FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI...

75
HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH TERHADAP FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER FKIK UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk Memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN Oleh M. Ade Wijaya NIM: 11141030000017 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/2017 M

Transcript of FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI...

Page 1: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH TERHADAP

FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN

MAHASISWI PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN

PROFESI DOKTER FKIK UIN SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

Memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

Oleh

M. Ade Wijaya

NIM: 11141030000017

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/2017 M

Page 2: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

LEMBAR PERIIYATAAN KEASLIAN KARYA

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Lapor.an penelitian ini merupakan hasil karya sendiri yang diajukan

untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1

di UIN Syarif Hidayatullah Jakartri.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulian ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayaiullah Jakarta.

Page 3: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH TERHAD AP FLEXIBLE FLATFOOTPADA MAHASISWA DAN NTAHASISWI PROGRAM STUDI

KEDOKTERA.N DAN PROFESI DOKTER FKIK UIN SYARIF

HIDAYATUI,LAH JAKARTA

Laporan Penelitian

Diajukan kepada Program Studi Kedokteran dan profesi Dokter, Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk

Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran (S. Ked)

Oleh:

M. Ade Wiiava

NIM: 11141030000017

Pembimbing I Pembimbing II

Raha Rad. M dr. Yanti Susianti. Sp. A(K)

NIP 19720fiA 200501. 2 007

2NIP 19640909 199603 1 001

PROGRAN{ STUDI KEDOKTER{N DAN PROFESI DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILNIU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLANI NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1439 H/LAfi M

ilt

Page 4: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

LETIBARPENGESAHAN

Laporan Penelitian berjudut HUBUNGAI\ INIIEKS MASSA TUBUH TERHADAP

FLEXTBLE FUIT FOOT PADA MAEASISWA PROGRAM STUI}I KEDOKTERAN

IIAI{ PROFESI DOKTER FKII( Ufi{ SYARIF EIDAYATUIIIIH JAKARTT yang

diajukan oleh M. Ade Wijaya (NIM 1114103000017), telah diujikan dalam sidang di

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan pdm.25 Oltober 2017. Laporan penelitian ini telah

diterima sebagai salah satu sy.arat memperoleh gelar Sarjana Kdol*eran (S. Ked) psda

Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter.

Ciputat, 25 Oktober 2017

DEWAN PENGTIJI

Ketua Sidang

NIP 19640909 199603 1001

Pembimbing II

dr. Yanti Susianti. Sp. A(K)

NrP 19720530 200501 2007

Peaguji E

47"/

rir. ilrrke A- S*nars*na- il4. Pd- Sp. h,{1.,

NtP 19810926 2A I 101 2 007

Dr. dr. S_variei Hasan Lutfie- Sfr-KFR.

NIP 19620720 199003 1 002

PB{PII{AN FAKI}LTAS

il

Pembimbing I

lAvat Raha

K tlIN Jakarta

NrP 19650808 198803 1 00?

iPSKPI) UIN Jakarta

1103 200604

Page 5: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

v

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulilahirabbil’alamin, puji dan syukur kepada Allah SWT, karena

atas segala rahmat, hidayah, dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan

penulisan penelitian dengan judul “Hubungan Indeks Massa Tubuh Terhadap

Flexible Flat Foot Pada Mahasiswa Program Studi Kedokteran dan Profesi

Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Shalawat serta salam tak lupa

untuk selalu penulis panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah

membawa cahaya kebenaran yang abadi untuk umatnya.

Selama proses penelitian ini dilaksanakan, tentunya penulis tidak

terlepas dari banyak bimbingan, motivasi, kritik membangun, dan saran dari

berbagai pihak. Karena berkat semua itu, banyak hal yang penulis dapat pelajari

dalam pengerjaan penelitian ini. Oleh karena itu, penulis menyampaikan

apresiasi dan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Prof. Dr. H. Arif Sumantri, M. Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. dr. Nouval Shahab, Sp. U, Ph. D, FICS, FACS selaku Ketua Program Studi

Kedokteran dan Profesi Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta

seluruh Dosen Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter yang selalu

membimbing serta memberikan arahan yang membangun kepada penulis

selama menjalani masa pendidikan di Program Studi Kedokteran dan Profesi

Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. dr. Ayat Rahayu, Sp. Rad, M. Kes selaku dosen pembimbing penelitian yang

selalu mendengarkan keluh kesah penulis, membimbing, dan memberikan

banyak sekali ilmu dan memotivasi penulis untuk menjadi dokter muslim

yang baik dan menikmati proses yang dijalani.

4. dr. Yanti Susianti, Sp. A (K) selaku dosen pembimbing yang selalu

mendengarkan keluh kesah penulis, membimbing, mengajarkan penulis akan

pentingnya terus belajar, pantang menyerah, dan memiliki mental baja dalam

menempuh pendidikan kedokteran. Sifat yang sangat baik dan tegas sangat

mendukung penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

Page 6: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

vi

5. dr. Bisatyo Mardjikoen, Sp. OT yang telah memberikan pelatihan

pemeriksaan flat foot dan terus memotivasi untuk terus belajar dengan giat.

6. Dr. dr. Syarif Hasan Lutfie, Sp. KFR dan dr. Erike A. Suwarsono, M. Pd, Sp.

MK selaku penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang

membangun untuk penelitian penulis yang lebih baik.

7. Mama tercinta, Nursiah, yang selalu menjadi pendukung dan penyemangat

nomor satu dalam hidup penulis. Terkhusus untuk bapak, alm. Sudirman yang

telah tiada. Semoga semua pengorbanan hingga akhir hayat untuk proses

pendidikan ini menjadi amal jariyah untukmu di sana.

8. Saudara tercinta, Ahmad Dauzi, Yennie Umyati, dan Helmie Effendi yang

selalu mendukung perjalanan hidup dan selalu mendidik karakter hidup

penulis dengan baik, saat peran bapak sudah tiada. Serta keponakan tercinta,

M. Aria Putra, M. Aditya Dwiputra, Salsabila, Kaneisha Lathifa Zahra

Pahlevi, Khanza Diandra Farzana, Abdullah Kamil, dan Abdurrahman Rafiq

yang selalu menghadirkan semangat untuk masa depan yang lebih baik.

9. Chris Adhiyanto, M. Biomed selaku Penanggung Jawab Riset dan

Pembimbing Akademik yang selalu memotivasi untuk menyelesaikan

penelitian ini.

10. Kabinet Harmoni HMPS PD UIN 2016-2017, Izzatul Hanifa, Taqiyya

Maryam, M. Risky Ramadhan, Widda Mayalla Sofie, Fitria Tahta Alfina,

Ade Aurora Imani, Laelatul Sofiah, Putri Rahmah Ajizah, Maskur Fahmi Adi

Baskoro, Neti Kurniawati, Syahriani Syukri, Alya Masinta Woelandari, dan

Widyandini Sekar Pratiwi sebagai teman seperjuangan dalam berorganisasi

dan bermanfaat bagi banyak orang.

11. Kepada Gubernur Sumatera Selatan Periode 2008–2018, Bapak Ir. H. Alex

Noerdin yang telah memberikan kesempatan untuk mengenyam pendidikan

tinggi melalui Program Sekolah Gratis dan Beasiswa Santri Jadi Dokter.

12. Teman-teman rantau dari Sumatera Selatan, Asiah Muthiah, Farrah Azizah

Ahzahra, Dekiyanto, Suhelmi, M. Firmansyah, Fauziah Azriani, Irpan

Ardiansyah, Annisa Dwi Utami, Julius Prabowo, M. Al-Ridho Prawira, Luluk

Nafisah, dan Dewi Andriani yang telah menemani tumbuh bersama sejak

Page 7: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

vii

pertama di Ciputat dan selalu mengingatkan penulis untuk mengabdi dan

tidak melupakan tanah kelahiran Sumatera Selatan.

13. Sahabat “Ahay” yang selalu hadir untuk penulis, Muhammad Farid Akbar,

Jamaludin Lukman, Maskur Fahmi Adi Baskoro, Pandu Nur Akbar, dan

Maulana Hafiez Rambe.

14. Sabrina Salsabila yang telah banyak memberikan semangat positif dan selalu

hadir mendukung proses penelitian penulis.

15. Teman seperjuangan Carotis PSKPD 2014 yang telah bersama-sama berjuang

dari awal dan saling bahu-membahu dalam proses belajar menjadi dokter

muslim yang baik.

16. Satpam, Office Boy, dan Admin FKIK yang secara tidak langsung banyak

membantu kelancaran proses penelitian penulis.

Peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang dapat

membangun dan bermanfaat demi menyempurnakan hasil penelitian ini.

Semoga karya penelitian ini dapat menjadi penelitian yang memicu orang lain

untuk meneliti lebih baik lagi dan dapat bermanfaat bagi banyak orang.

Wasalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Ciputat, 25 Oktober 2017

M. Ade Wijaya

Page 8: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

viii

ABSTRAK

M. Ade Wijaya. Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter. Hubungan

Indeks Massa Tubuh Terhadap Flexible Flat Foot Pada Mahasiswa Program

Studi Kedokteran dan Profesi Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2017.

Latar Belakang: Flexible flat foot adalah suatu kondisi lengkung kaki (arcus

longitudinal medial) yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar saat sedang

menyokong beban tubuh dan lengkungan yang normal ketika tidak menyokong

beban tubuh. Prevalensi flat foot masih belum diketahui dengan jelas, karena belum

ada konsensus klinis atau kriteria secara radiologis untuk menentukan flat foot.

Terlebih lagi, sebagian besar penelitian sebelumnya tentang prevalensi flexible flat

foot (FFF) dilakukan pada populasi anak-anak dan dewasa tua. Terdapat

keterbatasan informasi pada populasi dewasa muda. Tujuan: Untuk mengetahui

proporsi FFF dan hubungan IMT. Metode: Penelitian ini menggunakan desain

potong lintang pada 110 orang mahasiswa Program Studi Kedokteran dan Profesi

Dokter (laki-laki dan perempuan) sebagai subjek. Mereka diperiksa FFF dengan

meminta subjek berdiri dan menjinjit untuk langsung mengamati arcus

longitudinal medial. IMT subjek diukur saat periode pengambilan data. Hasil:

Proporsi FFF pada mahasiswa Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter

adalah 22,7% dan analisis bivariat dengan uji Chi-Square antara IMT dan FFF

didapatkan nilai p>0,05. Kesimpulan: Pada penelitian ini, tidak terdapat hubungan

antara IMT dan FFF.

Kata kunci: flexible flat foot, mahasiswa kedokteran, indeks massa tubuh

Page 9: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

ix

ABSTRACT

M. Ade Wijaya. Medical Education Study Programme. The association of body

mass index and flexible flat foot in medical students of FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. 2017.

Background: Flexible flat foot is a relatively common condition in which the

medial longitudinal arch of the foot collapses during weight bearing and restores

after removal of body weight. The true prevalence of flat foot is uncertain due to

lack of exact clinical or radiographic criteria for defining flat foo . Even more,

majority of the previous studies on the prevalence of flexible flat foot (FFF) have

been conducted in pediatric populations and older adults. There is limited

information on these parameters for the adolescent age group. Aim: The purpose

of this study was to report the proportion of FFF and its association with body mass

index (BMI) of medical students of FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Methods: In this study, we used cross sectional design on 110 medical students

(male and female) as subjects. They were examined FFF by asked the subjects to

stand and tiptoe and observed directly on medial longitudinal arch. Their BMI were

measured at the period of data collection. Results: The overall proportion of FFF

among the students was 22,7% and bivariate analysis between BMI and FFF, the

p value was >0,05. Conclusion: In this study, there was no association between

body mass index and flexible flat foot.

