Flu Singapura

6
Flu Singapura? Virus Singapura? Waspadai pada balita Bu Susi resah melihat anak sematawayangnya, Nicholas, yang berusia 2 tahun mengalami pilek, sakit tenggorokan, demam naik turun, banyak sariawan disekujur rongga mulut sampai tenggorokan disertai dengan rasa yang tidak enak di perut. Sudah beberapa hari ini Nicholas tidak mau mengkonsumsi apapun akibat sulit menelan dan rasa sangat nyeri di tenggorokannya. Selain itu, Nicholas mulai mengeluh tidak bisa berjalan(lumpuh). Bu Susi lalu segera mengantarkan anaknya diperiksa ke dokter. Dokter mendiagnosa Nicholas menderita “flu Singapura” akibat infeksi “virus Singapura”. Apa itu flu singapura? Flu Singapura dikenal masyarakat awam sebagai sejenis “flu” yang berasal dari “Singapura”. Akhir-akhir ini bayi sering dibawa ke dokter karena gejala “flu” yang kemudian didiagnosa dokter sebagai “flu Singapura”. Flu Singapura sendiri dalam istilah kedokterannya disebut Hand-Foot- Mouth Disease(HFMD) atau Penyakit Tangan-Kaki-Mulut(PTKM). Gejala penyakit ini menyerupai flu pada umumnya. Sekitar Oktober 200, terjadi kejadian luar biasa bermortalitas tinggi di Singapura. Hal ini mengakibatkan penyakit ini dikenal dan dipublikasikan media massa sebagai “flu Singapura”. Virus yang menyebakannya juga turut dikenal sebagai “virus Singapura”.

Transcript of Flu Singapura

Page 1: Flu Singapura

Flu Singapura? Virus Singapura? Waspadai pada balita

Bu Susi resah melihat anak sematawayangnya, Nicholas, yang berusia 2 tahun mengalami pilek, sakit tenggorokan, demam naik turun, banyak sariawan disekujur rongga mulut sampai tenggorokan disertai dengan rasa yang tidak enak di perut. Sudah beberapa hari ini Nicholas tidak mau mengkonsumsi apapun akibat sulit menelan dan rasa sangat nyeri di tenggorokannya. Selain itu, Nicholas mulai mengeluh tidak bisa berjalan(lumpuh). Bu Susi lalu segera mengantarkan anaknya diperiksa ke dokter.

Dokter mendiagnosa Nicholas menderita “flu Singapura” akibat infeksi “virus Singapura”. Apa itu flu singapura? Flu Singapura dikenal masyarakat awam sebagai sejenis “flu” yang berasal dari “Singapura”. Akhir-akhir ini bayi sering dibawa ke dokter karena gejala “flu” yang kemudian didiagnosa dokter sebagai “flu Singapura”.

Flu Singapura sendiri dalam istilah kedokterannya disebut Hand-Foot-Mouth Disease(HFMD) atau Penyakit Tangan-Kaki-Mulut(PTKM). Gejala penyakit ini menyerupai flu pada umumnya. Sekitar Oktober 200, terjadi kejadian luar biasa bermortalitas tinggi di Singapura. Hal ini mengakibatkan penyakit ini dikenal dan dipublikasikan media massa sebagai “flu Singapura”. Virus yang menyebakannya juga turut dikenal sebagai “virus Singapura”.

Penyakit ini sebenarnya bukan merupakan penyakit yang baru seperti halnya HIV/AIDS, SARS. HFMD terjadi dan ditemukan pertama sekali pada tahun 1957 di Toronto, Kanada. Di Indonesia, penyakit ini sudah pernah ada sekitar tahun 1970an, saat itu penyakit ini belum mendapat istilah sebagai “flu Singapura”.

Virus SingapuraFlu Singapura disebabkan oleh virus RNA famili Picornaviridae. Virus famili Picornaviridae terdiri dari genus enterovirus, rhinovirus, cardiovirus dan apthovirus. Enterovirus(kecuali Poliovirus) adalah genus yang menyebabkan flu Singapura pada manusia. Sedangkan, apthovirus menyebabkan flu Singapura pada hewan ternak.Coxsackievirus A/B, echovirus dan enterovirus merupakan golongan enterovirus yang menyebabkan flu Singapura. Hampir semua flu Singapura disebabkan infeksi Coxsackievirus A16, hanya sedikit yang disebabkan Coxsackievirus tipe lain. Infeksi Coxsackie virus ini tidak begitu berbahaya dan penderita dapat sembuh dalam 5-7 hari. Akan tetapi, bila balita terinfeksi enterovirus 71 penyakit ini perlu perhatian khusus mengingat enterovirus 71 ini sangat membahayakan. Lebih dari setengah balita yang terinfeksi enterovirus 71 meninggal. Enterovirus 71 dapat mengundang infeksi enterovirus golongan lain. Selain itu, hal yang paling ditakutkan adalah enterovirus 71 ini menyerang sistem saraf.Penularan penyakitUmur merupakan faktor resiko utama. Penyakit ini menyerang bayi berusia 2 minggu sampai balita. Penularan penyakit ini melalui saluran pencernaan(fekal-oral) dan saluran pernafasan. Penularan secara langsung melalui droplet dari penderita seperti butiran bersin, ludah dan melalui tinja, urin. Penularan secara tidak langsung melalui benda-benda disekitar yang terkontaminasi, seperti gelas, sendok, mainan, pena, gagang pintu dan lain sebagainya, yang dipegang balita dan virus masuk bila bayi memasukkan tangannya ke dalam mulutnya.Gejala-gejala

