SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada...

95
STRATEGI DAKWAH RADIO DAIS 107.9FM MASJID AGUNG JAWA TENGAH PADA PROGRAM SIARAN “NADA TAQWA” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Disusun Oleh : YASINTHA ARDIYANI 1401026093 FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2019

Transcript of SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada...

Page 1: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

STRATEGI DAKWAH RADIO DAIS 107.9FM MASJID

AGUNG JAWA TENGAH PADA PROGRAM SIARAN “NADA

TAQWA”

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)

Disusun Oleh :

YASINTHA ARDIYANI

1401026093

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2019

Page 2: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

ii

ii

Page 3: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

iii

PENGESAHAN

N

Page 4: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

iv

Page 5: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

v

PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan Alhamdulillah, skripsi ini penulis persembahkan untuk:

1. Kedua orang tuaku Bapak Ambar Cahyono dan Ibu Sri Susanti yang telah

mengasuh, mendidik, dan memberikan kasih sayang tanpa batas serta do’a

yang tulus.

2. Kakakku Adha Ardiyono dan Adekku Pangesti Ardiyani. Semoga

kebahagiaan selalu menyertai disetiap langkah dalam hidup kalian.

3. Teman-teman KPI C 2014, serta sahabat seperjuang Fina, Alifta, Ghaffar,

Ghufron, Amir, Ulna, Zakia, Rani, Ella, Laely, Muntamah dll yang telah

memberikan semangat dan motivasi serta menghibur disaat susah, ketawa

bareng disaat senang. Momen inilah yang akan kita rindukan kawan.

4. Big Family Walisongo Tv. Azizi, Aini, Ela, Rani, Rifai, Maryono, Dadang,

Firyal dll kalian semua adalah keluarga yang akan selalu aku rindukan

kebersamaannya.

5. Teman-teman HMJ KPI dan LPM MISSI yang telah memberikan banyak

pengalaman dan ilmu yang bermanfaat.

6. Teman-teman KPI 2014 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Page 6: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

vi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim, puji syukur penulis sampaikan kepada Allah

SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul “Strategi Dakwah Radio Dais

107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa”

Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada Baginda

Rosulullah SAW, para kerabat, sahabat, dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang

secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan bantuan dan semangat

kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Dengan segala hormat, penulis

menyampaikan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Muhibbin, M. Ag. selaku Rektor UIN Walisongo Semarang.

2. Dr. H. Awaludin Pimay, Lc., M. Ag. selaku Dekan Fakultas Dakwah dan

Komunikasi UIN Walisongo Semarang.

3. Dra. Hj. Sholihati, M. A. dan Nilnan Nikmah, M. Si. selaku Ketua Jurusan

dan Sekretaris Jurusan KPI UIN Walisongo Semarang.

4. Drs. Ahmad Anas, M. Ag. dan Rustini Wulandari, S. Sos., M. Si.selaku

pembimbing yang dengan penuh kesabaran telah berkenan meluangkan

waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingannya dan pengarahan

dalam penyusunan skripsi ini.

5. Segenap dosen dan asisten dosen serta civitas akademika Fakultas Dakwah

dan Komunikasi yang telah membagi ilmu dan pengalamannya kepada

penulis di bangku kuliah. Serta segenap karyawan yang telah membantu

menyelesaikan administrasi.

6. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu mendo’akan dan memberikan semangat,

kasih sayang dan segala yang terbaik untuk penulis, sehingga penulis bisa

mendapat gelar sarjana ini.

7. Kakakku Adha Ardiyono dan Adikku Pangesti Ardiyanti yang selalu menjadi

tempatku berkeluh kesah tentang semua yang penulis alami

Page 7: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

vii

8. Sahabat-sahabat seperjuangan, Fina, Alifta, Eza, Ghaffar, Ghufron, Ulna

dkk. Terimakasih untuk senyuman, semangat, dan canda tawa kalian.

9. Teman-teman Walisongo Tv

10. Teman-teman KKN Posko 14 Kebonagung Demak

11. Teman-teman KPI C 2014

12. Teman-teman HMJ KPI dan LPM MISSI

Kepada mereka semua, penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain

rasa tulus terimakasih dengan diiringi do’a semoga Allah SWT membalas semua

amal kebaikan mereka. Amin.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini belum mencapai

kesempurnaan. Namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

penulis sendiri dan khususnya para pembaca.

Semarang, 03 Mei 2019

Yasintha Ardiyani

NIM. 1401026093

Page 8: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

viii

MOTTO

Ketika Anda menemukan sesuatu yang Anda sukai untuk dikerjakan, maka

lakukanlah yang terbaik.

Page 9: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

ix

ABSTRAK

Strategi Dakwah Radio Dais 107.9FM Masjid Agung Jawa Tengah pada

Program Nada Taqwa

Yasintha Ardiyani

(1401026093)

Perkembangan teknologi informasi komunikasi telah mempermudah

kegiatan dakwah, keberadaan media massa dapat dimanfaatkan sebagai media

untuk menyampaikan pesan dakwah. Radio Dais Masjid Agung Jawa Tengah

sebagai salah satu lembaga penyiaran turut melakukan dakwah melalui siaran

radio, salah satunya dengan melahirkan program dakwah berupa Nada Taqwa.

Program Nada Taqwa merupakan program hiburan untuk agama Islam yang

disiarkan dengan format live atau langsung, diudarakan setiap hari pukul 15:30

sampai 16:30 WIB. Bahasa yang digunakan oleh Program Nada Taqwa

menggunakan bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa Indonesia yang santai

merupakan implementasi Radio Dais untuk menjadi radio yang bersifat

bersahabat. Kekuatan dan daya tarik media radio terletak pada perpaduan antara

suara dan musik. Bahasa siar yang digunakan penyiar dalam pogram Nada Taqwa

menggunakan bahasa yang ringan dan mudah dipahami, ringan dalam artian

merupakan bahasa keseharian. Materi yang disampaiakan oleh penyiar mengenai

aqidah maupun ibadah yang berlandaskan Alqur’an dan hadist, serta materi

disesuaikan dengan event kalender yaitu peringatan dan isu yang sedang terjadi di

masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi dakwah

yang digunakan oleh program Nada Taqwa.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan

metode analisis deskriptif. Data diperoleh melalui wawancaraa, observasi, dan

dokumentasi yang dilakukan penulis terhadap program Nada Taqwa.

Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah program Nada

Taqwa menggunakan beberapa strategi untuk menyampaikan pesan dakwahnya,

yaitu menentukan jadwal siaran serta memahami sasaran dakwah, menentukan

metode dakwah yang digunakan, dan melakukan evaluasi terhadap pelakasanaan

dakwah dalam program Nada Taqwa.

Kata kunci: Strategi dakwah, dan Program siaran.

Page 10: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ iv

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v

KATA PENGANTAR .................................................................................... vi

MOTTO .......................................................................................................... viii

ABSTRAK ...................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................... 6

D. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 7

E. Metode Penelitian .......................................................................... 11

F. Sistematika Penulisan .................................................................... 15

BAB II STRATEGI DAKWAH dan RADIO .............................................. 17

A. Strategi Dakwah ............................................................................. 17

1. Pengertian Strategi Dakwah ..................................................... 17

2. Jenis Strategi Dakwah .............................................................. 19

3. Azas Strategi Dakwah .............................................................. 20

4. Strategi Dakwah ....................................................................... 21

B. RADIO ........................................................................................... 22

1. Sejarah Radio Siaran ................................................................ 22

2. Program Siaran Radio .............................................................. 23

3. Strategi Program....................................................................... 28

4. Lembaga Penyiaran di Indonesia ............................................. 31

C. Radio Sebagai Media Dakwah ....................................................... 33

1. Fungsi Radio Sebagai Media Dakwah .................................... 33

Page 11: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

xi

2. Kelebihan Radio Sebagai Media Dakwah ............................... 34

3. Kekurangan Radio Sebagai Media Dakwah............................ 35

BAB III GAMBARAN UMUM RADIO DAIS 107.9 FM SEMARANG .. 37

A. RADIO DAKWAH ISLAM (DAIS) FM SEMARANG ............... 37

1. Sejarah Berdirinya Radio DAIS 107.9 FM Semarang ............. 38

2. Visi, Misi, dan Tujuan Radio DAIS 107.9 FM Semarang ....... 40

3. Perkembangan Radio Dais ....................................................... 42

4. Struktur Organisasi Radio DAIS 107.9 FM Semarang ............ 45

5. Program Siaran Radio DAIS 107.9 FM Semarang .................. 46

6. Peralatan Siaran Radio DAIS 107.9 FM Semarang ................. 53

B. Program Siaran Nada Taqwa ......................................................... 56

1. Profil Program Nada Taqwa .................................................... 56

2. Job Description ....................................................................... 58

C. Strategi Dakwah Program Nada Taqwa ......................................... 58

1. Menentukan time schedule ....................................................... 58

2. Menentukan Format Siaran ...................................................... 59

3. Menambahkan Insert yang Menarik......................................... 59

BAB IV ANALISIS STRATEGI DAKWAH PADA PROGRAM NADA

TAQWA ............................................................................................. 61

A. Analisis Pemetaan Dakwah ............................................................ 61

B. Analisis Menentukan Metode Dakwah .......................................... 67

C. Analisis Evaluasi Program Nada Taqwa ....................................... 70

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 77

A. KESIMPULAN .............................................................................. 77

B. SARAN .......................................................................................... 78

C. PENUTUP ...................................................................................... 78

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

BIODATA

Page 12: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dakwah merupakan salah satu kewajiban utama dalam Islam. Sebagai

agama penyempurna, Islam diterima Rasulullah pertama kali hingga sampai

pada kita saat ini merupakan rangkaian dakwah yang tidak terputus

pelaksanaannya. Sebagai konsekuensinya misi Islam tersebut diperuntukan

untuk seluruh umat manusia dari berbagai penjuru dunia tanpa mengenal batas

geografis, maupun etnis dalam semua perjalanan waktu (Faqih, 2015 :9).

Dasar hukum dakwah tersebut disebutkan dalam Al Quran diantaranya surat

Al Imran ayat 104 :

Artinya : “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang

menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan

mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang

beruntung”(Q.S.al imran : 104).

Pada kenyataanya dakwah adalah aktivitas untuk mengajak manusia

agar berbuat kebaikan dan menurut petunjuk, menyeru mereka berbuat

kebajikan dan melarang mereka dari perbuatan munkar agar mereka

mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat (Samsul Munir, 2009 : xviii). Di

samping itu, dakwah Islam juga dapat dimaknai sebagai usaha dan aktivitas

orang beriman dalam mewujudkan ajaran Islam dengan menggunakan cara

tertentu kepada perorangan, keluarga, masyarakat dan negara yang

menyebabkan terbentuknya komunitas dan masyarakat muslim serta

peradabannya.

Ajaran Islam menghendaki terciptanya individu yang mantap dalam

akidah, ibadah, muamalah, maupun akhlaknya sehingga dari situ diharapkan

lahir masyarakat yang ideal berada dibawah naungan Allah SWT. Disinilah

Page 13: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

2

fungsi dakwah diperlukan untuk membina mental dan spiritual manusia

sesuai dengan ajaran Allah SWT. Menurut Aziz (2004: 60) fungsi dakwah

adalah :

1) Menyebarkan Islam kepada manusia sebagaimana individu dan

masyarakat sehingga mereka merasakan Islam benar-benar sebagai

rahmatan lil’alamin bagi seluruh makhluk Allah.

2) Melestarikan nilai-nilai Islam dari generasi ke generasi kaum muslimin

berikutnya sehingga kelangsungan ajaran Islam beserta pemeluknya dari

generasi ke generasi tidak terputus.

3) Berfungsi korektif artinuya meluruskan akhlak yang bengkok, mencegah

kemungkaran dan mengeluarkan manusia dari kegelapan rohani.

Pada hakikatnya dakwah adalah menyeru kepada umat manusia untuk

menuju kepada jalan kebaikan, memerintahkan yang ma’ruf dan mencegah

dari yang munkar dalam rangka memperoleh kebahagiaan di dunia dan

kesejahteraan di akhirat. Karena itu dakwah memiliki pengertian yang luas. Ia

tidak hanya berarti mengajak dan menyeru umat manusia untuk memeluk

Islam, lebih dari itu dakwah juga berarti upaya membina masyarakat Islam

agar menjadi masyarakat yang lebih berkualitas khairu ummah yang dibina

dengan ruh tauhid dan ketinggian nilai-nilai Islam (Pimay, 2006 : 14).

Strategi dakwah merupakan siasat, taktik, atau manuver yang

ditempuh dalam rangka mencapai tujuan dakwah. Strategi dalam

menyampaikan dakwah sangat diperlukan dalam kehidupan manusia. Dalam

mencapai tujuan dakwah maka diperlukan strategi atau cara untuk

mewujudkannya dengan perencaan yang baik yaitu : (1) memperjelas secara

gamblang sasaran-sasaran ideal, (2) merumuskan masalah pokok umat Islam,

(3) merumuskan isi dakwah, (4) menyusun paket-paket dakwah, dan (5)

evaluasi kegiatan dakwah karena itu dakwah harus sesuai dengan kondisi

masyarakat dalam konteks sosiokultural tertentu. Sebab dakwah Islam

dilaksanakan dalam kerangka sosiokultural yang sudah sarat dengan nilai,

pandangan hidup dan sistem tertentu. Penentuan strategi dakwah juga bisa

berdasar surat al-Baqarah ayat 129, ali Imran ayat 104, dan al Jumuah ayat 2.

Page 14: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

3

Ketiga ayat ini memiliki pesan yang sama yaitu tentang tugas para Rasul

sekaligus bisa dipahami sebagai strategi dakwah.

Dakwah terdapat unsur-unsur dakwah, antara lain da’i, pesan dakwah,

metode dakwah, media dakwah, mad’u dan efek dakwah. Salah satu unsur

dakwah yang penting adalah media dakwah. Penggunaan media dakwah yang

tepat akan menghasilkan dakwah yang efektif. Penggunaan media-media dan

alat-alat moderen bagi pengembangan dakwah adalah suatu keharusan untuk

mencapai efektivitas dakwah. Media yang dapat digunakan dalam aktivitas

dakwah antara lain : media tradisional, media cetak, media broadcasting,

media film, media audio visual, media audio, internet maupun media

elektronik lainnya. Penggunaan media modern sudah selayaknya digunakan

bagi aktivitas dakwah, agar dapat diterima oleh publik secara komprehensif

(Munir, 2009 : 14).

Pada saat ini media media massa bisa digunakan untuk

menyebarluaskan dakwah dengan berbagai sarana. Sarana-sarana dakwah

yang tersedia juga mempercepat proses penyebaran dakwah Islam. Sedangkan

pada masa lalu komunikasi dakwah dilakukan dengan tatap muka langsung

secara personal ataupun berkelompok. Sesuai dengan perkembangan zaman

teknologi, dunia dakwah menjadi berubah dengan menggunakan teknologi

informasi sekarang komunikasi dakwah bias dinikmati tidak hanya pada satu

tempat oleh satu kelompok saja, namun bisa dinikmati oleh seluruh dunia dan

semua kalangan.

Banyak sarana-sarana komunikasi dakwah yang bisa digunakan oleh

setiap da’i, lembaga atau organisasi sebagai subjek dakwah untuk

menyebarkan dakwah islamnya. Maka dari itu komunikasi dakwah melalui

media sangat diperlukan. Media adalah alat-alat fisik yang menjelaskan isi

pesan atau pengajaran, seperti buku, film, video kaset, slide dan sebagainya

(Munir, 2009 :113). Adapun yang dimaksud media dakwah, adalah peralatan

yang digunakan untuk menyampaikan materi dakwah kepada penerima

dakwah. Pada zaman modern seperti sekarang ini, seperti televisi, video kaset

rekaman, majalah, dan surat kabar (Bachtiar, 1997 : 35).

Page 15: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

4

Pada hakikatnya dakwah dapat dilaksanakan oleh siapa saja (umat).

Namun dalam praktek, umumnya dakwah dilakukan oleh para juru dakwah

atau muballigh/muballighoh

Dakwah bil lisan atau yang biasa disebut dakwah melalui lisan atau

perkataan adalah salah satu metode penyampaian dakwah melalui lisan.

Dakwah tidak hanya terdapat pada dakwah bil lisan akan tetapi dakwah,

tabligh atau khotbah tidak hanya di mimbar saja akan tetapi dengan

berkembangnya di zaman modern ini dakwah juga harus dilakukan dengan

menggunakan kecanggihan teknologi yang ada saat ini seperti adanya

teknologi radio.

Seiring dengan semakin canggih dan modernnya berbagai macam

teknologi informasi, dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,

khususnya teknologi komunikasi, menuntut adanya pembinaan keagamaan

sebagai pondasi kehidupan melalui media elektronik berupa siaran

keagamaan yang lebih bermutu dan profesional sesuai dengan tuntutan era

globalisasi.

Hal ini radio sebagai media audio sangat memperhatikan

komunikannya yaitu pendengar. Media radio ini hanya bisa didengarkan saja,

namun banyak masyarakat yang menggunakan radio walaupun saat ini media

televisi lebih banyak diminati oleh masyarakat. Pendengar (komunikan)

merupakan sasaran dari komunikator. Komunikasi akan efektif bila dapat

memikat perhatian pendengar, menarik minatnya, membuat pendengar

mengerti dan menyakinkan pendengar untuk melakukan kegiatan sesuai

pesan dari komunikator. Sedangkan sifat pendengar radio itu meliputi:

kesukaan, kegemaran, kebiasaan, minat dan keinginan.

Salah satu media radio yang memiliki karakteristik dakwah adalah

Radio Dakwah Islam 107.9 FM. Radio ini beralamat JL. Gajah, Sambirejo,

Gayamsari, Kota Semarang, Jawa Tengah 50166 tepatnya di menara Al-

Husna Masjid Agung Jawa Tengah. Radio DAIS ini memiliki beberapa

program on air, salah satunya program Nada Taqwa. Program ini di produksi

mulai tahun 2006 merupakan program yang dirancang dengan konteks

Page 16: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

5

request yang melibatkan pendengar. Nada Taqwa ini berbeda dengan dua

program request yang ada di Radio Dais, dalam program ini Nada Taqwa

hanya memutarkan lagu qosidah Arab dan rebana tidak ada lagu pop islam

yang biasa dinyanyikan band atau penyanyi dengan lirik bahasa Indonesia.

Permasalahan yang peneliti amati adalah lagu kasidah Arab yang

sudah lawas dan panjang yaitu tujuh sampai sepuluh menit perlagu masih

sering di request oleh pendengar hingga berkali-kali, padahal dalam program

ini penyiar diwajibkan untuk menyampaikan pesan singkat Islam sesuai

dengan RAS (Rencana Acara Siaran). Karena hal tersebut penyiar Nada

Taqwa sampai kewalahan dalam menerima request melalui telepon sebanyak

tujuh kali, ditambah request melalui pesan sms atau whatsapp melebihi dua

puluh request dari pendengar dan hanya dipilih beberapa saja. Keadaan ini

membuat beberapa pendengar meninggalkan siaran Nada Taqwa dan memilih

program lain. Namun dalam beberapa kurun waktu menurut penyiar radio

dais, saat ini mengalami penurunan pendengar. Waktu siaran Nada Taqwa 60

menit dalam sehari ini menjadi kendala bagi radio Dais bahwa dengan jam

siar satu jam kemudian lagu yang diputarkan dari request pendengar

mencapai tujuh sampai sepuluh menit perlagu dan harus diselingi pesan-pesan

dakwah, iklan, dan jingle membuat beberapa pesan tidak tersampaikan secara

keseluruhan.

Maka dari itu, peneliti mencoba memfokuskan strategi dakwah dari

program Nada Taqwa untuk tetap mempertahankan konsistensinya dalam

menyebarkan dakwah melalui lagu kasidah dan rebana. Pendengar tidak

hanya di perdengarkan kasidah saja namun hal penting dalam program ini

adalah pesan-pesan singkat Islam yang disampaikan langsung oleh pendengar

atau penyiar sebagai sisipan dalam siarannya. Berjalannya program Nada

Taqwa memiliki strategi dakwah yang bisa dijadikan dasar untuk mencapai

tujuan dakwah melalui radio. target pendengar dan pesan dakwah melalui

pesan singkat Islam yang tersampaikan secara baik.

