fix_ddit

32
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR – DASAR ILMU TANAH (KADAR LENGAS, TEKSTUR, DAN PORI TANAH) SIFAT FISIKA TANAH DISUSUN OLEH : KELAS E / KELOMPOK 8 1. URIFA (131510501204) 2. DWI LUTFIA Q. A (131510501223) 3. TRI BAGUS W. (1315105012040) 4. MUHAMMAD JAHWARI (131510501241) 5. ERNA FATMAWATI (131510501243)

description

dd

Transcript of fix_ddit

Page 1: fix_ddit

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR – DASAR ILMU TANAH(KADAR LENGAS, TEKSTUR, DAN PORI TANAH)

SIFAT FISIKA TANAH

DISUSUN OLEH :KELAS E / KELOMPOK 8

1. URIFA (131510501204)2. DWI LUTFIA Q. A (131510501223)

3. TRI BAGUS W. (1315105012040)4. MUHAMMAD JAHWARI (131510501241)5. ERNA FATMAWATI (131510501243)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS JEMBER

2014

Page 2: fix_ddit

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Tanah mempunyai beberapa karakteristik yang terbagi dalam tiga

kelompok diantaranya adalah sifat fisik, sifat kimia dan sifat biologi. Sifat fisik

tanah antara lain adalah tekstur, permeabilitas dan infiltrasi. Setiap jenis tanah

memiliki sifat fisik tanah yang berbeda. Usaha untuk memperbaiki kesuburan

tanah tidak hanya terhadap perbaikan sifat kimia dan biologi tanah tetapi juga

perbaikan sifat fisik tanah. Perbaikan keadaan fisik tanah dapat dilakukan dengan

pengolahan tanah, perbaikan struktur tanah dan meningkatkan kandungan bahan

organik tanah. Selain itu sifat fisik tanah sangat mempengaruhi pertumbuhan dan

produksi tanaman. Kondisi fisik tanah menentukan penetrasi akar dalam tanah,

retensi air, drainase, aerasi dan nutrisi tanaman. Sifat fisik tanah juga

mempengaruhi sifat kimia dan biologi tanah.

Tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena

adanya perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang

terkandung pada tanah (Badan Pertanahan Nasional), dari ketiga jenis fraksi

tersebut partikel pasir mempunyai ukuran diameter paling besar yaitu 2 – 0.05

mm, debu dengan ukuran 0.05 – 0.002 mm dan liat dengan ukuran < 0.002 mm

(penggolongan berdasarkan USDA). Keadaan tekstur tanah sangat berpengaruh

terhadap keadaan sifat-sifat tanah yang lain seperti struktur tanah, permeabilitas

tanah, porositas dan lain-lain.

Butir-butir yang paling kecil adalah butir liat, diikuti oleh butir debu (silt),

pasir, dan kerikil. Selain itu, ada juga tanah yang terdiri dari batu-batu. Tekstur

tanah dikatakan baik apabila komposisi antara pasir, debu dan liatnya hampir

seimbang. Tanah seperti ini disebut tanah lempung. Semakin halus butir-butir

tanah (semakin banyak butir liatnya), maka semakin kuat tanah tersebut

memegang air dan unsur hara. Tanah yang kandungan liatnya terlalu tinggi akan

sulit diolah, apalagi bila tanah tersebut basah maka akan menjadi lengket. Tanah

jenis ini akan sulit melewatkan air sehingga bila tanahnya datar akan cenderung

Page 3: fix_ddit

tergenang dan pada tanah berlereng erosinya akan tinggi. Tanah dengan butir-butir

yang terlalu kasar (pasir) tidak dapat menahan air dan unsur hara.

Lengas tanah itu sendiri merupakan air yang terdapat dalam tanah yang

terikat oleh berbagai kakas (matrik, osmosis, dan kapiler). Kakas ini meningkat

sejalan dengan peningkatan permukaan jenis zarah dan kerapatan muatan

elektrostatik zarah tanah. Tegangan lengas tanah juga menentukan beberapa

banyak air yang dapat diserap tumbuhan. Keberadaan lengas tanah dipengaruhi

oleh energi pengikat spesifik yang tekanan osmosisnya apabila tanah diberi

pemupukan dengan kadar yang tinggi, perilaku dan keberadaan tanaman. Faktor-

faktor yang mempengaruhi kandungan lengas dalam tanah antara lain iklim,

kandungan bahan organik, fraksi lempung tanah, topografi, dan adanya bahan

penutup tanah baik organik maupun anorganik. Bahan organik merupakan sisa-

sisa tanaman dan hewan di dalam tanah, bahan organik berfungsi memperbaiki

sifat kimia, fisika, biologi tanah.

Antara padatan tanah terdapat ruang pori tanag yang mengandung air. Jika

tanah dalam keadaan jenuh, itu artinya semua ruang pori tanah terisi oleh air.

