FIX_PROPOSAL_revisi.docx

17
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka memenuhi kebutuhan protein masyarakat dengan mengkonsumsi ikan, usaha budidaya mempunyai andil dalam menyukseskan pembangunan kelautan dan perikanan. Budidaya ikan pada umumnya terbagi dalam pembenihan, pendedera dan pembesaran. Pembenihan pada khususnya dimulai dari seleksi induk, persiap kolam, pemijahan, penetasan telur, pemeliharaan larva, dan pemanenan benih. Usaha pembenihan ikan mas (Cyprinus carpio L) dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu tradisional, semi intensi dan intensi. !aat ini usaha masih banyak dilakukan secara tradisional. "ampur tangan manusia boleh dikata tidak terlalu berperan karena semua kegiatan sangat bergantung terhad alamiah. Penyedian benih merupakan aktor mutlak dalam budidaya ikan. #utu be dipengaruhi oleh mutu induk dan lingkungan seperti mutu air, makanan dan peny !iat$siat induk diharapkan dapat diturunkan kepada benih antara lain pertum yang cepat, tahan terhadap serangan penyakit dan tidak cacat tubuh. !ejalan dengan kemajuan teknologi, keberhasilan usaha pembenihan te tidak lagi banyak bergantung terhadap kondisi alam, karena manusia telah mamp memanipulasi berbagai aktor alam yang berpengaruh di dalam budidaya ikan. Us tersebut diantaranya berupa peningkatan penggunaan bibit unggul, mempercepat mempermudah pemijahan ikan dengan hipoisa, peningkatan tingkat pembuahan tel dengan teknik pembuahan buatan, penetasan telur secara terkontrol, pengendali kualitas dan kuantitas air serta pemurnian varietas induk ikan dan lain$lain. %kan mas (Cyprinus carpio L ) dikenal sebagai salah satu komoditas budi perairan ta&ar karena nilai jualnya yang cukup baik di pasaran. 'l budidaya ikan mas banyak diusahakan dibeberapa daerah di %ndonesia. ukmana ( **+), ikan mas merupakan salah satu dari - jenis komoditas ikan y ditujukan untuk peningkatan produksi dan pendapatan petani, serta pemenuhan u jenis ikan budidaya air ta&ar di %ndonesia karena memiliki daging yang putih dan lunak memungkinkan untuk dicerna oleh semua umur. selain itu %kan m