Page 17: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

6

Sehubungan dengan ini Allah SWT telah berfirman tuntutannya

kepada umat untuk menyampaikan dakwah dalam surat An-Nahl 125 adalah

sebagai berikut :

ة بيل رىبكى بالكمى ادلم بالت هيى أىحسىن ادع إلى سى وعظىة الىسىنىة وىجى وىالمى

Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Rabb-mu dengan hikmah dan

pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih

baik”.

Ayat diatas memberikan petunjuk untuk menyerukan kebaikan kepada

sesama umat manusia dengan cara yang baik pula. Didalam ayat tersebut

memberikan petunjuk bahwa bisa dilakukan dengan menyampaikan dakwah

dengan baik salah satunya melalui program radio dakwah yang telah dikemas

untuk pendengar yang akan menerima pesan dakwah tersebut. Dengan

demikian di zaman yang lebih modern ini menyeru kebaikan dapat melalui

radio khususnya radio yang bergerak dalam ranah dakwah.

Berdasarkan pemaparan diatas, maka penulis tertarik untuk

melakukan kajian secara mendalam berkaitan dengan pelaksanaan strategi

dakwah di Radio DAIS FM 107.9Hz, hasil penelitian ini akan penulis sajikan

dalam bentuk tulisan dengan judul Strategi Dakwah Radio 107.9fm Masjid

Agung Jawa Tengah pada Program Siaran “Nada Taqwa”

B. Rumusan Masalah

Bagaimana strategi dakwah radio Dais 107.9 Fm Masjid Agung Jawa Tengah

pada program siaran “Nada Taqwa” ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka peneliti memiliki tujuan

penelitian ini untuk mengetahui strategi dakwah radio dais 107.9fm Masjid

Agung Jawa Tengah pada program Nada Taqwa. Berikut manfaat penelitian

yang dapat diperoleh dari penelitian :

Page 18: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

7

a) Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah

pengetahuan komunikasi dan dakwah, khususnya pada penyiaran islam

dengan menyampaikan dakwah dengan radio.

b) Manfaat Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dalam media

massa yang dapat digunakan untuk berdakwah, khususnya media radio.

D. Tinjauan Pustaka

Adanya penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian yang

sedang penulis teliti. Peneliti menyadari bahwa penelitian ini bukanlah yang

pertama kalinya. Maka dari itu peneliti melakukan telaah pustaka yang terkait

dengan judul yang peneliti teliti. Penelitian tersebut hampir sama dengan judul

yang diteliti.

Pertama, Penelitian yang dilakukan oleh Khaerussa’adah (2012)

dengan judul Strategi Radio PTDI UNISA 205 (106AM) dalam Menyiarkan

Siaran Dakwah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang membahas

tentang strategi yang digunakan radio PTDI UNISA dalam menyiarkan siaran

dakwah melalui radio. Penelitian ini merupakan studi kasus yang

menggunakan pendekatan wawancara dan observasi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi yang digunakan oleh radio

PTDI UNISA dalam mengembangkan dakwah melalui radio.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi yang digunakan radio PTDI

UNISA dalam mengembangkan dakwah tertuang dari berbagai aspek,

terutama aspek pengembangan program. Dakwah yang dikonsep tidak lagi

hanya bersifat konvensional akan tetapi bersifat modern melalui

pengembangan media. Meskipun begitu frekuensi AM masih menjadi salah

satu kendala bagi PTDI UNISA dalam menarik simpati pendengar. Namun hal

tersebut dijadikan oleh radio PTDI UNISA sebagai tantangan untuk membuka

terobosan baru dengan mengudara pada frekuensi FM tanpa harus

menghilangkan jalur AM.

Page 19: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

8

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Safa’atun (2015) dengan judul

Strategi Komunikasi Radio DAIS 107.9 FM Semarang pada Siaran Streaming.

Fokus penelitian ini Penelitian ini berawal dari latar belakang hadirnya ilmu

perkembangan dan teknologi baru yang ada di Indonesia dan mulai digunakan

oleh stasiun penyiaran publik, swasta, maupun komunitas untuk

menyebarluaskan siaran melalui media internet, yaitu streaming. Salah satu

radio yang menggunakan radio internet atau streaming untuk

menyebarluaskan program siarannya yaitu Radio Dakwah Islam (DAIS)

Semarang. Radio Dais merupakan radio komunitas yang memiliki visi misi

dakwah Islam. Dengan digunakannya radio streaming berarti siaran dakwah

meluas dan menjangkau pendengar yang berada diluar jangkauan siaran.

Semakin meluasnya jangkauan siaran maka harus digunakan strategi agar

tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Penelitian ini merupakan

penelitian kualitatif, dengan mengambil tempat Radio Dais 107.9 FM

Semarang. Teknik Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan

observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun metode analisis datanya

menggunakan analisis deskriptif untuk memaparkan tentang bagaimana

strategi komunikasi yang dilakukan oleh Radio Dais dalam siaran streaming.

Hasil dari penelitian skripsi ini adalah dalam menerapkan strategi komunikasi

Radio Dais terlebih dahulu mengenal khalayak sasaran (pendengar). Khalayak

sasaran Radio Dais adalah masyarakat kota Semarang dan sekitarnya dengan

melakukan telepon random dan mengirim pesan singkat, serta memanfaatkan

jejaring sosial seperti facebook dan twitter. Setelah mengetahui khalayak

sasaran, dalam menyusun materi pesan Radio Dais mengangkat tema yang

sedang aktual. Selanjutnya metode yang digunakan Radio Dais dalam

menyampaikan siarannya adalah dengan metode informatif, persuasif, dan

edukatif. Kemudian untuk menjangkau pendengar Radio Dais yang berada

diluar jangkauan, Radio Dais memilih media streaming dengan format

windows media dengan membuka alamat web www.dais1079fm.com.

Fasilitas yang disediakan berupa chatbox, pengunjung halaman bisa berkirim

Page 20: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

9

salam dan memberikan komentar. Proses streaming tergantung oleh jaringan,

sehingga kualitas suara terkadang tidak konstan.

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Nur Ariyanti (2010) dengan

judul Strategi Dakwah MTA Melalui Radio MTA 107.9 Surakarta. Fokus

penelitian ini mencoba menjabarkan tentang strategi dakwah MTA melalui

salah satu media massa yang di milikinya yaitu Radio MTA 107,9 FM

Surakarta. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yaitu prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau

lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Adapun strategi

dakwah melalui radio yang penulis maksud dalam penelitian ini merupakan

konsep yang memuat langkah-langkah yang terarah, terpadu dan integral

mengenai radio dengan mendayagunakan segala potensi yang dimiliki untuk

mengembangkan dakwah kepada kelompok sasaran yang telah ditentukan,

dengan mengarahkan manusia agar senantiasa bertakwa kepada Allah SWT

melalui media radio. Dalam hal ini strategi dakwah yang dikembangkan

Majelis Tafsir Al-Qur’an (MTA) dalam rangka mencapai sasaran dan tujuan

dakwahnya secara efektif dan efisien melalui Radio MTA 107,9 FM

Surakarta. Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap Yayasan Majelis

Tafsir Alqur’an (MTA) dan Radio MTA 107,9 FM Surakarta, ditemukan tiga

strategi utama yang digunakan MTA melalui salah satu media dakwahnya

tersebut, yakni; Strategi Adaptif, Strategi Diferensiasi, Strategi Diversifikasi.

Terlepas dari hasil yang telah dicapai, ketiga strategi tersebut telah

diimplementasikan dalam keseluruhan dakwah MTA melalui radio

dakwahnya.

Keempat, penelitian yang dilakukan oleh Heri Sunarno (2014) dengan

judul Strategi Komunikasi Radio Komunitas Dalam Mempertahankan

Eksistensinya. Fokus penelitian ini Penelitian ini didasari atas semakin

terkikisnya Radio Komunitas wilayah Pasuruan dalam bidang siarannya, maka

untuk itu dirasa penting untuk meningkatkan strategi managemen didunia

penyiaran radio Komunitas. Radio Komunitas merupakan media massa yang

bergerak dibidang siaran, dibentuk oleh sekelompok masyarakat dan

Page 21: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

10

dipergunakan untuk masyakat pula, oleh karena itu jika sebuah radio secara

perlahan sudah kehilangan eksistensinya di mata masyarakat, yang menjadi

masalahnya adalah ancaman kematiaan dalam penyiarannya, Untuk itu perlu

adanya peningkatan mutu manajemen penyiaran sesuai dengan pembacaan

kebutuhan yang menjadi kebutuhan sebuah komunitas. Type yang digunakan

dalam penelitian ini adalah secara Deskriptif Kualitatif, dengan menggunakan

pendekatan berupa observasi, wawancara dan dokumentasi. Target interview

dan observasi adalah staf (pengurus) radio Komunitas (Duta FM) digunakan

untuk mengetahui strategi komunikasi yang digunakan dalam penyiaran,

sedangkan interview pada audien (khalayak sasaran) adalah sebagai pengukur

secara deskriptif tentang seberapa jauh program siaran yang diterapkan Duta

FM diminati oleh khalayak sasaran. Temuan dari penelitian ini adalah, bahwa

strategi komunikasi dan manajemen siaran yang dilakukan Duta FM kurang

mengena dalam hal aplikasinya, dikarenakan kurang maksimal dalam

penerapan manajemen penyiaran.

Kelima, penelitian yang dilakukan oleh Mulyati (2011) dengan judul

penelitian Studi Analisis Program Siaran Dakwah di Radio Ngabar FM 106.2

Pondok Pesantren Kabupaten Ponorogo. Fokus penelitian ini yakni radio

siaran berkembang pesat seiring dengan tingkat peradaban manusia dan

kemajuan teknologi komunikasi. Kehadiran radio sebagai media dakwah

memang tidak menjadi masalah, namun bagaimana mengemas dakwah

melalui media radio agar lebih efektif masih merupakan hal yang perlu

dikaji lebih dalam oleh lembaga-lembaga dakwah. Terkait dengan

efektifitas tersebut ada hal yang paling mendasar yang perlu dikaji yakni

berkaitan dengan program siaran dakwah, dan juga yang tidak kalah

pentingnya adalah mengenai keterbatasan waktu yang disediakan untuk

program siaran dakwah di radio yang relatif sedikit. Radio Ngabar FM

Ponorogo merupakan radio yang dimiliki oleh Pondok Pesantren Walisongo

Ngabar Ponorogo yang berada pada frekuensi 106.2 MHz. Ekspektasi awal

pendirian Ngabar FM adalah selain menjaga dan terus berupaya

mengumandangkan eksisitensi Pesantren dihadapan publik, Ngabar FM

Page 22: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

11

dapat dijadikan sarana dakwah yang memang sebenarnya menjadi titik dasar

pendirian Ngabar FM sebagai sarana amar ma’ruf nahi munkar. Selain itu,

dengan adanya Ngabar FM Pesantren mendapatkan multi keuntungan dari

sisi finansial. Artinya, walaupun tidak termasuk radio komersil yang

mengedepankan keuntungan materi, Ngabar FM tidak menolak bagi siapa

saja yang memasang iklan. Akhirnya, hingga saat ini Ngabar FM

menjadi radio dengan program dakwah terbanyak walau juga tidak

mengesampingkan program hiburan lainnya yang sesuai dengan kapasitas

masyarakat saat ini.

Dapat dilihat dari kelima penelitian di atas sama-sama mengkaji

tentang radio. Berbeda dengan penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu

terfokuskan pada suatu program siaran dengan konsep program request. Disini

penulis mencoba menulis skripsi dengan judul Strategi Dakwah Radio Dais

107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Siaran “Nada Taqwa”

E. Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2014:2).

Metode penelitian adalah proses, prinsip, dan prosedur yang digunakan untuk

mendekati problem dan mencari jawaban dalam kegiatan penelitian. Dengan

kata lain, metodologi adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji topic

penelitian (Sulistio,2012: 35).

1) Jenis dan pendekatan penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yaitu penelitian

yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami

oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan

lain-lain, secara holistik, dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan

bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2011 : 6).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode

deskriptif kualitatif. Seperti yang diungkapkan Azwar (2013 : 6) penelitian

Page 23: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

12

deskriptif melakukan analisis hanya sampai pada taraf deskripsi, yaitu

menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih

mudah untuk difahami dan disimpulkan. Penelitian deskriptif bertujuan

menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik

mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu. Penelitian ini berusaha

menggambarkan situasi atau kejadian. Penelitian ini berusaha mencari

jawaban mengenai strategi dakwah radio 107.9 Dais FM Semarang pada

program siaran Nada Taqwa.

2) Definisi Konseptual

Strategi dakwah dapat diartikan sebagai siasat, metode, taktik atau

menuver yang digunakan dalam aktifitas dakwah dalam rangka

mencapai sasaran dan tujuan secara efektif dan efisien (Syukir, 1983: 32).

Adapun yang dimaksud strategi dakwah melalui radio merupakan

konsep yang memuat langkah-langkah yang terarah, terpadu, dan integral

mengenai radio dengan mendayagunakan segala potensi yang dimiliki

untuk mengembangkan dakwah kepada kelompok sasaran yang telah

ditentukan, dangan mengarahkan manusia agar senantiasa bertakwa

kepada Allah SWT melalui radio. Dalam hal ini strategi dakwah yang

dikembangkan oleh radio Dais yaitu dalam rangka mencapai sasaran dan

tujuan dakwahnya secara efektif dan efisien melalui program radio Nada

Taqwa.

3) Sumber dan Jenis Data

Data yang digali dalam penelitian ini adalah data dari dua sumber

penelitian yaitu :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian

dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data

langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari (Azwar,

2013 : 91). Adapun sumber data primer pada penelitian ini yaitu

penyiar Nada Taqwa dan pimpinan radio Dais Semarang. Data

Page 24: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

13

primernya berupa hasil wawancara dengan penyiar dan pimpinan

radio Dais Semarang.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data tidak langsung memberikan data kepada

pengumpulan data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen

(Sugiyono, 2014 : 225). Sumber data sekunder yaitu sumber data yang

diperoleh dari buku-buku, tulisan-tulisan, maupun dokumen yang

mendukung dan ada relevansinya dengan kajian peneliti.

4) Teknik dan Pengumpulan Data

Mengumpulkan data merupakan langkah yang tidak dapat dihindari dalam

kegiatan penelitian dengan pendekatan apapun termasuk penelitian

kualiatif ini (Danim, 2002 : 121). Teknik pengumpulan data merupakan

langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari

penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik

pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang

memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono, 2014 : 224).

1. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan

itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang

mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang

memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2011 : 186). Radio

Dais yang berperan sebagai da’I, penyiar sebagai narasumber dakwah

akan menjadi objek dari wawancara peneliti. Hal-hal yang ditanyakan

antara lain proses pelaksanaan siaran Nada Taqwa menggali data-data

yang berhubungan dengan strategi dakwah melalui program siaran

radio Nada Taqwa di radio Dais Semarang.

2. Observasi

Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian

berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam

dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2014 :

145). Dalam penelitian ini observasi yang dilakukan dengan

Page 25: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

14

mengamati untuk memperoleh data tentang proses pelaksanaan siaran

Nada Taqwa di radio Dais FM Semarang.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seseorang (Sugiyono, 2014 : 240). Penggunaan

metode dokumentasi ini dipergunakan untuk memperoleh data tentang

radio Dais Semarang seperti, visi misi, struktur organisasi daftar

karyawan, sarana dan prasarana, dan gambaran proses pelaksanaan

siaran di radio Dais khususnya program siaran Nada Taqwa dalam

menyampaikan dakwah.

5) Analisis Data

Menurut Bogdan dan Biklen dalam (Moleong, 2011 : 248), analisis

data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan

data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang

dapat dikelola, mensistensikannya, mencari dan menemukan pola,

menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan

apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan

dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,

menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam

pola, memilih mana yang penting, dan mana yang akan dipelajari, dan

membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun

orang lain (Sugiyono, 2014 : 244).

Analisis data merupakan suatu rangkaian kegiatan menelaah,

mengelompokan, menafsirkan dan verifikasi data agar sebuah fenomena

memiliki nilai sosial, akademis dan ilmiah, tidak ada teknik yang baku

(seragam) dalam melakukan hal ini, terutama penelitian kualitatif

(Mulyana, 2001 : 63).

Page 26: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

15

Dalam analisis data, peneliti menggunakan metode deskriptif

kualitatif dimana melakukan penelitian, peneliti akan mencoba

mendeskripsikan fakta dari semua hasil penelitian di lapangan,

menganalisa sehingga penelitian ini bisa ditarik suatu benang merah dari

strategi dakwah dalam program acara Nada Taqwa.

Ada beberapa tahapan dalam proses menganalisis data dalam

penelitian ini, yaitu :

a. Mengumpulkan data yang telah diperoleh dari hasil wawancara,

observasi, dan dokumentasi

b. Mengedit seluruh data yang masuk

c. Menyusun seluruh data yang diperoleh sesuai dengan sistematika

pembahasan yang telah direncanakan

d. Melakukan analisa seperlunya terhadap data yang telah tersusun

Data-data yang telah terkumpul dari observasi, wawancara,

dokumentasi, kemudian penulis menganalisis data yang ada dengan

pendekatan kualitatif. Untuk itu, dalam menganalisis data penulis akan

menggunakan metode analisis deskriptif. Analisis inilah yang digunakan

untuk mengetahui strategi dakwah Radio Dais 107.9FM Semarang pada

Program Siaran Nada Taqwa on air.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi yang dimaksudkan peniliti yaitu

menguraikan pembahasan masalah di atas, maka peneliti berusaha menyusun

kerangka penelitian secara sistematis agar pembahasan lebih terarah dan

mudah dipahami, sehingga tercapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.

Bab pertama adalah pendahuluan, bab ini berisi tentang latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka,

metode penleitian (meliputi:sumber data,sumber dan jenis data, definisi

konseptual, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data)

Bab kedua adalah kerangka teori yang terdiri dari tiga sub bab, sub bab

pertama menjelaskan tentang pengertian strategi. Pada sub bab kedua ini

Page 27: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

16

terdiri dari pengertian dakwah dan unsur-unsur dakwah, serta strategi dakwah.

Pada sub bab ketiga terdiri dari pengertian radio, gambaran radio Dais,

program siaran Nada Taqwa.

Bab ketiga berisi tentang penyajian data eksistensi radio Dais

Semarang dalam melaksanakan strategi dakwahnya melalui program Nada

Taqwa. Pada pembahasan ini meliputi dua sub bab, yaitu sub bab pertama

menjelaskan gambaran umum radio Dais Semarang yang meliputi tinjauan

histori, letak geografis, struktur organisasi,daftar penyiar, serta daftar program

siarannya. Sub bab kedua menjelaskan tentang gambaran umum program

siaran Nada Taqwa onair.

Bab keempat berisi analisis hasil penelitian tentang analisis strategi

dakwah program siaran Nada Taqwa.

Bab kelima merupakan penutup, yaitu bab terakhir yang berisi

kesimpulan, saran-saran, kata penutup dan riwayat hidup penulis serta

lampiran-lampiran.

Page 28: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

17

BAB II

STRATEGI DAKWAH DAN RADIO

A. Strategi Dakwah

1. Pengertian Strategi Dakwah

Strategi berasal dari bahasa Yunani strategos yang artinya

tentara. Definisi klasik tentang strategi semula berasal dari kalangan

militer, bahwa strategi adalah cara yang terbaik untuk menggunakan

dana, daya, dan peralatan yang tersedia untuk memenangkan suatu

pertempuran (Siagian, 1994:16). K. Andrews dikutip Mudrajad Kuncoro

(2005:1).mengatakan bahwa strategi adalah pola sasaran, tujuan, dan

kebijakan atau rencana umum untuk meraih tujuan yang telah

ditetapkan.

