fh.unram.ac.id · Web viewPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui kedudukan hukum tanah sempadan...
Transcript of fh.unram.ac.id · Web viewPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui kedudukan hukum tanah sempadan...
JURNAL KARYA ILMIAH
KEDUDUKAN HUKUM HAK ATAS TANAH SEMPADAN SUNGAI
JANGKOK (STUDY DI KECAMATAN AMPENAN TENGAH)
Oleh
YOGI ARDANI
D1A 012 451
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2016
HALAMAN PENGESAHAN
KEDUDUKAN HUKUM HAK ATAS TANAH SEMPADAN SUNGAI
JANGKOK (STUDY DI KECAMATAN AMPENAN TENGAH)
Oleh
YOGI ARDANI
D1A 012 451
Menyetujui,
Pembimbing Pertama,
Dr. SAHNAN, SH., M.HumNIP. 19721231 200312 1 005
KEDUDUKAN HUKUM HAK ATAS TANAH SEMPADAN SUNGAI JANGKOK (STUDY DI KECAMATAN AMPENAN TENGAH)
Yogi ArdaniD1A 012 451
FAKULTAS HUKUMUNIVERSITAS MATARAM
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kedudukan hukum tanah sempadan sungai di sungai jangkok dan mengetahui bentuk perlindungan serta landasan hukum bagi penghuni bantaran sungai di sungai jangkok. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian hukum empiris, dapat disimpulkan bahwa kedudukan hukum tanah bantaran sungai di sungai jangkok adalah hak milik perorangan baik yang sudah disertifikat ataupun belum disertifikat. Bentuk perlindungan hak bagi penghuni sempadan sungai jangkok, apapun hak yang melekat pada tanah sempadan tersebut haknya dilindungi di dalam undang-undang. Bentuk perlindungan yang diberikan adalah pembebesan lahan dilaksanakan berdasarkan asas kemanusiaan, keadilan, kemanfaatan, kepastian, keterbukaan, kesepakatan, keikutsertaan, kesejahteraan, keberlanjutan, dan keselarasan. Landasan hukumnya adalah Undang-undang no 2 tahun 2012 tentang pengadaan tanah bagi kepentingan umum.
Kata kunci : Sempadan Sungai, Hak Milik
LEGAL STATUS OF LAND BORDER RIVER JANGKOK (STUDY IN CENTRAL DISTRICT AMPENAN)
Abstract
This study aims to determine the legal position of border land in the river jangkok and determine the form and legal basis for the protection of occupants in the border river jangkok. This research uses empirical legal research, it can be concluded that the legal position of land along border river in the river jangkok is private property rights either already or not yet certificate. A form of protection for the occupants in the border river rights jangkok, any rights attached to the land border of the rights protected in the legislation. shape Rescue an award is Liberation of land held by the principles of humanitarianism, justice, usefulness, certainty, openness, agreement, participation, prosperity, sustainability, and harmony. Its legal basis is Act No. 2 of 2012 on land acquisition for public interest.
Keywords: Border River, Property Rights
i
I. PENDAHULUAN
Pengertian tanah dalam bahasa Indonesia dapat dipakai dalam
berbagai arti dan makna di dalam penggunaanya perlu diberi batasan, agar
diketahui dalam arti apa istilah itu digunakan. Sebutan tanah dalam hukum
tanah dipakai dalam arti yuridis, sebagai suatupengertian yang telah diberi
batasan resmi oleh Undang-undang Pokok Agraria nasional. Dengan
demikian jelaslah bahwa pengertian yuridis tanah adalah permukaan bumi,
sedangkan hak atas tanah sebagian tertentu permukaan bumi yang berbatas
, berdimensi dua dengan ukuran panjang dan lebar.1
Tanah mempunyai peranan yang besar dalam dinamika
pembangunan, maka didalam Undang-undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat 3
disebutkan bahwa Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung
didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat.2
Mencuatnya kasus-kasus sengketa tanah di berbagai tempat,
khususnya di Indonesia beberapa waktu terakhir seakan kembali
menegaskan kenyataan bahwa selama 70 tahun Indonesia merdeka, negara
masih belum bisa memberikan jaminan hak atas tanah kepada rakyatnya.
