Filsafat Pancasila
-
Upload
ruth-may-roselin-tobing -
Category
Documents
-
view
17.094 -
download
5
Transcript of Filsafat Pancasila
MAKALAHMAKALAH
FILSAFAT PANCASILAFILSAFAT PANCASILA
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikandiajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan
KewarganegaraanKewarganegaraan
Disusun oleh :Disusun oleh :
Kelompok 1Kelompok 1
1.1. Restu millatiRestu millati
2.2. Ruth MayRuth May
3.3. Siti HayatunufusSiti Hayatunufus
4.4. Wahyu MaulanaWahyu Maulana
Kelas CKelas C
PENDIDIKAN BIOLOGIPENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASAUNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jalan Raya Jakarta Km.4 Pakupatan, Serang-BantenJalan Raya Jakarta Km.4 Pakupatan, Serang-Banten
20092009
PENDAHULUANPENDAHULUAN
A. Dasar PemikiranA. Dasar Pemikiran
Setiap warga negara dituntut untuk dapat hidup berfilsafat dan berguna bagiSetiap warga negara dituntut untuk dapat hidup berfilsafat dan berguna bagi
negara dan bangsanya, serta mampu mengantisipasi perkembangan dan perubahan masanegara dan bangsanya, serta mampu mengantisipasi perkembangan dan perubahan masa
depannya. Untuk itu diperlukan penguasaan ilmu pengetahuan berfilsafat dan berfikirdepannya. Untuk itu diperlukan penguasaan ilmu pengetahuan berfilsafat dan berfikir
filsafat yang berdasar pada nilai-nilai keagamaan, nilai-nilai moral nilai kemanusiaan danfilsafat yang berdasar pada nilai-nilai keagamaan, nilai-nilai moral nilai kemanusiaan dan
nilai-nilai budaya bangsa. Nilai-nilai dasar tersebut berperan sebagai panduan dannilai-nilai budaya bangsa. Nilai-nilai dasar tersebut berperan sebagai panduan dan
pegangan hidup setiap warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa danpegangan hidup setiap warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegarabernegara
B. Pengertian FilsafatB. Pengertian Filsafat
Dalam kehidupan manusia, filsafat senantiasa menyertai dalam diri kita.Dalam kehidupan manusia, filsafat senantiasa menyertai dalam diri kita.
Dengan kata lain,selama manusia itu hidup ia tidak dapat mengelak dari filsafat. PengertianDengan kata lain,selama manusia itu hidup ia tidak dapat mengelak dari filsafat. Pengertian
filsafat itu sendiri sebenarnya sangat sederhana dan mudah dipahami. Istilah filsafat secarafilsafat itu sendiri sebenarnya sangat sederhana dan mudah dipahami. Istilah filsafat secara
etimologis berasal dari bahasa Yunani “philein” yang artinya cinta dan “sophos” yangetimologis berasal dari bahasa Yunani “philein” yang artinya cinta dan “sophos” yang
mempunyai arti bijaksana. Jadi istilah filsafat mengandung makna cinta kebijaksamempunyai arti bijaksana. Jadi istilah filsafat mengandung makna cinta kebijaksa
kebnaan. Pilihan manusia sebagai suatu pandangan dalam hidup yang bertujuankebnaan. Pilihan manusia sebagai suatu pandangan dalam hidup yang bertujuan
memperoleh kebahagiaan itulah yang disebut hidup berfilsafat. Sebenarnya jika ditinjaumemperoleh kebahagiaan itulah yang disebut hidup berfilsafat. Sebenarnya jika ditinjau
dari segi pembahasannya filsafat tidak hanya membahas tentang manusia saja, tetapi jugadari segi pembahasannya filsafat tidak hanya membahas tentang manusia saja, tetapi juga
bidang-bidang lainnya antara lain tentang pengetahuan, agama, etika dan sebagainya. bidang-bidang lainnya antara lain tentang pengetahuan, agama, etika dan sebagainya.
C. Tujuan FilsafatC. Tujuan Filsafat
Dalam kehidupan kita mempunyai tujuan hidup, apakah ke arah yang baikDalam kehidupan kita mempunyai tujuan hidup, apakah ke arah yang baik
atau yang buruk. Semua itu tergantung bagaimana cara berpikir kita. Hal itu sesuai denganatau yang buruk. Semua itu tergantung bagaimana cara berpikir kita. Hal itu sesuai dengan
tujuan berfilsafat , bagaimana cara berpikir dan bertindak dalam melakukan aktivitastujuan berfilsafat , bagaimana cara berpikir dan bertindak dalam melakukan aktivitas
berfilsafat yang pada umumnya diartikan sebagai proses pemecahan suatu permasalahanberfilsafat yang pada umumnya diartikan sebagai proses pemecahan suatu permasalahan
dengan metode atau cara tertentu yang sesuai dengan objek permasalahan tersebut.dengan metode atau cara tertentu yang sesuai dengan objek permasalahan tersebut.
KATA PENGANTARKATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkatPuji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan tugas ini tepat padalimpahan rahmat dan karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada
waktunya. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telahwaktunya. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.membantu dalam penyusunan makalah ini.
Makalah yang kami susun ini membahas mengenai Filsafat Pancasila. Di dalamnyaMakalah yang kami susun ini membahas mengenai Filsafat Pancasila. Di dalamnya
berisi tentang makna Filsafat Pancasila beserta contohnya yang disusun secara sistematisberisi tentang makna Filsafat Pancasila beserta contohnya yang disusun secara sistematis
untuk memudahkan pembaca dalam memahaminya. Semoga makalah ini dapat bergunauntuk memudahkan pembaca dalam memahaminya. Semoga makalah ini dapat berguna
bagi kita semua dalam menambah ilmu pengetahuan.bagi kita semua dalam menambah ilmu pengetahuan.
Dalam penyusunan makalah ini menyadari bahwa makalah ini belum sempurna danDalam penyusunan makalah ini menyadari bahwa makalah ini belum sempurna dan
memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu kami membuka dengan luas kritik dan saranmemiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu kami membuka dengan luas kritik dan saran
dari pembaca untuk dapat menyempurnakan makalah ini dan untuk selanjutnya dapat lebihdari pembaca untuk dapat menyempurnakan makalah ini dan untuk selanjutnya dapat lebih
baik lagi.baik lagi.
