Filsafat Manusia : Esensi manusia

5
FILSAFAT MANUSIA Asumsi Dasar Tingkah Laku Manusia 1. Bebas vs Tidak Bebas Teori yang memandang bahwa manusia itu bebas melakukan apa yang dikehendaki, tidak terikat pada sikap bawaan (keturunan), atau hal-hal lain yang membuat manusia tidak bebas dalam bersikap. Teori ini seperti kelompok teori “behaviorisme”. Lawan dari teori ini adalah bahwa manusia itu dipengaruhi oleh bawaan dan masa lalu. Sikapnya terhadap dunia saat ini, adalah hasil dari sejumlah pengalamannya masa lalu. Artinya manusia dalam bersikap sekarang bukan karena ingin bersikap (bebas), tetapi sikapnya itu dibentuk oleh pengalaman-pengalaman masa lalu. Teori yang mendukung bahwa manusia tidak bebas adalah kelompok teori “psikoanalisa”. 2. Rasional vs Irasional Ada juga pandangan yang memandang bahwa, manusia adalah makhluk yang rasional. Artinya, semua tingkah laku manusia, adalah hasil dari tindakannya yang sudah direncanakan, dan hasil dari pertimbangan akan resiko-resiko yang akan dihadapi terhadap tingkah lakunya tersebut. Teori ini seperti kelompok teori “rasionalisme”. Kebalikan dari teori rasionalisme adalah irasionalisme, yang memandang bahwa manusia bertingkah laku dikendalikan oleh insting. Insting yang ada pada manusia ada insting yang dibawa sejak lahir. Misalnya, manusia ingin makan, bukan karena berpikir kalau tidak makan akan mati, tetapi instingnya yang mengungkap demikian, sehingga jika waktunya makan, atau jika melihat makanan, insting makan akan timbul. Yang termasuk dalam kelompok teori ini adalah teori “nativisme”. 3. Subyektif vs Obyektif Pandangan subjektif mengatakan bahwa, manusia pada dasarnya tidak bisa dipisahkan antara dirinya dengan lingkungannya. Manusia dan lingkungannya adalah satu kesatuan yang tidak dapat dispisahkan, sehingga jika masalah yang berusaha untuk memisahkan hal tersebut, manusia akan berpikir lebih dulu tentang dirinya. Yang menjadi pusat perhatian adalah bagaimana kedudukan individu dalam lingkungannya. Pandangan yang bertentangan dengan sikap subjektif manusia adalah pandangan yang menganggap bahwa manusia itu adalah makhluk yang objektif, mampu memisahkan dan membedakan antara dirinya dengan lingkungannya. Pusat perhatiannya adalah objeknya (keluar), dan mampu memisahkan dirinya dengan objek yang sedang dalam perhatiannya. 4. Proaktif vs Reaktif Sikap yang proaktif pada manusia akan selalu menginstropeksi dirinya terhadap hal- hal yang sedang dihadapinya. Berusaha mencari penyebab sebuah masalah dan menemukan solusinya. Manusia yang reaktif, adalah manusia yang bersikap lemah pada instropeksi diri, lebih banyak menyalahkan orang lain terhadap sebuah masalah, dibandingkan dengan usaha memecahkan masalah tersebut.

Transcript of Filsafat Manusia : Esensi manusia

Page 1: Filsafat Manusia : Esensi manusia

FILSAFAT MANUSIA

Asumsi Dasar Tingkah Laku Manusia

1. Bebas vs Tidak Bebas

Teori yang memandang bahwa manusia itu bebas melakukan apa yang dikehendaki,

tidak terikat pada sikap bawaan (keturunan), atau hal-hal lain yang membuat manusia tidak

bebas dalam bersikap. Teori ini seperti kelompok teori “behaviorisme”.

Lawan dari teori ini adalah bahwa manusia itu dipengaruhi oleh bawaan dan masa

lalu. Sikapnya terhadap dunia saat ini, adalah hasil dari sejumlah pengalamannya masa lalu.

