FUNDAMENTALS OF SPEEDTRONIC MARK V CONTROL SYSTEM1
Transcript of FUNDAMENTALS OF SPEEDTRONIC MARK V CONTROL SYSTEM1
Kontrol Speedtronic Mark V berisikan sejumlah control, proteksi dan sistem tahapan
(sequence) yang didesain untuk keandalah dan operasi yang aman pada Turbin Gas. Bab ini
menerangkan bagaimana control turbin gas yang dibutuhkan sesuai, dengan menggunakan
blok diagram sederhana dan one line diagram Speedtronic Mark V control, proteksi dan
sistem sequence. Turbin Gas yang menggerakan Generator digunakan sebagai acuan
penulisan.
SISTEM KONTROL
Desain Dasar
Pengontrolan turbin gas dilakukan pada saat start-up, akselerasi, kecepatan,
temperature,shutdown, dan fungsi control manual seperti pada gambar 1. Sensor
memonitor kecepatan turbin, temperature exhaust, tekanan keluaran kompresor (CPD) dan
perameter lain untuk mengetahui kondisi operasi unit. Ketika dibutuhkan untuk merubah
kondisi operasi turbin gas karena perubahan beban atau kondisi ambient, control akan
mengatur jumlah bahan bakar ke turbin gas. Sebagai contoh, jika temperature exhause
cenderung lebih tinggi dari nilai yang diperbolehkan untuk kondisi operasi yang diberikan,
sistem control temperature mengurangi suplai bahan bakar ke turbin dan dengan demikian
temperature exhaust dapat dibatasi.
Kondisi operasi turbin dirasakan dan digunakan sebagai sinyal umpan balik (feedback)
ke sistem control Speedtronic. Ada tiga control utama yang dikontrol selama turbin operasi
yaitu star-up, kecepatan, dan temperature. Hasil (outpu) dari loop control ini dihubungkan
ke sirkuit minimum value gate (MVG) seperti pada gambar 1. Mode control kedua dari
akselerasi, manual FSR dan shutdown bekerja dengan cara yang sama.
Fuel stroke reference (FSR) adalah sinyal perintah untuk aliran (flow) bahan bakar.
Minimum Value Gate menghubungkan sinyal ouput dari enam mode control ke pengontrol
FSR, output FSR yang terendah dari ke enam control loop dibolehkan melewati gate ke
sistem control bahan bakar (fuel control system) sebagai control FSR. Pengontrolan FSR
akan memberikan input bahan bakar ke turbin pada jumlah yang dibutuhkan sistem control.
Hanya satu control loop akan dikontrol pada setiap waktu tertentu dan control loop yang
sedang mengontrol FSR akan ditampilkan dilayar computer (CRT).
Gambar 2 menunjukkan skema yang lebih detail dari sistem control loop. Hal ini dapat
menjadi referensi selamaa menerangkan dari masing- masing loop untuk menunjukkan
penghubung/hubungannya.
Kontrol dan Sequence Start-Up/Shutdown
Kontrol Start-up membawa turbin gas dengan aman dari kecepatan nol ke kecepatan
operasinya dengan menyediakan bahan bakar dengan jumlah yang tepat untuk menjaga
pembakaran, mengakselerasikan turbin, dan melakukan hal tersebut dengan tujuan untuk
meminimalkan low cycle fatique pada bagian hot gas path selama tahapan (sequence)
tersebut. Hali ini melibatkan tahapan yang tepat dari sinyal perintah ke peralatan
accessories, peralatan start dan sistem control bahan bakar. Karena sebuah start up yang
aman dan sukses tergantung pada ketepatan fungsi turbin gas (TG), penting untuk
memeriksa dan menguji dari bagian yang dipilih dalam tahapan (sequence) tersebut.
Kebanyakan sirkuit control logic dihubungkan tidak hanya dengan peralatan control
penggerak, tetapi bisa juga sirkuit proteksi/pengaman dan mengandung kondisi permissive
sebelum dip roses.
Nilai umum untuk settingan control diberikan pada penjelasan ini untuk membantu
mengerti sistem operasi. Nilai sebenarnya dari control ini diberikan pada spesifikasi control
untuk peralatan perbagiannya.