Begitu pula kedudukan tanah sempadan sungai jangkok hingga saat
ini masih belum jelas dikuasai oleh negara secara langsung atau milik 1 Boedi Harsono, Hukum Agraria Nasional “Sejarah Pembentukan Undang-Undang
Pokok Agraria, Isi dan pelaksanaannya”, jilid 1, Penerbit Djambatan, 2003, hlm 18.2 https://www.academia.edu/10170256/contoh_makalah_sengketa_tanah diakses
pada hari senin tanggal 24 ferbruari 2016. Pukul 09 : 45
ii
perorangan. Tidak adanya kepastian hukum bagi warga masyarakat
khususnya bagi warga sempadan sungai jangkok membuat warga sedikit
cemas akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dikemudian hari.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1) Bagaimana kedudukan
hukum tanah sempadan sungai di sungai jangkok? 2) Bagaimana
perlindungan hak dan landasan hukum bagi penghuni sempadan sungai di
sungai jangkok?
Dalam setiap penelitian diharapkan adanya suatu tujuan dan
manfaat serta kegunaan yang dapat diambil dari penelitian. Adapun
manfaat dan tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut : 1) Untuk ngetahui kedudukan hukum tanah sempadan sungai
di sungai jangkok. 2) Untuk mengetahui bagaimana perlindungan dan
landasan hukum bagi penghuni sempadan sungai di sungai jangkok.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1) Manfaat akademis:
Untuk memenuhi persyaratan dalam mencapai derajat Strata Satu (S1)
Program Studi Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Mataram.
2) Manfaat Teoritis : Memberikan sumbangan pemikiran/wawasan bagi
Fakultas Hukum Universitas Mataram dan mahasiswa lainnya, serta
memberikan pengembangan bagi ilmu hukum pada umumnya dan
khususnya pada bidang hukum agraria. 3) Meningkatkan pengetahuan
penyusunan tentang pemahaman-pemahaman teori dari latar belakang
iii
yang berkaitan dalam penelitian ini, dan diharapkan akan berguna bagi
pihak-pihak yang berminat terhadap masalah yang sama. Penelitian ini
merupakan penelitian hukum empiris. Penelitian empiris difokuskan pada
data yang diperoleh dari lapangan atau biasa disebut data lapangan. 1)
Pendekatan Konseptual (Conceptual Approach), Pendekatan Yuridis
(Legal Approach), Pendekatan Sosiologis. Jenis dan sumber data berupa:
1) Data primer, 2) Data sekunder, dimana data skunder ini terdiri dari
bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier.
Teknik Pengumpulan Data menggunakan hal yang sangat erat
hubungannya dengan sumber data karena melalui pengumpulan data ini
akan diperoleh data yang diperlukan untuk selanjutnya dianalisis. Bahan
hukum skunder atau data kepustakaan diperoleh dengan teknik studi
dokumen Sedangkan untuk mengumpulkan data primer diperoleh
dilapangan melalui teknik wawancara secara langsung dan terarah
terhadap responden dan informan, hal itu guna mendapatkan data primer
sebagai pendukung bagi analisis hasil penelitian dan untuk memperoleh
informasi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Analisis data yang
digunakan adalah analisis kualitatif deskriptif yaitu dengan
mendeskripsikan data yang didapat selama proses penelitian kemudian
dikaitkan dengan norma hukum dan peraturan Perundang-undangan yang
berlaku.
II. PEMBAHASAN
iv
Gambaran Umum Rencana Pemanfaatan Tanah Sempadan Sungai di
Sungai Jangkok
1. Sungai jangkok kini secara keseluruhan bermuara ke arah barat
di selat Lombok Sungai jangkok merupakan sungai kategori
sungai 2 / sungai lintas Kabupaten/Kota sehingga pengelolaan
sungai ini menjadi tanggung jawab pemerintah. Pola aliran
sungai di DAS Jangkok ini dari pengamatan terbagi dalam 2
(dua) pola aliran dengan arah aliran dari Timur (Upstream) ke
Barat (Downstream). Dimana hulu dari aliran sungai ini adalah
digunung Buanmangge deretan pegunungan Rinjani tepatnya
digunung sangkareang di sebelah Utara dan Gunung Rinjani,
Gunung Kondo, dan serta Gunung Timanuk di sebelah Timur
disebut sebagai hulu Sungai Jangkok dan hilirnya adalah di
Selat Lombok.