Terima kasih.Terima kasih.
Serang, 30 September 2009Serang, 30 September 2009
PenyusunPenyusun
BAB I
FILSAFAT PANCASILA
A. CARA BERPIKIR FILSAFAT
1. Pengertian Filsafat
Dalam wacana ilmu pengetahuan sebenarnya pengertian filsafat adalah sangat
sederhana dan mudah dipahami. Filsafat adalah satu bidang ilmu yang senantiasa ada dan
menyertai kehidupan manusia.
Secara etimologi, filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu philosophia :
philo/philos/philein artinya cinta / pecinta / mencintai dan sophia, berarti kebijakan
/wisdom/kearifan/hikmah/hakikat kebenaran. Jadi, filsafat artinya cinta akan kebijakan
atau hakikat kebenaran. Hal ini nampaknya sesuai dengan sejarah timbulnya ilmu
pengetahuan, yang sebelumnya di bawah naungan filsafat.
Berfilasafat, berarti berpikir sedalam-dalamnya (merenung) terhadap sesuatu secara
metodik, sistematis, menyeluruh, dan universal untuk mencari hakikat sesuatu. Menurut D.
Runes, filsafat adalah ilmu yang paling umum yang mengandung usaha mencari kebijakan
dan cinta akan kebijakan. (BP-7, 1993 : 8).
Pada umumnya, terdapat dua pengertian filsafat, yaitu:
filsafat dalam arti produk mencakup pengertian
a. Pengertian filsafat yang mencakup arti-arti filsafat sebagai jenis pengetahuan, ilmu,
konsep dari para filsuf pada zaman dahuluatau pendangan tertentu, yang merupakan
hasil dan proses berfilsafat dan yang mempunyai ciri-ciri tertentu. filsafat dalam arti
produk, filsafat sebagai pandangan hidup, dan filsafat dalam arti praktis. Hal ini
berarti Pancasila mempunyai fungsi dan peranan sebagai pedoman dan pegangan
dalam sikap, tingkah laku, dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari dan dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi bangsa Indonesia dimana
pun mereka berada.
b. Filsafat sebagai suatu jenis problema yang dihadapi oleh manusia sebagai hasil dari
aktivitas berfilsafat. Filsafat dalam pengertian jenis ini mempunyai ciri-ciri khas
tertentu sebagai suatu hasil kegiatan berfilsafat dan pada umumnya proses pemecahan
persoalan filsafat ini diselesaikan dengan kegiatan berfilsafat (dalam pengertian
filsafat yang dinamis).
filsafat dalam arti proses mencakup pengertian
Filsafat yang diartikan sebagai bentuk suatu aktivitas berfilsafat, dalam proses
pemecahan suatu permasalahan dengan menggunakan suatu cara dan metode tertentu yang
sesuai dengan objek permasalahannya. Dalam pengertian ini filsafat merupakan suatu
sistem pengetahuan yang bersifat dinamis. Filsafat dalam pengertian ini tidak lagi hanya
merupakan sekumpulan dogma yang hanya diyakini ditekuni dipahami sebagai suatu
sistem nilai tertentu, tetapi lebih merupakan suatu aktivitas berfilsafat, suatu proses yang
dinamis dengan menggunakan suatu cara dan metode tersendiri.
Selain itu, ada pengertian lain, yaitu filsafat sebagai ilmu dan filsafat sebagai
pandangan hidup. Demikian pula, dikenal ada filsafat dalam arti teoretis dan filsafat
dalam arti praktis..
Nilai adalah sifat, keadaan, atau kualitas dari sesuatu yang bermanfaat bagi
kehidupan manusia, baik lahir maupun batin. Setiap orang di dalam kehidupannya, sadar
atau tidak sadar, tentu memiliki filsafat hidup atau pandangan hidup. Pandangan hidup atau
filsafat hidup seseorang adalah kristalisasi nilai-nilai yang diyakini kebenarannya,
ketepatan, dan manfaatnya.
Nilai-nilai sebagai hasil pemikiran yang sedalam-dalamnya tentang kehidupan yang
dianggap paling baik bagi bangsa Indonesia adalah Pancasila, baik sebagai filsafat dalam
arti produk maupun sebagai pandangan hidup.
Filsafat merupakan kegiatan pemikiran yang tinggi dan murni (tidak terikat
langsung dengan suatu obyek), yang mendalam, dan daya pikir subyek manusia dalam
memahami segala sesuatu untukl mencari kebenaran. Berpikir aktif dalam mencari
kebenaran adalah potensi dan fungsi kepribadian manusia. Ajaran filsafat merupakan hasil
pemikiran yang sedalam-dalamnya tentang kesemestaan, secara mendasar (fundamental
dan hakiki). Filsafat sebagai hasil pemikiran pemikir (filosof), merupakan suatu ajaran atau
sisem nilai, baik berwujud pandangan hidup (filsafat hidup) maupun sebagai ideologi yang
dianut suatu mesyarakat atau bangsa dan negara. Filsafat demikian telah berkembang dan
terbentuk sebagai suatu nilai yang melembaga (dengan negara) sebagai suatu paham
(isme), seperti kapitalisme , komunisme, sosialisme, dan sebagainya yang cukup
mempengaruhi kehidupan bangsa dan negara modern.
2. Sistem Filsafat
Pemikiran filsafat berasal dari berbagai tokoh yang menjadikan manusia sebagai
subyek. Suatu ajaran filsafat yang bulat mengajarkan tentang berbagai segi kehidupan yang
mendasar. Suatu sistem filsafat sediktnya mengajarkan tentang sumber dan hakikat,
filsafat hidup, dan tata nilai (etika), termasuk teori terjadinya pengetahuan manusia dan
logika. Sebaliknya, filsafat yang mengajarkan hanya sebagian kehidupan
(sektoral,fragmentaris) tak dapat disebut sebagai sistem filsafat, melainkan hanya ajaran
filosofis seorang ahli filsafat.
