FMEA
-
Upload
ryan-triantoro -
Category
Documents
-
view
136 -
download
7
description
Transcript of FMEA
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
2.1 Keterangan Produk
2.1.1 Deskripsi ProdukProduk yang kami uji adalah produk penyedot debu vakum (Vacuum
Cleaner). Vacuum Cleaner adalah alat untuk membersihkan kotoran kering seperti
debu dari berbagai permukaan rumah tangga sehari-hari. Prinsip dasar produk ini
berupa dinamo pemutar kincir untuk membuat aliran angin yang membuat ruang
vakum parsial sehingga dapat menyedot debu dan kotoran kering. Debu-debu dan
kotoran yang tersedot akan tertampung dalam kantung debu untuk dikumpulkan dan
dibuang setelah penuh.
Ada berbagai macam Vacuum Cleaner tergantung jenis dan ukurannya. Ada
yang berukuran kecil dan dioperasikan dengan baterai hingga berukuran besar untuk
membersihkan tanah dari tanah yang terkontaminasi tumpahan kimia berukuran
banyak.
Sejarah dibuatnya vacuum cleaner adalah saat Daniel Hess membuat pembersih
karpet tahun 1860 dimana ada sikat yang dapat berputar untuk membersihkan kotoran
seperti sapu, namun ada sistem penyedot debu di atasnya. Barulah pada 1968, Ives
McGaffey, membuat vacuum cleaner dengan sistem vacuum, namun harus diputar
secara manual untuk membuat efek “kincir angin” yang menyedot kotoran. Melville
Biselle membuat vacuum cleaner dengan teknologi tekan untuk membuat efek kincir
angin.
John S. Thurman menggunakan sistem penyedot udara berbahan bakar untuk
menyedot aliran udara, tetapi belum ada sistem penampungan debu. Barulah, Hoover
menemukan vacuum cleaner portabel dan menjadi perusahaan termaju saat itu. Pada
awal abad 21, barulah ditemukan vacuum cleaner autonomous yang diprogram untuk
berjalan sendiri.
Produk vacuum cleaner yang kami pilih adalah vacuum cleaner bertenagakan listrik
dan portabel sederhana. Secara umum, listrik akan menggerakkan dinamo untuk
membuat aliran angin dan menyedot debu sehingga akan ditampung pada kantung
debu ini. Kekuatannya pun tidak terlalu kencang dan cukup untuk membersihkan
perabotan rumah tangga.
Nama : Vacuum Cleaner
Merk : Direct VC993
Performa :
Spesifikasi :
2.1.2 Identifikasi Fungsi Produk
2.1.3 Dimensi Kualitas Produk1. Performance
Performa dari vacuum cleaner adalah fitur yang paling penting dari produk ini.
Produk ini mampu untuk membersihkan debu yang menempel pada perkakas-
perkakas kecil di rumah tangga. Kekuatan sedot dari alat ini tidaklah terlalu baik
karena kapasitas mesin yang digunakan tidaklah besar. Besar kincir dan putaran per
menit juga menentukan kekuatannya. Namun, dengan harga yang disandingkan, alat
ini sudah cukup mumpuni untuk penggunaaan di ruangan-ruangan yang cukup kecil.
Barang-barang seperti buku dan perabotan kecil yang tidak terlalu kotor dapat disedot
dengan bersih. Namun, untuk membersihkan debu yang telah menempel lama atau
bercampur dengan cairan sehingga berkerak, produk ini tidak akan mampu
melakukannya.
2. Reliability
Vacuum cleaner Direct dapat cukup diandalkan untuk membersihkan produk-produk
kecil dan tidaklah terlalu kotor. Apabila ingin digunakan untuk dibawa ke suatu
ruangan kecil yang tidak terlalu kotor, alat ini sudah cukup untuk membersihkan.
Untuk penggunaan pada tempat yang sulit diraih, dapat digunakan pemanjang yang
cukup kecil untuk meraihnya dan ada ujung sikat juga untuk membersihkan benda
yang sedikit membandel. Kapasitas dari kantung debu pun terbatas dan tidak akan
mampu untuk membersihkan kotoran-kotoran yang berukuran besar.
