Fitroh Annisah.docx

41
TUGAS THT ILMU PENYAKIT TELINGA HIDUNG TENGGOROKAN – KEPALA LEHER OTORRHEA KARANGANYAR Oleh : Fitroh Annisah G99141048 Pembimbing : dr. Anton Christanto, M.Kes, Sp.THT-KL KEPANITERAAN KLINIK

Transcript of Fitroh Annisah.docx

TUGAS THT

ILMU PENYAKITTELINGA HIDUNG TENGGOROKAN KEPALA LEHEROTORRHEA

KARANGANYAR

Oleh :Fitroh Annisah G99141048

Pembimbing : dr. Anton Christanto, M.Kes, Sp.THT-KL

KEPANITERAAN KLINIKILMU PENYAKIT TELINGA HIDUNG TENGGOROKANFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARETRSUD PANDAN ARANG BOYOLALIBOYOLALI20151. Keluhan utama di bidang THT-KLa. Telinga Telinga berdenging (tinitus) Telinga terasa penuh Nyeri telinga (otalgia) Keluar cairan (otorrhea) Penurunan pendengaran Telinga gatal (itching) Benda asing di dalam telinga (corpal)b. Hidung Hidung tersumbat Sering bersin-bersin (sneezing) Perdarahan dari hidung (epistaksis) Gangguan penghidu (anosmia/hiposmia) Sekret dari hidung (rhinorrhea) Nyeri di daerah wajah Hidung berbau (foetor ex nasal) Benda asing di dalam hidung (corpal) Suara sengau (nasolalia)c. Tenggorok Nyeri tenggorok Batuk Suara serak Nyeri menelan (odinofagia) Merasa banyak dahak di tenggorokan Sulit menelan (disfagia) Merasa ada yang menyumbat atau mengganjal (sense of lump in the neck) Amandel (tonsilitis) Bau mulut (halitosis) Benda asing di tenggorok (corpal)

d. Kepala-leher Pusing berputar Sesak Benjolan di leher Gangguan keseimbangan

2. Mekanisme patofisiologi otorrhea / keluar cairan dari telingaa. Anatomi dan Fisiologi TelingaAnatomi telinga dibagi atas telinga luar, telinga tengah, telinga dalam:

Gambar 1. Telinga luar, telinga tengah, telinga dalam1) Telinga LuarTerdiri dari :a) Daun telinga/Pinna/Aurikula merupakan daun kartilago. Fungsinya menangkap gelombang bunyi dan menjalarkannya ke kanal auditori eksternal (lintasan sempit yang panjangnya sekitar 2,5 cm yang merentang dari aurikula sampai membran timpani).b) Membran timpani (gendang telinga) merupakan perbatasan telinga bagian luar dengan tengah. Berbentuk kerucut, dilapisi kulit pada permukaan eksternal, dilapisi mukosa pada permukaan internal. memiliki ketegangan, ukuran, dan ketebalan yang sesuai untuk menghantarkan gelombang bunyi secara mekanis.

Gambar 2. Membran Timpani

Bagian-bagiannya : Bagian atas atau Pars Flaksid (membran shrapnell), terdiri dari 2 lapisan :luar : lanjutan epitel telingadalam : epitel kubus bersiliaTerdapat bagian yang disebut dengan atik. Ditempat ini terdapat auditus ad antrum berupa lubang yang menghubungkan telinga tengah dengan antrum mastoid. Bagian bawah atau Pars tensa (membran propria), terdiri dari 3 lapisan :tengah : terdiri dari serat kolangen dan sedikit serat elastinBayangan penonjolan bagian bawah malleus pada membran timpani disebut dengan umbo. Dari umbo, bermula suatu refleks cahaya (cone of light) ke arah bawah, yaitu pukul 7 pada membran timpani kiri dan pukul 5 pada membran timpani kanan. Pada membran timpani terdapat 2 serat, sirkuler dan radier. Serabut inilah yang mengakibatkan adanya refleks cahaya kerucut. Bila refleks cahaya datar, maka dicurigai ada kelainan pada tuba eustachius.

