Final Report Sand Casting Practice 2
Transcript of Final Report Sand Casting Practice 2
LABORATORIUM METALURGI PROSES
DEPARTEMEN METALURGI DAN
MATERIAL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PASIR CETAK
NPM / KELOMPOK : 0806331683 / KELOMPOK 12
TANGGAL DIKUMPULKAN : 21 APRIL 2011
TANGGAL DITERIMA : 21 APRIL 2011
KETERANGAN :
III.4 Pengaruh Kadar Air terhadap Kekuatan Tekan
Kekuatan tekan dari cetakan pasir sangat berperan dalam
mengkompensasi tekanan yang berasal dari logam cair
(metallostatic pressure) dan menjaga bentuk cetakan agar
tidak mengalami perubahan bentuk atau deformasi[3]
. Pada
pengujian ini, sampel sebelumnya dipersiapkan dengan alat
rammer. Nilai kekuatan tekan hasil pengujian terhadap kadar
air dapat dilihat pada gambar II.3. Nilai kekuatan tekan yang
tertinggi secara umum berturut-turut dimiliki oleh dry sand,
holding sand dan green sand. Hal ini dikarenakan kadar air
yang menyelimuti butir pasir sudah berkurang sehingga zat
pengikat dapat mengikat lebih baik. Selain itu, adanya efek
sintering akan meningkatkan densitas dari pasir sehingga
nilai porositasnya menurun serta meningkatkan kekuatan
tekan. Selain itu, hal ini juga berkaitan dengan sifat-sifat
kering dari pasir cetak, yaitu pasir yang dikeringkan memiliki
permeabilitas dan kekuatan yang meningkat dibandingkan
dalam keadaan basah. Hal ini dikarenakan hilangnya air
bebas dan air yang diabsorbsi pada permukaan butir pasir.
Gambar III.1 Pengaruh Kadar Air dan Bentonit terhadap Kekuatan
Pasir Cetak[4].
Menurut literatur (gambar III.1), sampel green sand
dengan penambahan air akan meningkatkan kekuatan tekan
kemudian menurun jika terlalu banyak air. Begitu pula untuk
dry sand yang kekuatan tekannya akan meningkat seiring
dengan penambahan air. Hasil pengujian sampel green sand
kami seperti yang terdapat pada gambar II.3 sudah sesuai
dengan literatur tersebut dimana kekuatan tekan meningkat
seiring dengan penambahan kadar air. Namun hal ini tidak
terjadi pada sampel dry sand kami dimana kenaikan kadar air
justru menurunkan kekuatan tekan dari pasir. Kekuatan dry
sand kami menurun dari 19 lbs/inch2 hingga mencapai
7,5 lbs/inch2 pada kenaikan kadar air dari 2% hingga 4%.
Data yang menarik juga kami temukan pada sampel holding
sand dimana penambahan kadar air awalnya akan
menurunkan kekuatan tekan. Namun ketika kadar air 8%
justru terjadi peningkatan kekuatan tekan hingga 16,5
lbs/inch2 dan melewati kekuatan tekan dari sampel dry sand
dan green sand.
Hal tersebut dapat terjadi karena kondisi pengeringan
yang tidak sama. Pada holding sand yang dikeringkan selama
24 jam di udara terbuka, faktor cuaca dan perubahan suhu
sangat berpengaruh. Sementara pada pasir kering yang
dipanaskan di dalam oven, faktor peletakan pasir silinder
sangat berpengaruh. Hal ini dikarenakan jika jarak peletakan
antara pasir yang satu dengan yang lain tidak sama maka
pasir silinder tersebut tidak akan mendapatkan panas yang
sama atau tidak seragam (berbeda antara satu pasir dengan
yang lainnya). Terlepas dari berbagai penyimpangan tersebut,
secara umum dapat disimpulkan bahwa percobaan kekuatan
tekan ini sudah dapat memprediksi bahwa dry sand memiliki
kekuatan tekan paling besar diikuti holding sand dan green
sand.
III.5 Pengaruh Kadar Air terhadap Kekuatan Geser
Kekuatan geser pada cetakan pasir berfungsi untuk
mencegah pecahnya pasir pada saat proses pengangkatan pola
(pattern) dari dalam cetakan[3]
. Jika kekuatan gesernya buruk
maka cetakan tersebut akan mudah sekali terjadi retak.
Kekuatan geser pasir cetak memiliki hubungan yang searah
atau senilai dengan kekuatan tekannya. Hal ini berhubungan
dengan kekuatan ikatan yang dibentuk antarbutir pasir dalam
cetakan.
Dari gambar II.4 dapat dilihat bahwa secara umum dry
sand mempunyai kekuatan geser paling besar, diikuti oleh
holding sand dan green sand. Hal ini sudah sesuai dengan
literatur, dimana pada dry sand telah mengalami pengeringan
dengan oven sehingga kadar airnya berkurang banyak.
Peningkatan kekuatan terjadi karena peningkatan kadar air
sebagai pengaktif bentonit sebagai binder atau pengikat
(dengan kadar bentonit tetap) akan menjadikan butir-butir
pasir semakin terikat kuat, sehingga kekuatan tekan dan geser
pun akan meningkat.
Penyimpangan yang terjadi hampir sama dengan
percobaan pengaruh kadar air terhadap kekuatan tekan
terhadap sampel holding sand dimana penambahan kadar air
awalnya akan menurunkan kekuatan geser namun ketika
kadar air 8% justru terjadi peningkatan kekuatan geser.
Kesalahan ini terjadi kemungkinan karena kesalahan
praktikan dalam pembuatan sampel pada saat penimbangan.
Kesalahan juga dapat disebabkan oleh proses pencampuran
antara pasir, air, bentonit, gula tetes dan serbuk arang yang
kurang merata sehingga ada bagian yang terdapat banyak
bahan aditif dan ada yang sedikit sehingga menimbulkan
perbedaan kekuatan. Salah satu penyebab lain karena
praktikan yang tidak mengetahui parameter yang jelas kapan
proses uji kekuatan geser dihentikan secara tepat. Perbedaan
pendapat antar praktikan mengenai waktu penghentian mesin
uji geser ini tentu saja menyebabkan perbedaan nilai
kekuatan yang diperoleh.
Terlepas dari berbagai penyimpangan tersebut, secara
umum dapat disimpulkan bahwa percobaan kekuatan geser
ini sudah dapat memprediksi bahwa dry sand memiliki
kekuatan geser paling besar diikuti holding sand dan green
sand.
III.6 Pengaruh Kadar Air terhadap Flowability
Flowability adalah kemampuan pasir untuk dapat mengisi
rongga-rongga cetakan dengan baik. Flowability juga dapat
diartikan sebagai kemampuan pasir untuk dapat terkompaksi
secara merata densitasnya. Hal ini akan membantu pasir
untuk dapat mengisi semua bagian dari pola yang diinginkan.
Berdasarkan literatur, flowability akan meningkat seiring
dengan penambahan bentonit dan kadar air hingga mencapai
titik optimum.
Pada percobaan ini dilakukan pengujian pengaruh kadar
air terhadap flowability dari pasir cetak. Setelah melakukan
proses ramming terhadap ketiga jenis sampel (dry, holding
dan green sand), dilakukan pengukuran ketinggian dari
ketiga jenis sampel tersebut. Tinggi yang diperoleh (setelah
ditambah 0.3 mm) lalu dibandingkan dengan grafik tinggi
sampel vs flowability. Semakin rendah ketinggian sampel,
berarti bahwa sampel tersebut semakin mudah dipadatkan
dengan rammer. Artinya, pasir cetak tersebut lebih mudah
mengalir dan mengisi ruang-ruang dan cetakan. Dengan
demikian, nilai flowability sampel tersebut semakin besar.
Berdasarkan gambar II.5, secara umum kenaikan kadar air
akan menyebabkan naiknya flowability pasir cetak hingga
titik optimum lalu menurun. Hal ini terjadi dengan catatan
kadar bentonit yang konstan. Hal ini terjadi karena
peningkatan kadar air menyebabkan pengaktifan ikatan
antarbutir oleh bentonit dalam pasir cetak. Sehingga pasir
cetak makin mudah mengalir dan mengisi rongga-rongga dan
cetakan. Dengan demikian, flowability pasir cetak tersebut
meningkat.
Penyimpangan terjadi pada sampel holding dan green
sand dimana kenaikan air justru menurunkan flowability pasir
cetak. Hal ini dikarenakan kadar bentonit pada masing-
masing sampel hanya 7% dimana bentonit tersebut dapat
bekerja jika ada air yang mengaktifasi. Dengan kadar air
yang mencapai 8%, maka bentonit akan habis berikatan dan
terdapat sekitar 1% air yang tersisa. Kadar air yang tersisa ini
akan menyebabkan penurunan flowability dari pasir cetak.
III.7 Kadar Bentonit terhadap Flowability
Bentonit merupakan salah satu jenis bahan pengikat
(binder) dalam proses pembuatan pasir cetak. Bahan pengikat
merupakan material yang ditambahkan pada pasir cetak agar
dapat membuat butir-butir pasir menyatu. Prinsip kerja
binder seperti lapisan yang melapisi permukaan butir pasir
cetak.
Pada percobaan ini kami mencoba membandingkan
pengaruh kenaikan kadar bentonit terhadap flowability dari
pasir cetak. Kami membandingkan flowability sampel dengan
variasi kadar bentonit sebesar 6%, 6,5%, 7% dan 7,5%
dengan kadar air yang tetap, yaitu 8%. Langkah-langkah
praktikum percobaan ini sama dengan percobaan pengaruh
kadar air terhadap flowability pasir dimana sampel yang telah
dilakukan proses ramming lalu diukur ketinggiannya dan
dicocokkan dengan grafik tinggi sampel vs flowability. Nilai
flowability dari pasir cetak akan cenderung menurun dengan
penambahan kadar bentonit. Hal ini dikarenakan dengan
kadar bentonit yang tinggi, akan membuat ruangan antara
butir tidak terisi oleh pasir melainkan oleh bentonit[1]
.
Berdasarkan gambar II.6 dapat dilihat bahwa untuk ketiga
jenis sampel (dry, holding dan green sand) terjadi kenaikan
flowability pada kadar bentonit 6,5% lalu terus menurun
untuk kenaikan kadar bentonit berikutnya. Naiknya
flowability pasir ini disebabkan oleh adanya proses
pengaktifan bentonit oleh kadar air. Jika perbandingan antara
kadar air dan bentonit tidak sesuai atau tidak proporsional,
maka flowability yang diperoleh juga tidak optimal. Oleh
karena itu kita perlu mengetahui berapa komposisi air dan
bentonit yang tepat untuk mendapatkan flowability yang
maksimal. Berdasarkan percobaan dengan kadar air 8% ini
dapat dilihat bahwa flowability maksimal yang dapat dicapai
oleh ketiga jenis pasir terdapat pada kadar bentonit sebesar
6,5%.
IV. Kesimpulan
1. Distribusi pasir yang ideal adalah jika 2/3 dari dari jumlah
pasir yang digunakan merupakan butir pasir yang memiliki
ukuran dari tiga mesh yang berurutan dan sisanya dari
ukuran berikutnya. Dari percobaan didapat nilai dari GFN
adalah 66,54 yang cocok untuk aplikasi pengecoran besi
tuang kelabu (GFN 60 - 75) atau paduan Magnesium
(GFN 65 - 80).
2. Pengaruh kadar air dalam proses pembuatan pasir cetak
sangat penting sehingga diperlukan pengaturan kadar air
supaya memperoleh kekuatan yang optimal. Pengujian
kadar air ini dilakukan dengan pemanasan di dalam
infrared dryer.
3. Kadar air dan bentonit yang bertambah akan menurunkan
sifat permeabilitas dari pasir cetak. Hal ini dikarenakan
terjadi ikatan yang kuat sehingga ruang atau porous yang
terbentuk semakin sedikit. Untuk kekuatan tekan dan geser,
penambahan air akan meningkatkan kekuatan sampai titik
optimum, kemudian akan menurun jika kadar air berlebih.
Dari percobaan kekuatan tekan dan geser pasir cetak,
penambahan air yang optimal terjadi pada range 4-6 %
kadar air.
4. Flowability pasir cetak semakin baik jika komposisi antara
kadar air dan bentonit mencapai jumlah yang proporsional
sehingga nilainya optimal. Penambahan air untuk
mendapatkan flowability optimal terjadi pada penambahan
air dengan kadar 6 %.
5. Karakteristik dari pasir basah (green sand) yaitu masih
banyak mengandung air, pasir kering (dry sand) merupakan
hasil pengeringan dari pasir basah dalam oven dengan suhu
sekitar 150-3000C selama kurang lebih 15 menit.
Sedangkan untuk holding sand merupakan pasir basah yang
dilakukan pengeringan selama 24 jam tanpa pemanasan.
Dari ketiga sampel jenis pasir tersebut dry sand memiliki
kekuatan mekanis yang palling baik diikuti holding sand
dan green sand. Hal ini terjadi karena pada dry sand terjadi
efek sintering yang menyebabkan butir-butir pasir terikat
semakin kuat satu sama lain.
V. Saran
1. Adanya lembar pengamatan praktikum agar memudahkan
praktikan dalam mengambil data-data yang diperlukan saat
praktikum. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kesalahan
yang dilakukan praktikan sekaligus sebagai acuan
pembanding yang valid antar satu kelompok dengan
kelompok yang lain.
2. Adanya perbaikan terhadap alat uji permeabilitas agar
praktikan mengetahui dan memahami prinsip kerja alat
tersebut. Hal ini juga dimaksudkan agar praktikan
membuktikan apa yang selama ini diajarkan tentang teori-
teori dasar permeabilitas pasir cetak.
3. Penggunaan pasir cetak jenis lain seperti pasir zirkon, pasir
olivine atau pasir chromite sebagai variasi percobaan
sekaligus menambah pengetahuan praktikan mengenai
perbedaan jenis-jenis pasir tersebut.
VI. Referensi 1. Surdia, Tata; Kenji Chijiwa. 2006. Teknik Pengecoran
Logam. PT Pradnya Paramitha : Jakarta.
2. Bambang, Suharno. 2011. Diktat Kuliah Pengecoran
Logam 2011. Departemen Metalurgi dan Mateeial FTUI :
Depok.
3. Dhaneswara, Donanta. Diktat Pengecoran Logam: Pasir
Cetak. Departemen Metalurgi dan Material. Depok. 1998.
4. Laboratorium Metalurgi Proses Departemen Metatlurgi dan
Material FTUI. 2011. Modul Praktikum Pasir Cetak.
Laboratorium Metalurgi Proses Departemen Metalurgi dan
Material FTUI : Depok.