FISIOLOGI PENERBANGAN, KELAIKAN TERBANG DAN...
Transcript of FISIOLOGI PENERBANGAN, KELAIKAN TERBANG DAN...
FISIOLOGIPENERBANGAN,KELAIKANTERBANGDANANTISIPASIPENYAKITMENULARDIEMBARKASI/DEBARKASI
dr. Mirza Irwanda, Sp.KPSubdit Kekarantinaan Kesehatan
Dit. Surveilans dan Karantina KesehatanDitjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Rakon Penguatan Sistem Informasi Kesehatan Haji Tahun 1439 H/ 2018 MHotel Bidakara Jakarta, 28 Juni 2018
PENDAHULUAN
2
* Sedikitnya 2oo.000 jemaah haji diberangkatkan dari Indonesia setiap tahunnya (2017: 221.000 jemaah), sebagian besar diantaranya merupakan jemaah haji risiko tinggi (2017: 62%).
* Lingkungan Penerbangan/ ketinggian bukan lingkungan alamiah à Terjadi perubahan – perubahan fisiologis àdapat memicu timbulnya penyakit/ masalah kesehatan baru dan memperberat kondisi/ penyakit sebelumnya.
* Memahami pengaruh penerbangan terhadap fisiologi manusia, kegiatan penerbangan akan berlangsung aman tanpa ada gangguan penyakit maupun penularannya
* Komposisi udara (Table 1.1).* Tekanan atmosfer pada ketinggian permukaan
air laut sebesar 760 mmHg/ 14.7 psi* Gas tunduk pada hukum-hukum fisika
• Hukum Boyle* Volume berbanding terbalik dengan tekanan* Gas mengembang saat tekanan menurun
• Hukum Dalton* Jumlah tekanan udara = jumlah tekanan
parsial (tekanan setiap gas) * Komposisi persen dari atmosfer tetap konstan
tetapi tekanan berkurang dengan ketinggian* Suhu udara rata – rata turun −1.98 °C setiap
naik ketinggian 1000 kaki dari permukaan air laut ke 36.089 kaki.
Lingkungan Penerbangan
Ernsting’s Textbook of Aviation Medicine
Zona Fisiologis Atmosfer
4
ZonaFisiologis
Zona Non Fisiologis
ZONA FISIOLOGIS* Mulai dari permukaan laut sampai
sekitar 10.000 kaki* Tubuh manusia yang sehat dapat
beradaptasi dengan baik pada zona ini
* Tekanan udara turun dari sekitar 760 mm Hg ke 485 mm Hg di zona ini
* Adaptasi gelap memanjang jika berada pada ketinggian > 5000 kaki
* Zona dimana pesawat non-bertekanan beroperasi dengan aman
ZONA NON FISIOLOGIS* Ketinggian > 10.000 kaki* Tubuh manusia tdk dpt beradaptasi
Perubahan Fisiologis akibat Ketinggian/ Penerbangan
5
* Tekanan Udara menurun, tekanan parsial oksigen dalam darah menurun
* Expansion/ trapped gas* Suhu menurun* Kebisingan* Vibrasi* Adanya percepatan/ akselerasi * Masalah ergonomik * Faktor psikologis* Pelintasan Zona Waktu
ALTITUDE PRESSURE
FEET mm/HG ATMOSPHERES
0 760 1
18,000 380 1/2
34,000 190 1/4
48,000 95 1/8
63,000 47 1/16
Tekanan ~ Ketinggian
Ernsting’s Textbook of Aviation Medicine
Perubahan Tekanan Menurut Ketinggian:
8
Pesawat Udara
9
* Kemajuan teknologi penerbangan à merancang pesawat terbang dengan kecepatan tinggi & dapat naik ke ketinggian cukup tinggi
* JENIS PESAWAT UDARA :1. Presurrized : Boeing, DC, Airbus, CN, dll2. Unpresurrized : Helikopter, Cesna, pesawat2 kecil
lainnya
* Pressurized cabin : 6000 – 8000 feet
PERMASALAHAN DALAM PENERBANGAN
1. Hipoksia2. G - Force3. Disorientasi4. Jet Lag5. Dysbarism6. DVT7. Fatigue
1. JET LAG• Desinkronosis
• Kondisi fisiologis yg terjadi akibat gangguan terhadap irama sirkadian tubuh, mucul akibat perjalanan cepat lintas meridian, akibatnya sistem sirkadian tidak dapat segera menyesuaikan dengan waktu lokal yang baru tetapi membutuhkan beberapa hari sesuai dengan jumlah zona waktu yang telah dilewati.