Transcript of FIX_PROPOSAL_revisi.docx

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangDalam rangka memenuhi kebutuhan protein masyarakat dengan mengkonsumsi ikan, usaha budidaya mempunyai andil dalam menyukseskan pembangunan kelautan dan perikanan. Budidaya ikan pada umumnya terbagi dalam pembenihan, pendederan dan pembesaran. Pembenihan pada khususnya dimulai dari seleksi induk, persiapan kolam, pemijahan, penetasan telur, pemeliharaan larva, dan pemanenan benih.Usaha pembenihan ikan mas (Cyprinus carpio L) dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu tradisional, semi intensif dan intensif. Saat ini usaha pembenihan masih banyak dilakukan secara tradisional. Campur tangan manusia boleh dikatakan tidak terlalu berperan karena semua kegiatan sangat bergantung terhadap kondisi alamiah. Penyedian benih merupakan faktor mutlak dalam budidaya ikan. Mutu benih dipengaruhi oleh mutu induk dan lingkungan seperti mutu air, makanan dan penyakit. Sifat-sifat induk diharapkan dapat diturunkan kepada benih antara lain pertumbuhan yang cepat, tahan terhadap serangan penyakit dan tidak cacat tubuh. Sejalan dengan kemajuan teknologi, keberhasilan usaha pembenihan tersebut tidak lagi banyak bergantung terhadap kondisi alam, karena manusia telah mampu memanipulasi berbagai faktor alam yang berpengaruh di dalam budidaya ikan. Usaha tersebut diantaranya berupa peningkatan penggunaan bibit unggul, mempercepat dan mempermudah pemijahan ikan dengan hipofisa, peningkatan tingkat pembuahan telur dengan teknik pembuahan buatan, penetasan telur secara terkontrol, pengendalian kualitas dan kuantitas air serta pemurnian varietas induk ikan dan lain-lain.Ikan mas (Cyprinus carpio L) dikenal sebagai salah satu komoditas budidaya perairan tawar karena nilai jualnya yang cukup baik di pasaran. Oleh karena itu budidaya ikan mas banyak diusahakan dibeberapa daerah di Indonesia. Menurut Rukmana (2006), ikan mas merupakan salah satu dari 15 jenis komoditas ikan yang ditujukan untuk peningkatan produksi dan pendapatan petani, serta pemenuhan untuk jenis ikan budidaya air tawar di Indonesia karena memiliki daging yang putih dan lunak memungkinkan untuk dicerna oleh semua umur. selain itu Ikan mas juga memiliki cita rasa yang sangat tinggi dan mudah dalam pemeliharaannya. Ikan mas dapat dibudidayakan dengan berbagai sistem antara lain: sistem air deras, keramba, jaring terapung dan lainnya. Oleh karena itu, banyak pembudidaya ikan yang memilih memelihara ikan mas baik dalam skala kecil maupun besar.Salah satu kendala yang dialami oleh para konsumen saat ini adalah ketersediaan benih yang terbatas. Berdasarkan hal tersebut, maka usaha pembenihan ikan mas yang dilakukan di Balai Perbenihan dan Budidaya Ikan Air Tawar ( BPBIAT ) Ngrajek, Magelang, Jawa Tengah merupakan suatu usaha dalam menyediakan benih secara berkesinambungan mengingat tingginya permintaan masyarakat terhadap ikan mas yang berkualitas baik sebagai salah satu produk ikan konsumsi perairan tawar. Balai Perbenihan dan Budidaya Ikan Air Tawar ( BPBIAT ) mempunyai tempat yang strategis untuk kegiatan pembenihan dan lokasi yang terjangkau oleh transportasi yang ada. Dari beberapa uraian mengenai Balai Perbenihan dan Budidaya Ikan Air Tawar (BPBIAT), penulis mempunyai minat dan ketertarikan terhadap tempat, pengetahuan teknis pembenihan ikan mas (Cyprinus carpio L).

1.2. TujuanTujuan dari Praktek Kerja Lapangan (PKL) pembenihan ikan mas di Balai Perbenihan dan Budidaya Ikan Air Tawar ( BPBIAT ) Ngrajek, Magelang, Jawa Tengah ini adalah sebagai berikut :1. Mempelajari tentang teknik dan pengetahuan pembenihan ikan mas. 2. Mengidentifikasi permasalahan yang terdapat pada proses kegiatan pembenihan ikan mas.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Klasifikasi dan Morfologi Secara umum ikan mas (Cyprinus carpio L) mempunyai sifat-sifat umum sebagai hewan omnivora (pemakan segala). Menurut Amri dan Khairuman (2002), berdasarkan penggolongan ikan mas dapat dipaparkan sebagai berikut:Phyllum : ChordataSubphyllum : VertebrataSuperclass : PiscesClass : OsteichthyesSubclass : Actinopterigii Ordo : CypriniformesSubordo : CyprinoideaFamily : CyprinidaeSubfamily : CiprinidaeGenus : CyprinusSpecies : Cyprinus carpio L

Gambar .1 Ikan mas (Cyprinus carpio L)