3. Aliran-aliran Filsafat
a. Aliran Materialismea. Aliran Materialisme
Aliran materialisme mengajarkan bahwa hakikat realitas kesemestaan, termasukAliran materialisme mengajarkan bahwa hakikat realitas kesemestaan, termasuk
makhluk hidup dan manusia, ialah materi. Semua realitas itu ditentukan oleh materimakhluk hidup dan manusia, ialah materi. Semua realitas itu ditentukan oleh materi
(misalnya benda,makanan) dan terikat pada hukum alam, yaitu hukum sebab-akibat(misalnya benda,makanan) dan terikat pada hukum alam, yaitu hukum sebab-akibat
(hukum kausalitas) yang bersifat obyektif.(hukum kausalitas) yang bersifat obyektif.
b. Aliran Idealisme/Spiritualismeb. Aliran Idealisme/Spiritualisme
Aliran idealisme atau spiritualisme mengajarkan bahwa ide atau spirit manusiaAliran idealisme atau spiritualisme mengajarkan bahwa ide atau spirit manusia
yang menentukan hidup dan pengertian manusia. Subyek manusia sadar atas realitasyang menentukan hidup dan pengertian manusia. Subyek manusia sadar atas realitas
dirinya dan kesemestaan, karena ada akal budi dan kesadaran rohani. Manusia yang takdirinya dan kesemestaan, karena ada akal budi dan kesadaran rohani. Manusia yang tak
sadar atau mati sama sekali tidak menyadari dirinya apalagi realitas kesemestaan. Jadi,sadar atau mati sama sekali tidak menyadari dirinya apalagi realitas kesemestaan. Jadi,
hakikat diri dan kenyataan kesemestaan ialah akal budi (hakikat diri dan kenyataan kesemestaan ialah akal budi (ide dan spiritide dan spirit).).
c. Aliran Realismec. Aliran Realisme
Aliran realisme menggambarkan bahwa kedua aliran di atas, materials dan
idealisme yang bertentangan itu, tidak sesuai dengan kenyataan (tidak realistis).
Sesungguhnya, realitas kesemestaan, terutama kehidupan bukanlah benda (materi) semata-
mata. Karenanya, realitas adalah paduan benda (materi dan jasmaniah) dengan yang
nonmateri (spiritual, jiwa, dan rohaniah). Jadi, menurut aliran realisme, realitas merupakan
sintesis antara jasmaniah-rohaniah, materi dan nonmateri.
4. Pengertaian Pancasila sebagai Suatu Sistem
Pancasila yang terdiri dari lima sila pada hakikatnya merupakan sistem filsafat.Pancasila yang terdiri dari lima sila pada hakikatnya merupakan sistem filsafat.
Yang dimaksud dengan sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang salingYang dimaksud dengan sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling
bergabungan, saling bekerja sama untuk suatu tujuan tertentu dan secara keseluruhanbergabungan, saling bekerja sama untuk suatu tujuan tertentu dan secara keseluruhan
merupakan suatu kesatuan yang utuh, sistem lazimnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut :merupakan suatu kesatuan yang utuh, sistem lazimnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1)1) Suatu kesatuan bagian-bagianSuatu kesatuan bagian-bagian
2)2) Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiriBagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri
3)3) Saling berhubungan, saling ketergantunganSaling berhubungan, saling ketergantungan
4)4) Kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan bersama (tujuan Kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan bersama (tujuan
sistem)sistem)
5)5) Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks (Shore and Voich, 1974:22)Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks (Shore and Voich, 1974:22)
Dasar filsafat negara Indonesia terdiri atas lima sila yang masing-masingDasar filsafat negara Indonesia terdiri atas lima sila yang masing-masing
merupakan suatu asas peradaban. Namun demikian, sila-sila pancasila itu bersama-samamerupakan suatu asas peradaban. Namun demikian, sila-sila pancasila itu bersama-sama
merupakan suatu kesatuan dan keutuhan, setiap sila merupakan suatu unsur (bagian yangmerupakan suatu kesatuan dan keutuhan, setiap sila merupakan suatu unsur (bagian yang
mutlak) dari kesatuan Pancasila. Maka dasar filsafat negar pancasila merupakan suatumutlak) dari kesatuan Pancasila. Maka dasar filsafat negar pancasila merupakan suatu
kesatuan yang bersifat majemuk tunggal. Setiap sila tidak dapat berdiri sendiri terpisahkesatuan yang bersifat majemuk tunggal. Setiap sila tidak dapat berdiri sendiri terpisah
dari sila yang lain. Pancasila sebagai suatu sistem juga dapat dipahami dari pemikirandari sila yang lain. Pancasila sebagai suatu sistem juga dapat dipahami dari pemikiran
dasar yang terkandung dalam pancasila, yaitu emikiran tentang manusia dalmamdasar yang terkandung dalam pancasila, yaitu emikiran tentang manusia dalmam
hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa dengan dirinya sendiri, dengan sesamahubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa dengan dirinya sendiri, dengan sesama
manusia, dengan masyarakat bangsa yang nilai-nilainya telah dimiliki oleh bangsamanusia, dengan masyarakat bangsa yang nilai-nilainya telah dimiliki oleh bangsa
Indonesia.Indonesia.
Kenyataan objektif yang ada dan terlekat pada pancasila, sehingga pancasilaKenyataan objektif yang ada dan terlekat pada pancasila, sehingga pancasila
sebagai suatu sistem filsafat bersifat khas dan berbeda dengan sistem filsafat yang lainnyasebagai suatu sistem filsafat bersifat khas dan berbeda dengan sistem filsafat yang lainnya
misalnya liberalisme, materialisme dan lainnya. Hal ini secara ilmiah disebut ciri khasmisalnya liberalisme, materialisme dan lainnya. Hal ini secara ilmiah disebut ciri khas
secara objektif (Notonagoro, 1975:14). secara objektif (Notonagoro, 1975:14).
5.5. Nilai-nilai Pancasila Berwujud dan Bersifat FilosofisNilai-nilai Pancasila Berwujud dan Bersifat Filosofis
Pendekatan filsafat Pancasila adalah ilmu pengetahuan yang mendalam tentangPendekatan filsafat Pancasila adalah ilmu pengetahuan yang mendalam tentang
Pancasila. Untuk mendapatkan pengertian yang mendalam, kita harus mengetahui sila-silaPancasila. Untuk mendapatkan pengertian yang mendalam, kita harus mengetahui sila-sila
Pancasila tersebut. Dari setiap sila-sila kita cari pula intinya. Setelah kita ketahui hakikatPancasila tersebut. Dari setiap sila-sila kita cari pula intinya. Setelah kita ketahui hakikat
dan inti tersebut selanjutnya kita cari hakikat dan pokok-pokok yang terkandung didan inti tersebut selanjutnya kita cari hakikat dan pokok-pokok yang terkandung di
dalamnya, yaitu sebagai berikut.dalamnya, yaitu sebagai berikut.