Artinya manusia dalam bersikap sekarang bukan karena ingin bersikap (bebas), tetapi

sikapnya itu dibentuk oleh pengalaman-pengalaman masa lalu. Teori yang mendukung

bahwa manusia tidak bebas adalah kelompok teori “psikoanalisa”.

2. Rasional vs Irasional

Ada juga pandangan yang memandang bahwa, manusia adalah makhluk yang

rasional. Artinya, semua tingkah laku manusia, adalah hasil dari tindakannya yang sudah

direncanakan, dan hasil dari pertimbangan akan resiko-resiko yang akan dihadapi terhadap

tingkah lakunya tersebut. Teori ini seperti kelompok teori “rasionalisme”.

Kebalikan dari teori rasionalisme adalah irasionalisme, yang memandang bahwa

manusia bertingkah laku dikendalikan oleh insting. Insting yang ada pada manusia ada

insting yang dibawa sejak lahir. Misalnya, manusia ingin makan, bukan karena berpikir kalau

tidak makan akan mati, tetapi instingnya yang mengungkap demikian, sehingga jika

waktunya makan, atau jika melihat makanan, insting makan akan timbul. Yang termasuk

dalam kelompok teori ini adalah teori “nativisme”.

3. Subyektif vs Obyektif

Pandangan subjektif mengatakan bahwa, manusia pada dasarnya tidak bisa

dipisahkan antara dirinya dengan lingkungannya. Manusia dan lingkungannya adalah satu

kesatuan yang tidak dapat dispisahkan, sehingga jika masalah yang berusaha untuk

memisahkan hal tersebut, manusia akan berpikir lebih dulu tentang dirinya. Yang menjadi

pusat perhatian adalah bagaimana kedudukan individu dalam lingkungannya.

Pandangan yang bertentangan dengan sikap subjektif manusia adalah pandangan

yang menganggap bahwa manusia itu adalah makhluk yang objektif, mampu memisahkan

dan membedakan antara dirinya dengan lingkungannya. Pusat perhatiannya adalah

objeknya (keluar), dan mampu memisahkan dirinya dengan objek yang sedang dalam

perhatiannya.

4. Proaktif vs Reaktif

Sikap yang proaktif pada manusia akan selalu menginstropeksi dirinya terhadap hal-

hal yang sedang dihadapinya. Berusaha mencari penyebab sebuah masalah dan menemukan

solusinya.

Manusia yang reaktif, adalah manusia yang bersikap lemah pada instropeksi diri,

lebih banyak menyalahkan orang lain terhadap sebuah masalah, dibandingkan dengan usaha

memecahkan masalah tersebut.

Page 2: Filsafat Manusia : Esensi manusia

5. Holistik vs Elementarisme

Pandangan holistic adalah pandang yang menilai manusia secara menyeluruh.

Artinya, seseorang tidak dapat dinilai hanya pada satu hal tertentu saja, kemudian

disimpulkan bahwa itulah kepribadian orang tersebut. Manusia harus dilihat secara global,

mengapa mereka melakukan sebuah tingkah laku. Pandangan Holistik ini sama dengan

pandangan teori “Holisme” (humanisme).

Pandangan elementarisme, menganggap bahwa untuk mempelajari manusia, kita

harus mempelajarinya menurut bagian-bagiannya. Bagaimana seseorang berpikir,

bagaimana seseorang bersikap, bagaimana seseorang merespon stimulus, dan lain-lain.

Pandangan elementarisme ini pernah diterapkan dalam teori “strukturalisme”.

6. Konstitusionalisme vs Environmentalisme

Konstituasionalisme adalah pandangan yang mengganggap bahwa manusia itu

ditentukan oleh sebuah konstitusi (hal yang sudah baku/bawaan lahir), dan tidak bisa

diubah. Sehingga jika seorang jahat, maka memang dia dilahirkan dalam keadaan jahat.