Jumlah tanah yang disimpan didalam tanah merupakan jumlah air maksimum

yang biasa disebut dengan kapasitas penyimpanan air maksimum. Jika tanah

dibiarkan, akan mengalami pengeringan, sebagian ruang pori akan terisi udara dan

sebagian lainnya terisi air. Keadaan ini menunjukkan tanah sedang berada pada

kondisi tidak jenuh. Nilai kadar lengas tanah berpengaruh terhadap nilai tekstur

tanah. Tekstur tanah itu sendiri merupakan suatu sifat fisik tanah yang

menunjukkan perbandingan antara pasir, debu dan lempung. Tanah yang

bertekstur halus halus (lempung) memiliki permukaan yang lebih halus

dibandingkan dengan tanah yang bertekstur kasar (pasir). Tanah yang bertekstur

halus memiliki daya absorpsi unsur hara dan air lebih besar. Umumnya tanah

yang bertekstur halus lebih subur dibanding dengan tanah bertekstur kasar.

Porositas merupakan berat suatu tanah persatuan volume tertentu yang

biasanya dinyatakan dalam gram/cm3. Volume tanah termasuk volume butiran

padat dan ruang pori. Porositas tanah menggambarkan bagaimana tanah dapat

meyerap air. Bila tanah memiliki porositas rendah berarti tanah tersebut sulit

Page 4: fix_ddit

menyerap air dan sebaliknya bila porositas suatu tanah tinggi maka makin mudah

tanah menyerap air. Tetapi jika porositas tanah terlalu tinggi maka akan

mempengaruhi lapisan tanah berikutnya karena air yang diterima tanah akan

langsung turun ke lapisan berikutnya. Oleh karena itu, porositas tanah sangat

menentukan penggunaan tanah. Tanah yang porositasnya baik adalah tanah yang

porositasnya besar karena perakaran tanaman akan dengan mudah menembus

tanah dan menahan bahan organik. Selain itu, tanah dengan porositas besar juga

mampu menahan air hujan sehingga tanaman tidak akan kekurangan air.

1.1 Tujuan

1. Untuk mengetahui penetapan tekstur tanah menggunakan metode hydrometer.

2. Untuk mengetahui penetapan kelengasan tanah menggunakan metode

gravimetri.

3. Untuk mengetahui penetapan pori total tanah dengan menggunakan berat jenis

volume dan berat jenis partikel.

1.2 Manfaat

1. Mahasiswa mampu mengetahui analisis tekstur tanah menggunakan metode

hydrometer.

2. Mahasiswa mampu mengetahui analisis kelengasan tanah menggunakan

metode gravimetri.

3. Untuk mengetahui penetapan pori total tanah dengan menggunakan berat

jenis volume dan berat jenis partikel.

Page 5: fix_ddit

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tekstur Tanah

Tanah merupakan lapisan permukaan bumi yang mana berasal dari

pelapukan jasad makhluk hidup yang telah mati dan membusuk, dan pelapukan

dari batuan dan erosi dari bahan anorganik. Cuaca dapat melapukkan makhluk

hidup dan membuat mineralnya terurai atau terlepas. Jika hal ini terjadi terus

menerus dapat membentuk tanah yang subur. Tanah memiliki fungsi secara fisik

sebagai tempat berkembang dan tumbuh perakaran dari tanaman serta

memberikan unsur hara dan air kepada akar tanaman. Secara kimia berfungsi

sebagai tempat penyimpanan dan penyedia unsur hara atau nutrisi sedangkan

secara biologis berfungsi sebagai habitat atau tempat hidupnya dari organisme

tanah yang memiliki peran dalam penyediaan unsur hara dan zat aditif bagi

tanaman (Gusti dkk., 2013). Sifat fisik tanah merupakan sifat yang berhubungan

dengan elemen penyusunan massa tanah yang ada, misalnya volume tanah, kadar

air, dan berat tanah. Tanah dalam keadaan tidak jenuh, tanah terdiri dari tiga

bagian yaitu butiran padat (solid), bagian air (water), dan bagian udara (air).

Keberadaan materi air dan udara biasanya menempati pada ruangan antara

butiran/pori. Sifat fisika tanah terdiri dari tekstur, lengas, dan pori dalam tanah

(Asbi dkk, 2012).

Tekstur tanah merupakan salah satu sifat fisika tanah. Tekstur tanah

terdiri dari bahan-bahan mineral seperti pasir, debu, dan liat dalam susunan tanah

tersebut. Partikel-partikel tanah dikelompokkan berdasarkan ukuran tertentu yang

disebut dengan fraksi tanah. Tanah disusun oleh pasir, lempung, dan geluh.

Golongan pasir mencakup semua tanah yang mengandung pasir mencapai 70%

atau lebih dari berat tanah itu. Golongan lempung mencakup tanah yang

mengandung 35% lempung. Golongan geluh mencakup banyaknya sub-sub yang

dikandungnya. Geluh yang ideal dapat ditentukan sebagai campuran pasir, debu,

dan lempung yang memiliki massa dalam perbandingan yang sama (Buckman dan

Brady, 1982).

