Filsafat Pancasila

22
MAKALAH MAKALAH FILSAFAT PANCASILA FILSAFAT PANCASILA diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan Pendidikan Kewarganegaraan Disusun oleh : Disusun oleh : Kelompok 1 Kelompok 1 1. 1. Restu millati Restu millati 2. 2. Ruth May Ruth May 3. 3. Siti Hayatunufus Siti Hayatunufus 4. 4. Wahyu Maulana Wahyu Maulana Kelas C Kelas C PENDIDIKAN BIOLOGI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Transcript of Filsafat Pancasila

Page 1: Filsafat Pancasila

MAKALAHMAKALAH

FILSAFAT PANCASILAFILSAFAT PANCASILA

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikandiajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan

KewarganegaraanKewarganegaraan

Disusun oleh :Disusun oleh :

Kelompok 1Kelompok 1

1.1. Restu millatiRestu millati

2.2. Ruth MayRuth May

3.3. Siti HayatunufusSiti Hayatunufus

4.4. Wahyu MaulanaWahyu Maulana

Kelas CKelas C

PENDIDIKAN BIOLOGIPENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASAUNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Jalan Raya Jakarta Km.4 Pakupatan, Serang-BantenJalan Raya Jakarta Km.4 Pakupatan, Serang-Banten

20092009

Page 2: Filsafat Pancasila

PENDAHULUANPENDAHULUAN

A. Dasar PemikiranA. Dasar Pemikiran

Setiap warga negara dituntut untuk dapat hidup berfilsafat dan berguna bagiSetiap warga negara dituntut untuk dapat hidup berfilsafat dan berguna bagi

negara dan bangsanya, serta mampu mengantisipasi perkembangan dan perubahan masanegara dan bangsanya, serta mampu mengantisipasi perkembangan dan perubahan masa

depannya. Untuk itu diperlukan penguasaan ilmu pengetahuan berfilsafat dan berfikirdepannya. Untuk itu diperlukan penguasaan ilmu pengetahuan berfilsafat dan berfikir

filsafat yang berdasar pada nilai-nilai keagamaan, nilai-nilai moral nilai kemanusiaan danfilsafat yang berdasar pada nilai-nilai keagamaan, nilai-nilai moral nilai kemanusiaan dan

nilai-nilai budaya bangsa. Nilai-nilai dasar tersebut berperan sebagai panduan dannilai-nilai budaya bangsa. Nilai-nilai dasar tersebut berperan sebagai panduan dan

pegangan hidup setiap warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa danpegangan hidup setiap warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegarabernegara

B. Pengertian FilsafatB. Pengertian Filsafat

Dalam kehidupan manusia, filsafat senantiasa menyertai dalam diri kita.Dalam kehidupan manusia, filsafat senantiasa menyertai dalam diri kita.

Dengan kata lain,selama manusia itu hidup ia tidak dapat mengelak dari filsafat. PengertianDengan kata lain,selama manusia itu hidup ia tidak dapat mengelak dari filsafat. Pengertian

filsafat itu sendiri sebenarnya sangat sederhana dan mudah dipahami. Istilah filsafat secarafilsafat itu sendiri sebenarnya sangat sederhana dan mudah dipahami. Istilah filsafat secara

etimologis berasal dari bahasa Yunani “philein” yang artinya cinta dan “sophos” yangetimologis berasal dari bahasa Yunani “philein” yang artinya cinta dan “sophos” yang

mempunyai arti bijaksana. Jadi istilah filsafat mengandung makna cinta kebijaksamempunyai arti bijaksana. Jadi istilah filsafat mengandung makna cinta kebijaksa

kebnaan. Pilihan manusia sebagai suatu pandangan dalam hidup yang bertujuankebnaan. Pilihan manusia sebagai suatu pandangan dalam hidup yang bertujuan

memperoleh kebahagiaan itulah yang disebut hidup berfilsafat. Sebenarnya jika ditinjaumemperoleh kebahagiaan itulah yang disebut hidup berfilsafat. Sebenarnya jika ditinjau

dari segi pembahasannya filsafat tidak hanya membahas tentang manusia saja, tetapi jugadari segi pembahasannya filsafat tidak hanya membahas tentang manusia saja, tetapi juga

bidang-bidang lainnya antara lain tentang pengetahuan, agama, etika dan sebagainya. bidang-bidang lainnya antara lain tentang pengetahuan, agama, etika dan sebagainya.

C. Tujuan FilsafatC. Tujuan Filsafat

Dalam kehidupan kita mempunyai tujuan hidup, apakah ke arah yang baikDalam kehidupan kita mempunyai tujuan hidup, apakah ke arah yang baik

atau yang buruk. Semua itu tergantung bagaimana cara berpikir kita. Hal itu sesuai denganatau yang buruk. Semua itu tergantung bagaimana cara berpikir kita. Hal itu sesuai dengan

tujuan berfilsafat , bagaimana cara berpikir dan bertindak dalam melakukan aktivitastujuan berfilsafat , bagaimana cara berpikir dan bertindak dalam melakukan aktivitas

berfilsafat yang pada umumnya diartikan sebagai proses pemecahan suatu permasalahanberfilsafat yang pada umumnya diartikan sebagai proses pemecahan suatu permasalahan

dengan metode atau cara tertentu yang sesuai dengan objek permasalahan tersebut.dengan metode atau cara tertentu yang sesuai dengan objek permasalahan tersebut.

Page 3: Filsafat Pancasila

KATA PENGANTARKATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkatPuji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat

limpahan rahmat dan karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan tugas ini tepat padalimpahan rahmat dan karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada

waktunya. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telahwaktunya. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah

membantu dalam penyusunan makalah ini.membantu dalam penyusunan makalah ini.

Makalah yang kami susun ini membahas mengenai Filsafat Pancasila. Di dalamnyaMakalah yang kami susun ini membahas mengenai Filsafat Pancasila. Di dalamnya

berisi tentang makna Filsafat Pancasila beserta contohnya yang disusun secara sistematisberisi tentang makna Filsafat Pancasila beserta contohnya yang disusun secara sistematis

untuk memudahkan pembaca dalam memahaminya. Semoga makalah ini dapat bergunauntuk memudahkan pembaca dalam memahaminya. Semoga makalah ini dapat berguna

bagi kita semua dalam menambah ilmu pengetahuan.bagi kita semua dalam menambah ilmu pengetahuan.

