Flokulasi
-
Upload
nanda-nabilah-ubay -
Category
Documents
-
view
405 -
download
46
description
Transcript of Flokulasi
Nanda Nabilah Ubay/2B
FLOKULASI
1.1 Definisi
Flokulasi adalah proses pengadukan lambat agar campuran
koagulan dan air baku yang telah merata membentuk gumpalan
atau flok dan dapat mengendap dengan cepat.
1.2 Prinsip
Dengan pengadukan yang lambat maka flok-flok yang sudah
terbentuk dalam proses koagulasi diperbesar ukurannya, flok-flok
akan ke dalam hubungan sehingga partikel-partikel tersebut
saling bertabrakan kemudian melekat dan berubah menjadi
ukuran yang siap turun mengendap dan endapan tersimpan di
bak flokulasi.
1.3 Mekanisme Reaksi
Segera setelah terbentuk inti flok, inti flok bergabung
menjadi flok berukuran lebih besar yang memungkinkan partikel
dapat mengendap. Penggabungan flok kecil menjadi flok besar
terjadi karena adanya tumbukan antar flok. Tumbukan ini terjadi
akibat adanya pengadukan lambat. Pada bak pengaduk cepat,
dibubuhkan koagulan. Pada bak pengaduk lambat, terjadi
pembentukan flok yang berukuran besar hingga mudah
diendapkan pada bak sedimentasi.
Koagulan yang banyak digunakan dalam pengolahan air
minum adalah aluminium sulfat atau garam-garam besi. Kadang-
kadang koagulan-pembantu, seperti polielektrolit dibutuhkan
untuk memproduksi flok yang lebih besar atau lebih cepat
1
mengendap. Faktor utama yang mempengaruhi proses
koagulasi-flokulasi air adalah kekeruhan, padatan tersuspensi,
temperatur, pH, komposisi dan konsentrasi kation dan anion,
durasi dan tingkat agitasi selama koagulasi dan flokulasi, dosis
koagulan, dan jika diperlukan, koagulan-pembantu.
NAMA FORMULA BENTUKREAKSI
DENGAN AIR
pH OPTIMUM
Aluminium sulfat, Alum sulfat, Alum,
SalumA
l2(SO4)3.xH2OBongkah,
bubukAsam 6,0 – 7,8
Sodium aluminatNaAlO2
atauN
Bubuk Basa 6,0 – 7,8
PolyaluminiumChloride, PAC Aln(OH)mCl3n-
Cairan, bubuk Asam 6,0 – 7,8
Ferri sulfat FKristalhalus Asam 4 – 9
Ferri klorida FeCl3.6H2OBongkah,
cairan Asam 4 – 9
Ferro sulfat FeSO4.7H2OKristal halus Asam > 8,5
Tabel 1.1 Koagulan
Reaksi kimia untuk menghasilkan flok adalah:
Al2(SO4)3.14H2O + 3Ca(HCO3)2 2Al(OH)3 + 3CaSO4 +
14H2O + 6CO2
Pada air yang mempunyai alkalinitas tidak cukup untuk
bereaksi dengan alum, maka perlu ditambahkan alkalinitas
dengan menambah kalsium hidroksida.
Al2(SO4)3.14H2O + 3Ca(OH)2 2Al(OH)3 + 3CaSO4 + 14H2O
Nanda Nabilah Ubay/2B
Derajat pH yang optimum untuk alum berkisar 4,5 hingga
8, karena aluminium hidroksida relatif tidak terlarut.
Ferro sulfat membutuhkan alkalinitas dalam bentuk ion
hidroksida agar menghasilkan reaksi yang cepat. Untuk itu,
Ca(OH)2 ditambahkan untuk mendapatkan pH pada level di
mana ion besi diendapkan sebagi Fe(OH)3. Reaksi ini adalah
reaksi oksidasi-reduksi yang membutuhkan oksigen terlarut
dalam air. Dalam reaksi koagulasi, oksigen direduksi dan ion besi
dioksidasi menjadi ferri, di mana akan mengendap sebagai
Fe(OH)3.
