fkaghalhga

download fkaghalhga

of 18

Transcript of fkaghalhga

  • 7/26/2019 fkaghalhga

    1/18

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Ileus obstruktivus merupakan suatu kelainan dimana terjadinya hambatan dan

    atau gangguan pada pasase usus. Obstruksi usus dapat bersifat mekanis atau non mekanis.

    Penyebab obstruksi mekanis pada lumen dibagi menjadi (1) lesi ekstrinsik pada usus,

    misalnya adherent bands, hernia interna dan eksterna, (2) lesi intrinsik pada dinding usus,

    misalnya, divertikulitis, karsinoma, enteritis regional, dan () obstruksi lumen, misalnya,

    obstruksi batu empedu, intususepsi. !edangkan penyebab obstruksi non mekanis berasal

    dari gangguan neuromuskuler yang menyebabkan ileus adinamik atau dinamik. "eskipun

    demikian, se#ara klinis yang paling bermanfaat adalah mempertimbangkan apakah

    mekanisme obstruktif melibatkan usus halus atau usus besar, karena penyebab, gejala,

    dan pengobatannya berbeda.

    $sus halus terlibat %&'& kasus obstruksi intestinal. *iagnosis obstruksi

    intestinal tergantung standar klasik yaitu anamnesis, pemeriksan fisik yang teliti dan

    pemeriksaan penunjang dimana radiologi adalah yang paling penting.

    +kurasi klinik yang tinggi dalam mendiagnosa obstruksi mekanis usus halus yaitu

    ditemukannya nyeri kolik abdomen, distensi usus, vomitus, dan obstipasi yang terjadi

    bersamaan dengan ditemukannya distensi usus halus di atas obstruksi, multiple air fluid

    level,penurunan udara dan fekal material pada foto polos.

    Pemerikaan radiologis yang diperlukan sebagai penunjang diagnosis adanya

    obstruksi adalah foto polos abdomen posisi dan #olon in loop, dimana dari pemeriksaan

    tersebut dapat membantu menetukan letak obstruksi dan penyebabnya.

  • 7/26/2019 fkaghalhga

    2/18

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Anatomi & fisiologi usus halus dan kolon.

    $sus halus berukuran panjang kurang lebih meter, membentang dari

    fleksura duodenojejunal, sampai valvula ileo#ae#al. Organ ini terletak intra

    peritoneal, menggantung pada mesenterium, dan dihubungkan oleh mesenterium ke

    dinding belakang abdomen, yang memungkinkan usus halus dapat bergerak bebas.

    !elain itu, suplai darah dari dan ke usus halus juga melalui mesenterium.

    *uaperlima proksimal disebut jejenum, dan tigaperlima distalnya disebut ileum.

    -ormalnya, usus halus berada dalam kondisi kolaps atau setengah kolaps.

    ejenum dapat mengembang, maksimal / #m, dan ileum maksimal #m. 0erdapat

    valvula #oniventes setebal 2 mm, yang berbentuk sirkuler mengelilingi dinding usus

    halus.

    olon berturut'turut dari proksimal ke distal, terdiri dari sekum, kolon

    asenden, kolon tranversa, kolon desenden, dan kolon sigmoid.. Panjang kolon

    kurang lebih satu setengah meter, dengan diameter tranversa normalnya / sampai %

    #m, dan dapat berdilatasi maksimal sampai #m. !ekum, kolon asenden dan kolon

    desenden terletak retroperitoneal, terfiksasi di dinding belakang abdomen.

    !edangkan kolon tranversa dan sigmoid terletak intra peritoneum, menggantung

    pada mesenterium, seperti usus halus. 3atas antara kolon dan ileum adalah valvula

    ileo#ae#al, dan batas kolon dengan rektum adalah rektosigmoid jun#tion, setinggi

    vertebrae sakral III.

    olon memiliki otot'otot sirkular, dan otot'otot longitudinal. Pada kolon

    terdapat taenia koli, yang merupakan otot longitudinal, yang membentuk haustra

    koli.

    3aik pada jejenum maupun ileum, sudah tidak terjadi proses pen#ernaan,

    baik mekanik ataupun kimia4i. "akanan yang sudah dalam bentuk #heme hanya

    le4at saja melalui jejunum. Ileum merupakan tempat penyerapan 5at'5at yang telah

    di#erna se#ara mekanik dan kimia4i mulai dari mulut sampai duodenum. olon

    berfungsi memadatkan #heme yang berasal dari usus halus menjadi massa fae#es

  • 7/26/2019 fkaghalhga

    3/18

    yang semi solid dengan menyerap air. olon dapat menyerap 6 liter air perhari.