Keywords: flexible flat foot, medical students, body mass index

Page 10: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

x

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ v

ABSTRACT ...................................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................................. xiii

DAFTAR SINGKATAN .................................................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 2

1.3 Hipotesis ............................................................................................................. 2

1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................................ 2

1.5 Manfaat Penelitian .............................................................................................. 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 5

2.1 Landasan Teori .................................................................................................... 5

2.1.1 Anatomi Pedis ................................................................................................. 5

2.1.2 Arcus Pedis ..................................................................................................... 8

2.1.3 Sendi Pergelangan Kaki .................................................................................. 9

2.1.4 Flat Foot ........................................................................................................ 13

2.1.4.1 Definisi dan Epidemiologi ......................................................................... 13

2.1.4.2 Klasifikasi .................................................................................................. 14

2.1.4.3 Etiologi ....................................................................................................... 15

2.1.4.5 Manifestasi Klinik ...................................................................................... 18

2.1.5.5 Diagnosis .................................................................................................... 20

2.1.5.6 Tata laksana................................................................................................ 22

2.2 Kerangka Teori .................................................................................................... 24

2.3 Kerangka Konsep ................................................................................................ 25

2.4 Definisi Operasional ............................................................................................ 26

Page 11: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

xi

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN......................................................................... 26

3.1 Jenis dan Desain Penelitian ............................................................................... 26

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................................ 26

3.3 Populasi dan Sampel ......................................................................................... 26

3.4 Cara Kerja Penelitian ......................................................................................... 29

3.5 Manajemen Data ............................................................................................... 32

3.6 Alur Kerja Penelitian ........................................................................................ 34

3.7 Penyajian Data .................................................................................................. 35

3.8 Etik Penelitian ................................................................................................... 35

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................... 37

4.1 Analisis Univariat .............................................................................................. 37

4.1.1 Flexible Flat Foot .......................................................................................... 37

4.2 Analisis Bivariat .................................................................................................. 41

4.3. Keterbatasan Penelitian ....................................................................................... 43

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN ................................................................................ 43

5.1 Simpulan ............................................................................................................. 43

5.2. Saran ................................................................................................................... 43

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 44

LAMPIRAN ...................................................................................................................... 48

LAMPIRAN 1 ............................................................................................................... 48

LAMPIRAN 2 ............................................................................................................... 49

LAMPIRAN 3 ............................................................................................................... 51

LAMPIRAN 4 ............................................................................................................... 54

LAMPIRAN 5 ............................................................................................................... 55

LAMPIRAN 6 ............................................................................................................... 56

LAMPIRAN 7 ............................................................................................................... 57

LAMPIRAN 8 ............................................................................................................... 58

Page 12: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pengelompokan Anatomi Pedis…...................................................... 17

Gambar 2.2 Anatomi pedis.....................................................................................19

Gambar 2.3 Arcus longitudinal medial...................................................................20

Gambar 2.4 Gambar kaki penderita flat foot..........................................................25

Gambar 2.5 Jenis - jenis bentuk telapak kaki.......................................................... 31

Gambar 2.6 Foto X-ray kaki penderita flat foot...................................................... 31

Page 13: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Distribusi Flexible Flat Foot........................................................... 48

Tabel 4.2 Karakteristik Jenis Kelamin ............................................................49

Tabel 4.3 Karakteristik Indeks Massa Tubuh .................................................50

Tabel 4.4 Hubungan indeks massa tubuh terhadap flexible flat foot ..............52

Page 14: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

xiv

DAFTAR SINGKATAN

FFF = Flexible flat foot

PTT = Posterior tibial tendon

IMT = Indeks massa tubuh

WHO = World Health Organization

OR = Odds ratio

CI = Confidence interval

Page 15: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Analisis univariat .............................................................................. 48

Lampiran 2 Analisis bivariat ................................................................................ 49

Lampiran 3 Lembar informed consent ................................................................. 51

Lampiran 4 Surat kaji etik .................................................................................... 54

Lampiran 5 Foto pemeriksaan responden ............................................................ 55

Lampiran 6 Jack test ............................................................................................ 56

Lampiran 7 Riwayat peneliti ................................................................................ 57

Page 16: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Flat foot atau pes planus adalah suatu kondisi lengkung kaki sisi

medial (arcus longitudinal medial) berkurang atau tidak ada, sehingga

telapak kaki akan sejajar dengan tanah.1 Prevalensi flat foot masih belum

diketahui dengan jelas, karena belum ada konsensus klinis atau kriteria

secara radiologis untuk menentukan flat foot.2 Tapi, beberapa peneliti

melaporkan prevalensi flat foot pada anak–anak (usia 2-6 tahun) adalah 21-

lima puluh tujuh persen dan persentase ini akan berkurang hingga 13,4-

dua puluh tujuh koma enam persen ketika mereka duduk di bangku sekolah

dasar.3,4,5 Pada populasi dewasa, dilaporkan prevalensinya adalah 15-20%.

Prevalensi flat foot yang patologis dalam kelompok ini adalah kurang dari

satu persen. Prevalensi lebih tinggi dikaitkan dengan obesitas dan jenis

kelamin laki-laki.8,9

Harris RT dan Beath T mengklasifikasikan flat foot menjadi 3 jenis,

yaitu rigid flat foot, flexible flat foot, dan flexible flat foot with short tendo-

achilles.10 Dalam banyak kasus, flat foot akan bersifat flexible. Keadaan ini

ditandai dengan lengkungan yang normal ketika tidak menyokong beban

tubuh dan lengkungan yang mendatar saat sedang menyokong beban tubuh

seperti keadaan berdiri. Flexible flat foot sering terlihat selama dekade

pertama kehidupan dan dapat bersifat simtomatik ataupun asimtomatik,

karena lengkung kakinya belum terbentuk sempurna.11 Namun, kondisi ini

juga dapat berkembang sampai dewasa.12 Ketika flexible flat foot

menimbulkan keluhan nyeri atau rasa sakit pada kaki, maka harus segera

ditindaklanjuti. Biasanya kondisi seperti ini perlu mendapatkan penanganan

karena rasa sakit akan menimbulkan keluhan yang akan membatasi aktivitas

sehari–hari. Kondisi seperti ini dapat dialami karena perubahan lingkungan

kerja, cedera ringan, berat badan yang meningkat, dan aktivitas yang

berlebihan.4

Page 17: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

2

Literatur yang membahas flexible flat foot terkait prevalensi atau

faktor risikonya sebagian besar membahas pada populasi anak–anak dan

dewasa tua. Sedangkan, pada dewasa muda masih sangat terbatas.13,14,15

Terlebih literatur yang membahas flexible flat foot di Indonesia juga sangat

terbatas. Apalagi yang membahas keluhan dari flexible flat foot di kalangan

mahasiswa kedokteran belum pernah dilakukan. Hal ini menyebabkan tidak

adanya data atau informasi yang jelas mengenai prevalensi maupun faktor

risiko flexible flat foot di Indonesia. Oleh karena itu perlu dilakukan

penelitian tentang hubungan antara indeks massa tubuh terhadap flexible flat

foot.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah terdapat hubungan antara indeks massa tubuh terhadap

flexible flat foot pada mahasiswa dan mahasiswi Program Studi Kedokteran

dan Profesi Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?

1.3 Hipotesis

Terdapat hubungan antara indeks massa tubuh terhadap flexible flat

foot.

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui proporsi

flexible flat foot dan hubungan antara faktor risiko dengan flexible flat foot

pada mahasiswa dan mahasiswi Program Studi Kedokteran dan Profesi

Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui proporsi flexible flat foot pada mahasiswa dan

mahasiswi Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter FKIK

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 18: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

3

2. Mengetahui hubungan indeks massa tubuh terhadap flexible flat foot

pada mahasiswa dan mahasiswi Program Studi Kedokteran dan

Profesi Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi Peneliti

1. Sebagai prasyarat kelulusan studi S1 dan mendapat gelar Sarjana

Kedokteran dari Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Sebagai salah satu bentuk perwujudan peneliti dalam melaksanakan

kewajiban mahasiswa yaitu Tri Dharma Perguruan Tinggi.

3. Sebagai media untuk mengembangkan kemampuan dan berlatih

membuat penelitian dengan metode cross sectional atau potong

lintang.

1.5.2. Bagi Institusi

1. Memperoleh referensi tambahan tentang penelitian kedokteran di

bidang muskuloskletal.

2. Memperoleh informasi tentang proporsi flexible flat foot pada

mahasiswa dan mahasiswi Program Studi Kedokteran dan Profesi

Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Menambah literatur kesehatan khususnya mengenai hubungan

antara indeks massa tubuh terhadap flexible flat foot.

1.5.3. Bagi Masyarakat

1. Memberikan informasi kepada tenaga kesehatan dan masyarakat

akan seberapa besarnya hubungan antara indeks massa tubuh

terhadap flexible flat foot.

2. Memberikan saran untuk menjaga kondisi berat badan tubuh tetap

ideal.

Page 19: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

4

1.5.4. Bagi Peneliti Lain

1. Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.

Page 20: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Anatomi Pedis

Kaki manusia merupakan struktur mekanis yang kuat dan kompleks.

Stukturnya terdiri dari 26 tulang, 33 sendi, ratusan otot, tendon, dan ligamen

yang memiliki fungsi utama sebagai pembentuk dasar penyangga, sebagai

peredam kejut, dan sebagai pengatur mobilitas tubuh.17

Pedis dibentuk oleh distal os tibia dan os fibula yang kompleks

terdiri dari 3 artikulasi, yaitu sendi talocrural, sendi subtalar, dan sendi

tibiofibular yang bersendi langsung dengan os talus paling atas, os

calcaneus paling belakang, os naviculare bagian medial, os cuboideum

bagian lateral, ossa cuneiforme bagian medial dan lateral, ossa metatarsal

lima buah, dan ossa phalangeal 14 buah. Pada pedis sendiri terdapat tiga

bagian, diantaranya: 20

a. Fore foot (kaki depan), terdiri dari: ossa metatarsal dan ossa phalangeal

pada bagian anterior.

b. Mid foot (kaki tengah), terdiri dari: os naviculare, os cuboideum, dan

ossa cuneiforme pada bagian medial.

c. Hind foot (kaki belakang), terdiri dari: os talus dan os calcaneus pada

bagian posterior.

Fore foot dibentuk oleh kelima jari kaki bagian proksimal yang

dibentuk oleh ossa metatarsal dan ossa phalangeal dan dihubungkan oleh

sendi metatarsophalangeal. Setiap jari kaki memiliki tiga ossa phalangeal,

kecuali jempol kaki yang hanya memiliki dua ossa phalangeal. Sendi yang

menghubungkan antar os phalangeal disebut sendi interphalangeal dan

yang menghubungkan antara os metatarsal dan os phalangeal disebut sendi

metatarsophalangeal

Page 21: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

6

Gambar 2.1 Pengelompokan Anatomi Pedis 30

Ossa metatarsal terdiri dari lima os metatarsal yang diberi angka

mulai dari sisi medial kaki. Masing-masing tulang terdiri dari sebuah basis

metatarsal pada ujung proksimal, corpus metatarsal, dan caput metatarsal

pada ujung distal. Basis metatarsal I-V bersendi dengan os cuneiforme dan

os cuboideum. Basis metatarsal memiliki sebuah tuberositas yang melewati

tepi lateral os cuboideum. Seluruhnya terdapat empat belas ossa

phalangeal, jari kaki pertama terdiri dari 2 ossa phalangeal, keempat jari

kaki lainnya masing-masing terdiri dari 3 ossa phalangeal. 17

Mid foot dibentuk oleh os cuboideum, os naviculare, dan tiga ossa

cuneiforme yang membentuk lengkungan pada kaki dan berfungsi sebagai

penahan terhadap kejutan. Mid foot dihubungkan dengan bagian hind foot

dan fore foot oleh fascialis plantaris. Os cuboideum adalah tulang paling

lateral pada baris ossa metatarsal. Ketiga os cuneiforme adalah os

cuneiforme medial, os cuneiforme intermedium, dan os cuneiforme lateral.