Pendeteksi Kecepatan
Bagian yang penting dalam tahapan control start-up dan shutdown Turbin Gas (TG)
adalah penginderaan / pembacaan kecepatan yang tepat. Kecepatan turbin diukur dengan
magnetic pickup dan akan dibahas dalam control kecepatan.
Detektor kecepatan dan relay kecepatan ini pada dasarnya digunakan untuk :
L14HR Kecepatan Nol (kira-kira 0% kecepatan)
L14HM Kecepatan Minimum (kira – kira 16% kecepatan)
L14HA Keceparan Akselerasi (kira-kira 50% kecepatan)
L14HS Kecepatan Operasi (kira-kira 95% kecepatan)
Detektor kecepatan nol, L14HR memberikan sinyal ketika poros turbin start atau stop
berputar. Ketika kecepatan poros dibawah 14HR, atau pada kecepatan nol, L14HR bekerja
(fail safe) dan permissive logic memerintahkan ratchet atau operasi slow roll selama
sequence start-up / cooldown turbine automatis.
Detektor kecepatan minimum L14HM mengindikasi turbin sudah mencapai kecepatan
minimum pembakaran dan mengawali (initiates) siklus pembilasan (purging) sebelum bahan
bakar dimasukkan dan sebelum pembakaran. Lepasnya relay kecepatan minimum L14HM
menyediakan beberapa fungsi permissive dalam start ulang TG setelah Shutdown.
Relay kecepatan akselerasi L14HA memberikan indikasi ketika turbin sudah mencapai
kira-kira 50% kecepatan (putaran), hal ini menandakan start-up turbin sedang berlangsung
dan kunci fitur prpteksi (protective feature).
Sensor kecepatan tinggi L14HS memberikan indikasi ketika turbin pada kecepatannya
dan sequence akselerasi (p[ercepatan) hamper selesai. Sinyal ini menyediakan control logic
untuk berbagai sequence control seperti menyetop pompa auxiliary lube oil dan menstart
blower turbine shell/exhaust frame.
Apabila turbin dan generator melambat selama situasi frekuensi rendah, L14HS akan
lepas pada setting kecepatan under frequency. Setelah L14HS lepas breaker generator akan
trip (open) dan referensi kecepatan turbin TNR akan di set kembali menjadi 100,3%. Saat
turbin menaikan kecepatan, L14HS kembali bekerja kemudian turbin akan membutuhkan
kembali sinyal start sebelum mensinkron automatis generator dengan jaringan lagi.
Pada setting sebenarnya relay kecepatan dicantumkan pada Spesifikasi control dan
deprogram dan processor RST sebagai EEPROM Control Constants.
KONTROL START-UP
Kontrol Start-Up beroperasi sebagai control open loop menggunakan level dari sinyal
perintah FSR yang sudah si set. Levelnya adalah “ZERO”, “FIRE”, “WARM-
UP”, :ACCELERATE”,dan ”MAX”. Spesifikasi control menyediakan setting perhitungan bahan
bakar yang tepat yang dibutuhkan di setiap levelnya. Tingkatan (level)FSR di set/ditentukan
sebagai control yang tetap pada start-up control Speedtronic MK V.
Sintal control FSR Start-Up dioperasikan melalui penghubung nilai minimum
(minimum value gate) untuk memastikan fungsi control lain dapat membatasi FSR sesuai
dengan yang dibutuhkan.
Sinyal perintah untuk bahan bakar digerakan oleh software speedtronic start-up
control. Sebagai tambahan kepada tiga tingkat aktif-start-up, software menentukan FSR
minimum dan maksimum dan menyediakan control FSR manual. Dengan menkan target
MAN-FSR CONTROL dan FSR GAG RAISE or LOWER memungkinkan untuk mengatur secara
manual FSR diantara nilai FSR min. dan max.
Ketika turbin tidak beroperasi, pengecekan secara elektronik menghentukan system
bahan bakar dan control valve, accessories dan suplai tegangan. Pada keadaan ini
“SHUTDOWN STATUS” akan ditampilkan pada layar computer. Mengaktifkan switch master
operasi / master operation switch (L43) dari kondisi OFF menjadi mode operasi akan
mengaktifkan sirkuit yang sudah siap (ready). Jika semua sirkuit proteksi dan trip
ditampilkan, mengindikasi turbin dapat menerima sinyal start. Menekan target “START”
switch master control (L1S) dan “EXECUTE” akan memberikan sinyal start ke tahapan logic
(logic sequence).
