File Ograd Agama Islam

download File Ograd Agama Islam

of 25

description

agama

Transcript of File Ograd Agama Islam

1 .studi islam Pengertian studi islamStudi Islam secara etimologis merupakan terjemahan dari Bahasa ArabDirasah Islamiyah.Sedangkan Studi Islam di barat dikenal dengan istilah Islamic Studies. Maka studi Islam secara harfiah adalah kajian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan Islam. Makna ini sangat umum sehingga perlu ada spesifikasi pengertian terminologis tentang studi Islam dalam kajian yang sistematis dan terpadu. Dengan perkataan lain, Studi Islam adalah usaha sadar dan sistematis untuk mengetahui dan memhami serta membahas secara mendalam tentang seluk-beluk atau hal-hal yang berhubungan dengan agama Islam, baik berhubungan dengan ajaran, sejarah maupun praktik-praktik pelaksanaannya secara nyata dalam kehidupan sehari-hari, sepanjang sejarahnya.Studi Islam diarahkan pada kajian keislaman yang mengarah pada tiga hal: 1) Islam yang bermuara pada ketundukan atau berserah diri, 2) Islam dapat dimaknai yang mengarah pada keselamatan dunia dan akhirat, sebab ajaran Islam pada hakikatnya membimbing manusia untuk berbuat kebajikan dan menjauhi semua larangan, 3) Islam bermuara pada kedamaian.Usaha mempelajari agama Islam tersebut dalam kenyataannya bukan hanya dilaksanakan oleh kalangan umat Islam saja, melainkan juga dilaksanakan oleh orang-orang di luar kalangan umat Islam. Studi keislaman di kalangan umat Islam sendiri tentunya sangat berbeda tujuan dam motivasinya dengan yang dilakukan oleh orang-orang di luar kalangan umat Islam. Di kalangan umat Islam, studi keislaman bertujuan untuk memahami dan mendalami serta membahas ajaran-ajaran Islam agar mereka dapat melaksanakan dan mengamalkannya dengan benar. Sedangkan di luar kalangan umat Islam, studi keislaman bertujuan untuk mempelajari seluk-beluk agama dan praktik-praktik keagamaan yang berlaku di kalangan mat Islam, yang semata-mata sebagai ilmu pengetahuan (Islamologi). Namun sebagaimana halnya dengan ilmu-ilmu pengetahuan pada umumnya, maka ilmu pengetahuan tentang seluk-beluk agama dan praktik-praktik keagamaan Islam tersebut bisa dimanfaatkan atau digunakan untuk tujuan-tujuan tertentu, baik yang bersifat positif maupun negative.Para ahli studi keislaman di luar kalangan umat Islam tersebut dikenal dengan kaum orientalis (istisyroqy), yaitu orang-orang Barat yang mengadakan studi tentang dunia Timur, termasuk di kalangan dunia orang Islam. Dalam praktiknya, studi Islam yang dilaukan oleh mereka, terutama pada masa-masa awal mereka melakukan studi tentang dunia Timur, lebih mengarahkan dan menekankan pada pengetahuan tentang kekurangan-kekurangandan kelemahan-kelemahan ajaran agama Islam dan praktik-praktik pemgalaman ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari uamat Islam. Nmaun, pada masa akhir-akhir ini banyak juga di antara para orientalis yang memberikan pandangan-pandangan yang objektif dan bersifat ilmiah terhadap Islam dan umatnya. Tentu saja pandangan-pandangan yang demikian itu kan bisa bermanfaat bagi pengembangan studi-studi keislaman di kalangan umat Islam sendiri.Kenyataan sejarah menunjukkan (terutama setelah masa keemasan Islam dan umat Islam sudah memasuki masa kemundurannya) bahwa pendekatan studi Islam yang mendominasi kalangan umat Islam lebih cenderung bersifat subjektif, apologi, dan doktriner, serta menutup diri terhadap pendekatan yang dilakukan orang luar yang bersifat objektif dan rasional. Dengan pendekatan yang bersifat subjektif apologi dan doktriner tersebut, ajaran agama Islam yang bersumber dari al-Quran dan hadits yang pada dasarnya bersifat rasional dan adaptif terhadap tuntutan perkembangan zaman- telah berkembang menjadi ajaran-ajaran yang baku dan kaku serta tabu terhadap sentuhan-sebtuhan rasional, tuntutan perubahan, dan perkembangan zaman. Bahkan kehidupan serta keagamaan serta budaya umat Islam terkesan mandek, membeku dan ketinggalan zaman. Ironisnya, keadaan yang demikian inilah yang menjadi sasaran objek studi dari kaum orientalis dalam studi keislamannya.Dengan adanya kontak budaya modern dengan budya Islam, mendorong para Ulama tersebut untuk bersikap objektif dan terbuka terhadap pandangan luar yang pada gilirannya pendekatan ilmiah yang bersifat rasional dan objektif pun memasuki dunia Islam, termasuk pula dalam studi keislaman di kalangan umat Islam sendiri. Maka, dengan menampilkan kajian yang objektif dan ilmiah, maka ajaran-ajaran Islam yang diklaim sebagai ajaran universal bisa menjadi berkembang dan menjadi sangat relevan dan dibutuhkan oleh umat Islam serta betul-betul mampu menjawab tantangan zaman. Ruang lingkup studi islamDalam pengertiannya, agama memiliki tiga dimensi atau ruang lingkup bahasan yang sangat umum yaitu :1.aspek spiritual yang mana dalam artiaannya menunjukkan hubungan antara manusia dengan tuhannya. Lebih dalamnya aspek ini berarti mewujudkan adanya ikatan yang harus dipegang dan ditaati oleh para penganutnya, sebagai bentuk penghambaan dan kepatuhan terhadap segala ketentuan yang telah di gariskan oleh Allah.2.Aspek horizontala.hubungan antara manusia dengan manusia yang merupakan salah satu fitrah insaniah yang dimiliki manusia, karena manusia hidup di dunia bukan hanya sebagai manusia individual, melainkan makhluk social.Islam memiliki konsep dasar mengenai hubungan ini yaitu dalam bingkai kekeluargaan, kemasyarakatan, keanekaragaman dan lain-lain.Konsep ini memberikan landasan dan acuan baggi manusi untuk menjalin hubungan yang baik dengan manusia yang lainnya sebagai wujud eksistensi kemanusiaan dan gambaran mengenai ajaran kemasyarakatan, baik yang berbentuk nilai, moral, etika.b.hubungan manusia dengan alam semesta termasuk didalamnya hewan dan tumbuhan serta lingkungan dimana manusia hidup. Yang mana Manusia diberikan wewenang dalam memanfaatkan, mengelola menjaga, merawat dan bertanggung jawab terhadap ciptaan Allah. Karena itu manusia dibekali akal sebagai satu kelebihan.[6]Lebih dalamnya aspek Horizontal mengacu pada keadaan sosial, mengenai bagaimana para penganut ajaran agama menjalin relasi secara positif dan harmonis dengan makhluk ciptaan lain.

Kedudukan Pengantar Study Islam diantara mata kuliah lainDi dalam kedudukan nasional IAIN/STAIN tahun 1997, mata kuliah Metodologi Studi Islam(MSI) didudukkan sebagai salah satu perangkat kelompok Mata Kuliah Umum(MKU). Dalam posisi semacam ini, berarti mata kuliah MSI berfungsi sebagai dasar pembentukan Sarjana Agama Islam yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki wawasan dasar keislaman yang kompreherensif, integral(utuh), dan terbuka, yang di wujudkan dalam sikap, tingkah laku, dan perbuatan, baik dalam kehidupan pribadi, masyarakat, maupun dalam melaksanakan pembangunan nasional.Mempelajari metodologi studi islam diharapkan dapat mengarahkan kita untuk untuk mengadakan usaha-usaha pembaharuan dalam pemikiran ajaran-ajaran islam yang merupakan warisan doktriner yang dianggap sudah mapan dan sudah mandek serta ketinggalan zaman tersebut, agar mampu beradaptasi serta menjawab tantangan serta tuntutan zaman dan modernisasi dunia dengan tetap berpegang terhadap sunber agama islam yang asli, yaitu al-quran dan as-sunnah. Mempelajari metodologi studi islam juga diharapkan mampu memberikan pedoman dan pegangan hidup bagi umat islam agar tetap menjadi muslim yang sejati yang mampu menjawab tantangan serta tuntutan zaman modern maupun era-globalisasi sekarang ini.Maka dari itu kedudukan studi islam sangatlah penting peranannya dari semua disiplin ilmu lain yang menyangkut tentang aspek islam, karena studi islam merupakan disiplin ilmu yang menerangkan dasar seseorang dalam beragama. Oleh karenanya diharapkan mata kuliah ini harus ada dalam setiap studi ilmu khususnya di Indonesia.Dengan mempelajari studi islam, Mahasiswa diharapkan mempunyai pegangan hidup yang pada akhirnya dapat menjadi muslim sejati.

Islam Sebagai Obyek KajianSelama ini kita sudah mengenal Islam, tetapi Islam dalam potret yang bagaimanalah yang kita kenal itu, nampaknya masih merupakan persoalan yang perlu didiskusikan lebih lanjut. Misalnya mengenal Islam dalam potret yang ditampilkan oleh Iqbal dengan nuansa filosofis dan sufistiknya.1Islam yang ditampilkan oleh Fazlur Rahman yang bernuansa historis dan filosofis.2Demikian pula, Islam yang ditampilkan oleh pemikir-pemikir dari Iran seperti Ali Syariati, Sayyed Husain Nasr, Murthada Muthahhari dan lain-lain.3Kenyataan tersebut memperlihatkan adanya dinamika internal di kalangan umat Islam untuk menerjemahkan Islam dalam upaya meresponi berbagai masalah umat yang mendesak. Titik tolak dan tujuan mereka sama, yakni ingin menunjukkan konstribusi Islam sebagai salah satu alternatif dalam memecahkan berbagai masalah umat. Selain itu, kenyataan tersebut menunjukkan bahwa Islam merupakan sebuah agama yang dapat dilihat dari sisi mana saja, dan setiap sisinya akan senantiasa memancarkan cahaya yang terang.Hal senada dikemukakan oleh Taufik Abdullah dan M. Rusli Karim mengenai obyek yang dikaji dalam dunia Islam, bila dilihat pada tataran keberagaman, Islam dapat diwujudkna pada lima dimensi yaitu dimensi idiologis, dimensi intelektual, dimensi eksperiansial, dimensi ritualistik dan dimensi konsekuensial.Dimensi indiologi pada tataran ini, Islam merupakan konsep keprcayaan terhadap tuhan dan hubunganNya dengan manusi dan alam. Pada dimensi ini Islam nampak sebuah konsep yang sarat dengan berbagai aturan. Dimensi intelektual, pada dimensi ini Islam nampak pada sebuah konsep pemikiran keagamaan yang lahir dari kultur yang diakibatkan oleh dinamika pemikiran umat Islam. Dimensi eksperensial, pada dimensi ini Islam dapat dilihat keterlibatan emosional dan sentimentil oleh para pengikutnya dalam melaksanakan ajaran agamanya. Dimensi ritualistik, pada dimensi ini Islam nampak pada pelaksanaan ibadah ritual-formal pemeluknya dan dimensi yang terakhir, dimensi konsekuensial, pada dimensi ini Islam nampak sebagai suatu konsep yang bisa mempengaruhi kehidupan sosial bagi pengikutnya.