    !eseorang dengan kolostomi akan mengeksresikan %&& ml air perhari.

    B. Etiologi klasifikasi dan !atofisiologi il"us o#st$uktif.

    1. 7tiologi dan klasifikasi

    Obstruksi usus dapat dibedakan berdasarkan penyebabnya menjadi

    obstruksi mekanis dan nonmekanis (akibat gangguan neuromuskular yang

    mengakibatkan ileus dinamis atau adinamis). Obstruksi mekanis seterusnya

    dibagi menjadi lesi ekstrinsik atau diluar dari usus (#ontoh8 adhesi, hernia

    eksterna dan interna), lesi intrinsik usus (#ontoh8 divertikulitis, karsinoma dan

    enteritis regional) dan obturasi lumen usus. (#ontoh8 obstruksi batu empedu dan

    intususepsi).1 !eterusnya harus diperhatikan apakah obstruksi tersebut suatu

    obstruksi komplit atau inkomplit dan apakah kelainan dan perubahan'perubahan

    kebiasaan dan gejala serta tanda'tanda yang diderita pasien sudah berlangsung

    lama atau relatif masih baru. -amun suatu suatu obstruksi inkomplit tidak dapat

    dikatakan suatu obstruksi subakut.2+da penulis yang mengklasifikasi obstruksi

    sebagai obstruksi sederhana dan obstruksi 9#losed loop9 (suatu obstruksi

    dimana terjadi oklusi pada kedua ujung lumen usus oleh satu mekanisme

    penyebab seperti pada hernia dan adhesi. Obstruksi sederhana ialah obstruksi

    yang tidak disertai terjepitnya pembuluh darah. Pada strangulasi ada pembuluh

    darah yang terjepit sehingga terjadi iskemik yang akan berakhir denga nekrosis

    atau gangren yang ditandai dengan gejala umum berat yang disebabkan oleh

    toksin dari jaringan gangren. adi strangulasi memperlihatkan kombinasi gejala

    obstruksi dan gejala sistemik akibat adanya toksin dan sepsis. +dhesi dan

    hernia eksterna merupakan penyebab paling sering dari obstruksi pada usus

    halus sekitar 6& hingga 6 dari semua kasus obstruksi usus halus.1

    Obstruksi usus yang disebabkan oleh hernia, adesi (perlekatan), dan

    volvulus mungkin sekali disertai strangulasi, sedangkan obstruksi oleh tumor

    atau askaris adalah obstruksi sederhana yang jarang menyebabkan strangulasi.

