FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN...

165
FINANCIAL DISTRESS, CORPORATE GOVERNANCE DAN KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA PADA LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013) SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Strata-1 (S1) Pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Disusun Oleh : Anggita Rizki Hapsari 109081000188 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYAHTULLAH JAKARTA 1435 H/2015

Transcript of FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN...

Page 1: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

FINANCIAL DISTRESS, CORPORATE GOVERNANCE DAN

KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN

SUKARELA PADA LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Periode 2009-2013)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Strata-1 (S1)

Pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Disusun Oleh :

Anggita Rizki Hapsari

109081000188

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYAHTULLAH

JAKARTA

1435 H/2015

Page 2: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.
Page 3: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.
Page 4: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.
Page 5: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.
Page 6: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

Nama : Anggita Rizki Hapsari

Tempat/Tanggal Lahir : Magetan, 03 Juli 1991

Jenis Kelamin : Perempuan

Status : Belum Menikah

Agama : Islam

Alamat Rumah : Citayam, Kp. Pabuaran GG kapuk RT/RW:

006/005. Pabuaran, Bogor.

No. Telepon / HP : (021) 90530172/ 0857-780-68-347

Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN FORMAL

1997 – 2003 : SDN 03 Pagi, Jakarta selatan .

2003 – 2006 : SMPN 98, Jakarta Selatan.

2006 – 2009 : SMAN 109, Jakarta Selatan.

2009 – 2015 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

III. PENGALAMAN ORGANISASI

2003 : Anggota Paskibra SMPN 98 Jakarta

Selatan.

2006 : Anggota OSIS SMAN 109 Jakarta Selatan.

2006 : Anggota theater SMAN 109 Jakarta

Selatan.

IV. PENGALAMAN KERJA

2012 : PT. Jaya Konstruksi

Jabatan: Staff Arsip.

2013 : PT ABC

Jabatan : Marketing Staff .

Juli 2014-Sekarang : PT. Nielsen Indonesia.

Jabatan: FDR. Preferens Data.

Page 7: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

vi

ABSTRACT

This study was to analyze the factors of voluntary disclosure in the annual

report listed on Indonesian stock exchange. Independent variables were assessed

in this study is financial distress, corporate governance was reflection by the

proportion of independent commissioners and committee audit while the

characteristic of the company was reflected by leverage, profitability and firm

size, dependent variables in this study is voluntary disclosure. The population was

publicly traded manufacturing company listed on the Indonesia Stock Exchange

the period 2009 to 2013. Sampling technique was done by purposive

sampling.The number of populations included in this study as many as 25

companies for a total study sample was 125 annual reports. Type of regression

model used in this study is multiple regression using SPSS 22.Results of this study

indicated that financial distress,committee audit, ,firm size has significant. while

the independent variables were not significantly affected independent

commissioners, leverage, profitability.

Keywords: Financial Distress, Corporate Governance, Characteristic of the

company, Voluntary disclosure

Page 8: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

vii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa faktor-faktor yang

mempengaruhi luas pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen yang digunakan pada

penelitian ini adalah financial distress, corporate governance dicerminkan dengan

komisaris independen dan komite audit, karakteristik perusahaan dicerminkan

dengan leverage, profitabitas dan ukuran perusahaan, sedangkan variabel

dependennya adalah jumlah pengungkapan sukarela. Populasi dalam penelitian ini

adalah perusahaan manufaktur go public yang terdaftar di BEI periode 2009

sampai 2013. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling.

Jumlah perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel sebanyak 25 perusahaan

sehingga total sampel penelitian adalah 125 laporan tahunan. Metode analisis

yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa financial distress, komite audit dan ukuran perusahaan

berpengaruh signifikan terhadap luas pengungkapan sukarela, sedangkan

komisaris independen, leverage dan profitabilitas tidak mempengaruhi luas

pengungkapan sukarela.

Kata kunci : Financial Distress, Corporate Governance, Karakteristik

Perusahaan, Pengungkapan Sukarela,

Page 9: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji bagi Allah Subhanahu wata’alaa atas segala nikmat, rahmat,

karunia, hidayah dan inayah-Nya yang diberikan kepada kita semua. Shalawat

serta salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW

beserta keluarga, sahabat, dan seluruh seluruh saudara saudara kita sesama

muslim.

Alhamdulillahi rabbil’alamin tak lupa penulis ucapkan dan dengan Rahmat

dan Ridho-Nya akhirnya skripsi dengan judul “Financial Distress, Corporate

Governance dan Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan Sukarela pada

Laporan Tahunan Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Go

Public yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013)” dapat

diselesaikan.

Dalam proses penyelesaian skripsi ini, tidak lepas dari dukungan, bantuan,

bimbingan, dan doa dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Allah Subhanahu wata’alaa, atas segala nikmat dan karunia yang

diberikan, nikmat sehat dan akal yang sangat luar biasa, sehingga bisa

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

2. Untuk kedua orang tuaku tercinta terimakasih atas seluruh kasih sayang

dan dan cintanya. Dukungan yang luar biasa dari awal perkuliahan sampai

terselesaikannya skripsi ini. Selalu mendoakan dan menyemangati penulis

, semoga Allah selalu melindungi ayah dan ibu.

3. Bapak Prof. Ahmad Rodoni, MM selaku dosen pembimbing I yang selalu

meluangkan waktunya untuk memberikan arahan serta bimbingan juga

masukan-masukan yang sangat positif dan membantu menyempurnakan

skripsi ini.

4. Bapak Taridi Kasbi Ridho, SE., MBA selaku dosen pembimbing II yang

selalu meluangkan waktunya untuk memberikan arahan serta bimbingan

Page 10: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

ix

juga masukan-masukan yang sangat positif dan membantu

menyempurnakan skripsi ini.

5. Bapak Dr. M. Arief Mufraini LC., MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis yang telah memberikan ijin dalam penulisan skripsi ini.

6. Ibu Titi Dewi Warninda, S.E.,M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

7. Bapak Deni Pandu Nugraha, SE., M.Sc selaku dosen pembimbing

akademik.

8. Seluruh jajaran dosen Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

yang telah memberikan ilmu mulai dari semester awal sampai dengan

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Untuk PT. AC Nielsen selaku tempat penulis bekerja yang telah

memberikan dukungan dan perhatian yang mendalam terhadap penulis,

serta terkhusus untuk Bapak Joe Pandiangan selaku Ketua tim Referens

data yang sangat baik hati telah memberikan dukungan, masukan dan izin

penulis agar dapat menyelesaikan skripsi ini.

10. Untuk Adik-Adik yang selalu mendoakan penulis Alya Ayuni N dan Restu

Pangestu. I love you guys.

11. Untuk Ilham Prabowo tersayang yang sudah menemani diseparuh

perjalanan hidup. Terimakasih atas dukungan, semangat dan waktu yang

selalu diluangkan untuk penulis hingga terselesaikannya skripsi ini. I love

you forever.

12. Untuk teman-teman seperjuangan terkhusus terutama teruntuk Ratih

Kurniati Putri, Risti Kurnia Ainanur yang selalu menyemangati penulis

untuk segera menyelesaikan skripsi ini. Kalian Luar Biasa.

13. Untuk Erna Hadian ningsih yang selalu meluangkan waktunya untuk

mengajarkan SPSS dan membantu mengerjakan skripsi.

14. Seluruh teman-teman Manajemen E yang sangat awesome. Nobody can

beat us!

Page 11: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

x

Dalam menyusun skripsi ini, penulis telah berusaha dengan semaksimal

mungkin memberikan yang terbaik. Namun tidak mustahil jika pepatah, ”tak ada

gading yang tak retak“ masih ada dalam penyusunan skripsi ini. Kesempurnaan

skripsi ini memang semata-mata adalah berkat karunia Allah SWT. Oleh karena

itu, penulis berharap adanya saran dan kritik yang membangun dari berbagai

pihak untuk menyempurnakan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat

bermanfaat dan semoga Allah SWT melimpahkan rahmat-Nya kepada kita. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Tangerang, 22 September 2015

Penulis

Anggita Rizki Hapsari

Page 12: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

xi

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ....................... ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ................ iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................. iv

ABSTRACT ................................................................................................ vi

ABSTRAK ................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR ............................................................................... viii

DAFTAR ISI .............................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xv

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xviii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................. 1

B. Perumusan Masalah ......................................................... 9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................ 10

1. Tujuan Penelitian ....................................................... 10

2. Manfaat Penelitian ..................................................... 11

BAB II LANDASAN TEORI

A. Teori yang Relevan dan Penelitian Terdahulu ................ 13

1. Teori Keagenan (Agency Theory) ...... …………….. 13

2. Teori Sinyal (Signal Theory) ............. …………….. 17

3. Luas Pengungkapan Sukarela ........... ………………. 20

Page 13: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

xii

4. Kesulitan Keuangan (Financial Distress) ................ 23

5. Corporate Governance ............................................. 28

a. Komisaris Independen ........................................ 33

b. Komite Audit ...................................................... 34

6. Karakteristik Perusahaan ............................................ 38

a. Leverage ............................................................... 38

b. Profitabilitas ........................................................ 41

c. Ukuran Perusahaan (Size) ................................... 43

B. Keterkaitan antar variabel .............................................. 35

1. Financial Distress dan Pengungkapan Sukarela ..... 46

2. Komisaris Independen dan Pengungkapan Sukarela 47

3. Komite Audit dan Pengungkapan Sukarela .............. 48

4. Leverage dan Pengungkapan Sukarela ..................... 49

5. Profitabilitas dan Pengungkapan Sukarela ............... 49

6. Ukuran Perusahaan (Size) dan

Pengungkapan Sukarela ........................................... 50

C. Penelitian Terdahulu ....................................................... 51

D. Kerangka Pemikiran ....................................................... 62

E. Hipotesis Penelitian ........................................................ 63

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................... 64

B. Metode Penentuan Sampel ............................................... 64

C. Metode Pengumpulan Data .............................................. 66

1. Penelitian Pustaka (Library Research) ..................... 66

Page 14: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

xiii

2. Penelitian Lapangan (Field Research) ...................... 66

D. Metode Analisis Data ....................................................... 66

1. Statistik Deskriptif .................................................... 67

2. Uji Asumsi Klasik ..................................................... 67

a. Uji Normalitas ................................................... 67

b. Uji Multikolinieritas .......................................... 68

c. Uji Autokorelasi................................................. 69

d. Uji Heteroskedastisitas ...................................... 70

3. Pengujian Hipotesis .................................................. 70

4. Uji Statistik ............................................................... 72

5. Koefesien Determinasi .............................................. 72

6. Uji Signifikansi Simultan (Statistik F) ..................... 73

7. Uji Signifikansi Parameter Individual (Statistik t) ... 74

E. Operasional Variabel Penelitian ...................................... 75

1. Variabel Dependen (terikat)...................................... 75

2. Variabel Independen (bebas) .................................... 76

a. Financial distress .............................................. 77

b. Corporate Governance...................................... 78

c. Karakteristik Perusahaan ................................... 80

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................. 83

1. Deskripsi Objek Penelitian ....................................... 83

2. Deskripsi Sampel Penelitian ..................................... 84

B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian ................................... 88

Page 15: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

xiv

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif .................................... 88

2. Uji Asumsi Klasik ..................................................... 91

a. Uji Normalitas ................................................... 92

b. Uji Multikolinieritas .......................................... 95

c. Uji Heteroskedastisitas ...................................... 96

d. Uji Autokorelasi................................................. 98

3. Uji Hipotesis ............................................................. 99

a. Koefisien Determinasi ....................................... 100

b. Uji Signifikansi Simultan (Statistik F) .............. 101

c. Uji Signifikansi Parameter Individual(Statistik t) 102

4. Analisis Regresi Berganda ........................................ 107

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................... 110

B. Implikasi .......................................................................... 112

C. Saran ................................................................................ 113

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 115

LAMPIRAN-LAMPIRAN ....................................................................... 123

Page 16: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

xv

DAFTAR TABEL

2.1 Tabel Penelitian Terdahulu ............................................. 52

1.1 Tabel Operasional .......................................................... 82

4.1 Tabel Seleksi Sampel ...................................................... 85

4.2 Tabel Daftar Nama Sampel Perusahaan ......................... 86

4.3 Tabel Statistik Deskriptif ................................................ 88

4.4 Tabel Kolmogorov-Smirnov ............................................ 94

4.5 Tabel Uji Multikolonieritas ............................................ 95

4.6 Tabel Uji Heteroskedastisitas ......................................... 98

4.7 Tabel Uji Autokorelasi ................................................... 99

4.8 Tabel Koefisien Determinan ........................................... 100

4.9 Tabel Uji Signifikansi Simultan ..................................... 101

4.10 Tabel Uji Signifikansi Parameter Individual .................. 103

Page 17: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

xvi

DAFTAR GAMBAR

2.3 Skema kerangka pemikiran ............................................. 62

4.1 Grafik Histogram ............................................................ 92

4.2 Grafik Normal Plot ......................................................... 93

4.3 Grafik scatterplot ............................................................ 97

Page 18: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Nama Perusahaan Sampel ................................... 123

2. Indeks Pengungkapan Sukarela ...................................... 125

3. Financial distress ............................................................ 127

4. Corporate Governance ................................................... 129

5. Karakteristik Perusahaan ................................................ 133

6. Indikator Voluntary Disclosure ...................................... 139

Page 19: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Perusahaan perseroan terbatas mempunyai kewajiban untuk

menyampaikan laporan keuangan perusahaannya. Laporan perusahaan yang

disampaikan kepada Bapepam dapat berupa laporan keuangan maupun

laporan tahunan. Dalam penyusunan laporan keuangan diperlukan proses

yang tidak mudah, banyak aspek yang perlu diperhatikan antara lain; kepada

siapa laporan keuangan ditujukan apakah pihak eksternal, internal ataukah

pihak penyedia dana (debitur), bagaimana dampak penyajian laporan

keuangan tersebut pada perusahaan selanjutnya.

Laporan tahunan mengkomunikasikan informasi keuangan dan

informasinya kepada pemegang saham, kreditor dan stakeholders. Laporan

tersebut juga merupakan media pertanggung jawaban pelaksanaan tugas

bagi para manajer dalam organisasi (Mujiyono dan Magdalena, 2010).

Informasi pada laporan keuangan dan laporan tahunan sangat

membantu investor dalam pengambilan keputusan transaksi investasi di

pasar modal. Bagi pihak-pihak di luar manajemen perusahaan, laporan

keuangan perusahaan merupakan media informasi untuk mengetahui kondisi

perusahaan. Sejauh mana informasi dapat diperoleh tergantung pada sejauh

mana keterbukaan informasi dan pengungkapan (disclosure) pada pelaporan

keuangan emiten (Nuryaman, 2009).

Page 20: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

2

Agar informasi yang terdapat dalam laporan tahunan dapat dipahami

oleh penggunanya, perusahaan memerlukan pengungkapan secara memadai.

Perusahaan diharapkan lebih transparan dan akuntabilitas dalam

pengungkapan laporan tahunan perusahaan. Pengungkapan yang luas

dibutuhkan oleh pengguna informasi khususnya investor dan kreditor guna

mengambil keputusan investasi. Perusahaan tidak hanya mengungkapkan

apa yang diwajibkan oleh regulator tetapi juga menyampaikan informasi

lain diluar yang diwajibkan untuk menarik perhatian investor. Kualitas

informasi keuangan antara lain tercermin pada luas pengungkapan laporan

yang diterbitkan perusahaan.

Pengungkapan dibedakan menjadi dua, yaitu pengungkapan wajib

(mandatory disclosure) yang merupakan pengungkapan yang diwajibkan

oleh pemerintah atau badan pembuatan standar (misalkan Ikatan Akuntansi

Indonesia (IAI) dan Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM)) dan

pengungkapan sukarela (voluntary disclosure). Pengungkapan sukarela

adalah pengungkapan yang dilakukan secara sukarela oleh perusahaan tanpa

diharuskan oleh lembaga yang berwenang (Rahmawati dan Mutmainah,

2004:87).

Pengungkapan sukarela adalah pengungkapan informasi melebihi

yang diwajibkan karena dipandang relevan dengan kebutuhan pemakai

laporan keuangan (Pancawati, 2008). Pentingnya pengungkapan sukarela

dengan pelaporan keuangan dilakukan oleh manajemen untuk menghindari

terjadinya asimetri informasi yang dapat memicu terjadinya konflik

Page 21: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

3

keagenan antara manajemen dengan pemegang saham, disamping itu

praktik pengungkapan sukarela memiliki kontribusi dalam menurunkan

biaya agensi yang timbul akibat terjadinya asimetri informasi antara pihak

principal dan agen (Faten, 2003).

Dengan adanya pengungkapan sukarela diharapkan para pemakai

laporan keuangan akan semakin lengkap informasinya dalam memahami

kegiatan operasional perusahaan dan semakin menunjukkan transparansi

perusahaan. Informasi keuangan yang diberikan oleh setiap perusahaan pada

laporan tahunan berbeda-beda. Setiap perusahaan mempunyai kebijakan

yang beraneka ragam terkait banyaknya informasi yang mereka ungkapkan

kepada public.

Perusahaan akan mengungkapkan sedikit informasi apabila mereka

merasa pengungkapan yang berlebihan akan menyingkap rahasia

perusahaan kepada pesaing ataupun di hadapan pihak lain. Nasir dan

Abdullah (2004) menjelaskan, perusahaan yang mengalami kesulitan

keuangan akan mengungkapkan informasi lebih sedikit daripada perusahaan

yang sehat keuangannya. Hal ini menyiratkan bahwa ada keterkaitan antara

kesulitan keuangan dengan luasnya pengungkapan sukarela. Istilah kesulitan

keuangan bisa disebut dengan financial distress. Financial distress suatu

kondisi dimana perusahaan mengalami penyimpangan dan tekanan

keuangan yang secara bertahap akan mengarah kepada kebangkrutan (Plat

dan Platt, 2006). Financial distress merupakan salah satu ancaman bagi

Page 22: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

4

keberlangsungan hidup perusahaan. Pentingnya sebuah perusahaan untuk

menghindari kesulitan keuangan yang dapat menyebabkan kebangkrutan.

Banyaknya alasan dan penyebab terjadinya financial distress pun sulit

untuk dijelaskan begitupun dengan hasil penelitian tentang financial

distresss berbeda-beda. Menurut Ahmad Rodoni dan Herni Ali (2010:176)

apabila ditinjau dari kondisi keuangan ada tiga keadaan yang menyebabkan

financial distress yaitu faktor ketidakcukupan modal atau kekurangan

modal, besarnya beban utang dan bunga serta menderita kerugian. Ketiga

aspek tersebut saling berkaitan satu sama lain. Oleh karena itu harus dijaga

keseimbangannya agar perusahaan terhindar dari kondisi financial distress

yang mengarah kepada kebangkrutan.

Platt dan Platt (2006) menentukan kriteria dari perusahaan yang

mengalami financial distress sebagai berikut : “Negative EBITDA, interest

coverage, Negative EBIT, Negative net income, Cash flow lebih kecil dari

current maturities of long term debt, serta tidak ada pembagian deviden”.

Krisis keuangan pernah terjadi di kawasan Asia Selatan tahun 1997.

Krisis mulai dari Thailand, terus menyerbu Philipina, Indonesia, Malaysia

dan Korea Selatan. Hal ini diyakini karena adanya kegagalan penerapan

good corporate governance. Di Indonesia konsep corporate governance

secara resmi diperkenalkan pada tahun 1999 manakala Pemerintah

membentuk sebuah Komite Nasional Corporate Governance (KNCG).

Sebagaimana negara-negara lainnya, melalui KNCG membuat kode

Page 23: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

5

corporate governance nasional pada tahun 2000, yang kemudian direvisi

pada tahun 2006 (Kamal, 2011).

Penerapan prinsip corporate governance juga erat kaitannya dengan

pengungkapan informasi perusahaan kepada publik, karena berguna untuk

mengurangi asimetri informasi. Dengan adanya penerapan prinsip

corporate governance yang baik akan memberikan keterbukaan informasi

yang akurat dan tepat waktu, kejelasan fungsi dan tanggung jawab organ

perusahaan, kepatuhan peraturan yang berlaku.

Nalim (2012) dalam jurnalnya yang berjudul Good Corporate

Governance Dalam Perspektif Islam mengatakan: “Corporate governance

adalah bagaimana perusahaan melaksanakan tanggung jawabnya kepada

pemegang saham (stakeholders) dan pemegang amanah (stockholders)

lainnya. Corporate governance pada dasarnya merupakan mekanisme

bagaimana sumber daya perusahaan dialokasikan menurut suatu hak dan

kuasa tertentu”.

Good corporate governance adalah salah satu pilar dari sistem

ekonomi pasar yang berkaitan erat dengan kepercayaan baik terhadap

perusahaan yang melaksanakannya maupun dengan iklim usaha di suatu

Negara (KNKG, 2006). Sedangkan Good corporate governance menurut

OECD (2004), good corporate governance adalah salah satu elemen kunci

dalam meningkatkan efisiensi dan pertumbuhan ekonomi serta

meningkatkan kepercayaan investor. Forum Corporate Governance for

Indonesia (FCGI) (2001) menjelaskan: “Corporate governance adalah

Page 24: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

6

seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham,

pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan

serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya yang berkaitan

dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain suatu sistem

yang mengatur dan mengendalikan perusahaan”.

Corporate governance merupakan salah satu kunci sukses perusahaan

untuk tumbuh dan menguntungkan dalam jangka panjang.Perusahaan yang

menerapkan corporate governance akan menjadi daya tarik bagi investor

untuk menanamkan modalnya. Sejarah corporate governnace Indonesia

berhubungan erat dengan krisis financial Asia Selatan 1997.

Luas pengungkapan sukarela antara perusahaan dalam industri satu

dengan industri lainnya berbeda-beda. Perbedaan dipicu oleh kandungan

resiko masing-masing industri yang berbeda (Rahmawati dan Mutmainah,

2004:88). Luas pengungkapan dapat dipengaruhi oleh karakteristik

perusahaan seperti budaya perusahaan, bidang usaha, proses produksi, pasar,

sumber daya dan lain-lain. Struktur meliputi ukuran (size) perusahaan dan

kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban. Kinerja (performance)

meliputi likuiditas perusahaan dan laba (profitabilitas). Sedangkan dari

pendekatan pasar meliputi faktor-faktor kualitatif seperti tipe industri, tipe

auditor dan status perusahaan (Pancawati,2008:67).

