Fisiologi pendengaran

download Fisiologi pendengaran

of 4

description

memangggg aku akiu

Transcript of Fisiologi pendengaran

Fisiologi pendengaran Proses pendengaran dimulai dari gelombang suara yang dihantarkan oleh udara dikumpulkan, dan disalurkan oleh pinna (daun telinga) ke telinga luar. Gelombang suara itu pun selanjutnya difiltrasi oleh rambut- rambut halus dan serumen yang ada di pintu masuk saluran telinga. Filtrasi ini bertujuan untuk mencegah masuknya partikel-partikel udara ke bagian dalam saluran telinga, tempat dimana nantinya akan menumpuk dan mengurangi pendengaran (Sherwood, 2011).Gelombang suara yang telah terkumpul di pinna pun disalurkan ke telinga tengah melalui meatus akustikus eksterna. Membran timpani yang membentang antara telinga luar dan telinga tengah pun bergetar. Membran timpani bagian luar terpajan tekanan atmosfer melalui selauran telinga, sedangkan bagian dalam membran timpani terpajan tekanan atmosfer melalui tuba auditiva (tuba eustachius) yang menghubungkan telinga tengah dengan nasofaring. Secara normal tuba eustachius biasanya tertutup, dan akan terbuka apabila dalam keadaan mengunyah, menguap, atau menelan. Pembukaan tuba eustachius terjadi ketika tekanan udara di dalam telinga tengah disamakan dengan tekanan atmosfer (Sherwood, 2011).

Gambar 1. Struktur telinga (Widmaier, 2007).Getaran yang terjadi pada membran timpani itu pun menyebabkan rangkaian tulang- tulang pendengaran (Maleus, incus, dan stapes) yang ada di telinga tengah ikut bergerak dengan frekuensi yang sama. Gerakan dari tulang-tulang tersebut pun memindahkan frekuensi dari membran timpani ke jendela oval. Tekanan jendela oval yang disebabkan oleh setiap getaran pun menimbulkan gerakan cairan telinga dalam yang mirip gelombang dari suara asalnya. Getaran pada cairan koklear membutuhkan tekanan yang lebih besar sehingga sistem osikulus pun memperkuatnya dengan dua mekanisme. Mekanisme pertama adalah terjadinya peningkatan tekanan ketika gaya yang bekerja pada membran timpani disalurkan osikulus ke jendela oval. Sedangkan, mekanisme kedua adalah efek tuas dari osikulus yang menimbulkan penguatan tekanan. Gerakan tulang stapes di telinga tengah terhadap jendela oval akan memicu gelombang tekanan di kompartemen atas dan akan dihamburkan dengan dua cara, yaitu: penekanan jendela bundar dan defleksi membran basalis (Sherwood, 2011).

Gambar 2. Telenga tengah dan dalam (Silbernagl, 2009).Mekanisme pertama terjadi pendorongan maju perilimfe di kompartemen atas oleh gelombang tekanan, lalu mengelilingi, dan masuk ke kompartemen bawah. Hal tersebut menyebabkan jendela bundar menonjol keluar ke arah rongga telinga tengah untuk mengkompensasi tekanan. Sebaliknya, ketika stapes bergerak mundur dan menarik jendela oval ke arah telinga tengah akan menyebabkan jendela bundar menonjol ke dalam. Mekanisme ini berfungsi untuk menghilangkan tekanan dan tidak menimbulakan penerimaan suara (Sherwood, 2011).Mekanisme kedua menggambarkan gelombang tekanan di kompartemen atas disalurkan melalui membran vestibularis menuju duktus koklearis dan juga melalui membran basilaris di kompartemen bawah. Jendela bundar pun menonjol keluar masuk secara bergantian. Membran basalis pun bergerak naik turun akibat gelombang tekanan tersebut melalui membran basilaris. Organ corti yang berada di atas membran basilaris pun ikut bergerak dan menyebabkan sel-sel rambut ikut bergetar. Getaran pada rambut-rambut tersebut menyebabkan menekuknya rambut di reseptor rambut dalam organ corti. Sel rambut dalam ini berhubungan melalui suatu sinaps kimiawi dengan ujung serat saraf aferen yang membentuk nervus koklearis. Depolarisasi dan pembukaan kanal ion pada rambut-rambut ini pun terjadi ketika membran basalis terangkat sehingga laju pelepasan neutransmitter pun meningkat dan timbul potensial aksi di nervus koklearis. Sinyal saraf yang diakibatkan adanya potensial aksi ini pun akan dibawa melalui serabut saraf aferen dari ganglion spiralis corti memasuki nukleus koklearis dorsalis dan ventralis di bagian atas medulla menuju ke korteks auditoriks di area 41 dan 42 (Sherwood, 2011 ; Guyton, 2008).

Sherwood, Lauralee. 2011. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 6. Jakarta : EGC.Guyton, Arthur C dan John E.Hall . 2008. Buku ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: EGCSilbernagl, Stefan and Agamemmon Despopoulos. 2009. Color Atlas Of Physiology. New York: Thieme StuttgartWidmaier, Eric P et al. 2007. Vander's Human Physiology: The Mechanisms of Body Function. New York: McGraw-Hill Companies