FILSAFAT PANCASILA

18
BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1. 1.1. LATAR BELAKANG LATAR BELAKANG Dalam mempelajari filsafat Pancasila ada dua hal yang lebih dahulu kita pelajari yaitu Pancasila dan Filsafat. Mempelajari Pancasila melalui pendekatan sejarah agar dapat mengetahui berbagai peristiwa yang terjadi dari waktu ke waktu di tanah air kita Indonesia, peristiwa-peristiwa yang dimaksudkan adalah yang ada sangkut pautnya dengan Pancasila. Melalui pendekatan kami berharap untuk mendapatkan data obyektif dapat menghasilkan kesimpulan yang obyektif pula oleh karena manusia tidak mungkin menghilangkan sikap obyektif sebagai salah satu bawaan kodrat. Kata “filsafat” diambil dari bahasa Arab. Perkataan dan istilah filsafat di dalam bahasa Arab ialah Falsafah. Secara etimologi perkataan falsafah berasal dari bahasa Yunani yaitu philosophia, yang terdiri dari dua suku kata, yakni philien yang artinya “mencari” atau “mencintai” dan Sophia , artinya “kebenaran” atau “kebijaksanaan”. Jadi, kata majemuk dari “philosophia” berarti : “daya upaya pemikiran manusia untuk mencari kebenaran atau kebijaksanaan”. Dari istilah tersebut jelaslah bahwa

Transcript of FILSAFAT PANCASILA

Page 1: FILSAFAT PANCASILA

BAB IBAB I

PENDAHULUANPENDAHULUAN

1.1.1.1. LATAR BELAKANGLATAR BELAKANG

Dalam mempelajari filsafat Pancasila ada dua hal yang lebih dahulu kita

pelajari yaitu Pancasila dan Filsafat. Mempelajari Pancasila melalui pendekatan

sejarah agar dapat mengetahui berbagai peristiwa yang terjadi dari waktu ke waktu di

tanah air kita Indonesia, peristiwa-peristiwa yang dimaksudkan adalah yang ada

sangkut pautnya dengan Pancasila. Melalui pendekatan kami berharap untuk

mendapatkan data obyektif dapat menghasilkan kesimpulan yang obyektif pula oleh

karena manusia tidak mungkin menghilangkan sikap obyektif sebagai salah satu

bawaan kodrat.

Kata “filsafat” diambil dari bahasa Arab. Perkataan dan istilah filsafat di

dalam bahasa Arab ialah Falsafah. Secara etimologi perkataan falsafah berasal dari

bahasa Yunani yaitu philosophia, yang terdiri dari dua suku kata, yakni philien yang

artinya “mencari” atau “mencintai” dan Sophia, artinya “kebenaran” atau

“kebijaksanaan”. Jadi, kata majemuk dari “philosophia” berarti : “daya upaya

pemikiran manusia untuk mencari kebenaran atau kebijaksanaan”. Dari istilah

tersebut jelaslah bahwa orang berfilsafat ialah orang yang mencintai kebenaran dan

mencari kebenaran, dan bukan memiliki kebenaran.

Bila kita kaji lagi, kebenaran itu adalah relative sifatnya, karena ada yang

dianggap benar pada waktu sekarang ini, dan mungkin pada masa yang akan datang

hal itu tidak benar lagi. Jadi, kebenaran yang mutlak adalah di tangan Tuhan Yang

Maha Esa. Mencari kebenaran dan memiliki kebenaran itulah tujuan semua filsafat,

dan akhirnya mendekati kebenaran sebagai kesungguhan. Tetapi kebenaran yang

sesungguhnya atau yang mutlak hanya ada pada Tuhan Yang Maha Esa.

