FOKUS Tajuk hal.1 Kisruh Fatwa MUI - The WAHID Institute VIII.pdf · Lima tahun kemudian ......

8
1 NO. 8/TH. III/PEBRUARI - APRIL 2009 1 Kritik dan Saran: Jl.Taman Amir Hamzah No 8 Jakarta 10320, Indonesia Phone: +62 21-3928233, 314561|Fax: +62 21-3928250 Email: [email protected] Website: www.wahidinstitute.org Salah satu forum bahtsul masail NU/Foto Dok. WI (Rumadi) S yahdan, sebelum Ijtima’ Ulama Komisi Fatwa MUI di Padangpanjang digelar, pe- ringatan sudah berdatangan. Peringatan itu mewanti-wanti agar MUI cermat dan bijaksana dalam ber-fatwa tentang rokok. MUI Kudus, misalnya, menekan agar rokok tidak diharamkan sebagaimana kabar yang santer beredar.Tetapi, MUI Pusat rupanya kukuh dengan pendirian; rokok haram (untuk kalangan tertentu). Di saat yang sama, MUI juga diprotes karena fatwa lain: haramnya golput. MUI Palembang dengan te- rang-terangan menolak fatwa tersebut. Gugatan fatwa rokok dan golput ini menarik untuk lebih jauh ditelisik. *** Silang sengketa dalam ber-fatwa, sebagaima- na di atas, bukanlah terjadi untuk kali pertama. Seperempat abad silam, MUI Sumatera Barat (Sumbar) dan MUI NusaTenggara Barat (NTB) berselisih paham soal kodok. MUI Sumbar menghalalkan kodok karena berpegangan pada dalil al-Qur’an yang tidak menyebut kodok sebagai barang haram. Sementara, MUI NTB berpegang pada teks fikih dari kalangan Syafi’i: kodok haram karena ia bisa hidup di dua alam. Perselisihan ini, dilerai oleh MUI dan berakhir dengan kompromi. ”Kodok halal diternakkan tapi haram dimakan,” jelasAtho’ mengutip fatwa MUI dalam bukunya yang bertajuk Fatwa-fatwa Majelis Ulama Indonesia: Sebuah Studi tentang Pemi- kiran Hukum Islam di Indonesia 1975-1988 (1993). Kompromi ini, kata Atho, terkait dengan upaya pemerintah yang sedang menggalakkan budi- daya kodok kala itu. Untuk mencegah kejadian berulang, pada 30 Januari 1986, MUI menerbitkan sebuah buku pedoman terperinci untuk mengeluarkan fatwa. Diterangkan bahwa dasar-dasar untuk menge- luarkan fatwa adalah berurutan dari al-Qur’an, sunnah, ijma’, qiyas, dan kitab-kitab fiqih. Di- tambah lagi ijtihad menurut Hooker, peneliti MUI asal Australia.Tujuan dari buku ini adalah penyeragaman referensi. MUI juga menekankan bahwa MUI (Pusat) yang paling bertanggung jawab dalam pengeluaran fatwa di lingkup na- sional atau propinsi. Menurut buku ini, MUI daerah—sebagaimana dikutip Atho’—hanya diberi tanggung jawab untuk memproduksi fatwa bagi persoalan lokal. Itupun, MUI daerah juga harus berkonsultasi dengan MUI (Pusat) sebelum mengeluarkan fatwa apapun. Bahkan, Komisi Fatwa MUI tidak diperbolehkan mengeluarkan fatwa apapun kecuali dengan tanda tangan Ketua MUI yang bersangkutan. Meski demikian, kejadian sengketa fatwa ternyata berulang sekarang. Ini mungkin terjadi karena latar belakang anggota MUI yang plural berakibat pada sumber pengambilan fatwa yang REDAKTUR AHLI: YENNY ZANNUBA WAHID, AHMAD SUAEDY | SIDANG REDAKSI: RUMADI, SUBHI AZHARI, GAMAL FERDHI, ALAMSYAH M. DJAFAR, BADRUS SAMSUL FATA REDAKTUR PELAKSANA: NURUN NISA | DESAIN: ULUM ZULVATON NO. 8/TH. III PEBRUARI - APRIL 2009 FOKUS S etelah menggelar Ijtima’ Ulama di Padangpanjang bulan Januari lalu, (Komisi) MUI disorot banyak pihak. Fatwa-fatwanya dikritik karena berbagai alasan. Misalnya, fatwa haram rokok dinilai merugikan petani tembakau. Lalu fatwa haram golput yang dinilai sebagai campur tangan yang kelewatan terhadap hak politik warga negara. Dengan kontroversi ini, fatwa (Komisi Fatwa) MUI perlu dikritisi. Diperlukan sudut pandang lain untuk menilai fatwa MUI di luar konteks teologis yang semakin kukuh itu. Mengkritisi fatwa dalam kon- teks ini bukan saja menghadirkan opini yang lain, yang berbeda terhadap produk MUI. Akan tetapi, kritisisme terhadap fatwa MUI ini juga hendak memajukan wacana menarik rakyat dalam posisi se- mestinya; rakyat adalah pusat dari fatwa MUI. Rakyat selama ini hanya merupakan objek fatwa MUI, kata Gus Dur. Posisi ini tentu tidak layak untuk dilestarikan. Rakyat memiliki nalar beragama yang patutu didengar dan dipertimbangkan MUI. Rakyat juga mendanai MUI (dari APBN dan APBD) sehingga pantas jika mereka dijadikan subjek. Dengan latar belakang inilah Nawala the WAHID Institute edisi 8 ini membahas (kisruh) seputar fatwa MUI. Sumber lapo- ran berasal dari literatur, kliping media, dan wawancara dengan pihak terkait. Wawancara ini mengangkat tokoh lokal yang kadang diabaikan oleh kita semua, oleh media nasional kita. Mereka adalah tokoh lokal yang justru paling tahu ke- adaan sekitar dan tentu saja, memiliki kapasitas intelektual yang memadai. Akhirnya, selamat membaca. TAJUK Kisruh Fatwa MUI ISI Tajuk hal.1 Fokus hal.1 Liputan Khusus hal.2 Wawancara hal.5 Rak Buku hal.6 Aktivitas hal.8

Transcript of FOKUS Tajuk hal.1 Kisruh Fatwa MUI - The WAHID Institute VIII.pdf · Lima tahun kemudian ......

Page 1: FOKUS Tajuk hal.1 Kisruh Fatwa MUI - The WAHID Institute VIII.pdf · Lima tahun kemudian ... Padahal, dalam pasal 1 ayat 3 Pedoman ... NU dan Muhammadiyah saja lantang menolak keharaman

1

No. 8/TH. III/PEBRUARI - APRIL 2009

1

Kritik dan Saran: Jl.TamanAmirHamzahNo8Jakarta10320,IndonesiaPhone:+6221-3928233,31456�1|Fax:+6221-3928250Email:[email protected]:www.wahidinstitute.org

Salah satu forum bahtsul masail NU/Foto Dok. WI (Rumadi)

Syahdan, sebelum Ijtima’ Ulama KomisiFatwaMUIdiPadangpanjangdigelar,pe-ringatansudahberdatangan.Peringatanitu

mewanti-wantiagarMUIcermatdanbijaksanadalam ber-fatwa tentang rokok. MUI Kudus,misalnya,menekanagarrokoktidakdiharamkansebagaimanakabaryangsanterberedar.Tetapi,MUI Pusat rupanya kukuh dengan pendirian;rokokharam(untukkalangantertentu).Disaatyangsama,MUIjugadiproteskarenafatwalain:haramnya golput. MUI Palembang dengan te-rang-teranganmenolakfatwatersebut.Gugatanfatwarokokdangolputinimenarikuntuklebihjauhditelisik.