• Semakin besar jumlah zona waktu, semakin lama waktu adaptasi yang diperlukan
Handbook of Aviation Human Factor 2nd Ed
* Kecepatan sinkronisasi ini berbeda antara individu satu dengan yang lain. Orang berusia tua menyesuaikan lebih lambat dari orang muda. Banyak ritme tubuh memiliki periode 24 - 25 jam.
* Penyesuaian tersebut umumnya lebih cepat jika penerbangan dilakukan ke arah barat dari penerbangan menuju ke timur.
* Karena perjalanan ke barat mengikuti perjalanan matahari, waktusiang lebih lama.
* Perjalanan ke utara atau selatan juga membuat lelah walau dalamzona waktu yang sama. Fatigue yg muncul diakibatkan oleh penerbangan jarak jauh.
* Perasaan umum kelelahan: kantuk, kelelahan, insomnia, kelaparan, dan gangguan pencernaan dengan sembelit atau diare.
JET LAG
Handbook of Aviation Human Factor 2nd Ed
The Air Pilot’s Manual Vol. 6. 1994
Circadian Rhytms in Human
Handbook of Aviation Human Factor 2nd Ed
Mengatasi Jet Lag
1. Menyesuaikan diri dengan tempat tujuan2. Hindari alkohol dan kafein3. Nikmati perjalanan4. Banyak minum air putih (udara kabin kering)5. Tetap terjaga saat waktu di tempat tujuan masih siang6. Sampai tempat tujuan buatlah badan rileks, istirahat
cukup sblm aktivitas7. Melatonin (suplemen hormon)
Modul Dikkualsus Susdokbang, Aerofisiologi
2. Dysbarism
* Kelainan akibat perubahan tekanan udara* Ada 2 :
vAkibat pengembangan gas dalam rongga tubuh (expansion)vAkibat penguapan gas terlarut dalam tubuh (decompresion)
• Apabila ketinggian dicapai dengan perlahan, perbedaan tekanan akan disesuaikan dengan lancar
• Pengaruh pada : Sal cerna, THT, Gigi, Sinus Paranasal
15
Sal. Cerna :
Discomfort pada perut (kembung), rasa penuh, lebih lanjut dapat terjadi sakit perut hebat, turun tekanan darah-pingsan
16
Pencegahan :Agar tidak terkumpul gas dalam sal cerna : tidak minum soda,bir, makanan membentuk gas (singkong, kubis, cabai/ sambal, bawang), makan tidak tergesa – gesa, makan teratur
* Ascent à Popping* Descent à Fullness
Ekualisasi (open jaw, yawning, valsava)
THT
Decompression
Akibat berkurangnya Tek atmosfer krn ketinggian à pelepasan gas terlarut dlm drh
A. Bends :Akibat pelepasan gas N2 yg terlarut dalam darah pada sendi – sendi besar (lutut, bahu, siku, pergelangan tangan, dsb). Rasa nyeri yg dalam dan terus – menerus, makin berat à kelumpuhanB. Chokes :Rasa sakit di bawah tulang dada yg disertai dgn batuk kering, akibat penguapan gas N2 di paru – paruc. Gejala pada kulit :Perasaan nyeri spt ditusuk jarum, gatal, rasa panas, timbul bercak kemerahan, gelembung2x pd kulit
18
Dekompresi
19
Deep vein thrombosis adalah terjadinya pembekuan darah di pembuluhdarah balik (vena) dalam, biasanya terjadi di daerah tungkai.
