fitriyani pc10

29
PERCOBAAN I INPUT DAN OUTPUT PENGENDALIAN PROSES (KALIBRASI VOLTMETER DAN PROCESS CONTROLLER) I. Tujuan Percobaan 1. Mengkalibrasi voltmeter dan process controller pada alat PC 10 2. Mengubah setting variabel pada process controller. 3. Dapat menentukan input dan output yang tedapat di alat PCT 10 II. Alat yang digunakan : Alat PC 10 Kabel penghubung trimtool III. Teori Dasar Input atau masukan adalah efek dari lingkungan ke suatu proses kimia, sedangkan output atau keluaran adalah efek dari proses kimia ke lingkungan. Dalam suatu pengendalian hubungan antara input, proses dan output merupakan satu loop (siklus) yang utuh. Output merupakan keluaran dari proses yang menerima input.

description

Tugas

Transcript of fitriyani pc10

PERCOBAAN I

INPUT DAN OUTPUT PENGENDALIAN PROSES

(KALIBRASI VOLTMETER DAN

PROCESS CONTROLLER)

I. Tujuan Percobaan

1. Mengkalibrasi voltmeter dan process controller pada alat PC 10

2. Mengubah setting variabel pada process controller.

3. Dapat menentukan input dan output yang tedapat di alat PCT 10

II. Alat yang digunakan :

Alat PC 10

Kabel penghubung

trimtool

III.Teori Dasar

Input atau masukan adalah efek dari lingkungan ke suatu proses kimia,

sedangkan output atau keluaran adalah efek dari proses kimia ke lingkungan.

Dalam suatu pengendalian hubungan antara input, proses dan output

merupakan satu loop (siklus) yang utuh. Output merupakan keluaran dari proses

yang menerima input.

Input dapat dibagi dua yaitu:

1. Variabel yang dimanipulasi (diubah) ; apabila harga input tersebut berasal dari

operator atau pengendali (controller).

2. Gangguan ; apabila harga input tersebut berasal dari lingkungan dan bukan

berasal dari pengendali atau operator.

Output dibagi dua yaitu :

1. Output terukur ; apabila harga output tersebut dapat diukur.

2. Output tak terukur ; apabila harganya tidak dapat atau tak bisa diukur..

Pada alat PCT 10 terdapat lebih dari satu input dan lebih dari satu output,

masing-masing dapat dilihat dari tulisan yang terdapat dibagian bawah soket

merah/hitam (polaritas arus). Satu input dapat memberikan beberapa output,

seperti yang terdapat pada process controller, atau beberapa input

menghasilkan satu output. Dari hasil pengaturan controller, maka input ke

process controller menjadi harga pengukuran yang kemudian dievaluasi sesuai

setting didalam controller dan menghasilkan output pengendali berupa sinyal

untuk mengubah variabel yang dimanipulasi.

Sistem kontrol proses terdiri atas sekumpulan piranti dan peralatan

elektronik yang mampu menangani dkestabilan, akurasi dan mengeliminasi

transisi status yang berbahaya dalam proses produksi. Masing-masing

komponen dalam sistem kontrol proses tersebut memengang peranan

pentingnya dalam sistem masing-masing, tidak peduli ukurannya. Misalnya

saja, jika sensor tidak ada atau rusak atau tidak bekerja, maka sistem kontrol

poses tidak akan tahu apa yang terjadi dalam proses yang sedang berjalan.

Alat PC 10 setiap akan digunakan haruslah diperiksa kondisinya agar alat

tersebut dapat dipergunakan dan memberikan hasil pengukuran dan

pembacaan yang benar. Pemeriksaan dilakukan dengan melakukan kalibrasi

terhadap voltmeter dan process controller.