3. Durability
Sebagai produk buatan Jepang, produk ini tidak mempunyai durabilitas yang baik.
Material yang digunakan adalah plastik yang tidak terlalu tebal sehingga mudah
rusak. Penggunaan mesin juga tidak terlalu terlindungi dengan baik sehingga tidak
akan tahan untuk penggunaan berlanjut.
4. Features
Fitur-fitur yang terdapat pada produk ini adalah penggunaan penambah panjang
untuk meraih tempat yang tidak bisa dijangkau tangan. Fitur ini dapat dipasang
dengan mudah seperti lego dimana dapat ditumpuk menjadi satu kesatuan panjang.
Ada pemanjang yang memiliki sikat untuk membantu membersihkan dengan
menyikat sehingga debu berjatuhan dan tersedot dengan mudah.
5. Serviceablity
Produk ini tidak memiliki jaminan servis karena tidak ada toko yang menjual resmi
produk dan hanya ada reseller di Indonesia. Produk ini apabila rusak harus diservis
ke toko elektronik umum dan diperbaiki secara tidak resmi.
6. Conformance to Standards
Produk ini dibuat tidak memenuhi standar karena tidak ada segel standar yang
tercantum pada produk. Produk ini dibuat dengan sistem produksi yang tidak terlalu
baik, apabila dilihat dari material dan kualitasnya. Perusahaan pembuat produk ini
pun sulit ditemukan, bahkan di Internet.
7. Aesthetics
Desain dari produk ini lumayan baik dimana cukup minimalis dan tidak terlalu
menonjol. Pemakaian warna pun cukup baik seperti produk rumah tangga pada
umumnya. Fitur-fitur pemanjang yang digunakan pun tidaklah mengganggu
penampilan.
8. Perceived Quality
Perusahaan ini tidak diketahui konsumen karena sulit ditemukan. Konsumen tidak
akan mengetahui secara banyak tentang kualitas dan mengetahui berdasarkan
pengalaman pribadi ataupun orang lain.
2.1.4 Definisi Failure Mode, Failure Effect, Failure Cause
2.2 Identifikasi CTQ dan Failure Mode
CTQ digunakan untuk menguraikan kebutuhan pelanggan yang luas menjadi persyaratan yang
bisa diukur dalam proses produksi. CTQ ini sangatlah vital perannya yakni sebagai parameter
kualitas produk yang akan dibuat. CTQ juga berperan sebagai karakteristik terukur sebagai kunci
dari suatu produk/proses yang kinerjanya terstandar atau batas spesifikasi yang harus dipenuhi
untuk memuaskan pelanggan. Maka dari itu CTQ ini tidak dapat dikesampingkan dari proses
perancangan produk,agar hasil produk jadi dapat memenuhi kebutuhan pelanggan dengan baik.
1. Tabel CTQ
No Nama Part Faktor Kritis Kelompok Faktor1 Kabel Pemilihan material
konduktor Pemilihan material plastik
isolator
MaterialDesain Part
2 Kipas Putih
Dimensi kipas Desain kipas Pemilihan material kipas
Proses Desain partMaterial part
3 Dinamo Utama
Pemilihan material coil Pemilihan material tembaga
sebagai konduktor Desain dinamo
ProsesDesain partMaterial penyusun
dinamo4 Kipas Hitam Dimensi Kipas
Material plastic penyusun kipas
Arah pemasangan kipas
ProsesDesain partMaterial part
5 Karet Material penyusun Dimensi karet
Desain partMaterial part
6 Saringan Material penyusun Dimensi Saringan Kekuatan material
Material partProsesDesain part
7 Cover Material penyusun Kekuatan material
penyusun Desain cover
Desain partProsesMaterial part
2. Tabel Failure Mode
No Nama Komponen Failure Mode
1 Kabel Kabel Putus Kabel Overheat
2 Karet Deformasi bentuk karet
