Files of DrsMed MORBILI

download Files of DrsMed MORBILI

of 9

Transcript of Files of DrsMed MORBILI

  • 8/8/2019 Files of DrsMed MORBILI

    1/9

    0

    Author :

    Julia Andriani

    Faculty of Medicine University of Riau

    Pekanbaru, Riau2009

    Files of DrsMed FK UNRI(http://www.Files-of-DrsMed.tk

  • 8/8/2019 Files of DrsMed MORBILI

    2/9

    1

    MORBILIMORBILIMORBILIMORBILI/CAMPAK//CAMPAK//CAMPAK//CAMPAK/MEASLESMEASLESMEASLESMEASLES

    DEFINIFI

    Campak yang disebut juga dengan measles atau rubeola merupakan suatu penyakit

    infeksi akut yang sangat menular, disebabkan oleh paramixovirus yang pada umumnya

    menyerang anak-anak. Penyakit ini ditularkan dari orang ke orang melalui percikan liur

    (droplet) yang terhirup

    EPIDEMIOLOGIEPIDEMIOLOGIEPIDEMIOLOGIEPIDEMIOLOGI

    Campak merupakan penyakit endemis pada sebagian besar dunia. Di Amerika Serikat

    jumlah kasus campak pada tahun 1990 hampir mencapai 28.000 kasus. Di negara industri,

    campak terjadi pada anak-anak berumur 5 hingga 10 tahun, sementara di negaraberkembang penyakit ini sering menginfeksi anak-anak dibawah umur 5 tahun.

    Angka kejadian campak di Indonesia sejak tahun 1990 2002 masih tinggi sekitar

    3000 4000 pertahun. Umur terbanyak menderita campak adalah

  • 8/8/2019 Files of DrsMed MORBILI

    3/9

    2

    PATOGENESISPATOGENESISPATOGENESISPATOGENESIS

    Penyebaran virus maksimal adalah selama masa prodromal (stadium kataral), melalui

    kontak langsung dengan orang yang terinfeksi, yakni melalui percikan ludah (droplet

    infection) yang keluar ketika bersin atau batuk. Orang yang terinfeksi menjadi menular

    pada hari ke 9 10 sesudah pemajanan (mulai fase prodromal).

    Fokus infeksi terwujud yaitu ketika virus masuk kedalam pembuluh darah dan

    menyebar ke permukaan epitel orofaring, konjungtiva, saluran nafas, kulit, kandung

    kemih dan usus Pada hari ke 9-10 fokus infeksi yang berada di epitel saluran nafas dan

    konjungtiva, satu sampai dua lapisan mengalami nekrosis. Pada saat itu virus dalam

    jumlah banyak masuk kembali ke pembuluh darah dan menimbulkan manifestasi klinis

    dari sistem saluran nafas diawali dengan keluhan batuk pilek disertai selaput konjungtiva

    yang tampak merah. Respon imun yang terjadi ialah proses peradangan epitel pada sistem

    saluran pernafasan diikuti dengan manifestasi klinis berupa demam tinggi, anak tampak

    sakit berat dan ruam yang menyebar keseluruh tubuh, tampak suatu ulsera kecil pada

    mukosa pipi yang disebut bercak koplik. Akhirnya muncul ruam makulopapular pada hari

    ke 14 sesudah awal infeksi dan pada saat itu antibodi humoral dapat dideteksi.

    Selanjutnya daya tahan tubuh menurun, sebagai akibat respon delayed hypersensitivity

    terhadap antigen virus terjadilah ruam pada kulit, kejadian ini tidak tampak pada kasus

    yang mengalami defisit sel-T.

    GEJALA KLINISGEJALA KLINISGEJALA KLINISGEJALA KLINIS

    Waktu dari pemajanan sampai berkembangnya gejala pertama infeksi campak

    biasanya 8 sampai 12 hari dan dari pemajanan sampai munculnya ruam sekitar 2 minggu.