    Penyebab obstruksi kolon yang paling sering adalah karsinoma, terutama

    pada daerah rektosigmoid dan kolon kiri distal. Obstruksi dapat pula disebabkan

  • 7/26/2019 fkaghalhga

    4/18

    oleh divertikulitis, striktura rektum, stenosis anus, volvulus sigmoid, dan

    penyakit :irs#hsprung.2

    2. Patofisiologi

    *istensi usus disebabkan oleh akumulasi gas;udara dan #airan pada

    segmen usus yang mengalami obstruksi dan yang berada proksimal dari segmen

    tersebut. 6& hingga & dari udara yang terkumpul merupakan udara yang

    ditelan dan karena mayoritas udara yang ditelan adalah nitrogen maka tidak

    diserap oleh usus. +kumulasi #airan proksimal dari segmen yang mengalami

    obstruksi bukan hanya dari #airan yang diminum, saliva ysng ditelan, #airan

    lambung, dan sekresi pankreas serta sistem biliari tetapi juga akibat gangguan

    dari transpor normal natrium dan air. !elama 12 hingga 2/ jam pertama

    obstruksi, terjadi penurunan bermakna dari fluks natrium dari lumen ke darah

    (sistemik) dan ini menyebabkan retensi #airan;air dalam lumen usus. !etelah 2/

    jam terjadi intravasasi natrium dan #airan ke dalam lumen usus yang lebih

    memperberat distensi dan kehilangan #airan (dehidrasi). !ebagai akibat dari

    distensi, terjadi penekanan pembuluh darah dan ini dapat menyebabkan nekrosis

    usus selain dari suatu strangulasi, namun hal ini jaran pada usus halus. 1 ika

    terjadi gangguan pasokan darah pada usus, (apapun penyebabnya) selanjutnya

    akan terjadi invasi dari bakteri usus, dan seterusnya peritonitis dan segala

    komplikasi yang menyertainya. *istensi sendiri dapat mengakibatkan elevasi

    diafragma, restriksi pernafasan dan atelektasis. Pembuluh darah balik (vena

    #ava inferior) juga dapat terjadi pembendungan. "untah, akumulasi #airan

    dalam lumen usus, sekuestrasi #airan kedalam dinding usus yang sudah

    mengalami edema akibat dari pembuluh darah balik yang terbendung semuanya

    akan mengakibatkan kehilangan #airan (dehidrasi). ehilangan #airan

    (dehidrasi) dan elektrolit dapat menjadi parah dan jika tidak segera dipulihkan

    kembali dapat mengakibatkan terjadinya hemokonsentrasi, hipovolemi,

    insufisiensi ginjal, renjatan (syok) dan kematian.

    Pengaruh obstruksi kolon tidak sehebat pada obstruksi usus halus, karena

    pada obstruksi kolon, ke#uali pada volvulus tidak pernah terjadi strangulasi.

    olon merupakan alat penyimpanan feses, sehingga se#ara relatif fungsi kolon

  • 7/26/2019 fkaghalhga

    5/18

    sebagai alat penyerap sedikit sekali. Oleh karena itu kehilangan #airan dan

    elektrolit berjalan lambat pada obstruksi kolon1

  • 7/26/2019 fkaghalhga

    6/18

    2. Pemeriksaan fisik

    Pada inspeksi diperhatikan pembesaran perut (distensi abdominal).*apat

    terlihat gambaran gelombang usus. Pada a4al gangguan kadang distensi tidak

    telalu jelas. Pada palpasi, nyeri tekan kadang tidak terlalu menonjol dan pasien

    jarang menderita febris (suhu tubuh biasanya diba4ah 6.>?. Pada kasus'kasus

    tertentu dapat teraba massa pada regio tertentu abdomen dan ini mungkin dapat

    membantu menentukan lokasi dari obstruksi. Pada perkusi akan terdapat suara

    tympani yang meninggi pada hampir seluruh regio abdomen. Pekak sisi normal

    dan tidak terdapat pekak alih. +uskultasi biasanya akan menemukan bising usus

    frekuensi tinggi (borborigmi) yang meningkat terutama apabila pasien nyeri

    (kolik). -amun kadang bising usus dapat menurun tetapi hal ini tidak

    meniadakan diagnosis obstruksi ileus dan di sisi lain tidak dapat untuk

    menegakkan diagnosis ileus paralitik.

    . Pemeriksaan penunjang

    Pemeriksaan laboratorim tidak dapat menentukan diagnosis. 0erdapat

    leukositosis dengan pergeseran ke kiri serta peningkatan serum amilase namun

    hal ini tidak selalu ditemukan Perlu dilakukan foto polos abdomen sedapat

    mungkin pada posisi tegak dengan sinar mendatar (dibahas pada bab tersendiri).

    D. Diagnosis $adiologis il"us o#st$uktif

    Pada kasus ileus obstruktif sebaiknya dilakukan foto polos abdomen dalam

    posisi, yaitu tidur terlentang dengan arah sinar vertikal dan proyeksi sinar

    anteroposterior, ere#t atau semi ere#t dengan arah sinar hori5ontal dan proyeksi

    sinar anteroposterior, dan @left lateral dekubitus9 (AA*) dengan arah sinar

    horisontal dan proyeksi anteroposterior.

    Pada pemeriksaan radiografi abdomen yang harus dinilai adalah8

    1. Posisi @supine meliputi98

    Preperitoneal fat line kanan kiri

  • 7/26/2019 fkaghalhga

    7/18

    ontur ginjal kanan kiri

  • 7/26/2019 fkaghalhga

    8/18

    ' tahap pengembangan8 disini dilakukan pemompaan udara

    kedalam lumen kolon, usahakan jangan sampai 9overdistension9.

