Gambar 3.32. Peta Jarak setelah perubahan departemen A dan...

60
106 Oleh karena lokasi centroid berubah, maka peta jarak untuk tata letak yang baru dilakukan perhitungan kembali berdasarkan tata letak seperti pada gambar 3.31. Peta jarak setelah dilakukan perbaikan ditunjukkan gambar 3.32.. Total biaya setelah terjadi perubahan departemen A dan C seperti pada gambar 3.33. Gambar 3.32. Peta Jarak setelah perubahan departemen A dan C Gambar 3.33. Matrik Total Biaya setelah terjadi perubahan departemen A dan C Selanjutnya CRAFT mengevaluasi kembali melalui Pair Wise Interchanges dengan melakukan perubahan letak departemen A dan D berdasarkan tata letak pada gambar 3.31. Gambar 3.34. adalah hasil perbaikan kedua tata letak dengan lokasi titik pusat untuk departemen A = (80 , 40), separtemen B = (80

Transcript of Gambar 3.32. Peta Jarak setelah perubahan departemen A dan...

Page 1: Gambar 3.32. Peta Jarak setelah perubahan departemen A dan Cthesis.binus.ac.id/doc/Lain-lain/2007-2-00579-TISI-3.3.pdf · terdapat perhitungan di dalam suatu perusahaan yang menyatakan

106

Oleh karena lokasi centroid berubah, maka peta jarak untuk tata letak

yang baru dilakukan perhitungan kembali berdasarkan tata letak seperti pada

gambar 3.31. Peta jarak setelah dilakukan perbaikan ditunjukkan gambar 3.32..

Total biaya setelah terjadi perubahan departemen A dan C seperti pada gambar

3.33.

Gambar 3.32. Peta Jarak setelah perubahan departemen A dan C

Gambar 3.33. Matrik Total Biaya setelah terjadi perubahan

departemen A dan C

Selanjutnya CRAFT mengevaluasi kembali melalui Pair Wise Interchanges

dengan melakukan perubahan letak departemen A dan D berdasarkan tata letak

pada gambar 3.31. Gambar 3.34. adalah hasil perbaikan kedua tata letak

dengan lokasi titik pusat untuk departemen A = (80 , 40), separtemen B = (80

Page 2: Gambar 3.32. Peta Jarak setelah perubahan departemen A dan Cthesis.binus.ac.id/doc/Lain-lain/2007-2-00579-TISI-3.3.pdf · terdapat perhitungan di dalam suatu perusahaan yang menyatakan

107

, 65), departemen C =(20 , 60) dan departemen D = (56 , 17). Sedang total

biaya sebesar 4521.

Gambar 3.34. Tata Letak setelah perubahan departemen A dan D

Selanjutnya dicoba lagi dengan melakukan perubahan departemen B dan

C. Dengan perhitungan sama seperti di atas, diperoleh total biaya sebesar 3653.

Tata letak departemen setelah dilakukan perubahan departemen B dan C

ditunjukkan gambar 3.35.

Page 3: Gambar 3.32. Peta Jarak setelah perubahan departemen A dan Cthesis.binus.ac.id/doc/Lain-lain/2007-2-00579-TISI-3.3.pdf · terdapat perhitungan di dalam suatu perusahaan yang menyatakan

108

Gambar 3.35. Tata Letak setelah perubahan departemen B dan C

Perbaikan selanjutnya adalah dengan perubahan antara departemen B dan

C lagi dengan tata letak seperti pada gambar 3.36. Total biaya untuk perubahan

ini adalah sebesar 3441.

Gambar 3.36. Tata Letak setelah perubahan departemen B dan C

Page 4: Gambar 3.32. Peta Jarak setelah perubahan departemen A dan Cthesis.binus.ac.id/doc/Lain-lain/2007-2-00579-TISI-3.3.pdf · terdapat perhitungan di dalam suatu perusahaan yang menyatakan

109

Pertukaran departemen dilakukan lagi antara departemen A dan C dan

menghasilkan total biaya sebesar 3274,5. Perbaikan ini merupakan perbaikan

terakhir yang bisa dilakukan, karena tidak ditemukan lagi perhitungan Pair

Wise Interchanges yang memberikan total biaya yang lebih kecil. Tata letak

terakhir ditunjukkan gambar 3.37.

Gambar 3.37. Tata Letak perbaikan terakhir

3.6. Material Handling

3.6.1. Pengertian Material Handling

Masalah utama dalam produksi ditinjau dari segi kegiatan/proses produksi

adalah bergeraknya material dari satu tingkat ke tingkat proses produksi berikutnya.

Hal ini terlihat sejak material diterima di tempat penerimaan, kemudian

dipindahkan ke tempat pemeriksaan dan selanjutnya disimpan di gudang. Pada

Page 5: Gambar 3.32. Peta Jarak setelah perubahan departemen A dan Cthesis.binus.ac.id/doc/Lain-lain/2007-2-00579-TISI-3.3.pdf · terdapat perhitungan di dalam suatu perusahaan yang menyatakan

110

bagian proses produksi juga terjadi perpindahan material yang diawali dengan

mengambil material dari gudang, kemudian diproses pada proses pertama dan

berpindah pada proses berikutnya sampai akhirnya dipindah ke gudang barang jadi.

Untuk memungkinkan proses produksi dapat berjalan dibutuhkan adanya kegiatan

pemindahan material yang disebut dengan Material Handling.

Walaupun banyak orang menganggap bahwa kegiatan material handling

merupakan kegiatan yang kurang penting dalam suatu pabrik, tetapi kenyataannya

tidak demikian halnya. Hal ini karena terdapat banyak pekerjaan yang harus

dilakukan untuk pemindahan material dalam tingkat-tingkat proses produksi yang

harus dilalui dalam suatu produksi. Oleh karena itu tidaklah mengherankan apabila

terdapat perhitungan di dalam suatu perusahaan yang menyatakan bahwa pekerjaan

material handling merupakan sebagian besar dari kegiatan perusahaan pabrik dan

memakan kerja besar. Pada sebuah pabrik, material handling menyerap tenaga kerja

sekitar 25% dari seluruh tenaga kerja, menggunakan ruangan sekitar 55% dari

seluruh ruangan, dan 87% dari waktu produksi. Penanganan material diperkirakan

menggunakan 15% sampai dengan 70% dari total biaya manufaktur. Oleh sebab itu,

penanganan material menjadi masalah yang penting untuk dianalisis dalam rangka

untuk melakukan pengurangan biaya. Disamping itu penanganan material juga

menyebabkan baik atau tidaknya kualitas material dan diperkirakan antara 3%

sampai 5% dari seluruh material yang ditangani mengalami kerusakan. Makin

sedikit produk yang ditangani maka semakin kecil kesempatan akan rusak.

Terdapat banyak definisi atau pengertian yang diberikan untuk material

handling. Berikut ada dua defmisi secara umum.

Page 6: Gambar 3.32. Peta Jarak setelah perubahan departemen A dan Cthesis.binus.ac.id/doc/Lain-lain/2007-2-00579-TISI-3.3.pdf · terdapat perhitungan di dalam suatu perusahaan yang menyatakan

111

1. Material handling adalah seni dan ilmu pengetahuan dari perpindahan,

penyimpanan, perlindungan dan pengawasan material.

Seni

Material handling dapat dinyatakan sebagai seni, karena masalah-

masalah material handling tidak dapat secara eksplisit diselesaikan semata-mata

dengan formula atau model matematika. Material handling membutuhkan

sebuah penilaian benar atau salah, di mana perusahaan-perusahaan yang benar-

benar berpengalaman di bidang material handling akan dapat menilainya.

Ilmu Pengetahuan

Material handling dapat dinyatakan sebagai ilmu pengetahuan karena

menyangkut metode enjinering. Mendefinisikan masalah, mengumpulkan dan

menganalisis data, menbuat alternatif solusi, evaluasi alternatif, memilih dan

mengimplementasikan alternatif terbaik merupakan bagian integral dari

penyelesaian masalah material handling dan proses perancangan sistem.

Analisis model matematika dan teknik-teknik kualitatif sangat berarti sebagai

bagian dari proses ini.

Perpindahan

Perpindahan material membutuhkan waktu dan memerlukan penggunaan

tempat (yaitu penanganan material digunakan pada waktu yang tepat dan pada

tempat yang benar). Perpindahan material memerlukan kesesuaian antara

ukuran, bentuk, berat dan kondisi material dengan lintasannya dan analisis

frekuensi gerakan.

Penyimpanan

Page 7: Gambar 3.32. Peta Jarak setelah perubahan departemen A dan Cthesis.binus.ac.id/doc/Lain-lain/2007-2-00579-TISI-3.3.pdf · terdapat perhitungan di dalam suatu perusahaan yang menyatakan

112

Penyimpanan material sebagai penyangga antar operasi, memudahkan

dalam pekerjaan manusia dan mesin. Yang perlu dipertimbangkan dalam

penyimpanan material antara lain, ukuran, berat, kondisi dan kemampuan

tumpukan material, keperluan untuk mengambil dan menempatkan material,

kendala-kendala bangunan seperti misalnya beban lantai, kondisi lantai, jarak

antar kolom, dan tinggi bangunan.

Perlindungan

Yang termasuk dalam perlindungan material antara lain pengawasan,

pengepakan dan pengelompokan material untuk melindungi kerusakan dan

kehilangan material. Perlindungan material sebaiknya menggunakan alat

pengaman yang dihubungkan dengan sistem informasi. Termasuk perlindungan

terhadap material yang salah penanganan, salah penempatan, salah pengambilan

dan urutan proses yang salah. Sistem material handling harus dirancang untuk

meminimasi keperluan pengawasan,dan untuk menurunkan biaya.

Pengawasan

Pengawasan material terdiri dari pengawasan fisik dan pengawasan

status material. Pengawasan fisik adalah pengawasan yang berorientasi pada

susunan dan jarak penempatan antar material. Sedang pengawasan status adalah

pengawasan tentang lokasi, jumlah, tujuan, kepemilikan, keaslian dan jadwal

material. Ketelitian harus dilakukan untuk menjamin bahwa jangan sampai

terlalu banyak pengawasan yang digunakan pada sistem material handling.

Melakukan pengawasan yang tepat me-rupakan suatu tantangan, karena

Page 8: Gambar 3.32. Peta Jarak setelah perubahan departemen A dan Cthesis.binus.ac.id/doc/Lain-lain/2007-2-00579-TISI-3.3.pdf · terdapat perhitungan di dalam suatu perusahaan yang menyatakan

113

pengawasan yang tepat sangat tergantung atas budaya organisasi dan orang

yang mengatur dan menjalankan fungsi penanganan material.

