Focus Group Discussion Indeks Demokrasi Indonesia 2016 ... · motor diparkir di rumah warga yang...

49
Focus Group Discussion Indeks Demokrasi Indonesia 2016 Aspek Kebebasan Sipil Semarang, 13 Juni 2017

Transcript of Focus Group Discussion Indeks Demokrasi Indonesia 2016 ... · motor diparkir di rumah warga yang...

Focus Group DiscussionIndeks Demokrasi Indonesia 2016

Aspek Kebebasan Sipil

Semarang, 13 Juni 2017

I IVIIIII 1 432 5 876 9 10

ASPEK KEBEBASAN SIPIL (CIVIL LIBERTIES)

PenjelasanKebebasan sipil adalah kebebasan setiap individu sebagai warga negara yang dijamin oleh Negara berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Negara harus memberikan penghormatan dan perlindungan atas kebebasan sipil masyarakat, sejauh pelaksanaan kebebasan tersebut tidak bertentangan dengan peraturan perundangan sebagai landasan hukum formal.

Diluar itu, kebebasan juga tidak boleh bertentangan dengan norma-norma yang berlaku dan menjadi pandangan masyarakat berdasarkan prinsip-prinsip:1. Ketertiban Umum (public order)2. Norma Moral (public moral)3. Norma Kesehatan (public health)4. Keselamatan Umum (public safety)5. Mengurangi/mengganggu kebebasan orang lain

Kebebasan sipil adalah kebebasan setiap individu sebagai warga negara yang dijamin oleh Negara berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Negara harus memberikan penghormatan dan perlindungan atas kebebasan sipil masyarakat, sejauh pelaksanaan kebebasan tersebut tidak bertentangan dengan peraturan perundangan sebagai landasan hukum formal.

Diluar itu, kebebasan juga tidak boleh bertentangan dengan norma-norma yang berlaku dan menjadi pandangan masyarakat berdasarkan prinsip-prinsip:1. Ketertiban Umum (public order)2. Norma Moral (public moral)3. Norma Kesehatan (public health)4. Keselamatan Umum (public safety)5. Mengurangi/mengganggu kebebasan orang lain

I IVIIIII 1 432 5 876 9 10

ASPEK KEBEBASAN SIPIL (CIVIL LIBERTIES)

VARIABEL:

I. Kebebasan Berkumpul dan Berserikat

II. Kebebasan Berpendapat

III. Kebebasan Berkeyakinan

IV. Kebebasan dari Diskriminasi

I. Kebebasan Berkumpul dan Berserikat

II. Kebebasan Berpendapat

III. Kebebasan Berkeyakinan

IV. Kebebasan dari Diskriminasi

I IVIIIII 1 432 5 876 9 10

ASPEK KEBEBASAN SIPIL (CIVIL LIBERTIES)

Variabel I. Kebebasan Berkumpul dan BerserikatKebebasan Berkumpul dan Berserikat adalah kebebasan bagi semua orang untukmengadakan/mengikuti pertemuan/rapat dan bergabung dengan berbagai organisasi yang tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku atau bertentangan/mengganggu kepentingan umum. Kebebasan yang melanggar30 peraturan perundangan dan bertentangan/mengganggu kepentingan umum bukanlah kebebasan yang dimaksudkan oleh demokrasi.

Kata kunci dari kegiatan berkumpul dalam IDI adalah: pertemuan dua orang atau lebih dengan satu tujuan bersama selama tidak berbenturan dengan aturan perundangan serta norma yang berlaku.

Kebebasan Berkumpul dan Berserikat adalah kebebasan bagi semua orang untukmengadakan/mengikuti pertemuan/rapat dan bergabung dengan berbagai organisasi yang tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku atau bertentangan/mengganggu kepentingan umum. Kebebasan yang melanggar30 peraturan perundangan dan bertentangan/mengganggu kepentingan umum bukanlah kebebasan yang dimaksudkan oleh demokrasi.

Kata kunci dari kegiatan berkumpul dalam IDI adalah: pertemuan dua orang atau lebih dengan satu tujuan bersama selama tidak berbenturan dengan aturan perundangan serta norma yang berlaku.

I IVIIIII 1 432 5 876 9 10

VARIABEL I KEBEBASAN BERKUMPUL DAN

BERSERIKATINDIKATOR:

1. Ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan oleh aparat pemerintah yang menghambat kebebasan berkumpul dan berserikat

2. Ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan oleh masyarakat yang menghambat kebebasan berkumpul dan berserikat

1. Ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan oleh aparat pemerintah yang menghambat kebebasan berkumpul dan berserikat

2. Ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan oleh masyarakat yang menghambat kebebasan berkumpul dan berserikat

I IVIIIII 1 432 5 876 9 10

ASPEK KEBEBASAN SIPIL (CIVIL LIBERTIES)

Penjelasan Ancaman/Penggunaan Kekerasan

Ancaman kekerasan adalah suatu usaha yang dilakukan secara konsepsional yang diperkirakan akan menimbulkan kesulitan atau bahaya yang disampaikan baik secara lisan di hadapan khalayak, secara lisan melalui telepon, SMS, atau melalui tulisan. Bentuk ancaman dapat berupa verbal (kata-kata) maupun bahasa tubuh (gesture). Ancaman tidak harus berupa ucapan yang mengancam, bahkan tindakan PELARANGAN SUDAH TERMASUK KATEGORI ANCAMAN

Penggunaan kekerasan, adalah suatu aktifitas yang merusak secara fisik terhadap tubuh/anggota badan, bangunan, atau fasilitas umum. Kekerasan termasuk kekerasan yang dilakukan aparat kepada sesama aparat serta kekerasan yang dilakukan masyarakat kepada aparat.

Ancaman kekerasan adalah suatu usaha yang dilakukan secara konsepsional yang diperkirakan akan menimbulkan kesulitan atau bahaya yang disampaikan baik secara lisan di hadapan khalayak, secara lisan melalui telepon, SMS, atau melalui tulisan. Bentuk ancaman dapat berupa verbal (kata-kata) maupun bahasa tubuh (gesture). Ancaman tidak harus berupa ucapan yang mengancam, bahkan tindakan PELARANGAN SUDAH TERMASUK KATEGORI ANCAMAN

Penggunaan kekerasan, adalah suatu aktifitas yang merusak secara fisik terhadap tubuh/anggota badan, bangunan, atau fasilitas umum. Kekerasan termasuk kekerasan yang dilakukan aparat kepada sesama aparat serta kekerasan yang dilakukan masyarakat kepada aparat.

I IVIIIII 1 432 5 876 9 10

INDIKATOR 1

DATA REVIEW KORAN 2016 = 5

Selama tahun 2016 ditemukan 5 (lima) berita

adanya ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan

oleh aparat pemerintah yang menghambat kebebasan

berkumpul dan berserikat.

Selama tahun 2016 ditemukan 5 (lima) berita

adanya ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan

oleh aparat pemerintah yang menghambat kebebasan

berkumpul dan berserikat. ??

I IVIIIII 1 432 5 876 9 10

Kasek Diduga Aniaya Siswa

Suara Merdeka, 20 Februari 2016

DUKUHTURI - Kepala SMP 1 Dukuhturi, Abdul Jamil diduga menganiaya siswanya saat akan masuk sekolah pada Kamis (18/2) sekitar pukul 06.30. Penganiayaan itu dipicu karena anak didiknya yang masih duduk di bangku kelas IX, Adi Bayu Anggoro tidak mengenakan helm saat mengendarai sepeda motor. Informasi di lapangan, insiden pemukulan itu Adi hendak berangkat ke sekolah dengan mengendarai sepeda motor roda dua. Sampainya di sekolah, motor diparkir di rumah warga yang berdekatan dengan sekolahnya. Saat hendak parkir, ternyata kepala sekolah (kasek) sudah mengadang di depan lokasi tersebut. Dan tibatiba kasek menarik telinga korban dan menendang kaki kanannya hingga bengkak. Hal itu dibenarkan orang tua siswa, Tarmudi (46) warga RT07 RW02 Desa Kupu, Kecamatan Dukuhturi. Alasan kenapa anaknya dianiaya, kata Serka Tarmudi, sebenarnya hanya masalah sepele. Anaknya kala itu tidak mengenakan pengaman kepala atau helm saat mengendarai sepeda motor. Mestinya kepala sekolah tidak harus melakukan tindak kekerasan atau menendang dan menarik telinga anaknya, cukup diperingatkan atau ditegur saja. Terpisah, Abdul Jamil saat dikonfirmasi mengakui menarik telinga korban dan menendang kaki anak tersebut. Menurut dia, hal itu dilakukan karena korban sudah acap kali diperingati supaya mengenakan helm. Tapi, korban sepertinya tak mengindahkan peringatan itu, sehingga dirinya khilaf dan melakukan aksi pemukulan itu. Sementara, saat ditanya alasan kenapa dirinya melakukan itu, dia mengaku hanya untuk mendidik kedisiplinan terhadap anak didiknya.

DUKUHTURI - Kepala SMP 1 Dukuhturi, Abdul Jamil diduga menganiaya siswanya saat akan masuk sekolah pada Kamis (18/2) sekitar pukul 06.30. Penganiayaan itu dipicu karena anak didiknya yang masih duduk di bangku kelas IX, Adi Bayu Anggoro tidak mengenakan helm saat mengendarai sepeda motor. Informasi di lapangan, insiden pemukulan itu Adi hendak berangkat ke sekolah dengan mengendarai sepeda motor roda dua. Sampainya di sekolah, motor diparkir di rumah warga yang berdekatan dengan sekolahnya. Saat hendak parkir, ternyata kepala sekolah (kasek) sudah mengadang di depan lokasi tersebut. Dan tibatiba kasek menarik telinga korban dan menendang kaki kanannya hingga bengkak. Hal itu dibenarkan orang tua siswa, Tarmudi (46) warga RT07 RW02 Desa Kupu, Kecamatan Dukuhturi. Alasan kenapa anaknya dianiaya, kata Serka Tarmudi, sebenarnya hanya masalah sepele. Anaknya kala itu tidak mengenakan pengaman kepala atau helm saat mengendarai sepeda motor. Mestinya kepala sekolah tidak harus melakukan tindak kekerasan atau menendang dan menarik telinga anaknya, cukup diperingatkan atau ditegur saja. Terpisah, Abdul Jamil saat dikonfirmasi mengakui menarik telinga korban dan menendang kaki anak tersebut. Menurut dia, hal itu dilakukan karena korban sudah acap kali diperingati supaya mengenakan helm. Tapi, korban sepertinya tak mengindahkan peringatan itu, sehingga dirinya khilaf dan melakukan aksi pemukulan itu. Sementara, saat ditanya alasan kenapa dirinya melakukan itu, dia mengaku hanya untuk mendidik kedisiplinan terhadap anak didiknya.

INDIKATOR 1 (berita 1)

I IVIIIII 1 432 5 876 9 10

Polres Larang Demo ke Jakarta

Suara Merdeka, 29 November 2016

MAPOLRES - Polres Salatiga melarang warga mengikuti demonstrasi ke Jakarta pada  Jumat  (2/11)  mendatang. Bahkan, Polres Salatiga dan instansi terkait akan melakukan pelacakan dan sweeping terhadap warga yang hendak ke Jakarta sebelum Jumat. mengacu perintah Kapolda Jateng dan Kapolri, masyarakat dilarang dan tidak dibolehkan untuk ikut-ikutan berangkat dan demo ke Jakarta.

MAPOLRES - Polres Salatiga melarang warga mengikuti demonstrasi ke Jakarta pada  Jumat  (2/11)  mendatang. Bahkan, Polres Salatiga dan instansi terkait akan melakukan pelacakan dan sweeping terhadap warga yang hendak ke Jakarta sebelum Jumat. mengacu perintah Kapolda Jateng dan Kapolri, masyarakat dilarang dan tidak dibolehkan untuk ikut-ikutan berangkat dan demo ke Jakarta.

INDIKATOR 1 (berita 2 & 3)

Bus Dilarang Angkut Pendemo

Suara Merdeka, 29 November 2016

KARANGANYAR - Seluruh pemilik perusahaan otobus (PO) di Karanganyar dilarang untuk memfasilitasi peserta aksi demo ke Jakarta. Jika menyewakan bus dan ternyata terjadi aksi rusuh pada aksi demo 2 Desember mendatang, maka pemilik PO bisa dikenai pasal pidana. Kami sudah mendatangi seluruh pemilik angkutan bus di wilayah Lereng Lawu. Kami minta tidak ada yang memberi kesempatan pada peserta aksi demo ke Jakarta, ujar Kapolres Karanganyar AKBP Ade Safri Simanjuntak.