Input dan output pada alat PC 10 umumnya adalah arus listrik dalam

rentang 4 mA – 20 mA, namun alat PC 10 ini juga dirancang untuk dapat

dipergunakan bersamaan dengan alat PC 13 (aksesori pengendali temperatur)

dan alat PC 14 (aksesori pengendali tekanan) segingga juga dapat menerima

input dalam bentuk tekanan (psig) maupun temperatur (oC). Sedangkan output

pada alat PC 10 ini dapat berupa arus listrik 4 mA – 20 mA dan tegangan

listrik 0 volt – 1 volt. Listrik yang dipergunakan pada alat PC 10 adalah listrik

dari PLN 220 volt (240 VAC) yang oleh alat PC 10 menjadi sumber output 4

mA – 20 mA, soket 24 VAC maupun soket 240 VAC.

Kalibrasi pada alat PC 10 terbagi 2:

a. Kalibrasi Voltmeter

Mengalibrasi sumber input 4 mA – 20 mA dari tombol manual output

menjadi tegangan listrik 0,200 volt – 1,000 volt

4 mA (melalui resistor 50 Ω ) ≈ 0,200 volt (200 mV)

20 mA (melalui resistor 50 Ω ) ≈ 1,000 volt (1000 mV)

Pada kalibrasi voltmeter digunakan alat trimtool yang berbentuk

seperti obeng yang kemudian dipergunakan untuk memutar sekrup

pada soket span dan soket zero agar harga pada voltmeter dapat

diperbesar atau diperkecil menjadi 0,200 volt – 1,000 volt.

b. Kalibrasi Process Controller

Mengalibrasi sumber input 4 mA – 20 mA dari tombol manual output

menjadi harga variabel process 0% (zero) – 1-

4 mA ≈ 0 %

20 mA ≈ 100 %

Kalibrasi process controller dilakukan setelah kalibrasi voltmeter

dengan memasukkan harga variabel process pada tabel konfigurasi

IV. Prosedur Kerja

1. Kalibrasi Voltmeter

1. Alat PC 10 dihidupkan dengan menghubungkan kabel utama (warna

putih) ke soket PLN.

2. Lever sekring pada bagian depan kanan atas diangkat, 2 tombol hitam

besar pada bagian atas ditekan bergantian. Lampu merah menyala

menunjukkan alat PC 10 telah dinyalakan.

3. Kabel dari soket zero dan span pada manual output dihubungkan ke

soket di voltmeter seperti rangkaian berikut.

4. Tombol manual diputar ke arah kiri (4 mA), pembacaan pada

voltmeter mestinya 0,200 volt, sesuai 4 mA melewati resistor 50 Ω.

Apabila tidak sesuai, trimtool diletakkan pada soket zero dan diputar

ke kiri atau ke kanan untuk mengubah pembacaan. Rentang 0,198

volt – 0,202 volt diizinkan, tidak harus 0,200 volt.

5. Tombol manual diputar ke arah kanan (20 mA), pembacaan pada

voltmeter mestinya 1,000 volt sesuai 20 mA melewati resistor 50 Ω.

Apabila tidak sesuai, trimtool diletakkan pada soket span dan diputar

ke kiri atau kanan untuk mengubah pembacaan. Rentang 0,998 volt –

1,002 volt diizinkan, tidak harus 1,000 volt.

6. Putar ke kiri atau ke kanan diulangi untuk memastikan pembacaan

yang benar dan konstan.

7. Salah satu kabel dilepaskan, harga di layar voltmeter diamati

8. Posisi kabel di tombol manual output 4 – 20 mA diubah, + ke –, – ke

+, pembacaan pada layar voltmeter diamati

2. Kalibrasi Process Controller

1. Kabel dari manual output PC 10 dihubungkan ke soket input

process controller pada bagian kiri depan alat. Hubungan (+) dan

(-) diperhatikan.

2. Pengaturan harga process controller dilakukan untuk kalibrasi

seperti dalam tabel setting berikut dengan cara meekan tombol ©

hingga angka digit di layar set point berkedip, kemudian tombol F

ditekan 1x, maka pada layar variabel proses (bagian atas) tampil

tulisan ’Pr’ yang berarti power output (keluaran dari process

controller), harga Pr hanya diatur pada posisi manual, jadi

dibiarkan seperti apa adanya.