Islam Normatif dan HistorisPengertian Islam Normatif dan Islam HistorisKata Normatif berasal dari bahasa Inggrisnormyang berarti norma ajaran, acuan, ketentuan tentang masalah yang baik dan buruk yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan.Sedangkan menurut istilah, Islam Normatif adalah islam pada dimensi sakral yang di akui adanya realitas transendetal yang bersifat mutlak dan universal melampaui ruang dan waktu atau sering disebut realitas ke-Tuhan-an.Sementara kata Historis,Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, historis yaitu berkenaan dengan sejarah, bertalian atau ada hubunganya dengan masa lampau. Sedangkan historisitas yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan sejarah, kesejarahan.Sedangkan menurut istilah, Islam Historis adalah Islam yang tidak bisa dilepaskan dari kesejarahan dan kehidupan manusia yang berada dalam ruang dan waktu.Dari pengertian demikian kita dapat mengatakan bahwa yang dimaksud dengan sejarah Islam adalah peristiwa atau kejadian yang sungguh-sungguh terjadi yang seluruhnya berkaitan dengan ajaran Islam diantara cakupannya itu ada yang berkaitan dengan sejarah proses pertumbuhan, perkembangan dan penyebarannya, tokoh-tokoh yang melakukan pengembangan dan penyebaran agama Islam tersebut, sejarah kemajuan dan kemunduran yang di capai umat Islam dalam berbagai bidang,seperti dalam bidang pengetauan agama dan umum, kebudayaan, arsitektur, politik, pemerintahan, peperangan, pendidikan, ekonomi dan lain sebagainya.Dari semua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa islam secara Normativitas adalah Islam ditinjau dari Wahyu Allah Swt yaitu Al-Quran dan Hadist Nabi, sementara islam secara historitas adalah islam ditinjau dari segi sejarah, mulai sejak abad Nabi Muhammad SAW sampai sekarang.

2.PERKEMBANGAN STUDI ISLAM Perkembangan Studi Islam di Barat.Kemajuan perudaban barat dimulai pada Periode Pertengahan (1250-1800M), yang mana peradaban Islam pada periode ini mengalami stagnasi. Sedangkan peradaban barat mengalarni perkembangan yang sangat pesat dari ilmu pengetahuan dan teknologi sampai sekarang ini. Sebenamya perkembangan tesebut banyak dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan Islam. Sebagaimana kita ketahui bahwa Andalusia (Spanyol) pada massa pemerintahan Bani Abbasiyah adalah merupakan salah satu tempat yang paling utama bagi Eropa dalam menyerap peradaban Islam baik dalam bentuk hubungan politik, sosial maupun perekonomian dan peradaban antar negara Salah satu contoh yang kami ambil adalah pemikiran Ibnu Rusyd yang melepaskan belenggu taklid dan menganjurkan kebebasan berfikir.Dari pemikiran Ibnu Rusyd inilah yang menarik minat orang-orang barat untuk belajar. Diantara pemuda Kristen Empa yang belajar di universitas-universitas Islam di Andalusia, seperti Universitas Codova, Seville, Malaga Granada dan Salamanca Selama mereka belajar di lembaga-lembaga tersebut, mereka aktif menterjemahkan buku-buku karya para ilmuan muslim. Pussat kegiatan terjemahan itu berada di Toledo. Setelah mereka kembali kenegara masing-masing mereka mendirikan sekolah-sekolah dan universitas. Universitas yang pertama mereka dirikan di Eropa pada tahun 1231 Masehi. Jadi sudah jelaslah menunrut kami, bahwa latar belakang berkembanganya Studi Islam di Dunia Barat adalah disebabkan para pelajar barat yang datang ke Jazirah Arabiyah untuk belajar. Disarnping itu juga mereka telah berhasil menterjernahkan karya-karya ilmuan muslim kedalam bahasa latin. Gunakan ini pada akhirnya rnenimbulkan masa pencerahan dan revolusi industri, yang menyebabkan Eropa maju. Dengan demikian Andalusia mempakan sumber-sumber cahaya bagi Eropa, memberikan kepada benua itu manfaat dari ilmu dan budaya Islam selama hampir tiga abad.

Signifikasi Studi Islam di Dunia Barat

Pada dasarnya kebudayaan-kebudayaan kuno dan modern digerakkan oleh komunikasi dan kontak melalui perjalanan, migrasi atau penaklukan. Mereka juga bergerak melalui lukisan, ukiran, monument, peninggalan, buku-buku dan karya seni. Hal ini sepenuhnya benar dalam hal kebudayaan Islam, karena ia dikenal oleh melalui dua saluran pribadi dan penyalinan serta penerjemahan.Mengenai pengertian Studi Islam, dikalangan para ahli masih terdapat perdebatan tentang Studi Islam (agama) dimasukkan kedalam ilmu pengetahuan. Menurut Amin Abdullah Islam kalau dilihat dari normativitas kurang pas untuk dikatakan sebagai disiplin ilmu karena normativitas studi Islam agaknya terbebani oleh misi keagamaan yang bersifat memihah romantis, dan apologis, sehingga kadar muatan analisis. kritis, metodologis, histories, empiris, terutama dalam menelaah teks-teks atau naskah-naskah keagamaan produk sejarah terdahulu kurang begtu ditonjolkan. Sedangkan untuk Studi Islam dilihat dari Historisitas tampaknya tidaklah salahInilah Islam kalau dilihat secara historisitas yakni Islam dalam arti yang dipraktikkan oleh manusia serta tumbuh dan berkernbang dalam sejarah kehidupan manusiA maka Islam dapat dikatakan sebagai sebuah disipiin ilmu, yakni ilmu keIslaman atau Islam Studies.

Islam Sebagai Sains di Dunia Barat

Pada dasarnya Studi Islam dan Sains Islam ada perbedaan dan persamaan-persarnaan studi dan sains adalah sama-sama objek kaliannya adalah ilmu pengetahuan agama. Sedangkan perbedaannya, Studi Islam adalah suatu ilmu pengetahuan yang dirumuskan dari ajaran Islam yang dipraktekkan dalam sejarah dan kehidupan manusia. Sedangkan Sains Islam adalah suatu ilmu pengetahuan yang mencakup bcrbagai pengetahuan modern seperti kedokteran, astronomi, matematika, fisika dan sebagainya yang dibangun atas arahan nilai-nilai islarni. Sains Islam sebagaimana dikernukakan Hussein Nasr adalah sains yang dikembangkan oleh kaum muslimin sejak abad Islam ke-2, yang keadaannnya sudah tentu merupakan salah satu pencapaian besar dalam peradaban Islam.Selama kurang lebih 700 tahun, sejak abad ke-2 hingga ke-9 Masehi, peradaban Islam mungkin merupakan peradaban yang paling produktif dibandingkan peradaban manapun. Dari Studi Islasm inilah membuat orang barat tertarik untuk mempelajari ilmu pengetahuan Islam yang sampai terkenal di Eropa. Hasilnya, menurut Nasution; salah satu contoh kemajuan orang barat adalah Napoleon yang telah melakukan Ekspedisi ke Mesir dengan mernperkenalkan ilmu pengetahuan dengan membawa 167 ahli dalam berbagai cabang ilmu Diapun membawa dua set alat percetakannhuruf Latiq Arab, dan Yunani. Ekspedisi itu datang bukan hanya untuk kepentingan militer, tetapi juga untuk kepentingan ilmiah.Untuk kepentingan ilmiah, Napoleon membentuk lembaga ilmiah yang disebut dengan Institut Egypte yang mempunyai empat bidang ilmu kajian.yaitu ilmu pasti, ilmu kalam. ilmu ekonomi dan politik, serta ilmu sastra dan seni. Betapa gemilangnya kemajuan dunia barat dengan mempelajari dan mendalami studi dan sains Islam. Hal ini terjadi pada akhir tahun l80l Masehi, pada waktu inilah membuka mata umat Islam bahwa mereka telah ketinggalan sangat jauh dalam ilmu pengetahuan maka pada wakru ini dikenal dengan massa islanPeriode Modern.

3.2.4 Dampak yang ditimbulkan dari Perkembangan Studi Islam Bagi Dunia BaratSetelah Studi Islam Berkembangan begitu pesatnya di dunia barat maka mulai tampaklah kelihatan dampak-dampak yang ditimbulkannya mulai dari hal yang positif maupun negatif.

a) Dampak PositifKehadiran Islam di Eropa Spanyol membawa perubahan dalam berbagai segi kehidupan masyarakat, terutama dalam aspek peradaban dan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dari hal ini telah menimbulkan semangat orang barat dalam mempelajari ilmu pengetahuan yang dibawa oleh Islam. Al hasil. maka banyaklah orang barat yang menguasai ilrnu pengetahuan dari Islam. seperti ilmu kimia, ilmu hitung, ilmu tambang (minerologi, meteorology (karya Al Khazini), dan sebagainya.Sedangkan dibidang teknologi adalah orang barat bisa membuat berbagai macam alat industri yang dihasilkan dari observasi atau penelitian. Sekitar abad ke-16 M telah ditemukan sebuah alat perajut kaos kaki.Kemudian tahun 1733 M John Kay telah berhasil mernbuat alat tenun baru yang dapat bekerja lebih cepat dan menghasilkan tenunan yang baik. Pada tahun 1765 M Hargreaves bertrasil membuat arat pintal yang dapat memintal berpuruh-puluh gulung benang sekaligus. Kemudian sekitar tahun l7g0 M ierjadi revolusi industri di Inggris, seperti ditemukannya mesin uap oreh James watt pada tahun 176g M dan arat tenun oreh carturight tahun l7g5 M yang menyebabkan Inggris menjadi negara industri maju.

b) Dampak NegatifDiatas telah kami jelaskan, bagaimana dampak positif dari perkembangan studi Islam di dunia barat. Perlu diketahui disamping adanya dampak positif, ada juga dampak negatif yang ditimbulkannya. Adapun dampak negatif itu adalah dapat kami uraikan sebagai berikut:Seterah bangsa barat menjadi bangsa yang maju dan telah mengarami revolusi dibidang industri. Maka mereka mendapati masalah kekurangan bahan baku daram kegiatan industrinya. Kemudian untuk mencari jalan keluarny mereka berlomba-lomba mencari di dunia Timur, yang kebanyakan dikuasai oleh pemerintahan muslim. Di samping itu mereka juga memerlukan tempat pemasaran baru bagi hasil industrinya ke negara-negara Timur. Sebagai akibatnya banyak negara-negara Barat datang kedunia Timur dan terjadilah Ekspansi besar besaran dalam bidang sosial, politik ekonomi dan sebagainya. Diwaktu itulah terjadi suatu massa koronial dan imperial, yaitu massa dimana bangsa-bangsa Barat melakukan penjajahan terhadap dunia Timur khususnya dunia muslim. Suasana seperti iru menyebabkan dunia Timur mengalami kemunduran dan Barat mencapai kemajuan pesat dari hasir kolonialisme dan imperiarisme atas dunia Timur.Rupanya dampak negatif yang kedua ini adalah bagaikan kacang lupa kulitnya, istilah ini memang pantas ditunjukkan pada orang barat, karena kenapa ? mereka sungguh tidak tahu diri. Ilmu yang berkembang di Dunia barat itu adalah dari isram. akan tetapi mereka mengingkarinya mereka tidak mengakui. Malahan mereka mengakui ilmu tersebut berasal dari peradaban lain, bukan dari peradaban isram. Ada seorang sarjana bernama Max Dimont mengakkan bahwa orang Barat itu menderita Narsisisme, yaitu mereka mengagumi diri mereka sendiri, dan kurang memiliki kesediaan untuk mengakui utang budinya kepada bangsa-bangsa lain. Mereka hanya mengatakan bahwa yang mereka dapatkan itu adalah warisan dari Yunani dan Romawi.

