FFQ.docx

14
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nutritional Assessment adalah sebuah proses mengumpulkan, menganalisa, dan mengiterpretasikan informasi untuk menentukan status kesehatan gizi individu atau populasi yang dipengaruhi oleh intake makanan, kecukupan gizi, dan energi yang keluar. Survei diet atau penilaian konsumsi makanan adalah salah satu metode yang digunakan dalam penentuan status gizi perorangan atau kelompok. Di Amerika serikat survei makanan digunakan sebagai salah satu cara dalam penentuan status gizi (Willet, 1990). Di Indonesia, survei konsumsi sudah sering digunakan dalam penelitian di bidang gizi. Banyak pengalaman membuktikan bahwa dalam melakukan penilaian konsumsi makanan ( survei dietetik) banyak terjadi bias tentang hasil yang diperoleh. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain : ketidaksesuaian dalam menggunakan alat ukur, waktu pengumpulan data yang tidak tepat, instrumen tidak sesuai dengan tujuan, ketelitian alat timbang makanan, kemampuan petugas pengumpulan data, daya ingat responden, daftar komposisi makanan yang digunakan tidak sesuai dengan

description

Nutritional Assesment

Transcript of FFQ.docx

Page 1: FFQ.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Nutritional Assessment adalah sebuah proses mengumpulkan, menganalisa,

dan mengiterpretasikan informasi untuk menentukan status kesehatan gizi individu

atau populasi yang dipengaruhi oleh intake makanan, kecukupan gizi, dan energi yang

keluar.

Survei diet atau penilaian konsumsi makanan adalah salah satu metode yang

digunakan dalam penentuan status gizi perorangan atau kelompok. Di Amerika serikat

survei makanan digunakan sebagai salah satu cara dalam penentuan status gizi

(Willet, 1990). Di Indonesia, survei konsumsi sudah sering digunakan dalam

penelitian di bidang gizi.

Banyak pengalaman membuktikan bahwa dalam melakukan penilaian konsumsi

makanan ( survei dietetik) banyak terjadi bias tentang hasil yang diperoleh. Hal ini

disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain : ketidaksesuaian dalam menggunakan

alat ukur, waktu pengumpulan data yang tidak tepat, instrumen tidak sesuai dengan

tujuan, ketelitian alat timbang makanan, kemampuan petugas pengumpulan data, daya

ingat responden, daftar komposisi makanan yang digunakan tidak sesuai dengan

makanan yang dikonsumsi responden dan interpretasi hasil yang kurang tepat.

Oleh karena itu, diperlukan pemahaman yang baik tentang cara – cara

melakukan survei makanan, baik untuk individu, kelompok maupun rumah tangga.

Walaupun data konsumsi makanan sering digunakan sebagai salah satu metode

penentuan status gizi, sebenarnya survei konsumsi tidak dapat menentukan status gizi

seseorang atau masyarakat secara langsung.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan FFQ

2. Sebutkan prinsip dan penggunaan metode FFQ

3. Sebutkan Jenis –jenis FFQ

4. Bagaimana langkah – langkah dalam pelaksanaan metode FFQ

5. Apa kekurangan dari FFQ

Page 2: FFQ.docx

6. Apa kelebihan dari FFQ

7. Bagaimana contoh form FFQ

1.3. Tujuan

1. Mengetahui pengertian FFQ

2. Mengetahui prinsip dan penggunaan metode FFQ

3. Mengetahui jenis – jenis FFQ

4. Mengetahui langkah – langkah dalam pelaksanaan metode FFQ

5. Mengetahui kekurangan dari FFQ

6. Mengetahui kelebihan dari FFQ

7. Mengetahui contoh form FFQ

Page 3: FFQ.docx

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian FFQ

Food Frequency Questionnare Method (FFQ/ Metode Kuesioner Frekuensi

makanan) adalah Salah satu metode dietary assesment dalam konteks individu yang

mencatat frekuensi individu terhadap beberapa jenis makanan (<100) dalam kurun

waktu tertentu (1 bulan terakhir/6 bulan terakhir/1 tahun terakhir).