Page 2: FILSAFAT PANCASILA

Filsafat merupakan pemikiran secara sistematis. Kegiatan kefilsafatan ialah

merenung. Perenungan kefilsafatan ialah percobaan untuk menyusun suatu system

pengetahuan yang rasional, yang memadai untuk memahami dunia tempat kita hidup,

maupun untuk memahami diri kita sendiri. Jika ditelaah lebih mendalam,

karakteristik berpikir filsafat memiliki tiga sifat pokok, yaitu:

1. Menyeluruh

2. Mendasar, dan

3. Spekulatif.

Sifat menyeluruh mengandung arti, bahwa cara berpikir filsafat tidaklah

sempit (fragmentaris atau sektoral), tetapi selalu melihat persoalan dari tiap sudut

yang ada. Sifat mendasar artinya bahwa untuk dapat menganalisa tiap sudut persoalan

tertentu perlu dianalisis secara mendalam. Sedangkan sifat spekulatif maksudnya

bukan menganalisis suatu persoalan dengan untung-untungan tetapi harus memiliki

dasar-dasar yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Sejarah Pancasila tidak dapat dipisahkan dengan sejarah bangsa Indonesia itu

sendiri, karena Indonesia merdeka yang kemudian mengalami penderitaan akibat ulah

kolonialisme sehingga timbul perjuangan bangsa Indonesia melawan kolonialisme

tersebut kemudian bangsa Indonesia berhasil meproklamasikan kemerdekaan dan

berhasil juga menjawab tanatangan tersebut serta mengisi kemerdekaannya itu

dengan pembangunan, Pancasila mempunyai peranan penting dalam seluruh

peristiwa tersebut.

Mengingat hal tersebut pertama tama secara runtun akan kami kemukakan

peristwa penyususnan dan perumusan Pancasila agar mengetahui bagaimana duduk

persoalan yang sesungguhnya sehingga masing-masing mendapat nilai yang wajar

dan tidak dilupakan. Disamping itu hal kedua yang kami anggap penting adalah

pengamalan Pancasila. Kami mengkonstatir bahwa pengmalan Pancasila telah

dilakukan pada masa – masa sebelum kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 bahkan

juga sebelum masa tersebut.

Page 3: FILSAFAT PANCASILA

BAB IIBAB II

PEMBAHASANPEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN FILSAFAT2.1. PENGERTIAN FILSAFAT

Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang

merupakan konsep dasar mcngenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga

diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan

segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan

menyeluruh dengan segala hubungan.  

Ada beberapa pendapat yang antara lain mengatakan bahwa pada hakekatnya

sukar sekali memberikan definisi mengenai filsafat, karena tidak ada definisi yang

definitif. Sebenarnya pendapat yang demikian ini tidak hanya mengenai filsafat saja

akan tetapi juga menganai definisi lain. Terhadap berbagai kata berikut ini misalnya

ekonomi, hukum, politik, kebudayaan, negara, masyarakat, dan juga manusia, juga

terdapat definisinya, itupun bermacam-macam pula.

1. Pengertian menurut arti katanya, kata filsfat dalam Bahasa Indonesia

berasal dari bahasa Yunani terdiri dari kata Philein artinya Cinta dan

Sophia artinya Kebijaksanaan. Filsafat berarti Cinta Kebijaksanaan, cinta

artinya hasrat yang besar atau yang berkobar-kobar atau yang sungguh-

sungguh. Kebijaksanaan artinya Kebenaran sejati atau kebenaran yang

sesungguhnya. Filsafat berarti Hasrat atau Keinginan yang sungguh-

sungguh akan kebenaran sejati.

2. Pengertian umum dari pengertian menurut kata-katanya tersebut di atas

filsafat secara umum dapat diberi pengertian sebagai ilmu pengetahuan

yang menyelidiki hakekat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran

hakekat atau sari atau inti atau esensi segala sesuatu dengan cara ini

jawaban yang akan diberikan berupa keterangan yang hakiki. Hal-hal mana

sesuai dengan arti filsafat menurut kata-katanya.