***Silangsengketadalamber-fatwa,sebagaima-

nadiatas,bukanlahterjadiuntukkalipertama.Seperempat abad silam, MUI Sumatera Barat(Sumbar)danMUINusaTenggaraBarat(NTB)berselisih paham soal kodok. MUI Sumbarmenghalalkankodokkarenaberpeganganpadadalil al-Qur’an yang tidak menyebut kodoksebagai barang haram. Sementara, MUI NTBberpegangpadateksfikihdarikalanganSyafi’i:kodokharamkarenaiabisahidupdiduaalam.Perselisihanini,dileraiolehMUIdanberakhirdengan kompromi. ”Kodok halal diternakkantapiharamdimakan,”jelasAtho’mengutipfatwaMUIdalambukunyayangbertajuk Fatwa-fatwa

Majelis Ulama Indonesia: Sebuah Studi tentang Pemi-kiran Hukum Islam di Indonesia1975-1988 (1993).Kompromiini,kataAtho,terkaitdenganupayapemerintah yang sedang menggalakkan budi-dayakodokkalaitu.

Untukmencegahkejadianberulang,pada30Januari 1986, MUI menerbitkan sebuah bukupedomanterperinciuntukmengeluarkanfatwa.Diterangkan bahwa dasar-dasar untuk menge-luarkanfatwaadalahberurutandarial-Qur’an,sunnah, ijma’,qiyas,dankitab-kitabfiqih.Di-tambah lagi ijtihad menurut Hooker, penelitiMUIasalAustralia.Tujuandaribukuiniadalahpenyeragamanreferensi.MUIjugamenekankanbahwa MUI (Pusat) yang paling bertanggungjawabdalampengeluaran fatwadi lingkupna-sional atau propinsi. Menurut buku ini, MUIdaerah—sebagaimana dikutipAtho’—hanyadiberitanggungjawabuntukmemproduksifatwabagipersoalanlokal.Itupun,MUIdaerahjugaharusberkonsultasidenganMUI(Pusat)sebelummengeluarkan fatwa apapun. Bahkan, KomisiFatwaMUItidakdiperbolehkanmengeluarkanfatwaapapunkecualidengantandatanganKetuaMUIyangbersangkutan.

Meski demikian, kejadian sengketa fatwaternyataberulangsekarang.InimungkinterjadikarenalatarbelakanganggotaMUIyangpluralberakibatpadasumberpengambilanfatwayang

REDAKTUR AHLI: YENNY ZANNUBA WAHID, AHMAD SUAEDY | SIDANG REDAKSI: RUMADI, SUBHI AZHARI, GAMAL FERDHI, ALAMSYAH M. DJA’FAR, BADRUS SAMSUL FATA REDAKTUR PELAKSANA: NURUN NISA | DESAIN: ULUM ZULVATON

No. 8/TH. III/PEBRUARI - APRIL 2009No. 8/TH. III/PEBRUARI - APRIL 2009No. 8/TH. IIIPEBRUARI - APRIL 2009

FOKUS

Setelah menggelar Ijtima’ Ulama di Padangpanjang bulan Januari lalu, (Komisi) MUI disorot banyak pihak.

Fatwa-fatwanya dikritik karena berbagai alasan. Misalnya, fatwa haram rokok dinilai merugikan petani tembakau. Lalu fatwa haram golput yang dinilai sebagai campur tangan yang kelewatan terhadap hak politik warga negara.

Dengan kontroversi ini, fatwa (Komisi Fatwa) MUI perlu dikritisi. Diperlukan sudut pandang lain untuk menilai fatwa MUI di luar konteks teologis yang semakin kukuh itu. Mengkritisi fatwa dalam kon-teks ini bukan saja menghadirkan opini yang lain, yang berbeda terhadap produk MUI. Akan tetapi, kritisisme terhadap fatwa MUI ini juga hendak memajukan wacana menarik rakyat dalam posisi se-mestinya; rakyat adalah pusat dari fatwa MUI. Rakyat selama ini hanya merupakan objek fatwa MUI, kata Gus Dur. Posisi ini tentu tidak layak untuk dilestarikan. Rakyat memiliki nalar beragama yang patutu didengar dan dipertimbangkan MUI. Rakyat juga mendanai MUI (dari APBN dan APBD) sehingga pantas jika mereka dijadikan subjek.

Dengan latar belakang inilah Nawala the WAHID Institute edisi 8 ini membahas (kisruh) seputar fatwa MUI. Sumber lapo-ran berasal dari literatur, kliping media, dan wawancara dengan pihak terkait. Wawancara ini mengangkat tokoh lokal yang kadang diabaikan oleh kita semua, oleh media nasional kita. Mereka adalah tokoh lokal yang justru paling tahu ke-adaan sekitar dan tentu saja, memiliki kapasitas intelektual yang memadai.

Akhirnya, selamat membaca.

TAJUK

Kisruh Fatwa MUI ISI Tajuk hal.1 Fokus hal.1 LiputanKhusushal.2 Wawancara hal.5 RakBuku hal.6 Aktivitas hal.8

Page 2: FOKUS Tajuk hal.1 Kisruh Fatwa MUI - The WAHID Institute VIII.pdf · Lima tahun kemudian ... Padahal, dalam pasal 1 ayat 3 Pedoman ... NU dan Muhammadiyah saja lantang menolak keharaman

2

No. 8/TH. III/PEBRUARI - APRIL 2009

IdepembentukanMajelisUlamaIndonesia(MUI)munculpertamakalipada19�0dalamsebuahkonferensiyangdihelatolehPusatDakwah Islam Indonesia, sebuah lembaga yang dibentuk oleh

KementerianAgamapada1969. Ide ini,menurutM.Nur Ichwan,ditanggapi dengan penuh kecurigaan oleh peserta konferensi yangdidominasiulamadancendekiawanIslam.SoehartoyangsadardenganpentingnyaposisiulamadalammasyarakatIndonesiamenjaditambahtertarikmelauiMUIini(Ichwan:2005).Versilainmenyatakanbahwamajelisulama ini sudahmendapat tanggapanpro-kontra sejak awaldilontarkan. Majelis ini, kata LuthfieAssyaukanie (2009), lebih di-arahkansebagaisaranauntukmengurangitensiantarkelompokIslam,khususnyaNU–Muhammadiyah.

KH.IbrahimHosen,yangberlatarbelakangNU,menyatakanbahwamajelissemacamitutidakdiperlukan,melainkan”ijtihadkolektif ”.Se-bab,permasalahanumatIslamsemakinbanyakdankomplekssehinggamustahilbagiseorangulamauntukmenanggulanginya.Ijtihadkolektifadalahsolusiyangpalingideal.Akantetapi,usuliniditolakolehKH.AbdulKarimAmrullah(Hamka)karenaiameyakinikebutuhanumatIslamadalahseoranggrand mufti.Majelisulamaberpotensidisalah-

gunakanolehkelompokIslamtertentu.Majelisulamainijugaakanmelibatkancendekiawansekulerdalampengambilankeputusannya—sesuatuyangdimusuhiolehHamka.IdeHamkalebihditerimakarenaparapesertakonferensiternyatamenundarealisasiusulantesebut.

Limatahunkemudian,deklarasipembentukanmajelisulamayangberbasis pada ijtihad kolektif ini ditandatangani oleh 53 orang dariberagamkelompokIslam.Hamka,yangsemulamenentang,kinijustrubersediamenjadiketuaMUI.PerubahanhaluanHamkaini,menurutNadirsyahHosen,karenaperubahankonstalasisettingpolitik;NUtidaklagidominan.Hamkasendirimenyatakanbahwa,”Orang-orangIslamsudah seharusnyabekerja samadenganpemerintahanSoehartodanpendirianMUIdapatmengembangkanhubunganantarapemerintahdanumatIslam”.

DidalamstrukturMUI,semuaorganisasimassa(ormas)Islamda-lamposisiyangsejajar.Dalamarasini,posisiNUdanMuhammadiyahtidaklebihtinggidariormasIslamlainyangkecilsepertiPersatuanIslam(Persis),al-Irsyad,NahdlatulWathan(NW)meskipunkeduanyamemilikijamaahyangjauhlebihbesar.Karenadiintervensipemerintahsejakawal,produkMUIfatwatakpernahseluruhnyaindependen.

LIPUTANKHUSUS

(I)ndependensi MUI dari Masa ke Masa

beragam. ”Ini,dalambahasayang lebihakurat,mungkindisebuteklektisismesumber-sumber(hukum),”terangMB.HookerdalambukunyayangberjudulIndonesian Syariah; Defi ning a National School of Islamic Law (2008).Eklektisismeinimengandaikanpengambilanberbagaisumberhukumsecaraberganti-gantitanpakonsistensi.

