Filsafat Dan Etika Pekerjaan Sosial

8
FILSAFAT DAN ETIKA PEKERJAAN SOSIAL 1. Demensi-Demensi Nilai Perbedaan dan karakteristik filsafat sosial, termasuk disiplin pekerjaan sosial ditandai oleh serangkaian orientasi niali-nilai dasar, norma-norma dan prisip-prinsip etik yang diakui secara umum oleh pekerja-pekerja sosial fropesional. Ciri-ciri filsafat sosial tersebut mengungkapkan suatu visi moral dari kehidupan yang baik dan masyarakat yang baik, dimana klien dan pekerja sosial itu memikirkan kehidupan ini. Beberapa nilai dan norma telah diterima sebagai petunjuk (pedoman) praktek pertolongan pekerjaan sosial. Bisno (1952), berpendapat bahwa pekerjaan sosial mempunyai kerangka dasar umum sebagai hal yang mendasari filsafat pekerjaan sosial, dan ini mencoba membuat hal itu secara eksplisit dengan cara mengidentifikasikan sejumlah posisi-posisi nilai yang tipikal (khas). Misalnya penelitian yang dilakukan oleh Meyer da Mc Leod, menggunakan pengukuran terhadap niali-nilai sosial, dan hasilnya menunjukkan bahwa pekerja - pekerja sosial propesional mempunyai skor yang lebih nyata terhadap dimensidimensi nilai tertentu, dari pada pekerja-pekerja sosial yang tidak terdidik. Dimensidimensi tersebut adalah : 1. Jaminan kepuasan (versus perjuangan dan penyangkalan) 2. Tanggung jawab kelompok (versus tanggung jawab individu) 3. Ketergantungan (versus kemandirian individual) 4. Inovasi peribahan (versus tradisionalisme) 5. Determinisme kebudayaan (versus keterikatan hakikat manusia) 6. Kegunaan individual (versus tujuan-tujuan sistem) 7. Keanekaragamam gagasan, niali-nilai, dan gaya hidup (versus keseragaman) 8. Relativisme -pragmatisme (versus pengendalian sosial) 9. Kebebasan pribadi (Versus pengendalian sosial)

Transcript of Filsafat Dan Etika Pekerjaan Sosial

Page 1: Filsafat Dan Etika Pekerjaan Sosial

FILSAFAT DAN ETIKA PEKERJAAN SOSIAL

1. Demensi-Demensi Nilai

Perbedaan dan karakteristik filsafat sosial, termasuk disiplin pekerjaan sosialditandai oleh serangkaian orientasi niali-nilai dasar, norma-norma dan prisip-prinsipetik yang diakui secara umum oleh pekerja-pekerja sosial fropesional. Ciri-ciri filsafatsosial tersebut mengungkapkan suatu visi moral dari kehidupan yang baik danmasyarakat yang baik, dimana klien dan pekerja sosial itu memikirkan kehidupan ini.Beberapa nilai dan norma telah diterima sebagai petunjuk (pedoman) praktekpertolongan pekerjaan sosial. Bisno (1952), berpendapat bahwa pekerjaan sosialmempunyai kerangka dasar umum sebagai hal yang mendasari filsafat pekerjaansosial, dan ini mencoba membuat hal itu secara eksplisit dengan caramengidentifikasikan sejumlah posisi-posisi nilai yang tipikal (khas).Misalnya penelitian yang dilakukan oleh Meyer da Mc Leod, menggunakanpengukuran terhadap niali-nilai sosial, dan hasilnya menunjukkan bahwa pekerja -pekerja sosial propesional mempunyai skor yang lebih nyata terhadap dimensidimensinilai tertentu, dari pada pekerja-pekerja sosial yang tidak terdidik. Dimensidimensitersebut adalah :

1. Jaminan kepuasan (versus perjuangan dan penyangkalan)2. Tanggung jawab kelompok (versus tanggung jawab individu)3. Ketergantungan (versus kemandirian individual)4. Inovasi peribahan (versus tradisionalisme)5. Determinisme kebudayaan (versus keterikatan hakikat manusia)6. Kegunaan individual (versus tujuan-tujuan sistem)7. Keanekaragamam gagasan, niali-nilai, dan gaya hidup (versus keseragaman)8. Relativisme -pragmatisme (versus pengendalian sosial)9. Kebebasan pribadi (Versus pengendalian sosial)