Karateristik perusahaan seperti profitabilitas, ukuran perusahaan, dan

leverage menunjukkan posisi keuangan dan kondisi perusahaan. Kondisi ini

mencerminkan bagaimana manejemen mengelola perusahaan dengan

Page 25: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

7

menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien. Apabila

kinerja perusahaan baik, manajemen akan melakukan pengungkapan yang

lebih luas, begitu pun sebaliknya. Pentingnya pengungkapan sukarela

membuat banyak penelitian mengenai pengungkapan sukarela baik

penelitian yang dilakukan di Indonesia maupun di luar negeri.

Penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Nancy Yunita (2012)

mengenai pengungkapan sukarela menunjukkan hasil yang tidak konsisten

dengan penelitian sebelumnya. Hasil penelitian dalam penelitiannya dia

mengungkapkan bahwa pengaruh proporsi kepemilikan manajerial

,kepemilikan institusional kualitas audit tidak memiliki pengaruh terhadap

voluntary disclosure.

Dalam penelitiannya Ming Liu,et.al (2009:137) menemukan pengaruh

positif antara komite audit dengan pengungkapan sukarela. Primastuti

(2012) Sunil Nandi dan Ghosh (2012) dalam penelitiannya membuktikan

tingkat pengungkapan perusahaan dan ukuran komite audit berpengaruh

positif. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Mujiono dan Magdalena

(2010) dari penelitiannya memberikan bukti empiris mengenai efek

leverage, saham publik, size, proporsi komite audit independen pada

pengungkapan sukarela baik secara partial maupun simultan hasilnya

menunjukkan bahwa leverage secara tidak signifikan mempunyai efek

negatif pada pengungkapan sukarela begitu juga dengan saham publik, size

dan proporsi komite audit independen yang tidak signifikan pada

pengungkapan sukarela.

Page 26: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

8

Nasir dan Abdullah (2004) menjelaskan perbedaan pengungkapan

informasi perusahaan yang mengalami financial distressed: “Perusahaan

yang mengalami kesulitan keuangan akan mengungkapkan informasi lebih

sedikit daripada perusahaan yang sehat keuangannya”.

Penerapan corporate governance merupakan salah satu alat untuk

mewujudkan transparansi dan akuntabilitas yang diperkirakan berhubungan

dengan pengungkapan sukarela. Independensi komite audit juga menjadi

penentu luas pengungkapan sukarela. Di samping itu komisaris independen

juga berpengaruh, semakin besar proporsi komisaris independen maka

tingkat pengawasan manajerial akan semakin efektif dan kemudian

perusahaan lebih banyak melakukan pengungkapan sukarela.

Penelitian mengenai kondisi financial distress, corporate governance

dan karakteristik perusahaan dengan pengungkapan sukarela belum banyak

dilakukan. Adapun penelitian yang dilakukan mengungkapkan hasil yang

berbeda. Dari latar belakang ini, penulis tertarik meneliti hubungan antara

financial distress, penerapan mekanisme corporate governance dan

karakteristik perusahaan sehingga diharapkan pengungkapan sukarela dapat

diterapkan oleh perusahaan. Penelitian ini berjudul “Financial Distress,

Corporate Governance dan Karakteristik Perusahaan terhadap

Pengungkapan Sukarela pada Laporan Tahunan Perusahaan (Studi

Empiris pada Perusahaan Manufaktur Go Public yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013)”.

Page 27: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

9

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan maka peneliti

merumuskan masalah berikut:

1. Bagaimana pengaruh secara simultan financial distress, proporsi

dewan komisaris independen, komite audit, leverage, profitabilitas,

dan ukuran perusahaan terhadap pengungkapan sukarela dalam

laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek

Indonesia?

2. Bagaimana pengaruh secara parsial financial distress terhadap

pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan

manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia?

3. Bagaimana pengaruh secara parsial proporsi dewan komisaris

independen terhadap pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan

perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia?

4. Bagaimana pengaruh secara parsial komite audit terhadap

pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan

manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia?

5. Bagaimana pengaruh secara parsial leverage terhadap pengungkapan

sukarela dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdapat

di Bursa Efek Indonesia?

6. Bagaimana pengaruh secara parsial profitabilitas perusahaan terhadap

pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan

manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia?

Page 28: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

10

7. Bagaimana pengaruh secara parsial ukuran perusahaan (size)

perusahaan terhadap pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan

perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia?

C. Tujuan dan Manfaat penelitian

1. Tujuan penelitian

1. Menganalisa pengaruh secara simultan financial distress,

proporsi dewan komisaris independen, komite audit, leverage,

profitabilitas, dan ukuran perusahaan perusahaan secara

simultan terhadap pengungkapan sukarela dalam laporan

tahunan perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek

Indonesia.

2. Menganalisa pengaruh secara parsial financial distress tehadap

pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan

manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.

3. Menganalisa pengaruh secara parsial proporsi dewan komisaris

independen tehadap pengungkapan sukarela dalam laporan

tahunan perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek

Indonesia.

4. Menganalisa pengaruh secara parsial komite audit tehadap

pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan

manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.

Page 29: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

11

5. Menganalisa pengaruh secara parsial leverage terhadap

pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan

manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.

6. Menganalisa pengaruh secara parsial profitabilitas terhadap

pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan

manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.

7. Menganalisa pengaruh secara parsial ukuran perusahaan

terhadap pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan

perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.

2. Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan sebagai berikut:

a. Bagi penulis : penelitian ini dapat menambah wawasan dan

pengetahuan mengenai financial distress ,corporate governance,

karakteristik perusahaan serta pentingnya pengungkapan

sukarela juga sebagai salah satu syarat menyelesaikan jenjang

pendidikan S1.

b. Bagi investor : penelitian ini dapat menambah informasi bagi

investor sebagai alat bantu pengambilan keputusan investasi

yang tepat sehingga tidak terpaku pada ukuran moneter saja.

c. Bagi perusahaan : penelitian ini diharapkan dapat memberikan

masukan bahwa fianancial distress perusahaan dapat

menurunkan nilai perusahaan serta membantu mendorong

pengungkapan sukarela.

Page 30: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

12

d. Bagi pemerintah : penelitian ini diharapkan mampu mendorong

pemerintah memperluas pengungkapan sukarela, sehingga

pengungkapan informasi keuangan dapat mengurangi kesalahan

dalam pengambilan keputusan.

Page 31: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

13

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Teori Relevan yang dan Penelitian Terdahulu

1. Teori Keagenan (Agency Theory)

Ketika perusahaan masih berbentuk perusahaan perorangan,

masalah keagenan tidak mungkin timbul karena pemilik perusahaan

adalah juga sebagai manajer perusahaan. dengan demikian tidak

mungkin terjadi perbedaan kepentingan antara pemilik dan manajer.

Demikian juga dengan perusahaan yang berbentuk persekutuan, belum

ada pemisahan antara pemilik dan manajer perusahaan secara hukum.

Dengan berkembangnya suatu perusahaan, si pemilik tidak mungkin

melaksanakan semua fungsi yang dibutuhkan dalam pengelolaan suatu

perusahaan, karena keterbatasan kemampuan, waktu, dan sebagainya.

Dalam kondisi yang demikian pemilik perlu menunjuk pihak (agent)

lain yang professional untuk mengelola kegiatan perusahaan dengan

lebih baik (Sudana, 2011:11).

Mujiyono (2004) menjelaskan esensi dari teori keagenan

manajemen dianologkan sebagai: “Agen (manajer) dan pihak pemilik

perusahaan (pemegang saham) sebagai principal. Dalam hubungan

antara principal dan agent, principal mengajak agen untuk melayani

kepentingan principal dan mendelegasikan wewenang kepada agen

dalam pengambilan keputusan. Dengan demikian sebagai wujud

pertanggungjawaban, agen akan berusaha untuk memenuhi seluruh

Page 32: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

14

keinginan pihak prinsipal dalam hal pengungkapan sukarela yang

lebih luas”.

Karena adanya pemisahan pemisahan antara pemilik dan pihak

pengelola (manajemen) kemungkinan adanya perbedaan kepentingan

diantara kedua belah pihak tidak bisa dihindari (Sundana, 2011:11).

Pentingnya praktek pengungkapan laporan keuangan oleh manajemen

kepada pemegang saham didasarkan pada teori keagenan (agency

theory).

Jensen dan Meckling (1976) menyatakan teori keagenan adalah :

“Hubungan keagenan di dalam teori agensi (agency theory) bahwa

perusahaan merupakan kumpulan kontrak (nexus of contract) antara

pemilik sumber daya ekonomis (principal) dan manajer (agent) yang

mengurus penggunaan dan pengendalian sumber daya tersebut”.

Teori keagenan menyangkut hubungan kontraktual di antara dua

pihak, yaitu principal dan agent. Principal menyediakan fasilitas dan

dana untuk menjalankan perusahaan, di pihak lain manajemen sebagai

agent mempunyai kewajiban untuk mengelola apa yang diamanatkan

pemegang saham kepadanya. Agent diwajibkan memberikan laporan

periodik pada principal tentang usaha yang dijalankannya (Rahmawati

dan Mutmainah, 2004:89). Hubungan agensi ini seharusnya dapat

membuat perusahaan meningkatkan nilainya karena dikelola oleh

orang yang mengetahui dan memahami bagaimana menjalankan usaha

Page 33: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

15

serta diawasi ketat oleh pemilik, namun yang terjadi sebaliknya

(Sulistyanto, 2008:117).

Perilaku dari manajer/agen untuk bertindak hanya untuk

menguntungkan dirinya sendiri dengan mengorbankan kepentingan

pihak lain/pemilik perusahaan dalam hal ini menimbulkan asymmetric

information. Dampak asymmetric information memungkinkan

manajer mengambil keputusan dan kebijakan yang kurang bermanfaat

bagi perusahaan. Adanya kondisi ini menimnulkan tata kelola

perusahaan yang kurang sehat karena tidak adanya keterbukaan dari

manajemen untuk mengungkapkan hasil kinerjanya kepada prinsipal

sebagai pemilik perusahaan (Dista, 2012).

Tujuan perusahaan adalah memaksimumkan kemakmuran

pemegang saham (principal) yang tercermin pada meningkatnya harga

saham. Namun tujuan tersebut sering bertentangan dengan tujuan

pihak manajer (agent) sebagai pengelola perusahaan. Adanya pihak-

pihak seperti pemegang saham, debtholder dan manajemen yang

mempunyai kepentingan berbeda sering memunculkan konflik

keagenan (agency problem) (Purwandari,2012).

Berdasarkan teori keagenan, antara pemilik perusahaan dan para

manajer memiliki kepentingan yang berbeda dalam upaya pencapaian

tujuan perusahaan. Perbedaan kepentingan tersebut dapat memicu

terjadinya konflik keagenan yang disebabkan oleh adanya

kesenjangan antara pihak manajer dan pemilik perusahaan atas

Page 34: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

16

informasi yang mereka miliki mengenai kondisi perusahaan (Ratih

dan Merkusiwati, 2011:3).

Konflik keagenan yang terjadi dapat diminimumkan dengan

mekanisme pengawasan sehingga dapat mensejajarkan kepentingan

tersebut. Namun adanya mekanisme pengawasan akan memunculkan

biaya agensi (agency cost). Jensen dan Meckling (1976) membagi

biaya keagenan ini menjadi monitoring cost, bonding cost dan

residual loss.

a. Biaya Monitoring: biaya yang dikeluarkan oleh prinsipal untuk

mengawasi aktivitas dan perilaku manajer antara lain membayar

auditor untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan dan

premi asuransi untuk melindungi aset perusahaan.

b. Biaya Bonding: biaya yang ditanggung oleh manajer untuk

memberi jaminan kepada pemilik bahwa manajer tidak

melakukan tindakan yang merugikan perusahaan.

c. Residual Loss: biaya yang ditanggung oleh prinsipal untuk

mempengaruhi keputusan manajer meningkatkan kesejahteraan

principal.

Salah satu cara untuk mengurangi biaya agensi adalah dengan

melakukan pengungkapan informasi perusahaan. Pihak manajemen

diwajibkan memberikan laporan periodik kepada pihak prinsipal

tentang kondisi perusahaan yang dijalankannya. Sementara pihak

prinsipal akan menilai kinerja manajemennya melalui laporan

Page 35: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

17

keuangan yang disampaikan, sehingga laporan keuangan merupakan

sarana akuntabilitas manajemen kepada pemiliknya (Rahmawati dan

Mutmainah, 2007:89).

Sedangkan mekanisme eksternal dilakukan melalui aktifitas

pengawasan oleh pasar modal, pembuat undang-undang, penanaman

professional dari para investor (Dista, 2012).

Dorongan ini ditunjukkan sebagai alat penggerak yang

digunakan untuk mengurangi asimetri informasi dan biaya agensi

yang ditimbulkan dari konflik keagenan. Pihak principal juga dapat

membatasi divergensi kepentingannya dengan memberikan tingkat

insentif yang layak kepada agent dan bersedia mengeluarkan biaya

pengawasan untuk mencegah kecurangan yang dilakukan oleh agent

(Prastiwi dan Puspitaningrum, 2013:2).

Dapat disimpulkan dari pengertian tersebut bahwa agency

theory adalah hubungan antara pemilik perusahaan (principal) dan

manajemen (agent) dimana masing masing pihak berperan penting

dalam menjalankan dan menentukan keberhasilan suatu perusahaan.

Principal menginginkan kemajuan perusahaan atas kepemilikikan

modal yang mereka keluarkan untuk usaha perusahaan tersebut

sedangkan agent menginginkan kompensasi dari usahanya tersebut.

2. Teori Sinyal (Signalling Theory)

Pengungkapan sukarela adalah pengungkapan yang dilakukan

perusahaan di luar apa yang diwajibkan oleh standar akuntansi atau

Page 36: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

18

peraturan dari badan pengawas. Salah satu jenis informasi yang

dikeluarkan oleh perusahaan yang dapat menjadi signal bagi pihak di

luar perusahaan, terutama bagi pihak investor adalah laporan tahunan.

Informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan dapat berupa

informasi akuntansi yaitu informasi yang berkaitan dengan laporan

keuangan dan informasi non-akuntansi yaitu informasi yang tidak

berkaitan dengan laporan keuangan.

Laporan tahunan hendaknya memuat informasi yang relevan dan

mengungkapkan informasi yang dianggap penting untuk diketahui

oleh pengguna laporan baik pihak dalam maupun pihak luar. Di

samping itu, manajemen berminat menyampaikan informasi yang

dapat meningkatkan kredibilitas dan kesuksesan perusahaan meskipun

informasi tersebut tidak diwajibkan.

Teori sinyal membuat manajemen perusahaan sebagai agen,

memiliki dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan

kepada pihak eksternal. Dorongan tersebut disebabkan adanya

asimetri informasi atau ketidakseimbangan penguasaan informasi

antara agen dengan prinsipal (konflik keagenan). Hal ini disebabkan

oleh agen yang memiliki lebih banyak informasi mengenai

perusahaan. Informasi perusahaan terangkum dalam laporan tahunan

perusahaan yang pada umumnya dipublikasikan kepada publik,

sehingga laporan tahunan menjadi penting bagi pihak eksternal

perusahaan (Primastuti, 2012:18).

Page 37: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

19

Pengungkapan informasi tersebut dapat dianggap sebagai sinyal

untuk pasar modal, sehingga dapat mengurangi asimetri informasi,

mengoptimalkan biaya keuangan (financing cost) dan meningkatkan

nilai perusahaan (Primastuti, 2012 :18).

Teori ini dapat menjelaskan hubungan tata kelola perusahaan

yang baik (good corporate governance) dengan luas pengungkapan

informasi. Ketika perusahaan mengalami financial distressed maka

perusahaan mempunyai bad news yang menunjukkan sinyal negatif

bagi para investor sehingga ini akan mempengaruhi keterbukaan

manajemen dalam melakukan pengungkapan, sedangkan jika

perusahaan sehat keuangannya berarti perusahaan mempunyai good

news bagi investor sehingga hal ini akan mempengaruhi pihak

manajemen dalam memberikan informasi perusahaan. Manajemen

berminat menyampaikan informasi yang dapat meningkatkan

kredibilitasnya dan kesuksesan perusahaan meskipun informasi

tersebut tidak diwajibkan.

Beberapa penelitian seperti yang dilakukan Abdullah dan Nasir

(2004) menunjukkan bahwa perusahaan yang sehat keuangannya

cenderung untuk mengungkapkan informasi lebih banyak daripada

perusahaan yang mengalami financial distressed. Definisi financial

distressed firms diartikan sebagai perusahaan yang menghadapi

penurunan kinerja keuangan sebagai akibat manajemen yang buruk

atau krisis keuangan. Penurunan kinerja keuangan dapat ditandai

Page 38: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

20

dengan ekuitas yang negatif. Kinerja keuangan merupakan prestasi

dan kondisi keuangan perusahaan yang dinilai dengan ukuran tertentu.

Classen (1999) menjelaskan dalam penelitian ini, financial

distress diukur dengan menggunakan interest coverage ratio (ICR).

bahwa: “Financial distress terjadi saat perusahaan tidak bisa

memenuhi kewajiban jangka pendeknya, di mana perusahaan tidak

bisa membayar hutang-hutangnya kepada kreditur. Pemakaian hutang

akan menimbulkan kewajiban financial yang bersifat tetap (biaya

bunga) dan ICR menunjukkan apakah kewajiban tersebut dapat

dipenuhi dari hasil penggunaan hutang terhadap operating profit

(EBIT). Pengungkapan sukarela ini merupakan solusi atas kendala

pengungkapan secara penuh. Dengan adanya kesediaan manajemen

dalam pengungkapan sukarela ini, tingkat pengungkapan wajib yang

dapat ditetapkan dapat diarahkan ke tingkat wajar atau bahkan

memadai tidak perlu penuh”.

3. Luas Pengungkapan Sukarela (voluntary disclosure)

Pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan menjadi ajang

untuk meningkatkan kredibilitas perusahaan di mata investor terutama

pengungkapan yang bersifat sukarela. Laporan tahunan adalah laporan

yang diterbitkan setahun sekali, berisi data keuangan (laporan

keuangan) dan informasi non-keuangan.

Luas pengungkapan mengalami perkembangan dari waktu ke

waktu, dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi, sosial budaya suatu

Page 39: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

21

negara, teknologi informasi, kepemilikan perusahaan dan peraturan-

peraturan yang dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang. Luas

pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan secara positif

berhubungan dengan banyaknya jumlah pengungkapan yang

diberikan. Semua perusahaan publik diwajibkan untuk memenuhi

pengungkapan minimum, tetapi secara substansial perusahaan akan

berbeda-beda dalam hal jumlah pegungkapan informasinya ke pasar

modal (Pancawati, 2008:70).

Ming liu,et.al (2009:122) mencatat bahwa investor global dan

kreditor membuat keputusan mereka berdasarkan informasi yang

dipublikasikan dalam berbagai laporan non-keuangan, keuangan, dan

ekonomi yang dikeluarkan oleh perusahaan yang terdaftar. Investor

dan kreditur juga meninjau profitabilitas, kondisi keuangan, dan

kondisi non-keuangan, seperti informasi karyawan, direktur, dan

transaksi saham internal sebelum membuat keputusan investasi.

Pengungkapan sukarela adalah pengungkapan diluar informasi

yang diwajibkan karena dipandang relevan dengan kebutuhan

pemakai laporan keuangan. Pancawati (2008:70) mengidentifikasi tiga

tingkat pengungkapan sebagi berikut:

a. Adequate disclosure

Pengungkapan minimum yang disyaratkan oleh peraturan

yang berlaku, dimana informasi dan angka-angka yang disajikan

Page 40: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

22

dalam laporan tahuanan dapat diinterpretasikan oleh investor

dan para pihak yang berkepentingan.

b. Fair or ethical disclosure

Pengungkapan yang wajar secara tidak langsung

menyiratkan suatu etika, yaitu memberikan perlakuan yang

sama kepada semua pemakai laporan keuangan untuk menerima

informasi yang handal sehingga tidak ada ketimpangan

informasi antar para pembacanya.

c. Full disclosure

Pengungkapan penuh menyangkut penyajian informasi

yang relevan. Bagi sebagian orang pengungkapan penuh berarti

penyajian informasi secara berlimpah sehingga tidak tepat.

Menurut mereka terlalu banyak informasi akan membahayakan.

Karena penyajian rinci dan yang tidak penting justru akan

mengaburkan informasi yang signifikan dan membuat laporan

keuangan sulit ditafsir oleh para penggunanya.

Pengukuran luas pengungkapan sukarela dalam penelitian ini

menggunakan daftar pengungkapan sukarela tanpa pembobotan.

Metode tanpa pembobotan dipilih karena:

1. Laporan tahunan ditunjukkan untuk pihak umum sehingga

memungkinkan para pemakai mempunyai persepsi yang

berbeda-beda sehingga memungkinkan adanya item suatu

Page 41: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

23

informasi yang dianggap penting bagi pihak tertentu tetapi tidak

penting bagi pihak lain.

2. Untuk menghindari pemberian bobot secara tidak objektif

terhadap item-item informasi. Hasil penelitian Nasir dan

Abdullah (2004) maupun Evi dan Rosa (2014) menggunakan

peskoran baik dengan pembobotan maupun tanpa pembobotan

telah berhasil membuktikan bahwa hasilnya tidak terdapat

perbedaan yang signifikan.

4. Kesulitan Keuangan (Financial Distress)

Evi dan Rosa (2013) mengamati dinamika kesulitan keuangan

perusahaan di Indonesia dan menyimpulkan bahwa krisis keuangan di

Indonesia telah dimulai sejak penghapusan subsidi BBM pada bulan

Oktober 2005 dan memuncak ketika krisis keuangan global terjadi di

Amerika Serikat pada kuartal IV awal tahun 2007. Fenomena ini

mengarah ke delisting perusahaan publik yang tercatat di Bursa Efek

Indonesia, seperti Bahtera Adimina Samudera Corp dan Texmaco

Jaya Corp.