Perkembangan Studi Islam di Negara-Negara BaratDi antara berita gembira ini, yaitu apa yang diriwayatkan oleh Tamin ad dari, ia berkata: aku mendengar rosulullah SAW bersabda yang Artinya, Islam itu akan mencapai wilayah yang dicapai siang dan malam, Allah tidak akan membiarkan rumah yang mewah maupun yang sederhana kecuali akan mamasukan agam ini kedalamnya. Dengan memuliakan orang yang mulia dan dengan menghinakan orang yang hina. Mulia karena dimuliakan oleh Allah disebabkna keIslamannya dan hina karena dihinakan Allah disebabkan kekafirannya." (HR. Ahmad)Makna sampainya Islam ke daerah yang disentuh siang dan malam yaitu tersebarnya Islam keseluruh permukaan bumi, sebagaimana siang dan malam menutupinya, dan masuknya agama ini ke daerah perkotaan maupun pedesaan. Dalam perkembangan studi Islam di Negara-Negara Barat dalam bagian tertentu dibedakan sebagai berikut :Studi Islam mensyaratkan kajian intensif tentang bahasa Arab sebagai bahasa antara pemuda pakar bahasa Arab dali Jerman adalah Johann Jokab Reiske (l716-1774). Kajian-kajian bahasa Arab berkernbarlg secara luas di Eropa. Sejak permulaan abad ke-19, salah satu dari ahli-ahli dalarn bidang ini adalah seorang sarjana Perancis A.i. sylveslre de Sacy (1758-1838).Studi teks hanya dapat dilakukan berdasarkan pada pengetahuan yang solid tentang bahasa Arab dan bahasa Islam yang lain seperti bahasa Persia-Turki, urdu dan melayu-termasuk di dalamnya kritik teks dan sejarah kesustraan. Dengan dernikian edisi-edisi dari teks-teks tersebut dianggap sebagai pra-syarat dalam kajian-kajian tekstual. Keahlian dalam kajian teks, pada gilirannya merupakan pra-syarat dalam kajian sejarah..

Perkembangan studi islam di timurPerkembangan agama Islam tdak lepas dari perembangan ilmu pengetahuan dunia/ umum. Tepatnya padaakhir periode madinah sampai dengan 4 H, fase pertama pendidikan islam masih di masjid-masjiddan rumah-rumah, dengan ciri hafalan.Namun sudah diperkenalkan logika matematika, ilmu alam, kedokteran, kimia, musik, sejarah dan geografi. Selama abad ke-5 H, selama periode Khalifah Abbasyiah, sekolah-sekolah didirikan di kota-kota dan mulai menempati gedung-gedung besar, bukan lagi masjid, dan mulai yang bersifat intelektual, ilmu alam dan ilmu sosial.Berdirinya sistem madrasah adalah di abad 5 H/akhir abad 11 M,justru menjadi titik balik kejayaan. Sebab madrasah dibiayai dan diprakarsai negara. Kemudian madrasah menjadi alat penguasa untuk mempertahankan doktrin-doktrin terutama oleh Kerajaan Fatimah di Kairo. Sebelumnya di sekolah ini diajarkan kimia,kedokteran,filsafat,diganti hanya mempelajari tafsir,kalam fiqih dan bahasa. Matematika hilang dari kurikulum Al-Azhar tahun 1748 M. Memang pada masa kekhalifahan Abbasyiah Al-Mamun (198-218 H/813-833 M), sebelum hancurnya aliran Mutazilah, ilmu-ilmu umum yang bertitik tolak dari nalar dan kajian-kajian empiris dipelajari di madrasah.PengaruhAl-Ghazali (1085-1111 M) disebut sebagai awal pemisahan ilmu agama dengan ilmu umum.Ada beberapa kota yang menjadi pusat kajian islam di zamannya,yaitu Nisyapur,Baghdad,Kairo,Damaskus danJerussalem. Ada empat perguruan tinggi tertua di dunia muslim, yaitu (1) Nizhamiyah di Baghdad (2) Al-Azhar di Kairo Mesir (3) Cordova (bagian barat) dan (4) Kairwan Amir Nizam Al-Muluk di Maroko. Sejarah singkat masing-masing pusat studi islam di gambarkan sebagai berikut:a.Nizhamiyah di BaghdadPerguruan tinggi Nizhamiyah di Baghdad ini berdiri pada tahun 445 H/1063 M.[1]Perguruan tinggi ini dilengkapi dengan perpustakaan yang terpandang kaya raya di baghdad, yakni Bait Al-Hikmah yang dibangun oleh Khalifah Al-Makmun (813-833 M), salah seorang ulama besar yang pernahmengajar di sana, adalah ahli pikir islam terbesar, Abu Hamid Al-Ghazali (1058-1111 M), yang kemudian terkenal dengan sebutan Imam Ghazali.[2]Di lembaga ini ada empat unsur pokok, yakni (1) seorang mudarris (guru besar) yang bertanggung jawab terhadap pengajaran di lembaga pendidikan, muqri (ahli Al-Quran) yang mengajar Al-Quran di masjid, muhaddis (ahli hadis) yang mengajar hadis lembaga pendidikan, dan seorang pustakawan (Bait Al-Maktub) yang bertanggung jawab terhadap perpustakaan, mengajar bahasa dan hal-hal yang terkait.Perguruan tinggi tertua di Baghdad ini hanya sempat hidup hampir dua abad.Yangakhirnyahancur akibat penyerbuan bangsaMongol di bawah pimpinan Hulaghu Khan pada tahun 1258 M.

b.Al-Azhar di Kairo MesirPanglima besar Juhari Al-Siqili pada tahun 362 H/972 M membangun Perguruan Tinggi Al-Azhar dengan kurikulum berdasarkan ajaran sekte Syiah. Pada masa pemerintahan Khalifah Al-Hakim Biamrillah (966-1020), khalifah keenam dari Daulat Fathimiyah, ia pun membangun perpustakaan terbesar di Al-Qahirah untuk mendampingi Perguruan Tinggi Al-Azhar, yang diberi nama Bait Al-Hikmah (Balai ilmu pengetahuan), seperti nama perpustakaan terbesar di Baghdad.Pada tahun 567 H/1171 M Daulat Fathimiyah di tumbangkan oleh Sultan Salahuddin Al-Ayyubi yang mendirikan Daulat Ayyubiyah (1171-1269 M) dan menyatakan tunduk kembali kepada Daulat Abbasyiah di Baghdad. Kurikulum pada perguruan tinggiAl-Azhar lantas mengalami perombakan total,dari aliranSyiahkepada aliranSunni. Ternyata perguruan tinggi al-Azhar ini mampu hidup terus sampai sekarang, yakni sejak abad ke-10 M sampai abad ke-20 M dantampaknya akan tetap selama hidupnya.[3]Universitas al-Azhar dapat dibedakan menjadi dua periode :pertama, periode sebelum tahun 1961 dankedua,periode setelah 1961, dimana fakultas-fakultasnya sama seperti yang ada di IAIN sekarang, dan periode setelah tahun 1961, dimana fakultas-fakultas dan ilmu-ilmu yang dikaji telah meliputi seluruh cabang ilmu pengetahuan umum dan agama. Kalau peride pertama kita sebut periode Qadim (lama), dan kedua sebagai periode Jadid (baru), maka yang dicontoh IAIN selama ini ialah Al-Azhar periode Qadim.c.Perguruan Tinggi CordovaAdapun sejarah singkat Cordova dapat digambarkan demikian, bahwa di tangan Daulat Ummayah, semenanjung Liberia yang berabad-abad sebelumnya terpandang daerah minus, berubah bagaikan disulap menjadi daerah yang makmur dan kaya raya akan pembangunan bendungan-bendungan irigasidi sana sini menuruti contoh lembah Nil dan lembah Ephrate. Bahkan pada masa berikutnya,Cordovamenjadipusat ilmu dan kebudayaan yang gilang gemilang sepanjang zaman tengah.The Historians History of the Worldmenulis tentang peri keadaan pada masa pemerintahan Amir Abdurrahman I (756-788 M) itu,sebagai berikut,demikian tulis buku sejarah terbesar tersebut tentang perikeadaan Andalusia waktu itu, yang merupakan pusat intelektual di eropa dan dikagumi kemakmurannya. Sejarah mencatat, sebagai contoh, bahwa Aelhoud dari Bath (Inggris) belajar ke Cordova pada tahun 1120 M, dan pelajaran yang dituntunnya adalah geometri, algebra (aljabar), matematik. Gerard dari Cremona belajar di Toledo seperti halnya Aelhoud ke Cordova.Begitu pula tokoh-tokoh lainnya.d.Kairawan Nizam al-Muluk di MarokoPerguruan tinggi Kairwan ini berada di kota Fez (Afrika Barat). Perguruan tinggi ini bermula dibangun pada tahun 859 M oleh puteri seorang saudagar hartawan di kota Fez, yang berasal dari Kairawan (Tunisia).Pada tahun 305 H/918 M perguruan tinggi ini diserahkan kepada pemerintah dan sejak saat itu menjadi perguruan tinggi resmi,yang perluasan dan perkembangannya berada di bawah pengawasan dan pembiayaannegara.Seperti halnya perguruan tinggiAl-Azhar,perguruan tinggi Kairawan masih tetap hidup sampai sekarang. Di antara sekian banyak alumninya adalah pejuang nasionalis muslim terkenal, diantaranya adalah Allal Al-Fasi, dan Mahdi Ben Barka, yang berhasil mencapai kemerdekaan Maroko dari penjajahan Perancis sehabis perang Dunia kedua, lalu pejabat PM Maroko di bawah Sultan Muhammad V. Sedangkan ilmuan termasyhur yang pernah menjadi maha gurunya antara lain Ibnu Thufail (1106-1185 M) dan Ibnu Rusyd (1126-1198 M), pada masa Daulat Almuwahhidin dari Eropa, maka nama Avenbacer (Abu bakar Ibnu Thufail) dan Averroes (Ibnu Rusyd) dan Avempas (Ibnu Bajah) dan Alhazem (Imnu Hazmi) dan lainnya, amat populer dan harum di Eropa.Sebagai catatan, perguruan tinggi Al-Azhar (972 M) di Mesir, dan perguruan tinggi Kairwan (859 M) di Maroko, adalah lebih tua dibandingkan dengan perguruan tinggi Oxford (1163 M) dan perguruan tinggi Cambridge (1209 M) di Inggris, dan perguruan tinggi Sorbonne (1253M) di Perancis, perguruan tinggi Tubingen (1477 M) di Jerman, dan perguruan tinggi Edinburg (1582 M) di Skotlandia.Penyebab utama kemunduruan dunia muslim,khususnya di bidang ilmu pengetahuan adalah terpecahnya kekuatan politik yang digoyang oleh tentara bayaranTurki. Kemudian dalam kondisi demikian datang musuh dengan membawa bendera perang salib.Akhirnya,Baghdad sebagai pusat ilmu pengetahuanketika itu dihancurkan Hulaghu Khan tahun 1258 M.Pusat-pusat studi termasuk yang dihancurkan Hulaghu Khan.Dapat di simpulkan dari berbagai perguruan tinggi yang telah muncul di dunia timur tersebut itu membuktikan bahwasannya dunia islam pernah menguasai dunia ilmu pengetahuan khususnya di dunia timur.dan ini juga membuktikan bahwa ajaran agama islam merupakan ajaran yang sempurna baik dari segi ilmu ketuhanan maupun ilmu yang berkaitan dengan dunia.