3 Kipas Putih Tidak ada aliran angin yang terjadi
4 Kipas Hitam Arah aliran angin tidak tepat
5 Saklar Saklar dol Ketidakjelasan posisi saklar on/off
6 Dinamo Utama Dinamo tidak bisa berputar Dinamo overheat
7 Cover
Suaian cover dengan corong tidak pas Ketidaknyamanan saat penggunaan Aliran angin tidak efektif Mesin panas
8Corong
Konsentrator Suaian cover dengan corong tidak pas
9 Katup Katup tidak tertutup kembali secara otomatis
10 Saringan Kebocoran Saringan
11 Extender Extender bocor Suaian extender tidak pas Bulu sikat pada extender rontok
2.3 Failure Cause dan Failure Effect
No Lokasi Kritis Failure Mode Failure Effect Failure Cause
1 Kabel
Kabel putus Mesin tidak dapat menyala Pemilihan bahan insulator dan ketebalannya
Kabel overheat Kabel hangusPemilihan material konduktor
2 Kipas Putih Tidak ada aliran anginVacuum Cleaner tidak bisa menghisap debu
Desain kipas putih tidak optimal
Kepresisian kipas putih dengan dinamo
3 Kipas Hitam Arah aliran angin salahVacuum Cleaner justru mengeluarkan angin
Arah pemasangan kipas hitam terbalik
Kepresisian kipas hitam dengan putih
4 Saklar
Saklar dol Posisi on/off tidak bisa disetSuaian saklar tidak pas
Kekuatan material saklar
Posisi on/off tidak jelasSalah menggerakan saklar saat menyalakan/mematikan mesin
Tidak ada penanda on-off pada saklar
Bentuk saklar yang aneh
5 Dinamo UtamaDinamo tidak berputar Mesin tidak berjalan
Kumparan kurang banyak
Konduktivitas kumparan
Dinamo overheat Mesin meledak/hangus Pemilihan material coil
Desain cover tidak sesuai dengan dinamo
Suaian Cover tidak PasCover terlepas dari corong dengan mudah Kepresisian suaian pengait
Handle pada cover tidak ergonomis Ketidaknyamanan Penggunaan
Grip tidak sesuai konsep ergonomi
Angin yang terkumpul dalam cover merusak mesin
Desain saluran pembuangan angin tidak baik
Mesin panas karena tidak ada pertukaran udara Pemilihan bahan dari cover
7 Corong Konsentrator Suaian corong tidak pasCorong terlepas dari cover dengan mudah Kepresisian suaian pengait
8 KatupKatup tidak tertutup kembali secara otomatis
Kotoran yang terhisap keluar lagi saat angin dimatikan
Fastener tidak terpasang dengan baik
Kualitas jahitan
Kekuatan bahan
Besar pori-pori saingan
10 Extender
Kekuatan material extender
Ketebalan selongsong extender
desain ( toleransi )
Sikat extender rontokTidak bisa membersihkan karpet dengan baik Kekuatan perekat
2.4 Analisis FTA
2.4.1 Metode Pengerjaan FTA
FTA adalah Fault Tree Analysis tools yang digunakan untuk menganalisis kejadian-
kejadian yang memungkinkan pada kejadian yang tidaj diinginkan. FTA dibuat
berdasarkan dua cara yaitu sintesis dan analisis. Proses sintesis mencakup proses
menentukan event-event yang dipandang tidak memenuhi tujuan sistem, memisahkan
event tersebut ke dalam suatu kelompok-kelompok, dan menentukan event yang terkait
dengan event dalam tiap kelompok. Langkah berikutnya adalah analisis yang mencakup
memilih salah satu head event yang akan dicegah, menentukan event primer dan
sekunder yang menjadi sebab terjadinya event, menentukan hubungan and dan or,
menentukan analisis untuk setiap event pada langkah dan 2 dan 3. Langkah-langkah ini
yang menjadi panduan untuk membuat FTA pada produk vacuum cleaner.