    Penampakkan awal penyakit berupa malaise, iritabilitas, temperatur setinggi 40,6 C,

    konjungtivitis dengan lakrimasi berlebih, edema kelopak mata dan fotofobia, serta batuk

    keras yang cukup berat.

    Penyakit ini dibagi dalam 3 stadium :

    1. Stadium Kataral (prodromal)

  • 8/8/2019 Files of DrsMed MORBILI

    4/9

    3

    Stadium ini berlangsung 4-5 hari. Demam biasanya merupakan tanda pertama dan

    menetap selama masa prodromal. Panas dapat memuncak pada hari ke lima atau ke enam

    yaitu pada saat puncak timbulnya erupsi. Temperatur berkisar antara 38,3 C-40 C pada

    saat erupsi rash mencapai puncaknya. Nyeri tenggorok, sekret hidung dan batuk kering

    sering dijumpai selama masa prodromal. Konjungtivitis nonpurulen terjadi pada akhir

    prodromal dan disertai dengan fotofobia dan peningkatan lakrimasi. Konjungtivitis akan

    menghilang setelah demam turun. Bercak koplik adalah bintik-bintik putih halus dengan

    dasar eritematous yang tipis, yang timbul pertama kali pada mukosa bukal yang

    menghadap gigi molar dan menjelang kira-kira hari ke 3 atau ke 4 dari masa prodromal

    dapat meluas sampai seluruh mukosa mulut. Bercak koplik ini merupakan tanda

    patognomonis dari campak yang biasanya akan menghilang ketika eksantema menjadi

    jelas.

    Gambar. 1 Bercak koplik

    2. Stadium erupsi

    Gejala pada stadium kataral bertambah dan timbul enantem di palatum durum dan

    palatum mole. Kemudian terjadi ruam eritematosa yang berbentuk makula papula disertai

    dengan meningkatnya suhu badan. Ruam mula-mula timbul di belakang telinga, di bagian

    atas lateral tengkuk, sepanjang rambut, dan bagian belakang bawah. Dapat terjadi

    pendarahan ringan, rasa gatal dan muka bengkak. Ruam mencapai anggota bawah pada

    hari ke tiga dan menghilang sesuai urutan terjadinya. Dapat terjadi pembesaran kelenjar

    getah bening mandibula dan leher bagian belakang, splenomegali, diare dan muntah

    Pada campak tipe hemoragik (black measles), pendarahan dapat terjadi dari mulut,

    hidung atau usus besar1.

  • 8/8/2019 Files of DrsMed MORBILI

    5/9

    4

    Gambar 2. Ruam Mukulopapuler

    3. Stadium konvalensensi

    Erupsi berkurang dan meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua (hiperpigmentasi)

    yang lama-kelamaan akan hilang sendiri. Selain hiperpigmentasi pada anak Indonesia

    sering ditemukan kulit yang bersisik. Hiperpigmentasi ini merupakan gejala

    patognomonik untuk campak. Pada penyakit-penyakit lain dengan eritema atau eksantema

    ruam kulit menghilang tanpa hiperpigmentasi. Pada stadium ini suhu menurun sampai

    menjadi normal kecuali bila ada komplikasi.

    Komplikasi

    Pada penyakit campak terdapat resistensi umum yang menurun sehingga dapat terjadi

    anergi (uji tuberkulin yang semulanya positif berubah menjadi negatif). Ini menujukkan

    bahwa antigen antibodi pasien sangat kurang kemampuannya untuk bereaksi terhadap

    infeksi. Oleh karena itu resiko terjadinya komplikasi lebih besar terutama jika

    sebelumnya keadaan umum anak kurang baik, seperti pada pasien dengan malnutrisi atau

    dengan penyakit kronik lainnya.