Konsekuensinya,fatwakeluaranMUIyangdimaksudkanuntukmengatasimasalahjustrumemantiksoalbaru.”Golonganskriptu-ralis,modernis,dantradisionalismemilikikeberatanmasing-ma-sing,”jelasHookerlagi.Skripturaliskeberatanbilafatwadikaitkandenganhal-halpragmatisdankalanganmoderniskeberatandengankitab-kitabfikih.Sedangkankalangantradisionalisjugakeberatandenganijtihadyangdilakukansembarangorang.Tidakheranjikafatwa rokok, misalnya, disikapi dengan komentar keras dari se-samaulamasendirisebagaimanaditulisadalamportalberitaNUOn-Line.”FatwarokokMUImempermainkanhukumIslam,”jelasKH.MustajibdariKudus(29/01/09).Dianggapmempermainkanhukumkarenamengharamkananak-anakyangseharusnyabelumdikenaibebandalamkewajiban(ritual)agama(taklif).

Kemungkinanlainadalahadanyabenturankepentingandalamtubuh MUI. Benturan itu bisa berwujud pada konflik kepenti-nganantarapemerintahversusMUIsebagailembagakeagamaan.Benturan ini tak terelakkan mengingat sejarah berdirinya MUIyangsaratdenganintervensipemerintahyangkuat.IntervensiinimencolokketikaSoeharto,dalampidatonyapembentukanMUI,berkeinginanmelihatumatIslambersatu.Selainitu,pemerintahmenyadaribahwabanyakproblembangsayangtidakdapatdiatasitanpapartisipasiulama(ZainulHamdi:2008).Athobahkanme-negaskan,semenjakberdirinyasampaiakhirtahun1980-an,MUItidakberdayamenolaktekananpemerintahyangselalumemintalegitimasifatwaataskebijakan-kebijakanpemerintah.ContohdariketidakberdayaanMUIadalahsoalPorkas(Lihat:(I)ndependensiMUIdariMasakeMasa).

Benturan lain muncul akibat regam kepentingan faksionalkelompokIslamdalamtubuhMUI.Padakasusfatwarokokyang

terjadibukanlahnegaraversusMUI,tapikelompokIslammoderatversus Islamfundamentalis.Dikalanganmoderat,NU,misalnyamenyebutbahwamerokokadalahmakruh.“KalaudariduludiNUhukumnyamakruh, tidaksampaiharam.Karena ituberdasarkantingkatbahayanyayangrelatif.Jaditidaksampaiharam,”ujarKetuaUmumPengurusBesarNU(PBNU),HasyimMuzadisepertiditulisdetik.com(26/01/09).Denganargumenberbeda,sepertidikutiptempointeraktif.com,jugatidaksepakatdenganfatwaini.“Soalrokok,menurutsayatidakbisadifatwakanhalalatauharamsebabakanadakonsekuensi hukumnya,” kata Din Syamsuddin, Ketua PengurusPusat (PP) Muhammadiyah (24/01/09).Apalagi, tambah Dien,rokokinimemilikibanyakaspekyangharusdipertimbangkanter-masukaspekekonomi.

SikapduaormasterbesaryangtidakmendukungfatwainiseolahmempertegaskesanbercokolnyakepentingankelompokIslamkanandibalikfatwaharamrokok.“Kalausayamelihatadakepentingankelompokitudenganmenggunakanjalur-jaluragama,”tuturKH.SyaifuddinZuhri,KetuaMUISalatiga(Lihat:Masak FatwaDivoting).Padaaspekini,KyaiSyaifuddinmempertanyakansistempengambi-lanhukumyangdiambilmelaluimekanismevoting,padahalselamainitidakberlakudemikian.“Daripendapattertulisditemukan34berpendapatharamdan6berpendapatmakruh,”demikianbunyirekomendasitertulisKomisiB-1soalrokok.Bilakeharamanrokok(secaraglobal)didasarkanpadahitungansuaraini,makapengambi-lanhukumMUIjelasberbasiskanpemungutansuara(secaraterang-teranganmaupuntidak).Padahal,dalampasal1�ayat3PedomanDasardanAnggaranDasarRumahTangga tertulisbahwa“setiapkeputusandiambilsecaramusyawarahuntukmufakat”.

Kalaukitatelusurilebihjauh,votingini,dalamkacamatayanglain, memetakan tarik ulur kekuatan Islam moderat dan IslamkanandalamtubuhMUI.Sepertidiketahui,setiaputusanlembagahanyamendapatsatuhaksuara—Luthfiemenyebutnya“hakyangsama”—tanpamempertimbangkanbesaranpengikutormas.JikaNUdanMuhammadiyahsajalantangmenolakkeharamanrokok,

Page 3: FOKUS Tajuk hal.1 Kisruh Fatwa MUI - The WAHID Institute VIII.pdf · Lima tahun kemudian ... Padahal, dalam pasal 1 ayat 3 Pedoman ... NU dan Muhammadiyah saja lantang menolak keharaman

3

No. 8/TH. III/PEBRUARI - APRIL 2009

PadabulanDesember1985,misalnya,pemerintahmemutuskanuntukmemberiizinkepadasuatuyayasanuntukmenyelenggarakanundiandenganmaksuduntukmembantuolahragaprofesional,teru-tamasepakbola.Kartuundiantersebutternyatajugadijualkepadaanak-anakkarenadijualdidekatsekolahdanmasjid.

Atas fenomena ini,pesantren,ormas Islam,danbeberapaMUIdaerahmenghendakiMUImengeluarkanfatwayangmengecapbahwaPorkastermasukjudidankarenanyadilarang.MUIakhirnyaberkirimsuratpadaJuni1986kepadaMenteriSosialuntukmemintadiadakanpeninjauankembaliundianPorkaskarenaekses(negatif)yangkiannyata di masyarakat. ”Tetapi surat itu tidak menyebut sedikitpunmengenai status hukum undian itu sendiri,” terangAtho Muzhar.Demikianlah,fatwainiberakhirdengandidiamkan.Diam,bukansajatandaketidakberdayaan,melainkanjugatandapersetujuan.

Setelah Soeharto turun, MUI tidak serta merta independen.MUI—dalambentukfatwa,tawsiyahataupernyataansikap—masihterkonsentrasiuntukmelegitimasikekuasaanBJ.Habibie,penggantiSoeharto.MUIkalaitumengeluarkanpernyataansikapyangberjudul”AmanahkepadaPresidenRepublikBJ.Habibie”.Dalamdokumenter-sebut,MUImemberiucapanselamakepadaPresidenHabibiesebagaipresidenRIketigayangmengembanamanahdariAllahdanseluruhbangsaIndonesiauntukmelanjutkanpembangunandanreformasise-

suaidenganundang-undang.MUIberharapagaramanahinimemberimoralbagiHabibiedankabinetnyauntukbekerjasungguh-sungguh,tenang,dantegar.

MUIjugamenghimbauagarsemuapihakmenghentikanpolemiktentangposisipresidendankabinet.MUIbahkanmendukungpenuhMenhamkam/Pangab,JenderalWiranto,yangmendukungkepemim-pinanHabibie.SikapinimelukairakyatyangmenolakkepemimpinanHabibiekarenaHabibieadalahbagiandarirezimlamasehinggasecaramoraliatidakberhakmenjadipresiden.”MUIdipolitisasiolehmiliterdanIslamkonservatif,”terangZainulHamdimenyikapifenomenainidalamartikelnyayangberjudul”PeranMUIPasca-Soeharto”(2008).

