fkaghalhga
-
Upload
dwitari-novalia-harazi -
Category
Documents
-
view
222 -
download
0
Transcript of fkaghalhga
-
7/26/2019 fkaghalhga
1/18
BAB I
PENDAHULUAN
Ileus obstruktivus merupakan suatu kelainan dimana terjadinya hambatan dan
atau gangguan pada pasase usus. Obstruksi usus dapat bersifat mekanis atau non mekanis.
Penyebab obstruksi mekanis pada lumen dibagi menjadi (1) lesi ekstrinsik pada usus,
misalnya adherent bands, hernia interna dan eksterna, (2) lesi intrinsik pada dinding usus,
misalnya, divertikulitis, karsinoma, enteritis regional, dan () obstruksi lumen, misalnya,
obstruksi batu empedu, intususepsi. !edangkan penyebab obstruksi non mekanis berasal
dari gangguan neuromuskuler yang menyebabkan ileus adinamik atau dinamik. "eskipun
demikian, se#ara klinis yang paling bermanfaat adalah mempertimbangkan apakah
mekanisme obstruktif melibatkan usus halus atau usus besar, karena penyebab, gejala,
dan pengobatannya berbeda.
$sus halus terlibat %&'& kasus obstruksi intestinal. *iagnosis obstruksi
intestinal tergantung standar klasik yaitu anamnesis, pemeriksan fisik yang teliti dan
pemeriksaan penunjang dimana radiologi adalah yang paling penting.
+kurasi klinik yang tinggi dalam mendiagnosa obstruksi mekanis usus halus yaitu
ditemukannya nyeri kolik abdomen, distensi usus, vomitus, dan obstipasi yang terjadi
bersamaan dengan ditemukannya distensi usus halus di atas obstruksi, multiple air fluid
level,penurunan udara dan fekal material pada foto polos.
Pemerikaan radiologis yang diperlukan sebagai penunjang diagnosis adanya
obstruksi adalah foto polos abdomen posisi dan #olon in loop, dimana dari pemeriksaan
tersebut dapat membantu menetukan letak obstruksi dan penyebabnya.
-
7/26/2019 fkaghalhga
2/18
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi & fisiologi usus halus dan kolon.
$sus halus berukuran panjang kurang lebih meter, membentang dari
fleksura duodenojejunal, sampai valvula ileo#ae#al. Organ ini terletak intra
peritoneal, menggantung pada mesenterium, dan dihubungkan oleh mesenterium ke
dinding belakang abdomen, yang memungkinkan usus halus dapat bergerak bebas.
!elain itu, suplai darah dari dan ke usus halus juga melalui mesenterium.
*uaperlima proksimal disebut jejenum, dan tigaperlima distalnya disebut ileum.
-ormalnya, usus halus berada dalam kondisi kolaps atau setengah kolaps.
ejenum dapat mengembang, maksimal / #m, dan ileum maksimal #m. 0erdapat
valvula #oniventes setebal 2 mm, yang berbentuk sirkuler mengelilingi dinding usus
halus.
olon berturut'turut dari proksimal ke distal, terdiri dari sekum, kolon
asenden, kolon tranversa, kolon desenden, dan kolon sigmoid.. Panjang kolon
kurang lebih satu setengah meter, dengan diameter tranversa normalnya / sampai %
#m, dan dapat berdilatasi maksimal sampai #m. !ekum, kolon asenden dan kolon
desenden terletak retroperitoneal, terfiksasi di dinding belakang abdomen.
!edangkan kolon tranversa dan sigmoid terletak intra peritoneum, menggantung
pada mesenterium, seperti usus halus. 3atas antara kolon dan ileum adalah valvula
ileo#ae#al, dan batas kolon dengan rektum adalah rektosigmoid jun#tion, setinggi
vertebrae sakral III.
olon memiliki otot'otot sirkular, dan otot'otot longitudinal. Pada kolon
terdapat taenia koli, yang merupakan otot longitudinal, yang membentuk haustra
koli.