3. Tombol F ditekan 1x akan menampilkan ProP, dimasukkan harga

20% (yang berarti 100% aktual, karena untuk ProP harga tertulis X

faktor 5). Tombol ENTER ditekan. Tombol F ditekan 1x lagi dan

harga Int dimasukkan, tombol ENTER ditekan. Diulangi hingga

seluruh harga pada tabel berikut terinput dengan baik.

Pengaturan Controller Kode Nilai Satuan

Set point - 50 %

Proportional Band ProP 20 %

Integral time Int 1,0 Menit

Derivatif time dEr 20 Detik

Waktu siklus (cycle time) Cy-t 10 Detik

Histerisis HySt 5 %

Batas daya (power limit) Pr-L 100 %

Batas set point (set point limit) SP-L 100 %

Rentang (range) CS-1 - 0 5 8 -

Aksi kontrol (control action) CS-2 - r - - -

CS-3 A L A H -

Kalibrasi

Span SPAn 100% pada 20 mA

Zero ZerO 0% pada 4 mA

Tombol F ditekan 1x untuk pindah ke variabel lain. JANGAN

LUPA tombol ENTER ditekan setelah menginput harga baru.

Apabila tombol ENTER tidak ditekan, maka process controller

akan tetap memamakai harga setting sebelumnya.

Apabila tidak terdapat harga variabel tersebut dalam tabel,

dilewatkan dengan menekan tombol F.

4. Saat SPAN terbaca di layar variabel proses, tombol manual 4 – 20

mA diputar searah jarum jam ke 20 mA, kemudian harga 100

dimasukkan dengan menekan tombol digit. JANGAN MENEKAN

TOMBOL ENTER. Tombol F ditekan 1x.

5. Saat ZERO terbaca di layar variabel proses, tombol manual 4 – 20

mA diputar berlawanan arah jarum jam ke 4 mA, kemudian harga -

0 dimasukkan dengan menekan tombol digit. TOMBOL ENTER

DITEKAN. Process controller melakukan konfigurasi, menunggu

hingga latar stabil dan harga yang terbaca di layar variabel proses

diperiksa.

6. Tombol manual output 4 – 20 mA diputar ke 20 mA dan

pembacaan pada layar variabel proses diamati menunjukkan 100%

dan ketika ke 4 mA layar menampilkan 0%. Prosedur diulangi dan

diperiksa harga setting tabel apabila saat diperiksa tidak

menampilkan 100% dan 0%.

V. Data Pengamatan

NoVoltmeter Process Controller

4 mA 20 mA 4 mA 20 mA

1 0,201 v 1,000 v 0,00 % 94,0 %

2 0,202 v 1,001 v 0,00 % 93,9 %

VI. Analisa Percobaan

Pada percobaan ini terlebih dahulu melakukan kalibrasi pada alat, alat PC – 10

dikalibrasi yaitu dengan mengkalibrasi voltmeter dan kalibrasi Process Controller.

Kegunaan dari proses kalibrasi adalah agar alat PC 10 tersebut siap digunakan dan

mendapatkan hasil pengukuran serta pembacaan yang benar dan akurat.

Perbedaan antara kalibrasi voltmeter dengan kalibrasi process controller terletak

pada perubahan sinyal listrik yang berasal dari tombol manual output.

Untuk kalibrasi voltmeter, keluaran dari manual output dihubungkan ke

input voltmeter melewati resistor 50 ohm dimana arus keluaran minimal 4 mA

dan arus maksimalnya 20 mA maka tegangan yang akan terukur di voltmeter

seharusnya minimal 0 volt dan maksimal 1 volt karena berdasarkan rumus :

V = I . R

Jika pada 4 mA tidak terukur 0 volt pada process controller maka untuk

mengaturnya ke 0 volt menggunakan TRIMTOOL, alat ini semacam obeng kecil

untuk memutar ke kiri dan ke kanan pada ZERO. Untuk memperbesar angka

maka diputar ke kanan dan untuk memperkecil angka diputar ke kiri. Sedangkan

untuk angka maksimal 20 mA tidak terukur pada 1 volt maka bisa diatur juga

menggunakan TRIMTOOL ke kiri atau ke kanan pada SPAN. Selain itu, loops

pada voltmeter harus berhubungan, agar nilai dapat terukur.