    ' tahap pemotretan8 setelah seluruh kolon mengembang

    sempurna, maka dilakukan pemotretan atau eksposur radiografik. Posisi

    penderita pada saat pemotretan dan jumlah film yang dipakai tergantung

    pada bentuk kolonnya dan;atau kelainan yang ditemukan. $mumnya

    pemotretan dilakukan dengan metode lapangan terbatas (spot'vie4)

    terhadap bagian'bagian tertentu kolon, dan lapangan menyeluruh

    (overall'vie4) dari kolon.

    *ianjurkan lama pemeriksaan tidak melebihi menit, makin lama

    pemeriksaan kemungkinan terjadinya kerak'kerak barium disepanjang kolon

    makin besar.

    +lat'alat yang dipakai adalah irigator plastik dengan balon dan pompa udara

    terpasang yang sifatnya fleksibel, sehingga penderita tidak perlu

    meninggalkan meja pemeriksaan pada tahap pengosongan.

    !emua tahapan tersebut dilakukan diba4ah kontrol fluoroskopi, diman

    dapat mengetahui posisi akhir larutan kontras pada tahap pengisisan dan

    menilai #ukup tidaknya pengembangan kolon. elainan patologis di#ari

    dengan radiografi. Pemakaian spasmolitik dipertimbangkan bila penderitasangat mules sehingga dikha4atirkan terjadi tumpah kembali (bo#or) larutan

    kontras per anum.

    . omplikasi

    omplikasi yang dapat terjadi, yaitu8

    Perforasi

    :al ini disebabkan karena pengisian larutan kontras se#ara mendadak dan

    dengan tekanan yang tinggi, atau akibat pengembangan yang berlebihan.

    :ati'hati pada penderita dengan ri4ayat tifus abdominalis, kolitis ulseratif,

    divertikulosis, atau penyempitan lumen oleh karsinoma.

    Eefleks vagal

    :al ini disebabkan oleh pengembangan yang berlebihan, biasanya ditandai

    pusing, keringat dingin, pandangan kabur, dan bradikardi.

  • 7/26/2019 fkaghalhga

    9/18

    E. P"ng"lolaan dan !$ognosis il"us o#st$uktif

    Pengelolaan ileus obstruktif yang penting adalah dekompresi usus. Aangkah

    selanjutnya adalah pengangkatan penyebab obstruksi yang terjadi. ika obstruksi

    disebabkan oleh suatu tumor atau keganasan, maka penanganan terhadap keganasan

    itu merupakan kun#i penanganan ileus obstruktifnya. Prognosis ileus obstruktif, jika

    tidak ditangani se#ara medik, angka mortalitas yang terjadi adalah %& . Pada ileus

    obstruktif yang disebabkan oleh tumor atau keganasan, prognosis tergantung

    stadium dari tumor.

  • 7/26/2019 fkaghalhga

    10/18

    BAB III

    LAP'(AN KASUS

    A. IDENTITAS PENDE(ITA

    -ama 8 -y.!

    $mur 8 %/ tahun

    enis kelamin 8 Perempuan

    +lamat 8 7ro4ati 3aru, E0 / EF , 3ulu Aor !emarang $tara.

    +gama 8 Islam

    -o. ?" 8 + 261

    0angal "asuk 8 11 =ebruari 2&&/

    B. ANA)NESIS

    +lloanamnesis dengan anak penderita pada tanggal "aret 2&&/ dan #atatan medik

    penderita.

    a. eluhan $tama 8 Perut membesar

    b. Ei4ayat Penyakit !ekarang8

    G H bulan yang lalu penderita mengeluh seperti ada massa di dalam perut,

    semakin lama semakin membesar. Pasien merasa nyeri hilang timbul, nyeri

    seperti diremas'remas, nyeri berkurang dengan pemberian obat anti nyeri,

    tidak dipengaruhi oleh posisi dan aktivitas. 0idak panas, muntah seperti yang

    dimakan. 0idak sesak, 3+3 dan 3+ dalam batas normal

    G H 1 bulan yang lalu penderita berobat ke Eumah !akit 0ugu dan dira4at

    inap selama 1/ hari. *isana dilakukan endoskopi, $!< perut, dinyatakan

    tak ada kelainan, tapi keluhan tidak berkurang.