Selain itu dengan metode FFQ dapat memperoleh gambaran pola konsumsi

bahan makanan secara kualitatif, tapi karena periode pengamatannya lebih lama dapat

membedakan individu berdasarkan ranking tingkat konsumsi zat gizi, maka cara ini

paling sering digunakan dalam penelitian epidemiologi gizi.

Metode FFQ dikenal sebagai metode frekuensi pangan, dimaksudkan untuk

memperoleh informasi pola konsumsi pangan seseorang. Untuk itu diperlukan kuesioner

yang terdiri atas dua komponen yaitu daftar jenis pangan dan frekuensi konsumsi pangan

(Riyadi 2004). Pada metode ini ditanyakan tentang frekuensi konsumsi sejumlah

makanan jadi atau bahan makanan selama periode tertentu seperti hari, minggu, bulan

atau tahun.

2.2. Prinsip dan Penggunaan Metode FFQ

Prinsip dan penggunaan metode FFQ adalah :

1. Kuesioner Frekuensi makanan (FFQ) menilai energi dan/atau intake gizi dengan

menentukan seberapa sering seseorang mengkonsumsi sejumlah makanan yang

merupakan sumber nutrisi utama atau dari komponen makanan tertentu dalam

pertanyaan per hari (minggu atau bulan) selama tertentu periode waktu (biasanya 6

bulan sampai 1 tahun).

2. Menyediakan data tentang kebiasaan asupan nutrisi yang dipilih, makanan tertentu

atau kelompok-kelompok makanan.

3. Kombinasi khusus dari makanan dapat digunakan sebagai prediktor untuk asupan

nutrisi tertentu atau non-gizi, asalkan komponen asupan makanan terkonsentrasi

dalam jumlah yang relatif kecil makanan atau kelompok makanan tertentu,

misalnya konsumsi vitamin c diperkirakan dari buah-buahan segar dan jus buah.

Page 4: FFQ.docx

4. FFQ sering dirancang untuk mendapatkan informasi tentang aspek-aspek tertentu

dari diet, seperti lemak makanan atau vitamin tertentu atau mineral dan aspek

lainnya mungkin kurang baik dicirikan.\

5. Kuesioner ini terdiri dari daftar sekitar 100 atau lebih sedikit makanan individu

atau kelompok makanan yang kontributor penting untuk intake energi penduduk

atau nutrisi khusus menarik lainnya.

6. FFQ biasanya dikelola sendiri dan karena itu dirancang mudah untuk diselesaikan

oleh subyek penelitian (diwawancarai oleh pewawancara atau mengisi kuesioner

komputer atau melalui telepon).

7. FFQ sering mengandalkan asumsi tentang ukuran porsi dan dibatasi oleh jumlah

detail yang layak untuk disertakan dalam kuesioner. Hal ini dimungkinkan untuk

kuesioner menjadi semi-kuantitatif di mana subjek diminta untuk memperkirakan

ukuran porsi makan biasa.

8. Dalam epidemiologi, FFQ sering diisi dengan merujuk pada tahun sebelumnya

untuk memastikan pola konsumsi makanan yang biasa untuk periode itu.

9. FFQ harus spesifik (Khonson, 2002)

2.3. Jenis – Jenis FFQ

FFQ terbagi dalam beberapa jenis antara lain (Gibson 1993):

1. Simple or nonquantitative FFQ

Jenis FFQ seperti ini biasanya tidak memberikan pilihan tentang porsi yang biasa

dikonsumsi, sehingga menggunakan standar porsi.

2. Semi quantitative FFQ

Metode ini tidak hanya melihat bahan makanan yang dikonsumsi oleh sampel,

melainkan juga melihat besar porsi atau banyaknya bahan makanan yang dikonsumsi

oleh sampel. Metode SQFF (Semi Quantitative Food Frequency) adalah metode yang

digunakan untuk memperoleh data tentang frekuensi konsumsi sejumlah bahan

makanan yang dikonsumsi selama periode tertentu seperti setiap hari, minggu, bulan

dan tahun. Selain itu dengan metode frekuensi makanan dapat memperoleh gambaran

pola konsumsi bahan makanan secara kualitatif, tapi karena periode pengamatannya

lebih lama dan dapat membedakan individu berdasarkan asupan zat gizi, maka cara ini

paling sering digunakan dalam penelitian epidemiologi gizi (Supariasa et al. 2001).

