Fluorosis.doc
-
Upload
sirdebordes -
Category
Documents
-
view
238 -
download
0
Transcript of Fluorosis.doc
-
7/27/2019 Fluorosis.doc
1/5
Fluorosis Gigi
6 Komentar
9
0
Rate This
Fluorosis dapat terjadi pada gigi dan tulang. Fluorosis gigi adalah salah satu gejala yang muncul
apabila seseorang mendapat asupan fluor secara berlebih. Fluorosis gigi merupakan indikasi
yang jelas dari kelebihan fluor pada masa kanakkanak ketika mineralisasi sedag berlangsungdan efek ini tidak tampak jika kelebihan fluor terjadi ketika gigi sudah tumbuh
sepenuhnya. Fluorosis gigi dapat kita definisikan sebagai kerusakan enamel secara kualitatif
yang merupakan hasil dari peningkatan konsentrasi fluor di sekitar ameloblast selamapembentukan enamel gigi. Fluorosis gigi dapat menyebabkan perubahan warna gigi menjaditidak putih lagi sebagaimana gigi yang sehat, akan tetapi menjadi pucat dan buram. Pada
fluorosis yang lebih berat, selain warnanya lebih gelap, enamel gigi menjadi rapuh. Fluorosis
gigi disebut juga dengan mottled enamel.
http://dentistrymolar.wordpress.com/2012/02/08/fluorosis-gigi/#commentshttp://dentistrymolar.wordpress.com/2012/02/08/fluorosis-gigi/#commentshttp://dentistrymolar.wordpress.com/2012/02/08/fluorosis-gigi/dental-fluorosis-1/http://dentistrymolar.wordpress.com/2012/02/08/fluorosis-gigi/#comments -
7/27/2019 Fluorosis.doc
2/5
Apalagi kita membandingkan enamel pada gigi anak yang sehat dengan enamel pada gigi anak
yang mengalami fluorosis maka secara histologi pada enamel yang mengalami fluorosis akan
didapati hal-hal sebagai berikut:
Berkurangnya jumlah sel-sel ameloblast (hipoplasia) yang mengganggu pembentukandari matriks sehingga menyebabkan terjadinya lobang-lobang kecil,
Terjadi pengurangan deposit-deposit mineral (hipokalsifikasi) dan disertai denganperkembangan (maturasi) gigi sehingga menyebabkan warna seperti kapur.
Fluorosis telah tersebar secara endemik di 25 negara, dengan perkiraan penduduk yang terkena
sebanyak sepuluh juta. Fluorosis banyak dijumpai di India, Mexico, dan Cina (terutama bagian
tengah dan barat). Pada tahun 1993, diketahui bahwa 15 dari 32 negara bagian Indiadiidentifikasikan mengalami fluorosis endemik. Bahkan dari data statistik tahun 2002, lebih dari
enam juta penduduknya menderita fluorosis dengan tingkatan serius dan 62 juta orang lainnya
berpeluang terkena fluorosis.
Di Indonesia sendiri belum banyak dilakukan penelitian yang mengungkapkan berapa banyakpenduduk kita yang menderita fluorosis, tetapi ada satu penelitian yang menemukan kasus
fluorosis gigi pada anak-anak Sekolah Dasar di Desa Ciater, Kabupaten Subang. Angka CFIyang diperoleh adalah sebesar 0,48. Fluorosis tidak dapat diobati, namun pengaruh buruknya
dapat ditekan kalau penyakitnya dapat didiagnosis lebih awal.
Etiologi Fluorosis
Ada beberapa etiologi fluorosis gigi, yakni :
Fluorosis air minumLaporan terbaru dari Australia, Amerika, dan beberapa negara berkembang lainnya menyatakan
bahwa terjadi kecenderungan bertambahnya jumlah dan tingkatan fluorosis gigi pada daerahyang menggunakan fluoriadasi pada air minumnya. Di Amerika sistem fluoridasi telah diterima
sejak tahun 1945 sebagai anak di Amerika Serikat yang tidak memiliki satu kavitas pun setelah
dewasa, tetapi jumlah anak yang memiliki bintik-bintik putih sampai kecokelatan di permukaangiginya semakin meningkat.
