frenektomi

31
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan dari perawatan Ortodonti adalah untuk mendapatkan suatu estetik yang baik, keteraturan posisi gigi, oklusi yang bebas dari disharmoni oklusal, dan keharmonisan gigi geligi dengan jaringan periodontal, dan TMJ. 1 Untuk memperoleh hal tersebut maka suatu kasus maloklusi perlu dipelajari secara mendalam. Diastema adalah celah atau ruang yang terdapat antara gigi geligi yang dapat terjadi pada gigi geligi atas dan bawah. Suatu keadaan dengan diastema yang banyak (diastema multipel) dapat disebabkan oleh beberapa faktor etiologi. 1 Perlekatan frenulum tinggi pada bibir atas terjadi pada permukaan labial antara insisivus sentralis maksila, adanya perlekatan ini berakibat timbulnya gingivitis dan diastema sentral1. Perlekatan frenulum tinggi pada area insisivus sentralis maksila ini lebih banyak insidensinya dibanding pada mandibula baik pada sisi labial maupun lingualnya. 2 Frenulum yang terletak di sebelah anterior insisivus atas disebut frenulum labialis superior. Perlekatan frenulum tinggi terjadi karena pada saat pertumbuhan dan perkembangan gigi dan rahang tidak ikuti migrasi perlekatan frenulum kearah apikal3.

description

diastema sentral frenektomi

Transcript of frenektomi

Page 1: frenektomi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tujuan dari perawatan Ortodonti adalah untuk mendapatkan suatu estetik yang baik,

keteraturan posisi gigi, oklusi yang bebas dari disharmoni oklusal, dan keharmonisan gigi geligi

dengan jaringan periodontal, dan TMJ.1

Untuk memperoleh hal tersebut maka suatu kasus maloklusi perlu dipelajari secara

mendalam. Diastema adalah celah atau ruang yang terdapat antara gigi geligi yang dapat terjadi

pada gigi geligi atas dan bawah. Suatu keadaan dengan diastema yang banyak (diastema

multipel) dapat disebabkan oleh beberapa faktor etiologi.1

Perlekatan frenulum tinggi pada bibir atas terjadi pada permukaan labial antara insisivus

sentralis maksila, adanya perlekatan ini berakibat timbulnya gingivitis dan diastema sentral1.

Perlekatan frenulum tinggi pada area insisivus sentralis maksila ini lebih banyak insidensinya

dibanding pada mandibula baik pada sisi labial maupun lingualnya.2

Frenulum yang terletak di sebelah anterior insisivus atas disebut frenulum labialis

superior. Perlekatan frenulum tinggi terjadi karena pada saat pertumbuhan dan perkembangan

gigi dan rahang tidak ikuti migrasi perlekatan frenulum kearah apikal3. Adanya abnormalitas ini

menyebabkan pemisahan yang ekstrim dari gigi-gigi insisivus sentral, di samping itu membuat

gingiva mudah terekoyak sehingga terjadi iritasi yang berkelanjutan yang menyebabkan

kerusakan jaringan periodontal. Perlekatan frenulum tinggi akan menghalangi proses

pembersihan gigi, mengganggu pemakaian protesa gigi dan menghalangi pergerakan alat

ortodonsi. Banyaknya dampak negatif yang muncul dengan adanya perlekatan frenulum tinggi

menjadi dasar untuk dilakukan perawatan. Perawatan frenulum tinggi di atasi dengan

pemotongan frenulum (frenotomi) atau dengan membuang seluruh bagian dari frenulum

(frenektomi).2

1.2 Rumusan Masalah

Page 2: frenektomi

1. Apa yang dimaksud dengan diastema sentral?

2. Apa saja etiologi diastema sentral?

3. Apa saja dampak dari disatema sentral?

4. Apa yang dimaksud dengan frenektomi?

5. Apa Indikasi dan Kontraindikasi frenektomi?

6. Bagaimana tatalaksana dari frenektomi?

7. Apa medikamentosa pada frenektomi?

8. Apa saja instruksi kepada pasien pasca frenektomi?

9. Apa komplikasi dari frenektomi?

10. Bagaimana prognosis diastema sentral?

BAB II

Page 3: frenektomi

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi diastema sentral

Diastema sentral adalah suatu ruang yang terdapat diantara gigi-gigi insisif sentral

atas dengan ciri khas yaitu berupa celah yang terdapat diantara insisif sentral rahang atas.3