2) Telinga TengahTerletak di rongga berisi udara dalam bagian petrosus (canalis facialis) tulang temporalTerdiri dari :a) Tuba Eustachius menghubungkan telinga tengah dengan faring normalnya tuba ini menutup dan akan terbuka saat menelan, mengunyah, dan menguap. berfungsi sebagai penyeimbang tekanan udara pada kedua sisi membran timpani. Bila tuba membuka suara akan teredam.b) Osikel auditori (tulang pendengaran) Terdiri dari 3 tulang, yaitu : Maleus (martil) , Inkus (anvill), Stapes (sanggurdi). Berfungsi sebagai penghantar getaran dari membran timpani ke fenesta vestibule.c) OtotMembantu mekanisme kompensasi tubuh untuk melawan suara dengan nada tinggi (peredam bunyi). m. stapedius => berkontraksi => stapes jadi kaku => suara dipantulkan m. tensor timpani => menegangkan gendang telinga => suara teredam3) Telinga dalamTelinga dalam terdiri dari labirin osea, yaitu sebuah rangkaian rongga pada tulang pelipis yang dilapisi periosteum yang berisi cairan perilimfe & labirin membranasea, yang terletak lebih dalam dan memiliki cairan endolimfe.

Gambar 3. Telinga luar, telinga tengah, telinga dalam

Di depan labirin terdapat koklea. Penampang melintang koklea terdiri atas tiga bagian yaitu skala vestibuli, skala media, dan skala timpani. Bagian dasar dari skala vestibuli berhubungan dengan tulang stapes melalui jendela berselaput yang disebut tingkap oval, sedangkan skala timpani berhubungan dengan telinga tengah melalui tingkap bulat.Bagian atas skala media dibatasi oleh membran vestibularis atau membran Reissner dan sebelah bawah dibatasi oleh membran basilaris. Di atas membran basilaris terdapat organ corti yang berfungsi mengubah getaran suara menjadi impuls. Organ corti terdiri dari sel rambut dan sel penyokong. Di atas sel rambut terdapat membran tektorial yang terdiri dari gelatin yang lentur, sedangkan sel rambut akan dihubungkan dengan bagian otak dengan N.vestibulokoklearis.Selain bagian pendengaran, bagian telinga dalam terdapat indera keseimbangan. Bagian ini secara struktural terletak di belakang labirin yang membentuk struktur utrikulus dan sakulus serta tiga saluran setengah lingkaran atau kanalis semisirkularis. Kelima bagian ini berfungsi mengatur keseimbangan tubuh dan memiliki sel rambut yang akan dihubungkan dengan bagian keseimbangan dari N. vestibulokoklearis.b. Histologi Telinga1) Telinga Luara) AurikulaSuatu lempeng tulang rawan elastik yang kuning dengan ketebalan 0,5 1 mm, diliputi oleh perikondrium yang banyak mengandung serat-serat elastis.Seluruh permukaannya diliputi kulit tipis dengan lapisan subkutis yang sangat tipis (hipodermis) pada permukaan anterolateral.Ditemukan rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat, yang umumnya kurang berkembang. Dalam lapisan subkutis dan menempel pada perikondrium terdapat beberapa lembar otot lurik.b) Liang telinga luar (Meatus akustikus eksternus)Membentang dari aurikula sampai membran timpani. Pada potongan melintang, saluran ini bentuknya oval dan liang telinganya tetap terbuka karena dindingnya kaku. Sepertiga bagian luar mempunyai dinding tulang rawan elastis yang meneruskan diri menjadi tulang rawan aurikula, dan duapertiga bagian dalam berdinding tulang.Saluran ini dilapisi kulit tipis tanpa jaringan subkutis. Lapisan-lapisan demis yang lebih dalam bersatu dengan perikondrium atau periosteum.Pada bagian luar banyak ditemukan rambut yang berhubungan dengan kelenjar sebasea, dan sejumlah kecil rambut dan kelenjar sebasea pada bagian atap saluran bagian dalam.Dalam liang telinga luar ditemukan serumen, yaitu suatu materi coklat seperti lilin dengna rasa yang pahit dan berfungsi pelindung.Serumen merupakan gabungan sekret kelenjar sebasea dan kelenjar serumen, yang merupakan modifikasi