KARANGANYAR - Seluruh pemilik perusahaan otobus (PO) di Karanganyar dilarang untuk memfasilitasi peserta aksi demo ke Jakarta. Jika menyewakan bus dan ternyata terjadi aksi rusuh pada aksi demo 2 Desember mendatang, maka pemilik PO bisa dikenai pasal pidana. Kami sudah mendatangi seluruh pemilik angkutan bus di wilayah Lereng Lawu. Kami minta tidak ada yang memberi kesempatan pada peserta aksi demo ke Jakarta, ujar Kapolres Karanganyar AKBP Ade Safri Simanjuntak.

I IVIIIII 1 432 5 876 9 10

Akan Dipulangkan Paksa

Suara Merdeka, 29 November 2016

SOLO - Jajaran Polresta Surakarta bakal bertindak tegas, apabila ada organisasi massa nekat memberangkatkan anggota ke Jakarta untuk mengikuti aksi 2 Desember mendatang. Kalau mereka tetap berangkat ke Jakarta, kami akan pulangkan secara paksa,  tegas Kapolresta Surakarta, Kombes Pol Ahmad Luthfi usai Apel Konsolidasi dalam Rangka Mengawal Kebhinekaan di halaman parkir Stadion Manahan Surakarta, Senin (28/11). Mengenai rencana sejumlah ormas tetap akan berangkat ke Jakarta, Jumat (2/12), pihak kepolisian menurut Kapolresta, telah menyiapkan strategi khusus dalam upaya mencegah. Salah satunya, dengan melakukan penyekatan di titik-titik khusus keluar Kota Surakarta.

SOLO - Jajaran Polresta Surakarta bakal bertindak tegas, apabila ada organisasi massa nekat memberangkatkan anggota ke Jakarta untuk mengikuti aksi 2 Desember mendatang. Kalau mereka tetap berangkat ke Jakarta, kami akan pulangkan secara paksa,  tegas Kapolresta Surakarta, Kombes Pol Ahmad Luthfi usai Apel Konsolidasi dalam Rangka Mengawal Kebhinekaan di halaman parkir Stadion Manahan Surakarta, Senin (28/11). Mengenai rencana sejumlah ormas tetap akan berangkat ke Jakarta, Jumat (2/12), pihak kepolisian menurut Kapolresta, telah menyiapkan strategi khusus dalam upaya mencegah. Salah satunya, dengan melakukan penyekatan di titik-titik khusus keluar Kota Surakarta.

INDIKATOR 1 (berita 4 & 5)

Warga Dilarang Ikuti Demo di Jakarta

Suara Merdeka, 29 November 2016

SRAGEN - Himbauan tegas pelarangan warga atau kelompok massa di Bumi Sukowati mengikuti aksi unjuk rasa di Jakarta pada 2 Desember dikeluarkan oleh Kapolres Sragen saat menggelar apel konsolidasi dalam rangka mengawal kebhinekaan di Alun-alun Sragen, Senin (28/11). Apabila hendak menyampaikan aspirasi, pihaknya meminta kepada pihak-pihak terkait agar melakukannya di daerah masing-masing dan tidak perlu repot-repot ke Jakarta. Apabila masih ada yang nekat dan melintasi Sragen menuju Jakarta, pihaknya tidak segan-segan  untuk meminta kembali. Kalau mau demo lakukan di Kabupaten Sragen, kami akan mengawal dan memberi izin. Kalau masih ada massa yang melintas dan nekat, maka akan berhadapan dengan Kapolres dan Dandim, ujar Kapolres Sragen AKBP Cahyo Widiarso kepada wartawan usai apel. 

SRAGEN - Himbauan tegas pelarangan warga atau kelompok massa di Bumi Sukowati mengikuti aksi unjuk rasa di Jakarta pada 2 Desember dikeluarkan oleh Kapolres Sragen saat menggelar apel konsolidasi dalam rangka mengawal kebhinekaan di Alun-alun Sragen, Senin (28/11). Apabila hendak menyampaikan aspirasi, pihaknya meminta kepada pihak-pihak terkait agar melakukannya di daerah masing-masing dan tidak perlu repot-repot ke Jakarta. Apabila masih ada yang nekat dan melintasi Sragen menuju Jakarta, pihaknya tidak segan-segan  untuk meminta kembali. Kalau mau demo lakukan di Kabupaten Sragen, kami akan mengawal dan memberi izin. Kalau masih ada massa yang melintas dan nekat, maka akan berhadapan dengan Kapolres dan Dandim, ujar Kapolres Sragen AKBP Cahyo Widiarso kepada wartawan usai apel. 

I IVIIIII 1 432 5 876 9 10

DATA REVIEW KORAN 2016 = 2

Selama tahun 2016 ditemukan 2 (dua) berita

adanya ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan

oleh masyarakat yang menghambat kebebasan

berkumpul dan berserikat.

Selama tahun 2016 ditemukan 2 (dua) berita

adanya ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan

oleh masyarakat yang menghambat kebebasan

berkumpul dan berserikat. ??INDIKATOR 2

I IVIIIII 1 432 5 876 9 10

Serikat Pekerja Belum Terbentuk di Perusahaan Garmen, Pekerja Takut Mendirikan

Suara Merdeka, 20 Oktober 2016

JEPARA - Banyaknya industri padat karya yang berdiri di Jepara, diharapkan diimbangi dengan pendirian serikat pekerja di tiap perusahaan. Pasalnya, saat ini muncul banyak masalah terkait pekerja yang tidak mendapatkan hak-haknya secara penuh. Hal itu disampaikan Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Jepara Murdiyanto, Selasa (18/10). Saat ini, hampir di semua perusahaan tekstil dan garmen yang banyak berdiri di Jepara belum memiliki serikat pekerja. Padahal di sektor itu banyak menyerap tenaga kerja. Di sisi lain, juga kerap banyak terjadi masalah. Secara umum, masalah yang muncul terkait pekerja di Jepara yakni upah yang tak sesuai UMK, PHK sepihak, serta upah lembur yang tidak dibayarkan penuh. Masalah yang ketiga kerap terjadi di perusahaan garmen, pekerja kerap dikejar target produksi, terang Murdiyanto. Masalah lain terkait buruh di industri garmen yakni hak untuk beribadah. Dengan waktu ibadah yang digabung dengan istirahat, tidak mencukupi bagi semua buruh muslim untuk menunaikan shalat. Disinggung mengenai penyebab belum adanya serikat pekerja di industri garmen, kata Murdiyanto itu disebabkan karena banyak pekerja yang masih takut dengan pihak perusahaan. Mayoritas pekerja menganggap pendirian serikat pekerja berarti akan ada organisasi yang mengawal dan akan melawan pihak perusahaan. Mereka takut dipecat atau kena sanksi. Kami memang mencium indikasi pelarangan dari perusahaan kepada pekerjanya dalam melakukan protes yang berlebihan, paparnya.

JEPARA - Banyaknya industri padat karya yang berdiri di Jepara, diharapkan diimbangi dengan pendirian serikat pekerja di tiap perusahaan. Pasalnya, saat ini muncul banyak masalah terkait pekerja yang tidak mendapatkan hak-haknya secara penuh. Hal itu disampaikan Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Jepara Murdiyanto, Selasa (18/10). Saat ini, hampir di semua perusahaan tekstil dan garmen yang banyak berdiri di Jepara belum memiliki serikat pekerja. Padahal di sektor itu banyak menyerap tenaga kerja. Di sisi lain, juga kerap banyak terjadi masalah. Secara umum, masalah yang muncul terkait pekerja di Jepara yakni upah yang tak sesuai UMK, PHK sepihak, serta upah lembur yang tidak dibayarkan penuh. Masalah yang ketiga kerap terjadi di perusahaan garmen, pekerja kerap dikejar target produksi, terang Murdiyanto. Masalah lain terkait buruh di industri garmen yakni hak untuk beribadah. Dengan waktu ibadah yang digabung dengan istirahat, tidak mencukupi bagi semua buruh muslim untuk menunaikan shalat. Disinggung mengenai penyebab belum adanya serikat pekerja di industri garmen, kata Murdiyanto itu disebabkan karena banyak pekerja yang masih takut dengan pihak perusahaan. Mayoritas pekerja menganggap pendirian serikat pekerja berarti akan ada organisasi yang mengawal dan akan melawan pihak perusahaan. Mereka takut dipecat atau kena sanksi. Kami memang mencium indikasi pelarangan dari perusahaan kepada pekerjanya dalam melakukan protes yang berlebihan, paparnya.

INDIKATOR 2 (berita 1)

I IVIIIII 1 432 5 876 9 10

Warga Desa Mlati Kidul dilarang acara tahunan Kirab Budaya

Suara Merdeka, 20 Oktober 2016

YTH Bapak Bupati/Ketua MUI Kabupaten Kudus, kami warga Desa Mlati Kidul RW 1 merasa kecewa dengan dilarangnya acara tahunan Kirab Budaya di desa kami oleh oknum yang mengaku tokoh agama tanpa alasan yang jelas, sehingga menjadikan keresahan/kegaduhan di masyarakat.(087835086383)

YTH Bapak Bupati/Ketua MUI Kabupaten Kudus, kami warga Desa Mlati Kidul RW 1 merasa kecewa dengan dilarangnya acara tahunan Kirab Budaya di desa kami oleh oknum yang mengaku tokoh agama tanpa alasan yang jelas, sehingga menjadikan keresahan/kegaduhan di masyarakat.(087835086383)

INDIKATOR 2 (berita 2)

I IVIIIII 1 432 5 876 9 10

ASPEK KEBEBASAN SIPIL (CIVIL LIBERTIES)

Variabel II. Kebebasan Berpendapat

Kebebasan Berpendapat adalah kebebasan individu untuk menyampaikan pikiran, pendapat, pandangan, kehendak, perasaan yang bebas dari tekanan fisik, psikis dan pembatasan. Kebebasan berpendapat harus dilakukan secara bebas dan bertanggungjawab

Kebebasan Berpendapat adalah kebebasan individu untuk menyampaikan pikiran, pendapat, pandangan, kehendak, perasaan yang bebas dari tekanan fisik, psikis dan pembatasan. Kebebasan berpendapat harus dilakukan secara bebas dan bertanggungjawab

I IVIIIII 1 432 5 876 9 10

VARIABEL II KEBEBASAN BERPENDAPAT

INDIKATOR:

3. Ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan oleh aparat pemerintah yang menghambat kebebasan berpendapat

4. Ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan oleh masyarakat yang menghambat kebebasan berpendapat

3. Ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan oleh aparat pemerintah yang menghambat kebebasan berpendapat

4. Ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan oleh masyarakat yang menghambat kebebasan berpendapat

I IVIIIII 1 432 5 876 9 10

Kekerasan terhadap wartawan oleh aparat pemerintah maupun masyarakat, sepanjang berhubungan dengan pekerjaan/menjalankan tugas sebagai wartawan, termasuk kategori menghambat kebebasan berpendapat.

• Kebebasan pers juga punya batas, yakni peraturan perundangan dan kepentingan umum.

• Apabila sudah ada ketentuan bahwa sebuah pertemuan tertutup, tidak ada kebebasan bagi wartawan untuk memasuki ruang rapat tersebut, sejauh memang ada bukti-bukti bahwa ada ketentuan bahwa rapat tersebut tertutup. Jadi bukan tertutup menurut ucapan petugas saja.

• Meskipun wartawan memaksa masuk, namun petugas tidak boleh menggunakan kekerasan (seperti memukul) dalam melarang wartawan.

• Penolakan harus dilakukan secara persuasif (lunak) seperti mengunci pintu. • Demikian juga dengan wartawan yang tidak punyai ID. • Wartawan ini tidak berhak untuk meliput, oleh karena itu tidak ada pelanggaran

kebebasan bila ia dilarang oleh petugas. • Dalam menjalankan tugasnya seorang wartawan harus menjaga sopan santun dan

kata-katanya sehingga tidak menyinggung seseorang secara pribadi. • Wartawan yang tidak mengikuti sopan santun dan tidak bertutur kata yang baik

harus ditegur. Namun tidak boleh ada tindakan kekerasan terhadap wartawan itu (seperti pemukulan).

