamin perempuan mendapatkan jumlah persentase yang lebih

besar. Hasil penelitian ini belum bisa menjelaskan perbandingan kemampuan

berpikir kritis yang baik antara mahasiswa perempuan dan laki-laki karena

presentase responden perempuan lebih besar dari pada responden laki-laki.

Hal ini sejalan dengan penelitian Arlan et al(2014) yang menunjukkanterdapat

130 mahasiswa keperawatan diketahui hampir seluruh responden (90%)

berjenis kelamin perempuan, dan sebagian kecil (10%) berjenis kelamin laki-

laki.

Keperawatan di sebut mother instinct karena perawat berasal dari

naluri keibuan untuk memberikan perlindungan dan naluri sosial yang lebih

intuitif, oleh sebab itu sebagai suatu profesi yang didasari naluri keperawatan

lebih banyak diminati oleh perempuan (Asmadi, 2008). Jumlah perawat

perempuan di Indonesia sampai saat ini masih lebih banyak dari pada laki-laki

yang disebabkan latarbelakang kebangsaan dan sejarah Keikutsertaan perawat

dan sekaligus sebagian besar perawat adalah perempuan dalam

pengembangan kesehatan cukup banyak dan tidak diragukan (Priharjo, 2008).

Hasil penelitian (Aprisunadi, 2011) menunjukan proporsi perawat yang

cenderung berpikir kritis baik berjenis kelamin perempuan lebih banyak dari

pada laki-laki. Penelitian (Mulyaningsih, 2013) menjelaskan bahwa

kemampuan berpikir kritis tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin.

Page 79: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

59

3. Usia

Reta-rata usia responden pada penelitian ini adalah 19 tahun, dimana

usia responden termuda adalah 18 tahun dan tertua adalah 23 tahun. Dalam

penelitian ini menunjukkan presentaseberpikir kritis mahasiswa tidak

bertambah seiring dengan bertambahnya

usia.Mulyaningsih(2013)menunjukkan dalam penelitiannya bahwa usia tidak

mempengaruhi kemampuan berpikir kritis seseorang.

Usia 19 tahun menurut pieget usia ini masuk dalam masa

perkembangan remaja (10-20 tahun) dimana individu menemukan jatidiri

mereka menentukan tujuan hidupnya. Dimensi yang paling penting adalah

mengeksplorasi solusi alternatif mengenai peran, ekplorasi karir adalah

pentiang. Banyak fakta menunjukan kecepatan memproses lebih lambat pada

anak kecil daripada remaja, dan lebih lambat pada orang dewasa yang lebih

tua daripada orang dewasa muda, akan tetapi penyebab dari perbedaan ini

belum diketahui. Ini karena remaja lebih bernalar secara abstrak dan logis

dan pikiran menjadi idealistik(Santrock, 2011).

Pertumbuhan orang dewasa dimulai pertengahan masa remaja

(adolescence) sampai dewasa. Dalam kegiatan pendidikan atau belajar, orang

dewasa bukan lagi menjadi objek sosialisasi yang seolah-olah dibentuk dan

dipengaruhi untuk menyesuaikan dirinya dengan keinginan memegang

otoritas diatas dirinya sendiri, akan tetapi tujuan kegiatan belajar atau

Page 80: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

60

pendidikan orang dewasa tentunya lebih mengarah kepada pencapaian

pemantapan identitas dirinya sendiri untuk menjadi dirinya sendiri(Asmin,

2015).

Page 81: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

61

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Karakteristik jenis kelamin responden sebagian besar adalah perempuan

dengan persentase (95, 3 %).Jumlah semester yang paling besar adalah

semster 4 28,3% usia rata rata mahasiswa yaitu usia 19 tahun dengan usia

paling mudah adalah 17 tahun dan yang tua adalah 23 tahun. semster

2. Penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis mahasiswa

keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam katagori baik dan kurang

baik yaitu baik (65,5%) dan kurang baik (34,5%) dengan kemampuan yang

terbesar yaitu kemampuan evaluasi (83,6%) dan yang terkecil adalah kemampuan

inferen (25,7%). Jumlah responden yang paling besar yaitu angkatan 2015

(38,6%).

