Web viewSifat intelegen harus ditunjukan sebagai kemahiran, ... masalah perilaku ... kurikulum,...

45
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang Nomor 20 tentang sistem pendidikan Nasional Pasal 3 mencantumkan tujuan pendidikan Nasional sebagai berikut : Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Rumusan di atas secara tersirat menunjukkan bahwa semua karakteristik manusia Indonesia dicapai melalui proses perkembangan. Proses pendidikan harus dapat menyentuh dunia kehidupan individu sehingga

Transcript of Web viewSifat intelegen harus ditunjukan sebagai kemahiran, ... masalah perilaku ... kurikulum,...

Page 1: Web viewSifat intelegen harus ditunjukan sebagai kemahiran, ... masalah perilaku ... kurikulum, persiapan bahan ajar, teknik pengajaran membaca-menulis-mengucapkan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Undang-undang Nomor 20 tentang sistem pendidikan Nasional Pasal 3

mencantumkan tujuan pendidikan Nasional sebagai berikut :

Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan potensi peserta didik

agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha

Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif dan menjadi warga

Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Rumusan di atas secara tersirat menunjukkan bahwa semua karakteristik

manusia Indonesia dicapai melalui proses perkembangan. Proses pendidikan

harus dapat menyentuh dunia kehidupan individu sehingga individu tersebut

dapat menginternalisasi nilai dan perilaku.

Upaya pendidikan yang banyak menyentuh kehidupan Individu salah

satunya melalui pendidikan luar biasa. Jaminan penyelenggaraan pendidikan

luar biasa ini tercantum dalam undang-undang sistim pendidikan Nasional No.

20 tahun 2003 pasal 5 “bahwa setiap warga Negara mempunyai hak yang

sama untuk memperoleh pendidikan”. Sedangkan pada pasal 32 dinyatakan

bahwa “pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang

memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena

Page 2: Web viewSifat intelegen harus ditunjukan sebagai kemahiran, ... masalah perilaku ... kurikulum, persiapan bahan ajar, teknik pengajaran membaca-menulis-mengucapkan

kelainan fisik, emosional, mental, social dan atau memiliki potensi kecerdasan

dan bakat istimewa”.

Dewasa ini Departemen Pendidikan Nasional terus mengupayakan

menambah fasilitas belajar bagi warga Negara yang memiliki kelainan fisik

dan atau mental (anak luar biasa) yang belum tertam[ung di sekolah melalui

pengembangan Sekolah Dasar terpadu, Kelas khusu, Guru kunjung dan

pendirian gedung Sekolah Luar Biasa Pembina dan Sekolah Luar Biasa

Konvensional.

Program pendidikan guru pendidikan luar biasa yang telah ada selama ini,

sebagian besar di adakan di Jurusan Pendidikan Luar Biasa atau pendidikan

khusus pada Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). Banyak

unsure sistemik yang memerlukan penataan kembali dalam upaya

meningkatkan kualitas Pendidikan Luar Biasa sesuai dengan kemajuan Ilmu

pengetahuan dan kebutuhan akan layanan pendidikan luar biasa, seperti :

kurikulum dan materi pengajaran, tenaga pendidik atau guru, peserta didik,

saran dan prasarana penunjang, proses belajar mengajar dan pengelolaan

program pendidikan itu sendiri.

Penanganan serempak terhadap semua unsure tersebut sangat sulit untuk

dilaksanakan. Oleh karena itu salah satu unsure strategis yang perlu digarap

adalah unsure guru terutama kualitas kemampuan profesionalnya.

Page 3: Web viewSifat intelegen harus ditunjukan sebagai kemahiran, ... masalah perilaku ... kurikulum, persiapan bahan ajar, teknik pengajaran membaca-menulis-mengucapkan

B. Identifikasi Masalah

Perbaikan kualitas kemampuan guru dapat dillakukan melalui dua faktor.

Pertama peningkatan kemampuan guru yang telah ada di lapangan yaitu

pendidikan dalam jabatan dan kedua peningkatan mutu persiapan guru melalui

perbaikan lembagga pendidikannya yaitu pendidikan prajabatan. Hanya

efektif apabila perbaikan itu diarahkan kepada penyegaran dan penambahan

informasi. Keberhasilan pendidikan dalam jabatan sangat bergantung kepada

kualitas pendidikan prajabatan guru yang bersangkutan. Perbaikan kualitas

kemampuan guru melalui perbaikan program pendidikan prajabatan diduga

merupakan upaya yang paling efektif.

Upaya pengembangan program pendidikan guru PLB belum sepenuhnya

memberikan hasil yang diharapkan. Terlihat dari keberagaman

penyelenggaraan program pendidikan Guru PLB antara satu LPTK dengan

LPTK lainnya. Hal ini menuntut kejelasan kemampuan professional Guru

PLB yang dapat dijadikan acuan pengembangan program masing-masing

penyelenggara pendidikan.

Kajian ini ditekankan kepada upaya pengembangan pendidikan Guru PLB

yang difokuekan pada kompetensi yang diharapkan dari Guru PLB. Kajian ini

mengacu pada kompetensi guru yang diharapkan.

Page 4: Web viewSifat intelegen harus ditunjukan sebagai kemahiran, ... masalah perilaku ... kurikulum, persiapan bahan ajar, teknik pengajaran membaca-menulis-mengucapkan

C. Batasan Masalah

Kajian tentang kompetensi Guru PLB ini dibatasi pada upaya

pengembangan program pendidikan prajabatan seperti apakah yang perlu

dikembangkan untuk menyiapkan Guru PLB

Jadi istilah kompetensi Guru PLB dibatasi pada karakteristik pribadi

sosial-profesional yang diharapkan dimiliki Guru PLB.

