FILSAFAT

19
FILSAFAT “Antara Teologi dan Ilmu Pengetahuan terletak suatu daerah tak bertuan. Daerah ini diserang baik oleh Teologi maupun oleh Ilmu Pengetahuan. Daerah tak bertuan ini adalah Filsafat” (Bertrand Russell) Plato

description

FILSAFAT. “Antara Teologi dan Ilmu Pengetahuan terletak suatu daerah tak bertuan. Daerah ini diserang baik oleh Teologi maupun oleh Ilmu Pengetahuan. Daerah tak bertuan ini adalah Filsafat” (Bertrand Russell). Plato. Phylosophy. Science. Phylosophy of Science. Source of Science - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of FILSAFAT

Page 1: FILSAFAT

FILSAFAT

“Antara Teologi dan Ilmu Pengetahuan terletak suatu daerah tak bertuan. Daerah ini diserang baik

oleh Teologi maupun oleh Ilmu Pengetahuan. Daerah tak bertuan ini adalah Filsafat”

(Bertrand Russell)

Plato

Page 2: FILSAFAT

Phylosophy Science

Phylosophy of Science

Physic, Non Physic Ontology Epistemology

Source of Science

1. Rasionalisme2. Empirisme3. Rasionalism–Em pirisme verificativeScientific

Knowledges

Values: Sience &

Art

Axiology:

1 .To Explain the phenomena2. To Control, predict3.To verify knowledge4. To apply ect

Gb 4.1 Kajian Filsafat Ilmu

Page 3: FILSAFAT

PAKAR EKONOMIXenophon (440-355 B.C.) dan Plato (427-347 B.C) berkontribusi pada awal pemikiran teori ekonomi mengenai untung ruginya pembagian pekerjaan.

dengan adanya pembagian kerja maka dapat memberikan kesempatan kepada manusia untuk memilih pekerjaan yang sesuai dengan pembawaanya.

Adam Smith (1723-1790) yang mengusulkan sistem perekonomian pasar bebas.

Aristoteles (384-322 B.C.) juga telah merintis berkembangnya teori ilmu ekonomi. Dalam kupasan Aristoteles dibedakan antara oikonomi yang menyelidiki peraturan rumah tangga yang merupakan arti asli bagi istilah ekonomi, dan chrematisti yang mempelajari peraturan-peraturan tukar-menukar dan karenanya pemikiran ini dapat disebut sebagai perintis jalan bagi berkembangnya teori ilmu ekonomi.

Page 4: FILSAFAT

DEFINISIFilsafat merupakan sebuah disiplin berpikir yang terkait dengan perihal pengetahuan/Kebijaksanaan.

Actus Humanus (pertimbangan ke manusiaan), bukan asal bertindak (Actus homini)

ETIMOLOGI: Pengertian dan definisi filsafat sangat beragam sesuai dengan perkembangan para filosuf itu sendiri. Secara etimologi (arti kata), kata filsafat berasal dari kata Yunani “philosophia” yang diterjemahkan sebagai Cinta Kearifan. Akar katanya philos (philia: cinta) dan sophia (kearifan).

Page 5: FILSAFAT

MENGAPA BELAJAR FILSAFAT ?

Filsafat merupakan sebuah disiplin berpikir yang terabit dengan perihal Kebijaksanaan.

Actus Humanus (pertimbangan ke manusiaan), bukan asal bertindak (Actus homini)

Pengertian dan definisi filsafat sangat beragam sesuai dengan perkembangan para fifsuf itu sendiri. Secara etimologi (arti kata), kata filsafat berasal dari kata Yunani “philosophia” yang diterjemahkan sebagai Cinta Kearifan. Akar katanya philos (philia: cinta) dan sophia (kearifan).

Filsafat meletakan dasar-dasar suatu pengetahuan. Karena itu filsafat disebut mater scientiarum atau induk

segala ilmu pengetahuan.

Page 6: FILSAFAT
Page 7: FILSAFAT

Filsafat

Content Studies :.Persoalan hakiki (kebenaran).Sekelompok teori/sistem.Informasi menyeluruh

Tool Studies :.Logika .Metodologi (metode)

Mata pelajaran mengenai

Peran Filsafat pada Ilmu

Page 8: FILSAFAT

KAJIAN/INFORMASI FILSAFAT

MATERI KAJIAN BERFILSAFAT Yang ada (being) Reality (Hal nyata) Eksistensi (ruang & waktu) Substansi (wahana sifat) Esensi (hakekat) Materi (unsur, elemen dari substansi)

Struktur (form=bentuk) Perubahan (change) Hubungan Sebab Akibat Hubungan Asosiasi

Page 9: FILSAFAT

KAJIAN/INFORMASI FILSAFAT

SISTEMATIKA BERFILSAFAT Yang ada (being) Reality (Hal nyata) Eksistensi (ruang & waktu) Substansi (wahana sifat) Esensi (hakekat) Materi (unsur, elemen dari substansi) Struktur (form=bentuk) Perubahan (change) Hubungan Sebab Akibat Hubungan Asosiasi

Ontologi

Epistemologi

Page 10: FILSAFAT

PERENUNGAN FILSAFAT

PERENUNGAN

PEMIKIRAN

1.Keheranan2.Meragukan sesuatu

1. Hubungn ide satu dan yang lain

2. Menjawab why

dan how (Materi Kajian Filsafat)

3. Berpikir runtut,

konsisten (ajeg)

PEMAHAMAN

Pengetahuan: 1.Menyeluru

h2.

Mendasar,3.

Spekulatif.