Untuk kalibrasi process controller, kabel dari manual output dihubungkan ke

process controller dan kabel dari output process controller dihubungkan ke input

Ammeter dimana Ammeter ini akan menunjukkan arus yang dikonversi dari

process controller. Untuk controller setting, perubahan angka menggunakan

symbol D (Digit) dan disesuaikan dengan tabel controller setting. Pada CS – 2,

range pengaturan bila diset r (reverse) maka arah jarum Ammeter akan

berlawanan dengan % range yang diatur.

Pada kalibrasi voltmeter, yang dilakukan adalah kalibrasi sumber input 4 mA

– 20 mA dari tombol manual output menjadi tegangan listrik 0,200 volt – 1,000

volt. Pada percobaan yang dilakukan, tegangan listrik yang didapat/dibaca adalah

sebesar 0,201 volt (masih berada dalam rentang, sehingga tidak diperlukan

pengaturan menggunakan trimtool). Percobaan kedua juga masih berada dalam

range, yakni 0,202 volt. Selanjutnya pada kalibrasi yang memutar tombol manual

output ke kanan, didapatkan harga 1,000 dan 1,001 volt. Sedangkan pada kalibrasi

process controller, sumber input 4 mA – 20 mA dari tombol manual output

menjadi harga variabel proses 0% (zero) – 100% (span).

Input pada alat PC 10 ada empat. Pertama, sinya listrik yang diinput dari

tombol manual output masuk ke bagian resistor melalui kabel. Input selanjutnya

yakni kabel dari resistor yang masuk ke voltmeter. Setelah proses kalibrasi

voltmeter selesai, rangkaian kabel yang terpasang pada resistor dilepaskan. Kabel

dari tombol manual output dipasangkan ke bagian input pada process controller.

Output pada alat PC 10 ada lebih dari 4 macam. Pertama dari tombol manual

output, kemudian dari resistor dan berlanjut ke display voltmeter, selanjutnya

pada process variable display.

VII.Kesimpulan

Dari percobaan yang teah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

Perbedaan antara kalibrasi voltmeter dengan kalibrasi process controller

terletak pada perubahan sinyal listrik yang berasal dari tombol manual

output.

keluaran dari manual output dihubungkan ke input voltmeter melewati

resistor 50 ohm dan rumus yang digunakan ialah V = I.R

kabel dari manual output dihubungkan ke process controller dan kabel dari

output process controller dihubungkan ke input Ammeter dimana

Ammeter ini akan menunjukkan arus yang dikonversi dari process

controller.

Pada pengalibrasian voltmeter didapatkan harga 0,202 volt untuk 4 mA,

sedangkan untuk 20 mA didapatkan harga sebesar 1,001 volt.

Pada pengalibrasian process controller didapatkan harga sebesar 0,00

untuk 4 mA sedangkan untuk 20 mA didapatkan harga sebesar 93 %.

DAFTAR PUSTAKA

Jobsheet, 2015. Petunjuk Praktikum Pengendalian Proses. Palembang: Jurusan

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya

Hasan, Muhammad.2013. Kalibrasi Voltmeter dan Process Controller (online)

(http://Muhammadhassan-pengendalian-process-controller-dan-

voltmeter.html diunduh 12 maret 2015).

http://installist.files.wordpress.com/2009/12/agfianto-sistem-kontrol-proses-dan-

plc.pdf , diakses pada 6 Maret 2015.