3. DVT(Deep Vein Thrombosis)
Panduan Sehat Penumpang Pesawat Udara
KELAIKANTERBANGDANANTISIPASIPENYAKITMENULARDIEMBARKASI/
DEBARKASI
ISTITHAAH KESEHATAN JEMAAH HAJI
Istithaah Kesehatan Jemaah Haji adalah kemampuan jemaah haji dari aspekkesehatan yang meliputi fisik dan mental yang terukur dengan pemeriksaan yang dapat dipertanggungjawabkan sehingga jemaah haji dapat menjalankanibadahnya sesuai tuntunan Agama Islam
Pemeriksaan kesehatan jemaah haji meliputi :§ Tahap pertama ( oleh Tim Penyelenggara Kesehatan Haji Kabupaten/Kota di
puskesmas dan/atau rumah sakit pada saat jemaah Haji melakukan pendaftaranuntuk mendapatkan nomor porsi) – Jemaah Risti dan non Risti
§ Tahap ke dua (oleh Tim Penyelenggara Kesehatan Haji Kabupaten/Kota di puskesmas dan/atau rumah sakit pada saat pemerintah telah menentukankepastian keberangkatan Jemaah Haji pada tahun berjalan) – penetapan istithaah kesehatan jemaah haji
§ Tahap ke tiga (oleh PPIH Embarkasi Bidang Kesehatan di embarkasi pada saatJemaah Haji menjelang pemberangkatan) – penetapan laik/ tidak laik terbang
PMKno.15tahun2016tentangIstithaahKesehatanJemaahHaji
* KKP memiliki peranan besar dalam memberikan pelayanankepada jemaah haji khususnya di embarkasi, maupun debarkasi(PPIH Embarkasi/ debarkasi).
* Pemeriksaan kesehatan tahap ketiga dilakukan untukmenetapkan status kesehatan Jemaah Haji laik atau tidak laikterbang
* Dalam menetapkan status kesehatan calon jemaah, PPIH (Panitia Penyelenggara Ibadah Haji) Embarkasi Bidang Kesehatan berkoordinasi dengan dokter penerbangan (PMK 15/ 2016 pasal 15)
lanjt...
Pasal 2KKP mempunyai tugas melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya penyakit,penyakit potensial wabah, surveilans epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian dampakkesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan, pengawasan OMKABA serta pengamananterhadap penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali, bioterorisme, unsur biologi,kimia dan pengamanan radiasi di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batasdarat negara.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNo. 356/ 2008 Juncto No. 2348/ 2011
di luar pintu masuk Negara(Wilayah Pemda)
Pintu MasukNegara (PoE)
Cegahtangkalmasukdankeluarnyapenyakit/masalahkesehatanmasyarakat
TUGAS KKP
• Mencegah masuk keluarnya penumpang, barang, dan alat-angkut yangterjangkit penyakit berpotensi wabah ke wilayah negara melalui PintuMasuk Negara (termasuk ancaman penyakit menular/ wabah)
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN (KKP) MEMPUNYAI TANGGUNG JAWAB
• Menerapkan International Health Regulation (IHR-2005) untuk mencegahterjadinya public health emergency of international concern (PHEIC) akibat agenbiologi, kimia atau fisika.
• Mengawal Peraturan Perundang-undangan bidang kesehatan di pintu masuknegara.
• Pemeriksaan kelengkapan dokumen kesehatan, ICV, Kartu kewaspadaan Kesehatan Jemaah haji (K3JH)
• Pelayanan rawat jalan dan rujukan• Pemberian vaksinasi Meningitis bagi calon jamaah haji dan
umrah yg blm divaksinasi di Kab/ Kota• Melegalisir obat – obatan yg dibawa oleh calon jamaah haji• Menerbitkan surat Ket. laik terbang bagi calon jamaah haji
(sakit, hamil, kondisi tertentu)
PEMERIKSAAN KESEHATAN CALON JEMAAH HAJI & UMRAH
KepmenkesNo.424Tahun2007TtgPedomanUpayaKesehatanPelabuhanDalamRangkaKarantinaKesehatan
KepmenkesNo.424Tahun2007TtgPedomanUpayaKesehatanPelabuhanDalamRangkaKarantinaKesehatan
lanjt...