3aik pada jejenum maupun ileum, sudah tidak terjadi proses pen#ernaan,
baik mekanik ataupun kimia4i. "akanan yang sudah dalam bentuk #heme hanya
le4at saja melalui jejunum. Ileum merupakan tempat penyerapan 5at'5at yang telah
di#erna se#ara mekanik dan kimia4i mulai dari mulut sampai duodenum. olon
berfungsi memadatkan #heme yang berasal dari usus halus menjadi massa fae#es
-
7/26/2019 fkaghalhga
3/18
yang semi solid dengan menyerap air. olon dapat menyerap 6 liter air perhari.
!eseorang dengan kolostomi akan mengeksresikan %&& ml air perhari.
B. Etiologi klasifikasi dan !atofisiologi il"us o#st$uktif.
1. 7tiologi dan klasifikasi
Obstruksi usus dapat dibedakan berdasarkan penyebabnya menjadi
obstruksi mekanis dan nonmekanis (akibat gangguan neuromuskular yang
mengakibatkan ileus dinamis atau adinamis). Obstruksi mekanis seterusnya
dibagi menjadi lesi ekstrinsik atau diluar dari usus (#ontoh8 adhesi, hernia
eksterna dan interna), lesi intrinsik usus (#ontoh8 divertikulitis, karsinoma dan
enteritis regional) dan obturasi lumen usus. (#ontoh8 obstruksi batu empedu dan
intususepsi).1 !eterusnya harus diperhatikan apakah obstruksi tersebut suatu
obstruksi komplit atau inkomplit dan apakah kelainan dan perubahan'perubahan
kebiasaan dan gejala serta tanda'tanda yang diderita pasien sudah berlangsung
lama atau relatif masih baru. -amun suatu suatu obstruksi inkomplit tidak dapat
dikatakan suatu obstruksi subakut.2+da penulis yang mengklasifikasi obstruksi
sebagai obstruksi sederhana dan obstruksi 9#losed loop9 (suatu obstruksi
dimana terjadi oklusi pada kedua ujung lumen usus oleh satu mekanisme
penyebab seperti pada hernia dan adhesi. Obstruksi sederhana ialah obstruksi
yang tidak disertai terjepitnya pembuluh darah. Pada strangulasi ada pembuluh
darah yang terjepit sehingga terjadi iskemik yang akan berakhir denga nekrosis
atau gangren yang ditandai dengan gejala umum berat yang disebabkan oleh
toksin dari jaringan gangren. adi strangulasi memperlihatkan kombinasi gejala
obstruksi dan gejala sistemik akibat adanya toksin dan sepsis. +dhesi dan
hernia eksterna merupakan penyebab paling sering dari obstruksi pada usus
halus sekitar 6& hingga 6 dari semua kasus obstruksi usus halus.1
Obstruksi usus yang disebabkan oleh hernia, adesi (perlekatan), dan
volvulus mungkin sekali disertai strangulasi, sedangkan obstruksi oleh tumor
atau askaris adalah obstruksi sederhana yang jarang menyebabkan strangulasi.
Penyebab obstruksi kolon yang paling sering adalah karsinoma, terutama
pada daerah rektosigmoid dan kolon kiri distal. Obstruksi dapat pula disebabkan
-
7/26/2019 fkaghalhga
4/18
oleh divertikulitis, striktura rektum, stenosis anus, volvulus sigmoid, dan
penyakit :irs#hsprung.2
2. Patofisiologi
*istensi usus disebabkan oleh akumulasi gas;udara dan #airan pada
segmen usus yang mengalami obstruksi dan yang berada proksimal dari segmen
tersebut. 6& hingga & dari udara yang terkumpul merupakan udara yang
ditelan dan karena mayoritas udara yang ditelan adalah nitrogen maka tidak
diserap oleh usus. +kumulasi #airan proksimal dari segmen yang mengalami
obstruksi bukan hanya dari #airan yang diminum, saliva ysng ditelan, #airan
lambung, dan sekresi pankreas serta sistem biliari tetapi juga akibat gangguan
dari transpor normal natrium dan air. !elama 12 hingga 2/ jam pertama
obstruksi, terjadi penurunan bermakna dari fluks natrium dari lumen ke darah
(sistemik) dan ini menyebabkan retensi #airan;air dalam lumen usus. !etelah 2/