Environmentalisme mengatakan bahwa tingkah laku manusia dibentuk oleh

lingkungan. Dalam istilah filsafat dan psikologi, kita mengenal tabula rasa (meja berlapis

lilin/kertas putih kosong). Artinya bahwa manusia dilahirkan dalam keadaan yang polos, dan

tingkah laku manusia dibentuk oleh lingkungannya.

7. Homeostatis vs Heterostatis

Homestatis adalah padangan yang mengatakan bahwa pada dasarnya manusia ingin

menciptakan keseimbangan dalam hidupnya (equilibrium). Jika keadaan tidak seimbang,

maka manusia akan selalu berusaha untuk mencapai keseimbangan tersebut.

Heterostatis adalah pandangan yang mengatakan bahwa pada dasarnya manusia

sengaja menciptakan ketidak seimbangan dalam dalam hidupnya. Apabila terjadi

keseimbangan, manusia akan menciptakan hal-hal baru yang menantang sehingga

menciptakan sebuah ketidakseimbangan yang baru.

8. Predictable vs Unpredictable

Teori yang mengatakan bahwa manusia dapat diprediksi adalah teori yang terikat

dengan masa lalu, misalnya teori konstitusi, nativisme, psikoalisa, dan lain lain. Teori-teori ini

menganggap bahwa tingkah laku seseorang kedepan dapat diprediksi tergantung dengan

masa lalu dan bawaannya.

Teori yang mengatakan bahwa manusia tidak dapat diprediksi adalah teori-teori

holistic, humanistic, dan lain-lain. Teori ini menganggap bahwa manusia itu bebas, tidak

terikat oleh masa lalunya. Manusia sekarang bertindak sesuai dengan situasi yang

dihadapinya, dan tidak ada hubungannya dengan masa lalu.

Page 3: Filsafat Manusia : Esensi manusia

Tipe / Karakter Manusia Menurut Spranger

Spranger menggolongkan manusia kedalam enam tipe. Tipe-tipe ini termasuk tipe-tipe

pokok atau tipe-tipe ideal. Melalului tipe-tipe tersebut orang dengan cepat menempatkan individu-

individu yang dihadapinya paling dekat ke golongan atau tipe yang mana.

Tipologi Spranger merupakan pembagian tipe manusia berdasarkan kebudayaan. Tipe-tipe manusia menurut Spranger adalah sebagai berikut :

No. Nilai Kebudayaan yang Dominan Tipe Tingkah Laku Dasar

1. Ilmu Pengetahuan Manusia Teori Berpikir

2. Ekonomi Manusia Ekonomi Bekerja

3. Kesenian Manusia Estetis Menikmati keindahan

4. Keagamaan Manusia Religius Memuja/beribadah

5. Kemasyarakatan Manusia Sosial Berbakti/berkorban

6. Politik/Kenegaraan Manusia Kuasa Ingin memerintah

1. Manusia Teori

Tipe manusia ini merupakan intelektual sejati, manusia ilmu, dan tujuan

perbuatannya ingin mencapai kebenaran dan hakekat dari benda-benda. Manusia tipe ini

menmpatkan peranan dominan dari kognisi/berpikir sebagai dasar dalam melakukan

aktivitasnya.

Beberapa cirri manusia berdasrkan tipe ini pendiriannya yang relative objektif

terhadap segala sesuatu, gandrung mempelajari ilmu pengetahuan, logis, dan selalu mencari

kebenaran, memiliki pengertian yang jelas, serta membenci sebagai bentuk kekaburan,

kurang memperhatiakn segi estetik, kurang menghargai materi sebagai kenyataan. Perhatian

terhadap kehidupan sosial tidak besar, kurang memiliki dorongan untk berkuasa. Orang

dengan tipe ini tidak mudah memancing kecemburuan sosial karena tidak mementingkan

materi dalam hidup. Apabila orang dengan tipe ini menjadi ahli dalam ilmu sosial, maka

padangannya lebih objektif dan tidak memihak meskipun terhadap golongan sendiri.