Ikan mas mempunyai ciri-ciri antara lain bentuk badan agak memanjang pipih kesamping (compressed), mulut berada di ujung tengah (terminal) dapat disembulkan dan lunak, memiliki kumis (barbel) dua pasang, kadang-kadang mempunyai sungut dua pasang, jari-jari sirip punggung (dorsal) yang kedua mengeras seperti gergaji. Sedangkan letak antara kedua sirip punggung dan perut bersebrangan, sirip dada (pectoral) terletak dibelakang tutup insang (operculum). Pada bibirnya yang lunak terdapat dua pasang sungut (berbel) dan tidak bergerigi. Pada bagian dalam mulut terdapat gigi kerongkongan (pharynreal teeth) sebanyak tiga baris berbentuk geraham (Pribadi dkk, 2002).Tubuh ikan mas digolongkan tiga bagian yaitu kepala, badan, dan ekor. Pada kepala terdapat alat-alat seperti sepasang mata, sepasang cekung hidung yang tidak berhubungan dengan rongga mulut, celah-celah insang, sepasang tutup insang, alat pendengar dan keseimbangan yang tampak dari luar. Seluruh bagian tubuh ikan mas ditutupi dengan sisik yang besar, dan berjenis ctenoid. Pada bagian itu terlihat ada garis linea lateralis, memanjang mulai dari belakang tutup insang sampai pangkal ekor. Ikan mas memiliki lima buah sirip, yaitu sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip dubur, dan sirip ekor. Sirip punggung panjang terletak di bagian punggung. Sirip dada sepasang terletak di belakang tutup insang, dengan satu jari-jari keras, dan yang lainnya berjari-jari lemah. Sirip perut hanya satu terletak pada perut. Sirip dubur hanya terletak di belakang dubur. Sirip ekor juga hanya satu, terletak di belakang, dengan bentuk cagak (Cahyono, 2000).Ikan Mas ( Cyprinus carpio L ) menyukai tempat hidup berupa perairan tawar yang airnya tidak terlalu dalam dan alirannya tidak terlalu deras. Ikan ini hidup dengan baik di daerah dengan ketinggian 150-600 m dpl (di atas permukaan laut) dengan suhu berkisar antara 25-300C. Meskipun tergolong ikan air tawar, Ikan Mas kadang ditemukan di perairan payau atau muara sungai dengan selinitas sampai 25-30% (permil). Jika dilihat dari kebiasaan makannya, Ikan Mas tergolong ikan omnivora, karena ikan ini merupakan ikan yang bisa memakan berbagai jenis makan, baik yang berasal dari tumbuhan maupun binatang renik. Meskipun demikian, pakan utamanya adalah yang berasal dari tumbuhan di dasar perairan dan daerah tepian ( Amri dan Khairuman, 2002 ).

2.2. Pembenihan Ikan MasDalam pelaksanaan teknik pembenihan ikan mas terdapat beberapa proses yaitu persiapan kolam, seleksi induk, pemijahan dan penetasan telur, pemeliharaan larva, dan pemanenan.