Page 6: fix_ddit

Menurut Hardjowigeno (1987), tanah terdiri dari butir-butir tanah dengan

berbagai ukuran. Bagian tanah yang berukuran lebih dari 2mm disebut bahan

kasar (kerikil sampai batu). Bahan –bahan tanah yang lebih halus dapat dibedakan

menjadi pasir (2 nm- 50 nm), debu (50 nm-2 nm), dan liat (kurang dari 2 nm).

Tersedianya unsur hara dan air dalam tanah salah satunya ditentukanoleh tekstur

tanah. Tanah bertekstur lempung berpasir mengandung liat 15%-20%, debu 0%-

50%, dan pasir 50%-70%, sedangkan tanah bertekstur pasir berlempung

mengandung liat 10%-15%, debu 0%-30%, dan pasir 70%-85%. Kandungan liat

dan bahan organik dalam tanah berpengaruh pada kemampuan pertukaran kation

tanah. Tanah bertekstur lempung berpasir mengandung koloid lebih banyak dan

memiliki kemampuan menyerap kation lebih banyak dari pada tanah pasir.

Menurut Suharta (2010), tanah berekstur kasar dicirika oleh kemampuan

meretensi air dan hara yang rendah sehingga tanah rawan kekeringan pada musim

kemarau dan pencucian hara atau basa-basa dapat tertukar secara intensif pada

musim hujan. Sebaliknya tanah bertekstur halus umumnya dicirikan oleh

permeabilitas tanah yang lambat. Tanah bertekstur halus (dominan liat) memiliki

permukaan yang lebih halus dibanding dengan tanah bertekstur kasar (dominan

pasir), sehingga tanah-tanah yang bertekstur halus memiliki kapasitas adsorpsi

unsur-unsur hara yang lebih besar. Umumnya lebih subur dibandingkan dengan

tanah bertekstur kasar karena banyak mengandung unsur hara dan bahan organik

yang dibutuhkan oleh tanaman. Tanah bertekstur kasar lebih porus dan laju

infiltrasinya lebih cepat. Walaupun demikian tanah bertekstur halus memiliki

kapasitas memegang air lebih besar dari pada tanah pasir karna memiliki

permukaan yang lebih luas. Tanah-tanah berliat memiliki persentase porus yang

lebih banyak yang berfungsi dalam retensi air (water retension). Tanah-tanah

bertekstur kasar memiliki makro porus yang lebih banyak, yang berfungsi dalam

pergerakan udara dan air.

Penetapan tekstur tanah secara lapangan dilakukan dengan metode uji rasa,

sedangkan secara laboratorium dilakukan dengan analisa mekanis tanah. Metode

uji rasa hanya memberikan hasil kualitatif, namun banyak manfaatnya terutama

untuk keperluan segi tanah yang memerlukan pemerian cepat. Metode analisa

Page 7: fix_ddit

akan memberikan hasil kuantitati. Presentase setiap kelompok ukuran pisahan

tanah dapat diketahui dengan akurat (Poerwowidodo, 1991).

2.2 Kadar Lengas Tanah

Lengas tanah atau kelembaban tanah merupakan air yang terikat secara

adsorbtif (pada permukaan butir-butir tanah). Lengas dapat tetap berada dalam

ruang pori tanah karena memiliki tegangan potensial. Keadaan tidak jenuh, lengas

tanah berupa selaput tipis yang menyelimuti zarah tanah. Semakin tipis selaput

lengas tersebut, makin kuat gaya ikat tanah yang bekerja padanya. Keadaan ini

menyebabkan lengas tanah semakin sulit tersedia bagi tanaman. Pemberian air

yang berlebihan menyebabkan gaya berat air lebih besar dari gaya ikat zarah tanah

terhadap lengas, maka kelebihan lengas tersebut akan teratus bebas melalui pori

makro. Lengas teratus ini disebut dengan lengas grativitasi. Apabila tidak ada

kelebihan lengas yang teratus lagi maka tanah dikatakan dalam keadaan kapasitas

lapangan. Apabila kandungan lengas tanah berkurang sehingga tidak mampu

mengimbangi kehilangan air akibat evapotranspirasi maka tanah dikatakan dalam

keadaan titik layu tetap (permanent wasting paint) (Suhayatun dkk, 2013).

Menurut Mawardi dkk (2014), keberadaan air dalam tanah mempunyai

tingkat tegangan yang berbeda-beda. Ukuran tegangan lengas tanah yang paling

umum digunakan adalah cm, bar, pF. Tegangan lengas tanah digunakann untuk

melihat/mengukur kemampuan tanah menyimpan melawan kekas gravitasi yang

menarik air ke luar tubuh tanah. Tegangan lengas tanah juga menentukan berapa

banyak air yang dapat diserap.