1)1) Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, berarti bahwa nilai-nilai yangPancasila sebagai pandangan hidup bangsa, berarti bahwa nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila itu dijadikan tuntutan dan pegangan dalamterkandung dalam Pancasila itu dijadikan tuntutan dan pegangan dalam
hubungannya dengan Tuhan, masyarakat, dan alam semesta.hubungannya dengan Tuhan, masyarakat, dan alam semesta.
2)2) Pancasila sebagai dasar negara, berarti bahwa nilai-nilai yang terkandung dalamPancasila sebagai dasar negara, berarti bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila itu dijadikan dasar dan pedoman dalam mengatur tata kehidupanPancasila itu dijadikan dasar dan pedoman dalam mengatur tata kehidupan
bernegara, seperti yang diatur oleh UUD 1945. Untuk kepentingan-kepentinganbernegara, seperti yang diatur oleh UUD 1945. Untuk kepentingan-kepentingan
kegiatan praktis operasional diatur dalam Tap. MPR No. III/MPR/2000 tentangkegiatan praktis operasional diatur dalam Tap. MPR No. III/MPR/2000 tentang
Sumber Hukum dan Tata Urutan Perundang-undangan, yaitu sebagai berikut.Sumber Hukum dan Tata Urutan Perundang-undangan, yaitu sebagai berikut.
a. Undang-undang dasar 1945a. Undang-undang dasar 1945
b. Ketetapan MPRb. Ketetapan MPR
c. Undang-undangc. Undang-undang
d. Peraturan pemerintah pengganti undang-undang (Perpu)d. Peraturan pemerintah pengganti undang-undang (Perpu)
e. Peraturan pemerintahe. Peraturan pemerintah
f. Keputusan Presidenf. Keputusan Presiden
g. Peraturan daerahg. Peraturan daerah
3)3) Filsafat Pancasila yang abstrak tercermin dalam Pembukaan UUD 1945 yangFilsafat Pancasila yang abstrak tercermin dalam Pembukaan UUD 1945 yang
merupakan uraian terinci dari Proklamasi 17 Agustus 1945 yang dijiwai Pancasila.merupakan uraian terinci dari Proklamasi 17 Agustus 1945 yang dijiwai Pancasila.
4)4) Pancasila yang dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945 merupakan suatuPancasila yang dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945 merupakan suatu
kebulatan yang utuh.kebulatan yang utuh.
5)5) Jiwa Pancasila yang abstrak setelah tercetus menjadi Proklamasi KemerdekaanJiwa Pancasila yang abstrak setelah tercetus menjadi Proklamasi Kemerdekaan
17 Agustus 1945, tercermin dalam pokok-pokok yang terkandung dalam17 Agustus 1945, tercermin dalam pokok-pokok yang terkandung dalam
Pembukaan UUD 1945.Pembukaan UUD 1945.
6)6) Berdasarkan penjelasan otentik UUD 1945, Undang-undang Dasar 1945Berdasarkan penjelasan otentik UUD 1945, Undang-undang Dasar 1945
menciptakan pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945menciptakan pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945
pada pasal-pasalnya. Hal ini berarti pasal-pasal dalam Batang Tubuh UUD 1945pada pasal-pasalnya. Hal ini berarti pasal-pasal dalam Batang Tubuh UUD 1945
menjelmakan pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUDmenjelmakan pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD
1945 sebagai perwujudan dari jiwa Pancasila.1945 sebagai perwujudan dari jiwa Pancasila.
7)7) Berhubung dengan itu, esatuan tafsir sila-sila Pancasila harus bersumber danBerhubung dengan itu, esatuan tafsir sila-sila Pancasila harus bersumber dan
berdasarkan Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945.berdasarkan Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945.
8)8) Nilai-nilai yang hidup berkembang dalam masyarakat Indonesia yang belumNilai-nilai yang hidup berkembang dalam masyarakat Indonesia yang belum
tertampung dalam pembukaan UUD 1945 perlu diselidiki untuk memperkuat dantertampung dalam pembukaan UUD 1945 perlu diselidiki untuk memperkuat dan
memperkaya nilai-nilai Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan dan Batangmemperkaya nilai-nilai Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan dan Batang
Tubuh UUD 1945, dengan ketentuan sebagai berikutTubuh UUD 1945, dengan ketentuan sebagai berikut
a. Nilai-nilai yang menunjang dan memperkuat kehidupan bermasyarakat dana. Nilai-nilai yang menunjang dan memperkuat kehidupan bermasyarakat dan
bernegara dapat kita terima asal tidak bertentangan dengan kepribadian bangsabernegara dapat kita terima asal tidak bertentangan dengan kepribadian bangsa
dan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, misalnya referendum ataudan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, misalnya referendum atau
pemilihan Presiden secara langsung.pemilihan Presiden secara langsung.
b. Nilai-nilai yang melemahkan dan bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandungb. Nilai-nilai yang melemahkan dan bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung
dalam Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945 tidak dimasukkan sebagai nilai-dalam Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945 tidak dimasukkan sebagai nilai-
nilai Pancasila. Bahkan harus diusahakan tidak hidup dan berkembang lagi dalamnilai Pancasila. Bahkan harus diusahakan tidak hidup dan berkembang lagi dalam
masyarakat Indonesia, misalnya demonstrasi dengan merusak bangunan/kantor,masyarakat Indonesia, misalnya demonstrasi dengan merusak bangunan/kantor,
penjahat dihakimi massa, atau penjarahan.penjahat dihakimi massa, atau penjarahan.
c. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945c. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945
dipergunakan sebagai batu ujian dari nilai-nilai yang lain agar dapat diterimadipergunakan sebagai batu ujian dari nilai-nilai yang lain agar dapat diterima
sebagai nilai-nilai Pancasila.sebagai nilai-nilai Pancasila.