Dalam penyusunan makalah ini menyadari bahwa makalah ini belum sempurna danDalam penyusunan makalah ini menyadari bahwa makalah ini belum sempurna dan

memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu kami membuka dengan luas kritik dan saranmemiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu kami membuka dengan luas kritik dan saran

dari pembaca untuk dapat menyempurnakan makalah ini dan untuk selanjutnya dapat lebihdari pembaca untuk dapat menyempurnakan makalah ini dan untuk selanjutnya dapat lebih

baik lagi.baik lagi.

Terima kasih.Terima kasih.

Serang, 30 September 2009Serang, 30 September 2009

PenyusunPenyusun

Page 4: Filsafat Pancasila

BAB I

FILSAFAT PANCASILA

A. CARA BERPIKIR FILSAFAT

1. Pengertian Filsafat

Dalam wacana ilmu pengetahuan sebenarnya pengertian filsafat adalah sangat

sederhana dan mudah dipahami. Filsafat adalah satu bidang ilmu yang senantiasa ada dan

menyertai kehidupan manusia.

Secara etimologi, filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu philosophia :

philo/philos/philein artinya cinta / pecinta / mencintai dan sophia, berarti kebijakan

/wisdom/kearifan/hikmah/hakikat kebenaran. Jadi, filsafat artinya cinta akan kebijakan

atau hakikat kebenaran. Hal ini nampaknya sesuai dengan sejarah timbulnya ilmu

pengetahuan, yang sebelumnya di bawah naungan filsafat.

Berfilasafat, berarti berpikir sedalam-dalamnya (merenung) terhadap sesuatu secara

metodik, sistematis, menyeluruh, dan universal untuk mencari hakikat sesuatu. Menurut D.

Runes, filsafat adalah ilmu yang paling umum yang mengandung usaha mencari kebijakan

dan cinta akan kebijakan. (BP-7, 1993 : 8).

Pada umumnya, terdapat dua pengertian filsafat, yaitu:

filsafat dalam arti produk mencakup pengertian

a. Pengertian filsafat yang mencakup arti-arti filsafat sebagai jenis pengetahuan, ilmu,

konsep dari para filsuf pada zaman dahuluatau pendangan tertentu, yang merupakan

hasil dan proses berfilsafat dan yang mempunyai ciri-ciri tertentu. filsafat dalam arti

produk, filsafat sebagai pandangan hidup, dan filsafat dalam arti praktis. Hal ini

berarti Pancasila mempunyai fungsi dan peranan sebagai pedoman dan pegangan

dalam sikap, tingkah laku, dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari dan dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi bangsa Indonesia dimana

pun mereka berada.

b. Filsafat sebagai suatu jenis problema yang dihadapi oleh manusia sebagai hasil dari

aktivitas berfilsafat. Filsafat dalam pengertian jenis ini mempunyai ciri-ciri khas

tertentu sebagai suatu hasil kegiatan berfilsafat dan pada umumnya proses pemecahan

persoalan filsafat ini diselesaikan dengan kegiatan berfilsafat (dalam pengertian

filsafat yang dinamis).

filsafat dalam arti proses mencakup pengertian

Page 5: Filsafat Pancasila

Filsafat yang diartikan sebagai bentuk suatu aktivitas berfilsafat, dalam proses

pemecahan suatu permasalahan dengan menggunakan suatu cara dan metode tertentu yang

sesuai dengan objek permasalahannya. Dalam pengertian ini filsafat merupakan suatu

sistem pengetahuan yang bersifat dinamis. Filsafat dalam pengertian ini tidak lagi hanya

merupakan sekumpulan dogma yang hanya diyakini ditekuni dipahami sebagai suatu

sistem nilai tertentu, tetapi lebih merupakan suatu aktivitas berfilsafat, suatu proses yang

dinamis dengan menggunakan suatu cara dan metode tersendiri.

Selain itu, ada pengertian lain, yaitu filsafat sebagai ilmu dan filsafat sebagai

pandangan hidup. Demikian pula, dikenal ada filsafat dalam arti teoretis dan filsafat

dalam arti praktis..

Nilai adalah sifat, keadaan, atau kualitas dari sesuatu yang bermanfaat bagi

kehidupan manusia, baik lahir maupun batin. Setiap orang di dalam kehidupannya, sadar

atau tidak sadar, tentu memiliki filsafat hidup atau pandangan hidup. Pandangan hidup atau

filsafat hidup seseorang adalah kristalisasi nilai-nilai yang diyakini kebenarannya,

ketepatan, dan manfaatnya.

Nilai-nilai sebagai hasil pemikiran yang sedalam-dalamnya tentang kehidupan yang

dianggap paling baik bagi bangsa Indonesia adalah Pancasila, baik sebagai filsafat dalam

arti produk maupun sebagai pandangan hidup.

Filsafat merupakan kegiatan pemikiran yang tinggi dan murni (tidak terikat

langsung dengan suatu obyek), yang mendalam, dan daya pikir subyek manusia dalam

memahami segala sesuatu untukl mencari kebenaran. Berpikir aktif dalam mencari

kebenaran adalah potensi dan fungsi kepribadian manusia. Ajaran filsafat merupakan hasil

pemikiran yang sedalam-dalamnya tentang kesemestaan, secara mendasar (fundamental

dan hakiki). Filsafat sebagai hasil pemikiran pemikir (filosof), merupakan suatu ajaran atau

sisem nilai, baik berwujud pandangan hidup (filsafat hidup) maupun sebagai ideologi yang

dianut suatu mesyarakat atau bangsa dan negara. Filsafat demikian telah berkembang dan

terbentuk sebagai suatu nilai yang melembaga (dengan negara) sebagai suatu paham

(isme), seperti kapitalisme , komunisme, sosialisme, dan sebagainya yang cukup

mempengaruhi kehidupan bangsa dan negara modern.

2. Sistem Filsafat

Pemikiran filsafat berasal dari berbagai tokoh yang menjadikan manusia sebagai

subyek. Suatu ajaran filsafat yang bulat mengajarkan tentang berbagai segi kehidupan yang

mendasar. Suatu sistem filsafat sediktnya mengajarkan tentang sumber dan hakikat,

filsafat hidup, dan tata nilai (etika), termasuk teori terjadinya pengetahuan manusia dan

Page 6: Filsafat Pancasila

logika. Sebaliknya, filsafat yang mengajarkan hanya sebagian kehidupan

(sektoral,fragmentaris) tak dapat disebut sebagai sistem filsafat, melainkan hanya ajaran

filosofis seorang ahli filsafat.

