Gagal ginjal kronis
-
Upload
yudha-setiabudi -
Category
Health & Medicine
-
view
185 -
download
1
Transcript of Gagal ginjal kronis
GAGAL GINJAL KRONIS
OLEH:
KELOMPOK 3
ALDILA SUSANTO ANGGUN SEPTIWI
BUDIANTO DEWI ASTINI
DONI SURYANTO FAQIH WILDAN
I NYOMAN WISNU RAGIL RIYADI
YUDHA SETIA BUDI
KASUS
• tn M kerumah sakit dengan keluhan
lemah, dan merasa mual. setelah
dilakukan pemeriksaan lab terhadap
pasien tersebut di dapat hasil BUN
meningkat, klien mengalami keluhan ini
sejak 2 tahun yang lalu klien hanya
berobat jalan dan hanya minum obat dari
dokter.
DEFINISI
• Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir
(ESRD) merupakan gangguan fungsi renal yang
progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh
gagal untuk mempertahankan metabolisme dan
keseimbangan cairan dan elektrolit,menyebabkan
uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam
darah). (Brunner & Suddarth, 2001; 1448)
• Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagal
ginjal yang progresif dan lambat,biasanya
berlangsung beberapa tahun. (Price, 1992; 812)
ETIOLOGI
• Infeksi misalnya pielonefritis kronik, glomerulonefritis
• Penyakit vaskuler hipertensif misalnya nefrosklerosis benigna,
nefrosklerosis maligna, stenosis arteria renalis
• Gangguan kongenital dan herediter misalnya penyakit ginjal
polikistik,asidosis tubulus ginjal
• Penyakit metabolik misalnya
DM,gout,hiperparatiroidisme,amiloidosis
• Nefropati toksik misalnya penyalahgunaan analgesik,nefropati
timbal
• Nefropati obstruktif misalnya saluran kemih bagian atas: kalkuli
neoplasma, fibrosis netroperitoneal. Saluran kemih bagian bawah:
hipertropi prostat, striktur uretra, anomali kongenital pada leher
kandung kemih dan uretra.
• Batu saluran kencing yang menyebabkan hidrolityasi
klasifikasi
• Gagal ginjal kronik dibagi 3 stadium :
• Stadium 1 : penurunan cadangan ginjal,
pada stadium kadar kreatinin serum
normal dan penderita asimptomatik.
• Stadium 2 : insufisiensi ginjal, dimana
lebihb dari 75 % jaringan telah rusak,
Blood Urea Nitrogen ( BUN ) meningkat,
dan kreatinin serum meningkat.
• Stadium 3 : gagal ginjal stadium akhir atau
uremia.
Manifestasi klinis
• Manifestasi klinik antara lain (Long, 1996 : 369):
• Gejala dini : lethargi, sakit kepala, kelelahan fisik
dan mental, berat badan berkurang, mudah
tersinggung, depresi
• Gejala yang lebih lanjut : anoreksia, mual
disertai muntah, nafas dangkal atau sesak nafas
baik waktui ada kegiatan atau tidak, udem yang
disertai lekukan, pruritis mungkin tidak ada tapi
mungkin juga sangat parah.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
– hematologi
• Hb, Ht, Eritrosit, Lekosit, Trombosit
– RFT ( renal fungsi test )
• ureum dan kreatinin
– LFT (liver fungsi test )
– Elektrolit
• Klorida, kalium, kalsium
PENATALAKSANAAN
KEPERAWATAN
1. Konservatif
• Dilakukan pemeriksaan lab.darah dan urin
• Observasi balance cairan
• Observasi adanya odema
• Batasi cairan yang masuk
2. Dialysis
• peritoneal dialysis
• Hemodialisis
3. Operasi
• Pengambilan batu
• transplantasi ginjal
DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Kelebihan volume cairan berhubungan dengan
penurunan fungsi ginjal.
• Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake kurang atau
pembatasan nutrisi.
• Resiko tinggi penurunan curah jantung
berhubungan dengan ketidakseimbangan volume
cairan.
INTERVENSI
• DX 1.
• Intervensi :
• a) Awasi denyut jantung TD dan CVP.
• b) Catat pemasukan dan pengeluaran akurat..
• c) Awasi berat jenis urine.
• d) Timbang BB tiap hari dengan alat ukur dan pakaian yang sama.
• e) Batasi pemasukan cairan.
• f) Kaji kulit, area tergantung edema, evaluasi derajat edema.
• g) Kaji tingkat kesadaran, selidiki perubahan mental, adanya gelisah.
• h) Kolaborasi pemeriksaan laboratorium : Kreatinin, ureum HB/Ht, kalium dan
natrium
• serum.
• i) Kolaborasi foto dada, berikan/batasi cairan sesuai indikasi.
• j) Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi : Diuretik, anti hipertensif
• k) Kolaborasi untuk dialisis sesuai indikasi.
• DX 2.
• Intervensi :
• a) Kaji/catat pemasukan diet.
• b) Beri makan sedikit tapi sering.
• c) Berikan pasien daftar makanan tatau cairan yang diizinkan dan
dorong terlibat pada pemilihan menu.
• d) Timbang BB tiap hari.
• e) Kolaborasi pemeriksaan lab BUN, albumin serum, transferin, natrium,
kalium.
• f) Kolaborasi dengan ahli gizi, berikan kalori tinggi rendah protein.
• g) Batasi kalsium, natrium dan pemasukan fosfat sesuai indikasi.
• h) Berikan obat sesuai indikasi, seperti zat besi, kalsium, Vit D, Vit B
Komplek, anti emetik.
• DX 3.
• Intervensi :
• a) Auskultasi bunyi jantung dan paru, evaluasi adanya edema
perifer/kongesti vaskuler dan keluhan dyspneu.
• b) Kaji adanya/derajat hipertensi : awasi TD, perhatikan perubahan
posturat.
• c) Selidiki keluhan nyeri dada, beratnya (skala 1- 10) dan apakah tidak
mantap dengan inspirasi dalam posisi terlentang.
• d) Evaluasi bunyi jantung, TD, nadi perifer, pengisian kapiler, kongesti
kapiler, suhu dan sensori atau mental.
• e) Kaji tingkat aktivitas, respon terhadap aktivitas.
• f) Kolaborasi pemeriksaan lab : Elektrolit, BUN, Foto dada.
• g) Berikan obat antihipertensif, contoh : Prozin (minipres), captopirl
(capoten), klonodin (catapres), hidralazin (apresolinie).
• TERIMA KASIH