Oleh sebab itu, secara filosofis, dalamkehidupan bangsa Indonesia diakui bahwaOleh sebab itu, secara filosofis, dalamkehidupan bangsa Indonesia diakui bahwa
nilai Pancasila adalah pandangan hidup. Dengan demikian, Pancasila dijadikan sebagainilai Pancasila adalah pandangan hidup. Dengan demikian, Pancasila dijadikan sebagai
pedoman dalam bertingkah laku dan berbuat dalam segala bidang kehidupan, meliputipedoman dalam bertingkah laku dan berbuat dalam segala bidang kehidupan, meliputi
bidang ekonomi, politik, sosial budaya, dan pertahanan dan keamanan. Sebagai ajaranbidang ekonomi, politik, sosial budaya, dan pertahanan dan keamanan. Sebagai ajaran
filsafat, Pancasila mencerminkan nilai dan pandangan dasar dan hakiki rakyat Indonesiafilsafat, Pancasila mencerminkan nilai dan pandangan dasar dan hakiki rakyat Indonesia
dalam hubungannya dengan sumber kesemestaan, yakni Tuhan Yang Maha Pencipta.dalam hubungannya dengan sumber kesemestaan, yakni Tuhan Yang Maha Pencipta.
C. PENGERTIAN PANCASILA SECARA FILSAFATC. PENGERTIAN PANCASILA SECARA FILSAFAT
Filsafat Pancasila dapat didefinisikan secara ringkas sebagai refleksi kritis danFilsafat Pancasila dapat didefinisikan secara ringkas sebagai refleksi kritis dan
rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa, denganrasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan
tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertiannya secara mendasar dan menyeluruh.tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertiannya secara mendasar dan menyeluruh.
Pembahasan filsafat dapat dilakukan secara deduktif, yakni dengan mencari hakikatPembahasan filsafat dapat dilakukan secara deduktif, yakni dengan mencari hakikat
Pancasila serta menganalisis dan menyusunnya secara sistematis menjadi keutuhanPancasila serta menganalisis dan menyusunnya secara sistematis menjadi keutuhan
pandangan yang komprehensif. Pembahasan filsafat dapat juga dilakukan secara induktif,pandangan yang komprehensif. Pembahasan filsafat dapat juga dilakukan secara induktif,
yakni dengan mengamati gejala-gejala sosial budaya masyarakat, memrefleksikannya, danyakni dengan mengamati gejala-gejala sosial budaya masyarakat, memrefleksikannya, dan
menarik hati dan makna yang hakiki dari gejala-gejala itu. Dengan demikian, kedua caramenarik hati dan makna yang hakiki dari gejala-gejala itu. Dengan demikian, kedua cara
itu memberikan hasil yang dapat disajikan sebagai bahan-bahan yang sangat penting bagiitu memberikan hasil yang dapat disajikan sebagai bahan-bahan yang sangat penting bagi
penjabaran ideologi Pancasila. Ideologi Pancasila adalah keseluruhan prinsip normatifpenjabaran ideologi Pancasila. Ideologi Pancasila adalah keseluruhan prinsip normatif
yang berlaku bagi negara Republik Indonesia dan bangsa Indonesia secara keseluruhan. yang berlaku bagi negara Republik Indonesia dan bangsa Indonesia secara keseluruhan.
D. KESATUAN SILA-SILA PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM FILSAFATD. KESATUAN SILA-SILA PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM FILSAFAT
Kesatuan sila-sila Pancasila pada hakikatnya bukanlah hanya merupakan kesatuanKesatuan sila-sila Pancasila pada hakikatnya bukanlah hanya merupakan kesatuan
yang bersifat formal logis saja namun juga meliputi kesatuan dasar ontologis, dasaryang bersifat formal logis saja namun juga meliputi kesatuan dasar ontologis, dasar
epistemologis serta dasar axiologis dari sila-sila Pancasila. Sebagaimana dijelaskan bahwaepistemologis serta dasar axiologis dari sila-sila Pancasila. Sebagaimana dijelaskan bahwa
kesatuan sila-sila Pancasila adalah bersifat hierarkhis dan mempunyai bentuk piramidal,kesatuan sila-sila Pancasila adalah bersifat hierarkhis dan mempunyai bentuk piramidal,
digunakan untuk menggambarkan hubungan urutan-urutan luas (kuantitas) dan dalamdigunakan untuk menggambarkan hubungan urutan-urutan luas (kuantitas) dan dalam
pengertian inilah hubungan kesatuan sila-sila Pancasila itu dalam arti formal logis. pengertian inilah hubungan kesatuan sila-sila Pancasila itu dalam arti formal logis.
Wawasan filsafat meliputi bidang penyelidikan ontologi, epistemologi, axiologi.Wawasan filsafat meliputi bidang penyelidikan ontologi, epistemologi, axiologi.
Ketiga bidang ini dapat dianggap mencakup kesemestaan.Ketiga bidang ini dapat dianggap mencakup kesemestaan.
1.1. Aspek OntologiAspek Ontologi
Menurut Runes, ontologi ialah teori tentang ada, keberadaan atau eksistensi.Menurut Runes, ontologi ialah teori tentang ada, keberadaan atau eksistensi.
Menurut Aristoteles, ontologi adalah ilmu yang menyelidiki hakikat sesuatu danMenurut Aristoteles, ontologi adalah ilmu yang menyelidiki hakikat sesuatu dan
disamakan artinya dengan metafisika. Pancasila sebagai suatu kesatuan sistem filsafat disamakan artinya dengan metafisika. Pancasila sebagai suatu kesatuan sistem filsafat
tidak hanya kesatuan yang menyangkut sila-silanya saja melainkan juga meliputi hakikattidak hanya kesatuan yang menyangkut sila-silanya saja melainkan juga meliputi hakikat
dasar dari sila-sila Pancasila atau secara filosofis merupakan dasar dari sila-siladasar dari sila-sila Pancasila atau secara filosofis merupakan dasar dari sila-sila
Pancasila. Pancasila yang terdiri atas lima sila, setiap sila bukanlah merupakan asas yangPancasila. Pancasila yang terdiri atas lima sila, setiap sila bukanlah merupakan asas yang
berdiri sendiri-sendiri, melainkan memiliki satu kesatuan dasar ontologi. Dasar ontologiberdiri sendiri-sendiri, melainkan memiliki satu kesatuan dasar ontologi. Dasar ontologi
Pancasila pada hakikatnya adalah manusia, yang memilki hakikat hak mutlakPancasila pada hakikatnya adalah manusia, yang memilki hakikat hak mutlak
monopluralis,monopluralis, oleh karena itu hakikat dasar ini disebut sebagai oleh karena itu hakikat dasar ini disebut sebagai dasar antropologis.dasar antropologis.