DukungankepadapresideninitidakterulangketikaAbdurramanWahid(GusDur)berkuasa.”MUImenjauhkandirinyadarinegara,”terangIchwantentangposisiMUIdieraGusDurdalamartikelpan-jangnyayangbertajukUlama, State, and Politics: Majelis Ulama Indonesia After Suharto (2005).Penyebabnya,kataIchwan,terutamaadalahkarenaGus Dur mengusulkan kemungkinan legalisasi atas faham komunisdanrencanapembukaanhubunganperdaganganresmidenganIsrael.FatwaMUIjugatidakafirmatifkepadakebijakanpemerintahsoalfatwaAjinomoto.AjinomotohalalmenurutGusDurdansebaliknyamenurutMUI.”HarammengkonsumsiMSGmerekAjinomotoIndonesiaInc.Yangmenggunakanbacto soytonedalamprosesproduksinya,”demikian

kitadapatmenghitungsisasuaradanmenebak-nebakidentitaspe-miliktersebut,yakniIslamkanan.Pertanyaaninijugamenghinggapiputusan Komisi Fatwa MUI yang mengharamkan rokok (secarakhusus)bagipengurusMUI.

***Meski terjadiperbenturankepentingandidalam tubuhMUI,

kewajibanMUIuntukmempertanggungjawabkanprodukhukumnyakepadarakyattetapharusditunaikan.InikarenaMUImempergu-nakanuangrakyat.”Bantuanmasyarakatdanpemerintahyangtidakmengikat,”demikianbunyiPedomanDasarMUIBabIXPasal12tentangsumberdanaorganisasi,disampingusaha-usahalainyangtidakmengikat.

Pertanggungjawaban yang dimaksud adalah menjadikan umatIslam(keseluruhan)sebagaisubjekfatwa,bukansebaliknya.”Daridulu sampai sekarang, MUI hanya berpihak kepada pihak-pihaktertentuyangmenginginkansebuahfatwaataukeputusanhukum,”jelasGusDurdalamsebuahpengajianrutindiPesantrenCiganjur(2�/01/09).MUI,kataGusDur,tidakpernahmenimbangmaslahatatau mudharatnya sebuah fatwa bagi umat Islam sehingga rakyathanyamenjadiobjeksaja.

Sebagaicontohadalahfatwaharamgolput.MUI,kataGusDur,seharusnyamempertimbangkansikap(sebagian)umatIslamyanggolputatautidakmemilihmenjelangpemiluAprillalu.Golputnyarakyatbukanlahsikappolitikyangberdiritunggalhinggaperbuatanmerekapantasdihukumiharam—yangberartiperbuatanberdosajikadilakukan.Golputterjadikarenabanyakalasan,misalnyakre-dibilitasKPUyangdiragukan.“KerjaKPUitukanasal-asalansaja.Coba saja bandingkan dengan data warga negara dalam usia hakpilihyangdimilikiolehBadanStatistikNasional(BPS),pastibanyaksekaliselisihnya.InikarenaKPUmemangbekerjaasal-asalansaja,”tandasGusDur.

Alasan lainadalahkarenakinerjaDPRyangtidakprorakyat.AlasaninilahyangdiajukanMUIPalembanguntukmenolakfatwaharamGolputmeskipunmerekaturuthadirdalamforumIjtima’Ulama. Bagi MUI Palembang, seperti dikutip dari Sriwijaya Post,

memilihatautidakadalahhakrakyat.Memilihtidakadakaitannyadenganhalal-haram.“KalauanggotaDPRyangdipilihmemperhati-kanaspirasirakyatdanberjuangatasnamarakyat,jelasakandipilihkembali. Jika sebaliknya, rakyat akan apatis dan Golput. Lantas,apakahinidipersalahkandandiharamkan,”gugatSaimMarhadan,KetuaMUIPalembang(28/12/09).

Atasharamnyagolput,MUIPusatberpijakpadadalilpenting-nyasebuahkepemimpinan.MUI—dalamkeputusannyasoalMasail Asasiyah Wathaniyah (MasalahStrategisKebangsaan)—menyatakanbahwa memilih pemimpin dalam Islam adalah kewajiban untukmenegakkan imamah (kepemimpinan)dan imarah (pemerintahan)dalam Islam demi terwujudnya kemaslahatan dalam masyarakat.Kemaslahataninihanyaakandiperolehjikapemimpinyangdipilihadalahmerekayangbertakwa,jujur(siddiq),terpercaya(amanah),aktifdanaspiratif (tabligh),memilikikemampuan(fathonah),danmemperjuangkankepentinganumatIslam.Karenanya,pemimpinsepertiiniwajibdipilih.”Memilihpemimpinyangtidakmemenuhisyaratatautidakmemilihsamasekalipadahaladacalonyangme-menuhisyarathukumnyaadalahharam,”demikiankeputusanini.Yangdikutip,selainal-Qur’andanHadits,adalahpendapatImamal-Mawardi,salahseorangpemikirpolitikIslamkenamaan.

Menyimak statemen MUI, umat seperti tak punya tempat dilembaga terhormat ini—entah mayoritas atau minoritas. MUImerasaperluuntukmendefinisikanpemimpinyang idealsebagaititikpijakhukum.Padahalrakyat(dipelosokdesapun)pastisudahmafhumdengankriteriapemimpinyangbaiktanpaharusmenolehkeMUI.“Misalnya,AlAminNasutionmaumajulagi,tidakmungkinrakyatmaumemilihdialagi,”terangBambangPranowo,gurubesarsosiologiUINJakartasepertiditulis inilah.com(26/01/09).

Fatwa MUI soal rokok juga mengabaikan dampak sosial-eko-nomi rokok.Tidak ada yangmenyatakanbahwamerokok adalahmenyehatkan.Tapimengharamkanadalah lain soal. ”Makruhsajasudahcukup,”kataKetuaMUIKudus,KH.SyafiqNashandidetik.com (20/01/09).Tekanan MUI Kudus ketika Ijtima’ Ulama’ inibelum dihelat dilatarbelakangi oleh dampak sosial sebagai akibat

Page 4: FOKUS Tajuk hal.1 Kisruh Fatwa MUI - The WAHID Institute VIII.pdf · Lima tahun kemudian ... Padahal, dalam pasal 1 ayat 3 Pedoman ... NU dan Muhammadiyah saja lantang menolak keharaman

4

No. 8/TH. III/PEBRUARI - APRIL 2009

bunyipasal1FatwatentangProdukMonosodiumGlutamate(MSG)PTAjinomotoIndonesiayangMenggunakanBacto Soytone.

SikapMUIuntukberjarakdengannegarainibukansajamengha-silkanindependensiMUI.Tetapi,iamemilikiefeksampingyangtakkalahmerugikan;masuknyakelompokIslamkanan,bahkanradikal,kedalamMUI.PadawaktuSoehartoberkuasa,semuaanggotaMUIharusmendapatpersetujuandaripemerintahdengansyarat-syarattertentu.”Sangatmustahilbagikelompokradikalatauultra-koservatifmenjadianggotaMUIpadawaktuitu,”terangLuthfie.

SetelahSoehartoturunMUmemiliki’hak’untukmenyeleksica-lon-calonanggotanya—pemerintahtidakakanmelakukanintervensitermasukdalampemilihanketuaMUI.Hakyangotonom,menurutLuthfie,membericorakbarudalamdiriMUI.MUIpelan-pelanme-lakukanpenjarakandengannegaradanmenyerapaspirasiumatIslam.Selainitu,mengutipIchwan,MUImulaimendekatkepadaortodoksimelaluiberbagaifatwa,tawsiyah,himbauan,dansemacamnya.

MUI,dimasareformasi,misalnyamengaminikonsepperlindunganHAMberdasarDeklarasiHAMUniversalPBB(1948)namundengan

beberapapengecualian.Pengecualianyangdimaksudmenyangkuttigahal:pilihanyangbebasdalampasangannikah,pernikahan,danper-ceraian;kebebasanberpindahagama;kebebasanmemilihpekerjaan.KebebasandanpilihaninidianggapolehMUImemprioritaskanhakdankebebasanindividualsertamenolakpersamaanhak&kewajiban,kepentinganindividu&masyarakat,dankebebasan&tanggungjawab.Pengecualian ini nampaknya, menurut Ichwan, karena terpenga-ruholehDeklarasiHAMIslamKairo(1990).Padasituasi ini,MUImenjadipenyerapaspirasi”kalanganIslam”denganbaik.Kemudian,menguatnyaarusradikaldalamMUIditandaidenganklaimMUIyangmenyatakanorganisasiFUI—yangdidirikanatasdasarkeprihatinanterhadap kristenisasi yang marak pada masa Orde Baru—sebagaipendampingMUI.FUI,mengutipZainul,menjadikalanganyangtu-rutsertadalampembuatandanpengeluaranstatemenMUItermasukdukungannya terhadapHabibiedanWirantodenganalasan teologissemata.Demikianpula fatwa rokokyangkontroversial itu. Wallahu A’lam Bisshawab.[NN]

diharamkannyarokokbagimasyarakatKudus.Sebab,setengahpen-dudukKudusbergantungpadarokok.Wargabekerjasebagaipetanitembakaudanmenjadiburuhdipabrik-pabrikrokok.