AlgoritmaProsedurPemeriksaanKesehatanJemaahHaji
* Setiap orang yang akan melakukan perjalanan internasional daridan ke negara terjangkit dan/atau endemis penyakit menulartertentu dan/atau atas permintaan negara tujuan wajib diberikanvaksinasi tertentu sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan (pasal 2 ayat 1).
* Vaksinasi untuk Jemaah Haji dilakukan di fasilitas pelayanankesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (pasal 2 ayat 4).
VAKSINASI INTERNASIONAL
PMKNo.13Tahun2016TtgPemberianSertifikatVaksinasiInternasional
* Setiap orang yang akan melakukan perjalanan internasional sesuai ketentuanPeraturan Menteri ini harus menunjukkan Sertifikat Vaksinasi Internasionalsebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) dan/atau surat keterangankontra indikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2) kepada petugasKKP (pasal 17 ayat 1).
* Terhadap orang yang datang dari negara terjangkit dan/atau endemispenyakit menular tertentu tidak dapat menunjukkan Sertifikat VaksinasiInternasional, atau Sertifikat Vaksinasi Internasional yang ditunjukkan tidakvalid sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, maka dilakukan karantina sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan (pasal 17 ayat 2).
* Terhadap orang yang berangkat ke negara terjangkit atau endemis penyakitmenular tertentu tidak dapat menunjukkan Sertifikat Vaksinasi Internasional, atau Sertifikat Vaksinasi Internasional yang ditunjukkan tidak valid sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, maka harus dilakukan Vaksinasidan/atau Profilaksis dan penerbitan Sertifikat Vaksinasi Internasional dan/atausurat keterangan kontra indikasi (pasal 17 ayat 3).
PMKNo.13Tahun2016TtgPemberianSertifikatVaksinasiInternasional
lanjt...
• PemeriksaanKelaikanTerbangPenumpangpesawatudaraadalahupayaUjipemeriksaankesehatanjasmanidanrohanicalonpenumpangpesawatudarayangmeliputirangkaiankegiatananamnesis,PF,pxpenunjangyghasilnyadigunakanuntukmenentukanstatuskesehatancalonpenumpangapakahlaik/amanuntukterbang
• Sesuai peraturan internasionalpenerbangan sipil (IATA) bahwa penumpangpesawat udara diharuskan mempunyai kesehatan yangbaik (fitnessforairtravel)
• DilaksanakanolehDokteryangmempunyaikompetensidalamkesehatanpenerbangan(SpKP,FS,dokterumumdgnpelatKespenerbangan)dibantutimkesehatan(FN,perawatdanbidanterlatih,dsb)
• Penumpang dengankondisitertentu, sedang atau setelah sakit perlumendapatkan pertimbangan medis dari dokter sebelum melakukanpenerbangan dengan aman.