2.2 Etiologi diastema sentral

Etiologi diastema sentral yang terjadi pada rahang atas bisa disebabkan oleh:4,5,6

• Ukuran gigi insisif lateral kecil

• Rotasi dari gigi insisif

• Perlekatan frenulum yang abnormal

• Gigi supernumerary di median line

• Kehilangan gigi insisif lateral secara kongenital

• Diastema pada saat pertumbuhan normal

• Penutupan median line yang tidak sempurna

• Defisiensi struktur gigi

• Migrasi gigi anterior

• Kebiasaan buruk

• Genetik

• Frenulum labialis rendah dan tebal

2.3 Dampak disatema sentral

Dampak diastea sentral, yaitu:1,7

• Estetik jelek, mengganggu penampilan

• Fonetik menjadi tidak jelas

• Menghalangi proses pembersihan gigi

• Menghalangi pergerakan alat orthodontik

• Mengganggu estetik

• Mengganggu pemakaian protesa gigi

• Pemisahan yang ekstrim dari gigi-gigi insisivus sentral

• Terjadinya ginggivitis

Page 4: frenektomi

2.4 Definisi frenektomi

Frenectomy adalah pembuangan keseluruhan dari frenulum, termasuk perlekatan pada tulang

dan bisa dilakukan untuk koreksi dari diastema abnormal dianatara insicive central.8

2.5 Indikasi dan Kontraindikasi frenektomi

Indikasi frenektomi, yaitu:7,9,10

• Perlekatan frenulum yang tinggi yang memperhebat inflamasi gingiva dan poket

• Diastema sentralis

• Papila yang gepeng dengan frenulum melekat pada gingival margin, yang menyebabkan

resesi gingiva & gangguan pada pemeliharaan OH.

• Frenulum abnormal dengan perlekatan gingiva yang kurang adekuat & vestibulum

terlihat dangkal.

• Untuk kepentingan estetik

• Untuk membantu memelihara dan memperbaiki OH

• Untuk menurunkankan resiko kerusakan jaringan periodontal

• Untuk menghindari terjadinya relaps (diastema central) pasca perawatan ortodonti

Kontraindikasi frenektomi, yaitu:7

• Pasien memiliki riwayat penyakit sistemik (ex: DM, hemofilia, dll)

• Psikologis pasien tidak mendukung (takut, cemas)

2.6 Tatalaksana dari frenektomi

2.6.1 Anamnesa11

Tahap 1: Tahap perkenalan

• Nama pasien

• Jenis kelamin

• Tanggal lahir

• Alamat

• No. telpon

• Pekerjaan

Tahap 2 : Mendengarkan keluhan pasien

Page 5: frenektomi

• Keluhan utama : sebab mengapa pasien datang ke drg

• Catat sesuai bahasa pasien

Tahap 3 : Tanya jawab berstruktur

A. Riwayat medis

• Apakah pasien pernah dirawat di RS ?

• Apakah pasien pernah operasi ?

• Apakah sedang mengonsumsi obat tertentu?

• Apakah pernah mengalami perdarahan yg sukar sembuh ?

• Apakah ada alergi ?

B. Riwayat gigi-geligi

• Seberapa sering datang ke drg ?

• Pernahkan bermasalah pada perawatan sebelumnya ?

• Berapa kali menyikat gigi dalam sehari ?

C. Riwayat penyakit keluarga

• Apakah ada kemungkinan penyakit yang diturunkan ?

D. Riwayat sosial/kebiasaan

• Merokok, minum alkohol

• Kebiasaan buruk (menghisap ibu jari)

2.6.2 Pemeriksaan Ekstraoral

Pemeriksaan Klinis : Ekstra oral1,7

• Jaringan sekitar kepala

• analisis bentuk muka

• bentuk kepala

• posisi rahang

• bibir

• pipi

• profil muka pasien, simetris / tidak simetris

• Ada pembengkakan atau tidak

• Leher

Page 6: frenektomi

• TMJ

• Limpadenopati

2.6.3 Pemeriksaan Intraoral

Pemeriksaan Klinis : Intraoral 1

• Kondisi oral hygene pasien

• Kondisi gigi geligi

• Kesehatan jaringan lunak

• ukuran lidah

• Oklusi

• lengkung rahang

• gerakan mandibula saat membuka dan menutup.

