Full page photo - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/id/eprint/12957/1/e00500165546327... · Puji...
Transcript of Full page photo - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/id/eprint/12957/1/e00500165546327... · Puji...
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2 (SeNaTS 2) Tahun 2017
Sanur - Bali, 8 Juli 2017
Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana i
KATA PENGANTAR
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan
manusia. Namun dalam pengembangan dan aplikasinya, disamping memberi dampak positip juga
berdampak negatip. Dampak negatip ini sering tidak mendapatkan perhatian dan pengembangan
selanjutnya mempengaruhi ketersediaan sumber daya alam dan kondisi lingkungan. Kondisi ini,
sampai tingkat tertentu, dapat mengurangi manfaat yang dituju atau bahkan membahayakan
keberlanjutan eksistensi bumi dan kehidupannya. Kesadaran akan hal ini mendorong ilmuwan,
rekayasawan maupun praktisi dalam berbagai bidang mengembangkan teknologi ramah
lingkungan yang menjamin keberlanjutan bumi dan isinya.
Bidang Teknik Sipil merupakan salah satu pelaku utama dalam pembangunan infrastruktur yang
berperan penting dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Adanya dampak kemajuan
teknologi di bidang konstruksi mengharuskan pengguna maupun pelaku industri konstruksi agar
tetap menjaga keseimbangan lingkungan. Tak dapat dipungkiri, faktor pelestarian lingkungan
memegang peranan penting untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
Untuk mendukung perspektif tersebut, maka Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas
Teknik, Universitas Udayana pada hari Sabtu tanggal 8 Juli 2017 menyelenggarakan Seminar
Nasional Teknik Sipil (SeNaTS) 2 dengan tema “Menuju Pembangunan Infrastruktur Yang
Berkelanjutan” di Inna Grand Bali Beach, Sanur, Bali.
Kegiatan ilmiah sehari ini diharapkan dapat menjadi salah satu sarana komunikasi dan wadah
tukar informasi bagi pendidik, peneliti dan praktisi di bidang Teknik Sipil maupun mahasiswa
untuk mendukung upaya terlaksananya pembangunan infrastruktur berkelanjutan. Sejumlah tujuh
puluhan makalah dipresentasikan dalam kegiatan SeNaTS 2 ini dari beberapa bidang keahlian
meliputi bidang keahlian: Struktur dan Material, Geoteknik, Transportasi, Manajemen Proyek dan
Rekayasa Konstruksi, Sumber Daya Air dan Lingkungan. Penulis makalah berasal dari berbagai
institusi di seluruh Indonesia.
Terselenggaranya kegiatan seminar ini berkat peran serta dan bantuan berbagai pihak, dari tahap
persiapan sampai pelaksanaannya. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya. Semoga komunikasi dan kerjasama yang telah terjalin dapat berlanjut di kemudian hari.
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2 (SeNaTS 2) Tahun 2017
Sanur - Bali, 8 Juli 2017
Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana ii
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2 (SeNaTS 2) Tahun 2017
Sanur - Bali, 8 Juli 2017
Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana iii
SAMBUTAN
Puji syukur kami panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa dengan
diselenggarakannya Seminar Nasional Teknik Sipil ke-2 (SeNaTS 2) pada hari Sabtu, tanggal 8
Juli 2017 di Inna Grand Bali Beach, Sanur, Bali. Konferensi ini diselenggarakan oleh Program
Studi Program Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Udayana.
Tema pada seminar ini “Menuju Pembangunan Infrastruktur Yang Berkelanjutan” dimaksudkan
sebagai salah satu wadah komunikasi dan tukar informasi serta pengalaman bagi ilmuwan,
rekayasawan, mahasiswa maupun praktisi yang memiliki perhatian dan atau pengalaman di bidang
Teknik Sipil. Dengan demikian kegiatan ini dapat dimanfaatkan bagi para peneliti dan praktisi
untuk mempublikasikan pengalaman maupun hasil-hasil penelitian yang berhubungan dengan
pengembangan infrasturktur dalam menunjang sasaran pembangunan yang berkelanjutan. Topik
publikasi mencakup bidang keahlian : Struktur dan Material, Geoteknik, Manajemen Proyek dan
Rekayasa Konstruksi, Transportasi, Sumber Daya Air, Lingkungan serta bidang keahlian sipil
terkait lainnya.
Diharapkan kegiatan SeNaTS 2 ini menjadi media efektif untuk komunikasi dan tempat bertukar
pikiran serta pengalaman antara sesama ilmuwan, rekayasawan, mahasiswa maupun praktisi
Teknik Sipil dari seluruh Indonesia. Dengan demikian dapat memperkaya perkembangan dunia
ketekniksipilan dan memberikan kontribusi bagi pembangunan nasional yang berkelanjutan.
Semoga acara ini bermanfaat bagi kita semua dan kami mengucapkan terima kasih kepada para
narasumber, pemakalah dan panitia yang telah bekerja keras dalam menyiapkan kegiatan ini
sehingga dapat terlaksana dengan baik. Terima kasih juga kami sampaikan kepada seluruh peserta
dan para sponsor yang telah berpartisipasi dan mendukung penyelenggaraan SeNaTS 2 ini.
Sampai berjumpa lagi pada pertemuan yang akan datang.