D. Tujuan Penulisan

1. Untuk memberikan gambaran tentang karakteristik pribadi-sosial-

profesional Guru PLB yang diharapkan.

2. Memberikan informasi penting bagi Guru PLB tentang pentingnya

profesionalitas dalam layanan pendidikan luar biasa.

3. Hasil tulisan ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam

upaya mengembangkan program pendidikan Guru untuk mendidik Guru

pendidikan luar biasa.

E. Manfaat Kajian

Kajian tentang profil Guru PLB, standar program, dan struktur program

pendidikan Guru PLB, maka hasil kajian ini bermanfaat untuk :

1. Membantu secara lebih baik bagi tenaga kependidikan dan masyarakat

pengguna PLB dalam memahami berbagai faktor yang menentukan

keberhasilan penyelenggaraan pendidikan luar biasa.

Page 5: Web viewSifat intelegen harus ditunjukan sebagai kemahiran, ... masalah perilaku ... kurikulum, persiapan bahan ajar, teknik pengajaran membaca-menulis-mengucapkan

2. Sumbangan bagi lembaga pendidikan Guru PLB dan pihak pengambil

keputusan berkenaan dengan seleksi dan pengembangan sistem

pembelajaran bagi calon Guru PLB.

3. Sumbangan bagi pihak yang berwenang dalam peningkatan kualifikasi

guru PLB untuk membuat program pendidikan dalam jabatan.

Page 6: Web viewSifat intelegen harus ditunjukan sebagai kemahiran, ... masalah perilaku ... kurikulum, persiapan bahan ajar, teknik pengajaran membaca-menulis-mengucapkan

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Kajian mengenai kompetensi Guru pendidikan Luar Biasa ini terarah pada

pengembangan program pendidikan Guru Luar Biasa pada jenjang paska SMU di

Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK).

Untuk mencapai tujuan tersebut, kajian ini diarahkan dalam tahapan berikut :

1. Penelaahan kompetensi Guru pendidikan Luar Biasa yang diharapkan

dalam bentuk ciri atau karakteristik yang mungkin telah dimiliki oleh

calon Guru sebelum memasuki pendidikan prajabtan, karakteristik yang

mungkin diperoleh melalui pendidikan prajabatan, dan karakteristik yang

hanya dapat diperoleh melalui pelaksanaan tugas disuatu lembaga

pendidikan.

2. Pengembangan standar program pendidikan guru pendidikan luar biasa.

Pengembangan standar ini dijadikan sebagai asumsi programatik dalam

pengembangan program pendidikan dan diangkat melalui temuan profil

guru pendidikan luar biasa melalui program pendidikan prajabatan. Cirri-

ciri tersebut merupakan kriteria keberhasilan program pendidikan Guru

pada saat calon Guru menyelesaikan pendidikannya.

Kajian pustaka pada bagian ini dipusatkan pada gagasan tentang : (1)

pendekatan yang dapat digunakan untuk merinci kompetensi Guru dalam

Page 7: Web viewSifat intelegen harus ditunjukan sebagai kemahiran, ... masalah perilaku ... kurikulum, persiapan bahan ajar, teknik pengajaran membaca-menulis-mengucapkan

bentuk karakteristik Guru pendidikan Luar Biasa yang diharapkan dihasilkan

oleh lembaga penyelenggara pendidikan, (2) standar pokok yang dapat

digunakan sebagai karakteristik dalam pengembangan program pendidikan

Guru pendidikan Luar Biasa.

A. Beberapa Pendekatan Terhadap Kompetensi Guru Pendidikan Luar

Biasa

Istilah kompetensi mempunyai banyak makna. Yang jelas ia menunjukan

kepada kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan

dan/atau latihan. Dalam hubungannya dengan tenaga [profesional

kependidikan kompetensi menunjuk kepada perbuatan (performance) yang

bersifat rasional dan memenuhi spesifikasi tertentu di dalam pelaksanaan

tugas-tugas kependidikan].

Dikatakan perbuatan karena ia merupakan tingkah laku yang dapat

diamati meskipun sebenarnya seringkali terlihat pula proses yang tidak

nampak seperti klasifikasi dan penilaian informasi atau pengambilan

keputusan yang dilakukan sebelum perbuatan yang nampak dilaksanakan. Ini

pulalah yang menyebabkan bahwa kompetensi professional itu selalu ditandai

oleh rasionalitas karena perbuatan professional selalu dilakukan dengan

kesadaran penuh akan mengapa disamping bagaimana perbuatan yang

dimaksud dilaksanakan. Dengn demikian dapatlah disimpulkan bahwa istilah

kompetensi dipergunakan dalam dua konteks yaitu sebagai indikator

Page 8: Web viewSifat intelegen harus ditunjukan sebagai kemahiran, ... masalah perilaku ... kurikulum, persiapan bahan ajar, teknik pengajaran membaca-menulis-mengucapkan

kemampuan yang menuju kepada perbuatan yang bias diamati dan sebagai

konsep yang mencakup aspek-aspek kognitif, afektif dan perbuatan serta

tahap-tahap pelaksanaannya secara utuh.

