Web viewDalam penelitian skripsi ini, ... Kesulitan keuangan atau kebangkrutan usaha akan merugikan...
-
Upload
nguyendieu -
Category
Documents
-
view
221 -
download
1
Transcript of Web viewDalam penelitian skripsi ini, ... Kesulitan keuangan atau kebangkrutan usaha akan merugikan...
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pengelolaan perusahaan yang semakin dipisahkan dari kepemilikan
perusahaan merupakan salah satu ciri perekonomian modern, hal ini sesuai dengan teori
keagenan yang menginginkan pemilik perusahaan menyerahkan pengelolaan perusahaan
kepada tenaga profesional (agent) yang lebih mengerti dalam menjalankan bisnis. Tujuan
dipisahkannya pengelolaan dan kepemilikan perusahaan yaitu agar pemegang saham
memperoleh keuntungan maksimal dengan biaya yang efisien. Teori keagenan
mengemukakan jika antara pihak principal (pemegang saham) dan agent (manajer)
memiliki kepentingan yang berbeda muncul konflik yang dinamakan masalah keagenan
(agency problem).
Konflik yang terjadi akibat pemisahan kepemilikan dapat berdampak pada
pengendalian dan pelaksanaan pengelolaan perusahaan yang menyebabkan para manajer
bertindak tidak sesuai dengan keinginan pemilik perusahaan. Konflik tersebut dapat
diminimumkan dengan suatu mekanisme pengawasan yang dapat mensejajarkan
kepentingan-kepentingan yang terkait tersebut, namun dengan munculnya mekanisme
pengawasan akan menimbulkan biaya yang disebut sebagai agency cost (biaya agensi).
(Ross and Friends:16) menyatakan bahwa istilah biaya keagenan mengacu kepada biaya-
biaya akibat terjadinya konflik kepentingan antara pemegang saham dan manajemen.
Sedangkan menurut (Sjahrial:147) agency cost atau biaya keagenan adalah biaya yang
timbul karena perusahaan menggunakan hutang dan melibatkan hubungan antara pemilik
perusahaan (pemegang saham) dengan kreditor.
1
Menurut Wahidahwati (2002) untuk mengurangi agency cost dapat dilakukan
dengan meningkatkan kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen (kepemilikan
manajerial), selain itu manajer dapat merasakan langsung manfaat dari keputusan yang
diambil. Kepemilikan ini akan mensejajarkan kepentingan manajemen dengan pemegang
saham. Widjaja dan Kasenda (2008:142) menyatakan bahwa disamping kepemilikan oleh
pihak manajemen, kepemilikan oleh pihak institusional sebagai monitoring agent juga
dapat menurunkan agency cost. Adanya kepemilikan oleh institusional seperti perusahaan
asuransi, perusahaan investasi dan kepemilikan oleh institusi lain akan mendorong
pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen perusahaan.
Penyebab lain konflik antara manajer dengan pemegang saham adalah
keputusan pendanaan. Para pemegang saham hanya peduli terhadap risiko sistematis dari
saham perusahaan. Oleh karena itu, mereka akan melakukan diversifikasi portofolio
asetnya untuk meminimalkan risiko. Sedangkan manajer lebih mempertimbangkan risiko
perusahaan secara keseluruhan. Untuk memenuhi kebutuhan pendanaan, pemegang
saham lebih menginginkan pendanaan perusahaan dengan hutang. Karena dengan
penggunaan hutang, hak mereka terhadap perusahaan tidak akan berkurang. Tetapi
manajer tidak menyukai pendanaan tersebut, dengan alasan bahwa hutang mengandung
resiko yang tinggi.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dalam penelitian ini penulis mencoba
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan hutang pada perusahaan yang
terdaftar sebagai LQ45 di BEI dan melaporkan laporan keuanganya secara lengkap dan
dipublikasikan melalui situs resmi BEI yang di akses secara online yakni
http://www.idx.co.id. dengan judul : “ANALISIS KEPEMILIKAN SAHAM
TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN
YANG TERDAFTAR SEBAGAI LQ45 DI BEI ”.
2
B. Pembatasan Masalah
Untuk lebih memusatkan penelitian pada pokok permasalahan serta untuk
mencegah terlalu luasnya pembahasan, maka dalam penelitian ini dilakukan pembatasan
masalah antara lain :
1. Populasi penelitian adalah perusahaan yang terdaftar sebagai LQ45 di Bursa Efek
Indonesia.