• Bila pemukulan terjadi, yang salah adalah yang memukul. • Oleh karena itu wartawan yang menyinggung pribadi seorang pejabat melanggar

kode etik dalam melakukan kritik.

Kekerasan terhadap wartawan oleh aparat pemerintah maupun masyarakat, sepanjang berhubungan dengan pekerjaan/menjalankan tugas sebagai wartawan, termasuk kategori menghambat kebebasan berpendapat.

• Kebebasan pers juga punya batas, yakni peraturan perundangan dan kepentingan umum.

• Apabila sudah ada ketentuan bahwa sebuah pertemuan tertutup, tidak ada kebebasan bagi wartawan untuk memasuki ruang rapat tersebut, sejauh memang ada bukti-bukti bahwa ada ketentuan bahwa rapat tersebut tertutup. Jadi bukan tertutup menurut ucapan petugas saja.

• Meskipun wartawan memaksa masuk, namun petugas tidak boleh menggunakan kekerasan (seperti memukul) dalam melarang wartawan.

• Penolakan harus dilakukan secara persuasif (lunak) seperti mengunci pintu. • Demikian juga dengan wartawan yang tidak punyai ID. • Wartawan ini tidak berhak untuk meliput, oleh karena itu tidak ada pelanggaran

kebebasan bila ia dilarang oleh petugas. • Dalam menjalankan tugasnya seorang wartawan harus menjaga sopan santun dan

kata-katanya sehingga tidak menyinggung seseorang secara pribadi. • Wartawan yang tidak mengikuti sopan santun dan tidak bertutur kata yang baik

harus ditegur. Namun tidak boleh ada tindakan kekerasan terhadap wartawan itu (seperti pemukulan).

• Bila pemukulan terjadi, yang salah adalah yang memukul. • Oleh karena itu wartawan yang menyinggung pribadi seorang pejabat melanggar

kode etik dalam melakukan kritik.

VARIABEL II KEBEBASAN BERPENDAPAT

I IVIIIII 1 432 5 876 9 10

DATA REVIEW KORAN 2016 = 3

Selama tahun 2016 ditemukan 3 (tiga) berita

adanya ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan

oleh aparat pemerintah yang menghambat kebebasan

berpendapat.

Selama tahun 2016 ditemukan 3 (tiga) berita

adanya ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan

oleh aparat pemerintah yang menghambat kebebasan

berpendapat. ??INDIKATOR 3

I IVIIIII 1 432 5 876 9 10

Penanganan Kasus Kekerasan Wartawan Dinilai Lamban, Penyidik Diminta segera Gelar Perkara

Suara Merdeka, 28 Oktober 2016

Rembang- Persatuan Wartawan  Indonesia (PWI) Jateng mendesak kepada penyidik Satrekrim Polres Rembang agar segera melakukan gelar perkara dalam kasus kekerasan wartawan yang dilakukan oleh oknum karyawan PLTU Pembangkit Jawa Bali (PJB) Sluke. Petir menyebut Polres Rembang masih terlalu lamban dalam menangani kasus ini. Pasalnya laporan yang telah dilakukan 19 Agustus 2016 lalu, hingga akhir Oktober ini belum ada satu orang pun yang ditetapkan sebagai tersangka oleh penyidik. PWI Jateng melaporkan kasus kekerasan terhadap wartawan oleh karyawan PLTU PJB yang terjadi di RSUD Dr Roetrasno Rembang, 18 Agustus lalu. Ketika itu, lima wartawan diintimidasi saat melakukan peliputan korban kecelakaan kerja PLTU di sana. Bahkan ponsel seorang wartawan sempat ditahan dan dihapus file foto di dalamnya oleh oknum karyawan PLTU PJB.

Rembang- Persatuan Wartawan  Indonesia (PWI) Jateng mendesak kepada penyidik Satrekrim Polres Rembang agar segera melakukan gelar perkara dalam kasus kekerasan wartawan yang dilakukan oleh oknum karyawan PLTU Pembangkit Jawa Bali (PJB) Sluke. Petir menyebut Polres Rembang masih terlalu lamban dalam menangani kasus ini. Pasalnya laporan yang telah dilakukan 19 Agustus 2016 lalu, hingga akhir Oktober ini belum ada satu orang pun yang ditetapkan sebagai tersangka oleh penyidik. PWI Jateng melaporkan kasus kekerasan terhadap wartawan oleh karyawan PLTU PJB yang terjadi di RSUD Dr Roetrasno Rembang, 18 Agustus lalu. Ketika itu, lima wartawan diintimidasi saat melakukan peliputan korban kecelakaan kerja PLTU di sana. Bahkan ponsel seorang wartawan sempat ditahan dan dihapus file foto di dalamnya oleh oknum karyawan PLTU PJB.

INDIKATOR 3 (berita 1)

I IVIIIII 1 432 5 876 9 10

Kepala SD Ancam Laporkan Warga, Ruwet Dana PIP

Suara Merdeka, 4 Juli 2016

KLATEN - Kepala sekolah SD di Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang berang dengan aduan warga berkait dengan pemotongan dana beasiswa Program Indonesia Pintar (PIP) 2016. Kepala sekolah mengancam akan melaporkan warga pengadu dengan pasal pencemaran nama baik. Harap dicatat, saya akan membawa masalah itu ke ranah hukum, ungkap Kepala SD I Tegalmulyo, Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Ganjar, Sabtu (2/7) malam. Klarifikasi, kata Ganjar, sudah dilakukan, tetapi justru warga tersebut malah seolah menantang dan mempersilakan aduannya akan diproses. Sebelumnya diberitakan, sebagian SD di Kecamatan Kemalang sudah mengembalikan dana PIP yang dipotong dari siswa. Namun di Desa Tegalmulyo uang Rp 60.000 belum dikembalikan. (SM, 1/7)

KLATEN - Kepala sekolah SD di Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang berang dengan aduan warga berkait dengan pemotongan dana beasiswa Program Indonesia Pintar (PIP) 2016. Kepala sekolah mengancam akan melaporkan warga pengadu dengan pasal pencemaran nama baik. Harap dicatat, saya akan membawa masalah itu ke ranah hukum, ungkap Kepala SD I Tegalmulyo, Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Ganjar, Sabtu (2/7) malam. Klarifikasi, kata Ganjar, sudah dilakukan, tetapi justru warga tersebut malah seolah menantang dan mempersilakan aduannya akan diproses. Sebelumnya diberitakan, sebagian SD di Kecamatan Kemalang sudah mengembalikan dana PIP yang dipotong dari siswa. Namun di Desa Tegalmulyo uang Rp 60.000 belum dikembalikan. (SM, 1/7)

INDIKATOR 3 (berita 2)

I IVIIIII 1 432 5 876 9 10

Protes Potongan Dana PIP, Dipanggil Polisi

Suara Merdeka, 13 Juli 2016

KLATEN- Protes warga Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, atas dugaan pemotongan dana beasiswa Program Indonesia Pintar (PIP) berbuntut pemanggilan oleh polisi. Seorang warga, Yatmo, dilaporkan atas dugaan pencemaran nama baik. Yatmo mengatakan, surat panggilan dari Polsek Kemalang sudah diterimanya beberapa hari lalu. Saya dipanggil untuk klarifikasi, katanya, Selasa (12/7). Sebelum dilaporkan, dirinya didatangi kepala SD di Tegalmulyo ke rumahnya. Semua sudah dijelaskannya saat itu, tetapi malah diancam akan dilaporkan ke polisi dan diproses hukum. Menurut anggota Forum Masyarakat Klaten Peduli Pendidikan (Formas Pepak), Wening Swasono, seluruh elemen yang tergabung dalam Formas Pepak siap mendatangi Polsek. Kami akan mendampingi Pak Yatmo, jelasnya. Abdul Muslih dari Aliansi Rakyat Anti Korupsi Klaten (ARAKK) mengatakan siap mendampingi.

KLATEN- Protes warga Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, atas dugaan pemotongan dana beasiswa Program Indonesia Pintar (PIP) berbuntut pemanggilan oleh polisi. Seorang warga, Yatmo, dilaporkan atas dugaan pencemaran nama baik. Yatmo mengatakan, surat panggilan dari Polsek Kemalang sudah diterimanya beberapa hari lalu. Saya dipanggil untuk klarifikasi, katanya, Selasa (12/7). Sebelum dilaporkan, dirinya didatangi kepala SD di Tegalmulyo ke rumahnya. Semua sudah dijelaskannya saat itu, tetapi malah diancam akan dilaporkan ke polisi dan diproses hukum. Menurut anggota Forum Masyarakat Klaten Peduli Pendidikan (Formas Pepak), Wening Swasono, seluruh elemen yang tergabung dalam Formas Pepak siap mendatangi Polsek. Kami akan mendampingi Pak Yatmo, jelasnya. Abdul Muslih dari Aliansi Rakyat Anti Korupsi Klaten (ARAKK) mengatakan siap mendampingi.

INDIKATOR 3 (berita 3)

I IVIIIII 1 432 5 876 9 10

DATA REVIEW KORAN 2016 = 1

Selama tahun 2016 ditemukan 1

(satu) berita adanya ancaman kekerasan atau

penggunaan kekerasan oleh masyarakat yang

menghambat kebebasan berpendapat.

Selama tahun 2016 ditemukan 1

(satu) berita adanya ancaman kekerasan atau

penggunaan kekerasan oleh masyarakat yang

menghambat kebebasan berpendapat.

INDIKATOR 4

I IVIIIII 1 432 5 876 9 10

PDIPJateng Ancam Pengurus Sragen dan Brebes

Suara Merdeka, 22 Juli 2016

SEMARANG - DPD PDIP Jawa Tengah mengancam pengurus cabang Sragen dan Brebes. Sikap kader yang sering mbalelo dengan melakukan demo dinilai akan menjatuhkan peroleh suara pada Pilkada 2017 maupun Pemilu periode selanjutnya. Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto mengatakan pengalaman itu sudah dienyam DPC PDIP Cilacap. Lantaran sering demo dan dimuat di media, wakil PDIP di legislatif melorot dari 14 orang pada periode 2009-2014 menjadi sembilan orang pada periode 2014-2019. Sragen dan Brebes, jangan diulang (demonya). Ini perintah Bambang Pacul. Yen nekat, ati-ati. Bambang pacul setengah preman, ancam anggota DPR itu saat halalbihalal dan koordinasi internal PDIP di Panti Marhaenis Semarang, kemarin.

SEMARANG - DPD PDIP Jawa Tengah mengancam pengurus cabang Sragen dan Brebes. Sikap kader yang sering mbalelo dengan melakukan demo dinilai akan menjatuhkan peroleh suara pada Pilkada 2017 maupun Pemilu periode selanjutnya. Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto mengatakan pengalaman itu sudah dienyam DPC PDIP Cilacap. Lantaran sering demo dan dimuat di media, wakil PDIP di legislatif melorot dari 14 orang pada periode 2009-2014 menjadi sembilan orang pada periode 2014-2019. Sragen dan Brebes, jangan diulang (demonya). Ini perintah Bambang Pacul. Yen nekat, ati-ati. Bambang pacul setengah preman, ancam anggota DPR itu saat halalbihalal dan koordinasi internal PDIP di Panti Marhaenis Semarang, kemarin.

INDIKATOR 4 (berita 1)

I IVIIIII 1 432 5 876 9 10

ASPEK KEBEBASAN SIPIL (CIVIL LIBERTIES)

Variabel III. Kebebasan BerkeyakinanKebebasan Berkeyakinan adalah kebebasan individu/kelompok masyarakat untukmenjalankan agama atau keyakinan yang dianutnya tanpa adanya paksaan ataupun hambatan dari siapapun. Dalam konteks kebebasan berkeyakinan, yang dimaksud membatasi kebebasan adalah:

1. Adanya aturan tertulis dan tindakan atau pernyataan pejabat atau masyarakat yang mengharuskan atau melarang masyarakat melaksanakan kegiatan keagamaan tertentu

2. Adanya prosedur administratif yang berbelit/mempersulit bagi masyarakat dalam menjalankan kegiatan keagamaan sesuai dengan keyakinannya

Catatan: Dalam hal ini, mendirikan rumah ibadah termasuk menjalankan keyakinan.