Masing-masing os cuneiforme ke posterior bersendi dengan os naviculare

Page 22: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

7

dan ke anterior dengan basis metatarsal dan os cuneiforme lateral bersendi

dengan os cuboideum. 17,20

Hind foot dimulai dari os talus dan os calcaneus. Dua tulang panjang

dari tungkai bawah terhubung langsung dengan bagian atas dari os talus dan

dibentuk oleh sendi, sementara os calcaneus yang merupakan tulang

terbesar di kaki dibatasi oleh lapisan lemak di bagian inferior kaki. Os talus

terdiri dari sebuah corpus tali, collum tali, dan caput tali. Os talus terletak

di atas bagian duapertiga anterior os calcaneus dan juga bersendi dengan os

tibia, os fibula, dan os naviculare. Permukaan proksimal os talus

menanggung berat tubuh yang diteruskan melalui os tibia. 17,20

Os calcaneus adalah tulang kaki yang paling besar dan paling kuat.

Pada bagian proksimal, tulang ini bersendi dengan os talus dan ke arah

anterior dengan os cuboideum. Permukaan lateral os calcaneus memiliki

sebuah rigi serong yang dikenal sebagai trochlea fibularis. Bagian posterior

os calcaneus memiliki sebuah tonjolan tuber calcanei dengan processus

medial tuberis calcanei, processus lateral tuberis calcanei, dan prosesus

anterior tuberis calcanei. Sewaktu berdiri hanya processus medial tuberis

calcanei yang bertumpu langsung pada bumi. 17,20

Page 23: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

8

Gambar 2.2 Anatomi pedis17

2.1.2 Arcus Pedis

Ada tiga arcus pada pedis, yaitu arcus longitudinal medial, arcus

longitudinal lateral, dan arcus tranversus. Pada anak-anak, kaki tampak

datar karena banyaknya lemak subkutan pada telapak kaki. 17

Arcus longitudinal lateral ini memiliki posisi lebih rendah, dibentuk

oleh os calcaneus, os cuboideum, dan ossa metatarsalia keempat dan

kelima. Selama tahapan berjalan arcus longitudinal lateral berfungsi

menerima dan menanggung berat tubuh sebelum arcus longitudinal medial

ikut berperan.17

Arcus longitudinal medial dibentuk oleh os calcaneus, os talus, os

naviculare, ketiga ossa cuneiforme, dan ossa metatarsal pertama. Arcus ini

berbentuk lengkungan yang tinggi. Pada puncaknya terletak caput tali yang

bersandar pada arcus pedis di antara sustentaculum tali dan os naviculare.

Page 24: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

9

Dengan melakukan gerakan supinasi pada kaki, os tibia bagian posterior

akan mengangkat arcus. Arcus ini berfungsi untuk membagi distribusi berat

tubuh menuju tuber calcanei dan kelima caput ossa metatarsal. Pada

permukaan sudut antara os talus dan os naviculare dan juga antara os tarsal

lainnya, arcus pedis dapat menjadi rata dan mundur. 20

Arcus tranversus dibentuk oleh basis kelima ossa metatarsal, os

cuboideum, dan os cuneiforme. Bagian ini sebenarnya hanya setengah

lengkung dengan basisnya pada lateral kaki dan puncaknya pada medial

kaki. Kaki dapat dianggap sebagai setengah kubah, sehingga jika kedua

margo medial kaki diletakkan bersama, terbentuklah kubah yang lengkap.

17,20

Dari keterangan ini dapat dimengerti bahwa berat badan pada posisi

berdiri akan didistribusikan menuju os calcaneus dan fore foot pada enam

titik tumpuan di tanah, yaitu tuber calcanei, ossa sesamoidea di bawah

caput ossa metatarsal pertama, dan keempat caput metatarsal lainnya. 17,20

Gambar 2.3 Arcus longitudinal medial 31

2.1.3 Sendi Pergelangan Kaki

Pergelangan kaki terbentuk dari 3 persendian yang berfungsi

mengatur pergerakan bagian belakang kaki sehingga mampu bergerak

secara plantarfleksi-dorsofleksi, inversi-eversi dan endorotasi-eksorotasi.

Page 25: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

10

Ketiga jenis gerakan tadi selanjutnya dapat bergabung membentuk gerakan

pronasi dan supinasi. Ketiga persendian tersebut terdiri dari: 17

a. Articulatio talocruralis

Dibentuk oleh ujung distal os tibia dan os fibula serta bagian

atas dari os talus dan terdiri dari 2 ligamentun, yaitu:

1. Ligamentun medial

Ligamentun ini merupakan ligamentum yang kuat dengan

puncaknya melekat pada ujung malleoulus medial. Sedangkan,

serabut dalamnya melekat pada permukaan medial corpus tali

serta serabut superficial yang melekat pada bagian medial os

talus, sustentaculum tali, ligamentun calcaneonaviculare

plantar, dan tuberositas ossa naviculare. 17

2. Ligamentun lateral

Ligamentum ini memiliki kekuatan yang lebih lemah dan

tersusun dari tiga pita:

a) Ligamentum talofibulare anterior, berjalan dari

malleolus lateral ke permukaan lateral os talus.

b) Ligamentun calcaneofibulare, berjalan dari ujung

malleolus lateral ke arah bawah dan belakang menuju

permukaan lateral os calcaneus.

c) Ligamentun talofibulare posterior, berjalan dari

malleolus lateral.18

b. Articulatio subtalaris

Sendi ini dibentuk oleh os talus dan os calcaneus, sendi ini

memungkinkan tungkai bawah yang memiliki aksis gerak berupa

aksis longitudinal melakukan gerakan endorotasi dan eksorotasi,

gerakan pada tungkai bawah ini selanjutnya diteruskan pada kaki

yang memiliki aksis gerak berupa aksis transversal yang sedikit

miring sehingga memungkinkan terjadinya gerakan supinasi dan

pronasi pada kaki. Articulatio subtalaris terdiri dari dua buah sendi

yang dipisahkan oleh ligamentun talocalcaneal-interosseum

Page 26: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

11

menjadi articulatio subtalaris anterior dan subtalaris posterior.

Ligamentun talocalcaneal-interosseum berfungsi menahan

pergeseran os talus ke arah medial. Saat supinasi bagian depan

ligamentun akan tegang dan saat pronasi ligamentun menjadi

regang. 17

c. Articulatio tibifibularis distal

Sendi ini merupakan pertemuan os tibia dan os fibula yang

merupakan sindesmosis sehingga pergerakannya terbatas. Sendi ini

distabilkan posisinya oleh membran interosseus yang tebal serta

ligamentun tibiofibularis anterior posterior. Sindesmosis articulatio

tibiofibularis distal ini diperlukan untuk kestabilan bagian atap dari

articulatio talocruralis. Cedera yang terjadi biasanya mengenai

ligamentun tibiofibularis anterior inferior saat gerakan eversi. 17,18

d. Articulatio intertarsal

Sejumlah sendi sinovial di antara masing-masing os tarsal

bekerja untuk inversi, eversi, supinasi, dan pronasi pedis :

1. Inversi dan eversi adalah memutar seluruh regio plantaris pedis

masing-masing ke dalam dan ke luar

2. Pronasi adalah melakukan rotasi bagian depan pedis ke arah

lateral relatif terhadap bagian belakang kaki, dan supinasi

adalah gerakan sebaliknya.

Pronasi dan supinasi memungkinkan pedis mempertahankan

kontak normal dengan tanah apabila berdiri dengan posisi yang

berbeda atau apabila berdiri pada permukaan yang tidak beraturan.

Sendi-sendi utama terjadinya gerak ini meliputi sendi subtalaris,

sendi talocalcaneonavicularis, dan sendi calcaneocuboidea. Sendi

talocalcaneonavicularis dan sendi calcaneocuboidea bersama-sama

membentuk struktur yang sering kali disebut sebagai sendi tarsi

transversa. Sendi intertarsalis di antara ketiga ossa cuneiforme dan

Page 27: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

12

di antara os cunieforme dan os naviculare hanya memungkinkan

gerak yang terbatas. 20

e. Articulatio talocalcaneonavicularis

Articulatio talocalcaneonavicularis merupakan sendi yang

kompleks, yakni caput tali bersendi dengan os calcaneus dan

ligamentun calcaneonavicularis di sebelah bawah dan dengan os

naviculare di sebelah depan. Articulatio talocalcaneonavicularis

memungkinkan gerak meluncur dan rotasi yang bersama dengan

gerak serupa pada sendi subtalaris yang terlibat dalam inversi dan

eversi pedis. Gerak tersebut juga berperan dalam pronasi dan

supinasi.19,20

Bagian-bagian articulatio talocalcaneonavicularis di antara

os talus dan os calcaneus adalah:

1. Facies articularis calcanea anterior dan medial pada

permukaan inferior caput tali

2. Facies articularis talaris anterior dan medial yang sesuai pada

masing-masing permukaan superior dan sustentaculum tali os

calcaneus.

Bagian sendi di antara os talus dan ligamentun

calcaneonaviculare plantar (spring ligament) adalah di antara

ligamentun dan facies pada permukaan inferior caput tali. Sendi di

antara os naviculare dan os talus merupakan bagian terbesar

Articulatio talocalcaneonavicularis dan terletak di antara ujung

anterior caput tali dan permukaan posterior berbentuk cekung yang

sesuai pada os naviculare.17,18

f. Articulatio calcaneocubidea

Sendi calcaneocuboidea memungkinkan gerak meluncur

dan rotasi yang terlibat dalam inversi dan eversi pedis dan juga

berkontribusi pada pronasi dan supinasi bagian depan pedis

terhadap bagian belakang pedis. 17

Page 28: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

13

Articulatio calcaneocubidea merupakan sendi sinovial di

antara:

1. Facies pada permukaan anterior os calcaneus

2. Facies yang sesuai pada permukaan posterior os cuboideum

g. Articulatio tarsometatarsal

Articulatio tarsometatarsales di antara os metatarsal dan os

tarsal di dekatnya merupakan sendi plana dan memungkinkan gerak

menggeser yang terbatas. 17

Jangkauan berat atau the range of movement articulatio

tarsometatarsal di antara os metatarsal I dan os cuneiforme medial

lebih besar dibandingkan jangkauan gerak articulatio

tarsometatarsal lainnya dan memungkinkan fleksi, ekstensi, dan

rotasi. Articulatio tarsometatarsal bersama dengan sendi tarsi

trasnversa ikut serta dalam pronasi dan supinasi pedis.18

2.1.4 Flat Foot

2.1.4.1 Definisi dan Epidemiologi

Flat foot atau pes planus adalah suatu kondisi lengkung kaki

sisi medial (arcus longitudinal medial) berkurang atau tidak ada,

sehingga telapak kaki akan sejajar dengan tanah.1 Prevalensi flat foot

masih belum diketahui dengan jelas, karena belum ada konsensus

klinis atau kriteria secara radiologis untuk menentukan flat foot.2

Tapi, beberapa peneliti melaporkan prevalensi flat foot pada anak–

anak (usia 2-6 tahun) adalah 21-57% dan persentase ini akan

berkurang hingga 13,4-27,6% ketika mereka duduk di bangku

sekolah dasar.3,4,5 Pada populasi dewasa, dilaporkan prevalensinya

adalah 15-20%.10,15,16 Prevalensi flat foot yang patologis dalam

kelompok ini adalah kurang dari satu persen. Prevalensi lebih tinggi

dikaitkan dengan obesitas dan jenis kelamin laki-laki.8,9

Page 29: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

14

Gambar 2.4 Gambar kaki penderita flat foot 32

2.1.4.2 Klasifikasi

Harris RT dan Beath T mengklasifikasikan flat foot menjadi

tiga jenis, yaitu rigid flat foot, flexible flat foot, dan flexible flat foot

with short tendo-achilles.10 Dalam banyak kasus, flat foot akan

bersifat flexible. Keadaan ini ditandai dengan lengkungan yang

normal ketika tidak menyokong beban tubuh dan lengkungan yang

mendatar saat sedang menyokong beban tubuh seperti keadaan

berdiri. 21

Flexible flat foot seringkali terlihat selama dekade pertama

kehidupan karena lengkung kakinya belum terbentuk sempurna

dan dapat bersifat simtomatik ataupun asimtomatik.11 Faktor

penyebab kelainan ini adalah kelemahan yang berlebihan dari

kapsula sendi dan ligamen yang berakibat hilangnya lengkungan

tarsal ketika menyokong beban tubuh.8

Namun, kondisi ini juga dapat berkembang sampai

dewasa.12 Ketika flexible flat foot menimbulkan keluhan nyeri atau

rasa sakit pada kaki, maka harus segera diwaspadai.21 Biasanya

kondisi seperti ini perlu mendapatkan penanganan karena rasa sakit

tentunya akan menimbulkan keluhan yang berdampak pada

terbatasnya aktivitas sehari-hari.4

Page 30: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

15

Rigid flat foot merupakan kaki datar patologis yang biasanya

menimbulkan nyeri, keterbatasan gerak, dan membutuhkan

penanganan segera. Pada kondisi ini, seseorang tidak memiliki

lengkung kaki sama sekali, baik ketika dalam posisi weightbearing

ataupun non-weightbearing. Weight bearing adalah keadaan kaki

saat menyokong beban tubuh seperti dalam keadaan berdiri.