2. Manusia Ekonomi

Manusia tipe ini mempunyai perhatian yang mengarah kepada kegunaan sesuatu

hal, sehingga orang dengan tipe ini selalu kaya dengan gagasan-gagasan praktis, menilai

sesuatu darisegi kegunaan serta nilai ekonominya. Prinsip utility banyak mendasari tindakan

orang-orang denga tipe ini. kegunaan dari sesuatu merupakan tujuan tingkah lakunya

dengan harapan memunyai kegunaan ekonomi bagi dirinya sendiri.

Dalam bentuknya yang ekstrim mereka dapat juga kikir atau sebaliknya dapat juga

sangat boros. Orang denga tipe ekonomik sangat mendasarkan kepada keuntungan secara

materi yang telah diperoleh.

Page 4: Filsafat Manusia : Esensi manusia

3. Manusia Estetis

Manusia tipe ini menghayati kehidupan seakan-akan tidak sebagai pemain tetapi

sebagai penonton. Orang dengan tipe ini menghayati dengan dua cara

yaitu impresiomatik yang pasif danekspresiomatik yang aktif mewarnai kesan yang diterima

dengan subjek aktivitasnya.

Manusia tipe ini mempunyai kecenderungan indvidualisme. Manusia tipe ini kurang

bisa menghadapi tuntutan praktis dalam kehidupannya dan lebih mementingkan keindahan.

4. Manusia Religius

Nilai yang paling tinggi pada manusia tipe ini adalah pencarian terhadap nilai

tertinggi daripada kebendaan hidup didunia. Pandangan mereka bahwa dirinya hanyalah

bagian kecil dari suatu totalitas yang lebih besar.

Pencarian keselarahan bagi kehidupan rohaniah antara pengalaman batin dengan

arti hidup dan mencari kausa prima adalah dasar perilakunya.

5. Manusia Sosial

Hal yang menonjol pada manusia tipe ini adalah besarnya kebutuhan akan resonansi

dari sesame manusia untuk hidup bersama dengan orang lain dan mengabdikan diri untuk

kepentingan bersama.

Cinta terhadap sesame baik secara individu maupun secara sosial, inilah nilai

tertinggi yang mendasari pandangannya.

6. Manusia Kuasa

Dorongan yang ada pada orang dalam tipe ini adalah mengejar kekuasaan dan

berkuasa atas manusia lainnya. Orang lain bagi manusia tipe ini hanyalah sebagai objek

kekuasaan.

Perwujudan dari sikap politik ini bisa berupa keinginan untuk lepas dari kekuasaan

orang lain, bebas dari paksaan dan tuntutan otoritas. Seringkali bisa terjadi manipulasi

keadaan demi suatu tujuan politik yang terselubung. Hal ini sering menyulitkan untuk

membedakan suatu tingkah laku apakah didasari oleh nilai sosial atau nilai politik.

Keenam nilai diatas merupakan suatu profil manusia yang dimiliki oleh seorang individu dan

nilai tersebut akan memberi cirri atau karakteristik tertentu pada kepribadian individu yang berbeda

dengan individu lainnya.

Page 5: Filsafat Manusia : Esensi manusia

REFERENSI

Spranger. E. 1928. The Type on Man The Psychology and Etnic of Personality. Max Niemeyer

Verlg. Hall (saale)

Allport. 1970. Manual Study of Values. Boston : Houghton Mifflin Company

Sarwono, S.W. 1999. Psikologi Sosial Individu dan Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta : Balai

Pustaka

Suryabrata. 1983. Psikologi Kepribadian. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

http://www.psychologymania.com/2012/02/asumsi-dasar-tingkah-laku-manusia-dalam.html

diakses pada Selasa, 13 Maret 2012 pukul 21:30

http://www.psychologymania.com/2012/02/enam-tipe-manusia-menurut-spranger.html

diakses pada Selasa, 13 Maret 2012 pukul 21:31