Kebebasan Berkeyakinan adalah kebebasan individu/kelompok masyarakat untukmenjalankan agama atau keyakinan yang dianutnya tanpa adanya paksaan ataupun hambatan dari siapapun. Dalam konteks kebebasan berkeyakinan, yang dimaksud membatasi kebebasan adalah:

1. Adanya aturan tertulis dan tindakan atau pernyataan pejabat atau masyarakat yang mengharuskan atau melarang masyarakat melaksanakan kegiatan keagamaan tertentu

2. Adanya prosedur administratif yang berbelit/mempersulit bagi masyarakat dalam menjalankan kegiatan keagamaan sesuai dengan keyakinannya

Catatan: Dalam hal ini, mendirikan rumah ibadah termasuk menjalankan keyakinan.

I IVIIIII 1 432 5 876 9 10

VARIABEL IIIKEBEBASAN BERKEYAKINAN

INDIKATOR:5. Aturan tertulis yang membatasi kebebasan atau mengharuskan masyarakat menjalankan agamanya

6. Tindakan atau pernyataan pejabat Pemerintah yang membatasi kebebasan atau mengharuskan masyarakat menjalankan ajaran agamanya

7. Ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan dari satu kelompok masyarakat terhadap kelompok masyarakat lain terkait dengan ajaran agama

5. Aturan tertulis yang membatasi kebebasan atau mengharuskan masyarakat menjalankan agamanya

6. Tindakan atau pernyataan pejabat Pemerintah yang membatasi kebebasan atau mengharuskan masyarakat menjalankan ajaran agamanya

7. Ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan dari satu kelompok masyarakat terhadap kelompok masyarakat lain terkait dengan ajaran agama

I IVIIIII 1 432 5 876 9 10

Penjelasan Aturan tertulisAturan tertulis (Indikator 5 dan 8) yang dicakup dalam indikator IDI adalah seluruh aturan tertulis yang dikeluarkan oleh pihak pemerintah daerah, baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Pemerintah daerah dalam hal ini meliput Gubernur, Bupati/Walikota, Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD), DPRD, pemerintah kecamatan, pemerintahan desa/kelurahan, atau struktur birokrasi pemerintahan daerah lainnya.

Aturan tertulis dapat berbentuk Perda, Pergub, Perbup, Perwako, Surat keputusan, Surat edaran, Surat perintah, atau surat-surat yang sifatnya formal/resmi lainnya. Aturan tertulis yang dimasukkan adalah aturan tertulis yang pada tahun 2016 masih berlaku (secara hukum sifatnya masih mengikat), tanpa melihat tahun terbitnya. TIDAK TERMASUK dalam indikator ini adalah aturan tertulis yang pada tahun 2016 masih dalam proses penyelesaian (belum disahkan).

Beberapa contoh aturan tertulis yang menghambat kebebasan berkeyakinan adalah:1. Aturan yang mewajibkan jilbab2. Perda jumat khusuk

Aturan tertulis (Indikator 5 dan 8) yang dicakup dalam indikator IDI adalah seluruh aturan tertulis yang dikeluarkan oleh pihak pemerintah daerah, baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Pemerintah daerah dalam hal ini meliput Gubernur, Bupati/Walikota, Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD), DPRD, pemerintah kecamatan, pemerintahan desa/kelurahan, atau struktur birokrasi pemerintahan daerah lainnya.

Aturan tertulis dapat berbentuk Perda, Pergub, Perbup, Perwako, Surat keputusan, Surat edaran, Surat perintah, atau surat-surat yang sifatnya formal/resmi lainnya. Aturan tertulis yang dimasukkan adalah aturan tertulis yang pada tahun 2016 masih berlaku (secara hukum sifatnya masih mengikat), tanpa melihat tahun terbitnya. TIDAK TERMASUK dalam indikator ini adalah aturan tertulis yang pada tahun 2016 masih dalam proses penyelesaian (belum disahkan).

Beberapa contoh aturan tertulis yang menghambat kebebasan berkeyakinan adalah:1. Aturan yang mewajibkan jilbab2. Perda jumat khusuk

INDIKATOR 5 & 8

I IVIIIII 1 432 5 876 9 10

DATA REVIEW DOKUMEN 2016

Apakah aturan tertulis yang membatasi kebebasan atau mengharuskan masyarakat

menjalankan agamanya berikut masih berlaku pada

tahun 2016

Apakah aturan tertulis yang membatasi kebebasan atau mengharuskan masyarakat

menjalankan agamanya berikut masih berlaku pada

tahun 2016

INDIKATOR 5

I IVIIIII 1 432 5 876 9 10

Daftar Aturan Tertulis1. Surat Pemerintah Mojosongo tanggal 8 April 2013 No.

450/251/41/2013 tentang Laporan Kegiatan Ahmadiyah di Desa Kragilan?

2. Surat Sekretariat Daerah Kabupaten Jepara kepada Pengurus Gereja Dermolo Kec. Kembang Kab. Jepara No. 452.4/7431 tanggal 16 Desember 2013 perihal Penghentian Sementara Penggunaan Gereja Dermolo?

1. Surat Pemerintah Mojosongo tanggal 8 April 2013 No. 450/251/41/2013 tentang Laporan Kegiatan Ahmadiyah di Desa Kragilan?

2. Surat Sekretariat Daerah Kabupaten Jepara kepada Pengurus Gereja Dermolo Kec. Kembang Kab. Jepara No. 452.4/7431 tanggal 16 Desember 2013 perihal Penghentian Sementara Penggunaan Gereja Dermolo?

INDIKATOR 5 (aturan tertulis)

I IVIIIII 1 432 5 876 9 10

Penjelasan tindakan/pernyataan pejabat pemerintahTindakan pejabat pemerintah, adalah perbuatan pejabat pemerintah dalam bentukpenangkapan, penggerebekan, atau penutupan.

Pernyataan pejabat, adalah semua ucapan yang dikutip di dalam surat kabar.Pernyataan pejabat yang menghambat kebebasan sipil seperti:• Ucapan pejabat bahwa putra daerah harus diutamakan dalam menduduki

jabatan tertentu.• Ucapan pejabat bahwa perempuan belum layak menjadi ketua DPRD, dan

sejenisnya.

Pejabat, adalah semua aparat pemerintahan baik sipil maupun militer, seperti: kepala/wakil kepala daerah, kepala/wakil kepala dinas, camat, lurah/kades, Kapolda, Kapolres.

Tindakan pejabat pemerintah, adalah perbuatan pejabat pemerintah dalam bentukpenangkapan, penggerebekan, atau penutupan.

Pernyataan pejabat, adalah semua ucapan yang dikutip di dalam surat kabar.Pernyataan pejabat yang menghambat kebebasan sipil seperti:• Ucapan pejabat bahwa putra daerah harus diutamakan dalam menduduki

jabatan tertentu.• Ucapan pejabat bahwa perempuan belum layak menjadi ketua DPRD, dan

sejenisnya.

Pejabat, adalah semua aparat pemerintahan baik sipil maupun militer, seperti: kepala/wakil kepala daerah, kepala/wakil kepala dinas, camat, lurah/kades, Kapolda, Kapolres.

INDIKATOR 6 & 9

I IVIIIII 1 432 5 876 9 10

DATA REVIEW KORAN 2016 = 4

Selama tahun 2016 ditemukan 4 (empat) berita

adanya tindakan atau pernyataan pejabat

pemerintah yang membatasi kebebasan atau

mengharuskan masyarakat menjalankan ajaran

agamanya.

Selama tahun 2016 ditemukan 4 (empat) berita

adanya tindakan atau pernyataan pejabat

pemerintah yang membatasi kebebasan atau

mengharuskan masyarakat menjalankan ajaran

agamanya. ??INDIKATOR 6

I IVIIIII 1 432 5 876 9 10

Selama Ramadan, Kafe dan Karaoke Diminta Ditutup

Suara Merdeka, 19 Mei 2016

REMBANG - DPRD Rembang meminta Pemkab bertindak tegas  dengan menutup operasional kafe karaoke selama Ramadan mendatang. Langkah itu untuk menghormati masyarakat muslim yang sedang menjalani ibadah puasa. Ketua Komisi D DPRD Rembang, Henry Purwoko mengungkapkan, akan melakukan komunikasi dengan dinas terkait, antara lain Kantor Satuan Polisi pamong Praja (Satpol PP) dan Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora). Menurut kami lebih baik ditutup seratus persen saja saja selama satu bulan. Toh, sebelumnya para pengusaha kafe karaoke sudah melakukan operasi selama sebelas bulan penuh. Ini untuk menghormati datangnya bulan suci Ramadan, terang Henry. Henry mengaku belum melakukan komunikasi formal dengan dinas terkait. Namun, secara non-formal ia sudah pernah berbincang dengan Kepala Satpol PPKabupaten Rembang terkait langkah penertiban karaoke. Kalau secara formal belum kami sampaikan. Tentu soal ini perlu juga ada komunikasi dengan paguyuban pengusaha jasa karaoke, terang dia. 

REMBANG - DPRD Rembang meminta Pemkab bertindak tegas  dengan menutup operasional kafe karaoke selama Ramadan mendatang. Langkah itu untuk menghormati masyarakat muslim yang sedang menjalani ibadah puasa. Ketua Komisi D DPRD Rembang, Henry Purwoko mengungkapkan, akan melakukan komunikasi dengan dinas terkait, antara lain Kantor Satuan Polisi pamong Praja (Satpol PP) dan Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora). Menurut kami lebih baik ditutup seratus persen saja saja selama satu bulan. Toh, sebelumnya para pengusaha kafe karaoke sudah melakukan operasi selama sebelas bulan penuh. Ini untuk menghormati datangnya bulan suci Ramadan, terang Henry. Henry mengaku belum melakukan komunikasi formal dengan dinas terkait. Namun, secara non-formal ia sudah pernah berbincang dengan Kepala Satpol PPKabupaten Rembang terkait langkah penertiban karaoke. Kalau secara formal belum kami sampaikan. Tentu soal ini perlu juga ada komunikasi dengan paguyuban pengusaha jasa karaoke, terang dia. 

INDIKATOR 6 (berita 1)

I IVIIIII 1 432 5 876 9 10

Bupati Minta Diskotek dan Karaoke Tutup Total, Selama Ramadan

Suara Merdeka, 25 Mei 2016

PURWOKERTO - Selama Ramadan mendatan, tempat hiburan malam dan lokalisasi di Kabupaten Banyumas akan ditutup total. Hal ini berbeda dari kebijakan tahun-tahun sebelumnya yang hanya dibatasi jam operasionalnya. Sebenarnya instruksi saya ini sudah lama agar selama bulan Puasa, tempat hiburan malam seperti diskotek, karaoke, panti pijat dan lokasi untuk prostitusi yang berpotensi untuk maksiat tutup semua, tandas Bupati Achmad Husein, kemarin. Sementara untuk restoran, kafe, dan tempat hiburan yang tidak menimbulkan maksiat seperti, game online dan biliar hanya akan dilakukan pembatasan jam operasional. Namun detailnya, ini masih dibahas oleh tim, sebelum dikeluarkan surat edaran. Kami ingin setelah surat edaran dikeluarkan sudahclearsemua, ungkapnya. Bupati mengatakan, tim teknis masih membahas untuk menentukan tempat-tempat mana saja yang bakal ditutup total atau dibatasi. Dalam membuat keputusan ini, pihaknya tidak ingin gegabah dalam membuat kebijakan. Jangan sampai kebijakan itu merugikan semua pihak. Sekarang masih diperdebatkan detailnya, karena yang masuk dalam tempat-tempat hiburan itu kan harus lebih spesifik lagi. Namun yang pasti, pada intinya semua akan ditutup untuk sementara waktu, tandasnya. Setelah selesai dibahas, pihaknya baru akan membuat surat untuk disampaikan ke seluruh dinas terkait dan para pengusaha tempat-tempat hiburan.