Perangkat kompetensi profesional yang dipergunakan bagi tenaga

kependidikan dapat ditinjau dari dua segi yaitu profil kompetensi dan

spectrum kompetensi. Profil kompetensi menunjuk kepada berbagai aspek

kompetensi yang dimiliki menunjuk variasi kualitatif dan kuantitatif perangkat

kompetensi yang dimiliki oleh tenaga kepandidikan yang diperlukan untuk

mengoperasionalisasikan dan pengembangan sistem pendidikan.

Abdul majid (2005 : 4), mengemukakan kompetensi adalah seperangkat

tindakan intelegen penuh tanggung jawab yang harus dimiliki seseorang

sebagai syarat untuk dianggap mampu melaksanakan tugas dalam bidang

pekerjaan tertentu. Sifat intelegen harus ditunjukan sebagai kemahiran,

ketepatan dan keberhasilan bertindak. Sifat tanggung jawab harus ditunjukkan

sebagai kebenaran tindakan baik dipandang dari sudut ilmu pengetahuan,

teknologi maupun etika. Dalam arti tindakan itu benar ditinjau dari sudut ilmu

pengetahuan, efisien, efektif dan memiliki daya tarik dilihat dari sudut

teknologi dan baik ditinjau dari sudut etika.

Depdiknas (2002 : 23) merumuskan definisi kompetensi sebagai

pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksi dalam

kebiasaan berpikir dan bertindak.

Page 9: Web viewSifat intelegen harus ditunjukan sebagai kemahiran, ... masalah perilaku ... kurikulum, persiapan bahan ajar, teknik pengajaran membaca-menulis-mengucapkan

Dengan demikian kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap Guru akan

menunjukkan kualitas Guru dalam mengajar. Kompetensi tersebut terwujud

dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan professional dalam menjalankan

fungsinya sebagai Guru. Artinya Guru bukan saja harus pintar, tapi juga

pandai mentransfer ilmunya kepada peserta didik.

Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa standar kompetensi

Guru adalah suatu ukuran yang ditetapkan atau berperilaku layaknya seorang

Guru untuk menduduki jabatan fungsional sesuai bidang tugas, kualifikasi dan

jenjang pendidikan.

Standar kompetensi Guru bertujuan untuk memperoleh acuan baku dalam

pengukuran kinerja Guru untuk mendapatkan jaminan kualitas Guru dalam

meningkatkan kualitas proses pembelajaran.

Sedangkan Ciri atau profil Guru yang baik dapat didekati melalui

kemampuan yang diharapkan dimiliki Guru. D.A. Tisna Amidjaja (1980 : 10)

mengemukakan bahwa pendidikan persiapan bagi seorang Guru harus mampu

mengembangkan tiga aspek kompetensi pada dirinya, yaitu ; (1) kompetensi

pribadi, dan (2) kompetensi masyarakat.

Cara lai mendekati profil Guru adalah dengan menelaah unjuk kerja yang

diharapkan ditampilkan Guru dalam melaksanakan fungsi peranannya sebagai

Guru. Charkes Johnson (1980 : 12) mengungkapkan kemampuan professional

Guru sebagai berikut : (1) Unjuk kerja, (2) Penguasaan materi pelajaran yang

harus diajarkan kepada siswanya, (3) Penguasaan landasan professional

Page 10: Web viewSifat intelegen harus ditunjukan sebagai kemahiran, ... masalah perilaku ... kurikulum, persiapan bahan ajar, teknik pengajaran membaca-menulis-mengucapkan

keguruan dan kependidikan, (4) Penguasaan proses pengajaran dan

pendidikan, (5) Penguasaan cara-cara untuk menyesuaikan diri, (60

Kepribadian.

Sedangkan National Education Assosiation (Houston et al., 1988 : 54)

dalam penelitiannya di Amerika Serikat mengungkapkan tugas Guru yang

harus dilakukan sehari-hari, yaitu : (1) Menjaga agar siswa selalu

melaksanakan tugasnya, (2) Mencatat kehadiran siswa, (3) Menyesuaikan

rencana kerja dalam kegiatan kelas, (4) Memantau kegiatan di luar sekolah,

(5) Merencanakan pelajaran, (6) Mendiskusikan pekerjaan dengan rekan

sejawat, (7) Memberikan penyuluhan kepada siswa, (8) Memberikam respon

terhadap pertanyaan kepada sekolah, (9) Mengadakan pertemuan dengan

orangtua siswa, (10) Menghadiri rapat Guru.

Kemala Arora (1978) mengadakan penelitian tentang perbedaan antara

Guru yang efektif dengan guru yang tidak efektif, hasilnya menunjukkan

bahwa guru yang efektif memiliki karakteristik berikut : (1) Memutuskan

untuk menjadi guru sejak kecil, (2) Berminat untuk menjadi Guru karena

menghargai pekerjaan menjadi Guru, (3) Memutuskan untuk menjadi Guru

atas kemauan sendiri, (4) Bersedia melaksanakan pekerjaan mendidik selain

mengajar, (5) Berminat untuk mengikuti pendidikan jabatan, (6) Mendapat

kepuasan tentang pekerjaan sebagai Guru, (7) Kepuasan kerja bukan semata-

mata faktor financial melainkan terutama memperoleh hasil kerja yang baik,

pergaulan intim dengan siswa dan teman sejawat, (8) Tidak berkeinginan

Page 11: Web viewSifat intelegen harus ditunjukan sebagai kemahiran, ... masalah perilaku ... kurikulum, persiapan bahan ajar, teknik pengajaran membaca-menulis-mengucapkan

untuk meninggalkan profesi Guru, (9) Memiliki sikap positif terhadap Guru

dan profesinya, siswa, relasi Guru-siswa, suasana di sekolah, inovasi dalam

pengajaran, pekerjaan rumah dan alat bantu pengajaran.