Bahan makanan yang ada dalam daftar kuesioner tersebut adalah bahan makanan yang

dikonsumsi dalam frekuensi yang cukup sering oleh responden.

3. Quantitative FFQ

Page 5: FFQ.docx

Jenis FFQ yang memberikan pilihan porsi yang biasa dikonsumsi responden,

seperti kecil, sedang dan besar.

Penggunaan metode Frekuensi Makanan Kualitatif

a. Klasifikasi pola diet biasa

b. Jelajahi korelasi kemungkinan dari retrospektif asupan makanan jangka panjang

kebiasaan makanan / dengan penyakit kronis / kesehatan (Willet, 1994; Levi et

al, 2000; Kesse et al, 2001)

c. Menilai program pendidikan gizi

d. Menilai kepatuhan diet individu atau kelompok

e. Mengidentifikasi orang-orang yang mungkin perlu penilaian diet lebih rinci

f. Menetapkan tren pembelian makanan

g. FFQ data umumnya dinilai cocok untuk membedakan peserta pembelajaran yang

sesuai dengan kebiasaan makanan atau asupan gizi

h. Peringkat individu ke dalam kategori yang luas, misalnya tinggi, sedang dan

rendah asupan.

Prosedur FFQ Kualitatif

1. Dari daftar makanan tertentu kelompok makanan/kelompok makanan yang

disukai, mintalah responden untuk mengidentifikasi seberapa sering mereka

biasanya mengkonsumsi setiap item makanan (kelompok makanan (daftar

kategori makanan. Bertindak sebagai membantu ingatan cepat)

2. Lima kategori untuk frekuensi makanan makanan yang tersedia: sehari-hari (D),

mingguan (W), bulanan (M), tahunan (Y), jarang / tidak pernah (N). Responden

memilih kategori yang paling sesuai untuk frekuensi konsumsi setiap item

makanan yang dipilih, dan mencatat jumlah setiap kali item makanan yang

dikonsumsi dalam kotak yang sesuai

3. Dalam konteks sederhana atau non-kuantitatif FFQ pilihan ukuran porsi tidak

diberikan. Ini umumnya menggunakan "ukuran bagian standar" diambil dari

data yang besar-populasi.

Page 6: FFQ.docx

Table 1. Example of qualitative FFQ format

Food ItemFrequency

Daily Weekly Monthly Yearly Never

Tempe

Tofu

Soybean

2.4. Langkah – Langkah dalam Pelaksanaaan Metode FFQ

Dengan menggunakan metode frekuensi makanan maka dapat diperoleh gambaran pola

konsumsi bahan makanan secara kualitatif, tapi karena periode pengamatannya lebih lama

dan dapat membedakan individu berdasarkan ranking tingkat konsumsi zat gizi, maka

cara ini paling sering digunakan dalam epidemiologi gizi. Kuesioner frekuensi makanan

memuat tentang daftar bahan makanan atau makanan dan frekuensi penggunaan makanan

tersebut pada periode tertentu. Bahan makanan yang ada dalam daftar kuesioner tersebut

adalah yang di konsumsi dalam frekuensi yang cukup sering oleh responden. (Supariasa,

2001).

Langkah-langkah Metode frekuensi makanan, Supariasa (2001):

1.     Responden diminta untuk memberi tanda pada daftar yang tersedia pada kuesioner

mengenai frekuensi penggunaannya dan ukuran porsinya.

2.    Lakukan rekapitulasi tentang frekuensi penggunaan jenis-jenis bahan makanan

terutama bahan makanan yang merupakan sumber-sumber zat gizi tertentu selama

periode tertentu pula.