Protes senada dilayangkan oleh para petani tembakauTemanggung.MerekabahkanhendakmenggelarRapatAkbarPetaniTembakauTemanggung, sebagaimana ditulis wawasan digital.com,sebagai aksikongkretmenolak fatwaMUI.Rencana ini ternyatadidukung Ketua MUITemanggung, KH.Yakub Mubarok.“PakYakubsudahmendukunglangkahkamiyangmenolakfatwaMUImeskibeliaujugaketuaMUIdisini,”kataNurtantioWisnubrata,SekjenAsosiasi PetaniTembakau Indonesia (APTI)Temanggung(31/01/09). Protes ini kritik tegas atas sikap keras MUI dalamkeharamanrokok—meskipunlaranganitudiberlakukanhanyaditempatumum,ibuhamil,anak-anak,danpengurusMUI.

Kekhawatiran para kyai dan petani nampak benarnya ketikapada sebuah kesempatan BibitWaluyo, Gubernur JawaTengah,bertemudenganMasyarakatPerkebunanJatengdiKabupatenSe-marang—sepertiditulisolehKompas—mengeluarkanpernyataanyangtakmemihakmereka.”SaatinisudahadafatwaMajelisUlamaIndonesiasoalpenggunaanrokok.Denganadanyapandangansepertiitu,diharapkanpetanitembakaubisaberalihketanamanyanglebihproduktif,”jelassanggubernur(0�/02/09).MenurutISES(Institute for Social and Economic Studies).Halitumerupakankebijakanyangtidakarifdantidaktepat.”Himbauantersebutjugatidakmenda-sarkan pada problem yang dihadapi petani dan masyarakat padaumumnya,apalagidinyatakansebagairesponatasfatwaMUI,”jelasISESyangdiketuaiolehHasanAoniAzisUSdalampress release-nyatertanggal10Februari2009.

FatwaMUIlainmalahberefekpadakekerasan.MisalnyafatwasesatAhmadiyah(QadiyandanLahore)yangdirilispada2005laluuntuk kali kedua. Fatwa sesat pertama pada 1980 hanya untukAhmadiyahQadiyan.Setelahkeluarfatwatersebut,seranganbertu-bi-tubimenimpaasetdanjemaatAhmadiyah.KetikaAbdurrahmanAssegafa.k.aAbdulHarisUmarellabersamapasukannyamenyerbukampusAhmadiyahdiParung,iamelandaskanaksitersebutpadafatwaMUI.”GerakankamimurniberdasarkanfatwaMUI,”terangAbdurrahmansebagaimanadikutipLuthfie(2009).

MUIsendiricucitangandengan.MahallyFikri,sepertidimuatdalam Suara NTB, selakuWakil Ketua MUI NTB mengatakanbahwaMUItidakbertanggungjawab(terhadapkekerasanatasAh-

madiyah).”MUItidakpernahmemintaataumemberikankomandountukmengusirataumerusakfasilitasmilikAhmadiyah,”tandasnya.SinyalemeninisepertimenutupmataakanfatwaMUIdankekerasansebagaikejadianberiringan.

”Fatwa penyesatan Ahmadiyah (tahun 2005) seper timenyiramkan bensin ke dalam api,” kata LuthfieAssyaukaniedalamartikelnyaberjudulFatwa and Violence in Indonesia” (2009).Karenanya,Luthfiemenyatakanbahwa fatwadankekerasanme-milikihubunganyangkuat.PadatitikinikiranyaperluditekankanbahwaAhmadiyah tetaplah rakyat Indonesia—meskipunmerekaminoritas—sehingga tidak layak menerima perlakuan demikian.Ironisnya, MUI mengetahui kekarasan terhadapAhmadiyah danmenyikapinyadenganapologi.

Dibanding fatwa-fatwadi atas, fatwa aborsimerupakanyangpaling progresif. Ketika aborsi menjadi sesuatu yang ilegal danamoral,MUImenghalalkanaborsidengansyaratdankondisiter-tentu.”Dalamkeadaandaruratdanhajat,aborsidiperbolehkan,”terang Fatwa MUI No. 4/ 2005 yang kemudian dirilis kembalipadaJanuari2009olehKomisiFatwaMUI.FatwainimerupakanlompatantersendirikarenaMunasMUIpada1983maupunKomisiFatwaMUItahun2002mengharamkanaborsisecaramutlak;aborsidiharamkansemenjakmenempelnyahasilpertemuanspermadanseltelurdalamrahim(nidasi).

Yangdimaksuddengankeadaan daruratadalahperempuanhamilyangmenderitasakitfisikberatsepertikankerstadiumlanjut,TBCdengancavernadanpenyakit-penyakitfisikberatlainnyayangharusditetapkanolehtimdokter.Jugakehamilandalamkeadaandiatasmengancamnyawasiibu.Sementaraitu, kategori hajat mengandai-kanjaninyangdikandungdideteksimenderitacacatgenetikyangkalaulahirkelaksulitdisembuhkandankehamilanakibatperkosaanyangditetapkanolehtimyangberwenangyangdidalamnyaterdapatantaralainkeluargakorban,dokter,danulama.”Usiakandunganti-dakbolehlebihdari5pekan,”jelasAliMusthofaYa’kubsebagaimanadimuatdalamdetik.com(24/01/09).Setelahlimapekan,ruhbayisudahditiupkansehinggaharusdipertahankanhidupnya.

Namundemikian,situasikondisionalyangditetapkanMUIbolehdibilangtidakpekamenyikapipersoalankekinian.Kalaitu,aborsidiIndonesiamenurutpenelitianDr.Azrulmencapai2,3jutapertahun.”Sebagianbesardilakukanolehiburumahtangga,”jelasMa-riaUlfahAnshordalambukunyayangbertajukFikih Aborsi; Wacana

Page 5: FOKUS Tajuk hal.1 Kisruh Fatwa MUI - The WAHID Institute VIII.pdf · Lima tahun kemudian ... Padahal, dalam pasal 1 ayat 3 Pedoman ... NU dan Muhammadiyah saja lantang menolak keharaman

5

No. 8/TH. III/PEBRUARI - APRIL 2009

MUI mengharamkan rokok. Bagaimana pendapat Anda terkait fatwa tersebut?Sebenarnya persoalannya tidak sesederhana itu.Artinya, bahwa faktor-faktoryangterkaitdengankesehatanitutidakmungkinsatusisi.Katakanlahapakahsumberituberpengaruhdalamberapapersenataukahtidak?Ataumungkinmasihadafaktorxyanglain?Bukanhanyabicaratembakau.Sayapikirbanyakmakananyangmengandungracun.(Artinya)kalaumakanansemacamtembakau(diharamkan),makanan-makananyangsedikitmen-gandungracunjugaakanharam.

Artinya, fatwa ini kurang komprehensif?Selainpertimbangannyakurangkomplet,sistemnyatidakbagus.Karenadidalampenetapanitutidakmenggunakanaklamasitetapivoting.Masakhukum(Islam)divoting?

Ijtima Ulama III Komisi Fatwa Majelis Ulama se-Indonesia 24-26 Januari 2009 lalu telah menghasilkan banyak keputusan kontroversial di masyarakat. Beberapa di antaranya: keputusan tentang haramnya rokok dan golput. Respon keras ber-munculan tidak hanya karena substansi keputusan, tetapi juga prosesnya yang dinilai tidak lazim. KH Saifuddin Zuhri, Ketua MUI Salatiga adalah salah satu yang melihat bahwa hasil Padang Panjang ini sangat kental nuansa politiknya. Berikut wawancara M Subhi Azhari dari the WAHID Institute dengan Ketua PCNU Salatiga ini beberapa waktu lalu.