Khususnya Guru pendidikan Luar Biasa, Samuael A. Kirk (1970 : 372)

menyatakan bahwa kualifikasi pribadi-sosial dari Guru pendidikan Luar Biasa

dibutuhkan karakteristik : fleksibel, antusias, emosi yang stabil, pribadi yang

hangat, kekerabatan, penuh pengertian, simpatik, obyektif, sensitive, memiliki

mental yang kuat, dan sabar. Untuk Guru SLB anak yang maladjusted harus

memiliki rasa humor yang tinggi.

Lord dan Kirk (Kirk, 1970 : 376) lebih lanjut menyatakan tentang

karakteristik umum yang penting dimiliki oleh Guru anak luar biasa sebagai

berikut :

1. Kemampuan untuk mengarahkan diri; kemampuan ini diperlukan karena

di sekolah luar biasa guru-gurunya mampu mengolah programnya sendiri

tanpa bantuan teknis dari orang lain.

2. Tekun dan sabar menghadapi karakteristik anak luar biasa yang memiliki

ketidakmampuan dalam belajar.

3. Mampu bereksperimen; baik itu metode, bahkan ajaran maupun prosedur

dibuat oleh Guru sendiri karena alat-alat dan bahan pengajarannya harus

disesuaikan dengan jenis ketunaan atau kebutuhan anak luar biasa.

4. Memiliki fisik yang kuat untuk dapat membantu melayani anak luar biasa

fengan segala jenis kekurangannya.

Page 12: Web viewSifat intelegen harus ditunjukan sebagai kemahiran, ... masalah perilaku ... kurikulum, persiapan bahan ajar, teknik pengajaran membaca-menulis-mengucapkan

5. Penyesuaian diri pribadi; ini penting karena Guru sering berhubungan

dengan anak luar biasa dan orangtuanya sehingga melibatkan masalah-

masalah pribadi.

B. Standar Pengembangan Program Pendidikan Guru Pendidikan Luar

Biasa

Tulisan-tulisan mengenai program pendidikan luar biasa tidak pernah

melewatkan bidang kajian yang merupakan isi program, bahkan beberapa

penuis telah melibatkan pada isi programnya saja (lihat misalnya, Kirk, 1970 ;

373 – 386)

Rekomendasi mengenai bidang-bidang kajian yang perlu diberikan dalam

program pendidikan luar biasa baik secara kualifikasi umum (General

Qualifications) maupun pada keahlian kekhususan pendidikan anak luar biasa

adalah sebagai berikut.

1. Latar belakang pendidikan umum tentang kebudayaan; semua Guru

pendidikan luar biasa diharapkan mempunyai latar belakan pendidikan

kebudayaan, pendidikan seni, ilmu pengetahuan alam dan biologi,

matematika, humaniora dan ilmu pengetahuan sosial.

2. Pendidikan dasar dan menengah, setiap Guru pendidikan luar biasa

harus mempunyai latar belakang pendidikan umum karena dalam

kegiatan kerjanya Guru PLB menggunakan prinsip-prinsip dan tehnik

pendidikan dasar dan menengah.

Page 13: Web viewSifat intelegen harus ditunjukan sebagai kemahiran, ... masalah perilaku ... kurikulum, persiapan bahan ajar, teknik pengajaran membaca-menulis-mengucapkan

3. Latar belakang pendidikan luar biasa secara umum, sebelum

mengkhususkan pada salah satu jenis keluarbiasaan semua guru PLB

harus terlatih dalam memahami psikologi dan pendidikan semua

kelompok ketunaan anak, masalah perilaku anak, tes dan pengukuran

kependidikan bagi anak luar biasa.

4. Profesionalisasi salah satu jenis ketunaan anak luar biasa, Guru yang

mengajar anak luar biasa seperti anak tuna netra, tuna rungu, tuna

wicara, dan atau lainnya harus mempunyai latar belakang pendidikan

dan pelatihan pendidikan umum, pendidikan dasar dan menengah,

serta pendidikan luar biasa secara umum.

Program pendidikan untuk calon Guru anak tuna grahita menurut Samuel

A. Kirk (1970 : 378-379) meliputi :

1. Pengetahuan umum tentang keterbelakangan mental, sosiologi,

psikologi, sosial dan pendidikan untuk anak mampu didik dan mampu

latih.

2. Teori dan metodologi pengajaran anak tuna grahita ini dapat diberikan

selama satu atau dua semester yang meliputi masa;ah-masa;ah umum

pengelolaan kelas, kurikulum, persiapan bahan ajar, teknik pengajaran

membaca-menulis-mengucapkan, ilmu sosial, isi kurikulum untuk

anak tuna grahita, koreksi bicara, organisasi-administrasi-pengajaran

kelas anak tuna grahita.

Page 14: Web viewSifat intelegen harus ditunjukan sebagai kemahiran, ... masalah perilaku ... kurikulum, persiapan bahan ajar, teknik pengajaran membaca-menulis-mengucapkan

Untuk calon Guru spesialisasi pendidikan anak tuna rungu wicara biasanya

harus mempunyai persiapan dalam pendidikan kebudayaan, pendidikan dasar,

dan berlatar belakang kursus atau pelatihan yang berhunungan dengan anak

luar biasa. Kompetensi yang dibutuhkan untuk calon Guru anak tuna rungu

wicara meliputi :

1. Komunikasi : Guru anak tuna rungu wicara harus mempunyai

informasi yang baik tentang proses komunikasi yaitu pendengaran,

bicara, bahasa, membaca bibir dan mata.