B. Saran

1. Bagi Mahasiswa Keperawatan

Meningkatkan dan mengasah kemampuan berpikir kritis di 6 komponen pada

setiap modul tiap semster.

2. Bagi Institusi

a. Modul PBL sebaiknya dilanjutkan dan diperbaiki untuk meningkatkan

kemampuan berpikir kritis mahasiswa.

Page 82: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

62

b. Melakukan pelatihan berpikir kritis baik bagi peserta didik maupun bagi

pendidk keperawatan.

3. Bagi Penelitian Selanjutnya

a. Peneliti selanjutnya diharapkan bisa mengendalikan dan menganalisis

faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan berpikir kritis Mahasiswa

diharapkan agar selalu meningkatkan motivasi untuk bisa menjalankan

peran dalam metode PBL sebagaimana mestinya agar bisa mencapai

tujuan yang diharapkan.

b. Perlunya penelitian lanjutan untuk pengembangan instrumen penilaian

berpikir kritis yang spesifik untuk perawat.

Page 83: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

DAFTAR PUSTAKA

Aliyu, U., Mathew, O. K., Paul, R. Y., & Dial, D. (2014). Promoting Professional

Nursing Practice through Critical Thinking and Attitudinal Change, 3(5), 12–15.

Anwar, Abdullah, & Apriana, E. (2014). Penerapan Problem Based Learning dan

Inkuiri untuk Meni ngkatkan Kepedulian Lingkungan Mahasiswa Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Aceh. Jurnal EduBio

Tropika, 2(2), 237–243.

Aprisunadi. (2011). Hubungan Antara Berpikir Kritis Perawat dengan Kualitas

Asuhan Keperawatan di Unit Perawatan Ortopedi Rumah Sakit Umum Pusat

Fatmawati Jakarta. Universits Indonesia.

Arlan, A. J., Fitria, N., & Rafiyah, I. (2014). Intensi Melaksanakan Self Study (Seven

Jump : Step 6) Dalam Small Group Discussion (SGD) pada Mahasiswa

Angkatan 2011 Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjajaran. Jurnal Ilmu

Keperawatan, 2(1), 95–108.

Asmin. (n.d.). Konsep dan Metode Pembelajaran untuk Orang Dewasa

(ANDRAGOGI).

Bono, E. de. (2007). Belajar Berpikir Canggih dan Kreatif Dalam Memecahkan

Masalah dan Memantik Ide-ide Baru. (A. Baiquni, Ed.) (2nd ed.). Bandung:

Kaufa.

Budiharto. (2008). metotodelogi penelitian kesehatan dengan contoh bidang ilmu

kesehatan gigi. jakarta: EGC.

Craven, R. F., & Hirnle, C. J. (2009). Fundamentals of Nursing: Human Health and

function (6th ed.). Philadelphia: Wolters Kluwer Health/Lippincott Williams &

Wilkins,.

Diane M. Billings, J. A. H. (2009). Teaching in Nursing: A Guide For Faculty.

St.Loius: Elsevier.

Dwijananti, P., & Yulianti, D. (2010). Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis

Mahasiswa Melalui Pembelajaran Problem Based Instruction pada Mata Kuliah

Fisika Lingkungan. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 6, 108–114.

Facione, P. A. (2013). Critical Thinking : What It Is and Why It Counts, 1–28.

Facione, P. A. (2015). Critical Thinking : What It Is and Why It Counts. Insight

Assessment, 7(ISBN 13: 978-1-891557-07-1.), 1–28. https://doi.org/ISBN 13:

978-1-891557-07-1.

Fakhriyah, F. (2014). Penerapan Problem based Learning Dalam Upaya

Page 84: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

Mengembalikan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa. Jurnal Pendidikan IPA

Indonesia, 3(1), 95–101.

Fatimah, F. (2009). Kemampuan komunikasi matematis dan pemecahan masalah

melalui problem based-learning, 249–259.

Fero, L. J., Witsberger, C. M., Wesmiller, S. W., Zullo, T. G., & Hoffman, L. A.

(2009). Critical Thinking Ability of New Graduate and Experienced Nurses.

Journal of Advanced Nursing, 65(1), 139–148. https://doi.org/10.1111/j.1365-

2648.2008.04834.x

Harsono. (2008). Student-Centered Learning di Perguruan Tinggi. Jurnal Pendidikan

Kedokteran Dan Profesi Kesehatan Indonesia, 3(1), 4–8.