Pemberian suplemen yang mengandung fluorAda penelitian yang menyatakan bahwa 25% dari kasus-kasus fluorosis disebabkan karena
mengonsumsi suplemen-suplemen yang mengandung fluor selama 8 tahun pertama kehidupandengan dosis yang tidak tepat. Efek pemberian suplemen ini dapat menyebabkan fluorosis dalam
bentuk ringan. American Dental Association (ADA) menganjurkan untuk mengonsumsi
suplemen yang mengandung fluor harus sesuai dengan resep dokter dan riwayat masukan fluorke dalam tubuh karena mempunyai peranan yang sangat besar dalam menyebabkan fluorosis
gigi. Suplemen yang mengandung fluor seharusnya hanya bisa diberikan kepada anak-anak yang
tinggal di daerah dimana air minumnya tidak mengalami fluoridasi dan pemberiannya tidak
-
7/27/2019 Fluorosis.doc
3/5
dibenarkan apabila bersamaan dengan pemakaian obat kumur dan pasta gigi yang mengandung
fluor.
Pemberian makanan dan minuman yang mengandung fluor
Fluorosis gigi juga dapat disebabkan oleh makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh bayiadan anak-anak dimana makanan tersebut mengandung fluor dalam jumlah yang tinggi dan
minuman tersebut dihasilkan di daerah yang air minumnya telah mengalami fluoridasi. Makanan
yang mengandung fluor yang tinggi adalah ikan terutama ikan yang tulangnya dapat dimakan,misalnya ikan teri dan minuman yang mengandung fluor yang tinggi adalah teh, juice anggur,
minuman botol seperti cola serta minuman ringan lainnya. Penelitian terbaru menyatakan bahwa
juice anggur dan teh mengandung fluor yang lebih banyak dibandingkan dengan air minum yangtelah mengalami fluoridasi dimana juice anggur mengandung 1,7 ppm dan teh mengandung 2,5
10 ppm. Jadi, apabila anak-anak yang masih dalam pertumbuhan (sebelum berusia enam tahun)
banyak mengonsumsi ikan, teh, juice anggur dan minuman ringan lainnya maka anak tersebut
memiliki kemungkinan yang besar untuk menderita fluorosis gigi, walaupun tinggi di daerah
yang air minumnya tidak mengalami fluoridasi.
Pemakaian pasta gigi yang mengandung fluorPada pasta yang banyak dipasarkan saat ini adalah pasta gigi yang mengandung fluor yangtinggi, bahkan pada pasta gigi anak. Padahal, anak-anak yang berusia di bawah empat tahunseharusnya menggunakan pasta gigi yang sama sekali tidak mengandung fluor. Di Indonesia
tidak ada pasta gigi anak yang tidak mengandung fluor, sehingga anak-anak yang masih berusia
sangat dini (umur dua tahun)sudah menyikat giginya dengan menggunakan pasta gigi anak yangmengandung fluor. Menurut LKJ, pasta gigi anak yang beredar di pasaran Indonesia tidak
mengikuti ketentuan yang berlaku. Pasta gigi anak yang beredar mengandung fluor yang hampir
sama jumlahnya dengan pasta gigi orang dewasa, sehingga dapat mengakibatkan resikoterjadinya fluorosis gigi yang tinggi pada anak, apalagi fluorosis hanya dapat terjadi pada anak-anak atau pada masa pertumbuhan dan perkembangan gigi geligi. Dari penelitian-penelitian juga
dinyatakan bahwa fluorosis gigi yang terjadi akibat penggunaan pasta gigi yang mengandung
fluor pada anak adalah fluorosis gigi dalam bentuk ringan.
Faktor-faktor lainFaktor pendukung lainnya yang bisa menyebabkan fluorosis adalah aplikasi topikal fluor selama
masa pembentukan enamel dimana hal tersebut bisa terjadi jika si anak menelan fluor yang
sedang dioleskan ke giginya. Terapi yang menggunakan fluor juga bisa menjadi salah satu faktorpendukung, atau bisa juga karena menghirup udara yang mengandung fluor yang dilepaskan dari
pembakaran batu bara ataupun proses produksi pupuk fosfat.