    Komplikasi-komplikasi yang terdapat pada campak\:

    1. Laringitis akut

    2. Pneumonia

    3. Ensefalitis

    4. Subacute sclerosing panencephalitis (SSPE)

    5. Otitis media

  • 8/8/2019 Files of DrsMed MORBILI

    6/9

    5

    6. Enteritis

    7. Konjungtivitis

    8. Miokarditis

    9. Tuberkulosis

    DIAGNOSIS

    Anamnesis

    Adanya demam tinggi terus menerus 38,5 C atau lebih disertai batuk, pilek, nyeri

    menelan, mata merah dan silau bila kena cahaya (fotofobia), seringkali diikuti diare. Pada

    hari ke 4-5 demam timbul ruam kulit yang didahului oleh suhu yang meningkat lebih

    tinggi dari semula

    Pemeriksaan fisik

    Ditemukannya tanda patognomonik yaitu bercak koplik di mukosa pipi di depan

    molar tiga. Kemudian muncul ruam makulopapular yang dimulai dari batas rambut di

    belakang telinga, kemudian menyebar ke wajah, leher dan akhirnya ke ekstremitas.

    Laboratorium

    Pemeriksaan labaroratorium yang dilakukan pada penderita campak adalah :

    a. Darah tepi

    Pada pemeriksaan darah tepi dapat ditemukan leucopenia selama fase prodromal dan

    stadium awal dari ruam. Biasanya terdapat peningkatan yang mencolok dari jumlah

    leukosit apabila terjadi komplikasi. Apabila tidak terjadi komplikasi, jumlah leukosit

    perlahan-lahan meningkat sampai normal saat ruam menghilang.

    b. Isolasi dan identifikasi virus

    Usap nasofaring dan contoh darah yang diambil dari seorang pasien 2-3 hari sebelum

    mula timbul gejala hingga 1 hari setelah timbulnya ruam merupakan sumber yang

    cocok untuk isolasi virus.

    c. Serologi

    Pemastian serologi infeksi campak bergantung pada peningkatan empat kali lipat titer

    antibodi antara fase akut dan fase konvalensen serum atau pada terlihatnya antibodi

    IgM spesifik campak dalam bahan serum tunggal yang diambil antara 1 dan 2 minggu

    setelah mula timbul ruam.

  • 8/8/2019 Files of DrsMed MORBILI

    7/9

    6

    d. Pemeriksaan untuk komplikasi

    Pada penderita campak yang disertai dengan komplikasi dapat dilakukan pemeriksaan

    laboratorium sebagai berikut :

    1. Ensefalitis, dilakukan pemeriksaan cairan serebrospinalis dengan kadar protein

    48240 mg/dL dan jumlah limfosit antara 5-99 sel, kadar elektolit darah dan

    analisa gas darah

    2. Enteritis, dilakukan pemeriksaan feses lengkap

    3. Bronkopneumonia , dilakukan pemeriksaan foto dada.

    DIAGNOSIS BANDING

    Ruam campak harus dibedakan dari eksantema subitum, rubella, infeksi karena

    enterovirus, virus koksaki dan adenovirus, mononukleus infeksiosa, toksoplasmosis,

    meningokoksemia, demam scarlet, penyakit rikettsia, penyakit serum, penyakit Kawasaki

    dan ruam karena obat.

    PROGNOSIS

    Prognosis juga baik pada anak dengan keadaan umum yang baik tetapi prognosis

    buruk bila keadaan umum buruk, anak yang sedang menderita penyakit kronis atau bila

    ada komplikasi.

    Morbiditas campak dipengaruihi oleh beberapa faktor seperti :

    1. Diagnosis dini, pengobatan yang adekuat terhadap komplikasi yang timbul.

    2. Kesadaran dan pengetahuan yang rendah dari orang tua penderita

    3. Penggunaan fasilitas kesehatan yang kurang.

    PENATALAKSANAAN

    Masalah yang sering terjadi pada anak dengan campak adalah:

    a. Hipertermia

    b. Kurang nutrisi

    c. Risiko komplikasi

    Pasien campak tanpa komplikasi dapat berobat jalan, pengobatan bersifat

    simtomatikdengan pemberian antipiretik, antitusif, ekspektoran, dan antikonvulsan bila

    diperlukan. Indikasi rawat inap untuk penderita campak yaitu hiperpireksia (suhu >39

    C), dehidrasi, kejang, asupan oral sulit atau adanya komplikasi.