3. Aliran-aliran Filsafat

a. Aliran Materialismea. Aliran Materialisme

Aliran materialisme mengajarkan bahwa hakikat realitas kesemestaan, termasukAliran materialisme mengajarkan bahwa hakikat realitas kesemestaan, termasuk

makhluk hidup dan manusia, ialah materi. Semua realitas itu ditentukan oleh materimakhluk hidup dan manusia, ialah materi. Semua realitas itu ditentukan oleh materi

(misalnya benda,makanan) dan terikat pada hukum alam, yaitu hukum sebab-akibat(misalnya benda,makanan) dan terikat pada hukum alam, yaitu hukum sebab-akibat

(hukum kausalitas) yang bersifat obyektif.(hukum kausalitas) yang bersifat obyektif.

b. Aliran Idealisme/Spiritualismeb. Aliran Idealisme/Spiritualisme

Aliran idealisme atau spiritualisme mengajarkan bahwa ide atau spirit manusiaAliran idealisme atau spiritualisme mengajarkan bahwa ide atau spirit manusia

yang menentukan hidup dan pengertian manusia. Subyek manusia sadar atas realitasyang menentukan hidup dan pengertian manusia. Subyek manusia sadar atas realitas

dirinya dan kesemestaan, karena ada akal budi dan kesadaran rohani. Manusia yang takdirinya dan kesemestaan, karena ada akal budi dan kesadaran rohani. Manusia yang tak

sadar atau mati sama sekali tidak menyadari dirinya apalagi realitas kesemestaan. Jadi,sadar atau mati sama sekali tidak menyadari dirinya apalagi realitas kesemestaan. Jadi,

hakikat diri dan kenyataan kesemestaan ialah akal budi (hakikat diri dan kenyataan kesemestaan ialah akal budi (ide dan spiritide dan spirit).).

c. Aliran Realismec. Aliran Realisme

Aliran realisme menggambarkan bahwa kedua aliran di atas, materials dan

idealisme yang bertentangan itu, tidak sesuai dengan kenyataan (tidak realistis).

Sesungguhnya, realitas kesemestaan, terutama kehidupan bukanlah benda (materi) semata-

mata. Karenanya, realitas adalah paduan benda (materi dan jasmaniah) dengan yang

nonmateri (spiritual, jiwa, dan rohaniah). Jadi, menurut aliran realisme, realitas merupakan

sintesis antara jasmaniah-rohaniah, materi dan nonmateri.

4. Pengertaian Pancasila sebagai Suatu Sistem

Pancasila yang terdiri dari lima sila pada hakikatnya merupakan sistem filsafat.Pancasila yang terdiri dari lima sila pada hakikatnya merupakan sistem filsafat.

Yang dimaksud dengan sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang salingYang dimaksud dengan sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling

bergabungan, saling bekerja sama untuk suatu tujuan tertentu dan secara keseluruhanbergabungan, saling bekerja sama untuk suatu tujuan tertentu dan secara keseluruhan

merupakan suatu kesatuan yang utuh, sistem lazimnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut :merupakan suatu kesatuan yang utuh, sistem lazimnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1)1) Suatu kesatuan bagian-bagianSuatu kesatuan bagian-bagian

2)2) Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiriBagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri

3)3) Saling berhubungan, saling ketergantunganSaling berhubungan, saling ketergantungan

4)4) Kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan bersama (tujuan Kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan bersama (tujuan

sistem)sistem)

5)5) Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks (Shore and Voich, 1974:22)Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks (Shore and Voich, 1974:22)

Page 7: Filsafat Pancasila

Dasar filsafat negara Indonesia terdiri atas lima sila yang masing-masingDasar filsafat negara Indonesia terdiri atas lima sila yang masing-masing

merupakan suatu asas peradaban. Namun demikian, sila-sila pancasila itu bersama-samamerupakan suatu asas peradaban. Namun demikian, sila-sila pancasila itu bersama-sama

merupakan suatu kesatuan dan keutuhan, setiap sila merupakan suatu unsur (bagian yangmerupakan suatu kesatuan dan keutuhan, setiap sila merupakan suatu unsur (bagian yang

mutlak) dari kesatuan Pancasila. Maka dasar filsafat negar pancasila merupakan suatumutlak) dari kesatuan Pancasila. Maka dasar filsafat negar pancasila merupakan suatu

kesatuan yang bersifat majemuk tunggal. Setiap sila tidak dapat berdiri sendiri terpisahkesatuan yang bersifat majemuk tunggal. Setiap sila tidak dapat berdiri sendiri terpisah

dari sila yang lain. Pancasila sebagai suatu sistem juga dapat dipahami dari pemikirandari sila yang lain. Pancasila sebagai suatu sistem juga dapat dipahami dari pemikiran

dasar yang terkandung dalam pancasila, yaitu emikiran tentang manusia dalmamdasar yang terkandung dalam pancasila, yaitu emikiran tentang manusia dalmam

hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa dengan dirinya sendiri, dengan sesamahubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa dengan dirinya sendiri, dengan sesama

manusia, dengan masyarakat bangsa yang nilai-nilainya telah dimiliki oleh bangsamanusia, dengan masyarakat bangsa yang nilai-nilainya telah dimiliki oleh bangsa

Indonesia.Indonesia.

Kenyataan objektif yang ada dan terlekat pada pancasila, sehingga pancasilaKenyataan objektif yang ada dan terlekat pada pancasila, sehingga pancasila

sebagai suatu sistem filsafat bersifat khas dan berbeda dengan sistem filsafat yang lainnyasebagai suatu sistem filsafat bersifat khas dan berbeda dengan sistem filsafat yang lainnya

misalnya liberalisme, materialisme dan lainnya. Hal ini secara ilmiah disebut ciri khasmisalnya liberalisme, materialisme dan lainnya. Hal ini secara ilmiah disebut ciri khas

secara objektif (Notonagoro, 1975:14). secara objektif (Notonagoro, 1975:14).