Haryanto, A. (2014). Hubungan Berpikir Kritis dan Waktu Tanggap Perawat dengan

Kualitas Asuhan Keperawatan Di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Islam

Surabaya. Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Hastono, S. P. (2006). Analisis Data. jakarta: Universitas Indonesia.

Imron, & Munif, A. (2010). Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan: Bahan Ajar

untuk Mahasiswa. Sugeng Seto. Jakarta.

Indriasari, F. N. (2016). Hubungan Antara Penerapan Model Pembelajaran Problem

Based Learning dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Program Studi Ilmu

Keperawatan. Jurnal Keperawatan Notokusumo, IV(1), 40–46.

Ingram, M. (2008). Critical Thingking in Nursing : Experience VS . Education,

1(January), 129.

Kowiyah. (2012). Kemampuan Berpikir Kritis. Jurnal Pendidikan Dasar, 3(5), 175–

179.

Lapau, B. (2013). metode penelitian kesehatan: metode ilmiah penulisan skripsi,

tesis, dan disertasi.

Liu, M. (2005). Motivating Students Through Problem-based Learning, 1–24.

Mulyaningsih. (2013). Peningkatan Perilaku Caring Melalui Kemampuan Berpikir

Kritis Perawat. Jurnal Managemen Keperawatan, 1(2), 100–106.

Nasution, Sahyar, M. S. (2016). Pengaruh Model Problem Based Learning Dan

Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah. Jurnal

Pendidikan Fisika, 5(2), 112–117.

Nursalam, & Efendi, F. (2008). Pendidikan Dalam Keperawatan. jakarta: salemba

medika.

Nursalam, & Efendi, F. (2009). pendidikan dalam keperawatan. jakarta: salemba

Page 85: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

medika.

PDPT. (2012). Problem Based Learning (PBL) PDPT UI. Depok.

Perry, A. G., & Potter, P. A. (2009). Potter & Perry’s Fundamentals of Nursing

Australian Version. (J. Crisp & C. Taylor, Eds.) (3rd ed.). Australian: Mosby

Elsevier Australia.

Potter, P. A., & Perry, A. G. (2013). Fundamentals of Nursing (8th ed.). Elsevier.

Pratama, P. (2012). Hubungan Antara Kecenderungan Berpikir Kritis dengan Indeks

Prestasi Kumulatif ( IPK ) Mahasiswa Prodi Dokter FK UNDIP.

Price, B., & Harrington, A. (2016). Critical Thinking and Writing for Nursing

Students. (M. Standing, Ed.) (third edit). London: Learning Matters.

Priharjo, R. (2008). Konsep & Perspektif Praktik Keperawatan Profesional. (E.

Wahyuningsih & M. Ester, Eds.) (Esty Wahyu). Jakarta: EGC.

Redhana, I. W. (2013). Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Peningkatan

Keterampilan Pemecahan Masalah dan Berpikir Kritis. Jurnal Pendidikan Dan

Pengajaran, 1(46), 76–86.

Ruslai, N. H., & Salam, A. (2016). PBL Triggers In Relation To Students’ Generated

Learning Issues and Predetermined Faculty Objectives: Study In a Malaysian

Public University. Pakistan Journal of Medical Sciences, 32(2), 324–328.

https://doi.org/10.12669/pjms.322.9248

Santrock, J. W. (2011). Adolescence (Edition 14). Texas: McGraw-Hill Higher

Education.

Suarsana, I. M., & Mahayukti, G. A. (2013). Pengembangan E-Modul Berorientasi

Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis

Mahasiswa. Jurnal Prndidikan Matematika, 2(2), 264–275.

Swarjana, I. K. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan Tuntunan Praktis

Pembuatan Proposal Penelitian. (I. Nastiti, Ed.) (1st ed.). Yogyakarta: ANDI.

wasis. (2008). pedoman riset praktis untuk profesi perawat. jakarta: EGC.

Yuliastutik, A. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning

Dengan Media Video CAampact Disk (VCD) Dalam Upaya Meningkatkan

Motivasi Belajar Dan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa ( Studi Kasus Di

Akper RUSTIDA Banyuwangi). Universitas Sebelas Maret.