kelenjar keringat yang besar, berjalan spiral dan salurannya bermuara langsung ke permukaan kulit atau bersama kelenjar sebasea ke leher folikel rambut.c) Membran timpaniBerbentuk oval dan letaknya oblique/miring menutupi bagian terdalam liang telinga luar. Membran timpani mempunyai dua lapis jaringan ikat, lapisan luar mempunyai serat yang berjalan radial, dan lapisan dalamnya mempunyai serat yang berjalan sirkular.Permukaan luarnya dilapisi kulit yang sangat tipis dan permukaan dalamnya dilapisi mukosa ruang telinga tengah yang tebalnya 20-30 mikron dengan epitel yang kuboid.Pada membran timpani melekat maleus yang menyebabkan membran menonjol ke dalam rongga telinga tengah. Bagian atas membran timpani tak mengandung serat-serat kolagen, dan disebut bagian flaksida (membrana shrapnell).2) Telinga tengahTerdiri dari rongga seperti celah di dalam tulang temporal yaitu rongga timpani, dan tuba auditorius (eustachii) yaitu suatu kanal atau duktus yang menghubungkannya dengan nasofaring.Epitel yang melapisi rongga timpani adalah epitel selapis gepeng atau kubis rendah, akan tetapi dibagian anterior pada celah tuba auditiva, epitelnya selapis silindris bersilia :Lamina propria tipis dan menyatu dengan percosteum. Maleus dan inkus tergantung pada ligamen-ligamen tipis dari atap. Lempeng dasar stapes melekat melalui sendi fibrosa pada fenestra ovalis pada dinding dalam. Antara ketiga tulang pendengaran terdapat dua sendi sinovial Periosteum tipis pada tulang pendengaran, menyatu dengan lamina propria tipis dibawah lapisan epitel selapis gepeng, yang melapisi seluruh rongga timpani.Fenestra ovalis pada dinding medial, ditutupi oleh lempeng dasar stapes, memisahkan rongga timpani dari perilimf dalam skala vestibuli koklea. Oleh karenanya, getaran-getaran membrana timpani diteruskan oleh rangkaian tulang-tulang pendengaran ke perilimfe telinga dalam.Fenestra rotundum yang terletak dalam dinding medial rongga timpani di bawah dan belakang fenestra ovalis dan diliputi oleh suatu membran elastis (membran timpani sekunder), yang memisahkan rongga timpani dari perilimf dalam skala timpani koklea.a) Tuba eustachiusMenghubungkan rongga timpani dengan nasofaring, panjangnya 3,5 cm. Bagian sepertiga posterior mempunyai dinding tulang dan bagian duapertiga anterior mempunyai dinding tulang rawan. Lumennya gepeng, dinding medial dan lateral bagian tulang rawan saling berhadapan menutup lumen.Epitel bervariasi dari epitel bertingkat, selapis silindris bersilia dengan sel goblet dekat faringLamina propia dengan faring, mengandung kelenjar seromukosa. Dengan menelan, dinding tuba saling terpisah, sehingga lumen terbuka dan udara dapat masuk ke rongga telinga tengah untuk menyamakan tekanan udara pada ke dua sisi membran timpani.3) Telinga dalam Adalah suatu sistem saluran dan rongga di dalam pars petrosun tulang temporalis, labirin oseosa (Labirin tulang). Di dalamnya terdapat labirin membranosa yang juga merupakan suatu rangkaian saluran dan rongga-rongga.Labirin membranosa berisi cairan endolimf. Dinding labirin membranosa memisahkan endolimf dari perilimf, yang mengisi ruang labirin tulang sisanya.a) Labirin tulangYang di tengah adalah vestibulum, terletak medial terhadap rongga timpani, dengan fenestra ovalis pada dinding di antaranya. Posterior terhadap vestibulum dan bermuara ke dalamnya, ada tiga buah saluran semisirkularis. Berdasarkan letaknya, saluran semisirkularis itu disebut saluran anterior, posterior, dan lateral, yang masing-masing saling tegak lurus. Setiap saluran mempunyai pelebaran, disebut Ampula. Ampula saluran yang anterior dan lateral, letaknya berdekatan di atas fenestra ovalis, dan milik saluran posterior membuka ke bagian posterior vestibulum. Walaupun ada tiga