KELAIKAN TERBANG
KepDirjen PP&PL No. HK.03.05/D/I.4/273/2007
SDM KES. PENERBANGAN
Kementerian Kesehatan (Ditjen P2P dan KKP)• 7 Dokter Sp.KP • 53 dokter Flight Surgeon (FS)• 28 dokter Flight Health (FH)• 27 Flight Nurse (FN)• Sedang menempuh pendidikan saat ini (2 dokter utk Sp.KP)
Profesional* ± 40 dr. Sp.KP seluruh Indonesia (dapat dilibatkan sebagai PPIH bidang kesehatan embarkasi/ debarkasi/ Arab Saudi)
KONDISI/PENYAKITYANGPERLUPENILAIANMEDIK
1. PENYAKITYANGDIPERBERATDENGANPERJALANANUDARA(Penyakit Jantung,DM,THT,Anemia,dll)
2. PENYAKITMENULAR3. PENDERITAYANGMENGGANGGUPENUMPANGLAIN
(Penderita Peny.Kejiwaan,gangguanperilaku)4. KONDISIYANGMEMERLUKANPENILAIANMEDIKKHUSUS
(Kehamilan,Bayi,Lanjut Usia,Jetlag,dll)
No Aspek Penilaian Mandiri Observasi Pendampingan Tunda
1. Gangguan Kesehatan/ inkapasitasi
Tidak Ya Ya Ya
2. Jenis Gangguan Kesehatan Tidak Ada Disfungsi, disorder
Disabilitas Penyakit Menular
3. Koreksi Gangguan Tidak Perlu Alat/ obat Alat/ obat + org lain
Karantina, isolasi, terapi rutin/ sering
4. Dampak Gangguan Kes Tidak ada Gangguanaktifitas
Psikosis/ sakitberat
Ancaman Jiwa
5. Fitness for air travel Baik Cukup Kurang Buruk
6. Kemandirian Mandiri Mandiri, perluobservasi
Mandiri, perlubantuan org lain
Tidak mandiri
7. KESIMPULAN Memenuhi syaratbaik
MANDIRI
Memenuhi syarat+PERLU OBSERVASI
Memenuhi syarat+PERLU PENDAMPINGAN
Tidak MemenuhisyaratTUNDA
Kriteria Penggolongan Hasil Pemeriksaan Kesehatan PenumpangPesawat Udara
JuknisLaikTerbangPenumpangPesawatUdara,2007
Penyakit Kardiovaskuler
* Penurunan Oksigen dalam penerbangan dapatmempengaruhi orang dengan penyakit jantung
* Pasien tidak diperbolehkan terbang : AcuteMyocard Infark, Angina tak stabil, Gagaljantung kongestif tdk terkontrol, aritmia takterkontrol, post op cardiac surgery
36
Ibu Hamil dan Bayi baru lahir
* Peningkatan resiko persalinan saat di pesawat, maskapaimelarang ibu hamil akhir minggu 36 untuk nullipara dan 32 minggu untuk multipara
* Bayi diijinkan setelah 1 minggu (normal), 6 bulan untuk yang prematur
* Untuk jemaah haji usia kehamilan yang aman : 14 – 26 minggu
37
Penyakit Pernapasan
* Orang dengan gangguanpernapasan tidak diijinkan terbang : Sesak napas saat istirahat, pneumonia, PPOK, Pneumothorax, efusi pleura, post op chest surgery, Ca Paru (under active treatment)
38
Pasien Anemia
vPenumpang dengan hemoglobin < 9,5g/dl tidak diizinkan terbang, karenamemiliki resiko hipoksia lebih tinggi.
vPasien dengan penyakit Anemia selsabit juga tidak diijinkan terbang(sickling crisis)
39
Pasien dengan masalah THT
* Penumpang dilarang terbang bila adamasalah THT : sinusitis akut, infeksitelinga tengah akut.
* Hal ini berhubungan denganpenurunan tekanan udara danberkurangnya kadar oksigen
40
Pasien dengan Psikotik dan Neurologis
ØPasien Psikotik akut dan pasien epilepsi takterkontrol tidak diijinkan terbang.
ØPasien epilepsi terkontrol diijinkan terbangdengan pemberitahuan potensi ambangkejang karena efek kelelahan, makantertunda, hipoksia dan irama sirkadian.
41
Medical Manual IATA
Fitness to Fly
Medical Manual IATA
Fitness to Fly
PMK 15/ 2016
MEDICALSUPPLIESonBoard:
Ketersediaan Perlengkapan Medik yangperlu ada onboardmeliputi :1. FirstAidKit(Perlengkapan dan bahan untuk pertolongan
Awal)2. MedicalEmergencyKit(Perlengkapan dan bahan untuk
kasus yanglebih berat)3. UniversalPecaution Kit(Alat Pelindung Diri,termasuk
untuk penyakit menular)
ICAO Annex 6 – Operation of Aircraft – Medical Supplies
ICAO Annex 6 – Operation of Aircraft – Medical Supplies