2. Adaptasi kurikulum : Guru anak tuna rungu wicara harus mampu

menyesuaikan kurikulum untuk kebutuhan dan sesuai kemampuan

anak tuna rungu wicara.

3. Pengukuran dan testing psikologi: Guru anak tuna rungu wicara harus

memahami tentang tes dan pengukuran khususnya yang berhubungan

dengan ketunarunguan.

4. Penyesuaian sosial: Guru harus memahami keterbatasan sosialisasi

anak dan tehnik serta sumber fasilitas penyesuaian.

5. Hubungan sekolah-rumah: Guru harus mampu menggunakan metode

hubungan sosial agar tercipta hubungan harmonis antara sekolah dan

rumah.

Program pendidikan bagi anak tuna rungu wicara meliputi : (1)

Pengajaran bicara, (2) Pengajaran bahasa, (3) Metode pengajaran secara

Page 15: Web viewSifat intelegen harus ditunjukan sebagai kemahiran, ... masalah perilaku ... kurikulum, persiapan bahan ajar, teknik pengajaran membaca-menulis-mengucapkan

umum, (4) Metode pengajaran bicara-membaca, (5) Sejarah, pendidikan dan

bimbingan untuk anak tuna rungu wicara, (6) Mekanisme pendengaran dan

bicara, (7) Testing pendengaran dan pelatihan auditory, (8) Observasi dan

pengajaran pada siswa, (9) Anatomi dan fisiologi pendengaran serta

mekanisme vocal-phonetik dan lain-lain, (10) Koreksi bicara dan pathology

bicara, (11) Audiology, (12) Psikologi perkembangan anak, (13) Praktek

klinis.

Kurikulum untuk program pendidikan Guru anak tuna daksa harus dapat

membekali calon guru untuk dapat mengatasi masalah yang timbul pada anak

tuna daksa. Guru harus dibekali dengan: (1) Penjelajahan kondisi, penyebab

dan treatment ketunadaksaan, pengetahuan tentang medis, fisioterapi,

occupational therapy dan pendidikan kesehatan, (2) adaptasi lingkungan kelas

yang meliputi pengetahuan tentang penggunaan bahan ajar, alat bantu fisik,

manajemen dan administrasi kelas, serta pengajaran praktek untuk anak tuna

daksa.

Untuk program pendidikan Guru anak tuna netra meliputi :

1. Pengetahuan medis, terdiri atas (a) anatomi, fisiologi, pathologi dan

kesehatan mata, (b) pengetahuan tentang fungsi optalmologi dan

optometris.

Page 16: Web viewSifat intelegen harus ditunjukan sebagai kemahiran, ... masalah perilaku ... kurikulum, persiapan bahan ajar, teknik pengajaran membaca-menulis-mengucapkan

2. Penyesuaian diri siswa; meliputi kemampuan tentang sikap dan

personal pada ketunaan fisik, masalah sosial dan tujuan hidup.

3. Evaluasi anak; yaitu keterampilan dalam menggunakan berbagai jenis

tes, catatan dan interpretasinya pada bidang medis dan sosial.

4. Kurikulum, tehnik pengajaran dan bahan ajaran.

5. Pengetahuan dan pemahaman literature yang berhubungan dengan

anak tuna netra.

6. Hubungan interpersonal; yaitu kemampuan bekerja sama dengan

orangtua, Guru kelas dam pihak ahli lain.

7. Kemampuan untuk mengajarkan bahan bacaan dan penulisan huruf

Braille.

Guru yang bekerja untuk mendidik anak tuna laras diharapkan memiliki

karakteristik :

1. Kepribadian matang, respek terhadap diri dan orang lain, mempunyai

rasa humor yang tinggi, fleksibel dan mampu menyesuaikan diri.

2. Memiliki latar belakang pengetahuan dalam bidang, (a) kesehatan

mental, (b) psikologi anak, abnormal dan remaja, (c) bimbingan

pekerjaan dan bimbingan pribadi, (d) aspek-aspek emosi dari

ketunaan personal dan kemampuan belajar, (e) mampu memanfaatkan

waktu senggang.

Page 17: Web viewSifat intelegen harus ditunjukan sebagai kemahiran, ... masalah perilaku ... kurikulum, persiapan bahan ajar, teknik pengajaran membaca-menulis-mengucapkan

3. Berpengalaman dalam klinis dan pekerjaan kelompok. Kemampuan

yang diharapkan adalah :

1) Mampu membantu anak berbakat untuk memiliki tanggung

jawab sosial, menyenangi masyarakat dan mau membantu

orang lain.

2) Mampu menciptakan lingkungan dimana anak berbakat dapat

berpartisipasi secara efisiensi melalui diskusi kelompok dan

hubungan sosial.

3) Mampu mengembangkan iklim kelas yang kondusif bagi

perkembangan mental anak berbakat.

4) Mampu mengajarkan pada anak berbakat untuk menggunakan

pendekatan pemecahan masalah dalam belajar, belajar

mandiri, melakukan penelitian, dan menilai kemajuan

belajarnya sendiri.

5) Mengetahui dan memahami masalah-masalah sosial dan

emosional untuk membantu perkembangan mental anak.