Peningkatan-peningkatan asupan yang di atas mungkin cukup untuk menyebabkan fluorosis yang
secara kosmetik dapat terlihat dengan jelas bahkan di daerah tanpa penambahan fluor pada air
minumnya. Kasus fluorosis lebih banyak terjadi di daerah yang telah mengalami fluoridasi,sedangkan kasus fluorosis yang terjadi di daerah yang tidak mengalami fluoridasi sebagian besar
disebabkan oleh pemakaian pasta gigi yang mengandung fluor pada anak.
-
7/27/2019 Fluorosis.doc
4/5
Gejala Klinis Fluorosis Gigi
Penggunaan fluor dalam waktu yang lama selama pembentukan enamel mengakibatkanperubahan-perubahan klinik yang dimana dari timbulnya garis putih yang kecil pada enamel
sampai dengan yang parah yaitu enamel menjadi putih seperti kapur dan opak dan mungkin
sebagian patah, segera sesudah gigi erupsi. Keparahannya tergantung pada banyaknya pemakaianfluor selama periode pembentukan gigi.
Adapun enamel yang normal adalah suatu bahan yang padat, mengandung banyak pori-pori yangsangat kecil, terdiri dari kristal-kristal hidroksil apatit yang tersusun dengan pola yang teratur dan
membentuk enamel rods (prisma enamel). Pada enamel yang normal, kristal-kristal tersebut
terikat satu sama lain dengan sangat erat dan celah-celah diantara kristal-kristalnya sangatlahkecil, sehingga enamel tampak translusen. Permukaan enamel normal biasanya halus dan
mengkilat, berwarna putih atau krem muda dan sifat ini tetap bertahan, walaupun permukaannya
dikeringkan dalam waktu yang lama.
Menurut Dean, fluorosis pada gigi menggambarkan rangkaian kesatuan dari perubahan-perubahan enamel gigi, maka ciri-ciri klinis fluorosis gigi berdasarkan tingkat keparahan dapat
dibedakan menjadi empat tingkatan, yaitu :
Very mild (sangat ringan)Tanda-tanda paling awal dari fluorosis gigi adalah adanya suatu garis putih yang berjalan
menyilang di permukaan gigi atau di enamel permukaan,tetapi tidak mencakup lebih dari 25%permukaan gigi. Garis ini paling mudah terlihat pada bagian insisal yang tidak ada dentinnya
atau hanya selapis tipis di bawah enamel. Pada beberapa kasus bisa juga terjadi fenomena snow
cap dimana puncak cusp, insisal edge dan marginal Bridge terlihat berwarna opak putih dan tidak
lebih dari 1-2 mm, yang sering dimasukkan dalam kelompok ini adalah gigi premolar atau molarkedua yang menunjukkan adanya opasitas pada puncak cusp.
Mild (ringan)Pada gigi yang terserang fluorosis gigi sedikit lebih parah dari sebelumnya (bentuk ringan),nampak garis putih yang lebih luas dan lebih menonjol tetapi tidak sana-sini, sehingga
menimbulkan gambaran bercak-bercak kecil, tidak teratur dan permukaan gigi nampak suram
seperti berkabut.
Moderate (sedang)Keparahan fluorosis pada tingkat ini ditandai dengan daerah opak yang tidak teratur berfusi
sampai ke seluruh permukaan gigi sehingga gigi nampak putih seperti kapur (chalky white).
Setelah gigi erupsi ke dalam mulut, gigi ini menunjukkan kerusakan pada permukaannyasehingga apabila daerah yang putih dan porus tersebut di probe dengan kuat, maka sebagian dari
enamel itu akan terlepas.
Severe (berat)
-
7/27/2019 Fluorosis.doc
5/5
Pada tingkat keparahan fluorosis gigi yang berat atau parah, seluruh permukaan gigi nampak
opak dan menunjukkan hipoplasia yang sangat jelas atau lepasnya permukaan enamel terluar
yang mengakibatkan terbentuknya pit-pit atau bercak-bercak pada permukaan. Daerah yangsering terjadi adalah di tengah insisal atau oklusal gigi. Gigi yang mengalami fluorosis yang
parah juga bisa menunjukkan hilangnya hampir seluruh enamel permukaan sehingga bentuk gigi
sangat berubah. Bagian dari gigi dimana permukaan enamelnya telah hilang, sering berwarnacokelat tua sebagai akibat dari stain yang terserap. Pewarnaan cokelat ini menyebar dan padagigi sering terjadi kerusakan seperti karatan.