2. Waktu pengamatan dalam penelitian ini adalah 3 tahun ( 2005-2007 )
3. Berdasarkan studi literatur, banyak faktor yang mempengaruhi kebijakan hutang.
Namun yang dipakai dalam penelitian ini adalah :
a. Kepemilikan manajerial
b. Kepemilikan institusional
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan yang akan diteliti
dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh kepemilikan manajerial terhadap kebijakan hutang perusahaan
pada perusahaan yang terdaftar sebagai LQ45 di Bursa Efek Indonesia ?
2. Bagaimana pengaruh kepemilikan institusional terhadap kebijakan hutang perusahaan
pada perusahaan yang terdaftar sebagai LQ45 di Bursa Efek Indonesia ?
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Menganalisis kepemilikan manajerial dan pengaruhnya terhadap kebijakan hutang
perusahaan pada perusahaan yang terdaftar sebagai LQ45 di Bursa Efek
Indonesia.
3
b. Menganalisis kepemilikan institusional dan pengaruhnya terhadap kebijakan
hutang perusahaan pada perusahaan yang terdaftar sebagai LQ45 di Bursa Efek
Indonesia.
2. Kegunaan penelitian
a. Bagi Perusahaan / obyek yang diteliti
Memberikan tambahan informasi bagi pihak manajemen perusahaan dan para
investor tentang kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional dan
aplikasinya terhadap kebijakan hutang perusahaan sebagai alat monitoring dalam
meminimumkan biaya keagenan.
b. Bagi pihak lain
Menyediakan informasi yang mungkin diperlukan untuk penelitian bagi para
akademisi dan praktisi dibidang manajemen keuangan dimasa yang akan datang.
c. Bagi penulis
Untuk menambah wawasan pengetahuan dan dapat mempraktekkan segala bentuk
teori yang penulis peroleh di bangku kuliah.
E. Sistematika Penulisan Skripsi
Dalam penelitian skripsi ini, sistematika penulisan terdiri dari lima bab dan
pada masing-masing bab tersebut akan diuraikan mengenai hal-hal sebagai berikut ini :
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dijelaskan tentang latar belakang masalah, pembatasan
masalah, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, dan sistematika
penulisan.
4
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan dijelaskan tentang landasan teori yang meliputi : teori
keagenan, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan
hutang, landasan penelitian terdahulu, dan hipotesis.
BAB III : METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan dijelaskan tentang tempat dan waktu penelitian, sifat
penelitian, data yang dikumpulkan, populasi dan teknik pengambilan sampel,
sumber dan teknik pengambilan data, dan metode analisis data.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan hasil akhir dari proses pembahasan penelitian
yang dilakukan, berkaitan dengan kesimpulan dan saran-saran yang
diperlukan.
BAB V : PENUTUP
Pada bab ini akan dijelaskan hasil akhir dari proses pembahasan penelitian
yang dilakukan, berkaitan dengan kesimpulan dan saran-saran yang
diperlukan.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Keagenan
Teori keagenan menjadi perbincangan sejak terpisahnya kepemilikan
perusahaan dan pengelolaaan perusahaan pada perusahaan-perusahaan besar. Secara
spesifik teori keagenan menekankan pada penjelasan hubungan keagenan. Menurut
(Brigham dan Houston:22) hubungan keagena muncul ketika satu orang individu atau
lebih yang disebut pemilik (principals) mempekerjakan individu lain atau organisasi
yang disebut agen untuk melaksanakan pekerjaaan dan kemudian mendelegasikan
otorisasi engambilan keputusan kepada agen tersebut. Manajer sebagai agent dan
pemegang saham sebagai principal.
Menurut (Elqorni:1) teori agensi mengasumsikan bahwa semua individu
bertindak atas kepentingan mereka sendiri. Pemegang saham sebagai principal
diasumsikan hanya tertarik kepada hasil keuangan yang bertambah atau investasi
mereka di dalam perusahaan. Sedang para manajer sebagai agent diasumsikan
menerima kepuasan berupa kompensasi keuangan dan syarat-syarat yang menyertai
dalam hubungan tersebut.
Manajer harus mengambil keputusan bisnis terbaik untuk meningkatkan
kekayaan pemegang saham. Keputusan bisnis yang diambil manajer adalah
mamaksimalkan sumber daya (utilitas) perusahaan. Namun demikian pemegang
saham tidak dapat mengawasi semua keputusan dan aktivitas yang dilakukan oleh
manajer. Suatu ancaman bagi pemegang saham jika manajer akan bertindak untuk
kepentingannya sendiri, bukan untuk kepentingan pemegang saham. Inilah yang
menjadi masalah dasar dalam teori keagenan yaitu adanya konflik kepentingan.