2.3 Pori Total Tanah

Porositas atau ruang pori tanah merupakan volume seluruh pori-pori dalam

suatu volume tanah utuh, yang dinyatakan dalam persen. Porositas terdiri dari

ruang diantara partikel pasir, debu dan liat serta ruang diantara agregat-agregat

tanah. Menurut ukuranya porositas tanah dikelompokkan ke dalam: ruang pori

kapiler yang dapat menghambat pergerakan air menjadi pergerakan kapiler, dan

ruang pori nonkapiler yang dapat memberi kesempatan pergerakan udara dan

Page 8: fix_ddit

perkolasi secara cepat sehingga sering disebut pori drainase. Porositas total tanah

dapat dihitung dari data berat volume tanah dan berat jenis (Tolaka dkk, 2013).

Peningkatan porositas tanah sangat ditentukan oleh ukuran dan pemadatan

tanah dan berpengaruh pada peningkatan aerasi dan kandungan air tanah yang

seimbang. Permeabilitas tanah meningkat disebabkan oleh adanya keterkaitan

dengan sifat fisik tanah seperti porositas dan bobot isi. Peningkatan pori makro

tanah mampu meningkatkan permeabilitas tanah dan sebaliknya semakin sedikit

pori tanah menurunkan permabilitas. Porositas merupakan salah satu faktor

penentu dalam peningkatan produktivitas tanah seperti kemampuan tanah

memegang dan melewatkan air (permeabilitas) serta perbaikan aerasi tanah

(Patiung dkk, 2011).

Page 9: fix_ddit

BAB 3. METODOLOGI

3.2 Waktu dan Tempat

Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah dengan acara Penetapan Tekstur

Tanah, Penetapan Kadar Lengas Tanah dan Penetapan Total Pori Tanah

dilaksanakan di Laboratorium Fisika dan Konservasi Tanah Jurusan Tanah

Fakultas Pertanian Universitas Jember pada setiap hari Jumat pada bulan

September – Oktober 2014 pukul 08.00 WIB sampai selesai.

3.3 Alat dan Bahan3.2.1 Bahan3.2.1.1 Tekstur Tanah1. Sampel tanah kering angin

2. Hidrogen Peroksida

3. Natrium pyrophoosphat (Na2PO4O7) 0,2 N

4. Air-demineral

3.2.1.2 Kadar Lengas Tanah1. Tanah kering angin

2. Sampel tanah dalam ring

3.2.1.3 Pori Total Tanah

1. Contoh tanah utuh dalam ring sampel

2. Tanah kering angin halus

3. Aquades

3.2.2 Alat3.2.2.1 Tekstur Tanah1. Timbangan dengan ketelitian 0,01 g

2. Pengaduk batang gelas

3. Botol semprot

4. Eksikator

5. Beaker glass 600 ml

Page 10: fix_ddit

6. Pengaduk tekstur

7. Cawan aluminium

8. Oven

9. Gelas piala 400 ml

3.2.2.2 Kadar Lengas Tanah1. Botol timbang

2. Oven

3. Timbangan analitis

4. Eksikator

5. Ring sampel tanah

6. Alas pengatus

7. Beaker glass

3.2.2.3 Pori Total Tanah

1. Ring sampel tanah

2. Timbang analitis

3. Oven

4. Eksikator

5. Picnometer kering dan bersih

6. Neraca analitik

7. Hotplate

8. Lap kering/tissue

3.3 Cara kerja

3.3.1 Cara Kerja Penetapan Tekstur Tanah

1. Menimbang 50 g tanah kering angin (menggunakan 1000 untuk tanah-tanah

bertekstur kasar, memasukkan ke dalam gelas piala 400 ml menentukan juga

kadar lengasnya.

2. Menambahkan hidrogen peroksida 30 ml dan membiarkan semalaman.

Page 11: fix_ddit

3. Menambahkan 30 ml larutan pendisper Natrium Pyrophosphat 0,2 N

keesokan harinya.

4. Menambahkan air demineral kurang lebih 200 ml.

5. Mengaduk dengan shaker selama (5-10) menit.

6. Menuangkan semuanya kedalam tabung sedimen 1000 ml dengan bantuan

botol semprot dan membiarkannya semalaman. Menambahkannya sampai

volume 100 ml dan mengaduknya sampai homogen. Mengukur fraksinya

dengan hygrometer.

7. Membuat penetapana blangko.

8. Pemipetan I : mengukur fraksi (debu + lempung)

Mengaduk suspensi selama 30 detik dan mengakhirinya dengan 2-3 gerakan

yang lebih lambat. Memasukkan hydrometer dan membaca skala hydrometer

setelah 40 detik pengadukan. Kemudian melakukan hal yang sama untuk

blanko.

9. Pemipetan II : mengukur fraksi lempung

Membiarkan suspensi selama 2 jam. Memasukkan hydrometer ke dalam

suspensi dengan hati-hati dan membaca skala hydrometer.