Page 11: FILSAFAT

BERPIKIR FILSAFAT

Ana lisis

MEMORI

Jud ment Peng

organisasian

Sin te sis

Page 12: FILSAFAT

Fenomena

Hasil

Proses

Masukan Kegelisahan,

keherananMenyangsikan,

meragukanKeingintahu

an

Berpikir untuk mendapat kan kebenaran/kebajikan

KritisRadikalMenyeluruh

Kejelasan objek dan

Pemahaman

Menghasilkan: konsep, teori yang koheren, radikal dan komprehensif

Merenung Berpikir Pemahaman1. Meragukan dan mengajukan ide (reflektif

thinking) 2. Memeriksa penyelesaian sebelumnya (berpikir koheren) 3. Menyarankan hipotesis 4. Menguji konsekuensi (verifikasi) 5. Menarik kesimpulan

Rene Descartes

Page 13: FILSAFAT

Bersifat kritis, dengan merefleksikan (berpikir berulang-ulang, memantul) secara kritis norma-norma adat, hukum, etis dan agama. Menghindari kecongkakan mahatahu dan menyadari keterbatasannya dalam menghasilkan gagasan/ideBerpikir analitik artinya secara kritis mempelajari berbagai pendapat para filsuf sebagai pisau analisis dalam melakukan analisis pemecahan masalah kehidupan manusiaBerpikir sintetik, artinya secara kritis melakukan kajian terhadap pengetahuan baru dan memadukan hasil pengetahuan yang ada (hasil analisis) menjadi pengetahuan baru yang lebih utuh tentang alam semesta. Karena itu diperlukan selalu belajar.Berpikir skeptik: menanyakan bukti atau fakta yang dapat mendukung setiap pernyataan Butir-butir agama sebagai moral dalam berpikir. Berfilsafat memerlukan sikap mental berupa kesetiaan pada kebenaran (a loyality to truth). Kesetiaan akan kebenaran juga akan melahirkan kejujuran..

Page 14: FILSAFAT

APLIKASI METODE FILSAFATPeristiwa

alam/social (The Facts)

Ontologi

Epistemologi

Axiologi

Nilai Kegunaan(What For)

Tindakan

What

Why

Analisis(inderawi)

Akar Penyebab

How

Analisis(teori)

Page 15: FILSAFAT

RANGKUMAN

Berfilsafat artinya berpikir reflektif, yaitu berpikir merenung secara berkali-kali dari

berbagai sudut pandang dan bersifat memantul kembali menyoroti pemikiran itu

sendiri

Page 16: FILSAFAT

PERENUNGAN PEMIKIRAN PEMAHAMAN

PERENUNGAN FILSAFATPERENUNGAN FILSAFAT

• Keheranan• Meragukan

sesuatu

• Hubungan ide satu dan yang lain• Menjawab why dan how• Berpikir Runtut, konsisten

Pengetahuan: • Menyeluruh, • Mendasar, • Spekulatif.

Berfilsafat artinya berpikir reflektif, yaitu berpikir merenung secara berkali-kali dari berbagai sudut

pandang dan bersifat memantul kembali menyoroti pemikiran itu sendiri

Page 17: FILSAFAT

Bentuk Nalar Sumber Penalaran Alasan Pembenaran1. Koheren 2. Korespondensi3. Instrumentalisme

4. Pragmatis

5. Intuitif 6. Eksplanasi

7. Nilai

1. Rasional 2. Pengalaman3. Pengalaman dan Logika4.1 Kesamaan

4.2. Analog5. Batin6.1 Kausalitas6.2. Korelasi7.1 Etika7.2 Moral7.3 Estetika

1. Konsistensi2. Faktual3. Fakta dan rasio (akal), harapan

pribadi4.1 Satu kasus, tempat beda,dikelola sama, hasil sama4.2 Dua kasus dapat dikelola sama5. Hati, perasaan, akal sehat6.1 Merangkai sebab akibat6.2 Merangkai hubungan timbal balik 7.1 Benar dan salah7.2 Susila dan asusila7.3 Indah dan jelek

Tabel 3.1 Bentuk penalaran dan sumber penalaran

Page 18: FILSAFAT

Pengertian filsafat dan ilmu adalah beragam (Variis Modis Bene Fit). Hal ini sangat ditentukan dari permasalahan yang menjadi objek filsafat dan ilmu di mana para filsuf dan ilmuwan hidup.

Berfilsafat artinya berpikir reflektif, yaitu berpikir merenung secara berkali-kali dari berbagai sudut pandang dan bersifat memantul kembali, guna menyoroti pada pemikiran itu sendiri, sehingga diperoleh pengetahuan yang kritis, radikal dan menyeluruh.

Perenungan filsafat yang dikaitkan dengan metode ilmu, lebih dikenal dengan term filsafat ilmu.

Page 19: FILSAFAT

Cogito Ergosum: Saya ada karena sy berpikir

Pengertian filsafat dan ilmu adalah beragam (Variis Modis Bene Fit). Hal ini sangat ditentukan dari permasalahan yang menjadi objek filsafat dan ilmu di mana para filsuf dan ilmuwan hidup.

Berfilsafat artinya berpikir reflektif, yaitu berpikir merenung secara berkali-kali dari berbagai sudut pandang dan bersifat memantul kembali, guna menyoroti pada pemikiran itu sendiri, sehingga diperoleh pengetahuan yang kritis, radikal dan menyeluruh.

Perenungan filsafat yang dikaitkan dengan metode ilmu, lebih dikenal dengan term filsafat ilmu.