Nasir dan Abdullah (2004) juga mengungkapkan bahwa:

“Perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan adalah sebuah

perusahaan yang memiliki kinerja keuangan deflasi akibat dampak

dari krisis ekonomi dan miskin manajemen yang ditunjukkan oleh

laba bersih negatif berturut-turut dalam dua tahun”.

Page 42: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

24

Financial distress sebagai tahap penurunan kondisi keuangan

sebelum terjadinya kebangkrutan atau likuidasi. Kebangkrutan adalah

kesulitan likuiditas yang sangat parah sehingga perusahaan tidak

mampu menjalankan operasi dengan baik. Sistem peringatan untuk

mengantisipasi adanya financial distress perlu dikembangkan karena

dapat digunakan sebagai sarana untuk mengidentifikasikan bahkan

untuk memperbaiki kondisi sebelum sampai pada kebangkrutan (Platt,

2006).

Menurut Ahmad Rodoni dan Herni Ali (2010) financial distress

pada dasarnya sukar untuk didefinisikan secara tepat. Hal ini

disebabkan oleh bermacam-macam kejadian kejatuhan perusahaan

pada saat financial distress. Peristiwa kejatuhan perusahaan yang

disebabkan financial distress hampir tidak ada akhirnya, seperti

berikut ini : terjadinya pengurangan deviden, penutupan perusahaan,

kerugian-kerugian, pemecatan, pengunduran direksi dan jatuhnya

harga saham. dalam penelitian terdahulu financial distress dapat

diartikan sebagai berikut :

a. Jika beberapa tahun perusahaan mengalami laba bersih operasi

(net operating income) negatif, digunakan oleh Hofer (1980)

dan Whitaker (1999).

b. Adanya pemberhentian tenaga kerja atau menghilangkan

pembayaran deviden, digunakan oleh Lau (1987) dan Hill, et al.

(1996).

Page 43: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

25

c. Arus kas hasil operasi perusahaan tidak cukup untuk memenuhi

kewajiban perusahaan, digunakan oleh Karen Wruck (1990).

d. Rendahnya Interest Coverage Ratio, atau EBITDA negatif,

diguanakan oleh Asquith,et.al. (1991) dan Pindando,et.al.(2006).

e. Perubahan harga ekuitas atau EBIT negatif, diguanakan oleh

John, et. al. (1992) dalam Platt (2004).

f. Stock–based insolvency yaitu kekayaan bersih negatif dan nilai

asset kurang dari nilai hutang dan flow–based insolvency yaitu

arus kas yang berjalan tidak cukup untuk memenuhi kewajiban,

digunakan oleh Altman (1993).

g. Adanya arus kas yang lebih kecil dari hutang jangka panjang

saat ini digunakan Whitaker (1999).

h. Perusahaan diberhentikan operasinya atas wewenang pemerintah

dan perusahaan tersebut dipersyaratkan untuk melakukan

perencanaan restrukturisasi, digunakan pada penelitian Tirapat

dan Nittayagasetwat (1999).

i. Negatif EBITDA interest coverage, Negatif EBIT, Negative Net

Income digunakan oleh Platt (2004).

j. Beberapa tahun mengalami laba bersih operasi (net operating

income negative) dan selama lebih dari satu tahun tidak

melakukan pembayaran deviden, digunakan oleh Almilia dan

Kristijadi (2003).

Page 44: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

26

k. Perusahaan mengalami delisted akibat laba bersih dan nilai buku

ekuitas negatif berturut-turut, serta perusahaan tersebut telah

merger, digunakan oleh Almilia (2004).

Ketidakmampuan membayar hutang (insolvency), kondisi dari

asset atau milik kewajiban seseorang yang dahulunya tersedia menjadi

tidak cukup untuk melunasi hutang. Definisi ini mempunyai dua

bagian yaitu stock dan flow. Keduanya menggambarkan mengenai

ketidakmampuan perusahaan membayar hutang (insolvency) stock-

based insolvency terjadi ketika perusahaan memiliki kekayaan bersih

yang negatif dan nilai asset kurang dari nilai hutang. Flow-based

insolvency terjadi ketika arus kas yang berjalan tidak cukup untuk

memenuhi kewajiban yang diminta (Rodoni & Ali, 2010 : 176).

Menurut Lizal (2002) mengelompokkan penyebab-penyebab

kesulitan dan menamainya dengan Model Dasar Kebangkrutan atau

Trinitas penyebab kesulitan keuangan. Ada tiga alasan yang mungkin

mengapa perusahaan menjadi bangkrut, yaitu:

a. Neoclassical model

Pada kasus ini kebangkrutan terjadi jika alokasi sumber

daya tidak tepat. Kasus restrukturisasi ini terjadi ketika

kebangkrutan mempunyai campuran aset yang salah.

Mengestimasi kesulitan dilakukan dengan data neraca dan

laporan laba-rugi. Misalnya profit/assets (untuk mengukur

profitabilitas) dan liabilities/assets.

Page 45: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

27

b. Financial model

Pada kasus ini campuran aset benar tapi struktur keuangan

salah dengan batasan likuiditas. Hal ini berarti bahwa walaupun

perusahaan dapat bertahan hidup dalam jangka panjang tapi ia

harus bangkrut dalam jangka pendek. Hubungan dengan pasar

modal yang tidak sempurna dan struktur modal yang inherited

menjadi pemicu utama. Model ini mengestimasi kesulitan

dengan indikator keuangan atau indikator kinerja seperti

turnover/total assets, revenues/turnover, ROA, ROE, profit

margin, stock turnover, receivables turnover, cash flow/ total

equity, debt ratio, cash flow/ liabilities-reserves, current ratio,

acid test, current liability, turnover/employee, coverage of fixed

assets, working capital, total equity per share, EPS ratio, dan

sebagainya

c. Corporate governance model

Kasus ini, kebangkrutan mempunyai campuran aset dan

struktur keuangan yang benar tapi dikelola dengan buruk.

Ketidakefisien ini mendorong perusahaan menjadi out of the

market sebagai konsekuensi dari masalah dalam tata kelola

perusahaan yang tak terpecahkan.

Classens,et.al. (1999) menggunakan interest coverage ratio

untuk mendefinisikan perusahaan financial distressed sebagai berikut:

“Perusahaan yang berada dalam kesulitan keuangan sebagai

Page 46: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

28

perusahaan yang memiliki interest coverage ratio (rasio antara laba

operasional terhadap biaya bunga) kurang dari satu. Financial

Distress terjadi saat perusahaan tidak bisa memenuhi kewajiban

jangka pendek di mana perusahaan tidak dapat membayar hutang-

hutangnya kepada kreditur. Pemakaian hutang akan menimbulkan

biaya bunga dan interest coverage ratio menunjukkan apakah

kewajiban tersebut dapat dipenuhi dari hasil penggunaan hutang

terhadap laba operasional”.

5. Corporate Governance

Dibanyak negara, kesadaran akan arti pentingnya corporate

governance bagi sebuah perusahaan maupun negara telah menjadi

kebutuhan penting. Awalnya isu corporate governance timbul karena

berkembangnya bentuk perseroan, terutama karena perseroan itu go

public, sehingga pemilik perusahaan pada umumnya tidak menjadi

pengelola atau manajemen perusahaan. dalam kondisi seperti itu

timbul masalah keagenan, yaitu menjamin bahwa manajemen akan

selalu bertindak dalam kerangka kepentingan pemilik perusahaan dan

pihak-pihak lain yang berkepentingan (stake holders) (Naja, 2004:55).

Berbagai atribut corporate governance berguna untuk

mengendalikan agency problem dengan memastikan bahwa para

manajer telah bertindak sesuai dengan kepentingan para pemegang

saham. Mekanisme corporate governance dalam suatu perusahaan

dapat menentukan kesuksesan perusahaan. Dewan memegang peranan

Page 47: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

29

yang sangat signifikan bahkan peran yang utama dalam penentuan

strategi perusahaan tersebut. Indonesia merupakan negara yang

menggunakan konsep two tier, di mana dewan terdiri dari dewan

direksi dan dewan komisaris. Istilah dewan di Amerika lebih mengacu

pada fungsi dari dewan komisaris. Dalam hasil penelitian yang

dilakukan di Amerika, yang dimaksud dengan dewan (board) adalah

dewan komisaris (Wardhani, 2006:96).

Di Indonesia, konsep corporate governance diperkenalkan

secara resmi pada tahun 1999 ketika pemerintah membentuk Komite

Nasional tentang corporate governance. Sebagaimana halnya di

Negara-negara lain di dunia, komite ini melahirkan kode corporate

governance, yang kemudian direvisi pada tahun 2005 (Kamal,

2011:146). Corporate governance seperangkat tata hubungan di antara

manajemen, direksi, dewan komisaris, pemegang saham dan para

pemangku kepentingan (stakeholder) lainnya yang mengatur dan

mengarahkan kegiatan perusahaan (Linda dan Febrianty, 2010:190).

Organization of Economic Cooperation and Development

(OECD) mendefinisikan Corporate Governance sebagai berikut:

”Corporate governance is the system by which business corporations

are directed and controlled. The Corporate Governance structure

specifies the distribution of the right and responsibilities among

different participants in the corporation, such as the board, managers,

shareholders, and other stakeholders, and spells out the rules and

Page 48: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

30

procedures for making decisions on corporate affairs. By doing this, it

also provides this structure through which the company objectives are

set, and the means of attaining those objectives and monitoring

performance”.

Menurut Corporate governance perception index (CGPI) tahun

2012 yang dikeluarkan oleh IICG yang dimaksud dengan corporate

governance adalah : “Struktur, sistem dan proses yang digunakan oleh

organ perusahaan sebagai upaya untuk memberikan nilai tambah

perusahaan secara berkesinambungan dalam jangka panjang dengan

tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya berdasarkan

norma, etika, budaya dan aturan yang berlaku”.

Pemerintah juga mengeluarkan Surat Keputusan Menteri

Negara/Kepala Badan Penanaman Modal dan Pembinaan Badan

Usaha Milik Negara No.Kep-23/M-PM.PBUMN/2000 tanggal 31 Mei

2000, yang diperbaharui dengan Surat Keputusan Menteri BUMN

No.KEP-117/MMBU/2002 tanggal 1 Agustus 2002 tentang Penerapan

praktik corporate governance pada BUMN.

BUMN diwajibkan menjadikan prinsip-prinsip corporate

governance sebagai landasan operasional kegiatan usaha dan

memberikan pedoman yang lebih rinci bagi BUMN untuk menerapkan

corporate governance berdasarkan prinsip-prinsip transparansi,

kemandirian, akuntabilitas, responsibilitas, serta kewajaran.

Page 49: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

31

Pemegang saham (principal) yang menyebar itu tidak memiliki

pilihan selain menyewa orang lain atau manajer (agent) untuk

mengelola perusahaan, yang kemudian melahirkan apa yang disebut

dengan hubungan principal dan agent. Hubungan principal dan agent

memunculkan agency problem, dimana manajer yang menjalankan

perusahaan cenderung menyelewengkan uang pemilik perusahaan. Hal

itu bisa terjadi karena para manajer memegang informasi dan

pengetahuan lebih tentang kondisi perusahan ketimbang pemilik

perusahaan (Kamal, 2011:147).

Menurut pedoman umum corporate governance yang

dikeluarkan KNKG (2006:5) diakses dari www.ecgi.org terdapat lima

prinsip dasar pengelolaan perusahaan yang baik yaitu:

1. Keadilan (fairness): Dalam kegiatannya, perusahaan harus

senantiasa selalu memperhatikan kepentingan pemegang saham

dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran

dan kesetaraan.

2. Transparansi (transparancy): Untuk menjaga objektivitas dalam

menjalankan bisnis, perusahaan harus menyediakan informasi

yang material dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan

dipahami oleh pemangku kepentingan. Perusahaan harus

mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah

yang disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan, tetapi

Page 50: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

32

juga hal yang penting untuk pengambilan keputusan oleh

pemegang saham, kreditur dan pemangku kepentingan lainnya.

3. Dapat dipertanggungjawabkan (accountability): perusahaan

harus mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan

dan wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar,

terukur dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap

memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku

kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang

diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan.

4. Pertanggungjawaban (responsibility): Perusahaan mematuhi

peraturan perundang-undangan serta melaksanakan tanggung

jawabnya terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga dapat

terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan

mendapat pengakuan sebagai good corporate citizen.

5. Independensi: Untuk melancarkan pelaksanaan good corporate

governance, perusahaan harus dikelola secara independen

sehingga masing-masing bagian dalam perusahaan tidak saling

mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain.

Dari penjelasan dari beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa

keberadaan corporate governance menjadi salah satu alat proteksi

bagi kepentingan pemegang saham (principal) yang hanya memiliki

sedikit informasi tentang perusahaan. Corporate governance menjadi

suatu mekanisme pengawasan yang mendorong direksi melakukan

Page 51: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

33

kegiatan operasional perusahaan demi kepentingan pemegang saham.

Dalam penelitian ini hanya ada dua proksi yang menggambarkan

corporate governance, yaitu proporsi dewan komisaris independen

dan komite audit.

a. Komisaris Independen

Wardhani (2007) menjelaskan salah satu permasalahan

dalam penerapan corporate governance adalah: “Adanya CEO

yang memiliki kekuatan yang lebih besar dibandingkan dengan

dewan komisaris. Fungsi komisaris adalah untuk mengawasi

kinerja dari direksi yang dipimpin oleh CEO tersebut.

Efektivitas komisaris dalam menyeimbangkan kekuatan CEO

tersebut sangat dipengaruhi oleh tingkat independensi dari

dewan komisaris tersebut”.

Tingkat independensi dewan biasanya dihubungkan

dengan jumlah direktur dari luar dalam dewan direksi, dan

dualitas non-CEO (contohnya, CEO bukan anggota dewan).

Lebih jauh, dualitas CEO biasanya mengarah pada menurunnya

independensi dan keefektifan dewan direksi (Gedie dan Ghozali,

2012:3).

Penurunan independensi dapat memberikan akibat pada

pengungkapan informasi perusahaan, sebagai hasil dari

bertambahnya kekuatan manajer, yang tujuannya dapat

berlawanan dengan pemegang saham. Keberadaan komisaris

Page 52: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

34

independen pada suatu perusahaan dapat mempengaruhi

integritas suatu laporan keuangan yang dihasilkan oleh

manajemen. Jika perusahaan memiliki komisaris independen

maka laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen

cenderung lebih berintegrasi, karena didalam perusahaan

terdapat badan yang mengawasi dan melindungi hak pihak-

pihak luar di luar manajemen perusahaan (Meiryanda, 2012 :

199).

Penelitian milik Nasir dan Abdullah (2004) menunjukan

hasil positif bahwa komposisi board independence akan

berpengaruh positif terhadap pengungkapan. Jadi seharusnya

semakin besar komposisi dewan komisaris independen maka

akan mendorong pengungkapan sukarela yang lebih baik.

b. Komite audit

Pembentukan komite audit merupakan salah satu hal yang

penting dalam menciptakan corporate governance yang baik.

Komite berperan penting dalam memantau operasi perusahaan

dan sistem pengendalian internal dengan tujuan melindungi

pemegang saham (Ardina dan Basuki, 2013).

Komite audit pada umumnya memiliki akses langsung

dengan setiap pengendalian dalam perusahaan. Keberadaan

komite audit merupakan suatu persyaratan untuk listed di NYSE

(New York Stock Exchange) sejak akhir tahun 1970 dan menjadi

Page 53: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

35

ketentuan hukum di Kanada sejak pertengahan tahun 1970

(Ming Liu,et.al, 2009:127). Di beberapa negara, ketentuan

mengenai keberadaan komite audit berangsur-angsur diterima

sebagai suatu kewajiban bagi perusahaan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (Mujiono, 2010:130).

Komite audit merupakan mekanisme penting untuk

meningkatkan transparansi perusahaan, mendorong manajemen

mengungkapkan informasi lebih lanjut.

Komite audit membantu untuk memastikan akuntansi

keuangan dan sistem pengawasan bekerja dengan baik. Peran

komite audit berkembang dari tahun ke tahun untuk memenuhi

kebutuhan dan perubahan lingkungan bisnis. Tanggung jawab

komite audit di bidang laporan keuangan adalah untuk

memastikan bahwa laporan keuangan yang dibuat oleh

manajemen telah memberikan gambaran sebenarnya tentang

kondisi keuangan, hasil usahanya, rencana, dan komitmen

jangka panjang.

Komite audit dibentuk untuk membantu dewan komisaris

(two tier systems) dalam mengawasi kinerja kegiatan pelaporan

keuangan dan pelaksanaan audit baik internal maupun eksternal

dalam perusahaan dan untuk mempertahankan indenpedensi

komite audit beranggotakan komisaris independen, dan pihak-

pihak diluar perusahaan yang terlepas dari kegiatan manajemen

Page 54: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

36

sehari-hari dan mempunyai tanggung jawab utama untuk

membantu dewan komisaris dalam menjalankan tanggung

jawabnya terutama dengan masalah yang berhubungan dengan

kebijakan akuntansi perusahaan, pengawasan internal, dan

sistem pelaporan keuangan (Marta:2004).

Oleh karena itu, manajer yang bertindak sebagai agen

akan mengungkapkan informasi perusahaan lebih terbuka

sebagai bentuk keefektifan kinerja komite audit. Komite audit

yang efektif dapat meningkatkan pengendalian internal yang

memiliki kekuatan untuk meningkatkan pengungkapan yang

berhubungan dengan nilai perusahaan dan meningkatkan

pengungkapan sukarela.

Marsono (2013:3) menjelaskan tugas komite audit sebagai

berikut: “Tugas komite audit adalah untuk menelaah kebijakan

akuntansi yang diterapkan perusahaan, menilai pengendalian

internal, menelaah sistem pelaporan kepada pihak eksternal dan

kepatuhan terhadap pihak eksternal. Keberadaan komite audit

akan mendorong perusahaan untuk menerbitkan laporan yang

lengkap dan berintegritas tinggi”.

Di Indonesia, terdapat peraturan BAPEPAM-LK no.IX 1.5

yang mensyaratkan bahwa setiap perusahaan publik di Indonesia

wajib membentuk komite audit dengan anggota minimal tiga

orang, yang diketuai oleh satu orang komisaris independen

Page 55: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

37

dengan dua orang eksternal yang independen terhadap

perusahaan serta menguasai dan memiliki latar belakang

akuntansi dan keuangan.

Marta (2004) mengatakan bahwa tanggung jawab komite

audit dalam bidang corporate governance adalah untuk

memastikan, bahwa perusahaan telah dijalankan sesuai undang-

undang dan peraturan yang berlaku, melaksanakan usahanya

dengan beretika, melaksanakan pengawasannya secara efektif

terhadap benturan kepentingan dan kecurangan yang dilakukan

oleh karyawan perusahaan. Ruang lingkup pelaksanaan dalam

bidang ini adalah:

1. Menilai kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan

kepatuhan terhadap undang-undang dan peraturan, etika,

benturan kepentingan, penyelidikan terhadap perbuatan

yang merugikan perusahaan dan kecurangan;

2. Memonitor proses pengadilan yang sedang terjadi ataupun

yang ditunda serta yang menyangkut masalah corporate

governance dalam hal mana perusahaan menjadi salah

satu pihak yang terkait di dalamnya;

3. Memeriksa kasus-kasus penting yang berhubungan dengan

benturan kepentingan, perbuatan merugikan perusahaan

dan kecurangan;

Page 56: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

38

4. Keharusan auditor internal untuk melaporkan hasil

pemeriksaan corporate governance dan temuan penting

lainnya.

6. Karakteristik Perusahaan

Kebijakan penyajian keluasan pengungkapan sukarela antara

perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain berbeda-beda.

Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh karakteristik masing-masing

perusahaan. Lang dan Lundolm (1993) menggolongkan karakteristik

perusahaan dalam 3 pendekatan yaitu: “Karakteristik perusahaan

berkaitan dengan struktur, kinerja, dan pasar. Struktur perusahaan

meliputi ukuran (size) perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk

melunasi kewajiban (leverage). Kinerja (performance) perusahaan

meliputi likuiditas perusahaan dan laba (profitabilitas). Sedangkan

dari pendekatan pasar meliputi faktor-faktor kualitatif seperti tipe

industri, tipe auditor dan status perusahaan. Namun, dalam penelitian

ini tidak semuanya akan diungkap, hanya beberapa variabel saja yang

menjadi sorotan antara lain ukuran perusahaan, profitabilitas dan

leverage perusahaan”.

a. Leverage

Leverage merupakan kemampuan perusahan dalam

memenuhi pembayaran semua kewajibannya, baik kewajiban

jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang. Tingkat

pengelolaan kewajiban (leverage) berkaitan dengan bagaimana

Page 57: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

39

perusahaan didanai, apakah perusahaan didanai lebih banyak

menggunakan kewajiban atau modal yang berasal dari

pemegang saham. Semakin tinggi tingkat leverage suatu

perusahaan maka akan semakin besar pula agency cost. Dalam

hal ini perusahaan akan cenderung mengungkapkan mengapa

kondisi kewajiban mereka berada pada angka tersebut kepada

publik sehingga diharapkan investor cukup jelas mengetahui

kondisi kewajiban perusahaan. Tingkat rasio leverage yang

besar menimbulkan keraguan akan kemampuan perusahaan

dalam mempertahankan kelangsungan usahanya di masa depan.

Hal ini dikarenakan sebagian besar dana yang diperoleh

perusahaan akan digunakan untuk membiayai utang sehingga

dana untuk beroperasi akan semakin berkurang. Kreditor pada

umumnya lebih menyukai debt ratio yang rendah angka

rasionya karena jika terjadi likuidasi, kerugian yang dialami

kreditor dapat diminimalisir (Widyantari, 2011:28).