Page 4: FILSAFAT PANCASILA

3. Pengertian khsusus, karena filsafat telah mengelami perkembangan yang

cukup lama tentu dipengaruhi oleh berbagai factor, misalnya ruang, waktu,

keadaan dan orangnya. Itulah sebabnya maka timbul berbagai pendapat

mengenai pengertian filsafat yang mempunyai kekhususannya masing-

masing.

Ciri-ciri berfikir filosofi :

1. Berfikir dengan menggunakan disiplin berpikir yang tinggi.

2. Berfikir secara sistematis.

3. Menyusun suatu skema konsepsi, dan

4. Menyeluruh.

Empat persoalan yang ingin dipecahkan oleh filsafat ialah :

1. Apakah sebenarnya hakikat hidup itu? Pertanyaan ini dipelajari oleh

Metafisika.

2. Apakah yang dapat saya ketahui? Permasalahan ini dikupas oleh

Epistemologi.

3. Apakah manusia itu? Masalah ini dibahas olen Atropologi Filsafat.

Ada berbagai aliran didalam filsafat ada suatu bukti bahwa bemacam-macam

pendapat yang khsusus yang berbeda satu sama lain, misalnya:

- Rationalisme mengagungkan akal

- Materialisme mengagungkan materi

- Idealisme mengagungkan idea

- Hedonisme mengagungkan kesenangan

- Stoicisme mengagungkan tabiat salah

Beberapa ajaran filsafat yang  telah mengisi dan tersimpan dalam khasanah

ilmu adalah:

1. Materialisme, yang berpendapat bahwa kenyatan yang sebenarnya adalah

alam semesta badaniah. Aliran ini tidak mengakui adanya kenyataan

Page 5: FILSAFAT PANCASILA

spiritual. Aliran materialisme memiliki dua variasi yaitu materialisme

dialektik dan materialisme humanistis.

2. Idealisme, yang berpendapat bahwa hakikat kenyataan dunia adalah ide

yang sifatnya rohani atau intelegesi. Variasi aliran ini adalah idealisme

subjektif dan idealisme objektif.

3. Realisme. Aliran ini berpendapat bahwa dunia batin/rohani dan dunia

materi murupakan hakitat yang asli dan abadi.

4. Pragmatisme merupakan aliran paham dalam filsafat yang tidak bersikap

mutlak (absolut) tidak doktriner tetapi relatif tergantung kepada

kemampuan minusia.

Aliran – aliran tersebut mempunyai kekhususan masing-masing dengan

menekankan kepada sesuatu yang dianggap merupakan inti dan harus diberi tempat

yang tinggi, misalnya kesenangan, kesolehan, kebendaan, akal dan idea.

Manfaat filsafat dalam kehidupan adalah :

1. Sebagai dasar dalam bertindak.

2. Sebagai dasar dalam mengambil keputusan.

3. Untuk mengurangi salah paham dan konflik.

4. Untuk bersiap siaga menghadapi situasi dunia yang selalu berubah.

2.1.1. FILSAFAT SEBAGAI PRODUK 2.1.1. FILSAFAT SEBAGAI PRODUK (PHILOSOPHY AS PRODUCT)(PHILOSOPHY AS PRODUCT)

Filsafat Sebagai Produk yaitu :

1. Filsafat sebagai jenis pengetahuan, ilmu, konsep, pemikiran-pemikiran

dari para filsuf pada zaman dahulu yang lazimnya merupakan suatu

aliran atau sistem filsafat tertentu.

2. Filsafat sebagai suatu jenis problema yang dihadapi oleh manusia

sebagai hasil dari aktivitas berfilsafat.

Page 6: FILSAFAT PANCASILA

Produk dari aktivitas berfilsafat adalah pemahaman (understanding), yakni

klarifikasi kata, ide, konsep, dan pengalaman yang semula membingungkan atau

kabur sehingga bisa menjadi jernih dan dapat dimanfaatkan untuk pencarian

pengetahuan lebih lanjut. Filsafat dengan “P” capital adalah suatu bangun pemikiran

yang secara internal bersifat konsisten dan tersusun dari respon-respon yang dibuat

terhadap pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam proses berfilsat. Pertama-tama,

Filsafat memang tampak sebagai suatu jawaban, posisi sikap, konklusi, ringkasan

akhir, dan juga rencana final.