Material

Secara luas, material dapat berbentuk bubuk, padat, cair dan gas. Sistem

penanganan di antara bentuk material mempunyai perlakuan yang berbeda di

antara bentuk material.

2. Material handling mempunyai arti penanganan material dalam jumlah yang

tepat dari material yang sesuai dalam kondisi yang baik pada tempat yang

cocok, pada waktu yang tepat dalam posisi yang benar, dalarn urutan yang

sesuai dan biaya yang murah dengan menggunakan metode yang benar. Jika

digunakan metode yang sesuai, maka sistem material handling akan

terjamin/aman dan bebas dari kerusakan.

3.6.2. Tujuan Material Handling

Perencanaan material handling penting sekali untuk dipelajari karena

kenyataan yang ada menunjukkan bahwa biaya material handling menyerap

sebagian besar biaya produksi. Tujuan utama dari perencanaan material handling

adalah untuk mengurangi biaya produksi. Selain itu, material handling sangat

berpengaruh terhadap operasi dan perancangan fasilitas yang diimplentasikan.

Beberapa tujuan dari sistem material handling antara lain (Meyers, F.E.):

1. Menjaga atau mengembangkan kualitas produk, mengurangi kerusakan, dan

memberikan perlindungan terhadap material.

Page 9: Gambar 3.32. Peta Jarak setelah perubahan departemen A dan Cthesis.binus.ac.id/doc/Lain-lain/2007-2-00579-TISI-3.3.pdf · terdapat perhitungan di dalam suatu perusahaan yang menyatakan

114

2. Meningkatkan keamanan dan mengembangkan kondisi kerja.

3. Meningkatkan produktivitas :

a. Material akan mengalir pada garis lurus.

b. Material akan berpindah dengan jarak sedekat mungkin.

c. Perpindahan sejumlah material pada satu kali waktu.

d. Mekanisasi penanganan material.

e. Otomasi penanganan material.

f. Menjaga atau mengembangkan rasio antara produksi dan penanganan

material.

g. Meningkatkan muatan/beban dengan penggunaan peralatan material

handling otomatis.

4. Meningkatkan tingkat penggunaan fasilitas :

a. Meningkatkan penggunaan bangunan.

b. Pengadaan peralatan serbaguna.

c. Standardisasi peralatan material handling.

d. Menjaga, dan menempatkan seluruh peralatan sesuai kebutuhan dan

mengembangkan program pemeliharaan preventif.

e. Integrasi seluruh peralatan material handling dalam suatu sistem.

5. Mengurangi bobot mati.

6. Sebagai pengawasan persediaan.

Page 10: Gambar 3.32. Peta Jarak setelah perubahan departemen A dan Cthesis.binus.ac.id/doc/Lain-lain/2007-2-00579-TISI-3.3.pdf · terdapat perhitungan di dalam suatu perusahaan yang menyatakan

115

3.6.3. Jenis Peralatan Material Handling

Tulang punggung sistem material handling adalah peralatan material

handling. Sebagian besar peralatan yang ada mempunyai karakteristik dan harga

yang berbeda. Semua peralatan material handling diklasifikasikan kc dalam tiga

tipe utama yaitu: Conveyor (ban berjalan), Crane (Derek), dan trucks (alat

angkut/kereta).

1. Conveyor

Conveyor digunakan untuk memindahkan material secara kontinyu dengan jalur

yang tetap.

Keuntungan Conveyor:

a. Kapasitas tinggi sehingga memungkinkan untuk memindahkan material

dalam jumlah besar.

b. Kecepatan dapat disesuaikan.

c. Penanganan dapat digabungkan dengan aktivitas lainnya seperti proses dan

inspeksi.

d. Serba guna dan dapat ditaruh di atas lantai maupun di atas operator.

e. Bahan dapat disimpan sementara antar stasiun kerja.

f. Pengiriman/pengangkutan bahan secara otomatis dan tidak memerlukan

bantuan beberapa operator.

g. Tidak memerlukan aisle (gang).

Kerugian Conveyor :

Page 11: Gambar 3.32. Peta Jarak setelah perubahan departemen A dan Cthesis.binus.ac.id/doc/Lain-lain/2007-2-00579-TISI-3.3.pdf · terdapat perhitungan di dalam suatu perusahaan yang menyatakan

116

a. Mengikuti jalur yang tetap sehingga pengangkutan terbatas pada area

tersebut.

b. Dimungkinkan terjadi botlenecks dalam sistem.

c. Kerusakan pada salah satu bagian menghentikan aliran proses.

d. Conveyor ada pada tempat yang tetap, sehingga akan mengganggu gerakan

peralatan bermesin lainnya.

Di dalam lingkungan industri, terdapat beberapa tipe conveyor yang biasa

dipergunakan, antara lain belt conveyor, roller conveyor, screw conveyor, chain

conveyor, overhead monorail conveyor, trolley conveyor, dan sebagainya.

Gambar-gambar berikut ini merupakan beberapa contoh conveyor yang ada

pada suatu pabrik.

Gambar 3.38. Conveyor

Page 12: Gambar 3.32. Peta Jarak setelah perubahan departemen A dan Cthesis.binus.ac.id/doc/Lain-lain/2007-2-00579-TISI-3.3.pdf · terdapat perhitungan di dalam suatu perusahaan yang menyatakan

117

2. Cranes dan Hoists

Cranes (Derek) dan Hoists (kerekan) adalah peralatan di atas yang

digunakan untuk memindahkan beban secara terputus-putus dengan area

terbatas.

Keuntungan Cranes dan Hoists:

a. Dimungkinkan untuk mengangkat dan memindahkan benda.

b. Keterkaitan dengan lantai kerja/produksi sangat kecil.

c. Lantai kerja yang berguna untuk kerja dapat dihemat dengan memasang

peralatan handling berupa cranes.

Kerugian Cranes dan Hoists :

a. Membutuhkan investasi yang besar.

b. Pelayanan terbatas pada area yang ada.

c. Crane hanya bergerak pada arah garis lurus dan tidak dapat dibuat

berputar/belok.

d. Pemakaian tidak dapat maksimal sesuai yang diinginkan karena crane hanya

digunakan untuk periode waktu yang pendek setiap hari kerja.

Page 13: Gambar 3.32. Peta Jarak setelah perubahan departemen A dan Cthesis.binus.ac.id/doc/Lain-lain/2007-2-00579-TISI-3.3.pdf · terdapat perhitungan di dalam suatu perusahaan yang menyatakan

118

Gambar 3.39. Crane

Seperti halnya conveyor, terdapat beberapa tipe cranes dan hoist yang

tergantung dari kegunaannya. Tipe-tipe cranes tersebut antara lain jib crane, bridge

crane, gantry crane, tower crane, stackcr crane, dan sebagainya.

Beberapa contoh cranes dan hoist ditunjukkan oleh gambar 3.44.

Gambar 3.40. Hoist

Page 14: Gambar 3.32. Peta Jarak setelah perubahan departemen A dan Cthesis.binus.ac.id/doc/Lain-lain/2007-2-00579-TISI-3.3.pdf · terdapat perhitungan di dalam suatu perusahaan yang menyatakan

119

3. Trucks

Trucks yang digerakkan tangan atau mesin dapat mcmindahkan material dengan

berbagai macam jalur yang ada. Yang termasuk dalam kelompok truck antara

lain, fork lift trucks, hand trucks, fork trucks, trailer trains, automated guided

vehicles (AGV), dan sebagainya.

Keuntungan trucks :

b. Perpindahan tidak menggunakan jalur yang tetap, oleh sebab itu dapat

digunakan di mana-mana selama ruangan dapat untuk dimasuki trucks.

c. Mampu untuk loading, unloading dan mengangkat kecuali memindahkan

material.

d. Karena gerakannya tidak terbatas, memungkinkan untuk melayani tempat

yang berbeda, truck dapat mencapai tingkat pemakaian yang tinggi.

Kerugian trucks :

a. Tidak mampu menangani beban yang berat.

b. Mempunyai kapasitas yang terbatas setiap pengangkutan.

c. Memerlukan gang.

d. Sebagian besar trucks harus dijalankan oleh operator.

e. Trucks tidak bisa melakukan tugas ganda/gabungan yaitu proses dan

inspeksi seperti peralatan lainnya.

Beberapa macam jenis truck industri ditunjukkan oleh beberapa gambar :

Page 15: Gambar 3.32. Peta Jarak setelah perubahan departemen A dan Cthesis.binus.ac.id/doc/Lain-lain/2007-2-00579-TISI-3.3.pdf · terdapat perhitungan di dalam suatu perusahaan yang menyatakan

120

Gambar 3.41. Hand Truck

Gambar 3.42. Fork Lift Truck

Page 16: Gambar 3.32. Peta Jarak setelah perubahan departemen A dan Cthesis.binus.ac.id/doc/Lain-lain/2007-2-00579-TISI-3.3.pdf · terdapat perhitungan di dalam suatu perusahaan yang menyatakan

121

Gambar 3.43. Automated Guided Vehicies (AGV)

3.6.4. Prinsip- Prinsip Material handling

Merancang dan mengoperasikan sistem material handling merupakan

pekerjaan yang rumit karena banyak masalah-masalah yang terlibat. Ada aturan

yang tidak terdefinisi yang dapat menentukan kesuksesan sistem material handling.

Salah satu sumbangan terbesar terhadap penganalisisan maupun pada perancangan

sistem material handling adalah pengalaman. Tetapi dibutuhkan waktu bertahun-

tahun dengan keragaman situasi yang cukup luas agar dapat mengumpulkan

pengalaman ini. Dua puluh prinsip material handling seperti tercatat pada tabel

berikut ini.

Page 17: Gambar 3.32. Peta Jarak setelah perubahan departemen A dan Cthesis.binus.ac.id/doc/Lain-lain/2007-2-00579-TISI-3.3.pdf · terdapat perhitungan di dalam suatu perusahaan yang menyatakan

122

Tabel 3.3. Prinsip prinsip material handling

No. Prinsip Keterangan 1 Perencanaan

Semua perencanaan material dan aktivitas-aktivitas penyimpanan untuk mendapatkan efisiensi operasi semaksimal mungkin.

2 Sistem aliran

Mengintegrasi sebanyak mungkin aktivitas penanganan dan mengkoordinasikan sistem operasi meliputi agen, penerimaan, penyimpanan, produksi, inspeksi, pengawasan, transportasi dan konsumen.