Denpasar, Juli 2017
Prof. Putu Alit Suthanaya, ST, MEngSc, Ph.D
Ketua Program Studi Magister Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2 (SeNaTS 2) Tahun 2017
Sanur - Bali, 8 Juli 2017
Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana iv
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2 (SeNaTS 2) Tahun 2017
Sanur - Bali, 8 Juli 2017
Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana v
KOMITE ILMIAH
Endah Wahyuni, ST., MSc., Ph.D (ITS)
Ir. Akhmad Suraji, MT, PhD (Unand)
Prof. Ir. I Nyoman Norken, SU, PhD (Unud)
Prof. Ir. I Wayan Redana, MASc, PhD (Unud)
Prof. Ir. I Nyoman Arya Thanaya, ME, PhD (Unud)
Prof. Dr. Ir. I Made Alit Karyawan Salain, DEA (Unud)
Prof. Putu Alit Suthanaya, ST, MEngSc, PhD (Unud)
Ir. Made Sukrawa, MSCE, PhD (Unud)
I Ketut Sudarsana, ST, PhD (Unud)
Ir. I Gusti Bagus Sila Dharma, MT, PhD (Unud)
Dr. Ir. I Gusti Agung Adnyana Putera, DEA (Unud)
Ir. Nyoman Martha Jaya, MConstMgt, PhD, GCinstCES (Unud)
Dr. Ir. Dewa Ketut Sudarsana, MT (Unud)
Kadek Diana Harmayani, ST, MT, PhD (Unud)
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2 (SeNaTS 2) Tahun 2017
Sanur - Bali, 8 Juli 2017
Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana vi
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2 (SeNaTS 2) Tahun 2017
Sanur - Bali, 8 Juli 2017
Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana vii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………………….. i
SAMBUTAN………………………………………….............................................. iii
KOMITE ILMIAH ………………………………………….................................. v
DAFTAR ISI ……………………………………………......................................... vii
KEYNOTE SPEAKER
SUSTAINABLE BUILDING MATERIALS ADALAH KEBUTUHAN…………………………… KS-1
PERAN ENERGI TERBARUKAN DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI
INDONESIA………………………………………………………………………………………….. KS-11
BIDANG STRUKTUR DAN MATERIAL
PEMANFAATAN STEEL SLAG SEBAGAI SUBSTITUSI SEMEN PADA CAMPURAN BETON
NORMAL ……………………………………………………………………………………………. SM-1
PERENCANAAN BETON MUTU TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN
SUPERPLASTICIZER SULPHONAT DAN PENAMBAHAN FLY ASH ………………………… SM-9
ANALISIS STRUKTUR BETON BERTULANG SRPMK TERHADAP BEBAN GEMPA
STATIK DAN DINAMIK DENGAN PERATURAN SNI 1726 2012 …………………………….. SM-19
EVALUASI SIMPANGAN STRUKTUR AKIBAT PENAMBAHAN LANTAI DENGAN
METODE ANALISIS STATIK DAN DINAMIK RESPONSE SPECTRUM (STUDI KASUS :
PEMBANGUNAN GEDUNG DEKANAT FAKULTAS TEKNIK UNTIRTA) …………………... SM-27
PENGARUH PENGURANGAN PENAMPANG TERHADAP KERUSAKAN RANGKA
BAJA…………………………………………………………………………………………………. SM-35
STUDI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MOMENT RESISTING FRAME
DAN ECCENTRICALLY BRACED FRAME PADA GEDUNG CDAST ………………………… SM-43
PENGARUH PENAMBAHAN SERAT DRAMIX DAN PERAWATAN TERHADAP KUAT
TEKAN, KUAT TARIK DAN BIAYA BETON ……………………………………………………. SM-49
PENINGKATAN KINERJA BETON HIGH VOLUME FLY ASH DENGAN VARIASI UKURAN
BUTIR MAKSIMUM AGREGAT KASAR ………………………………………………………… SM-55
KEKUATAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON MENGGUNAKAN SERBUK BATU
BATA SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN ……………………………………………. SM-63
STUDI PEMASANGAN PANEL BETON PRACETAK CORRUGATED SEBAGAI BADAN
REL-KERETA API: KASUS JALUR PELABUHAN TANJUNG EMAS SEMARANG …………. SM-71
ANALISIS PEMBEBANAN SEISMIK STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG
DENGAN DAN TANPA INTERAKSI TANAH-STRUKTUR (KASUS GEDUNG 5 LANTAI
DENGAN PONDASI TIANG)………………………………………………………………………. SM-87
STUDI PERBANDINGAN PERILAKU SEISMIK STRUKTUR RANGKA BETON
BERTULANG DENGAN PEMODELAN PONDASI KAKU DAN FLEKSIBEL ………………… SM-101
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2 (SeNaTS 2) Tahun 2017
Sanur - Bali, 8 Juli 2017
Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana viii
STUDI PERBANDINGAN PERILAKU DAN KINERJA STRUKTUR BAJA MENGGUNAKAN
KOLOM KOMPOSIT CONCRETE ENCASED DAN CONCRETE FILLED TUBE, SERTA NON
KOMPOSIT…………………………………………………………………………………………... SM-113
EVALUASI POTENSI ABU TERBANG SISA PEMBAKARAN ASPALT MIXING PLAN
(AMP) PT.HARAPAN JAYA BETON BALI SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN
PORTLAND …………………………………………………………………………………………. SM-125
STUDI PEMASANGAN PANEL BETON PRACETAK CORRUGATED SEBAGAI BADAN
REL-KERETA API: KASUS JALUR PELABUHAN TANJUNG EMAS
SEMARANG…………...…………………………………………………………………………….. SM-135
ANALISIS PERILAKU HUBUNGAN PELAT-KOLOM TEPI STRUKTUR PELAT DATAR
DENGAN CONCRETE DAMAGE PLASTICITY (CDP) DARI ABAQUS………………………….. SM-151
PENGARUH VARIASI CAMPURAN DAN FAKTOR AIR SEMEN TERHADAP KUAT
TEKAN BETON NON PASIR DENGAN AGREGAT GRANIT PULAU BANGKA …………….. SM-161
ANALISIS PERILAKU STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG TIDAK BERATURAN
DENGAN PENAMBAHAN TINGKAT MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA………………… SM-169
PERBANDINGAN KINERJA STRUKTUR RANGKA BREISING KONSENTRIK (SRBK) TIPE
X-2 LANTAI DENGAN STRUKTUR RANGKA PEMIKUL MOMEN BIASA (SRPMB)……….. SM-179
PENGUJIAN LABORATORIUM BETON SERAT DENGAN AGREGAT RINGAN SM-189
BIDANG GEOTEKNIK
ANALISIS KONSOLIDASI PDA TANAH LEMPUNG LUNAK DENGAN METODE
PREFABRICATED VERTICAL DRAIN (PVD) ……………………………………………………
GT-1
ANALISIS WAKTU PENURUNAN KONSOLIDASI PADA KASUS PERBAIKAN TANAH
MENGGUNAKAN STONE COLUMN……….……………………………………………………..
