Gadar Sprain

19
1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sprain adalah kekoyakan pada otot, ligament atau tendon yang dapat bersifat sedang atau parah. 2.2 Patofisiologi Adalah kekoyakan ( avulsion ) seluruh atau sebagian dari dan disekeliling sendi, yang disebabkan oleh daya yang tidak semestinya, pemelintiran atau mendorong / mendesak pada saat berolah raga atau aktivitas kerja. Kebanyakan keseleo terjadi pada pergelangan tangan dan kaki, jari-jari tangan dan kaki. Pada trauma olah raga (sepak bola) sering terjadi robekan ligament pada sendi lutut. Sendi-sendi lain juga dapat terkilir jika diterapkan daya tekanan atau tarikan yang tidak semestinya tanpa diselingi peredaan. 2.3 Tanda Dan Gejala

description

aaa

Transcript of Gadar Sprain

Page 1: Gadar Sprain

1

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian

Sprain adalah kekoyakan pada otot, ligament atau tendon yang dapat

bersifat sedang atau parah.

2.2 Patofisiologi

Adalah kekoyakan ( avulsion ) seluruh atau sebagian dari dan

disekeliling sendi, yang disebabkan oleh daya yang tidak semestinya,

pemelintiran atau mendorong / mendesak pada saat berolah raga atau

aktivitas kerja. Kebanyakan keseleo terjadi pada pergelangan tangan dan

kaki, jari-jari tangan dan kaki. Pada trauma olah raga (sepak bola) sering

terjadi robekan ligament pada sendi lutut. Sendi-sendi lain juga dapat terkilir

jika diterapkan daya tekanan atau tarikan yang tidak semestinya tanpa

diselingi peredaan.

2.3 Tanda Dan Gejala

1. Sama dengan strain (kram) tetapi lebih parah

2. Edema, perdarahan dan perubahan warna yang lebih nyata.

3. Ketidakmampuan untuk menggunakan sendi, otot dan tendon.

4. Tidak dapat menyangga beban, nyeri lebih hebat dan konstan.

Page 2: Gadar Sprain

2

2.4 Rencana Perawatan

2.4.1 Pembedahan

Mungkin diperlukan agar sendi dapat berfungsi

sepenuhnya; pengurangan-pengurangan perbaikan terbuka terhadap

jaringan yang terkoyak.

2.4.2 Kemotherapi

Dengan analgetik Aspirin (100-300 mg setiap 4 jam) untuk

meredakan nyeri dan peradangan. Kadang diperlukan Narkotik

(codeine 30-60 mg peroral setiap 4 jam) untuk nyeri hebat.

2.4.3 Elektromekanis

1. Dengan kantong es 24 derajat Celcius Penerapan dingin

2. Pembalutan / wrapping eksternal.

Dengan pembalutan, cast atau pengendongan (sung).

3. Posisi ditinggikan.

Jika yang sakit adalah bagian ekstremitas.

4. Latihan ROM.

Tidak dilakukan latihan pada saat terjadi nyeri hebat dan

perdarahan. Latihan pelan-pelan dimulai setelah 7-10 hari

tergantung jaringan yang sakit.

5. Penyangga beban.

Menghentikan penyangga beban dengan penggunaan kruk

selama 7 hari atau lebih tergantung jaringan yang sakit.

Page 3: Gadar Sprain

3

2.5 Studi Diagnostik

2.5.1 Riwayat

1. Tekanan

2. Tarikan tanpa peredaan

3. Daya yang tidak semestinya

2.5.2 Pemeriksaan Fisik

Tanda-tanda pada kulit, sistem sirkulasi dan muskuloskeletal.

Page 4: Gadar Sprain

4

BAB 3

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

DENGAN SPRAIN

3.1. Pengkajian

3.1.1 Pengkajian primer

1. Airway

Adanya sumbatan/obstruksi jalan napas oleh adanya

penumpukan sekret akibat kelemahan reflek batuk.

2. Breathing

Kelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan napas, timbulnya

pernapasan yang sulit dan / atau tak teratur, suara nafas

terdengar ronchi /aspirasi.

3. Circulation

TD dapat normal atau meningkat , hipotensi terjadi pada tahap

lanjut, takikardi, bunyi jantung normal pada tahap dini,

disritmia, kulit dan membran mukosa pucat, dingin, sianosis

pada tahap lanjut.

3.1.2 Pengkajian sekunder

1. Aktivitas/istirahat

a. kehilangan fungsi pada bagian yang terkena

b. Keterbatasan mobilitas

Page 5: Gadar Sprain

5

2. Sirkulasi

a. Hipertensi ( kadang terlihat sebagai respon nyeri/ansietas)

b. Hipotensi ( respon terhadap kehilangan darah)

c. Tachikardi

d. Penurunan nadi pada bagiian distal yang cidera

e. Capilary refil melambat

f. Pucat pada bagian yang terkena

g. Masa hematoma pada sisi cedera

3. Neurosensori

a. Kesemutan

b. Kelemahan

c. Deformitas lokal, agulasi abnormal, pemendekan, rotasi,

krepitasi (bunyi berderit), spasme otot, terlihat kelemahan /

hilang fungsi.

d. Agitasi (mungkin berhubungan dengan nyeri / anxietas

4. Kenyamanan

a. Nyeri hebat tiba-tiba pada saat cedera (mungkin

terlokalisasi pada area jaringan / kerusakan tulang, dapat

berkurang deengan imobilisasi) tak ada nyeri akibat

keruisakan syaraf.

b. Spasme / kram otot (setelah immobilisasi).

