Filsafat Manusia : Esensi manusia
-
Upload
padjadjaran-university -
Category
Education
-
view
827 -
download
8
Transcript of Filsafat Manusia : Esensi manusia
FILSAFAT MANUSIA
Asumsi Dasar Tingkah Laku Manusia
1. Bebas vs Tidak Bebas
Teori yang memandang bahwa manusia itu bebas melakukan apa yang dikehendaki,
tidak terikat pada sikap bawaan (keturunan), atau hal-hal lain yang membuat manusia tidak
bebas dalam bersikap. Teori ini seperti kelompok teori “behaviorisme”.
Lawan dari teori ini adalah bahwa manusia itu dipengaruhi oleh bawaan dan masa
lalu. Sikapnya terhadap dunia saat ini, adalah hasil dari sejumlah pengalamannya masa lalu.
Artinya manusia dalam bersikap sekarang bukan karena ingin bersikap (bebas), tetapi
sikapnya itu dibentuk oleh pengalaman-pengalaman masa lalu. Teori yang mendukung
bahwa manusia tidak bebas adalah kelompok teori “psikoanalisa”.
2. Rasional vs Irasional
Ada juga pandangan yang memandang bahwa, manusia adalah makhluk yang
rasional. Artinya, semua tingkah laku manusia, adalah hasil dari tindakannya yang sudah
direncanakan, dan hasil dari pertimbangan akan resiko-resiko yang akan dihadapi terhadap
tingkah lakunya tersebut. Teori ini seperti kelompok teori “rasionalisme”.
Kebalikan dari teori rasionalisme adalah irasionalisme, yang memandang bahwa
manusia bertingkah laku dikendalikan oleh insting. Insting yang ada pada manusia ada
insting yang dibawa sejak lahir. Misalnya, manusia ingin makan, bukan karena berpikir kalau
tidak makan akan mati, tetapi instingnya yang mengungkap demikian, sehingga jika
waktunya makan, atau jika melihat makanan, insting makan akan timbul. Yang termasuk
dalam kelompok teori ini adalah teori “nativisme”.
3. Subyektif vs Obyektif
Pandangan subjektif mengatakan bahwa, manusia pada dasarnya tidak bisa
dipisahkan antara dirinya dengan lingkungannya. Manusia dan lingkungannya adalah satu
kesatuan yang tidak dapat dispisahkan, sehingga jika masalah yang berusaha untuk
memisahkan hal tersebut, manusia akan berpikir lebih dulu tentang dirinya. Yang menjadi
pusat perhatian adalah bagaimana kedudukan individu dalam lingkungannya.
Pandangan yang bertentangan dengan sikap subjektif manusia adalah pandangan
yang menganggap bahwa manusia itu adalah makhluk yang objektif, mampu memisahkan
dan membedakan antara dirinya dengan lingkungannya. Pusat perhatiannya adalah
objeknya (keluar), dan mampu memisahkan dirinya dengan objek yang sedang dalam
perhatiannya.
4. Proaktif vs Reaktif
Sikap yang proaktif pada manusia akan selalu menginstropeksi dirinya terhadap hal-
hal yang sedang dihadapinya. Berusaha mencari penyebab sebuah masalah dan menemukan
solusinya.
Manusia yang reaktif, adalah manusia yang bersikap lemah pada instropeksi diri,
lebih banyak menyalahkan orang lain terhadap sebuah masalah, dibandingkan dengan usaha
memecahkan masalah tersebut.
5. Holistik vs Elementarisme
Pandangan holistic adalah pandang yang menilai manusia secara menyeluruh.
Artinya, seseorang tidak dapat dinilai hanya pada satu hal tertentu saja, kemudian
disimpulkan bahwa itulah kepribadian orang tersebut. Manusia harus dilihat secara global,
mengapa mereka melakukan sebuah tingkah laku. Pandangan Holistik ini sama dengan
pandangan teori “Holisme” (humanisme).
Pandangan elementarisme, menganggap bahwa untuk mempelajari manusia, kita
harus mempelajarinya menurut bagian-bagiannya. Bagaimana seseorang berpikir,
bagaimana seseorang bersikap, bagaimana seseorang merespon stimulus, dan lain-lain.
