flaxseed
description
Transcript of flaxseed
2.1 Sejarah dan Tahapan Penemuan Obat
Flaxseed adalah biji dari tanaman rami, herbal tahunan, yang merupakan
anggota dari keluarga linaceae. Flaxseed tumbuh subur di tanah lembab yang
mendalam kaya pasir, lumpur, dan tanah liat dan merupakan spesies asli wilayah
membentang dari timur Mediterania, melalui Asia Barat dan Timur Tengah, India.
Nama latin dari biji rami (Linum usitatissimum L.) berarti "sangat berguna", dan
memiliki dua varietas dasar: coklat dan kuning atau emas (Bernacchia, 2014).
Minyak biji rami (flax seed) merupakan sumber serat untuk serat linen untuk
kain linen sejak zaman kuno. Hal ini diekstrak dari tanaman rami ramping yang
juga digunakan sebagai ramuan penyembuhan sejak dahulu kala. Flax seed
digunakan untuk jerawat, attention deficit-hyperactivity disorder (DHD), masalah
ginjal pada orang denga penyakit yang disebut systemic lupus erythematosus
(SLE), gejalan menopause, dan nyeri payudara. Hal ini jga digunakan untuk
menurunkan diabetes, obesitas dan berat badan, HIV/ AIDS, depresi, infeksi
kandung kemih,malaria, dan rheumatoid arthritis. Kegunaan lain termasuk
pengobatan sakit tenggorokan, infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), dan batuk.
Untuk lupus ertematosus sistemik (SLE), biji rami diperkirakan meningkatkan
fungsi ginjal dengan mengurangi ketebalan darah, mengurangi kadar kolesterol,
dan mengurangi pembengkakan (Bernacchia, 2014).
Imunitas merupakan kemampuan tubuh untuk mempertahankan diri terhadap
zat-zat asing. Flax seed mengandung dua komponen yang dapat meningkatkan
fungsi kekebalan tubuh yaitu alpha asam linoleat (ALA) dan lignan. Penelitian
terbaru menunjukkan bahwa ALA dan lignan dalam biji rami dapat memodulasi
respon imun serta bermanfaat dalam penyakit autoimun. Beberapa peneliti
percaya bahwa biji rami adalah pengobatan yang potensial untuk lupus nefritis
setelah hasil studi dari 9 pasien pada tahun 1995. Pasien diberikan biji rami 15 g
setiap hari selama empat minggu. Dosis ditingkatkan menjadi 30 g sehari untuk
empat minggu dan 45 g sehari berikutnya untuk empat minggu terakhir. Para
peneliti menyimpulkan bahwa 30 g biji rami/ hari memiliki manfaat untuk fungsi
ginjal serta mekanisme inflamasi dan aterogenik penting dalam pathogenesis
lupus nefritis (Klimaszewki, 2000).
Minyak dari biji rami (Linum usitatisssimum L.) mengandung peptida siklik
hidrofobik atau cyclolinopeptides (CLS) yang terdiri dari delapan atau sembilan
asam amino. Senyawa ini memiliki aplikasi terapi bioaktif yang potensial dan
dapat digunakan sebagai perancah untuk meningkatkan utilitas (Jadhav, 2013).
3.3 Uji Aktivitas Flaxseed
Penelitian uji aktivitas flaxseed dilakukan pada manusia dan tikus. Sebuah
15 persen diet biji rami yang diberikan kepada tikus, dan dibandingkan dengan
diet kontrol, mengakibatkan penurunan proteinuria, proliferasi limfosit limpa, dan
mortalitas. Flaxseed dapat memperbaiki laju filtrasi glomerulus (GFR). Delapan
manusia dengan SLE diberi 30 gram biji rami dicampur dengan sereal atau jus
mereka (Tomat atau jeruk), dan dilaporkan telah meningkatkan fungsi ginjal yang
ditandai dengan menurunnya proteinuria, penurunan kreatinin serum, dan
peningkatan kreatinin. Studi model hewan lupus menunjukkan bahwa
penghambatan PAF mengakibatkan penurunan proteinuria dan peningkatan
bertahan hidup. Flaxseed adalah salah satu sumber makanan kaya lignan untuk
yang antagonis alami reseptor PAF. Makanan tanaman ini juga tinggi omega-3
asam lemak, alpha-linoleat acid (Brown, 2004).