Pancawati (2008:72) menjelaskan leverage dapat dihitung

melalui 3 pendekatan yaitu:

1. Debt Ratio (rasio utang)

Utang mencakup kewajiban / utang lancar (jangka

pendek) maupun jangka panjang. Kreditor pada umumnya

menyukai rasio kewajiban yang rendah karena dalam

keadaan demikian berarti tersedia dana penyangga yang

Page 58: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

40

besar bagi kreditor apabila terjadi likuidasi pada suatu

perusahaan. Bagi pemilik (insider) rasio kewajiban yang

tinggi dapat melipat gandakan laba atau mungkin dapat

juga mengurangi kendali atas perusahaan karena adanya

penjualan saham ke pasar modal. Rasio ini mengukur

berapa besar asset perusahaan yang dibiayai oleh kreditor

yang diperoleh dengan membandingkan total kewajiban

(total liabilities) dengan total asset. Rasio ini merupakan

rasio yang paling menyeluruh karena memasukkan

proporsi kewajiban jangka pendek maupun kewajiban

jangka panjang terhadap asset. Semakin tinggi rasio ini

maka semakin besar perusahaan tersebut didanai oleh

kreditor.

2. Debt to Equity Ratio

Rasio ini menunjukkan suatu upaya untuk

memperlihatkan proporsi relatif dari klaim pemberi

pinjaman terhadap hak-hak kepemilikan dan digunakan

sebagai ukuran peranan kewajiban (utang). Versi ini

menganalisis proporsi kewajiban yang melibatkan rasio

total kewajiban, biasanya kewajiban lancar dan semua

jenis kewajiban jangka panjang terhadap total ekuitas

pemilik. Rasio ini juga menunjukkan hubungan antara

pinjaman jangka panjang yang diberikan oleh kreditor

Page 59: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

41

dengan jumlah modal sendiri yang berasal dari pemegang

saham. Rasio ini diperoleh dari perbandingan rasio total

liabilities terhadap stockholders equity.

3. Debt to Total Capitalization Ratio

Rasio ini merupakan versi analisis proporsi

kewajiban yang lebih mendalam yang melibatkan rasio

kewajiban jangka panjang terhadap kapitalisasi.

Kapitalisasi didefinisikan sebagai jumlah klaim jangka

panjang terhadap perusahaan baik kewajiban maupun

ekuitas pemilik yang tidak termasuk didalamnya

kewajiban jangka pendek (kewajiban lancar). Rasio ini

mengukur berapa besar modal jangka panjang perusahaan

(total capitalization) yang dibiayai oleh kreditor. Rasio ini

diperoleh dari perbandingan long term debt dengan total

capitalization.

b. Profitabilitas

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2009), indikator

kinerja perusahaan terutama profitabilitas diperlukan untuk

menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang

mungkin dikendalikan di masa depan. Prospek yang bagus akan

menarik minat investor untuk berinvestasi dalam suatu

perusahaan sehingga diperlukan pengungkapan yang lebih luas

pada laporan tahunan perusahaan. Rasio profitabilitas menjadi

Page 60: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

42

bentuk penilaian terhadap kinerja manajemen dalam mengelola

kekayaan perusahaan yang ditunjukkan oleh laba yang

dihasilkan.Secara garis besar, laba yang dihasilkan perusahaan

berasal dari penjualan dan investasi yang dilakukan oleh

perusahaan. Semakin tinggi rasio profitabilitas, berarti semakin

tinggi kemampuan perusahaan memperoleh laba.

Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam

mengukur profitabilitas, antara lain:

1. Net Profit Margin (NPM)

Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio antara

laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih. NPM

mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

laba bersih dalam tingkat penjualan. Semakin tinggi NPM

menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan

laba yang tinggi pula pada tingkat penjualan tertentu.

2. Return On Asset (ROA)

Return On Asset (ROA) merupakan rasio yang

menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba

terhadap total asset setelah dikurangi beban bunga dan

pajak. ROA mengukur kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba di masa lalu. Semakin besar ROA

menunjukkan kinerja perusahaan akan semakin baik

Page 61: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

43

karena tingkat pengembalian investasi (return) yang

semakin besar.

3. Return On Equity (ROE)

Return On Equity adalah rasio yang menunjukkan

ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham.

ROE merupakan rasio laba bersih setelah pajak terhadap

modal sendiri yang dipergunakan untuk mengukur

kemampuan laba yang tersedia bagi pemegang saham

4. Gross Profit Margin

Gross profit margin merupakan rasio profitabilitas

yang mengukur laba kotor yang dihasilkan dari setiap

penjualan.

5. Operating Ratio

Operating ratio merupakan rasio yang mengukur

biaya operasi dari setiap penjualan yang dilakukan oleh

perusahaan.

c. Ukuran Perusahaan (size)

Nuryaman (2009) menjelaskan pengaruh besar kecil

ukuran perusahaan yaitu: “Ukuran perusahaan menunjukkan

besar kecilnya perusahaan dan struktur kepemilikan yang

dimilikinya. Perusahaan yang berukuran besar memiliki basis

pemegang kepentingan yang lebih luas, sehingga berbagai

kebijakan perusahaan besar akan berdampak lebih besar

Page 62: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

44

terhadap kepentingan publik dibandingkan dengan perusahaan

kecil”.

Ukuran perusahaan juga berkaitan dengan pengungkapan

yang akan dilakukannya dalam rangka penawaran umum (go

public). Perusahaan besar yang go public akan mengungkapkan

informasi yang lebih banyak dari pada perusahaan kecil karena

menyangkut beberapa hal, salah satunya teori keagenan. Teori

keagenan (agency theory) menjadi sorotan dalam pengungkapan

informasi perusahaan go public karena menyangkut berbagai

macam pihak yang berkepentingan. Perusahaan besar akan

memiliki biaya keagenan yang lebih besar daripada perusahaan

kecil. Oleh karena itu, agar biaya keagenan dapat diminimalisir,

perusahaan besar akan cenderung mengungkapkan informasi

yang lebih luas (Pancawati, 2008:71).

Menurut Pancawati (2008) ada beberapa cara yang dapat

digunakan untuk menentukan ukuran (size) sebuah perusahaan,

antara lain:

1. Ukuran total asset

Asset yang dimiliki perusahaan dalam melakukan

kegiatan usahanya terdiri atas aset lancar dan aset tetap.

Perusahaan yang memiliki aset tetap yang besar

menunjukkan bahwa kegiatan operasi perusahaan dapat

Page 63: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

45

ditopang dengan baik yang tercermin melalui revenue

yang diperoleh perusahaan.

2. Hasil penjualan bersih

Analisis penjualan selama ini memberikan perhatian

kepada pertumbuhan permintaan produk perusahaan

sebagai hal yang penting terhadap kesuksesan investasi.

Namun, pertumbuhan dalam kemampuan menghasilkan

laba, bukan penjualan per unit merupakan tujuan yang

ingin dicapai.

3. Kapitalisasi pasar (market capitalized)

Semakin banyak penjualan maka semakin banyak

perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi pasar. Hal

ini menyebabkan perusahaan semakin dikenal masyarakat

(investor). Oleh karena itu dapat dilihat ukuran perusahaan

menunjukkan besar kecilnya perusahaan yang dapat dilihat

dari besar kecilnya modal yang digunakan, total asset

yang dimiliki, atau total penjualan yang diperolehnya.

Ukuran perusahaan dapat mempengaruhi pengungkapan

sukarela. Semakin besar suatu perusahaan, maka perusahaan

akan menghadapi biaya politik yang tinggi, perusahaan besar

akan menghadapi tuntutan lebih besar dari para stakeholder

untuk menyajikan laporan keuangan yang lebih transparan

(Nuryaman, 2009).

Page 64: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

46

B. Keterkaitan Antar Variabel

1. Financial Distressed dan Pengungkapan Sukarela

Financial distressed firms diartikan sebagai perusahaan yang

menghadapi penurunan kinerja keuangan sebagai akibat manajemen

yang buruk atau krisis keuangan (Nasir dan Abdullah, 2004). Dalam

penelitian Evi dan Rosa (2013) didapat hasil sampel independen t -

test, perusahaan yang mengalami financial distress dan perusahaan

non-financial distress telah terbukti secara signifikan berbeda dalam

memberikan luas pengungkapan sukarela. Ini berarti bahwa jika suatu

perusahaan menderita kesulitan keuangan yang lebih tinggi, maka

informasi pengungkapan sukarela perusahaan akan berkurang.

Penelitian yang dilakukan oleh Classens,etal., (1999), Nasir dan

Abdullah (2004) juga menemukan bahwa distressed firms akan

mengeluarkan pengungkapan sukarela lebih rendah daripada healthy

firms.

Evi dan Rosa (2014:393) melaporkan penurunan pengungkapan

sukarela yang diberikan oleh perusahaan atau perusahaan yang

mengalami financial distress (perusahaan tertekan) dibandingkan

dengan perusahaan dengan kabar baik. Dari pernyataan di atas, ditarik

hipotesis:

Ha1 : Perusahaan yang mengalami financial distress berpengaruh

negatif terhadap pengungkapan sukarela (voluntary disclosure).

Page 65: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

47

2. Proporsi Dewan Komisaris Independen dan Pengungkapam

Sukarela

Penelitian yang dilakukan oleh Nasir dan Abdullah (2004),

Prastiwi (2011) Gedie dan Ghozhali (2012) ) menunjukkan proporsi

dewan komisaris independen berpengaruh positif terhadap luas

pengungkapan informasi strategis secara sukarela pada website

perusahaan.

Keberadaan komisaris independen dapat menyeimbangkan

kekuatan antara pihak manajemen, khususnya CEO dan pengelola

melalui fungsi monitoring. Semakin besar jumlah dewan komisaris

independen terhadap total anggota komisaris yang ada di perusahaan,

maka aktivitas pengawasan pelaksanaan prinsip tata kelola perusahaan

yang berupa transparansi informasi akan berjalan lebih efektif

sehingga manajemen akan terdorong untuk meningkatkan luas

pengungkapan sukarela. Penelitian yang dilakukan oleh Primastuti dan

Achmad (2012) dan Al-Janadi, et al. (2013) menemukan bukti bahwa

proporsi dewan komisaris independen berpengaruh terhadap luas

pengungkapan sukarela laporan tahunan perusahaan. Berdasarkan

argumen tersebut, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ha2 : Proporsi Dewan Komisaris Independen berpengaruh positif

terhadap luas pengungkapan sukarela (voluntary disclosure)

.

Page 66: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

48

3. Komite Audit dan Pengungkapan Sukarela

Peran komite audit berkembang dari tahun ke tahun untuk

memenuhi kebutuhan dan perubahan lingkungan bisnis. Tanggung

jawab komite audit di bidang laporan keuangan adalah untuk

memastikan bahwa laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen

telah memberikan gambaran yang sebenarnya tentang kondisi

keuangan, hasil usahanya, rencana, dan komitmen jangka panjang

(Nasir dan Abdullah, 2004).

Oleh karena itu, manajer yang bertindak sebagai agen akan

mengungkapkan informasi perusahaan lebih terbuka sebagai bentuk

keefektifan kinerja komite audit. Komite audit yang efektif dapat

meningkatkan pengendalian internal yang memiliki kekuatan untuk

meningkatkan pengungkapan yang berhubungan dengan nilai

perusahaan dan meningkatkan pengungkapan sukarela (Hadi dan

Sabeni, 2002).

Ming Liu.et,al (2009:137) di dalam penelitiannya menemukan

pengaruh positif antara komite audit dengan pengungkapan sukarela.

Primastuti (2012) Sunil Nandi dan Ghosh (2012) dalam penelitiannya

membuktikan tingkat pengungkapan perusahaan dan ukuran komite

audit (RAC) berpengaruh positif. Dengan demikian, hipotesis berikut

diusulkan:

Ha3: Komite audit berpengaruh positif dengan luas pengungkapan

sukarela (voluntary disclosure).

Page 67: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

49

4. Leverage dengan pengungkapan sukarela

Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan, teori keagenan

memprediksi perusahaan dengan leverage yang lebih tinggi akan

mengungkapkan lebih banyak informasi. Hal ini dikarenakan, jika

leverage tinggi mengandung biaya pengawasan yang tinggi juga,

sehingga perusahaan akan menyediakan informasi yang lebih luas

untuk memenuhi kebutuhan informasi kreditur jangka panjang.

Informasi dibutuhkan oleh pihak kreditur untuk mengetahui kondisi

keuangan debitur agar meyakinkan kreditur bahwa debitur akan

memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo. Seiring untuk

memenuhi kebutuhan informasi kreditur tersebut, perusahaan dengan

leverage tinggi akan melakukan pengungkapan yang lebih luas agar

kinerjanya teteap dipercaya oleh kreditur.

Leverage tinggi akan mengungkapkan informasi untuk

memenuhi tuntutan dari pemegang saham karna resiko ekuitas yang

lebih tinggi. Teori tersebut didukung oleh hasil penelitian yang

dilakukan oleh Anggraini (2006) yang menemukan bahwa leverage

mempengaruhi pengungkapan sukarela secara positif.

Ha4 : Leverage berpengaruh positif terhadap pengungkapan sukarela

(voluntary disclosure)

5. Profitabilitas dengan pengungkapan sukarela

Rasio profitabilitas menggambarkan keberhasilan perusahaan

dalam manghasilkan laba perusahaan. Perusahaan dalam kondisi

Page 68: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

50

good news dapat ditandai dengan perolehan profitabilitas tinggi (Noor,

2014). Kondisi perusahaan yang mempunyai profitabilitas tinggi akan

mendorong manajer untuk mengungkapkan lebih banyak informasi

akuntansi dalam laporan tahunannya karena menyangkut kompensasi

bagi para manajernya (Lang dan Lundholm, 1993). Berdasarkan

argumen tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ha5: Profitabilitas berpengaruh positif terhadap pengungkapan

sukarela (voluntary disclosure)

6. Ukuran perusahaan (size) dengan pengungkapan sukarela

Pengungkapan informasi secara sukarela dilakukan sebagai cara

untuk mengurangi biaya-biaya keagenan (Hardiningsih, 2008). Lang

dan Lundholm (1993) dalam Noor (2014) menyatakan bahwa tingkat

keluasan informasi dalam kebijakan pengungkapan perusahaan akan

meningkat seiring dengan meningkatnya ukuran perusahaan hal ini

dikarenakan perusahaan yang berukuran lebih besar cenderung

memiliki public demand akan informasi yang lebih tinggi dibanding

dengan perusahaan yang berukuran kecil. Nandi dan Ghosh (2012)

serta Al Janadi (2013) menemukan bukti ukuran perusahaan

berhubungan positif dengan tingkat pengungkapan sukarela.

Berdasarkan argument tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis

sebagai berikut:

Ha6 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan

sukarela (voluntary disclosure).

Page 69: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

51

C. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang berkaitan dengan pelaporan pengungkapan sukarela

yang dihubungkan dengan karakteristik perusahaan seperti ukuran

perusahaan, listing, leverage, operasi perusahaan, jenis industri, dan

kepemilikan manajerial (Hadi dan Sabeni 2002; serta Nasir dan Abdullah,

2004) sudah banyak digunakan. Terdapat beberapa perbedaan mendasar

penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Pertama, penelitian ini tidak

memasukkan variabel outside director dan outside blockholdings pada

penelitian ini karena di Indonesia menganut two tier board system yang

mengenal dewan direksi dan dewan direktur. Kedua, cara mengukur

variabel distress status yang berbeda, yang dimungkinkan hasilnya akan

berbeda. Penelitian terdahulu variabel status keuangan perusahaan diukur

dengan membandingkan antara perusahaan yang sehat secara keuangan

dengan perusahaan yang mengalami financial distress yang telah terdaftar

dalam PN4 Malaysia, sedangkan penelitian ini menggunakan definisi

financial distressed firms yang digunakan oleh Classens et al. (1999) yaitu

financial distress firms diukur dengan interest coverage ratio. Beberapa

penelitian terdahulu dapat dilihat sebagai berikut:

Page 70: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

52

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul

Penelitian

Variabel

Independen

Variabel

Dependen

Hasil Penelitian

1 Nasir

dan

Abdullah

,

2005

Voluntary

Disclosure

and

Corporate

Governance

in Malaysia:

The Case of

Financially

Distressed

Firms

Distressed

status,

Proporsi

outside

directors,

Independensi

komite audit,

outside

blockholder,k

epemelikan

saham non-

eksekutif

Tingkat

pengungka

pan

sukarela

a. Proporsi

outside

director dan

outside

blockholder

memiliki

hubungan

yang positif

dan signifikan

terhadap

pengungkapan

sukarela.

b. Independensi

komite audit,

kepemilikan

manajerial dan

kepemilikan

saham non-

eksekutif tidak

berhubungan

dengan

pengungkapan

sukarela.

c. Variabel

kontrol yang

mempengaruh

i

Page 71: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

53

pengungkapan

sukarela

hanya size

2 Tarmizi

Achmad

(2012)

Dewan

komisaris

dan

transparansi:

Teori

keagenan

atau teori

stewardship

Ukuran

dewan

Intensitas

pertemuan

dewan

Komite audit

Teori

stewardship:

Proporsi

dewan

independen

(outsider)

Proporsi

dewan

insider

luas

voluntary

disclosure

a. Ukuran

dewan,

intensitas,

pertemuan

dewan, jumlah

insider dan

jumlah komite

audit

berpengaruh

signifikan

terhadap

voluntary

disclosure

b. Proporsi

dewan

independen

tidak memiliki

pengaruh

positif dan

signifikan

terhadap

pengungkapan

sukarela

3 Sinung

Primastu

ti

Pengaruh

Corporate

governance

Kepemilikan

manajerial

Kepemilikan

Luas

Pengung-

kapan

a. Kepemilikan

manajerial,

proporsi

Page 72: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

54

dan

Tarmizi

Achmad

(2012)

dan

karakteristik

Perusahaan

terhadap

Luas

Pengungkapa

n Informasi

Strategi

institusional

Jumlah

dewan

komisaris

Proporsi

komisaris

independen

Jumlah rapat

dewan

komisaris

Ukuran

perusahaan

Leverage

Profitabilitas

Informasi

Strategis

komisaris

independen,uk

uran

perusahaan

dan

profitabiltas

berhubungan

signifikan

dengan arah

positif

terhadap luas

pengungkapan

informasi

strategis.

b. Kepemilikan

institusional

dan leverage

berhubungan

signifikan

negative.

c. Jumlah dewan

komisaris dan

jumlah rapat

dewan

komisaris

tidak

berhubungan

dengan luas

pengungkapan

informasi

strategis.

Page 73: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

55

4 Sunil

Nandi

dan

Santanu

Kumar

Ghosh

(2012)

Corporate

governance

attributes,

firm

characteris

-tics and

the level of

corporate

disclosure:

Evidence

from the

Indian

listed firms

Ukuran

dewan

Proporsi

dewan

non eksekutif

Proporsi

anggota

komite audit

Kontrol

hubungan

Keluarga

Struktur dual

leadership

Ukuran

perusahaan

Profitabilitas

Leverage

Likuiditas

Umur

perusahaan

The Level

of

Corporate

Disclosure

a. Ukuran

dewan,

Proporsi

anggota

komite

audit,kontrol

hubungan

keluarga,

Struktur dua

leader-

ship,ukuran

perusahaan

profitabilitas,d

an likuiditas

berpengaruh

positif

terhadap

voluntary

disclosure.

b. Leverage,Umu

r peru-

sahaan,dan

Proporsi

direksi non-

eksekutif

berpengaruh

negatif

terhadap

voluntary

disclosure

5 Evi The impact of a. firm’s voluntary a. Komite audit

Page 74: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

56

Gantyow

ati, Rosa

Lenna

Nugrahe

ni (2013)

financial

distress

status and

corporate

governance

structure on

the level of

voluntary

disclosure

whitin annual

report of firm

2009-2011

financial

distress

status

b. corporate

governanc

e

structures

c. such as

board

independe

nce

d. audit

committee

independe

nce

e. institution

al

ownership

f. board

meeting

frequency

g. audit

committee

meeting

frequency

disclosure independensi

dan pertemuan

komite audit

memiliki

dampak

positif

signifikan

pada

pengungkapan

sukarela.

b. Financial

distress

negative

berpengaruh

pada

pengungkapan

sukarela.

c. Semua

variabel

independen

secara

simultan

berkaitan

dengan

pengungkapan

sukarela.

6 Mujiyon

o

dan

Magdale

na

Pengaruh

Leverage,

Saham

Publik,

Size, dan

Leverage

Saham Publik

Size

Proporsi

Komite Audit

Luas

Pengungk

apan

Sukarela

a. Size

berpengaruh

positif

signifikan

dengan luas

Page 75: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

57

Nany

(2010)

Komite Audit

terhadap

Luas

Pengungka-

pan

Sukarela

Independen pengungkapan

sukarela.

b.

leverage,saha

m publik dan

komite audit

independen

berpengaruh

negatif tidak

signifikan

terhadap luas

pengungkapan

sukarela

7 Ming

Liu, Xu

Zhang,

Chan Lu

(2009)

A Case Study

of Voluntary

Disclosure by

Chinese

Enterprises

corporate

governance ,

karakteristik

perusahaan

Voluntary

disclosure

kepemilikan

individu,

keberadaan

komite audit,

ukuran

perusahaan,

dan leverage,

termasuk

struktur dewan

dan

fungsi,

informasi

karyawan,

direktur "s

remunerasi,

kehadiran

audit

Komite,

Page 76: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

58

transaksi

dengan pihak

terkait dan

pemangku

kepentingan

kepentingan,

secara

signifikan

terkait dengan

tingkat

pengungkapan

sukarela.