Pandangan elementarisme ini pernah diterapkan dalam teori “strukturalisme”.
6. Konstitusionalisme vs Environmentalisme
Konstituasionalisme adalah pandangan yang mengganggap bahwa manusia itu
ditentukan oleh sebuah konstitusi (hal yang sudah baku/bawaan lahir), dan tidak bisa
diubah. Sehingga jika seorang jahat, maka memang dia dilahirkan dalam keadaan jahat.
Environmentalisme mengatakan bahwa tingkah laku manusia dibentuk oleh
lingkungan. Dalam istilah filsafat dan psikologi, kita mengenal tabula rasa (meja berlapis
lilin/kertas putih kosong). Artinya bahwa manusia dilahirkan dalam keadaan yang polos, dan
tingkah laku manusia dibentuk oleh lingkungannya.
7. Homeostatis vs Heterostatis
Homestatis adalah padangan yang mengatakan bahwa pada dasarnya manusia ingin
menciptakan keseimbangan dalam hidupnya (equilibrium). Jika keadaan tidak seimbang,
maka manusia akan selalu berusaha untuk mencapai keseimbangan tersebut.
Heterostatis adalah pandangan yang mengatakan bahwa pada dasarnya manusia
sengaja menciptakan ketidak seimbangan dalam dalam hidupnya. Apabila terjadi
keseimbangan, manusia akan menciptakan hal-hal baru yang menantang sehingga
menciptakan sebuah ketidakseimbangan yang baru.
8. Predictable vs Unpredictable
Teori yang mengatakan bahwa manusia dapat diprediksi adalah teori yang terikat
dengan masa lalu, misalnya teori konstitusi, nativisme, psikoalisa, dan lain lain. Teori-teori ini
menganggap bahwa tingkah laku seseorang kedepan dapat diprediksi tergantung dengan
masa lalu dan bawaannya.
Teori yang mengatakan bahwa manusia tidak dapat diprediksi adalah teori-teori
holistic, humanistic, dan lain-lain. Teori ini menganggap bahwa manusia itu bebas, tidak
terikat oleh masa lalunya. Manusia sekarang bertindak sesuai dengan situasi yang
dihadapinya, dan tidak ada hubungannya dengan masa lalu.
Tipe / Karakter Manusia Menurut Spranger
Spranger menggolongkan manusia kedalam enam tipe. Tipe-tipe ini termasuk tipe-tipe
pokok atau tipe-tipe ideal. Melalului tipe-tipe tersebut orang dengan cepat menempatkan individu-
individu yang dihadapinya paling dekat ke golongan atau tipe yang mana.
Tipologi Spranger merupakan pembagian tipe manusia berdasarkan kebudayaan. Tipe-tipe manusia menurut Spranger adalah sebagai berikut :
No. Nilai Kebudayaan yang Dominan Tipe Tingkah Laku Dasar
1. Ilmu Pengetahuan Manusia Teori Berpikir
2. Ekonomi Manusia Ekonomi Bekerja
3. Kesenian Manusia Estetis Menikmati keindahan
4. Keagamaan Manusia Religius Memuja/beribadah
5. Kemasyarakatan Manusia Sosial Berbakti/berkorban
6. Politik/Kenegaraan Manusia Kuasa Ingin memerintah
1. Manusia Teori
Tipe manusia ini merupakan intelektual sejati, manusia ilmu, dan tujuan
perbuatannya ingin mencapai kebenaran dan hakekat dari benda-benda. Manusia tipe ini
menmpatkan peranan dominan dari kognisi/berpikir sebagai dasar dalam melakukan
aktivitasnya.
Beberapa cirri manusia berdasrkan tipe ini pendiriannya yang relative objektif
terhadap segala sesuatu, gandrung mempelajari ilmu pengetahuan, logis, dan selalu mencari
kebenaran, memiliki pengertian yang jelas, serta membenci sebagai bentuk kekaburan,
kurang memperhatiakn segi estetik, kurang menghargai materi sebagai kenyataan. Perhatian
terhadap kehidupan sosial tidak besar, kurang memiliki dorongan untk berkuasa. Orang
dengan tipe ini tidak mudah memancing kecemburuan sosial karena tidak mementingkan
materi dalam hidup. Apabila orang dengan tipe ini menjadi ahli dalam ilmu sosial, maka
padangannya lebih objektif dan tidak memihak meskipun terhadap golongan sendiri.