2.2.1. Persiapan KolamMenurut Cahyono (2000), kolam tempat hidup ikan mas harus subur. Pada kolam yang subur tumbuh pakan alami dengan beragam jenis, dan ukuran serta jumlah yang melimpah. Pakan alami sangat penting untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih, hingga kelangsungan hidupnya tinggi dan pertumbuhannya cepat. Persiapan kolam terdiri dari pengeringan, perbaikan pematang, pengolahan tanah dasar, perbaikan kemalir, pengapuran, pemupukan, serta pengairan.a. Pengeringan Pengeringan dilakukan dengan cara membuang seluruh air kolam. Kolam dibiarkan terjemur sinar matahari. Pengeringan dianggap cukup bila tanah dasar sudah retak-retak. Biasanya selama 4 7 hari. Pengeringan bertujuan untuk memberantas hama dan penyakit, memperbaiki struktur tanah dasar dan membuang gas-gas beracun. Selain itu juga untuk mempermudah perbaikan pematang, pengolahan tanah dasar dan pembuatan kemalir.b. Perbaikan pematangPerbaikan pematang dilakukan dengan cara menutup seluruh permukaan pematang dengan tanah dasar, agar semua bocoran dalam pematang tertutup. Bila ada bocoran yang lebih besar, sebaiknya pematang dibongkar, lalu ditutup kembali dengan tanah. Bila bocorannya banyak, sebaiknya pematang dilapisi plastik. Perbaikan pematang bertujuan agar kolam terbebas dari bocoran, sehingga bila diisi air, ketinggian air dan kesuburannya dapat dipertahankan. Kondisi ini sangat baik untuk benih, karena pakan alami selalu tersedia.c. Pengolahan tanah dasarPengolahan tanah dasar dilakukan dengan mencangkul seluruh bagian dasar kolam, tapi tidak terlalu dalam. Tujuannya agar tanah dasar kedap air, strukturnya baik dan higenis. Tanah dasar yang kedap dapat menahan air. Struktur tanah yang baik dapat memperlancar proses penguraian bahan organik (pupuk), sehingga pakan alami tumbuh dengan baik. Higenis artinya tanah dasar terbebas dari gas-gas beracun, seperti amoniak, belerang dan lain-lain.d. Pembuatan kemalirPembuatan kemalir dilakukan dengan cara menarik dua buah tali plastik dari pintu pemasukan ke pintu pengeluaran. Jarak antara tali atau lebar kemalir antara 40 - 50 cm. Tanahnya digali sedalam 5 10 cm, lalu dilemparkan ke pelataran. Pembuatan kemalir bertujuan untuk memudahkan penangkapan benih saat panen. Di depan lubang pengeluaran dibuak kobakan dengan panjang 1,5 m, lebar 1 m, dan tinggi 20 cm. Setelah kemalir dibuat, tanah dasar diratakan.e. PengapuranPengapuran dilakukan setelah pembuatan kemalir dengan cara menyiramkan air kapur ke seluruh bagian tanah dasar dan pematang. Sebelumnya ditebar atau disiram, kapur direndam terlebih dahulu dengan air. Untuk kapur yang sudah kering, pengapuran dapat dilakukan dengan cara menaburkan ke seluruh bagian tanah dasar dan pematang. Pengapuran bertujuan untuk meningkatkan produktivitas tanah, terutama pH dan alkalinitasnya. Untuk kolam yang pH-nya sudah 7, pengapuran tidak perlu dilakukan. Dosis pengapuran yaitu 40-50 gram/m2.f. PemupukanPemupukan dilakukan dengan menebar pupuk ke seluruh tanah dasar kolam. Dengan cara seperti itu pupuk dapat tersebar merata dan pertumbuhan pakan alami akan merata di seluruh bagian kolam. Pemupukan dalam kolam bertujuan untuk menumbuhkan pakan alami agar kolam menjadi subur. Pakan alami sangat berguna untuk berudu agar tumbuh lebih cepat. Setelah kolam dipupuk, kolam diisi air selama 4 6 hari. Caranya dengan menutup pintu pengeluaran air (monik) dengan 3 4 buah belahan papan selebar masing-masing 10 cm, tidak terbuang. Selain cara di atas, pemupukan dapat pula dilakukan setelah kolam diisi air, agar tidak menimbulkan bau yang tidak sedap. Pupuk yang baik untuk kolam adalah kotoran ayam atau puyuh. Dosis pupuknya 500-1000 gram/m.

2.2.2. Seleksi induk Induk yang akan digunakan untuk praktek adalah induk ikan mas (Cyprinus carpio L) yang sudah matang gonad dan siap pijah. Menurut Amri dan Khairuman (2008), induk mas betina yang sudah matang gonad memiliki ciri-ciri yaitu bagian perutnya tampak gendut dan tampak menggelambir jika dilihat dari atas. Apabila diraba, perutnya terasa lembek dan disekitar lubang urogenitalinya tampak memerah dan akan keluar telurnya jika dipijit. Induk jantan yang sudah matang gonad memiliki ciri-ciri yaitu ditandai dengan keluarnya sperma yang berwarna putih jika daerah urogenitalnya dipijit atau diurut. Induk yang dianggap ideal untuk dipijahkan adalah yang memiliki berat antara 6 kg sampai 12 kg/ekor. Pakan yang diberikan berupa pellet dengan kandungan protein 25%. Dosis pemberian pakan sebanyak 3% per bobot biomas per hari. Pakan tersebut diberikan 3 kali/hari. Induk yang digunakan dalam pemijahan harus dalam kondisi sehat, tidak terserang penyakit, baik parasiter maupun non parasiter, tidak cacat, dan gerakannya lincah.