Subjek pendukung pokok sila-sila Pancasila adalah manusia, hal ini dapat dijelaskanSubjek pendukung pokok sila-sila Pancasila adalah manusia, hal ini dapat dijelaskan
sebagai berikut: bahwa yang Berketuhanan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yangsebagai berikut: bahwa yang Berketuhanan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yang
adil dan beradab, yang berpersatuan, yang berkerayatan yang dipimpin oleh hikmatadil dan beradab, yang berpersatuan, yang berkerayatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan serta yang berkeadilan sosial padakebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan serta yang berkeadilan sosial pada
hakikatnya adalah manusia (Notonogoro 1975:23). Demikianlah juga jikalau kita pahamihakikatnya adalah manusia (Notonogoro 1975:23). Demikianlah juga jikalau kita pahami
dari segi filsafat negara bahwa Pancasila adalah dasar nilai filsafat negara, adapundari segi filsafat negara bahwa Pancasila adalah dasar nilai filsafat negara, adapun
pendukung pokok negara adalah rakyat dan unsur rakyat adalah manusia itu sendiri,pendukung pokok negara adalah rakyat dan unsur rakyat adalah manusia itu sendiri,
sehingga tepatlah jikalau dalam filsafat Pancasila bahwa hakikat dasar antropologis sila-sehingga tepatlah jikalau dalam filsafat Pancasila bahwa hakikat dasar antropologis sila-
sila Pancasila adalah manusia.sila Pancasila adalah manusia.
2.2. Aspek EpistemologiAspek Epistemologi
Epistemologi, menurut Runes, adalah bidang atau cabang filsafat yang menyelidikiEpistemologi, menurut Runes, adalah bidang atau cabang filsafat yang menyelidiki
asal, syarat, susunan, metode, dan validitas ilmu pengetahuan.asal, syarat, susunan, metode, dan validitas ilmu pengetahuan.
Pengetahuan manusia, sebagai hasil pengalaman dan pemikiran, membentukPengetahuan manusia, sebagai hasil pengalaman dan pemikiran, membentuk
budaya. Bagaimana proses terjadinya meliputi pengetahuan sampai membentukbudaya. Bagaimana proses terjadinya meliputi pengetahuan sampai membentuk
kebudayaan, sebagai wujud keutamaan (kebudayaan, sebagai wujud keutamaan (superioritassuperioritas) manusia, ingin disadari lebih) manusia, ingin disadari lebih
dalam. Bagaimana manusia mengetahui bahwa ia tahu, atau bagaimana manusiadalam. Bagaimana manusia mengetahui bahwa ia tahu, atau bagaimana manusia
mengetahui bahwa sesuatu itu ilmu pengetahuan, hal itu menjadi penyelidikanmengetahui bahwa sesuatu itu ilmu pengetahuan, hal itu menjadi penyelidikan
epistemologi.epistemologi.
Epistemologi meneliti sumber pengetahuan, proses dan syarat terjadinyaEpistemologi meneliti sumber pengetahuan, proses dan syarat terjadinya
pengetahuan serta batas dan validitas ilmu pengetahuan. Jadi, epistemologi dapat disebutpengetahuan serta batas dan validitas ilmu pengetahuan. Jadi, epistemologi dapat disebut
ilmu tentang ilmu atau teoti terjadinya ilmu atau ilmu tentang ilmu atau teoti terjadinya ilmu atau science of science science of science atauatau
Wissenchaftslehre. Wissenchaftslehre. Yang termasuk cabang epistemologi adalah matematika, logika,Yang termasuk cabang epistemologi adalah matematika, logika,
gramatika, dan semantik.gramatika, dan semantik.
Jadi, epistemologi adalah bidang filsafat yang menyelidiki makna dan nilai ilmuJadi, epistemologi adalah bidang filsafat yang menyelidiki makna dan nilai ilmu
pengetahuan, sumbernya, syarat-syarat dan proses terjadinya ilmu, termasuk semantik,pengetahuan, sumbernya, syarat-syarat dan proses terjadinya ilmu, termasuk semantik,
logika, metematika, dan teori ilmu.logika, metematika, dan teori ilmu.
3.3. Aspek AxiologiAspek Axiologi
Axiologi, menurut Runes, berasal dari istilah Yunani, Axiologi, menurut Runes, berasal dari istilah Yunani, axios axios yang berati nilai,yang berati nilai,
manfaat, pikiran atau ilmu/teori. Dalam pengertian yang modern, axiologi disamakanmanfaat, pikiran atau ilmu/teori. Dalam pengertian yang modern, axiologi disamakan
dengan teori nilai, yakni sesuatu yang diinginkan, disukai, atau yang baik, dan jugadengan teori nilai, yakni sesuatu yang diinginkan, disukai, atau yang baik, dan juga
bidang yang menyelidiki hakikat nilai, kriteria, dan kedudukan metafisika sebagai suatubidang yang menyelidiki hakikat nilai, kriteria, dan kedudukan metafisika sebagai suatu
nilai.nilai.
Menurut Prof. Brameled, axiologi dapat disimpulkan sebagai suatu cabang filsafatMenurut Prof. Brameled, axiologi dapat disimpulkan sebagai suatu cabang filsafat
yang menyelidiki:yang menyelidiki:
1.1. tingkah laku moral, yang berwujud etika;tingkah laku moral, yang berwujud etika;
2.2. ekspresi etika, yang berwujud estetika atau seni dan keindahan;ekspresi etika, yang berwujud estetika atau seni dan keindahan;
3.3. sosio-politik, yang berwujud ideologi.sosio-politik, yang berwujud ideologi.