2. Rencana Zona Peruntukan Lahan Sempadan Sungai
Tabel 1 Rencana Zona Peruntukan Lahan
Sungai Ruas Zona Peruntukan Lahan Sempadan
Jangkok STA 0+00 - STA 3+294 Ruang Terbuka Hijau
STA 0+541 - STA 0+780 Wisata Air dan Kuliner
STA 0+780 - STA 2+728 Taman
v
(Jmb Ds Agung)
STA 2+728 - Jmb Udayana Tanggul dan Jogging Track
Jmbe Udayana - STA P.84 Ruang Terbuka Hijau
STA P.84 – Jmb Krg Baru Wisata Air dan Kuliner
Sumber data : Kementrian Pekerjaaan Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Balai Wilayah Nusa Tenggara Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2014
3. Dari hasil survey, inventarisasi, dan analisa, dapat disimpulkan terdapat
beberapa hal penting terkait kondisi sungai, permasalahan yang terjadi,
sebagaimana diuraikan sebagai berikut :
a. Hasil analisa review debit di sungai jangkok
Tabel 2 review debit sungai jangkok
Sungai
Debit (m3/det)
Q 1.01 Th
Q 2 Th
Q 5 Th
Q 10 Th
Q 25 Th
Q 50 Th
Q 100 Th
Jangko
k
34,0
8
87,9
2
176,4
9
269,2
2
447,1
0
636,8
7
893,4
8
Sumber data : Kementrian Pekerjaaan Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Balai Wilayah Nusa Tenggara Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2014
b. Penentuan batas garis sempadan sungai (GSS) mengacu pada hasil
perhitungan dan Peraturan Pemerintah (PP) No. 38 Tahun 2011 serta
Peraturan Daerah (Perda) Kota Mataram No. 15 Tahun 2003 Tentang
Garis Sempadan Dalam Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Mataram.
vi
Kedudukan Hukum Tanah Sempadan Sungai di Sungai
Jangkok
Sungai adalah alur atau wadah air alami dan/atau buatan berupa
jaringan pengaliran air beserta air di dalamnya, mulai dari hulu sampai
muara, dengan dibatasi kanan dan kiri oleh garis sempadan. Menurut Pasal
5 ayat (1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun
2011 Tentang Sungai, sungai terdiri atas : 1)Palung sungai : berfungsi
sebagai ruang wadah air mengalir dan sebagai tempat berlangsungnya
kehidupan ekosistem sungai. Sempadan sungai : berfungsi sebagai ruang
penyangga antara ekosistem sungai dan daratan, agar fungsi sungai dan
kegiatan manusia tidak saling terganggu.
Garis sempadan sungai diatur di dalam Pasal 7 sampai Pasal 17
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2011 Tentang
Sungai. Berdasarkan Hasil Survey Topografi, data dan karakteristik
geomorfologi sungai Jangkok seperti yang telah diuraikan sebelumnnya,
sungai jangkok masuk dalam kategori sungai tidak bertanggul di dalam
kawasan perkotaan. Berdasarkan informasi tersebut dan mengacu pada PP
No. 38/2011 dan Perda Kota Mataram No. 15/2003 maka Sungai Jangkok
mempunyai garis sempada sungai (GSS) 15 meter dari tepi kiri dan kanan
sungai.3 Adapun Tujuan ditetapkannya garis sempadan sungai adalah : 1.
Prioritas Pertama : penetapan batas sempadan sungai bertujaun untuk
menghambat laju pertumbuhan bangunan baik pemkiman maupun 3 Kronologis : Identifikasi Data Pendukung Penetapan Sempadan Sungai Jangkok,
Sungai Midang, Sungai Ancar, Dan Sungai Unus di Wilayah Sungai Lombok
vii
kegiatan perekonomian pada lahan sempadan sungai. 2. Prioritas Kedua :
batas sempadan sungai bertujuan untuk mengurangi resiko terjadinya
kerugian baik material maupun korban jiwa akibat banjir (limpasan air
sungai). 3. Prioritas ketiga : batas sempadan sungai bertujuan untuk
menjaga kelestarian dan keseimbangan fungsi lingkungan hidup.
Jadi tanah yang telah ditetapkan sebagai garis sempadan harus
segera dibebaskan dari segala hak yang melekat. Menurut Kepala Dinas
PU Kota Mataram sebagaimana dikutip dari laman ntbterkini.com Kepala
Dinas PU Kota Mataram membantah keras kalau selama ini pengawasan
pemerintah kota mataram sangat lemah terhadap sempadan sungai di
wilayah kota Mataram. Pasalnya saat ini banyak sempadan sungai yang di
atasnya dibangun perumahan atau bangunan lainnya sehingga secara
langsung dapat merusak sungai.4
Menurut Mahmuddin, untuk membebaskan sempadan sungai dari
bangunan perumahan, Pemerintah kota Mataram tahun ini akan
membayarkan ganti rugi bagi sekitar 30 rumah yang dibangun di atas
sempadan sungai yang jelas telah melanggar perda dan peraturan
perundangan lainnya. Pembebasan sempadan sungai dari bangunan
menurutnya tidak bisa dilakukan secara serentak akibat terbatasnya dana,
karena itu akan dilakukan secara bertahap. Pengawsan juga akan
diperketat pemerintah, disamping memasang plang pengumuman,
4 Yusuf, http://ntbterkini.com/pemkot-tetap-awasi-sempadan-sungai/ diakses pada hari Minggu 25 Juni 2016 pada Pukul 22.05 Wita
viii
pemerintah kota melalui dinas terkait seperti tata kota akan memperketat
izin pendirian bangunan. Kemudian melalui Badan Pertanahan Nasional,
pemerintah tetap mengontrol dan membatasi jika ada pihak yang
mengajukan sertifikasi atas tanah yang berada di garis sempadan sungai.