GT-11
ANALISIS PENGARUH PEMERAMAN TERHADAP TANAH LEMPUNG YANG
DICAMPUR DENGAN ASPAL EMULSI……….…………………………………………….......... GT-25
PEMANFAATAN LIMBAH BATUBARA SEBAGAI BAHAN STABILISASI TANAH
LEMPUNG LUNAK……………………………................................................................................. GT-41
PERBANDINGAN DAYA DUKUNG PONDASI AKIBAT PERBEDAAN METODE
KONSTRUKSI PONDASI DALAM.................................................................................................... GT-55
KAJIAN EFEK PNGEMBANGAN TERHADAP KUAT GESER DAN PERUBAHAN VOLUME
TANAH LEMPUNG BOBONARO...................................................................................................... GT-63
PENGARUH KONSOLIDASI TERHADAP DEFORMASI DAN FAKTOR KEAMANAN
DENGAN MODEL MATERIAL TANAH LUNAK............................................................................ GT-75
DAYA LAYAN PILE SLAB BETON BERTULAN SEBAGAI STRUKTUR PERKERASAN
JALAN PADA TANAH LUNAK…………………………………...……………………………….. GT-83
BIDANG MANAJEMEN PROYEK DAN REKAYASA KONSTRUKSI
KENDALA DALAM PENERAPAN METODE TERINTEGRASI PADA PROYEK
KONSTRUKSI……………………………………………………………………………………… MK-1
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2 (SeNaTS 2) Tahun 2017
Sanur - Bali, 8 Juli 2017
Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana ix
STUDI KECUKUPAN INFRASTRUKTUR PENUNJANG SOSIAL EKONOMI DAN
LINGKUNGAN DI BALI …………………………………………………………………………… MK-9
STANDAR GREEN BUILDING INDONESIA: STUDI KOMPARASI …………………………… MK-17
ANALISIS PENGARUH PENERAPAN TQM (TOTAL QUALITY MANAGEMENT) DAN
KOMPENSASI TERHADAP PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA KONSTRUKSI (STUDI
KASUS: PROYEK KONSTRUKSI DI PROVINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA) ……………. MK-23
PERAN TEKNOLOGI INFORMASI (TI) TERHADAP TOTAL QUALITY MANAGEMENT
(TQM) DAN SUPPLY CHAINT MANAGEMENT (SCM) PADA INDUSTRI KONSTRUKSI
(STUDI KASUS PADA KONTRAKTOR DI DAERAH DKI JAKARTA) ………………………... MK-31
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS FAKTOR COST OVERRUN DALAM MENINGKATKAN
KINERJA BIAYA KONSTRUKSI DI PERUSAHAAN ”X” ……………………………………… MK-39
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS FAKTOR PENYEBAB REWORK PROYEK KONSTRUKSI
BANGUNAN GEDUNG APARTEMEN DI PERUSAHAAN X…………………………………… MK-47
IDENTIFIKASI FAKTOR – FAKTOR RISIKO PENTING PERUSAHAAN KONSTRUKSI ”X”
DALAM PROYEK KERJA SAMA OPERASI DENGAN PERUSAHAAN ASING DI
INDONESIA …………………………………………………………………………………………. MK-57
PENGARUH TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAKSANAAN
REHABILITASI REKONSTRUKSI DALAM RANGKA PERBAIKAN RUMAH TINGGAL DI
KOTA PADANG PASCA GEMPA 30 SEPTEMBER 2009 (STUDI KASUS: KOTO TANGAH
DAN KURANJI) …………………………………………………………………………………… MK-65
EVALUASI TEKNIS DAN SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG KANTOR PELAYANAN
PUBLIK “GRAHA SEWAKA DHARMA” PEMERINTAH KOTA DENPASAR………………… MK-77
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESUKSESAN PELAYANAN IZIN MENDIRIKAN
BANGUNAN DI KOTA DENPASAR……………………………………………………………… MK-89
EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI REGULASI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DALAM
PENATAAN PEMBANGUNAN DI KOTA DENPASAR………………………………………… MK-95
ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KLAIM KONTRAK DAN PENYELESAIANNYA PADA
PROYEK KONSTRUKSI…………………………………………………………………………… MK-105
PERSPEKTIF PEMILIK PROYEK TERHADAP PERMASALAHAN DALAM MANAJEMEN
KLAIM KONSTRUKSI……………………………………………………………………………… MK-113
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3)
MENGGUNAKAN OHSAS PADA PROYEK PEMBANGUNAN FAVE HOTEL KARTIKA
PLAZA KUTA……………………………………………………………………………………….. MK-121
FAKTOR PENUNJANG MANAJEMEN MUTU TERPADU UNTUK MENINGKATKAN
KINERJA KONTRAKTOR KECIL DI KOTA DENPASAR……………………………………….. MK-129
BIDANG TRANSPORTASI
JALAN LAYANG SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF PRASARANA TRANSPORTASI
RAMAH LINGKUNGAN…………………………………………………………………………… TRANS-1
SKENARIO PENGEMBANGAN SISTEM ANGKUTAN UMUM DI KOTA PALANGKA
RAYA BERBASIS SISTEM TRANSPORTASI BERKELANJUTAN……………………………... TRANS-9
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2 (SeNaTS 2) Tahun 2017
Sanur - Bali, 8 Juli 2017
Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana x
POLA PERGERAKAN PEJALAN KAKI ANAK SEKOLAH PADA JALUR PEDESTRIAN……. TRANS-19
ANALISIS KARAKTERISTIK DAN BIAYA KECELAKAAN DI JALAN TOL TANGERANG –
MERAK (KM 31 – KM 72)………………………………………………………………………….. TRANS-29
EVALUASI KINERJA ANGKUTAN UMUM DI KOTA SALATIGA …………………………… TRANS-43
MODEL PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP NILAI KAPASITAS JALAN
DAN BIAYA OPERASI KENDARAAN PADA RUAS JALAN JAWA KABUPATEN
JEMBER……………………………….……………………………….…………………………….. TRANS-55
KARAKTERISTIK BANGKITAN PERJALANAN BERBAGAI ODTW DI BALI……………….. TRANS-63
ANALISIS KORBAN DAN KECELAKAAN LALU LINTAS FATAL DI KABUPATEN
TABANAN……………………………….……………………………….…………………………. TRANS-71
KARAKTERISTIK VISCO ELASTIC ASPAL AKIBAT PENUAAN DITINJAU DARI NILAI
SUDUT PHASE………………………….…………………………………………………………... TRANS-79
DESAIN JALAN REL UNTUK TRANSPORTASI BATU BARA RANGKAIAN PANJANG
(STUDI KASUS: SUMATERA SELATAN)………………………………………………………... TRANS-87
KARAKTERISTIK CAMPURAN AC-WC MODIFIKASI JENIS BNA BLEND PADA NILAI
ABRASI AGREGAT KASAR YANG BERBEDA YANG TERSEDIA DI BALI…………………. TRANS-95
EVALUASI TINGKAT KERUSAKAN JALAN DENGAN METODE PAVEMENT CONDITION
INDEX (PCI) UNTUK MENUNJANG PRIORITAS PENANGANAN PERBAIKAN JALAN DI
BEBERAPA RUAS JALAN KOTA SAMARINDA………………………………………………… TRANS-105
KAJIAN EFEKTIVITAS PENGELOLAAN SIMPANG DENGAN UNDERPASS (STUDI
KASUS SIMPANG TUGU NGURAH RAI DI PROVINSI BALI)…………………………………. TRANS-111
ANALISIS KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN PARKIR DI BANDARA
INTERNASIONALI GUSTI NGURAH RAI-BALI…………………………………………........... TRANS-119
ANALISIS PERILAKU PEMILIHAN RUTE BERDASARKAN SISTEM INFORMASI LALU
LINTAS REAL TIME (STUDI KASUS: PENGARUH PENGGUNAAN APLIKASI WAZE)…….. TRANS-129
ANALISIS MANAJEMEN PENGANGKUTAN SAMPAH KABUPATEN TABANAN (STUDI
KASUS : KECAMATAN TABANAN DAN KECAMATAN KEDIRI)……………………………. TRANS-139
KAPASITAS LINGKUNGAN JALAN SEBAGAI PENDUKUNG REKOMENDASI
ANDALALIN PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT METRO MEDIKA MATARAM……………. TRANS-149
PENANGANAN JALANDAN PEMASANGAN UTILITASDI WILAYAH KOTA DENPASAR:
KONDISI DAN KENDALA…………………………………………………………………………. TRANS-159
ANALISIS KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPAL EMULSI DINGIN (CAED) DENGAN
EPOXY SEBAGAI BAHAN TAMBAH……………………………………………………………... TRANS-167