PURWOKERTO - Selama Ramadan mendatan, tempat hiburan malam dan lokalisasi di Kabupaten Banyumas akan ditutup total. Hal ini berbeda dari kebijakan tahun-tahun sebelumnya yang hanya dibatasi jam operasionalnya. Sebenarnya instruksi saya ini sudah lama agar selama bulan Puasa, tempat hiburan malam seperti diskotek, karaoke, panti pijat dan lokasi untuk prostitusi yang berpotensi untuk maksiat tutup semua, tandas Bupati Achmad Husein, kemarin. Sementara untuk restoran, kafe, dan tempat hiburan yang tidak menimbulkan maksiat seperti, game online dan biliar hanya akan dilakukan pembatasan jam operasional. Namun detailnya, ini masih dibahas oleh tim, sebelum dikeluarkan surat edaran. Kami ingin setelah surat edaran dikeluarkan sudahclearsemua, ungkapnya. Bupati mengatakan, tim teknis masih membahas untuk menentukan tempat-tempat mana saja yang bakal ditutup total atau dibatasi. Dalam membuat keputusan ini, pihaknya tidak ingin gegabah dalam membuat kebijakan. Jangan sampai kebijakan itu merugikan semua pihak. Sekarang masih diperdebatkan detailnya, karena yang masuk dalam tempat-tempat hiburan itu kan harus lebih spesifik lagi. Namun yang pasti, pada intinya semua akan ditutup untuk sementara waktu, tandasnya. Setelah selesai dibahas, pihaknya baru akan membuat surat untuk disampaikan ke seluruh dinas terkait dan para pengusaha tempat-tempat hiburan.

INDIKATOR 6 (berita 2)

I IVIIIII 1 432 5 876 9 10

Hiburan Malam Diminta Tutup, Cipta Kondisi Ramadan

Suara Merdeka, 26 Mei 2016

BANJARNEGARA - Masyarakat meminta agar menjelang, selama dan sesudah Ramadan, pemerintah menertibkan operasional tempat hiburan malam demi situasi kondusif di bulan suci tersebut. Kami mengimbau pemerintah tegas mengatur jam operasional hiburan malam. Tutup saja selama sebulan penuh seperti kebijakan tahun-tahun sebelumnya. Sebelumnya disosialisasikan dahulu sehingga warga akan mendukung, ujar Ketua Pengurus Cabang NU Banjarnegara, Zahid Khasani. Maka bila ada yang melanggar ketentuan tersebut atau tetap bandel, harus ditindak tegas oleh Pemkab. Aturan harus ditegakkan. Ditambahkan, momentum Ramadan ini bisa jadi upaya riil dari pemerintah dalam perbaikan moral masyarakat. Sebab, ekses dari hiburan malam seperti itu banyak dan sudah bisa dirasakan. Menanggapi hal itu, WakilBupati Hadi Supeno, menegaskan seperti tahun sebelumnya maka hiburan malam seperti karaoke diperintahkan tutup sebulan penuh. Oleh karena itu pihak-pihak yang berusaha pada bidang tersebut diminta mempersiapkan diri. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata akan menyosialisasikan ini segera. Adapun Satpol PP sudah mulai aktif menggelar razia. Demikian pula dari kepolisian, ujarnya.

BANJARNEGARA - Masyarakat meminta agar menjelang, selama dan sesudah Ramadan, pemerintah menertibkan operasional tempat hiburan malam demi situasi kondusif di bulan suci tersebut. Kami mengimbau pemerintah tegas mengatur jam operasional hiburan malam. Tutup saja selama sebulan penuh seperti kebijakan tahun-tahun sebelumnya. Sebelumnya disosialisasikan dahulu sehingga warga akan mendukung, ujar Ketua Pengurus Cabang NU Banjarnegara, Zahid Khasani. Maka bila ada yang melanggar ketentuan tersebut atau tetap bandel, harus ditindak tegas oleh Pemkab. Aturan harus ditegakkan. Ditambahkan, momentum Ramadan ini bisa jadi upaya riil dari pemerintah dalam perbaikan moral masyarakat. Sebab, ekses dari hiburan malam seperti itu banyak dan sudah bisa dirasakan. Menanggapi hal itu, WakilBupati Hadi Supeno, menegaskan seperti tahun sebelumnya maka hiburan malam seperti karaoke diperintahkan tutup sebulan penuh. Oleh karena itu pihak-pihak yang berusaha pada bidang tersebut diminta mempersiapkan diri. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata akan menyosialisasikan ini segera. Adapun Satpol PP sudah mulai aktif menggelar razia. Demikian pula dari kepolisian, ujarnya.

INDIKATOR 6 (berita 3)

I IVIIIII 1 432 5 876 9 10

Panwascam Bantarkawung Dinilai Diskriminatif ; Sahabat Idza Priyanti Minta Klarifikasi

Suara Merdeka, 29 November 2016

BUMIAYU - Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) Bantarkawung dinilai oleh Relawan Sahabat Idza Priyanti telah bertindak diskriminatif karena melarang calon wakil bupati Narjo mengikuti pengajian di Dukuh Sukajaya, Desa Jipang, Kec. Bantarkawung yang diselenggarakan oleh Fatayat NU. Kami kecewa dan menyayangkan sikap Panwascam. Pembatalan kegiatan calon bupati dan wakil bupati yang kami dukung bukan hanya terjadi di sini (Bantarkawung-Red). Tetapi sebelumnya juga terjadi di Bumiayu. Kami menilai, tindakan Panwascam sangat diskriminatif, tandas Ketua Relawan Sahabat Idza Priyanti Usep Asikin kepada wartawan, Senin (28/11). Padahal Panitia Pengajian telah mengundang calon bupati untuk hadir dalam acara pengajian pada Minggu (27/8), yang bertepatan dengan jadwal kampanye Idza-narjo di wilayah selatan. Usep berharap, lembaga penyelenggara pemilu terutama lembaga pengawasan dapat bersikap profesional, memahami regulasi dan tidak menafsirkan aturan-aturan yang justru meresahkan pasangan calon.

BUMIAYU - Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) Bantarkawung dinilai oleh Relawan Sahabat Idza Priyanti telah bertindak diskriminatif karena melarang calon wakil bupati Narjo mengikuti pengajian di Dukuh Sukajaya, Desa Jipang, Kec. Bantarkawung yang diselenggarakan oleh Fatayat NU. Kami kecewa dan menyayangkan sikap Panwascam. Pembatalan kegiatan calon bupati dan wakil bupati yang kami dukung bukan hanya terjadi di sini (Bantarkawung-Red). Tetapi sebelumnya juga terjadi di Bumiayu. Kami menilai, tindakan Panwascam sangat diskriminatif, tandas Ketua Relawan Sahabat Idza Priyanti Usep Asikin kepada wartawan, Senin (28/11). Padahal Panitia Pengajian telah mengundang calon bupati untuk hadir dalam acara pengajian pada Minggu (27/8), yang bertepatan dengan jadwal kampanye Idza-narjo di wilayah selatan. Usep berharap, lembaga penyelenggara pemilu terutama lembaga pengawasan dapat bersikap profesional, memahami regulasi dan tidak menafsirkan aturan-aturan yang justru meresahkan pasangan calon.

INDIKATOR 6 (berita 4)

I IVIIIII 1 432 5 876 9 10

DATA REVIEW KORAN 2016 = 6

Selama tahun 2016 ditemukan 6 (enam) berita

adanya ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan

dari satu kelompok masyarakat terhadap

kelompok masyarakat lain terkait dengan ajaran

agama.

Selama tahun 2016 ditemukan 6 (enam) berita

adanya ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan

dari satu kelompok masyarakat terhadap

kelompok masyarakat lain terkait dengan ajaran

agama. ??INDIKATOR 7

I IVIIIII 1 432 5 876 9 10

Spanduk Penolakan pada FPI Bertambah

Suara Merdeka, 23 Februari 2016

BANYUMAS - Elemen Koalisi Benteng Nusantara terus menyuarakan penolakan terhadap Front Pembela Islam (FPI) di Banyumas. Bahkan secara tegas, mereka menolak kedatangan Habib Rizieq Shihab sebagai pimpinan FPI ke Ponpes Al Fattah, Cilongok, Selasa (23/2) mendatang. Koordinator Anak Muda Cilongok Nasionalis, AnggaSaputra yang juga bergabung dengan Koalisi Benteng Nusantara mengemukakan, Habib Rizieq merupakan representasi dari FPI. Karena itu, baik secara kelembagaan maupun personel dia tetap menolak adanya FPI ataupun personal dari FPI. Untuk itulah, lanjut Angga, saat ini suara-suara gerakan penolakan terhadap FPI ini terus digaungkan. Spanduk penolakan dari Koalisi Benteng Nusantara yang awalnya hanya 10 buah, hingga kemarin telah mencapai 100 buah. Spanduk-spanduk itu juga akan dipasang menyeluruh ke wilayah Banyumas, termasuk di perbatasan Brebes, Cilacap, Kebumen. Sementara itu, Penjabat Ketua Gerakan Pemuda Ansor Banyumas Achmad Tantowi menegaskan, secara kelembagaan GP Ansor menolak adanya FPI di Banyumas. Namun, GP Ansor tidak terlibat dalam aksi pemasangan spanduk penolakan terhadap FPI tersebut. Selama ini GP Ansor menyatakan sikap penolakan terhadap FPI di Banyumas ini melalui media massa.

BANYUMAS - Elemen Koalisi Benteng Nusantara terus menyuarakan penolakan terhadap Front Pembela Islam (FPI) di Banyumas. Bahkan secara tegas, mereka menolak kedatangan Habib Rizieq Shihab sebagai pimpinan FPI ke Ponpes Al Fattah, Cilongok, Selasa (23/2) mendatang. Koordinator Anak Muda Cilongok Nasionalis, AnggaSaputra yang juga bergabung dengan Koalisi Benteng Nusantara mengemukakan, Habib Rizieq merupakan representasi dari FPI. Karena itu, baik secara kelembagaan maupun personel dia tetap menolak adanya FPI ataupun personal dari FPI. Untuk itulah, lanjut Angga, saat ini suara-suara gerakan penolakan terhadap FPI ini terus digaungkan. Spanduk penolakan dari Koalisi Benteng Nusantara yang awalnya hanya 10 buah, hingga kemarin telah mencapai 100 buah. Spanduk-spanduk itu juga akan dipasang menyeluruh ke wilayah Banyumas, termasuk di perbatasan Brebes, Cilacap, Kebumen. Sementara itu, Penjabat Ketua Gerakan Pemuda Ansor Banyumas Achmad Tantowi menegaskan, secara kelembagaan GP Ansor menolak adanya FPI di Banyumas. Namun, GP Ansor tidak terlibat dalam aksi pemasangan spanduk penolakan terhadap FPI tersebut. Selama ini GP Ansor menyatakan sikap penolakan terhadap FPI di Banyumas ini melalui media massa.

INDIKATOR 7 (berita 1)

I IVIIIII 1 432 5 876 9 10

Warga Resah dengan Kegiatan Pendatang, Diduga Ikut Aliran Sangga Buana

Suara Merdeka, 3 Maret 2016

KALIMANAH -Warga Dukuh Kaliwinong, Desa Kedungwuluh, Kec.Kalimanah akhir-akhir ini dibuat resah oleh kegiatan salah satu keluarga pendatang, yaitu Prayoto asal Desa Penaruban, Kec. Kaligondang dan Nur Hayani asal Desa Randegan, Kec. Wangon, Kab.Banyumas yang mengontrak di salah satu rumah warga di wilayah itu dan menilai kegiatan keagamaan yang dilakukan pendatang itu tidak seperti pada umumnya umat Islam. Seorang warga, Miswanto Atmomiharjo, Rabu (2/3), mengemukakan, tetangga barunya itu mulai tinggal di situ sekitar empat bulan lalu. Dia yang rumahnya berdekatan mengaku merasa heran dengan kegiatan keagamaan tetangganya yang dirasa tidak seperti umat muslim pada umumnya. Menurutnya pada malam Jumat Kliwon lalu, ada enam orang datang ke situ dan melakukan semacam tahlilan, tapi saat didengarkan, tidak seperti tahlilan yang biasanya dilakukan warga. Rumahnya juga tertutup, gorden jendela juga ditutup. Orang-orang yang datang membawa tas-tas besar dan ditakutkan bom, apalagi kemarin merebak soal Gafatar. Miswanto kemudian lapor ke ketua RT. Saat ditanya oleh Kadus III, Jawadi, mereka mengaku sedang belajar Shalat Jumat, yang seharusnya kalau Shalat Jumat dilakukan di masjid. Mereka mengaku ikut kelompok Sangga Buana. Pekan lalu, lanjut Jawadi, polisi juga sudah mendatangi rumah tersebut. Kata polisi, kelompok Sangga Buana merupakan kelompok menyimpang karena didirikan oleh Sangga Buana asal Bogor yang mengaku nabi. Terus terang kami resah dengan keberadaan mereka. Sebab, awal-awal datang mereka juga tertutup. Warga lalu meminta agar mereka keluar dari sini, karena kami tidak ingin ada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Kemarin, ada warga kami yang ikut Gafatar, kami sudah direpotkan, apalagi ini pendatang, katanya. Jawadi menyebutkan, pendatang baru itu mengaku segera pindah dari wilayah itu. Mereka meminta waktu seminggu dengan alasan sedang mencari kontrakan baru.

