GACENG
-
Upload
egi-agustian-maulana -
Category
Documents
-
view
11 -
download
0
description
Transcript of GACENG
TUGAS MANAJEMEN INDUSTRI
1. MRP2. JIT
3. TOC4. LOMC
Disusun oleh
Egi Agustian Maulana
I0413019
JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
1. MRP
MRP (Material Requirement Planning) merupakan suatu metode untuk menentukan apa,
kapan dan berapa jumlah komponen dan material yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dari
suatu perencanaan produksi.
Input untuk MRP
1. Master production schedule (MPS) MPS adalah pembuatan jadwal secara terperinci tentang
material atau komponen yang harus tersedia untuk membuat suatu produk.
2. BOM (Bill Of Material), adalah sebuah daftar jumlah komponen, campuran bahan, dan bahan
baku yang diperlukan untuk membuat suatu produk.
3. Ketersediaan Persediaan. Berbagai pengetahuan mengenai apa yang ada dalam persediaan
merupakan hasil dari manajemen persediaan yang baik,
4. Order pembelian yang sudah jatuh waktu. Pada saat pesanan pembelian dibuat, catatan
mengenai pesanan-pesanan itu dan tanggal pengiriman terjadwal harus tersedia di bagian
produksi sehingga pelaksanaan MRP dapat efektif.
5. Lead times, berapa lama waktu untuk mendapatkan komponen.
Pada metode MRP terdapat beberapa hal yang mendasar, yaitu :
1. Permintaan material bersifat tergantung (dependent)
2. Filosofi pemesanan sesuai permintaan
3. Ramalan/perkiraan berdasarkan Master Prouction Schedule
4. Konsep pengawasan meliputi semua item
5. Lot sizing bersifat beragam
6. Memenuhi kebutuhan produksi
7. Tipe persediaan adalah bahan mentah atau setengah jadi
Keuntungan MRP
1. Investasi persediaan dapat ditekan serendah mungkin
2. Perencanaan dapat dilakukan secara detail dan dapat berubah sesuai keadaan
3. Penyediaan data untuk masa mendatang dengan basis tiap item
4. Pengontrolan persediaan dapat dilakukan setiap saat
5. Jumlah pemesanan berdasarkan kebutuhan
6. Fokus pada waktu kebutuhan material
2. JIT
JIT adalah suatu sistem produksi yang melakukan perbaikan secara terus-menerus berdasarkan
pada penghapusan segala bentuk waste. (The Technology Transfer Council of Australia, 1987)
JIT adalah suatu keseluruhan filosofi operasi manajemen dimana segenap sumber daya, termasuk
bahan baku dan suku cadang, personalia, dan fasilitas dipakai sebatas yang dibutuhkan. (Henri
Simamora).
Empat aspek pokok JIT:
1. Semua aktivitas yang tidak bernilai tambah terhadap produk atau jasa harus di eliminasi.
2. Komitmen untuk selalu meningkatkan mutu yang lebih tinggi.
3. Penyempurnaan yang berkesinambungan (Continuous Improvement) dalam meningkatkan
efisiensi
4. Menekankan pada penyederhanaan aktivitas dan meningkatkan pemahaman terhadap aktivitas
yang bernilai tambah.
Konsep Manajemen Sistem JIT :
4. Sistem produksi Just In Time pada awalnya dikenalkan dan dikembangkan oleh Toyota Motor
Corporation di Jepang. Strategi ini kemudian banyak diadopsi oleh banyak perusahaan
Jepang, terutama setelah terjadinya krisis minyak dunia pada tahun 1973.
5. Tujuan utama dari diterapkannya sistem produksi Just In Time ini adalah mengurangi ongkos
produksi dan meningkatkan produktivitas total industri secara kesuluruhan dengan cara
menghilangkan pemborosan (waste) secara terus menerus (John A. White: Production
HandBook, GeorgiaInstitute of Technology, 1987).
Interval waktu dari mulai proses produksi sampai produk selesai dan dikirim kepada pelanggan
disebut through-put time.
1. Waktu pemrosesan (processing time)
2. Waktu inspeksi
3. Moving time
4. Waktu tunggu
5. Waktu simpan
Persyaratan JIT
1. Organisasi Pabrik
Pabrik dengan sistem JIT berusaha mengatur layout berdasarkan produk. Semua
proses yang diperlukan untuk membuat produk tertentu diletakkan dalam satu lokasi.
2. Pelatihan/Tim/Ketrampilan
Karyawan diberi pelatihan mengenai bagaimana menghadapi perubahan dari sistem
tradisional, bagaimana cara kerja JIT, apa yang diharapkan dari JIT, dan bagaimana
akibat JIT.
3. Membentuk Aliran/Penyederhanaan
Setiap lini produksi didesain membentuk aliran produksi, menyeimbangkan aliran
tersebut, dan memecahkan masalah awal.
Visibilitas/Pengendalian Visual
Pabrik dengan JIT diatur sehingga mudah diketahui apakah proses produksi berjalan
dengan normal atau memiliki masalah.