2. Manusia Ekonomi
Manusia tipe ini mempunyai perhatian yang mengarah kepada kegunaan sesuatu
hal, sehingga orang dengan tipe ini selalu kaya dengan gagasan-gagasan praktis, menilai
sesuatu darisegi kegunaan serta nilai ekonominya. Prinsip utility banyak mendasari tindakan
orang-orang denga tipe ini. kegunaan dari sesuatu merupakan tujuan tingkah lakunya
dengan harapan memunyai kegunaan ekonomi bagi dirinya sendiri.
Dalam bentuknya yang ekstrim mereka dapat juga kikir atau sebaliknya dapat juga
sangat boros. Orang denga tipe ekonomik sangat mendasarkan kepada keuntungan secara
materi yang telah diperoleh.
3. Manusia Estetis
Manusia tipe ini menghayati kehidupan seakan-akan tidak sebagai pemain tetapi
sebagai penonton. Orang dengan tipe ini menghayati dengan dua cara
yaitu impresiomatik yang pasif danekspresiomatik yang aktif mewarnai kesan yang diterima
dengan subjek aktivitasnya.
Manusia tipe ini mempunyai kecenderungan indvidualisme. Manusia tipe ini kurang
bisa menghadapi tuntutan praktis dalam kehidupannya dan lebih mementingkan keindahan.
4. Manusia Religius
Nilai yang paling tinggi pada manusia tipe ini adalah pencarian terhadap nilai
tertinggi daripada kebendaan hidup didunia. Pandangan mereka bahwa dirinya hanyalah
bagian kecil dari suatu totalitas yang lebih besar.
Pencarian keselarahan bagi kehidupan rohaniah antara pengalaman batin dengan
arti hidup dan mencari kausa prima adalah dasar perilakunya.
5. Manusia Sosial
Hal yang menonjol pada manusia tipe ini adalah besarnya kebutuhan akan resonansi
dari sesame manusia untuk hidup bersama dengan orang lain dan mengabdikan diri untuk
kepentingan bersama.
Cinta terhadap sesame baik secara individu maupun secara sosial, inilah nilai
tertinggi yang mendasari pandangannya.
6. Manusia Kuasa
Dorongan yang ada pada orang dalam tipe ini adalah mengejar kekuasaan dan
berkuasa atas manusia lainnya. Orang lain bagi manusia tipe ini hanyalah sebagai objek
kekuasaan.
Perwujudan dari sikap politik ini bisa berupa keinginan untuk lepas dari kekuasaan
orang lain, bebas dari paksaan dan tuntutan otoritas. Seringkali bisa terjadi manipulasi
keadaan demi suatu tujuan politik yang terselubung. Hal ini sering menyulitkan untuk
membedakan suatu tingkah laku apakah didasari oleh nilai sosial atau nilai politik.
Keenam nilai diatas merupakan suatu profil manusia yang dimiliki oleh seorang individu dan
nilai tersebut akan memberi cirri atau karakteristik tertentu pada kepribadian individu yang berbeda
dengan individu lainnya.
REFERENSI
Spranger. E. 1928. The Type on Man The Psychology and Etnic of Personality. Max Niemeyer
Verlg. Hall (saale)
Allport. 1970. Manual Study of Values. Boston : Houghton Mifflin Company
Sarwono, S.W. 1999. Psikologi Sosial Individu dan Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta : Balai
Pustaka
Suryabrata. 1983. Psikologi Kepribadian. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
http://www.psychologymania.com/2012/02/asumsi-dasar-tingkah-laku-manusia-dalam.html
diakses pada Selasa, 13 Maret 2012 pukul 21:30
http://www.psychologymania.com/2012/02/enam-tipe-manusia-menurut-spranger.html
diakses pada Selasa, 13 Maret 2012 pukul 21:31