Sedangkan, non-weight bearing adalah keadaan kaki ketika tidak

menyokong beban tubuh seperti dalam keadaan menjinjit.24

2.1.4.3 Etiologi

Etiologi flat foot ada beberapa macam, di antaranya sebagai

berikut:23

a. Kongenital, yaitu kelainan bawaan sejak lahir yang terjadi

karena mungkin diturunkan dari keluarga (genetik).

b. Adanya ruptur pada tendon tibialis posterior.

c. Post trauma, seperti fraktur pada ankle dengan yang gagal

menyambung (malunion)

d. Kelemahan atau kelebihan aktivitas pada otot kaki.

e. Penyakit neuromuskular.

f. Penyakit neuropatik.

g. Penyakit inflamasi, seperti artritis.

h. Obesitas.

Flat foot patologis memiliki banyak etiologi, dimana

disfungsi tendon tibialis posterior merupakan penyebab yang paling

umum. Pada flat foot patologis ada tiga kerusakan dimensional,

yaitu keadaan valgus pada kaki bagian belakang, kolapsnya arcus

longitudinal, dan kaki bagian depan mengalami abduksi. Flat foot

patologis dapat menyebabkan terjadinya kontraktur pada tendon

achilles. 21,23

Selain kondisi di atas, flat foot juga erat dikaitkan dengan

obesitas. Walaupun masih banyak perdebatan, obesitas lebih

mengarah kepada rigid atau flexible flat foot. Obesitas adalah suatu

Page 31: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

16

kondisi kesehatan berupa kelebihan lemak tubuh yang terakumulasi

sehingga menimbulkan dampak merugikan bagi kesehatan, yang

kemudian menurunkan harapan hidup dan meningkatkan masalah

kesehatan. Menurut World Health Organization (WHO) untuk

Kriteria Asia Pasifik, seseorang dianggap menderita obesitas bila

IMT yang diperoleh dari hasil pembagian berat badan dalam

kilogram dengan kuadrat tinggi badan dalam meter lebih dari 25

kg/m2. Terlebih data dari WHO pada tahun 2014 menunjukkan 600

juta orang dewasa muda mengalami obesitas dari total 1,9 miliar

orang dewasa muda di dunia. 8

Orang yang mengalami obesitas terdapat perubahan

transmisi kekuatan mekanik dari ekstremitas ke pergelangan kaki

akibat pemuatan mekanik yang berlebihan selama berjalan. Keadaan

ini dicurigai oleh penumpukan lemak pada arcus longitudinal medial

yang berlebihan menyebabkan peningkatan tekanan pada

lengkungan yang menyebabkan kaki rata. Terlebih kondisi ini terjadi

secara berkepanjangan.8,9

Satu dekade terakhir, beberapa penelitian telah dilakukan

untuk menyelidiki hubungan antara flat foot dan indeks massa tubuh.

Berbagai cara pengukuran dilakukan untuk melihat morfologi kaki

dengan jelas, dengan cara mencetak, memindai, dan melakukan

digitalisasi untuk memastikan hubungan indeks massa tubuh dan flat

foot. 13,14,15

Penelitian yang dilakukan pada populasi anak-anak

sebelumnya menemukan bahwa overweight dan obesitas memiliki

hubungan terhadap flat foot pada 835 anak-anak berusia tiga sampai

enam tahun, flat foot ditemukan pada 42% anak dengan berat badan

normal, 51% anak dengan overweight, dan 62% anak-anak dengan

obesitas.5 Demikian pula pada dua penelitian di Taiwan terhadap

1024 anak berusia lima sampai tiga belas tahun,8 dan 2083 anak-

anak berusia antara tujuh sampai dua belas tahun ditemukan

Page 32: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

17

hubungan yang signifikan antara prevalensi flat foot pada anak-anak

dengan overweight dan obesitas.9

Penelitian lain yang dilakukan pada 825.964 remaja

(467.412 laki-laki, 358.552 perempuan) berusia 17 tahun oleh S.

Tenenbaum et al pada tahun 2013 yang menilai hubungan antara

indeks massa tubuh dan jenis kelamin terhadap flat foot. Hasil dari

penelitian tersebut ialah bahwa terdapat hubungan yang signifikan

antara peningkatan indeks massa tubuh terhadap flat foot. Pada laki-

laki, ditemukan flat foot derajat ringan sebanyak 12,4%, dan flat foot

derajat parah sebanyak 3,8%. Sedangkan, pada perempuan

ditemukan flat foot derajat ringan sebanyak 9,3%, dan flat foot

derajat berat sebanyak dua koma empat persen.14

2.1.4.4 Patofisiologi

Biomekanika dari komponen tulang, sendi, dan otot pada

kaki saling bekerjasama menopang tubuh pada saat foot strike dan

push off untuk meredam benturan dan menyiapkan rigid phase.

Bentuk kaki penderita flat foot yang lebar tanpa adanya lengkung

mengakibatkan komponen pengungkit tubuh kaku untuk proses

berjalan dan berlari yang menyebabkan gangguan keseimbangan dan

cepat lelah. Pada keadaan normal foot dikatakan lebih stabil karena

tekanan dari berat badan dibagi secara merata keseluruh tapak kaki.

Penyebab utama dari kaki datar adalah gangguan struktur tulang

sehingga pada kondisi kaki datar menyebabkan otot, tendon, dan

ligamen bekerja lebih berat.39

Penyebabnya dibedakan menjadi dua, yaitu penyebab

biomekanik seperti forefoot varus, forefoot supinatus, pronasi yang

disebabkan oleh equinus dan pronasi yang diakibatkan dari patologis

pada daerah proksimal yang lain. Penyebab non biomekanik

meliputi menurunnya atau hilangnya fungsi otot, faktor keturunan

dan trauma.40

Page 33: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

18

Kondisi flat foot akan sangat memengaruhi fase berjalan

pada manusia. Terutama saat stance phase, fase yang akan memiliki

porsi terbesar untuk menyokong beban tubuh (weightbearing) saat

berjalan. Pada kondisi flat foot, terjadi peningkatan kontraksi dari

otot tibialis posterior akibat peningkatan massa tubuh dan karena

keadaan yang berlangsung secara terus menerus akan menyebabkan

disfungsi posterior tibial tendon. Hal ini akan membuat os calcaneus

berkurang eversinya dan menyebabkan penurunan inversi os tibialis,

eversi hindfoot, abduksi forefoot, dan deformitas sendi subtalar.

Deformitas sendi subtalar menyebabkan ketidakstabilan dan posisi

eversi berlebih mengakibatkan kurang mampu untuk

mempertahankan keseimbangan berdiri dalam jangka waktu yang

cukup lama. Karena terjadi secara terus menerus akan membuat

arcus longitudinal medial mendatar dan pada akhirnya berada dalam

kondisi flat foot. 39,40

2.1.4.5 Manifestasi Klinik

Pada anak-anak gejala flexible flat foot hampir tidak pernah

menimbulkan permasalahan. Pada umunya flexible flat foot pada

anak-anak memberikan gejala asimtomatik. Jika keadaan flexible

flat foot tersebut bertahan hingga usia dewasa muda, kemungkinan

akan mengalami gejala seperti rasa sakit yang ringan di sepanjang

bagian bawah kaki. flexible flat foot kemungkinan menimbulkan

gejala ketika mencapai usia dewasa muda. Gejala tersebut terjadi

ketika adanya kontraksi dari tendon achilles yang membatasi

pergerakan dorsofleksi pergelangan kaki secara penuh, kemudian

memindahkan tekanan pada bagian mid foot, yang kemudian dapat

menyebabkan kerusakan pada persendian tarsal dan memberikan

rasa nyeri pada lengkungan medial dan pergelangan kaki.21

Page 34: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

19

Gejala yang mungkin terjadi pada beberapa orang dengan

flexible flat foot termasuk: 21

1. Nyeri tumit di sepanjang pergelangan kaki atau di sepanjang

bagian luar kaki

2. Rasa sakit sepanjang tulang kering

3. Nyeri atau kelelahan pada betis

4. Nyeri punggung, pinggul, atau lutut

Flat foot menyebabkan ketidakstabilan kaki sebagai

penumpu tubuh. Hal ini dapat menyebabkan berbagai keluhan

seperti cepat ausnya sol sepatu bagian tumit, mempengaruhi gerakan

normal berjalan yang mengakibatkan kelelahan, serta nyeri. Flat foot

menyebabkan kurang berfungsinya sistem pengungkit yang kaku

saat kaki meninggalkan pijakan, sehingga menyebabkan keluhan

mudah lelah dan membatasi aktivitas jalan.26

Ratanya arcus longitudinal menyebabkan gangguan pada

proses weightbearing dan menjadi penyebab perubahan fungsional

pada kaki. Banyak orang dengan kondisi flat foot menunjukkan tidak

adanya fase toe-off saat berjalan. Gejala yang timbul berupa pronasi

kaki, pemendekan otot-otot pengungkit, nyeri pada plantar fascialis,

kelemahan struktur pendukung dari sisi medial kaki, dan tendon

tibialis posterior. Dalam waktu yang lama, deformitas ini akan

berkembang menjadi kronik dan tekanan yang tidak normal akan

ditransmisikan ke area proksimal, sehingga mempengaruhi sendi

lutut, pinggul, dan punggung bawah.21

Keadaan ini akan menyebabkan seseorang dengan kondisi

flat foot membutuhkan lebih banyak kerja otot dibandingkan

dengan orang yang tidak flat foot untuk mendukung dan

menggerakkan beban tubuhnya. Hal ini tidak hanya menyebabkan

kelelahan pada otot-otot ekstrinsik pada kaki, tetapi juga otot-

otot intrinsik yang berfungsi secara maksimal sebagai kompensasi

dari hilangnya dukungan ligamen.21,22

Page 35: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

20

2.1.5.5 Diagnosis

Dalam mendiagnosis flat foot, dilakukan pemeriksaan pada

kaki dan mengamati bagaimana kondisi telapak kaki ketika pasien

berdiri dan duduk. Pemeriksaan yang bisa dilakukan pada kondisi

flat foot antara lain:

1. Inspeksi

Melalui pengamatan arcus atau lengkung kaki, baik pada

saat non-weightbearing maupun weightbearing.21 Pemeriksaan

dapat dilakukan dengan cara inspeksi pada bagian arcus

longitudinal medial untuk menentukan flat foot. Baik pada saat non-

weight bearing maupun weight bearing akan jelas dengan kasat mata

terbantuknya arcus.21 Namun, dengan cara inspeksi kita sulit untuk

menentukan derajat keparahan dari flat foot. Untuk membedakan

flexible flat foot dengan rigid flat foot dapat dilakukan Jack Test.