saluran, hanya ada lima muara pada vestibulum. Ujung posterior saluran posterior yang tidak berampula, menyatu dengan ujung medial saluran anterior yang tidak berampula, dan bermuara ke dalam bagian medial vestibulum oleh krus komune.Ujung tidak berampula saluran lateral bermuara secara terpisah ke dalam bagian atas vestibulum. Dari dinding medial vestibulum terjulur saluran sempit ke arah inferoposterior untuk mencapai permukaan posterior tulang temporal pars petrosus dalam fosa kranial posterior.Ke arah anterior, rongga vestibulum berhubungan dengan koklea tulang. Sumbu tulang koklea yaitu modiolus tersusun melintang terhadap sumbu panjang tulang temporal pars petrosus dengan dasar mengarah ke fosa kranial posterior dan puncaknya mengarah ke depan dan lateral. Tonjolan tulang yang terjulur dari modiolus membentuk lamina spiralis.b) Labirin membranosaDi dalam labirin tulang terdapat labirin membranosa, suatu sistem yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan dilapisi epitel dan mengandung endolimf. Vestibulum berisi dua buah ruangan dan saluran-saluran penghubung. Di bagian posterior, utrikulus dihubungkan denan tiga buah saluran semisirkularis membranosa melalui lima buah lubang. Ampula saluran semisirkularis membranosa lebar. Di anterior, sakulus yang bentuknya hampir sferis, dihubungkan dengan utrikulus oleh suatu tabung/saluran ramping berbentuk huruf Y, yang cabang-cabang pendeknya merupakan duktus utrikularis dan duktus sakularis.Saluran-saluran ini bergabung membentuk duktus endolimfatikus, yang berjalan posteroinferior ke permukaan posterior pars petrosus tulang temporal, dan di sini berakhir sebagai kantung yang buntu yaitu sakus endolimfatikus.Di sebelah anterior, bagian bawah kantung ini berhubungan dengan duktus koklearis melalui suatu saluran pendek dan sempit duktus reuniens.Terdapat badan-badan akhir saraf sensorik dalam ampula saluran semisirkularis (krista ampularis) dan dalam utrikulus dan sakulus (makulus ultrikuli dn sakuli) yang berfungsi sebagai indra statik dan kinetik. Organ pendengaran adalah organ Corti yang terdapat sepanjang duktus koklearis.c) Utrikulus dan sakulusMempunyai dinding dengan lapisan jaringan ikat halus yang mengandung sejumlah fibroblas dan melanosit. Di antara lapis jaringan ikat utrikulus dan sakulus dengan epitel selapis gepeng yang melapisi, terdapat suatu lamina basal yang tipis.Terdapat tiga jenis sel dalam makula : Sel penyokong (sustentakular) : adalah sel yang berbentuk silindris tinggi, terletak pada lamina basalis, dan mempunyai mikrovili pada permukaan apikal dengan beberapa granila sekretorik. Sel-sel ini membentuk matriks membran otolit. Sel rambut tipe I Sel rambut tipe IIPada permukaan makula, terdapat suatu lapisan gelatin dengan ketebalan 22 mikrometer, disebut membran otolit, yang mengandung banyak badan-badan kristal yang kecil yang disebut otokonia atau otolit, terdiri dari kalsium karbonat dan suatu protein. Mikrovili pada sel penyokong dan stereosilia serta kinosilia sel rambut, terbenam dalam membran otolit.Perubahan posisi kepala, mengakibatkan perubahan dalam tekanan atau tegangan dalam membran otolit dengan akibat terjadi rangsangan pada sel rambut. Rangsangan ini diterima oleh badan akhir saraf yang terletak antara sel-sel rambut.d) Kanalis semisirkularisMempunyai penampang yang oval dengan bagian yang paling cembung berdampingan erat dengan periosteum. Pada permukaan luarnya terdapat ruang perilimf yang lebar dilalui trabekula. Sebuah krista ditemukan dalam setiap ampula. Tiap krista dibentuk oleh sel-sel penyokong dan dua tipe sel rambut. Mikrovili, stereosilia, dan kinosilianya terbenam massa gelatinosa, yang disebut kupula.Dalam krista ampularis, sel-sel rambutnya dirangsang oleh