KALIMANAH -Warga Dukuh Kaliwinong, Desa Kedungwuluh, Kec.Kalimanah akhir-akhir ini dibuat resah oleh kegiatan salah satu keluarga pendatang, yaitu Prayoto asal Desa Penaruban, Kec. Kaligondang dan Nur Hayani asal Desa Randegan, Kec. Wangon, Kab.Banyumas yang mengontrak di salah satu rumah warga di wilayah itu dan menilai kegiatan keagamaan yang dilakukan pendatang itu tidak seperti pada umumnya umat Islam. Seorang warga, Miswanto Atmomiharjo, Rabu (2/3), mengemukakan, tetangga barunya itu mulai tinggal di situ sekitar empat bulan lalu. Dia yang rumahnya berdekatan mengaku merasa heran dengan kegiatan keagamaan tetangganya yang dirasa tidak seperti umat muslim pada umumnya. Menurutnya pada malam Jumat Kliwon lalu, ada enam orang datang ke situ dan melakukan semacam tahlilan, tapi saat didengarkan, tidak seperti tahlilan yang biasanya dilakukan warga. Rumahnya juga tertutup, gorden jendela juga ditutup. Orang-orang yang datang membawa tas-tas besar dan ditakutkan bom, apalagi kemarin merebak soal Gafatar. Miswanto kemudian lapor ke ketua RT. Saat ditanya oleh Kadus III, Jawadi, mereka mengaku sedang belajar Shalat Jumat, yang seharusnya kalau Shalat Jumat dilakukan di masjid. Mereka mengaku ikut kelompok Sangga Buana. Pekan lalu, lanjut Jawadi, polisi juga sudah mendatangi rumah tersebut. Kata polisi, kelompok Sangga Buana merupakan kelompok menyimpang karena didirikan oleh Sangga Buana asal Bogor yang mengaku nabi. Terus terang kami resah dengan keberadaan mereka. Sebab, awal-awal datang mereka juga tertutup. Warga lalu meminta agar mereka keluar dari sini, karena kami tidak ingin ada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Kemarin, ada warga kami yang ikut Gafatar, kami sudah direpotkan, apalagi ini pendatang, katanya. Jawadi menyebutkan, pendatang baru itu mengaku segera pindah dari wilayah itu. Mereka meminta waktu seminggu dengan alasan sedang mencari kontrakan baru.

INDIKATOR 7 (berita 2)

I IVIIIII 1 432 5 876 9 10

Bangunan Milik Ahmadiyah Dirusak

Suara Merdeka, 24 Mei 2016

RINGINARUM - Bangunan milik jemaat Ahmadiyah cabang Ringinarum yang terletak di RT 3 RW 1, Desa Purworejo, Kecamatan Ringinarum, Kabupaten Kendal dirusak oleh puluhan warga, Minggu (22/5) sekitar pukul 22.00. Bangunan tersebut kerap digunakan pengikut Ahmadiyah untuk kegiatan beribadah. Perusakan diduga warga merasa resah dengan keberadaan pengikut Ahmadiyah di desa tersebut. Selain itu, mereka juga jengkel karena aktivitas pembangunan yang pernah diprotes kembali dilanjutkan.

RINGINARUM - Bangunan milik jemaat Ahmadiyah cabang Ringinarum yang terletak di RT 3 RW 1, Desa Purworejo, Kecamatan Ringinarum, Kabupaten Kendal dirusak oleh puluhan warga, Minggu (22/5) sekitar pukul 22.00. Bangunan tersebut kerap digunakan pengikut Ahmadiyah untuk kegiatan beribadah. Perusakan diduga warga merasa resah dengan keberadaan pengikut Ahmadiyah di desa tersebut. Selain itu, mereka juga jengkel karena aktivitas pembangunan yang pernah diprotes kembali dilanjutkan.

INDIKATOR 7 (berita 3 &4)

Kegiatan Syiah Dijaga Ketat, Sejumlah Ormas Keagamaan Menolak

Suara Merdeka, 12 Oktober 2016

SEMARANG - Pengikut Syiah menggelar peringatan Asyura bertepatan pada 10 Muharram di Jalan Bom Lama, Semarang Utara, Selasa (11/10) sekitar pukul 13.00. Dalam kegiatan yang dihadiri ratusan pengikut dari berbagai daerah di Jawa Tengah itu mendapat penjagaan ketat dari kepolisian. Sebanyak 780 personel Polrestabes Semarang dan Polda Jateng dikerahkan untuk mengamankan kegiatan tersebut. Sebab, mendapatkan penolakan dari sejumlah organisasi masyarakat (ormas) keagaman seperti Front Pembela Islam (FPI), Forum Umat Islam (FUI) Semarang, GPK dan Laskar Umat Islam (Luis) Solo. Adapun ormas berjumlah ratusan yang sempat menggelar unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah untuk menanyakan kenapa acara tersebut mendapat izin, mendatangi lokasi. Tiba di lokasi mereka langsung shalat di Majid Baitul Rahmat yang berjarak sekitar 50 meter dari lokasi sebelum akhirnya berorasi.

SEMARANG - Pengikut Syiah menggelar peringatan Asyura bertepatan pada 10 Muharram di Jalan Bom Lama, Semarang Utara, Selasa (11/10) sekitar pukul 13.00. Dalam kegiatan yang dihadiri ratusan pengikut dari berbagai daerah di Jawa Tengah itu mendapat penjagaan ketat dari kepolisian. Sebanyak 780 personel Polrestabes Semarang dan Polda Jateng dikerahkan untuk mengamankan kegiatan tersebut. Sebab, mendapatkan penolakan dari sejumlah organisasi masyarakat (ormas) keagaman seperti Front Pembela Islam (FPI), Forum Umat Islam (FUI) Semarang, GPK dan Laskar Umat Islam (Luis) Solo. Adapun ormas berjumlah ratusan yang sempat menggelar unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah untuk menanyakan kenapa acara tersebut mendapat izin, mendatangi lokasi. Tiba di lokasi mereka langsung shalat di Majid Baitul Rahmat yang berjarak sekitar 50 meter dari lokasi sebelum akhirnya berorasi.

I IVIIIII 1 432 5 876 9 10

Ombudsman Telisik Dugaan Perlakuan Diskriminatif

Suara Merdeka, 28 Juli 2016

SEMARANG - Ombudsman Perwakilan Jawa Tengah menelisik dugaan perlakuan diskriminatif terhadap siswa SMK 7 Semarang, Zulfa Nur Rahman. Siswa kelas XI yang menganut aliran kepercayaan itu menerima perlakuan berbeda, dan akhirnya tinggal kelas. Namun kami terlebih dulu harus meminta klarifikasi kepada sekolah. Benarkah muncul perlakuan semacam itu. Sebab, bila persoalan tersebut benar, tidak menutup kemungkinan sampai ke Komnas HAM, tutur Kepala Perwakilan Ombudsman Jateng Ahmad Zaid, saat mendatangi SMK 7, kemarin. Wakasek Kehumasan Netty Pietersina Engel, membantah informasi itu. Sekolah, tidak pernah bersikap diskrimatif. Sebelum Ombudsman datang, mereka bahkan merencanakan kunjungan ke kantor lembaga pengawal pelayanan publik tersebut. Tujuannya memberikan klarifikasi, dan berdiskusi sehubungan muncul informasi. Kami perlu menjelaskan ini, juga untuk meluruskan informasi, sekolah menyuruh anak pindah agama. Itu tidak benar. Siswa kami, sejak awal terdaftar sebagai pemeluk agama (Islam). Sampai akhirnya, muncul kabar dia penganut kepercayaan. Menyikapi hal ini, Ombudsman akan mempertemukan pihak sekolah, orang tua, dan murid di kantor lembaga itu.

SEMARANG - Ombudsman Perwakilan Jawa Tengah menelisik dugaan perlakuan diskriminatif terhadap siswa SMK 7 Semarang, Zulfa Nur Rahman. Siswa kelas XI yang menganut aliran kepercayaan itu menerima perlakuan berbeda, dan akhirnya tinggal kelas. Namun kami terlebih dulu harus meminta klarifikasi kepada sekolah. Benarkah muncul perlakuan semacam itu. Sebab, bila persoalan tersebut benar, tidak menutup kemungkinan sampai ke Komnas HAM, tutur Kepala Perwakilan Ombudsman Jateng Ahmad Zaid, saat mendatangi SMK 7, kemarin. Wakasek Kehumasan Netty Pietersina Engel, membantah informasi itu. Sekolah, tidak pernah bersikap diskrimatif. Sebelum Ombudsman datang, mereka bahkan merencanakan kunjungan ke kantor lembaga pengawal pelayanan publik tersebut. Tujuannya memberikan klarifikasi, dan berdiskusi sehubungan muncul informasi. Kami perlu menjelaskan ini, juga untuk meluruskan informasi, sekolah menyuruh anak pindah agama. Itu tidak benar. Siswa kami, sejak awal terdaftar sebagai pemeluk agama (Islam). Sampai akhirnya, muncul kabar dia penganut kepercayaan. Menyikapi hal ini, Ombudsman akan mempertemukan pihak sekolah, orang tua, dan murid di kantor lembaga itu.

INDIKATOR 7 (berita 5)

Apakah benar terjadi diskriminasi di SMK 7

terhadap siswa penganut aliran kepercayaan??

I IVIIIII 1 432 5 876 9 10

Ratusan Pekerja CV CNL Demo, Akibat Tiga Pekerja di PHK

Suara Merdeka, 18 Oktober 2016

Pekalongan- Ratusan pekerja yang tergabung dalam Aliansi Pekalongan Menggugat berunjuk rasa di Kantor Wali Kota Pekalongan, Senin (17/10). Mereka menuntut manajemen CV CNL Maju Bersatu mempekerjakan kembali pekerja yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK). Aliansi Pekalongan Menggugat terdiri dari SPN Kota Pekalongan, SPN Kab Pekalongan dan Federasi Perjuangan Buruh Indonesia (FPBI) Kab Pekalongan. Selain itu, Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI) Kota Pekalongan Kesatuan Perjuangan Organisasi Pemuda (KPOP) Kota Pekalongan dan Ngeak Street Story. Mereka memulai aksinya di CV CNL Maju Bersatu di Kelurahan Panjang Wetan, Kecamatan Pekalongan Utara. Setelah itu, dengan mengendarai motor dan membentangkan sejumlah poster bertuliskan Tegakkan hukum tenaga kerja, Jangan kebiri hak-hak kami dan Stop union busting, mereka bergerak menuju Jalan Pemuda. Usai berorasi di Jalan Pemuda, mereka menuju kantor Wali Kota dan menggelar orasi di sana. Dalam orasinya, Sekretaris DPC SPN Kota Pekalongan Edi Susilo menegaskan perusahaan harus mematuhi Undang-undang (UU) Ketenagakerjaan. Kalau ada yang melecehkan UU Ketenagakerjaan dan mereka tidak sakit hatinya, berarti mereka mau dilecehkan orang asing, tegasnya. Sejumlah perwakilan SPN dan tiga pekerja yang mengalami PHK ditemui Sekda Kota Pekalongan Sri Ruminigsih dan Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kota Pekalongan Wahjudi Pontjo Nugroho. Ketua SPN Kota Pekalongan Jumali mengatakan, ketiga pekerja tersebut telah bekerja lebih dari satu tahun. Namun tidak diberi libur dan tidak diberikan uang lembur sesuai aturan. Selain tidak diberi libur, pekerja juga tidak diberi waktu untuk melaksanakan shalat Jumat. Kami sudah mencoba untuk berkomunikasi, tetapi tidak pernah ditanggapi. Mereka menuntut haknya, tetapi dijawab dengan PHK. Saat SPN (di CV CNL) terbentuk, ketiga orang ini malah di PHK. Tidak ada penjelasan mengapa ketiga orang ini di PHK. Menurut penafsiran kami, ini karena like dan dislike, paparnya di hadapan Sekda dan Kepala Dinsosnakertrans. Kepada Sekda dan Kepala Dinsosnakertans, Kusbiantoro dan Farid, dua orang yang mengalami PHK mengaku ingin bekerja kembali di CV CNL Maju Bersatu. Sementara Munir menerima keputusan manajemen (PHK).