3.3.2 Cara Kerja Penetapan Kadar Lengas Tanah

3.3.2.1 Cara Kerja Kadar Lengas Kapasitas Kering Angin

1. Menentukan berat botol timbangan (g)

2. Mengambil contoh tanah kering angin, memasukkannya ke dalam botol

timbang, menimbang bertanya misal (b) g

3. Memasukkan botol timbang yang berisi tanah (no. 2) ke dalam oven dengan

suhu (100-105) °C selama 4 jam.

4. Mengeluarkan dari oven dan memasukkan ke dalam eksikator selama 15

menit, kemudian menimbangnya misal (c) g.

3.3.2.2 Cara Kerja Kadar Lengas Kapasitas Lapang

1. Menimbang ring sampel berisi tanah, kemudian menjenuhi selama 24 jam.

2. Meniriskan pada alas pengatus sampai tidak ada tetesan air selama 6-48 jam.

Page 12: fix_ddit

3. Mengambil bagian tanah dalam ring dan memasukkan dalam aluminium foil

yang sudah diketahui beratnya (1) g.

4. Menimbang tanah dalam aluminium foil (b) g.

5. Mengoven pada suhu (100-105) °C selama 4 jam.

6. Mengeluarkan sampel dalam aluminium foil dari oven dan memasukkan ke

dalam eksikator selama 15 menit, kemudian menimbangnya (c) g.

3.3.3 Cara Kerja Penetapan Pori Total Tanah

3.3.3.1 Cara Kerja Berat Jenis Volume

1. Memasukkan ring tersebut ke dalam oven dengan suhu 105°C selama 24 jam

dan menimbangnya, misal (c) g.

2. Membersihkan tanah dalam ring, kemudian menimbang ring kosong, misal

(d) g.

3. Mengukur volume ring sampel yang merupakan volume tanah = (d) cm3

4. Menimbang berat ring sampel yang berisi tanah, misal (b)g.

3.3.3.2 Cara Kerja Berat Jenis Partikel

1. Menyiapkan dan menimbang picnometer yang bersih dan kering (a) g

2. Mengisikan ± 10 g tanah yang kering udara, membersihkan bagian luar dan

leher picnometer, kemudian menutup dan menimbangnya (b) g.

3. Mengisikan aquades ± setengahnya sambil membilas tanah yag menempel

pada leher picnometer.

4. Mendidihkan labu selama beberapa menit sambil sekali-kali digoyang dengan

hati-hati untuk mencegah hilangnya tanah.

5. Mendinginkan picnometer beserta isinya sampai suhu ruangan, kemudian

menambahkan aquades sampai batas volume, menutup dan membersihkan

bagian luar picnometer dengan lap kering/tissue, kemudian menimbangnya

(c) g.

6. Mengeluarkan isi picnometer, mencuci kemudian mengisi dengan aquades

dingin yang telah dididihkan (temperatur harus sama) sampai batas volume,

Page 13: fix_ddit

menutup dan membersihkan bagian luar picnometer dengan lap kering/tissue,

kemudian menimbangnya (d) g.

Page 14: fix_ddit

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel 1. Penetapan Tekstur Tanah

Kelompok/

TT. Lahan% Pasir % Debu % Klei Kelas Tekstur

1/ Sawah 7,1 17,3 10,8 Sandy Loam

2/ Tegalan 68,42 20 11,5 Sandy Loam

3/ Sawah 71,6 17,9 10,5 Loamy Sand

4/ Sawah 73,68 3,15 13,15 Loamy Sand

5/ Tegalan 69,98 8 22,01 Sandy Clay Loam

6/ Tegalan 79,99 12,0 10 Sandy Loam

7/ Sawah 65,78 21,39 10,54 Sandy Clay Loam

8/ Sawah 64,15 25,31 10,54 Sandy Loam

9/ Tegalan 62,29 26,23 10,93 Sandy Loam

Tabel 2. Penetapan Kadar Lengas Kering Angin

Kelompok/

TT. Lahana (g) b (g) c (g) Kadar Lengas (%)

1/ Sawah 4,57 17,45 16,48 8,14

2/ Tegalan 4,60 14,38 13,92 4,50

3/ Tegalan 5,26 21,75 20,88 5,60

4/ Sawah 5,13 18,77 17,57 9,56

5/ Tegalan 5,43 24,95 23,81 6,20

6/ Tegalan 4,64 17,05 16,29 6,52

7/ Sawah 5,27 15,59 14,92 6,94

8/ Sawah 5,14 19,10 18,38 5,44

9/ Tegalan 4,51 16,49 15,70 9,31

Keterangan :a : berat botol timbangan (g) c : botol timbang berisi tanah kering angin oven (g)b : botol timbang berisi tanah kering angin (g)

Page 15: fix_ddit

Tabel 3. Penetapan Kadar Lengas Kapasitas Lapang

Kelompok/

TT. Lahana (g) b (g) c (g)

Kadar Lengas

(%)