gerakan endolimf akibat percepatan sudut kepala. Gerakan endolimf ini mengakibatkan tergeraknya stereosilia dan kinosilia. Dalam makula, sel-sel rambut juga terangsang, tetapi perubahan posisi kepala dalam ruang mengakibatkan suatu peningkatan atau penurunan tekanan pada sel-sel rambut oleh membran otolit.e) KokleaBerjalan spiral degan 2 3/4 putaran sekitar modiolus. Modiolus menjadi tempat keluarnya lamina spiralis, kemudian menjulur ke dinding luar koklea suatu membrana basilaris. Pada tempat perlekatan membrana basilaris ke dinding luar koklea, terdapat penebalan periosteum yang disebut ligamentum spiralis. Membran vestibularis (Reissner), membentang sepanjang koklea dari lamina spiralis ke dinding luar.Duktus koklearis terbagi menjadi tiga ruangan yaitu skala vestibularis, media, dan timpani. Scala vestibuli: dinding dilapisi jaringan pengikat tipis dengan epitel selapis gepeng. Scala media/ductus cochlearis dengan membrana vestibularis Reissner. Scala tympani: dinding dilapisi jaringan pengikat tipis dengan epitel selapis gepeng.Stria vaskularis adalah epitel vascular yang terletak pada dinding lateral duktus koklearis dan bertanggung jawab atas komposisi ion di endolimfe. Organ korti mengandung sel rambut, yang berespons terhadap berbagai frekuensi suara. Sel rambut terdapat pada membrane basiliaris. Barisan streosilia berbentuk w pada bagian luar dan berbentuk v atau linier pada bagian dalam.Tidak terdapat kinosilium. Ujung streosilia terbenam dalam membrane tektorialc. Patofisiologi otorrheaSaluran telinga bisa membersihkan dirinya sendiri dengan cara membuang sel-sel kulit yang mati dari gendang telinga melalui saluran telinga. Membersihkan saluran telinga dengan cotton bud bisa mengganggu mekanisme pembersihan ini dan bisa mendorong sel-sel kulit yang mati ke arah gendang telinga sehingga kotoran menumpuk disana.Penimbunan sel-sel kulit yang mati dan serumen akan menyebabkan penimbunan air yang masuk ke dalam saluran ketika mandi atau berenang. Kulit yang basah dan lembut pada saluran telinga lebih mudah terinfeksi oleh bakteri atau jamur. Apabila sudah terjadi infeksi telinga akan semakin lembab dan sekret akan berbau busuk.Sekret yang serosa (cair) biasanya timbul karena otitis eksterna difusa dan sering menimbulkan krusta pada orifisium liang telinga luar. Selain otitis eksterna, keluarnya cairan jernih melalui telinga bisa jadi adalah cairan serebrospinal yang bocor karena adanya fraktur pada tulang tengkorak.Sekret yang mukopurulen berasal dari telinga bagian tengah yaitu otitis media supuratif akut dan otitis media supuratif kronik yang jinak. Warnanya kuning pucat, lengket dan tidak berbau. Proses infeksi dan inflamasi yang terjadi pada telinga tengah berkaitan dengan inflamasi yang terjadi pada tuba eustachius. Keadaan yang paling sering terjadi adalah infeksi saluran atas yang melibatkan nasofaring. Manifestasi inflamasi dalam hal ini akan menjalar dari nasofaring hingga mencapai ujung medial tuba Eustachius atau secara langsung terjadi di tuba Eustachius, sehingga memicu stasis sehingga mengubah tekanan di dalam telinga tengah. Di sisi lain, stasis juga akan memicu infeksi bakteri patogenik yang berasal dari nasofaring dan masuk ke dalam telinga tengah dengan cara refluks, aspirasi, atau insuflasi aktif. Akibatnya akan terjadi reaksi inflamasi akut yang ditandai dengan vasodilatasi, eksudasi, invasi leukosit, fagositosis, dan respon imun lokal yang terjadi di telinga tengah. Eksudasi ini semakin lama akan semakin banyak produksinya sehingga suatu saat cairan akan mendesak membran timpani yang akhirnya akan membuat membran timpani perforasi dan pasien akan mengeluh keluarnya cairan kental yang berwarna kuning atau hijau dengan bau yang busuk.