2FeSO4.7H2O + 2Ca(OH)2 + 1/2 O2 2Fe(OH)3 + 2CaSO4 +
13H2O
Untuk berlangsungnya reaksi ini, pH harus sekitar 9,5 dan
kadang-kadang stabilisasi membutuhkan kapur berlebih.
Penggunaan ferri sulfat sebagai koagulan berlangsung
mengikuti reaksi:
Fe2(SO4)3 + 3Ca(HCO3)2 2Fe(OH)3 + 3CaSO4 + 6CO2
Reaksi ini biasanya menghasilkan flok yang padat dan
cepat mengendap. Jika alkalinitas alami tidak cukup untuk reaksi,
diperlukan penambahan kapur. Rentang pH optimum adalah
sekitar 4 hingga 12, karena ferri hidroksida relatif tidak larut
dalam rentang pH ini.
Reaksi ferri klorida sebagai koagulan berlangsung sebagai
berikut:
2FeCl3 + 3Ca(HCO3)2 2Fe(OH)3 + 3CaCl2 + 6CO2
3
Penambahan kapur diperlukan bila alkalinitas alami tidak
mencukupi.
2FeCl3 + 3Ca(OH)2 2Fe(OH)3 + 3CaCl2
Reaksi ferri klorida berlangsung pada pH optimum 4
sampai 12. Flok yang terbentuk umumnya padat dan cepat
mengendap.
1.4 Tujuan
Tujuan utama flokulasi adalah membawa partikel ke dalam
hubungan sehingga partikel-partikel tersebut saling bertabrakan,
kemudian melekat, dan tumbuh mejadi ukuran yang siap turun
mengendap.
Proses flokulasi dalam pengolahan air bertujuan untuk
mempercepat proses penggabungan flok-flok yang telah
dibibitkan pada proses koagulasi. Partikel-partikel yang telah
distabilkan selanjutnya saling bertumbukan serta melakukan
proses tarik-menarik dan membentuk flok yang ukurannya makin
lama makin besar serta mudah mengendap.
1.5 Manfaat
Proses flokulasi bermanfaat untuk menurunkan tingkat
kekeruhan untuk memperoleh air yang bening, namun memiliki
efek samping yaitu fraksi zat tersuspensi atau mikroorganisme
dalam air yang seringkali menyebabkan pencemaran dengan
flokulasi zat suspensi atau mikroorganisme tersebut bisa
dihilangkan dari air.
1.6 Gangguan
Nanda Nabilah Ubay/2B
Waktu flokulasi
Jumlah energi yang diberikan
Jumlah koagulan
Jenis dan jumlah koagulan/flokulan pembantu
Cara pemakaian koagulan/flokulan pembantu
Resirkulasi sebagian lumpur (jika memungkinkan)
Penetapan pH pada proses koagulasi
JAR TEST
2.1 Definisi
Jar Test adalah suatu percobaan skala laboratorium untuk
menentukan kondisi operasi optimum pada proses pengolahan
air dan air limbah. Metode ini dapat menentukan nilai pH,
variasi dalam penambahan dosis koagulan atau polimer,
kecepatan putar, variasi jenis koagulan atau jenis polimer,
pada skala laboratorium untuk memprediksi kebutuhan
pengolahan air yang sebenarnya.
Metode Jar Test mensimulasikan proses koagulasi dan
flokulasi untuk menghilangkan padatan tersuspensi (suspended
solid) dan zat – zat organik yang dapat menyebabkan masalah
kekeruhan, bau, dan rasa.
(
h t t p : / /
w
w w . c e e . v t .e d u /
5
e w r / e n v i r o n m e n t a l / t e a c h/ w t p r i m e r / j a r t e s t / j a r t e s t . h t m l )
Jar Test mensimulasikan beberapa tipe pengadukandan
pengendapan yang terjadi di clarification plant pada skala
laboratorium. Dalam skala laboratorium, memungkinkan untuk
dilakukannya 6 tes individual yang dijalankan secara
bersamaan. Jar test memiliki variabel kecepatan putar
pengaduk yang dapat mengontrol energi yang diperlukan untuk
proses.