Mintzberg berpendapat bahwa strategi berkaitan dengan empat

hal, yaitu :

a) Strategy as plan, yaitu strategi merupakan rencana yang menjadi

pedoman bagi organisasi untuk mencapai sasaran dan tujuan yang

telah ditetapkan.

b) Strategy as pattern, yaitu strategi merupakan pola tindakan konsisten

yang dijalankan organisasi dalam jangka waktu lama.

c) Strategi as position, yaitu strategi merupakan cara organisasi dalam

menempatkan produk atau jasa tertentu dalam pesan yang spesifik.

d) Strategy as a perspective, yaitu strategi merupakan cara pandang

organisasi dalam menjalankan kebijakan. Cara pandang ini berkaitan

dengan versi dan budaya organisasi (Mintzberg, 1991:23-28).

Chandler yang dikutip oleh Freddy Rangkuti mengatakan bahwa

strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam

kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta

prioritas alokasi sumber daya (Rangkuti, 2015:3). Sehingga dapat

Page 29: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

18

dipahami bahwa strategi merupakan konsep atau kerangka berikir,

sedangkan metode merupakan penerapan dari kerangka berfikir tersebut.

Secara konseptual strategi dapat dipahami sebagai suatu garis besar

haluan dalam bertindak untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan.

Strategi juga bisa dipahami sebagai segala cara dan daya untuk

menghadapi sasaran tertentu agar memperoleh hasil yang diharapkan

secara maksimal.

Strategi dakwah merupakan perencanaan yang berisi rangkaian

kegiatan yang dirancang untuk mencapai tujuan dakwah (Aziz,

2004:349). Menurut Syukir (1983:32) strategi dakwah diartikan sebagai

metode, siasat, yang digunakan dalam aktivitas (kegiatan) dakwah.

Strategi dakwah dapat diartikan sebagai proses menentukan cara

dan daya upaya untuk menghadapi sasaran dakwah dalam situasi dan

kondisi tertentu guna mencapai tujuan dakwah secara optimal. Dengan

kata lain strategi dakwah ialah siasat, taktik, manuver yang ditempuh

dalam mencapai tujuan dakwah (Pimay, 2005:56).

Berdakwah hukumnya wajib bagi setiap orang muslim. Dasar

hukum kewajiban dakwah termuat dalam beberapa ayat dan hadist.

Seperti dalam Qs. An-Nahl ayat 125 :

Artinya :

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan

pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.

Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa

yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-

orang yang mendapat petunjuk. (Qs. An-Nahl 125

Page 30: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

19

2. Jenis Strategi Dakwah

Keberhasilan dalam berdakwah diperlukan berbagai

faktor penunjang diantaranya adalah strategi dakwah yang tepat

sehingga dakwah Islam mengena pada sasaran. Pada era globalisasi dan

era informasi saat ini diperlukan penerapan dakwah yang dapat

menjangkau dan mengimbangi kemajuan teknologi tersebut, dengan

demikian dakwah harus dikembangkan melalui strategi pendekatan.

Penerapan stratetegi dakwah yang sesuai dengan kondisi mad‟u akan

menghasilkan dakwah yang tepat (Amin, 2009:100).

Al-Bayanuni membagi strategi dakwah dalam tiga bentuk:

a) Strategi Sentimentil

Strategi Sentimentil (al-manhaj al-„athifi) adalah dakwah

yang memfokuskan aspek hati dan menggerakkan perasaan serta

batin sasaran dakwah (mad‟u). Memberi nasihat yang mengesankan

kepada mad‟u, memanggil dengan kelembutan, atau memberikan

pelayanan yang memuaskan merupakan beberapa metode dalam

strategi ini. Metode ini sesuai untuk sasaran dakwah yang masih

awam (lemah ilmunya), para muallaf, orang-orang yang dianggap

lemah seperti kaum perempuan, anak-anak, dan orang miskin.

b) Strategi Rasional

Strategi Rasional (al-manhaj al-„aqli) adalah dakwah dengan

beberapa metode yang memfokuskan pada aspek akal pikiran.

Strategi ini mendorong mitra dakwah untuk berfikir, merenungkan,

dan mengambil pelajaran.

c) Strategi Indrawi

Strategi Indrawi (al-manhaj al-bissi) dapat dinamakan

sebagai strategi eksperimen atau strategi ilmiah. Ia didefinisikan

sebagai sistem dakwah atau kumpulan metode dakwah yang

berorientasi pada panca indra dan berpegang teguh pada hasil

penelitian dan percobaan. Metode yang dihimpun dalam strategi ini

Page 31: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

20

adalah praktik keagamaan, keteladanan, dan pentas drama. (Aziz,

2004:351-353).

3. Azas-azas Dakwah

Menurut Asmuni Syukir yang dikutip oleh Saerozi (2013, 48-49)

strategi dakwah yang dipergunakan dalam usaha dakwah harus

memperhatikan beberapa azas dakwah, antara lain :

Pertama, azas filosofis. Azas ini membicarakan masalah yang

erat kaitannya dengan tujuan yang hendak dicapai dalam proses atau

aktivitas dakwah.

Kedua, azas kemampuan dan keahlian da‟i, yaitu azas yang

membahas mengenai kemampuan dan profesionalisme da‟i sebagai

subjek dakwah. Rasa percaya mad‟u terhadap da‟i akan terukur oleh

latar belakang da‟i.

Ketiga, azas sosiologis. Azas ini mengenai masalah yang

berkaitan dengan situasi dan kondisi sasaran dakwah, misalnya situasi

politik, ekonomi, keamanan, dan kehidupan beragama di masyarakat

yang sepenuhnya diarahkan pada persaudaraan yang kokoh, sehingga

tidak ada sekat diantara elemen dakwah baik pada obyek maupun subjek

dakwah.

Keempat, azas psikologis. Azas ini membahas masalah yang erat

kaitannya dengan kejiwaan manusia. Tujuan azas ini adalah agar da‟i

dapat memahami karakter sasaran dakwah, sehingga aktivitas dakwah

dapat berjalan dengan baik.

Kelima, azas efektivitas dan efisiensi. Azas ini menekankan

pada usaha melaksanakan kegiatan dakwah dengan semaksimal

mungkin sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.

Tujuan dari azas ini adalah dakwah harus menyeimbangkan antara

biaya, waktu, maupun tenaga yang dikeluarkan dengan pencapaian hasil

kegiatan dakwah.

Page 32: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

21

4. Strategi Dakwah

Menurut Saerozi (2013:54-55) agar kegiatan dakwah dapat

tercapai sesuai dengan tujuan, maka ada beberapa strategi dakwah yang

dapat dilakukan, yaitu:

a) Pemetaan Dakwah

Pemetaan dakwah dilakukan dengan membangun hubungan

kemanusiaan, menyusun situasi dan kondisi mad‟u, menyusun

potensi yang bisa dikembangkan, menganalisa sumber daya manusia

dan non manusia, memperjelas secara gamblang sasaran atau tujuan

dakwah, merumuskan masalah pokok umat Islam, merumuskan isi

dakwah, mengintensifkan daialog guna membangun kesadaran umat

akan kemajuan masyarakat Islam.

b) Menentukan Bentuk Dakwah

Menentukan bentuk dakwah yaitu menganalisa hasil

pemetaan, agar dakwah yang akan dilakukan sesuai dengan keadaan.

Dakwah dapat dilakukan melalui beberapa metode, yaitu bil lisan,

bil hal, fardliyah, fundamental, kultural, atau moderat.

c) Membuat Langkah-langkah atau Strategi Pelaksanaan Dakwah

Langkah-langkah pelaksanaan dakwah dibuat secara cermat,

tepat, fokus, sesuai dengan pola dakwah yang telah ditentukan agar

tujuan dakwah dapat tercapai tepat pada sasaran.

d) Evaluasi Kegiatan Dakwah

Evaluasi dakwah dilaksanakan untuk mengetahui apakah

kegiatan dakwah yang dilaksanakan sesuai pada perencanaan atau

tidak, serta sebagai tolak ukur sejauh mana keberhasilan dakwah

dapat dicapai. Evaluasi dakwah dilaksanakan pada saat kegiatan

dakwah dan setelah pelaksanaan dakwah, untuk mengetahui sejauh

mana kekurangan, hambatan, peluang, dan tantangan dakwah agar

kemudian ditemukan perbaikan yang meliputi sisi pembenahan,

pembinaan, dan rumusan dakwah yang lebih baik untuk kegiatan

dakwah yang akan mendatang.

Page 33: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

22

B. Radio

1. Sejarah Radio Siaran

a. Sejarah Penemuan Radio Siaran

Sejarah media penyiaran dunia dimulai ketika ahli fisika

Jerman bernama Heinrich Hertz pada tahun 1887 berhasil mengirim

dan menerima gelombang radio. Upaya yang dilakukan oleh Hertz

kemudian dilanjutkan oleh Guglielmo Marconi (1874-1937) yang

sukses mengirimkan sinyal morse berupa titik dan garis dari sebuah

pemancar kepada suatu alat penerima. Sinyal yang dikirimkan oleh

Marconi berhasil menyeberangi Samudera Atlantik pada tahun 1901

dengan menggunakan gelombang elektromagnetik (Morissan,

2015:4).

Peran radio dalam menyampaikan pesan mulai diakui pada

tahun 1912, ketika informasi yang dikirimkan melalui radio berhasil

menyelamatkan seluruh penumpang kapal Inggris RMS Titanic

yang mengalami kecelakaan dan tenggelam. Termasuk komunikasi

antara operator di kapal yang sedang tenggelam dengan kapal

terdekat, serta komunikasi ke stasiun darat untuk mendata

korban yang terselamatkan (Oeramahi, 2012:122).

Seiring dengan munculnya berbagai stasiun radio, peran

radio sebagai media massa semakin besar dan mulai menunjukkan

kekuatannya dalam mempengaruhi masyarakat. Pada tahun 1938,

masyarakat Manhattan, New Jersey, Amerika Serikat panik dan

geger serta banyak yang mengungsi ke luar kota ketika stasiun radio

CBS menyiarkan drama radio yang menceritakan makhluk ruang

angkasa yang menyerang bumi. Meskipun sudah dijelaskan bahwa

peristiwa serbuan itu hanya ada dalam siaran radio, namun

kebanyakan penduduk tidak langsung percaya. Dalam sejarah siaran,

peristiwa tersebut tercatat sebagai efek siaran paling dramatik yang

pernah terjadi di muka bumi ini.

Page 34: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

23

Pertengahan tahun 1930-an, Edwin Howard Amstrong

berhasil menemukan radio yang menggunakan frekuensi modulasi

(FM). Radio penemuan Amstrong berbeda dengan radio yang

banyak di pasaran, ketika itu menggunakan frekuensi AM

(Amplitudo Modulasi). Radio FM memiliki kualitas suara yang

lebih bagus, jernih, dan bebas dari gangguan siaran. Amstrong

kemudian mendemonstrasikan penemuannya kepad David Sarnof,

pimpinan perusahaan Radio Coorporation America (RCA) yang

merupakan perusahaan pembuat pesawat radio sitem AM. Namun

RCA lebih tertarik untuk mengembangkan televisi.

Perang Dunia II juga berdampak pada penemuan Amstrong,

karena perang dunia II maka penemuan Amstrong belum sempat

dikembangkan. Selain akibat perang, pengembangan radio FM juga

tertunda karena kalangan industri ketika itu lebih tertarik untuk

mengembangkan televisi. Radio FM baru muncul di masyarakat

pada tahun 1960-an seiring dengan dibukanya beberapa stasiun

radio FM, dengan memanfaatkan keunggulan kejernihan suara radio

FM (Morissan, 2015:5).

b. Sejarah Radio Siaran di Indonesia

Pada tanggal 8 Maret 1942, secara resmi pemerintah Hindia-

Belanda telah menandatangani penyerahan kekuasaan kepada

Jepang. Daerah Indonesia ditempatkam dibawah pemerintahan

Militer Jepang, segala kegiatan politik dilaksanakan untuk menjamin

tercapainya tujuan ekspansi Jepang. Jepang juga mengambil alih

radio dengan menghentikan kegiatan PPRK (Perikatan Perkumpulan

Radio Ketimuran) yang memulai siaran pertamanya pada 1

November 1940 (Djamal, 2015:14-15).

Perikatan Perkumpulan Radio Ketimuran (PPRK)

merupakan forum yang menyiarkan program bernuansa kebangsaan,

maka pemerintah Hindia-Belanda menggunakan NIROM untuk

menyebarluaskan doktrin “etische Politica” (etika politik) guna

Page 35: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

24

mengimbangi semakin meningkatnya pergerakan kebangsaan di

Indonesia waktu itu. NIROM (Nederlands Indische Radio Omrop)

merupakan radio yang operasionalnya tercatat cukup besar, karena

mendapat bantuan pemerintah Hindia Belanda berupa kewenangan

mengutip pajak (iuran) radio dari pemilik pesawat penerima siaran

radio.

Setelah tugas dan pengelolaan radio diambil oleh Jepang,

selanjutnya dibentuk suatu jawatan yang mengurus siaran radio yang

disebut Nippon Hoso Kanri Kyoku (radio militer Jepang). Pusat

radio Jepang berada di Jakarta, di jalan Merdeka Barat no.3-4

Jakarta Pusat (lokasi gedung RRI sekarang). Di Sumatera berpusat

di Bukittinggi, serta di kota-kota besar didirikan cabang Hoso

Kyoku sepertti Bandung, Purwokerto, Yogyakarta, Surakarta,

Malang, Surabaya, Semarang, Medan, Padang, dan Makassar.

Selama enam bulan setelah Jepang berkuasa, bahasa siaran masih

menggunakan bahasa Belanda, Inggris, Perancis, dan Arab

(Oeramahi, 2012:124-125).

Stasiun Radio di daerah yang berasal dari zaman Belanda

dan Jepang kemudian menjadi cikal bakal RRI stasiun daerah yang

bersangkutan dengan nama Stasiun Nusantara, Stasiun Regional-I,

dan Stasiun Regional II, sesuai dengan tingkatan tingkatan

daerahnya, provinsi, dan kabupaten. Strata stasiun RRI berubah

seiring dengan diundangkannya PP No. 12/2005 tentang Lembaga

Penyiaran Publik RRI, maka strata stasiun penyiaran RRI menajdi

kelas A, kelas B, dan kelas C. RRI merupakan radio yang

mempunyai jaringan siaran terbesar di Indonesia, yaitu memiliki 60

stasiun penyiaran dengan 191 programa di Indonesia. Berdasarkan

penelitian yang dilakukan Universitas Indonesia pada tahun 2003,

RRI telah menangkau 83 persen penduduk Indonesia.

Penyiaran radio memiliki peranan penting dalam sejarah

kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 14 Agustus 1945, Bung Karno

Page 36: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

25

dan Bung Hatta tiba dari Saigon. Dalam wawancaranya di bandara,

Bung Karno mengatakan bahwa untuk memperoleh kemerdekaan

tidak perlu menunggu jagung berbunga. Pernyataan tersebut dikutip

dari ramalan Joyoboyo. Pada waktu itu tidak ada yang tahu bahwa

Tenno Heika (Kaisar Jepang) telah menyatakan menyerah kepada

sekutu.

Keesokan harinya pada tanggal 15 Agustus 1945, ruang lobi

radio Jepang di Jakarta yang bisanya ramai terlihat lengang.

Kemudian Mochtar Lubis datang ke studio menginformasikan

bahwa Jepang telah menyerah, informasi ini diperolehnya dari siaran

BBC karena ia bekerja dibagian monitoring. Kepala bagian umum

Radio Jepang, Okonogi mengumumkan bahwa seluruh pegawai

radio telah berada di dalam komplek telah disandera. Siaran luar

negeri tidak boleh mengudara, hanya siaran dalam negeri yang

diperbolehkan.

Pada tanggal 16 Agustus 1945 tidak terjadi apa-apa,

kompleks radio tetap dijaga ketat. Siaran dalam negeri berjalan

seperti biasa menyiarkan lagu-lagu Jepang dan Indonesia, serta

masih memanipulasi “kemenangan” Jepang.

Pada pagi harinya tangal 17 Agustus 1945, siaran dalam

negeri terus berjalan. Siaran berita diudarakan dari kantor Domei

(kantor berita Jepang), sementara pegawai yang ada di kantor tetap

dalam kondisi dikonsiyasi. Pukul 09.00 WIB Des Alwi, operator

radio yang tidak disandera berhasil masuk ke studio dan

menginformasikan bahwa Indonesia telah merdeka. Sekitar pukul

17.30, seorang wartawan Domei membawa teks proklamasi yang

diterima dari Adam Malik untuk disiarkan melalui radio.

Pada pukul 18:00 WIB para petugas pemberitaan, siaran, dan

teknik berunding di ruangan pemberitaan untuk mencari kesempatan

menyiarkan teks proklamasi. Pukul 19:00 WIB teks proklamasi

diacakan secara bergantian dalam bahasa Indonesia oleh Jusuf

Page 37: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

26

Ronodiputro, dan Suprapto dalam bahasa Inggris. Penyiaran teks

proklamasi tersebut melalui radio di Jakarta, berlangsung berkali-

kali selama 15 menit dan secara bersamaan dilakukan juga oleh

radio Bandung melalui gelombang 13,16,19,25 dan 40 dengan

penyiar seperti Sakti Alamsyah, Abdul Hanan, dan Sjam Amir.

Guna mengantisispasi kemungkinan yang terjadi setelah

pembacaan teks proklamasi, maka di Jakarta para pegawai siaran

dan teknik berkumpul. Pada pukul 20:30 para prajurit Jepang datang

ke ruang pemberitaan, karena peristiwa penyiaran teks proklamasi

tanpa izin. Kemudian para pembaca teks disiksa oleh prajurit

Jepang. Jenderal Hoso Kyoku Tomobaci selanutnya datang ke studio

dan membubarkan penyanderaan serta memberhentikan seluruh

siaran, termasuk diaran yang ada di Bandung diberhentikan pada

pukul 21:00 WIB.

Setelah stasiun penyiaran Nippon Hoso Kanri Kyoku (radio

militer Jepang) tidak digunakan lagi, maka para pejuang radio

segera mengupayakan instalasi ulang pemancar radio siaran

perjuangan yang dikordinasikan oleh dr.Abdul Rachman Saleh.

Suku cadang pemancar dicuri dari gudang Hoso Kanri Kyoku.

Pemancar yang telah selesai di instalasi ulang kemudian dibawa

secara sembunyi-sembunyi ke laboratorium sekolah kedokteran di

Salemba.

Pada tanggal 25 Agustus 1945, presiden Soekarno

melakukan pidato radio melalui pemancar bersejarah itu, dengan

kekuatan 50 watt. Pengantar siaran yang digunakan saat itu adalah

“this is the voice of free Indonesia” siaran dibuka dan ditutup

dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya (Djamal, 2015:16-18).

2. Program Siaran Radio

Program siaran merupakan suatu bagian atau segmen dari isi

siaran secara keseluruhan, sehingga dalam siaran keseluruhan terdapat

beberapa program yang diudarakan. Masing-masing program siaran ini

Page 38: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

27

menempati slot waktu tertentu dengan durasi tertentu, tergantung

dengan jenis programnya yaitu hiburan, atau berita (Djamal, 2011:159).

Program siaran adalah rangkaian penyelenggaraan penyiaran

yang teratur dan menggambarkan interaksi berbagai elemen di

dalamnya. Format siaran di radio banyak macamnya, sesuai dengan

tujuan atau target pendengarnya. Umumnya acara radio terdiri dari acara

pemutaran lagu (music program), obrolan atau bincang-bincang (talk

show), dan program berita (news program) (Romli, 2009:102).

Pengelola stasiun penyiaran dituntut untuk memiliki kreativitas

seluas mungkin untuk menghasilkan berbagai program yang menarik.

Pada dasarnya apa saja dapat dijadikan program untuk diudarakan,

selama program itu menarik dan disukai audien, tidak bertentangan

dengan kesusilaan, serta hukum dan peraturan yang berlaku. Berbagai

jenis program itu dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu : program

informasi dan program hiburan.

1. Program informasi

Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya

untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada

khalayak audien. Informasi menjadi daya tarik program ini, dan

informasi itulah yang “dijual” kepada khalayak. Dengan demikian,

program informasi tidak hanya melalui program berita, dimana

presenter atau penyiar membacakan berita tetapi segala bentuk

penyajian informasi termasuk juga talk show (perbincangan).