Axiologi ialah cabang filsafat yang menyelidiki makna nilai, sumber nilai,Axiologi ialah cabang filsafat yang menyelidiki makna nilai, sumber nilai,
jenis dan tingkatan nilai, dan hakikat nilai, termasuk estetika, etika, ketuhanan, danjenis dan tingkatan nilai, dan hakikat nilai, termasuk estetika, etika, ketuhanan, dan
agama.agama.
Kehidupan manusia sebagai makhluk subyek budaya, pencipta, danKehidupan manusia sebagai makhluk subyek budaya, pencipta, dan
penegak nilai, berarti manusia secara sadar mencari, memilih, dan melaksanakanpenegak nilai, berarti manusia secara sadar mencari, memilih, dan melaksanakan
(menikmati) nilai; jadi, nilai merupakan fungsi kepribadian manusia. Bahkan, nilai di(menikmati) nilai; jadi, nilai merupakan fungsi kepribadian manusia. Bahkan, nilai di
dalam kepribadian, seperti pandangan hidup, keyakinan (agama) dan bagaimana kualitasdalam kepribadian, seperti pandangan hidup, keyakinan (agama) dan bagaimana kualitas
kepribadian. Martabat manusia ditentukan oleh keyakinannya dan amal kebajikannya.kepribadian. Martabat manusia ditentukan oleh keyakinannya dan amal kebajikannya.
a. Teori Nilaia. Teori Nilai
Terdapat berbagai macam pandangan tentang nilai dan hal ini sangat terga ntungTerdapat berbagai macam pandangan tentang nilai dan hal ini sangat terga ntung
pada titik tolak dan sudut ppandangnya masing-masing dalam menentukan tentangpada titik tolak dan sudut ppandangnya masing-masing dalam menentukan tentang
pengertian serta hierarki nilai. Menurut tinggi rendahnya, nilai- nilai dapat dikelompokkanpengertian serta hierarki nilai. Menurut tinggi rendahnya, nilai- nilai dapat dikelompokkan
dalam empat tingkat, sebagai berikut :dalam empat tingkat, sebagai berikut :
1. Nilai-nilai kenikmatan: dalam tingkat ini terdapat deretan nilai-nilai yang
mengenakan dan tidak mengenakan.
2. Nilai-nilai kehidupan: dalam tingkat ini terdapatlah nilai-nilai yang penting bagi
keidupan (Werte des vitalen Fuhlens) misalnya kesehatan.
3. Nilai-nilai kejiwaan: dalam tingkat ini terdapat nilai- nilai kejiwaan yang sama
tidak tergantung dari keadaan jasmani maupun lingkungan. Nilai-nilai semacam itu
ialah keindahan, kebenaran, dan pengetahuan murni yang dicapai dalam filsafat.
4. Nilai-nilai kerohanian: dalam ini terdapatlah modalitas nilai dari yang suci dan
tidak suci.
Walter G. Everet menggolong-golongkan nilai-nilai manusiawi ke dalam kelompok yaitu:
1. Nilai-nilai ekonomis, ditujukan oleh harga pasar dan meliputi semua benda
yang dapat dibeli.
2. Nilai-nilai kejasmanian, membantu pada kesehatan, efisiensi dan keindahan
dari kehidupan badan
3. Nilai-nilai hiburan, nilai-nilai permainan dan waktu senggan yang dapat
menyumbangkan pada pengayaan kehidupan
4. Nilai-nilai sosial, berasal mula dari pelbagai bentuk perserikatan manusia
5. Nilai-nilai watak, keseluruhan dari keutuhan keporibadian dan sosial yang
diinginkan
6. Nilai-nilai estetis, nilai-nilai keindahan dalam alam dan karya seni
7. Nilai-nilai intelektual, nilai-nilai pengetahuan dan pengajaran kebenaran
8. Nilai-nilai keagamaan
Notonagoro membagi nilai menjadi tiga yaitu:
1. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat
mengadakan kegiatan.
2. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat
mengadakan kegiatan.
3. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani. Nilai kerohanian
ini dapat dibedakan atas empat macam :
Nilai kebenaran, yang bersumber pada akal manusia.
Nilai keindahan, atau nilai estetis, yang bersumber pada unsur perasaan manusia.
Nilai kebaikan, atau nilai moral, yang bersumber pada unsur kehendak manusia.
Nilai religius, Nilai religius, yang merupakan nilai kerohanian tertinggi dan mutlak. Nilai religiusyang merupakan nilai kerohanian tertinggi dan mutlak. Nilai religius
ini bersumber kepada kepercayaan atau keyakinan manusia.ini bersumber kepada kepercayaan atau keyakinan manusia.
E. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN NEGARAE. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN NEGARA
Istilah ideologi berasal dari kata Istilah ideologi berasal dari kata 'idea'idea' yang berarti ' yang berarti 'gagasan, konsep, pengertian'gagasan, konsep, pengertian
dasar, cita-cita'dasar, cita-cita' dan dan 'logos''logos' yang berarti yang berarti 'ilmu''ilmu'. Kata 'idea' berasal dari kata Yunani 'eidos'. Kata 'idea' berasal dari kata Yunani 'eidos'
yang artinya yang artinya 'bentuk''bentuk'. Maka secara harafiah, ideologi berarti ilmu pengetahuan-. Maka secara harafiah, ideologi berarti ilmu pengetahuan-
pengetahuan dasar. Dengan demikian ideologi mencakup pengertian tentang idea-idea,pengetahuan dasar. Dengan demikian ideologi mencakup pengertian tentang idea-idea,
pengertian dasar, gagasan dan cita-cita.pengertian dasar, gagasan dan cita-cita.
Sebagai suatu ideologi bangsa dan negara Indonesia maka Pancasila diangkat dariSebagai suatu ideologi bangsa dan negara Indonesia maka Pancasila diangkat dari
nilai-nilai adat-istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalamnilai-nilai adat-istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalam
pandangan hidup masyarakat Indonesia sebelum membentuk negara, sehingga bangsa inipandangan hidup masyarakat Indonesia sebelum membentuk negara, sehingga bangsa ini
merupakan merupakan kausa materialis (asal bahan) kausa materialis (asal bahan) Pancasila.Pancasila.