KAJIAN EMISI GAS RUMAH KACA AKIBAT SEKTOR TRANSPORTASI DI KOTA
CILEGON…………………………………………………………………………………….............. TRANS-179
ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PEMILIHAN RUTE JALAN TOL
BALI MANDARA…………………………………………………………………………………… TRANS-189
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2 (SeNaTS 2) Tahun 2017
Sanur - Bali, 8 Juli 2017
Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana xi
BIDANG SUMBER DAYA AIR
KURVA IDF DESAIN KOLAM RETENSI DAN DETENSI SEBAGAI UPAYA KONSERVASI
AIR TANAH…………………………………………………………………………………………. SDA-1
ANALISA INDEKS DAN SEBARAN KEKERINGAN MENGGUNAKAN METODE
STANDARDIZED PRECIPITATION INDEX (SPI) DAN GEOGRAPHICAL INFORMATION
SYSTEM (GIS) UNTUK PULAU LOMBOK………………………………………………………… SDA-9
WATER ALLOCATION AND DISTRIBUTION IN JATILUHUR IRRIGATION AREA
INDONESIA : EVALUATION AND CHALLENGES……………………………………………… SDA-17
IMPLEMENTASI TRI HITA KARANA PADA SUBAK PULAGAN SEBAGAI WARISAN
BUDAYA DUNIA DI KECAMATAN TAMPAKSIRING, KABUPATEN GIANYAR…………… SDA-29
SIMULASI OKSIGEN TERLARUT (DO) AKIBAT POLUSI DI ANAK SUNGAI CITARUM
MENGGUNAKAN HEC-RAS………………………………………………………………………. SDA-41
PEMODELAN BAK PENGENDAP (SETTLING BASIN) UNTUK MEREDUKSI PENGARUH
SEDIMENTASI SALURAN IRIGASI PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA
MIKROHIDRO (STUDI KASUS PADA SALURAN IRIGASI PROVINSI GORONTALO)……... SDA-49
EFEKTIVITAS LUBANG RESAPAN BIOPORI DALAM PENGENDALIAN BANJIR DI
KOTA DENPASAR.…………………………………………………………………………………. SDA-57
ANALISIS KETERSEDIAAN AIR PADA BENDUNGAN PANDANDURI KABUPATEN
LOMBOK TIMUR UNTUK KEBUTUHAN AIR IRIGASI DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR
BAGIAN SELATAN………………………………………………………………………………….. SDA-69
UNJUK KERJA BANGUNAN PEMECAH GELOMBANG AMBANG RENDAH BLOK BETON
BERKAIT…………………………………………………………………………………………….. SDA-79
MANAJEMEN RISIKO PELAKSANAAN UJI MODEL FISIK DI LABORATORIUM PANTAI
BALAI LITBANG TEKNOLOGI PANTAI…………………………………………………………. SDA-89
PERAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN KAWASAN PANTAI DI PANTAI
SANUR……………………………………………………………………………………………….. SDA-95
BIDANG LINGKUNGAN
PERANAN BAMBU DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN WILAYAH YANG
BERKELANJUTAN....……...………………………………………………………………………..
LK-1
PENGARUH TANAMAN RAMBAT TERHADAP SUHU RUANG BAWAH ATAP
TRANSPARAN POLIKARBONAT...………………………………………………………………..
LK-9
ANALISIS TIMBULAN DAN KOMPOSISI LIMBAH PADAT BAHAN BERBAHAYA DAN
BERACUN (B3) DARI SUMBER KOMERSIL DI KOTA PADANG……………........................... LK-15
PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR HIJAU DALAM MENGURANGI GENANGAN DI
KOTA GORONTALO………………………………………………….............................................. LK-23
BUCKET SYSTEM AS ALTERNATIVE OF URBAN GROWTH SIMULATION USING
AGENT BASED MODEL…………………………………………………………………………… LK-29
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2 (SeNaTS 2) Tahun 2017Sanur – Bali, 08 Juli 2017
Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana SM-169
ANALISIS PERILAKU STRUKTUR RANGKA BETONBERTULANG TIDAK BERATURAN DENGANPENAMBAHAN TINGKAT MENGGUNAKAN
STRUKTUR BAJA
I Ketut Sudarsana1*, I Nyoman Sutarja2, Gusti Ayu Rai Mahayani3
1,2,3Program Studi Teknik Sipil, Universitas Udayana*Email : [email protected]
ABSTRAKGabungan struktur beton bertulang dan struktur baja sebagai struktur sebuah gedung sering dijumpai dilapangan. Hal ini karena pelaksanaan pembangunan gedung tersebut dilakukan secara bertahap. Keseluruhanstruktur yang awalnya direncanakan sebagai struktur beton bertulang, sebagian tingkat diganti denganstruktur baja karena pertimbangan ekonomis dan operasional gedung tersebut. Perilaku simpangan dan gaya-gaya dalam dari struktur gabungan seperti ini perlu diteliti dengan pemodelan 3D. Penelitian ini dilakukanpada gedung perkantoran 5 tingkat di Denpasar dengan denah gedung tidak beraturan yang awalnya didisainsebagai struktur beton bertulang. Perubahan tingkat yang menggunakan struktur baja ditinjau pada tingkat 5saja dan tingkat 4 dan 5. Pengaruh variasi tipe sambungan antara kolom baja ke beton dimodelkan sebagaisambungan rigid, semi rigid, dan sendi juga dievaluasi. Analisis linear dan konstruksi bertahap antarastruktur beton dan baja diperhitungkan. Hasil analisis menunjukan bahwa penggantian tingkat menggunakanstruktur baja menyebabkan simpangan tingkat yang terjadi semakin besar, namun pada tingkat bawahnyamengalami simpangan yang lebih kecil jika dibandingkan struktur sepenuhnya dari beton bertulang. Variasitipe sambungan rigid, semi rigid, dan sendi dari kolom baja menghasilkan simpangan puncak struktursemakin membesar. Gaya-gaya dalam pada elemen struktur mengalami penurunan dengan penggunaantingkat struktur baja. Semakin banyak penggantian tingkat dengan baja, semakin mengurangi gaya-gayadalam yang terjadi.
Kata kunci: perilaku struktur gabungan, struktur beton bertulang, struktur baja, struktur tidak beraturan
ABSTRACTA combination of reinforced concrete and steel structure in as structure of a building is commonly seen inpractice. This can be due to business extension or partial completion the whole building. The whole structuremay initially a reinforced concrete structure, then few stories are replaced with steel structure due toeconomic or operation reason. The behaviors of such structure in term of lateral displacements and internalforces need to be further investigated using 3D modelling in a commercial software. The study wasconducted on a five-story office building in Denpasar with irregular plan which was initially designed usingreinforced concrete structure. The replaced story with steel structure was considered at 5th story only and at4th to 5th story. The connection’s type between base steel columns to the concrete were modelled as rigid,semi rigid, and simple (pin) connections. Linear analysis and stage construction between reinforced concreteand steel structure were applied. The analysis results show that the replacement of story material using steelstructure increases the story displacement, however, reducing the lateral displacement of the concretestructure below it compare to that of the initial design of reinforced concrete structure. Variations onconnection type of rigid, semi rigid and pin increase the top level lateral displacement. Internal forces ofstructural elements decrease as the use of steel structure as story replacement. The more steel structuressubtitute in the story, the more internal forces decrease.