2.5. Kekurangan FFQ

Kekurangan metode FFQ :

- Tidak dapat untuk menghitung intake zat gizi sehari

- Sulit mengembangkan kuesioner pengumpulan data

- Cukup menjemukan bagi pewawancara

- Perlu membuat percobaan pendahuluan untuk menentukan jenis bahan makanan yang

akan masuk dalam daftar kuesioner

- Responden harus jujur dan mempunyai motivasi tinggi

- Hasil tergantung pada kelengkapan daftar makanan dalam kuesioner

- Makanan musiman sulit untuk mengukur

Page 7: FFQ.docx

- Bergantung pada memori/ ingatan

2.6. Kelebihan FFQ

Kelebihan metode FFQ :

- Relatif murah dan sederhana

- Dapat dilakukan sendiri oleh responden

- Tidak membutuhkan latihan khusus

- Dapat membantu untuk menjelaskan hubungan antara penyakit dan kebiasaan makan

- Pengolahan data sederhana.

- Cepat, tidak membutuhkan waktu lama.

- Dapat menentukan asupan makanan tertentu yang biasa kelompok makanan

konsumsi selama jangka waktu.

2.7. FORM FFQ

Nama Bahan MakananFrekuensi Konsumsi

>1x/hari 1x/hari 4-6x/minggu 1-3x/minggu 1x/bulan 1x/tahun Keterangan1. Makanan Pokok

a. ...b. ....c. ....

2. Lauk Hewani a. Telur b. Daging Sapi c. Dan Sebagainya

3. Lauk Nabati a. Tempe b. Tahu c. Dan sebagainya

4. Sayur-sayuran a. ....b. ....c. ....

5. Buah – Buahan a. ......b. ......c. .....

6. Lain – lain a. ....b. ....c. .....

Page 8: FFQ.docx
Page 9: FFQ.docx

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

1. Food Frequency Questionnare Method (FFQ/ Metode Kuesioner Frekuensi makanan)

adalah Salah satu metode dietary assesment dalam konteks individu yang mencatat

frekuensi individu terhadap beberapa jenis makanan (<100) dalam kurun waktu

tertentu (1 bulan terakhir/6 bulan terakhir/1 tahun terakhir).

2. FFQ terdiri dari 3 jenis, yaitu Simple or nonquantitative FFQ, Semi quantitative

FFQ, Quantitative FFQ

3. Langkah – langkah dalam melaksanakan metode FFQ adalah dengan cara :

a. Responden diminta untuk memberi tanda pada daftar yang tersedia pada kuesioner

mengenai frekuensi penggunaannya dan ukuran porsinya.

b. Lakukan rekapitulasi tentang frekuensi penggunaan jenis-jenis bahan makanan

terutama bahan makanan yang merupakan sumber-sumber zat gizi tertentu selama

periode tertentu pula.

4. Kekurangan metode FFQ, yakni tidak dapat untuk menghitung intake zat gizi sehari

, Sulit mengembangkan kuesioner pengumpulan data, cukup menjemukan bagi

pewawancara, perlu membuat percobaan pendahuluan untuk menentukan jenis bahan

makanan yang akan masuk dalam daftar kuesioner

5. Kelebihan metode FFQ, yakni relatif murah dan sederhana, dapat dilakukan sendiri

oleh responden, tidak membutuhkan latihan khusus, dapat membantu untuk

menjelaskan hubungan antara penyakit dan kebiasaan makan, pengolahan data

sederhana.

3.2. Saran

Dalam penggunaan metode dietary assesment harus dilakukan pemahaman

yang baik tentang cara – cara dalam melakukan suatu dietary asssesment agar tidak

terjadi bias.

Page 10: FFQ.docx

DAFTAR PUSTAKA

Fahmida, Umi dan Drupadi HS Dillon. 2007. Handbook Nutritional Assessment. SEAMEO-

TROPMED RCCN UI : Jakarta.

Gibson, Rosalind S. 1990. Principles of Nutritional Assessment. New York: Oxford

University Press,Inc.

http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47434/I11nws_BAB%20II

%20Tinjauan%20Pustaka.pdf?sequence=6

Ibnu, Fajar; Bachyar Bakri; I Dewa Nyoman S. 2001. Penilaian Status Gizi. Penerbit Buku

Kedokteran: Jakarta.