FTS CSP (absorbsi percutan dan transdermal)

44
FTS CSP (absorbsi percutan dan transdermal)

description

FTS CSP (absorbsi percutan dan transdermal). Mengenal struktur kulit. Mengenal jalur transportasi obat melalui kulit (jalur epidermal). Jalur appendageal. Proses yang terjadi (pada penggunaan sediaan topikal). 1. difusi zat aktif dari formula atau sediaannya menembus kulit - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of FTS CSP (absorbsi percutan dan transdermal)

Page 1: FTS CSP (absorbsi percutan dan transdermal)

FTS CSP (absorbsi percutan dan transdermal)

Page 2: FTS CSP (absorbsi percutan dan transdermal)

Mengenal struktur kulit

Page 3: FTS CSP (absorbsi percutan dan transdermal)

Mengenal jalur transportasi obat melalui kulit (jalur epidermal)

Page 4: FTS CSP (absorbsi percutan dan transdermal)

Jalur appendageal

Page 5: FTS CSP (absorbsi percutan dan transdermal)

Proses yang terjadi (pada penggunaan sediaan topikal)

• 1. difusi zat aktif dari formula atau sediaannya menembus kulit

• 2. zat aktif berpartisi ke dalam kulit melalui startum korneum.Sesuai dengan persamaan Stokes-Einsteins pada persamaan.

• R T

• D = ............................

• 6 л η r N

Page 6: FTS CSP (absorbsi percutan dan transdermal)

• keterangan : D= Difusifitas (cm2 dtk-1)

• R= Konstante gas ideal (erg mol-1derajat-1)

• T= suhu mutlak (Kelvin)

• η= viskositas (dyne cm-2)

• r= jari-jari molekul (cm/molekul)

• N= bilangan Avogadro (6,02 X 1023 molekul/mol)

Page 7: FTS CSP (absorbsi percutan dan transdermal)

Faktor-faktor yang mempengaruhi absorbsi perkutan

1. Obat yang dicampurkan dalm pembawa tertentu harus bersatu pada permukaan kulit dalam konsentrasi yang cukup

2. Konsentrasi obat yang ada dalam suatu sediaan yg digunakan pada kulit akan berbanding lurus dengan luas area permukaan kulit yang diolesi sediaan tersebut

Page 8: FTS CSP (absorbsi percutan dan transdermal)

26/03/12

3. Bahan obat harus mempunyai suatu daya tarik fisiologi yg lbh besar pada kulit dibandingkan pembawanya

Page 9: FTS CSP (absorbsi percutan dan transdermal)

4. Koefisien partisi obat

5. Absorbsi obat ditingkatkan dengan bahan pembawa yang mudah menyebar di kulit

6. Hidrasi kulit akan mempengaruhi absorbsi perkutan

Page 10: FTS CSP (absorbsi percutan dan transdermal)

7. Adanya penggosokan sediaan pada kulit akan meningkatkan jumlah obat yang diabsorbsi

8. Tempat pemakaian (kondisi kulit) akan mempengaruhi absorbsi, kulit yang lapisan tanduknya tebal absorbsi lebih lama

9. Lama pemakaian akan mempengaruhi jumlah obat yg diabsorbsi

Page 11: FTS CSP (absorbsi percutan dan transdermal)

Pengertian sediaan transdermal

• Sediaan transdermal, yaitu sediaan obat yang digunakan melalui kulit dengan tujuan untuk mencapai sirkulasi sistemik yaitu dengan cara menembus barrier (pertahanan) kulit.

Page 12: FTS CSP (absorbsi percutan dan transdermal)

Keuntungan pemberian obat secara transdermal

• Keuntungan sistem penghantaran obat secara transdermal

• 1) menghindari metabolisme lintas pertama obat;

• 2) mengurangi terjadinya fluktuasi kadar obat dalam plasma

• 3) bermanfaat untuk obat-obat dengan waktu paruh yang pendek dan indek terapetik yang kecil

Page 13: FTS CSP (absorbsi percutan dan transdermal)

26/03/12

4. mencegah rusaknya obat-obat yang tidak tahan terhadap pH saluran pencernaan, dan juga mencegah terjadinya iritasi saluran cerna oleh obat yang bersifat iritatif

5. mudah untuk menghentikan pemberian obat jika terjadi kesalahan dalam pemberian obat sehingga dapat mencegah terjadinya toksisitas

Page 14: FTS CSP (absorbsi percutan dan transdermal)

26/03/12

6, mengurangi frekuensi pemberian dosis obat, meningkatkan ketaatan pasien.