Keywords: behavior of combined structure, reinforced concrete structure, steel structure, irregular structure
I Ketut Sudarsana, I Nyoman Sutarja, Gusti Ayu Rai Mahayani
Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana SM-170
1. PENDAHULUANPembangunan sebuah gedung sering dilaksanakan secara bertahap dimana hanya penyelesaian
dilakukan sebagian dari rencana pembangunan awal kemudian dilanjutkan setelah gedung difungsikan atauberoperasi. Perubahan material tingkat yang awalnya direncanakan sebagai struktur beton bertulang dapatmenjadi struktur baja pada pembangunan tahap berikutnya. Sehingga struktur gedung terdiri dari rangkabeton bertulang pada pembangunan tahap pertama (tingkat bawah) dan pada tingkat di atasnya adalahstruktur rangka baja. Kombinasi ini menghasilkan dua elemen strutur yang berkerja sama dalam memikulbeban gravitasi dan gaya lateral akibat gempa.
Penyambungan kolom struktur baja ke beton umumnya dapat didefinisikan dengan tiga perilakusambungan yaitu kaku (rigid) jika sambungan dianggap cukup kaku atau terkendali untuk menjaga agar tidakdiijikan adanya rotasi, sambungan sederhana (sendi) yang mengabaikan pengekangan, diijinkan berotasi dansepenuhnya fleksibel, dan sambungan semi rigid (partialy restrained) yaitu sambungan yang tidaksepenuhnya kaku atau sepenuhnya fleksibel. Tentunya tipe sambungan tersebut sangat berpengaruh terhadapperilaku struktur.
Putra (2014), Prabowo (2016), dan Prabowo dan Lase (2016) sebelumnya meneliti stuktur denganperbedaan material struktur tingkat pada struktur gabungan dengan model denah beraturan. Denah bangunandapat mempengaruhi perilaku struktur dalam menahan gaya lateral berupa beban gempa. Berdasarkanstandar perencanaan ketahanan gempa untuk struktur gedung SNI 1726:2012 gedung dapat dikategorikanmenjadi dua yakni struktur gedung beraturan dan tidak beraturan baik secara vertikal maupun horizontal.Gedung dengan perbedaan daktilitas seperti diatas dikategorikan sebagai struktur gedung tidak beraturansecara vertikal. Sementara, struktur gedung tidak beraturan secara horizontal juga mempengaruhi perilakusebuah struktur. Hal ini disebabkan ketidakberaturan horizontal mempengaruhi pusat massa bangunandimana gaya gempa bekerja. Oleh karena itu, analisis perilaku struktur rangka beton bertulang yang tidakberaturan dengan penambahan tingkat menggunakan struktur baja dan memodel berbagai hubungan atarkolom baja dan kolom beton perlu dilakukan.
Penambahan tingkat pada struktur bangunan yang sudah beroperasi, tentu elemen-elemen struktur yangsebelumnya sudah menerima tegangan akibat gaya-gaya dalam yang sudah bekerja. Oleh Karena itu analisiskonstruksi bertahap perlu dilakukan untuk memperhitungkan kondisi sebenarnya yang terjadi dalam analisisstruktur. Dalam software ETABS, analisis nonlinear konstruksi bertahap ini dapat dilakukan denganmendefinisikan beban secara bertahap pada nonlinear staged construction. Menurut CSI Manual (2015)dijelaskan bahwa dengan analisis konstruksi bertahap memungkinkan pengguna untuk menentukan tahapanyang ingin ditambahkan atau dikurangi dari struktur yang dianalisis, memilih secara selektif beban yang akandikerjakan pada struktur, serta mempertimbangkan perilaku material struktur terhadap waktu, seperti usia,penyusutan dan rangkaknya. Analisis konstruksi bertahap digolongkan menjadi analisis nonlinier statikkarena dalam analisisnya struktur yang dianalisis dapat berubah seiring waktu.
2. MATERI DAN METODE
2.1 Geometri Struktur dan Data MaterialStruktur gedung yang ditinjau merupakan struktur beton bertulang dengan penambahan tingkat
menggunakan struktur baja. Gedung perkantoran terdiri dari 5 lantai berada di Denpasar dengan kondisitanah sedang (D). Rencana awal gedung adalah struktur beton bertulang dengan 5 lantai dan didesain dengananalisis linier. Gedung dibangun secara bertahap dengan dua variasi. Variasi pertama adalah pada tahap awaldibangun 4 lantai dengan struktur beton bertulang dan tahap kedua (lantai 5) menggunakan struktur baja.Variasi kedua gedung tahap awal dibangun 3 lantai pertama dengan struktur beton bertulang dan tahap kedua(lantai 4 dan 5) menggunakan struktur baja. Sambungan kolom baja ke beton dimodel dengan tiga jenissambungan yaitu sendi, semi rigid, dan rigid. Denah model tidak beraturan dengan bentuk “L” disajikan padaGambar 1. Variasi model struktur yang dianalisis sesuai Tabel 1.
Material yang digunakan pada struktur beton bertulang yaitu mutu beton f’c 30 MPa, kuat tarik bajatulangan memanjang 400 MPa, dan kuat tarik baja tulangan geser 320 MPa. Sedangkan mutu baja untukstruktur baja adalah BJ 41 dengan modulus elastisitas 200 GPa. Dek baja menggunakan Lysaght Smartdeck51 dengan ketebalan 120 mm.