6
Pemegang saham dan manajer masing-masing berkepentingan untuk
mamaksimalkan tujuannya. Masing-masing pihak memiliki risiko terkait dengan
fungsinya, Manajer memiliki kehilangan insentif bahkan tidak ditunjuk lagi sebagai
manajer jika gagal menjalankan fungsinya, sementara pemegang saham memiliki
resiko kehilangan return bahkan dana yang diinvestasikannya. Kondisi ini merupakan
konsekuensi adanya pemisahan fungsi pengelolaan dengan fungsi kepemilikan.
B. Kepemilikan Manajerial
Menurut Christiawan dan Tarigan (2007:3) kepemilikan manajerial adalah
situasi dimana manajer memiliki saham perusahaan atau dengan kata lain manajer
tersebut sekaligus sebagai pemegang saham perusahaan. Dalam laporan keuangan,
keadaan ini ditunjukkan dengan besarnya persentase kepemilikan saham perusahaan
oleh manajer.
Kepemilikan manajerial menunjukkan adanya peran ganda seorang
manajer, yakni manajer bertindak juga sebagai pemegang saham. Sebagai seorang
manajer sekaligus pemegang saham, ia tidak ingin perusahaan mengalami kesulitan
keuangan atau bahkan kebangkrutan. Kesulitan keuangan atau kebangkrutan usaha
akan merugikan ia baik sebagai manajer atau sebagai pemegang saham. Sebagai
manajer akan kehilangan insentif bahkan tidak ditunjuk lagi sebagai manajer dan
sebagai pemegang saham akan kehilangan return bahkan dana yang
diinvestasikannya. Menurut Christiawan dan Tarigan (2007:3) cara untuk
menurunkan resiko ini adalah dengan menurunkan tingkat hutang yang dimiliki
perusahaan. Hutang yang tinggi akan meningkatkan resiko kebangkrutan perusahaan,
karena perusahan akan mengalami financial distress. Menurut (Sjahrial:146) financial
distress adalah kondisi dimana perusahaan mengalami kesulitan keuangan dan
7
terancam bangkrut. Karena itulah maka manajer akan berusaha menekan jumlah
hutang serendah mungkin. Tindakan ini di sisi lain tidak menguntungkan karena
perusahaan hanya mengandalkan dana dari pemegang saham. Perusahaan tidak bisa
berkembang dengan cepat, dibandingkan jika perusahaan juga menggunakan dana
dari kreditor.
Dalam perusahaan dengan kepemilikan manajerial, manajer yang sekaligus
pemegang saham tentunya akan menselaraskan kepentingannya sebagai manajer
dengan kepentingannya sebagai pemegang saham. Sehingga akan lebih berhati-hati
dalam melakukan keputusan pendanaan.
C. Kepemilikan Institutional
Kepemilikan institutional adalah persentase kepemilikan saham luar (non
manajemen) atas saham perusahaan seperti bank, asuransi, atau institusi lain. Menurut
Wahidahwati (2002:1090) Kepemilikan Institusional yaitu proporsi saham yang
dimiliki institusional pada akhir tahun yang diukur dengan persentase (%).
Keberadaan kepemilikan perusahaan oleh institusi akan mendorong
pengawasan yang lebih efektif, karena institusi merupakan profesional yang
memilikikemampuan dalam mengevaluasi kinerja perusahaan. (Widjaja dan
Kasenda:142) menyatakan bahwa tingkat kepemilikan yang tinggi oleh institusi dalam
suatu perusahaan akan menimbulkan usaha pengawasan yang lebih besar oleh
investor institusional sehingga akan mengontrol manajer untuk tidak melakukan
perbuatan yang tidak sejalan dengan kepentingan pemegang saham yang pada
akhirnya akan mengurangi agency cost.
8
Menurut (Widjaja dan kasenda:142) kontrol yang efektif dari investor
institusional telah mengambil alih peranan hutang sebagai alat kontrol manajemen,
sehingga menyebabkan penggunaan hutang menurun.