8 Yaseen

Al-

Janadi, et

al

(2013)

Corporate

governan- ce

mechanis- ms

and

voluntary

disclosure

in

Saudi

Arabia

Direktur non-

eksekutif

ukuran

dewan

kualitas audit

kepemilikan

pemerintah

CEO duality

Proporsi

Angota

dewan

yang

berhubungan

keluarga

anggota

komite audit

yang

independen

Voluntary

disclosure

a. Direktur non-

eksekutif,

ukuran dewan,

kualitas audit

dan ukuran

perusahaan

mempunyai

hubungan

yang

signifikan

positif

terhadap

voluntary

disclosure.

b. CEO duality,

kepemilikan

pemerintah

berpengaruh

signifikan

Page 77: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

59

negatif

terhadap

voluntary

disclosure.

c. Proporsi

dewan yang

hubungan

keluarga,

anggota

komite audit

independen,tid

ak

berhubungan

signifikan

terhadap

voluntary

disclosure

9 Pancawa

ti

Hardinin

gsih

(2008)

Analisis

faktor-faktor

yang

Mempengaru

hi

Voluntary

Disclosure

Laporan

Tahunan

Perusahaan

Porsi

Kepemilik

an saham

Basis

perusahaan

Return On

Investment

Size

Perusahaan

Leverage

Voluntary

disclosure

a. Porsi

kepemilikan

saham, basis

perusahaan,

size

berpengaruh

terhadap

voluntary

disclosure

b. ROI dan

leverage tak

berpengaruh

dengan

voluntary

Page 78: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

60

disclosure

10 Nancy

Yunita

(2012)

Pengaruh

corporate

governance

terhadap

voluntary

disclousure

dan biaya

utang

proporsi

kepemilikan

manajerial

proporsi

kepemilikan

institusional

proporsi

komisaris

independen

kualitas audit

voluntary

disclousur

e

The results of

this research

suggest that

institutional

ownership of

significant

positive impact

on the cost of

debt and the

negative impact

of signif icant

quality audit of

the cost of debt,

whereas

managerial

ownership,

Commissioner

of the

independent and

voluntary

disclosure does

not affect the

cost of debt. And

overall

corporate

governance does

not affect

voluntary

disclosure

Page 79: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

61

11 Noor dan

Andri

(2014)

Faktor-faktor

yang

mempengaru

hi luas

pengungkapa

n sukarela

dalam annual

report

firm size,

leverage,

profitability,

firm age, size

of the firm,

the

proportion of

independent

board

voluntary

disclosure

variabel

profitabilitas,

ukuran KAP,

dan proporsi

dewan komisaris

independen

berpengaruh

positif terhadap

luas

pengungkapan

sukarela.

Sedangkan

leverage

berpengaruh

negatif terhadap

luas

pengungkapan

sukarela.

Sementara itu,

ukuran

perusahaan dan

umur perusahan

tidak

berpengaruh

terhadap luas

pengungkapan

sukarela

Sumber : Diolah dari berbagai sumber

Page 80: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

62

D. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1

Skema Kerangka Pemikiran

Variabel Independen

Financial Distress

(X1)

Komisaris

Independen (X2)

Komite Audit (X3)

Leverage (X4)

Profitabilitas (X5)

Ukuran Perusahaan

(X6)

Uji Analisis

Uji Asumsi Klasik

Analisis Regresi

Berganda

Variabel Dependen

Pengungkapan Sukarela (VD)

Y

Hasil Pengujian

Kesimpulan, Implikasi dan Saran

Laporan Tahunan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode

2009-2013

Page 81: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

63

E. Hipotesis

Dari uraian di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:

Ha1 :Perusahaan yang mengalami financial distress berpengaruh negatif

terhadap pengungkapan sukarela.

Ha2 :Proporsi Dewan Komisaris Independen berpengaruh positif terhadap

luas pengungkapan sukarela.

Ha3 :Komite audit berpengaruh positif dengan luas pengungkapan

sukarela.

Ha4 :Leverage berpengaruh positif terhadap pengungkapan sukarela.

Ha5 :Profitabilitas berpengaruh positif terhadap pengungkapan sukarela.

Ha6 :Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan

sukarela.

Page 82: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

64

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Populasi dalam penelitian ini menggunakan perusahaan-perusahaan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009 sampai 2013

kecuali perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam kategori banking,

credits agencies other than bank, securities,dan insurance. Data yang

berkaitan dengan permasalahan ini diperoleh dengan mengambil sampel

penelitian dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Jenis data yang

dikumpulkan mencakup data laporan tahunan selama periode penelitian

yaitu tahun 2009, 2010, 2011, 2012 dan 2013. Penelitian ini dilakukan untuk

menganalisa financial distress dan corporate governance terhadap

pengungkapan sukarela.

B. Metode Penentuan Sampel

Penelitian ini dilakukan dengan mengamati seluruh perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode observasi

2009 sampai 2013. Peneliti mengumpulkan data dari laporan keuangan dan

laporan tahunan perusahaan. Sampel pada penelitian ini adalah perusahaan

yang termasuk dalam industri manufaktur yang terdaftar di BEI selama

periode tahun 2009-2013.

Metode yang digunakan peneliti dalam pemilihan sampel penelitian

adalah purposive sampling. Teknik penarikan sample purposive dilakukan

dengan cara memilih sampel dari suatu populasi berdasarkan pada informasi

Page 83: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

65

yang tersedia (Sarwono dan Suhayati, 2010:50). Adapun kriteria-kriteria

sampel yang digunakan dalam penelitian adalah:

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode 2009-

2013 dan tahun buku yang berakhir pada 31 desember.

2. Pengambilan sampel pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

BEI mempunyai laporan tahunan menggunakan bahasa Indonesia

dalam pelaporan keuangannya dan mata uang rupiah dalam pelaporan

unit moneternya.

3. Perusahaan yang tidak memiliki data laporan keuangan yang

digunakan untuk mengukur rasio interest coverage dikeluarkan dari

sampel.

4. Perusahaan yang termasuk dalam bidang banking, credit, securities,

insurance, holding, and other investment companies tidak dimasukkan

dalam sampel.

Pengambilan sampel pada periode 2009-2013 didasarkan karena

peneliti ingin memperoleh informasi terkini mengenai keterkaitan antara

mekanisme penerapan financial distress, corporate governance dan

karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan sukarela dalam laporan

tahunan suatu perusahaan. Laporan tahunan menjadi salah satu sumber

informasi bagi keputusan investor dalam menginvestasikan dananya melalui

pasar saham.

Page 84: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

66

C. Metode Pengumpulan Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data

sekunder, laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan oleh Bursa

Efek Indonesia (BEI), Indonesian Capital Market Directory (ICMD), data

yang diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id.

Laporan yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan tahunan

perusahaan periode 2009-2013. Peneliti memperoleh data-data penelitian

yang bersumber dari:

1. Penelitian pustaka (library research)

Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang

sedang diteliti melalui buku, jurnal, laporan penelitian, tesis,internet,

dan perangkat lain yang berkaitan dengan penelitian ini.

2. Penelitian lapangan (field research)

Seluruh data sekunder dalam penelitian ini bersumber dari IDX

Fact Book dan laporan tahunan perusahaan dalam industry manufactur

tahun 2010, 2011,2012 dan 2013 yang telah dipublikasikan secara

lengkap di Bursa Efek Indonesia (BEI).

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode

analisis regresi berganda yang perhitungannya menggunakan SPSS versi 22.

Penelitian ini menggunakan regresi linier berganda karena variabel

independen yang digunakan lebih dari satu variabel. Metode analisis regresi

Page 85: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

67

berganda yang digunakan dalam penelitian ini meliputi statistik deskriptif,

uji asumsi klasik, uji hipotesis dan uji statistik.

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan dan

mendeskripsikan variabel-variabel dalam penelitian. Statistik

deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah rata-rata

(mean), nilai maksimum (max), minimum (min), dan standar deviasi.

Analisis deskriptif lebih berhubungan dengan pengumpulan dan

peringkasan data,serta penyajian hasil peringkasan tersebut. Data-data

tersebut harus diringkas dengan baik dan teratur, baik dalam bentuk

tabel atau presentasi grafis, sebagai dasar untuk pengambilan

keputusan (Singgih, 2000:68)

2. Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik digunakan untuk menguji apakah

persamaan regresi yang telah ditentukan merupakan persamaan yang

dapat menghasilkan estimasi yang tidak bias. Uji asumsi klasik ini

terdiri dari:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi

normal. Seperti diketahui uji t dan F mengasumsikan bahwa

nilai residual mengikuti distribusi normal (Ghozali,2011:160).

Variabel pengganggu atau residual dapat dideteksi berdistribusi

Page 86: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

68

normal dengan menggunakan dua pendekatan analisis, yaitu

analisis grafik dan uji statistik. Dalam penelitian ini uji

normalitas dideteksi dengan analisis uji grafik dan uji statistik.

Uji normalitas dengan analisis grafik dapat dideteksi

dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal

dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya.

Kriteria yang dipakai adalah sebagai berikut:

1. Apabila data menyebar di sekitar garis diagonal dan

mengikuti arah garis diagonal atau grafik

histogramnya menunjukkan pola distribusi normal,

maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. Apabila data menyebar jauh dari garis diagonal

dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau

grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi

normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi

normalitas.

Sedangkan uji statistik yang dipakai dalam penelitian ini

yaitu uji Kolmogorov-Smirnov. Jika nilai Kolmogorov-Smirnov

memiliki tingkat signifikan di atas > 0,05 berarti regresi

memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2011).

b. Uji Multikolonieritas

Page 87: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

69

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi yang terbentuk ada korelasi yang tinggi

atau sempurna di antara variabel bebas.

Model regresi dikatakan baik apabila tidak terjadi korelasi

diantara variabel independen. Adanya multikolonieritas dapat

dilihat dari tolerance value atau nilai tolerance dan Variance

Inflation Factor (VIF). Batas dari nilai tolerance adalah 0,01

dan batas VIF adalah 10. Apabila nilai tolerance dibawah 0,01

atau nilai VIF diatas 10 maka terjadi multikolonieritas (Ghozali,

2011:108).

c. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk apakah dalam model

regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu

pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode

sebelumnya (t-1). Autokorelasi muncul karena observasi yang

berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Hal ini

sering ditemukan pada data runtut waktu (time series) karena

“gangguan” pada seorang individu atau kelompok cenderung

mempengaruhi “gangguan” pada individu atau kelompok yang

sama pada periode berikutnya. Model regresi yang baik adalah

regresi yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2011:110).

Autokorelasi dapat dideteksi dengan beberapa cara yaitu

uji Durbin-Watson, uji Lagrange Multiplier, Run Test dan uji

Page 88: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

70

Box Pierce dan Ljung Box. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan statistic non-parametik yaitu dengan uji Run Test.

Run Test digunakan untuk untuk menguji apakah antar residual

terdapat korelasi. Pengambilan keputusan ada tidaknya

autokorelasi dengan melihat nilai Asymp. Sig.. Apabila nilai

Asymp. Sig. > 0,05 maka data terjadi secara random dan tidak

terjadi autokorelasi antar nilai residual.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji adanya

ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke

pengamatan lain dalam suatu model regresi. Jika variance dari

residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap disebut

homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas

(Ghozali, 2011:139).

Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan

dengan uji grafik maupun uji statistik. Uji grafik dapat

dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi

variabel terikat (ZPERD) dengan residualnya (SRESID) dengan

kriteria sebagai berikut:

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik yang membentuk

pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar

kemudian menyempit) maka mengindikasikan

adanya heteroskedastisitas.

Page 89: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

71

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar di

atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, tidak

terjadi heteroskedastisitas.

Selain menggunakan uji grafik, uji heteroskedastisitas

dapat diuji dengan metode statistik berupa uji Glejser. Uji

Glejser dilakukan dengan meregresi nilai absolut residual

terhadap variabel independen. Variabel independen secara

signifikan mempengaruhi variabel dependen maka ada indikasi

terkena heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah

yang homokedastisitas atau bebas dari heterokedastisitas.

3. Pengujian Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model

regresi berganda (multiple regression). Model regresi berganda

umumnya digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel

independen terhadap variabel dependen dengan skala pengukuran

interval atau rasio dalam suatu persamaan linier. Analisis regresi

berganda merupakan eksistensi dari model regresi dalam analisis

bivariate yang umumnya digunakan untuk menguji pengaruh dua atau

lebih variabel independen terhadap variabel dependen. Persamaan

regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y = α - β1X1+ β2X2+ β3X3+ β4X4+ β5X5 + β6X6 + ε

Keterangan:

Y = Pengungkapan sukarela (voluntary disclosure)

Page 90: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

72

α = Konstanta (tetap)

β1- β6 = Koefisien variabel independen

X1 = Financial Distress (DISTRS)

X2 = Komisaris Independen (INDP)

X3 = Komite Audit (KOMIT)

X4 = Leverage (LEV)

X5 = Profitabilitas (PROF)

X6 = Ukuran Perusahaan (SIZE)

ε = Kesalahan baku/ error

4. Uji Statistik

a. Koefisien Determinasi (R²)

Koefesien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur

seberapa garis regresi sesuai dengan data aktualnya (goodness of

fit). Koefesien determinasi ini mengukur presentase total varian

variabel dependen Y yang dijelaskan oleh variabel independen

di dalam garis regresi.

Kelemahan dalam menggunakan koefisien determinasi

adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang

dimasukkan dalam model. Apabila satu variabel independen

ditambah (R²) akan meningkat tanpa mempedulikan apakah

variabel tersebut berpengaruh secara siginifikan atau tidak

terhadap variabel dependen. Oleh karena itu, penelitian ini

menggunakan nilai adjusted (R²) untuk mengevaluasi model

Page 91: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

73

regresi. Nilai adjusted (R²) mampu naik atau turun apabila satu

variabel independen ditambahkan dalam model regresi. Seperti

halnya koefisien determinasi (R²), nilai adjusted (R²) juga

berkisar antara nol dan satu. Apabila mendekati nilai 1 berarti

semakin kuat kemampuan variabel independen dalam

menjelaskan variabel dependennya (Ghozali, 2011:97).

b. Uji Signifikansi Simultan (Statistik F)

Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh variabel-variabel

independen secara keseluruhan terhadap variabel dependen.

Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung

dengan F tabel. Uji F digunakan untuk menguji pengaruh secara

simultan variabel bebas terhadap variabel tergantungnya. Jika

variabel bebas memiliki pengaruh secara simultan terhadap

variabel tergantung, maka model persamaan regresi masuk

dalam kriteria cocok atau fit. Sebaliknya jika tidak terdapat

pengaruh secarasimultan maka hal ini akan masuk dalam

kategori tidak cocok atau non fit.

Uji F pada dasarnya menunjukkkan apakah semua variabel

independen atau bebas yang dimasukkan dalam model

mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel

dependen. Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F

dengan kriteria pengambilan keputusan bahwa apabila nilai

Page 92: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

74

signifikansi > 0,05 maka Ha ditolak, sedangkan apabila nilai

signifikansi < 0,05 maka Ha diterima (Ghozali, 2011:98).

c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Statistik t)

Uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-

masing variabel independen terhadap variabel dependen. Uji t-

test ini pada dasarnya untuk menunjukkan seberapa jauh

pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual

dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali,

2011:99).

Dasar pengambilan keputusan yang digunakan dalam uji

t adalah sebagai berikut:

1. Jika nilai probabilitas signifikansi > 0,05, maka hipotesis

ditolak. Ini mempunyai arti bahwa variabel independen

(financial distress, proporsi dewan komisaris independen,

komite audit, leverage, profitabilitas dan ukuran

perusahaan) tidak berpengaruh signifikan terhadap

variabel dependen (luas pengungkapan sukarela).

2. Jika nilai probabilitas signifikansi < 0,05, maka hipotesis

diterima. Ini berarti bahwa variabel independen (financial

distress, proporsi dewan komisaris independen, komite

audit, leverage, profitabilitas dan ukuran perusahaan)

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (luas

pengungkapan sukarela)

Page 93: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

75

3. Operasional Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel

dependen, variabel independen. Financial distress, proporsi dewan

komisaris independen,komite audit, leverage, profitabilitas, ukuran

perusahaan (size), sebagai variabel independen, sedangkan luas

pengungkapan sukarela sebagai variabel dependen.

1. Variabel Dependen ( terikat)

Dalam penelitian ini, variabel dependen adalah luas

pengungkapan sukarela yang diproksikan dengan Indeks

Pengungkapan Sukarela (IPS). Pengungkapan sukarela

merupakan pengungkapan informasi yang dilakukan secara

sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh peraturan yang

berlaku.

Indeks pengukuran pengungkapan sukarela dilakukan

dalam dua tahap, yaitu (1) mengembangkan daftar item

pengungkapan sukarela dan (2) mengukur skor pengungkapan

sukarela terhadap sampel laporan tahunan. Daftar item

pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan dikembangkan

berdasarkan item pengungkapan Webb (2002) dan Nasir

Abdullah (2004) dan disesuaikan dengan item pengungkapan

wajib menurut peraturan Bapepam tentang laporan tahunan

(Kep-134/BL/2006) dalam penelitian yang dilakukan oleh Evi

dan Rosa (2014).

Page 94: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

76

Daftar item yang dikembangkan tersebut kemudian

digunakan untuk mengukur skor pengungkapan sukarela dalam

laporan tahunan perusahaan sampel. Penentuan skor

pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan dilakukan

mengikuti skor oleh Nasir Abdullah (2004) yaitu penskoran

pengungkapan tanpa pembobotan. Pengukurannya dengan

menggunakan indeks artinya sebuah item diberi skor 1 jika

diungkapkan dan skor 0 jika tidak diungkapkan. Perhitungan

untuk mencari angka indeks ditentukan dengan formulasi

sebagai berikut:

Semakin banyak item voluntary disclosure yang dimuat

dalam laporan tahunan berarti semakin besar indeks tingkat

voluntary disclosure perusahaan. Perusahaan dengan angka

indeks yang lebih tinggi menunjukkan bahwa perusahaan

tersebut melakukan praktek pengungkapan sukarela secara lebih

komprehensif dibandingkan dengan perusahaan lain.

2. Variabel Independen (bebas)

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi

variabel terikat, baik secara positif maupun secara negatif. Jika

terdapat variabel dependen maka variabel independen juga harus

IPS =

Page 95: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

77

hadir, dan di setiap unit kenaikan dalam variabel independen

maka akan terdapat pula kenaikan atau penurunan dalam

variabel dependen (terikat).

Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan dan

memprediksi apakah financial distress penerapan corporate

governance dan karakteristik perusahaan mempengaruhi atau

tidak mempengaruhi voluntary disclosure laporan tahunan suatu

perusahaan. Dalam penelitian ini yang berfungsi sebagai

variabel independennya adalah:

a. Financial Distress

Financial distress terjadi karena perusahaan tidak

mampu membayar kewajiban-kewajiban yang telah jatuh

tempo. Pada penelitian ini dalam mengukur perusahaan

yang mengalami kesulitan keuangan (financial distressed

firms) dengan menggunakan interest coverage ratio (ICR)

yang berdasar pada penelitian Classens (1999). Untuk

perusahaan yang mempunyai interest coverage ratio

kurang dari satu dinyatakan sebagai financial distressed

firms. Rasio interest coverage dirumuskan sebagai berikut:

ICR=

Page 96: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

78

Keterangan:

ICR < 1, berarti perusahaan mengalami financial

distressed yang disimbolkan dalam dummy 1,

ICR > 1, berarti perusahaan tidak mengalami financial

distressed atau termasuk healthy firms, disimbolkan

dengan dummy 0.

b. Corporate Governance

1. Komisaris Independen

Unsur komisaris independen dalam struktur

organisasi perusahaan beranggotakan dewan

komisaris yang berasal dari luar perusahaan tersebut.

Berdasarkan Keputusan Direksi PT Bursa Efek

Jakarta No: Kep-305/BEJ/07-2004Tentang Peraturan

No I-A tertanggal 19 Juli 2004, perusahaan yang

listed di Bursa Efek Indonesia harus memiliki dewan

komisaris independen dengan jumlah sekurang-

kurangnya 30% dari seluruh jumlah anggota dewan

komisaris. Oleh karena itu, dalam penelitian ini

menggunakan variabel proporsi dewan komisaris

independen. Proporsi dewan komisaris menunjukkan

persentase komisaris independen yang ada di

perusahaan.. Variabel komisaris independen diukur

dari jumlah komisaris independen yang dimiliki oleh

Page 97: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

79

perusahaan.Variabel ini diukur dari jumlah

presentase jumlah komisaris independen yang ada

diperusahaan.

2. Komite Audit

Komite audit bertugas membantu dewan

komisaris untuk memastikan bahwa laporan

keuangan yang dibuat oleh manajemen telah

memberikan gambaran yang sebenarnya tentang

kondisi keuangan, hasil usahanya, rencana dan

komitmen jangka panjang; memastikan perusahaan

telah dijalankan sesuai undang-undang dan peraturan

yang berlaku, melaksanakan usahanya dengan

beretika, melaksanakan pengawasannya secara

efektif terhadap benturan kepentingan dan

kecurangan yang dilakukan oleh karyawan

perusahaan; memonitor proses pengawasan yang

dilakukan oleh auditor internal.

INDP=

Page 98: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

80

c. Karakteristik Perusahaan

1. Leverage

Rasio leverage penting untuk menilai

kemampuan perusahaan melunasi semua hutang-

hutangnya. Teori keagenan memprediksi bahwa

perusahaan dengan leverage yang lebih tinggi akan

mengungkapkan lebih banyak informasi (Jensen dan

Meckling,1976).

Hal ini dikarenakan, leverage yang tinggi

akan mengandung biaya pengawasan yang tinggi

juga, sehingga perusahaan akan menyediakan

informasi yang lebih luas untuk memenuhi

kebutuhan informasi kreditur jangka panjang.

Informasi dibutuhkan oleh pihak kreditur untuk

mengetahui kondisi keuangan debitur agar

meyakinkan kreditur bahwa debitur akan memenuhi

kewajibannya pada saat jatuh tempo (Noor,2014).

Rasio leverage dapat dirumuskan sebagai berikut:

Debt Ratio=

Page 99: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

81

2. Ukuran Perusahaan (Size)

Ukuran perusahaan berkaitan dengan besarnya

perusahaan yang diukur berdasarkan total asset.

Secara umum, sebuah perusahaan besar akan

mengungkapkan informasi yang lebih banyak

daripada perusahaan kecil. Ukuran perusahaan

dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan

rumus:

3. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai

perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini

juga menunjukkan tingkat efektivitas manajemen

suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang

dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi.