Perkembangan Studi Islam di Indonesia

Islam di Indonesia secara historis maupun sosiologis sangat komplek, terdapat banyak masalah, misalnya tentang perkembangan dan sejarah awal Islam. Oleh karena itu, para sarjana sering berbeda pendapat.Suatu kenyataan bahwa kedatangan Islam ke Indonesia dlakukan secara damai. Berbeda dengan penyebaran Islam ke Timur Tengah yang dalam beberapa kasus d sertai dengan pendudukan wilayah oleh militer Muslim. Islam dalam batas tertentu disebarkan oleh pedagang, kemudian dilanjutkan oleh para guru agama (dai) dan pengembara sufi. Orang yang terlibat dalam kegiatan dakwa pertama itu tidak bertendensi apa pun selain bertanggung jawab menunaikan kewajiban tanpa pamrih, sehingga nama mereka berlalu begitu saja. Tidak ada catatan sejarah atau pribadi yang dibuat.wilayah Indonesia yang luas dan perbedaan kondisi dan situasi. Maka, wajar jika ada perbedaan pendapat tentang kapan, dimana, dari mana pertama Islam dating ke Nusantara.Ada tiga pendapat tentang waktu masuknya Islam di Nusantara yaitu :1. Islam Masuk ke Indonesia Pada Abad ke 7:a. Seminar masuknya islam di Indonesia (di Aceh) sebagian dasar adalah catatan perjalanan Al masudi, yang menyatakan bahwa pada tahun 675 M, terdapat utusan dari raja Arab Muslim yang berkunjung ke Kalingga. Pada tahun 648 diterangkan telah ada koloni Arab Muslim di pantai timur Sumatera.b. Seminar mengenai Masuknya Islam ke indonesia di medan pada Ahad 21-24 Syawal 1382 H (17-20 maret 1963 H) yang salah satu kesimpulannya adalah Islam telah masuk ke Indonesia langsung dari Arab.c. Dari Harry W. Hazard dalam Atlas of Islamic History (1954), diterangkan bahwa kaum Muslimin masuk ke Indonesia pada abad ke-7 M yang dilakukan oleh para pedagang muslim yang selalu singgah di sumatera dalam perjalannya ke China.d. Dari Gerini dalam Futher India and Indo-Malay Archipelago, di dalamnya menjelaskan bahwa kaum Muslimin sudah ada di kawasan India, Indonesia, dan Malaya antara tahun 606-699 M.e. Prof. Sayed Naguib Al Attas dalam Preliminary Statemate on General Theory of Islamization of Malay-Indonesian Archipelago (1969), di dalamnya mengungkapkan bahwa kaum muslimin sudah ada di kepulauan Malaya-Indonesia pada 672 M.f. Prof. Sayed Qodratullah Fatimy dalam Islam comes to Malaysia mengungkapkan bahwa pada tahun 674 M. kaum Muslimin Arab telah masuk ke Malaya.g. Prof. S. muhammmad Huseyn Nainar, dalam makalah ceramahnya berjudul Islam di India dan hubungannya dengan Indonesia, menyatakan bahwa beberapa sumber tertulis menerangkan kaum Muslimin India pada tahun 687 sudah ada hubungan dengan kaum muslimin Indonesia.h. W.P. Groeneveld dalam Historical Notes on Indonesia and Malaya Compiled From Chinese sources, menjelaskan bahwa pada Hikayat Dinasti Tang memberitahukan adanya Aarb muslim berkunjung ke Holing (Kalingga, tahun 674). (Ta Shih = Arab Muslim).i. T.W. Arnold dalam buku The Preching of Islam a History of The Propagation of The Moslem Faith, menjelaskan bahwa Islam datang dari Arab ke Indonesia pada tahun 1 Hijriyah (Abad 7 M).2. Islam Masuk Ke Indonesia pada Abad ke-11:Satu-satunya sumber ini adalah diketemukannya makam panjang di daerah Leran Manyar, Gresik, yaitu makam Fatimah Binti Maimun dan rombongannya. Pada makam itu terdapat prasati huruf Arab Riqah yang berangka tahun (dimasehikan 1082)3. Islam Masuk Ke Indonesia Pada Abad Ke-13:a. Catatan perjalanan Marcopolo, menyatakan bahwa ia menjumpai adanya kerajaan Islam Ferlec (mungkin Peureulack) di Aceh, pada tahun 1292 M.b. K.F.H. van Langen, berdasarkan berita China telah menyebut adanya kerajaan Pase (mungkin Pasai) di aceh pada 1298 M.c. J.P. Moquette dalam De Grafsteen te Pase en Grisse Vergeleken Met Dergelijk Monumenten uit hindoesten, menyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 13.d. Beberapa sarjana barat seperti R.A Kern; C. Snouck Hurgronje; dan Schrieke, lebih cenderung menyimpulkan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13.e. Pendapat ini juga disampaikan oleh N.H. Krom dan Van Den Berg. Namun, pendapat ini memperoleh sanggahan dari : H. Agus Salim, M. Zainal Arifin Abbas, Sayeg Alwi bin Tahir Alhada, H.M Zainuddin, Hamka, Djuned Parinduri, T.W. Arnold yang berpendapat Islam masuk ke Indonesia telah dimulai sejak abad ke-7 M.Namun secara garis besar perbedaan pendapat itu dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu ;a. Pendapat pertama dipelopori oleh sarjana orientalis Belanda, diantaranya Snouck Hurgronje yang berpendapat bahwa Islam dating ke Indonesia pada abad ke-13 M dari Gujarat (bukan dari Arab langsung) dengan bukti ditemukannya makam Sultan yang beragama Islam pertama Malik as-Sholeh, raja pertama kerajaan Samudra Pasai yang berasal dari Gujarat.b. Pendapat kedua dikemukakan oleh sarjana Muslim, di antaranya Prof. Hamka, yang mengadakan Seminar Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia di Medan tahun 1963.Hamka dan temannya berpendapat bahwa Islam dating ke Indonesia pada abad pertama Hijriyah (+ abad ke-7 sampai 8 M) langsung dari Arab dengan bukti jalur pelayaran yang ramai bersifat internasional.c. Sarjana Muslim Kontemporer seperti Taupik Abdullah mengkompromokan kedua pendapat tersebut. Menurut pendapatnya memang benar Islam sudah datang ke Indonesia sejak abad pertama hijriyah atau abad ke-7 atau 8 M, tetapi baru dianut oleh pedagang Timur Tengah di pelabuhan-pelabuhan. Barulah Islam masuk secara besar-besaran dan mempunyai kekuatan politik pada abad ke-13 dengan berdirinya Kerajaan Samudra Pasai.Berasamaan dengan para pedagang datang pula dai-daI dan musafir-musafir sufi. Melalui jalur pelayaran itu pula mereka dapat berhubungan dengan pedagang dari negeri-negeri di tiga bagian benua Asia itu. Hal itu memungkinkan terjadinya hubungan timbale balik, sehingga timbullah perkampungan masyarakat Muslim. Perkampungan itu tidak hanya bersifat ekonomis, tetapi membentuk struktur pemerintahan dengan mengangkat Meurah Silu, kepala suku kampung Samudra menjadi Sultan Malik as-Sholeh.Dari paparan diatas dapat dijelaskan bahwa tersebarnya Islam ke Indonesia adalah melalui saluran-saluran sebagai berikut;a. Perdagangan yang mempergunakan sarana pelayaran.b. Dakwah, yang dilakukan oleh mubaliq yang berdatangan bersama para pedagang.c. Perkawinan, yaitu perkawinan antara pedagang Muslim, mubaliq dengan anak bangsawan Indonesia. Hal ini akan mempercepat terbentuknya inti social, yaitu keluarga Muslim dan masyarakat. Dengan perkawinan itu secara tidak langsung orang Muslim tersebut status sosialnya dipertinggi dengan sifat charisma kebangsawanan.d. Pendidikan, setelah kedudukan para pedagang mantap, mereka menguasai kekuatan ekonomi di Bandar-bandar seperti Gresik. Pusat-pusat perekonomian itu berkembang menjadi pusat pendidikan dan penyebaran Islam. Pusat pendidikan dan dakwah Islam di kerajaan Samudra Pasai berperan sebagai pusat dakwah pertama yang didatangi pelajar-pelajar dan mengirim mubaliq lokal, diantaranya mengirim Maulana Malik Ibrahim ke Jawa.e. Tasawuf dan Tarekat, sudah diterangkan bahwa bersamaan dengan pedagang, dating pula para ulama, daI, dan sufi pengembara. Para sufi itu ada yang kemudian diangkat menjadi penasihat atau pejabat agama di kerajaan. Kerajaan-kerajaan di Jawa mempunyai nasihat yang bergelar wali, yang dikenal dengan Wali Songo.Para sufi menyebarkan Islam dengan dua cara:a. Dengan membentuk kader mubaliq, agar mampu mengajarkan serta menyebarkan agama Islam di daerah asalnya.b. Melalui karya-karya tulis yang tersebar dan di baca di berbagai tempat. Di abad ke-17, Aceh adalah pusat perkembangan karya-karya keagamaan yang ditulis para ulama dan para sufi.f. Kesenian, saluran yang banyak sekali dilakukan untuk penyebaran Islam terutama di Jawa adalah seni. Wali songo terutama Sunan Kali Jaga, mempergunakan banyak cabang seni untuk islamisasi, seni asitektur, gamelan, wayang, nyanyian, dan seni busana.Melalui saluran-saluran itu Islam secara berangsur-angsur menyebar. Penyebaran