Page 15: FTS CSP (absorbsi percutan dan transdermal)

Kerugian Sediaan Transdermal

• 1) efek terapi yang timbul lebih lambat dibandingkan pemberian secara oral

• 2) tidak sesuai untuk obat-obat yg iritatif terhadap kulit

Page 16: FTS CSP (absorbsi percutan dan transdermal)

26/03/12

• 3) Hanya obat dengan kriteria tertentu (yang dapat menembus kulit), sehingga tidak semua obat cocok untuk diberikan secara transdermal

• 4) memerlukan desain formulasi khusus sehingga obat dapat efektif jika diberikan secara transdermal

Page 17: FTS CSP (absorbsi percutan dan transdermal)

Syarat-syarat obat untuk diberikan secara transdermal

• 1) obat mempunyai bobot molekul yang kurang dari 500 Da

• 2) obat dengan koefisien partisi terlalu rendah atau tinggi sulit untuk mencapai sirkulasi sistemik, sehingga obat akan mudah transpor transdermalnya jika mempunyai nilai log P 1-3

• 3) obat dengan titik lebur yang rendah, kurang dari 200 derajat C.

Page 18: FTS CSP (absorbsi percutan dan transdermal)

• Keberhasilan penghantaran obat secara transdermal tergantung dari kemampuan pembawa untuk melewati barrier kulit dan mencapai jaringan kulit yang lebih dalam

Page 19: FTS CSP (absorbsi percutan dan transdermal)

strategi untuk mengatasi barrier kulit

• 1) Modifikasi formulasi obat. • Transpor suatu obat dikatakan baik jika fluks

obatnya besar, berdasarkan persamaan dari hukum difusi Fick I, yang disajikan pada persamaan

Page 20: FTS CSP (absorbsi percutan dan transdermal)

26/03/12

• keterangan:• J = fluks (mol detik-1cm-2)• Cd = konsentrasi obat dalam formula tersebut

(Molar)• D = koefisien difusi dari obat (cm2 detik-1)• P = koefisien partisi obat• h = panjang jalur difusi (cm)

Page 21: FTS CSP (absorbsi percutan dan transdermal)

a. Berdasarkan teori pH partisi, obat yang berbentuk molekul mempunyai nilai koefisien partisi yang lebih tinggi daripada ion sehingga lebih mudah menembus kulit.

• Fraksi obat yang berbentuk molekul untuk obat yang bersifat asam atau basa lemah tergantung pH medium (diatasi dengan penambahan buffer).

Page 22: FTS CSP (absorbsi percutan dan transdermal)

26/03/12

Obat asam lemah akan berada dalam bentuk tidak terion lebih banyak jika pH < pKa, dan untuk obat basa lemah dalam bentuk tidak terion lebih banyak jika pH > pKa.

Page 23: FTS CSP (absorbsi percutan dan transdermal)

b. Pendekatan lain yang dapat dilakukan untuk meningkatkan transpor obat menembus kulit yaitu dengan menambahkan pasangan ion (counter ion) untuk obat yang bermuatan seperti garam HCl dari lidokain atau sulfat dari terbutalin.

Page 24: FTS CSP (absorbsi percutan dan transdermal)

2) Penambahan enhancer kimiawi• Enhancer kimia adalah senyawa yang dapat

meningkatkan penetrasi perkutan obat dengan berpartisi pada stratum corneum dan mengubah susunan lipid-protein di kulit. Perubahan ini menyebabkan perubahan sifat stratum corneum dan terjadi penurunan pertahanan pada stratum corneum.

Page 25: FTS CSP (absorbsi percutan dan transdermal)

26/03/12

Contoh senyawa-senyawa yang dapat berfungsi sebagai enhancer kimia yaitu, sulfoksida, azone, pirolidon, asam lemak, alkohol, glikol, surfaktan, urea dan terpen.

Page 26: FTS CSP (absorbsi percutan dan transdermal)

Syarat-syarat senyawa dapat digunakan sebagai enhancer kimia yaitu:

• 1) bersifat non-toksik dan tidak menimbulkan iritasi pada kulit;

• 2) pada penggunaan di kulit, sifat barrier kulit cepat pulih kembali seperti semula (penggunaan sediaan transdermal tidak meninggalkan bekas atau menyebabkan kulit menjadi rusak);

• 3) memberikan rasa nyaman saat digunakan di kulit;

Page 27: FTS CSP (absorbsi percutan dan transdermal)

26/03/12

4) dapat campur dengan obat atau berbagai bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan sediaan transdermal;

5) aksinya sebaiknya cepat dan durasi efeknya dapat diprediksi dan reprodusibel;

6) bersifat inert, tidak memberikan aksi farmakologi di dalam tubuh;

Page 28: FTS CSP (absorbsi percutan dan transdermal)

• Enhancer kimia dapat meningkatkan permeabilitas stratum corneum melalui beberapa mekanisme yaitu:

• 1) meningkatkan fluiditas lipid di kulit;

• 2) melalui hidrasi jalur polar;

• 3) melalui aksi keratolitik;

Page 29: FTS CSP (absorbsi percutan dan transdermal)

26/03/12

4) meningkatkan kelarutan obat; 5) meningkatkan partisi stratum corneum

Page 30: FTS CSP (absorbsi percutan dan transdermal)

3) Enhancer fisik• Sekarang telah dikembangkan sejumlah teknik

dengan menggunakan enhancer fisik untuk meningkatkan transpor transdermal antara lain yaitu iontophoresis, ultrasound, microneedles, dan electroporation.