3. Diagnosis otorrheaa. Anamnesis Telinga meler: warna, jumlah, kekentalan, bau onset dan durasi keluhan lain pada telinga keluhan sistemik riwayat trauma, insersi benda asing, pekerjaan dan aktivitas riwayat penyakit dahulub. Pemeriksaan Fisik Tanda vital Telinga (inspeksi dan otoskopi) : sekret, tanda radang, bekas trauma, membran timpani Hidung Cavum oris Faring Sinus Limfonodi Leherc. Pemeriksaan PenunjangSekret yang ditemukan kemudian dilakukan pemeriksaan mikroskopis, kultur, dan tes resistensi.

Otorrhea kronisotoskopiMT utuhMT perforasiOEDOtomikosisDermatitisOE malignaMiringitis granulomatosaLihat bagan 2Lihat bagan 1kolesteatoma OMSK benignakomplikasi +OMSKonset, progresivitas, predisposisi, penyakit sistemik, riwayat pengobatan lama, cari tanda komplikasikomplikasi -kolesteatoma +OMSK bahaya

BAGAN 1

ideal: mastoidektomi + timpanoplastiideal:timpanoplasti tanpa atau dengan mastoidektomiotorea menetap > 1 minggutuli konduktif +cuci telinga, antibiotik sistemik, antibiotik topikaltidak sembuhstimulasi epitelisasi tepi perforasiperforasi menutuptuli konduktif?OMSK tenangOMSK aktifRo mastoidaudiogramotorea menetap > 3 bulanperforasi menetapantibiotikkolesteatoma OMSK benignakolesteatoma +OMSK bahayapilihan:atikotomi anteriortimpanoplasti dinding utuh (CWU)timpanoplasti dinding runtuh (CWD)atikoantroplastitimpanoplasti buka tutup

BAGAN 2

OMSK + komplikasirawat inapperiksa sekret telingaantibiotik IV dosis tinggi 7-15 harikonsul spesialis sarafmastoidektomioperasi bedah sarafantibiotik dosis tinggimastoidektomidekompresi N. VIIpetrosektomiabses ekstra duraabses peri sinustromboflebitis sinus lateralmeningitisabses otakmeningitis otikusabses subperiosteallabirintisparese fasialpetrositiskomplikasi intrakranialkomplikasi intratemporal