• Perlekatan frenulum labialis

• Blanche test

Pemeriksaan Klinis : Blanch Test

Menarik frenulum labialis ke atas. Perhatikan papilla interdental di daerah

palatal . Jika di daerah tersebut tampak pucat (ischemia), berarti diastema tersebut

disebabkan oleh migrasi frenulum labialis ke arah palatum.7

2.6.4 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan sebelum dilakukan frenektomi,

yaitu:12,13

• Radiografi

a. Panoramik

b. Periapikal untuk mengetahui penyebab diastema sentral misalnya melihat

bentukan frenulum yang abnormal

Page 7: frenektomi

Radiografi Periapikal

Gambaran rontgen foto perlekatan frenulum yang abnormal dengan gambaran

septum V

• Vital Sign : tekanan darah, nadi, respirasi, suhu badan dilakukan prabedah

• Pemeriksaan Darah :Pemeriksaan darah lengkap untuk memungkinkan

penanganan prabedah dan pasca bedah yang tepat bagi pasien-pasien dgn

kelainan sistemik.

2.6.5 Prosedur, teknik, alat frenektomi dan gambaran flap

Prosedur Dasar

Mempersiapkan kondisi kebersihan mulut meliputi tidakan Terapi Periodontal Fase

Awal seperti scalling dan polishing.10

Teknik Frenectomy yang sering digunakan:6,10

• Conventional (Classical) frenectomy

• Frenectomy dengan 2 hemostat

• Frenektomi Insisal Below the Clamp (IBC)

• Miller’s technique

Page 8: frenektomi

• V-Y Plasty

• Z Plasty

• Frenectomy dengan electrocautery

2.6.5.1 Teknik Frenektomy Conventional (Classical)

Armamentarium:6,10

a. Hemostat

b. Scalpel blade no. 15

c. Gauze sponges

d. 4-0 black silk suture

e. Suture pliers

f. Scissors

g. Periodontal pack (Ceo-pack)

Prosedur frenektomi conventional, yaitu:10

1. Anastesi lokal 2% lignocaine dengan 1:80000 infiltrasi pada daerah vestibulum lateral

kanan dan kiri, daerah palatinal pada daeran foramen insisivus

2. Desinfeksi dengan povidone iodine

3. Frenulum di jepit dengan hemostat pada bagian terdalam vestibulum

4. Insisi dibawah dan di bagian ujung permukaan hemostat sepanjang frenulum

5. Tepi insisi yang berbentuk diamond dijahit dengan silk suture 4-0

6. Ditutup dengan periodontal pack

7. Periodontal pack dan jahitan dilepas 1 minggu post operative

8. Follow-up selama 1 bulan

Page 9: frenektomi

[Table/Fig-1]: Pre-operative papilla type of frenal attachment

[Table/Fig-2]: Frenum held with hemostat

[Table/Fig-3]: Frenum excised

[Table/Fig-4]: Sutures placed

[Table/Fig-5]: One month post-operative

Frenektomi conventional dengan 2 haemostat: 6

1. Kasus karakteristik dari perlekatan frenulum labial maksila yang rendah, ortodontis

merekomendasi untuk di buang

2. Margin superior & inferior dari frenulum dijepit dua hemostat bengkok.

Page 10: frenektomi

3. Langkah awal eksisi dari frenulum dengan skapel kontak dengan permukaan posterior dari

hemostat yang bawah

4. Langkah akhir dari eksisi frenulum, insisi dibelakang hemostat yang atas .

5.Lapangan pembedahan setelah frenektomi

Page 11: frenektomi

6.Pembuangan jaringan hipertrofi di antara dan dibelakang gigi insisivus sentral

7. Jahitan pertama ditempatkan ditengah luka untuk memudahkan penjahitan selanjutnya

a. setelah penjahitan. b. gambaran klinis postoperative 3 bulan kemudian

Page 12: frenektomi

Frenektomi conventional Insisal Below the Clamp (IBC)2

Untuk minimalisasi perdarahan pada pembedahan yang menggunakan scalpel.