Gambar 2. Induk Jantan dan Induk BetinMenurut Bachtiar (2002), beberapa tips cara memilih ikan mas yang hendak dijadikan calon indukan yaitu :a) Ditinjau dari morfologinya calon indukan yang baik untuk ikan mas dipilih dengan ciri-ciri yang dimilikinya berkualitas baik, seperti ikan mas dalam keadaan sehat, tidak cacat tubuh, tidak terluka, atau tidak sedang menderita suatu penyakit. Tubuh ikan mas jika ditekan menggunakan jari-jari tangan orang dewasa tidak terlalu keras atau terlalu lembek.b) Bagi pembudidaya yang telah memiliki beberapa ekor ikan mas yang telah berumur minimal setahun diseleksi untuk dijadikan indukan. Langkah ini dilakukan merupakan seleksi yang pertama oleh pembudidaya memilih calon indukan. Diusahakan induk yang diseleksi benar-benar jenis unggul dengan pertumbuhan bagus, sehat, tidak cacat, dan bersisik besar dengan letak beraturan. Ikan mas hasil seleksi tersebut setelah dipisahkan, kemudian dipelihara tersendiri di kolam pemeliharaan induk.c) Setelah seleksi pertama tersebut selesai dilakukan kemudian dilakukan seleksi kedua yaitu berdasarkan jenis kelamin ikan mas calon indukan. Hasil seleksi ikan mas berdasarkan jenis kelamin tersebut dipelihara di kolam khusus, yaitu semua ikan mas jantan dipelihara dalam satu kolam khusus jantan. Demikian pula dengan ikan mas yang betina. Tujuan pemisahan ikan mas calon indukan berdasarkan jenis kelamin tersebut adalah agar induk-induk tersebut tidak dapat kawin sembarangan.d) Cara menentukan jenis kelamin ikan mas dilakukan dengan cara menekan bagian perut ke arah ekor. Bila dari lubang kelamin ikan mas yang sedang diperiksa mengeluarkan cairan berwarna putih susu (sperma), maka dapat dipastikan ikan mas tersebut jantan. Sedangkan ikan mas betina ditentukan dengan cara melihat bagian perut ke arah lubang kelamin (uroginetal). Bila di bagian tersebut terlihat seperti membengkak, maka ikan mas tersebut dapat dipastikan betina.untuk memastikan hal tersebut, dilakukan dengan cara mengurut perut yang membengkak ke arah ekor. Bila dari lubang kelamin keluar cairan berwarna kuning bening, maka dapat dipastikan ikan mas tersebut betina.e) Diberikan perlakuan secara khusus pada ikan mas calon indukan agar benih yang dihasilkan berkualitas baik, terutama mengenai masalah kesehatan dan asupan pakan. Pakan berupa pellet (kandungan protein 20-25%) dan pakan alami berupa dedaunan atau cacing tanah.f) Dihindari adanya kawin silang dalam antar induk ikan mas. Jika sampai terjadi perkawinan antarkerabat dekat dari ikan-ikan mas, maka hal itu akan menghasilkan benih ikan mas dengan kualitas buruk. Digunakan stok induk dari set induk yang pemijahannya berbeda untuk menghindari hal tersebut.g) Generasi-generasi stok induk dipelihara secara terpisah agar tidak terjadi pemijahan di antara induk dan keturunannya sehingga kualitas genetik induk dapat dipertahankan.2.2.3. Pemijahan dan Penetasan Telur Pemijahan pada ikan mas diawali dengan memasukkan pasangan induk yang sudah terseleksi. Pelepasan induk diusahakan tidak menimbulkan gangguan fisik atau gangguan non fisik. Dalam keadaan normal dan faktor lingkungan yang mendukung, pemijahan dapat berlangsung pada malam harinya sekitar pukul 23.00 sampai dengan menjelang subuh. Pemijahan ditandai dengan adanya suara riuh air akibat pasangan yang berpijah saling berkejaran dan berlompatan pada saat pelepasan telur dan sperma. Telur-telur hasil pemijahan tersebut akan menetas setelah 3-4 hari kemudian. Larva-larva yang baru menetas tersebut tidak langsung diberi pakan tambahan karena masih ada kandungan kuning telurnya (Djarijah, 2001).Ikan mas tergolong ikan yang mudah melakukan pemijahan, walaupun dibak-bak terkontrol. Apabila induk benar-benar mencapai matang gonad, maka ikan mas sudah siap untuk dipijahkan. Pemijahan ikan mas berlangsung selama 1 hari dan bak yang digunakan untuk pemijahan sesuai dengan teknik pemijahan yang digunakan pemijahan dilakukan secara alami (manipulasi lingkungan) tanpa rangsangan hormonal menghasilkan telur ikan mas sekitar 20.000 s.d 30.000/ekornya (http://boche-z.blogspot.com, 2012).