Jack Test dilakukan dengan cara meminta responden menjinjit dan

dilihat terbentuk lengkungan atau tidak pada arcus longitudinal

medial. Jika tidak terdapat lengkungan, maka Jack Test positif dan

menandakan rigid flat foot. Pada kondisi ini, seseorang tidak

memiliki lengkung kaki sama sekali, baik ketika dalam posisi weight

bearing ataupun non-weight bearing.24

2. Radiografi, CT Scan, MRI, dan Bone Scan

Memberikan gambaran mengenai anatomi kaki serta

membantu mendiagnosis kelainan pada ankle dan kaki.10 Foto X-

Ray menjadi gold standard dilakukan untuk menentukan

keparahan gangguan flat foot. Metode yang sering digunakan

adalah Meary’s angle.29 Meary’s angle telah digunakan untuk

mengidentifikasi kelainan pada pasien dengan flat foot dan pes

cavus pada radiograf lateral. Ini adalah sudut antara garis yang

ditarik dari pusat sumbu longitudinal os talus dan os metatarsal

pertama. Pada beban kaki normal, sumbu garis tengah dari talus

sejajar poros tengah os metatarsal pertama. 29

Page 36: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

21

Interpretasi Meary’s angle: 29

Normal : sudut 0 derajat

Pes cavus : sudut > 4 derajat (cembung ke atas)

Pes planus : sudut > 4 derajat (cembung ke bawah)

Gambar 2.6 Foto X-ray kaki penderita flat foot 29

3. AHI (The Arch Height Index)

AHI (The Arch Height Index) dilakukan dengan cara

mengukur tinggi arcus dengan menggunakan handheld callipers.

arcus dihitung dengan membagi ketinggian dorsum (punggung

kaki) dengan panjang kaki (jarak dari tumit ke kepala os metatarsal

pertama).25

4. Wet Footprint Test

Pemeriksaan tinggi rendahnya arcus atau lengkung kaki

longitudinal dapat dilakukan melalui sidik tapak kaki (footprint)

dengan memperhatikan batas medial kaki. Sidik tapak kaki dapat

dilakukan dengan menggunakan media tinta ataupun air biasa (wet

test). Pada wet footprint test, bentuk arcus kaki diketahui dengan

cara membasahi kaki, lalu menapakkannya pada selembar kertas

sehingga pada kertas tadi akan tertinggal sidik tapak kaki.26

Foto X-Ray telapak kaki normal Foto X-Ray flat foot

Page 37: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

22

Gambar 2.5 Jenis - jenis bentuk telapak kaki 33

Secara umum, keadaan flexible flat foot akan kembali pada

posisi normal disertai lengkungan longitudinal pada saat posisi

duduk atau ketika kaki tidak menumpu beban berat tubuh. Ketika

berdiri dengan menggunakan jari-jari kaki, lengkungan longitudinal

akan terbentuk dan ujung hind foot menjadi varus dengan adanya

plantar fleksi dari hind foot. Pada saat posisi duduk akan

memperlihatkan bahwa hind foot akan pada posisi netralnya disertai

dengan deformitas supinasi dari fore foot. 24

2.1.5.6 Tata laksana

Tata laksana flat foot bergantung kepada derajat keparahan

dan penyebab keluhan. Jika keadaan flat foot tidak menyebabkan

nyeri yang persisten atau adanya keluhan lain, tatalaksana mungkin

tidak diperlukan. Untuk tata laksana flat foot terbagi menjadi dua

cara, yaitu: 34

a. Terapi non-bedah

1. Menggunakan sepatu yang disisipkan alat khusus (orthotic) untuk

menstabilkan fungsi kaki saat berjalan.

2. Melakukan latihan (stretching exercises) bersama fisioterapis

untuk memperkuat otot-otot kaki.

3. Mengatur aktivitas berat yang dapat menyebabkan keluhan

bertambah parah.

Page 38: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

23

4. Melakukan penurunan berat badan, jika dalam kondisi kelebihan

berat badan (obesitas).

5. Mengonsumsi obat-obatan penghilang rasa sakit, seperti

ibuprofen untuk membantu mengurangi rasa sakit dan

peradangan pada kaki.

Cara ini tidak akan membantu untuk mengubah lengkungan

dari arcus longitudinal medial yang datar, tapi akan membantu

mengurangi keluhan dari flat foot. Jika cara ini tidak membantu

mengurangi keluhan, maka harus dirujuk ke dokter spesialis

ortopedi dan traumatologi untuk pertimbangan dilakukan operasi.

34

b. Terapi bedah

Intervensi bedah sebagian besar hanya dilakukan pada

pasien rigid flat foot (patologis) dewasa dengan keluhan nyeri

yang persisten, jika cara-cara di atas sama sekali tidak membantu

mengurangi atau menghilangkan keluhan dari flat foot atau

memang terjadi perkembangan tulang kaki yang tidak normal. 34

Page 39: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

24

2.2 Kerangka Teori

Gait cycle

Swing phase Stance phase

Heel strike

Non-weight

bearing

↑ Kontraksi m.

tibialis posterior

Disfungsi

posterior tibial

tendon

Os talus

Weight bearing

Sustentaculum

tali

Sendi subtalar

↓ Eversi os

calcaneus

↓ Inversi os

tibialis

↓ eversi hindfoot

Sendi tibiotalar

plantarfleksi

Faktor risiko flat foot:

1. Genetik

2. Trauma pada ankle

3. Ruptur tendon tibialis

4. kelebihan aktivitas otot kaki

5. tightness triceps surae

6. Penyakit neuromuskular

7. Deformitas dorsilateral mid foot

8. Obesitas

Os cuboideum

↓ abduksi

forefoot

Flat foot

arcus

longitudinal

medial mendatar

Page 40: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

25

2.3 Kerangka Konsep

: Variabel bebas

: Variabel tergantung

: Yang diteliti

1. Trauma pada ankle

2. Ruptur tendon tibialis

3. kelebihan aktivitas

otot kaki

4. tightness triceps surae

5. Penyakit

neuromuskular

Mahasiswa PSKPD FKIK

UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

Arcus longitudinal

medial mendatar

Flat foot

Indeks Massa

Tubuh

Pemeriksaan dengan

inspeksi dan Jack Test

Page 41: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

26

Pada penelitian ini mahasiswa PSKPD FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang terdeteksi flat foot merupakan variabel bebas dan

indeks massa tubuh merupakan variabel tergantung. Trauma pada ankle,

ruptur tendon tibialis, kelebihan aktivitas otot kaki, tightness triceps surae,

dan penyakit neuromuskular merupakan variabel yang tidak dilakukan

penilaian dalam penelitian ini.

2.4 Definisi Operasional

No.

Variabel

Definisi

Pengukur

Alat Ukur

Cara ukur

Skala

1.

Flexible flat

foot

Flexible Flat foot adalah

suatu kondisi di mana

lengkung kaki sisi medial

berkurang atau tidak ada,

sehingga secara keseluruhan

telapak kaki akan sejajar

dengan tanah saat

menyokong beban tubuh.

Lengkungan yang normal

akan terbentuk ketika tidak

menyokong beban tubuh 21.

Peneliti

Pengamatan

/ Inspeksi

Peneliti akan melihat pada

telapak kaki apakah terbentuk

lengkungan atau tidak pada

arcus longitudinal medial. Jika

tidak ada lengkungan, maka

sampel ditetapkan flat foot.

Lalu, dilakukan Jack Test

dengan meminta sampel untuk

berjinjit dan melihat apakah

terbentuk lengkungan pada

arcus longitudinal medial. Jika

terbentuk lengkungan, maka

flat foot tipe flexible.

Nominal

2.

Indeks

Massa

Tubuh

Indeks massa tubuh diukur

dengan cara membagi berat

badan (kilogram) dengan

kuadrat tinggi badan (meter).

Klasifikasi WHO untuk

Peneliti

Timbangan

digital SECA

1.Mempersiapkan pasien

dengan melepas jaket, topi,

alas kaki, tas, dan benda lain

yang mengurangi akurasi

pengukuran.

Ordinal

Page 42: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

27

Indeks Massa Tubuh Asia

Pasifik:8

1. Underweight : <18,5

2. Normalweight : 18.5 – 23

3. Overweight : 23 – 24.9

4. Obesitas 1 : 25 – 29.9

5. Obesitas 2 : >30

2.Memastikan responden

berdiri tegak dan tidak

bergerak dengan pandangan

lurus membelakangi alat ukur

selama pengukuran berat

badan.

3. Meminta responden tetap

berdiri tegak, tidak menunduk

maupun mengadah selama

pengukuran tinggi badan

menggunakan moveable

microtoise.

4.Mencatat hasil pengukuran

berat badan dan tinggi badan.

Page 43: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain deskriptif analitik. Metode

pengumpulan data yang digunakan adalah cross sectional. 27

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan September sampai Oktober tahun

2017.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi target pada penelitian adalah mahasiswa dan mahasiswi

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter, Program Studi Farmasi,

Program Studi Kesehatan Masyarakat, dan Program Studi Ilmu Keperawatan.

Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah mahasiswa dan mahasiswi

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Program Studi Kedokteran dan Pendidikan Dokter angkatan 2014, 2015,

2016, dan 2017. Sedangkan, sampel penelitian adalah populasi terjangkau

yang telah terpilih dengan metode simple random sampling.

Page 44: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

27

3.3.2 Sampel

Berdasarkan jenis penelitian yang merupakan penelitian kategorikal

dan menggunakan teknik simple random sampling, maka rumus yang

digunakan adalah:27,28

n =[ (𝑍𝛼 √2𝑃𝑄 + 𝑍𝛽 √𝑃1𝑄1+𝑃2𝑄2

𝑃1−𝑃2] 2

Keterangan:

n =Besar sampel

Z𝛼 =Derivat baku normal untuk 𝛼

Z𝛽 =Derivat baku normal untuk 𝛽

𝛼 =Tingkat kemaknaan

𝛽 =Power penelitian

P = Proporsi total = (P1 - P2)/2

P1 =Proporsi pada kelompok yang nilainya merupakan judgement

peneliti

P2 =Proporsi pada kelompok yang sudah diketahui nilainya

Q =1 - P

Q1 =1 – P1

Q2 =1 – P2

Diketahui :

Zα = 1,96

Zβ = 0,842

P1 = 0,620

P2 = 0,420

P = 0,1

Q = 0,9

Q1 = 0,38

Q2 = 0,58

Page 45: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

28

Pada penelitian ini ditetapkan kesalahan tipe 1 adalah 5%, hipotesis

dua arah, kesalahan tipe II adalah 10% dan nilai P2 yang digunakan

dalam penelitian adalah 0,42.5 Maka besar sampel yang diperlukan :

n1 = n2 = [ (𝑍𝛼 √2𝑃𝑄 + 𝑍𝛽 √𝑃1𝑄1+𝑃2𝑄2 )2

(𝑃1−𝑃2)2]

[ (1,96√2 𝑥 0,1 x 0,9 + 0,842 √0,620 x 0,38+0,420 x 0,58 )2

(0,620−0,420)2]

n 1 = n2 = 49

n total = 98

Berdasarkan nilai–nilai variabel yang telah ditetapkan, didapatkan

nilai n total sebesar 98. Sehingga sampel minimal yang dibutuhkan pada

penelitian ini sebesar 98 sampel.