jam terjadi intravasasi natrium dan #airan ke dalam lumen usus yang lebih
memperberat distensi dan kehilangan #airan (dehidrasi). !ebagai akibat dari
distensi, terjadi penekanan pembuluh darah dan ini dapat menyebabkan nekrosis
usus selain dari suatu strangulasi, namun hal ini jaran pada usus halus. 1 ika
terjadi gangguan pasokan darah pada usus, (apapun penyebabnya) selanjutnya
akan terjadi invasi dari bakteri usus, dan seterusnya peritonitis dan segala
komplikasi yang menyertainya. *istensi sendiri dapat mengakibatkan elevasi
diafragma, restriksi pernafasan dan atelektasis. Pembuluh darah balik (vena
#ava inferior) juga dapat terjadi pembendungan. "untah, akumulasi #airan
dalam lumen usus, sekuestrasi #airan kedalam dinding usus yang sudah
mengalami edema akibat dari pembuluh darah balik yang terbendung semuanya
akan mengakibatkan kehilangan #airan (dehidrasi). ehilangan #airan
(dehidrasi) dan elektrolit dapat menjadi parah dan jika tidak segera dipulihkan
kembali dapat mengakibatkan terjadinya hemokonsentrasi, hipovolemi,
insufisiensi ginjal, renjatan (syok) dan kematian.
Pengaruh obstruksi kolon tidak sehebat pada obstruksi usus halus, karena
pada obstruksi kolon, ke#uali pada volvulus tidak pernah terjadi strangulasi.
olon merupakan alat penyimpanan feses, sehingga se#ara relatif fungsi kolon
-
7/26/2019 fkaghalhga
5/18
sebagai alat penyerap sedikit sekali. Oleh karena itu kehilangan #airan dan
elektrolit berjalan lambat pada obstruksi kolon1
-
7/26/2019 fkaghalhga
6/18
2. Pemeriksaan fisik
Pada inspeksi diperhatikan pembesaran perut (distensi abdominal).*apat
terlihat gambaran gelombang usus. Pada a4al gangguan kadang distensi tidak
telalu jelas. Pada palpasi, nyeri tekan kadang tidak terlalu menonjol dan pasien
jarang menderita febris (suhu tubuh biasanya diba4ah 6.>?. Pada kasus'kasus
tertentu dapat teraba massa pada regio tertentu abdomen dan ini mungkin dapat
membantu menentukan lokasi dari obstruksi. Pada perkusi akan terdapat suara
tympani yang meninggi pada hampir seluruh regio abdomen. Pekak sisi normal
dan tidak terdapat pekak alih. +uskultasi biasanya akan menemukan bising usus
frekuensi tinggi (borborigmi) yang meningkat terutama apabila pasien nyeri
(kolik). -amun kadang bising usus dapat menurun tetapi hal ini tidak
meniadakan diagnosis obstruksi ileus dan di sisi lain tidak dapat untuk
menegakkan diagnosis ileus paralitik.
. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorim tidak dapat menentukan diagnosis. 0erdapat
leukositosis dengan pergeseran ke kiri serta peningkatan serum amilase namun
hal ini tidak selalu ditemukan Perlu dilakukan foto polos abdomen sedapat
mungkin pada posisi tegak dengan sinar mendatar (dibahas pada bab tersendiri).
D. Diagnosis $adiologis il"us o#st$uktif
Pada kasus ileus obstruktif sebaiknya dilakukan foto polos abdomen dalam
posisi, yaitu tidur terlentang dengan arah sinar vertikal dan proyeksi sinar
anteroposterior, ere#t atau semi ere#t dengan arah sinar hori5ontal dan proyeksi
sinar anteroposterior, dan @left lateral dekubitus9 (AA*) dengan arah sinar
horisontal dan proyeksi anteroposterior.
Pada pemeriksaan radiografi abdomen yang harus dinilai adalah8
1. Posisi @supine meliputi98
Preperitoneal fat line kanan kiri
-
7/26/2019 fkaghalhga
7/18
ontur ginjal kanan kiri
-
7/26/2019 fkaghalhga
8/18
' tahap pengembangan8 disini dilakukan pemompaan udara
kedalam lumen kolon, usahakan jangan sampai 9overdistension9.