2.2.4. Pemeliharaan Larva Setelah larva ikan mas dilepas atau dipelihara dalam kolam pendederan maka selanjutnnya dilakukan tahap pemeliharaan dan perawatan antara lain dengan mengatur air masuk dan air keluar, jangan sampai ada kebocoran pada kolam yang dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan. Padat tebar telur untuk penetasan yaitu 10.000-20.000 butir/ m kakaban. Air kolam hendaknya diatur sedemikian rupa jangan sampai kolam mengalami kekeringan atau kelebihan air. Tahap berikutnya memberikan pakan berupa dedak halus yang sebelumnya dedak tersebut harus dibasahi terlebih dahulu dengan air dan diberikan secara merata disekelilingnya kolam ada pula pakan alami yang banyak macamnya, yaitu Rotifera, Daphnia, Moina dan Branchionus. Waktu pemberian pakan tersebut dilakukan pada waktu pagi hari atau sore hari selama satu minggu (Bachtiar,2002).Pada minggu kedua ikan baru bisa diberi pakan dedak halus ditaburkan disekeliling kolam tanpa dibasahi lagi, pada minggu kedua dan ketiga bisa juga diberikan makanan tambahan berupa pellet tapi pellet tersebut harus dihancurkan atau ditumbuk sampai halus dan ditebarkan secara merata, serta harus memperhatikan lingkungan sekitar kolam agar usaha pemeliharaan benih ikan mas tidak mengalami kegagalan. Setelah umur benih tiga minggu (21 hari) dapat dilakukan panen pertama dengan ukuran sekitar 1-3 cm dan bisa dilanjutkan dengan pemeliharaan benih untuk menjadi ukuran 3-5 cm (http://budidayausaha.blogspot.com, 2013).

2.2.5. Penyakit dan Cara PenanggulangannyaDalam budidaya ikan mas sering timbul penyakit yang menyerang benih atau ikan dewasa.Penyakit merupakan suatu masalah yang sering merepotkan petani. Tak jarang suatu usaha perikanan gagal karena serangan penyakit.Untuk itu perlu dilakukan langkah-langkah pengendaliannya.

2.2.5.1. Penyakit Bakteri Penyakit bakteri adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Serangan penyakit ini dapat secara kronis (menahun), oporinis (tidak bersifat ganas, tetapibila kondisi induk dan lingkungan memburuk dapat bersifat ganas serta dapat dijumpai dimana-mana) dan septisemia (penyebab lewat aliran darah dan dapat menginfeksi organ lain seperti ginjal dan hati) (Rukmana, 2006).a) Penyakit ColumnarisGejalaIkan kehilangan nafsu makan. Terjadi infeksi kulit pada bagian kepala dan badan belakang, sirip, insang, serat bagian tubuh lainnya. Penyerangan penyakit ini berlangsung lambat dan pada suhu 200C akan timbul borok kulit.Penyebab : Flekxibakter columnarisPengendalian Menjaga kualitas air agar tetap baik adalah salah satu cara pengendalian penyakit ini.Untuk pengobatannya dapat dilakukan dengan perendaman dalam kuprisulfat dosis (1-200) ppm selama (1-20) menit atau oksitetrasiklin HCl dosis 10 mg/1 selama 30 menit. Selain itu,pengobatan dapat dilakukan lewat pakan dosis 75 mg/kg ikan/hari.b) Penyakit PenducleGejalaGejala penyakit penducle hampir sama dengan penyakit columnaris pada suhu 160C timbul borok.Penyebab : Cytophago psychoropohyllaPengendalian Dilakukan perendaman dengan oksitetrasiklin dosis 10 ppm selama 30 menit atau dengan melalui pakan dengan 100 mg sulfixzole/kg berat ikan/hari selama 10-20 hari berturut-turut.c) Penyakit Pseudomonas flurescensGejalaTerjadi pendarahan pada bagian kulit, hati, ginjal dan limpa juga terjadi borok pada kulit.Penyebab : Pseudomonas sp.