Untuk mengantisipasi sampel yang tidak memenuhi kriteria inklusi

sehingga minimal sampel pada penelitian ini tidak tidak tercapai, maka

sampel ditambahkan dengan menggunakan rumus drop out: 27,28

n’ = 𝑛

(1−𝑓) =

98

(1−0,1) = 110 sampel

n’ = besar sampel setelah antisipasi drop out

n = besar sampel yang dibutuhkan

f = prediksi drop out = 10%

Jadi, jumlah sampel yang diperlukan pada penelitian ini adalah 110

sampel.

Page 46: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

29

3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel

Sampel diambil dengan menggunakan simple random sampling.

Yakni memilih secara acak mahasiswa dan mahasiswi PSKPD dari

setiap angkatan 2014, 2015, 2016, dan 2017 dipilih secara random

sebanyak 28 orang. Pemilihan secara acak dilakukan dengan

menggunakan software Microsoft Excel 2013 menggunakan rumus

random.

3.3.4 Kriteria Inklusi

1. Mahasiswa dan mahasiswi PSKPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta angkatan 2014, 2015, 2016, dan 2017.

2. Mahasiswa dan mahasiswi PSKPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang bersedia dilakukakan pengukuran IMT dan

pemeriksaan flexible flat foot melalui informed consent.

3.3.5 Kriteria Eksklusi

1. Mahasiswa dan mahasiswi PSKPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang menderita flat foot tipe rigid.

2. Mahasiswa dan mahasiswi PSKPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang menderita flat foot akibat trauma.

3.4 Cara Kerja Penelitian

3.4.1 Persiapan Penelitian

a. Pengajuan kaji etik

Pengajuan kaji etik ditujukan kepada Komite Etik Penelitian

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Page 47: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

30

b. Peminjaman alat

Alat yang digunakan adalah timbangan digital SECA. Timbangan ini

merupakan fasilitas kampus yang dipinjam selama periode

penelitian.

c. Kalibrasi alat

Kalibrasi alat timbangan digital SECA yang digunakan pada

penelitian ini dilakukan agar keakuratan dan pengukuran yang

dilakukan dapat dipertanggungjawabkan. Kalibrasi dilakukan

dengan cara melakukan 2 kali pengukuran berat badan dan tinggi

badan, kemudian membandingkan kedua hasil tersebut dan diambil

rata-rata untuk hasil pengukuran.

3.4.2 Identifikasi Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan Mahasiswa Program Studi

Kedokteran dan Profesi Dokter angkatan 2014, 2015, 2016, dan

2017. Subjek penelitian ini merupakan populasi terjangkau dari

penelitian ini.

3.4.3 Randomisasi Sampel

Setelah menentukan populasi terjangkau, peneliti mengacak

responden yang akan diikut sertakan dalam penelitian menggunakan

metode simple random sampling.

3.4.4 Informed Consent

Nama–nama yang sudah terpilih sebagai subjek penelitian, akan

diberikan lembaran informed consent. Apabila bersedia untuk

mengikuti penelitian ini maka akan diarahkan ke langkah penelitian

berikutnya. Sedangkan bagi yang tidak bersedia, maka tidak

diikutsertakan pada penelitian ini.

Page 48: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

31

3.4.5 Pengambilan Data

3.4.5.1 Pengisian Kuesioner

Dalam penelitian ini akan digunakan data primer kuesioner dari

sampel yang mencakup informasi mengenai:

a. Informasi identitas pasien

b. Hasil jawaban dari riwayat trauma pada kaki (feet)

3.4.5.2 Pemeriksaan Flexible flat foot dan Jack Test

Sebelum pengambilan data, peneliti telah melakukan persamaan

persepsi bersama dokter spesialis ortopedi dan traumatologi untuk

menentukan flexible flat foot. Pemeriksaan flexible flat foot dilakukan

dengan cara meminta responden untuk melepas sepatu atau alas kaki

lainnya serta melipat bagian bawah celana. Kemudian, responden

diminta berdiri dan melihat lurus ke depan. Peneliti akan melihat pada

telapak kaki apakah terbentuk lengkungan atau tidak pada arcus

longitudinal medial. Jika tidak terdapat lengkungan pada arcus

longitudinal medial, maka positif flat foot. Lalu, untuk menentukan tipe

flat foot dilakukan Jack Test dengan meminta sampel untuk berjinjit dan

melihat apakah terbentuk lengkungan pada arcus longitudinal medial.

Jika terbentuk lengkungan, maka flat foot tipe flexible. Bila tidak

terbentuk, maka flat foot tipe rigid.

3.4.5.3 Pengukuran Tinggi Badan dan Berat Badan

Pengukuran diawali dengan mengukur berat badan

dilanjutkan dengan tinggi badan responden. Dengan tahap-tahap

sebagai berikut:

a. Menghidupkan dan memastikan angka pada timbangan digital

menunjukkan angka 0.

b. Mempersiapkan pasien dengan meminta responden untuk melepas

jaket, topi, alas kaki, tas, dan benda lain yang mengurangi akurasi

pengukuran.

Page 49: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

32

c. Memastikan responden berdiri tegak di tengah timbangan, tidak

bergerak dengan pandangan lurus ke depan serta membelakangi

timbangan selama pengukuran berat badan.

d. Mencatat hasil pengukuran berat badan.

e. Meminta responden tetap berdiri tegak, tidak menunduk maupun

mengadah selama pengukuran tinggi badan menggunakan moveable

microtoise.

f. Mencatat hasil pengukuran tinggi badan.

Data responden yang termasuk ke dalam kriteria inklusi

diikutkan dalam tahap selanjutnya, sedangkan yang termasuk ke

dalam kriteria eksklusi tidak diikutkan dalam pengolahan data.

3.5 Manajemen Data

3.5.1 Pengumpulan Data

Data primer diperoleh dari hasil pengukuran indeks massa

tubuh dan inspeksi untuk menentukan flexible flat foot yang telah

dipilih dengan simple random sampling serta memenuhi kriteria

inklusi.

3.5.2 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah

timbangan digital SECA sebagai alat untuk pengumpulan data.

3.5.3 Pengolahan Data

Data yang telah dikumpulkan dari hasil pemeriksaan akan

diolah dengan menggunakan program computer software SPSS

versi 24. Berikut tahapan pengolahan data, yaitu:

a. Editing

Pemeriksaan kembali kebenaran dan kelengkapan data dari hasil

pemeriksaan.

Page 50: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

33

b. Coding

Pemberian kode numerik kepada data yang terdiri atas beberapa

kategori.

c. Data Entry

Melakukan pemasukan data yang telah dikumpulkan ke dalam

program SPSS.

d. Analisis data

Melakukan analisis univariat untuk melihat frekuensi atau

distribusi data dan analisis bivariat dengan menggunakan uji Chi

Square dan Fisher Exact Test.

3.5.4 Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan dua tahapan yaitu analisis

univariate dan bivariat.

3.5.4.1 Analisis Univariat

Analisis kategorik univariat digunakan untuk

menggambarkan responden pada masing-masing kategori.

Selanjutnya dilakukan uji normalitas data untuk menentukan uji

statistik yang akan dilakukan selanjutnya.27,28

3.5.4.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara

variabel independen dan variabel dependen. Setelah dilakukakn uji

normalitas, jika didapatkan hasil setiap kategorik adalah tidak

normal (<0.01) maka uji yang dilakukan adalah uji non parametrik

chi-square. Rumus perhitungan chi-square: 27,28

Page 51: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

34

Melalui uji statistik chi-square akan diperoleh derajat

kemaknaan hubungan antara variabel independen dan variabel

dependen yaitu nilai p. Data penelitian ini digunakan derajat

kemaknaan sebesar 0.05. Penelitian antara dua variabel dikatakan

bermakna jika mempunyai nilai p<0.05. 27,28

Jika uji chi-square tidak memenuhi syarat untuk dilakukan,

maka dilakukan penggabungan sel menjadi tabel 2x2. Jika setelah

penggabungan sel masih tidak memenuhi syarat lagi, maka

dilakukan uji fisher exact test. 27,28

3.6 Alur Kerja Penelitian

Identifikasi Subjek

Randomisasi Subjek

Penelitian

Persiapan Penelitian

Perizinan Penelitian

Permohonan

ethical clearance

Persiapan kuesioner Persiapan alat

ukur

Informed Consent

Bersedia

Pemeriksaan

Flexible Flat foot

Pengukuran Indeks

Massa Tubuh

Pengisian Kuesioner

Responden

melepas alas kaki

dan melipat bagian

bawah celana

Dilihat lengkungan

pada arkus

longitudinal medial

Pengisian Identitas Pengukuran berat

badan dan tinggi

Didapatkan data

indeks massa tubuh

Tidak bersedia

Page 52: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

35

3.7 Penyajian Data

Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tekstular dan tabular.

3.8 Etik Penelitian

Penelitian ini telah mengajukan permohonan tertulis untuk kajian

etik serta dalam pelaksanaannya telah melewati informed consent.

Terbentuk lengkungan Tidak terbentuk

lengkungan

Flat foot tipe flexible Flat foot tipe rigid

Didapatkan data flexible

flat foot

Kriteria Inklusi

Memenuhi kriteria Tidak memenuhi kriteria

Disertakan dalam penelitian

Pengumpulan data

Analisis dan pengolahan data

Tidak disertakan dalam

penelitian

Dilakukan Jack Test

Page 53: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

37

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dari penelitian ini didapatkan sampel yang berasal dari data

primer mahasiswa dan mahasiswi Program Studi Kedokteran dan Profesi

Dokter angkatan 2014, 2015, 2016, dan 2017. Didapatkan subjek

penelitian sebanyak 110 orang yang sebelumnya sudah diacak secara

random dan menyetujui untuk dilakukan pemeriksaan indeks massa tubuh

dan inspeksi flexible flat foot melalui informed consent.

4.1 Analisis Univariat

Pada analisis univariat ini akan digambarkan distribusi frekuensi

dari masing–masing variabel yang telah diteliti, baik variabel independen

maupun variabel dependen.

4.1.1 Flexible Flat Foot

Distribusi flexible flat foot pada mahasiswa dan mahasiswi Program

Studi Kedokteran dan Profesi Dokter angkatan 2014, 2015, 2016, dan 2017

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.1 Distribusi Flexible Flat Foot

Flat Foot Jumlah (n) Persentase (%)

Flexible Flat Foot 25 22,7

Non-Flexible Flat Foot 85 77,3

Total 110 100

Page 54: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

38

Jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya, prevalensi

flexible flat foot pada populasi dewasa usia 18-25 tahun di India sebesar

16,4 %.38 Pada penelitian yang dilakukan pada mahasiswa fisioterapi di

India didapatkan prevalensi flexible flat foot yang lebih rendah, yaitu

11,25%.36 Sedangkan, penelitian yang dilakukan pada populasi dewasa

usia 18-27 tahun didapatkan prevalensi flexible flat foot sebesar 13,9%.37

Hasil ini tidak jauh berbeda dengan yang terdapat pada mahasiswa dan

mahasiswi Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter angkatan 2014,

2015, 2016, dan 2017, bahwa proporsi flexible flat foot pada populasi

dewasa muda (adolescents) sekitar 15-20%.10,15,16 Prevalensi ini cukup

bervariasi hasilnya dimungkinkan karena perbedaan metode

pemeriksaan flexible flat foot, objektivitas pemeriksa, karakteristik

sampel, dan faktor risiko lainnya.