Dalam filsafat profesionalnya, pekerja sosial tetap memberikan perhatian nilaiyang lebih besar bagi pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar hidup danperwujudan diri klien. Pekerja sosial memberikan perhatian pada kebebasan dankecukupan. Juga memberi prioritas yang tinggi bagi nilai-nilai pribadi dan sosialtertentu yang idealistik yang meliputi: keberfungsian sosial yang optimal, selfdetermination, dan perwujudan diri, martabat dan harga diri individu, demokrasi,keadilan, persamaan tanggung jawab sosial, dan integritas ekologi.Cinta adalah nilai dasar bagi pekerja sosial. Bentuk-bentuk cinta yang disebutcaritas, agapae, atau charity dianggab sebagai yang tertinggi. Gordon Allport,mengemukakan bahwa motif pelayanan pekerja sosial akan senantiasa bersifatcaritas dan motif ini benar-benar valid. Charles Loch melukiskan chariti sebagai cintasosial dan tujuan organisasi amal adalah untuk menggunakan cinta sosial, hasil dantindakan-tindakannya dipergunakan sebagai alat bagi kebaikan bersama. Cintaadalah mendengar, merespons, dan mentranspormasikan cinta, sehingga pekerjasosial dapat mengetahui dan berkomunikasi dengan klien, serta memperolehkemedekaan dan merasa diri menjadi berarti.

Page 2: Filsafat Dan Etika Pekerjaan Sosial

©2003 Digitized by USU digital library 5Salah satu unsur cinta yang berkaitan dengan nilai adalah memperdulikan(caring). Mayeroff, mengemukakan “bahwa memperdulikan orang lain dalam artiluas ialah menolongnya untuk tumbuh dan mengaktualisasikan dirinya sendiri”.Nilai lain yang terkait erat adalah tanggung jawab pribadi dan sosial. Nilai inimengacu kepada sikap atau perasaan bahwa seseorang itu adalah agen yangberkepentingan dalam memberi perhatian kepada orang lain, yaitu percaya diri dansaling menolong sesuai dengan kemampuan seseorang serta bertindak menurutprinsip-prinsip moral dan mempertanggungjawabkan konsekwensi prilakunya.Tanggung jawab sosial juga mengacu kepada perasaan wajib menolong orang lainatau bertanggung jawab bagi kesejahteraan orang lain.Nilai-nilai dan sikap caritas, keperdulian dan tanggung jawab melahirkan apayang disebut altruisme. Altruisme berarti tidak mementingkan diri sendiri dan tidakmenuntut upah atau bayaran. Jadi berarti prilaku yang benar-benar menolong danmemberi keuntungan bagi orang lain.Nilai-nilai yang paling dasar ialah kesejahteraan sosial dan pribadi.Kesejahteraan berarti suatu keadaan sejahtera (fisik, mental, sosial, dan ekonomi)pada indixidu dan masyarakat. Pinker menganggap model-model residual daninstitusional dalam kesejahteraan sosial harus berorientasi niali. Pendekatan residualberdasarkan pada asumsi moral tentang sifat persaingan dan kepercayaan diri;pendekatan institusional, pada sifat kerja sama dan saling menolong. Pinkermenekankan pada campuran berbagai motif dalam gagasan kesejahteraan sosial.Aptekar mengatakan bahwa karakteristik nilai yang menyimbolkan pekerjaansosial profesional ialah keseimbangan: “keseimbangan dalam kehidupan individu,keluarga-keluarga dan kelompok-kelompok dan masyarakat adalh apa yang akandicapai pekerja sosial dan apa yang akan dilakukan seseorang itu mempunyai nilai.Nilai pada dasarnya merupakan suatu konsepsi abstrak terdapat padamanusia tentang apa yang dianggab benar salah, indah-tidak indah dan baik buruk.Nilai yang berkaitan dengan benar salah disebut logika, nilai yang berkaitan denganindah-tidak indah dinamakanestetika, dan nilai yang berkautan dengan baik burukdisebut etika.Etika pada dasarnya merupakan penerapan dari nilai tentang baik buruk yangberfungsi sebagai norma atau kaedah tingkah laku dalam hubungannya denganorang lain, sebagai espektasi atau apa yang diharapkan oleh masyarakat terhadapseseorang sesuai dengan status dan peranannya, dan etika dapat berfungsi sebagaipenuntun pada ssetiap orang dalam mengadakan kontrol sosial.Etika pekerjaan sosial merupakan etika frofesi yang berfungsi membimbing,mengatur, dan mengendalikan prilaku dalam kapasitas peranan-peranan dan statuspekerjaan sosial menggambarkan apa yang diharapkan dari para pekerja sosial didalam penampilan fungsi-fungsi profesional mereka dan di dalam tingkah lakumereka sebagai anggota profesi pekerjaan sosial.Apa yang diharapkan dari para pekerja sosial dengan cara tingkah laku yangdinilai di dalam fungsi-fungsi dan status profesional didasarkan pada dan berasaldaripekerjaan yang mereka lakukan; untuk siapa dengan siapa mereka bekerja dandalam setting apa pekerjaan itu dilakukan.©2003 Digitized by USU digital library 6Etika pekerjaan sosial didasarkan pada beberapa premis atau dasar pemikirantertentu tentang pekerja sosial dan tentang klien, dan resiko-resiko bagi klien.