Pengertian filsafat yang mencakup arti-arti filsafat sebagai jenis pengetahuan,

ilmu, konsep dari para filsuf pada zaman dahulu, teori riter atau tertentu yang

merupakan hasil dari proses berfilsafat dan yang mempunyai cirri-ciri tertentu.

Filsafat sebagai suatu jenis problema yang dihadapi manusia sebagai hasil

aktivitas berfilsafat dengan rite-ciri khas tertentu sebagai suatu hasil kegiatan

berfilsafat dan pada umumnya proses pemecahan masalah filsafat ini diselesaikan

dengan kegiatan berfilsafat sebagai proses yang dinamis.

Kita dapat memahami filsafat dengan meneliti objeknya. Para ahli

menerangkan bahwa objek memahami filsafat itu dibedakan atas:

1. Objek material atau objek materiil filsafat;

Yaitu segala sesuatu yang ada dan mungkin ada, baik materiil

konkret, phisis maupun nonmaterial abstrak, psikhis. Termasuk pula

pengertian abstrak logis, konsepsional, spiritual, nilai-nilai. Dengan

demikian objek filsafah tidak terbatas.

Objek material filsafat merupakan sasaran kajian filsafat;

yakni segala yang “ada”, konkrit-abstrak, maujud-tidak maujud;

materiil-immateriil; phisik-non phisik; manifest-laten.

2. Objek forma atau objek formal filsafat;

Page 7: FILSAFAT PANCASILA

Yaitu menyelidiki segala sesuatu itu guna mengerti hakikatnya

sedalam-dalamnya. Atau mengerti objek materia itu secara hakiki,

mengerti kodrat segala sesuatu itu secara mendalam (to know the

nature of everything).

Objek formal filsafat adalah sudut pandang kefilsafatan dalam

mengkaji objek materialnya itu, misalnya dari sudut ontologi (hakikat

ada), epistimologi (hakikat pengetahuan), aksiologi (filsafat nilai) dll.

Objek forma inilah sudut pandang yang membedakan watak

filsafat dengan ilmu pengetahuan. Karena filsafat berusaha mengerti

hakikat sesuatu sedalam-dalamnya. Tapi sesungguhnya, tiap ilmu

pengetahuan pun mempunyai kedua-dua objek itu, objek material dan

objek forma. Hanya tertentu objek materi ilmu pengetahuan amat

terbatas dan tertentu.

Demikian pula objek forma ilmu pengetahuan, sudut

pandangan ilmu pengetahuan, tujuan ilmu pengetahuan tertentu pula.

Misalnya objek materia ilmu jiwa, ilmu ekonomi, ilmu kesehatan,

sosiologi, ilmu pendidikan dan sebagainya adalah sama, yaitu

manusia. Karena objek forma masing-masing ilmu tersebut berbeda,

maka dengan mudah dapat dibedakan ilmu yang satu dengan ilmu

yang lain.

Jadi, dapat kita simpulkan bahwa objek materiil suatu ilmu dapat saja sama,

identik. Tetapi objek forma ilmu tak mungkin sama. Sebab objek forma ialah sudut

pandangan, tujuan penyelidikan. Objek forma menyelidiki segala sesuatu secara

sungguh-sungguh dan mendalam sampai keakar-akarnya agar dapat mengerti hakikat

yang sebenarnya.