Seharusnya seperti apa? Kalaumemangijtihad,semestinyatidakperlupakaivoting.Barangkali jugatidakharussatupersepsikarenamungkinorangpunyaalasanyanglain.Tetapitidakharusdiambildenganvotingmestinya.

Kalau voting itu implikasinya apa, Kyai? Votingitukansistempolitik,bukansistempengam-bilanhukum(Islam).

Ini tradisi baru atau sudah pernah digu-nakan sebelumnya? Initradisibaruyangselamainitidakpernahterjadi. Oleh karena itu saya lihat pen-garuhnyatidakmengikat.Sebenarnyakalaufatwaitukannetral.Tidakperluadamasalahdukungmendukung.Nah,kalauyangdipakaiadalahsistempoli-tik,akhirnyaadadukungmendukung.Ini jadinya masalah politik kalaubegitu. Mestinya biarkan saja diabergulirsebagaisuatufatwa.Fatwaitu kan tidak mengikat. Jadi tidakperluadapengerahanmassabahwasiAdukungfatwaMUI,siBtidak.

tidakharusdiambildenganvotingmestinya.tidakharusdiambildenganvotingmestinya.

Kalau voting itu implikasinya apa, Kyai? Kalau voting itu implikasinya apa, Kyai? Votingitukansistempolitik,bukansistempengam-Votingitukansistempolitik,bukansistempengam-

Ini tradisi baru atau sudah pernah digu-Ini tradisi baru atau sudah pernah digu-

InitradisibaruyangselamainitidakpernahInitradisibaruyangselamainitidakpernahterjadi. Oleh karena itu saya lihat pen-terjadi. Oleh karena itu saya lihat pen-garuhnyatidakmengikat.Sebenarnyagaruhnyatidakmengikat.Sebenarnya

tidakharusdiambildenganvotingmestinya.tidakharusdiambildenganvotingmestinya.

Kalau voting itu implikasinya apa, Kyai? Kalau voting itu implikasinya apa, Kyai? Votingitukansistempolitik,bukansistempengam-Votingitukansistempolitik,bukansistempengam-

Ini tradisi baru atau sudah pernah digu-Ini tradisi baru atau sudah pernah digu-

InitradisibaruyangselamainitidakpernahInitradisibaruyangselamainitidakpernahterjadi. Oleh karena itu saya lihat pen-terjadi. Oleh karena itu saya lihat pen-

WAWANCARA

KH Saifuddin Zuhri:Masa Fatwa Divoting

Penguatan Hak Reproduksi Perempuan (2006). Data yang dimaksuddiambilMariadaripenelitianYayasanKesehatanPerempuan(2003)yangmenyatakanbahwapelakuaborsi8�%sudahmenikah.Pene-litianPopulation CouncildanIndraswaridariFISIPUnpadmemilikikesimpulansenada.Datainitentumengejutkankarenaselamainiaborsi idem titodenganseksbebas.Tuduhandanfaktayangtaksela-rasinitelahmengorbankanperempuan;merekaharusaborsitapididerakekhawatiranaborsiyangtidakaman(karenailegal)danrasaberdosayangberkepanjangan(karenaamoral).

Disinilahfatwaswasta(baca:tidakdidanaipemerintah)yangmemihakperempuanlebihdiperlukan.SeorangnyaipesantrendiJawaTimurberanimengusulkanaborsikepadaanakdidiknyayangkorbanincest.”KarenaImamHanbalimembolehkan,”jelasnyake-padatheWAHIDInstitute(26/03/0�).DalampandanganulamaHanbali,janinbolehdigugurkanselamamasihdalamfasesegumpaldagingatausebelum40harikarenabelumberbentukanakmanu-siadenganmempertimbangkankondisiibu(MariaUlfahAnshor:2006).Korban,ketikafatwaMUIlahirpada2005,sudahmenanjakremaja—padahaliadiaborsiketikaumurnyabaru11tahun.

***MematuhifatwaMUIadalahpilihantiaporang.Begitupunme-

nolakfatwaMUI.Sebabfatwamerupakanprodukhukumyangtidakmengikat;iabolehditerimaolehsipemintafatwadansebaliknya.Selain itu, fatwa tidak memiliki posisi legal formal di Indonesiameskipun Kompilasi Hukum Islam (KHI)—yang berkekuatanhukum—merujukkepadafatwaparaulama(MB.Hooker:2008).DiluarMUI,banyak”fatwaswasta”yangbisadijadikanalternatif.

Misalnya,fatwakyaidannyailokalyangkapabilitasdanintegritasnyadikenal lebihbaikolehsipeminta fatwaketimbangulama-ulamaelitdiibukota.

Yangpatutdiingat,MUIadalahbagiandarinegara—iabukanlembaga nir-kepentingan. Mengamini fatwa MUI, dalam jangkapanjang, adalah menyetujui campur tangan negara dalam setiaprelungkehidupankita.Iasamadengan,mengutipHefner,memper-taruhkanidepenjarakanagamadannegara.Kedekatan,termasukpersekutuan,agamadannegaracenderungtidakbaik.Negaraakanbermanfaatjikaiaturutcampurdalammenguruskaumpapa,bukanagama.Agamaadalahhidupkeseharianyangdapatdiputuskansecaramandiri—tanpaharusadaMUI.

Kedepan,MUIselayaknyamempertimbangkankondisisosialekonomi rakyat ketika hendak mengeluarkan fatwa.TentunyaakanlebihbermanfaatjikafatwaMUItidaklagi”sekuler”—hanyamengurusimasalahteologisajadenganmenafikansoaldiluarteo-logi—tapijugamempertimbangkansoalsosialdanekonomidemikemaslahatanumat.

MUIjugaberkewajibanuntukmelaporkanneracakeuangannyakepadarakyatsebabbentukpertanggungjawabankepadarakyatyangturut membiayai MUI. Undang-Undang Keterbukaan InformasiPublik(KIP)yangmulaidiberlakukantahundepantentunyasiapmemayungigagasantransparansiinisehinggapunyalegitimasikuat.SebuahsituasiyangmenuntutMUIuntukmelakukanevaluasidiri.Sebab,masyarakattiapsaatbisamenggugat.Wallahu A’lam Bisshawab.[Nurun Nisa’, M. Subhi Azhari]

Page 6: FOKUS Tajuk hal.1 Kisruh Fatwa MUI - The WAHID Institute VIII.pdf · Lima tahun kemudian ... Padahal, dalam pasal 1 ayat 3 Pedoman ... NU dan Muhammadiyah saja lantang menolak keharaman

6

No. 8/TH. III/PEBRUARI - APRIL 2009

Tapi faktanya ada yang menolak, ada yang mendukung?Kalausayalebihmelihatulamaituada3pendapat. Pertama,yangmengatakanmubah.Kembalikankepadaasalsesuatukanmemangmubah.Kedua,makruhkarenapertimbanganantaramanfaatdanmadharat.Danketiga,haram.KalauMUIJawaTengahitufatwanyamubah.

Selain rokok juga ada yang lain seperti golput. Pendapat Anda?Nahitusebenarnyasayapikirtidakperlufatwajuga.KarenaMUItidakterkaitdenganpersoalan-persoalantaktis.

Alasannya supaya pemerintah legitimate? tusayapikirlatarbelakangnyauntukmengcounterGusDur.KatakanlahGusDurmengatakangolput.YamungkindariNurWahidcs(HidayatNurWahid,Red.)itupunyaagendalainyangdigulirkandandipaksakandidalamMUI.Menurutpengamatansayasepertiitu.

Siapa sebetulnya yang berkepentingan terhadap fatwa ini?Apakah itu kepentingan umat sendiri atau siapa?Kalausayamelihatadakepentingankelompok.Yaknikepentingankelompok-kelompokyangmemangmenggunakan jalur-jaluragamayang lebihdekatkepadakekerasansepertifundamentalis.