Pekalongan- Ratusan pekerja yang tergabung dalam Aliansi Pekalongan Menggugat berunjuk rasa di Kantor Wali Kota Pekalongan, Senin (17/10). Mereka menuntut manajemen CV CNL Maju Bersatu mempekerjakan kembali pekerja yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK). Aliansi Pekalongan Menggugat terdiri dari SPN Kota Pekalongan, SPN Kab Pekalongan dan Federasi Perjuangan Buruh Indonesia (FPBI) Kab Pekalongan. Selain itu, Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI) Kota Pekalongan Kesatuan Perjuangan Organisasi Pemuda (KPOP) Kota Pekalongan dan Ngeak Street Story. Mereka memulai aksinya di CV CNL Maju Bersatu di Kelurahan Panjang Wetan, Kecamatan Pekalongan Utara. Setelah itu, dengan mengendarai motor dan membentangkan sejumlah poster bertuliskan Tegakkan hukum tenaga kerja, Jangan kebiri hak-hak kami dan Stop union busting, mereka bergerak menuju Jalan Pemuda. Usai berorasi di Jalan Pemuda, mereka menuju kantor Wali Kota dan menggelar orasi di sana. Dalam orasinya, Sekretaris DPC SPN Kota Pekalongan Edi Susilo menegaskan perusahaan harus mematuhi Undang-undang (UU) Ketenagakerjaan. Kalau ada yang melecehkan UU Ketenagakerjaan dan mereka tidak sakit hatinya, berarti mereka mau dilecehkan orang asing, tegasnya. Sejumlah perwakilan SPN dan tiga pekerja yang mengalami PHK ditemui Sekda Kota Pekalongan Sri Ruminigsih dan Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kota Pekalongan Wahjudi Pontjo Nugroho. Ketua SPN Kota Pekalongan Jumali mengatakan, ketiga pekerja tersebut telah bekerja lebih dari satu tahun. Namun tidak diberi libur dan tidak diberikan uang lembur sesuai aturan. Selain tidak diberi libur, pekerja juga tidak diberi waktu untuk melaksanakan shalat Jumat. Kami sudah mencoba untuk berkomunikasi, tetapi tidak pernah ditanggapi. Mereka menuntut haknya, tetapi dijawab dengan PHK. Saat SPN (di CV CNL) terbentuk, ketiga orang ini malah di PHK. Tidak ada penjelasan mengapa ketiga orang ini di PHK. Menurut penafsiran kami, ini karena like dan dislike, paparnya di hadapan Sekda dan Kepala Dinsosnakertrans. Kepada Sekda dan Kepala Dinsosnakertans, Kusbiantoro dan Farid, dua orang yang mengalami PHK mengaku ingin bekerja kembali di CV CNL Maju Bersatu. Sementara Munir menerima keputusan manajemen (PHK).

INDIKATOR 7 (berita 6)

I IVIIIII 1 432 5 876 9 10

ASPEK KEBEBASAN SIPIL (CIVIL LIBERTIES)

Variabel IV. Kebebasan dari DiskriminasiSecara garis besar, diskriminasi adalah perlakuan yang membedakan individu warga negara dalam hak dan kewajiban yang dimiliki, dimana perbedaan tersebut didasarkan pada alasan gender, agama, suku/ras, umur,status kerentanan semisal ODHA, orientasi seksual maupun hambatan fisik.

Sedangkan dalam pengertian spesifiknya, diskriminasi adalah setiap pembatasan, pelecehan, atau pengucilan yang langsung ataupun tidak langsung didasarkan atas pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status sosial, status ekonomi, jenis kelamin, bahasa, yang berakibat pengurangan, penyimpangan, atau penghapusan pengakuan, pelaksanaan atau penggunaan hak asasi manusia dan kebebasan dasar dalam kehidupan baik individual maupun kolektif dalam bidang politik, ekonomi, hukum, sosial, budaya dan aspek kehidupan lainnya.

Diskriminasi gender adalah perlakuan yang berbeda yang tidak adil terhadap perempuan atau terhadap laki-laki saja.

Diskriminasi etnis adalah perlakuan yang berbeda yang tidak adil terhadap sekelompok etnis tertentu. Ancaman atau tindakan yang tidak memberikan kesempatan yang sama terhadap etnis atau memberikan keistimewaan perlakuan terhadap etnis tertentu.

Diskriminasi kelompok rentan lainnya adalah perlakuan yang berbeda yang tidak adil terhadap kelompok tertentu seperti para manula, anak-anak, orang miskin, penyandang cacat, dan pengidap penyakit tertentu misalnya ODHA.

Secara garis besar, diskriminasi adalah perlakuan yang membedakan individu warga negara dalam hak dan kewajiban yang dimiliki, dimana perbedaan tersebut didasarkan pada alasan gender, agama, suku/ras, umur,status kerentanan semisal ODHA, orientasi seksual maupun hambatan fisik.

Sedangkan dalam pengertian spesifiknya, diskriminasi adalah setiap pembatasan, pelecehan, atau pengucilan yang langsung ataupun tidak langsung didasarkan atas pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status sosial, status ekonomi, jenis kelamin, bahasa, yang berakibat pengurangan, penyimpangan, atau penghapusan pengakuan, pelaksanaan atau penggunaan hak asasi manusia dan kebebasan dasar dalam kehidupan baik individual maupun kolektif dalam bidang politik, ekonomi, hukum, sosial, budaya dan aspek kehidupan lainnya.

Diskriminasi gender adalah perlakuan yang berbeda yang tidak adil terhadap perempuan atau terhadap laki-laki saja.

Diskriminasi etnis adalah perlakuan yang berbeda yang tidak adil terhadap sekelompok etnis tertentu. Ancaman atau tindakan yang tidak memberikan kesempatan yang sama terhadap etnis atau memberikan keistimewaan perlakuan terhadap etnis tertentu.

Diskriminasi kelompok rentan lainnya adalah perlakuan yang berbeda yang tidak adil terhadap kelompok tertentu seperti para manula, anak-anak, orang miskin, penyandang cacat, dan pengidap penyakit tertentu misalnya ODHA.

I IVIIIII 1 432 5 876 9 10

VARIABEL IVKEBEBASAN DARI DISKRIMINASI

INDIKATOR:8. Aturan tertulis yang diskriminatif dalam hal gender, etnis, atau terhadap kelompok rentan lainnya

9. Tindakan atau pernyataan pejabat Pemerintah daerah yang diskriminatif dalam hal gender, etnis, atau terhadap kelompok rentan lainnya

10.Ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan oleh masyarakat karena alasan gender, etnis, atau terhadap kelompok rentan lainnya

8. Aturan tertulis yang diskriminatif dalam hal gender, etnis, atau terhadap kelompok rentan lainnya

9. Tindakan atau pernyataan pejabat Pemerintah daerah yang diskriminatif dalam hal gender, etnis, atau terhadap kelompok rentan lainnya

10.Ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan oleh masyarakat karena alasan gender, etnis, atau terhadap kelompok rentan lainnya

I IVIIIII 1 432 5 876 9 10

DATA REVIEW DOKUMEN 2016 = 0

Tidak ditemukan aturan tertulis yang diskriminatif

dalam hal gender, etnis, atau terhadap kelompok

rentan lainnya.

Tidak ditemukan aturan tertulis yang diskriminatif

dalam hal gender, etnis, atau terhadap kelompok

rentan lainnya. ??INDIKATOR 8

I IVIIIII 1 432 5 876 9 10

DATA REVIEW KORAN 2016 = 4

Selama tahun 2016 ditemukan 4 (empat) berita

adanya tindakan atau pernyataan pejabat

pemerintah daerah yang diskriminatif dalam hal

gender, etnis, atau kelompok rentan lainnya.

Selama tahun 2016 ditemukan 4 (empat) berita

adanya tindakan atau pernyataan pejabat

pemerintah daerah yang diskriminatif dalam hal

gender, etnis, atau kelompok rentan lainnya. ??

INDIKATOR 9

I IVIIIII 1 432 5 876 9 10

Pembongkaran Kios Diminta Tak Tebang Pilih

Suara Merdeka, 2 April 2016

PURWOKERTO - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyumas dituding melakukan kebijakan tebang pilih terkait dengan rencana membongkar puluhan bangunan kios di depan Makorem 071 Wijayakusuma, di Desa Sokaraja Kidul, Kecamatan Sokaraja. Perwakilan Paguyuban Pedagang depan Pabrik Keramik (P3K) Sokaraja Dermaji mengemukakan, pihaknya menolak model penertiban bangunan yang tebang pilih. Jika Pemkab konsisten menegakkan aturan, seharusnya pembongkaran dilakukan menyeluruh untuk semua bangunan di Kabupaten Banyumas yang melanggar izin baik izin mendirikan bangunan (IMB) maupun aturan lain. Menurutnya, pembongkaran harus dilakukan menyeluruh, tidak hanya kios milik satu pengembang saja. Kesannya hanya ditujukan ke satu pengembang. Kalau mau bongkar, ya semua, jangan tebang pilih, di situ ada puluhan kios lain, tapi kenapa hanya kios milik CV Setia Bangun Jaya saja? tegasnya, kemarin. Dia menilai, kesan yang muncul di masyarakat dan di media, Pemkab hanya mempermasalahkan bangunan kios milik CV Setia Bangun Jaya, milik pengembang Tenang Basuki. Sementara itu, kios lain juga dalam satu kompleks yang juga menyewa di lahan milik PT KAI, tidak ikut dipermasalahkan. Pak Tenang hanya punya 15 kios, masih ada 43 kios lainnya. Kenapa yang jadi masalah hanya 15 kios itu? Seharusnya semua dipermasalahkan, katanya. Dia mengemukakan, pemilik kios akan tetap mempertahankan bangunan, walaupun sudah ada surat pemberitahuan dan surat perintah pembongkaran mandiri. Iya suratnya ada semua, tapi pemilik tetap mempertahankan, menolak pembongkaran, tandasnya. Dia menyayangkan sikap Pemkab. Kalau bangunan kios tersebut dipersoalkan, semestinya sejak awal sebelum proses pembangunan fisik. Kepala Satpol PP Banyumas Imam Pamungkas, menegaskan, tidak ada istilah tebang pilih. Menurutnya, seluruh bangunan yang diketahui melanggar GSB tetap akan diambil tindakan tegas. Seluruh bangunan akan dibongkar, baik itu milik pengembang maupun milik warga yang melanggar. Semua juga sudah diberitahu. Total ada 58 bangunan, 15 di antaranya milik pengembang. Sisanya milik warga yang juga akan dibongkar, paparnya di tempat terpisah. Menurutnya, upaya pembongkaran tersebut ditempuh karena selama ini pemilik bangunan yang melanggar GSB dan GSS tidak mengindahkan peringatan Pemkab.