1/ Sawah 4,57 16,01 12,54 43,5

2/ Tegalan 4,60 15,01 11,35 54,22

3/ Tegalan 5,10 11,74 9,63 47,00

4/ Sawah 5,32 15,53 12,72 37,97

5/ Tegalan 5,25 29,69 21,69 42,52

6/ Tegalan 5,32 21,72 17,91 35,65

7/ Sawah 4,62 26,61 19,42 48,58

8/ Sawah 5,02 16,80 13,43 40,07

9/ Tegalan 4,71 14,66 11,65 43,37

Keterangan :a : berat cawan aluminium (g)b : berat cawan aluminium + tanah (g)c : berat cawan aluminium + tanah (setelah di oven) (g)

Tabel 4. Penetapan Berat Jenis Volume (BV)

Kelompok/

TT. Lahan

Kl% a (g) b (g) c (g) d (g) BV

(g/cm3)

1/ Sawah 8,14 95,26 254,09 211,75 98,125 1,187

2/ Tegalan 4,9 94,50 214,92 197,32 98,125 1,05

3/ Tegalan 5,6 94,50 214,92 197,32 98,124 1,05

4/ Sawah 9,65 96,37 246,64 208,32 98,125 1,14

5/ Tegalan 6,52 95,80 212,74 203,24 98,125 1,09

6/ Tegalan 6,52 95,80 212,74 203,24 98,125 1,09

7/ Sawah 6,94 95,8 264,22 209,04 98,125 1,15

8/ Sawah 5,44 95,99 252,1 212,03 98,125 1,18

9/ Tegalan 9,31 96,18 209,1 196,64 98,125 1,024

Keterangan :Kl : kadar lengas kering angin (%)a : berat ring sampel (g) c : berat ring sampel berisi tanah (setelah di oven) (g)b : berat ring sampel berisi tanah (g) d : volume ring sampel (g)

Page 16: fix_ddit

Tabel 5. Penetapan Berat Jenis Partikel (BJP)

Kelompok/

TT. Lahan

Kl% a (g) b (g) c (g) d (g) e (g) BJP

(g/cm3)

1/ Sawah 8,14 27,29 37,29 58,39 52,50 36,48 2,79

2/ Tegalan 4,9 24,89 34,89 56,55 50,60 34,40 2,67

3/ Tegalan 5,6 26,22 36,24 57,50 51,48 2,75

4/ Sawah 9,65 17,52 27,54 48,69 42,80 26,57 2,86

5/ Tegalan 6,52 17,74 27,72 48,99 43,05 27,07 2,75

6/ Tegalan 6,52 17,74 27,72 48,99 43,05 27,07 2,75

7/ Sawah 6,94 24,89 34, 89 56,17 50,58 34,20 2,59

8/ Sawah 5,44 26,27 36,17 57,38 51,119 36,12 2,37

9/ Tegalan 9,31 17,80 27,77 48,8 26,84 26,84 2,77

Keterangan :Kl : kadar lengas kering angin (%)a : berat picnometer kosong (g)b : berat picnometer berisi tanah kering angin (g) c : berat picnometer berisi tanah kering angin dan aquades (g)d : berat picnometer dan aquades (g)e : berat picnometer dan sampel (105oC) (g)

Tabel 6. Penetapan Ruang Pori Total Tanah

Kelompok/

TT Lahan

BJV (g/cm3) BJP (g/cm3) RPT (%)

1/ Sawah 1,18 2,79 57,5

2/ Tegalan 1,05 2,67 61

3/ Tegalan 1,05 2,75 61,5

4/ Sawah 1,14 2,86 60,14

5/ Tegalan 1,09 2,75 60,36

6/ Tegalan 1,09 2,75 60,36

7/ Sawah 1,15 2,59 46

8/ Sawah 1,18 2,37 50

9/ Tegalan 1,024 2,77 63

Page 17: fix_ddit

4.2 Pembahasan

Tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena

terdapatnya perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang

terkandung pada tanah (Badan Pertanahan Nasional). Ketiga jenis fraksi tersebut

partikel pasir mempunyai ukuran diameter paling besar yaitu 2 – 0.05 mm, debu

dengan ukuran 0.05 – 0.002 mm dan liat dengan ukuran < 0.002 mm

(penggolongan berdasarkan USDA). Keadaan tekstur tanah sangat berpengaruh

terhadap keadaan sifat-sifat tanah yang lain seperti struktur tanah, permeabilitas

tanah, porositas dan lain-lain.

Pengertian kadar lengas sedikit berbeda dengan kadar air. Kadar lengas

tanah mencakup air dan bahan-bahan yang terlarut di dalamnya sedangkan kadar

air tanah mengandung pengertian air murni yang terkandung dalam tanah. Dalam

kenyataannya, air yang ada di dalam tanah merupakan suatu larutan bukan air

murni. Nilai kadar lengas tanah di kering anginkan sekitar 0,5 pada tanah mineral

yang jenuh hingga mencapai 3,0 pada tanah-tanah organik yang jenuh.Lengas

tanah itu sendiri merupakan air yang terdapat dalam tanah yang terikat oleh

berbagai kakas (matrik,osmosis, dan kapiler). Keberadaan lengas tanah

dipengaruhi oleh energi pengikat spesifik yang, tekanan osmosis apabila tanah

diberi pemupukan dengan kadar yang tinggi, perilaku dan keberadaan tanaman.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kandungan lengas dalam tanah antara lain

iklim, kandungan bahan organik, fraksi lempung tanah, topografi, dan adanya

bahan penutup tanah baik organik maupun anorganik. Lengas tanah itu sendri

merupakan air yang terdapat dalam tanah yang terikat oleh berbagai kakas. Kakas

ini menigkat sejalan dengan peningkatan permukaan jenis zarah dan kerapatan

muatan elektrostatik zarah tanah. Tegangan lengas tanah juga menentukan banyak

air yang dapat diserap.