Apakah negara punya kepentingan dalam konteks fatwa golput ini?Sayabelumbisamembacaitu.Pertama,sayalebihbanyakmembacakepentin-ganpolitikpartaipolitik(parpol).Yangkeduaadalahpolitikmadzhab.Artinya,mungkinmadzhab-madzhablamaitu,katakanlahNUituternyataberpedapatbegitu,tapisekaranginimadzhabnyamaudiganti.Kesanaarahnya.Jadiinisudahdimulai.Dimasjid-masjiditusudahdigantibeginibegitu.Istilahkyaidigantiustadz.Itukansudahmulai.Merekaakanmenatamulaidarimadzhab

barudaripadamadzhablamabegitu.

Jadi MUI sendiri ini sudah terkena politisasi madzhab juga?Terutama di pusat. Karena di pusat memang sudah tidak kondusif dalampengertianuntukmembikinnetralisasiMUIitusulitkalaudipusat.Orang-orangnyasudahketahuangitu.Jadilebihbanyakaspekpolitikpengembanganpartaidansatulagipengembanganmadzhab.

Kalau respon di Salatiga sendiri bagaimana?Pendapatsayapernahdimuatdikoran.SayamenolakitudikoranSoloPos.Karenasayatidakmau,kalauanakkeciltidakadahukumnyaitu.Katakanlahkalaufatwahukumkepadaanakkecil,merekakanbukanmukallaf.Tidakadahokumbagianak-anak.Salahalamatitu.Ya,sayapikirkalauharamyaharamsemua.Janganharamitubagisebagian,siAhalal,siBharam,itukantidakbisa.Halal,halalsemua.Haramharamsemua.Janganyanginiuntukanak,untukibu,yanglainkemudianhalalyaenggak bisaditerimasemacamitu.

Harapan Anda terhadap fatwa MUI ke depan seperti apa?SayacenderungmelihatMUIitumengangkatpersoalan-persoalanyangsu-dahterjadidimasyarakatditetapkanmenjadifatwa.Jaditidakmengangkathal-halyangbaruyang enggak terjadidimasyarakat. Itutidakadadampakpositifnya.

Dan bisa jadi ditolak oleh masyarakat?Ya. Seperti itu. Jadi saya lebih cenderung menggunakan teori NajmuddinAt-Thufi,yaknibagaimanafikih itulebihdekatkepadarakyat,bukanfikihitusebagaialatjustifikasikhalifah.At-Thufikanlebihbanyakmenggunakanmaslahah mursalahkarenadiamelihatselamainifikihitucenderungmemba-ck-upkepentinganpejabat.Diainginmembalikbagaimanafikihmenjadialatkepentinganrakyat[]

Kopi dan rokok pantas dibilang sobat kental atau teman akrab. Di mana ada gelas kotor bekas kopi, tengok saja kanan kiri di sekitarnya biasanya ditemukan abu rokok. Ngudut lan ngopi, merokok sambil minum kopi, begitulah orang Jawa menyebut kebiasaan ini. Arek Jawa Timur-an punya tradisi cangkruan, nongkrong di warung kecil pinggir jalan, di mana stok rokok dan kopinya selalu tersedia. Bocah Jawa Tengah-an, khususnya Yogyakarta, akrab dengan tradisi angkringan, metang-kring atau duduk di kursi agak tinggi di pinggir jalan. Ngapain? Ngudut lan ngopi. Ada yang hanya melepas lelah, ngobrol ringan, janjian dengan teman, syukuran, hingga konsolidasi politik. Semua dilakoni sambil ngopi lan ngudut.

Itu fenomena yang terjadi di jalanan atau katakanlah di sudut-sudut jalan. Di dunia pendidikan, kopi dan rokok juga tak kalah ramai penggemarnya, terutama kalangan pesantren. Kiai atau ustadz di

pesantren seakan-akan ilmunya tak bisa keluar, kalau belum menghisap lintingan tembakau dan menyeruput kopi. Apalagi kalau di forum diskusi seperti musya-warah, bahtsul masail, halaqah, maka jangan coba-coba memfasilitasi mereka di ruangan tertutup apalagi berpendi-ngin atau AC, bisa-bisa alarm otomatis-nya berdering. Gambaran ini tentu saja tidak semuanya, tapi ini memang ghalib dilakoni. Saking lumrahnya, kebiasaan ini membudaya dan mendarah daging.

Namun, belum lama ini, penikmat rokok sempat memicingkan kedua alis-nya. Ada apa gerangan? Mereka men-dengar kabar larangan merokok dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). “Ada-ada saja,” begitu kelakar sebagian orang di kedai Kopi. Kalau pemerintah melarang itu sudah biasa, kan sudah tertulis di be-lakang bungkus rokok. Meski melarang, pemerintah tetap meraup untung besar dari bisnis tembakau. Betul tidak? Bahkan,

Judul : Kitab Kopi dan RokokJudul Asli : Irsyad al-Ikhwan fi Bayan Hukmi Syurb al-Qahwah wa al-DhukhanPenulis : Syaikh Ihsan JampesPenerbit : Pustaka PesantrenCetakan : 1, Februari 2009Tebal : xxv + 110 halaman

BERFATWADENGANLUWESDANKONTEKSTUALOleh:AbdullahUbaidMathraji**

RAKBUKU

Page 7: FOKUS Tajuk hal.1 Kisruh Fatwa MUI - The WAHID Institute VIII.pdf · Lima tahun kemudian ... Padahal, dalam pasal 1 ayat 3 Pedoman ... NU dan Muhammadiyah saja lantang menolak keharaman

No. 8/TH. III/PEBRUARI - APRIL 2009

perusahaan rokok punya sumbangsih besar dalam memajukan olah raga Indo-nesia, melalui dana sponsorship yang kian meraksasa itu. Ada juga yang berseloroh nakal, “Jangan-jangan nanti selain ada peringatan pemerintah, juga ada stempel haram dari MUI di bungkus rokok.” Bisa iya, bisa juga tidak.

Bermula dari fatwa MUI yang diter-bitkan di Padang Panjang, akhir Januari lalu, gonjang-ganjing seputar hukum merokok mengemuka. MUI mengatakan haram, sebut saja, Kyai A dari pesantren B menghukumi makruh, Ustadz C dari ormas D berpendirian bahwa hukumnya bisa berubah-ubah tergantung illat, dan seterusnya. Masalah ini sejatinya bukan hal baru. Perdebatan pro-kontra hukum merokok ini, kalau ditelusuri, pernah ter-jadi pada abad 10 H. Perdebatan tempo dulu itu kini bisa kita nikmati melalui buku Kitab Kopi dan Rokok. Buku yang berjudul asli Irsyad al-Ikhwan fi Bayan Hukmi Syurb al-Qahwah wa al-Dhukhan ini adalah karya Syaikh Ihsan Jampes. Mungkin ada yang bertanya-tanya, Syaikh Ihsan itu siapa?

Ulama asli Indonesia ini namanya me-mang tak sepopuler penulis buku-buku nge-pop dan best seller sekarang ini. Kyai asal Kediri Jawa Timur ini lahir pada tahun 1901 dengan nama asli Bakri. Ayahnya, KH. Dahlan, adalah perintis pendirian pondok pesantren Jampes tahun 1886. Pada masa remaja, ia ber-rihlah ilmiyah dari pesantren ke pesantren untuk me-nimba ilmu. Antara lain: Pesantren Bendo Pare Kediri asuhan KH. Khozin, Pesantren asuhan KH. Dahlan Semarang, Pesantren Punduh di Magelang, dan Pesantren Bangkalan Madura asuhan KH. Kholil Bangkalan, yang dikenal sebagai gurunya para ulama.

Semasa hidupnya, ia menelorkan beberapa karya yang diakui berbagai kalangan tentang kedalaman ilmunya, terutama Siraj al-Thalibin. Kitab ini mam-pu menembus pasar international, hin-ggi kini masih diproduksi oleh penerbit besar di Mesir, Mustafa al-Bab al-Halab. Karya lainnya yang masih terlacak yaitu Tashrih al-Ibarat tentang astronomi dan Manahij al-Imdad seputar tasawuf. Selain kitab-kitab tersebut masih ada beberapa karya yang disinyalir masih belum dite-mukan. Salah satunya adalah Kitab Kopi dan Rokok.