Tabel 4.2 Distribusi Flexible Flat Foot Pada Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

Flexible Flat Foot

Total

%

Positif % Negatif %

Laki-laki 13 11,8 24 21,8 37 33,6

66,4

100

Perempuan 12 10,9 61 55,5 73

Total 25 22,7 85 77,3 110

Berdasarkan data Tabel 4.2, diketahui bahwa rasio flexible flat foot

pada laki-laki dan perempuan tidak jauh berbeda. Hasil ini sejalan

dengan hasil yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan pada populasi

dewasa usia 18-27 tahun di Nigeria yang mendapatkan prevalensi FFF

pada laki-laki sebesar 6,8% dan 7,1% pada perempuan.7 Pada penelitian

Page 55: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

39

yang dilakukan pada populasi dewasa usia 18-21 tahun di India juga

mendapatkan prevalensi FFF pada laki-laki sebesar 12,8% dan 14,4%

pada perempuan.13 Sedangkan, penelitian yang dilakukan pada populasi

dewasa 17 tahun di Israel mendapatkan prevalensi FFF pada laki-laki

sebesar 16,2% dan 11,6% pada perempuan. 14

Tabel 4.3 Distribusi Flexible Flat Foot Pada IMT

Indeks

Massa

Tubuh

Flexible Flat Foot

Total

% Laki-

laki

% Perempuan %

Obesitas 5 4,5 1 0,9 6 5,4

17,3

22,7

Tidak

obesitas

8 7,3 11 10 19

Total 13 11,8 12 10,9 25

Berdasarkan data Tabel 4.3, diketahui bahwa rasio flexible flat foot

pada sampel yang tidak obesitas jauh lebih banyak dibandingkan dengan

sampel yang obesitas. Hasil ini dapat dipengaruhi oleh karakteristik

indeks massa tubuh pada sampel penelitian dengan obesitas hanya 19,1%

dari jumlah sampel. Tetapi, jika dilihat dari rasio laki-laki obesitas yang

terdeteksi FFF jauh lebih tinggi dibandingkan perempuan yang obesitas.

Hasil ini sejalan dengan yang diperoleh dari penelitian pada populasi

dewasa 17 tahun di Israel yang mendapatkan hasil laki-laki obesitas

dengan FFF 5,4% lebih tinggi dibandingkan perempuan obesitas.14

Sedangkan, penelitian yang dilakukan pada pada populasi dewasa usia

18-25 tahun di India juga mendapatkan hasil laki-laki obesitas yang

terdeteksi FFF memiliki rasio lebih tinggi dibandingkan dengan

perempuan obesitas.38

Page 56: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

40

4.1.2 Jenis Kelamin

Distribusi jenis kelamin pada mahasiswa dan mahasiswi Program

Studi Kedokteran dan Profesi Dokter angkatan 2014, 2015, 2016, dan

2017 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.4 Karakteristik Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah (n) Persentase (%)

Laki – laki 37 33,6

Perempuan 73 66,4

Total 110 100

Jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya, flexible flat foot

pada populasi dewasa usia 18-25 tahun di India, didapatkan jumlah

sampel 46 orang laki-laki dan 182 orang perempuan.38 Pada penelitian

yang dilakukan pada mahasiswa fisioterapi di India didapatkan jumlah

sampel adalah 14 orang laki-laki dan 66 orang perempuan.36 Sedangkan,

penelitian yang dilakukan pada populasi dewasa usia 18-27 tahun di

Thailand mendapatkan jumlah sampel 37 orang laki-laki dan 90 orang

perempuan.37 Karakteristik jenis kelamin sampel pada penelitian tersebut

tidak jauh berbeda dengan yang terdapat pada mahasiswa dan mahasiswi

Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter angkatan 2014, 2015,

2016, dan 2017, bahwa rasio antara sampel laki-laki dan perempuan tidak

seimbang dan lebih banyak sampel perempuan. Hal ini cukup bervariasi

hasilnya dimungkinkan karena populasi laki-laki dibandingkan

perempuan memang lebih sedikit pada target populasi yang diteliti.

Page 57: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

41

4.1.3. Indeks Massa Tubuh (IMT)

Distribusi indeks massa tubuh pada mahasiswa dan mahasiswi

Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter angkatan 2014, 2015,

2016, dan 2017 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.5 Karakteristik Indeks Massa Tubuh

Indeks Massa

Tubuh

Jumlah (n) Persentase (%)

Obesitas 21 19,1

Tidak Obesitas 89 80,9

Total 110 100

Jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya, flexible flat foot

pada populasi dewasa usia 18-25 tahun di India, didapatkan karakteristik

indeks massa tubuh 51 orang dengan overweight, 21 orang dengan

obesitas, dan 123 orang dengan normal weight.38 Pada penelitian yang

dilakukan pada mahasiswa fisioterapi di India didapatkan karakteristik

indeks massa tubuh, adalah 8 orang dengan overweight, 1 orang dengan

obesitas, dan 44 orang dengan norwal weight.36 Karakteristik indeks

massa tubuh pada penelitian tersebut tidak jauh berbeda dengan yang

terdapat pada mahasiswa dan mahasiswi Program Studi Kedokteran dan

Profesi Dokter angkatan 2014, 2015, 2016, dan 2017, bahwa jumlah

sampel yang obesitas selalu lebih sedikit dibandingkan dengan yang

overweight dan normal weight.

4.2 Analisis Bivariat

Pada analisis bivariat ini akan diketahui hubungan antara variabel

independen maupun variabel dependen yang dianalisis melalui uji Chi

Square. Hasil analisis dikatakan bermakna jika p<0.05 dan tidak

bermakna jika p mempunyai nilai > 0.05.

Page 58: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

42

4.2.1 Tabel hubungan indeks massa tubuh terhadap flexible flat foot

Indeks

Massa

Tubuh

Flexible Flat Foot

Total

P

value

OR

Positif % Negatif %

Obesitas 6 28,6 15 71,4 21

0,563

0,679

(0,232-

1,986)

Tidak

Obesitas

19 21,3 70 78,7 89

Total 25 22,7 85 77,3 110

Berdasarkan dari hasil analisis tersebut, didapatkan p value 0.563

yang berarti tidak terdapat hubungan signifikan antara indeks massa

tubuh terhadap flexible flat foot dengan interval kepercayaan 95%. Hal

ini sejalan dengan penelitian pada mahasiswa fisioterapi di India, bahwa

tidak ada hubungan signifikan antara indeks massa tubuh terhadap

flexible flat foot.36 Penelitian yang dilakukan pada mahasiswa perguruan

tinggi usia 18 tahun di Thailand juga mendapatkan tidak ada hubungan

signifikan antara indeks massa tubuh terhadap flexible flat foot.37

Namun, penelitian yang dilakukan pada populasi dewasa usia 18-25

tahun di India mendapatkan hasil yang signifikan antara indeks massa

tubuh terhadap flexible flat foot.38

Tetapi, jika dilihat dari nilai OR didapatkan hasil 0,679 yang

berarti mahasiswa dan mahasiswi Program Studi Kedokteran dan

Profesi Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan IMT

obesitas berisiko 0,679 kali lebih besar untuk mengalami flexible flat

foot dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki IMT normal.

Namun, untuk nilai CI didapatkan hasil 0,232-1,986, dapat dilihat jarak

yang terlalu lebar dari nilai CI mengartikan distribusi data terlalu lebar

dan bervariasi.

Page 59: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

43

4.3. Keterbatasan Penelitian

1. Metode pemeriksaan yang terbatas pada pengamatan atau inspeksi

tidak dapat mengukur derajat keparahan flat foot dan kelengkungan

arkus longitudinal medial secara kuantitatif.

2. Kemungkinan terjadinya intergroup bias saat pengambilan data antar

peneliti.

3. Tidak adanya konsensus atau standarisasi pemeriksaan flat foot yang

baku, sehingga peneliti dalam mengambil nilai prevalensi, nilai presisi,

dan metode pemeriksaan hanya mengacu pada penelitian-penelitian

sebelumnya.

4. Penelitian hubungan indeks massa tubuh dan jenis kelamin terhadap

flexible flat foot dilakukan dengan metode cross sectional, sehingga

kemungkinan kurang menggambarkan dengan jelas pengaruh kedua

faktor risiko tersebut.

Page 60: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

43

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1. Proporsi flexible flat foot pada mahasiswa dan mahasiswi Program

Studi Kedokteran dan Profesi Dokter adalah sejumlah 25 orang

(22,7%).

2. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara indeks massa tubuh

terhadap flexible flat foot pada mahasiswa dan mahasiswi Program

Studi Kedokteran dan Profesi Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta dengan p value 0,563.

5.2. Saran

1. Mahasiswa dan mahasiswi yang sudah terdeteksi mengalami flexible

flat foot disarankan untuk melakukan pengaturan aktivitas yang

dapat membuat keluhan muncul atau bertambah berat, melakukan

pola hidup sehat dengan memilih olahraga atau aktivitas yang

memberikan tekanan lebih kecil pada kaki seperti berjalan perlahan,

bersepeda, atau berenang untuk menguatkan otot-otot kaki, bila

diperlukan menggunakan sepatu khusus yang disisipkan alat

orthotic untuk mendukung fungsi kaki ketika beraktivitas, dan bagi

yang memiliki kelebihan berat badan untuk mengontrol dan

menurunkan berat badan agar mengurangi beban tubuh.

2. Melanjutkan penelitian menggunakan sampel yang lebih besar dan

bervariasi untuk mendapatkan nilai prevalensi flexible flat foot.

3. Melanjutkan penelitian dengan menggunakan metode pemeriksaan

flat foot yang dapat mengukur derajat keparahan secara kuantitatif

sebagai uji diagnostik.

4. Melanjutkan penelitian analisis multivariat dengan menambahkan

faktor-faktor risiko lain sebagai variabel dependen.

Page 61: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

44

DAFTAR PUSTAKA

1. Bordelon, RL. Hypermobile flatfoot in children: comprehension,

evaluation, and treatment. Clin Orthop Relat Res. 1983;181:7-14.

2. Shih YF, Chen CY, Chen WY, Lin HC. Lower extremity Kinematics in

children with and without flexible flatfoot: a comparative study. BMC

Musculoskeletal Disorders. 2012;13:31

3. El O, Akcali O, Kosay C, Kaner B, Arslan Y, Sagol E, et al. Flexible flatfoot

and related factors in primary school children: a report of a screening

study. Rheumatol International. 2006;26:1050-3.

4. Lin CJ, Lai KA, Kuan TS, Chou YL. Correlating factors and clinical

significance of flexible flatfoot in preschool children. J Pediatric

Orthophaedi. 2001;21:378-82.

5. Martin Pfeiffer, MDa, Rainer Kotz, Prof MD, Thomas Ledl, MSc, Gertrude

Hauser, Prof MD. Maria Sluga, Prof MD. Prevalence of Flat Foot in

Preschool-Aged Children. Pediatrics. 2006;103.

6. Bhoir MT. Prevalence of flat foot among 18-25 years old physiotherapy

students: cross sectional study. Indian Journal of Basic and Applied Medical

Research. 2014; 3:272-8.

7. Ukoha U, Egwer OA, Okafov IJ, Ogugua PC, Igwenagu NV. Pes Planus:

Incedence in adult population in Anambra state, Southeast Nigeria. Indian

Journal of Basic and Applied Medical Research. 2012; 3:166-8.

8. Chang JH, Wang SH, Kuo CL, Shen HC, Hong YW, Lin LC. Prevalence of

flexible flatfoot in Taiwanese school-aged children in relation to obesity,

gender, and age. Eur J Pediatr. 2010;169:447-52.

9. Chen JP, Chung MJ, Wang MJ. Flatfoot prevalence and foot dimensions of

5- to 13-year-old children in Taiwan. Foot Ankle International.

2009;30:326-32.

10. Harris RI, Beath T. Army foot survey. An investigation of foot ailments in

Canadian soldiers. National Research Council of Canada. 1947;44:1–268.

11. Volpon JB. Footprint analysis during the growth period. J Pediatr Orthop.

1994;14:83-5.

Page 62: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

45

12. Garcia-Rodriguez A, Martin-Jimenez F, Carnero-Varo M, Gomez-Gracia E,

Gomez-Aracena J, Fernandez-Crehuet J. Flexible flat feet in children: a real

problem?. Pediatrics. 1999;103:84.

13. Ashok Aenumulapalli et al. Prevalence of flexible flat foot in adults: a

Cross-sectional Study. Journal of Clinical and Diagnostic Research.