4. Kanban Pull System
Jangan mengirim produk rusak ke produk berikutnya
Proses berikutnya hanya mengambil apa saja yang dibutuhkan pada saat dibutuhkan
Memproduksi hanya sejumlah yang diambil oleh proses berikutnya
Meratakan beban produksi
Menaati instruksi Kanban pada saat fine tuning
Melakukan stabilisasi dan rasionalisasi proses
Manfaat JIT
1. Mengurangi ruangan gudang penyimpanan barang
2. Mengurangi waktu setup dan penundaan jadwal produksi
3. Mengurangi pemborosan barang rusak dan barang cacat dengan mendeteksi kesalahan pada
sumbernya
4. Penggunaan mesin dan fasilitas secara baik
5. Menciptakan hubungan yang lebih baik dengan pemasok
6. Layout pabrik yang lebih baik dan pengendalian kualitas dalam proses
3. TOC
Garrison dkk (2013) memberikan penjelasan bahwa “Theory of Constraint is based on the insight
that effectively managing the constraint is a key to success” dan Blocher dkk (2013) memberikan
pengertian bahwa Teori kendala (Theory of Constraint/ToC) merupakan teknik strategis untuk
membantu perusahaan secara efektif meningkatkan faktor keberhasilan kritis yang sangat penting,
yaitu wakti siklus dimana lama waktu bahan baku diubah menjadi barang jadi.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa identifikasi kendala yang dihadapi perusahaan menjadi suatu
peluang yang diolah menjadi peluang yang wajib diraih.
Kunci utama dalam ToC adalah Throughput, Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas
melalui penjualan atau sama dengan penjualan dikurangi bahan yang dibutuhkan dalam produk yang
terjual.
Teori kendala (Theory of Constraint/ToC) dikembangkan oleh Goldratt dan Cox untuk membantu
para manajer meningkatkan profitabilitas perusahaan secara keseluruhan. Fokus teori ini adalah
Perhatian Manajer terhadap kendala atau pemborosan yang memperlambat proses produksi.
ToC mengarahkan mengarahkan perhatian Manajer kepada kecepatan bahan baku produk dan
komponen yang dibeli diproses menjadi produk akhir dan diserahkan kepada pelanggan.5 (Lima)
langkah dalam analisis Teori Kendala (Theory of Constraint) adalah, sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi kendala yang mengikat.
2. Menentukan pemanfaatan yang paling efisien untuk setiap kendala yang mengikat.
3. Mengelola aliran sepanjang kendala mengikat.
4. Menambah kapasitas pada kendala yang mengikat.
5. Merancang ulang proses pemanufakturan ke arah ‘fleksibilitas’ dan ‘througput’ yang tepat
ToC menggunakan pendekatan jangka pendek dalam melaksanakan analisis profitabilitas,
karena ToC hanya menekankan pada biaya yang berkaitan dengan bahan, sehingga ToC merupakan
strategi menentukan komposisi produk terbaik dalam jangka pendek pada industri manufaktur melalui
penyesuaian komposisi produk dan melalui perhatian terhadap pemborosan produksi.
4. LOMC (Load orientedManufacturing Control)
Salah satu tujuan dari suatu sistem manufaktur yang cukup penting adalah mengurangi lead time
dan tingkat persediaan setengan jadi. Untuk mencapai tujuan tersebuat telahdikembangkan suatu
konsep baru dalam pengendalian sistem manufaktur yaitu konsep bebankerja. Salah satu konsep
beban kerja yang dikembangkan adalah Load Oriented Manufakturing Control (pengendalian
manufaktur berorientasi beban).Beban yang berlebih akan menyebabkan kondisi yang lebih buruk
terhadap competitor order yang mengantri serta pengurutan operasi akan semakin tidak menentu.
Prosedur Load Oreiented Manufacturing Control
Prosedur dari
Load Oriented Manufacturing Control
adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan Kapasitas (Capacity Planning)
2. Perencanaan Release Order (Pelepasan order)
3. Sequencing
4. Memonitoring perhitungan data (monitoring data calculation)
Perencanaan Kapasitas
Kapasitas didefinisikan sebagai jumlah output (produk) maksimum yang dapat dihasilkan
suatu fasilitas produksi dalam suatu selang waktu tertentu. Pengertian ini harus dilihat dari
tiga perspektif agar lebih jelas, yaitu:
1. Kapasitas desain: Menunjukkan output
maksimum pada kondisi ideal di mana tidak terdapatkonflik penjadwalan, tidak ada produk yang
rusak atau cacat, perawatan hanya yang rutin.
2. Kapasitas efektif: Menunjukkan output
maksimum pada tingkat operasi tertentu. Padaumumnya kapasitas efektif lebih rendah daripada
kapasitas desain.
3. Kapasitas aktual: Menunjukkan output
nyata yang dapat dihasilkan oleh fasilitas produksi.Kapasitas aktual sedapat mungkin harus
diusahakan sama dengan kapasitas efektif.Ada dua faktor tambahan yang harus dipertimbangkan
dalam menentukan kapasitastersedia. Faktor pertama adalah utilisasi. Faktor kedua adalah efisiensi.
Efisiensi secara formaldidefinisikan sebagai rata-rata dari jam standar produksi per jam kerja aktual.
Jika waktu standar secara tepat benar, efisiensinya adalah 1. Jika waktu yang sebenarnya dibutuhkan
untuk melakukan pekerjaan adalah kurang dari waktu standar, efisiensinya lebih dari 1. Jika
waktuyang sebenarnya dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan lebih dari waktu standar,
efisiensinyakurang dari 1.
Rumus berikut merupakan rumus menentukan kapasitas tersedia.
Waktu tersedia = jumlah mesin jam kerja
Kapasitas tersedia = waktu tersedia x utilisasi x Efisiensi