Program informasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu berita keras

(hard news) dan juga berita lunak (soft news).

Berita keras (hard news) adalah segala informasi penting dan

atau menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran,

karena sifatnya yang harus segera diketahui oleh khalayak.

Sedangkan berita lunak (soft news) adalah segala informasi penting

dan menarik yang harus disampaikan secara mendalam namun tidak

bersifat harus segera diudarakan.

Page 39: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

28

2. Program Hiburan

Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan

untuk menghibur audien dalam bentuk musik, lagu, cerita dan games

(permainan). Program yang termasuk dalam kategori hiburan adalah

drama, permainan (games), dan musik (Morissan, 2008:218-223).

3. Strategi Program

Strategi Program ditinjau dari aspek manajemen atau manajemen

strategis program siaran terdiri dari :

a. Perencanaan Program

Perencanaan program mencakup mempersiapkan rencana

jangka pendek, menengah, dan jangka panjang yang dilakukan guna

mendapatkan hasil sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Dalam

merencanakan dan memilih program, biasanya bagian programmer

akan bekerja sama dengan bagian pemasaran. Hal ini dilakukan

karena bagian pemasaranlah yang akan memasarkan program yang

bersangkutan, kerjasama yang baik antara kedua bagian ini akan

menciptakan hasil yang efektif dan menguntungkan.

Perencanaan program secara umum menciptakan kebijakan

tentang bagaimana mengatur alokasi waktu dan materi siaran dalam

sehari, seminggu, hingga setahun. Bagian programmer bertanggung

jawab untuk mendapatkan program serta menentukan waktu atau

jam penyiaran program. Ketika menjalankan tugasnya, programer

juga harus memperhatikan segala ketentuan yang berlaku. Selain itu,

programmer juga harus mempertimbangkan berbagai faktor dalam

merencanakan suatu program acara. Terdapat beberapa hal yang

harus dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk memproduksi,

melakukan akuisisi, dan kemudian penjadawalan program, yaitu:

persaingan dan ketersediaan audien. Pengelola program harus

mempertimbangkan apakah program yang akan dibuat cukup

memiliki kekuatan untuk menarik audien dari stasiun penyiaran

yang lainnya atau tidak. Jika suatu program tidak cukup kuat untuk

Page 40: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

29

bersaing, maka dicarikan alternatif salah satunya dengan

penjadwalan ulang jam siarannya.

Mengetahui siapa audien sangat penting dalam menentukan

program siaran yang akan diudarakan. Keberhasilan suatu media

sangat ditetukan oleh seberapa besar media bersangkutan bisa

memperoleh pendengar, pnonton atau pembacanya. Sejumlah

penelitian menunjukkan bahwa pengelola media massa sering kali

menjadikan audien bukan sebagai faktor terpenting yang

mempengaruhi pekerjaan mereka, namun demikian media tetap

mengikuti laporan peringkat acara (rating) dan angka penualan iklan

sebagai indikator untuk mengetahui jumlah audien. Selain itu, media

juga perlu memilah-milah atau mengelompokkan audien

(segmentasi audien) untuk mengetahui siapa audien yang akan

menjadi fokus program serta apa kebutuhan audien yang belum

terpenuhi (Morissan, 2015:264).

b. Produksi dan Pembelian Program

Program acara suatu lembaga penyiaran dapat diperoleh

dengan cara memproduksi sendiri atau mendapatakan program dari

sumber lain atau akuisisi (membeli). Dalam melakukan akuisisi,

manajer program harus berkosnsultasi dengan manajer pemasaran

dan manajer umum. Jika perencanaan memutuskan untuk

memproduksi sendiri program yang diinginkan, maka tugas tersebut

dilakukan oleh departemen produksi penyiaran terkait.

Pada umumnya, stasiun radio memproduksi sendiri suatu

program acaranya. Program yang dibuat sendiri biasanya merupakan

program berita dan program yang terkait dengan informasi.

c. Eksekusi Program

Strategi penayangan program yang baik sangat ditentukan

oleh bagaimana menata atau menyusun berbagai program yang akan

ditayangkan. Menata program adalah kegiatan meletakkan atau

menyusun berbagai program pada suatu periode yang telah

Page 41: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

30

ditentukan. Dalam hal ini, pengelola program harus cerdas menata

program dengan melakukan teknik penempatan acara sebaik-

baiknya untuk mendapatkan hasil yang optimal.

Salah satu ciri media penyiaran adalah sifat siarannya yang

terus menerus, dibanding media massa lainnya seperti majalah yang

dapat sampai diatangan pembacanya secara utuh. Pembaca majalah

tidak harus membaca saat itu juga. Dibandingkan dengan surat

kabar, stasiun penyiaran menyajikan berbagai menu program secara

berkesinambungan tanpa terputus. Karena hal inilah, maka penataan

atau penjadwalan program acara menjadi sangat penting.

Menentukan jadwal program acara ditentukan atas dasar

perilaku audien, yaitu rotasi kegiatan mereka dalam satu hari dan

juga kebiasaan untuk menonton televisi atau mendengarkan radio

pada jam tertentu. Pada prinsipnya siaran radio maupun televisi

harus dapat menemani aktivitas apapun, karena aktivitas audien

memiliki pola yang sama setiap harinya. Suatu program dapat

disusun dengan runtut, rinci, dan terarah karena adanya panduan

dalam operasional siaran yang disebut format clock, yaitu pola atau

pedoman terhadap isi acara berbentuk diagram yang terdiri dari

unsur-unsur isi materi siaran, keterangan durasi ucapan penyiar,

jumlah lagu, dan jumlah iklan

Stasiun penyiaran tidak disarankan untuk menempatkan

seluruh acara yang diminati secara beruntun, tetapi harus diselang-

seling atau disebar dengan acara yang kurang populer. Diharapkan

dengan cara yang seperti ini acara yang kurang diminati mendapat

perhatian dari audien. Salah satu strategi agar audien tidak pindah

saluran adalah dengan menampilkan cuplikan dari suatu acara yang

bersifat dramatis, mengandung ketegangan, menggoda, dan

memancing rasa penasaran audien. Sehingga audien harus mengikuti

program acara tersebut untuk menjawab rasa penasaran tersebut,

dengan strategi ini diharapkan audien tidak pindah saluran.

Page 42: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

31

d. Pengawasan dan Evaluasi Program

Proses pengawasan dan evaluasi berfungsi untuk mengetahui

seberapa jauh suatu rencana dan tujuan sudah dapat tercapai. Jika

jumlah audien yang tertarik dan mengikuti program lebih rendah

dari yang ditargetkan, maka kegiatan proses pengawasan mencakup

kegiatan diskusi terhadap masalah dan memberikan pengarahan agar

tercipta suatu solusi. Hasil diskusi dapat berupa perubahan rencana

atau tindakan lain yang dapat mencapai terget semula.

4. Lembaga Penyiaran di Indonesia

Menurut ketentuan UU No.32 tahun 2002 Bab I Pasal 1 tentang

Penyiaran, Lembaga Penyiaran adalah penyelenggaraan penyiaran, baik

lembaga penyiaran publik, lembaga penyiaran swasta, lembaga

penyiaran komunitas, maupun lembaga penyiaran berlangganan yang

dalam melaksanakan tugas, fungsi, dan tanggung jawabnya berpedoman

pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

1. Lembaga Penyiaran Swasta

Undang-Undang penyiaran menyebutkan bahwa stasiun

penyiaran swasta adalah lembaga penyiaran yang bersifat komersial

berbentuk badan hukum Indonesia. Lembaga penyiaran ini didirikan

dengan tujuan mengejar keuntungan yang berasal dari iklan dan juga

usaha lainnya yang sah terkait dengan penyelenggaran penyiaran.

Siaran iklan merupakan sumber pendapatan utama dalam lembaga

penyiaran swasta, untuk itu materi siaran iklan harus mengacu pada

kode etik periklanan dan persyaratan siaran iklan yang dikeluarkan

oleh KPI serta peraturan perundang-undangan yang berlaku

khususnya Undang-undang perlindungan konsumen. Selain itu,

terdapat ketentuan bahwa lembaga penyiaran swasta wajib

menyediakan siaran iklan layanan masyarakat mulai pukul 05:00

sampai pukul 22:00 waktu setempat.

Page 43: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

32

2. Lembaga Penyiaran Berlangganan

Di Indonesia ketentuan mengenai stasiun penyiaran

berlangganan selain diatur dalam UU No.32 tahun 2002 juga diatur

dalam Peraturan Pemerintah No.52 tahun 2005 (PP 52/2005) tentang

penyelenggaraan Lembaga Penyiaran Berlangganan. Lembaga

penyiaran berlangganan harus berbentuk badan hukum Indonesia,

yang bidang usahanya hanya menyelenggarakan jasa penyiaran

berlangganan yang memancarluaskan atau menyalurkan materi

siaran secara khusus kepada pelanggan. Dalam menyelenggarakan

penyiaranya stasiun berlangganan harus melakukan sensor internal

terhadap semua materi sisaran serta menyediakan paling sedikit 20%

dari kapasitas kanal saluran untuk menyalurkan program dari media

penyiaran publik dan media swasta.

3. Lembaga Penyiaran Komunitas

Stasiun penyiaran komunitas merupakan lembaga penyiaran

yang didirikan oleh komunitas tertentu, bersifat independen, dan

tidak komersial serta memiliki daya pancar yang rendah. Luas

jangkauan wilayahnya terbatas hanya untuk melayani kepentingan

komunitasnya. Stasiun komunitas didirikan dengan persetuuan

tertulis paling sedikit 51% dari umlah penduduk dewasa atau paling

sedikit 250 orang dewasa dan dikuatkan dengan persetujuan tertulis

aparat pemerintah setingkat kepala desa/ lurah setempat. Radius

siaran stasiun komunitas dibatasi maksimum 2,5 KM dari lokasi

pemancar.

4. Lembaga Penyiaran Publik

Lembaga penyiaran publik didirikan oleh negara, bersifat

netral, independen, netral, tidak komersial, dan berfungsi

memberikan layanan kepada masyarakat. Stasiun ini terdiri atas

Radio Republik Indonesia (RRI) dan Televisi Republik Indonesia

(TVRI) dengan stasiun pusat penyiaranya berada di Jakarta (Ibu kota

negara), di daerah provinsi, kabupaten, atau kota didirikan stasiun

Page 44: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

33

penyiaran publik lokal. Fungsi utama stasiun publik di Indonesia

adalah memberikan layanan untuk kepentingan masyarakat berupa

layanan akan informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol dan

perekat sosial serta melestarikan budaya bangsa. Lembaga publik

dalam memberikan layanan yang baik, harus mengetahui apa yang

dibutuhkan oleh masyarakat. Memberikan perhatian terhadap

kebutuhan dan kepentingan masyarakat menjadi hal pembeda antara

stasiun publik dengan stasiun komersil. Stasiun komersil dalam

memenuhi kebutuhan audien mengutamakan aspk hiburan,

sedangkan aspek pendidikan menjadi aspek pelengkap. Pada stasiun

publik pemenuhan kebutuhan audien mengutamakan pendidikan,

namun tetap memperhatikan aspek hiburannya (Morissan, 2008:88-

110).

C. Radio Sebagai Media Dakwah

Radio sebagai media dakwah merupakan sebuah terobosan yang

efektif. Efektif karena melalui radio, suara dapat dipancarkan ke berbagai

daerah yang jaraknya tidak terbatas, sehingga dakwah akan mampu

menjangkau jarak komunikan (mad‟u) yang jauh dan tersebar. Terlebih

setelah para mubaligh memiliki semangat yang gigih untuk memperluas

misi dakwahnya untuk menyebarluaskan pesan ajaran agama Islam. Radio

kini dinilai layak sebagai media untuk berdakwah.

Setiap media memiliki ciri dan komunikasi yang berbeda. Perbedaan

itulah yang harus disiasati ketika seseorang hendak berbicara melalui media

massa, oleh karena itu kemampuan komunikasi yang baik menjadi modal

utama yang harus dimiliki oleh setiap komunikator (da‟i).

1. Fungsi Radio sebagai Media Dakwah

Menurut Bahri Ghazali fungsi radio sebagai media dakwah

adalah sebagai berikut :

a. Radio sebagai salah satu media dakwah memiliki kelebihan

tersendiri, terlepas pada efektivitas dan efisiensi berdakwah. Hal ini

Page 45: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

34

terbukti pada bentuk siaran radio yang sederhana, serta da‟i dan

mad‟u tidak harus bertemu.

b. Radio sebagai media dakwah haruslah dapat tumbuh dan

berkembang sejalan dengan kebutuhan masyarakat akan

pengetahuan ajaran Islam. Sehingga semua lapisan masyarakat dapat

menerima, memahami, serta mengamalkan ajaran Islam dalam

kehidupan sehari-hari.

c. Dakwah yang dilakukan dalam radio tidak semata-mata hanya

berbicara mengenai persoalan-persoalan apa yang dibenarkan dan

dilarang oleh agama saja. Dakwah melalui radio juga mampu

melihat cakrawala persoalan dan membuka wawasan yang lebih

luas.

d. Radio sebagai media dakwah lebih efektif, serta mampu mengiringi

perubahan kemajuan zaman yang semakin canggih. Sehingga pada

akhirnya radio mampu dijadikan sebagai sarana pengembangan

dakwah Islam (Ardhana, 1995:20).

2. Kelebihan Radio sebagai Media Dakwah

Keefektivan berdakwah melalui radio juga ditunjang oleh

beberapa faktor, adapun faktor-faktor tersebut antara lain:

a. Bersifat Langsung.

Pesan dakwah dapat disampaikan secara langsung kepada khalayak.

Menyampaikan dakwah melalui radio tidak harus melalui proses

yang kompleks, sebagaimana penyampaian pesan dakwah melalui

media cetak.Melalui media radio, pendakwah cukup menyiapkan

materi dan dapat langsung menyampaikan pesannya di depan

mikrofon. Pesan dakwah langsung diterima dimana saja, di kantor,

kamar, dalam mobil, dan lain-lain.

b. Radio siaran memiliki daya tarik yang kuat.

Daya tarik media siaran radio ialah terpadunya suara manusia, suara

musik, dan bunyi tiruan (sound effek), sehingga menarik daya reka

pendengar.

Page 46: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

35

c. Mampu menjangkau tempat-tempat terpencil.

Dengan adanya alat pemancar, radio dapat mengudara ditempat-

tempat terpecil. Sehingga para da‟i tidak perlu bersusah payah

menuju tempat terpencil.

d. Tidak terhambat oleh kemampuan baca dan tulis.

Pendengar siaran radio tidak diharuskan memiliki kemampuan baca

dan tulis, sehingga radio dapat dicerna oleh kaum buta aksara.

e. Radio merupakan alat elektronik yang fleksibel,sehingga radio dapat

digunakan dimana saja.

Adanya kemajuan peralatan teknologi, sekarang radio dapat

dijadikan sebagai sebuah aplikasi misalnya dalam ponsel. Dengan

kemajuan seperti inisemestinya dapat mempermudah tersampainya

pesan dakwah melalui radio.

f. Tidak perlu memikirkan penampilan, dan tidak harus

menghafalkan beberapa ayat Al-qur‟an dan Hadist.

Penampilan dalam radio bukanlah hal yang penting, karena radio

lebih mengutamakan suara. Disamping itu, pendengar juga tidak

mengetahui apakah da‟i menyampaikan dakwahnya secara tekstual

(membaca teks) ataupun sebaliknya (Aziz, 2009:411-412).

Penggunaan radio sebagai media dakwah sangatlah efektif dan

efisien. Efektif dan efisiensi ini akan terdukung oleh da‟i yang mampu

memodifikasi dakwah dalam bentuk metode yang cocok dengan situasi

dan kondisi siaran, apakah melalui metode ceramah, sandiwara radio,

melalui tanya jawab, atau bentuk siaran lainnya. Berdakwah melalui

radio, suara dapat dipancarkan keberbagai daerah yang jaraknya tidak

terbatas. Jika dakwah dilakukan dengan media radio, maka akan mudah

dan praktis. Dengan demikian dakwah akan mampu menjangkau jarak

yang jauh.

3. Kekurangan Radio sebagai Media Dakwah

Kekurangan radio sebagai media berdakwah adalah siaran radio

bersifat sepintas dan gampang dilupakan. Pendengar tidak dapat

Page 47: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

36

mengulang apa yang didengarnya, seperti halnya media cetak yang

dapat dibaca berkali-kali. Berbeda dengan radio yang harus didengarkan

pada saat jam siaran, mad‟u tidak dapat mendengarkan dilain waktu.

Selain itu, ketidaktahuan mad‟u terhadap jadwal siaran sehingga acara

siaran dakwah di radio sering terlewatkan oleh para pendengar,

terkecuali jika radio siaran tersebut hanya sebagai radio siaran dakwah.

Seperti radio Asy-syafi‟iyah, radio At-tahiriyyah di Jakarta (Syukir,

1982:177).

Page 48: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

37

BAB III

GAMBARAN UMUM RADIO DAIS 107.9 FM SEMARANG

A. Radio Dakwah Islam (DAIS) FM Semarang

PROFIL

RADIO DAIS 107,9FM

Nama radio : Radio DAIS (DAKWAH ISLAM)

Frekuensi : 107.9 FM

Kekuatan Power : 3.000 watt

Antena : Omnidirectional

Tanda Pengenal : PM3 AEG

Jarak Jangkau : Radius 70 Km

Tower : Self Sporting

Tinggi : 99 meter

Service area : Semarang dan Kabupaten Sekitarnya

Slogan Radio : Nada dan dakwah

Berdiri : Sabtu pon, 23 September 2006M/ 29 Syakban

1427H

Nama Badan Hukum : Radio Dais Masjid Agung Jawa Tengah

Akte Notaris : 02 Notaris Ngadino, SH,MH

Ijin (IPP) : Dari KPID

Izin Frekuensi : Dari Dishub /Telkom(Balmon)

Alamat Studio : Jl. Gajah Raya-Kawasan Masjid Agung Jawa

Tengah

Telepon : (024) 6746352

Alamat website : www.dais1079fm.com

Alamat email : [email protected]

Format Siaran : Informasi, Pendidikan & hiburan

Format Musik : Musik Religi (Pop religi, Rebana, Nasyid,

Kasidah)

Format Acara : Dakwah dan Nada

Page 49: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

38

Radio DAIS merupakan sebuah lembaga dakwah Islamiyah yang

berada di Semarang. DAIS didirikan oleh Gubernur Mardiyanto pada hari

Sabtu, 23 September 2006. Pendirian DAIS di latarbelakangi oleh jenuhnya

masyarakat akan media hiburan yang berbau kebarat-baratan yang merusak

moral anak muda dan juga anak-anak yang setiap hari disuguhi acara tidak

sehat, melihat keprihatinan tersebut DAIS berusaha mengakomodir hiburan,

pendidikan yang Islami sehingga dapat mengcounter budaya yang dapat

meracuni anak-anak dan juga generasi muda (Profil Radio DAIS).

Sesuai dengan kondisi masyarakat Kota Semarang dan sekitarnya

target layanan radio DAIS yang mayoritas adalah masyarakat di bidang jasa,

maka radio DAIS memilih target segmen masyarakat keseluruhan. Tidak

menutup kemungkinan segmen anak muda yang senang dengan lagu-lagu

Islami, terutama para santri pondok pesantren dan mahasiswa yang memang

banyak terdapat di kota Semarang.

Radio DAIS memiliki spesifikasi khusus, yaitu seluruh isi siarannya

berupa dakwah dan nada yang disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik

muslim Jawa Tengah. DAIS menyajikan selain acara hiburan, pendidikan, dan

informasi dengan format Islami. Selain itu DAIS mempunyai keunggulan dari

para pesaing radio lain yaitu adanya acara dialog interaktif mengenai agama

Islam yang sangat dibutuhkan setiap manusia, dalam rangka meningkatkan

iman dan taqwa kepada Allah SWT. Sedangkan hiburan yang berbentuk lagu-

lagu yang bernafaskan Islami, selalu disajikan. Hal tersebut dilakukan, dengan

harapan acara radio DAIS dapat memikat hati pendengar, apalagi Kota

Semarang adalah kota metropolitan sehingga perlu penyeimbang antara

kebutuhan jasmani dan rohani. Radio DAIS berlokasi di kawasan Masjid

Agung Jawa Tengah, Jl. Gajah Raya Semarang (Profil Radio DAIS).

