Fisafat Hukum Part 6

2
Orang yang menurut jalan pemikiran ini sebenernya meletakkan suatu dasar lain bagi dibentuknya hukum. Hukum dibentuk untuk menjaga keamanan. Tanpa hukum hidup manusia tidak aman, selalu diancam oleh orang lain yang ingin mewujudkan cita-cita yang melawan cita-cita sendiri. Teori empirisme ini diambil alih oleh beberapa tokoh neopositivisme. Menurut filsafat mereka hukum berfungsi sebagai penjaga keamanan dalam hidup bersama. Orang harus bersedia untuk membatasi kebebasannya untuk dapat menikmati keamanan dalam hidup pribadi. Pemikiran negatif terhadap hukum merupakan juga latar belakang filsafat hukum dalam alirang-aliran eksistensialisme, filsuf-filsuf eksistensialisme menekan kebebasan manusia sebagai kebebasan individual. Titik tolak ini tidak memungkinkan mereka lagi untuk memandang hukum sebagai gejalaa yang wajar, oleh sebab hukum yang bersifat umum itu sulit diperdamaikan dengan manusia dalam perkembangan pribadinya. Manusia harus berkembang sekalipun kelakuannya diatur oleh hukum. Hukum membatasi kebebasannya, lain tidak. Justru karena perbedaan ini hukum dibutuhkan. Hukum mengatur hidup bersama dengan menentukan manakah hak dan kewajiban tiap-tiap manusia pribadi dalam hidup bersama. Namun pada dasarnya pribadi dan hidup bersama tidak saling bersaingan, asal saja aturan hukum yang ditentukan tepat. Tujuan hukum ialah mewujudkan suatu masyarakat yang memelihara kepentingan umum, yang menjaga hak-hak manusia, yang menciptakan suatu hidup bersama yang adil. Namun suatu

description

Fisafat Hukum Part 6

Transcript of Fisafat Hukum Part 6

Page 1: Fisafat Hukum Part 6

Orang yang menurut jalan pemikiran ini sebenernya meletakkan suatu dasar lain bagi

dibentuknya hukum. Hukum dibentuk untuk menjaga keamanan. Tanpa hukum hidup

manusia tidak aman, selalu diancam oleh orang lain yang ingin mewujudkan cita-cita yang

melawan cita-cita sendiri.

Teori empirisme ini diambil alih oleh beberapa tokoh neopositivisme. Menurut

filsafat mereka hukum berfungsi sebagai penjaga keamanan dalam hidup bersama. Orang

harus bersedia untuk membatasi kebebasannya untuk dapat menikmati keamanan dalam

hidup pribadi.

Pemikiran negatif terhadap hukum merupakan juga latar belakang filsafat hukum

dalam alirang-aliran eksistensialisme, filsuf-filsuf eksistensialisme menekan kebebasan

manusia sebagai kebebasan individual. Titik tolak ini tidak memungkinkan mereka lagi untuk

memandang hukum sebagai gejalaa yang wajar, oleh sebab hukum yang bersifat umum itu

sulit diperdamaikan dengan manusia dalam perkembangan pribadinya. Manusia harus

berkembang sekalipun kelakuannya diatur oleh hukum. Hukum membatasi kebebasannya,

lain tidak.

Justru karena perbedaan ini hukum dibutuhkan. Hukum mengatur hidup bersama

dengan menentukan manakah hak dan kewajiban tiap-tiap manusia pribadi dalam hidup

bersama. Namun pada dasarnya pribadi dan hidup bersama tidak saling bersaingan, asal saja

aturan hukum yang ditentukan tepat.

Tujuan hukum ialah mewujudkan suatu masyarakat yang memelihara kepentingan

umum, yang menjaga hak-hak manusia, yang menciptakan suatu hidup bersama yang adil.

Namun suatu masyarakat ideal tidak pernah akan dicapai. Hal ini dijelaskan oelh orang yang

mendapatkan inspirasi dari fihak agama. Menurut agama manusia berdosa, artinya

kepentingan individual didahulukan diatas kepentingan umum, hak-hak manusia dilanggar,

keadilan dalam hidup bersama tidak dihiraukan lagi (Messner, dll)

Pengadilan itu tidak hanya dibentuk untuk bertindak terhadap pelanggar-pelanggar

hukum (hukum pidana), tetapi juga untuk menjadi wasit dalam persaingan antara kepentingan

-kepentingan individual. Itu tidak berarti kepentingan individual menjadi prinsip hukum.

Seandainya kepentingan individual menjadi prinsip hukum ketidakadilan dapat dibenarkan

juga demi kepentingan individual.