Analisis rasio profitabilitas yang digunakan adalah

ROA yang dirumuskan sebagai berikut:

Rasio ROA menunjukkan besarnya laba bersih

yang diperoleh perusahaan apabila diukur dari total

Ukuran perusahaan = log (total asset)

ROA=

Page 100: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

82

nilai asset. Data profitabilitas disajikan dalam skala

rasio dengan lambing PROFIT.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka operasional variabel

penelitian dapat disajikan dalam Tabel 3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.1

Operasional Variabel

dep

end

en

Variabel Indikator Skala

Pengungkapan

Sukarela Laporan

Tahunan (IPS)

IPS =

Rasio

ind

epen

den

Financial Distress

(DISTRS)

ICR=

Rasio

Proporsi Dewan

Komisaris

Independen (INDP)

INDP=

Rasio

Komite Audit (KA)

dummy

Nominal

Ukuran Perusahaan

(SIZE)

Ukuran perusahaan = log (total asset)

Nominal

Profitabilitas

(PROFIT)

ROA=

Rasio

Leverage (LEV)

Debt Ratio=

Rasio

Page 101: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

83

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Deskripsi Objek Penelitian

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan

go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun

2009 sampai 2013. Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian

ini termasuk dalam sektor industri manufaktur. Hal ini dipilih karena

pertimbangan jumlah perusahaan yang masuk dalam kategori industri

manufaktur paling banyak dibandingkan dengan industri lain di BEI.

Dengan demikian, industri manufaktur mampu mewakili perusahaan-

perusahaan dari industri lain yang terdaftar di BEI. Perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia diklasifikasikan

berdasarkan jenis produk yang dihasilkan, antara lain:

a. Industri Dasar dan Kimia, meliputi:

1. Industri semen

2. Industri keramik, porselen dan kaca

3. Industri logam dan sejenisnya

4. Industri kimia

5. Industri plastik dan kemasan

6. Industri pakan ternak

7. Industri kayu dan pengolahan

8. Industri pulp dan kertas

Page 102: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

84

b. Aneka Industri, meliputi:

1. Industri otomotif dan komponen

2. Industri tekstil dan garmen

3. Industri alas kaki

4. Industri kabel

5. Industri elektronika

c. Industri Barang Konsumsi, meliputi:

1. Industri makanan dan minuman

2. Industri rokok

3. Industri farmasi

4. Indusrti peralatan rumah tangga

5. Industri kosmetik dan barang keperluan rumah tangga

2. Deskripsi Sampel Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti memilih sampel dengan metode

purposive sampling dengan menggunakan kriteria-kriteria yang telah

ditentukan (judgement sampling). Sampel yang dipilih oleh peneliti

adalah perusahaan-perusahaan yang menyajikan data yang dibutuhkan

dalam penelitian ini. Pertimbangan dalam pemilihan sampel pada

umumnya disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian, yaitu :

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode

2009-2013 dan tahun buku yang berakhir pada 31 desember.

2. Pengambilan sampel pada perusahaan manufaktur yang terdaftar

di BEI mempunyai laporan tahunan menggunakan bahasa

Page 103: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

85

Indonesia dalam pelaporan keuangannya dan mata uang rupiah

dalam pelaporan unit moneternya.

3. Perusahaan yang tidak memiliki data laporan keuangan yang

digunakan untuk mengukur ratio interest coverage dikeluarkan

dari sampel.

4. Perusahaan yang termasuk dalam bidang banking, credit,

securities, insurance, holding, and other investment companies

tidak dimasukkan dalam sampel.

Tabel 4.1

Seleksi sampel

No Kriteria Pelanggaran

Kriteria

Jumlah

1 Total perusahaan manufaktur yang listing di BEI

tahun 2009-2013

(2) 134

2 Perusahaan yang melaporkan laporan keuangan

2009-2013

(38) 132

3 Perusahaan yang melaporkan ICR (43) 94

4 Laporan keuangan menggunakan bahasa

Indonesia dan mata uang rupiah dalam

pelaporan keuangannya

(26) 51

5 Jumlah sampel yang memenuhi krieria 25

6 Tahun pengamatan 6

7 Jumlah total sampel 125

Sumber : data diolah

Page 104: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

86

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa total perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI berjumlah 134. Namun, berdasarkan

hasil seleksi sampel hanya ada 25 perusahaan manufaktur. Periode

pengamatan yang diambil oleh peneliti adalah 6 (enam) tahun, yaitu

tahun 2009, 2010, 2011, 2012 dan 2013. Jadi, total sampel yang

diteliti sebanyak 125 data laporan tahunan perusahaan manufaktur.

Dari proses seleksi sampel tersebut diperoleh perusahaan yang

menjadi sampel dalam penelitian ini. Tabel 4.2 menyajikan daftar

nama perusahaan sampel.

Tabel 4.2

Daftar Nama Perusahaan sampel

No Nama Perusahaan Kode

1 PT. akasha wira international Tbk ADES

2 PT. alamkarya unggul Tbk AKKU

3 PT. argo pantes Tbk ARGO

4 PT. astra international Tbk ASII

5 PT. duta pertiwi nusantara Tbk DPNS

6 PT. gunawan dianjaya stell Tbk GDST

7 PT. gudang garam Tbk GGRM

8 PT. intan wijaya international Tbk INCI

9 PT. indofood sukses makmur Tbk INDF

10 PT. kimia farma Tbk KAEF

11 PT. kertas basuki rachmat Indonesia Tbk KBRI

Page 105: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

87

12 PT. Kedaung Tbk KICI

13 PT. langgeng makmur industri Tbk LMPI

14 PT. apac citra centertex Tbk MYTX

15 PT. Nippers Tbk NIPS

16 PT. prima alloy steel universal Tbk PRAS

17 PT. prashida aneka niaga Tbk PSDN

18 PT. sekawan intipratama Tbk SIAP

19 PT. siwani makmur Tbk SIMA

20 PT. sunson textille manufacture Tbk SSTM

21 PT. sumalindo lestari jaya Tbk SULI

22 PT. sekar laut Tbk SKLT

23 PT. tirta mahakam resource Tbk TIRT

24 PT. trias sentosa Tbk TRST

25 PT. ultrajaya milk industry&trading company Tbk ULTJ

Sumber: data diolah

Page 106: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

88

B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini diuji dengan model

regresi berganda. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran yang

menyeluruh mengenai pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen.

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Uji data statistik deskriptif menggambarkan kualitas data

penelitian yang tercermin pada nilai mean dan standar deviasi.

Apabila nilai mean lebih besar daripada standar deviasi maka kualitas

data dapat dikatakan baik. Deskripsi variabel penelitian mengenai

pengungkapan sukarela laporan tahunan, financial distress, proporsi

dewan komisaris independen, komite audit, leverage, profitabilitas

dan ukuran perusahaan dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut:

Tabel 4.3

Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

IPS 125 .325000 .825000 .62200000 .123360212

DISTRS 125 .000000 1.000000 .43200000 .497347805

INDP 125 .300000 .800000 .38471913 .085670770

KOMIT 125 .000000 1.000000 .54400000 .500064512

LEV 125 .039549 1.439870 .51576737 .274541758

PROF 125 -.755766 .260610 .00344967 .141317312

SIZE 125 9.154799 14.330402 11.72859926 1.058444736

Valid N

(listwise) 125

Sumber : Data Diolah (output SPSS 22.0)

Page 107: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

89

Nilai minimum digunakan untuk mengetahui jumlah terkecil

dari data yang bersangkutan dari rata- rata sedangkan nilai maksimum

digunakan untuk mengetahui jumlah terbesar dari data. Mean

digunakan untuk mengetahui rata-rata sebuah data. Standar deviasai

digunakan untuk mengetahui seberapa besar data yang bervariasi dari

rata-rata.

Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa variabel financial distress

(DISTRS) memiliki rata-rata sebesar 0,4320 hal ini menunjukan

bahwa 43% perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Variabel

proporsi dewan komisaris independen (INDP) menunjukkan rata-rata

0,3847 lebih besar dibandingkan dengan standar deviasinya sebesar

0,0856.

Kondisi ini menunjukkan bahwa secara rata-rata perusahaan

sampel telah memenuhi syarat minimal 30% anggota dewan komisaris

independen sesuai peraturan Bapepam. Variabel leverage (LEV)

menunjukan rata-rata sebesar 0,5157 sedangkan variabel profitabilitas

(PROF) memiliki rata-rata sebesar 0,0034 lebih kecil dibandingkan

dengan standar deviasinya sebesar 0,1413 hal ini menunjukan kualitas

data profitabilitas kurang baik. Variabel ukuran perusahaan (SIZE)

menunjukkan rata-rata 11,7285. Variabel financial distress (DISTRS)

menggunakan variabel dummy, memiliki nilai minimum sebesar 0 dan

nilai maksimum sebesar 1. Nilai rata-rata financial distress sebesar

0,4320 atau sebesar 43%.

Page 108: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

90

Variabel proporsi dewan komisaris independen (INDP) yang

diproyeksikan dengan rasio komisaris independen dengan jumlah

dewan komisaris mempunyai nilai minimum sebesar 30%. Hal ini

mencerminkan bahwa semua perusahaan telah memenuhi kriteria

yang ditetapkan oleh Bapepam yaitu proporsi komisaris independen di

perusahaan minimal 30% dari keseluruhan jumlah dewan komisaris.

Nilai maksimum di miliki oleh PT Gudang Garam Tbk (GGRM)

sebesar 0,80 atau 80% pada tahun 2009. Pada variabel komite audit

(KOMIT) yang menggunakan variabel dummy, memiliki nilai

minimum sebesar 0 dan nilai maksimum sebesar 1. Nilai rata-rata dari

komite audit sebesar 0,540 atau sebesar 54% ini menunjukan bahwa

54% sampel perusahaan dalam penelitian ini telah memiliki komite

audit dalam perusahaannya.

Pada variabel leverage (LEV) nilai terkecil (minimum) sebesar

0,0395 yang diperoleh oleh PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk

(KBRI) pada tahun 2011 sedangkan nilai maksimum sebesar 1,4398

diperoleh oleh PT Siwani Makmur Tbk (SIMA) pada tahun 2011

Pada variabel profitabilitas (PROF) yang diukur menggunakan

Return On Assets (ROA) yang menunjukkan nilai ROA minimum

diperoleh oleh PT Alam Karya Unggul (AKKU) tahun 2011 sebesar -

0,7557 dan perusahaan yang memperoleh profitabilitas paling besar

adalah PT Duta Pertiwi Nusantara (DPNS) yaitu sebesar 0,2606 pada

tahun 2013.

Page 109: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

91

Variabel ukuran perusahaan (SIZE) diukur dengan transformasi

logaritma dari total asset menunjukkan nilai minimum sebesar 9,1547

yang dimiliki oleh PT Argo Pantes Tbk (ARGO) tahun 2010 dan nilai

maksimum dimiliki oleh PT Astra International Tbk (ASII) 2013

sebesar 14,3304.

Pada variabel pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan

(IPS) perusahaan dengan pengungkapan sukarela terkecil (minimum)

adalah adalah 0,325 atau 33% dimiliki oleh dua perusahaan yaitu PT

Sunson Textile Manufacturer Tbk (SSTM) pada tahun 2013 dan pada

perusahaan PT Kedaung Indah Can Tbk (KICI) tahun 2009 dan 2011

sedangkan tingkat pengungkapan sukarela tertinggi (maksimum)

adalah sebesar 0,825 atau 83% yaitu perusahaan (INDF) pada tahun

2012 dan 2013 dari hasil penelitian menunjukan semua perusahaan

telah melakukan pengungkapan sukarela atas laporan tahunan

perusahaan. Pengungkapan Informasi akan memberikan stimulus bagi

pertumbuhan ekonomi.

2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dalam penelitian diperlukan agar model

regresi menjadi suatu model yang representative. Analisa data uji

asumsi klasik ini menggunakan uji normalitas, uji multikolonieritas,uji

heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.

Page 110: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

92

a. Uji Normalitas

1. Analisis Grafik

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan

metode grafik histogram dan probability plot (P-Plot).

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui variabel

pengganggu atau residual dalam model regresi mempunyai

distribusi normal atau tidak.Model regresi yang baik

adalah model regresi yang mempunyai distribusi data

normal atau mendekati normal. Apabila asumsi ini

dilanggar maka uji statistik tidak valid untuk jumlah

sampel yang kecil. Data mengenai uji normalitas dapat

dilihat pada gambar 4.1 dan 4.2 sebagai berikut:

Gambar 4.1

Hasil Uji Normalitas : Grafik Histrogram

Page 111: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

93

Gambar 4.2

Hasil Uji Normalitas : Grafik Normal Plot

Dengan melihat tampilan gambar 4.1 memberikan

pola distribusi yang mendekati normal, sedangkan pada

gambar 4.2, grafik normal plot menunjukan titik-titik

menyebar disekitar garis diagonal dan penyebarannya

mengikuti arah garis diagonal. Maka dapat disimpulkan

bahwa model regresi dalam penelitian ini telah

terdistribusi normal.

2. Analisis Statistik

Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan

kalau tidak hati-hati secara visual kelihatan normal, pada

hal secara statistik bisa sebaliknya (Ghozali, 2011). Hasil

Page 112: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

94

uji normalitas dengan menggunakan uji statistik non

parametric Kolmogorov-Smirnov (K-S) menunjukkan nilai

0,836 dengan signifikansi 0,488. Hal ini menunjukkan

bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas karena

tingkat signifikansinya melebihi α > 0,05.

Tabel 4.4

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardize

d Residual

N 125

Normal Parametersa,b

Mean .0000000

Std. Deviation .09173599

Most Extreme Differences Absolute .062

Positive .031

Negative -.062

Kolmogorov-Smirnov Z .062

Asymp. Sig. (2-tailed) .200

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber : Data Diolah (output SPSS 22.0)

Dengan melihat tampilan grafik histogram dalam gambar

4.1 menjelaskan bahwa pola distribusi yang mendekati normal

sedangkan pada grafik 4.2 grafik normal plot menunjukan titik-

titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengukuti arah garis

diagonal. Pada tabel 4.4 juga menunjukan nilai Klomogorov-

Smirnov pada uji ini adalah sebesar 0,62 > 0,05. Nilai Asymp.

Sig. (2-tailed) pada tabel diatas adalah sebesar 0,20 > 0,05. Nilai

Page 113: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

95

Klomogorov-Smirnov dan Asymp. Sig. (2-tailed) menunjukan

nilainya lebih besar dari 0,05, ini artinya data terdistribusi secara

normal. Maka disimpulkan bahwa dalam penelitian ini semua

sampel pada penelitian ini terdistribusi secara normal.

b. Uji Multikolonieritas

Uji multikoloniearitas bertujuan untuk menguji apakah

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independen). Model regresi yang baik yaitu model regresi yang

tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Untuk

mengetahui ada atau tidaknya multikoloniearitas dapat dilihat

dari nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor

(VIF) yang terdapat pada masing-masing variabel seperti pada

tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 DISTRS .563 1.776

INDP .888 1.126

KOMIT .906 1.103

LEV .733 1.365

PROF .620 1.613

SIZE .791 1.264

a. Dependent Variable: IPS

Sumber : Data Diolah (output SPSS 22.0)

Page 114: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

96

Dari tabel 4.5 menunjukkan bahwa hasil perhitungan

menunjukkan tidak ada variabel independen yang nilai tolerance

kurang dari 0,10. Hal ini berarti tidak ada korelasi antar variabel

independen. Suatu model regresi juga dinyatakan bebas dari

multikolonieritas jika mempunyai nilai VIF dibawah 10. Dari

tabel 4.5 dapat diketahui bahwa pada model regresi, semua

variable independen memiliki nilai VIF yang rendah di bawah

angka 10 yang berarti bahwa tidak terjadi multikolonieritas

dalam model regresi.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah

dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari

residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi

yang baik adalah yang bebas dari heteroskedastisitas.

Kebanyakan data crossection mengandung situasi yang

heteroskedastisitas karena data ini menghimpun berbagai data

yang mewakili semua ukuran baik kecil, sedang, maupun besar

(Ghozali, 2011:139). Penelitian ini menggunakan uji statistik

dengan melihat grafik scatterplot. Hasil uji heteroskedastisitas

dengan menggunakan grafik scatterplot di tunjukan pada

gambar 4.3 pada halaman berikutnya:

Page 115: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

97

Gambar 4.3

Uji Heteroskedastisitas

Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar

secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0

pada sumbu Y, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

model regresi ini tidak terjadi heteroskedastisitas. Akan tetapi

analisis dengan grafik plot memiliki kelemahan dalam

keakuratan menginterpretasikannya, oleh sebab itu perlu

dilakukan uji statistik untuk lebih menjamin keakuratan hasil

penelitian. Uji Glejser adalah salah satu uji statistik digunakan

untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas.

Page 116: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

98

Tabel 4.6

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .206 .061 3.384 .001

DISTRS .016 .013 .142 1.248 .214

INDP -.050 .060 -.075 -.827 .410

KOMIT -.032 .010 -.285 -3.174 .102

LEV -.019 .021 -.091 -.907 .366

PROF .035 .044 .087 .798 .426

SIZE -.008 .005 -.152 -1.578 .117

a. Dependent Variable: ABS_RES1

Sumber : Data Diolah (output SPSS 22.0)

Berdasarkan hasil yang ditunjukkan dalam tabel 4.6

tersebut nampak bahwa semua variabel bebas menunjukkan

hasil yang tidak signifikan karena berada diatas > 0,05,

sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel bebas

tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas dalam varian kesalahan.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan apakah dalam model regresi

linear terdapat korelasi. Problem autokorelasi muncul karena

observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama

lainnya. Kondisi ini sering ditemukan pada data time series

karena adanya “gangguan” pada individu atau kelompok

cenderung mempengaruhi pada individu atau kelompok yang

Page 117: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

99

sama pada periode berikutnya. Penelitian ini menggunakan

pengujian run test untuk menguji apakah antar residual terdapat

korelasi yang tinggi. Apabila nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05

maka persamaan regresi dikatakan terkena problem autokorelasi.

Tabel 4.7

Runs Test

Unstandardiz ed Residual

Test Valuea .010700

Cases < Test Value 62

Cases >= Test Value 63

Total Cases 125

Number of Runs 65

Z .270

Asymp. Sig. (2-

tailed) .787

a. Median

Sumber : Data Diolah (output SPSS 22.0)

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa residual dalam persamaan

regresi tidak random dengan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05.

Kondisi ini menunjukan bahwa dalam penelitian ini tidak terjadi

autokorelasi .

3. Uji Hipotesis

Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dalam

pengolahan datanya. Analisis ini menggunakan uji statistik t dan uji

statistik F dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 5% atau

0,05. Apabila tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka Ha

Page 118: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

100

diterima, sebaliknya apabila tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05

maka Ha ditolak.

a. Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengukur

seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi

variabel dependen. Nilai koefisien determinasi antara 0 dan 1.

Apabila nilai koefisien determinasi mendekati satu, maka

variabel independen memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan dalam memprediksi variabel dependen. Penelitian

ini menggunakan koefisien determinasi dengan menggunakan

nilai adjusted R-square untuk mengevaluasi model regresi. Nilai

adjusted R-square dalam penelitian dapat dilihat di tabel 4.6.

Tabel 4.8

Koefisien Determinasi (Adjusted R²)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .669a .447 .419 .094039344

a. Predictors: (Constant), SIZE, KOMIT, LEV, INDP, PROF,

DISTRS

b. Dependent Variable: IPS

Sumber : Data Diolah (output SPSS 22.0)

Dari tampilan output SPSS dalam tabel 4.8 dapat dilihat

bahwa besarnya adjusted R-square sebesar 0,419 atau 42%. Hal

ini berarti 42% variabel dependen tingkat pengungkapan

sukarela (IPS) dapat dijelaskan secara signifikan oleh variasi

Page 119: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

101

variabel independen. Variabel independen tersebut adalah

financial distress (DISTRS), proporsi dewan komisaris

independen (INDP), komite audit (KOMIT), ukuran perusahaan

(SIZE), profitabilitas (PROF), dan leverage (LEV). Sedangkan

sisanya sebesar 58 % (100% - 42 %) dijelaskan oleh variabel

lain di luar model regresi dalam penelitian ini.

b. Uji Signifikansi Simultan (Statistik F)

Uji F menunjukkan semua variabel independen yang ada

dalam model regresi mempunyai pengaruh secara simultan

terhadap variabel dependen. Apabila nilai signifikansi < 0,05

maka Ha diterima. Pengaruh secara simultan variabel financial

distress, proporsi dewan komisaris independen, komite audit,

leverage, profitabilitas dan ukuran perusahaan dapat dilihat pada

tabel 4.7.

Tabel 4.9

Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

ANOVAa

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression .843 6 .141 15.897 .000b

Residual 1.044 118 .009

Total 1.887 124

a. Dependent Variable: IPS

b. Predictors: (Constant), SIZE, KOMIT, LEV, INDP, PROF,

DISTRS

Sumber : Data Diolah (output SPSS 22.0)

Page 120: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

102

Hasil pengolahan data dalam tabel 4.9 melalui uji Anova

atau F-test terlihat bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000 <0,05.

Nilai probabilitas pengujian lebih kecil dari 0,05 menunjukkan

bahwa model regresi dapat digunakan secara bersama-sama

untuk memprediksi tingkat pengungkapan sukarela. Hal ini

membuktikan bahwa variabel independennya yaitu financial

distress, proporsi dewan komisaris independen, ukuran

perusahaan, profitabilitas dan leverage bersama-sama secara

simultan berpengaruh positif terhadap indeks pengungkapan

sukarela. Hal ini menyimpulkan bahwa Ha diterima dalam

model regresi penelitian ini.

c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t digunakan untuk mengetahui seberapa jauh

pengaruh variabel independen secara individual (parsial), yaitu

variabel independen financial distress (DISTRS), mekanisme

corporate governance yaitu proporsi dewan komisaris

independen (INDP), komite audit (KOMIT) dan karakteristik

perusahaan yang di wakili oleh ukuran perusahaan (SIZE),

profitabilitas (PROF), dan leverage (LEV) dalam menerangkan

variabel dependen yaitu pengungkapan sukarela (IPS). Variabel-

variabel dependen dengan tingkat signifikansi 5% atau 0,05.