    G emudian penderita berobat ke pengobatan tradisional. 0idak juga ada

    perbaikan, maka penderita di ba4a ke E!* dan penderita dira4at di bangsal

  • 7/26/2019 fkaghalhga

    11/18

    penyakit dalam. emudian pasien dipindah ke bangsal bedah dan diprogram

    untuk dilakukan operasi.

    e. Ei4ayat Penyakit *ahulu

    Penderita baru pertama kali sakit seperti ini. Ei4ayat penyakit tekanan darah

    tinggi, ken#ing manis, dan penyakit jantung disangkal. Ei4ayat minum jamu'

    jamuan disangkal. .

    d. Ei4ayatPenyakit eluarga

    0idak ada keluarga yang sakit seperti ini. Ei4ayat penyakit tekanan darah tinggi,

    ken#ing manis, dan penyakit jantung dalam keluarga disangkal.

    e. Ei4ayat.!osial 7konomi

    Penderita adalah seorang janda, tinggal bersama dua orang anak yang sudah

    mandiri semua. Penderita tidak bekerja. 3iaya pengobatan ditanggung P!.

    esan sosial ekonomi 8 kurang.

    %. PE)E(IKSAAN *ISIK

    0anggal 11 =ebruari 2&&/ pukul &68&& FI3 (bedasarkan #atatan medik)

    eadaan umum 8 esadaran #ompos mentis

    0anda vital 8 0ensi8 11&;6& mm:g -adi 8 1&& D;mnt EE8 2& D;mnt!uhu8 6>? 338 /& kg 0381& #m.

    epala 8 turgor dahi #ukup

    "ata 8 onjungtiva palpebra pu#at (H);(H)

    "ulut 8 3ibir sianosis (')

    Aeher 8 0rakhea ditengah, pembesaran nnll (')

    *ada

    Inspeksi 8 !imetris statis dinamis

    Palpasi 8 ! t e m f r e m i t u s k a n a n J k i r i

    Perkusi 8 !onor seluruh lapangan paru

    +uskuitasi 8 !uara dasar vesikuler, suara tambahan 8 hantaran (');('),

    ronkhi, (');('), 4hee5ing (');(')

    antung8

  • 7/26/2019 fkaghalhga

    12/18

    Inspeksi 8 Iktus kordis tidak tampak

    Palpasi 8 Iktus kordis teraba di spatium inter#osta K, linea

    mid#lavi#ula !inistra, tidak melebar, tidak kuat angkat

    Perkusi 8 onfigurasi jantung dalam batas normal.

    +uskultasi 8 !uara jantung I'1I murni bising('), gallop(')

    +bdomen

    Inspeksi 8 ?embung, gambaran gerak usus ('), venektasi (H)

    +uskultasi 8 bising usus (H) meningkat, metallic sound(H)

    Perkusi 8 0impani(H), pekak sisi (H) meninggi, pekak alih (H),liver

    span 1& #m, area 0roube timpani

    Palpasi 8 !upel, nyeri tekan ('), hepar tak teraba, lien tak teraba.

  • 7/26/2019 fkaghalhga

    13/18

    "?:? 81,6 g;dl

    -a 8 12/ mmol;I

    8 /, mmol;l

    ?l 8 mmol;l

    12 =ebruari 2&&/

    a. Pemeriksaan darah

    :itung jenis

    7osinofil 81

    3asofil 8 &

    3atang 8 2

    !egmen 8

    Aimfosit 8 /2

    "onosit 8 2

  • 7/26/2019 fkaghalhga

    14/18

    +lbumin 8 ,1 gr;dl

  • 7/26/2019 fkaghalhga

    15/18

    -a 8 126 mmol;I

    8 ,& mmol;l

    ?l 8 1& mmol;l

    ?a 8 2,&/ mmol;l

    =oto thoraD +P; lat (inspirasi kurang) tanggal 1 =ebruari 2&&/

    ?or 8 ?0E tidak bisa dinilai

    Pulmo 8 ?orakan vaskuler normal, tampak gambar linear opak pada bagian

    lateral.

    *iafragma dan kedua sinus baik

    0ak tampak gambaran dekstruksi tulang

    esan 8 suspek bronkopneumoni dekstra

    =oto ?olon in loop tanggal 1/ =ebruari 2&&/

    3-O 8 ' 0ampak distensi usus yang masif pada usus halus, gambaran coil

    spring,

    herring bone.

    ' 0ampak kontras masuk mengisi rektum, kolon sigmoid, kolon

    desenden, kolon transversa, dan kolon asenden.