5. Keamanan

a. laserasi kulit

b. perdarahan

Page 6: Gadar Sprain

6

c. perubahan warna

d. pembengkakan local

3.1.3 Focus assesment

1. P (penyebab) : faktor yang menyebabkan nyeri itu datang.

a. Apa penyebab nyeri

b. Faktor yang meringankan nyeri

c. Faktir yang memperlambat nyeri

d. Obat_obatan yang diminum

2. Q (Quality) : menggambarkan nyeri yang dirasakan, klien

mendiskripsikan apa yang dirasakan sesuai dengan kata-

katanya sendiri. Perawat boleh memberikan deskripsi pada

klien, bila klien tidak mampu menggambarkan nyeri yang

dirasakan. Bagaimana rasa nyerinya : terbakar, ditusuk-tusuk,

di gigit, di iris-iris, di pukul-pukul dan lain-lain

3. R (region/tempat) : meminta klien untuk menunjukkan dimana

nyeri terasa, menetap atau terasa pada menyebar.

a. Lokasi nyeri

b. Penyebaran nyeri

c. Penyebaran ini apakah sama intensitasnya dengan lokasi

sebenarnya.

4. S (skala) : untuk mengukur tingkat nyeri klien di suruh untuk

menunjukan tingkat nyeri tersebut dengan menggunakan skala

nyeri yang di beri oleh perawat.

a. Brapa sberkurang.kala nyeri

Page 7: Gadar Sprain

7

b. Apakah nyeri mengganggu aktivitasnya : gangguan

motorik, gangguan kesadaran.

c. Apakah nyeri semakin bertambah atau

5. T (Time/waktu) : kapan nyeri itu tersa atau datag dan lama

nyeri tersebut.

a. Kapan terasa nyari : pagi, siang, sore, malam.

b. Berapa kali serangannya dalam sehari.

c. Serangan tiba-tiba atau perlahan-lahan.

3.2 Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan peregangan atau kekoyakan pada otot,

ligament atau tendon ditandai dengan kelemahan, mati rasa,

perdarahan, edema, nyeri.

2. kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri atau

ketidakmampuan, ditandai dengan ketidakmampuan untuk

mempergunakan sendi, otot dan tendon.

3. Kurang perawatan diri mandi atau hygien berhubungab dengan nyeri

dan imobilisasi.

Page 8: Gadar Sprain

8

3.3 Intervensi

Dx 1 : Nyeri akut berhubungan dengan peregangan atau kekoyakan pada otot,

ligament atau tendon ditandai dengan kelemahan, mati rasa, perdarahan, edema,

nyeri.

No Dx

Tujuan

Kreteria hasil

Intervensi Rasional

1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 x 24 jam diharapkan klien dapat mengontrol nyeri dengan criteria hasil:

Klien dapat mengungkapkan berkurangnya nyeri.

Klien dapat mengidentifikasi dan menggunakan intervensi untuk mengatasi nyeri / ketidaknyamanan dengan tepat.

Klien tampak rileks dan mampu tidur dan istirahat dengan tepat.

1. Kaji karekteristik nyeri, skala nyeri, sifat nyeri, lokasi penyebarannya (PQRS).

2. Beri posisi yang nyaman.

3. Beri tehnik distraksi.

4. Ukur tanda-tanda vital.

5. Kolaborasi pemberian analgetik.

1. Untuk mengetahui sejauh mana perkembangan rasa nyeri yang drasakan oleh klien sehingga dapat dijadikan sebagai acuan untuk intervensi selanjutnya.

2. Dapat mempengaruhi kemampuan klien untuk rileks dan istirahat secara efektif.

3. Untuk mengurangi sensasi nyeri.

4. Peningkatan tanda-tanda vital dapat menjadi acuan adnya peningkatan rasa nyeri.

5. Dapat mengurangi rasa nyeri dan keletihan.

Page 9: Gadar Sprain

9

Dx 2 : kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri atau

ketidakmampuan, ditandai dengan ketidakmampuan untuk mempergunakan sendi,

otot dan tendon.

No Dx

Tujuan

Kreteria hasil

Intervensi Rasional

2 Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 x 24 jam diharapkan klien dapat memperbaiki mobilitas fisik dengan kriteria hasil:

Klien dapat mencapai mobilitas fisik yang baik.

1. Kaji terhadap fakto- faktor yang menyebabkan terbatasnya gerakan ( misalnya: nyeri, toleransi latihan yang terbatas).

2. Redakan nyeri dengan menggunakan medikasi yang diresepkan.

3. Libatkan keluarga atau orang terdekay klien dalam membantu klien saat l;atihan rentang gerak, mengubah posisi dan berjalan.