3 Aliran Material

Merencanakan urutan operasi dan tata letak peralatan untuk mengoptimumkan aliran barang/material.

4 Penyederhanaan

Menyederhanakan penanganan dengan cara mengurangi, menghilangkan, menggabungkan pemindahan atau peralatan yang tidak perlu.

5 Gravitasi

Gunakan gravitasi untuk memindahkan barang jika mungkin.

6 Memanfaatkan ruangan

Memanfaatkan volume bangunan seoptimal mungkin.

7 Ukuran satuan

Tingkatkan jumlah, ukuran, berat beban, atau tingkat aliran.

8 Mekanisasi

Operasi penanganan secara mekanik.

9 Otomasi

Gunakan peralatan otomatis untuk produksi, penanganan dan penyimpanan.

10 Pemilihan peralatan

Dalam pemilihan peralatan, pertimbangkan semua aspek penanganan material, pemindahan dan metode yang digunakan.

11 Standardisasi

Standardisasi metode penanganan, jenis dan ukuran peralatan penanganan.

12 Kemampuan asdaptasi

Gunakan metode dan peralatan yang dapat menjalankan berbagai macam tugas dan penerapan dengan baik.

13 Bobot mati Mengurangi perbandingan bobot mati dari peralatan penanganan yang bergerak terhadap beban yang dibawa.

Page 18: Gambar 3.32. Peta Jarak setelah perubahan departemen A dan Cthesis.binus.ac.id/doc/Lain-lain/2007-2-00579-TISI-3.3.pdf · terdapat perhitungan di dalam suatu perusahaan yang menyatakan

123

14 Utilisasi Rencanakan pemakaian peralatan penanganan dan man

power atau sumber tenaga daya manusia secara optimum.

15 Perawatan Rencanakan perawatan pencegahan dan jadwal perbaikan dari semua peralatan penanganan.

16 Keuangan Ganti metode dan peralatan penanganan yang usang dan jika ada metode atau peralatan yang lebih efisien akan meningkatkan operasi.

17 Pengawasan Gunakan aktivitas-aktivitas penanganan material untuk meningkatkan pengendalian produksi, pengendalian persedlaan dan penanganan biaya.

18 Kapasitas Gunakan peralatan penanganan untuk membantu dalam mencapal kapasitas produksi yang diinginkan.

19 Efektivitas Tentukan efektivitas kinerja penanganan dalam bentuk biaya persatuan yang ditangani.

20 Keamanan Tetapkan metode dan perlatan yang sesuai untuk keamanan penanganan.

(Sumber: Meyers, F.E. hal. 161 )

Prinsip-prinsip ini dapat disusun agak ringkas untuk mencapai tujuan

tertentu. Sebagai contoh, prinsip untuk menurunkan biaya penanganan, salah

satunya harus mengurangi penanganan yang tidak diperlukan dengan cara

merencanakan perpindahan material dengan tepat, pengiriman satuan ke tempat

yang dituju dilakukan pertama kali tanpa singgah ke tempat lain, gunakan peralatan

material handling secara tepat, mengganti peralatan yang rusak dengan yang baru,

sistem yang lebih efisien dan dengan mcngurangi ratio beban mati terhadap

muatan/beban yang dibawa.

Prinsip untuk meningkatkan produktivitas dilakukan dengan memininumkan

waktu tunggu operator mesin, dengan mengirim bahan baku dan sub assembling

Page 19: Gambar 3.32. Peta Jarak setelah perubahan departemen A dan Cthesis.binus.ac.id/doc/Lain-lain/2007-2-00579-TISI-3.3.pdf · terdapat perhitungan di dalam suatu perusahaan yang menyatakan

124

bila diperlukan dan dengan mempertahankan gerakan yang stabil dari laju kerja

yang dipadukan dengan laju operator mesin.

Prinsip untuk memproduktifkan tenaga kerja dilakukan dengan

menghilangkan aktivitas-aktivitas tidak produktif dihubungkan dengan penanganan

material secara tepat, dengan mengeluarkan komponen yang rusak dari lintasan

perakitan sebelum mencapai stasiun kerja, tidak menggunakan peralatan khusus dan

tidak standar, dan dengan menyelaraskan perpindahan material di lingkungan

pabrik.

Prinsip yang dapat mengurangi penggunaan luas lantai dilakukan dengan

menggunakan peralatan penanganan material dan jadwal produksi yang akan

diperlukan untuk meminimumkan jumlah barang di lantai, dengan menyimpan

material di tempat yang tidak menghalangi lintasan produksi, dengan menyusun tata

letak pabrik agar supaya aliran material antar stasiun dapat lancar.

3.6.5. Hubungan Antara Penanganan Material dan Tata Letak Pabrik

Dalam sistem manufaktur, dua aktivitas yang sering berpengaruh satu sama

lain adalah penanganan material dan tata letak pabrik. Hubungan dua aktivitas

menyangkut data yang diperlukan untuk rancangan tiap aktivitas, tujuan umum,

pengaruh ruangan dan pola aliran. Secara khusus masalah tata letak pabrik

membutuhkan informasi mengenai biaya operasi peralatan agar penempatan

departemen dapat menimbulkan total biaya penanganan material yang minimum.

Oleh karenanya dalam perancangan sistem penanganan material, harus diketahui

panjang perpindahan material, waktu perpindahan, sumber dan tujuan perpindahan.

Page 20: Gambar 3.32. Peta Jarak setelah perubahan departemen A dan Cthesis.binus.ac.id/doc/Lain-lain/2007-2-00579-TISI-3.3.pdf · terdapat perhitungan di dalam suatu perusahaan yang menyatakan

125

Beberapa perancang menganggap perlu untuk menyelesaikan masalah ini secara

bersama. Cara yang mungkin adalah mengawali dengan satu masalah, dengan

menggunakan solusi pada masalah lainnya. Kemudian kembali ke masalah pertama

dan memodifikasi masalah pertama berdasarkan pada informasi baru yang didapat

dari yang kedua dan seterusnya sampai perancangan yang baik didapat.

Tata letak pabrik dan penanganan material mempunyai tujuan umum yaitu

meminimumkan biaya. Biaya penanganan material dapat diminimumkan dengan

menyusun lebih dekat departemen-departemen yang berhubungan, agar

perpindahan material pada jarak yang pendek.

Dari uraian di atas jelas bahwa pada saat perencanaan tata letak pabrik, pada

saat itu pula dipikirkan perencanaan fasilitas penanganan material yang akan

diaplikasikan. Perlu dipahami bahwasanya sekali pabrik berdiri, tata letak fasilitas

produksi sudah ditetapkan dan mesin/peralatan produksi sudah terpasang, maka di

saat itu pula akan kecil kemungkinannya untuk memperbaiki metode material

handling. Dengan demikian pertimbangan faktor material handling, baik metode

maupun peralatan yang akan dipakai jelas harus selalu diperhatikan pada saat

membuat rancangan tata letak. Sekali keliru dalam perancangan maka untuk

seterusnya kita akan menjalankan kekeliruan sampai ada kesempatan untuk

merombak tata letak yang ada.

Page 21: Gambar 3.32. Peta Jarak setelah perubahan departemen A dan Cthesis.binus.ac.id/doc/Lain-lain/2007-2-00579-TISI-3.3.pdf · terdapat perhitungan di dalam suatu perusahaan yang menyatakan

126

3.6.6. Biaya Material Handling

Minimasi biaya merupakan salah satu tujuan utama dari sistem penanganan

material. Ada beberapa cara untuk meneapai tujuan tersebut antara lain sebagai

berikut.

a. Mengurangi waktu menganggur peralatan.

b. Pemakaian maksimum peralatan untuk mendapatkan satuan muatan yang tinggi.

c. Meminimumkan perpindahan penanganan material dan mengurangi gerakan

mundur untuk mengurangi biaya operasi.

d. Mengatur departemen-departemen sedekat mungkin agar perpindahan material

menjadi pendek.

e. Mencegah perbaikan yang besar dengan melakukan perencanaan aktivitas

perawatan yang lebih baik.

f. Harus menggunakan peralatan yang tepat untuk mengurangi kerusakan material

dan menggunakan muatan satuan yang sesuai.

g. Sedapat mungkin menggunakan prinsip gravitasi, yang dapat mengurangi biaya

operasi.

h. Menghindarkan pekerjaan-pekerjaan yang tidak aman bagi tenaga kerja seperti

mengangkat beban yang terlalu berat.

i. Mengurangi keanekaragaman jenis peralatan untuk mengurangi kebutuhan

investasi dan keanekaragaman komponen/spare part.

j. Mengganti peralatan yang sudah usang dengan yang baru agar lebih efisien.

Page 22: Gambar 3.32. Peta Jarak setelah perubahan departemen A dan Cthesis.binus.ac.id/doc/Lain-lain/2007-2-00579-TISI-3.3.pdf · terdapat perhitungan di dalam suatu perusahaan yang menyatakan

127

Penentuan ongkos material handling dapat digunakan sebagai dasar untuk

menentukan tata letak fasilitas. Ditinjau dari segi biaya, tata letak yang baik adalah

yang mempunyai total ongkos material handling kecil, meskipun dalam hal ini

biaya bukan satu-satunya indikator unluk menyatakan bahwa tata letak itu baik dan

masih banyak faktor-faktor lain yang perlu dipertimbangkan. Secara umum biaya

yang termasuk dalam perancangan dan operasi sistem penanganan material adalah

sebagai berikut.

1. Biaya investasi

Yang termasuk dalam biaya ini adalah harga pembelian peralatan, harga

komponen alat bantu dan biaya instalasi.

2. Biaya operasi, yang terdiri dari:

a. Biaya perawatan

b. Biaya bahan bakar

c. Biaya tenaga kerja yang terdiri dari upah dan jaminan kecelakaan.

3. Biaya pembelian muatan, yang digolongkan dalam pembelian pallets dan

container.

4. Biaya yang menyangkut masalah pengepakan dan kerusakan material.

Berikut adalah contoh perhitungan ongkos material handling persatuan

jarak (OMH/m).