Pada produk vacuum cleaner yang dianalisis, untuk membuat fault tree analysis langkah
pertama adalah menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan seperti milimeter blok, sticky
notes, pulpen. Setelah terkumpul adalah brainstorming dengan anggota kelompok
kejadian-kejadian apa yang berpotensi komponen pada vacuum cleaner tidak berjalan
semestinya seperti dinamo rusak, kipas yang tidak berjalan, saringan debu yang sobek
sehingga menyebabkan lolosnya debu dari vacuum cleaner dan penyebab lainnya. Setelah
itu langkah yang dilakukan adalah mengelompokkan kejadian yang telah diperkirakan.
Kelompok-kelompok tersebut terdiri dari mesin vacuum cleaner yang mengeluarkan bau
hangus, vacuum cleaner yang tidak dapat menghasilkan angin sedotan, vacuum cleaner
yang tidak dapat menampung debu sehingga debu dari hasil penyedotan keluar lagi dan
kembali ke karpet, dan kelompok kejadian terkahir adalah mesin penghasil angin yang
tidak dapat menyala. Setelah semua pengelompokkan dilakukan ditentukan head event
dari kejadian-kejadian yang telah diperkirakan.
2.4.1 Penjabaran Tabel FTA
2.5 Analisis FMEA
2.5.1 Metode Pengerjaan FMEA
Failure Modes and Effect Analysis (FMEA) adalah alat alat analisis dengan metode
pendekatan induktif analisis kegagalan dengan pendekatan bottom-up. FMEA dilakukan
untuk mengidentifikasi kegagalan berdasarkan pengalaman masa lalu produk dan jasa
yang sejenis atau berdasarkan logika umum akan kegagalan. Hal ini banyak digunakan
dalam divisi pengembangan dan manufaktur di berbagai tahapan dari siklus hidup
produk. Efek analisis mengacu pada mempelajari konsekuensi dari kegagalan pada
tingkat sistem yang berbeda.
Analisis fungsional diperlukan sebagai masukan untuk menentukan mode kegagalan yang
benar. Sebuah FMEA juga digunakan untuk mitigasi terstruktur untuk mengurangi risiko
dari efek keparahan atau probabilitas kegagalan atau keduanya. Probabilitas kegagalan
dapat dikurangi dengan memahami mekanisme kegagalan dan mengurangi atau
menghilangkan penyebab dan mekanisme yang dapat menyebabkan kegagalan. Oleh
karena itu juga penting untuk menyertakan informasi mengenai penyebab kegagalan.
Kegagalan mode dan analisis efek (FMEA) adalah pendekatan langkah-demi-langkah
untuk mengidentifikasi semua kemungkinan kegagalan dalam desain, proses produksi,
atau produk dan layanan. "Modus Kegagalan" berarti cara-cara, atau mode, di mana
sesuatu yang mungkin gagal. Kegagalan adalah kesalahan atau cacat, terutama yang
mempengaruhi pelanggan, dan dapat potensial atau aktual. "Efek analisis" mengacu pada
mempelajari konsekuensi dari kegagalan.
Kegagalan diprioritaskan sesuai dengan seberapa serius konsekuensi mereka, seberapa
sering mereka terjadi dan bagaimana mereka dengan mudah dapat dideteksi. Ketiganya
akan menghasilkan angka prioritas kegagalan (RPN). Angka RPN tersebut menunjukkan
tindakan apa yang perlu dilakukan untuk mengurangi probabilitas kegagalan per
komponennya.
