fitofarmaka

8
Apa itu Fitofarmaka? Fitofarmaka | Fitofarmaka, apasih itu? kenapa sih harus tahu tentang fitofarmaka? Buat anda yang belum tahu tentang fitofarmaka atau pernah mendengar kata tentang fitofarmaka namun tidak tahu maksud dan artinya atau juga bila anda pernah melihat logo seperti dibawah ini, tapi gak ngerti maksudnya, baca terus artikel ini yah. Karena fitofarmaka berhubungan dengan obat tradisional. Mengetahui tentang fitofarmaka juga kan menamabah wawasan tentang obat tradisional terutama di Indonesia. Dan artikel herbal berharap menghadirkan sesuatu yang lebih tentang pengertian obat herbal yang benar, yang enak dibaca dalam bentuk makalah obat herbal Sebelum mengenal apa itu fitofarmaka, kita mulai dulu membahas tentang obat tradional Indonesia atau juga biasa disebut obat herbal alam (OBA). Menurut Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia no.HK.00.05.41.1384, Obat Bahan Alam (OBA) a.k.a Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut, yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman, definisi ini akan mengawali pembahasan fitofarmaka. Sediaan sarian (galenik) itu sendiri merupakan hasil ekstraksi atau penyarian bahan tumbuhan dan

description

farmasi

Transcript of fitofarmaka

Page 1: fitofarmaka

Apa itu Fitofarmaka?

Fitofarmaka | Fitofarmaka, apasih itu? kenapa sih harus tahu tentang fitofarmaka? Buat anda yang belum tahu tentang fitofarmaka atau pernah mendengar kata tentang fitofarmaka namun tidak tahu maksud dan artinya atau juga bila anda pernah melihat logo seperti dibawah ini, tapi gak ngerti maksudnya, baca terus artikel ini yah. Karena fitofarmaka berhubungan dengan obat tradisional.

Mengetahui tentang fitofarmaka juga kan menamabah wawasan tentang obat tradisional terutama di Indonesia. Dan artikel herbal berharap menghadirkan sesuatu yang lebih tentang pengertian obat herbal yang benar, yang enak dibaca dalam bentuk makalah obat herbal

Sebelum mengenal apa itu fitofarmaka, kita mulai dulu membahas tentang obat tradional Indonesia atau juga biasa disebut obat herbal alam (OBA). Menurut Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia no.HK.00.05.41.1384, Obat Bahan Alam (OBA) a.k.a Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut, yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman, definisi ini akan mengawali pembahasan fitofarmaka. Sediaan sarian (galenik) itu sendiri merupakan hasil ekstraksi atau penyarian bahan tumbuhan dan hewan. Setelah tahu tentang OBA, inilah pembagian OBA di Indonesia yang mana fitofarmaka masuk di dalamnya.

Jamu

Page 2: fitofarmaka

Logo JamuLain dari fitofarmaka, Jamu bisa diartikan sebagai obat tradisional yang disediakan secara tradisional, tersedia dalam bentuk seduhan, pil maupun larutan. Pada umumnya, jamu dibuat berdasarkan resep turun temurund dan tidak melalaui proses seperti fitofarmaka. Jamu harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu:

Aman Klaim khasiat berdasarkan data empiris (pengalaman) Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku

Sebuah ramuan disebut jamu jika telah digunakan masyarakat melewati 3 generasi. Artinya bila umur satu generasi rata-rata 60 tahun, sebuah ramuan disebut jamu jika bertahan minimal 180 tahun. Inilah yang membedakan dengan fitofarmaka, dimana pembuktian khasiat tersebut baru sebatas pengalaman, selama belum ada penelitian ilmiah. Jamu dapat dinaikkan kelasnya menjadi herbal terstandar atau fitofarmaka dengan syarat bentuk sediaannya berupa ekstrak dengan bahan dan proses pembuatan yang terstandarisasi

Obat Herbal Terstandar (OHT)

Logo OHTObat Herbal Terstandar (OHT) juga tidak sama dengan fitofarmaka. Obat Herbal Terstandar (OHT) adalah obat tradisional yang berasal dari ekstrak bahan tumbuhan, hewan maupun mineral. Perlu dilakukan uji pra-klinik untuk pembuktian ilmiah mengenai standar kandungan bahan yang berkhasiat, standar pembuatan ekstrak tanaman obat, standar pembuatan obat yang higienis dan uji toksisitas akut maupun kronis seperti halnya fitofarmaka.Dalam proses pembuatannya, OHT memerlukan peralatan yang lebih kompleks dan berharga mahal serta memerlukan tenaga kerja dengan pengetahuan dan keterampilan pembuatan ekstrak, yang hal tersebut juga diberlakukan sama pada fitofarmaka.