islam di Indonesia secara kasar dapat dibagi menjadi tiga tahapan.a. Dimulai dengan kedatangan Islam, yang diikuti oleh kemerosotan kemudian keruntuhan Majapahit pada abad ke-14 sampai ke-15.b. Sejak datang dan mapannya kekuasaan kolonial Belanda di Indonesia sampai abad ke-19.c. Bermula pada awal abad ke-20 dengan terjadinya liberalisasi kebijaksanaan pemerintah kolonial Belanda di Indonesia. Dalam tahapan-tahapan itu akan telihat proses islamisasi sampai mencapai tingkat seperti sekarang.Pada tahap pertama, penyebaran Islam masih relatif di kota pelabuhan. Pada tahap ini ulama-ulama guru tarekat (wali di Jawa) dengan murid-murid mereka memegang peranan penting. Mereka memperoleh patronase dari penguasa local dan dalam banyak kasus penguasaan local juga ikut berperan dalam penyebaran Islam. Islamisasi tahap ini sangat diwarnai aspek tasawuf, meskipun aspek hokum (syariah) juga tidak diabaikan. Hal ini karena Islam tasawuf dengan segala penafsiran mistiknya terhadap Islam dalam beberapa segi tertentu cocok dengan latar belakang masyarakat setempat yang dipengaruhi asketisme Hindu-Budha dan sinkretisme kepercayaan local.Proses islamisasi Nusantara berawal dari kota-kota. Di perkotaan itu sendiri Islam adalah fenomena istana. Istana kerajaan menjadi pusat pengembangan intelektual Islam atas perlindungan resmi penguasa yang disusul kemunculan tokoh-tokoh ulama semacam Hamza Fansuri, Samsuddin, Nuruddin al-Raniri, Abd Rauf Singkel di kerajaan Aceh dan Wali Songo di kerajaan Demak.Tahap kedua, penyebaran Islam terjadi ketika VOC makin mantap menjadi penguasa di Indonesia. Sebenarnya pada abad ke-17 VOC baru nerupakan salah satu kekuatan yang ikut bersaing dalam kompetisi dagang dan politik di kerajaan Islam Nusantara.akan tetapi pada abad ke-18 VOC berhasil tampil sebagai pemegang hegemoni politik di Jawa dengan terjadinya perjanjian Giyanti tahun 1755 yang memecah Mataram menjadi dua; Surakarta dan Yogyakarta. Perjanjian tersebut menjadikan raja-raja Jawa tidak mempunyai wibawa kerena kekuasaan politik telah jatuh ke tangan penjajah, sehingga raja menjadi sangat tergantung kepada VOC.Tahap ketiga, terjadi pada awal abad ke-20, ketika terjadi liberalisasi kebijaksanaan pemerintah Belanda. Ketika pemerintah Belanda mengalami defisit yang tinggi akibat menanggulangi tiga perang besar (Perang Diponegoro, Perang Paderi, dan Perang Aceh) Belanda mengangkat Gubernur Jenderal Johanes Van Den Bosch dengan tugas meningkatkan produktivitas. Untuk itu ia memperkenalkan system tanam paksa yang mengharuskan petani membayar pajak dalam bentuk hasil pertanian yang dipaksakan.Islam datang ke Indonesia membawa berbagai macam perubahan tidak hanya di bidang spiritual namun juga dibidang social dan politik. Lebih-lebih lagi dalam kebangkitan perlawanan nasionalisme dan patriotic melawan kolonialisme-imperialisme bangsa Eropa. Sudah menjadi konsensus umum dari berbagai para ilmuan sosial, baik di Barat maupun di Timur, bahwa bangkitnya Islam pada abad ke-8 M telah membangun dunia baru dengan dasar pemikiran, cita-cita, kebudayaan dan peradaban baru. Kebudayaan dan peradaban baru yang berdaya mengembangkan ilmu pengetahuan di segala bidang beragam cabang-cabangnya. Seperti halnya dengan tiap-tiap peradaban dunia, maka peradaban Islam yang berkembang selama tujuh abad (abad 7-14 M) akhirnya mengalami kemunduran.Menurut Stoddard (1922) sebab kemunduran dunia Islam adalah superstition and mysticism (ketahayulan dan mistik) yang merusak Tauhid.3.3.2. Perkembangan Islam di NusantaraIslam di Indonesia (Asia Tenggara) merupakan salah satu dari tujuh cabang peradaban Islam. Ketujuh cabang peradaban Islam itu secara lengkap adalah peradaban Islam Arab, Islam Persia, Islam Arab Melayu, dan Islam Cina. Kebudayaan peradaban yang disebut Arab Melayu tersebar di wilayah Asia Tenggara memilik ciri-ciri universal menyebabkan peradaban itu tetap mempertahankan bentuk integralitasnya, tetapi pada saat yang sama tetap mempunyai unsur-unsur yang khas kawasan itu.Konversi missal masyarakat Nusantara kepada Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut;a. Portabilitas (siap pakai) system keimanan Islam, sebelum Islam datang, sistem kepercayaan lokal berpusat pada penyembahan arwah nenek moyang yang tidak portable (siap pakai di mana pun dan berlaku kapan pun). Oleh karena itu, para penganut kepercayaan ini tidak boleh jauh dari lingkungannya, sebab kalau jauh mereka tidak akan mendapat perlindungan dari arwah yang mereka puja. Sementara itu, mereka yang karena sesuatu alasan harus meninggalkan lingkungan arwah nenek moyang mencari system keimanan yang berlaku universal, system kepercayaan kepada Tuhan yang berada dimana-mana dan siap memberikan perlindungan dimana pun mereka berada. System kepercayaan ini mereka temukan dalam Islam.b. Asosiasi Islam dengan kekayaan, ketika penduduk pribumi Nusantara bertemu dan berinteraksi dengan orang Muslim pendatang di pelabuhan, mereka adalah pedagang kaya raya. Seperti telah dicatat seorang Spanyol yang mengamati Islamisasi awal Filifina; Orang Moro (Muslim) itu memiliki banyak mas mereka orang kayak arena mereka para pedagang. Karena kekayaan dan kekuatan ekonominya, mereka bisa memainkan peranan penting dalam bidang politik entitas local dan bidangdiplomatik.c. Kejayaan Militer, orang Muslim dipandang perkasa dan tangguh dalam peperangan. Majahpahit telah dikalahkan oleh pejuang Muslim yang tidak bisa ditundukkan secara magis.d. Memperkenalkan Tulisan, agama Islam memperkenalkan tulisan ke berbagai wilayah Asia Tenggara yang sebagian besar belum mengenal tulisan, sedangkan sebagian yang lain sudah mengenal huruf Sanskrit.e. Mengajarkan penghapalan, para penyebar Islam menyandarkan otoritas sakral. Mereka membuat teks tulisan yang ditulis untuk menyampaikan kebenaran yang dapat dipahami dan dihapalkan.f. Kepandaian dalam penyembuhan. Di Jawa terdapat legenda yang mengaitkan penyebaran Islam dengan epidemi yang melanda penduduk. Tradisi tentang konversi kepada Islam berhubungan dengan kepercayaan bahwa tokoh-tokoh Islam pandai menyembuhkan.g. Pengajaran tentang moral. Islam menawarkan keselamatan dari berbagai kekuatan jahat. Misalnya, orang yang taat akan dilindungi Tuhan dari segala arwah dan kekuatan jahat, bahkan orang yang taat akan diberi imbalan surga di akhirat, sebaliknya orang yang sengsara akan mendapatkan balasan yang sama jika mereka saleh.Melalui sebab-sebab itu Islam cepat mendapat pengikut yang banyak. Bahwa pedagang Muslim asal Arab, Persia, India di perkirakan telah sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7 M (ke-1H), ketika Islam di Timur Tengah mulai berkembang ke luar dari jazirah Arab.Menurut J.C Van Leur diperkirakan sejak 674 M telah ada koloni Arab di Barat Laut Sumatra yaitu di Barus. Namun, menurut Taufik Abdullah pada masa itu belum ada bukti bahwa ada di tempat-tempat yang disinggahi pedagang Muslim sudah ada pribumi Nusantara yang beragama Islam.

3.SUMBER AJARAN ISLAM Al-Quran sebagai Sumber Hukum IslamSumber hukumajaran Islam ada tiga.Yakni;Al-Quran, As-Sunnah, dan Ijtihad.Al-Quran adalah firman Allah, dan hadist merupakan sabda Rasulullah Muhammad saw.Sedangkanijtihaddidapatkandarihasil pemikiran para ulamamujtahid(yang berijtihad), dengan tetap mengacu kepada Al-Quran dan As-Sunnah.

Isi Al-Quran meliputi segala hal, mulai soal keimanan atau akidah hingga fenomena alam. Al-Quran mengajari manusia bersikap ilmiah atau berdasarkan ilmu (Q.S. 17:36), mendorong manusia melakukan penelitian untuk menyibak tabir alam (Q.S. 10:101), menaklukkan angkasa luar (Q.S. 55:33), mengabarkan prediksi ilmiah tentang rahim ibu (Q.S. Az-Zumar:6), gaya berat atau gravitasi (Q.S. Ar-Rahman:7), pemuaian alam semesta atauexpanding universe(Q.S. Adz-Dzariyat:47, Al-Anbiya: 104, Yasin:38), tentang ruang hampa di angkasa luar (Q.S. Al-Anam:125), tentang geologi, gerak rotasi, dan revolusi planet bumi (Q.S. An-Naml:88) danmasih sangat banyak lagi.