Karya adaptasi puitik atas Tadzkirah al-Ikhwan fi Bayan Hukmi Syurb al-Qahwah wa al-Dhukhan ini merupakan goresan tangan Syaikh Ihsan yang telah tertim-

bun lebih dari setengah abad di bilik pesantren. Baru belakangan ditemukan, lalu diterjemahkan seperti di hadapan pembaca saat ini. Buku ini adalah satu-sa-tunya buku di Indonesia, mungkin juga di dunia, yang memuat seluk beluk kopi dan rokok, mulai dari: sejarah, polemik hukum mengkonsumsi, hingga khasiat yang dikandung. Fenomenal bukan? Terserah Anda bagaimana menyimpulkan.

Dalam membahas pro-kontra hukum rokok, Syaikh Ihsan menyederhanakan pembahasan ini dalam dua bahasan. Per-tama, ulama yang mengharamkan rokok. Antara lain: Ibrahim al-Laqqani al-Maliki, al-Tharabisyi, al-Muhaqqiq al-Bujairimi, dan Hasan al-Syaranbila. Argumentasi mereka rata-rata didasarkan atas efek samping atau bahaya yang ditimbulkan akibat mengkonsumsi rokok. Misalnya, merusak kesehatan, melemahkan badan, dan juga berimbas pada pemborosan (isyraf).

Kedua, ulama yang menghalalkan rokok. Di antaranya: Abd al-Ghani al-Nabi-lisi, al-Syabramalis, al-Sulthan al-Halab, al-Barmawi, al-Rusyd, dan Ali al-Ajhury. Me-reka berdalih bahwa rokok tidak najis, atau dapat menghilangkan kesadaran. Bahkan, rokok memberikan semangat baru dalam menjalani kehidupan. Baginya, tidak adanya dalil yang dijadikan dasar untuk mengharamkan rokok adalah dalil bahwa menghisap dan mengkonsumsi rokok hukumnya mubah. Kelompok ini cende-rung tidak menjeneralisir masalah. Hukum mubah ini adalah berlaku bagi orang yang tidak terganggu kesehatannya atau hilang ingatannya ketika merokok.

Pada posisi ini, Syaikh Ihsan tidak terjebak dalam perdebatan dua kubu. Ia malah memberikan jawaban alternatif. Ia berpendapat bahwa merokok adalah makruh. Meski begitu, hukum makruh ini tidak tetap. Bisa berubah jadi wajib, jika seandainya seseorang itu tidak atau berhenti merokok maka badannya akan sakit atau tidak bisa beraktifitas dengan baik. Bisa juga berubah jadi haram, bila alokasi uang yang digunakan untuk beli rokok itu seharusnya digunakan untuk menafkahi keluarganya, gara-gara beli rokok keluarganya jadi tidak makan. (h. 78)

Di sinilah letak kedalaman ilmu dan keluwesan cara berfikir Syaikh Ihsan. Da-lam menentukan hukum suatu masalah, ia tidak terjebak pada satu keputusan eks-trim, tapi memberikan alternatif jawaban sesuai dengan konteks yang berkembang.

Maka tak salah bila pengasuh pesantren salaf Lirboyo Kediri KH. Mahrus Ali (alm.) pernah mengatakan, “Semenjak Syaikh Ihsan wafat sampai kini, belum ada di Indonesia, khususnya di Jawa, seorang ulama atau kiai yang dapat mengimbangi ilmunya.

Keluwesan dalam menentukan suatu hukum, juga tergambar saat kyai yang wa-fat tahun 1952 ini memfatwakan hukum mengkonsumsi kopi. Setelah mengurai-kan dua pendapat yang berseberangan, halal dan haram seperti dalam kasus rokok, Syaikh Ihsan memberikan alternatif jawaban yang luwes. Ia sependapat de-ngan Syaikh al-Qadli Ahmad ibn Umar al-Muzjid. Jika minum kopi dengan niat agar kuat beramal dan ber- taqarrub kepada Allah, maka minum kopi itu bagian dari bentuk taqarrub juga. Jika niat hendak mengerjakan yang hukumnya mubah, maka mubah pula. Begitu seterusnya. Jadi, hukum perantara itu berjalan lurus dengan tujuannya. (h. 25)

Meski ditulis setengah abad yang lalu, buku ini masih menemukan relevansinya di tengah kebingungan orang awam menyikapi hukum merokok yang tengah diharamkan MUI. Bagi saya, ada sedikit celah dalam buku ini. Syaikh Ihsan dalam menganalisis kopi dan rokok selalu meng-gunakan referensi kitab-kitab yang ditulis oleh seorang ahli agama. Karya ini akan semakin kaya kalau saja penulisnya tidak hanya mengutip pendapat-pendapat ulama ahli agama, tapi juga pakar-pakar ilmu kedokteran yang mengetahui anali-sis plus minus kopi dan rokok dari sudut pandang medis.

Kehadiran buku ini, dalam konteks kekinian, adalah bacaan alternatif di te-ngah buku-buku keagamaan yang cende-rung menghukumi suatu masalah dengan memakai kaca mata kuda. Rata-rata masa-lah dihukumi dengan satu sudut pandang dan satu keputusan hukum, tanpa ada alternatif atau pilihan jawaban. Penulis tidak habis pikir, ulama yang berkiprah di era revolusi fisik dan awal kemerdekaan mampu berfikir kontekstual melampaui zamannya, sementara di era keterbuka-an informasi sekarang ini justeru banyak ahli agama yang berfikir tekstual. Apa ini kemunduran? Wallahu A’lam. []

* Peresensi adalah peneliti pada Lembaga Pengembangan Sumber Daya Pesantren dan Masyarakat (LPSPM) Banten

Page 8: FOKUS Tajuk hal.1 Kisruh Fatwa MUI - The WAHID Institute VIII.pdf · Lima tahun kemudian ... Padahal, dalam pasal 1 ayat 3 Pedoman ... NU dan Muhammadiyah saja lantang menolak keharaman

1. FocusGroupDiscussion(FGD)Masalah Pluralisme dalam Konflik Maluku Terkini(2�/03/09)diHotelAmans,AmbonkerjasamatheWAHIDInstitutedaneLAIeM

2. WorkshopPenguatan Kapasitas Agamawan untuk Pemilu Damai(18-20/03/09)diHotelSantikaMakassarkerjasamaTifaFoundationdantheWAHIDInstitute

3. WorkshopPenguatan Kapasitas Toleransi dan Kerukunan Beragama/Berkeyakinan untuk Pemimpin Agama & SeminarStrategic Planning Generasi Muda NU Jombang(4-6/02/09)diPesantrenan-NajiyahBahrulUlum,JombangkerjasamatheWAHIDInstitutedanPPan-Najiyah

4. FGDTindakan Kekerasan atas Nama Agama; Siapa yang Berperan? (26/01/09)diCafeOgi,MakassarkerjasamatheWAHIDInstitutedanLAPARMakassar

5. FGDLombok Mengurai Konflik Bid’ah - Sunnah di Pulau Seribu Masjid (12/01/09)dikantorPWNUNTBkerjasamatheWAHIDInstitutedanLENSANTB

Info Foto6. LaunchingBukuRagam Islam Ekspresi Nusantara

danSeminarKongkowIslam Indonesia, Pemilu, dan Perubahan (1�/04/09)diAulaPerpustakaanNasionalRI,JakartaPusatkerjasamatheWAHIDInstitutedanGATARA

�. StrategicPlanningtheWAHIDInstitute(�-8/01/09)diHotelGrandTropic,Jakarta

8.WorkshopPenguatan Kapasitas Toleransi dan Kerukunan Beragama/Berkeyakinan untuk Pemimpin Agama (26-28/02/09)diHotelPermataMulia,TangerangkerjasamatheWAHIDInstitute-OpenSocietyInstitute-PWAnshorBanten-Pesantrenal-Mansyuriyah

9. WorkshopPenguatan Kapasitas Toleransi dan Keru-kunan Beragama/Berkeyakinan untuk Pemimpin Agama (25-2�/12/08)diHotelVanderWicjk,KebumenkerjasamatheWAHIDInstitute-FORMASI

10.KunjunganPengurusFKUBSurabaya(1�/12/09)kekantortheWAHIDInstitute

AKTIVITAS

1

2

3

4

5

6

7 8

9 10