' tahap pemotretan8 setelah seluruh kolon mengembang
sempurna, maka dilakukan pemotretan atau eksposur radiografik. Posisi
penderita pada saat pemotretan dan jumlah film yang dipakai tergantung
pada bentuk kolonnya dan;atau kelainan yang ditemukan. $mumnya
pemotretan dilakukan dengan metode lapangan terbatas (spot'vie4)
terhadap bagian'bagian tertentu kolon, dan lapangan menyeluruh
(overall'vie4) dari kolon.
*ianjurkan lama pemeriksaan tidak melebihi menit, makin lama
pemeriksaan kemungkinan terjadinya kerak'kerak barium disepanjang kolon
makin besar.
+lat'alat yang dipakai adalah irigator plastik dengan balon dan pompa udara
terpasang yang sifatnya fleksibel, sehingga penderita tidak perlu
meninggalkan meja pemeriksaan pada tahap pengosongan.
!emua tahapan tersebut dilakukan diba4ah kontrol fluoroskopi, diman
dapat mengetahui posisi akhir larutan kontras pada tahap pengisisan dan
menilai #ukup tidaknya pengembangan kolon. elainan patologis di#ari
dengan radiografi. Pemakaian spasmolitik dipertimbangkan bila penderitasangat mules sehingga dikha4atirkan terjadi tumpah kembali (bo#or) larutan
kontras per anum.
. omplikasi
omplikasi yang dapat terjadi, yaitu8
Perforasi
:al ini disebabkan karena pengisian larutan kontras se#ara mendadak dan
dengan tekanan yang tinggi, atau akibat pengembangan yang berlebihan.
:ati'hati pada penderita dengan ri4ayat tifus abdominalis, kolitis ulseratif,
divertikulosis, atau penyempitan lumen oleh karsinoma.
Eefleks vagal
:al ini disebabkan oleh pengembangan yang berlebihan, biasanya ditandai
pusing, keringat dingin, pandangan kabur, dan bradikardi.
-
7/26/2019 fkaghalhga
9/18
E. P"ng"lolaan dan !$ognosis il"us o#st$uktif
Pengelolaan ileus obstruktif yang penting adalah dekompresi usus. Aangkah
selanjutnya adalah pengangkatan penyebab obstruksi yang terjadi. ika obstruksi
disebabkan oleh suatu tumor atau keganasan, maka penanganan terhadap keganasan
itu merupakan kun#i penanganan ileus obstruktifnya. Prognosis ileus obstruktif, jika
tidak ditangani se#ara medik, angka mortalitas yang terjadi adalah %& . Pada ileus
obstruktif yang disebabkan oleh tumor atau keganasan, prognosis tergantung
stadium dari tumor.
-
7/26/2019 fkaghalhga
10/18
BAB III
LAP'(AN KASUS
A. IDENTITAS PENDE(ITA
-ama 8 -y.!
$mur 8 %/ tahun
enis kelamin 8 Perempuan
+lamat 8 7ro4ati 3aru, E0 / EF , 3ulu Aor !emarang $tara.
+gama 8 Islam
-o. ?" 8 + 261
0angal "asuk 8 11 =ebruari 2&&/
B. ANA)NESIS
+lloanamnesis dengan anak penderita pada tanggal "aret 2&&/ dan #atatan medik
penderita.
a. eluhan $tama 8 Perut membesar
b. Ei4ayat Penyakit !ekarang8
G H bulan yang lalu penderita mengeluh seperti ada massa di dalam perut,
semakin lama semakin membesar. Pasien merasa nyeri hilang timbul, nyeri
seperti diremas'remas, nyeri berkurang dengan pemberian obat anti nyeri,
tidak dipengaruhi oleh posisi dan aktivitas. 0idak panas, muntah seperti yang
dimakan. 0idak sesak, 3+3 dan 3+ dalam batas normal
G H 1 bulan yang lalu penderita berobat ke Eumah !akit 0ugu dan dira4at
inap selama 1/ hari. *isana dilakukan endoskopi, $!< perut, dinyatakan
tak ada kelainan, tapi keluhan tidak berkurang.