1.Peranan dan Fungsi Al-QuranSecara garis besar,fungsi atau peranan Al-Quran yang sangat penting untuk dipahami seorang Muslim ada tiga. Yakni Al-Quranberfungsi sebagai mukjizat bagi Rasulullah Muhammad saw (QS 17:88; QS 10:38), sebagai pedoman hidup bagi setiap Muslim (QS 4:105; QS 5:49-50; QS 45:20), serta sebagai korekter atau penyempurna terhadap kitab-kitab yang pernah Allah Swt. turunkan sebelumnya (QS 5:48,15; QS 16:64), dan ini bernilai abadi atau berlaku sepanjang zaman.

a.Al-Quran sebagai MujizatDalam bahasa Arab, mukjizat berasal dari kataajzyang berarti lemah, kebalikan dariqudrah(kuasa). Sedangkanijazberarti membuktikan kelemahan.Mujizadalah sesuatu yang melemahkan atau membuat yang lain menjadi lemah, tidak berdaya. Setiap mukzijat biasanya turun untuk memberikan tantangan bagi situasi zaman itu. Ketika pada zaman Nabi Musa para tukang sihir sangat berkuasa dan mereka mencapai puncak kemampuannya dalam ilmu sihir, Nabi Musa datang dengan membawa mukjizat yang mampu melumpuhkan tipu daya para tukang sihir tersebut. Bukankah mukjizat berarti yang melumpuhkan atau yang membuat lemah? Rasulullah saw. pun hadir pada suatu zaman ketika sastra Arab mencapai puncak ketinggiannya. Beliau datang dengan Al-Quran yang memiliki gaya bahasa tingkat tinggi yang mampu melumpuhkan seluruh penyair yang ada pada zaman itu.

Selain keindahan gaya bahasanya, ada petunjuk-petujuk sangat jelas lainnya yang memperlihatkan bahwa Al-Quran datang dari Allah Swt. dengan segala kemukjizatannya. Ayat-ayat yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan misalnya, dapat meyakinkan setiap orang yang mau berpikir bahwa Al-Quran adalah firman-firman Allah Swt., tidak mungkin ciptaan manusia apalagi ciptaan Nabi Muhammad saw. yangummi(QS 7:158) yang hidup pada awal abad keenam Masehi (571-632 M). Di antara ayat-ayat tersebut umpamanya: QS 39:6; QS 6:125; QS 23:12,13,14; QS 51:49; QS 41:11-41; QS 21:30-33; QS 51:7,49, dan lain-lain.Ada pula ayat-ayat yang berhubungan dengan sejarah seperti tentang kekuasaan di Mesir, Negeri Saba. Tsamud, Aad, Nabi Adam, Nabi Yusuf, Nabi Dawud, Nabi Sulaiman, Nabi Musa, dan sebagainya. Ayat-ayat ini dapat memberikan keyakinan kepada kita bahwa Al-Quran adalah wahyu Allah bukan ciptaan manusia. Ayat-ayat yang berhubungan dengan ramalan-ramalan khusus yang kemudian dibuktikan oleh sejarah seperti tentang bangsa Romawi, berpecah-belahnya Kristen, dan lain-lain juga menjadi bukti lagi kepada kita bahwa Al-Quran adalah wahyu dari Allah Swt. yang disampaikan melalui lisan utusan-Nya.

b.Al-Quran sebagai Pedoman HidupSebagai pedoman hidup, Al-Quran banyak mengemukakan pokok-pokok serta prinsip-prinsip umum pengaturan hidup dalam hubungan antara manusia dengan Allah dan mahluk lainnya. Di dalamnya terdapat peraturan-peraturan seperti:beribadah langsungkepada Allah Swt,berkeluarga,bermasyarakat, berdagang,utang-piutang,kewarisan,pendidikan dan pengajaran,pidana, dan aspek-aspek kehidupan lainnya yang oleh Allah Swt. dijamin dapat berlaku dan dapat sesuai pada setiap tempat dan setiap waktu.

Setiap Muslim diperintahkan untuk melakukan seluruh tata nilai tersebut dalam kehidupannya. Sikap memilih sebagian dan menolak sebagian tata nilai itu dipandang Al-Quran sebagai bentuk pelanggaran dan dosa. Melaksanakannya dinilai ibadah, memperjuangkannya dinilai sebagai perjuangan suci, mati karenanya dinilai sebagai mati syahid, hijrah karena memperjuangkannya dinilai sebagai pengabdian yang tinggi, dan tidak mau melaksanakannya dinilai sebagai zalim, fasiq, dan kafir.

c.Al-Quran sebagai KorektorSebagai korektor, Al-Quran banyak mengungkapkan persoalan-persoalan yang dibahas oleh kitab-kitab suci sebelumnya, semacam Taurat dan Injil yang dinilai tidak lagi sesuai dengan ajaran yang telah diturunkan oleh Allah Swt. Ketidaksesuaian tersebut menyangkut sejarah orang-orang tertentu, hukum-hukum, prinsip-prinsip ketuhanan, dan sebagainya.Ada beberapa contoh koreksian yang diungkapkan oleh Al-Quran terhadap kitab-kitab terdahulu tersebut, antara lain:

Tentang ajaran Trinitas (QS 5:73)Tentang Nabi Isa (QS 3:49,59; QS 5:72,76)Tentang peristiwa penyaliban Nabi Isa (4:157-158)Tentang Nabi Luth (QS 29:28-30; QS 7:80-84) perhatikan (Genesis, 19:33-36)Tentang Nabi Harun (QS 20:90-94) perhatikan (Keluaran, 37:2-4)Tentang Nabi Sulaiman (QS 2:102; QS 27:15-44) perhatikan (Raja-Raja, 21:4-5) dan sebagainya.

Al-Sunnah Sebagai Ajaran IslamAl sunnah sebagai sumber ajaran islam yang kedua berfungsi untuk menjelaskan isi al Qur'an yang masih bersifat global. Berikut ini Pendekatan normatif al sunnah sebagai sumber ajaran islam yaitu:didasarkan pada keimanandidasarkan pada al Qur'andidasarkan pada hadisberdasarkan ijma' dari uraian di atas maka jelaslah ada persamaan dan perbedaan anta pengertian dari:hadis: segala yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW, baik berupa perkataan(Qauli), perbuatan(Fi'li), maupun ketetapan(Taqriri).Sunnah: segala yang diperintahkan, dilarang, dan dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, dan merupakan kebiasaan yang dilakukan berulang kali.Khobar: sesuatau yang datang dari selain Nabi.Atsar: sesuatu yang berasal dari sahabat Nabi. Al Sunnah dijadikan sebagai sumber ajaran Islam yang ke dua karena mempunyai fungsi sebagai Bayan Al taqrir, Bayan At tafsir, Bayan At tasyri', Bayan An naskh.

4. PENGELOMPOKAN KEILMUAN DALAM ISLAM Perspektif BayaniKata bayani berasal dari bahasa Arab yaitu al-bayani yang secara harfiyah bermakna sesuatu yang jauh atau sesuatu yang terbuka.Namun secara termenologi, ulama berbeda pendapat dalam mendefinisikan al-bayani, ulama ilmu al-balagah misalnya, mendefinisikan al-bayan sebagai sebuah ilmu yang dapat mengetahui satu arti dengan melalui beberapa cara atau metode sepertitasybih(penyerupaan),majazdan kinayah.Ulama kalam (theology) mengatakan bahwa al-baya>n adalah dalil yang dapat menjelaskan hukum. Sebagian yang lain mengatakan bahwa al-bayan adalah ilmu baru yang dapat menjelaskan sesuatu atau ilmu yang dapat mengeluarkan sesuatu dari kondisi samar kepada kondisi jelas.Namun dalam epistemologi Islam,bayani adalah metode pemikiran khas Arab yang menekankan pada otoritas teks (nas), secara langsung atau tidak langsung, dan dijustifikasi oleh akal kebahasaan yang digali lewat inferensi (istidlal).Oleh karena itu, secara langsung bayani adalah memahami teks sebagai pengetahuan jadi dan langsung mengaplikasikan tanpa perlu pemikiran. Namun secara tidak langsung bayani berarti memahami teks sebagai pengetahuan mentah sehingga perlu tafsir dan penalaran. Meski demikian, hal ini tidak berarti akal atau rasio bisa bebas menentukan makna dan maksudnya, tetapi tetap harus bersandar pada teks. Sehingga dalam bayani, rasio dianggap tidak mampu memberikan pengetahuan kecuali disandarkan pada teks. Dalam perspektif keagamaan, sasaran bidik metode bayani adalah aspek eksoterik (syariat).Dengan demikian, epistemologi bayani pada dasarnya telah digunakan oleh parafuqaha'(pakar fiqhi),mutakallimun(Theolog) danus ulliyun(Pakarus ul al-fiqhi). Di mana mereka menggunkan bayani untuk:a.Memahami atau menganalisis teks guna menemukan atau mendapatkan makna yang dikandung atau dikehendaki dalam lafaz, dengan kata lain pendekatan ini dipergunakan untuk mengeluarkan makna zahir dari lafaz yang zahir pula.b.Istinba (Pengkajian) hukum-hukum darial-nusus, al-diniyah(al-Qur'an dan Hadis).Dalam bahasa filsafat yang disederhanakan, pendekatan bayani dapat diartikan sebagai model metodologi berpikir yang didasarkan atas teks. Dalam hal ini teks sucilah yang memilki otoritas penuh menentukan arah kebenaran. Fungsi akal hanya sebagai pengawal makna yang terkandung di dalamnya yang dapat diketehui melalui pencermatan hubungan antara makna dan lafaz.Hubungan antara makna dan lafaz dapat dilihat dari segi:a.Maknawad'i, untuk apa makna teks itu dirumuskan yang meliputi maknakhas'amdanmusytarak.b.Maknaisti'mali, yaitu makna apa yang digunakan oleh teks, meliputi makna haqiqahdan makna majaz.c.Darajat al-wud}uh, yaitu sifat dan kualitas lafaz, meliputimuhkam,mufassar,zahir, khafi, musykil, mujmal, dan mutasyabih.d.Turuq al-dilalah, yaitu penunjukan lafaz terhadap makna, meliputidilalah al-manzumdandilalah al-mafhum. Perspektif BurhaniBurhani merupakan bahasa Arab yang secara harfiyah berarti mensucikan atau menjernihkan.Menurut ulama ushul,al-burhanadalah sesuatu yang memisahkan kebenaran dari kebatilan dan membedakan yang benar dari yang salah melalui penjelasan.Al-Jabiri mendekatinya melalui sistem epistemologi yang ia bangun dengan metodologi berpikir yang khas, bukan menurut terminologimantiqi dan juga tidak dalam pengertian umum, dan berbeda dari yang lain. Epistemologi tersebut pada abad-abad pertengahan menempati wilayah pergumulan kebudayaan Arab Islam yang mendampingi epistemologibayani dan`irfaniEpistemologiburhanimenekankan visinya pada potensi bawaan manusia secara naluriyah, inderawi, eksperimentasi, dan konseptualisasi(al-hiss, al tajribah wa muhakamah 'aqliyah).Jadi epistemologiburhaniadalah epistemologi yang berpandangan bahwa sumber ilmu pengetahuan adalah akal. Akal menurut epistemologi ini mempunyai kemampuan untuk menemukan berbagai pengetahuan, bahkan dalam bidang agama sekalipun akal mampu untuk mengetahuinya, seperti masalah baik dan buruk (tansin dantawbih). Epistemologiburhaniini dalam bidang keagamaan banyak dipakai oleh aliran berpaham rasionalis seperti Mutazilah dan ulama-ulama moderat.Dalam filsafat,baik filsafat Islam maupun filsafat Barat istilah yang seringkali digunakan adalah rasionalisme yaitu aliran ini menyatakan bahwa akal (reason) merupakan dasar kepastian dan kebenaran pengetahuan, walaupun belum didukung oleh fakta empiris. Tokohnya adalah Rene Descartes (15961650, Baruch Spinoza (1632 1677) dan Gottried Leibniz (1646 1716).Sementara dalam ilmu tafsir istilah yang sering digunakan pada makna burhani adalahtafsir bi al-rayi.Jika melihat pernyataan al-Qur'an, maka akandijumpai sekian banyak ayat yang memerintahkan manusia untuk menggunakan nalarnya dalam menimbang ide yang masuk ke dalam benaknya. Banyak ayat yang berbicara tentang hal ini dengan berbagai redaksi sepertita'qilun,tatafakkarun,tadabbarun.dan lain-lain. lni membuktikan bahwa akal pun mampu meraih pengetahuan dan kebenaran selama ia digunakan dalam wilayah kerjanya.