Contoh

Sebuah alat angkut ‘forklift’ dibeli dengan harga Rp. 50.000.000,-

diharapkan umur ekonomis 5 tahun. Biaya bahan bakar adalah Rp. 20.000,-/8 jam,

Page 23: Gambar 3.32. Peta Jarak setelah perubahan departemen A dan Cthesis.binus.ac.id/doc/Lain-lain/2007-2-00579-TISI-3.3.pdf · terdapat perhitungan di dalam suatu perusahaan yang menyatakan

128

sedang biaya perawatan sebesar Rp. 5.000,-/jam. Jika forklift berjalan rata-rata

15.000 m per hari, tentukan biaya per satuan jarak (m), diasumsikan bahwa alat

angkut beroperasi 300 hari/tahun dan upah operator adalah Rp. 10.000,-/jam.

Penyelesaian:

a. Menentukan depresiasi dengan menggunakan depresiasi garis lurus:

jamRpjamharith

harithRp /,166.4.83005

11,000.000.50. −=××

××−

b. Jarak pengangkutan tiap jam adalah:

jammjam

hariharim /187581/000.15 =×

c. Total biaya = Biaya (maintenance + bahan bakar +depresiasi + operator)

jamRpjam

Rp /666.21.)000.10166.48

000.20000.5.( =+++

d. Ongkos material Handling (OMH/M):

mRpjamm

jamRp /5,11./1875

/,666.21. 5=−

3.6.7. Pemilihan Peralatan Material Handling

Pemilihan peralatan material handling secara umum dapat dilihat dari

tujuan dan kegunaan peralatan yang akan digunakan. Sebagai contoh, conveyor

digunakan dimana aliran material adalah kontinyu, dan jalur perpindahan material

adalah tetap. Selain itu conveyor mempunyai kapasitas besar untuk memindahkan

material, baik material yang dikemas dalam kotak, pallet kecil, atau kantong,

maupun material dalam bentuk lepas seperti kepingan, produk tempaan, atau

Page 24: Gambar 3.32. Peta Jarak setelah perubahan departemen A dan Cthesis.binus.ac.id/doc/Lain-lain/2007-2-00579-TISI-3.3.pdf · terdapat perhitungan di dalam suatu perusahaan yang menyatakan

129

produk cetak. Conveyor juga tidak memerlukan aisle (gang) yang cukup lebar dan

dapat diletakkan di atas operator sehingga sedikit banyak akan mengurangi

penggunaan ruangan.

Trucks umumnya digunakan untuk pengiriman dalam bentuk kelompok dan

tingkat fleksibilitas cukup tinggi. Permintaan antara dua stasiun mungkin berubah

berdasarkan perencanaan produk dan transportasi dengan menggunakan trucks

dapat memenuhi perubahan kapasitas tersebut dengan mudah. Jalur trucks yang

digunakan antara dua departemen dapat diatur sesuai kebutuhan. Trucks dapat juga

digunakan untuk bongkar muat ke sebuah conveyor. Keuntungan dari trucks adalah

fleksibilitas pemindahan material pada jarak pendek sehingga dapat dilakukan

pemindahan material antara conveyor dan stasiun kerja.

Cranes utamanya digunakan untuk mengangkat benda yang cukup berat.

Gerakan cranes agak terbatas dan biayanya cukup mahal. Ada beberapa aktivitas

dalam produksi di mana material dipindahkan. Suatu contoh, aktivitas yang

menonjol dan sangat kritis dalam gudang adalah penerimaan, penyimpanan dan

pengambilan material, komponen assembling dan produk akhir. Tiap-tiap tahap

mempertimbangkan penanganan material yang melibatkan besarnya luasan.

Efisiensi operasi gudang tergantung atas pemilihan peralatan yang sesuai. Faktor-

faktor yang mempengaruhi metode pemilihan peralatan material handling adalah

(Sule D., R.,):

a. Material yang dipindahkan. Jenis, berat, volume, bentuk, ukuran material yang

dipindahkan.

Page 25: Gambar 3.32. Peta Jarak setelah perubahan departemen A dan Cthesis.binus.ac.id/doc/Lain-lain/2007-2-00579-TISI-3.3.pdf · terdapat perhitungan di dalam suatu perusahaan yang menyatakan

130

b. Perpindahan/gerakan. Frekuensi, jalur, lebar gang, mekanisme loading dan un-

loading.

c. Penyimpanan. Area, volume, bentuk dan ukuran fasilitas pe-nyimpanan, jarak

antara kolom dan batasanbatasan lainnya.

d. Biaya. Biaya operasi dan investasi peralatan, tingkat suku bunga, depresiasi,

umur ekonomis peralatan.

e. Faktor-faktor lain. Fleksibilitas dalam melakukan pekerjaan ganda dan

pekerjaan atas beberapa produk yang berbeda.

Data material handling digunakan untuk menentukan peralatan material

handling berdasarkan atas rute-rute yang mungkin, nantinya hanya ada satu

peralatan yang mungkin untuk transportasi. Sebagai contoh, forklift atau truck

kemungkinan bisa digunakan pada rute yang sejenis. Kedua alternatif penggunaan

alat material handling tersebut harus dievaluasi dan disesuaikan. Berikut beberapa

contoh analisis ekonomi yang dibutuhkan dalam mengevaluasi peralatan material

handling yang diperlukan.

Contoh :

Dua peralatan material handling, hand truck dan forklift digunakan untuk

memindahkan produk A dan B. Tentukan peralatan yang lebih hemat, jika

karakteristik produk dan spesifikasi peralatan seperti pada tabel-tabel di bawah ini:

Page 26: Gambar 3.32. Peta Jarak setelah perubahan departemen A dan Cthesis.binus.ac.id/doc/Lain-lain/2007-2-00579-TISI-3.3.pdf · terdapat perhitungan di dalam suatu perusahaan yang menyatakan

131

Tabel 3.4. Karakteristik produk

Produk yang dipindahkan

Volume (P x L x T)

(cm)

Jarak Pemindahan

Satuan yang dipindahkan/

hari A 30 x 15 x 15 150 m 230 B 60 x 60 x 60 75 m 260

Tabel 3.5. Spesifikasi peralatan

Peralatan Maksimum Volume

(P x L x T) (cm)

Biaya bongkar/ muat tiap

perpindahan

Ongkos material handling (OMH/m)

Hand Truck 150 x 90 x 120 Rp. 50.000 Rp. 1.500 Forklift 120 x 120 x 120 Rp. 25.000 Rp. 7.500

Jawab:

Langkah I : Menentukan kapasitas peralatan

Pada langkah ini kapasitas peralatan didapat dari volume peralatan dibagi dengan

volume produk.

Produk A:

Kapasitas handtruck jika memindahkan produk A adalah :

unitKapasitas 24086515

1201590

30150 =××=××=

Kapasitas forklift jika memindahkan produk A adalah:

unitKapasitas 25688415

12015

12060

120 =××=××=

Produk B

Kapasitas handtruck jika memindahkan produk B adalah:

Page 27: Gambar 3.32. Peta Jarak setelah perubahan departemen A dan Cthesis.binus.ac.id/doc/Lain-lain/2007-2-00579-TISI-3.3.pdf · terdapat perhitungan di dalam suatu perusahaan yang menyatakan

132

unitKapasitas 421260

1206090

60150 =××=××=

(Pada kasus ini dilakukan pembulatan dikarenakan hasil baginya bernilai pecahan,

misalkan 150/60 =2,5 dibulatkan menjadi 2 dengan dilakukan pembulatan kebawah,

maka peralatan mempunyai ruang kosong)

Kapasitas forklift jika memindahkan produk B adalah:

unitKapasitas 822260

12060

12060

120 =××=××=

Langkah II. Menentukan frekuensi pemindahan

Frekuensi pemindahan produk A dengan menggunakan handtruck adalah:

1958,0240230 ≈===

angkutalatkapasitasdipindahyangsatuanFrekuensi

Produk A jika dipindahkan dengan hantruck hanya terjadi satu kali pemindahan

setiap hari, dengan cara yang sama maka,

Frekuensi pemindahan produk B dengan menggunakan handtruck terjadi 65 kali

pemindahan.

Frekuensi pemindahan produk A dengan menggunakan forklift terjadi 1 kali

pemindahan.

Frekuensi pemindahan produk B dengan menggunakan forklift terjadi 33 kali

pemindahan.

Hasil perhitungan diatas ditabelkan sebagai berikut.

Page 28: Gambar 3.32. Peta Jarak setelah perubahan departemen A dan Cthesis.binus.ac.id/doc/Lain-lain/2007-2-00579-TISI-3.3.pdf · terdapat perhitungan di dalam suatu perusahaan yang menyatakan

133

Tabel 3.6. Frekuensi Material Handling

Jenis Produk Peralatan Produk A Produk A

Hand Truck 230/240 ≈ 1 260/4 ≈ 65 Forklift 230/256 ≈ 1 260/8 ≈ 33

Langkah III. Menentukan biaya pemindahan

Biaya pemindahan dengan menggunakan handtruck:

[( Frekuensi Produk A x biaya bongkar/muat) + (OMH/m x Jarak Pemindahan

Produk A)] +[(Frekuensi Produk B x biaya bongkar/muat) + (OMH/m x Jarak

Pemindahan Produk B)]

[(1 x Rp. 50.000 ) + (Rp 1500/m x 150 m)]+[( 65 x Rp 50.000)+(Rp 1500/m x 75

m)] = Rp. 3.637.500,-

Biaya pemindahan dengan menggunakan forklift:

[( Frekuensi Produk A x biaya bongkar/muat) + (OMH/m x Jarak Pemindahan

Proauk A)] +[(Frekunesi Produk B x biaya bongkar/muat) + (OMH/m x Jarak

Pemindahan Produk B)]

[(1 x Rp. 25.000 ) + (Rp 7500/m x 150 m)]+[( 33 x Rp 25.000)+(Rp 7500/m x 75

m)] = Rp. 2.537.500,-

Dari perhitungan di atas, alat angkut forklift lebih hemat.