Langkah-langkah melakukan FMEA
• Buat diagram (FTA, atau diagram alir proses)
• Tentukan prioritas (part mana yang kritis/penting)
• Pengumpulan data (kegagalan dan kategorisasinya)
• Analisis (data > informasi > knowledge > Keputusan), gunakan teknik-teknik
brainstorming, analisis sebab-akibat, QFD, perancangan eksperimen, SPC
(histogram, pareto, control chart), pemodelan matematis
• Penyampaian hasil
• Konfirmasi: evaluasi apakah lebih baik/buruk/sama, lakukan pengukuran-
pengukuran
2.5.2 Identifikasi Item pada FMEA
2.5.3 Tingkat Severity
Tabel pertimbangan tingkat severity
Rating Description Definition (Severity of Effect)
1 Tidak ada dampak Tidak ada pengaruh
2 Sangat sedikit Sangat ringan (konsumen tidak merasakan pengaruh)
3 Sedikit Ringan (konsumen merasakan sedikit pengaruh)
4 Ringan Minor (konsumen merasakan gangguan minor)
5 Sedang Moderat (konsumen merasakan sedikit ketidak-puasan)
6 Berdampak Signifikan (konsumen merasakan ketidak-nyamanan dan ada part pendukung yang tidak dapat dioperasikan)
7 Dampak tinggi Major (konsumen merasa tidak puas, sub-sistem tidak dapat dioperasikan)
8 Dampak sangat tinggi Ekstrim (konsumen sangat tidak puas, sistem tidak dapat dioperasikan)
9 Dampak ekstrim Serius (memiliki potensi untuk membahayakan)
10 Dampak maksimum Membahayakan (berpengaruh yang membahayakan pengguna)
Tabel nilai severity masing-masing item dan penjelasan
NoLokasi Kritis
Failure Mode Failure Effect Failure CauseNilai
SeverityKeterangan
1 Kabel
Kabel putus Mesin tidak dapat menyala, hubungan
pendek
Pemilihan bahan insulator dan ketebalannya 10
Pemilihan bahan insulator dan ketebalannya
Kabel overheat Kabel hangusPemilihan material
konduktor 9Pemilihan material
konduktor
2 Kipas PutihTidak ada aliran
angin
Vacuum Cleaner tidak bisa menghisap
debu
Desain kipas putih tidak optimal 5
Desain kipas putih tidak optimal
Kepresisian kipas putih dengan
dinamo 4Kepresisian kipas
putih dengan dinamo
3 Kipas HitamArah aliran angin
salah
Vacuum Cleaner justru mengeluarkan
angin
Arah pemasangan kipas hitam terbalik 5
Arah pemasangan kipas hitam terbalik
Kepresisian kipas hitam dengan putih 3
Kepresisian kipas hitam dengan putih
4 Saklar
Saklar dolPosisi on/off tidak
bisa diset
Suaian saklar tidak pas 3
Suaian saklar tidak pas
Kekuatan material saklar 4
Kekuatan material saklar
Posisi on/off tidak jelas
Salah menggerakan saklar saat
menyalakan/mematikan mesin
Tidak ada penanda on-off pada saklar 2
Tidak ada penanda on-off pada saklar
Bentuk saklar yang aneh 2
Bentuk saklar yang aneh
5 Dinamo Utama
Dinamo tidak berputar
Mesin tidak berjalan Kumparan kurang banyak 1
Kumparan kurang banyak
Konduktivitas kumparan
2 Konduktivitas kumparan
Dinamo overheatMesin
meledak/hangus
Pemilihan material coil 10
Pemilihan material coil
Desain cover tidak sesuai dengan
dinamo 7Desain cover tidak
sesuai dengan dinamo
6 Cover Merah
Suaian Cover tidak Pas
Cover terlepas dari corong dengan
mudahKepresisian suaian
pengait 4Kepresisian suaian
pengaitHandle pada cover tidak ergonomis
Ketidaknyamanan Penggunaan
Grip tidak sesuai konsep ergonomi 3
Grip tidak sesuai konsep ergonomi
Aliran angin dalam mesin tidak efektif
Angin yang terkumpul dalam cover merusak
mesin
Desain saluran pembuangan angin
tidak baik 7
Desain saluran pembuangan angin
tidak baikMesin panas karena tidak ada pertukaran
udaraPemilihan bahan
dari cover 5Pemilihan bahan dari
cover
7Corong
KonsentratorSuaian corong