4. Puji klien saat ia berhasil melakukan hal-hal kecil.

5. Dorong penggunaaan alat bantu seperti tongkat.

1. Informasi ini memberikan informasi tentang penyebab: jika mungkin penyebab tersebut diatasi.

2. Untuk meningkatkan aktivitas lebih nyaman.

3. Dengan bantuan keluarga aytasu orang terdekat mendorong klien untuk mengulangi aktifitas dan mencapai tujuan-tujuan.

4. Dorongan menstimulasi penamilan yang lebih baik.

5. Dapat memberikan keamanan yang diperlukan untuk menjadi lebih mobile.

Page 10: Gadar Sprain

10

Dx 3 : Kurang perawatan diri mandi atau hygien berhubungab dengan nyeri dan

imobilisasi.

No Dx

Tujuan

Kreteria hasil

intervensi Rasional

3 Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 x 24 jam diharapkan klien dapat menghindari kerusakan mobilitas dan pencapaian perawatan diri hingga tingkat yang paling tinggi dengan kriteria hasil:

klien dapat menunjukan perhatian tentang penampilan dan menerima saran-saran.

Klien dapat ikut serta dalam perawatan diri seperti berpakaian, mandi dll.

Klien dapat menunjukan minat bekerja sama dalam melaksanakan tindakan keperawatan.

1. Dorong klien untuk berpartisipasi secara aktif dalam perawatan.

2. Dorong agar klien bersosialisasi, terutama dengan orang-orang yang sudah berhasil mengatasi hal serupa.

3. Anjurkan klien untuk ikut serta dalam perawatan diri.

4. Beri pujian terhadap klien ketika tampak kreatif dan rapi.

1. Keterlibatan klien meniongkatkan dan memfasilitasi proses keperawatan.

2. Manusia akan tumbuh lebih efektif dan bahagia ketika mampu berhubungan dengan orang lain secara sosial.

3. Untuk meningkatkan kemampuan dalam perawatan diri.

4. Kesejahteraan psikologis melengkapi efek optimal kesehatan fisik yang baik.

Page 11: Gadar Sprain

11

3.4 Evaluasi

3.4.1 Pengertian

Evaluasi adalah Tindakan intelektual untuk mekengkapai

proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa

keperawatan, rencana tindakan, dan pelaksanaannya sudah berhasil

dicapai. Melalui evaluasi memungkinkan perawat untuk memonitir

”kealpaan” yang terjadi dalam tahap pengkajian , analisa,

perencanaan, dan pelaksanaan tindakan (Nursalam, 2001)

3.4.2 Menetapkan Evaluasi

Untuk memudahkan perawat mengevaluasi atau memantau

perkembangan klien, digunakan komponen SOAP / SOAPIE /

SOAPIER. Penggunaannya tergantung dari kebijakan setempat.

( Rohmah, N dan Walid, S, 2009 ).

1. S : Data Subyektif

Perawat menuliskan keluhan pasien yang masih dirasakan

setelah dilakukan tindakan keperawatan.

2. O : Data Obyektif

Yaitu data berdasarkan hasil pengukuran atau observasi

perawat secara langsung kepada klien, dan dirasakan klien

setelah tindakan keperawatan

Page 12: Gadar Sprain

12

3. A : Analisis

Interpretasi dari data subyektif dan data obyektif. Merupakan

suatu masalah atau diagnosis keperawatan yang masih terjadi,

atau juga dapat dituliskan masalah/diagnosis baru yang terjadi

akibat perubahan status kesehatan klien yang telah

teridentifikasi datanya dalam data subyektif dan obyektif.

4. P : Planning

Perencanaan keperawatan yang akan dilanjutkan, dihentikan,

modifikasi, atau ditambahkan dari rencana tindakan

keperawatan yang telah ditentukan sebelumnya.

5. I : Implementasi

Adalah tindakan keperawatan yang dilakukan sesuai dengan

instruksi yang telah teridentifikasi dalam komponen

P (Perencanaan ). Jangan lupa menuliskan tanggal dan jam

pelaksanaan.

6. E : Evaluasi

Adalah respons klien setelah dilakukan tindakan keperawatan.

7. R : Reassesment

Adalah pengkajian ulang yang dilakukan terhadap perencanaan

setelah diketahui hasil evaluasi, apakah dari rencana tindakan

perlu dilanjutkan, dimodifikasi, atau dihentikan.

Page 13: Gadar Sprain

13

DAFTAR PUSTAKA

Corwin, elizabeth. (2009). Buku saku patofisiologi. EGC : jakarta

Hidayat, A.Azis alimul. (2006). Kebutuhan dasar manusia 1. salemba

medika: Jakarta

Nursalam. (2001). Proses & dokumentasi keperawatan. salemba medika:

Jakarta

Paula krisyanty, santa manurung, dkk. (2009). Asuhan keperawatan gawat

darurat. CV.trans info medika : jakarta timur

Santosa, budi. (2005). Panduan diagnosa keperawatan nanda. Prima

medika: jakarta

http://forbetterhealth.wordpress.com