Gambar Alat (Lampiran)

Satu set alat PCT 10

Kabel penghubung dan Trimtool

PERCOBAAN II

PENGENDALIAN ON / OFF

I. TUJUAN PERCOBAAN

Mendemonstrasikan pengendalian ON/OFF secara manual

Mendemonstrasikan output relay ON/OFF menggunakan Process Controller

II. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN

1 set PCT 10

1 buah TRIMTOOL

1 buah lampu indicator 24 VAC

III. DASAR TEORI

Pengendalian tidak kontinyu atau disebut pengendalian ON / OFF

mempunyai dua gerakan output yaitu ON (hidup) dan OFF (mati) terhadap input

yang diberikan kepada proses.

Pengendalian tidak kontinyu ini juga terbagi dua atas gerakan

pengendalinya, yaitu manual dan otomatis. Manual karena yang bertindak sebagai

pengendali yang mengevaluasi dan menentukan tindakan ke pengendalinya

berupa alat pengendali.

Kontak terbuka normal (N/O ) : kontak yang terjadi letaknya terpisah

(soket A dan C) dan karenanya tidak menghantarkan listrik saat soket A dan C

tidak dihubungkan.

Kontak tutup normal (N/C) : kontak tersambung walaupun soket A dan C

tidak dihubungkan

Saklar pada posisi (N/O) atau (N/C) tergantung pada penggunaannya,

apabila diinginkan output dalam posisi ON tanpa perlu menggunakan kabel antara

soket A dan C maka posisi yang dipilih adalah normally closed contact (N/C).

sedangkan apabila dinginkan output dalam posisi ON namun memerlukan

penyambungan kabel disoket A dan C, maka posisi saklar adalah normally open

contact (N/O). begitu juga sebaliknya untuk posisi OFF.

Lampu indicator yang terpasang pada soket 24 VAC akan menyala atau

mati sesuai posisi relai saklar yang dipilih oleh operator. Hal yang sama juga

terjadi untuk soket 240 VAC, arus listrik akan mengalir atau terputus sesuai posisi

relai.

Relai disini memungkinkan pengaturan ON/OFF voltase tinggi (240 VAC

dan 24 VAC) menggunakan arus listrik 4 – 20 mA atau 0 -1 volt.

Pengendalian on/off selain manual adalah otomatis, yang dalam hal ini

menggunakan proses controller. Setting pada proses controller harus diatur

sedemikian rupa agar harga proporsional band, integral time dan derivative time

adalah NOL.

Selain itu pengendalian on/off dikenal HISTERISIS. Berdasarkan arti

histerisis adalah kecenderungan instrument untuk memberikan output yang

berbeda terhadapa input yang sama.

Pada pengendalian on/off terdapat DAERAH NETRAL, yaitu daerah

dimana controller tidak memberikan gerakkan perubahan output. Besar Daerah

Netral adalah 2 kali besar harga histerisi.

Contoh : untuk set point 50% dan histerisis 1 %, maka daerah netral adalah 2%

yaitu dari harga 49% hingga harga 51 %.

Harga output pada pengendali on/off hanya dua, yaitu 0 % dan 100 % tergantung

pada eror terhadap set point.

%P ( output ) = 100% apabila % eror > 0

%P ( output ) = 0 % apabila % eror < 0

Sedangkan % eror menyatakan perbedaan antara harga control point

(pengukuran) terhadap harga set point.

Hubungan diatas menunjukkan saat harga variable proses (control point) melebihi

harga set point akan didapat % eror > 0 maka output dari control adalah 100%

sedangkan apabila kurang dari set point akan didapat % eror < 0 dan output

controller adalah 0 %. Pada pengendali ini akan terjadi fluktasi dari 0 % ke 100 %

secara berulang selama proses berlangsung.

IV. LANGKAH KERJA

a. Pengendalian ON/OFF dengan saklar pemilih :

Mempersiapkan alat PCT 10, Memperhatikan bagian saklar pemilih

(switched ouutput), posisi saklar pada kontak terbuka (N/O) dan

Memasang lampu 24 VAC di soket 24 VAC.

Mengamati lampu dalam keadaan hidup dan mati.

Menghubungkan kabel dari soket A ke C dan posisi relai pada N/O, amati

yang terjadi pada lampu.

