FORUM DISKUSI PEMBANGUNAN · 2020. 3. 4. · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMBUNG...
Transcript of FORUM DISKUSI PEMBANGUNAN · 2020. 3. 4. · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMBUNG...
LKEPD Lembaga Kajian Ekonomi dan Pembangunan Daerah
JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FORUM DISKUSI PEMBANGUNAN
Dampak Belanja Pendidikan dan Kesehatan terhadap Indeks Pembangunan Manusia
Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah
Dr. Muzdalifah, SE, M.Si
Ketua LKEPDDosen Jurusan IESP FEB ULM
Rabu, 4 Maret 2020Gedung Posgraduate FEB ULMBanjarmasin
Download presentasi ini di:https://iesp.ulm.ac.id/FDP/
PENGANTAR
Official homepage: https://iesp.ulm.ac.id/Muzdalifah
IPM Kalsel dan Kalteng mengalami peningkatan dari 2014 ke 2019. Namun peringkat IPM Kalsel dan Kalteng dalam periode tersebut tidak berubah, masing-masing berada pada posisi 22 dan 21. Keduanya masih di bawah IPM nasional.
Provinsi dengan IPM paling tinggi di Indonesia adalah DKI Jakarta, yaitu 80,76. Sedangkan paling tinggi Kalimantan adalah Kaltim dengan nilai 76,61 dan berada pada peringkat 3 Nasional.
IPM 2019 Kalsel
Kalteng
Nasional 68,90
67,77
67,63 IPM 2014
70,72
70,91
71,92
Indeks Pembangunan Manusia
Sumber data: BPS
Kalsel Kalteng Nasional
70,59
69,39
67,8
Official homepage: https://iesp.ulm.ac.id/Muzdalifah
Dari dimensi kesehatan, indikator AHH Kalteng menunjukkan tingkat yang lebih baik dibandingkan Kalsel baik pasa lalu maupun sekarang. Hanya saja masih di bawah kondisi AHH Nasional.
AHH 2019 (Angka Harapan Hidup Saat Lahir)
AHH 2014
Kalsel Kalteng Nasional
71,34
69,69
68,49
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIADimensi Kesehatan IPM
Sumber data: BPS
Kalsel Kalteng Nasional
8,34
8,51
8,2
Official homepage: https://iesp.ulm.ac.id/Muzdalifah
Pada dimensi pendidikan, capaian Kalteng lebih baik dari Kalsel bahkan lebih baik dari Nasional untuk indikator RLS.
HLS 2019 (Angka Harapan Lama Sekolah)
RLS 2019 (Rata-Rata Lama Sekolah)
Kalsel Kalteng Nasional
12,95
12,5712,52
Dimensi Pendidikan IPM
Sumber data: BPS
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
Kalsel Kalteng Nasional
9,99,68
10,75
Official homepage: https://iesp.ulm.ac.id/Muzdalifah
Untuk dimensi ekonomi, kondisi kesejahteraan Kalsel dari indikator pengeluaran perkapita disesuaikan lebih baik dari Kalteng dan Nasional.
2014
Kalsel Kalteng Nasional
11,311,24
12,25
Dimensi Ekonomi IPM
Pengeluaran Perkapita Disesuaikan 2019 (Juta Rupiah)
Sumber data: BPS
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
Official homepage: https://iesp.ulm.ac.id/Muzdalifah
APBD (realisasi) 13 kab. dan kota di Kalsel mengalami defisit rata-rata sebesar Rp0,12 trilyun dari yang paling kecil Rp0,05 trilyun hingga Rp0,35 trilyun.
Defisit APBD (realisasi) 14 kab. dan kota di Kalteng relatif lebih kecil, yaitu rata-rata Rp0,06 trilyun.
BELANJA DAERAHTren Belanja Daerah
APBD Realisasi Kab. dan Kota Kalsel 2018
Sumber data: BPS
Bela
nja
Kal
sel (
Rp
Trily
un)
0,0
0,5
1,0
1,5
2,0
Surplus/ Defisit APBD (Rp Trilyun)
-0,40 -0,30 -0,20 -0,10 0,00
Bela
nja
Kal
sel (
Rp
Trily
un)
0,0
0,5
1,0
1,5
2,0
Surplus/ Defisit APBD (Rp Trilyun)
-0,14 -0,11 -0,07 -0,04 0,00 0,04
APBD Realisasi Kab. dan Kota Kalteng 2018
Rata-rata pendapatan dan belanja (realisasi) kab. dan kota Kalteng relatif lebih kecil dari kab. dan kota Kalsel.
Rata-rata pendapatan APBD kab dan kota Kalteng sebesar 90% dari Kalsel sedangkan rata-rata belanja mencapai 87% Kalsel.
Official homepage: https://iesp.ulm.ac.id/Muzdalifah
Persentasi realisasi belanja pendidikan dan kesehatan kabupaten dan kota di Kalsel lebih tinggi dari Kalteng.