Inilah beberapa kriteria OHT, yang dibaca sekilas hampir mirip fitofarmaka. yaitu:

Page 3: fitofarmaka

Aman

Klaim khasiat secara ilmiah, melalui uji pra-klinik Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku Telah dilakukan standardisasi terhadap bahanbakuyang digunakan dalam

produk jadi. Di Indonesia sendiri, telah beredar 17 produk OHT, seperti : diapet®, lelap®,

kiranti®, dll. Sebuah herbal terstandar dapat dinaikkan kelasnya menjadi fitofarmaka setelah melalui uji klinis pada manusia.

Fitofarmaka

Fitofarmaka untuk lebih jelasnya ada di uraian tentang fitofarmaka dibawah ini.

Definisi Dan Kriteria Fitofarmaka

Fitofarmaka merupakan jenis obat tradisionalyang dapat disejajarkan dengan obat modern karena proses pembuatannya yang telah terstandar dan khasiatnya telah dibuktikan melalui uji klinis.

Logo Fitofarmaka

Atau fitofarmaka juga bisa diartikan sebagai sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinis dan uji klinis bahan baku serta produk jadinya telah di standarisir (Badan POM. RI., 2004 ). Dari sini jelas bahwa dari ke tiga golongan 3 obat tradisional tersebut, fitofarmaka menempati level paling atas dari segi kualitas dan keamanan. Kenapa demi fitofarmaka demikian?

Karena fitofarmaka perlu proses penelitia yang panjang serta uji klinis yang detail, sehingga fitofarmaka termasuk dalam jenis golongan obat herbal yang telah memiliki kesetaraan dengan obat, karena telah memiliki clinical evidence.

Beberapa kriteria fitofarmaka, yaitu:

Aman Klaim khasiat secara ilmiah, melalui uji pra-klinik dan klinik Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku Telah dilakukan standardisasi bahanbakuyang digunakan dalam produk jadi

Page 4: fitofarmaka

Kemasan produk fitofarmaka berupa jari-jari daun yang membentuk bintang dalam lingkaran. Saat ini di Indonesia baru terdapat 5 fitofarmaka, contoh produk fitofarmaka yang sudah beredar adalah: Nodiar (PT Kimia Farma), Stimuno (PT Dexa Medica), Rheumaneer PT. Nyonya Meneer), Tensigard dan X-Gra (PT Phapros).

Setelah lolos uji fitofarmaka, produsen dapat mengklaim produknya sebagai obat. Namun demikian, klaim tidak boleh menyimpang dari materi uji klinis sebelumnya. Misalnya, ketika uji klinis hanya sebagai antikanker, produsen dilarang mengklaim produknya sebagai antikanker dan antidiabetes.

 

Pada artikel fitofarmaka II ini akan dibahas kelebiahn fitofarmaka disbanding dengan OHT (obat herbal terstandar) dan jamu. Selain itu sebagaimana telah dijelakan pada bagian fitofarmakaI, artikel fitofarmaka II ini akan mencoba mengulas secara lebih banyak tahapan-tahapan apa saja yang harus dilewati obat herbal terstandar atau jamu sehingga bisa dikatakan sebagai fitofarmaka. Dan dari proses tersebut, dalam artikel herbal ini, bisa diketahui bahwa tidak mudah untuk OHT ataupun jamu untuk bisa menjadi fitofarmaka, karena harus melewati proses pengujian yang panjang dan detail.

Logo Fitofarmaka

Telah dijelaskan pada artikel terdahulu di fitofarmaka I bahwafitofarmaka adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan uji klinik, bahan baku dan produk jadinya telah di standarisasi. Inilah deskripsi ilmiah fitofarmaka. Tentu saja informasi ini sangat berguna bagi orang yang berkecimpung di bidang obat herbal, jamu, terapis herbal ataupun pengelola sebuah toko herbal, karena setelah dijelaskan di artikel herbal tentang fitofarmaka ini, mereka dapat membedakan dan menilai level obat herbal alami yang mereka tangani.

Pada dasarnya sediaan fitofarmaka mirip dengan sediaan jamu-jamuan karena juga berasal dari bahan-bahan alami, meskipun demikian jenis sediaan obat ini masih belum begitu populer di kalangan masyarakat, dibandingkan jamu-jamuan dan herba terstandar.

Khasiat dan penggunaan fitofarmaka dapat lebih dipercaya dan efektif daripada sediaan jamu-jamuan biasa, karena telah memiliki dasar ilmiah yang jelas. Jadi jelaslah deskripsi fitofarmaka menurut ilmu pengobatan yaitu sediaan jamu-jamuan yang telah tersentuh oleh ilmu pengetahuan dan teknologi modern.