Apabila nilai probabilitas <0,05 maka koefisien regresi

signifikan dan Ha diterima. Sedangkan apabila nilai probabilitas

Page 121: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

103

lebih dari 0,05 maka koefisien regresi tidak signifikan dan Ha

ditolak.

Tabel 4.10

Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .248 .106 2.337 .021

DISTRS -.098 .023 -.395 -4.325 .000

INDP .161 .105 .112 1.542 .126

KOMIT .085 .018 .345 4.795 .000

LEV .013 .036 .029 .362 .718

PROF -.011 .076 -.013 -.145 .885

SIZE .026 .009 .220 2.864 .005

a. Dependent Variable: IPS

Sumber : Data Diolah (output SPSS 22.0)

Uji beda t-test digunakan untuk menguji seberapa jauh

pengaruh variabel independen yang digunakan dalam penelitian

ini secara individual (parsial) dalam menerangkan variabel

dependen. Dari hasil pengujian hipotesis, maka dapat

diinterpetasikan bahwa dari 6 variabel yang digunakan, hanya

ada 3 variabel yang memiliki pengaruh signifikan terhadap

variabel dependen (luas pengungkapan sukarela), yaitu financial

distress, komite audit dan ukuran perusahaan.

Page 122: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

104

Adapun interpretasi penulis terhadap penelitian ini akan

dijelaskan lebih lanjut hasil dari tabel 4.10.

1. PengaruhFinancial Distress Terhadap Luas Pengungkapan

Sukarela.

Koefisien regresi financial distress (DISTRS)

adalah sebesar -0,098 dengan nilai t hitung sebesar 2,337

dengan nilai signifikan sebesar 0,000. Hasil tersebut

menunjukan bahwa tingkat signifikansi < 0,05 yang berarti

bahwa financial distress (DISTRS) berpengaruh signifikan

negatif terhadap luas pengungkapan sukarela (IPS). Maka

dapat disimpulkan variabel financial distress (DISTRS)

berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap luas

pengungkapan sukarela (IPS) dalam laporan tahunan

perusahaan manufaktur.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Abdullah dan Nasir (2004) menunjukkan

bahwa perusahaan yang sehat keuangannya cenderung

untuk mengungkapkan informasi lebih banyak daripada

perusahaan yang mengalami financial distressed.

Penelitian Evi dan Rosa (2014:393) juga melaporkan

penurunan pengungkapan sukarela yang diberikan oleh

perusahaan atau perusahaan yang mengalami financial

Page 123: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

105

distress (perusahaan tertekan) dibandingkan dengan

perusahaan dengan kabar baik.

Sesuai dengan theory signal Jensen dan Meckling

(1976) ketika perusahaan mengalami financial distress

maka perusahaan akan mempunyai bad news yang

menunjukkan sinyal negatif bagi para investor sehingga

ini akan mempengaruhi keterbukaan manajemen dalam

melakukan pengungkapan, sedangkan jika perusahaan

sehat keuangannya berarti perusahaan mempunyai good

news yang akan lebih terbuka memberikan informasi

kepadaa investor sehingga hal ini akan mempengaruhi

pihak manajemen dalam memberikan informasi

perusahaan. Pihak manajemen menyampaikan informasi

yang dapat meningkatkan kredibilitasnya dan kesuksesan

perusahaan meskipun informasi tersebut tidak diwajibkan.

2. Pengaruh Komite Audit Terhadap Luas Pengungkapan

Sukarela.

Koefisien komite audit (KOMIT) sebesar dengan

nilai hitung t sebesar 4,795 dan nilai sig 0,000. Hasil

tersebut menjelaskan bahwa tingkat signifikansi <0,05

berarti bahwa secara parsial komite audit berpengaruh

secara signifikan terhadap luas pengungkapan sukarela

dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur. Hasil ini

Page 124: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

106

sesuai dengan penelitian Ming Liu,et.al (2009), Primastuti

(2012), Nandi dan Ghosh (2012) dalam penelitiannya

membuktikan bahwa komite audit berpengaruh secara

signifikan terhadap luas pengungkapan sukarela.

3. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap luas pengungkapan

sukarela.

Pada variabel ukuran perusahaan yang diproksikan

dengan logaritma dari total asset yang mempunyai nilai t

sebesar 2,864 dan tingkat signifikansi sebesar 0,005 atau

lebih kecil dari 0,05. Hal ini menyimpulkan bahwa secara

parsial variabel ukuran perusahaan berpengaruh signifikan

positif terhadap pengungkapan sukarela dalam laporan

tahunan perusahaan manufaktur. Hasil penelitian ini

konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Pancawati (2008) Nuryaman (2009), Meiryananda (2012),

Nandy dan Ghosh (2013) serta Al janadi (2013) bahwa

variabel ukuran perusahaan berpengaruh signifikan

terhadap pengungkapan sukarela.

Penelitian ini memberikan dukungan empiris bahwa

perusahaan yang besar lebih banyak memiliki informasi

yang lebih besar daripada perusahaan kecil. Dalam hal ini

perusahaan yang besar memandang arti pentingnya

voluntary disclosure dalam menjelaskan kemungkinan-

Page 125: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

107

kemungkinan biaya competitive disadvantage yang lebih

rendah daripada perusahaan kecil. Ada dugaan bahwa

perusahaan kecil akan mengungkapkan lebih rendah

kualitasnya dibandingkan perusahaan yang lebih besar hal

ini karena ketiadaan sumber daya dalam pembuatan

laporan tahunan. Alasan mendasar atas lebih besarnya

item pengungkapan pada perusahaan besar disebabkan

karena adanya masalah keagenan dimana perusahaan besar

cenderung memiliki biaya keagenan yang lebih besar

daipada perusahaan kecil (Pancawati, 2008).

4. Analisis Regresi Berganda

Hasil analisis regresi berganda dapat dilihat dari tabel 4.8

dengan persamaan regresi sebagai berikut :

Persamaan regresi di atas menunjukkan bahwa nilai konstanta

sebesar 0,248 yang berarti jika variabel independen yaitu financial

distress, komite audit dan ukuran perusahaan bernilai 0 atau diabaikan

maka nilai pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan

(IPS) bernilai 0,248 atau 24,8 %.

Berdasarkan analisis regresi dapat dilihat bahwa variabel

financial distress mempunyai pengaruh signifikan negatif terhadap

IPS= 0.248 – 0.098 DISTRS + 0.085 KOMIT + 0.026 SIZE + ϵ

Page 126: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

108

pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan

manufaktur. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien regresi negatif

sebesar -0,098 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 <0,05 untuk

variabel DISTRS. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari α = 5%

,maka Ha1 diterima. Jika variabel financial distress meningkat satu

persen dengan asumsi variabel komite audit dan ukuran perusahaan

tetap, maka luas pengungkapan sukarela yang diinformasikan oleh

perusahaan kepada publik akan menurun jumlahnya sebesar 9,8%.

Hasil penelitian ini sependapat dengan penelitian yang dilakukan oleh

Abdullah dan Nasir (2004), Evi dan Rosa (2014:393) dan sesuai

dengan theory signal Jensen dan Meckling (1976)

Variabel komite audit mempunyai pengaruh secara signifikan

terhadap pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan

manufaktur. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien regresi positif

sebesar 0,085 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 untuk

variabel IND. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari α = 5%

,maka Ha3 diterima. Jika variabel komite audit meningkat sebesar

100% (satu orang) dengan asumsi variabel financial distress dan

ukuran perusahaan tetap, maka luas pengungkapan sukarela yang

diinformasikan oleh perusahaan kepada publik akan meningkat

jumlahnya sebesar 8,5%. Hasil penelitian ini sesuai dengan Ming

Liu,et.al (2009), Hong Wong (2001), Primastuti (2012) , Nandi dan

Ghosh (2012).

Page 127: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

109

Variabel ukuran perusahaan (size) yang mempunyai koefisien

regresi positif sebesar 0.026 dan tingkat signifikansi 0,005 < 0,05

menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan mempunyai

pengaruh signifikan positif terhadap pengungkapan sukarela dalam

laporan tahunan perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa Ha6 diterima

karena tingkat signifikansi variabel ukuran perusahaan lebih kecil dari

α=5%. Jika variabel ukuran perusahaan meningkat satu persen dengan

asumsi variabel komite audit dan financial distress tetap, maka luas

pengungkapan sukarela yang diinformasikan oleh perusahaan kepada

publik akan meningkat jumlahnya sebesar 2,6%. Hasil penelitian ini

konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pancawati

(2008) Nuryaman (2009), Meiryananda (2012), Nandy dan Ghosh

(2013) serta Al janadi (2013)

Page 128: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

110

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini menguji tentang pengaruh corporate governance dan

karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan sukarela (voluntary

disclosure) dalam laporan tahunan perusahaan. Analisis pengaruh yang

dilakukan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda

dengan program Statistical Package for Social Science (SPSS) Ver. 22.

Data sampel yang digunakan sebanyak 124 perusahaan manufaktur go

public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009 sampai

2013. Hasil pengujian dalam penelitian ini dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil uji analisis regresi berganda menunjukkan bahwa

variabel financial distress, proporsi dewan komisaris independen,

komite audit, leverage, profitabilitas, dan ukuran perusahaan, secara

simultan berpengaruh positif terhadap pengungkapan sukarela dalam

laporan tahunan perusahaan manufaktur. Hasil penelitian ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Primastuti dan Achmad (2012).

2. Berdasarkan hasil uji analisis regresi berganda menunjukkan variabel

Financial distress berpengaruh signifikan negatif terhadap

pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan

manufaktur. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ross (1979)

Page 129: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

111

dalam Abdullah dan Nasir (2004) Saputri (2010) dalam Evi dan Rosa

(2014:393).

3. Berdasarkan hasil uji analisis regresi berganda menunjukkan variabel

proporsi dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap

pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan

manufaktur. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Nancy

(2012), Juniarti dan Sentosa (2009).

4. Berdasarkan hasil uji analisis regresi berganda menunjukkan variabel

komite audit berpengaruh signifikan positif terhadap pengungkapan

sukarela dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur. Hasil

penelitian ini sejalan dengan penelitian Ming Liu,et.al (2009), Hong

Wong (2001), Primastuti (2012) , Nandi dan Ghosh (2012).

5. Berdasarkan hasil uji analisis regresi berganda menunjukkan variabel

leverage tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela dalam

laporan tahunan perusahaan manufaktur. Hasil penelitian ini sejalan

dengan penelitian Rahmawati (2007), Pancawati (2008), Mujiono dan

Magdalena (2010) Made dan Ni Ketut (2011), Purwandari (2012).

6. Berdasarkan hasil uji analisis regresi berganda menunjukkan variabel

profitabilitas tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela

dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur. Hasil penelitian ini

sejalan dengan penelitian Pancawati (2008), Made dan Ni Ketut

(2011) serta Purwandari (2012).

Page 130: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

112

7. Berdasarkan hasil uji analisis regresi berganda menunjukkan bahwa

variabel ukuran perusahaan berpengaruh signifikan positif terhadap

pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan

manufaktur. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Pancawati (2008) Nuryaman (2009), Meiryananda

(2012), Nandy dan Ghosh (2013) serta Al janadi (2013).

B. Implikasi

1. Bagi peneliti: untuk kalangan akademisi penelitian ini dapat dijadikan

referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya yang bekaitan dengan

financial distress, corporate governance, karakteristik perusahaan

maupun luas pengungkapan sukarela. Hasil penelitian ini akan

menambah keberagaman informasi dan hasil penelitian yang terkait

dengan pengungkapan sukarela yang dilakukan oleh perusahaan.

2. Bagi investor: dengan melihat besarnya luas pengungkapan sukarela

investor dapat menjadi bahan pertimbangan bagi para investor dalam

berinvestasi dan memilih perusahaan yang tepat. Pengungkapan yang

lebih luas dan relevan akan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi

investor untuk menilai kinerja, kondisi, dan prospek perusahaan apakah

perusahaan tersebut mengalami financial distress atau merupakan

perusahaan yang sehat sebelum investor melakukan keputusan

berinvestasi.

3. Bagi perusahaan: dengan adanya penelitian ini perusahaan seharusnya

sudah dapat mengatasi benturan kepentingan dengan melakukan

Page 131: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

113

pengungkapan sukarela yang lebih luas. Hal ini diharapkan mampu

untuk meningkatkan aspek transparansi dan akuntabilitas publik

berkurangnya konflik keagenan serta dapat menginplementasikan

corporate governance secara optimal terutama fungsi dewan komisaris

independen yang aktif dan bekerja dengan baik bukan hanya formalitas

belaka.

4. Bagi pemerintah: hasil dari penelitian ini dapat menjadi tolak ukur

pemerintah dalam memperhatikan kondisi keuangan perusahaan-

perusahaan yang ada di BEI, diharapkan implementasi praktik corporate

governance seperti komisaris independen dan komite audit melalui

kebijakan-kebijakan yang sesuai dengan perkembangan sektor tersebut.

C. Saran

Penelitian mengenai pengungkapan sukarela pada penelitian selanjutnya

diharapkan dapat mempertimbangkan saran berikut ini:

1. Bagi penelitian selanjutnya disarankan untuk menggunakan jenis

perusahaan yang berbeda sebagai pembanding dan menggunakan

periode penelitian lebih dari 5 tahun untuk penelitian lebih akurat.

2. Penelitian selanjutnya diharapkan menambahkan variabel corporate

governance lainnya seperti kepemilikan institusional, kepemilikan

manajerial, dewan direksi, dan jumlah rapat dewan direksi,

kepemilikan asing.

Page 132: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

114

3. Penelitian selanjutnya diharapkan, peneliti menggunakan item-item

pengungkapan sukarela lebih terkini yang berlaku untuk perusahaan

go public di Indonesia.

4. Penelitian selanjutnya disarankan juga menggunakan item-item

pengungkapan sukarela lebih terkini yang berlaku untuk perusahaan

go public di Indonesia.

Page 133: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

115

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, S.N. and Mohd-Nasir, N. (2004). Voluntary Disclosure and Corporate

Governance among Financially Distressed Firms in Malaysia. Universiti

Utara Malaysia 06010 Sintok Kedah Darul Aman.

Adler, Haymans Manurung.“Cara Menilai Perusahaan.” penerbit PT. Elek Media

Komputindo.Jakarta

Arieany, Widya Deviacita dan Tarmizi Achmad. “Analisis Pengaruh Mekanisme

Corporate Governance terhadap Financial Distress” diakses http://ejournal-

s1.undip.ac.id/index.php/accounting. Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012.

Achmad, Tarmizi, “Dewan Komisaris dan Transparansi : Teori Keagenan atau

Teori Stewardship”, Jurnal Keuangan dan Perbankan Vol 16 No. 1, 2012.

Ardina, Nuresa dan Basuki Hadiprajitno. “Pengaruh Efektivitas Komite Audit

Terhadap Financial Distress.” Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman

1-10 ISSN: 2337-3806,2013.

Amalia, Dista 2012. “Praktek Teori Agensi pada Entitas Publik dan Non Publik”.

Journal ISSN 1411-1497 Vol.9.No.1- Juni 2012.

Anggraini, Fr.Reni Retno. “Pengungkapan Informasi Sosial dan FaktorFaktor

yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan

Keuangan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang

terdaftar Bursa Efek Jakarta)”, Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang,

2006.

Page 134: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

116

Al-Janadi, Yaseen et al, “Corporate Governance Mechanisms and Voluntary

Disclosure I in Saudi Arabia”, Research Journal of Finance and Accounting,

Vol 4 No 4, 2013.

Arum Prastiwi, Puspitaningrum. “Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap

Pengungkapan Internet Financial And Sustainability Reporting.” Jurnal

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.Malang.

Bursa Efek Indonesia (BEI), “Laporan Tahunan Bursa Efek Indonesia”, Dari

http://www.idx.co.id/idid/beranda/perusahaantercatat/laporankeuangandanta

hunan.aspx

Classens., et al, “Resolution of Corporate Distress in East Asia.” World Bank

Policy Research Working PaperJune (1999): 1-33.

Eng, L.L., & Mak, Y.T. , “Corporate governance and voluntary disclosure”,

Journal of Accounting and Public Policy. Vol.22, No.4, pp.325−345,2003.

Ellen dan Juniarti. “ Penerapan Corporate governance , Dampaknya Terhadap

Prediksi Financial Distress pada sektor Aneka Industri Dan Barang

Konsumsi.” Business Acounting Review VOL.1, NO. 2, 2013

Faten, Lakhal. “Earning Voluntary Disclosure and Corporate Governance:

Evidence from France”. International Journal of Management - Theory and

Applications (IREMAN), Vol.1 No. 1, 2010

Fitriana, Noor. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Luas Pengungkapan Sukarela

dalam

Page 135: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

117

Annual Report”. Volume 3 Nomor 3, Tahun 2014, ISSN (Online): 2337-

3806,2014.

Ghozali, Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 19”,

Edisi 5 Cetakan V, Badan Penerbit Universitas Diponegoro,Semarang,

2011.

Gedie, Siagian dan Imam Ghozhali 2012. “Pengaruh Struktur dan Aktivitas

Corporate Governance terhadap luas pengungkapan informasi strategis

secara sukarela pada website perusahaan yang terdaftar dalam bursa efek

Indonesia.” Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012,

Hardiningsih, Pancawati, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Voluntary

Disclosure Laporan Tahunan Perusahaan”, Jurnal Bisnis dan Ekonomi

Vol15 No. 1, 2008.

Haryanto dan Lady Aprilia. “Asosiasi Karakteristik Perusahaan dan Kualitas

Pengungkapan Sukarela Laporan Tahunan.” Kajian Akuntansi, Volume 4,

Nomor 2, Desember 2009: 128-136 ISSN 1907 – 1442

H.R Daeng Naja.” Manajemen Fit & Proper Test.” Penerbit Pustaka

Widyatama.Jakarta,2004.

Jensen, M.C., & Meckling, W.H. (1976). Theory of the Firm: Managerial

Behaviour, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial

Economics. Vol.3, No.4, pp.305-60

Page 136: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

118

Juniarti dan Agnes Andriyani Sentosa, “Pengaruh Good Corporate

Governance,Voluntary Disclosure terhadap Biaya Hutang (Cost of Debts)”,

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol 11 No 2, 2009.

Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal BAPEPAM No. SE-02/PM/2012

Mengenai Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan

Emiten

Komite Nasional Kebijakan Governance, “Pedoman Umum Good Corporate

Governance Indonesia 2006”

Lang, M., & Lundholm, R. (1993). Cross-sectional determinants of analyst

ratings of corporate disclosures. Journal of Accounting Research. Vol.31,

pp.246-271

Linda dan Maya Febrianty. “Kinerja Perusahaan dalam Perspektif Agency Theori

dan Signaling Theori”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol 9 No 2, 2010.

Lízal, Lubomír. “Determinants of Financial Distress: What Drives Bankruptcy in

a Transition Economy? The Czech Republic Case”. William Davidson

Working Paper Number 45. January,2002.

Marta, Utama 2004. “Komite Audit, Good Corporate Governance dan

Pengungkapan Informasi.” Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Vol. 1

pp. 61 – 79.

Page 137: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

119

Marisa, Putri 2014. “Pengaruh Struktur Kepemilikan Dan Mekanisme Corporate

Governance Terhadap Tingkat Pengungkapan Laporan Keberlanjutan.” File

ini diunduh dari:www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id.

Marsono,. et al,. 2013. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay”.

Diponegoro Journal Of Accounting. Vol. 2, No. 1.

Mega, Putri,dan Marsono 2013.” Pengaruh Kinerja Keuangan, Ukuran

Perusahaan dan Corporate Governance Terhadap Pengungkapan

Sustainability Report”. jurnal ISSN (Online): 2337-3806 Volume 2, Nomor 3,

Tahun 2013,

Mujiyono dan Magdalena Nany, “Pengaruh Leverage, Saham Publik, Size dan

Komite Audit terhadap Luas Pengungkapan Sukarela”. Jurnal Dinamika

Akuntansi. Vol 2 No 2, 2010.

Miko Kamal 2011. “Konsep Corporate Governance di Indonesia: Kajian atas

Kode Corporate Governance.” Macquarie University Australia.Volume 10

Number 2 2011.

Ming Liu,.et al, 2009. “A Case Study of Voluntary Disclosure by Chinese

Enterprises.” Asian Journal of Finance & Accounting ISSN 1946-052X

2009, Vol. 1, No. 2: E6

Mahmud dan Abdul Halim. “ Analisis Laporan Keuangan” Penerbit UPP

STIMYKPN.Yogyakarta,2009.

Page 138: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

120

Nandi, Sunil dan Santanu Kumar Ghosh, “Corporate governance attributes, firm

characteristics and the level of corporate disclosure: Evidence from the

Indian listed firms”, Decision Science Letters 2, 2012.

Nalim. “Good Corporate Governance Dalam Perspektif Islam”, jurnal dosen

STAIN Pekalongan 2012.

Nor, Hadi dan Arifin Sabeni. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Luas

Pengungkapan

Sukarela dalam Laporan Tahunan Perusahaan di BEJ”. Jurnal Maksi

Vol.1/Agustus/2002. PP. 90-104.

Nuryaman. 2009, ”Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan, Ukuran Perusahaan dan

Mekanisme Corporate Governance Terhadap pengungkapan Sukarela”,

Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol 6 No 1, 2009.

Pancawati Hardiningsih. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Voluntary

Disclosure Laporan Tahunan Perusahaan”. Dalam Jurnal Bisnis dan

Ekonomi (JBE), 15(1): h:67-69,2008.

Plat dan Platt, “Financial Distress Comparison Across Three Global”.

Regions.Journal of Risk and Financial Management, 2006.

Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia. 2006. Komite Nasional

Kebijakan Governance. Jakarta.