Meskipun demikian, kecuali belanja kesehatan, kinerja belanja pendidikan Kalteng lebih tinggi dari Kalsel.
Tren Belanja DaerahRata-Rata Share Realisasi Belanja Pendidikan dan Kesehatan 2018 Kabupaten dan Kota (persen)
Sumber data: BPS
Pendidikan Kesehatan
12,45
23,42
17,55
28,57
Kalsel Kalteng
Pendidikan Kesehatan
96
100
9798
Kalsel Kalteng
BELANJA DAERAH
Rata-Rata Kinerja Belanja Pendidikan dan Kesehatan 2018 Kabupaten dan Kota (persen)
PERTANYAAN
Official homepage: https://iesp.ulm.ac.id/Muzdalifah
1. Bagaimanakah dampak belanja pendidikan dan kesehatan terhadap Indeks Pembangunan Manusia Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah?
2. Bagaimana kualitas belanja daerah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah?
Dalam Kajian Ini
Official homepage: https://iesp.ulm.ac.id/Muzdalifah
FUNGSI DAN TUJUAN BELANJA DAERAH
Fungsi Pemerintah dalam Perekonomian
Klasifikasi Belanja Daerah Menurut Fungsi
๏Alokasi: Mengalokasikan sumber-sumber ekonomi yang ada dalam perekonomian kepada seluruh masyarakat
๏Distribusi: Menjamin seluruh masyarakat dapat mengakses sumber-sumber ekonomi dan juga mendapatkan penghasilan yang layak
๏Stabilisasi: Menjaga stabilitas perekonomian secara makro; inflasi, keseimbangan neraca pembayaran, pertumbuhan ekonomi
(Rossen, 2002)
1. Pelayanan umum2. Kamtibmas3. Ekonomi4. Lingkungan hidup5. Kesehatan6. Pariwisata dan budaya7. Pendidikan 8. Perlindungan sosial.
Official homepage: https://iesp.ulm.ac.id/Muzdalifah
OTONOMI DAERAH DAN DESENTRALISASI FISKAL
Tujuan Utama Otonomi Daerah Tujuan Desentralisasi Fiskal
1. Menciptakan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber daya daerah
2. Meningkatkan kualitas pelayanan umum dan kesejahteraan masyarakat
3. Memberdayakan dan menciptakan ruang bagi masyarakat untuk ikut serta (berpartisifasi) dalam proses pembangunan
(Barzelay,1991)
• Memberikan keleluasaan daerah dalam melaksanakan pembangunan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
• Pemerintah daerah lebih mengetahui apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan masyarakat lokal sehingga service delivery semakin responsif dan mampu mengantarkan masyarakat menjadi lebih sejahtera.
(Khusaini,2006)
Official homepage: https://iesp.ulm.ac.id/Muzdalifah
METODOLOGI
MODEL
‣ DATA: Penelitian ini menggunakan data sekunder terutama dari publikasi Badan Pusat Statistik.
‣ Obyek penelitian meliputi 13 kabupaten dan kota di Kalimantan Selatan serta 14 kabupaten dan kota di Kalimantan Tengah.
‣ ALAT ANALISIS yang digunakan adalah regresi data panel dengan lag dan tanpa lag.
IPM it = β0 + β1 kesehatan it +
+ β4 perkapita it + ε it
IPM = Indeks Pembangunan Manusiakesehatan = Belanja Kesehatanpendidikan = Belanja Pendidikanpertumbuhan = Pertumbuhan Ekonomiperkapita = Pendapatan Perkapita
β2 pendidikan it + β3 pertumbuhan it
E
Official homepage: https://iesp.ulm.ac.id/Muzdalifah
HASIL DAN PEMBAHASANRegresi Data PanelKALIMANTAN SELATAN
Tanpa Lag
β0
kesehatan
pendidikan
pertumbuhan
perkapita
59,80 ***
9,16E-12 ***3,08E-12 **
0,017
1,50E-07 ***
Signifikansi:*** Alpha 1%** Alpha 5%* Alpha 10%
Model FEM
E
• Kenaikan belanja kesehatan Rp.100 milyar akan meningkatkan IPM sebesar 0,92 poin, cateris paribus.
• Kenaikan belanja pendidikan Rp.100 milyar akan meningkatkan IPM 0,31 poin, cateris paribus.
• Kenaikan pendapatan perkapita Rp.10 akan meningkatkan IPM 1,50 poin, cateris paribus.