Sinyal start menghidupkan (energizes) master control dan sirkuit proteksi (L4Circuit)
dan menyetart peralatan bantu (auxiliary) yang dibutuhkan. Sirkuit L4 mengijinkan
memberikan tekanan pada system trip oil dan menugaskan kopling penyetart untuk start
jika tersedia. Dengan permissive sirkuit L4 dari kopling terpasang, perlatan start (starting
devices) mulai berputar. Tampilan status start-up “STARTING” akan muncul dilayar
computer MK V. Lihat pada titik A pada gambar 3 Typical Start-up Curve.
Ketika turbin mulai berputar sinyal L14HR memberhentikan (de-energized) kopling
start solenoid 20CS dan mematikan hydraulic rachet. Kemudian kopling membutuhkan torsi
dari starting device agar dapat tetap bekerja. Relay kecepatan turbin L14HM
mengindikasikan bahwa turbin berputar pada kecepatan yang tepat yang dibutuhkan untuk
purging (pembilasan) dan penyalaan pada alat pembakaran. Unit yang menggunakan bahan
bakar gas yang mempunyai susunan/konstruksi exhaust yang dapat menjebak kebocoran
gas memiliki purge timer. L2TV dengan awalan perintah sinyal L14HM. Waktu pembilasan
diset untuk memungkinkan 3 s/d 4 kali perubahan udara yang melalui unit untuk
meyakinkan bahwa setiap campuran yang dapat terbakar sudah dibilas system. Kondisi start
akan menahan kecepatan sampai L2TV telah menyelesaikan siklusnya. Unit yang tidak
memiliki sitem extensive exhaust bias tidak memiliki purging timer, tetapi mengandalkan
siklus start dan aliran udara alami untuk membilas system.
Sinyal L14HM atau selesainya siklus pembilasan L2TVX membolehkan flow bahan
bakar, penyalaan, pengesetan level FSR pembakaran dan inisiasi timer pembakaran L2F.
Lohat titik B pada gambar 3. Ketika flame detector (L28FD) mengeluarkan sinyal yang
mengidentifikasi api sudah ada di ruang bakar, timer Warm-Up L2W bekerja dan sinyal
perintah bahan bakar mengurangi level FSR bahan bakar ke level “WARM UP”. Waktu warm
up meminimalkan thermal stress bagian – bagian yang dilalui gas panas (hot gas path)
selama awal proses start-up.
Jika tidak ada nyala api sampai dengan waktu warm-up (timer L2F) selesai, selama 60
detik, flow bahan bakar dihentikan. Unit dapat diberikan sinyal start lagi, tetapi pembakaran
akan ditunda oleh timer L2TV untuk mencegah akumulasi bahan bakar dalam pelaksanaan
start yang berulang kali. Tahapan ini terjadi walaupun unit tidak memerlukan inisiasi
terhadap pembilasan L2TV.
Pada saat periode warm-up selesai (Lw@X), control start-up mengatur ramps FSR
pada laju yang sudah ditentukan sebelumnya diset untuk ”ACCELERATE LIMIT”. Siklus start-
up dirancang untuk menghasilkan campuran bahan bakar, turbin memulai fase akselerasi
start-up. Koplind ditahan selama starting device (cranking) membersihkan torsi ke Tubin
Gas. Ketika kecepatan turbin melebihi putaran motor cranking kopling akan lepas, kemudian
cranking akan berhenti. Relay kecepatan L14H menandakan tubin sedang akselerasi.
Akhir fase start-up ketika unit mencapai Full Speed No Load (FSNL) lihat titik D pada
Gambar 3. FSR akan dikontrol speed loop dan auxiliary system automatis di shutdown.
Software control start membuat level maksimum sinyal FSR yang diberikan selama
start-up. Seperti yang telah ditentukan sebelumnya, control sirkuit yang lain dapat dikurangi
dan mengatur FSR melakukan fungsi control mereka. Pada fase akselerasi pada saat start-up
control FSR biasanya melewati/mencapai control akselerasi, dengan mengamati laju control
akselerasi rotor. Ini mungkin terjadi tetapi tidak normal, untuk mencapai limit control
temperature, layar CRT (computer) akan menunjukan parameter mana yang membatasi
atau mengontrol FSR.