Melepaskan kabel soket A dan C bergantian, amati yang terjadi

Mengulangi langkaha 2 untuk posisi relai pada N/C

Mengulangi langkah 2 dan 4 untuk kabel terhubung ke A – B dan B – C.

amati lampu.

b. Pengendalian ON/OFF dengan Process Conroller

Pada process controller, tekan tombol c setelah digit pada layar variabel

proses berkedip, tekan tombol F 1x, kemudian Set harga Prop, Int, dan Der

pada controller setting pada harga 0 dan harga (CY – t) pada 10 detik. Set

harga HYSt pada 2 %

Memastikan aksi control (cs-2) adalah reverse dan membiarkan harga

Span dan Zero.

Memasang kabel dari manual output ke input pada proses controller (4 –

20 mA) dan letakkan lampu indicator pada soket 24 VAC

Mengatur input ke PROCESS CONTROLLER dengan memutar tombol

manual output 4 – 20 mA

Mengamati bahwa OUTPUT relai pada soket lampu indicator 24 VAC

akan menyalakan lampu ketika INPUT (harga terbaca pad layar variable

proses) berada dibawah harga set point 50% dan akan mematikan lampu

ketika INPUT berada diatas harga set point. Karena histerisis di SET pada

2%, maka lampu baru akan mati pada saat INPUT 52% dan akan hidup

kembali saat INPUT < 48%

Mengulangi percobaan dengan memvariasikan harga histerisi 3% dan 5%

dengan set point 40% dan70%.

V. DATA PENGAMATAN

a. Pengendalian ON/OFF dengan saklar pemilih :

PENGAMATAN NORMAL OPEN CONTACT (N/O)

Posisi Kabel Kondisi Lampu

A ke C Hidup

PENGAMATAN NORMAL CLOSE CONTACT

Posisi Kabel Kondisi Lampu

A ke C Mati

VII.ANALISA PERCOBAAN

Setelah melakukan percobaan PC – 10 pengendalian On/Off dapat

dianalisa bahwa Untuk melakukan percobaan ini terlebih dahulu dengan

mengkalibrasi alat PCT-10 seperti pada percobaan sebelumnya. Pada percobaan

ini digunakan lampu indikator pada kabel yang dihubungkan pada switched

output untuk melihat perbedaan pada kontak terbuka normal dan kontak tertutup

normal. Untuk kontak terbuka normal (N/O), dapat dilihat bahwa saat posisi kabel

A ke C lampu indikator menyala. Sedangkan pada saat kabel dihubungkan ke

yang lain, lampu tidak menyala. Hal ini terjadi karena pada kontak terbuka normal

(N/O), dimana listrik akan mengalir pada kontak yang letaknya terpisah yaitu

pada A dan C sehingga lampu dapat menyala. Sebaliknya pada kontak tertutup

normal (N/C) meskipun kabel pada soket A dan C tidak dihubungkan, listrik dapat

mengalir. Oleh karena itu pada saat kabel A ke B dan B ke C dihubungkan, lampu

indikator tetap menyala.

Pada pengendalian 0n/Off secara otomatis, terlebih dahulu melakukan

kalibrasi harga Prop, Int, dan Der pada process controller di setting pada harga

nol. Sedangkan CY-t dan histerisisnya akan diatur. Hysterisis adalah

kecenderungan instrument untuk memberikan output yang berbeda terhadap input

yang sama. Ketika set point diatur 50%, bila histerisisnya 2% maka pada

pembacaan process controller 0 - 51% lampu akan tetap menyala. Namun tepat

pada 52% lampu akan mati. Setelah diturunkan kembali hingga 48% maka lampu

akan hidup kembali. Artinya hysteritis adalah nilai yang diberikan kepada set

point dan dijadikan sebagai batas ketika lampu On dan Off.