F. NILAI-NILAI PANCASILA MENJADI DASAR DAN ARAH KESEIMBANGANF. NILAI-NILAI PANCASILA MENJADI DASAR DAN ARAH KESEIMBANGAN
ANTARA HAK DAN KEWAJIBAN ASASI MANUSIAANTARA HAK DAN KEWAJIBAN ASASI MANUSIA
Pancasila memandang bahwa kebahagiaan manusia akan tercapai bilaPancasila memandang bahwa kebahagiaan manusia akan tercapai bila
dikembangkan hubungan yang serasi antara manusia dengan Tuhan Yang Maha Kuasa.dikembangkan hubungan yang serasi antara manusia dengan Tuhan Yang Maha Kuasa.
Apabila memahami nilai-nilai dari sila-sila Pancasila akan terkandung beberapa hubunganApabila memahami nilai-nilai dari sila-sila Pancasila akan terkandung beberapa hubungan
manusia yang melahirkan keseimbangan antara hak dan kewajiban antarhubungan tersebut,manusia yang melahirkan keseimbangan antara hak dan kewajiban antarhubungan tersebut,
yaitu sebagai berikutyaitu sebagai berikut
a. Hubungan Vertikala. Hubungan Vertikal
Hubungan vertikal adalah hubungan manusia dengan Tuhan, sebagai penjelmaanHubungan vertikal adalah hubungan manusia dengan Tuhan, sebagai penjelmaan
dari nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa. Dalam hubungan ini, manusia memilikidari nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa. Dalam hubungan ini, manusia memiliki
kewajiban-kewajiban untuk melaksanakan perintah Tuhan dan menghentikan segalakewajiban-kewajiban untuk melaksanakan perintah Tuhan dan menghentikan segala
larangan-Nya, sedangkan hak yang diterima oleh manusia dari Tuhan adalah rahmat yanglarangan-Nya, sedangkan hak yang diterima oleh manusia dari Tuhan adalah rahmat yang
tidak terhingga diberikan oleh Tuhan dan pembalasan amal baik di akhirat nanti.tidak terhingga diberikan oleh Tuhan dan pembalasan amal baik di akhirat nanti.
b. Hubungan Horizontalb. Hubungan Horizontal
Hubungan horizontal adalah hubungan manusia dengan sesamanya, baik dalamHubungan horizontal adalah hubungan manusia dengan sesamanya, baik dalam
fungsinya fungsinya
c. Hubungan Alamiahc. Hubungan Alamiah
Hubungan alamiah adalah hubungan manusia dengan alam sekitar yang meliputiHubungan alamiah adalah hubungan manusia dengan alam sekitar yang meliputi
hewan, tumbuh-tumbuhan, dan alam dengan segala kekayaannya. hewan, tumbuh-tumbuhan, dan alam dengan segala kekayaannya.
Alasan yang prinsipil Pancasila sebagai pandangan hidup dengan fungsi tersebut diAlasan yang prinsipil Pancasila sebagai pandangan hidup dengan fungsi tersebut di
atas adalah sebagai berikutatas adalah sebagai berikut
1.1. Pancasila mengakui adanya kekuatan gaib yang di luar diri manusia menjadiPancasila mengakui adanya kekuatan gaib yang di luar diri manusia menjadi
pencipta, pengatur, serta penguasa alam semesta.pencipta, pengatur, serta penguasa alam semesta.
2.2. Pancasila mengatur keseimbangan dalam hubungan dan keserasian-keserasian,Pancasila mengatur keseimbangan dalam hubungan dan keserasian-keserasian,
dimana untuk menciptakannya perlu pengendalian diri.dimana untuk menciptakannya perlu pengendalian diri.
3.3. Dalam mengatur hubungan, peranan dan kedudukan bangsa sangat penting.Dalam mengatur hubungan, peranan dan kedudukan bangsa sangat penting.
Persatuan dan kesatuan sebagai bangsa merupakan nilai sentral.Persatuan dan kesatuan sebagai bangsa merupakan nilai sentral.
4.4. Kekeluargaan, gotong royong, kebersamaan, serta musyawarah untuk mufakatKekeluargaan, gotong royong, kebersamaan, serta musyawarah untuk mufakat
dijadikan sendi kehidupan bersama.dijadikan sendi kehidupan bersama.
5.5. Kesejahteraan bersama menjadi tujuan bersamaKesejahteraan bersama menjadi tujuan bersama
PENUTUPPENUTUP
Kesimpulan:Kesimpulan:
Dari materi-materi yang telah dipaparkan dalam makalah ini, dapat disimpulkanDari materi-materi yang telah dipaparkan dalam makalah ini, dapat disimpulkan
bahwa filsafat merupakan suatu bidang ilmu yang senantiasa ada dan menyertai kehidupanbahwa filsafat merupakan suatu bidang ilmu yang senantiasa ada dan menyertai kehidupan
manusia. Dalam peranannya, filsafat juga tidak dapat dipisahkan dari hidup setiap manusia.manusia. Dalam peranannya, filsafat juga tidak dapat dipisahkan dari hidup setiap manusia.
Filsafat Pancasila merupakan ciri khas yang dimiliki bangsa Indonesia yangFilsafat Pancasila merupakan ciri khas yang dimiliki bangsa Indonesia yang
membedakannya dari bangsa-bangsa lain.membedakannya dari bangsa-bangsa lain.
Saran :Saran :
Sebagai warga negara Indonesia, kita harus berpikir filsafat serta mengamalkan apaSebagai warga negara Indonesia, kita harus berpikir filsafat serta mengamalkan apa
yang terkandung dalam filsafat bangsa kita yakni Pancasila demi mencapai kesejahteraanyang terkandung dalam filsafat bangsa kita yakni Pancasila demi mencapai kesejahteraan
bangsa dan negara. bangsa dan negara.
DAFTAR PUSTAKADAFTAR PUSTAKA
Kaelan dan Achmad Zubaidi.2007.Kaelan dan Achmad Zubaidi.2007.Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan
Tinggi.Tinggi.Yogyakarta: ParadigmaYogyakarta: Paradigma
Syarbaini, Syahrial.2001.Syarbaini, Syahrial.2001.Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi.Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi.Jakarta: Ghalia Jakarta: Ghalia
IndonesiaIndonesia