    Beberapa anak membutuhkan suplemen vitamin A. Anak-anak dengan defisiensi

  • 8/8/2019 Files of DrsMed MORBILI

    8/9

    7

    vitamin A lebih mudah untuk terkena infeksi, termasuk campak. WHO

    merekomendasikan vitamin A untuk semua anak dengan campak disetiap negara dimana

    defisiensi vitamin A menjadi masalah dan berhubungan dengan angka kematian. Serum

    dengan konsentrasi vitamin A yang rendah ditemukan pada anak-anak dengan campak

    yang berat.

    Ribavirin merupakan obat anti virus, yang dapat membantu mengobati penyakit

    campak yang berat atau saat anak dengan daya tahan tubuh yang lemah.

    PENCEGAHAN

    Imunisasi yang diberikan dapat berupa pasif dan aktif sebagai berikut :

    1. Imunisasi aktif

    Imunisasi aktif dapat dirangsang dengan memberikan virus campak hidup yang

    dilemahkan, yang tidak menyebar melalui kontak dengan individu yang divaksin.

    Imunisasi campak awal dapat diberikan pada usia 12-15 bulan tetapi mungkin diberikan

    lebih awal pada daerah dimana penyakit lebih sering terjadi. Imunisasi kedua terhadap

    campak biasanya diberikan sebagai campak-parotitis-rubella terindikasi. Dosis ini dapat

    diberikan ketika anak masuk sekolah dasar atau nanti pada saat masuk sekolah menengah.

    2. Imunisasi Pasif

    Imunisasi pasif dengan kumpulan serum orang dewasa, kumpulan serum konvalesen,

    globulin plasenta, atau gamma globulin plasma. Campak dapat dicegah dengan

    menggunakan immunoglobulin serum (gamma globulin) dengan dosis 0,25 mL/kg

    diberikan secara intramuskuler dalam 5 hari sesudah pemajanan tetapi lebih baik sesegera

    mungkin.

  • 8/8/2019 Files of DrsMed MORBILI

    9/9

    8

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Maldonado Y. Campak. Dalam: Wahab AS (editor). Nelson Ilmu KesehatanAnak, edisi ke -15. Jakarta: EGC, 2000. 1608-71

    2. Jawetz, Melnick JL, Adellbergs EA. Infeksi Virus Campak. Dalam: Brooks GF,Ornston LN, Irawati (editors). Mikrobiologi Kedokteran, edisi ke 20. Jakarta:

    EGC, 1996. 542-47

    3. Soegijanto S. Ilmu Kesehatan Anak penyakit Tropik dan Infeksi. Jakarta: BadanPenerbit IDAI, 2000. 125-40

    4. Tumbelaka AR, et al. Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Jakarta: Badanpenerbit IDAI, 2004. 95-98

    5. Fennelly GJ. Measles: http://www.emedicine2006.com [diakses 6 November2008]

    6. Ray CG. Campak (Rubeola). Dalam: Braudwald, Fauci, Isselbacher KJ, Kasper,Wilson (editors). Harrison Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam, Edisi ke-13.

    Jakarta: EGC, 1999. 933-32

    7. Mereinsten GB, et al. Penyakit Infeksi virus dan Riketsia. Dalam: Buku PeganganPediatri, edisi ke-17. Jakarta: Widya Medika, 2002.289-93

    8. Rampengan TH dan Laurentz IR. Penyakit Infeksi Tropik Pada Anak. Jakarta:EGC, 1993. 91-99

    9. Hassan R, et al. Ilmu Kesehatan Anak Jilid 2. Jakarta: Bagian Ilmu KesehatanAnak FKUI, 1997. 624-28

    Files of DrsMed FK UNRI(http://www.Files-of-DrsMed.tk