tidak pasCorong terlepas dari cover dengan mudah
Kepresisian suaian pengait 3
Kepresisian suaian pengait
8 Katup
Katup tidak tertutup kembali secara otomatis
Kotoran yang terhisap keluar lagi
saat angin dimatikan
Fastener tidak terpasang dengan
baik 5
Fastener tidak terpasang dengan
baik
9 Saringan ;'Kotoran tidak
tersaring di vacuum cleaner
Kualitas jahitan 4 Kualitas jahitanKekuatan bahan 3 Kekuatan bahanBesar pori-pori
saingan 1Besar pori-pori
saingan
10 ExtenderExtender bocor
Kotoran yang terhisap keluar lagi lewat bagian bocor
dari pipa
Kekuatan material extender 2
Kekuatan material extender
Ketebalan selongsong
extender 4Ketebalan selongsong
extenderSuaian extender Extender tidak bisa Kepresisian saat 1 Kepresisian saat
tidak pas dipasangproses desain ( toleransi )
proses desain ( toleransi )
Sikat extender rontok
Tidak bisa membersihkan
karpet dengan baik Kekuatan perekat 3 Kekuatan perekat
2.5.4 Tingkat Occurrence
Tabel perhitungan tingkat Occurance
Tabel nilai occurance masing-masing item dan penjelasan
Peringkat Occurance
Keterjadian Kriteria
1Hampir tidak mungkkin Data historis tidak menunjukan
2 Kecil kemungkinannya Sangat jarang terjadi3 Sangat jarang Sangat sedikit terjadi4 Jarang Sedikit terjadi5 Rendah Kadang-kadang terjadi6 Sedang Sejumlah tertentu/moderat terjadi7 Sedang-tinggi Agak sering terjadi8 Tinggi Seringkali terjadi9 Sangat tinggi Sangat sering terjadi10 Hampir pasti Hampir dapat dipastikan terjadi
Nama Komponen
Failure Mode Failure Effect Failure CauseNilai
OccuranceKeterangan
Kabel
Kabel putus Mesin tidak dapat menyala Pemilihan bahan insulator dan ketebalannya 4
Kabel overheat Kabel hangusPemilihan material konduktor 3
Kipas PutihTidak ada aliran angin
Vacuum Cleaner tidak bisa menghisap debu
Desain kipas putih tidak optimal
5
Kepresisian kipas putih dengan dinamo
Kipas HitamArah aliran angin salah
Vacuum Cleaner justru mengeluarkan angin
Arah pemasangan kipas hitam terbalik
2 Kepresisian kipas hitam dengan putih
Saklar
Saklar dolPosisi on/off tidak bisa diset
Suaian saklar tidak pas
5 Kekuatan material saklar
Posisi on/off tidak jelas
Salah menggerakan saklar saat menyalakan/mematikan mesin
Tidak ada penanda on-off pada saklar
4 Bentuk saklar yang aneh
Dinamo Utama
Dinamo tidak berputar
Mesin tidak berjalan
Kumparan kurang banyak
4 Konduktivitas kumparan
Dinamo overheat Mesin meledak/hangus
Pemilihan material coil
5
Desain cover tidak sesuai dengan dinamo
Cover Merah Suaian Cover tidak Pas
Cover terlepas dari corong dengan mudah
Kepresisian suaian pengait 3
Handle pada cover tidak ergonomis
Ketidaknyamanan Penggunaan
Grip tidak sesuai konsep ergonomi
6
Aliran angin dalam mesin tidak efektif
Angin yang terkumpul dalam cover merusak mesin
Desain saluran pembuangan angin tidak baik
4 Mesin panas karena tidak ada pertukaran udara
Pemilihan bahan dari cover
Corong Konsentrator
Suaian corong tidak pas
Corong terlepas dari cover dengan mudah
Kepresisian suaian pengait 3
Katup
Katup tidak tertutup kembali secara otomatis
Kotoran yang terhisap keluar lagi saat angin dimatikan
Fastener tidak terpasang dengan baik 2
Saringan Saringan bocorKotoran tidak tersaring di vacuum cleaner
Kualitas jahitan
4
Kekuatan bahanBesar pori-pori saingan
Extender
Extender bocorKotoran yang terhisap keluar lagi lewat bagian bocor dari pipa
Kekuatan material extender
3 Ketebalan selongsong extender
Suaian extender tidak pas
Extender tidak bisa dipasang