6) Mampu mengembangkan kelenturan kurikulum pengayaan

secara individualisasi sesuai kebutuhan siswanya.

Program pendidikan bagi Guru PLB untuk keahlian kekhususan dan latar

belakang pendidikan yang dipersyaratkan dalam menempuh program

pendidikan tersebut.

Page 18: Web viewSifat intelegen harus ditunjukan sebagai kemahiran, ... masalah perilaku ... kurikulum, persiapan bahan ajar, teknik pengajaran membaca-menulis-mengucapkan

Pengembangan program pendidikan Guru seharusnya mengikuti kaedah-

kaedah pokok yang akan dijadikan patokan. Kaedah-kaedah pokok itu

merupakan standar pengembangan program pendidikan Guru. Salah satu

standar program penyiapan Guru dan tenaga kependidikan lainnya

dikembangkan oleh National Council for Accreditation of Teacher Education

(NCATE, 1970) suatu badan di Amerika Serikat yang mengakreditasi

program pendidikan Guru dan tenaga kependidikan lainnya (Rochman, et al.,

1989 : 10)

Perangkat standar yang digunakan oleh National Council for

Accreditation of Teacher Education (NCATE) diperinci menjadi enam

komponen yaitu :

1. Pengelolaan

2. Kurikulum

3. Tenaga pengajar

4. Mahasiswa

5. Sumber dan saran

6. Sistem evaluasi

Fokus pengembangan program dalam kajian ini dibatasi pada standar

mengenai kurikulum. Kurikulum merupakan panduan terinci mengenai

program pendidikan yang dilaksanakan di lembaga pendidikan. Komponen ini

Page 19: Web viewSifat intelegen harus ditunjukan sebagai kemahiran, ... masalah perilaku ... kurikulum, persiapan bahan ajar, teknik pengajaran membaca-menulis-mengucapkan

mencakup : tujuan yang hendak dicapai, materi ajaran untuk mencapai tujuan,

pengelolaan proses belajar mengajar, praktikum mata kuliah dan praktek

kependidikan.

Standar untuk pengembangan program pendidikan Guru termasuk Guru

Pendidikan Luar Biasa, salah satunya adalah perangkat kurikulum. Standar

mengenai pengembangan struktur program kurikulum pendidikan luar biasa

sekurang-kurangnya mencakup 3 kelompok standar, yaitu : (1) Asumsi

programatik pendidikan Guru PLB, (2) Standar tujuan program pendidikan

Guru PLB, dan (3) Standar isi program pendidikan Guru PLB.

C. Struktur Program Kurikulum Pendidikan Guru PLB

Pada waktu ysng lalu di Indonesia pendidikan luar biasa dididik pada

jenjang Strata nol (seperti sekolah Guru pendidikan luar biasa pada

jenjang/setara Diploma Dua, Diploma tiga di IKIP/FKIP) dan strata satu

(IKIP/FKIP) tanpa adanya kesenjangan antara jenjang pendidikan calon Guru

SLB yang seharusnya dengan apa yang terjadi pada masa lalu di Indonesia

serta penyelenggaraan/lembaga pendidikan tenaga kependidikan antara yang

satu di bawah naungan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah

(lembaga SGPLB) dan satunya Direktorat Jenderal pendidikan tinggi.

Sekarang ini penyelenggaraannya sudah di bawah naungan Direktorat

Page 20: Web viewSifat intelegen harus ditunjukan sebagai kemahiran, ... masalah perilaku ... kurikulum, persiapan bahan ajar, teknik pengajaran membaca-menulis-mengucapkan

Jenderal Pendidikan Tinggi sehingga ada keseragaman dalam pengembangan

program pendidikannya.

Bidang kajian yang akan dijadikan isi program bagi pendidikan

prajabatan Guru pendidikan luar biasa perlu telaan empiris dan teoritis.

Namun tinjauan dari sisi professional saja tidak akan mencakup sehingga

masih dibutuhkan pertimbangan lain yang lebih komprehensif dengan

merujuk keadaan yang berlaku sekarang.

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi merumuskan beberapa pokok

pikiran bahwa :

Pada dasarnya isi program pendidikan prajabatan Guru terdiri atas unsure

(a) umum yang berlaku bagi segenap program jenjang pendidikan tinggi di

tanah air. (b) bidang ilmu sumber bahan ajaran yang akan dibina lulusan

kelak, (c) pemahaman mendalam peserta didik penerima layanan sesuai

jenjang dan jenis sekolah rujukan tugas lulusan kelak, dan (d) teori dan

keterampilan keguruan yang merupakan cirri khas pendidikan professional

prajabatan guru.

Program pendidikan prajabatan Guru pendidikan luar biasa sama dengan

program pendidikan prajabatan Guru lainnya, yaitu terdiri atas kelompok-

kelompok : (a) mata kuliah dasar umum (MKDU) yang berlaku bagi semua

program pendidikan tinggi di Indonesia (8-10%), (b) mata kuliah dasar

Page 21: Web viewSifat intelegen harus ditunjukan sebagai kemahiran, ... masalah perilaku ... kurikulum, persiapan bahan ajar, teknik pengajaran membaca-menulis-mengucapkan

kependidikan (MKDK) yang diujukan untuk membentuk kemampuan dasar

keahlian (8-10%), (c) mata kuliah bidang studi yang akan diajarkannya kelak

beserta proses pembelajarannya (70-75%), dan (d) mata kuliah proses belajar

mengajar (MKPBM) untuk memberikan kemampuan dalam mengelola proses

belajar mengajar.