Perspektif IrfaniIrfani merupakan bahasa Arab yang terdiri dari huruf- -memiliki dua makna asli, yaitu sesuatu yang berurutan yang sambung satu sama lain dan bermakna diam dan tenang.Namun secara harfiyahal-irfanadalah mengetahui sesuatu dengan berfikir dan mengkaji secara dalam. Dengan demikianal-irfanlebih khusus dari padaal-ilm.Secara termenologi, irfani adalah pengungkapan atas pengetahuan yang diperoleh lewat penyinaran hakikat oleh Tuhan kepada hambanya (al-kasyf) setelah melaluiriyad}ah.Contoh konkrit dari pendekatan 'irfani lainnya adalah falsafahisyraqi yang memandang pengetahuan diskursif (al-hikmah al-batiniyyah) harus dipadu secara kreatif harmonis dengan pengetahuan intuitif (al-hikmah al-zawqiyah). Dengan pemaduan tersebut pengetahuan yang diperoleh menjadi pengetahuan yang mencerahkan, bahkan akan mencapaial-hikmah al-haqiqiyyah. Pengalaman batin Rasulullah saw. dalam menerima wahyu al-Qur'an merupakan contoh konkrit dari pengetahuan irfani.Dapat dikatakan, meski pengetahuan irfani bersifat subyekyif, namun semua orang dapat merasakan kebenarannya. Artinya, setiap orang dapat melakukan dengan tingkatan dan kadarnya sendiri-sendiri, maka validitas kebenarannya bersifat intersubyektif dan peran akal bersifat partisipatif.Implikasi dari pengetahuan 'irfani dalam konteks pemikiran keislaman, adalah menghampiri agama-agama pada tataran substantif dan esensi spiritualitasnya, dan mengembangkannya dengan penuh kesadaran akan adanya pengalaman keagamaan orang lain (the otherness) yang berbeda aksidensi dan ekspresinya, namun memiliki substansi dan esensi yang kurang lebih sama.Dalam filsafat, irfani lebih dikenal dengan istilah intuisi. Dengan intuisi, manusia memperoleh pengetahuan secara tiba-tiba tanpa melalui proses penalaran tertentu. Ciri khas intuisi antara lain;Tauqi(rasa) yaitu melalui pengalaman langsung,ilmu huduriyaitu kehadiran objek dalam diri subjek, dan eksistensial yaitu tanpa melalui kategorisasi akan tetapi mengenalnya secara intim. Henry Bergson menganggap intuisi merupakan hasil dari evolusi pemikiran yang tertinggi, tetapi bersifat personal.Dalam surah pertama yang diturunkan kepada Rasulullah saw., dijelaskan bahwa ada dua cara mendapatkan pengetahuan. pertama melalui "pena" (tulisan) yang harus dibaca oleh manusia dan yang kedua melalui pengajaran secara langsung tanpa alat. Cara yang kedua ini dikenal dengan istilah'llm Ladunnyseperti ilmu yang diperoleh oleh Nabi Haidir: Artinya: Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba kami, yang Telah kami berikan kepadanya rahmat dari sisi kami, dan yang Telah kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.Pengetahuan intuisi ada yang berdasar pengalaman indrawi seperti aroma atau warna sesuatu, ada yang langsung diraih melalui nalar dan bersifat aksioma seperti A adalah A, ada juga ide cemerlang secara tiba-tiba seperti halnya Newton ( 1642-1727 M) menemukan gaya gravitasi setelah melihat sebuah apel yang terjatuh tidak jauh dari tempat ia duduk dan ada juga berupa mimpi seperti mimpi Nabi Yusuf as. dan Nabi Ibrahim as.Mengenaitaksonomi epistemologi pengetahuanirfaniadalah dari segi sumber pengetahuan, iabersumber dari kedalaman wujud sangarifitu sendiri; dari segi media/alat pengetahuan,iabersumber dari kedalaman-kesejatian wujud sangarif; dari segi objek pengetahuan, iamenjadikan wujud sebagai objek kajiannya; dari segi cara memperoleh pengetahuan,iadiperoleh dengan cara menyelami wujud kedirian melalui metoderiyad}ah.

5. PENDEKATAN DALAM STUDI ISL

Dalam Kamus Bahasa Indonesia, pendekatan adalah 1). Proses perbuatan, cara mendekati, 2). Usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti; metode- metode untuk mencapai pengertian tentang masalah penelitian.Dalam bahasa Inggris, pendekatan diistilahkan dengan: approach dan dalam bahasa Arab disebut dengan madkhal .Secara terminology, Mulyanto Sumardi menyatakan, bahwa pendekatan selalu terkait dengan tujuan, metode, dan tekhnik. Adapun yang dimaksud dengan pendekatan disini adalah cara pandang atau paradigma yang terdapat dalam suatu bidang ilmu yang selanjutnya digunakan dalam memahami agama.

PENDEKATAN NORMATIFNormatif adalah peraturan yang mengatur tentang baik buruknya perbuatan berdasarkan norma yang berlaku.Normaadalah aturan yang berlaku di kehidupan bermasyarakat yang bertujuan untuk mencapai kehidupan masyarakat yang aman, tertib dan sentosa. MenurutLubis(2011)Pendekatan normatifadalah sebuah pendekatan yang lebih menekankan aspek norma-norma dalam ajaran Islam sebagaimana terdapat dalam Alquran dan Sunnah.Pendekatan normatif diklasifikasikan menjadi tiga:1.Missionaris tradisionalYaitu pendekatan yang bertujuan merubah suatu masyarakat agar masuk agama tertentu diserta penyakinan akan pentingnya peradaban missionaris.2.ApologetikPendekatan yang bertujuan untuk menguatkan keimanan suatu kaum yang terlindas arus modernitas agar bangkit dan percaya diri dengan identitas keislamannya.3.IrenicPendekatan yang dilakukan untuk menyatukan non muslim yang berorientasi negatif tentang orang muslim, dengan Muslim yang berorientasi menyimpang. Supaya tercapai perdamaian bangsa dan hilangnya prasangka, perlawanan dan saling menghina.Kajian islam normative melahirkan tradisi teks : tafsir, teologi, fiqh, tasawuf,filsafatTafsir: tradisi penjelasan dan pemaknaan kitab suciTeologi: tradisi pemikiran tentang persoalan ketuhananFiqh: tradisi pemikiran dalam bidang yurisprudensi (tata hukum)Tasawuf: tradisi pemikiran dan laku dalam pendekatan diri pada TuhanFilsafat : tradisi pemikiran dalam bidang hakikat kenyataan, kebenaran dan kebaikanDisamping itu bahwa pendekatan normatif digunakan untuk memahami Islam yang terkandung dalam kitab suci. Melalui metode pendekatan normatif ini seseorang memulainya dari meyakini Islam sebagai agama yang mutlak benar. Hal ini didasarkan pada alasan, karena agama berasal dari Tuhan dari apa yang berasal dari Tuhan mutlak benar, maka agama pun mutlak benar Setelah itu dilanjutkan dengan melihat agama sebagaimana norma ajaran yang berkaitan dengan berbagai aspek kehidupan manusia yang secara keseluruhan diyakini amat ideal. Melalui metode normatif yang tergolong tua usianya ini dapat dihasilkan keyakinan dan kecintaan yang kuat, kokoh, dan militan pada Islam, sedangkan dengan metode ilmiah yang dinilai sebagai tergolong Muda usianya ini dapat dihasilkan kemampuan menerapkan Islam yang diyakini dan dicintainya itu dalam kenyataan hidup serta memberi jawaban terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi manusia.