(The Nalco Water Handbook 2nd Edition, Hal 8.13)
2.2 Prinsip
Pada metode Jar Test, terdapat dua tahap proses yaitu
koagulasi dan flokulasi. Jar Test dilakukan dengan
menggunakan alat yang disebut dengan Flocculator (seperti
ditunjukkan pada Gambar 2.1).
(h t t p : / / w w w . l a b s o u rce. c o. u k / s h o p / i m ag e s / SW 6 . j pg )
Flokulator adalah alat yang digunakan untuk flokulasi.
Saat ini banyak kita menjumpai berbagai macam flokulator,
tetapi berdasarkan cara kerjanya flokulator dibedakan menjadi 3
macam: yaitu pneumatic, mekanik, dan baffle.
Flokulator pada prinsipnya bertugas untuk melakukan
pengadukan lambat agar jangan sampai mikro flok yang sudah
menggumpal pecah kembali menjadi bentuk semula, maka
perlu adanya desain khusus bentuk flokulator tersebut.
Nanda Nabilah Ubay/2B
Gambar 2.1 Flocculator
Flokulator secara pneumatic misalnya, dirancang dengan
cara mensuplai udara ke dalam bak flokulasi, cara kerjanya
sama seperti yang dilakukan pada aerasi, bedanya suplai
udara yang diberikan ke bak flokulasi tidak sebesar pada
bak aerasi. Jenis flokulator ini jarang sekali kita temukan saat
ini, tetapi yang paling sering adalah flokulator secara
mekanis. Flokulator secara mekanis paling banyak kita
jumpai saat ini, bentuk serta desainnyapun bermacam-macam.
Prinsip kerja jenis flokulator ini adalah dengan cara
pengadukan (mixing), karena bentuknya yang bermacam-
macam inilah maka bentuk ini sangat familiar bagi
seorang engineer. Bentuk yang terakhir adalah dengan
Baffle, jika dibandingkan dengan 2 jenis flokulator di atas,
maka jenis flokulator ini jarang atau bahkan tidak pernah
kita jumpai sekarang ini, pasalnya sistem Baffle mempunyai
tingkat velositas G dan GT sangat terbatas.
(h t t p : / / i n f orm a s i te n der.b l o g s p o t .com / 2 0 0 8 / 04 / s i m u l a s i -
k o a g u l a s i - f l o k u l a s i - de ng an . h t ml )
Perlakuan yang dilakukan pertama kali adalah penambahan
7
koagulan pada air yang akan diuji, selanjutnya adalah tahap
koagulasi dengan pengadukan kecepatan tinggi hingga partikel
besar terentuk akibat proses netralisasi. Setelah koagulasi
dilanjutkan dengan flokulasi yang dilakukan dengan
pengadukan kecepatan rendah setelah ditambahkan flokulan
seperti yang digambarkan pada Gambar 2.2 berikut.
Gambar 2.2 Proses penambahan flokulan
Nanda Nabilah Ubay/2B
2.3 Mekanisme
a. Koagulan ditambahkan pada sampel air keruh
lalu dilakukan pengadukan dengan kecepatan tinggi.
b. Setelah penambahan koagulan, pertumbuhan
partikel terjadi karena netralisasi muatan.
Penambahan koagulan atau flocculant pada molekul
tinggi dapat ditambahkan.
c. Setelah itu dilakukan proses flokulasi, yaitu pada
kecepatan rendah berkisar antara 10 – 15 rpm.
d. Kemudian supernatannya diperiksa dan diuji setelah
settling time selama 5 sampai 10 menit, dan sifat
serta volume flok yang terapung dapat dicatat.
(The Nalco Water Handbook 2nd Edition, hal 8.14)
2.4 Tujuan dan Manfaat
Jartest adalah salah satu alat laboratorium yang dapat
digunakan untuk menentukan jumlah koagulan optimum pada
proses penjernihan air.
9