1. Sejarah Berdirinya Radio Dais 107.9 FM Semarang

Di awal pembangunan Masjid Agung Jawa Tengah, Bapak H.

Mardiyanto yang waktu itu menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah

sudah merencanakan adanya stasiun radio di badan Masjid Agung yang

nantinya diharapkan bisa menjadi ruang publik, sarana pendidikan, dan

Page 50: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

39

wahana dakwah bagi umat Islam di Jawa Tengah, khususnya kota

Semarang. Sejak akan berakhirnya pembangunan Masjid Agung Jawa

Tengah, tanggal 15 September 2006, gubernur mendesak agar awal

Ramadhan radio harus mengudara (Buku Profil Radio Dais).

Waktu yang sedemikian singkat membuat pihak Badan Pengelola

Masjid Agung Jawa Tengah merasa bingung karena tak satupun dari

mereka paham tentang dunia broadcast. Merekapun menghadap gubernur

untuk meminta pertimbangannya. Atas perintah Gubernur Mardiyanto,

Badan Pengelola Masjid Agung Jawa Tengah melalui BIKK Provinsi Jawa

Tengah melayangkan surat ke RRI untuk didaulat sebagai konsultan.

Sebagai wujud rasa tanggung jawab atas mandat yang sudah diterima, RRI

mengirim 7 (tujuh) orang crew yang merupakan ahli di bidang masing-

masing. Yaitu 1 programer, 2 teknisi, 1 HRD, 1 kepenyiaran, 1

pemberitaan, dan 1 operator. Dalam waktu kurang lebih satu minggu,

ketujuh orang tersebut bekerja mempersiapkan segala sesuatunya. Dari

pemasangan antena, penempatan peralatan pemancar dan studio sampai

benar-benar siap dioperasikan, pencarian SDM yang nantinya

mengoperasikan radio, menyiapkan program acara dan sebagainya.

Tepat tanggal 22 September 2006 peresmian stasiun radio oleh

gubernur dengan nama Radio Dakwah Islam (DAIS) Masjid Agung Jawa

Tengah (nama ini dicetuskan oleh Octo Gunarso yang merupakan

programmer sekaligus koordinator para utusan dari RRI). Tanggal 23

September 2006, bersamaan dengan acara Dugderan, Radio Dakwah Islam

mulai mengudara perdana pada pukul 15.00 WIB dalam acara interaktif

bersama gubernur mengenai perlunya sebuah media publik yang

diperuntukkan bagi umat muslim di Jawa Tengah (Buku Profil Radio

Dais).

Radio Dais memiliki spesifikasi khusus, yaitu seluruh isi siarannya

berupa dakwah dan nada yang disesuaikan dengan kondisi dan

karakteristik muslim Jawa Tengah. Radio Dais menyajikan selain acara

hiburan, pendidikan, dan informasi dengan format Islami. Selain itu, Radio

Page 51: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

40

Dais mempunyai keunggulan dari para pesaing radio lain yaitu adanya

dialog interaktif mengenai agama Islam yang sangat dibutuhkan setiap

orang muslim, dalam rangka meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah

SWT. Sedangkan hiburan yang berbentuk lagu-lagu yang bernafaskan

Islami selalu disajikan.

Hal tersebut dilakukan dengan harapan acara Radio Dais dapat

memikat hati penengar, apalagi Kota Semarang adalah kota metropolitan

sehingga perlu penyeimbang antara kebutuhan jasmani dan rohani. Radio

Dais berlokasi di kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Jl. Gajah Raya

Semarang (buku profil Radio Dais).

2. Visi, Misi dan Tujuan Radio Dais 107.9 FM Semarang

Visi sangat penting bagi sebuah organisasi sebagai arah strategi

dan pedoman melaksanakan strategi yang diformulasikan. Visi yang baik

dapat didefinisikan tentang apa yang ingin dicapai oleh sebuah organisasi

setelah organisasi tersebut mengimplementasikan strateginya dan

mencapai hasil yang sepenuhnya (Kuncoro, 2005: 55).

Sedangkan Misi adalah suatu pernyataan tentang apa yang

dilakukan oleh berbagai unit organisasi dan apa yang mereka harapkan

untuk mencapai visi organisasi. Missi juga bisa merupakan bagian visi

yang biasanya mencerminkan norma perilaku yang menjdi pedoman

anggota organisasi. Karena itu, suatu organisasi umumnya hanya memiliki

satu visi dengan satu atau beberapa misi untuk mewujudkan visi tersebut

(Kuncoro, 2005: 60)

a. Visi

Visi Radio Dais adalah “Melayani Kebutuhan Rohani Umat Islam

dan Melakukan Pelayanan Kepada Masyarakat Secara Umum”. Seperti

tercermin dari motto Radio Dais “Terdepan Dalam Dakwah dan

Nada”.

b. Misi

Untuk dapat mencapai tujuan dakwah sebagaimana tersirat dalam

visi Radio Dais FM maka disusunlah beberapa misi sebagai berikut

Page 52: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

41

1. Memberikan penyegaran siaran rohani setiap hari kepada umat

Islam di wilayah jangkauannya.

2. Memberikan wacana dari berbagai bidang kajian Islami kepada

masyarakat baik informasi, musik dan pendidikan serta budaya.

3. Memberikan informasi-informasi penting kepada masyarakat.

4. Mengembangkan musik dan hiburan sesuai dengan kaidah Islam.

5. Memakmurkan Masjid Agung Jawa Tengah.

6. Membantu Pemerintah ikut mencerdaskan anak bangsa yang

memiliki sifat akhlakul karimah.

c. Tujuan

Latar belakang didirikannya Radio Dais salah satunya adalah

jenuhnya masyarakat akan media hiburan yang mengikuti gaya

kebarat-baratan yang dapat merusak moral anak muda dan anak-anak.

Oleh karena itu, Radio Dais mempunyai tujuan untuk membangun

masyarakat yang Islam serta mandiri dan ikut serta dalam

pembangunan baik fisik maupun mental melalui program siaran yang

dapat menggerakkan kegiatan pendidikan, hiburan, dan informasi.

Radio DAIS di dalam reorientasinya tidak hanya

bertanggungjawab kepada komunitasnya, tetapi juga kepada

masyarakat, oleh sebab itu radio DAIS walaupun sebagai radio

komunitas harus dikelola secara professional dan kompetitif untuk

menuju ke institusi bisnis. Semangat kerja tinggi yang menjadi ciri dari

radio DAIS belum sepenuhnya digawangi dengan sarana dan prasarana

yang memungkinkan timbulkan kreativitas maksimal bagi

perkembangan radio DAIS. Cakupan wilayah yang luas serta besarnya

perhatian dari para pendengar radio DAIS yang merupakan pendengar

loyal/ fanatik dan merupakan aset besar stasiun radio adalah salah satu

penyumbang semangat yang tinggi bagi keberlangsungan program-

program acara.

Selain itu dalam persaingan antar media massa cetak dan elektronik

yang makin ketat, perlu kiranya penajaman dalam programming, target

Page 53: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

42

audien, positioning dan promotion yang didukung oleh manajemen

yang pasti dan sehat, SDM yang solid dan professional, hardware

yang handal, disertai fleksibilitas programming dilengkapi adanya tim

kreatif, dan tim evaluasi.

3. Perkembangan Radio Dais

Selang tiga bulan kemudian, untuk meningkatkan kualitas program

acara, maka direkrutlah beberapa sukarelawan baru. Dua orang dari remaja

Masjid Agung Jawa Tengah, dan lima orang dari IAIN Walisongo

Semarang. Tetapi, dengan kondisi tanpa adanya biaya operasional sampai

kurang lebih enam bulan, sedikit demi sedikit keterbatasan biaya

transportasi dari kru mulai menurunkan semangat, sehingga sempat turun

udara pada bulan 28 Mei 2007 meski hanya satu hari. Tetapi dari kejadian

itu diketahui bahwa animo masyarakat begitu besar akan eksisnya Radio

Dais dengan banyaknya telepon dan SMS yang masuk ke Badan Pengelola

Masjid Agung Jawa Tengah dan menanyakan kenapa Radio Dais tidak

mengudara.

Perkembangan kian tahun semakin membaik terbukti setiap ada

kerusakan yang mengakibatkan tidak mengudaranya radio Dais, banyak

masyarakat yang menanyakan permasalahan, meski saat ini crew yang

dulu peduli kepada radio dais kian lama semakin berkurang seiring tidak

ada kejelasan status sebagai karyawan radio, bahkan dari RRI yang masih

bertahan hanya 2 orang yakni Bapak Karno dan Bapak Soemarjiyanto,

sedangkan dari penyiar juga banyak yang sudah mengundurkan dir, karena

ada pekerjaan lain, atau kesibukan lain.meski demikian kondisi tersebut

tidak menyurutkan teman-teman untuk menyerukan kebenaran tuntunan

Agama Islam yang telah digariskan Allah dan Rosulnya,serta para ulama’,

sehingga kini radio dais semakin dihati masyarakat Islam, bahkan

coverage area terjauh sampai Kabupaten Batang, Wonosobo dan Jepara.

1) Pencitraan

Untuk memperkuat keberadaan, posisi dan identitas Radio Dakwah

Islam, perlu juga melakukan pencitraan. Pencitraan adalah upaya

Page 54: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

43

membangun citra positif Radio Dais MAJT sebagai Lembaga

Penyiaran Komunitas yang professional.

2) Standarisasi Identitas Korporat

Kegiatan menegakkan stan dari identitas lembaga Radio Dakwah

Islam yang langsungterlihat [fangible] mulai dari atribut organisasi,

lambang, pemilihan warna serta berbagai unsure lainnya yang

menyangkut identitas Radio Dakwah Islam. Stadarisasi identitas

korporat harus mencerminkan identitas dasar Radio Dakwah Islam.

seperti lambang/simbol/logo, warna korporat, stempel, tagline

korporat, jingle, meliputi :

a. Stationery : Kop surat, amplop, ID card, kartu nama.

b . Properti : Baju seragam, papan nama, gedung.

c. Above the line : Representasi identitas Radio Dakwah Islam

melalui media massa dan luar ruang. (Billboard,

spanduk, umbul- umbul dll)

d.Sales Kid : Company profile, proposal, booklet, leaflet.

[Kelengkapan penawaran]

e.Website : Situs internet Radio Dakwah Islam.

f. Merchandise : Pin, topi, gantungan kunci, kalender, agenda

[Souvenir]

3) Hubungan Luar dan Media

Hubungan kemitraan, public dan media adalah kegiatan yang

dilakukan baik dengan ikatan kerjasama maupun tidak terhadap

mitrakerja untuk peningkatan pencitraan Radio Dakwah Islam Masjid

AgungJawa Tengah.

a. Hubungan luar lebih ditekankan pada jaminan kepercayaan

terhadap kerja sama yang dilakukan dengan mitra kerja.

b. Hubungan publik dan media adalah kegiatan layanan yang

diarahkan untuk membangun peningkatan hubungan dengan publik

dan lintas media untuk meningkatkan pencitraan Radio Dakwah

Islam

Page 55: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

44

4) Peluang

Radio Dakwah Islam Masjid Agung Jawa Tengah telah memiliki

pendengar yang sangat loyal/ fanatik. Program siaran Radio telah

narrow pada komunitasnya, hal ini belum dimiliki oleh Radio lain.

Peluang inilah yang perlu dimanfaatkan oleh Radio Dakwah Islam

untuk menarik pemandu dana/ mitrakerja (iklan dan sponsor) dengan

cara-cara yang sah.

5) Tantangan

Global village atau desa global menjadi suatu keniscayaan

kemunculannya. Akibatnya setiap kejadian yang ada di suatu Negara

dalam beberapa saat bias diketahui oleh masyarakat di seluruh dunia.

Hal ini bisa terjadi karena peran ada media massa, baik media cetak

maupun elektronik. Dalam perkembangan berikutnya persaingan

media tidak dapat dihindari lagi, termasuk persaingan antar stasiun

radio. Demikian juga di tengah maraknya stasiun radio di Indonesia

khususnya kota Semarang, saat ini muncul sejumlah fenomena yang

kontradiktif, karena bertambahnya media radio ditandai persaingan

dengan mengatasnamakan kapitalisme dalampijakan operasionalnya.

Program-program yang dibuat hanya mementingkan segi komersial.

Fungsi cultural edukatif dan social yang selama ini menjadi pijakan

media massa dalam ikut membangun masyarakat yang demokratis,

berbudaya, bermoral, mandiri serta menciptakan masyarakat yang

mampu melakukan suatu perubahan menuju terbentuknya manusia

madani, yang sesuai kaidah agama kadang terabaikan.

Berpijak dari kenyataan tersebut Radio Dakwah Islam sebagai

media penyiaran yang berbasis salah satu masjid yakni Masjid Agung

JawaTengah, harus memiliki kepekaan tinggi, sebagai wujud tanggung

jawab kepada masyarakat khususnya kepada umat islam dengan

mengedepankan citra sebagai stasiun radio yang ikut memiliki

tanggung jawab dalam mewujudkan masyarakat mandiri yang

berkepribadian sesuai syar’i dan turut aktif dalam pembangunan di

Page 56: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

45

segala bidang, khususnya dalam penegakan moral beragama. Wujud

tanggung jawab tersebut diaplikasikan dalam kemasan program-

program siarannya dengan mengedepankan dakwah dan nada sebagai

ciri Stasiun Radio Dakwah Islam ( DAIS ) Masjid Agung Jawa

Tengah.

1. Struktur Organisasi Radio Dais 107.9 FM Semarang

1. Pendiri

Ketua : Drs. H. Ali Mufiz, MPA.

Wakil Ketua I : Prof. Dr. H. Ali Mansyur, SH., SPN., M. Hum.

Wakil Ktua II : Dr. H. Noor Achmad, M. A.

Sekretaris : H. Agus Fathuddin Yusuf, S. Ag.

2. Anggota :

Drs. H. Karno, MH.

Soemardjiyanto, A. Md.

Dwi Octo Gunarso, S. Sos

Puas Setyaningsih, S. Sos

Wiyatmo, S. Sos.

3. Penasehat

Drs. H. Ali Mufiz, MPA.

Prof. Dr. H. Ali Mansyur, SH., SPN., M.

Hum. Dr. H. Noor Achmad, M. A.

4. Pelaksana Harian

Direktur Utama : H. Agus Fathuddin Yusuf, M. Ag.

Direktur Operasional : Drs. H. Karno, MH.

Bidang Teknik : Soemardjiyanto, A. Md.

Penyiar : Risma Dewi Kumalasari, S. Ag. (Risma

DAIS)

Fajar Tri Utami (Fajar DAIS) Eko Ananto

(Conan DAIS)

Prihatiningsih Widyastuti (Widya DAIS)

M. Nur Asyrofi, S. Ag. (Opi DAIS)

Page 57: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

46

Yusuf Anshori (Yusuf DAIS)

Eva Resti ( Eva DAIS)

Susunan Pengelola Radio Dais 107.9 FM Semarang

(Sumber Buku Profil Radio Dais)

2. Program Radio Dais 107.9 FM Semarang

Komposisi program siaran Radio Dais lebih menitik beratkan

pada siaran yang dapat dinikmati oleh masyarakat menengah ke bawah

dengan mayoritas pendengar beragama Islam.

Page 58: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

47

1) Komposisi Program

Adapun beberapa komposisi program di Radio Dais adalah

berikut:

a) Hiburan

Unsur hiburan dalam program acara di Radio Dais

mempunyai porsi 50% dari semua materi siaran, mengingat

akan kebutuhan hiburan bagi masyarakat, khususnya hiburan

yang bisa menyentuh emosi masyarakat serta hiburan yang

sehat seperti Religi, Nasyid, Balasik, Qosidah, Arabian, Lagu

anak Islami dan lain-lain.

b) Pendidikan

Seluruh mata acara yang dikemas sebenarnya

mengandung unsur pendidikan, namun yang benar-benar

pendidikan murni diberikan porsi 70%. Materi siaran

pendidikan menitik beratkan pada pendidikan Islam, seperti

membaca kitab kuning, intraktif agama, serta mendalami ilmu

tasawuf dan lain-lain.

c) Informasi

Informasi dalam program acara di Radio Dais

mendapatkan porsi 10%. Baik informasi lokal atau daerah

maupun nasional, bahkan apabila ada berita yang sangat aktual

dan ingin cepat diketahui masyarakat Dais bisa mengadakan

breaking news.

d) Layanan Masyarakat

Layanan masyarakat di Radio Dais mendapatkan porsi

10%.

Berikut ini program acara Radio Dais (dikutip dari buku profil

Radio Dais).

2) Target Audience

50% dari pendengar di kota Semarang sisanya dari luar kota

daerah Jangkauan seperti Kabupaten Kendal, Batang, Wonosobo,

Page 59: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

48

Semarang, Demak, Kudus, Jepara dan Grobogan. Berikut hal-hal yang

mempengaruhi target audience :

1. Segmentasi Pendengar

Dalam menentukan segmentasi pendengar, radio DAIS FM

sendiri adalah sebuah Radio komunitas yang terdapat di kota

Semarang yang menyajikan hiburan bernuansa Islami dan

menyajikan konten interaktif agama. Segmentasi pendengar radio

DAIS FM adalah seluruh umat muslim Jawa Tengah khususnya

daerah Semarang dan sekitarnya. Segmentasi akan diwujudkan

dalam program-program dan jika sebuah stasiun radio tidak

mempunyai segmentasi maka tidak dapat membuat sebuah

program Radio.

Sebelum menentukan sasaran segmentasi pendengar radio

DAIS Mengenal sasaran komunikasi terlebih dahulu. Sebelum

melakukan komunikasi, komunikator harus mengenal sasaran yang

hendak dituju. Hal ini tentu saja bergantung pada tujuan

komunikasi, apakah agar komunikan hanya sekedar mengetahui

(dengan metode informatif) atau agar komunikan melakukan

tindakan tertentu (metode persuasif atau instruktif). Yang perlu

dicermati dalam hal ini meliputi faktor kerangka referensi (frame of

reference) faktor situasi dan kondisi komunikan. Dalam

menentukan segmentasi radio DAIS FM melakukan:

a) Melakukan riset untuk mendapatkan hasil yang akurat

b) Menampung masukan masyarakat sekitar.

Dalam mengenal sasaran komunikasi, radio DAIS melakukan:

a) Survei pendengar melalui telepon random dan pesan singkat

b) Memanfaatkan jejaring sosial seperti facebook dan twitter

(wawncara Pak Karno pada 11 November 2018).

2. Pola Siaran

Penentuan segmentasi berkaitan dengan perencanaan

dalam melaksanakan dan memproduksi sebuah program dalam

Page 60: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

49

penyaijian siaran, maka perlunya proses perencanaan agar

sebuah program dapat berjalan dengan baik. Pola siaran

merupakan susunan program-program siaran yang tergolongkan

berdasarkan jenis, hari, waktu. Adapun perencanaan yang dibuat

radio DAIS FM diantaranya :

a. Pola Siaran harian

Pola siaran harian radio DAIS FM adalah siaran Radio yang

meliputi program acara yang disiarkan selama tujuh hari.

Pola siaran harian radio DAIS FM adalah program program

siaran radio DAIS FM yang disiarkan selama tujuh hari

dimulai dari hari minggu dan diakhiri senin secara langsung

dari studio DAIS FM.

b. Pola Siaran Mingguan

Pola siaran mingguan radio DAIS FM adalah program program

yang ditayangkan setiap minggunya di hari minggu seperti

program Kajian Ahad Pagi (Ahad), Dongeng Anak Muslim,

Mutiara Iman Bersama KH Yazid Bustomi, Dongeng Anak

Muslim, dan Relay Pelajaran Tilawatul Qur’an MAJT (Kamis).