G emudian penderita berobat ke pengobatan tradisional. 0idak juga ada
perbaikan, maka penderita di ba4a ke E!* dan penderita dira4at di bangsal
-
7/26/2019 fkaghalhga
11/18
penyakit dalam. emudian pasien dipindah ke bangsal bedah dan diprogram
untuk dilakukan operasi.
e. Ei4ayat Penyakit *ahulu
Penderita baru pertama kali sakit seperti ini. Ei4ayat penyakit tekanan darah
tinggi, ken#ing manis, dan penyakit jantung disangkal. Ei4ayat minum jamu'
jamuan disangkal. .
d. Ei4ayatPenyakit eluarga
0idak ada keluarga yang sakit seperti ini. Ei4ayat penyakit tekanan darah tinggi,
ken#ing manis, dan penyakit jantung dalam keluarga disangkal.
e. Ei4ayat.!osial 7konomi
Penderita adalah seorang janda, tinggal bersama dua orang anak yang sudah
mandiri semua. Penderita tidak bekerja. 3iaya pengobatan ditanggung P!.
esan sosial ekonomi 8 kurang.
%. PE)E(IKSAAN *ISIK
0anggal 11 =ebruari 2&&/ pukul &68&& FI3 (bedasarkan #atatan medik)
eadaan umum 8 esadaran #ompos mentis
0anda vital 8 0ensi8 11&;6& mm:g -adi 8 1&& D;mnt EE8 2& D;mnt!uhu8 6>? 338 /& kg 0381& #m.
epala 8 turgor dahi #ukup
"ata 8 onjungtiva palpebra pu#at (H);(H)
"ulut 8 3ibir sianosis (')
Aeher 8 0rakhea ditengah, pembesaran nnll (')
*ada
Inspeksi 8 !imetris statis dinamis
Palpasi 8 ! t e m f r e m i t u s k a n a n J k i r i
Perkusi 8 !onor seluruh lapangan paru
+uskuitasi 8 !uara dasar vesikuler, suara tambahan 8 hantaran (');('),
ronkhi, (');('), 4hee5ing (');(')
antung8
-
7/26/2019 fkaghalhga
12/18
Inspeksi 8 Iktus kordis tidak tampak
Palpasi 8 Iktus kordis teraba di spatium inter#osta K, linea
mid#lavi#ula !inistra, tidak melebar, tidak kuat angkat
Perkusi 8 onfigurasi jantung dalam batas normal.
+uskultasi 8 !uara jantung I'1I murni bising('), gallop(')
+bdomen
Inspeksi 8 ?embung, gambaran gerak usus ('), venektasi (H)
+uskultasi 8 bising usus (H) meningkat, metallic sound(H)
Perkusi 8 0impani(H), pekak sisi (H) meninggi, pekak alih (H),liver
span 1& #m, area 0roube timpani
Palpasi 8 !upel, nyeri tekan ('), hepar tak teraba, lien tak teraba.
-
7/26/2019 fkaghalhga
13/18
"?:? 81,6 g;dl
-a 8 12/ mmol;I
8 /, mmol;l
?l 8 mmol;l
12 =ebruari 2&&/
a. Pemeriksaan darah
:itung jenis
7osinofil 81
3asofil 8 &
3atang 8 2
!egmen 8
Aimfosit 8 /2
"onosit 8 2
-
7/26/2019 fkaghalhga
14/18
+lbumin 8 ,1 gr;dl
-
7/26/2019 fkaghalhga
15/18
-a 8 126 mmol;I
8 ,& mmol;l
?l 8 1& mmol;l
?a 8 2,&/ mmol;l
=oto thoraD +P; lat (inspirasi kurang) tanggal 1 =ebruari 2&&/
?or 8 ?0E tidak bisa dinilai
Pulmo 8 ?orakan vaskuler normal, tampak gambar linear opak pada bagian
lateral.
*iafragma dan kedua sinus baik
0ak tampak gambaran dekstruksi tulang
esan 8 suspek bronkopneumoni dekstra
=oto ?olon in loop tanggal 1/ =ebruari 2&&/
3-O 8 ' 0ampak distensi usus yang masif pada usus halus, gambaran coil
spring,
herring bone.
' 0ampak kontras masuk mengisi rektum, kolon sigmoid, kolon
desenden, kolon transversa, dan kolon asenden.