3.7. Optimasi Tata Letak Pergudangan Penempatan Produk

Model tata letak gudang pada bagian ini adalah penentuan lokasi produk yang

disimpan di gudang. Model yang digunakan dalam penyimpanan produk pada suatu

gudang dengan mempertimbangkan jarak rectilinear. Formula yang digunakan:

Page 29: Gambar 3.32. Peta Jarak setelah perubahan departemen A dan Cthesis.binus.ac.id/doc/Lain-lain/2007-2-00579-TISI-3.3.pdf · terdapat perhitungan di dalam suatu perusahaan yang menyatakan

134

Minimize = PiDikXjkLjFj n

i

m

k

q

j∑∑∑=== 111

Kendala:

mkXjkq

j

,..........111

==∑=

qjLjXjkm

k

,..........11

==∑=

Xjk = (0,1) untuk semua j dan k

Dengan:

q = Jumlah produk

m = Jumlah lokasi penyimpanan

n = Jumlah dock (lokasi input/output)

Lj = Jumlah lokasi penyimpanan untuk produk j

Fj = Jumlah perpindahan / laju masuk / keluar penyimpanan untuk produk j

Pi = Prosentase perpindahan masuk / keluar penyimpanan dari / ke titik i (dock)

Titik i/0 atau dock i mempunyai peluang yang sama untuk memindahkan

produk dari beberapa lokasi penyimpanan untuk produk j

fk = ∑=

n

i

Pidik1

fk = Jarak perpindahan antara lokasi penyimpanan dan dock

Untuk meminimasi total jarak perpindahan dilakukan dengan (1)

menghitung fk untuk setiap lokasi penyimpanan, (2) menentukan jumlah produk

Page 30: Gambar 3.32. Peta Jarak setelah perubahan departemen A dan Cthesis.binus.ac.id/doc/Lain-lain/2007-2-00579-TISI-3.3.pdf · terdapat perhitungan di dalam suatu perusahaan yang menyatakan

135

yang disimpan untuk setiap produk, (3) menyimpan produk 1 ke lokasi

penyimpanan 1 yang mempunyai nilai fk terkecil.

Contoh :

Sebuah gudang seperti pada gambar 3.49. Setiap segmen gudang

berukuran 25 m x 25 m yang digunakan untuk penyimpanan, ada empat jenis

produk yaitu A, B, C dan D. yang akan disimpan. Tiap jenis produk dalam pe-

nyimpanan tidak dapat dicampur pada satu segmen. Produk diterima dari

dock 1 dengan prosentase 50% dan dikeluarkan dari dock 2 dan dock 3

dengan peluang yang sama. Kebutuhan area dan laju beban setiap minggu untuk

setiap produk seperti pada tabel berikut.

Gambar 3.44. Representasi Gudang

Page 31: Gambar 3.32. Peta Jarak setelah perubahan departemen A dan Cthesis.binus.ac.id/doc/Lain-lain/2007-2-00579-TISI-3.3.pdf · terdapat perhitungan di dalam suatu perusahaan yang menyatakan

136

Tabel 3.7. Kebutuhan Area dan Laju Beban

Produk Area (m2) Laju Beban / minggu A 4375 500 B 7500 600 C 1500 700 D 6250 200

Langkah 1

Menghitung fx untuk setiap lokasi penyimpanan, sebagai contoh untuk

menghitung lokasi penyimpanan 1 dan 9 sebagai berikut.

fx (l) = (0,5) 50 + (0,25) 200 + (0,25) 250 = 137,5

(Prosentase dock 1 x jarak rectilinear dari dock 1 ke centroid lokasi

1 ) + ( prosentase dock 2 x jarak rectilinear dari dock 2 ke centroid

lokasi 1) + (prosentase dock 3 x jarak rectilinear dari dock 3 ke centroid

lokasi 1 )

fx (9) = (0,5) 25 + (0,25) 200 + (0,25) 225 = 118,75

Gambar 3.45. Nilai jarak tiap segmen gudang

Page 32: Gambar 3.32. Peta Jarak setelah perubahan departemen A dan Cthesis.binus.ac.id/doc/Lain-lain/2007-2-00579-TISI-3.3.pdf · terdapat perhitungan di dalam suatu perusahaan yang menyatakan

137

Langkah 2

Tabel 3.8. Jumlah lokasi penyimpanan dan nilai Tj/Sj

Produk Area Laju Beban Jumlah Lokasi Tj/Sj (m2) T Penyimpanan (S) A 4375 500 4375/625 (25X25) =7 500/7 = 71,42 B 7500 600 7500/625 = 12 600/12 = 50 C 1500 700 1500/625 = 3 700/3 = 233,3 D 6250 200 6250/625 = 10 200/10 = 20

Berdasarkan perhitungan Tj/Sj urutan produk : C > A > B > D

Langkah 3

Urutan terbesar adalah produk C di mana produk C memerlukan 3

lokasi dan akan ditempakan pada lokasi dengan nilai fx terkecil (lihat gambar

3.50. fx terkecil terletak pada lokasi 9, 10, 11 ...24). Urutan kedua adalah produk

A yang memerlukan 7 lokasi penyimpanan dan ditempatkan pada lokasi

dengan nilai yang kecil setelah produk C dan seterusnya. Dengan demikian

lokasi penyimpanan adalah sebagai berikut.

Page 33: Gambar 3.32. Peta Jarak setelah perubahan departemen A dan Cthesis.binus.ac.id/doc/Lain-lain/2007-2-00579-TISI-3.3.pdf · terdapat perhitungan di dalam suatu perusahaan yang menyatakan

138

Gambar 3.46. Lokasi penyimpanan produk

Page 34: Gambar 3.32. Peta Jarak setelah perubahan departemen A dan Cthesis.binus.ac.id/doc/Lain-lain/2007-2-00579-TISI-3.3.pdf · terdapat perhitungan di dalam suatu perusahaan yang menyatakan

139

3.8. Analisa dan Perancangan Sistem Berbasis Objek

3.8.1. Konsep Dasar OOA/D (Object Oriented Analysisi and Design)

Konsep analisa dan perancangan berorientasi objek (Object - Oriented)

merupakan suatu konsep pemodelan sistem dari sudut pandang objek beserta sifat -

sifatnya. Konsep ini memungkinkan kita untuk menciptakan serangkaian objek

yang bekerja bersama-sama dalam menghasilkan software yang lebih baik jika

dibandingkan dengan teknik yang tradisional. Sistem menjadi lebih mudah

diadaptasi terhadap perubahan permintaan, lebih mudah dikembangkan, lebih tahan

dan meningkatkan desain dan penggunaan kode dengan lebih baik. Orientasi

terhadap Object – Oriented ini bukan berdasarkan bagaimana objek melakukan

sesuatu tetapi lebih kepada apa yang objek lakukan.

Suatu model yang dirancang dengan pendekatan berorientasi objek

umumnya memiliki karakteristik yang mudah dimengerti dan dapat secara langsung

berhubungan dengan dunia nyata. Oleh karena itu, semantic gap yang terjadi antara

objek sesungguhnya dengan model objek dalam rancangan logik dapat ditekan

sekecil mungkin (Jacobson, 1996, p.42).

3.8.1.1. Pengertian Objek

Objek adalah sebuah entitas yang dapat menyimpan informasi dan

menawarkan sejumlah operasi untuk mengevaluasi maupun mempengaruhi keadaan

entitas itu sendiri. Sebuah objek ditandai dengan sejumlah operasi dan sebuah state

/ informasi yang mengingat akibat / efek dari operasi tersebut.

Page 35: Gambar 3.32. Peta Jarak setelah perubahan departemen A dan Cthesis.binus.ac.id/doc/Lain-lain/2007-2-00579-TISI-3.3.pdf · terdapat perhitungan di dalam suatu perusahaan yang menyatakan

140

Menurut Mathiassen (2000, p.4), Objek adalah :“Sebuah entitas yang

memiliki identitas, state, dan operasi ( behavior).”

Ciri – ciri yang dimiliki oleh suatu objek adalah :

1. Setiap objek memiliki suatu identitas, atau informasi individual yang unik,

disebut dengan atribut. Contohnya, seorang mahasiswa mempunyai atribut

NIM, dan setiap mahasiswa mempunyai NIM masing – masing, sehingga ini

merupakan suatu identitas yang unik.

2. Objek dapat melakukan suatu operasi ( behavior).

3. Objek dapat dikomposisikan menjadi bagian – bagian yang terpartisi yang

dinyatakan dalam hubungan agregat.

3.8.1.2. Class dan Instance

Menurut Jacobson (1996, p.46) class adalah: “Penggolongan objek - objek

ke dalam suatu kelompok berdasarkan kesamaan karakteristik dinyatakan dalam

class. Sebuah class dapat merupakan sebuah definisi, atau cetakan (template), yang

memungkinkan penciptaan objek baru, dan merupakan deskripsi dari sejumlah

karakteristik umum yang sama - sama dimiliki oleh sejumlah objek “

Menurut Mathiassen (2000, p.4), class adalah “deskripsi dari kumpulan

objek – objek yang mempunyai kesamaan struktur, pola operasi, dan atribut.”

Objek dalam class yang sama memiliki definisi yang sama pula baik untuk

operasinya maupun struktur informasinya. Contohnya, class kendaraan merupakan

sebuah model dengan karakteristik dijalankan oleh mesin dan digunakan untuk

transportasi. Dari class ini dapat diturunkan objek - objek seperti mobil, motor,

Page 36: Gambar 3.32. Peta Jarak setelah perubahan departemen A dan Cthesis.binus.ac.id/doc/Lain-lain/2007-2-00579-TISI-3.3.pdf · terdapat perhitungan di dalam suatu perusahaan yang menyatakan

141

pesawat, dan sebagainya karena semua itu memiliki karakteristik yang sama dalam

class kendaraan, yakni semuanya dijalankan oleh mesin dan untuk tujuan

transportasi. Objek mobil, motor dan pesawat tersebut disebut sebagai instance.

Sebuah instance merupakan objek yang diciptakan dari class dengan struktur yang

didefinisikan dari class.

Gambar 3.47. Class

3.8.1.3. Encapsulation, Inheritance, dan Polymorphism

3.8.1.3.1.Inheritance

Inheritance adalah properti dalam sistem berorientasi objek yang

memungkinkan objek dibangun dari objek yang lain dan menciptakan sebuah class

baru yang memiliki sifat - sifat induknya, ditambah karakteristik khas

individualnya. Jika class B meng-inherit class A, maka operasi dan struktur

informasi yang terdapat pada class A akan menjadi bagian dari class B. keuntungan

menggunakan teknik ini adalah kita dapat membangun dari objek yang sudah kita

miliki sebelumnya atau penggunaan kembali dari apa yang kita miliki.

Page 37: Gambar 3.32. Peta Jarak setelah perubahan departemen A dan Cthesis.binus.ac.id/doc/Lain-lain/2007-2-00579-TISI-3.3.pdf · terdapat perhitungan di dalam suatu perusahaan yang menyatakan

142

3.8.1.3.2.Encapsulation dan Information Hiding

Encapsulation atau penyembunyian informasi merupakan suatu prinsip

penyembunyian data internal dan prosedur (method) dari objek dan menyediakan

sebuah interface pada setiap objek dengan cara tertentu untuk menyatakan sebisa

mungkin tentang apa yang dilakukan objek. Secara tradisional, data dan fungsi

dalam sebuah program adalah independen. Seperti dalam pemrograman modular

dan abstraksi data, pemrograman berorientasi objek mengelompokkan data dengan

fimgsi yang beroperasi pada data tersebut. Setiap objek kemudian mempunyai

sebuah set data dan sebuah set method secara logik.