Kepresisian saat proses desain ( toleransi ) 3
Sikat extender rontok
Tidak bisa membersihkan karpet dengan baik Kekuatan perekat 5
2.5.5 Metode dan Tingkat Detection
Tabel Pertimbangan Tingkat Detection
Peringkat Keterjadian Kriteria
Detection1 Hampir pasti Ada metode yang paling efektif2 Sangat tinggi Ada metode yang sangat tinggi efektifitasnya3 Tinggi Ada metode yang sangat efektif4 Sedang tinggi Ada metode yang sedang-tinggi5 Sedang tinggi Ada metode yang sedang efektifitasnya6 Rendah Ada metode yang rendah efektifitasnya7 Sedikit Ada metode yang sangat rendah efektifitasnya8 Sangat sedikit Metoda yang paling rendah efektifitasnya9 Jarang Dengan teknik yang belum proven10 Hampir tidak mungkin Tidak ada teknik design yang diketahui
Metode detection masing-masing item
Nama Komponen
Failure Mode Failure Effect Failure CauseNilai
DetectionMetode
Detection
Kabel
Kabel putus Mesin tidak dapat menyala Pemilihan bahan insulator dan ketebalannya 3
Menggunakan tespen digital
Kabel overheat Kabel hangusPemilihan material konduktor 5
Melalui indra penciuman
Kipas Putih Tidak ada aliran anginVacuum Cleaner tidak bisa menghisap debu
Desain kipas putih tidak optimal
3
Melalui indra peraba (tangan)
Kepresisian kipas putih dengan dinamo
Kipas Hitam Arah aliran angin salahVacuum Cleaner justru mengeluarkan angin
Arah pemasangan kipas hitam terbalik
4
Melalui indra peraba
Kepresisian kipas hitam dengan putih
Saklar Saklar dol Posisi on/off tidak bisa disetSuaian saklar tidak pas
6
Dicoba untuk dinyalakan
Kekuatan material
saklar
Posisi on/off tidak jelasSalah menggerakan saklar saat menyalakan/mematikan mesin
Tidak ada penanda on-off pada saklar
6
Dicoba untuk dinyalakan
Bentuk saklar yang aneh
Dinamo Utama
Dinamo tidak berputar Mesin tidak berjalan
Kumparan kurang banyak
4
Didengar bunyi dinamo
Konduktivitas kumparan
Dinamo overheat Mesin meledak/hangus
Pemilihan material coil
6
Melalui indra penciuman dan indra perabaDesain cover tidak
sesuai dengan dinamo
Cover Merah
Suaian Cover tidak PasCover terlepas dari corong dengan mudah
Kepresisian suaian pengait 5
Melalui indra penglihatan dan dicoba untuk dipasang
Handle pada cover tidak ergonomis
Ketidaknyamanan Penggunaan
Grip tidak sesuai konsep ergonomi 6
Dicoba oleh pengguna
Aliran angin dalam mesin tidak efektif
Angin yang terkumpul dalam cover merusak mesin
Desain saluran pembuangan angin tidak baik
6
Indra Peraba
Mesin panas karena tidak ada pertukaran udara
Pemilihan bahan dari cover
Corong Konsentrator Suaian corong tidak pas
Corong terlepas dari cover dengan mudah
Kepresisian suaian pengait 4
Melihat sesuaian dan dicoba untuk dipasang
Katup
Katup tidak tertutup kembali secara otomatis
Kotoran yang terhisap keluar lagi saat angin dimatikan
Fastener tidak terpasang dengan baik 4
Dilihat
Saringan Saringan bocorKotoran tidak tersaring di vacuum cleaner
Kualitas jahitan
4
DilihatKekuatan bahanBesar pori-pori
saingan
Extender
Extender bocorKotoran yang terhisap keluar lagi lewat bagian bocor dari pipa
Kekuatan material extender
4
Dilihat
Ketebalan selongsong extender
Suaian extender tidak pas
Extender tidak bisa dipasang
Kepresisian saat proses desain ( toleransi ) 5
Pemasangan dan pelepasan
Sikat extender rontokTidak bisa membersihkan karpet dengan baik Kekuatan perekat 7
Dicoba digesekkan
BAB III
HASIL PENELITIAN
3.1. Analisis Prioritas
3.2. Estimasi Nilai Severity, Occurrence dan Detection setelah Perbaikan
3.3. Strategi Perbaikan Produk