4. Diagnosis banding otorrheaa. Kelainan Telinga Luar1) Otitis Eksterna DifusaOtitis eksterna difus biasanya mengenai kulit liang telinga dua pertiga dalam. Kulit liang telinga hiperemis dan edem dengan batas yang tidak jelas serta tidak terdapat furunkel. Kadang-kadang terdapat sekret yang berbau. Sekret ini tidak mengandung lendir (mucin) seperti sekret yang keluar dari kavum timpani pada otitis media.2) Otitis Eksterna SirkumskriptaOtitis eksterna sirkumskripta adalah infeksi di sepertiga luar liang telinga yang mengandung adneksa kulit, seperti folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar serumen, maka di tempat itu dapat terjadi infeksi pada polisebasea, sehingga dapat membentuk furunkel. Kuman penyebabnya biasanya Staphylococcus aureus atau Staphylococcus albus. Gejala klinisnya berupa perdarahan dari telinga, telinga tersa terbakar, otalgi dengan membrane timpani normal, nyeri hebat pada telinga luar, otorrhea/draining ear, tragus pain, penurunan pendengaran, dan telinga terasa tersumbat3) Otitis Eksterna MalignaOtitis eksterna maligna adalah infeksi akut difus di liang telinga luar dan struktur lain di sekitarnya. Biasanya terjadi pada orang tua dengan penyakit diabetes militus. Gejala klinisnya berupa rasa gatal di liang telinga yang dengan cepat diikuti oleh rasa nyeri hebat, sekret yang banyak, pembengkakan liang telinga.Rasa nyeri tersebut akan semakin hebat, kemudian liang telinga tertutup jaringan granulasi yang cepat tumbuhnya, sehingga menimbulkan paresis atau paralisis fascialb. Kelainan Telinga Tengah1) Otitis Media Supuratif Akut (OMA)OMA merupakan peradangan akut sebagian atau seluruh periostium telinga tengah. OMA biasanya diawali dengan terjadinya infeksi akut saluran napas atas (ISPA). Mukosa saluran pernapasan atas mengalami inflamasi akut berupa hiperemi dan odem, termasuk juga pada mukosa tuba eustachius sehingga terjadi penyumbatan ostiumnya yang akan diikuti dengan gangguan fungsi drainase dan ventilasi tuba eustachius. Kavum timpani menjadi vakum dan disusul dengan terbentuknya transudat hydrops ex vacuo. Infliltrasi kuman pathogen ke dalam mukosa kavum timpani yang berasal dari hidung atau faring menimbulkan supurasi.Gejala otitis media dapat bervariasi menurut beratnya infeksi. Keadaan ini biasanya unilateral pada orang dewasa, dan mungkin terdapat otalgia. Nyeri akan hilang secara spontan bila terjadi perforasi spontan membrana timpani atau setelah dilakukan miringotomi. Gejala lain yaitu keluarnya cairan/sekret dari telinga yang biasanya berupa nanah, demam, kehilangan pendengaran, dan tinitus. Pada pemeriksaan otoskopis, kanalis auditorius eksternus sering tampak normal, dan tidak terjadi nyeri bila aurikula digerakan. Membrana timpani tampak merah dan sering menggelembung.OMA dapat dibagi atas 5 stadium :a) Stadium oklusi tube eustachiusDitandai dengan adanya gambaran retraksi membran timpani akibat terjadinya tekanan negatif di dalam telinga tengah, karena adanya absorbsi udarab) Stadium hiperemisTampak pembuluh darah yang melebar di membran timpani atau seluruh membran timpani tampak hiperemisc) Stadium supurasiTampak edema hebat pada mukosa telinga tengah serta terbentuknya eksudat yang purulen di cavum timpani menyebabkan membran timpani menonjol (bulging) ke arah liang telinga luar.d) Stadium perforasiTampak ruptur membran timpani dan nanah keluar mengalir dari telinga tengah ke liang telingae) Stadium resolusiMembran timpani tampak berangsur normal kembali, sekret tidak ada lagi dan perforasi membran timpani menutup.2) Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK)OMSK merupakan infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin encer atau kental, bening atau berupa nanah. Otitis media akut dengan perforasi membran timpani menjadi otitis media supuratif kronis apabila prosesnya sudah lebih dari 8 minggu/2 bulan. Beberapa faktor yang menyebabkan OMA menjadi OMSK ialah terapi yang terlambat diberikan, virulensi kuman tinggi, daya tahan tubuh pasien rendah atau higiene buruk. OMSK terbagi atas 2 jenis yaitu OMSK tipe Benigna dan OMSK tipe Maligna. Sedangkan berdasarkan aktivitas sekret yang keluar dikenal juga OMSK aktif (sekret yang masih keluar dari kavim timpani secara aktif) dan OMSK tenang (keadaan kavum timpani terlihat basah atau kering).a) OMSK Tipe BenignaProses peradangan pada OMSK tipe ini terbatas pada mukosa saja dan biasanya tidak mengenai tulang. Perforasi terletak di sentral. Pada OMSK ini tidak terdapat kolesteatoma. Gejalanya berupa discharge mukoid yang tidak terlalu berbau busuk, ketika pertama kali ditemukan bau busuk mungkin ada tetapi dengan pembersihan dan penggunaan antibiotik lokal biasanya cepat menghilang, discharge mukoid dapat konstan atau intermitten. Discharge terlihat berasal dari rongga timpani dan orifisium tuba eustachius yang mukoid dan setelah satu atau dua kali pengobatan local bau busuk berkurangb) OMSK Tipe MalignaOMSK tipe ini disertai adanya kolesteatoma. Perforasi membran timpani biasanya tipe atik atau marginal. Sekret pada infeksi dengan kolesteatom beraroma khas, sekret yang sangat bau dan berwarna kuning abu-abu, kotor purulen dapat juga terlihat keping-keping kecil, berwarna putih mengkilat.3) Otitis Media Serosa AkutOtitis media serosa adalah keadaan terdapatnya sekret yang non purulen di telinga tengah, sedangkan membran timpani utuh. Otitis media serosa akut, adalah keadaan terbentuknya sekret di dalam telinga tengah secara tiba-tiba yang disebabkan oleh gangguan fungsi tuba. Keadaan akut ini dapat disebabkan antara lain karena sumbatan tuba, virus, alergi dan idiopatik. Gejala klinisnya berupa pendengaran berkurang, rasa tersumbat pada telinga, suara sendiri terdengar lebih nyaring atau berbeda pada telinga yang sakit, terasa ada cairan yang bergerak di dalam telinga ketika mengubah posisi kepala. Pada otoskopi terlihat membran timpani retraksi. Kadang-kadang tampak gelembung udara atau permukaan cairan dalam kavum timpani.4) Otitis Media Serosa KronikBatasan antara kondisi otitis media serosa akut dengan otitis media serosa kronis hanya pada cara terbentuknya sekret. Pada otitis media serosa akut sekret terjadi secara tiba-tiba di telinga tengah dengan disertai rasa nyeri. Sedangkan pada otitis media serosa kronik (glue ear), sekret terbentuk secara bertahap tanpa rasa nyeri dengan gejala-gejala pada telinga yang berlanngsung lama. Sekretnya dapat kental seperti lem, maka disebut glue ear.5) Barotrauma (Aerotitis)Barotrauma adalah keadaan dengan terjadinya perubahan tekanan yang tiba-tiba di luar telinga tengah sewaktu di pesawat terbang atau menyelam, yang menyebabkan tuba gagal untuk membuka. Pada keadaan ini terjadi tekanan negatif di rongga telinga tengah, sehingga cairan keluar dari pembuluh darah kapiler mukosa dan kadang-kadang disertai dengan ruptur pembuluh darah, sehingga cairan di telinga tengah dan rongga mastoid tercampur darah.