3.8.1.3.3.Polymorphism

Poly berarti “banyak” dan morph berarti “bentuk”. Dalam konteks sistem

berorientasi objek, artinya objek dan dibuat dalam bentuk yang berbeda-beda.

Polymorphism adalah kemampuan dari tipe objek yang berbeda untuk menyadari

property dan operasi yang sama dalam hal yang berbeda. Polymorphism adalah

hasil natural dari fakta bahwa objek dari tipe yang berbeda (bahkan dari subtipe

yang berbeda) dapat menggunakan property dan operasi yang sama dalam hal yang

berbeda (Aitken, 1999, p.7).

Secara umum dapat dikatakan bahwa pengirim stimulus atau bagian yang

memicu tidak perlu mengetahui bagaimana suatu method diimplementasikan.

Sebagai contoh, objek dari tipe kendaraan semuanya mempunyai operasi

“akselerasi” walaupun mungkin saja terdapat perbedaan dalam melakukan

Page 38: Gambar 3.32. Peta Jarak setelah perubahan departemen A dan Cthesis.binus.ac.id/doc/Lain-lain/2007-2-00579-TISI-3.3.pdf · terdapat perhitungan di dalam suatu perusahaan yang menyatakan

143

akselerasi dalam (sub) tipe kendaraan yang berbeda. Kendaraan darat biasanya

berakselerasi menggunakan tenaga yang diterapkan melalui roda, dimana kendaraan

air biasanya berakselerasi menggunakan tenaga yang diterapkan melalui baling -

baling. Jika dipanggil method akselerasi, maka method tersebut akan memberikan

hasil yang berbeda untuk kendaraan air dan kendaraan darat.

3.8.2. Metodologi Analisa dan Perancangan Sistem Berbasis Objek

Menurut Hans-Erik (1998, p.10-11), terdapat lima fase yang diperlukan

untuk mengembangkan system dengan metode object oriented, yaitu sebagai

berikut :

1. Analisa Kebutuhan (Requirements Analysis)

Pada tahap ini, akan digunakan use case untuk menangkap kebutuhan

dari pengguna. Melalui pemodelan use case, aktor-aktor eksternal yang

berhubungan dengan sistem dimodelkan sesuai dengan fungsionalitas yang

mereka butuhkan dari sistem (atau disebut dengan use case) . Aktor dan use

case dimodelkan dengan relasi dan mempunyai asosiasi komunikasi antara satu

dengan yang lain atau dibentuk ke dalam hirarki. Aktor dan use case ini

dijelaskan dalam sebuak diagram use case UML. Masing-masing use case

dijelaskan dengan teks yang menjelaskan tentang spesifikasi kebutuhan dari

pengguna. Tahap requirements analysis ini dapat juga dijalankan dengan proses

bisnis, tidak hanya untuk sistem perangkat lunak.

2. Analisa Domain (Domain Analysis)

Page 39: Gambar 3.32. Peta Jarak setelah perubahan departemen A dan Cthesis.binus.ac.id/doc/Lain-lain/2007-2-00579-TISI-3.3.pdf · terdapat perhitungan di dalam suatu perusahaan yang menyatakan

144

Fase analisis berhubungan dengan abstraksi yang paling utama (classes

dan object) dan mekanisme yang ditampilkan dalam domain masalah. Kelas-

kelas yang memodelkan ini akan diidentifikasi bersamaan dengan relasi antar

masing-masing kelas dan digambarkan dalam sebuah class diagram UML.

Dalam tahap analisis, hanya kelas yang terdapat dalam domain masalah (konsep

dunia aslinya) yang dimodelkan., bukan kelas-kelas teknikal yang menjelaskan

detil dan solusi dari sistem perangkat lunak, seperti kelas-kelas untuk interface

pengguna, database, komunikasi dan sebagainya.

3. Perancangan (Design)

Dalam fase perancangan, hasil dari analisis dijabarkan ke dalam suatu

solusi teknis. Kelas-kelas baru ditambahkan untuk menyediakan infrastruktur

teknis, seperti interface pengguna, database untuk menyimpan objek-objek data,

komunikasi dengan sistem yang lain, komunikasi sistem dengan device

(peralatan lain) dan lain sebagainya. Kelas domain masalah yang diperoleh dari

tahap analisis ditambahkan ke dalam infrastruktur teknis ini, sehingga mampu

untuk mengubah baik domain masalah maupun infrastruktur. Tahap desain ini

menghasilkan suatu spesifikasi detil yang berguna bagi fase konstruksi.

4. Pemrograman (Programming)

Dalam tahap pemrograman atau konstruksi, kelas dari tahap

perancangan diubah menjadi kode aktual yang terdapat dalam bahasa

pemrograman berorientasi objek (penggunaan bahasa prosedural tidak

disarankan). Bergantung kepada kemampuan dari bahasa yang dipergunakan,

hal ini bisa menjadi proses yang susah atau sebaliknya. Ketika membuat model

Page 40: Gambar 3.32. Peta Jarak setelah perubahan departemen A dan Cthesis.binus.ac.id/doc/Lain-lain/2007-2-00579-TISI-3.3.pdf · terdapat perhitungan di dalam suatu perusahaan yang menyatakan

145

analisis dan perancangan dengan UML, sebaiknya jangan mencoba untuk secara

langsung mengubah model menjadi kode pemrograman. Pada tahap awal,

model merupakan suatu media untuk memahami dan membentuk struktur dari

sebuah sistem, sehingga berusaha untuk langsung mencoba memikirkan

pemrograman malahan akan tidak produktif dalam menciptakan model yang

sederhana dan benar. Pemrograman merupakan tahap yang terpisah untuk

mengubah model ke dalam kode pemrograman.

5. Pengujian (Test)

Sebuah sistem normalnya dicoba dengan pengujian unit, pengujian

integrasi, pengujian sistem dan pengujian penerimaan. Pengujian unit dilakukan

terhadap kelas-kelas individual atau kelompok dari kelas, dan biasanya

dilakukan oleh programmer. Pengujian integrasi mengintegrasi komponen-

komponen dan kelas-kelas untuk memastikan bahwa komponen dan kelas dapat

bekerja sama sesuai spesifikasi kebutuhan. Pengujian sistem melihat sistem

sebagai suatu ”Black Box” dan memastikan bahwa sistem mempunyai fungsi

akhir sesuai dengan kebutuhan pengguna. Pengujian penerimaan dilakukan oleh

pengguna untuk memastikan bahwa sistem sesuai dengan kebutuhan. Tim

penguji yang berbeda menggunakan diagram UML yang berbeda pula sebagai

landasan dalam bekerja. Untuk pengujian unit, digunakan class diagram dan

spesifikasi kelas, untuk pengujian integrasi, digunakan component dan

collaboration diagram, sedangkan untuk pengujian sistem, digunakan use case

diagram untuk memastikan bahwa sistem bekerja sesuai dengan definisi awal

dalam diagram ini.

Page 41: Gambar 3.32. Peta Jarak setelah perubahan departemen A dan Cthesis.binus.ac.id/doc/Lain-lain/2007-2-00579-TISI-3.3.pdf · terdapat perhitungan di dalam suatu perusahaan yang menyatakan

146

3.9. Pengembangan Sistem Informasi Berbasis Objek

3.9.1. Perencanaan dan Pemilihan Sistem

Pengembangan sistem informasi berbasis objek diawali dengan tahap

perencanaan dan pemilihan sistem yang merupakan tahap pengumpulan informasi

awal untuk aplikasi yang akan dibangun dan didasarkan pada hasil interview

dengan pihak terkait perusahaan dan pengamatan secara langsung Tahap

perencanaan dan pemilihan sistem ini disebut juga dengan tahap pre-analysis.

Menurut Mathiassen (2000 p.37 – 40), pada tahap ini terdapat 2 kegiatan utama,

yaitu menentukan definisi sistem dan kriteria FACTOR.

3.9.1.1.Definisi Sistem (System Definition)

Suatu difinisi system menggambarkan keseluruhan dari gambaran system

yang memfokuskan kepada bagaimana semua bagian dan komponen saling

berinteraksi satu dengan lainnya. Maka dari itu, suatu definisi system lebih

menggambarkan property-properti yang mengacu pada system daripada detil dari

komponen Definisi system ini juga berguna untuk menggambarkan batasan-batasan

spesifik yang berada diluar dari sistem. (Mathiassen 2000, p.37-38)

3.9.1.2.Kriteria FACTOR

Menurut Mathiassen (2000, p.39-40), FACTOR merupakan kriteria-kriteria

dari difinisi system yang terdiri dari 6 elemen, yaitu :

Page 42: Gambar 3.32. Peta Jarak setelah perubahan departemen A dan Cthesis.binus.ac.id/doc/Lain-lain/2007-2-00579-TISI-3.3.pdf · terdapat perhitungan di dalam suatu perusahaan yang menyatakan

147

• Functionality : merupakan fungsi-fungsi dari system yang mendukung tugas-

tugas dari application-domain.

• Application Domain : merupakan bagian-bagian dari organisasi yang

mengadministrasi, memonitor dan mengendalikan suatu problem domain.

• Conditions : merupakan gambaran tentang kondisi di mana system akan

dikembangkan dan dipakai.

• Technology : merupakan teknologi yang digunakan baik untuk mengembangkan

dan menjalankan system.

• Objects : merupakan objek-objek utama yang ada di dalam problem domain.

• Responsibility : merupakan keseluruhan tanggung jawab dari system yang

berhubungan dengan konteks dari system tersebut.

3.9.2. Analisa Sistem

Dalam pengembangan system informasi berorientasi objek, terdapat dua

analisa utama yang mesti dilakukan, yaitu analisa kebutuhan dan analisa domain.

3.9.2.1.Analisa Kebutuhan (Requirements Analysis)

Pada tahapan ini lebih difokuskan pada aplikasi suatu sistem, yaitu

bagaimana suatu sistem akan digunakan oleh pengguna. Laporan yang diperoleh

dari hasil analisa kebutuhan adalah use case diagram, function list, user interface

dan navigation diagram.