5.5. Nilai-nilai Pancasila Berwujud dan Bersifat FilosofisNilai-nilai Pancasila Berwujud dan Bersifat Filosofis

Pendekatan filsafat Pancasila adalah ilmu pengetahuan yang mendalam tentangPendekatan filsafat Pancasila adalah ilmu pengetahuan yang mendalam tentang

Pancasila. Untuk mendapatkan pengertian yang mendalam, kita harus mengetahui sila-silaPancasila. Untuk mendapatkan pengertian yang mendalam, kita harus mengetahui sila-sila

Pancasila tersebut. Dari setiap sila-sila kita cari pula intinya. Setelah kita ketahui hakikatPancasila tersebut. Dari setiap sila-sila kita cari pula intinya. Setelah kita ketahui hakikat

dan inti tersebut selanjutnya kita cari hakikat dan pokok-pokok yang terkandung didan inti tersebut selanjutnya kita cari hakikat dan pokok-pokok yang terkandung di

dalamnya, yaitu sebagai berikut.dalamnya, yaitu sebagai berikut.

1)1) Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, berarti bahwa nilai-nilai yangPancasila sebagai pandangan hidup bangsa, berarti bahwa nilai-nilai yang

terkandung dalam Pancasila itu dijadikan tuntutan dan pegangan dalamterkandung dalam Pancasila itu dijadikan tuntutan dan pegangan dalam

hubungannya dengan Tuhan, masyarakat, dan alam semesta.hubungannya dengan Tuhan, masyarakat, dan alam semesta.

2)2) Pancasila sebagai dasar negara, berarti bahwa nilai-nilai yang terkandung dalamPancasila sebagai dasar negara, berarti bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam

Pancasila itu dijadikan dasar dan pedoman dalam mengatur tata kehidupanPancasila itu dijadikan dasar dan pedoman dalam mengatur tata kehidupan

bernegara, seperti yang diatur oleh UUD 1945. Untuk kepentingan-kepentinganbernegara, seperti yang diatur oleh UUD 1945. Untuk kepentingan-kepentingan

kegiatan praktis operasional diatur dalam Tap. MPR No. III/MPR/2000 tentangkegiatan praktis operasional diatur dalam Tap. MPR No. III/MPR/2000 tentang

Sumber Hukum dan Tata Urutan Perundang-undangan, yaitu sebagai berikut.Sumber Hukum dan Tata Urutan Perundang-undangan, yaitu sebagai berikut.

a. Undang-undang dasar 1945a. Undang-undang dasar 1945

b. Ketetapan MPRb. Ketetapan MPR

c. Undang-undangc. Undang-undang

d. Peraturan pemerintah pengganti undang-undang (Perpu)d. Peraturan pemerintah pengganti undang-undang (Perpu)

e. Peraturan pemerintahe. Peraturan pemerintah

Page 8: Filsafat Pancasila

f. Keputusan Presidenf. Keputusan Presiden

g. Peraturan daerahg. Peraturan daerah

3)3) Filsafat Pancasila yang abstrak tercermin dalam Pembukaan UUD 1945 yangFilsafat Pancasila yang abstrak tercermin dalam Pembukaan UUD 1945 yang

merupakan uraian terinci dari Proklamasi 17 Agustus 1945 yang dijiwai Pancasila.merupakan uraian terinci dari Proklamasi 17 Agustus 1945 yang dijiwai Pancasila.

4)4) Pancasila yang dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945 merupakan suatuPancasila yang dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945 merupakan suatu

kebulatan yang utuh.kebulatan yang utuh.

5)5) Jiwa Pancasila yang abstrak setelah tercetus menjadi Proklamasi KemerdekaanJiwa Pancasila yang abstrak setelah tercetus menjadi Proklamasi Kemerdekaan

17 Agustus 1945, tercermin dalam pokok-pokok yang terkandung dalam17 Agustus 1945, tercermin dalam pokok-pokok yang terkandung dalam

Pembukaan UUD 1945.Pembukaan UUD 1945.

6)6) Berdasarkan penjelasan otentik UUD 1945, Undang-undang Dasar 1945Berdasarkan penjelasan otentik UUD 1945, Undang-undang Dasar 1945

menciptakan pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945menciptakan pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945

pada pasal-pasalnya. Hal ini berarti pasal-pasal dalam Batang Tubuh UUD 1945pada pasal-pasalnya. Hal ini berarti pasal-pasal dalam Batang Tubuh UUD 1945

menjelmakan pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUDmenjelmakan pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD

1945 sebagai perwujudan dari jiwa Pancasila.1945 sebagai perwujudan dari jiwa Pancasila.

7)7) Berhubung dengan itu, esatuan tafsir sila-sila Pancasila harus bersumber danBerhubung dengan itu, esatuan tafsir sila-sila Pancasila harus bersumber dan

berdasarkan Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945.berdasarkan Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945.

8)8) Nilai-nilai yang hidup berkembang dalam masyarakat Indonesia yang belumNilai-nilai yang hidup berkembang dalam masyarakat Indonesia yang belum

tertampung dalam pembukaan UUD 1945 perlu diselidiki untuk memperkuat dantertampung dalam pembukaan UUD 1945 perlu diselidiki untuk memperkuat dan

memperkaya nilai-nilai Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan dan Batangmemperkaya nilai-nilai Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan dan Batang

Tubuh UUD 1945, dengan ketentuan sebagai berikutTubuh UUD 1945, dengan ketentuan sebagai berikut

a. Nilai-nilai yang menunjang dan memperkuat kehidupan bermasyarakat dana. Nilai-nilai yang menunjang dan memperkuat kehidupan bermasyarakat dan

bernegara dapat kita terima asal tidak bertentangan dengan kepribadian bangsabernegara dapat kita terima asal tidak bertentangan dengan kepribadian bangsa

dan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, misalnya referendum ataudan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, misalnya referendum atau

pemilihan Presiden secara langsung.pemilihan Presiden secara langsung.

b. Nilai-nilai yang melemahkan dan bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandungb. Nilai-nilai yang melemahkan dan bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung

dalam Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945 tidak dimasukkan sebagai nilai-dalam Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945 tidak dimasukkan sebagai nilai-

nilai Pancasila. Bahkan harus diusahakan tidak hidup dan berkembang lagi dalamnilai Pancasila. Bahkan harus diusahakan tidak hidup dan berkembang lagi dalam

masyarakat Indonesia, misalnya demonstrasi dengan merusak bangunan/kantor,masyarakat Indonesia, misalnya demonstrasi dengan merusak bangunan/kantor,

penjahat dihakimi massa, atau penjarahan.penjahat dihakimi massa, atau penjarahan.

c. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945c. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945

dipergunakan sebagai batu ujian dari nilai-nilai yang lain agar dapat diterimadipergunakan sebagai batu ujian dari nilai-nilai yang lain agar dapat diterima

sebagai nilai-nilai Pancasila.sebagai nilai-nilai Pancasila.