MENU ACARA RADIO DAIS

PUKUL NAMA ACARA

04.00-04.20 OPENING

(Indonesia Raya, Tune pembuka siaran dengan

lagu Opick

“Assalamualaikum”)

04.20-04.45 Relay adzan dan sholat subuh jamaah MAJT

04.45-05.00 Selingan nada-nada Nasyid

Page 61: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

50

05.00-06.00 Jendela Hati

06.00-07.00 Salam Pagi

07.00-08.00 Untaian Hikmah

08.00-09.00 Relay berita RRI

09.00-09.30 Nada Anak Muslim

09.30-10.00 Mutiara Iman bersama KH. Yazid Bustomi

10.00-11.00 MAKNA (Macam-macam Kiat untuk Anda)

Senin : Botani

Selasa : Kesehatan

Rabu : IPTEK

Kamis : Kecantikan

Jumat : Boga

Sabtu : Karier

Minggu : Keluarga

11.00-11.30 ISTIQOMAH

11.30-12.00 Relay adzan sholat dhuhur

12.00-12.30 Tapak-tapak Islami

12.30-14.00 OASE

Page 62: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

51

14.00-14.45 Sang Teladan

14.45-15.00 Relay adzan sholat ashar

15.00-16.30 Nada Taqwa

16.30-17.30 Kajian Sore

17.30-18.00 Relay adzan dan sholat maghrib jamaah MAJT

18.00-18.45

Senin, Selasa, Sabtu: Murotal; Rabu-Jumat &

Ahad:

Kajian Petang

18.45-19.15 Relay adzan dan sholat Isya jamaah MAJT

19.15-19.30 Renungan

19.30-20.00 Nada Balasyik

20.00-22.00 Silaturahmi dan Closing

(Sumber: Buku Profil Radio Dais)

PROGRAM MINGGUAN RADIO DAIS

(Sumber: Buku Profil Radio Dais)

NO PUKUL NAMA ACARA

1 07.00- Kajian Ahad Pagi (Ahad)

Page 63: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

52

DESKRIPSI ACARA UNGGULAN RADIO DAIS 1079 FM

1. Jendela Hati

Setiap Hari : 05.00 – 06.00 WIB

Durasi : 60 menit

Isi Acara : Kajian kitab kuning

2. Nada Taqwa

Setiap Hari : 15.30 – 16.30 WIB

Durasi : 60 menit

Isi Acara : Sajian lagu-lagu rebana dan qasidah,

dialog interaktif memenuhi request

modis, pesan singkat

3. Kajian Sore

Setiap Hari : 16.30 – 17.30 WIB

Durasi : 60 menit

Isi Acara : Dialog interaktif mengenai kitab kuning

08.00

2 09.00- Nada Anak Muslim

09.30

3 09.30- Mutiara Iman Bersama KH

10.00 Yazid Bustomi

4 10.00- Dongeng Anak Muslim

10.30

5 19.15- Relay Pelajaran Tilawatul

20.30 Qur’an MAJT (Kamis)

Page 64: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

53

yang dipandu oleh kyai

4. Kajian Petang

Rabu, Jumat, Ahad : 18.00 – 18.45 WIB

Durasi : 45 menit

Isi Acara : Pembahasan kajian Islam live dari

MAJT Tv

5. Pesantren ke Pesantren

Ahad : 14.00-14.30 WIB

Durasi : 30 menit

Isi Acara : Pembahasan suatu pondok pesantren

6. Kuliah Ahad Pagi

Ahad : 07.00 – 08.00 WIB

Durasi : 60 menit

Isi Acara : Pembahasan kajian Islam live dari

MAJT

1. Peralatan Siaran Radio DAIS

Radio DAIS mempunyai beberapa peralatan diantaranya adalah:

a. Studio Siaran meliputi:

Gambar 1. Studio Siaran Radio DAIS

Page 65: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

54

Gambar 2. Siaran Langsung

A 1 Set Meja Siar

B 2 Buah Komputer Pentium IV

C 1 Buah Mixer

D 3 Buah Microphone

E 2 Buah Composer

F 2 Buah Paramatric Equalizer

G 1 Buah Penguat Mic

H 1 Buah SMS On Line

I 1 Buah Phone Air

b. Studio Produksi meliputi:

Gambar 3. Studio Rekaman

Page 66: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

55

Gambar 4. Studio Produksi Radio DAIS

Gambar 5. Pemancar Radio DAIS

1) 1 set Komputer

2) 1 Buah Mixer Eurarack Behringer UB 2222 FX-

PRO

3) 2 Buah Microphone

4) 2 Buah Headphone

5) Tower

6) SLT Pemancar dan penerima

7) Studio Pemancar di Menara dengan ketinggian 110 m sangat

membantu untuk memancarkan di luar Semarang

(wawancara dengan Drs. H. Karno 11 Februari 2019).

Page 67: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

56

B. Program Nada Taqwa

1. Profil Program Nada Taqwa

Program acara yang disiarkan oleh Radio Dais salah satunya

mengandung unsur hiburan adalah acara Nada Taqwa. Nada Taqwa

merupakan program request musik dan pesang singkat Islam yang

diudarakan oleh Radio Dais setiap hari mulai pukul 15:30 hingga pukul

16:30 WIB dengan jeda iklan bila ada.

Program Nada Taqwa lahir bersamaan dengan munculnya Radio

Dais, yaitu sekitar dua belas tahun yang lalu tepatnya pada tahun 2006.

Program ini diadakan karena adanya ide pendiri Radio Dais untuk

menyelenggarakan sebuah program bermuatan dakwah dengan format

hiburan musik. Program Nada Taqwa selama mengudara menjadi salah

satu program unggulan di Radio Dais, karena program acara ini memiliki

ciri khusus yang berbeda dengan program acara request lainnya (Hasil

wawancara dengan Bapak Karno, Senin 3 Desember 2018).

Nada Taqwa secara bahasa berasal dari kata Nada yang artinya

bunyi yang berarturan, dan Taqwa yang artinya meyakini Allah dengan

menjauhkan diri dari larangannya, sehingga dapat disimpulkan bahwa

Nada Taqwa berarti bunyi yang berisi tentang keyakinan terhadap Allah.

Namun sebenarnya nama program ini juga menjadi jingle dalam siaran

yaitu “kaum muslim Anda masih bersama kami di 107.9 Radio Dakwah

Islam terdepan dalam Dakwah dan Nada”. Kalimat penghantar tersebut

menjadi inspirasi pendiri pada saat itu untuk membuat program Nada

Taqwa. Tujuan dari program ini adalah memberikan hiburan kepada

pendengar tentang pemahaman agama Islam melalui lagu Rebana dan

Kasidah.

Nada Taqwa merupakan program dengan format acara request by

phone. Penyiar melakukan siaran yang kemudian disambungkan kepada

para pendengar yang akan meminta lagu, menitipkan salam, dan

menyampaikan pesan singkat Islam.

Page 68: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

57

Musik yang di request oleh pendengar dalam program ini adalah

Rebana dan Kasidah. Lagu rebana yang biasa di request seperti: rebana

milik Habib Syeh, Langitan (Tuban), Al Basroh. Sedangkan lagu kasidah

yang di request seperti: Kota Santri, Perdamaian, Jilbab Putih, Nabi

Muhammad mataharinya dunia dll. Lagu-lagu pop nasyid tidak masuk

kategori dalam musik yang boleh diminta oleh pendengar. Berbeda dengan

pop nasyid, musik dari rebana dan kasidah durasinya lebih panjang bisa

mencapai 10 menit perlagu.

Pesan singkat Islam yang disampaiakan dalam program Nada

Taqwa mencakup hal-hal yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari di

masyarakat, tentu saja dilihat dari sudut pandang ajaran agama Islam.

Pesan dakwah yang disampaikan oleh Program Nada Taqwa juga biasanya

disesuaikan dengan event kalender, seperti peringatan Maulud Nabi, tahun

baru Hijriyyah, Isra’ Mi’raj, maupun peringatan hari besar Islam lainnya,

seperti Idul Fitri dan Idul Adha. Tema lain yang pernah disampaikan oleh

pendengar atau penyiar yaitu bekal untuk akhirat, (Manfaat Bersyukur),

(Meneladani Sifat Rasulullah), Malu sebagian dari Iman (Hasil

Wawancara dengan Aisyah Penyiar Acara Program Nada Taqwa Kamis,

13 Desember 2018).

Pesan yang disampaikan oleh program Nada Taqwa berupa solusi

atau pencerahan terhadap masalah yang terjadi dalam masyarakat,

tentunya disesuaikan dengan ajaran agama Islam. Pesan singkat Islam ini

yang disampaikan dikemas dengan bahasa yang santun, ringan dan singkat

dengan tujuan agar mudah dipahami oleh khalayak atau pedengar.

Program Nada Taqwa memiliki segmentasi pendengar umum yang

bisa dinikmati segala umur. Sifat media massa yang memiliki audien yang

luas, tidak menutup kemungkinan agar program Nada Taqwa dapat

dinikmati segala usia. Untuk itu, bahasa yang digunakan menggunakan

bahasa yang mudah dipahami oleh pendengar.

Page 69: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

58

2. Job Description unit kerja Program Nada Taqwa

a. Produser Pelaksana : Menjamin kelancaran penyelenggaraan siaran,

sehingga mendukung pencapaian mutu atau kualitas acara, jumlah

pendengar dan usaha peningkatan target yang telah ditetapkan

lembaga.

b. Pengarah Acara : Merumuskan dan menetapkan strategi programming

siaran yang memenuhi bentuk format radio yang telah ditetapkan,

termasuk strategi aspek pendukung keberhasilan siaran radio dengan

memperhatikan kebutuhan khalayak. Menyusun rencana kerja program

siaran jangka pendek dan menengah, mengarahkan serta mengelola

pengembangan dan penerapan rencana kerja, serta mengawasi dan

mengevaluasi kinerja penyiaran dengan memperhatikan efetivitas dan

efisiensi operasional penyiaran.

c. Penyiar : Mempersiapkan dan menyampaikan isi materi siaran.

d. Operator : Mengoperasikan dan melakukan perawatan ringan atas

peralatan studio siaran dan perangkat siaran luar untuk mendukung

kelancaran pelaksanaan siaran (wawancara

D. Strategi Dakwah dalam Program Ngudi Kaswargan

Strategi dakwah dapat diartikan sebagai proses menentukan cara dan

daya upaya untuk menghadapi sasaran dakwah dalam situasi dan kondisi

tertentu guna mencapai tujuan dakwah secara optimal, dengan kata lain

strategi dakwah ialah siasat, taktik, manuver yang ditempuh dalam mencapai

tujuan dakwah (Pimay, 2005:50). Strategi dakwah yang dilakukan oleh

program Nada Taqwa di Radio Dais Masjid Agung Jawa Tengah meliputi :

1) Menentukan time schedule

Time schedule merupakan pemilihan jadwal siaran, karena hal ini

merupakan langkah awal dari pembuataan perencanaan dari suatu strategi.

Jadwal siaran program Nada Taqwa diudarakan setiap hari, mulai pukul

15:30 hingga pukul 16:30 WIB. Pemilihan jadwal siaran ini merupakan

langkah yang strategis, agar pesan dakwah yang disampaikan dalam

program Nada Taqwa dapat diterima baik oleh pendengar. Program Nada

Page 70: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

59

Taqwa diudarakan guna mengisi waktu saat bersantai serta menemani

pendengar di waktu setelah ashar. Tujuan dari program Nada Taqwa untuk

mengingatkan kepada pendengar akan pentingnya pengetahuan ajaran

agama Islam.

2) Menentukan Format Siaran

Format siaran yang disuguhkan progam acara Nada Taqwa adalah

gabungan dari dua progam format acara. Pertama adalah format dialog by

phone. Dialog ini menjadi salah satu metode dakwah yang efektif, karena

di dalam dialog ada penyampaian pesan singkat Islam, salam silaturahmi

kepada pendengar yang lain dan request lagu antara da’i (komunikator)

kepada mad’u (komunikan) dengan media telepon. Dengan menggunakan

sarana telepon dan sms yang disediakan oleh radio, akan mempermudah

pendengar untuk menyampaikan pesannya dan request lagu. Sehingga

penyiar bisa langsung menjawab saat itu juga. Radio Dais FM juga

menyediakan sarana untuk mengirimkan salam, request lagu, dan

penyampaian pesan singkat Islam melalui facebook, dan whatsapp bagi

mereka yang mendengarkan melalui radio streaming maupun radio

elektronik.

Kedua, format musik religi. Musik-musik yang bertemakan religi

semakin dikenal dan digemari oleh banyak kalangan, mulai dari anak-anak

hingga orang tua. Kini berdakwah melalui musik merupakan trend

alternatif, selain berceramah. Mendengar musik adalah sejenis hiburan.

Musik adalah sebuah fenomena yang unik yang bisa dihasilkan oleh

beberapa alat musik. Dengan musik seorang dapat melihat dunia sekaligus

bersuara kepada dunia. Karenanya musik tidak hanya menjadi hiburan,

melainkan juga informasi atau pesan yang mengandung nilai-nilai. Dengan

kata lain, para mad’u diberi dakwah berupa hiburan yang di dalamnya

diselipkan nilai-nilai agama Islam.

3) Menambahkan Insert yang Menarik

Insert adalah sisipan, sisipan yang berupa pesan singkat Islami

yang bisa diambil hikmahnya. Pesan ini biasanya disampaikan oleh

Page 71: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

60

pendengar maupun penyiar. Adanya sisipan pesan singkat Islam ini yang

membuat program Nada Taqwa menarik perhatian pendengar. Selain

pesan singkat Islam dalam program ini juga terdapat doa sehari-hari yang

diputarkan oleh penyiar seperti doa menjelang sore hari, doa berkendara

dll. Insert ini disiarkan dalam pertengahan progam acara Nada Taqwa atau

pada saat berlangsungnya program tersebut sesuai dengan adanya

interaktif antara pendengar dan penyiar .

Insert berdurasi kurang lebih 2-4 menit. Hanya berupa pesan

singkat Islam, doa sehari-sehari, serta info-info pengajian atau event

tertentu. Selain pendengar mendengarkan musik yang diputarkan penyiar,

pendengar juga bisa mendengarkan pesan dakwah yang disampaikan

melalui insert ini. (Wawancara dengan Manajer Radio Dais 107.9 FM

Semarang).

Page 72: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

61

BAB IV

ANALISIS STRATEGI DAKWAH DALAM PROGRAM

“NADA TAQWA”

Pembahasan pada Bab II telah dijelaskan bahwa menurut Pimay (2005,50)

strategi dakwah merupakan proses menentukan cara dan daya upaya untuk

mencapai tujuan dakwah. Strategi dakwah diperlukan guna mempermudah

langkah gerakan dakwah, sehigga kegiatan dakwah terlaksana secara sistematis

dan pesan dakwah yang disampaikan tepat mengena pada sasaran dakwah yang

dituju.

Menurut Saerozi (2013,54-55) agar kegiatan dakwah dapat tercapai sesuai

dengan tujuan, maka ada beberapa strategi dakwah yang telah dilakukan oleh

program Nada Taqwa, yaitu: pemetaan dakwah, menentukan metode dakwah,

melakukan evaluasi program dakwah.

A. Analisis Pemetaan dakwah

Pemetaan dakwah dilakukan guna menyusun situasi dan kondisi

mad’u, menyusun potensi yang bisa dikembangkan, serta memperjelas secara

gamblang sasaran atau tujuan dakwah guna menentukan kegiatan dakwah

yang dapat dilakukan. Pemetaan dakwah dilakukan oleh program Nada Taqwa

dengan cara mengenali mad’u atau sasaran dakwah yang dituju.

Sasaran dakwah dari program Nada Taqwa merupakan masyarakat

yang heterogen, yaitu masyarakat Jawa Tengah yang terdiri dari berbagai latar

belakang baik secara sosial maupun ekonomi. Hal ini sesuai dengan jangkauan

pancaran Radio Dais Semarang yang meliputi beberapa daerah regional Jawa

Tengah. Ditinjau dari letak stasiun siaran Radio Dais yang berada di kawasan

Masjid Agung Jawa Tengah Jl. Gajah Raya Semarang, maka sasaran dakwah

program Ngudi Kaswargan lebih merujuk kepada masyarakat urban.

Menurut Asmuni Syukir (1983,181-182) strategi dakwah yang

digunakan dalam usaha dakwah harus memperhatikan beberapa azas dakwah,

salah satunya adalah azas soisologis. Azas ini merujuk pada masalah yang

Page 73: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

62

berkaitan erat dengan situasi dan kondisi sasaran dakwah, seperti situasi

politik, ekonomi, keamanan, dan kehidupan beragama di masyarakat yang

sepenuhnya diarahkan pada persaudaraan yang kokoh, sehingga tidak ada

sekat diantara elemen dakwah baik pada obyek maupun subjek dakwah.

Azas sosiologi menjadi salah satu acuan program Nada Taqwa dalam

melakukan strategi dakwahnya. Sasaran dakwah program Nada Taqwa jika

dilihat dari segi sosiologis merupakan masyarakat Jawa Tengah, khususnya

wilayah Semarang dengan komposisi masyarakat berupa perpaduan antara

masyarakat pesisir dengan masyarakat perkotaan, kondisi keagamaan

masyarakat Jawa Tengah juga multi agama. Kondisi masyarakat menjadi

pertimbangan penyiar ketika menyampaikan pesan dakwahnya, karena

masyarakat Jawa Tengah memiliki beragam tingkat keagaaman khususnya

agama Islam maka dalam pemilihan lagu yang diputarkan juga sesuai

permintaan pendengar. Sehingga dakwah yang tersampaikan sesuai dengan

kondisi pendengar yang menikmatinya. Keberhasilan dakwah dapat terlihat

dari tersampaikannya materi dakwah tepatsesuai pada sasaran, salah satu

faktor yang mempengaruhi tersampaikannya pesan dakwah adalah cara

penyampaian pesan dakwah menggunakan bahasa yang mudah dipahami

mad’u. Penyiar dalam program Nada Taqwa menggunakan bahasa yang

mudah dipahami, yaitu berupa bahasa Indonesia yang santai namun tetap

sopan. Bahasa dan cara bicara yang santai digunakan oleh program Nada

Taqwa membuat pendengar bisa mengobrol dalam telepon terasa akrab.

Contoh obrolan request dalam program Nada Taqwa dengan bahasa Indonesia

yang santai (disampaikan oleh Penyiar Aisyah, tanggal 18 Oktober 2018).

Penyiar : “Assalamualaikum teman Modis dengan siapa dimana?”

Penelpon : “Waalaikumsalam Mbak Ais gimana kabarnya nih?”

Penyiar : “Alhamdulillah sehat, ini Bu Qomariyah di Pedurungan

ya? Ibu sehat juga nggeh?”

Penelpon : “ Sehat Mbak, ini loh Mbak saya lagi masak buat buka

puasa, anak-anak saya, saya biasakan puasa Senin Kamis Mbak

mengikuti sunnah Nabi Muhammad. Alhamdulillah masih 12 tahun

tapi rajin puasanya Mbak hehe. Mbak Ais saya mau request dong Ya

A’lal Waton ya”

Page 74: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

63

Penyiar : “Wah, bagus sekali ya yang Bu Qomariyah terapkan. Baik

Ibu lagu request Ibu kami simpan dulu ya. Terimakasih Bu

Qomariyah atas request dan tipsnya”

Penelpon : “Sama-sama Mbak Ais, semangat siarannya matursuwun

wassalamualaikum”

Penyiar : “Waalaikumsalam warahmatullahhi wa barakatuh Ibu. Nah

ada pesan yang dapat kita ambil dari obrolan Ais dengan Bu

Qomariyah tadi kita bisa menerapkan hal kecil yang sesuai dengan

sunnah Nabi Muhammad yaitu puasa Senin Kamis karena puasa ini

sangat baik untuk membuang zat-zat kotor yang ada dalam tubuh kita

dan sangat dianjurkan oleh agama ya Pendengar. Baiklah Ais akan

putarkan request dari Bu Qomariyah dengan Ya A’lal Waton, tetap

stay tuned di 107.9 Radio Dais terdepan dalam dakwah dan Nada.”