D. Kebijakan Hutang
Salah satu penyebab konflik antara manajer dengan pemegang saham
adalah keputusan pendanaan. Para pemegang saham hanya peduli pada resiko
sistematik dari saham perusahaan, karena mereka melakukan investasi pada portofolio
yang terdiversifikasi dengan baik. Namun manajer sebaliknya peduli pada resiko
perusahaan secara keseluruhan. Keputusan pendanaan menyangkut tentang bentuk
dan komposisi pendanaan yang akan dipergunakan oleh perusahaan. Secara umum
sumber pendanaan dapat diperoleh dari modal internal atau modal eksternal. Modal
internal berasal dari laba ditahan dan sedangkan modal berasal dari modal sendiri atau
dari hutang.
Untuk memenuhi kebutuhan pendanaan, pemegang saham lebih
menginginkan pendanaan perusahaan dengan hutang. Karena dengan penggunaan
hutang, hak mereka terhadap perusahaan tidak akan berkurang. Tetapi manajer tidak
menyukai pendanaan tersebut, dengan alasan bahwa hutang mengandung resiko yang
tinggi.
E. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang mengenai faktor yang mempengaruhi kebijakan hutang
perusahaan yang telah banyak dilakukan dimana hal tersebut dikaitkan dengan
kemampuan pihak manajemen dan para investor perusahaan dalam mengambil keputusan
yang tepat. Penelitian ini tidak akan menghasilkan jawaban yang maksimal dari yang
9
sebenarnya tanpa ada teori-teori penemuan-penemuan sebelumnya yang mendukung.
Diantara hasil penelitian yang mendukung tersebut adalah sebagai berikut:
Wahidahwati (2002) menguji hipotesis mengenai pengaruh kepemilikan
saham oleh pihak manajemen dan institusional ownership terhadap penggunaan hutang
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ. Menurut wahidahwati, kehadiran
kepemilikan institusional pada industri manufaktur mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap kebijakan hutang. Adanya monitoting yang efektif oleh pemilik institusional
menyebabkan penggunanan hutang menurun, karena peranan hutang sebagai salah satu
alat monitoring sudah diambil oleh pihak institusional.
Widjaja dan Kasenda (2008) menguji hupotesis mengenai pengaruh
kepemilikan institusional, aktiva berwujud, ukuran perusahaan, dan profitabilitas terhadap
struktur modal pada perusahaan dalam industri barang konsumsi di BEI. Menurut Widjaja
dan Kasenda, keberadaan pemilik institusional dapat memantau lebih ketat kebijakan
pendanaan manajemen, sehingga manajemen tidak dapat menggunakan hutang dalam
jumlah yang besar hanya untuk kepentingan manajemen sendiri.
10
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat dilakukan penelitian ini adalah Bursa Efek Indonesia melalui situs
resmi yang di akses secara online yakni http://www.idx.co.id.
Dimensi waktu penelitian yang digunakan adalah cross sectional, yang artinya
penelitian ini dilakukan pada suatu waktu tertentu. Dalam penelitian ini periode
pengamatan yang digunakan yaitu mulai dari tahun 2005 sampai dengan 2007.
B. Sifat Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian studi empiris yaitu merupakan penelitian
terhadap fakta empiris yang diperoleh berdasarkan observasi atau pengamatan.
C. Data dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data
yang diperoleh dari pihak lain yang telah mengumpulkanya dan menerbitkanya. Data
tersebut bersumber dari laporan keuangan yang didapat dari data base Bursa Efek
Indonesia yang tersedia online pada situs http://www.idx.co.id. Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data keuangan mengenai jumlah hutang perusahaan, data
prosentase (%) kepemilikan saham oleh manajemen (Direktur dan Komisaris), data
prosentase (%) kepemilikan saham oleh institusional.
11
D. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi yang akan di teliti dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan
yang terdaftar sebagai LQ45 selama tiga periode waktu yaitu 2005-2007 di BEI serta
melaporkan laporan keuangan secara lengkap dan dipublikasikan di situs resmi BEI.
Sampel merupakan bagian dari populasi terdiri dari beberapa anggota yang
dipilih dari populasi. Pengambilan sempel menggunakan teknik purposive sampling, yaitu
sampel yang diambil adalah sampel yang memiliki kriteria-kriteria tertentu. Pengambilan
sampel menggunakan purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut :
a. Perusahaan yang terdaftar sebagai LQ45 yang mempublikasikan laporan keuangan.
b. Perusahaan yang selama periode pengamatan tetap atau tidak keluar dari daftar LQ45.
c. Adanya informasi kepemilikan saham oleh manajer (komisaris dan direktur) dan
adanya informasi kepemilikan saham oleh institusional.
c. Adanya informasi tentang rasio hutang perusahaan yang ditunjukan oleh debt to
equity ratio (DER).