1. Dengan menggunakan satu clamp yang dijepitkan sejajar bibir.

2. Modifikasi insisi pada IBC, Insisi dilakukan di sebelah bawah dan menempel sejajar

klamp.

3. Penjahitan dilakukan segera setelah insisi pada daerah mucolabial fold dan mukosa bibir.

Page 13: frenektomi

4. Pengambilan jaringan ikat frenulum dilakukan setelah penjahitan.

5. pengambilan dan pembersihan jaringan frenulum hingga pada daerah palatinal.

6. Pemasangan periodontal pack.

2.6.5.2 Miller’s technique

Teknik untuk kasus diastema post-orthodontic

Armamentarium :10

a. Hemostat

b. Scalpel blade no. 15

c. Gauze sponges

d. 5-0 black silk suture

e. Suture pliers

f. Scissors

g. Periodontal pack (Ceo-pack)

Page 14: frenektomi

Prosedur frenektomi dengan Miller’s technique

1. Anstesi lokal 2% lignocaine dengan 1:80000 infiltrasi pada daerah vestibulum lateral

kanan dan kiri, daerah palatinal pada daeran foramen insisivus

2. Desinfeksi dengan povidone iodine

3. Frenulum di jepit dengan hemostat pada bagian terdalam vestibulum

4. Insisi membentuk garis horizontal ujung permukaan hemostat sepanjang frenulum

5. Tepi insisi yang berbentuk garis dijahit dengan silk suture 5-0

6. Ditutup dengan periodontal pack

7. Periodontal pack dan jahitan dilepas 1 minggu post operative

8. Follow-up selama 1 bulan

[Table/Fig-6]: Pre-operative attached type of frenal attachment

[Table/Fig-7]: Frenum excised

[Table/Fig-8]: Lateral pedicle graft obtained

[Table/Fig-9]: Graft sutured across the midline

[Table/Fig-10]: 2 weeks post-operative

Page 15: frenektomi

2.6.5.3 Teknik Frenektomi Z-plasty10

Teknik untuk dimana terjadi hipertropi , insisor diastema, vestibulum yang rendah

Armamentarium :

a. Hemostat

b. Scalpel blade no. 15

c. Gauze sponges

d. 5-0 vicryl suture

e. Suture pliers

f. Scissors

g. Periodontal pack (Ceo-pack)

Prosedur frenektomi Z-Plasty

1. Anstesi lokal 2% lignocaine dengan 1:80000 infiltrasi pada daerah vestibulum lateral

kanan dan kiri, daerah palatinal pada daeran foramen insisivus

2. Desinfeksi dengan povidone iodine

3. Frenulum di jepit dengan hemostat pada bagian terdalam vestibulum

4. Insisi membentuk huruf Z dengan sudut 60˚/30˚ /45˚

5. Tepi insisi yang berbentuk Z dijahit dengan vicryl suture 5-0

6. Ditutup dengan periodontal pack

7. Periodontal pack dan jahitan dilepas 1 minggu post operative

8. Follow-up selama 1 bulan

Page 16: frenektomi

[Table/Fig-11]: Pre-operative attached type of frenal attachment

[Table/Fig-12]: Incision given through the frenum

[Table/Fig-13]: Incision given at both ends of the frenum to obtain 2 triangular flaps

[Table/Fig-14]: Flaps transposed across the midline sutured in the form of Z

[Table/Fig-15]: 1 month post-operative

Page 17: frenektomi

2.6.5.4 Frenektomi V-Y Plasty10

Teknik untuk frenulum dengan lokasi tegangan panjang (frenulum bukalis)

Armamentarium :

a. Hemostat

b. Scalpel blade no. 15

c. Gauze sponges

d. 4-0 silk suture

e. Suture pliers

f. Scissors

g. Periodontal pack (Ceo-pack)