2.1.2. 2.1.2. FILSAFAT SEBAGAI PROSES ((PHILOSOPHY AS PROCESS)FILSAFAT SEBAGAI PROSES ((PHILOSOPHY AS PROCESS)

Filsafat di artikan dalam bentuk aktivitas berfilsafat, dalam proses pemecahan

suatu permasalahan dengan menggunakan suatu cara dan metode tertentu yang sesuai

Page 8: FILSAFAT PANCASILA

dengan objeknya. Dalam hal ini merupakan suatu aktivitas berfilsafat, suatu proses

yang dinamis dengan menggunakan suatu metode tersendiri.

Filsafat diartikan dalam bentuk suatu aktivitas berfilsafat dengan

menggunakan suatu cara dan metode tertentu yang sesuai dengan objek

permasalahannya. Filsafat merupakan suatu riter pengetahuan yang dinamis tidak

hanya sekumpulan dogma yang hanya diyakini, ditekuni dan dipahami sebagai suatu

riter nilai tertentu tetapi lebih merupakan suatu aktivitas berfilsafat, suatu proses yang

dinamis dengan menggunakan suatu cara dan metode tersendiri.

Filsafat yang diartikan sebagai bentuk suatu aktivitas berfilsafat, dalam proses

pemecahan suatu permasalahan dengan menggunakan suatu cara dan metode tertentu

yang sesuai dengan objek permasalahannya. Dalam pengertian ini filsafah merupakan

suatu system pengetahuan yang bersifat dinamis. Filsafah dalam pengertian ini tidak

lagi hanya merupakan sekumpulan dogma yang hanya diyakini, ditekuni, dan

dipahami sebagai suatu system nilai tertentu, tetapi lebih merupakan suatu aktivitas

berfilsafah, suatu proses yang dinamis dengan menggunakan suatu cara dan metode

tersendiri.

Filsafat sebagai aktivitas berfilsafat (the activity of philosophizing). Tercakup

di dalamnya adalah aspek-aspek:

(a). analisis (the analytic),

yakni berkaitan dengan aktivitas identifikasi dan pengujian asumsi-

asumsi dan criteria-kriteria yang memandu perilaku.

(b). evaluasi (the evaluative),

berkaitan dengan aktivitas kritik dan penilaian tindakan.

(c). spekulasi (the speculative),

berhubungan dengan pelahiran nalar baru dari nalar yang ada

sebelumnya.

(d). integrasi (the integrative),

Page 9: FILSAFAT PANCASILA

yakni konstruksi untuk meletakkan bersama atau mempertautkan

kriteria-kriteria atau pengetahuan atau tindakan yang sebelumnya terpisah

menjadi utuh.

Jadi, proses filosofis itu membangun dinamika dalam perkembangan

intelektual.

2.1.3. 2.1.3. CABANG-CABANG FILSAFAT CABANG-CABANG FILSAFAT (Drs. Kaelan, 2002: 22-35)(Drs. Kaelan, 2002: 22-35)

Filsafat timbul karena adanya persoalan-persoalan yang dihadapi manusia.

Maka muncullah cabang-cabang filsafat sesuai dengan pemikiran dan problema yang

dihadapi oleh manusia. Cabang-cabang filsafat yang tradisional terdiri atas logika,

metafisika, epistemology dan etika. Namun demikian berangsur-angsur berkembang

sejalan dengan persoalan yang dihadapi oleh manusia. Cabang-cabang filsafat yang

pokok antara lain :

1. Metafisika

Yang berkaitan dengan persoalan tentang hakikat yang ada (segala

sesuatu yang ada). Persoalan metafisika dapat diperinci menjadi tiga

persoalan, yaitu riteria membahas tentang sifat dasar dari kenyataan yang

terdalam, kosmologi membahas tentang hakikat alam semesta sebagai suatu

riter yang teratur dan antropologi yang membahas bagaimana hakikat

perbedaan makluk hidup manusia dengan makhluk hidup lain.