Menurut Siti Alfiah (Anggota MODIS) bahasa yang digunakan dalam

program Nada Taqwa sangat mudah dipahami. Nada Taqwa cocok

didengarkan oleh kalangan muda, karena bahasa yang digunakan dapat

menjangkau semua usia artinya mudah dipahami oleh semua kalangan.

Penggunaan bahasa Indonesia dan gaya bicara yang santai menjadi

salah satu kekuatan yang dimiliki oleh program Nada Taqwa. Bahasa yang

digunakan disesuaikan dengan sasaran dakwahnya, yaitu masyarakat Jawa

Tengah. Ditinjau dari letak Radio Dais yang berada di kawasan Masjid Agung

Jawa Tengah yang berada kota Semarang, maka masyarakat perkotaan juga

menjadi sasaran dari program Nada Taqwa. Dengan demikian, bahasa yang

digunakan oleh program Nada Taqwa tidak hanya menggunakan bahasa

Indonesia, tetapi juga dikombinasikan dengan bahasa Jawa namun sangat

sedikit seperti kata “Nggeh, Njeh, Matursuwun” menyesuaikan siapa yang

menelpon apabila yang menelpon anak muda biasanya kata tersebut jarang

disebutkan.

Keunggulan yang dimiliki oleh program Nada Taqwa adalah

penyampaian pesan dakwahnya menggunakan bahasa Indonesia dan cara

bicara yang santai agar mudah dipahami. Program Nada Taqwa menarik untuk

didengarkan, karena selain muatan dakwah Islamnya yang biasanya

disampaikan langsung dari pendengar, program ini adalah program hiburan

musik yang mana pesan dakwah yang disampaikan merupakan sebuah sisipan

Page 75: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

64

namun program ini jadi lebih menarik dengan adanya obrolan dan pesan-pesan

singkat Islam yang disampaikan pendengar atau penyiar tersebut.

Memiliki sisipan atau insert dalam siaran ini menjadi ciri khas

program Nada Taqwa, karena tidak ada program hiburan berupa request

musik di Radio Dais yang menyampaikan pesan singkat Islam dari pendengar.

Implementasi Radio Dais sebagai radio komunitas berbasis Islam di

Semarang sangat berperan dalam menyebarkan dakwah. Penyampaian pesan

singkat dari pendengar yang kemudian disampaikan ulang oleh penyiar

sebagai wujud penghormatan kepada pendengar, untuk itu menyampaikan

pesan dakwah dengan cara yang santai diharapkan lebih mengena terhadap

sasaran dakwah.

Insert atau sisipan dalam program Nada Taqwa dapat menjadi

kelemahan, apabila penyiar tidak cermat dalam menyampaikan kembali pesan

dari pendengar. Penyiar apabila tidak menggunakan cara bicara yang familiar

maka pendengar akan cenderung meninggalkan siaran program Nada Taqwa

dikarenakan tidak dapat memahami pesan dakwah yang disampaikan.

Peluang yang dimiliki program Nada Taqwa sebagai program dakwah

cukup besar, hal ini dikarenakan minimnya program dakwah yang ada di

wilayah Semarang. Radio Dais menjadi radio komunitas berbasis dakwah

yang berada di kawasan Masjid Agung Jawa Tengah dan secara khusus hanya

menyiarkan siaran dakwah Islam.

Pada dasarnya dakwah merupakan usaha penyampaian risalah tauhid

yang memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan yang universal. Dakwah

mengembangkan fitrah dan kearifan manusia agar mampu memahami hakekat

hidup yang berasal dari Allah dan akan kembali kepada-Nya. Dengan

demikian, dakwah merupakan suatu proses memanusiakan manusia dalam

tahap perubahan sosio-kultural yang membentuk tatanan kehidupan

masyarakat yang harmonis. Oleh karena itu, diperlukan pemikiran dakwah

inovatif yang dapat mengubah kemapanan pemahaman agama, yaitu

pemahaman agama yang tertutup (primitif) menuju pemahaman agama yang

terbuka.

Page 76: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

65

Penyampaian dakwah melalui radio, khususnya dalam program Nada

Taqwa ini diharapkan dapat membuka pola pikir masyarakat akan keterbukaan

dalam pemahaman ajaran agama Islam. Kehadiran program Nada Taqwa

bertujuan untuk memberikan pencerahan dan hiburan kepada pendengar

tentang pemahaman ajaran agama Islam sesuai dengan Al-qur’an dan Hadist,

serta berdakwah melalui musik. Tugas da’i adalah membangkitkan semangat

sasaran dakwah agar dapat menggali dan mengembangkan masyarakat yang

berazaskan Ketuhanan yang Maha Esa.

Program Nada Taqwa juga melakukan pemetaan dakwah dengan cara

menentukan plot atau jadwal siaran. Program Nada Taqwa disiarkan setiap

hari mulai pukul 15:30 hingga 16:30 WIB dengan jeda iklan. Penentuan

jadwal siar ini merupakan salah satu strategi yang dilakukan oleh program

Nada Taqwa, agar kegiatan dakwah dapat terlaksana sesuai dengan apa yang

diharapkan. Durasi siar program Ngudi Kaswargan selama satu jam dengan

jeda iklan juga menjadi penunjang tersampaikannya pesan dakwah karena

iklan-iklan yang diputarkan biasanya dari Masjid Agung Jawa Tengah.

Program Nada Taqwa juga melakukan pemetaan dakwah dengan cara

menentukan jadwal siaran. Program Nada Taqwa diudarakan pada pukul

15:30 karena pada jam tersebut sebagian masyarakat akan selesai menjalankan

rutinitasnya. Program Nada Taqwa ini diharapkan mampu melepaskan penat

pendengar dari rutinitasnya, serta mencerahkan bathin pendengar agar selalu

mengingat untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui musik yang

diputarkan program Nada Taqwa. Pemilihan plot siaran program Nada Taqwa

pada jam 15:30 hingga pukul 16:30 WIB dinilai sangat efektif, karena pada

jam tersebut merupakan waktu setelah ashar. Pendengar dapat mengisi waktu

istirahat seusai shalat ashar dengan mendengarkan program Nada Taqwa.

Bapak Karno selaku direktur operasional Radio Dais memaparkan

bahwa :

“Program Nada Taqwa memiliki tujuan untuk mengajak

pendengar agar mendekatkan diri kepada Allah, terlebih saat

menjelang selesai beraktivitas. Selepas beraktivitas tentunya orang

merasa penat, dengan mendengarkan program Nada Taqwa ini

Page 77: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

66

diharapkan dapat menyegarkan kembali bathin para pendengar.

Mengingatkan kepada pendengar bahwa tujuan akhir dari sebuah

kehidupan adalah akhirat. Hadirnya program Nada Taqwa dapat

memberikan pencerahan kepada pendengar akan bekal akhirat”

Penempatan jadwal atau time schedule pada pukul 15:30 WIB juga

menjadi keunggulan program Nada Taqwa, karena penempatan jadwal

merupakan salah satu langkah strategis untuk mendapatkan peluang agar suatu

program dapat dinikmati oleh khalayak. Adanya jeda iklan juga menjadi

kekuatan program Nada Taqwa, pendengar dapat menyimak iklan yang

menarik dan tentunya masih bertema Islamdari Masjid Agung Jawa Tengah.

Iklan-iklan tersebut seperti : iklan layanan haji& umroh dan iklan pusat oleh-

oleh haji dan umroh

Radio Dais Semarang sebagai radio komunitas berbasis dakwah

dibawah naungan Masjid Agung Jawa Tengah, turut serta memberikan

layanan untuk kepentingan masyarakat, berupa pencerahan ajaran agama

Islam. Ajaran agama Islam yang disampaikan penyiar dalam program Nada

Taqwa bersifat netral, tidak mengunggulkan suatu golongan ataupun

merendahkan agama lain. Hal ini selaras dengan misi Radio Dais melayani

kebutuhan rohani umat Islam dan melakukan pelayanan kepada masyarakat

secara umum

Program Nada Taqwa sesuai dengan filosofinya, berasal dari kata

Nada yang berarti bunyi yang beraturan dan Taqwa berarti meyakini Allah.

Memilih nama bagi suatu program merupakan salah satu kegiatan yang

penting, nama suatu program acara dapat berfungsi sebagai penyampai atribut

dan makna dari suatu program yang akan diudarakan. Ketika memilih nama

suatu program, penggerak program acara harus memilih nama yang dapat

menginformasikan konsep program dan dapat membantu menempatkan atau

memposisikan program agar mudah diingat atau dikenali oleh audien.

Pendengar dapat mengetahui karakteristik siaran dari nama yang digunakan

oleh suatu program, begitu juga dengan program Nada Taqwa. Nama yang

digunakan oleh program Nada Taqwa telah mencerminkan bahwa program

Page 78: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

67

tersebut merupakan program dakwah yang berformat musik dan ada pesan

ketaqwaannya.

Program Nada Taqwa tidak terlepas dari karakteristik Radio Dais

sebagai radio dakwah. Penamaan Program Nada Taqwa tetap berorientasi

pada Islam dan dakwah. Strategi dakwah yang dilakukan oleh program Nada

Taqwa dengan cara melakukan pemetaan dakwah merupakan langkah yang

tepat.

B. Analisis dalam Menentukan metode dakwah

Menentukan metode dakwah yaitu memilih metode dakwah yang akan

dilakukan. Dakwah dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu bil lisan,

bil hal, maupun bil qalam. Nada Taqwa karena merupakan program radio,

maka termasuk dakwah bil lisan dengan metode dakwah mauidzah hasanah.

Radio Dais yang berperan sebagai da’i dan penyiar program Nada Taqwa

menyampaikan dengan pengajaran yang baik, tidak bersikap menghardik,

tidak memarahi, dan tidak membuka aib atas kesalahan-kesalahan penerima

dakwah. Program Nada Taqwa juga menggunakan pendekatan strategi

sentimentil yaitu, dakwah yang memfokuskan pada aspek hati dan

menggerakkan perasaan serta batin sasaran dakwah, memberi nasehat yang

mengesankan serta memanggil hati mad’u dengan kelembutan dan santai.

Sikap lembut dalam menyampaikan pesan dakwah dapat mendatangkan

petunjuk bagi hati yang tersesat dan menjinakkan hati yang keras, serta dapat

mendatangkan kebaikan.

Radio merupakan media auditori atau media pendengaran, sehingga

selain menggunakan bahasa yang lemah lembut, maka penyiar dalam

menyampaikan pesan dakwahnya harus sejelas mungkin sesuai dengan

karakteristik siaran radio yang bersifat sepintas. Sepintas artinya tidak dapat

mengulang isi dari materi siaran yang disampaikan. Dengan demikian,

pendengar atau sasaran dakwah dapat mudah memahami pesan dakwah yang

disampaikan.

Metode dakwah yang dilakukan program Nada Taqwa berupa

penyampaian pesan dakwah secara uraian dan langsung. Menyampaikan pesan

Page 79: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

68

dakwah secara terurai yaitu menyiapkan pokok dari materi dakwah yang akan

disampaikan kemudian diuraikan tanpa menggunakan teks dan langsung

disiarkan. Pesan dakwah disampaikan secara uraian karena format program

Nada Taqwa yang bersifat dialog dengan sesi interaktif dari pendengar.

Sedangkan menyampaikan pesan dakwah secara langsung biasanya terjadi jika

pendengar pada saat telepon atau mengirimkan sms terdapat pesan singkat

Islamnya. Dengan kata lain tidak semua pendengar menyampaikan pesan

singkat Islam tersebut, jadi akan disampaikan sendiri oleh penyiar melalui

naskah uraian yang telah ditentukan temanya.

Penyampaian pesan dakwah secara dialog menjadi salah satu kekuatan

dalam program Nada Taqwa, penyiar dapat menyampaikan pesan dakwahnya

dengan jeda feed back atau respon dari pendengar. Dengan demikian, pesan

dakwah dapat tersampaikan secara sistematis. Format acara secara live juga

menjadi salah satu kekuatan program Nada Taqwa, dengan format tersebut

maka dapat menambah info atau pengetahuan bagi pendengar lain atau

penyiar.

Penyampaian pesan dakwah secara dialog dan format siaran secara live

selain sebagai kekuatan juga dapat menjadi kelemahan program Nada Taqwa.

Sebab, tidak semua pendengar dapat memberikan respon atau umpan balik

atas materi dakwah yang disampaikan. Langkah solutif yang dapat diterapkan

oleh program Nada Taqwa yaitu memberikan wadah untuk menampung feed

back atau respon dari pendengar. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah

memberikan wadah melalui media sosial guna sarana bagi pendengar atau

sasaran dakwah untuk memberikan feed back bagi pendengar yang belum

sempat menyampaikan pesannya. Media sosial yang dapat digunakan seperti

facebook,dan instagram.

Media sosial selain sebagai sarana untuk memberikan umpan balik,

pengarah acara program Nada Taqwa juga dapat memanfaatkan media sosial

guna mempublikasikan materi dakwah yang telah disampaikan. Hal ini jika

dilakukan maka dapat menutupi kekurangan siaran radio yang bersifat

sepintas. Apabila pendengar kurang memahami atau ingin menyimak kembali

Page 80: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

69

materi dakwah yang telah disampaikan, maka pendengar dapat mengunjungi

media sosisal guna mereview materi yang telah disampaikan.

Dakwah yang efektif ialah dakwah yang mampu membangkitkan

perhatian dari khalayak terhadap pesan-pesan dakwah yang disampaikan oleh

penceramah. Pesan yang disampaikan menggunakan tanda yang didasarkan

pada pengalaman yang selaras antara penceramah dengan khalayak atau

mad’u, sehingga tercipta pemahaman yang sama. Penceramah ketika

menyampaikan pesan dakwah terlebih dahulu memahami keadaan dari sasaran

dakwahya. Penceramah menyampaikan pesan dakwah sesuai dengan

karakteristik masyarakat khususnya Kota Semarang, yang memiliki latar

belakang agama majemuk. Pesan dakwah yang disampaiakan penyiar tidak

menyudutkan suatu golongan atau agama lain, agar memudahkan pemahaman

pendengar materi dakwah yang disampaikan disertai dengan contoh kegiatan

yang sering terjadi di masyarakat. Salah satunya pada kutipan percakapan dan

pesan singkat dari pendengar yang uraikan oleh penyiar Farida , pada tanggal

18 Maret 2018 dengan naskah uraian penyiar Puasa Rajab:

Penyiar : “Assalamualaikum pendengar Radio Dais, dengan

siapa dimana?”

Pendengar : “Waalaikumsalam Mbak Farida. Dengan Saya

Atib Mahbub di Pondok Pesantren Az-Zahro Mbak.”

Penyiar : “Iya Mas Atib bagaimana kabarnya Mas? Lagi sibuk

apa nih di pondok?”

Pendengar : “Sehat alhamdulillah Mbak. Ini lo lagi nyiapin

jaburan buat buka puasa di pondok”

Penyiar : “Wah santri disana juga melaksanakan puasa 1

Rajab ya Mas. Alhamdulillah. Menu untuk hari ini apa nih Mas Atib

sekalian request dan salamnya buat siapa?”

Pendengar : “Hari ini menu jaburannya kolak tela sama tahu

susur Mbak Farida kan makan terlalu banyak juga tidak baik ya harus

dibatasi agar tidak terlalu kenyang itu lebih baik Mbak hehe,

Alhamdulillah banyak santri yang melaksanakannya Mbak. Saya mau

kirim salam buat Pak Sodiq di Tlogosari, Bu Aminah di Banjirkanal

sama buat Mbak Farida semoga siarannya lancar hehe. Requestnya

Nasida Ria yang Nabi Muhammad Mataharinya Dunia. Terimakasih

Mbak Farida Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Penyiar : “Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh,

terimakasih buat Mas Atib yang sudah bergabung dengan Farida.

Pendengar yang beriman jadi hari ini tepat pada tanggal 1 Rajab,

Page 81: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

70

bagi pendnegar yang melaksanakan puasa masih semangat ya karena

sebentar lagi buka puasa loh hehe jadi puasa Rajab adalah bulan

ketujuh dalam kalender Hijriyah yang mana menandakan telah

dekatnya bulan Ramadhan ya Pendengar. Kalau kata Mas Atib selama

puasa jangan makan terlalu banyak karena tidak baik bagi tubuh kita

begitu pula dalam Agama Rasullah SAW menyuruh kita untuk

makanlah sebelum lapar dan berhentilah sebelum kenyang. Sebelum

Farida muterin lagu request nih ada informasi bahwa besok pada hari

Selasa tanggal 25 Maret 2018 akan diadakan pengajian umum majelis

dzikir di Ponpes Al Ikhlas Jalan Pedurungan Lor Raya blok K.18 Rt 09

Rw 1 dengan tema Peringatan Isro’ Mi’roj sekaligus acara Haul Kyai

Haji Syaichun. Nah untuk kaum muslim bisa menghadiri acara

tersebut dengan gratis ya. Selanjutnya Farida akan putarkan request

dari Mas Atib dengan Nasida Ria Nabi Muhammad Mataharinya

Dunia, tetap bersama kami di 107.9 Radio Dais terdepan dalam

dakwah dan Nada.”

Kutipan isi materi penyiar tersebut menjelaskan tentang melaksanakan

puasa Rajab dan kebaikan untuk tidak makan terlalu banyak. Materi tersebut

dapat menjawab problematika di masyarakat tentang melaksanakan puasa

Rajab bagi yang menggunakan kalender Hijriyah. Makan terlalu banyak juga

sering terjadi dikalangan masyarakat, namun dengan adanya materi dakwah

tentang perintah untuk makan secukupnya setidaknya dapat menjawab

problematika masyarakat secara umum walau dalam lingkup pendengar

program Nada Taqwa namun pesan dakwah tersampaikan melalui pendengar

kemudian disalurkan dan diuraikan oleh penyiar.

C. Analisis pada Evaluasi Program Nada Taqwa

Evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui apakah kegiatan dakwah

yang dilaksanakan sesuai pada perencanaan atau tidak, serta sebagai tolak

ukur sejauh mana keberhasilan dakwah dapat dicapai. Evaluasi dakwah

dilaksanakan pada saat kegiatan dakwah dan setelah pelaksanaan dakwah,

guna mengetahui sejauh mana kekurangan, hambatan, peluang, dan tantangan

dakwah agar kemudian ditemukan perbaikan yang meliputi sisi pembenahan,

pembinaan, dan rumusan dakwah yang lebih baik untuk kegiatan dakwah yang

akan mendatang.

Evaluasi program Nada Taqwa dilakukan oleh Direktur Opersional

program setiap tiga bulan sekali, serta di evaluasi bersama para penyiar.

Page 82: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

71

Direktur Operasional Radio Dais mengevaluasi program Nada Taqwa dengan

cara memfilter isi dari materi dakwah yang disampaikan oleh penyiar. Materi

dalam naskah uraian yang akan disampaikan dapat dikoreksi sebelum

diudarakan untuk disampaikan kepada khalayak pendengar. Dakwah melalui

radio juga mempermudah penyiar untuk menyampaikan pesan dakwahnya,

karena melalui radio tidak perlu melewati proses yang kompleks. Penyiar

hanya menyiapkan materi siaran, kemudian berbicara di depan mikrofon dan

dapat diuraikan sendiri oleh penyiar. Setelah melalui tahap editing (koreksi isi

tema pesan dakwah singkat) maka materi dakwah dapat disampaikan kepada

khalayak sesuai dengan jadwal.

Judul atau topik yang disampaikan oleh penyiar juga tak luput dari

evaluasi, hal ini dilakukan agar judul atau topik yang disampaikan relevan

dengan materi apa yang dibutuhkan oleh pendengar. Namun program Nada

Taqwa ini juga tidak terlalu berpatok pada topik yang ditentukan oleh penyiar,

karena biasanya pesan singkat dari pendnegar juga tidak sesuai dengan topik

tapi sebagai lembaga penyiaran yang baik dalam menyampaikan pesan

dakwahnya maka tetap disampaikan dan diuraikan kembali. Maka dari itu

penyiar selalu siap untuk menggali materinya dari situs online seperti

https://m.kiblat.net atau https://liputan7.com.