ANALISIS PERILAKU STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG TIDAK BERATURAN DENGANPENAMBAHAN TINGKAT MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA
Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana SM-171
(a) (b)Gambar 1 (a) Tipikal denah struktur beton bertulang, (b) Portal E-E Model M2
(a) (b)Gambar 2. (a) Tipikal denah struktur baja, (b) Portal E-E Model M3
Tabel 1. Variasi model struktur yang dianalisis
Model M1M2 M3
M2R M2SR M2S M3R M3SR M3SJumlah lantai beton 5 4 4 4 3 3 3Jumlah lantai baja 0 1 1 1 2 2 2
Hubungan kolom baja dankolom beton
Semuabeton
bertulangRigid
SemiRigid
Sendi RigidSemiRigid
Sendi
2.2 Pemodelan dan AnalisisStruktur gedung dimodelkan secara 3Dimensi (3D) dalam program ETABS dengan mendifinisikan
elemen-elemen struktur balok dan kolom sebagai elemen garis dan pelat lantai sebagai elemen bidang. Pelat
I Ketut Sudarsana, I Nyoman Sutarja, Gusti Ayu Rai Mahayani
Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana SM-172
beton bertulang didefiniskan sebagai thin slab sedangkan pelat lantai baja didefinisikan dengan deck. Untukmengakomodasi zone rigidity pada pertemuan balok induk dan kolom, maka end (length) offset sebesar 0.5didefinisikan pada ujung-ujung pertemuan balok induk dan kolom. Sedangkan untuk sambungan balok anakpada balok induk baja, diasumsikan sebagai sambungan sendi. Setiap lantai didefinisikan sebagai diafragmakaku dengan joint constraint berupa diaphragm diatur agar dalam mode rigid. Pemodelan hubungan rigidpada kolom baja dengan beton dilakukan dengan memberikan moment restrained di bagian dasar kolombaja, hubungan sendi dilakukan dengan memberikan moment release sedangkan sambungan tipe semi rigiddimodelkan dengan menggunakan partial fixity. Kekakuan aksial, geser dan momen pada sambungan semirigid didesain dan dihitung menggunakan gaya-gaya dalam kolom baja dari model dengan sambungan rigid.Perencanaan sambungan baja didesain mengacu pada Fisher dan Kloiber (2006) dan kekakuan sambunganmengacu persamaan Kavinde et al (2012) dalam Lase dan Prabowo (2016).
Model diberikan beban mati, beban hidup, dan beban lateral (gempa). Beban gravitasi dihitungberdasarkan peraturan pembebanan SNI 1727:2013. Besarnya beban gempa rencana diperoleh berdasarkananalisis respon spektrum menggunakan respon spektrum desain menurut SNI 1726:2012. Analisis linier dannonlinier staged construction dilakukan setelah semua beban statik dan dinamis dianalisis untuk mendisaindimensi struktur. Analisis linier dilakukan pada model sepenuhnya dari beton bertulang dan dianggapdibangun dalam satu bersamaan. Sementara, struktur dengan penambahan baja dianggap dibangun padawaktu yang berbeda dan dianalisis dengan nonlinear staged construction dalam dua tahap. Beban hidup danmati didefinisikan pada tahap awal bekerja pada struktur beton bertulang, dan tahap selanjutnya bekerja padapenambahan struktur baja. Pada semua model yang ditinjau, beban gempa dikerjakan setelah stage terakhiratau struktur sudah mencapai 5 tingkat. Hasil dari analisis ini adalah berupa simpangan lateral struktur dangaya-gaya dalam yang bekerja.
2.3 Simpangan strukturSimpangan antar lantai struktur dapat dihitung dengan SNI 1726:2012 pasal 7.8.6. Simpangan antar
lantai akibat gempa desain (Δ) harus sebagai perbedaan defleksi pada pusat massa di tingkat teratas danterbawah yang ditinjau dan tidak boleh melebihi simpangan antar lantai ijin (Δa) seperti pada SNI 1726:2012.
Δi < 0,020hi (1)Dimana:
Δi = simpangan tingkat ke-ihi = tinggi tingkat
Selain itu, perlu juga ditinjau potensi keruntuhan tingkat lunak (soft story) yaitu keruntuhan yangmengindikasikan reduksi kekakuan lateral dibandingkan kekakukan lateral lantai-lantai di atasnya. Soft storydapat ditinjau dengan membandingkan drift ratio suatu lantai dengan drift ratio lantai di atasnya dan harusmemenuhi syarat kurang dari 130%. Drift ratio yaitu rasio simpangan terhadap tinggi tingkat. Mekanismesoft story terjadi apabila:
Dri > 1,3 Dri+1 (2)= ∆ (3)
Dimana:Dri = drift ratio tingkat ke-i
Dri+1 = drift ratio tingkat ke-i+1
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Dimensi Penampang dan Stress RatioAnalisis linier dan desain yang dilakukan pada Model 1 (M1) untuk mendapatkan dimensi, rasio
tulangan dari elemen-elemen struktur beton bertulang yang menjadi desain awal. Tebal pelat yang digunakanyaitu 120 mm untuk lantai dan 100 mm untuk atap. Rasio tulangan balok dan kolom yang digunakan padamodel disajikan dalam Tabel 2. Semua tulangan pada balok anak dan induk memenuhi syarat ρmin dan ρmaks
berturut-turut sebesar 0,306 % dan 2,03%. Sedangkan rasio tulangan kolom yaitu ρ = 0,0193 memenuhipersyaratan 0,01 < ρ < 0,06.
ANALISIS PERILAKU STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG TIDAK BERATURAN DENGANPENAMBAHAN TINGKAT MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA
Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana SM-173
Tabel 2. Dimensi dan rasio tulangan elemen struktur M1Elemen Struktur Dimensi (mm) Rasio Tulangan (%)
Kolom Lt 1-3 500/500 1,930Kolom Lt 4 400/400 2,514Kolom Lt 5 300/300 3,575
BA Lt 5 250/400 0,804BA Lt 1-4 250/400 1,005
BI Lt 5 250/550 1,316BI Lt 4, L= 6 m 250/550 1,316
BI Lt 1-3, L= 6 m 300/650 1,134BI Lt 1-4, L= 8 m 300/700 1,313
Model dengan penggantian material struktur tingkat (sebanyak 6 model) dilakukan analisis nonlinearstage construction dengan 2 stage saja. Stage pertama, analisis dilakukan terhadap struktur beton bertulang,kemudian dilanjutkan dengan stage kedua untuk analisis struktur tambahan dari material baja. Dimensi betonbertulang dan rasio tulangan yang diberikan adalah sama dengan dimensi pada M1. Pada M2 dan M3menggunakan penampang estimasi dimensi dan ditentukan dapat digunakan dengan meninjau stress ratiobaja. Dimensi dan tulangan beton bertulang masih mencukupi untuk penggantian tingkat dengan baja.Dengan demikian, dimensi model yang telah memenuhi persyaratan dijabarkan dalam Tabel 3 dan Tabel 4.
Tabel 3. Dimensi elemen struktur baja dan stress rationya pada M2R, M2SR, dan M2S
Elemen Struktur DimensiStress Ratio M2
M2R M2SR M2SKolom Lt 5 HWF 300.300 0,515 0,543 0,710
BI Lt 5 IWF 200.400 0,642 0,677 0,785BA Lt 5 IWF 175.350 0,764 0,798 0,821
Tabel 4. Dimensi elemen struktur baja dan stress rastio nya M3R, M3SR, dan M3S
Elemen Struktur DimensiStress Ratio M3
M3R M3SR M3SKolom Lt 5 HWF 300.300 0,602 0,609 0,615Kolom Lt 4 HWF 350.350 0,515 0,527 0,544
BI Lt 5 IWF 200.400 0,633 0,630 0,609BA Lt 4 & 5 IWF 175.350 0,766 0,765 0,760
BI Lt 4 IWF 250.400 0,704 0,704 0,757
3.2 Simpangan StrukturSimpangan antar tingkat yang diperoleh pada M1 akibat beban gempa ditampilkan dalam Tabel 5.
Hasil ini juga digunakan untuk meninjau adanya mekanisme soft story. Simpangan antar tingkat seluruhlantai pada Joint 1E yang disebabkan oleh beban gempa X dan Y serta drift ratio yang terjadi disajikan dalamTabel 5.