Oleh sebab itu, secara filosofis, dalamkehidupan bangsa Indonesia diakui bahwaOleh sebab itu, secara filosofis, dalamkehidupan bangsa Indonesia diakui bahwa

nilai Pancasila adalah pandangan hidup. Dengan demikian, Pancasila dijadikan sebagainilai Pancasila adalah pandangan hidup. Dengan demikian, Pancasila dijadikan sebagai

pedoman dalam bertingkah laku dan berbuat dalam segala bidang kehidupan, meliputipedoman dalam bertingkah laku dan berbuat dalam segala bidang kehidupan, meliputi

Page 9: Filsafat Pancasila

bidang ekonomi, politik, sosial budaya, dan pertahanan dan keamanan. Sebagai ajaranbidang ekonomi, politik, sosial budaya, dan pertahanan dan keamanan. Sebagai ajaran

filsafat, Pancasila mencerminkan nilai dan pandangan dasar dan hakiki rakyat Indonesiafilsafat, Pancasila mencerminkan nilai dan pandangan dasar dan hakiki rakyat Indonesia

dalam hubungannya dengan sumber kesemestaan, yakni Tuhan Yang Maha Pencipta.dalam hubungannya dengan sumber kesemestaan, yakni Tuhan Yang Maha Pencipta.

C. PENGERTIAN PANCASILA SECARA FILSAFATC. PENGERTIAN PANCASILA SECARA FILSAFAT

Filsafat Pancasila dapat didefinisikan secara ringkas sebagai refleksi kritis danFilsafat Pancasila dapat didefinisikan secara ringkas sebagai refleksi kritis dan

rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa, denganrasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan

tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertiannya secara mendasar dan menyeluruh.tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertiannya secara mendasar dan menyeluruh.

Pembahasan filsafat dapat dilakukan secara deduktif, yakni dengan mencari hakikatPembahasan filsafat dapat dilakukan secara deduktif, yakni dengan mencari hakikat

Pancasila serta menganalisis dan menyusunnya secara sistematis menjadi keutuhanPancasila serta menganalisis dan menyusunnya secara sistematis menjadi keutuhan

pandangan yang komprehensif. Pembahasan filsafat dapat juga dilakukan secara induktif,pandangan yang komprehensif. Pembahasan filsafat dapat juga dilakukan secara induktif,

yakni dengan mengamati gejala-gejala sosial budaya masyarakat, memrefleksikannya, danyakni dengan mengamati gejala-gejala sosial budaya masyarakat, memrefleksikannya, dan

menarik hati dan makna yang hakiki dari gejala-gejala itu. Dengan demikian, kedua caramenarik hati dan makna yang hakiki dari gejala-gejala itu. Dengan demikian, kedua cara

itu memberikan hasil yang dapat disajikan sebagai bahan-bahan yang sangat penting bagiitu memberikan hasil yang dapat disajikan sebagai bahan-bahan yang sangat penting bagi

penjabaran ideologi Pancasila. Ideologi Pancasila adalah keseluruhan prinsip normatifpenjabaran ideologi Pancasila. Ideologi Pancasila adalah keseluruhan prinsip normatif

yang berlaku bagi negara Republik Indonesia dan bangsa Indonesia secara keseluruhan. yang berlaku bagi negara Republik Indonesia dan bangsa Indonesia secara keseluruhan.

D. KESATUAN SILA-SILA PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM FILSAFATD. KESATUAN SILA-SILA PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM FILSAFAT

Kesatuan sila-sila Pancasila pada hakikatnya bukanlah hanya merupakan kesatuanKesatuan sila-sila Pancasila pada hakikatnya bukanlah hanya merupakan kesatuan

yang bersifat formal logis saja namun juga meliputi kesatuan dasar ontologis, dasaryang bersifat formal logis saja namun juga meliputi kesatuan dasar ontologis, dasar

epistemologis serta dasar axiologis dari sila-sila Pancasila. Sebagaimana dijelaskan bahwaepistemologis serta dasar axiologis dari sila-sila Pancasila. Sebagaimana dijelaskan bahwa

kesatuan sila-sila Pancasila adalah bersifat hierarkhis dan mempunyai bentuk piramidal,kesatuan sila-sila Pancasila adalah bersifat hierarkhis dan mempunyai bentuk piramidal,

digunakan untuk menggambarkan hubungan urutan-urutan luas (kuantitas) dan dalamdigunakan untuk menggambarkan hubungan urutan-urutan luas (kuantitas) dan dalam

pengertian inilah hubungan kesatuan sila-sila Pancasila itu dalam arti formal logis. pengertian inilah hubungan kesatuan sila-sila Pancasila itu dalam arti formal logis.

Wawasan filsafat meliputi bidang penyelidikan ontologi, epistemologi, axiologi.Wawasan filsafat meliputi bidang penyelidikan ontologi, epistemologi, axiologi.

Ketiga bidang ini dapat dianggap mencakup kesemestaan.Ketiga bidang ini dapat dianggap mencakup kesemestaan.

1.1. Aspek OntologiAspek Ontologi

Menurut Runes, ontologi ialah teori tentang ada, keberadaan atau eksistensi.Menurut Runes, ontologi ialah teori tentang ada, keberadaan atau eksistensi.

Menurut Aristoteles, ontologi adalah ilmu yang menyelidiki hakikat sesuatu danMenurut Aristoteles, ontologi adalah ilmu yang menyelidiki hakikat sesuatu dan

disamakan artinya dengan metafisika. Pancasila sebagai suatu kesatuan sistem filsafat disamakan artinya dengan metafisika. Pancasila sebagai suatu kesatuan sistem filsafat

tidak hanya kesatuan yang menyangkut sila-silanya saja melainkan juga meliputi hakikattidak hanya kesatuan yang menyangkut sila-silanya saja melainkan juga meliputi hakikat

dasar dari sila-sila Pancasila atau secara filosofis merupakan dasar dari sila-siladasar dari sila-sila Pancasila atau secara filosofis merupakan dasar dari sila-sila

Pancasila. Pancasila yang terdiri atas lima sila, setiap sila bukanlah merupakan asas yangPancasila. Pancasila yang terdiri atas lima sila, setiap sila bukanlah merupakan asas yang

berdiri sendiri-sendiri, melainkan memiliki satu kesatuan dasar ontologi. Dasar ontologiberdiri sendiri-sendiri, melainkan memiliki satu kesatuan dasar ontologi. Dasar ontologi

Page 10: Filsafat Pancasila

Pancasila pada hakikatnya adalah manusia, yang memilki hakikat hak mutlakPancasila pada hakikatnya adalah manusia, yang memilki hakikat hak mutlak

monopluralis,monopluralis, oleh karena itu hakikat dasar ini disebut sebagai oleh karena itu hakikat dasar ini disebut sebagai dasar antropologis.dasar antropologis.