Materi juga disesuaikan dengan event kalender atau peringatan hari

besar Islam maupun hari nasional. Penggunaan materi dakwah yang

disesuaikan dengan event kalender ini juga berfungsi agar materi yang

disampaikan lebih bervariasi, serta tidak ketinggalan dengan isu yang sedang

hangat dibicarakan. Dengan demikian, khalayak selalu mendapat pencerahan

ajaran agama Islam yang terbarukan. Hal inilah yang membuat program Nada

Taqwa masih diminati oleh pendengar, walaupun saat ini semakin merebak

radio komunitas yang khusus mensiarkan ajaran agama Islam.

Efektivitas dari kegiatan dakwah, selain dinilai dari pesan dakwah

yang diselaraskan dengan kondisi khalayak juga terukur dari metode yang

digunakan oleh penceramah. Kegiatan dakwah dalam program Nada Taqwa

cukup efektif, hal ini terukur dari berbagai strategi dakwah yang dilakukan

Page 83: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

72

oleh program tersebut. Efektivitas ini juga dapat diukur antara waktu dan

tenaga yang dikeluarkan seimbang, serta pesan dakwah dapat diterima baik

oleh khalayak. Hal ini sesuai dengan azas efektivitas dan efisiensi dakwah,

yaitu menekankan pada usaha dengan semaksimal mungkin sesuai dengan

rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.

Penyiar program Nada Taqwa yang memiliki jadwal berbeda-beda

setiap harinya juga dapat menimbulkan kesan yang berbeda. Hal ini dilakukan

sebagai wujud efisiensi antara tenaga dan waktu yang dikeluarkan, karena

tidak setiap hari penyiar Nada Taqwa sesuai dengan jadwal yang sudah

ditentukan sesuai DAS (Daftar Acara Siaran) (wawancara dengan Bapak

Karno selaku Direktur Operasional Radio Dais, pada Selasa 18 Juni 2019).

Berdasarkan hasil analisa yang penulis lakukan, strategi dakwah yang

dilakukan oleh program Nada Taqwa sudah tepat. Mulai dari pemilihan

jadwal siar hingga materi yang disampaikan sudah sesuai dengan realita

dakwah atau kebutuhan khalayak. Eksistensi program Nada Taqwa yang telah

bertahan selama dua belas tahun, sejak tahun 2006 dapat menjadi rujukan akan

keberhasilan strategi dakwah yang digunakan oleh program tersebut.

Format program Nada Taqwa yang bersifat dialog sebaiknya

diimbangi dengan adanya publikasi materi siaran melalui sosial media.

Dengan demikian, maka pendengar atau sasaran dakwah dapat mereview

pesan dakwah yang telah disampaikan. Publikasi materi dakwah melalui sosial

media juga dapat dijadikan wadah bagi khalayak guna memberikan feedback

untuk pendengar.

Seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi, kini siaran Radio

Dais juga dapat disiarkan melalui radio streaming di https://dais1079fm.com/

Program dakwah seperti Nada Taqwa perlu dipertahankan

eksistensinya, karena selain mengandung pesan dakwah program tersebut

secara tersirat telah menyampaikan dakwah pula dengan musik rebana dan

kasidah. Agar tetap diminati oleh pendengar, penyiar program Nada Taqwa

harus berhati-hati dalam penggunaan bahasa siaran yang digunakan. Penyiar

sebaiknya menggunakan bahasa Indonesia yang mudah dipahami.

Page 84: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

73

Kemunculan radio dakwah yang semakin merebak tidak menjadi

ancaman terhadap program Nada Taqwa. Pihak Radio Dais turut bangga

dengan menjamurnya radio swasta maupun radio publik yang didalamnya

terdapat program yang menyiarkan ajaran dakwah, dengan demikian muatan

dakwah lebih beragam. Radio komunitas tentunya memiliki cara pandang

yang berbeda-beda dalam menyampaikan misi dakwahnya. Hadirnya radio

komunitas khusus dakwah membuat siaran tentang ajaran Islam semakin

beragam. Pendengar dapat memilah channel siaran radio sesuai dengan

pandangan masing-masing. (Hasil wawancara dengan Bapak Karno selaku

Direktur Operasional Radio Dais sekaligus pengarah acara Program Nada

Taqwa, pada hari Selasa 18 Juni 2019)

Page 85: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

77

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Program Nada Taqwa dalam menyampaikan pesan dakwahnya

menggunakan beberapa strategi, yaitu melakukan pemetaan dakwah,

menentukan metode dakwah, dan melakukan evaluasi program Nada Taqwa.

Pemetaan dakwah dilakukan guna mengetahui sasaran dakwah dan

mengetahui metode dakwah yang dapat dilakukan. Kesuksesan strategi

dakwah yang digunakan oleh program Nada Taqwa juga ditunjang oleh dua

faktor lingkungan, yaitu faktor lingkungan internal dan eksternal. Faktor

lingkungan internal berasal dari kekuatan atau kelebihan serta kelemahan yang

dimiliki oleh program Nada Taqwa, sedangkan faktor lingkungan eksternal

berasal dari luar program Nada Taqwa.

Kekuatan yang dimiliki oleh program Nada Taqwa berasal dari bahasa

yang digunakan, yaitu bahasa Indonesia yang santai. Penentuan jadwal siaran

juga menjadi kekuatan program Ngudi Kaswargan, karena program ini

didarakan pada pukul 15:30-16:30 WIB dengan jeda iklan. Program Nada

Taqwa memiliki keunggulan yaitu format acarannya berupa langsung atau live

dengan adanya respon dari pendengar secara langsung melalui telepon.

Kekurangan yang dimiliki oleh program Nada Taqwa adalah membuka sesi

interaktif sehingga pendengar dapat memberikan feed back atas materi yang

disampaikan tidak sesuai dengan topik yang dimiliki oleh Nada Taqwa.

Berdasarkan analisis dan pembahasan “Strategi dakwah radio dakwah

Islam Masjid Agung Jawa Tengah pada program Nada Taqwa” penulis dapat

menarik kesimpulan bahwa strategi dakwah yang dilakukan oleh program

Nada Taqwa, dapat mempertahankan identitas Radio Dais sebagai radio

komunitas yang yang berbasis dakwah. Materi dakwah yang disampaikan

dapat diterima baik oleh pendengar, karena materi dakwah disampaikan

dengan bahasa yang mudah dipahami serta berisi materi yang dekat dengan

Page 86: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

75

problematika umat. Durasi siaran selama satu jam dengan jeda iklan menjadi

salah satu faktor keberhasilan strategi dakwah yang dilakukan oleh program

Nada Taqwa, karena pendengar juga mendapatkan info kajian dan iklan yang

biasanya hanya dari Masjid Agung Jawa Tengah.

B. Saran

Sebelum penulis mengakhiri tulisan ini ada beberapa saran yang ingin

penulis sampaikan untuk pihak terkait dalam penelitian ini, diantaranya:

1. Kepada pengelola dan unit kerja program Nada Taqwa hendaknya

mengadakan sesi live melalui media sosial sehingga contohnya pendengar

pengguna instagram dapat memberikan feedback atau tanggapan terhadap

materi yang disampaikan.

2. Kepada penyiar sebisa mungkin lebih ramah dan lebih sering menanggapi

dari percakapan dengan pendengar agar kegiatan selama siaran lebih terasa

bersahabat antara penyiar dan pendengar.

3. Program Nada Taqwa seharusnya dapat memanfaatkan media sosial untuk

mempublikasikan materi dakwah yang telah disampaikan, karena dari

pengamatan penulis program ini hanya menggunakan telepon, sms, dan

whatsapp message saja.

C. Penutup

Demikian pemaparan hasil penelitian yang dapat penulis paparkan,

kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan

karya ini. Dibalik kelemahan dan kekurangan karya ini, penulis berharap hasil

penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

Page 87: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

DAFTAR PUSTAKA

Al Qadli, Muhammad Mahmud. 2003. Sepuluh Pahlawan Penyebar Islam.

Yogyakarta: Mitra Pustaka.

Amin,Samsul Munir, Drs. 2009. Ilmu Dakwah. Jakarta: Amzah

Ardianto, Elvinaro. 2005. Erdinaya, Lukiati Komala. Komunikasi Massa

SuatuPengantar.Bandung :Simbiosa Rekatama Media.

Arifin, Anwar. 2011. Dakwah Kontemporer. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Arifin, M.Ed, Prof, HM. 2000. Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi. Cetakan

ke-5. Jakarta: Bumi Aksara

Arifin, Anwar. 1994.Strategi Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas.Bandung :

CV. ARMICO

Arsyad, Azhar. 2003.Pokok-Pokok Manajemen. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Aziz, Moch. Ali. 2004.Ilmu Dakwah. Jakarta : Prenada Media.

Azwar, Saifuddin. 2013. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif (Ancangan metodologi,

Presentasi, dan Publikasi Hasil Penelitian untuk Mahasiswa dan Peneliti

Pemula Bidang Ilmu-Ilmu Sosial, Pendidikan, dan Humaniora. Bandung:

CV. Pustaka Setia.

Effendi,Onong Uchjana. 1990.Radio Siaran Teori dan Praktek. Bandung: CV.

Mandar Maju.

Effendy, Onong Uchjana. 2006. Ilmu Komunikasi (Teori dan Praktek).Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya.

Faqih, Ahmad. 2015. Sosiologi Dakwah. Semarang:CV. Karya Abadi Jaya.

Masduki. 2004. Menjadi Broadcaster Profesional. Jogjakarta : Lkis

Masduki. 2007. Radio Komunitas: Belajar dari Lapangan. Jakarta: Kantor

Perwakilan Bank Dunia di Indonesia.

Moleong, Lexy J. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Page 88: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

Mulyana, Deddy, 2001 Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Muriah, Siti. 2000. Metodologi Dakwah Kontemporer.Yogyakarta : Mitra

Pustaka.

Pimay, Awaludin. 2005.Paradigma Dakwah Humanis. Semarang : RaSail.

Quarish Sihab, Prof, DR. 2001 Membumikan Al-Quran. Bandung: Mizan.

Romli, Asep Syamsul M. 2009. Dasar-Dasar Siaran Radio. Bandung : Nuansa.

Sambas, Sukriyadi. 2004. Pokok-pokok Wilayah Kajian Ilmu Dakwah.Bandung:

pustaka bani quraisy.

Sartono, FR. Sri. 2008. Teknik Penyiaran dan Produksi Program Radio, Televisi

danFilm Jilid 1 untuk SMK. Direktorat Pembinaan Sekolah

MenengahKejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar

dan Menengah.Departemen Pendidikan Nasional.

Sugiyono. 2014.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung:

Alfabeta.

Sulistio. 2012. Dimensi Religiutas Muslim Kejawen. Semarang: IAIN Walisongo

Semarang.

Supena, Ilyas. 2007. Filsafat Ilmu Dakwah: Perspektif Filsafat Ilmu Sosial.

Semarang: Absor.

Syukir, Asmuni. 1983. Dasar- Dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya : Al-

Ikhlas.

Vivian, Jhon ,2008, Teori Komunikasi Massa. edisi kedelapan, Jakarta: Kencana.

Wardi Bachtiar, Dr. 1997. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah. Jakarta : Logos.

Ya’kub,Hamzah.1992.Publisistik Islam, Teknik Dakwah dan

Leadership.Bandung:CV.Diponegoro.

Page 89: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

Lampiran I

DRAF PERTANYAAN DIREKTUR OPERASIONAL RADIO DAIS

1. Apa format siaran radio Dais?

- Radio Dais merupakan radio dakwah yang berisi hiburan

2. Bagaimana sejarah program siaran Nada Taqwa

- Saya bicara singkatnya saja ya, jadi waktu pembangunan masjid ini Pak Gubernur

Mardiyanto meminta untuk didirikan stasiun radio yang harus mengudara pada

awal ramadhan tahun itu. Kemudian beberapa orang dari RRI di tunjuk untuk

mendirikan radio yang diberi nama Dais ini. Nada Taqwa ini termasuk program

yang ada sejak pertama kali Dais mengudara.

3. Bagaimana prosedur acara Nada Taqwa?

- Program ini salah satu program unggulan di Dais. Seperti biasa siarannya dibuka

oleh penyiar terlebih dahulu, kemudian penyiar menyampaikan kepada pendengar

untuk bergabung dengan telepon ataupun whatsapp. Lalu penyiar apabila

menerima telepon akan berinteraksi dengan pendengar yang biasanya

menyampaikan salam, pesan singkat, dan request lagu.

4. Apa tujuan dari adanya program Nada Taqwa?

- Tujuannya sama seperti program lainnya yaitu menyampaikan dakwah, tapi

program Nada Taqwa berbeda karena dakwah yang disampaikan menggunakan

lagu rebana dan qasidah yang mungkin saat ini pembaruannya belum banyak.

5. Kapan program siaran Nada Taqwa disiarkan?

- Setiap hari jam 15.30 – 16.30

6. Siapa sasaran pendengar program siaran Nada Taqwa?

- Sasarannya umum kalau pendengarnya

7. Apa yang membedakan program siaran Nada Taqwa dengan program siaran lainnya?

Page 90: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

- Nah yang membedakan dnegan program lain terutama program request adalah di

program ini terdapat pesan singkat Islam yang biasanya disampaikan oleh penyiar

ataupun pendengar. Info-info pengajian juga biasanya disampaikan di program ini.

Di sela-sela siaran ada pemutaran bacaan doa sehari-hari juga. Kalau diprogram

lain tidak ada, adanya surat pendek yang diputarkan.

8. Bagaimana strategi dakwah yang disampaikan dalam program Nada Taqwa ini?

- Strategi dakwah yang disampaikan dalam program ini adalah format siaran dan

insert. Format siarannya yang berupa musik dari request pendengar dan insert

yang berupa sisipan atau pesan singkat Islam yang disampaikan pendengar.

9. Bagaimana strategi dakwah dengan pemetaan dakwah dalam program Nada Taqwa

- Pemetaan dakwah dilakukan guna menyusun situasi dan kondisi mad’u, menyusun

potensi yang bisa dikembangkan, serta memperjelas secara gamblang sasaran atau

tujuan dakwah guna menentukan kegiatan dakwah yang dapat dilakukan.

Pemetaan dakwah dilakukan oleh program Nada Taqwa dengan cara mengenali

mad’u atau sasaran dakwah yang dituju. Kondisi masyarakat menjadi

pertimbangan penyiar ketika menyampaikan pesan dakwahnya, karena masyarakat

Jawa Tengah memiliki beragam tingkat keagaaman khususnya agama Islam maka

dalam pemilihan lagu yang diputarkan juga sesuai permintaan pendengar.

Sehingga dakwah yang tersampaikan sesuai dengan kondisi pendengar yang

menikmatinya. Keberhasilan dakwah dapat terlihat dari tersampaikannya materi

dakwah tepatsesuai pada sasaran, salah satu faktor yang mempengaruhi

tersampaikannya pesan dakwah adalah cara penyampaian pesan dakwah

menggunakan bahasa yang mudah dipahami mad’u.

10. Bagaimana strategi dakwah dengan menentukan metode dakwah dalam program Nada

Taqwa?

- Nada Taqwa karena merupakan program radio, maka termasuk dakwah bil lisan

dengan metode dakwah mauidzah hasanah. Radio Dais yang berperan sebagai

da’i dan penyiar program Nada Taqwa menyampaikan dengan pengajaran yang

baik, tidak bersikap menghardik, tidak memarahi, dan tidak membuka aib atas

kesalahan-kesalahan penerima dakwah. Program Nada Taqwa juga menggunakan

pendekatan strategi sentimentil yaitu, dakwah yang memfokuskan pada aspek hati

dan menggerakkan perasaan serta batin sasaran dakwah, memberi nasehat yang

Page 91: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

mengesankan serta memanggil hati mad’u dengan kelembutan dan santai.

Bagaimana strategi dakwah dengan asas sosiologi dalam program Nada Taqwa?

11. Bagaimana strategi dakwah dengan evaluasi program dalam program Nada Taqwa?

- Evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui apakah kegiatan dakwah yang

dilaksanakan sesuai pada perencanaan atau tidak, serta sebagai tolak ukur sejauh

mana keberhasilan dakwah dapat dicapai. Evaluasi dakwah dilaksanakan pada saat

kegiatan dakwah dan setelah pelaksanaan dakwah, guna mengetahui sejauh mana

kekurangan, hambatan, peluang, dan tantangan dakwah agar kemudian ditemukan

perbaikan yang meliputi sisi pembenahan, pembinaan, dan rumusan dakwah yang

lebih baik untuk kegiatan dakwah yang akan mendatang.

12. Apa kelebihan dan kekurangan program siaran Nada Taqwa saat ini?

- Kelebihan program ini musik yang diputarkan lagunya berbeda dengan program

lain, lagunya kan rebana dan qasidah ini yang menjadi kelebihannya. Kalau

kekurangannya yang paling utama dari program ini lagu rebana dan qasidah

durasinya panjang, nah mbak tau sendiri kan kalau radio lagunya lama itu sangat

membosankan.

13. Apa harapan Bapak selaku pimpinan radio dais dalam perkembangan program radio

berbasis dakwah khususnya program siaran Nada Taqwa?

- Semoga peminat radio dakwah tambah banyak, agar radio Dais bisa selalu

mengudara. Untuk program Nada Taqwa semoga semakin banyak pecinta musik

dan lagu rebana qasidah dan menambah koleksi lagu-lagunya.

Page 92: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

Lampiran II

DRAF PERTANYAAN PENYIAR RADIO DAIS

1. Bagaimana cara/metode penyiar dalam menyampaikan dakwah dalam siaran

Nada Taqwa ini?

- Biasanya penyiar menymapaikannya dnegan santai dan akrab agar pendengar

merasa nyaman.

2. Bagaimana respon pendengar terhadap program siaran Nada Taqwa?

- Responnya bagus sekali banyak telepon dan whatsapp untuk menyampaikan

request dan pesan-pesannya.

3. Dari kalangan/umur berapa saja pendengar Nada Taqwa yang menelpon untuk

request lagu?

- Karena sasaranya umum yang requestpun banyak ada orang tua, santri SMA juga

ada, anak kuliahan juga ada.

4. Dalam setiap kali siar, berapa telepon yang masuk untuk request?

- 5 – 7 kali

5. Lagu apa saja yang sering diminta oleh pendengar Nada Taqwa?

- Banyak ada lagunya Nasida Ria, Habib Syeh

6. Apa yang membedakan program siaran Nada Taqwa dengan program lainnya?

- Yang membedakan kalo di Nada Taqwa ada pesan singkat Islamnya sebagai

sisipan dalam siarannya.

7. Apa kelebihan dan kekurangan dari program Nada Taqwa ini?

- Kelebihannya respon pendengar sangat banyak dan bagus tapi kelemahannya ada

di lagu-lagunya banyak yang sudah lawas dan durasi panjang itu membuat waktu

siaran cepat habis sedangkan requestnya banyak.

8. Bagaimana harapan penyiar terhadap perkembangan program radio berbasis

dakwah khususnya program siaran Nada Taqwa?

- Harapannya agar ada lagu qasidah dan rebana yang baru tapi dengan durasi yang

tidak terlalu panjang dan semoga selalu banyak pendengarnya.

Page 93: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

9. Jenis pesan apa saja yang disampaikan pendengar?

- Biasanya pendengar menyampaikan seperti puasa Senin Kamis, silaturahmi.

Page 94: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada
Page 95: SKRIPSIeprints.walisongo.ac.id/10035/1/skripsi full.pdf · 107.9 FM Masjid Agung Jawa Tengah pada Program Radio Nada Taqwa” Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada

BIODATA PENULIS

Nama : Yasintha Ardiyani

NIM : 1401026093

Tempat, tanggal lahir : Semarang, 28 Maret 1996

Alamat : Perum Beringin Asri Barat No. 710 RT 11 RW 11

Kelurahan Wonosari Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang

No HP : 089672862327

Pendidikan :

1. SDN Wonosari 04 Semarang

2. SMP Plus Azzahro’ Kendal

3. SMAN 1 Pegandon Kendal

4. UIN Walisongo Semarang