Pendekatan social humaniora

Menurut Taufik Abdullah, ilmu terbagi dalam dua kategori besar yaitu ilmu eksakta dan noneksakta. Khusus ilmu noneksakta dipilah menjadi dua; ilmu humaniora danilmu sosial. Ilmu yang berkaitan dengan filsafat, sastra, seni, dan bahasa dikategorikan dalamilmu humaniora, sedangkan di luar itu adalah ilmu sosial.Pendapat serupa disampaikan Helius Syamsudin, bahwa pengetahuan manusia (human knowledge) umumnya dapat diklasifikasikan atas tiga kelompok besar, yaitu ilmu-ilmu alamiah (natural sciences),ilmu-ilmu sosial(social sciences),dan ilmu-ilmu kemanusiaan (humanities).Ilmu alamiah mengkaji lingkungan hidup manusia, ilmu sosial mengkaji manusia dalam hubungannya dengan manusia-manusia lainnya, dan ilmu-ilmu kemanusiaan mengkaji manivestasi-manivestasi (eksistensi) kejiwaan manusia.Sebagaimana disinggung di atas, bahwa ilmu-ilmu sosial adalah ilmu yang mempelajari manusia dalam hubungannya dengan manusia-manusia lainnya. Definisi serupa disampaikan Taufik Abdullah (2006:31), ilmu sosial adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kehidupan bersama . Sedangkan Dadang Supardan (2008:34-35) menyampaikan ilmu sosial (socialscience) adalah ilmu yang mempelajari perilaku dan aktivitas sosialdalam kehidupan bersama. Jadi yang dimaksud ilmu-ilmu sosial (socialsciences) adalah kelompok disiplin ilmu yang mempelajari aktivitas manusia dalam hubungannya dengan sesamanya.Objek material dari studi ilmu-ilmu sosial adalah berupa tingkah laku dalam tindakan yang khas manusia, ia bersifat bebas dan tidak bersifat deterministik, ia mengandung : pilihan, tanggung jawab, makna, pernyataan privat dan internal, konvensi, motif dan sebagainya (Tim Dosen Filsafat Ilmu). Aktivitas manusia tersebut termasuk berpikir, bersikap, dan berperilaku dalam menjalin hubungan sosial diantara sesamanya dan bersifat kondisionalitas. Dengan kata lain objek tersebutsebagai gejala sosial. Gejala sosial memiliki karakteristik fisik namun diperlukan penjelasan yang lebih dalam untuk mampu menerangkan gejala tersebut, sebab tidak hanya mencakup fisik tetapi juga aspek sosiologis, psikologis, maupun kombinasi berbagai aspek.Dalam sosiologi ada peranata sosial. Peranata adalah sistem norma atau aturan-aturan mengenai aktifitas masyarakat, sedangkan sosial secara sederhana adalah masyarakat. Maka Pranata Sosial adalah himpunan kaedah-kaedah atau aturan-aturan tanya dipahami, dihargai, dan ditaati oleh warga masyarakat serta bertujuan untuk mengatur kehidupan masyarakat.Pelapisan Sosial adalah perbedaan penduduk. Adapun wujud pelapisan masyarakat adalah :Tinggi-RendahBangsawan/berdarah biru-rakyat biasaSuperior-inferiorUnggul-BiasaPriyayi-Wong cilik, dan semacamnya.Munculnya Pelapisan Sosial akibat karna adanya sesuatu yang di hargai oleh masyarakat, yakni harta benda, ilmu pengetahuan, kekuasaan, keturunan keluarga terhormat, kesolehan dalam agama, dan lain sebagainya.Teori-teori lain yang berhubungan dengan pendekatan sosiologi adalah:Teori EvolusiTeori Fungsionalis StrukturalTeori ModernisasiTeori Sumber daya ManusiaTeori KonflikTeori KetergantunganTeori PembebasanSebagai tambahan, dalam kaitannya dengan agama Islam sebagai gejala sosial. Awalnya sosiologi agama mempelajari hubungan timbal balik antara agama dan masyarakat. Belakangan, sosiologi agama mempelajari bagaimana agama mempengaruhi masyarakat, dan boleh jadi masyarakat mempengaruhi konsep agama.

6. ISU AKTUAL DALAM STUDI ISLAM.

PLURALISME Pengertian PluralismeSecara etimologi pluralisme berasal dari kata plural (inggris) yang berarti lebih dari satu atau banyak dan berkenaan dengan keanekaraagamaan dan isme yang berarti paham.Dengan demikian pluralisme berarti paham kemajemukan[1].Ada dua perspektif dalam memahami pluralisme.Anti pluralis menggangap pluralisme sebagai menyamakan semua agama (sinkretik).Sedangkan orang yang pro dengan pluralisme memaknai pluralisme sebagaimenghargai antar umat beragama,tidak menghakimi agama lain, serta tidak merasa agamanya paling benar.Wacana tentang pluralisme masih begitu penting karena masih terkait dengan hal penting dan sensitif yaitu masalah teologis. Tidak semua umat beragama sepakat mengatakan ada kebenaran lain diluar agamanya. Sikap dan Pemahaman Umat Islam Terhadap Pluralisme

Hubungan sosial antara umat manusia membuka dua pilihan yaitu harmoni atau konflik. Harmoni terbangun ketika masing-masing berusaha untuk saling memahami, saling toleransi dan menghilangkan berbagai prasangka negatif terhadap orang lain.Dengan cara tersebut, akan tercipta suatu kehidupan yang rukun, nyaman, tentram dan penuh kedamaian. Sebaliknya, konflik terjadi ketika masing-masing pihak memegang dengan teguh kebenaran yang diyakininya. Melihat pihak lain sebagai lawan yang harus dikuasai dan ditundukkan. Sikap itulah yang merupakan penyebab suatu konflik yang tidak dapat dihindari. Perbenturan kepentingan, hasrat yang menguasai dan sikap arogan menjadi sebablahir dan berkembangnya sebuah konflik pluralisme.Pemahaman masyarakat terhadap pluralisme sangat beragam, diantaranya ada yang berkonotasi positif, netral, dan negatif. Meraka yang memaknai secara negatif melihat pluralisme sebagai konsep yang sarat kepentingan ideologis, imperialis, bahkan teologis. Sikap mencurigai dan memusuhi terhadap pluralisme menjadi bahan perdebatan secara sengit merupakan bentuk interpretasi negatif atas konsep ini[3]. Dalam pandangan meraka yang mengartikan pluralisme secara negatif, dinilai sama dengan relativisme yaitu pandangan yang melihat tidak ada kebenaran yang mutlak atas sebuah agama. Masing-masing agama memiliki kebenaran yang bisa berubah setiap saat, sehingga kebenaran yang ada dalam setiap agama relatif sifatnya. Dengan pandangan ini ,makapluralisme dinilai sebagai hal yang membahayakan aqidah. Padahal makna pluralisme tidaklah sama dengan relativisme.Setiap agama mempunyai dua wilayah ajaran,yaitu :a.Wilayah agama dan Aqidah.Di wilayah inilah tidak boleh ada kerja sama antar pemeluk agama,karena akan menyebabakan kemurtadan.b.Wilayah sosial.Hampir setiap agama mengajarkan hal yang sama. Tiap pemeluk agama diharuskan untuk dapat menghargai antar pemeluk agama.Jadi,dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Islam mengakui adanyapluralisme dalam wilayah sosial,akan tetapi untuk pluralisme agama dan aqidah,Islam hanya mengakui keberadaan dan identitas tiap-tiap agama tanpa mengakui kebenarannya. Solusi PluralismeDalam memahami dan upaya untuk mengatasi masalah-masalah tersebut jelas dibutuhkan kesadaran dan pemahaman yang kuat akan pentingnya kerukunan antar agama. Itulah sebabnya menjadi sangat penting untuk menumbuhkan kesadaran pluralisme di kalangan masyarakat. Bahwa perbedaan agama diantara mereka bukanlah penghalang untuk menjalin sebuah kerjasama dan kedamaian dunia ini. Islam sendiri mengajarkan bahwa kebebasan memilih agama merupakan hak asasi manusia yang harus dihormati. Seperti yang kita ketahui kemajemukan masyarakat indonesia adalah sebuah realitas, dan dalam kemajemukan itu tidak boleh dibiarkan adanya sikap-sikap dan tindakan diskriminatif.Adapun untuk memecahkan masalah pluralitas agama dan keyakinan, Islam memiliki sikap dengan pandangan yang jelas, yakni mengakui identitas agama-agama selain Islam, dan membiarkan pemeluknya tetap dalam agama dan keyakinannya. Islam tidak akan menghilanghkan identitas agama-agama selain Islam. HAM

Definisi HAM

HAM merupakan upaya untuk mendudukkan manusia sebagaimana mestinya dengan memberikan hak- haknya tanpa ada diskriminasi.Kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, di antara salah satu asasnya adalah asas kebebasan/kemerdekaan (al-Hurriyah). Kebebasan ini meliputi kebebasan berfikir, kebebasan menyatakan pendapat, kebebasan menuntut ilmu, kebebasan memiliki harta/benda dan kebebasan beragama. Dalam kebebasan beragama ini, Islam mengajarkan bahwa manusia untuk menganut suatu agama tidak perlu ada paksaan dan tidak perlu memaksakan orang lain seperti yang tercantum dalam Quran suratAl Baqarah ayat 256 danYunus ayat 99.

Sikap dan Pemahaman Islam tentang HAMMasalah yang dihadapi umat Islam berkenaan dengan HAM universal adalah tentang rincian spesifik yang dikeluarkan oleh Majlis Umum PBB di bulan Desember 1948 masalah kebebasan seorang mengubah keyakinan(konversi agama)[14].Permasalahan selanjutnya mengarah pada pandangan Islam mengenai status hukum konversi agama yang menyangkut hak asasi manusia, hak berpendapat dan beragama.Sebenarnya ajaran Islam menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia dalam melaksanakan prinsip kebebasan,karena sebuah paksaan itu menyebabkan jiwa tidak damai. Namun sisi lain,sebagian besar ulama mengkategorikan sikap mengkonversi agama tidak dilihat dari perspektif kebebasan melainkan dipandang sebagai tindak kriminalyang masuk dalam katagori tindak pidana berat sehingga sanksi hukumnya berupa hudud yaitu suatu bentuk hukuman yang pasti dan telah ditetapkan syari ah. Hukuman itu tidak lain adalah hukuman mati. Penetapan hudud bagi pelaku murtaddengan hukuman mati iniberdasarkan kepada hadits Nabi,Siapa saja yang mengganti agamanya (Islam), maka mati (bunuh)lah dia. (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, dan Ashhabus Sunan). Akan tetapi, hukuman itu tidak boleh dilaksanakan jika orang murtad itu telah bertaubat.

Solusi Konversi Agama HAM.

Sebenarnya Islam mengakui kebebasan beragama, hanya saja kebebasan beragama dalam Islam bersifat ibtidaiy (permulaan), dan tidak intihaiy (diakhir). Artinya, seseorang pada awalnya dibebaskan untuk memilih agama yang ia yakini. Islam juga tidak memaksa umat agama lain untuk memeluk Islam.Allah tidak memberikan ancaman duniawi bagi siapapun yang memeluk agama sesuai dengan kepercayaannya,apakah dia memeluk agama Islam atau selain Islam.Begitu pula dengan konversi agama.Hak semua orang diberikan kebebasan untuk memiliki keyakinan masing-masing tanpa harus dipaksakan dan tanpa harus memaksa orang lain.Pada tingkatan inilah, Islam mengakui kebebasan beragama.Namun perlu diperhatikan setelah seseorang memutuskan untuk memeluk Islam, maka berarti ia telah mengikatkan dirinya pada Islam. Ia tidak lagi memiliki kebebasan untuk keluar Islam, termasuk mengingkari doktrin-doktrin umum dalam Islam. Civil Society dalam Studi Islam

Dipandang dalam sudut peralihan peristilahan, kata masyarakat madani jelas mempunyai kedekatan makna dengan istilah asalnya, yaitucivil society.Sebelumnya, istilah civil society diterjemahkan dengan masyarakat warga, masyarakat sipil, masyarakat modern, dan mungkin masih ada terjemahan yang lain. Meskipun masih ada pro dan kontra. Wujud nyata masyarakat madani pertama kali dalam sejarah adalah hasil usaha Nabi Muhammad S.A.W, tindakan Nabi untuk mengganti nama Yastrib menjadi Madinah bukanlah suatu kebetulan. Dibalik itu terkandung makna yang mendalam, yang dalam kontrasnya terhadap pola kehidupan politik jazirah Arab dan sekitarnya.Perubahan nama tersebut seperti semacam isyarat langsung akan adanya definisi proklamasi atau deklarasi. Bahwa di tempat baru itu hendak terwujud suatu masyarakat yang teratur.