Subjek pendukung pokok sila-sila Pancasila adalah manusia, hal ini dapat dijelaskanSubjek pendukung pokok sila-sila Pancasila adalah manusia, hal ini dapat dijelaskan

sebagai berikut: bahwa yang Berketuhanan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yangsebagai berikut: bahwa yang Berketuhanan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yang

adil dan beradab, yang berpersatuan, yang berkerayatan yang dipimpin oleh hikmatadil dan beradab, yang berpersatuan, yang berkerayatan yang dipimpin oleh hikmat

kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan serta yang berkeadilan sosial padakebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan serta yang berkeadilan sosial pada

hakikatnya adalah manusia (Notonogoro 1975:23). Demikianlah juga jikalau kita pahamihakikatnya adalah manusia (Notonogoro 1975:23). Demikianlah juga jikalau kita pahami

dari segi filsafat negara bahwa Pancasila adalah dasar nilai filsafat negara, adapundari segi filsafat negara bahwa Pancasila adalah dasar nilai filsafat negara, adapun

pendukung pokok negara adalah rakyat dan unsur rakyat adalah manusia itu sendiri,pendukung pokok negara adalah rakyat dan unsur rakyat adalah manusia itu sendiri,

sehingga tepatlah jikalau dalam filsafat Pancasila bahwa hakikat dasar antropologis sila-sehingga tepatlah jikalau dalam filsafat Pancasila bahwa hakikat dasar antropologis sila-

sila Pancasila adalah manusia.sila Pancasila adalah manusia.

2.2. Aspek EpistemologiAspek Epistemologi

Epistemologi, menurut Runes, adalah bidang atau cabang filsafat yang menyelidikiEpistemologi, menurut Runes, adalah bidang atau cabang filsafat yang menyelidiki

asal, syarat, susunan, metode, dan validitas ilmu pengetahuan.asal, syarat, susunan, metode, dan validitas ilmu pengetahuan.

Pengetahuan manusia, sebagai hasil pengalaman dan pemikiran, membentukPengetahuan manusia, sebagai hasil pengalaman dan pemikiran, membentuk

budaya. Bagaimana proses terjadinya meliputi pengetahuan sampai membentukbudaya. Bagaimana proses terjadinya meliputi pengetahuan sampai membentuk

kebudayaan, sebagai wujud keutamaan (kebudayaan, sebagai wujud keutamaan (superioritassuperioritas) manusia, ingin disadari lebih) manusia, ingin disadari lebih

dalam. Bagaimana manusia mengetahui bahwa ia tahu, atau bagaimana manusiadalam. Bagaimana manusia mengetahui bahwa ia tahu, atau bagaimana manusia

mengetahui bahwa sesuatu itu ilmu pengetahuan, hal itu menjadi penyelidikanmengetahui bahwa sesuatu itu ilmu pengetahuan, hal itu menjadi penyelidikan

epistemologi.epistemologi.

Epistemologi meneliti sumber pengetahuan, proses dan syarat terjadinyaEpistemologi meneliti sumber pengetahuan, proses dan syarat terjadinya

pengetahuan serta batas dan validitas ilmu pengetahuan. Jadi, epistemologi dapat disebutpengetahuan serta batas dan validitas ilmu pengetahuan. Jadi, epistemologi dapat disebut

ilmu tentang ilmu atau teoti terjadinya ilmu atau ilmu tentang ilmu atau teoti terjadinya ilmu atau science of science science of science atauatau

Wissenchaftslehre. Wissenchaftslehre. Yang termasuk cabang epistemologi adalah matematika, logika,Yang termasuk cabang epistemologi adalah matematika, logika,

gramatika, dan semantik.gramatika, dan semantik.

Jadi, epistemologi adalah bidang filsafat yang menyelidiki makna dan nilai ilmuJadi, epistemologi adalah bidang filsafat yang menyelidiki makna dan nilai ilmu

pengetahuan, sumbernya, syarat-syarat dan proses terjadinya ilmu, termasuk semantik,pengetahuan, sumbernya, syarat-syarat dan proses terjadinya ilmu, termasuk semantik,

logika, metematika, dan teori ilmu.logika, metematika, dan teori ilmu.

3.3. Aspek AxiologiAspek Axiologi

Axiologi, menurut Runes, berasal dari istilah Yunani, Axiologi, menurut Runes, berasal dari istilah Yunani, axios axios yang berati nilai,yang berati nilai,

manfaat, pikiran atau ilmu/teori. Dalam pengertian yang modern, axiologi disamakanmanfaat, pikiran atau ilmu/teori. Dalam pengertian yang modern, axiologi disamakan

dengan teori nilai, yakni sesuatu yang diinginkan, disukai, atau yang baik, dan jugadengan teori nilai, yakni sesuatu yang diinginkan, disukai, atau yang baik, dan juga

bidang yang menyelidiki hakikat nilai, kriteria, dan kedudukan metafisika sebagai suatubidang yang menyelidiki hakikat nilai, kriteria, dan kedudukan metafisika sebagai suatu

Page 11: Filsafat Pancasila

nilai.nilai.

Menurut Prof. Brameled, axiologi dapat disimpulkan sebagai suatu cabang filsafatMenurut Prof. Brameled, axiologi dapat disimpulkan sebagai suatu cabang filsafat

yang menyelidiki:yang menyelidiki:

1.1. tingkah laku moral, yang berwujud etika;tingkah laku moral, yang berwujud etika;

2.2. ekspresi etika, yang berwujud estetika atau seni dan keindahan;ekspresi etika, yang berwujud estetika atau seni dan keindahan;

3.3. sosio-politik, yang berwujud ideologi.sosio-politik, yang berwujud ideologi.

