Fusi Protoplas Tanaman Terung.pptx

11
FUSI PROTOPLAS PADA TANAMAN Joko Purwanto Ai Astuti Farida Hidayah

Transcript of Fusi Protoplas Tanaman Terung.pptx

Fusi Protoplas Tanaman Terung

Fusi Protoplas pada TanamanJoko PurwantoAi Astuti Farida Hidayah

Solanum melongenaTerung merupakan tanaman sayuran yang sangat populer. Di indonesia tanaman ini dikonsumsi sebagai sayur maupun lalapan.Selain rasanya enak, terung mangandung gizi yang memadai, antara lain protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, besi, serta beberapa vitamin yaitu A, B, dan C

Banyak petani indonesia yang menanam terung serangan penyakit layu (Ralstonia solanacearum) Varietas tahan penyakit terung liar (Solanum sanitwongsai) Pemberantasan penyakit biologis, kimiawi, kultur teknis kurang efektif Menciptakan kultivar tahan penyakit memasukkan sifat varietas tahan penyakit kedalam varietas komersial tidak dapat melalui pemuliaan konvensional ketidak sesuaian genetik teknologi baru dalam transformasi sel fusi protoplas

Fusi protoplasma untuk mendapatkan hibrida baru dari dua individu yang secara genetik tidak kompatibel atau untuk mentransfer gen-gen yang belum teridentifkasi serta memperbaiki sifat-sifat yang diturunkan secara poligenik

Bahan yang digunakan Bahan tanaman varietas Dourga, Kopek, Medan media MS (murashige dan skoog ) + vitamin MW ( morel dan wetmore), 20g sukrosa, 7g agar inkubasi dengan suhu 25-27C dg penyinaran lampu fluorescen 1.000 lux 4 minggu helain daun diambil sumber protoplas

Larutan enzimkomposisi yang digunakan : 0,5% selulase onozuka RS; 0,5% macerozim R-10 (yakult honsha Co); 0,05% MES; dan 9,1% manitol pH 5,5-5,6 sterilisasi dg filter ukuran 0,22 mm diambil 6 ml cawan petri ukuran 60 mm x 15 mm

Isolasi Protoplas penggoresan daun dan inkubasibagian bawah daun digores dg pisau (2-3 mm) cawan petri (6 ml enzim) 8-10 lembar inkubasi dg suhu 27C selama 16 jam (tanpa cahaya) digoyangkan selama 20-30 s Pemurnian protoplas larutan berisi protoplas saring dg metallic sieve ukuran 100mm tabung sentrifus ukuran 15 ml ( kecepatan 1800 rpm selama 300 s) supernatan dibuang dg pipet endapan diresuspensi dg 10 ml sukrosa 21% sentrifus utk pemurnian (1800 rpm selama 600 s) protoplas yg terapung dipipet tabung sentrifus baru

pencucian protoplas protoplas tabung sentrifuse (2-5 ml larutan 0,5 M manitol+0,5 M CaCl2) dg kecepatan 1800 rpm selama 300 s (menghilangkan pengaruh enzim & sukrosa) memipet supernatan endapan protoplas penghitungan protoplas protoplas hasil cucian 0,1 ml dan diencerkan 10x (0,9 ml) gelas haemositometer menghitung protoplas

Kultur ProtoplasProtoplas 105 masing kultivar diencerkan 1x 104 cawan petri berisi 6 ml media cair (0,1 ml/cawan medium (KM8P & VKM+ (ZPT 0,2 mg/12,4-D + 0,5 mg/l zeatin + 1,0 mg/l NAA )) pH 5,7-5,8 disterilisasi filter ukuran 0,22 m mengamati yg membentuk dinding sel, membelah, dan koloni sel

Pengnceran KulturSuspensi protoplas tiap cawan 3 cawan cawan petri baru (10 ml KM8P & VKM + 0,1 mg/12,4-D + 2,0 mg/l BA) ruang inkubasi (cahaya 1000 lux selama 12 jam) mikrokalus & kalus

Regenerasi TunasMikrokalus 3-5 mm pinset cawan petri 90x 15 mm ( MS + vit MW + 20 g/l sukrosa + 2 g/l gelrite + 0,1 mg/l IAA ) 2,4, dan 6 mg/l zeatin inkubasi (1000 lux dg suhu 25-27 C ) terbentu tunas botol kultur (MS + Vit MW + 30 g/l sukrosa + 2 g/l gelrite