Program pendidikan LPTK PLB di Universitas berstatus jurusan dalam

Fakultas dengan nama program studi Pendidikan Luar Biasa. Program

pendidikan yang dapat diselenggarakan adalah program Pra jabatan dan

program dalam jabatan. Program Pra jabatan meliputi : Program Diploma,

Sarjana, Magister, Doktor dan program penyetaraan. Program dalam jabatan

meliputi : Program Sertifikasi, Program Akta, kerjasama Program Lisensi.

Kewenangan program Pra jabatan adalah sebagai berikut :

1. Program Diploma

Program Diploma PLB menghasilkan pilihan utama yaitu kewenangan

sebagai Guru dan istruktur bidang keahlian PLB tertentu. Instruktur

bidang keahlian PLB mencakup bidang : orientasi dan mobilitas, Braille,

Komunikasi total, Binawicara, Bina Persepsi Bunyi dan Irama, Bina

Gerak, Bina Diri, Bina Pribadi Sosial, Bina Keterampilan.

2. Program Sarjana

Page 22: Web viewSifat intelegen harus ditunjukan sebagai kemahiran, ... masalah perilaku ... kurikulum, persiapan bahan ajar, teknik pengajaran membaca-menulis-mengucapkan

Program sarjana PLB menghasilkan kewenangan utama dan kewenangan

tambahan. Kewenangan utama Program Sarjana adalah sebagai Guru

PLB di sekolah khusus dan Guru PLB di sekolah regular. Guru PLB di

sekolah khusus mempunyai dua kewenangan sebagai Guru kelas dan

Guru/instruktur bidang keahlian PLB. Guru di sekolah leguler

mempunyai kewenangan sebagai Guru dan istruktur bidang keahlian

PLB, Guru remedial dan pengayaan. Kewenangan tambahan program

sarjana sebagai tenaga administrator dibidang PLB dengan bidang

keahlian pengelola lembaga PLB dan tenaga administrasi dibidang PLB.

3. Program Pasca Sarjana

Program pasca sarjana mencakup dua tingkat yaitu program Megister dan

program Doktor. Program Pascca Sarjana mempunyai kewenangan

sebagai peneliti, penembangan konsultan dibidang pendidikan luar biasa.

4. Program Penyetaraan

Program penyetaraan menghasilkan kewenangan utama program sarjana

yaitu sebagai guru PLB di sekolah khusus dan Guru PLB di sekolah

regular. Program penyetaraan tidak memperoleh kualifikasi kewenangan

tambahan dalam program sarjana.

Kewenangan pogram dalam jabatan adalah sebagai berikut:

1) Program sertifikasi mempunyai kewenangan sebagai Guru dan

instruktur bidang keahlian PLB pada salah satu bidang garapan ke

PLB-an.

Page 23: Web viewSifat intelegen harus ditunjukan sebagai kemahiran, ... masalah perilaku ... kurikulum, persiapan bahan ajar, teknik pengajaran membaca-menulis-mengucapkan

2) Program Akta PLB mempunyai kewenangan pilihan yaitu sebagai

Guru PLB di sekolah khusus atau sebagai Guru PLB di sekolah

regular. Khusus program Akta mempunyai kualifikasi

kewenangan tambahan.

Page 24: Web viewSifat intelegen harus ditunjukan sebagai kemahiran, ... masalah perilaku ... kurikulum, persiapan bahan ajar, teknik pengajaran membaca-menulis-mengucapkan

BAB III

PEMBAHASAN

A. Kompetensi Guru PLB

Karakteristik dan sub karakteristik yang ditampilkan kompetensi Guru

berdasarkan hasil kajian pada bab II dipahami secara holistic. Kajian

kompetensi ini dimaksudkan untuk mencari dan menemukan sosok Guru yang

diharapkan dapat berhasil guna dalam menjalankan profesinya di lembaga

PLB.

Kompetensi dalam kajian ini menunjukkan tugas yang seyogyanya

dilakukan oleh Guru PLB. Ada sejumlah tugas ideal yang harus dilakukan

oleh Guru PLB, dan ada tugas yang tidak perlu dilakukan oleh Guru

pendidikan luar biasa, baik karena keterbatasan kompetensi ataupun demi

keberhasilgunaan pendidikan luar biasa yakni, guru PLB seyogyanya tidak

melakukan pencarian donatur dan pengelolaan keuangannya, serta mengelola

lembaga pendidikannya karena merupakan tugas kepala sekolah bersangkutan.

Pengungkapkan tugas yang dapat dilakukan oleh orang lain (seperti oleh

bendahara yayasan) dapat menjadi kendala bagi keberhasil gunaan PLB.

Adanya keterbatasan dari kompetensi Guru PLB merupakan haly yang

wajar bagi sebuah profesi, karena keterbatasan itulah sebuahprofesi disebut

professional.

Page 25: Web viewSifat intelegen harus ditunjukan sebagai kemahiran, ... masalah perilaku ... kurikulum, persiapan bahan ajar, teknik pengajaran membaca-menulis-mengucapkan

B. Standar Pengembangan Program Pendidikan

Aspek esensial dalam standar program pendidikan guru PLB meliputi

aspek, yakni pengalaman belajar yang bersifat praktis dan teoritis.

Pengalaman praktek lapangan dikehendaki dapat dijadikan inti esensial

program pendidikan Guru PLB pada keahlian kekhususan bersifat praktis.