Pengendalian Tindakan preventif untuk mencegah kualitas air.untuk mengobati dilakukan perendaman dengan oxitetrasiklin HCL dosis 25-30 mg/kg ikan/hari selama 7-10 hari berturut-turut.d) Penyakit Aeromonas PunctataGejalaWarna badan ikan suram tidak cerah, kulit kesat dan melepuh, cara bernafas mengap-mengap, kantong empedu gembung, pendarahan dalam organ hati dan ginjal.Penyebab : Aeromonas punctataPengendalianDilakukan penyuntikan chloramphenicol 10-15 mg/kg ikan atau streptomycin 80-100 mg/kg ikan; pakan dicampur terramicine 50 mg/kg ikan selama 7 hari berturut-turut.2.2.5.2. Penyakit Parasit Penyakit parasit adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit, misalnya protozoa, cacing, jamur dan lainnya (http://budidayausaha.blogspot.com, 2012).a. Penyakit Bintik PutihGejalaPakan ikan terserang tidak ikut berenang dan selalu tinggal dipermukaan air.Pada bagian kulit,sirip dan insang terdapat bintik-bintik putih.Ikan yang sakit menggosok-gosokan badannya di dasar kolam atau ke benda keras.Penyebab : Ichthyphyhirius multifillisPengendalian Dilakukan pemberokan untuk mencegah bintik putih di air yang mengalir dan memperkecil padat tebar dan untuk pengobatan dilakukan perendaman ikan dengan formalin dosis 25 ml/m3 air yang ditambah dengan larutan melacit green 0,1 gr/m3 air selama (20-24) jam.

b. Penyakit Lernea sp.GejalaPenyakit ini menyerang bagian-bagian insang, sirip dan mata. Pada bagian tersebut akan tampak luka.Penyebab : Parasit Lernea sp.Pengendalian Pencegahannya dilakukan dengan penyaringan inlet dengan filter.Tindak lain adalah dengan penyemprotan kolam dengan dipterex dosis 1 ml/m3.c. Penyakit KutuGejalaIkan yang terserang akan tampak kurus dan di daerah serangan akan tampak bekas gigitan dengan warna merah.Penyebab : Parasit jenis Argulus sp. Parasit ini menempel pada bagian insang, kulit insang.Pengendalian Pengendalian dilakukan dengan pengeringan kolam dan pengapuran dengan dosis 200 gr/m2,selain itu dilakukan penyaringan inlet dengan filter dan pengobatan dengan cara dicelupkan dalam larutan NaCl 20 gr/lt (2%) selama 15 menit.

2.2.6. PemanenanMenurut Khairuman (2002), sebelum dilakukan pemanenan benih ikan, terlebih dahulu dipersiapkan alat-alat tangkap dan sarana perlengkapannya. Peralatan yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan mas antara lain adalah warring/scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter 100 cm, ayakan penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba kupyak, fish bus(untuk mengangkut ikan jarak dekat), ayakan penyabetan dari alumunium/bamboo, oblok/delok (untuk pengangkut benih), sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco (untuk menangkap ikan), scoopnet (untuk Panen benih ikan dimulai pagi-pagi, yaitu antara jam 04.0005.00 pagi dan sebaiknya berakhir tidak lebih dari jam 09.00 pagi. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terik matahari yang dapat mengganggu kesehatan benih ikan tersebut. Pemanenan dilakukan mula-mula dengan menyurutkan air kolam pendederan sekitar pukul 04.00 atau 05.00 pagi secara perlahan-lahan agar ikan tidak stres akibat tekanan air yang berubah secara mendadak. Setelah air surut benih mulai ditangkap dengan seser halus atau jaring dan ditampung dalam ember atau keramba. Benih dapat dipanen setelah dipelihara selama 21 hari. Panenan yang dapat diperoleh dapat mencapai 70-80% dengan ukuran benih antara 8-12 cm (Khairuman, 2008).