    ' 0ampak kontras menyempit pada sepertiga proksimal kolon asenden,

    kemudian mengisi lagi pada daerah distalnya.

    ' Pada kolon asenden sepertiga proksimal tampak obstruksi, gambaran

    napkin ring, dan dinding tampak ireguler (tipe anuler).

    esan 8 '

  • 7/26/2019 fkaghalhga

    16/18

    :epar 8 $kuran normal, permukaan rata, tepi tajam, struktur parenkim homogen,

    vena hepatika tidak melebar,nodul (')

    Kesika felea 8 ukuran normal, dinding tak menebal, batu ('), sludge (')

    *uktus biliaris 8 tak melebar

    Pankreas 8 ukuran normal, kalsifikasi (')

    Aien 8 ukuran nomal, struktur parenkim homogen, nodul ('), vena lienalis tidak

    melebar

  • 7/26/2019 fkaghalhga

    17/18

    BAB I,

    PE)BAHASAN

    !e#ara klinis, ileus obtruktif yang terjadi pada penderita ini masih dapat

    terkompensasi oleh tubuh, sehingga sulit dinilai. *ari anamnesis didapatkan bah4a

    3+ pada penderita masih dalam batas normal. emudian dari pemeriksaan fisik

    didapatkan, 4alaupun dinding abdomen sudah men#embung, namun masih

    didapatkan bising usus. +rtinya sistem traktus digestifus belum mengalami

    penurunan fungsi yang berat.

    *iagnosis adanya massa di regio abdomen pada pasien ini sebenarnya sudah

    tampak pada anamnesis dan pemeriksaan fisik. *ari anamnesis diketahui adanya

    keluhan perut yang semakin membesar dalam dua bulan terakhir. emudian

    ditambah pemeriksaan fisik abdomen, inspeksi didapatkan perut #embung, gambaran

    gerak usus ('), venektasi (H). +uskultasi didapatkan bising usus (H)

    meningkat,metali# sound (H). Perkusi d i d a p a t k a n suara timpani (H), P+ (H), P!

    (H) meningkat . Palpasi didapatkan supel, liver span 1& #m, lingkar perut 1 #m,

    nyeri tekan ('), hepar tak teraba, lien tak teraba. :al'hal tersebut memberikan

    gambaran adanya overdistensi usus yang disebabkan oleh proses obstruksi dengan

    ke#urigaan adanya massa intra abdomen.

    Pemeriksaan radiologis ( 3-O dan ?olon in Aoop ) diperlukan untuk

    menunjang diagnosis klinis. !e#ara radiologis, ileus didiagnosis dari temuan foto

    polos abdomen, yang menunjukkan adanya distensi usus masif pada usus halus,

    gambaran koil spring, dan herring bone.

    "assa didiagnosis dari temuan foto kolon in loop, yang menunjukkan pada kolon

    asenden sepertiga proDimal tampak gambaran napkin ring, dan dinding kolon tampak

    irreguler. :al tersebut menunjukkan adanya massa intra luminer tipe anuler pada

    kolon asenden sepertiga proDimal.

    "assa intra luminer di kolon asenden sepertiga proksimal tersebut dapat diduga

    sebagai penyebab ileus obstruktif letak rendah yang terjadi.

  • 7/26/2019 fkaghalhga

    18/18

    BAB ,

    KESI)PULAN

    0ulisan ini melaporkan seorang 4anita umur %/ tahun dengan ileus obstruktif

    letak rendah dan massa intra luminer pada kolon asenden sepertiga proksimal.

    *iagnosis ileus obstruktif ditegakkan dengan adanya pemeriksaan klinis dan

    untuk mengetahui letak serta etiologi dari obstruksi dilakukan pemeriksaan radiologi

    dan didapatkan letak rendah dan massa intra luminer pada kolon asenden sepertiga

    proksimal didapatkan dari hasil pemeriksaan radiologi yang menunjukkan distensi usus

    yang masif pada usus halus, gambaran #oil spring, dan herring bones. Pada kolon

    asenden sepertiga distal tampak obstruksi, gambaran napkin ring, dan dinding tampak

    ireguler.

    "assa intra luminer di kolon asenden sepertiga distal tersebut dapat di#urigai

    sebagai penyebab ileus obstruktif letak rendah yang terjadi.