Di dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38
Tahun 2011 Tentang Sungai tidak disebutkan kepemilikan tanah sempadan
sungai. Namun di dalam Pasal 22 ayat (2) disebutkaan bahwa melarang :
a. menanam tanaman selain rumput; b. mendirikan bangunan; dan c.
mengurangi dimensi tanggul.
Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Supar selaku kepala
subseksi pgt dan kawasan tertentu pada Badan Pertanahan Nasional
Mataram, tanah yang terkena garis sempadan sungai adalah milik
perorangan (hak milik). Dengan demikian kedudukan tanah pada
sempadan sungai jangkok adalah hak milik dari warga masyarakat baik
yang memiliki sertifikat ataupun belum adalah milik perorangan yang
memang disana ditetapkan sebagai sempadan sungai. Setiap sempadan
sungai nantinya dengan program Pemda setiap sungai yang melintasi kota
mataram akan dibuatkan jalan konveksi seperti sungai jangkok dekat
taman udayana. Tanah tersebut dulunya adalah tanah hak masyarakat yang
sudah dibebaskan oleh Pemda. Pelaksanaannya tergantung kemampuan
Pemda. Tanah yang sudah ditetapkan sebagai garis sempadan sungai tetap
menjadi hak milik masyarakat.5 Namun demikian harus dibebaskan 5 Wawancara dengan Bapak Supar, Selaku Kepala Subseksi Pgt dan Kawasan Tertentu
Pada Badan Pertanahan Nasional Mataram, tgl 7, Juni 2016
ix
sehingga statusnya sebagai tanah yang dikuasai langsung oleh negara
sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38
Tahun 2011.
Perlindungan Hak dan Landasan Hukum Bagi Penghuni Sempadan
Sungai di Sungai Jangkok
Berdasarkan Pasal 17 Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 38 Tahun 2011 dinyatakan bahwa jika penetapan
sempadan sungai sudah dilakukan maka bangunan tersebut
dinyatakan quo dan secara bertahap harus ditertibkan untuk
mengembalikan fungsi sempadan sungai.
Rencana Zona Peruntukan Lahan Sempadan Sungai
Sungai Ruas Zona Peruntukan Lahan Sempadan
Jangkok STA 0+00 - STA 3+294 Ruang Terbuka Hijau
STA 0+541 - STA 0+780 Wisata Air dan Kuliner
STA 0+780 - STA 2+728
(Jmb Ds Agung)
Taman
STA 2+728 - Jmb Udayana Tanggul dan Jogging Track
Jmbe Udayana - STA P.84 Ruang Terbuka Hijau
STA P.84 – Jmb Krg Baru Wisata Air dan Kuliner
Sumber : Kronologis : Identifikasi Data Pendukung Penetapan Sempadan Sungai di Ruas Sungai Jangkok, Sungai Midang, Sungai Ancar, Dan Sungai Unus di Wilayah Sungai Lombok oleh Kementrian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Balai Wilayah Nusa Tenggara I
Rencana Lokasi Pembuatan Rusunawa untuk “Resettlement”
x
Sungai Kecamatan Kelurahan Koordinat Lokasi
X Y
Jangkok Selaparang Monjok Barat 401264 9052738
Sumber : Kronologis : Identifikasi Data Pendukung Penetapan Sempadan Sungai di Ruas Sungai Jangkok, Sungai Midang, Sungai Ancar, Dan Sungai Unus di Wilayah Sungai Lombok oleh Kementrian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Balai Wilayah Nusa Tenggara I
Hasil Survey (Tanggapan Penduduk)
SungaiTanggapan Penduduk
Setuju Tidak Setuju
Jangkok 6 345Sumber : Kronologis : Identifikasi Data Pendukung Penetapan Sempadan Sungai di Ruas Sungai Jangkok, Sungai Midang, Sungai Ancar, Dan Sungai Unus di Wilayah Sungai Lombok oleh Kementrian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Balai Wilayah Nusa Tenggara I
Landasan hukum bagi penghuni sempadan sungai adalah
Undang-undang no 2 tahun 2012 tentang pengadaan tanah bagi
kepentingan umum. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012
merupakan undang-undang yang ditunggu tunggu, peraturan
perundang-undangan sebelumnya dianggap belum memenuhi rasa
keadilan bagi pihak yang kehilangan tanahnya. Undang-undang ini
diharapankan pelaksanaannya dapat memenuhi rasa keadilan
setiap orang yang tanahnya direlakan atau wajib diserahkan bagi
pembangunan. Bagi pemerintah yang memerlukan tanah,
peraturan perundang-undangan sebelumnya dipandang masih
menghambat atau kurang untuk memenuhi kelancaran pelaksanaan
pembangunan sesuai rencana. Mengenai perlindungan hak bagi
xi
penghuni sempadan sungai di sungai jangkok, hak bagi warga
masyarakat setempat yang tanahnya terkena garis sempadan telah
di jamin di dalam Undang-undang no 2 tahun 2012. Bunyi
Ketentuan umum Pasal 1 angka 2 undang-undang ini: “Pengadaan
tanah adalah kegiatan menyediakan tanah dengan cara memberi
ganti kerugian yang layak dan adil kepada pihak yang berhak”.