' 0ampak kontras menyempit pada sepertiga proksimal kolon asenden,
kemudian mengisi lagi pada daerah distalnya.
' Pada kolon asenden sepertiga proksimal tampak obstruksi, gambaran
napkin ring, dan dinding tampak ireguler (tipe anuler).
esan 8 '
-
7/26/2019 fkaghalhga
16/18
:epar 8 $kuran normal, permukaan rata, tepi tajam, struktur parenkim homogen,
vena hepatika tidak melebar,nodul (')
Kesika felea 8 ukuran normal, dinding tak menebal, batu ('), sludge (')
*uktus biliaris 8 tak melebar
Pankreas 8 ukuran normal, kalsifikasi (')
Aien 8 ukuran nomal, struktur parenkim homogen, nodul ('), vena lienalis tidak
melebar
-
7/26/2019 fkaghalhga
17/18
BAB I,
PE)BAHASAN
!e#ara klinis, ileus obtruktif yang terjadi pada penderita ini masih dapat
terkompensasi oleh tubuh, sehingga sulit dinilai. *ari anamnesis didapatkan bah4a
3+ pada penderita masih dalam batas normal. emudian dari pemeriksaan fisik
didapatkan, 4alaupun dinding abdomen sudah men#embung, namun masih
didapatkan bising usus. +rtinya sistem traktus digestifus belum mengalami
penurunan fungsi yang berat.
*iagnosis adanya massa di regio abdomen pada pasien ini sebenarnya sudah
tampak pada anamnesis dan pemeriksaan fisik. *ari anamnesis diketahui adanya
keluhan perut yang semakin membesar dalam dua bulan terakhir. emudian
ditambah pemeriksaan fisik abdomen, inspeksi didapatkan perut #embung, gambaran
gerak usus ('), venektasi (H). +uskultasi didapatkan bising usus (H)
meningkat,metali# sound (H). Perkusi d i d a p a t k a n suara timpani (H), P+ (H), P!
(H) meningkat . Palpasi didapatkan supel, liver span 1& #m, lingkar perut 1 #m,
nyeri tekan ('), hepar tak teraba, lien tak teraba. :al'hal tersebut memberikan
gambaran adanya overdistensi usus yang disebabkan oleh proses obstruksi dengan
ke#urigaan adanya massa intra abdomen.
Pemeriksaan radiologis ( 3-O dan ?olon in Aoop ) diperlukan untuk
menunjang diagnosis klinis. !e#ara radiologis, ileus didiagnosis dari temuan foto
polos abdomen, yang menunjukkan adanya distensi usus masif pada usus halus,
gambaran koil spring, dan herring bone.
"assa didiagnosis dari temuan foto kolon in loop, yang menunjukkan pada kolon
asenden sepertiga proDimal tampak gambaran napkin ring, dan dinding kolon tampak
irreguler. :al tersebut menunjukkan adanya massa intra luminer tipe anuler pada
kolon asenden sepertiga proDimal.
"assa intra luminer di kolon asenden sepertiga proksimal tersebut dapat diduga
sebagai penyebab ileus obstruktif letak rendah yang terjadi.
-
7/26/2019 fkaghalhga
18/18
BAB ,
KESI)PULAN
0ulisan ini melaporkan seorang 4anita umur %/ tahun dengan ileus obstruktif
letak rendah dan massa intra luminer pada kolon asenden sepertiga proksimal.
*iagnosis ileus obstruktif ditegakkan dengan adanya pemeriksaan klinis dan
untuk mengetahui letak serta etiologi dari obstruksi dilakukan pemeriksaan radiologi
dan didapatkan letak rendah dan massa intra luminer pada kolon asenden sepertiga
proksimal didapatkan dari hasil pemeriksaan radiologi yang menunjukkan distensi usus
yang masif pada usus halus, gambaran #oil spring, dan herring bones. Pada kolon
asenden sepertiga distal tampak obstruksi, gambaran napkin ring, dan dinding tampak
ireguler.
"assa intra luminer di kolon asenden sepertiga distal tersebut dapat di#urigai
sebagai penyebab ileus obstruktif letak rendah yang terjadi.