III. RENCANA KEGIATAN

3.1. Waktu dan tempatKegiatan PKL I semester III Sekolah Tinggi Perikanan, Jurusan Penyuluhan Perikanan Tahun Akademik 2014/2015, dilaksanakan pada tanggal 27 Oktober 2014 sampai dengan 14 November 2014 yang bertempat di Balai Perbenihan dan Budidaya Ikan Air Tawar ( BPBIAT ) Ngrajek, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

3.2. Metode KegiatanPraktek Kerja Lapangan ini dilaksanakan dengan metode magang yaitu mengikuti semua kegiatan-kegiatan yang dilakukan di BPBIAT khususnya mengenai teknik pembenihan ikan mas.Pengambilan data pada Praktek Kerja Lapangan ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer merupakan pengumpulan data berupa kegiatan yang dilakukan dengan pengamatan (observasi). Observasi dilakukan terhadap berbagai kegiatan yang bersangkutan dengan pembenihan ikan mas. Data sekunder diperoleh dari wawancara dengan petugas/pembimbing ekstern di lapangan, studi pustaka, laporan yang diperoleh dari lembaga penelitian swasta atau masyarakat yang berhubungan dengan teknik pembenihan ikan mas (Cyprinus carpio L).

3.3. Materi KegiatanMateri kegiatan Praktek Kerja Lapangan yang akan dilaksanakan meliputi : 1. Identifikasi keadaan BPBIAT 2. Identifikasi kegiatan BPBIAT dengan mengambil materi pembenihan ikan mas (Cyprinus carpio L). Tabel 1 adalah rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan selama kegiatan.Tabel 1. Materi kegiatan praktek kerja lapangan

KEGIATANRINCIAN KEGIATAN

1.Sarana dan Prasarana

a. Mengetahui sarana dan prasarana yang digunakan untuk kegiatan pembenihan ikan mas

2. Persiapan kolam a. Pengeringan kolamb. Perbaikan pematang c. Pengolahan tanah dasard. Pembuatan kemalire. Pengapuran f. Pemupukan

2.Seleksi induka. Pengukuran berat indukb. Umur induk sebelum dipijahc. Jumlah induk betina dan induk jantan yang dipijah (perbanding)d. Asal induke. Kualitas induk

3.Pemeliharaan induka. Pemisahan induk jantan dan betinab. Pemberian pakan

4.Pemijahan dan penetasan telur a. Persiapan Kakabanb. Pemasukan induk ke dalam kolam pemijahanc. Waktu pemijahan d. Tanda-tanda memijahe. Jumlah telur yang dihasilkan setelah memijahf. Lama penetasan telurg. Daya tetas telur

5.Pemeliharaan larvaa. Pengaturan pemasukan dan pengeluaran airb. Padat tebar larva c. Pemberian pakan untuk larva d. Lama pemeliharaan larva

6.Pemanenan a. Persiapan alat-alat pemanenanb. Waktu pemanenanc. Cara pemanenand. Kelangsungan hidup ikan mas e. Pemindahan larva ke kolam pendederan

3.4. Kalender KegiatanKegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang akan dilaksanakan di Balai Perbenihan dan Budidaya Ikan Air Tawar (BPBIAT) Ngrajek, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Kalender rencana kegiatan Praktek Kerja LapanganNoKEGIATANOKTOBER-NOVEMBER 2014

MINGGU I /Hari ke MINGGU II /Hari keMINGGU III /Hari ke

123456123456123456

1Tiba di lokasi BPBIAT,orientasi lapangan

2Pengambilan data

3Penyiapan induk

4Persiapan kolam

5Pemijahan

6 Penetasan telur

7Pemeliharaan larva

8Pemberian pakan

9Pemanenan

10Kembali ke kampus

Catatan : Kalender kegiatan di atas dapat berubah disesuaikan dengan situasi dilapangan.

18