Pengalaman belajar yang dikehendaki ialah agar dapat mengembangkan

pemikiran kreatif dan inovatif serta kebutuhan profesionalisme yang terus

menerus.

C. Alternatif Model Struktur Kurikulum

Ada rasa kekhawatiran mengenai keterampilan professional Guru PLB

yang hanya memiliki satu keahlian kekhususan (spesialisasi) pendidikan anak

luar biasa. Ditinjau dari pengalaman empiris telah terbukti bahwa

pengembangan program pendidikan Guru PLB pada jenjang D 2 (SGPLB)

dan strata satu yang hanya memkali Guru PLB dengan satu kealian

kekhususan (misalnya spesialisasi A, B, atau C dan sebagainya) tidak banyak

menunjukkan hasil gunanya. Hal ini diduga karena kurang efektifnya

perancangan program pendidikan Guru PLB, penempatan Guru PLB

dilembaga pendidikan yang tidak sesuai dengan kewenangan program

pendidikan Guru, penempatan Guru PLB dilembaga utama pelaksanaan

tugasnya, dan adanya tuntutan keadaan dan kemajuan ilmu pendidikan luar

biasa itu sendiri.

Page 26: Web viewSifat intelegen harus ditunjukan sebagai kemahiran, ... masalah perilaku ... kurikulum, persiapan bahan ajar, teknik pengajaran membaca-menulis-mengucapkan

Sekarang ini lembaga kependidikan telah mengubah pengembangan

kemampuan professional Guru PLB perlu memiliki beberapa kemampuan

professional kekhususan. Hal ini dimaksudkan untuk lebih meningkatkan

profesionalisme dan layanan pendidikan kepada anak luar biasa yang

memiliki keragaman dan berbagai kelainan yang disandangnya.

Page 27: Web viewSifat intelegen harus ditunjukan sebagai kemahiran, ... masalah perilaku ... kurikulum, persiapan bahan ajar, teknik pengajaran membaca-menulis-mengucapkan

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari kajian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Study empiris yang melibatkan pakar pendidikan luar biasa sebagai

penimbang ahli, Dosen PLB, Guru, dan kepala SLB/SDLB sebagai

penimbang lapangan perlu dilakukan guna menemukan karakteristik

probadi-sosial-profesional yang diharapkan dimiliki Guru PLB. Dengan

kata lain perlu adanya suatu penelitian tentang profesionalisme Guru

PLB.

2. Standar pengembangan program pendidikan Guru PLB perlu disusun

berdasarkan kualifikasi yang dikehendaki oleh kebutuhan lapangan.

Pendidikan Guru PLB diberikan penekanan yang seimbang pada aspek

teknis, pengetahuan teoritis dan pemikiran filosofis yang mendasari PLB.

Pengalaman belajar dikehendaki oleh standar ini agar diarahkan untuk

membantu calon Guru PLB mengembangkan pemikiran yang kreatif,

inovatif, semangat meneliti dan pertumbuhan professional.

3. Perlu adanya pengembangan struktur kurikulum program pendidikan

Guru PLB yang bersifat alternatife model. Sebagai alternative model,

Page 28: Web viewSifat intelegen harus ditunjukan sebagai kemahiran, ... masalah perilaku ... kurikulum, persiapan bahan ajar, teknik pengajaran membaca-menulis-mengucapkan

struktur tersebut membuka peluang untuk mengalami penyesuaian sesuai

dengan misi dan tujuan lembaga pendidikan Guru PLB.

B. SARAN-SARAN

Berdasarkan hasil kajian ini dapat dikemukakan beberapa saran sebagai

berikut :

1. Lembaga Pendidikan Guru PLB

Lembaga pendidikan Guru PLB seyogyanya dapat melakukan uji

coba dan melakukan suatu penelitian tentang profesionalisme Guru

PLB. Hal ini guna memperoleh masukan baik berupa profil temuan

standar pengembangan, maupun alternative model struktur program

pendidikan luar biasa yang diajukan.

Standar program model struktur kurikulum program pendidikan

Guru luar biasa dapat dijadikan bahan evaluasi program oleh lembaga

pendidikan Guru PLB untuk diadakan perbaikan dan pengembangan.

Lembaga pendidikan Guru PLB bertanggung jawab dan dapat

meningkatkan kemampuan Guru PLB yang telah bertugas, lembaga

tersebut perlu menyelenggarakan program peningkatan dengan

menggunakan profil Guru PLB yang standar.

2. Pelaksanaan Prrogram Pendidikan, Pola Pembinaan dan

Pengembangan Guru PLB

Page 29: Web viewSifat intelegen harus ditunjukan sebagai kemahiran, ... masalah perilaku ... kurikulum, persiapan bahan ajar, teknik pengajaran membaca-menulis-mengucapkan

Pelaksanaan program pendidikan Guru PLB menjadi tanggung

jawab Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi di Tingkat pusat, dan

Universitas (FKIP/FIP) dan Kantor Dinas Propinsi di tingkat daerah,

berkenaan dengan aspek akademik, sarana pendidikan, ketenagaan,

administrasi, secara bersama-sama untuk mengadakan pengembangan

dan implikasinya yang berhubungan dengan kebijakan maupun

operasionalisasi program.

Pola pembinaan dan pengembangan Guru PLB perlu ditangani

bersama-sama dari tahap seleksi calon Guru, pendidikan prajabatan, dan

pendidikan lanjutan setelah bekerja. Pola diarahkan pada ketercapaian

profil Guru PLB yang diinginkan.