Page 3: Filsafat Dan Etika Pekerjaan Sosial

2. Prinsip-prinsip Praktek Etik

Prinsip-prinsip praktek etik dituangkan dalam bentuk kode etik profesi, dalambentuk petunjuk-petunjuk dan kewajiban-kawajiban. Adapun kode etik bagi pekerjasosial, yaitu :1. Pekerja sosial mengutamakan tanggung jawab melayani kesejahteraanindividu atau kelompok, yang meliputi kegitan perbaikan kondisi sosial.2. Pekerja sosial mendahulukan/mengutamakan tanggungjawab profesionalnyaketimbang kepentingan-kepentingan pribadinya.3. Pekerja sosial tidak membeda-bedakan latar belakang keturunan, warna kulit,agama, keturunan, jenis kelamin, warga negara, serta berusaha mencegahdan menghapuskan diskriminasi dalam memberikan layanan, dalam tugastugasserta dalam praktek-praktek kerja.4. Pekerja sosial melaksanakan tanggung jawab demi mutu dan keluasanpelayanan yang diberikan.Prinsip-prinsip dasar ini mengalami perubahan sesuai sesuai denganperubahan waktu. Secara umum prinsip tersebut adalah :1. Menghargai dan mempermudah/mewujudkan partisipasi klien2. Menghargai keinginan klien atau anomi atau menentukan nasib sendiri3. Menghargai martabat dan harkat klienPrinsip-Prinsip Dasar Lainnya adalah :1. Penerimaan (acceptance): Pekerja sosial harus menerima klien apa adanya.2. Individualisasi (individualization): klien merupakan pribadi yang unik yangharus dibedakan dengan yang lainnya.3. Sikap tidak menghakimi: pekerja sosial harus mempertahankan sikap tidakmenghakimi terhadap kedudukan apapun dari klien dan tingkah lakunya.4. Rasionalitas (rationality): Pekerja sosial memberikan pandangan yang objectifdan factual terhadap kemungkinan-kemungkinan yang terjadi, serta mampumengambil keputusan.5. Empati (emphaty): kemampuan memahami apa yang dirasakan oranglain/klien.6. Kejujuran (impartiality): tidak menghadiahi ataupun merendahkan orang lain/klien (tidak menganakemaskan atau menganaktirikan)7. Ketulusan/kesungguhan (genuiness)8. Kerahasiaan (confidentiality): pekerja sosial harus menjaga kerahasiaandata/informasi perihal klien kepada orang lain.9. Mawas diri (self-awarness): pekerja sosial harus sarat akan potensi danketerbatasannya.