E. Sumber dan Teknik Pengambilan Data
Pengambilan data sampel penelitian ini dilakukan dengan metode
penggabungan atau pooling data atau time series cross sectional. Pooling data dilakukan
dengan cara menjumlahkan perusahaan yang terdaftar sebagai LQ45 yang memenuhi
kriteria selama periode pengamatan untuk memungkinkan diperolehnya jumlah sampel
yang lebih besar.
F. Metode Analisis
Untuk menganalisis tingkat pengaruh Kebijakan Hutang sebagai variabel
dependen dengan beberapa variabel Independen maka dibentuk model analisis yang
12
menggunakan model regresi linier berganda. Model penelitian ini diestimasi dengan
menggunakan metode OLS (Ordinary Least Square) dalam pengujian masing- masing
hipotesis.
Agar model dapat dianalisis dan memberikan hasil yang representatif , maka
model tersebut harus memenuhi pengujian asumsi-asumsi klasik. Model regresi akan
menghasilkan estimator tidak bias yang baik jika terpenuhi asumsi klasik, yaitu
Normalitas (data berdistribusi normal), Heteroskedastisitas, Autokorelasi dan
Multikolinieritas. Berikut ini akan dibahas secara lebih rinci mengenai asumsi klasik yang
telah disebut di atas :
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah residual dari
model regresi berdistribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah
memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.
b. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent). Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Jika variabel bebas
saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel
orthogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas
sama dengan nol.
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi merupakan pengujian hubungan antara kesalahan-
kesalahan yang muncul pada data runtun waktu (time series). Konsekuensi adanya
autokorelasi dalam suatu model regresi adalah varians sampel tidak dapat
menggambarkan varians populasinya. Lebih jauh lagi model regresi yang
13
dihasilkan tidak dapat digunakan untuk menaksir nilai variabel dependen pada
nilai variabel independent tertentu. Autokorelasi bias diatasi dengan cara
melakukan transformasi data atau menambah data observasi.
d. Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
disebut Homokedastisitas dan jika beda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi
yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas.
14
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan hasil akhir dari proses pembahasan penelitian yang
dilakukan, berkaitan dengan kesimpulan dan saran-saran yang diperlukan.
15
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini akan dijelaskan hasil akhir dari proses pembahasan penelitian yang
dilakukan, berkaitan dengan kesimpulan dan saran-saran yang diperlukan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Elqorni. 2009. Mengenal Teori Keagenan. Artikel di akses tanggal 26 Februari 2009.
Brigham, Eugene F. and Houston, Joel F. 2001. Manajemen Kauangan, Buku 1, Edisi
Kedelapan, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Dermawan Sjahrial. 2008. Kumpulan Pembahasan Soal-soal Manajemen Keuangan, Edisi
Pertama, Penerbit Mitra Wacana Media, Jakarta.
Devita Aryasari. 2009. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham Terhadap Kebijakan
Perusahaan. Tesis Universitas Indonesia, Jakarta.
Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Jakarta. 2004. Buku Pedoman Penyusunan
Skripsi Universitas Muhammadiyah Jakarta, Edisi Kedua, Jakarta.
Indra Widjaja dan Faris Kasenda. 2008. Pengaruh Kepemilikan Institutional, Aktiva
Berwujud, Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Pada
Perusahaan Dalam Industri Barang di BEI. Jurnal Manajemen, Tahun XII, No. 02,
Juni 2008, Hal : 139-150.
Keown and Friends. 2000. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, Penerbit
Salemba Empat, Jakarta.
17
Ross and Friends. 2009. Pengantar Keuangan Perusahaan, Buku 1, Edisi Kedelapan, Penerbit
Salemba Empat, Jakarta.
Situs Resmi Bursa Efek Indonesia. Http://www.idx.co.id.
Stanisliaus S. Uyanto. 2006. Pedoman Analisis Data dengan SPSS, Edisi Kedua, Cetakan
Pertama, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.
Wahidahwati. 2002. Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional pada
Kebijakan Hutang Perusahaan: Sebuah Perspektif Theory Agency. Simposium
Nasional Akuntansi, Vol. 4, Januari 2002. Hal : 1084 – 1099.
Yulius Jogi Christiawan dan Josua Tarigan. 2007. Kepemilikan Manajeral : Kebijakan
Hutang, Kinerja dan Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 1,
Mei 2007, Hal : 1-8.
18