Page 139: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

121

Permanasari, Meiryananda 2012.“Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan

Mekanisme Corporate Governance terhadap Pengungkapan Informasi”.

Jurnal bisnis dan akuntasi,Vol.14, No.3,2012.

Primastuti, Sinung dan Tarmizi Achmad, “Pengaruh Corporate Governance dan

Karakteristik Perusahaan terhadap Luas Pengungkapan Informasi

Strategis”, Diponegoro Journal of Accounting, Vol 1 No 2, 2012.

OECD Principles of Corporate Governance 2004. “Principes de gouvernement

d’entreprise de l’OCDE”. ISBN92-64-01597-3, No. 53533, 2004.

Rodoni, Ahmad dan Ali, Herni. “Manajemen Keuangan”, Mitra wacana media.

Jakarta.2010.

Ratih,Made dan Ni ketut.2011.” pengungkapan sukarela laporan keuangan

tahunan dan faktor – faktor yang mempengaruhi (studi pada saham-saham

LQ45 di bursa efek Indonesia periode 2010-2011)”

Ratna,wardhani.2007. ”mekanisme corporate governance dalam perusahaan yang

mengalami permasalahan keuangan” Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Indonesia Juni 2007, Vol.4, N o. 1, hal. 95-114

Rahmawati, Siti Mutmainah Haryono 2004. “Analisi Pengaruh Ukuran

Perusahaan, Likuiditas, Leverage dan Profitabilitas Terhadap Mandatory

Disclousure.” Universitas Diponegoro Semarang. Jurnal MAKSI vol.7 No.1

Santoso, Singgih. 2010. “Statistik Multivariat: Konsep dan Aplikasi dengan

SPSS”, Elex Media Komputindo. Jakarta.

Page 140: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

122

Sulistyanto,Sulis. “Manajemen Laba (Teori dan Model Empiris).” Penerbit

Grasindo. Jakarta,2008.

Teguh, Prasetyo 2013. “Dividen, Hutang dan Kepemilikan Institusional di Pasar

Modal Indonesia: Pengujian Teori Keagenan.” Jurnal Dinamika Manajemen

Vol. 4, No. 1, 2013, pp: 10-22.

Tri, Brodoastuti. “Pengaruh Struktur Corporate Governance terhadap Financial

Distress.”Jurnal Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Manggala.Semarang,

2009.

Wardhani, R. 2006. Mekanisme Corporate Governance Dalam Perusahaan yang

Mengalami Permasalahan Keuangan. Unpublished Thesis, Universitas

Indonesia. Jakarta.

Widyantari, A. A. Ayu Putri. 2011. Opini Audit Going Concern dan Faktor-faktor

yang Memengaruhi: Studi Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek

Indonesia. Universitas Udayana. Denpasar

Yunita, Nancy. “Pengaruh Corporate Governance terhadap Voluntary Disclosure

dan Biaya Hutang”, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi, Vol 1 No 1, 2012.

Page 141: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

123

Lampiran 1

Daftar Nama Perusahaan Sampel

No Nama Perusahaan Kode

1 PT. akasha wira international Tbk ADES

2 PT. alamkarya unggul Tbk AKKU

3 PT. argo pantes Tbk ARGO

4 PT. astra international Tbk ASII

5 PT. duta pertiwi nusantara Tbk DPNS

6 PT. gunawan dianjaya stell Tbk GDST

7 PT. gudang garam Tbk GGRM

8 PT. intan wijaya international Tbk INCI

9 PT. indofood sukses makmur Tbk INDF

10 PT. kimia farma Tbk KAEF

11 PT. kertas basuki rachmat Indonesia Tbk KBRI

12 PT. Kedaung Tbk KICI

13 PT. langgeng makmur industri Tbk LMPI

14 PT. apac citra centertex Tbk MYTX

15 PT. Nippers Tbk NIPS

16 PT. prima alloy steel universal Tbk PRAS

17 PT. prashida aneka niaga Tbk PSDN

18 PT. sekawan intipratama Tbk SIAP

19 PT. siwani makmur Tbk SIMA

Page 142: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

124

Lanjut Daftar Tabel Nama Perusahaan

20 PT. sunson textille manufacture Tbk SSTM

21 PT. sumalindo lestari jaya Tbk SULI

22 PT. sekar laut Tbk SKLT

23 PT. tirta mahakam resource Tbk TIRT

24 PT. trias sentosa Tbk TRST

25 PT. ultrajaya milk industry&trading company Tbk ULTJ

Page 143: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

125

Lampiran 2

Indeks Pengungkapan Sukarela

No kode Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

1 ADES 0,625 0,625 0,675 0,700 0,700

2 AKKU 0,425 0,475 0,425 0,425 0,400

3 ARGO 0,650 0,675 0,700 0,700 0,625

4 ASII 0,625 0,625 0,750 0,750 0,750

5 DPNS 0,750 0,700 0,575 0,750 0,750

6 GDST 0,500 0,550 0,625 0,625 0,550

7 GGRM 0,700 0,750 0,750 0,750 0,750

8 INCI 0,550 0,575 0,625 0,700 0,700

9 INDF 0,750 0,825 0,750 0,825 0,825

10 KAEF 0,700 0,700 0,725 0,775 0,775

11 KBRI 0,700 0,700 0,625 0,625 0,625

12 KICI 0,375 0,325 0,325 0,325 0,450

13 LMPI 0,700 0,625 0,525 0,625 0,500

14 MYTX 0,700 0,750 0,625 0,625 0,500

Page 144: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

126

Lanjut Informasi Pengungkapan Sukarela

15 NIPS 0,625 0,700 0,700 0,675 0,675

16 PRAS 0,575 0,625 0,500 0,625 0,625

17 PSDN 0,625 0,625 0,675 0,725 0,725

18 SIAP 0,500 0,500 0,625 0,550 0,525

19 SIMA 0,500 0,550 0,550 0,550 0,550

20 SSTM 0,500 0,375 0,375 0,325 0,375

21 SULI 0,500 0,550 0,625 0,625 0,550

22 SKLT 0,375 0,425 0,425 0,625 0,625

23 TIRT 0,500 0,575 0,625 0,575 0,575

24 TRST 0,675 0,700 0,700 0,725 0,725

25 ULTJ 0,700 0,725 0,725 0,800 0,800

Page 145: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

127

Lampiran 3

Financial distress

No Kode Proporsi Dewan Komisaris Independen

2009 2010 2011 2012 2013

1 ADES 3,037 4,809 1,498 5,821 6,744

2 AKKU -4,364 -3,969 -5,476 -9,603 4,598

3 ARGO -2,970 -0,483 -13,396 -4,855 0,769

4 ASII 26,301 30,423 25,115 19,461 16,774

5 DPNS 577,164 89,149 -31,132 469,785 870,615

6 GDST -8,385 18,799 7,171 9,031 10,842

7 GGRM 11,694 24,583 27,145 12,172 8,857

8 INCI 18,301 -90,905 -335,327 52,128 157,166

9 INDF 2,942 5,339 7,811 7,495 6,171

10 KAEF 4,391 10,197 20,239 41,493 30,474

11 KBRI -4,995 -10,547 -151,526 785,756 -12,440

12 KICI -64,034 -6,299 0,094 6,221 19,115

13 LMPI 1,1561 1,538 0,727 1,339 0,543

14 MYTX -0,584 -0,914 -1,024 -1,164 -0,146

Page 146: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

128

Lanjut Financial distress

15 NIPS 0,573 2,437 2,606 2,370 2,446

16 PRAS -0,221 0,105 0,413 0,682 0,952

17 PSDN 4,095 5,621 4,723 4,033 3,810

18 SIAP 2,125 2,804 2,056 1,977 0,116

19 SIMA -14,316 -4,874 -0,269 -0,586 -0,951

20 SSTM 0,185 -0,144 -0,842 -0,838 -0,096

21 SULI -2,245 -1,751 -2,665 -4,619 -1,758

22 SKLT 0,541 2,007 2,582 4,203 3,802

23 TIRT 0,036 0,014 1,175 -1,566 -6,851

24 TRST 3,981 11,506 16,555 5,830 3,646

25 ULTJ 3,803 5,777 6,585 33,732 55,673

Page 147: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

129

Lampiran 4

Corporate Governance

No kode Proporsi Dewan Komisaris Independen

2009 2010 2011 2012 2013

1 ADES 0,333 0,333 0,333 0,333 0,333

2 AKKU 0,500 0,500 0,333 0,333 0,333

3 ARGO 0,500 0,500 0,500 0,400 0,400

4 ASII 0,461 0,461 0,500 0,461 0,363

5 DPNS 0,333 0,333 0,333 0,333 0,333

6 GDST 0,333 0,333 0,333 0,333 0,333

7 GGRM 0,800 0,750 0,600 0,500 0,333

8 INCI 0,333 0,333 0,333 0,333 0,333

9 INDF 0,300 0,300 0,375 0,375 0,375

10 KAEF 0,333 0,333 0,400 0,400 0,400

11 KBRI 0,500 0,333 0,333 0,333 0,333

12 KICI 0,333 0,333 0,333 0,333 0,333

13 LMPI 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500

14 MYTX 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500

Page 148: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

130

Lanjut Proporsi Dewan Komisaris Independen

15 NIPS 0,333 0,333 0,333 0,333 0,333

16 PRAS 0,333 0,333 0,333 0,333 0,333

17 PSDN 0,400 0,400 0,400 0,333 0,333

18 SIAP 0,333 0,333 0,333 0,333 0,333

19 SIMA 0,500 0,500 0,333 0,333 0,333

20 SSTM 0,333 0,333 0,333 0,333 0,333

21 SULI 0,400 0,400 0,400 0,333 0,333

22 SKLT 0,333 0,333 0,333 0,333 0,333

23 TIRT 0,500 0,500 0,500 0,500 0,333

24 TRST 0,333 0,333 0,333 0,333 0,333

25 ULTJ 0,333 0,333 0,333 0,333 0,333

Page 149: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

131

No kode Komite Audit

2009 2010 2011 2012 2013

1 ADES 0 0 1 1 1

2 AKKU 0 0 0 0 0

3 ARGO 1 1 1 1 1

4 ASII 0 0 1 1 1

5 DPNS 1 1 1 1 1

6 GDST 0 0 1 1 1

7 GGRM 0 0 1 1 1

8 INCI 0 0 0 0 0

9 INDF 0 0 1 1 1

10 KAEF 1 1 1 1 1

11 KBRI 0 0 1 1 1

12 KICI 0 0 0 0 0

13 LMPI 1 1 1 1 1

14 MYTX 0 0 0 0 0

15 NIPS 1 1 1 1 1

Page 150: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

132

Lanjut Komite Audit

16 PRAS 0 0 0 1 1

17 PSDN 1 1 1 1 1

18 SIAP 0 0 1 1 1

19 SIMA 0 0 0 0 0

20 SSTM 0 0 0 1 1

21 SULI 0 0 1 1 1

22 SKLT 0 0 0 0 0

23 TIRT 0 0 1 1 1

24 TRST 1 1 1 1 1

25 ULTJ 0 0 0 1 1

Page 151: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

133

Lampiran 6

Karakteristik Perusahaan

No kode Leverage

2009 2010 2011 2012 2013

1 ADES 0,617 0,692 0,602 0,462 0,399

2 AKKU 0,399 0,477 0,495 0,630 0,945

3 ARGO 0,974 0,851 0,789 0,877 0,860

4 ASII 0,449 0,479 0,508 0,507 0,503

5 DPNS 0,192 0,275 0,238 0,156 0,128

6 GDST 0,511 0,399 0,287 0,318 0,257

7 GGRM 0,324 0,306 0,371 0,359 0,420

8 INCI 0,054 0,041 0,110 0,124 0,073

9 INDF 0,616 0,474 0,409 0,424 0,508

10 KAEF 0,364 0,327 0,301 0,305 0,342

11 KBRI 0,514 0,182 0,093 0,039 0,121

12 KICI 0,279 0,256 0,264 0,299 0,247

13 LMPI 0,261 0,340 0,406 0,497 0,516

Page 152: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

134

Lanjut Leverage

14 MYTX 0,954 0,900 0,965 1,033 1,049

15 NIPS 0,596 0,561 0,628 0,614 0,704

16 PRAS 0,813 0,707 0,588 0,514 0,489

17 PSDN 0,508 0,533 0,510 0,399 0,387

18 SIAP 0363 0,343 0,372 0,426 0,633

19 SIMA 0,621 0,782 1,439 1,320 0,540

20 SSTM 0,642 0,629 0,645 0,648 0,661

21 SULI 0,863 0,818 0,975 1,032 1,395

22 SKLT 0,421 0,406 0,426 0,481 0,537

23 TIRT 0,771 0,768 0,800 0,845 0,918

24 TRST 0,404 0,376 0,376 0,381 0,475

25 ULTJ 0,310 0,351 0,379 0,307 0,283

Page 153: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

135

No kode Profitabilitas

2009 2010 2011 2012 2013

1 ADES 0,091 0,097 0,081 0,214 0,126

2 AKKU -0,174 -0,165 -0,755 -0,191 -0,032

3 ARGO -0,051 -0,087 -0,082 -0,085 0,034

4 ASII 0,139 0,150 0,136 0,124 0,104

5 DPNS 0,042 0,079 -0,038 0,111 0,260

6 GDST 0,154 0,159 0,101 0,040 0,077

7 GGRM 0,128 0,137 0,126 0,098 0,086

8 INCI -0,055 -0,153 -0,137 -0,033 -0,075

9 INDF 0,070 0,083 0,091 0,080 0,043

10 KAEF 0,039 0,083 0,095 0,099 0,087

11 KBRI 0,018 -0,619 -0,026 0,049 -0,023

12 KICI -0,061 0,037 0,004 0,023 0,075

13 LMPI 0,011 0,004 0,007 0,002 -0,014

14 MYTX 0,012 0,055 -0,066 -0,069 -0,029

Page 154: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

136

Lanjut Profitabilitas

15 NIPS 0,011 0,037 0,039 0,041 0,042

16 PRAS -0,086 0,001 0,002 0,026 0,016

17 PSDN 0,127 0,061 0,056 0,037 0,031

18 SIAP 0,030 0,035 0,019 0,018 0,021

19 SIMA -0,187 -0,183 -0,670 -0,107 -0,104

20 SSTM 0,035 0,011 -0,028 -0,017 -0,016

21 SULI -0,049 0,001 -0,185 -0,104 -0,345

22 SKLT 0,065 0,024 0, ,027 0,031 0,037

23 TIRT 0,019 -0,017 0,006 -0,047 -0,190

24 TRST 0,074 0,067 0,069 0,028 0,010

25 ULTJ 0,034 0,053 0,058 0,145 0,115

Page 155: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

137

No kode Ukuran Perusahaan (Size)

2009 2010 2011 2012 2013

1 ADES 11,251 11,511 11,499 11,590 11,644

2 AKKU 10,511 10,453 10,070 10,024 10,655

3 ARGO 9,164 9,154 9,162 9,257 9,370

4 ASII 13,949 14,052 14,188 14,260 14,330

5 DPNS 11,153 11,244 11,236 11,266 11,408

6 GDST 11,987 12,031 11,990 12,065 12,076

7 GGRM 13,432 13,487 13,592 13,618 13,705

8 INCI 11,197 11,127 11,097 11,121 11,133

9 INDF 13,606 13,674 13,730 13,773 13,892

10 KAEF 12,194 12,219 12,253 12,317 12,393

11 KBRI 12,040 11,895 11,871 11,869 11,896

12 KICI 10,925 10,934 10,941 10,977 10,992

13 LMPI 11,732 11,784 11,836 11,911 11,914

14 MYTX 12,256 12,274 12,266 12,256 12,321

Page 156: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

138

Lanjut Ukuran Perusahaan (Size)

15 NIPS 11,497 11,528 11,650 11,719 11,902

16 PRAS 11,623 11,664 11,764 11,761 11,900

17 PSDN 11,548 11,617 11,624 11,834 11,833

18 SIAP 11,168 11,178 11,212 11,265 11,435

19 SIMA 10,727 10,702 10,678 10,688 10,815

20 SSTM 11,943 11,940 11,926 11,908 11,904

21 SULI 12,303 12,291 12,229 12,154 11,973

22 SKLT 11,292 11,299 11,330 11,397 11,479

23 TIRT 11,797 11,761 11,839 11,832 11,859

24 TRST 10,611 10,188 10,065 10,224 10,425

25 ULTJ 12,238 12,302 12,338 12,383 12,448

Sumber : Data Diolah

Page 157: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

139

Lampiran 7

Indikator Pengungkapan Sukarela

a. Indikator informasi umum dan strategis :

1) Visi dan Misi perusahaan.

2) Riwayat atau sejarah singkat perusahaan.

3) Ikhtisar data keuangan 3 (tiga) tahun terakhir atau lebih.

4) Struktur organisasi perusahaan.

b. Indikator informasi tentang direksi :

1) Gambar ketua direksi.

2) Gambar semua anggota direksi.

3) Kualifikasi akademis semua anggota direksi.

4) Posisi atau kantor yang dimiliki oleh direktur eksekutif.

5) Identifikasi manajemen senior.

6) Fungsi manajemen senior.

c. Indikator informasi data pasar modal dan informasi keuangan :

1) Bursa saham (kode dan nama perusahaan).

2) Volume saham yang diperdagangkan.

3) Informasi harga saham.

4) Kepemilikan saham domestik dan saham asing.

5) Distribusi saham berdasarkan jenis pemegang saham.

d. Indikator informasi prospek masa depan perusahaan

1. Ramalan tren industri yang akan atau kemungkinan berkembang dimasa

depan

Page 158: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

140

2. Pengungkapan faktor eksternal yang mempengaruhi kinerja perusahaan (

ekonomi, sosial, politik) di masa depan.

3. Perencanaan strategi kinerja perusahaan.

4. Persaingan industri.

e. Indikator informasi pelaporan kegiatan sosial dan informasi nilai tambah

1. Pernyataan tentang Corporate Social Responsibility (CSR) (kesehatan dan

pendidikan)

2. Pernyataan masalah perekrutan karyawan

3. Pernyataan tentang kesejahteraan para karyawan

4. Kebijakan perusahaan dengan pelatihan karyawan

5. pelatihan di alam terbuka (outing)

f. Indikator sumber daya modal

1. Belanja modal saat ini

2. Sumber dana keuangan belanja modal saat ini

3. Sumber dana keuangan belanja modal saat ini (tren)

4. penawaran belanja modal

5. Rencana sumber dana modal yang diusulkan

6. Ramalan atau prediksi untuk pengeluaran

7. Perjanjian utang

g. Indikator ekonomi

1. Modal kerja (saat ini)

2. Perencanaan modal kerja

3. Pendanaan dan kewajiban saat ini

Page 159: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

141

4. Sumber dana untuk kebutuhan dan kewajiban

5. ROA

6. Rasio likuiditas

7. Rencana belanja modal

8. Informasi dan rasio keuangan lainnya yang relevan dengan perusahaan

dan jenis industrinya

Page 160: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

142

Hasil Output SPSS

1. Statistik deskriptif

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation

IPS 125 .325000 .825000 .62200000 .123360212

DISTRS 125 .000000 1.000000 .43200000 .497347805

INDP 125 .300000 .800000 .38471913 .085670770

KOMIT 125 .000000 1.000000 .54400000 .500064512

LEV 125 .039549 1.439870 .51576737 .274541758

PROF 125 -.755766 .260610 .00344967 .141317312

SIZE 125 9.154799 14.330402 11.72859926 1.058444736

Valid N

(listwise) 125

2. Normalitas

Page 161: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

143

Tabel 4.4

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardize

d Residual

N 125

Normal Parametersa,b

Mean .0000000

Std. Deviation .09173599

Most Extreme Differences Absolute .062

Positive .031

Negative -.062

Kolmogorov-Smirnov Z .062

Asymp. Sig. (2-tailed) .200

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Page 162: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

144

3. Uji Multikolonieritas

Tabel 4.4

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 DISTRS .563 1.776

INDP .888 1.126

KOMIT .906 1.103

LEV .733 1.365

PROF .620 1.613

SIZE .791 1.264

a. Dependent Variable: IPS

4. Uji Heterokedastisitas

Page 163: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

145

Tabel 4.6

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .206 .061 3.384 .001

DISTRS .016 .013 .142 1.248 .214

INDP -.050 .060 -.075 -.827 .410

KOMIT -.032 .010 -.285 -3.174 .102

LEV -.019 .021 -.091 -.907 .366

PROF .035 .044 .087 .798 .426

SIZE -.008 .005 -.152 -1.578 .117

a. Dependent Variable: ABS_RES1

Sumber : Data Diolah (output SPSS 22.0)

5. Uji Autokorelasi

Tabel 4.5

Runs Test

Unstandardiz ed Residual

Test Valuea .010700

Cases < Test Value 62

Cases >= Test Value 63

Total Cases 125

Number of Runs 65

Z .270

Asymp. Sig. (2-tailed) .787

a. Median

Page 164: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

146

6. Koefisien Determinasi

Tabel 4.6

Koefisien Determinasi (Adjusted R²)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .669a .447 .419 .094039344

a. Predictors: (Constant), SIZE, KOMIT, LEV, INDP, PROF,

DISTRS

b. Dependent Variable: IPS

7. Uji Signifikansi Simultan (Statistik F)

Tabel 4.7

Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

ANOVAa

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression .843 6 .141 15.897 .000b

Residual 1.044 118 .009

Total 1.887 124

a. Dependent Variable: IPS

b. Predictors: (Constant), SIZE, KOMIT, LEV, INDP, PROF,

DISTRS

Page 165: FINANCIAL DISTRESS CORPORATE GOVERNANCE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33208/1/ANGGITA... · companies for a total study sample was 125 annual reports.

147

8. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Tabel 4.8

Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .248 .106 2.337 .021

DISTRS -.098 .023 -.395 -4.325 .000

INDP .161 .105 .112 1.542 .126

KOMIT .085 .018 .345 4.795 .000

LEV .013 .036 .029 .362 .718

PROF -.011 .076 -.013 -.145 .885

SIZE .026 .009 .220 2.864 .005

a. Dependent Variable: IPS