Tabel 5. Simpangan dan drift ratio M1Tingkat hsx (mm) Δ (mm) Δi (mm) Δijin (mm) Dr (%) Dri/Dri+1(%)
Arah X
5 4000 22,254 6,041 80 0,15
4 4000 16,213 4,571 80 0,11 76
3 4000 11,642 3,866 80 0,10 85
2 4000 7,776 4,438 80 0,11 115
1 4000 3,338 3,338 80 0,08 75
Arah Y
5 4000 21,304 6,051 80 0,15
4 4000 15,253 4,279 80 0,11 713 4000 10,974 3,580 80 0,09 84
I Ketut Sudarsana, I Nyoman Sutarja, Gusti Ayu Rai Mahayani
Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana SM-174
2 4000 7,394 4,165 80 0,10 116
1 4000 3,229 3,229 80 0,08 78
Simpangan terbesar yang terjadi pada tingkat paling atas di joint 1E adalah sebesar 22,254 mm padaarah X dan 21,304 mm pada arah Y. Simpangan antar tingkat yang terjadi pada M1 masih memenuhipersyaratan simpangan ijin yaitu simpangan yang terjadi kurang dari 80 mm baik untuk arah X maupun arahY. Meninjau adanya mekanisme soft story, semua lantai struktur dalam M1 tidak mengalami mekanisme softstory karena rasio maksimum pada Sumbu X sebesar 115% dan pada Sumbu Y sebesar 116% masih lebihkecil daripada 130%. Hasil dari simpangan tingkat akibat gempa X dan Y yang terjadi pada model denganpenambahan tingkat menggunakan struktur baja (M2R, M2SR, M2S, M3R, M3SR, M2S) dan dibandingkandengan hasil simpangan pada M1 disajikan dalam Tabel 6.
Tabel 6. Simpangan pada M1, M2R, M2SR, M2S, M3R, M3SR, M2S
TingkatSimpangan X (mm)
M1 M2R M2SR M2S M3R M3SR M3S
5 22,254 20,467 23,431 28,455 22,756 22,884 25,917
4 16,213 16,232 15,087 12,344 15,513 15,624 18,750
3 11,642 11,669 10,863 9,190 9,699 9,499 7,917
2 7,776 7,859 7,314 6,284 6,600 6,484 5,868
1 3,338 3,388 3,156 2,743 2,884 2,838 2,677
0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Simpangan Y (mm)
5 21,304 20,734 23,454 30,443 22,818 22,948 26,620
4 15,253 15,316 14,180 11,917 15,189 15,342 19,633
3 10,974 11,267 10,431 9,170 9,375 9,209 7,726
2 7,394 7,661 7,094 6,378 6,464 6,365 5,742
1 3,229 3,360 3,116 2,842 2,875 2,835 2,653
0 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Simpangan terbesar pada sumbu X dan Y dari semua model struktur gabungan tejadi pada Model M2Syaitu masing-masing sebesar 30,443 mm dan 28,455 mm. Pada tingkat dengan struktur baja mengalamiperpindahan lebih besar dibandingkan dengan keseluruhan struktur beton. Hal ini menunjukan bahwastruktur beton bertulang memiliki kekakuan yang lebih besar. Namun, semua model struktur yang ditinjaumasih memenuhi syarat maksimum simpangan sebesar 80 mm. Simpangan tingkat struktur pada Arah X danY masing-masing dapat dilihat pada Gambar 3 dan Gambar 4.
(a) (b)Gambar 3. (a) Simpangan pada M2R, M2SR, M2S terhadap M1 arah X, (b) Simpangan pada M3R,
M3SR, M3S terhadap M1 arah X
0
1
2
3
4
5
0 , 0 0 1 0 , 0 0 2 0 , 0 0 3 0 , 0 0
TING
KAT
SIMPANGAN (MM)
M1
M2R
M2SR
M2S0
1
2
3
4
5
0 , 0 0 1 0 , 0 0 2 0 , 0 0 3 0 , 0 0
TING
KAT
SIMPANGAN (MM)
M1
M3R
M3SR
M3S
ANALISIS PERILAKU STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG TIDAK BERATURAN DENGANPENAMBAHAN TINGKAT MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA
Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana SM-175
(a) (b)Gambar 4. (a) Simpangan pada M2R, M2SR, M2S terhadap M1 arah Y, (b) Simpangan pada M3R,
M3SR, M3S terhadap M1 arah Y
Simpangan Model M2 (M2R, M2SR dan M2S) dan Model M3 (M3R, M3SR dan M3S) dibandingkandengan Model M1 terlihat bahwa penggantian tingkat menggunakan struktur baja menyebabkan simpangansemakin besar pada tingkat yang diganti. Namun, pada tingkat dibawahnya mengalami penurunandibandingkan dengan Model M. Pengaruh pemodelan sambungan kolom baja ke beton menunjukan bahwatype sambungan rigid (M2R dan M3R) dan semi rigid (M2SR dan M3SR) memiliki simpangan tingkat yanghapir sama. Sedangkan model dengan sambungan sendi memiliki simpangan terbesar. Hal ini disebabkanoleh rotasi yang terjadi pada lokasi sambungan kolom tersebut.
Berdasarkan hasil simpangan tingkat pada Model M2 dan M3, dapat ditinjau pula potensi mekanismesoft story yang terjadi pada model yang dianalisis dengan nonlinear staged construction. Tabel 7menunjukan mekanisme soft story hanya terjadi pada M3S baik pada arah X maupun arah Y dimana nilaiperbandingan drift ratio tingkatnya lebih dari 130% yaitu pada sumbu X sebesar 190% pada tingkat 4 dan158% pada tingkat 2 sedangkan pada sumbu Y sebesar 163% pada tingkat 4 dan 170% pada tingkat 2. Halini menunjukan bahwa penambahan tingkat baja lebih dari 1 tingkat dengan sambungan sendi dapatmenyebabkan struktur mengalami soft story.