VIII. KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

Pengendalian ON/OFF manual pada PCT-10 dilakukan pada area Switched

Output

Pengendalian ON/OFF manual pada PCT-10 melibatkan tindakan manusia

untuk mengaturnya

N/O tidak mempunyai katup arus penghubung sehingga dibutuhkan kabel

penghubung pada socket A ke C, sedangkan N/C tidak mempunyai katup arus

penghubung sehingga dibutuhkan kabel penghubung pada socket A ke C

Hysteritis ialah daerah batas saat lampu On/Off ketika nilai hysteritis diberikan

terhadap nilai set point

Pengendalian on/off otomatis PCT 10 dipengaruhi oleh nilai hysterisis, set

point, waktu siklus (waktu proses)

Cycle Time dimaksudkan sebagai waktu siklus yang digunakan waktu lampu

hidup ke mati dan hidup kembali.

Pada CY-t aksi r, power input % berbanding terbalik dengan waktu lampu On.

Pada CY-t aksi d, power input % berbanding lurus dengan waktu lampu On.

PERCOBAAN III

PENGENDALIAN KONTINYU

I. TUJUAN PERCOBAAN

Mendemonstrasikan pengendalian secara kontinyu dengan mode proporsional

II. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN

1 set alat PCT 10

1 buah TRIMTOOL

3 pasang Kabel

1 buah lampu indicator 24 VAC

1 buah stopwatch

III. DASAR TEORI

IV. LANGKAH KERJA

1. Pengendalian Proporsional sebanding waktu

Menghidupkan alat PC 10 dan melakukan kalibrasi manual output terhadap

voltmeter dan process controller, kemudian memasang lampu indicator 20 VAC.

Dan Mengubah harga Prop di controller setting menjadi 20% (maksimal, untuk

mendapatkan perbandingan maksimal antara input = output)

Mengatur prosess controller ke pengendalian MANUAL, menekan tombol F 1

kali dan menekan tombol manual maka lampu akan indicator manual akan

menyala

Menekan tombol F satu kali untuk menampilkan POWER OUTPUT (Pr), ubah

harga Pr ke 100% dengan tombol digit, tekan ENTER

Memasang kabel dari soket output di PROCESS CONTROLLER ke soket

Ammeter

Memutar tombol manual output ke kiri (4 mA) maka lampu indicator tidak

menyala dan pembacaan Ammeter pada 20 mA

Memutar tombol manual output ke kanan dalam langkah 10% (lihat embacaan

dilayar variable proses), amati bahwa lampu akan mati dan hidup dalam siklus

pengulangan. Mencatat harga di Ammeter. Besar waktu hidup dan matinya akan

tergantung pada besarnya POWER OUTPUT (Pr) dari CONTROLLER dan

karenanya juga tergantung pada INPUT yang diberikan oleh manual output.

Mengulangi langkah 5 hingga input 100%. Tabulasi data.

Mengubah waktu siklus CYCLE TIME (CY – t) menjadi 20 detik, perhatikan

bahwa perbandingan antara waktu hidup dan waktu mati lampu tetap sama,

namun jumlah waktu siklus keseluruhan dari HIDUP – MATI – HIDUP menjadi

20% dari 0-100 %. Tabulasi data.

Mengubah cs-2 menjadi akasi d, mengulangi langkah 7. Tabulasi data.

Mengubah power limit menjadi 50 % dan 40 %. Mengamati lampu dan harga

Pr.

Mengubah set point limit menjadi 50% dan 40 %. Mengamati lampu dan harga

Pr.

2. Proporsional (Penentuan Konstansta Proporsional)

Melakukan pengesetan awal harga controller setting sama seperti percobaan 1,

dengan ProP 20%. Menghilangkan offset.

Melakukan pengambilan data % power output dengan menekan tombol F 1x

untuk setiap kenaikan 10 % dari tombol manual output hingga maksimum 100 %.

Tabelkan data.

Mengubah ProP menjadi 12,5 %, mengulangi langkah 5.

Menggambarkan grafik konstanta proporsional, dan mengamati grafik

bagaimana respon power output untuk perubahan input dari manual output.

V. DATA PENGAMATAN

VI. ANALISA DATA

VII. KESIMPULAN