3.9.2.1.1.Use Case Diagram

Page 43: Gambar 3.32. Peta Jarak setelah perubahan departemen A dan Cthesis.binus.ac.id/doc/Lain-lain/2007-2-00579-TISI-3.3.pdf · terdapat perhitungan di dalam suatu perusahaan yang menyatakan

148

Use Case adalah sekumpulan skenario yang menghubungkan antara user

dan sistem. Actor adalah sebuah role yang dimainkan seorang user terhadap sistem.

Use Case Diagram adalah kumpulan dari use case dan actor serta hubungannya.

Sedangkan gambaran besar yang merupakan gabungan dari seluruh use case

diagram yang terdapat di dalam sebuah sistem disebut System Level Use Case.

Gambar 3.48. Use Case Diagram

( Roff Jason T, 2003, p 53)

Notasi-notasi pada Use Case Diagram :

• Extend

Merupakan sebuah hubungan dalam use case, yang digunakan saat kita

menggambarkan sebuah variasi atas sebuah behaviour normal, dimana kita

ingin menggunakan bentuk yang lebih mudah untuk dikontrol dan

mendeklarasikan extension points dalam use case dasar kita.

Page 44: Gambar 3.32. Peta Jarak setelah perubahan departemen A dan Cthesis.binus.ac.id/doc/Lain-lain/2007-2-00579-TISI-3.3.pdf · terdapat perhitungan di dalam suatu perusahaan yang menyatakan

149

Gambar 3.49. Extend Relationship

• Include

Merupakan sebuah hubungan dalam use case, yang digunakan bila ada beberapa

skenario yang berulang dibeberapa use case lainnya. Agar tidak terjadi perulangan,

skenario ini dibuat menjadi sebuah use case yang akan di-include oleh use case

lainnya.

Gambar 3.50. Include Relationship

3.9.2.1.2.Sequence Diagram

Sequence diagram merupakan salah satu diagram di UML yang bertujuan

untuk menggambarkan interaksi antara objek satu dengan objek yang lain.

Sequence diagram ini digunakan untuk untuk menggambarkan behavior dari sebuah

skenario dari beberapa objek yang dinyatakan dalam sebuah usecase

tunggal.(Martin Fowler, 2005, p. 81).

Page 45: Gambar 3.32. Peta Jarak setelah perubahan departemen A dan Cthesis.binus.ac.id/doc/Lain-lain/2007-2-00579-TISI-3.3.pdf · terdapat perhitungan di dalam suatu perusahaan yang menyatakan

150

Sequence diagram digambarkan dalam sebuah chart dua dimensi yang

terdiri dari sumbu vertikal yang menunjukkan kerangka dari time (waktu) dan

sumbu horizontal menunjukkan sekumpulan dari objek-objek yang saling

berinteraksi.

Komunikasi antara objek-objek dalam sequence diagram ditunjukkan

dalam garis mendatar yang disebut sebagai garis komunikasi yang menyatakan

messages (pesan-pesan) berurutan yang dikirim dan diterima oleh sebuah objek.

Gambar 3.51. Sequence Diagram

( Roff Jason T, 2003, p 72)

Notasi - notasi yang terdapat pada Sequence Diagram :

• Object

Pada Sequence Diagram, digambarkan sebagai sebuah kotak pada sisi

atas dari garis putus-putus. Objek diawali dengan “:” (tanda titik dua), dan nama

Page 46: Gambar 3.32. Peta Jarak setelah perubahan departemen A dan Cthesis.binus.ac.id/doc/Lain-lain/2007-2-00579-TISI-3.3.pdf · terdapat perhitungan di dalam suatu perusahaan yang menyatakan

151

objek berada di depan (sebelum) “:” (tanda titik dua) berada. Objek dan nama

objek digaris bawahi dari awal ke akhir.

Gambar 3.52. Objek pada Sequence Diagram

• Object Lifeline

Pada Sequence Diagram, digambarkan sebagai garis vertikal putus -

putus, yang mewakili keberadaan sebuah objek pada sebuah periode waktu.

• Focus of Control

Pada Sequence Diagram, digambarkan sebagai sebuah persegi panjang

pipih yang terdapat diatas lifeline, menggambarkan periode waktu dimana

sebuah objek melakukan sebuah aksi.

Object

Object Lifeline

Focus Of Control

Gambar 3.53. Object Lifeline and Focus of Control pada Sequence Diagram

• Message

Page 47: Gambar 3.32. Peta Jarak setelah perubahan departemen A dan Cthesis.binus.ac.id/doc/Lain-lain/2007-2-00579-TISI-3.3.pdf · terdapat perhitungan di dalam suatu perusahaan yang menyatakan

152

Message pada Sequence Diagram digambarkan sebagai sebuah anak

panah diantara lifeline dari dua buah objek.

• Condition

Condition merupakan sebuah kondisi yang menandakan kapan sebuah

message harus dikirim (misalnya, [kena denda]). Message tersebut hanya akan

dikirim jika kondisinya benar

• Return Message

Return Message merupakan sebuah hasil (output) yang dikirim oleh

sebuah objek kepada objek lain yang mengirimkan message padanya. Pada

Sequence Diagram, return message digambarkan sebagai sebuah anak panah

putus - putus diantara lifeline dari dua buah objek. Return message adalah notasi

yang opsional sehingga dapat digambarkan bila dengan menggambarkannya

akan memperjelas sequence diagram.

Gambar 3.54. Return Message pada Sequence Diagram

• Self Call

Self Call pada Sequence Diagram adalah sebuah message yang dikirim

sebuah objek kepada dirinya sendiri.

Page 48: Gambar 3.32. Peta Jarak setelah perubahan departemen A dan Cthesis.binus.ac.id/doc/Lain-lain/2007-2-00579-TISI-3.3.pdf · terdapat perhitungan di dalam suatu perusahaan yang menyatakan

153

Gambar 3.55. Self Call pada Sequence Diagram

3.9.2.1.3.Function

Function merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh suatu sistem

sehingga sistem tersebut berguna bagi kebutuhan user. Sebuah fungsi awalnya

diaktifkan, kemudian dijalankan dan menghasilkan suatu hasil. Function yang

dijalankan dapat merubah state dari komponen model atau menciptakan suatu

reaksi pada application domain atau problem domain. Suatu function merupakan

property abstract dari suatu sistem yang sangat dibutuhkan.

Menurut Mathiassen (2000, p.138), ada 4 macam type function :

• Update functions, diaktifkan oleh event pada problem domain dan menghasilkan

perubahan pada state model.

• Signal function, diaktifkan karena perubahan pada state model dan

menghasilkan suatu reaksi pada konteks. Reaksi ini dapat berupa tampilan

kepada pengguna pada application domain, atau perubahan langsung pada

problem domain.

Page 49: Gambar 3.32. Peta Jarak setelah perubahan departemen A dan Cthesis.binus.ac.id/doc/Lain-lain/2007-2-00579-TISI-3.3.pdf · terdapat perhitungan di dalam suatu perusahaan yang menyatakan

154

• Read function, digunakan ketika informasi dibutuhkan oleh actor untuk

melaksanakan tugasnya dan kemudian system akan menampilkan bagian yang

relevan dari model system tersebut.

• Compute function, digunakan ketika informasi dibutuhkan oleh actor untuk

melaksanakan tugasnya yang terdiri dari proses perhitungan yang melibatkan

informasi dari actor ataupun dari model. Hasilnya berupa hasil perhitungan

tersebut.

3.9.2.1.4.Navigation Diagram

Navigation diagram atau dikenal juga dengan istilah lain seperti user

interface-flow diagrams, storyboards, interface-flow diagrams, and context-

navigation maps berguna untuk memodelkan hubungan antara elemen interface

utama pada level tinggi. Diagram ini digunakan untuk dua tujuan khusus. Pertama,

digunakan untuk memodelkan interaksi yang dapat dilakukan user terhadap

software, seperti yang dijelaskan pada sebuah use case. Dan kedua, diagram ini

berguna untuk mendapatkan gambaran secara jelas tentang interface pengguna dari

aplikasi yang dikembangkan.

Karena navigation diagram memberikan gambaran yang jelas tentang

interface dari sistem, maka akan memudahkan dalam memahami bagaimana sistem

diharapkan untuk bekerja. Selain itu, diagram ini dapat digunakan untuk

menentukan apakah interface pengguna yang dirancang berguna atau tidak.

Page 50: Gambar 3.32. Peta Jarak setelah perubahan departemen A dan Cthesis.binus.ac.id/doc/Lain-lain/2007-2-00579-TISI-3.3.pdf · terdapat perhitungan di dalam suatu perusahaan yang menyatakan

155

3.9.2.2. Analisa Domain (Domain Analysis)

Pada tahap ini dilakukan analisa terhadap sistem yang akan

dikembangkan. Fokus analisa adalah pada domain masalah utama yang ada (konsep

dunia aslinya). Laporan yang dihasilkan pada tahap ini adalah class diagram dan

pada kasus tertentu dapat ditambahkan state chart diagram untuk menjelaskan

masing-masing kelas.

3.9.2.2.1.Class Diagram

Class diagram menggambarkan sekumpulan class, interface, dan

collaboration, dan relasi-relasinya. Class diagram juga menunjukkan atribut

(attribute) dan operasi (operation) dari sebuah objek class.

Atribut adalah nama-nama properti dari sebuah kelas yang menjelaskan

batasan nilainya dari properti yang dimiliki oleh sebuah kelas tersebut. Atribut dari

suatu kelas merepresentasikan properti-properti yang dimiliki oleh kelas tersebut.

Atribut mempunyai tipe yang menjelaskan tipe instansiasinya.

Operasi adalah implementasi dari layanan yang dapat diminta dari sebuah

objek dari sebuah kelas yang menentukan tingkah lakunya. Sebuah operasi dapat

berupa perintah ataupun permintaan. Sebuah permintaan tidak boleh mengubah

kedudukan dari objek tersebut. Hanya perintah yang dapat mengubah keadaan dari

sebuah objek. Keluaran dari sebuah operasi tergantung dari nilai keadaan terakhir

dari sebuah objek.

Page 51: Gambar 3.32. Peta Jarak setelah perubahan departemen A dan Cthesis.binus.ac.id/doc/Lain-lain/2007-2-00579-TISI-3.3.pdf · terdapat perhitungan di dalam suatu perusahaan yang menyatakan

156

Menurut Mathiasen (2000, p.72), struktur hubungan antar kelas

digambarkan dengan struktur-struktur sebagai berikut :

• Generalization

Generalization Structure adalah suatu relasi / hubungan antara dua atau

lebih kelas yang khusus terhadap suatu kelas yang lebih umum.