Berat volume (BV) tanah merupakan rasio antara berat dan volume total

contoh tanah termasuk volume ruang pori yang ada di dalamnya. Berat jenis (BJ)

tanah adalah rasio antara berat total partikel-partikel padat tanah dengan volume

total partikel-partikel padat tanah dengan volume ruang pori yang ada diantara

partikel. Nilai BV pada tanah hutan berkisar antara 0,5 – 4,0 g/cm3 sementara itu

Page 18: fix_ddit

nilai BJ sangat mendekati 2,65 g/cm3. Nilai BV dan BJ yang terendah

kemungkinan ditemui pada horizon Organik yang kaya bahan organik sedangkan

nilai tertinggi ditemui pada horizon B dan C. untuk BV, variasi tadi dapat pula

dipengaruhi oleh sistem pengolahan lahan misalnya penggunaan alat-alat berat

pada penebangan pohon dapat meningkatkan nilai BV secara drastis.

Kadar lengas tanah merupakan kemampuan air didalam tanah yang

berfungsi sebagai pembantu proses pelapukan batuan secara fisik maupun kimia,

serta menjaga suhu tanaman agar tidak terlalu panas atau dingin sedangkan bagi

pertumbuhan tanaman, lengas memiliki fungsi mengantar unsur hara ke tanaman,

mengisi bagian dari sel-sel tanah dan menetralkan suhu tubuh tanaman. Kadar

lengas berpengaruh terhadap tekstur tanah. Kadar lengas tanah berbanding lurus

dengan tekstur tanah, apabila kadar lengas tanah tinggi maka tekstur tanah akan

tinggi sebaliknya apabila kadar lengas rendah maka tekstur tanah juga rendah. Hal

ini terbukti pada tanah pasiran dan tanah lempungan. Karena kadar lengas tanah

berada pada ruang pori tanah sehingga kadar lengas tanah memiliki kaitan dengan

porositas tanah. Tanah yang memiliki kadar lengas yang tinggi membuat tanah

berada pada kondisi jenuh terhadap udara. Hal ini dikarenakan semua ruang pori

tanah berisi air. Sebaliknya apabila kadar lengas tanah rendah maka ruang pori

tanah didominasi oleh udara dan membuat tanah dalam kondisi kekeringan.

Tekstur tanah merupakan salah satu sifat fisika tanah yang terdiri dari

bahan-bahan mineral seperti pasir, debu, dan liat dalam susunan tanah tersebut.

Tekstur tanah ini berbnding lurus dengan porositas. Apabila tanah didominasi

fraksi pasir cenderung lebih porus atau memiliki porositas besar. Tanah dengan

tekstur ini akan sulit menahan air. Umumnya tanah yang baik akan memiliki

porositas yang tidak terlalu sedikit dan tidak terlalu besar.

Berkaitan dengan kesuburan tanah, tanah yang bertekstur pasir

memiliki ;uas permukaan yang kecil sehingga sulit untuk menyerap (menahan) air

dan unsur hara. Tanah yang bertekstur liat mempunyai kemampuan dan lebih aktif

dalam reaksi kimia dari pada tanah bertekstur kasar. Kemampuan yang dimiliki

oleh beberapa jenis tanah dalam penyerapan air akan mempermudah sekaligus

menambah jumlah air dalam tanah. Tanah bertekstur halus umumnya lebih subur

Page 19: fix_ddit

jika dibandingkan dengan bertekstur kasar. Hal ini bisa disebabkan karena

banyaknya kandungan unsur hara dan bahan organik yang dibutuhkan oleh

tanaman. Tanah yang bertekstur kasar lebih poreus dan laju infiltrasinya lebih

cepat.

Berbicara mengenai masalah tekstur tanah tidak terlepas dari adanya sifat

porositas tanah.Tekstur juga menentukan porositas tanah. Porositas adalah pori-

pori ruang tanah yang terdapat dalam suatu volume tanah yang dapat ditempati

oleh air dan udara, sehingga merupakan indikator kondisi drainase dan aerasi

tanah. Tanah yang berporus berarti tanah yang cukuo mempunyai ruang pori

untuk pergerakan air dan udara masuk dan keluar secarra leluasa. Tanah yang

porositasnya baik adalah tanah yang porositasnya beaar karena perakaran tanaman

mudah untuk menembus tanah dalam mencari bahan organik. Selain itu tanah

tersebut mampu menahan air hujan sihingga tanaman tidak selalu kekurangan air.