Prosedur V-Y Plasty

1. Anstesi lokal 2% lignocaine dengan 1:80000 infiltrasi pada daerah vestibulum lateral

kanan dan kiri, daerah palatinal pada daeran foramen insisivus

2. Desinfeksi dengan povidone iodine

3. Frenulum di jepit dengan hemostat pada bagian terdalam vestibulum

4. Insisi membentuk huruf V pada frenulum bagian attacment (daerah gingiva) dan huruf Y

pada bagian labial

5. Tepi insisi yang berbentuk V-Y dijahit dengan silk suture 4-0

6. Ditutup dengan periodontal pack

7. Periodontal pack dan jahitan dilepas 1 minggu post operative

8. Follow-up selama 1 bulan

Page 18: frenektomi

[Table/Fig-16]: Pre-operative papilla type of frenal attachment

[Table/Fig-17]: Frenum held with hemostat

[Table/Fig-18]: Frenum incised by V-shaped incision

[Table/Fig-19]: V-shaped incision sutured in the form of Y

[Table/Fig-20]: 1 month post operative

2.6.5.5 Electro Surgery10

Teknik untuk pasien yang dengan Bleeding disorder, hemostasis, jika menggunakan

teknik konvensional berisiko pendarahan

Armamentarium :

a. Electrocautery dengan loop electrode

b. Hemostat

Page 19: frenektomi

Prosedur frenektomi Electro Surgery

1. Anastesi lokal 2% lignocaine dengan 1:80000 infiltrasi pada daerah vestibulum lateral

kanan dan kiri, daerah palatinal pada daeran foramen insisivus

2. Desinfeksi dengan povidone iodine

3. Frenulum di jepit dengan hemostat pada bagian terdalam vestibulum

4. Eksisi dengan Electrocautery dengan loop electrode

5. Tanpa dilakukakan penjahitan

[Table/Fig-21]: Pre-operative attached type of frenal attachment

[Table/Fig-22]: Frenum held with hemostat and excised with a loop electrode

[Table/Fig-23]: Excision of frenum completed with no requirement for suture placement

[Table/Fig-24]: 1 month post operative

Page 20: frenektomi

Pemeriksaan Post Operative Frenectomy10

• Scar pada jaringan (estetik)

• Pendarahan

• Jahitan lepas atau tidak

• Perhatikan penggunaan jahitan yang resorbable atau tidak

• Tension pada luka

• Keluhan sakit

• Pembengkakan pada luka

• Terjadi infeksi

Perawatan Post Bedah3,4,14,15

• Pemasangan ortodonti cekat

• Pemasangan alat lepasan berupa pegas koil

• Perawatan ortodonti lanjutan :

• Penggunaan retainer yang dianjurkan pada kasus diastema sentral yaitu fixed

permanent retainer minimal 12 bulan

• Alternatif retainer lain bisa menggunakan Hawley retainer

• Veneer

1. Diastema dengan lebar ruangan 1-2 mm Pada keadaan ini gigi tidak perlu dipreparasi, hanya dilakukan pengasaran email. Komposit diletakan pada bagian proksimal hingga ke permukaan fasial dan lingual tetapi cukup sampai developmental groove saja.

Page 21: frenektomi

2. Diastema dengan lebar ruangan 2-3 mm Gigi dapat dipreparasi maupun tidak dipreparasi tetapi dilakukan veneering di fasial. Peletakan komposit di bagian proksimal sama seperti pada diastema yang kecil (Gambar 3). Selain itu terkadang juga diperlukan Esthetic Counturing (Recounturing) pada bagian distal permukaan fasial, untuk menciptakan ilusi agar gigi tidak terlihat terlalu lebar.

Diastema dengan lebar ruangan 4-3 mm Gigi dapat dipreparasi maupun tidakdipreparasi tetapi dilakukan full coverage veneer. Peletakan komposit dilakukan diatasdaerah yang diperparasi (Gambar 5). Diperlukan Esthetic Counturing (Recounturing) pada bagian distal permukaan fasial, untuk menciptakan ilusi agar gigi terlihat tidak terlalu lebar.

• Restorative dengan light cure composit

• Prosthetic dengan porcelain fused to metal

2.7 Medikamentosa pada frenektomi

Medikamentosa yang dapat diberikan kepada pasien pasca frenektomi, yaitu:7,16

• Amoxicillin 500 mg 3x1 selama 5 hari

• Kalium diklofenak (analgesik-antiinflamasi) 50 mg 2x1 selama 3-5 hari

• Obat kumur antiseptik (povidone iodine 1%) 2x1

• Obat kumur Chlorhexidine Gluconate 0,12% selama 3 minggu ke depan (untuk

kontrol plak

Page 22: frenektomi

2.8 Instruksi kepada pasien pasca frenektomi

Instruksi yang diberikan kepada pasien pasca frenektomi: 7,17

• Minum obat yang telah diresepkan secara teratur.