Page 86: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

Lampiran 1

Page 87: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

Lampiran 2

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN

UNTUK BERPARTISIPASI SEBAGAI RESPONDEN

PENELITIAN

Responden yang saya hormati,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini

Nama : Agil Maizar

NIM : 1113104000014

Status : Mahasiswi Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas

Islam

NegeriSyarif Hidayatullah Jakarta

Penelitian inibertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis

mahasiswa. Selain itu, penelitian ini adalah bagian dari persyaratan untuk

Program Pendidikan S1 saya di Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Saya berharap agar Anda bersedia menjadi responden dalampenelitian saya

dan menjawab dengan jujur pertanyaan pada quisioner terkait penelitian yang

akan dilakukan untuk menilai kecenderungan berpikir kritis

mahasiswa.Informasi yang akan Anda berikan sebagai responden akan dijaga

keaslian dan kerahasiannya. Atas ketersediannya, saya ucapkan terima kasih.

Ciputat, …………... 2017

Peneliti,

Page 88: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

Agil Maizar

Lampiran 3

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

(INFORM CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Telah mendapatkan penjelasan dari peneliti tentang penelitian yang berjudul

“Gambaran Berpikir Kritis DalamProblem Based Learning (PBL) Mahasiswa

Keperawatan FKIK UIN Ssyarif Hidayatullah Jakarta” dengan ini menyatakan,

saya memahami tujuan, manfaat, dan prosedur penelitian yang akan dilakukan. Saya

percaya bahwa peneliti akan menghormati hak-hak dan kerahasiaan saya sebagai

responden. Dengan penuh kesadaran secara sukarela dan tanpa ada paksaan untuk

ikut serta dalam penelitian tersebut

Ciputat, ………………. 2017

Yang Membuat Pernyataan

Page 89: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

(Nama dan Tandatangan)

Lampiran 4

KUESIONER DATA DEMOGRAFI

Gambaran Berpikir Kritis Dalam Problem Based Learning (PBL)

Mahasiswa Keperawatan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Kode Responden : ______ (diisi oleh peneliti)

Hari/Tanggal :

NIM :

Usia :

Jenis Kelamin : Laki-Laki Perempuan

Semester :

Page 90: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

Lampiran 5

KUESIONER KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

(Critical Thinking Disposition Self-Rating Form)

Silahkan dengan jujur memberikan jawaban Ya atau Tidak pada setiap pertanyaan

dibawah ini dengan memberi tanda cek (√) pada kotak yang sesuai dengan pilihan

Saudara/Saudari.