Tetapi jika porositasnya terlalu tinggi, juga tidak baik karena air yang diterima

oleh tanah langsung turun ke lapisan berikutnya. Tanah yang mengandung pasir

memiliki pori-pori yang besar tetatpi kemampuan untuk menyimpan airnya

rendah.

Sebagai akibat rusaknya pori-pori tak kapiler, meningkatnya jumlah pori

kapiler yang jenuh air dan menurunnya kerapatan tindak semula maka tanah yang

di lumpurkan menahan lebih banyak air pada tegangan kelengasan tanah tertentu 

dari pada dalam keadaan tak di lumpurkan. Pada tanah yang di lumpurkan,

perubahan kesarangan dan daya tambat air mengakibatkan pola kehilangan

kelengasan tanah yang menurun secara tajam.

Kohesi di dalam agregat tanah menurun apabila kadar kelengasan tanah

meningkat. Setiap agregatnya menjadi lunak dan mungkin menyerupai atau

mungkin juga tidak, bergantung pada kemantapannya. Kohesi antara agregat

sangat rendah pada kadar kelengasan yang rendah, meningkat dengan cepat bila

kadar kelengasan meningkat, mencapai puncak kira-kira pada kapasitas lapang

dan menurun dengan tajam bila kadar kelengasannya mendekati kejenuhan. Kadar

lengas maksimum tanah merupakan jumlah air maksimum yang dapat ditampung

Page 20: fix_ddit

tanah setelah hujan besar turun. Pada keadaan ini, air tertahan oleh tanah dengan

kekuatan pF = 0 atau terjadi pada keadaan :

1. Di permukaan tanah setelah hujan lebat atau irigasi

2. Pada tanah bawah (subsoil) yang jenuh air

3. Dalam lapisan tanah 5 – 10 mm di atas lapisan subsoil yaitu apabila ada air

kapiler yang  naik.

Salah satu gatra penting dalam pemerian keadaan lengas tanah adalah

mengetahui jumlah air yang dapat disekap oleh sistem tanah dan dipasokkan ke

tanaman pada berbagai titik keseimbangan atau tetapan lengas.  Beberapa tetapan

lengas yang dicoba untuk memerikan gatra tanah adalah : koefisien higroskopis,

air kapiler dan titik layu permanent. Selain itu juga pada kapasitas lapang. Jumlah

air yang ditahan oleh profil tanah pada keadaan kapasitas lapang, tekstur dan

struktur sebagai horison menentukan pengaruh keempat faktor tersebut. Tanah

berpasir mempunyai kemampuan infiltrasi dan hantaran hidrolit tingi serta daya

menahan air rendah, sehingga pergerakan air jenuh lebih mudah dan cepat.

Sebaliknya tanah bertekstur halus umumnya mempunyai perkolasi air rendah

karena penyumbatan pori oleh pembengkakan koloid tanah, serta adanya udara

yang terjepit. Faktor sifat tanah  yang berpengaruh terhadap kadar lengas antara

lain tekstur, struktur dan bahan organik. Ukuran partikel tanah juga

mempengaruhi kadar lengas. Semakin kecil ukuran partikelnya maka semakin

besar luas permukaannya sehingga semakin besar pula kadar lengasnya, begitu

juga sebaliknya. Ketika kadar lengas tanah terlalu rendah maka air yang dapat

diserap tanaman juga akan sedikit. Namun jika kadar lengas terlalu tinggi, maka

pori tanah akan jenuh dengan udara sehingga menyebabkan aerasi menjadi

terganggu.

Perbaikan keadaan fisik tanah dapat dilakukan dengan pengolahan tanah,

perbaikan struktur tanah dan meningkatkan kandungan bahan organik tanah.

Selain itu sifat fisik tanah sangat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi

tanaman. Kondisi fisik tanah menentukan penetrasi akar dalam tanah, retensi air,

drainase, aerasi dan nutrisi tanaman. Sifat fisik tanah juga mempengaruhi sifat

kimia dan biologi tanah. Perbaikan juga bisa dilakukan dengan menggunakan

Page 21: fix_ddit

pupuk organik. Pupuk organik dapat menurunkan berat volume tanah,

meningkatkan ruang pori dan permeabilitas tanah.. Tanah yang mengandung pasir

harus dilakukan pengelolahan yang tepat agar pasir yang terdapat dalam tanah

tersebut tidak mudah terbawa oleh air . Pada beberapa tanah bertekstur liat harus

dilakukan pengelolahan dengan rutin salah satu contohnya dengan pemberian

pupuk yang tepat dan pencangkulan. Tanah yang bertekstur kemungkinan suatu

tanah akan mengumpul besar, sehingga perlu dilakukan pengelolahan tanah untuk

membuat tanah tetap berada dalam kondisi yang sesuai dengan budidaya

pertanian.