Tabel 7. Drift ratio M2R, M2SR, M2S, M3R, M3SR, M2S
Tk.Dr (%) Dri/Dri+1(%)
M2R M2SR M2S M3R M3SR M3S M2R M2SR M2S M3R M3SR M3S
Sumbu X
5 0,13 0,21 0,40 0,18 0,18 0,17
4 0,11 0,11 0,08 0,15 0,16 0,28 87 51 20 85 89 163*
3 0,10 0,09 0,07 0,07 0,07 0,05 84 84 92 48 45 17
2 0,11 0,10 0,09 0,09 0,09 0,08 117 117 122 121 122 170*
1 0,08 0,08 0,07 0,07 0,07 0,07 76 76 77 78 78 82
Sumbu Y
5 0,14 0,23 0,46 0,19 0,19 0,17
4 0,10 0,09 0,07 0,16 0,17 0,32 75 40 15 83 88 190*
3 0,09 0,08 0,07 0,07 0,07 0,05 89 89 102 45 42 152 0,11 0,10 0,09 0,09 0,09 0,08 119 119 127 124 125 158*
0
1
2
3
4
5
0 , 0 0 1 0 , 0 0 2 0 , 0 0 3 0 , 0 0
TING
KAT
SIMPANGAN (MM)
M1
M2R
M2SR
M2S0
1
2
3
4
5
0 , 0 0 1 0 , 0 0 2 0 , 0 0 3 0 , 0 0TI
NGKA
TSIMPANGAN (MM)
I Ketut Sudarsana, I Nyoman Sutarja, Gusti Ayu Rai Mahayani
Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana SM-176
1 0,08 0,08 0,07 0,07 0,07 0,07 78 78 80 80 81 86*Tingkat mengalami soft story
3.3 Gaya-Gaya DalamGaya-gaya dalam yang ditinjau adalah momen, gaya geser dan gaya aksial terbesar yang terjadi dalam
semua model struktur akibat semua kombinasi beban yang ditinjau sesui dengan SNI 1726:2012.Perbandingan hasil gaya-gaya dalam pada model dengan penambahan baja dilakukan terhadap gaya-gayadalam Model M1. Momen dan gaya geser ditinjau pada Balok 4-B-C di tingkat 1 dengan panjang bentang 8m dan dimensi 350/700 mm sedangkan gaya aksial ditinjau pada Kolom 4-B di tingkat 1 seperti ditampilkanpada Tabel 8.
Tabel 8. Gaya-gaya dalam
ModelMomen(KNm)
Geser(KN)
Aksial(KN)
Perubahanmomen (%)
Perubahan geser(%)
Perubahanaksial (%)
M1 417,9225 243,7670 3363,1363 100 100 100
M2R 422,5896 245,1306 3271,1426 101,12 100,56 97,26
M2SR 412,4762 242,1396 3280,0809 98,70 99,33 97,53
M2S 395,3249 237,0731 3285,3621 94,59 97,25 97,69
M3R 402,1984 239,0965 3034,8747 96,24 98,08 90,24
M3SR 400,6596 238,6484 3036,9164 95,87 97,90 90,30
M3S 390,5169 235,7172 3056,4402 93,44 96,70 90,88
Momen dan gaya geser pada balok Model M2R sedikit lebih besar dari Model M1, sedangkan untukmodel yang lainnya semuanya mengalami penurunan. Hal ini mungkin disebabkan oleh masa bangunanberkurang dengan adanya penggantian material tingkat sehingga beban gempa mengalami penurunan.Sedangkan gaya aksial pada kolom, jelas dominan ditentukan oleh perbedaan berat antara struktur betonbertulang dengan struktur baja. Pengaruh pemodelan sambungan kolom baja ke beton menunjukan bahwamomen dan gaya geser berkurang secara berurutan dari sambungan rigid, semi rigid dan sendi, baik untukModel M2 maupun M3. Sedangkan gaya aksial tidak mengalami perubahan secara significant.
4. KESIMPULANBerdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat diambil beberapakesimpulan sebagai berikut:
1. Penggantian tingkat dari struktur beton bertulang menjadi struktur baja menyebabkan bertambahnyasimpang lateral pada atap struktur terutama untuk tipe sambungan baja ke beton berupa sendi.Sementara tipe sambungan rigid dan semi rigid, simpangan puncak tidak jauh berbeda denganstruktur awal beton bertulang.
2. Simpangan lateral lantai-lantai di bawah tingkat yang diganti dengan material baja lebih kecildaripada simpangan tingkat tersebut pada struktur awal yang keseluruhannya beton bertulang.
3. Penggantian tingkat baja hingga 2 tingkat dengan sambungan sendi dapat menyebabkan strukturmengalami soft story.
4. Penggantian tingkat menggunakan struktur baja memperkecil gaya-gaya dalam yang terjadi. Semakinbanyak penggantian tingkat dengan baja, mengurangi gaya-gaya dalam yang terjadi. Momen dangaya geser pada balok berkurang secara berurutan dari sambungan rigid, semi rigid dan sendi, baikuntuk Model M2 maupun M3, sedangkan gaya aksial tidak mengalami perubahan yang cukup besar.
UCAPAN TERIMAKASIHTerimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam proses pembuatan paper ini. Sebagian datadalam tulisan ini diambil dari penelitian yang didanai oleh dana PNBP Fakultas Teknik, Universitas UdayanaTahun Anggaran 2017.
ANALISIS PERILAKU STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG TIDAK BERATURAN DENGANPENAMBAHAN TINGKAT MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA
Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana SM-177
DAFTAR PUSTAKACSI, 2015, CSI Analysis Reference Manual, Berkeley, California : Computers and Structures, Inc.Dewobroto, Wiryanto, 2016, Struktur Baja Edisi Ke-2, Lumina : Tanggerang.Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, 1983, Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung
(PPIUG), Bandung.Fisher, J. M. & Kloiber, L. A. (2006). “Design Guide 1: Base Pate and Anchor Rod Design (2nd ed.)”,
Chicago, IL: American Institute for Steel ConstructionKavinde, A. M., Grilli, D. A., Zareian, F. (2012). “Rotational Stiffness of Exposed Column Base
Connections: Experiments and Analytical Models”, Journal of Structural Engineering, 138, 549-560.Lase, Y. dan Prabowo A., 2015, Tinjauan Nilai Ωo pada Perancangan Sambungan Rigid Dasar Kolom
Rangka Baja Di Atas Rangka Beton Bertulang dengan Analisis Pushover, Seminar dan Pameran HAKI2015
Prabowo, A., 2016, Pushover Analysis of Hybrid Steel and Reinforced Concrete Moment Resisting FramesSystem on The Building Vertical Extention, The 3rd International Conference on EarthquakeEngineering and Disaster Mitigation 2016 (ICEEDM-III 2016)
Prabowo, A., dan Lase, Y., 2016, Tinjauan Nilai Faktor Modifikasi Respon (R) dan Faktor Kuat Lebih (o)pada Struktur Gabungan Rangka Baja dan Rangka Beton Bertulang dengan Analisis Pushover, JurnalTeknik Sipil Vol.23 75-88.
Putra, I W. E., 2014, Analisis Kinerja Struktur Gedung Bertingkat dengan Material Beton Bertulang danBaja, (Tugas Akhir yang tidak dipublikasikan, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, UniversitasUdayana, 2014)
SNI 1726, 2012, Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan NonGedung, Badan Standarisasi Nasional Indonesia, Badan Standardisasi Nasional : Jakarta.
SNI 1726, 2013, Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lain, BadanStandardisasi Nasional : Jakarta.
SNI 1729, 2015, Spesifikasi untuk bangunan baja struktural, Badan Standardisasi Nasional : Jakarta.
I Ketut Sudarsana, I Nyoman Sutarja, Gusti Ayu Rai Mahayani
Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana SM-178