2017;11:17-20.

14. Shay Tenenbaum et al. Flexible pes planus in adolescents: body mass index,

body height, and gender - an epidemiological study. American Orthopaedic

Foot and Ankle Society. 2013;34:811–17.

15. Carroll NC. The pediatric foot: principles of orthopedic practice. Quebec,

Canada: McGraw-Hill. 1997;820-3

16. Denis A. Pied plat valgus statique. In: encyclopedie medico chirurgicale

appa reil locomoteur. Paris, France: 1974.

17. Snell, Richard S. Anatomi klinis berdasarkan system. In: Liliana Sugiharto,

penyunting. Jakarta: EGC; 2011;281.

18. Tortora, Gerard J. Principles of anatomy and physiology. Ed 12. USA:

Wiley; 2009;175-91.

19. Rizzo, D.C. Delmar’s fundamental of anatomy and physiology. USA:

Thomson Learning; 2001.

20. Moore, Keith. L, Anne M. R. Agur. Anatomi klinik dasar. Jakarta:

Hipokrates; 2002.

21. Giovanni, Christopher Di, Greishberg, Justin. Foot and ankle: core

knowledge in orthopaedics. Elsevier Mosby; 2007.

22. Harris, Edwin J, et al. Diagnosis and treatment of pediatric flat foot.

American College of Foot and Ankle Surgeons. 2004;43:6.

23. Wilson, Matthew J. Synopsis of causation pes planus. Ninewells Hospital

and Medical School. Dundee; 2008.

24. Staheli, LT. Fundamentals of pediatric orthopedics. New York: Raven

Press; 1992.

25. Pohl, Michael B dan Farr, Lindsay. A comparison of foot arch

measurement reliability using both digital photography and calliper

methods. Journal of Foot and Ankle Research. BioMed Central. 2010.

Page 63: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

46

26. Lutfie, Syarief Hasan. Hubungan antara derajat lengkung kaki dengan

tingkat kemampuan endurans pada calon jemaah haji. Jakarta: Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah; 2007.

27. Dahlan Sopiyudin, M. Statistik untuk kedokteran dan kesehatan: deskriptif,

bivariat, dan multivariat. Edisi ke-5. Jakarta: Salemba Medika; 2011.

28. Sastroasmoro, Prof. Dr. Sudigdo dan Ismail, Prof. Dr. Sofyan. Dasar- dasar

metodologi penelitian klinis. Edisi ke-4. Jakarta: Sagung Seto; 2001.

29. Schon, LC, Easley ME, Weinfeld SB, Horton GA, Resch S. Radiographic

and clinical classification of acquired midtarsus deformities. Foot Ankle Int.

1998;19:394-404.

30. Emergency Medicine Procedures. 2013. Available from:

http://accessemergencymedicine.mhmedical.com/content.aspx?bookid=68

3&sectionid=45343835.

31. Tank PW, Gest TR. Lippincott williams & wilkins atlas of anatomy. 1st Ed.

2009.

32. Flat Feet. 2016. [diakses tanggal 15 Oktober 2017]. Tersedia di:

https://www.mass4d.org/blogs/foot/flat-feet.

33. Flatfoot and High Arches. 2013. [diakses 15 Oktober 2017]. Tersedia di:

http://www.drchiodo.com/Pages/disorders/flatfoot.php.

34. Flexible Flatfoot in Children. 2013. [diakses 15 Oktober 2017. Tersedia di:

http://orthoinfo.aaos.org/topic.cfm?topic=a00046.

35. Ashok Aenumulapalli et al. Prevalence of flexible flat foot in adults: a cross

sectional study. Journal of Clinical and Diagnostic Research. 2017;11:17-

20.

36. Tejashree Bhor et al. Prevalence of flat foot among 18-25 years old

physiotherapy students: a cross sectional study. Indian Journal of Basic and

Applied Medical Research. 2014;3:272-78.

37. Chirapa Nakhanakhup and Onwaree Ingkatecha. Prevalence of flatfoot in

collegiate students in Thailand. Australian Journal of Basic and Applied

Sciences. 2014;260-3.

Page 64: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

47

38. Ashwini Chougala et al. Screeing of body mass index and functional

flatfoot in adult: an observational study. Int J Physiother Res. 2015;3:1037-

41.

39. Lendra, Made Dody. Pengaruh antara Kondisi Kaki Datar dan Kaki dengan

Arkus Normal terhadap Keseimbangan Statis pada Anak Berusia 8–12

Tahun di Kelurahan Karangasem Surakarta [Skripsi]. Surakarta : Jurusan

Fisioterapi, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiya. 2007.

40. Riemann, B.L. & Lephart, S.M. The sensorimotor system, part I: the

physiologic basis of functional joint stability. Journal of Athletic Training.

2002;37:71-9.

Page 65: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

48

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Analisis Univariat

Flatfoot

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Positif 25 22,7 22,7 22,7

Negatif 85 77,3 77,3 100,0

Total 110 100,0 100,0

Jenis_Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Laki - laki 37 33,6 33,6 33,6

Perempuan 73 66,4 66,4 100,0

Total 110 100,0 100,0

IMT_New

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1,00 89 80,9 80,9 80,9

2,00 21 19,1 19,1 100,0

Total 110 100,0 100,0

Page 66: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

49

LAMPIRAN 2

Analisis Bivariat

IMT_New * Flatfoot Crosstabulation

Flatfoot

Total Positif Negatif

IMT_New 1,00 Count 19 70 89

% within IMT_New 21,3% 78,7% 100,0%

2,00 Count 6 15 21

% within IMT_New 28,6% 71,4% 100,0%

Total Count 25 85 110

% within IMT_New 22,7% 77,3% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square ,505a 1 ,477

Continuity Correctionb ,177 1 ,674

Likelihood Ratio ,485 1 ,486

Fisher's Exact Test ,563 ,327

Linear-by-Linear

Association ,500 1 ,479

N of Valid Cases 110

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,77.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 67: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

50

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for IMT_New (1,00 / 2,00)

,679 ,232 1,986

For cohort Flatfoot = Positif ,747 ,341 1,638

For cohort Flatfoot = Negatif 1,101 ,823 1,474

N of Valid Cases 110

Page 68: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

51

LAMPIRAN 3

Lembar informed consent

Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent)

Hubungan Indeks Massa Tubuh terhadap Flexible Flatfoot

Mahasiswa/i UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang terhormat,

Saat ini saya, M. Ade Wijaya sebagai peneliti di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta sedang melakukan penelitian mengenai “Hubungan Indeks

Massa Tubuh terhadap Flexible Flatfoot”.

Sesuai dengan tata cara yang telah ditetapkan di universitas kami, maka Anda akan

menjalani penelitian ini melalui pemeriksaan dengan menggunakan alat yaitu alat

timbangan digital SECA. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah

terdapat hubungan antara Indeks Massa Tubuh terhadap flexible flatfoot.

Anda berkesempatan untuk menanyakan segala hal yang berhubungan dengan

penelitian ini dan berhak menolak ikut serta dalam penelitian ini atau sewaktu-

waktu ingin berhenti dalam penelitian ini. Oleh karena penelitian ini penting sekali,

diharapkan agar Anda dapat menjalani ini dengan sebaik-baiknya. Data yang terisi

hanya akan digunakan untuk penelitian ini dan akan saya jaga kerahasiaannya.

Peneliti,

M. Ade Wijaya

Mahasiswa Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter

Jalan Asrama Putra UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ciputat Timur, Tangerang

Selatan

Tlp. 089687562765

Page 69: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

52

Surat Persetujuan untuk Mengikuti Penelitian

Yang bertanda tangan di bawah ini

Nama :

Usia :

Angkatan :

Alamat :

Nomor telp/ hp :

Menyatakan bahwa saya telah mengerti sepenuhnya atas penjelasan yang diberikan

oleh M. Ade Wijaya dari PSKPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan

bersedia menjalani penelitian mengenai “Hubungan Indeks Massa Tubuh terhadap

Flexible Flatfoot”.

Pernyataan ini dibuat dengan kesadaran penuh tanpa paksaan.

Ciputat, September 2017

Mengetahui,

Peneliti

Peserta Penelitian

(M. Ade Wijaya) ( )

Page 70: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

53

Nama :

NIM :

Angkatan :

NO. PERTANYAAN YA/TIDAK

1. APAKAH PERNAH MENGALAMI PATAH

TULANG PADA KAKI (FEET) ?

Page 71: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

54

LAMPIRAN 4

Surat pernyataan telah dilatih dokter spesialis ortopedi dan traumatologi

SURAT KETERANGAN

Dengan ini saya menerangkan bahwa saya telah melatih M. Ade

Wijaya (11141030000017) untuk pengukuran variabel flexible flat foot

dalam penelitian Hubungan Indeks Massa Tubuh terhadap Flexible Flat

Foot Pada Mahasiswa dan Mahasiswi PSKPD FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Pelatihan pengukuran variabel flexible flat foot dilakukan

dengan persamaan persepsi dan cara pemeriksaan dengan inspeksi untuk

penentuan flexible flat foot pada sampel penelitian. Semua kegiatan ini

dilakukan di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 15 September 2017

dr. Bisatyo Mardjikoen, Sp. OT

Page 72: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

KEMENTERIAN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)SYARIF HIDAYAT ULLAH JAKARTA

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

Jl. Kertamukti No. 5 Pisangan, Ciputat 15412, JakartaTelp . : (62-21) 7 4'1 167 18 F ax : (62-21) 7 404985Website : www.uinjkt.ac.id; E-mai1 : [email protected]

PERSETUJUAN EI'IK (ETHICA' / PPft O'7I )

tJn.0 llF I O/KP.0 1. 1/ KE.SP/09.29.02412017

Yang berlarlda tangan di bawah ini, Ketua Kornisi Etik Penelitian Kesehatan. Fakr-rltas

Kedokteran darr llmLr Kesehatan, Universitas Islarn Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

setelah dilaksanakan pembahasan dan penilaian, dengan ini memutuskan perrelitian :

.lr-rdul Hubungan Indeks Massa 'I'ubuh terhadap Flexible llatJbot pada

Mahasiswa Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter F-KIK IIIN

Syarif Flidayatullah Jakarta

Peneliti

NPM

lJ n ivers itas

F akLrltas

Progranr Studi

Jenjang Studi

Dapat

sampai batas

penelitian.

Jika terdapat perubahan protokol penelitian, harus mengajr,rkan kernbali pertnohonan

kaj ian etik (arnandemen protokol).

Jakafta. Oktober 2017

i.etua Komisi Etik Penclitian Kese hatan

iyarif t1 idayatLr I lah.

hsan. Sp.PrK l. MARS

M. Ade Wijaya

I I 14r030000017

UIN Syarif Hidayatullah Jaltarta

Kedokteran dan llmu Kesehatan

Kedokteran dan Profesi Dokter

SI

disetujui pelaksanaannya. Persetujuan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan

waktu penelitiarr seperti yang terlera pada protokol penelitian dan jadwal

6q##';

06 l98l I r I 001

Page 73: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

56

LAMPIRAN 6

Foto pemeriksaan responden

Page 74: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

57

LAMPIRAN 7

Jack test

Page 75: FLEXIBLE FLAT FOOT PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37287/1/M. ADE WIJAYA-FKIK.pdf · yang ditandai dengan lengkungan yang mendatar

LAMPIRAN 8

RIWAYAT PENELITI

Nama : M. Ade Wijaya

Tempat, Tanggal Lahir : Palembang, 16 Juni 1996

Alamat : Jl. Tanjung Siapi – Api, Griya Angkasa Permai Blok A

No. 11, Talang Jambe, Palembang, Sumatera Selatan

No. Telpon : 089687562765

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan : 1. SD Negeri 153 Palembang

2. SD Negeri 154 Palembang

3. MTs Negeri 1 Palembang

4. MA Negeri 2 Palembang

5. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta