Final Pnpk ( Hiv )

6
PEDOMAN NASIONAL PELAYANAN KEDOKTERAN (PNPK) SMF ANAK RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar TATA LAKSANA KASUS Divisi Alergi Imunologi HIV-AIDS ( Human Immunodefisiensi Virus ) ( ICD 10: B.20 ) 1. Pengertian (Definisi) Infeksi HIV merpakan penyakit yang diakibatkan oleh infeksi virus HIV. AIDS adalah penyakit yang menunjukkan adanya sindrom defisiensi imun selular akibat infeksi HIV. 2. Anamnesis Riwayat ayah atau ibu ) yang memiliki risiko terinfkesi HIV (riwayat narkoba suntik, promiskuitas, pasangan dari penderita HIV, pernah mengalami operasi atau prosedur transfusi produk darah) Riwayat morbiditas yang khas maupun yang sering ditemukan pada penderita HIV Riwayat kelahiran, ASI, pengobatan ibu dan kondisi neonatal 3. Pemeriksaan Fisik Demam berulang/berkepanjangan Berat badan turun secara progresif dan atau gizi buruk Diare persisten Kandidosis oral Otitis media kronik Gagal tumbuh Limfadenopati generalisata Kelainan kulit Pembengkakan parotis Infeksi Opportunistik : Tuberkulosis Herpes zoster generalisata Pneumonia P.jiroveci Pneumonia berat 1

description

PNPK

Transcript of Final Pnpk ( Hiv )

Page 1: Final Pnpk ( Hiv )

PEDOMAN NASIONAL PELAYANAN KEDOKTERAN (PNPK)SMF ANAK RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar

TATA LAKSANA KASUSDivisi Alergi Imunologi

HIV-AIDS ( Human Immunodefisiensi Virus ) ( ICD 10: B.20 )

1. Pengertian (Definisi) Infeksi HIV merpakan penyakit yang diakibatkan oleh infeksi virus HIV.AIDS adalah penyakit yang menunjukkan adanya sindrom defisiensi imun selular akibat infeksi HIV.

2. Anamnesis Riwayat ayah atau ibu ) yang memiliki risiko terinfkesi HIV (riwayat narkoba suntik, promiskuitas, pasangan dari penderita HIV, pernah mengalami operasi atau prosedur transfusi produk darah)

Riwayat morbiditas yang khas maupun yang sering ditemukan pada penderita HIV

Riwayat kelahiran, ASI, pengobatan ibu dan kondisi neonatal

3. Pemeriksaan Fisik Demam berulang/berkepanjangan Berat badan turun secara progresif dan atau gizi buruk Diare persisten Kandidosis oral Otitis media kronik Gagal tumbuh Limfadenopati generalisata Kelainan kulit Pembengkakan parotis Infeksi Opportunistik :

Tuberkulosis Herpes zoster generalisata Pneumonia P.jiroveci Pneumonia berat

4. Kriteria Diagnosis 1. Berdasarkan stadium klinis

5. Diagnosis Kerja HIV AIDS (Human Immunodefisiensi Virus) (ICD 10: B.20)

6. Diagnosis Banding -7. Pemeriksaan Penunjang 1. Umur pasien < 18 bulan:

HIV DNA (LoE 1,A)HIV RNA (LoE 1,A)

2. Pada bayi yang masih mendapat ASI :Tes HIV dapat dilakukan 6 minggu setelah

1

Page 2: Final Pnpk ( Hiv )

Berhenti ASI. Tes HIV tetap dapat dilakukantanpa harus menyetop pemberian ASI.

3. Bila anak >18 bulan :Pemeriksaan antibodi HIV ( LoE Ib,A )Pemeriksaan konfirmasi infeksi HIV:Westernblot atau PCR RNA/DNA

4. Status imunosupresi : Hitung mutlak dan persentase CD4+

5. Pemeriksaan darah tepi lengkap, SGOT/SGPT, dan pemeriksaan lain sesuai indikasi.

6. Lakukan pemeriksaan infeksi oportunistik yang sering terjadi bersamaan dengan infeksi HIV (tuberkulosis, hepatitis B dan C)

7. Pemeriksaan lain (laboratorium, pencitraan, dan lain-lain)

8. Terapi 1. Evaluasi dan tata laksana infeksi opportunistik2. Pemberian nutrisi yang cukup3. Pengawasan tumbuh kembang4. Imunisasi 5. Menilai kemungkinan pemberian ARV

Untuk anak yang belum mendapatkan ARV sebelumnya :Lini pertama : 2 NRTI + 1 PI ( 2 NRTI + Efavirenz/ Nevirapin ) (LoE 2,A)Lini kedua :3 NRTI ( Abacavir + Lamivudine + Zidovudine ) ( LoE 3, C ) atau Anak usia ≤3 tahun : 2 NRTI + Nevirapine

Zidovudine (AZT)+Lamivudine (3TC)+Nevirapine (NVP) atau Stavudine (D4T)+Lamivudine (3TC)+Nevirapine (NVP)

Anak usia ≥3tahun dan berat badan ≥10 kg : Zidovudine (AZT)+Lamivudine (3TC)

+NVP atau Efavirenz (EFV) Stavudine (D4T)+Lamivudine (3TC)

+NVP atau Efavirenz (EFV) setiap 1-2 minggu pasienn diharapkan control untuk pemantauan gejala klinis, penyesuaian dosis, pemantauan efek samping, kepatuhan minum obat. Setelah 8 minggu dilakukan control setiap 1 bulan sekali, Lakukan pemeriksaan darah tepi, SGOT/SGPT, CD4 setiap 3 bulan sekali.Apabila anak gagal terhadap lini pertama,

2

Page 3: Final Pnpk ( Hiv )

lanjutkan dengan lini kedua.

9. Edukasi(Pediatric Health Promotion)

1. Penjelasan tentang diagnosis dan perjalanan penyakit 2. Penjelasan tentang pemeriksaan penunjang yang akan

dilakukan3. Penjelasan tentang pemberian ART dan efek

sampingnya4. Penjelasan tentang pentingnya keteraturan berobat5. Penjelasan tentang diagnosis, perjalanan penyakit dan

prognosis6.

10. Prognosis Ad vitam : malamAd sanationam : malamAd fungsionam : malam

11. Tingkat Evidens12. Tingkat Rekomendasi13. Penelaah Kritis 1. Dr Sumadiono SpAK

2. Dr Cahya Dewi Satria,SpA,MKes3. Dr Putri Widiantika

14. Indikator Medis Bagus : bila BB anak naik, nafsu makan meningkat, infeksi opportunistik tertangani dengan baik dan pertimbangkan pemberian ARV

15. Kepustakaan 1. World Health Organization-Regional Office for South-East Asia. HIV/AIDS facts and figures. Diakses dari http://www.who/searo/HIV-AIDS/FactsandFigure.htm

2. The working group on antiretroviral and medical management of HIV-infected children. The national resources and services administration, and the national institute of health. Guidelines for the use of antiretroviral agents in pediatric HIV infection July 29 2008. Diakses dari http://www.aidsinfo.org

3. Fischer A, Lejczak C, Lambert C, Servais J, Makombe N, Rusine J, dkk. Simple DNA extraction method for dried blood spots and comparison of two PCR assays for diagnosis of vertical human immunodeficiency virus type 1 transmission in Rwanda. J Clin Microbiol 2004;42:16-20.

4. Ditjen PPM&PL Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Laporan triwulan pengidap infeksi HIV dan kasus AIDS sampai dengan Desember 2004.

5. Akib AAP. Infeksi HIV pada bayi dan anak. Pertemuan ilmiah tahunan Ikatan Dokter Anak Indonesia. Batam. Juni 2004.

6. Chintu C, Bhat GJ, Walker AS, Mulenga V, Sinyinza F, Lishimpi K, dkk. Co-trimoxazole as prophylaxis against opportunistic infections in HIV-infected Zambian children (CHAP): A double-blind randomised placebo-

3

Page 4: Final Pnpk ( Hiv )

controlled trial. Lancet 2004;364:1865-71.7. Puthanakit T, Oberdorfer A, Akarathum N,

Kanjanavanit S, Wannarit P, Sirisanthana T, dll. Efficacy of highly active antiretroviral therapy in HIV-infected children participating in Thailand's national access to antiretroviral program. Clin Infect Dis 2005;41:100-7.

8. Djauzi S, Djoerban Z. Penatalaksanaan infeksi HIV di pelayanan kesehatan dasar. Edisi ke-2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2003. p. 67.

9. Ammann AJ. Pediatric human immunodeficiency virus infection. Dalam: Stiehm ER, Ochs HD, Winkelstein JA, penyunting. Immunologic disorders in infants and children. Edisi ke-5. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2004. p. 878-951.

10. Abrams E, El-Sadr W, Rabkin M, penyunting. The Pediatric Clinical Manual. The international center for AIDS program. Columbia university mailman school of public health. 2004.

11. PENTA guidelines for the use of antiretroviral therapy in paediatric infection 2008. Diakses dari http://www.pentatrials.org/

12. WHO. Antiretroviral therapy for HIV infections in infants and children: towards universal access. Recommendations for public health approach. 2006. Diakses dari http://www.who.int/hiv/pub/guidelines/art/en/index.html.

4