Clark tahun 2001 meneliti studi crossover non-plasebo terkontrol pada 23
pasien yang memiliki lupus nefritis secara acak menerima 30 g flaxseed. Para
pasien harus memiliki diagnosis SLE dengan riwayat hematuria dan proteinuria
dan ± biopsy ginjal. Terjadi penurunan dalam serum creatine dengan
kecenderungan signifikansi (0,97 ± 0,30 mg / dL untuk 0,94 ± 0,28 mg / dL, p
<0,08) pada kelompok biji rami. Diet biji rami dapat mengurangi proteinuria dan
ameliorates nefropati pada hewan model diabetes melitus tipe II.
Penelitian juga dilakukan pada tikus jantan SHR / N-cp sebanyak tiga ekor
secara acak diberikan diet yang mengandung baik 20% kasein, 20% konsentrat
protein kedelai, atau 20% makan biji rami. Semua hewan yang dipelihara di
berikan diet ini selama 6 bulan. Pada akhir studi, pengambilan sampel darah dan
urin dilakukan untuk pengukuran fungsional ginjal, dan ginjal dipanen dan
diperiksa untuk evaluasi histologis. Ketiga kelompok memiliki jumlah asupan
makanan dan berat badan tubuh yang sama. Hasil menunjukkan kadar glukosa
plasma tidak berbeda antara ketiga kelompok, tapi konsentrasi insulin plasma
secara signifikan lebih rendah pada tikus yang diberi makan biji rami
dibandingkan makan baik kasein atau kedelai protein konsentrat. Plasma
kreatinin, kreatinin, dan ekskresi urea urin juga tidak berbeda secara signifikan
antara tiga kelompok. Sebaliknya, ekskresi protein urin secara signifikan lebih
rendah (P <0,01) pada tikus yang diberi biji rami daripada tikus yang diberi
makan baik kasein atau kedelai protein konsentrat. Analisis morfologi lesi
struktural ginjal menunjukkan bahwa persentase glomeruli abnormal dengan
ekspansi mesangial dan skor tubulointerstitial (indeks keparahan kerusakan
tubulointerstitial) secara signifikan berkurang pada tikus yang diberi flaxmeal
dibandingkan dengan tikus yang makan kasein atau protein kedelai konsentrat
(Velasquez, 2003).
Peneliti menyimpulkan bahwa diet protein dengan makan biji rami
mengurangi proteinuria dan lesi glomerulus dan tubulointerstitial pada tikus
SHR / N-cp dan biji rami lebih efektif daripada protein kedelai dalam mengurangi
proteinuria dan kelainan histologis ginjal (Velasquez, 2003).
Pustaka
Bernacchia. R, Preti. R & Vinci G. 2014. Chemical composition and health benefits of flaxseed. Austin Journal of Nutrition and Food. 2 (1-2).
Brown, A. C. 2004. Lupus Erythemasus and nutrition : a review of the
literature.Department of Human Nutrition Food & Animal Sciences University of Hawaii. 11
Clark WF, Kortas C, Heidenheim AP, Garland J, Spanner E and Parbtani A. 2001.Flaxseed in lupus nephritis: a two-year nonplacebo-controlled crossover study. Journal of the American College of Nutrition. 20 (143-148).
Jadhav, P.D. 2013. Isolation, chemical modification and applications of flaxcyclolinopeptides [Thesis]. Saskatoon. Degree of Doctor of Philosophy in the Department of Food and Bioproduct Sciences University of Saskatchewan. ii
Klimaszewki, A. 2000. Flax for health this ancient grain is good source of essential fat, dietary fibre and lignans. Available at www.herbalselect.com. [Diakses tanggal 30 April 2015].
Velasquez. M.T, Sam J.B, Tedine R, Arnold M.S, David E.K, Ali A.A, ChristianC.H and Carl T.H. 2003. Dietary flaxseed meal reduces proteinuria and ameliorates nephropathy in an animal model of type II diabetes mellitus. Kidney Internasional. 64 (2100-2107).