Aliran dalam Metafisika antara lain dari segi kwantitas adalah

monisme dengan tokohnya Thales (625-545), Anaximander (610-647), dan

Anaximenes (585-528). Dualisme oleh Plato (428-348 SM), Rene Descartes

(1596-1650), Leibniz (1946-1716), Leibniz (1946-1716) dan Immanuel Kant

(1724-1804). Pluralisme oleh Empedokles (490-430SM), dan Anaxagoras

(500-428 SM). Dari segi kwalitas antara lain Spiritualisme, tokohnya Plato

dan Leibniz serta aliran materialism. Dari segi proses, yaitu Mekanisme oleh

Leucippus dan Demokritus, serta Republik Descartes. Telelogis oleh Plato

dan Aristoteles. Vitalisme tokohnya Hans Adolf Edward Driesch (1867-1940)

dan Bergson (1859-1941).

Page 10: FILSAFAT PANCASILA

2. Epistemologi

Yang berkaitan dengan persoalan hakikat pengetahuan, yaitu tentang

sumber, watak, dan kebenaran pengetahuan. Aliran-aliran dalam bidang

pengetahuan antara lain Rasionalisme oleh Rene Descartes, Spinoza dan

Leibniz. Empirisme oleh John Locke dan David Hume. Realisme tokohnya

Aristoteles George Edward Moore dan Bertand Russell. Kritisme oleh

Immanual Kant. Positivism dengan tokoh August Comte. Skeptisisme oleh

Rene Descrates. Pragmatime oleh C.S Pierce dan William James.

3. Metodologi

Yang berkaitan dengan persoalan hakikat metode ilmiah. Hal ini

sangat penting dalam ilmu pengetahuan terutama dalam proses

perkembangannya.

4. Logika

Yang berkaitan dengan persoalan penyimpulan

5. Etika

Yang berkaitan dengan persoalan moralitas tentang pertimbangan-

pertimbangan tindakan-tindakan baik dan buruk, susila dan tidak susila, etis

dan tidak etis dalam hubungan antar manusia. Etika dapat dikelompokkan

menjadi tiga macam, yaitu etika riteria , etika deduktif, dan metaetika.

Aliran-aliran dalam bidang etika antara lain adalah Idealisme atau

yang disebut Idealisme Etis oleh Immanuel Kant. Etika riteria misalnya

Utilitarisme. Hedonisme oleh Jeremy Bentham. Utilatianisme oleh Bentam

dan Mill bersaudara. Intuisionisme, tokoh-tokohnya H.A Prichard E.F Carrit

dan W.D Ross.

6. Estetika

Yang berkaitan dengan persoalan keindahan, membicarakan tentang

definisi, susunan dan peranan keindahan terutama dalam seni. Filsafat

berkembang sesuai dangan perkembangan peradaban manusia, ilmu

pengetahuan, dan teknologi. Cabang-cabang filsafat yang beru atau yang

disebut filsafat khusus antara lain Filsafat hukum yang membahas hakikat

Page 11: FILSAFAT PANCASILA

hokum, filsafat bahasa tentang hakikat bahasa, filsafat social yaitu membahas

tentang hakikat hubungan atau interaksi manusia dalam masyarakat, filsafat

ilmu yaitu membahas tentang hakikat ilmu pengetahuan, filsafat politik

membahas tentang hakikat mesyarakat dan Negara dengan segala aspeknya,

filsafat kebudayaan yaitu membahas tentang hakikat kebudayaan, filsafat

lingkungan membahas tentang hakikat hugbungan manusia dengan

lingkungannya, dll.

Page 12: FILSAFAT PANCASILA

DAFTAR PUSTAKADAFTAR PUSTAKA

http://dedihendriana.wordpress.com/category/filsafat-pendidikan/

http://www.antoe.web.id/?p=454

http://kancanaasli.blogspot.com/2009/09/pengantar-filsafat.html

http://pakguruonline.pendidikan.net/

buku_tua_pakguru_dasar_kpdd_11.html#top

http://www.anakciremai.com/2008/07/makalah-filsafat-pancasila-tentang.html