Page 2: Flu Singapura

Gejala klinis flu Singapura seperti flu pada umumnya yaitu timbul ulkus seperti sariawan/bibir pecah-pecah maupun bengkak pada dinding sekitar gusi, seluruh rongga mulut sampai ke tenggorokan, lidah dipenuhi bintik-bintik putih. Hal ini menyebabkan penderita mengalami faringitis(sakit pada tenggorokan) sehingga penderita sulit menelan dan berimbas pada nafsu makan yang menurun drastis. Penderita juga mengalami demam tinggi(mencapai 38-39°C) naik turun, dan ciri khasnya adalah terdapatnya ruam merah disertai dengan terdapatnya bisul/vesikel nyeri(3-7 mm) pada tangan-kaki-mulut. Gejala lain yang juga tidak menyenangkan berupa sakit perut/mulas/diare, mual/muntah. Selain dari itu, hal yang paling ditakuti bagi para orang tua pada umumnya adalah penderita balita mengalami simptom kelumpuhan(acute flaccid paralysis poliomyelitis-like illness). Kedua kaki layu, seperti kekurangan tenaga untuk bergerak. Penderita dengan infeksi enterovirus 71 akan mengalami gangguan neurologi pada stadium lanjut. Gejalanya berupa fotofobia, halusinasi, meningitis dan bahkan gangguan pada organ lain.Nafsu makan menurun, sakit perut, kelumpuhanHal yang kerap kali menjadi masalah bagi para orang tua adalah nafsu makan yang menurun drastis pada anak mereka. Belum lagi, kelumpuhan yang terjadi tiba-tiba yang membuat orang tua anak itu menjadi semakin resah dan takut. Nafsu makan yang menurun disebabkan sariawan pada sekitar seluruh rongga mulut sampai pada kerongkongan sehingga balita mengalami kesulitan menelan. Begitu juga akibat dari sakit pada bagian perut yang dialami. Nafsu makan yang menurun drastis tidak boleh menjadi kendala bagi orang tua. Jika mungkin, pemberian makanan harus dipaksakan. Bila tidak memungkinkan lagi harus diinfus. Sebab, penyembuh untuk penyakit ini adalah sistem imun/kekebalan tubuh anak itu sendiri. Bila penyakit sembuh, sakit perut dan kelumpuhan akan turut menghilang.Penegakan DiagnosaGold standard untuk menegakkan diagnosa adalah kultur virus dari swap tenggorokan, feses bahkan cairan otak. Tetapi, virus Singapura ini cukup sulit dibiakkan dan pada kultur sering ditemukan hasil yang negatif. Kultur virus ini juga memerlukan waktu yang lama. Biasanya gejala-gejala yang timbul sudah cukup kuat dalam penegakan diagnosa.PenatalaksanaanTerapi spesifik untuk penyebab flu Singapura sendiri tidak ada karena obat antiviral masih dalam tahap uji klinis obat. Flu Singapura akan sembuh sendiri(self-limiting) dalam 5-7 hari. Obat yang paling mujarab tentunya adalah sistem kekebalan tubuh manusia sendiri. Biasanya yang berperan adalah sistem kekebalan humoral yang diperantari IgM, IgG dan IgA. Sehingga penderita diterapi dengan imunostimulator(pemicu imun), analgesik(anti rasa sakit) dan istirahat yang cukup untuk memulihkan imunitas tubuh. Penderita juga dianjurkan mengkonsumsi makanan berprotein tinggi dengan komposisi zat lain diperhatikan agar seimbang. Akan tetapi, gejala dan simptom yang ada haruslah diperhatikan. Penderita biasanya diberikan terapi obat anti inflamasi(anti radang), obat anti jamur Candida dan antiseptik(untuk mengobati ulkus pada rongga mulut maupun kelumpuhan) dan obat untuk meredakan sakit perut. Jadi, terapi farmakologi pada penderita flu Singapura biasanya hanya berupa terapi simptomatis.Mencegah lebih baik daripada mengobati. Sampai sekarang, belum ada vaksin untuk penyakit ini. Jadi, jagalah kebersihan, baik higiene dan sanitasi ditempat manapun anda berada. Dan, perkuatlah sistem imun anda dengan mengkonsumsi makanan-makanan yang mengandung baik antioksidan maupun bahan yang bersifat imunostimulans lainnya, misalnya kacang, bawang, dan lain sebagainya.