Pasal 1 angka 10 menegaskan lagi: “Ganti Kerugian adalah
penggantian layak dan adil kepada yang berhak dalam proses
pengadaan tanah”.
III. PENUTUP
Kesimpulan
xii
Berdasarkan pembahasan dalam jurnal ini maka dapat disimpulkan bahwa:
Kedudukan hukum tanah sempadan sungai di sungai jangkok
adalah tanah pada sempadan sungai jangok yang sudah ditetapkan menjadi
tanah sempadan sungai adalah milik perorangan (hak milik). Dengan
demikian kedudukan tanah pada sempadan sungai jangkok adalah hak
milik dari warga masyarakat baik yang sudah memiliki sertifikat ataupun
belum memiliki sertifikat, namun demikian harus dibebaskan sehingga
statusnya sebagai tanah yang dikuasai langsung oleh negara sesuai dengan
amanat Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 38 Tahun 2011
Tentang Sungai. Bentuk perlindungan hak bagi penghuni sempadan sungai
jangkok, apapun hak yang melekat pada tanah sempadan tersebut haknya
dilindungi di dalam undang-undang. Bentuk perlindungan yang diberikan
adalah pembebesan lahan dilaksanakan berdasarkan asas kemanusiaan,
keadilan, kemanfaatan, kepastian, keterbukaan, kesepakatan,
keikutsertaan, kesejahteraan, keberlanjutan, dan keselarasan. Adapun
landasan hukumnya adalah Undang-undang no 2 tahun 2012 tentang
pengadaan tanah bagi kepentingan umum.
Saran
Adapun solusi atau saran atas permasalahan yang dibahas dalam
penelitian adalah sebagai berikut: a) Bagi masyarakat, dalam hal
xiii
pembebasan lahan harus memngetahui tujuan dan manfaat terlebih dahulu
sebelumnya melepaskan sepenuhnya hak dari kepemilikan lahan kepada
pemerintah, serta dampak keuntungan/dampak baik bagi masyarakat di
sekitara tanah sempadan sungai jangkok. Karena tanah yang telah
dilepaskan haknya menjadi tanah negara. b) Bagi pemerintah terkait
adalah untuk memperhatikan hak-hak masyarakat terutama dalam hal ganti
rugi dengan cara memberi ganti kerugian yang layak dan adil kepada pihak
yang berhak.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Boedi Harsono, Hukum Agraria Nasional “Sejarah Pembentukan Undang-
Undang Pokok Agraria, Isi dan pelaksanaannya”, jilid 1, Penerbit
Djambatan, 2003
Kronologis : Identifikasi Data Pendukung Penetapan Sempadan Sungai
Jangkok, Sungai Midang, Sungai Ancar, Dan Sungai Unus di Wilayah
Sungai Lombok, Kementrian Pekerjaaan Umum Direktorat Jenderal
Sumber Daya Air Balai Wilayah Nusa Tenggara Provinsi Nusa
Tenggara Barat Tahun 2014
Sahnan, Hukum Agraria Indonesia, Setara Press, Malang, 2016
Peraturan Perundang-undangan
Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 Pasal 2 ayat (1) tentang Peraturan
Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA), LNRI Tahun 1960 No. 104-
TLNRI No. 2043
Internet
http://ntbterkini.com/pemkot-tetap-awasi-sempadan-sungai/
http://www.academia.edu/10170256/contoh_makalah_sengketa_tanah