E
Official homepage: https://iesp.ulm.ac.id/Muzdalifah
HASIL DAN PEMBAHASANRegresi Data PanelKALIMANTAN TENGAH
Tanpa Lag
β0
kesehatan
pendidikan
pertumbuhan
perkapita
60,46 ***
5,09E-12 3,44E-12
-2,86E-12
1,71E-07 ***
Signifikansi:*** Alpha 1%** Alpha 5%* Alpha 10%
Model REM
• Hanya variabel pendapatan perkapita yang memiliki pengaruh dan signifikan
• Kenaikan pendapatan perkapita sebanyak Rp.10 juta akan meningkatkan IPM sebesar 1,71 poin, cateris paribus.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Official homepage: https://iesp.ulm.ac.id/Muzdalifah
1. Karena pengaruh variabel independen terhadap dependen dapat terjadi pada tahun berikutnya, maka diperlukan simulasi dengan lag.
2. Mengapa posisi Kalimantan Selatan kondisi IPM lebih rendah dibandingkan Kalimantan Tengah? Padahal Anggaran Kesehatan dan Pendidikan berpengaruh signifikan.
3. Bagaimana jika pendekatan belanja dilihat dari realisasi? Apakah fenomena flypaper effect berpengaruh?
Sejumlah Isu
E
Official homepage: https://iesp.ulm.ac.id/Muzdalifah
HASIL DAN PEMBAHASANRegresi Data PanelKALIMANTAN SELATAN
dengan Lag (1)
β0
kesehatan
pendidikan
pertumbuhan
perkapita
61,08 ***
8,77E-12 ***3,58E-12 **
-0,02
1,33E-07 ***
Signifikansi:*** Alpha 1%** Alpha 5%* Alpha 10%
Model FEM
E
E
Official homepage: https://iesp.ulm.ac.id/Muzdalifah
HASIL DAN PEMBAHASANRegresi Data PanelKALIMANTAN TENGAH
dengan Lag (1)
β0
kesehatan
pendidikan
pertumbuhan
perkapita
60,74 ***
1,87E-12 7,14E-12
-8.33E-13
1,54E-07 *
Signifikansi:*** Alpha 1%** Alpha 5%* Alpha 10%
Model REM
E
Official homepage: https://iesp.ulm.ac.id/Muzdalifah
HASIL DAN PEMBAHASANRegresi Data PanelKALIMANTAN SELATAN
APBD Realisasi
β0
kesehatan
pendidikan
pertumbuhan
perkapita
60,39 ***
1,19E-11 ***-3,82E-12 ***
0,02
1,84E-07 ***
Signifikansi:*** Alpha 1%** Alpha 5%* Alpha 10%
Model FEM
E
E
Official homepage: https://iesp.ulm.ac.id/Muzdalifah
HASIL DAN PEMBAHASANRegresi Data PanelKALIMANTAN TENGAH
APBD Realisasi
β0
kesehatan
pendidikan
pertumbuhan
perkapita
59,10 ***
-5,54E-13 2,64E-13
0,29
1,87E-07 ***
Signifikansi:*** Alpha 1%** Alpha 5%* Alpha 10%
Model REM
Official homepage: https://iesp.ulm.ac.id/Muzdalifah
HASIL DAN PEMBAHASANFenomena Flypaper Effect
• Terjadi Fenomena Flypaper
• Effect Koefisien DAU > PAD
• DAU 2,49
• PAD 1,44
KALIMANTAN SELATAN KALIMANTAN TENGAH
• Terjadi Fenomena Flypaper
• Effect Koefisien DAU > PAD
• DAU 2,11
• PAD 1,49
Official homepage: https://iesp.ulm.ac.id/Muzdalifah
KESIMPULAN DAN REKOMENDASIKesimpulan
Meskipun APBD dan Realisasi APBD berdasarkan Fungsi Pendidikan dan Kesehatan di Kalimantan Selatan berpengaruh Signifikan terhadap peningkatan IPM, namun IPM Kalsel masih dibawah IPM Kalteng, padahal di Kalteng kedua variabel ini tidak signifikan
Hanya Variabel Pendapatan Perkapita yang membuat Besarnya IPM Kalteng dibandingkan Kalsel.
Fenomena flypaper effect sama-sama terjadi dikedua Provinsi ini, namun besaran effect di Kalsel lebih besar dibandingkan Kalteng, jadi telah terjadi ketidakefektifan belanja di bidang pendidikan dan kesehatan pada kedua provinsi ini.
Official homepage: https://iesp.ulm.ac.id/Muzdalifah
KESIMPULAN DAN REKOMENDASIRekomendasi
Dalam penetapan anggaran harus selektif menentukan program dan kegiatan yang akan dilakukan.
Adalah sangat penting membuat kebijakan pengalokasian anggaran berbasiskan riset. Tujuannya agar dana publik yang dibelanjakan berdampak maksimal dan efisien di tengah keterbatasan anggaran.
Perlu pengawasan dalam pelaksanaan anggaran, jangan sampai hanya mengejar capaian dalam realisasi dari sisi jumlah tetapi kegiatan yang sudah dianggarkan berubah sehingga tidak berdampak bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat (IPM) .