Gambar 3.56. Generalization

• Cluster

Cluster merupakan suatu kumpulan dari kelas-kelas yang berguna untuk

mendapatkan gambaran secara garis besar tentang problem domain. Cluster ini

terdiri dari kelas-kelas yang saling berhubungan, seperti dapat dilihat pada

gambar :

Page 52: Gambar 3.32. Peta Jarak setelah perubahan departemen A dan Cthesis.binus.ac.id/doc/Lain-lain/2007-2-00579-TISI-3.3.pdf · terdapat perhitungan di dalam suatu perusahaan yang menyatakan

157

Gambar 3.57. Cluster

Menurut Mathiasen (2000, p.75), struktur hubungan antar objek

digambarkan dengan struktur-struktur sebagai berikut :

• Aggregation

Aggregation atau agregasi adalah hubungan “bagian dari” atau “bagian

keseluruhan”. Suatu class atau objek mungkin memiliki atau bisa dibagi

menjadi class atau objek tertentu, dimana class atau objek yang disebut

kemudian merupakan bagian dari class atau objek yang terdahulu. Agregasi

adalah bentuk khusus dari association. Menurut Mathiassen (2000, p.79), ada 3

tipe pemakaian dari struktur agregasi, yaitu sebagai berikut :

1. Whole-Part, di mana keseluruhan (whole) merupakan jumlah dari bagian-

bagian (parts). Jika kita menambah atau mengurangi bagian, maka

keseluruhan juga akan berubah.

Page 53: Gambar 3.32. Peta Jarak setelah perubahan departemen A dan Cthesis.binus.ac.id/doc/Lain-lain/2007-2-00579-TISI-3.3.pdf · terdapat perhitungan di dalam suatu perusahaan yang menyatakan

158

2. Container-Content, container merupakan tempat dari bagian-bagian

(content). Jadi jika kita menambah atau mengurangi content, maka property

dari container tidak ikut berubah.

3. Union-Member, di mana union merupakan gabungan dari member yang

terorganisir. Ketika beberapa member ditambah atau dikurangi, union tidak

akan berubah, namun demikian, union mempunyai batasan minimal

terhadap jumlah member, karena tidak mungkin memodelkan union tanpa

adanya member.

Gambar 3.58. Aggregation

• Association

Association adalah hubungan antar benda struktural yang terhubung

diantara obyek. Kesatuan obyek yang terhubung merupakan hubungan khusus,

yang menggambarkan sebuah hubungan struktural diantara seluruh atau

sebagian. Umumnya assosiation digambarkan dengan sebuah garis yang

Page 54: Gambar 3.32. Peta Jarak setelah perubahan departemen A dan Cthesis.binus.ac.id/doc/Lain-lain/2007-2-00579-TISI-3.3.pdf · terdapat perhitungan di dalam suatu perusahaan yang menyatakan

159

dilengkapi dengan sebuah label, nama, dan status hubungannya seperti terlihat

dalam gambar :

Gambar 3.59. Association Structure

3.9.2.2.2.Statechart Diagram

Statechart Diagram digunakan untuk memodelkan behaviour dari sebuah

subsistem, interaksi antar kelas dengan interface dari sistem dan untuk

merealisasikan use case. Pada umumnya statechart diagram menggambarkan class

tertentu (satu class dapat memiliki lebih dari satu statechart diagram). (Jason T.

Roff, 2003, p.13)

Gambar 3.60. Statechart Diagram

3.9.3. Perancangan

Page 55: Gambar 3.32. Peta Jarak setelah perubahan departemen A dan Cthesis.binus.ac.id/doc/Lain-lain/2007-2-00579-TISI-3.3.pdf · terdapat perhitungan di dalam suatu perusahaan yang menyatakan

160

Dalam metode perancangan berorientasi objek terdapat dua perancangan

utama yang mesti dilakukan, yaitu perancangan arsitektur dan perancangan

komponen.

3.9.3.1.Perancangan Arsitektur

Tujuan dari perancangan arsitektur adalah untuk membuat struktur dari

suatu system yang terkomputerisasi. Pada tahap ini, pertama-tama akan dilakukan

pendefinisian dan pemilihan criteria yang diprioritaskan. Kriteria ini berguna untuk

mengetahui kondisi dan prioritas yang diinginkan dari perancangan system.

Kemudian akan dilakukan perancangan arsitektur komponen yang berguna untuk

mengetahui struktur komponen dari system. Tahap yang terakhir adalah melakukan

perancangan arsitektur proses. Perancangan arsitektur proses ini berguna untuk

mengetahui bagaimana proses dari system didistribusikan dan dikoordinasikan.

3.9.3.1.1.Kriteria

Kriteria merupakan property-properti dari arsitektur yang lebih

diutamakan. Menurut Mathiassen (2000, p.178), terdapat 12 kriteria klasik untuk

menentukan kualitas dari software, yaitu sebagai berikut :

• Usable, merupakan kemampaun system untuk dapat beradaptasi baik terhadap

kontek organisasi, teknis maupun yang berhubungan dengan kerja.

• Secure, aman terhadap akses terhadap data maupun fasilitas yang tidak

berotorisasi.

Page 56: Gambar 3.32. Peta Jarak setelah perubahan departemen A dan Cthesis.binus.ac.id/doc/Lain-lain/2007-2-00579-TISI-3.3.pdf · terdapat perhitungan di dalam suatu perusahaan yang menyatakan

161

• Efficient, pemakaian fasilitas platform teknis secara ekonomis.

• Correct, sesuai dengan kebutuhan.

• Reliable, ketepatan terhadap presisi dari fungsi-fungsi system.

• Maintenable, mudah dalam perawatan.

• Testable, telah teruji dengan baik.

• Flexible, dapat dimodifikasi dengan mudah sesuai dengan pengembangan

system.

• Comprehensible, usaha-usaha yang dibutuhkan untuk memperoleh pemahaman

yang koheren terhadap system.

• Reusable, bagian dari system dapat dipakai untuk system yang mempunyai

hubungan.

• Portable, system dapat dengan mudah dipindahkan dan dijalankan pada

platform teknis yang lain.

• Interoperable, system dapat digunakan untuk bekerja sama dengan baik dengan

system yang lain.

3.9.3.1.2.Arsitektur Komponen

Arsitektur komponen merupakan suatu struktur system yang terdiri dari

komponen-komponen yang saling berhubungan, dimana komponen itu sendiri

merupakan sekumpulan dari bagian program yang terdiri dari suatu keseluruhan dan

mempunyai tanggungjawab yang terdefinisi dengan baik. Hasil dari arsitektur

komponen ini berupa component diagram seperti dapat dilihat pada gambar berikut

ini.

Page 57: Gambar 3.32. Peta Jarak setelah perubahan departemen A dan Cthesis.binus.ac.id/doc/Lain-lain/2007-2-00579-TISI-3.3.pdf · terdapat perhitungan di dalam suatu perusahaan yang menyatakan

162

Gambar 3.61. Component Diagram

3.9.3.1.3.Arsitektur Proses

Arsitektur proses merupakan suatu struktur system eksekusi yang terdiri

dari proses-proses yang saling bergantung satu dengan yang lain. Tujuan dari

arsitektur proses ini adalah untuk menstrukturisasi eksekusi pada level fisik. Unit

yang paling dasar untuk mengeksekusi suatu system itu sendiri disebut processor.

Pada arsitektur proses ini, akan dihasilkan suatu deployment diagram seperti pada

gambar berikut ini.

Page 58: Gambar 3.32. Peta Jarak setelah perubahan departemen A dan Cthesis.binus.ac.id/doc/Lain-lain/2007-2-00579-TISI-3.3.pdf · terdapat perhitungan di dalam suatu perusahaan yang menyatakan

163

Gambar 3.62. Deployment Diagram

3.9.3.2.Perancangan Komponen

Perancangan komponen pada dasarnya meliputi perancangan dua komponen

system, yaitu komponen model dan komponen fungsi. Adapun tujuan dari

perancangan komponen ini adalah untuk menentukan pengimplementasian

kebutuhan-kebutuhan yang ada di dalam kerangka kerja arsitektur.

3.9.3.2.1.Perancangan Model Component

Komponen model merupakan suatu bagian dari sistem yang menjalankan

model dari problem domain. Konsep utama dari perancangan model komponen

adalah struktur. Model ini harus menggambarkan relasi konseptual dari domain

masalah yang relevan, sehingga harus jelas, mudah dan cepat untuk dikerjakan.

Page 59: Gambar 3.32. Peta Jarak setelah perubahan departemen A dan Cthesis.binus.ac.id/doc/Lain-lain/2007-2-00579-TISI-3.3.pdf · terdapat perhitungan di dalam suatu perusahaan yang menyatakan

164

Dasar dari perancangan komponen model adalah model berorientasi objek yang

diperoleh melalui aktivitas analisis. Model ini menjelaskan domain masalah dengan

menggunakan kelas, objek, struktur dasar beserta tingkah laku – tingkah lakunya.

Tugas utama dalam perancangan komponen model adalah untuk menampilkan

event-event yang menggunakan mekanisme-mekanisme yang tersedia dalam bahasa

pemrograman berorientasi objek.

Hasil dari aktivitas model komponen adalah sebuah class diagram yang

telah direvisi dan diperbaiki yang diperoleh dari tahap analisis. Revisi ini pada

umumnya berupa penambahan kelas-kelas baru, atribut-atribut dan struktur untuk

menampilkan event-event.

3.9.3.2.2.Perancangan Function Component

Tujuan utama dari komponen fungsi adalah untuk memberikan interface

pengguna dan akses komponen sistem yang lain ke model dari sistem. Maka dari

itu, komponen fungsi ini merupakan link antara model dengan penggunaannya.

Sehingga komponen fungsi dapat didefinisikan sebagai bagian dari sistem yang

melaksanakan kebutuhan fungsional.

Fungsi didesain dan dijalankan dengan menggunakan operasi-operasi yang

ada pada kelas-kelas dari sistem. Sedangkan operasi merupakan deskripsi dari

tingkah laku yang dapat diaktifkan melalui sebuah objek. Pada perancangan

function component ini akan dihasilkan sebuah class diagram dengan operasi dan

spesifikasi dari operasi yang kompleks.

Page 60: Gambar 3.32. Peta Jarak setelah perubahan departemen A dan Cthesis.binus.ac.id/doc/Lain-lain/2007-2-00579-TISI-3.3.pdf · terdapat perhitungan di dalam suatu perusahaan yang menyatakan

165