• Dapat untuk menghantarkan molekul yang besar seperti peptida dan polipeptida

Page 31: FTS CSP (absorbsi percutan dan transdermal)

iontoforesis

26/03/12

Page 32: FTS CSP (absorbsi percutan dan transdermal)

Contoh pemakaian sistem transdermal

• 1) Skopolamin yg digunakan secara transdermal, dikulit bagian belakang telinga (untuk mengatasi motion sickness/mual muntah

• Skopolamin mempunyai range terapetik yg sempit, sehingga menguntungkan jika diberikan secara transdermal, karena dapat memberikan obat dalam keadaan steady state (mantap) sehingga mencegah terjadinya fluktuasi kadar obat dalam plasma

Page 33: FTS CSP (absorbsi percutan dan transdermal)

26/03/12

• Pemberian skopolamin dapat sampai 3 hari (72 jam)

• Contoh produknya: Transderm-Scop Ciba (merupakan perekat bundar dan datar yg dirancang untuk melepaskan skopolamin secara kontinue melalui membran dengan pori-pori mikro pengatur laju.

Page 34: FTS CSP (absorbsi percutan dan transdermal)

Patch Transdermal

26/03/12

Page 35: FTS CSP (absorbsi percutan dan transdermal)

Patch Transdermal

26/03/12

Page 36: FTS CSP (absorbsi percutan dan transdermal)

26/03/12

Page 37: FTS CSP (absorbsi percutan dan transdermal)

26/03/12

• 3)membran polipropilen dengan pori-pori mikro yg mengatur laju penglepasan skopolamin dari sistem ke permukaan kulit

• 4) formulasi perekat, minyakmineral, poliisobutilen dan skopolamin

• Sebelum dipakai, suatu lapis kulit pelindung dari poliester bersilikon yg menutup lapisan keempat dibuka dulu.

Page 38: FTS CSP (absorbsi percutan dan transdermal)

2) nitrogliserin, untuk obat jantung.

contoh produknya:Transderm-Nitro (Ciba), Nitro-Dur (Key), Nitro-Disk ( Searle), produk-produk tersebut digunakan untuk penggunaan selama 24 jam

Nitrogliserin berfungsi sebagai antiangina yg mempunyai dosis rendah, waktu paruh plasmanya pendek

Page 39: FTS CSP (absorbsi percutan dan transdermal)

26/03/12

Bila digunakan dibawah lidah maka akan dengan cepat dimetabolisme oleh hati, sehingga bioavailabilitasnya rendah

Page 40: FTS CSP (absorbsi percutan dan transdermal)

• Transderm-Nitro terdiri dari 4 lapisan:

• 1) lapisan penunjang berwarna coklat (plastik beraluminium) yg impermeabel terhadap air, nitrogliserin bersifat mudah menguap

• 2) Reservoir obat yg mengandung nitrogliserin yg diserap pada laktosa, silikondioksida koloid dan cairan obat silikon

Page 41: FTS CSP (absorbsi percutan dan transdermal)

26/03/12

• 3) membran kopolimer etilen/vinil asetat yg permeabel terhadap nitrogliserin

• 4) lapisan perekatsilikon hipoalergenik, sebelum dipakai dilepas dulu

Page 42: FTS CSP (absorbsi percutan dan transdermal)

• Nitrogliserin juga dapat diberikan secara transdermal dalam bentuk sediaan salep (Nitro ointment) yg mengandung 2% nitrogliserin dan laktosa sebagai suatu pengabsorbsi lanolin, dengan basis vaselin putih, sehingga penglepasan obat dapat diatur

Page 43: FTS CSP (absorbsi percutan dan transdermal)

26/03/12

• Setiap inci salep yg dikeuarkan dari tube mengandung sekitar 15 mg nitrogliserin

• Penggunaan dioleskan di dada menggunakan aplikator agar salep tidak melekat di kulit tangan

Page 44: FTS CSP (absorbsi percutan dan transdermal)

26/03/12

• Dosis 1-2 inci (50 mm) dipakai setiap 8 jam sekali, atau 4-5 inci (100-125 mm).

• Daerah kulit yg diolesi salep kemudian ditutupi dengan bungkus plastik dan pita perekat

• Onset 30 menit