• Jangan berkumur terlalu sering.

• Jangan menyentuh area post-frenektomi dengan menggunakan tangan atau lidah.

• Pasien disarankan mengkonsumsi makanan lunak

• Pasien harus selalu menjaga OH

• Melakukan kontrol setelah pembedahan / apabila ada keluhan.

2.9 Komplikasi dari frenektomi

Komplikasi yang mungkin terjadi pada frenektomi7

• Infeksi pasca pembedahan

• Bleeding, swelling, dan pain

• Facial discoloration

• Sensitivitas gigi terhadap makanan panas, dingin, manis, asam

• Reaksi alergi

2.10 Prognosis

Faktor yg sangat berpengaruh terhadap keberhasilan penutupan diastema adalah

menghilangkan faktor etiologinya Pada diastema yang disebabkan oleh frenulum labialis

yang abnormal perlu dilakukan tindakan bedah (frenektomi) karena dapat mencegah

terjadinya relaps diastema setelah perawatan Ortodonti1

Page 23: frenektomi

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

Page 24: frenektomi

Daftar Pustaka

1. Jazaldi, Fadli., Purbiati, Mariati. Perawatan Kasus Diastema Mulitipel Secara

Multidisiplin (laporan kasus). Indonesian Journal of Dentistry. 2008; 15 (3):212-225

2. Suryono. “Incision Below The Clamp” Sebagai Modifikasi Teknik Insisi Pada

Frenektomi untuk Minimalisasi Perdarahan. Bagian Periodonsia. Fakultas Kedokteran

Gigi. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. 2011. Vol.18/2, pp.187.190.

3. Jazaldi F dan Maria Purbiati. Perawatan Kasus Diastema Multipel secara Multidisiplin.

Indonesian Journal of Dentistry. Jakarta. 2008. 15 (3) : hal 212-225

4. Bishara SE. Textbook of orthodontics. Philadelphia: W.B. Saunders Company;2001

5. Proffit WR, Fields HW. Contemporary orthodontics. 3rd ed. St Louis, Missouri:Mosby,

Inc.; 2000.

6. Isnandar. Frenektomi. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Medan.

Indonesia. 2011.

7. Suproyo, Hartati. Penatalaksanaan Penyakit Jaringan Periodontal Edisi 2. Yogyakarta:

Kanwa Publisher. 2009.

8. Carranza Jr, Newman G.M. Clinical Periodontology. 9th ed. W.B Saunders Company.

Philadelphia. 2002. p : 112-113.

9. Devishree, Sheela Kumar et al, Frenectomy : A Review With The Reports of Surgical

Technique. Journal of Clinical & Diagnostic Research. 2012; 6(9) : 1587-1592

10. Gujari SK, Devishree, P.V. Shubhashini. Frenectomy : A Review with the Reports of

Surgical Techniques. Journal of Clinical and Diagnostic Research 2012; 6(9): 1587-1592

11. Birnbaum Warren dan Stephen M Dunne. Diagnosis Kelainan Dalam Mulut. EGC.

Jakarta. 2010. hal 6-14

12. Pie-Sanchez, J, Espana-Tost, AJ. Comparative Study of Upper Lip Frenectomy with The

CO2 Laser Versus The Er, Cr: YSGG laser . Journal section: Oral Surgery Med Oral Patol

Oral Cir Bucal. Barcelona. Spanyol. 2012;17(2):228-32.

13. Beebe, Richard., Jefrey, Myer. Professional Paramedic Trauma Care & EMS Operation.

Vol III. Delmar Cengage Learning United. United Stated of Amerika. 2012

Page 25: frenektomi

14. Alam, MK. The Multidisciplinary management of median diastema. Bangladesh Journal

of Medical Science 2010 ; 9(4) : 234-237

15. Albers HF. Tooth-Colored Restoratives-Principles and technique, BC Decker Inc,

Hamilton, London 2002 : 237-73

16. Sowniya, Nettem et al. Frenectomy to Free Buried Implans. Departement of

Periodontalogy and Oral Implantology. India. IJDA. 2010; 3(2)

17. Bakar, Abu. Kedokteran Gigi Klinis. Yogyakarta: Penerbit Quantum Sinergis Media.

2012.