Axiologi ialah cabang filsafat yang menyelidiki makna nilai, sumber nilai,Axiologi ialah cabang filsafat yang menyelidiki makna nilai, sumber nilai,

jenis dan tingkatan nilai, dan hakikat nilai, termasuk estetika, etika, ketuhanan, danjenis dan tingkatan nilai, dan hakikat nilai, termasuk estetika, etika, ketuhanan, dan

agama.agama.

Kehidupan manusia sebagai makhluk subyek budaya, pencipta, danKehidupan manusia sebagai makhluk subyek budaya, pencipta, dan

penegak nilai, berarti manusia secara sadar mencari, memilih, dan melaksanakanpenegak nilai, berarti manusia secara sadar mencari, memilih, dan melaksanakan

(menikmati) nilai; jadi, nilai merupakan fungsi kepribadian manusia. Bahkan, nilai di(menikmati) nilai; jadi, nilai merupakan fungsi kepribadian manusia. Bahkan, nilai di

dalam kepribadian, seperti pandangan hidup, keyakinan (agama) dan bagaimana kualitasdalam kepribadian, seperti pandangan hidup, keyakinan (agama) dan bagaimana kualitas

kepribadian. Martabat manusia ditentukan oleh keyakinannya dan amal kebajikannya.kepribadian. Martabat manusia ditentukan oleh keyakinannya dan amal kebajikannya.

a. Teori Nilaia. Teori Nilai

Terdapat berbagai macam pandangan tentang nilai dan hal ini sangat terga ntungTerdapat berbagai macam pandangan tentang nilai dan hal ini sangat terga ntung

pada titik tolak dan sudut ppandangnya masing-masing dalam menentukan tentangpada titik tolak dan sudut ppandangnya masing-masing dalam menentukan tentang

pengertian serta hierarki nilai. Menurut tinggi rendahnya, nilai- nilai dapat dikelompokkanpengertian serta hierarki nilai. Menurut tinggi rendahnya, nilai- nilai dapat dikelompokkan

dalam empat tingkat, sebagai berikut :dalam empat tingkat, sebagai berikut :

1. Nilai-nilai kenikmatan: dalam tingkat ini terdapat deretan nilai-nilai yang

mengenakan dan tidak mengenakan.

2. Nilai-nilai kehidupan: dalam tingkat ini terdapatlah nilai-nilai yang penting bagi

keidupan (Werte des vitalen Fuhlens) misalnya kesehatan.

3. Nilai-nilai kejiwaan: dalam tingkat ini terdapat nilai- nilai kejiwaan yang sama

tidak tergantung dari keadaan jasmani maupun lingkungan. Nilai-nilai semacam itu

ialah keindahan, kebenaran, dan pengetahuan murni yang dicapai dalam filsafat.

4. Nilai-nilai kerohanian: dalam ini terdapatlah modalitas nilai dari yang suci dan

tidak suci.

Walter G. Everet menggolong-golongkan nilai-nilai manusiawi ke dalam kelompok yaitu:

1. Nilai-nilai ekonomis, ditujukan oleh harga pasar dan meliputi semua benda

yang dapat dibeli.

2. Nilai-nilai kejasmanian, membantu pada kesehatan, efisiensi dan keindahan

dari kehidupan badan

3. Nilai-nilai hiburan, nilai-nilai permainan dan waktu senggan yang dapat

menyumbangkan pada pengayaan kehidupan

Page 12: Filsafat Pancasila

4. Nilai-nilai sosial, berasal mula dari pelbagai bentuk perserikatan manusia

5. Nilai-nilai watak, keseluruhan dari keutuhan keporibadian dan sosial yang

diinginkan

6. Nilai-nilai estetis, nilai-nilai keindahan dalam alam dan karya seni

7. Nilai-nilai intelektual, nilai-nilai pengetahuan dan pengajaran kebenaran

8. Nilai-nilai keagamaan

Notonagoro membagi nilai menjadi tiga yaitu:

1. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat

mengadakan kegiatan.

2. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat

mengadakan kegiatan.

3. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani. Nilai kerohanian

ini dapat dibedakan atas empat macam :

Nilai kebenaran, yang bersumber pada akal manusia.

Nilai keindahan, atau nilai estetis, yang bersumber pada unsur perasaan manusia.

Nilai kebaikan, atau nilai moral, yang bersumber pada unsur kehendak manusia.

Nilai religius, Nilai religius, yang merupakan nilai kerohanian tertinggi dan mutlak. Nilai religiusyang merupakan nilai kerohanian tertinggi dan mutlak. Nilai religius

ini bersumber kepada kepercayaan atau keyakinan manusia.ini bersumber kepada kepercayaan atau keyakinan manusia.

E. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN NEGARAE. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN NEGARA

Istilah ideologi berasal dari kata Istilah ideologi berasal dari kata 'idea'idea' yang berarti ' yang berarti 'gagasan, konsep, pengertian'gagasan, konsep, pengertian

dasar, cita-cita'dasar, cita-cita' dan dan 'logos''logos' yang berarti yang berarti 'ilmu''ilmu'. Kata 'idea' berasal dari kata Yunani 'eidos'. Kata 'idea' berasal dari kata Yunani 'eidos'

yang artinya yang artinya 'bentuk''bentuk'. Maka secara harafiah, ideologi berarti ilmu pengetahuan-. Maka secara harafiah, ideologi berarti ilmu pengetahuan-

pengetahuan dasar. Dengan demikian ideologi mencakup pengertian tentang idea-idea,pengetahuan dasar. Dengan demikian ideologi mencakup pengertian tentang idea-idea,

pengertian dasar, gagasan dan cita-cita.pengertian dasar, gagasan dan cita-cita.

Sebagai suatu ideologi bangsa dan negara Indonesia maka Pancasila diangkat dariSebagai suatu ideologi bangsa dan negara Indonesia maka Pancasila diangkat dari

nilai-nilai adat-istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalamnilai-nilai adat-istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalam

pandangan hidup masyarakat Indonesia sebelum membentuk negara, sehingga bangsa inipandangan hidup masyarakat Indonesia sebelum membentuk negara, sehingga bangsa ini

merupakan merupakan kausa materialis (asal bahan) kausa materialis (asal bahan) Pancasila.Pancasila.