PURWOKERTO - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyumas dituding melakukan kebijakan tebang pilih terkait dengan rencana membongkar puluhan bangunan kios di depan Makorem 071 Wijayakusuma, di Desa Sokaraja Kidul, Kecamatan Sokaraja. Perwakilan Paguyuban Pedagang depan Pabrik Keramik (P3K) Sokaraja Dermaji mengemukakan, pihaknya menolak model penertiban bangunan yang tebang pilih. Jika Pemkab konsisten menegakkan aturan, seharusnya pembongkaran dilakukan menyeluruh untuk semua bangunan di Kabupaten Banyumas yang melanggar izin baik izin mendirikan bangunan (IMB) maupun aturan lain. Menurutnya, pembongkaran harus dilakukan menyeluruh, tidak hanya kios milik satu pengembang saja. Kesannya hanya ditujukan ke satu pengembang. Kalau mau bongkar, ya semua, jangan tebang pilih, di situ ada puluhan kios lain, tapi kenapa hanya kios milik CV Setia Bangun Jaya saja? tegasnya, kemarin. Dia menilai, kesan yang muncul di masyarakat dan di media, Pemkab hanya mempermasalahkan bangunan kios milik CV Setia Bangun Jaya, milik pengembang Tenang Basuki. Sementara itu, kios lain juga dalam satu kompleks yang juga menyewa di lahan milik PT KAI, tidak ikut dipermasalahkan. Pak Tenang hanya punya 15 kios, masih ada 43 kios lainnya. Kenapa yang jadi masalah hanya 15 kios itu? Seharusnya semua dipermasalahkan, katanya. Dia mengemukakan, pemilik kios akan tetap mempertahankan bangunan, walaupun sudah ada surat pemberitahuan dan surat perintah pembongkaran mandiri. Iya suratnya ada semua, tapi pemilik tetap mempertahankan, menolak pembongkaran, tandasnya. Dia menyayangkan sikap Pemkab. Kalau bangunan kios tersebut dipersoalkan, semestinya sejak awal sebelum proses pembangunan fisik. Kepala Satpol PP Banyumas Imam Pamungkas, menegaskan, tidak ada istilah tebang pilih. Menurutnya, seluruh bangunan yang diketahui melanggar GSB tetap akan diambil tindakan tegas. Seluruh bangunan akan dibongkar, baik itu milik pengembang maupun milik warga yang melanggar. Semua juga sudah diberitahu. Total ada 58 bangunan, 15 di antaranya milik pengembang. Sisanya milik warga yang juga akan dibongkar, paparnya di tempat terpisah. Menurutnya, upaya pembongkaran tersebut ditempuh karena selama ini pemilik bangunan yang melanggar GSB dan GSS tidak mengindahkan peringatan Pemkab.

INDIKATOR 9 (berita 1)

I IVIIIII 1 432 5 876 9 10

Komisi D Gagal Fasilitasi PGOT

Suara Merdeka, 8 April 2016

Komisi D DPRD Banyumas dinilai gagal menfasilitasi penyelesaian maslah PGOT yang tergusur akibat pemberlakukan Perda No 16 Tahun 2015 tentang Penanggulangan Penyakit Masyarakat (Pekat). Koordinator Paguyuban Pekerja Jalanan Banyumas (PPJB), Sapto Sugiarto mengaku kecewa atas sikap Komisi D DPRD tersebut. Pasalnya, janji untuk menggelar audiensi antara PPJB dengan Dinsosnakertras dan Satpol PP sejauh ini belum dipenuhi. Padahal itu sudah dijanjikan sejak beberapa bulan lalu. Dia mengatakan, batalnya beberapa kali agenda auidiensi yang dijanjikan Komisi D karena mereka sering dinas luar kota. Setiap ditanya selalu beralasan masih banyak kegiatan yang belum diselesaikan. Sapto berharap, DPRD Banyumas bisa segera menepati janji tersebut. Mengingat, audiensi tersebut dalam rangka mencari solusi dampak pelaksanakan Perda No 16 Tahun 2015.

Komisi D DPRD Banyumas dinilai gagal menfasilitasi penyelesaian maslah PGOT yang tergusur akibat pemberlakukan Perda No 16 Tahun 2015 tentang Penanggulangan Penyakit Masyarakat (Pekat). Koordinator Paguyuban Pekerja Jalanan Banyumas (PPJB), Sapto Sugiarto mengaku kecewa atas sikap Komisi D DPRD tersebut. Pasalnya, janji untuk menggelar audiensi antara PPJB dengan Dinsosnakertras dan Satpol PP sejauh ini belum dipenuhi. Padahal itu sudah dijanjikan sejak beberapa bulan lalu. Dia mengatakan, batalnya beberapa kali agenda auidiensi yang dijanjikan Komisi D karena mereka sering dinas luar kota. Setiap ditanya selalu beralasan masih banyak kegiatan yang belum diselesaikan. Sapto berharap, DPRD Banyumas bisa segera menepati janji tersebut. Mengingat, audiensi tersebut dalam rangka mencari solusi dampak pelaksanakan Perda No 16 Tahun 2015.

INDIKATOR 9 (berita 2 & 3)

800 Eks Gafatar Tuntut Pemerintah, Diperlakukan Diskriminatif

Suara Merdeka, 18 Oktober 2016

SOLO - Sebanyak 800 mantan anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) menuntut Pemprov Jateng, untuk merealisasikan janji mempedulikan nasib mereka. Sebab setelah dipulangkan dari Kalimantan ke tempat tinggal masingmasing, nasib 800 mantan anggota Gafatar itu tidak menentu. Sebagian besar selain sudah tidak punya tempat tinggal, dalam mengurus administrasi kependudukan sering dipersulit. Seperti saat mengurus KTP dan meminta surat pengantar tertulis dari ketua RT. Sebagian besar mereka tinggal di rumah kontrakan atau di rumah saudara, karena sudah tidak memiliki tempat tinggal. Soal perlakuan diskriminasi ini dikemukakan Dwi Adianto (32) mewakili para anggota Gafatar lainnya, yang tergabung dalam Forum Komunikasi Korban Pengusiran Petani Mandiri (FKKP2M) di Chees Resto, Manahan, Solo, Senin (17/10). 

SOLO - Sebanyak 800 mantan anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) menuntut Pemprov Jateng, untuk merealisasikan janji mempedulikan nasib mereka. Sebab setelah dipulangkan dari Kalimantan ke tempat tinggal masingmasing, nasib 800 mantan anggota Gafatar itu tidak menentu. Sebagian besar selain sudah tidak punya tempat tinggal, dalam mengurus administrasi kependudukan sering dipersulit. Seperti saat mengurus KTP dan meminta surat pengantar tertulis dari ketua RT. Sebagian besar mereka tinggal di rumah kontrakan atau di rumah saudara, karena sudah tidak memiliki tempat tinggal. Soal perlakuan diskriminasi ini dikemukakan Dwi Adianto (32) mewakili para anggota Gafatar lainnya, yang tergabung dalam Forum Komunikasi Korban Pengusiran Petani Mandiri (FKKP2M) di Chees Resto, Manahan, Solo, Senin (17/10). 

I IVIIIII 1 432 5 876 9 10

Kaum Difabel yang Menuntut Keadilan

Suara Merdeka, 19 Oktober 2016

BUDI Mulyo (47), memandu sekitar 30 rekan-rekannya yang semuanya kaum difabel Jepara untuk menuju lokasi diskusi bersama Suara Merdeka. Mereka memilih di Pantai Kartini agar ada suasana segar dan santai. Kalau di sini teman-teman bisa keluar dari rutinitas keseharian mereka yang selama ini lebih sering di dalam rumah, ungkap Budi Mulyo yang juga ketua Bina Akses Jepara. Sebagian besar mereka diantar kerabatnya. Sebagian lagi mengendarai kendaraan yang didesain khusus untuk memudahkan mereka. Budi Mulya, ketua Bina Akses Jepara mengakui, hanya sebagian kecil dari penyandang disabilitas di Jepara bisa mengkases informasi-informasi tentang hak mereka. Selain itu, banyak dari mereka yang mampu berkreasi dan bekerja keras, namun butuh banyak ruang, media, motivasi dan pendampingan. Budi Mulyo saat ini banyak di rumah, mengembangkan kreasi yang digelutinya dalam tiga tahun terakhir, membikin replika mobil-mobil bermerek menggunakan limbah kayu. Ia mengatakan, setelah penetapan UU No 8/2016 tentang Penyandang Disabilitas, ia berharap kondisi kaum difabel bisa lebih diperhatikan. Ada banyak persoalan yang mesti ditangani. Untuk persoalan olahraga, beberapa sudah tertangani baik dengan prestasi kaum difabel di Jepara yang membanggakan. Namun hak-hak dasar menyangkut hajat hidup, masih banyak yang mesti diperjuangkan. Banyak dari mereka yang masih buta huruf misalnya, mesti segera ditangani. Pemkab bisa memulai dengan pendataan yang valid melalui desa, lalu diterjemahkan ke dalam kebijakan. Kalau memang sudah memungkinkan membikin peraturan daerah, segera dilakukan kajian dan suara kami diakomodasi. Kami siap mendukung. Mumpung ini momentum menjelang pilkada, bisa menjadi komitmen calon kepala daerah, ungkap Budi Mulyo. 

BUDI Mulyo (47), memandu sekitar 30 rekan-rekannya yang semuanya kaum difabel Jepara untuk menuju lokasi diskusi bersama Suara Merdeka. Mereka memilih di Pantai Kartini agar ada suasana segar dan santai. Kalau di sini teman-teman bisa keluar dari rutinitas keseharian mereka yang selama ini lebih sering di dalam rumah, ungkap Budi Mulyo yang juga ketua Bina Akses Jepara. Sebagian besar mereka diantar kerabatnya. Sebagian lagi mengendarai kendaraan yang didesain khusus untuk memudahkan mereka. Budi Mulya, ketua Bina Akses Jepara mengakui, hanya sebagian kecil dari penyandang disabilitas di Jepara bisa mengkases informasi-informasi tentang hak mereka. Selain itu, banyak dari mereka yang mampu berkreasi dan bekerja keras, namun butuh banyak ruang, media, motivasi dan pendampingan. Budi Mulyo saat ini banyak di rumah, mengembangkan kreasi yang digelutinya dalam tiga tahun terakhir, membikin replika mobil-mobil bermerek menggunakan limbah kayu. Ia mengatakan, setelah penetapan UU No 8/2016 tentang Penyandang Disabilitas, ia berharap kondisi kaum difabel bisa lebih diperhatikan. Ada banyak persoalan yang mesti ditangani. Untuk persoalan olahraga, beberapa sudah tertangani baik dengan prestasi kaum difabel di Jepara yang membanggakan. Namun hak-hak dasar menyangkut hajat hidup, masih banyak yang mesti diperjuangkan. Banyak dari mereka yang masih buta huruf misalnya, mesti segera ditangani. Pemkab bisa memulai dengan pendataan yang valid melalui desa, lalu diterjemahkan ke dalam kebijakan. Kalau memang sudah memungkinkan membikin peraturan daerah, segera dilakukan kajian dan suara kami diakomodasi. Kami siap mendukung. Mumpung ini momentum menjelang pilkada, bisa menjadi komitmen calon kepala daerah, ungkap Budi Mulyo. 

INDIKATOR 9 (berita 4)

I IVIIIII 1 432 5 876 9 10

DATA REVIEW KORAN 2016 = 1

Selama tahun 2016 ditemukan 1 (satu) berita

adanya ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan

oleh masyarakat karena alasan gender, etnis, atau

terhadap kelompok rentan lainnya.

Selama tahun 2016 ditemukan 1 (satu) berita

adanya ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan

oleh masyarakat karena alasan gender, etnis, atau

terhadap kelompok rentan lainnya. ??

INDIKATOR 10

I IVIIIII 1 432 5 876 9 10

Polisi dan TNI Copot Spanduk Antiasing

Suara Merdeka, 17 Desember 2016

MUNTILAN - Puluhan personel tentara dan polisi bersenjata lengkap mencopoti sembilan spanduk anti asing dan aseng di Kota Muntilan, Jumat siang. Spanduk-spanduk tersebut dicopot karena dinilai provokatif dan memecah belah masyarakat. Spanduk yang dipasang Gerakan Pribumi Berdaulat Magelang Raya ini berisi ajakan untuk tidak belanja di toko milik warga keturunan asing. Di antaranya berbunyi Gerakan Belanja di Toko Pribumi, Lawan Penjajahan Asing dan Aseng.

MUNTILAN - Puluhan personel tentara dan polisi bersenjata lengkap mencopoti sembilan spanduk anti asing dan aseng di Kota Muntilan, Jumat siang. Spanduk-spanduk tersebut dicopot karena dinilai provokatif dan memecah belah masyarakat. Spanduk yang dipasang Gerakan Pribumi Berdaulat Magelang Raya ini berisi ajakan untuk tidak belanja di toko milik warga keturunan asing. Di antaranya berbunyi Gerakan Belanja di Toko Pribumi, Lawan Penjajahan Asing dan Aseng.

INDIKATOR 10 (berita 1)

We are Together for Democracy

TERIMA KASIH

Jl. Pahlawan No. 6 Semarang

(024) 8412802, 8412804, 8412805 @bpsprovjateng

@bpsprovjateng

[email protected]

(024) 8311195