ISI DAN KONTEKS ETIKA PEKERJAAN SOSIAL

Asumsi dari kualitas profesional merupakan premis utama dari etikapekerjaan sosial. Prinsip-prinsip etika pekerjaan sosial dirancang untuk mencegahpekerja sosial atau menghalangi mereka untuk melakukan eksplotasi, mendukungposisi profesional mereka dalam melayani dan mempengaruhi klien.

Page 4: Filsafat Dan Etika Pekerjaan Sosial

1. Pemilikan Dan Penggunaan Kompetensi Pekerjaan SosialPemilikan dan penggunaan kompetensi pekerjaan sosial disetujui sebagaipremis pekerjaan sosial yang positif, para pekerjaan sosial dan diharapkan untuk©2003 Digitized by USU digital library 7mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang tidak dimiliki klien, dan kepadasiapa tanggung jawab profesional ditetapkan dan dibebankan dalam hubungandengan batas-batas etis dalam menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalamkepentingan klien-klien mereka.

2. Kerapuhan Klien Yang RelatifKerapuhan klien yang relatif merupakan premis etika pekerjaan sosial sebagaialasan untuk menetapkan lebih besar tanggung jawab etis bagi pekerja sosialterutama adalah hubungannya dengan klien yang berada dalam kondisi kerapuhanrelatif sebagai penyandang masalah.Klien memiliki penilaian yang dibatasi oleh keadaannya, oleh sifat -sifatketidakdewasaan, defisiensi atau disability sangat mungkin men jadi belas kasihanpekerja sosial. Hal ini membuat etika pekerjaan sosial menjadi lebih imperatif.

3. Resiko-Resiko Bagi KlienResiko bagi klien sebagai suatu premis etika pekerjaan sosial didasarkan padaasumsi bahwa kemungkinan pekerja sosial mengabaikan kebutuhan atau masalahyang menyebabkan klien mencari pelayanan.Pengabaian mungkin disebabkan oleh penolakan dari pelayanan ataukelalaian atau ketidakmampuan (inkompetensi) pelayanan yang diupayakan.Didalam pelayanan klien juga mempunyai resiko kehilangan nilai-nilai yang konkritmaupun tidak konkrit. Mereka dapat mencabut segala sesuatu yang berhubungandengan harga diri dan keberuntungan mereka.Suatu alasan yang mendasar untuk mempercayai etika pekerjaan sosialadalah resiko yang inheren di dalam kenyataan bahwa praktek pekerja sosialumumnya tidak observasi oleh yang lainnya.

Kriteria pekerjaan social

1. Keterampilan Komunikasi yang mencakup:a. Observasib. Wawancarac. Mendengarkan

Page 5: Filsafat Dan Etika Pekerjaan Sosial

d. Komunikasi efektife. Menjelaskan sikap dan perasaanf. Menjelaskan pilihan dan lain lain

2. Keterampilan menjalin dan mengendalikan relasi yang mencakup:a. Menjalin dan membina raportb. Membentuk kontrakc. Memberikan dukungan dan semangatd. Berinteraksi dengan orang laine. Menciptakan dan membina kerjasamaf. Menciptakan konflik dan mengendalikannya,g. Menciptakan dan mengendalikan hubungan tawar menawar dan negosiasi

3. Keterampilan intervensi yang mencakup:a. Brokeringb. Mediasic. Advokasid. Konselinge. terapi

4. Keterampilan administrasi dan manajemen pelayanan yang mencakup:a. Timingb. Identifikasi dan analisa masalahc. Perencanaan pelayanand. Partialisasie. Individualisasif. Membuat dan menyusun catatan kasusg. Menyusun laporan kasush. Monitoring dan evaluasi, dan lain lain

Keempat penggolongan tersebut secara mendasar merupakan kompetensi pekerjaan sosial mendasar yang harus dimiliki oleh semua pekerja sosial profesional, dan lebih lanjut secara kualitas dikembangkan didalam bidang-bidang khusus pekerjaan sosial.