c. MastoiditisMastoiditis adalah segala proses peradangan pada sel- sel mastoid yang terletak pada tulang temporal. Gejala klinisnya berupa nyeri otot leher, penurunan daya pengecapan/Hypoguesia, abnormalitas nervus kranialis, pusing, paralise nervus fascialis, kelemahan otot wajah unilatral, sakit kepala, vertigo, demam, malaise, otalgi dengan membrane timpani normal, pembengkakan daerah mastoid, kehilangan pendengaran, mastoid tenderness/ nyreri tekan mastoid, otorrhea/draining eardan Postauricular Swelling Edemad. Penyebab lain1) Fraktur Basis KraniiFraktur yang terjadi sepanjang dasar tengkorak, biasanya termasuk tulang petrous dapat ditemukan Battle's sign, cranial neuropati, trauma, fistula sinus carotid-cavernous, serta otorrhea.2) Kebocoran cairan serebrospinal: discharge berupa cairan jernih3) Osteomyelitis: discharge telinga yang berbau busuk

5. Penatalaksanaan otorrheaPenatalaksanaan otorrhea bergantung pada penyebabnya. a. Pada otitis eksterna difusa, pengobatannya adalah memasukkan tampon antibiotika ke dalam liang telinga, supaya terjadi kontak yang baik antara obat dengan kulit yang meradang.b. Terapi otitis eksterna sirkumskripta tergantung pada keadaan furunkel. Bila sudah menjadi abses, dilakukan aspirasi. Bila dinding furunkel tebal, dilakukan insisi kemudian drainase. Secara lokal dapat diberikan antibiotika dalam bentuk salep, seperti: polimiksin B (10.000 UI/g), atau basitrasin (500 UI/g).c. Pada otitis ekterna maligna penatalaksanaannya adalah pemberian antibiotika dosis tinggi terhadap pseudomonas selama enam minggu. Antibiotika yang sering digunakan: Siprofloksasin. Merupakan golongan kuinolon. Tidak digunakan untuk pasien usia < 18 tahun, tab scored 500 mg. Sefepim. Merupakan golongan sefalosporin generasi keempat. Sediaan serbuk injeksi 1000 mg/vial. Gentamisin. Merupakan golongan aminoglikosida, terdapat sediaan injeksi 10 mg/ml, 40 mg/ml, atau 80 mg/ml.Bila perlu dilakukan debridement pada jaringan nekrotik di liang telinga dan cavum timpani, yang terpenting gula darah harus di kontrol.d. Pada otitis media supuratif akut (OMA) pengobatannya tergantung stadium penyakitnya. Pada stadium oklusi diberikan obat tetes hidung (HCl efedrin 0,5% untuk anak