Page 5: fitofarmaka

Fitofarmaka telah melewati beberapa proses yang panjang yang  setara dengan obat-obatan modern, diantaranya Fitofarmaka telah melewati standarisasi mutu, baik dalam proses pembuatan hingga pengemasan produk, sehingga dapat digunakan sesuai dengan dosis yang efektif dan tepat. Selain itu sediaan fitofarmaka juga telah melewati beragam pengujian yaitu uji preklinis seperti uji toksisitas, uji efektivitas, dll dengan menggunakan hewan percobaan dan pengujian klinis yang dilakukan terhadap manusia.

Kriteria Fitofarmaka

Kriteria yang harus dipenuhi Fitofarmaka, diantaranya :

Standar persyaratan mutu yang berlaku telah terpenuhi calon fitofarmaka Aman dan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan pada calon fitofarmaka Khasiat yang dikalim pada produk tersebut bisa dibuktikan secara ilmiah

berdasarkan uji klinik pada calon fitofarmaka Standarisasi terhadap bahan bakuyang digunakan dalam produk telah dilakukan

pada calon fitofarmaka

 

Tahap-tahap pengembangan dan pengujian fitofarmaka (Dep. Kes RI):

1. Tahap seleksi calon  fitofarmaka

Proses pemilihan jenis bahan alam yang akan diteliti sebagai calon fitofarmaka sesuai dengan skala prioritas sebagai berikut:

Obat alami  calon fitofarmaka yang diperkirakan dapat sebagai alternative pengobatan untuk penyakit-penyakit yang belum ada atau masih belum jelas pengobatannya.

Obat alami  calon fitofarmaka yang berdasar pengalaman pemakaian empiris sebelumnya dapat berkhasiat dan bermanfaat

Obat alami  calon fitofarmaka yang sangat diharapakan berkhasiat untuk penyakit-penyakit utama

Ada/ tidaknya efek keracunan akut (single dose), spectrum toksisitas jika ada, dan sistem organ yang mana yang paling peka terhadap efek keracunan tersebut (pra klinik, in vivo)

Ada/ tidaknya efek farmakologi calon fitofarmaka yang mengarah ke khasiat terapetik (pra klinik in vivo)

2. Tahap biological screening calon fitofarmaka :

3. Tahap penelitian farmakodinamik calon fitofarmaka

Tahap ini adalah untuk melihat pengaruh calon fitofarmaka terhadap masing-masing sistem biologis organ tubuh,

Pra klinik, in vivo dan in vitro

Page 6: fitofarmaka

Tahap ini dipersyaratkan mutlak, hanya jika diperlukan saja untuk mengetahui mekanisme kerja yang lebih rinci dari calon fitofarmaka.

Toksisitas ubkronis Toksisitas akut Toksisitas khas/ khusus

4. Tahap pengujian toksisitas lanjut (multiple doses) calon fitofarmaka

5. Tahap pengembangan sediaan (formulasi) bahan calon calon fitofarmaka

Mengetahui bentuk-bentuk sediaan yang memenuhi syarat mutu, keamanan, dan estetika untuk pemakaian pada manusia.

Tata laksana teknologi farmasi dalam rangka uji klinik Teknologi farmasi tahap awal Pembakuan (standarisasi): simplisia, ekstrak , sediaan OA Parameter standar mutu: bahanbakuOA, ekstrak, sediaan OA

6. Tahap uji klinik pada manusia

Ada4 fase yaitu:

Fase 1 : dilakukan pada sukarelawan sehat Fase 2 : dilakukan pada kelompok pasien terbatas Fase 3 : dilakukan pada pasien dengan jmlh yang lebih besar dari fase 2 Fase 4: post marketing survailence, untuk melihat kemungkinan efek samping

yang tidak terkendali saat uji pra klinik maupun saat uji klinik fase 1-3.

Beberapa contoh fitofarmaka, yang beredar diindonesia diantaranya :

1. Rheumaneer® Nyonya Meneer2. Stimuno® Dexa Medica3. Nodiar® Kimia Farma4. Tensigard®Phapros5. X-Gra ® Phapros

Note: Untuk dapat disebut Fitofamaka, obat tersebut harus melalui uji klinik yang diawali dari uji pre-klinik, uji klinik fase I  (20-50 orang),  fase II (200-300 orang) some trials combine Phase I and Phase II, and test both efficacy and toxicity. Kemudian  fase III (300–3.000 orang), fase 4 disebut juga post marketing surveillance.

sumber : http://artikel-herbal.thifaonline.com/fitofarmaka-i/