NO PERTANYAAN JAWABAN

Ya Tidak

1 Saya berani untuk mengajukan pertanyaan sulit terhadap apa yang

sudahlama Saya yakini

2 Saya menghindaripertanyaan-pertanyaan yang dapat

melemahkanpendapat yang sudah lama Saya yakini

3 Saya menunjukkan toleransi terhadap pendapat seseorang yang

Saya sendiritidak setujui

4 Saya berusaha mencari informasi untuk menguatkan pendapat saya

dan untuk melemahkan pendapat orang lain

5 Saya mencoba berpikir ke depan dan mengantisipasi konsekuensi

daripilihan-pilihan yang Saya putuskan

6 Saya menertawai apa yang orang lain katakan dan mengolok-olok

pendapatorang lain

7 Saya melakukan upaya serius untuk menjadi analitis untuk

membuat suatukeputusan yang dapat Saya perkirakan hasilnya

8 Saya memanipulasi informasi untuk menyesuaikan dengan tujuan

Saya

9 Saya mendorong teman untuk memperhatikan ide-ide yang orang

lainsampaikan

Page 91: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

10 Saya mengabaikan konsekuensi yang mungkin terjadi akibat

pilihan yangSaya putuskan

11 Saya berpikir secara sistematis dalam menanggapi masalah

12 Saya melibatkan diri dan mencoba untuk memecahkan masalah

tanpaberpikir terlebih dahulu bagaimana menghadapi masalah

tersebut

13 Saya menghadapi masalah yang mengandung tantangan karena

Sayamemiliki kemampuan untuk berpikir dan mencari solusinya

untuk menghadapinya

14 Saya mengambil jalan keluar yang mudah dan meminta orang lain

untukmengatasi masalah

15 Saya membaca laporan, surat kabar, buku atau menonton berita

hanya untukmempelajari sesuatu yang baru

16 Saya tidak akan berusaha mempelajari hal baru sampai Saya

melihatmanfaat jika mengerjakannya

17 Saya menunjukkan dengan jujur kesediaan untuk

mempertimbangkankembali keputusan yang telah Saya ambil

18 Saya betul-betul menunjukkan penolakan untuk mengubah pikiran

Saya

19 Saya mendatangi tempat dan situasi yang berbeda, untuk

membuatkeputusan

20 Saya menolak untuk mempertimbangkan posisi Saya pada sebuah

masalahyang situasi dan kondisinya sangat berbeda

Page 92: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

Lampiran 6

Descriptives

Statistic Std. Error

total Mean 80.38 .948

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 78.51

Upper Bound 82.25

5% Trimmed Mean 81.04

Median 80.00

Variance 153.531

Std. Deviation 12.391

Minimum 25

Maximum 100

Range 75

Interquartile Range 15

Skewness -.984 .186

Kurtosis 1.867 .369

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

total .143 171 .000 .936 171 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Umur* Crosstabulation

kat_totalbaru

Total baik kurang baik

umur 18 Count 12 17 29

% within kat_totalbaru 11.8% 24.6% 17.0%

19 Count 38 18 56

Page 93: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

% within kat_totalbaru 37.3% 26.1% 32.7%

20 Count 30 16 46

% within kat_totalbaru 29.4% 23.2% 26.9%

21 Count 14 15 29

% within kat_totalbaru 13.7% 21.7% 17.0%

22 Count 7 2 9

% within kat_totalbaru 6.9% 2.9% 5.3%

23 Count 1 1 2

% within kat_totalbaru 1.0% 1.4% 1.2%

Total Count 102 69 171

% within kat_totalbaru 100.0% 100.0% 100.0%

semester * katkritis Crosstabulation

katkritis

Total kurangbaik baik

semester semester2 Count 18 33 51

% within semester 35.3% 64.7% 100.0%

% of Total 10.5% 19.3% 29.8%

semester4 Count 21 45 66

% within semester 31.8% 68.2% 100.0%

% of Total 12.3% 26.3% 38.6%

semester6 Count 12 15 27

% within semester 44.4% 55.6% 100.0%

% of Total 7.0% 8.8% 15.8%

semester8 Count 8 19 27

% within semester 29.6% 70.4% 100.0%

% of Total 4.7% 11.1% 15.8%

Total Count 59 112 171

% within semester 34.5% 65.5% 100.0%

% of Total 34.5% 65.5% 100.0%

Page 94: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

jeniskelamin * katkritis Crosstabulation

katkritis

Total kurangbaik baik

jeniskelamin lakilaki Count 5 3 8

% within jeniskelamin 62.5% 37.5% 100.0%

% of Total 2.9% 1.8% 4.7%

perempuan Count 54 109 163

% within jeniskelamin 33.1% 66.9% 100.0%

% of Total 31.6% 63.7% 95.3%

Total Count 59 112 171

% within jeniskelamin 34.5% 65.5% 100.0%

% of Total 34.5% 65.5% 100.0%

katkritis

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurangbaik 59 34.5 34.5 34.5

baik 112 65.5 65.5 100.0

Total 171 100.0 100.0

totalinterpretasi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid baik 130 76.0 76.0 76.0

kurang 41 24.0 24.0 100.0

Total 171 100.0 100.0

totalinferen

Page 95: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid baik 44 25.7 25.7 25.7

kurang 127 74.3 74.3 100.0

Total 171 100.0 100.0

totalinferen

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid baik 44 25.7 25.7 25.7

kurang 127 74.3 74.3 100.0

Total 171 100.0 100.0

totalevaluasi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid baik 143 83.6 83.6 83.6

kurang 28 16.4 16.4 100.0

Total 171 100.0 100.0

totalexplanation

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid baik 118 69.0 69.0 69.0

kurang 53 31.0 31.0 100.0

Total 171 100.0 100.0

totalselfregulation

Page 96: GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35714/1/AGIL... · kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid baik 117 68.4 68.4 68.4

kurang 54 31.6 31.6 100.0

Total 171 100.0 100.0