F. NILAI-NILAI PANCASILA MENJADI DASAR DAN ARAH KESEIMBANGANF. NILAI-NILAI PANCASILA MENJADI DASAR DAN ARAH KESEIMBANGAN

ANTARA HAK DAN KEWAJIBAN ASASI MANUSIAANTARA HAK DAN KEWAJIBAN ASASI MANUSIA

Pancasila memandang bahwa kebahagiaan manusia akan tercapai bilaPancasila memandang bahwa kebahagiaan manusia akan tercapai bila

Page 13: Filsafat Pancasila

dikembangkan hubungan yang serasi antara manusia dengan Tuhan Yang Maha Kuasa.dikembangkan hubungan yang serasi antara manusia dengan Tuhan Yang Maha Kuasa.

Apabila memahami nilai-nilai dari sila-sila Pancasila akan terkandung beberapa hubunganApabila memahami nilai-nilai dari sila-sila Pancasila akan terkandung beberapa hubungan

manusia yang melahirkan keseimbangan antara hak dan kewajiban antarhubungan tersebut,manusia yang melahirkan keseimbangan antara hak dan kewajiban antarhubungan tersebut,

yaitu sebagai berikutyaitu sebagai berikut

a. Hubungan Vertikala. Hubungan Vertikal

Hubungan vertikal adalah hubungan manusia dengan Tuhan, sebagai penjelmaanHubungan vertikal adalah hubungan manusia dengan Tuhan, sebagai penjelmaan

dari nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa. Dalam hubungan ini, manusia memilikidari nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa. Dalam hubungan ini, manusia memiliki

kewajiban-kewajiban untuk melaksanakan perintah Tuhan dan menghentikan segalakewajiban-kewajiban untuk melaksanakan perintah Tuhan dan menghentikan segala

larangan-Nya, sedangkan hak yang diterima oleh manusia dari Tuhan adalah rahmat yanglarangan-Nya, sedangkan hak yang diterima oleh manusia dari Tuhan adalah rahmat yang

tidak terhingga diberikan oleh Tuhan dan pembalasan amal baik di akhirat nanti.tidak terhingga diberikan oleh Tuhan dan pembalasan amal baik di akhirat nanti.

b. Hubungan Horizontalb. Hubungan Horizontal

Hubungan horizontal adalah hubungan manusia dengan sesamanya, baik dalamHubungan horizontal adalah hubungan manusia dengan sesamanya, baik dalam

fungsinya fungsinya

c. Hubungan Alamiahc. Hubungan Alamiah

Hubungan alamiah adalah hubungan manusia dengan alam sekitar yang meliputiHubungan alamiah adalah hubungan manusia dengan alam sekitar yang meliputi

hewan, tumbuh-tumbuhan, dan alam dengan segala kekayaannya. hewan, tumbuh-tumbuhan, dan alam dengan segala kekayaannya.

Alasan yang prinsipil Pancasila sebagai pandangan hidup dengan fungsi tersebut diAlasan yang prinsipil Pancasila sebagai pandangan hidup dengan fungsi tersebut di

atas adalah sebagai berikutatas adalah sebagai berikut

1.1. Pancasila mengakui adanya kekuatan gaib yang di luar diri manusia menjadiPancasila mengakui adanya kekuatan gaib yang di luar diri manusia menjadi

pencipta, pengatur, serta penguasa alam semesta.pencipta, pengatur, serta penguasa alam semesta.

2.2. Pancasila mengatur keseimbangan dalam hubungan dan keserasian-keserasian,Pancasila mengatur keseimbangan dalam hubungan dan keserasian-keserasian,

dimana untuk menciptakannya perlu pengendalian diri.dimana untuk menciptakannya perlu pengendalian diri.

3.3. Dalam mengatur hubungan, peranan dan kedudukan bangsa sangat penting.Dalam mengatur hubungan, peranan dan kedudukan bangsa sangat penting.

Persatuan dan kesatuan sebagai bangsa merupakan nilai sentral.Persatuan dan kesatuan sebagai bangsa merupakan nilai sentral.

4.4. Kekeluargaan, gotong royong, kebersamaan, serta musyawarah untuk mufakatKekeluargaan, gotong royong, kebersamaan, serta musyawarah untuk mufakat

dijadikan sendi kehidupan bersama.dijadikan sendi kehidupan bersama.

5.5. Kesejahteraan bersama menjadi tujuan bersamaKesejahteraan bersama menjadi tujuan bersama

Page 14: Filsafat Pancasila

PENUTUPPENUTUP

Kesimpulan:Kesimpulan:

Dari materi-materi yang telah dipaparkan dalam makalah ini, dapat disimpulkanDari materi-materi yang telah dipaparkan dalam makalah ini, dapat disimpulkan

bahwa filsafat merupakan suatu bidang ilmu yang senantiasa ada dan menyertai kehidupanbahwa filsafat merupakan suatu bidang ilmu yang senantiasa ada dan menyertai kehidupan

manusia. Dalam peranannya, filsafat juga tidak dapat dipisahkan dari hidup setiap manusia.manusia. Dalam peranannya, filsafat juga tidak dapat dipisahkan dari hidup setiap manusia.

Filsafat Pancasila merupakan ciri khas yang dimiliki bangsa Indonesia yangFilsafat Pancasila merupakan ciri khas yang dimiliki bangsa Indonesia yang

membedakannya dari bangsa-bangsa lain.membedakannya dari bangsa-bangsa lain.

Saran :Saran :

Sebagai warga negara Indonesia, kita harus berpikir filsafat serta mengamalkan apaSebagai warga negara Indonesia, kita harus berpikir filsafat serta mengamalkan apa

yang terkandung dalam filsafat bangsa kita yakni Pancasila demi mencapai kesejahteraanyang terkandung dalam filsafat bangsa kita yakni Pancasila demi mencapai kesejahteraan

bangsa dan negara. bangsa dan negara.

Page 15: Filsafat Pancasila

DAFTAR PUSTAKADAFTAR PUSTAKA

Kaelan dan Achmad Zubaidi.2007.Kaelan dan Achmad Zubaidi.2007.Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan

Tinggi.Tinggi.Yogyakarta: ParadigmaYogyakarta: Paradigma

Syarbaini, Syahrial.2001.Syarbaini, Syahrial.2001.Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi.Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi.Jakarta: Ghalia Jakarta: Ghalia

IndonesiaIndonesia

Page 16: Filsafat Pancasila