Fes
description
Transcript of Fes
SINDROM EMBOLI LEMAK
SINDROM EMBOLI LEMAK
Yan Agus Achtiar, S.kedNIM 092010101063
Pembimbing:dr. Samsul Huda, Sp.B
Yan Agus Achtiar, S.kedNIM 092010101063
Pembimbing:dr. Samsul Huda, Sp.B
Latar Belakang
• 90% dari semua pasien dengan fraktur tulang & prosedur ortopedik
• Asimptomatik, 10% yang bergejala
• Disfungsi multisistem (paru, otak, dan kulit)
Definisi
• Sindrom emboli lemak adalah sebuah proses dimana jaringan lemak masuk ke dalam aliran darah, yang ditandai dengan gejala klinis berupa sesak napas, demam, ruam ptekie, gangguan neurologis, gangguan pada ginjal (Wheeless, 2012)
Epidemiologi
• Fraktur tulang panjang dan fraktur panggul
• Fraktur tertutup > fraktur terbuka• Pria > pada wanita• 0 sampai 9 tahun jarang terjadi• Usia tersering 10 sampai 39 tahun
Etiologi
• Fraktur• Prosedur ortopedi• Biopsi sumsum tulang• Cedera jaringan lunak yang besar• Luka bakar yang parah• Fatty liver
Patogenesis
• Trauma pada tulang panjang melepaskan tetesan lemak
• Tetesan lemak ini masuk ke robekan pembuluh darah dekat tulang panjang
• Tetesan lemak kemudian diangkut ke vaskular bed pulmonary di mana tetesan lemak besar mengakibatkan obstruksi mekanik dan terjebak sebagai emboli dalam kapiler paru-paru
• Tetesan lemak ukuran kecil dapat melewati paru-paru dan mencapai sirkulasi sistemik menyebabkan embolisasi ke otak, kulit, ginjal atau retina
Gejala Klinis
• Terjadi antara 12-72 jam setelah cedera awal. Jarang terjadi pada kurang dari 12 jam atau setelah 2 minggu.– Manifestasi pernafasan (95%)– Efek otak (60%)– Petekie (33%)
1. Manifestasi Paru :Perubahan pernafasan sering merupakan gejala klinis yang tampak pertama– Sesak, takipnea– Hipoksemia– ARDS– Hipoksia
2. Gejala sistem saraf pusat :– Sakit kepala– Demam (suhu lebih dari 38,5°C)– Gelisah, Disorientasi– Kejang– Pingsan atau koma– Tanda-tanda neurologis fokal
(hemiplegia, afasia, apraxia, gangguan lapang pandang, anisokor)
Hampir semua defisit neurologis bersifat sementara dan reversible
3. Ruam Ruam petekie bisa terjadi gejala terakhir setelah gejala yang lain muncul dalam 36 jam pertama– Embolisasi kapiler kulit kecil yang
mengarah ke ekstravasasi eritrosit– Lipatan-lipatan kulit tubuh bagian atas
(leher, ketiak, anterior lengan, mukosa mulut dan konjungtiva)
– Self limiting, menghilang sepenuhnya dalam 7 hari
4. Manifestasi okuler Pada funduskopi - Retinopati purtscher- Edema makula- Perdarahan makula
5. Renal– Oliguria– Hematuria– Anuria
DiagnosisKriteria Gurd (2 mayor/1 mayor+4 minor)
Kriteria mayor :1. Aksila atau subkonjungtival petekie2. Hipoksemia PaO2 <60 mm Hg, FIO2 ≤ 0,43. Depresi sistem saraf pusat4. Edema paru
Kriteria minor :1. Takikardia >110 x/m2. Pireksia >38,5°C3. Emboli ada dalam retina pada funduskopi4. Terdapat gelembung-gelembung lemak dalam urin5. Penurunan mendadak hematokrit atau trombosit di nilai pada peningkatan ESR (eritrosit sedimentation rate)6. Terdapat gelembung-gelembung lemak dalam dahak
Kriteria Schonfold Skor
1. Ptekie 5
2. Rontgen dada terdapat infiltrate difus di lapang
paru4
3. Hipoksemia 3
4. Demam 1
5. Takikardi 1
6. Takipnea 1
Skor> 5 diperlukan untuk diagnosis positif
PO2 < 8 kPa
PCO2 > 7.3 kPa
Tingkat respirasi > 35x/menit
Peningkatan kerja pernapasan, dyspnea,
takikardi, ansietas
Berdasarkan kelainan sistem pernapasan
Pemeriksaan
• Hematologi dan biokimia :– Anemia, tidak dapat dijelaskan (70%
kasus)– Trombositopenia (< 150.000 pada
50% kasus)– Penurunan hematokrit, 24 - 48 jam,
dihubungkan dengan perdarahan intraalveolar
– Hipokalsemia (kalsium mengikat asam lemak bebas)
• Chest X-ray :konsolidasi ruang udara karena edema atau perdarahan alveolar
• Bronkoskopi : mendeteksi tetesan lemak dalam makrofag alveolar
• CT scan kepala– Terdapat difus putih dikarenakan perdarahan
ptekie dengan cedera mikrovaskuler– Menyingkirkan penyebab lain dari
penurunan tingkat kesadaran
• MRI otak
• Sitologi urin, darah dan sputum :– mendeteksi gelembung-gelembung
lemak yang bebas atau yang di dalam makrofag
• Analisis gas darah :– Hipoksemia PaO2 <60 mm Hg, FIO2 ≤
0,4
Penatalaksanaan
• Oksigenasi dan ventilasi yang memadaiCPAP dan PEEP, untuk meningkatkan PaO2
• Pembatasan asupan cairan & diuretik
• Hemodinamik stabil• Albumin
mengikat asam lemak dan dapat menurunkan tingkat cedera paru
• Terapi medikasi:Kortikosteroid– mencegah perkembangan sindrom emboli lemak– sebagai agen anti-inflamasi– mengurangi perdarahan perivaskular dan edemaAspirin:– normalisasi signifikan gas darah, protein
koagulasi, dan trombositHeparin:– merangsang aktivitas enzim lipase
Prognosis
• Dubia ad bonam, kecuali untuk kasus yang fulminan
• Tingkat kematian 5 - 15%• Gagal napasan, jarang menyebabkan kematian• Defisit neurologis dan koma dapat berlangsung
selama beberapa hari atau minggu• Berkurangnya residu mungkin termasuk
perubahan kepribadian, kehilangan memori dan disfungsi kognitif
• Pada pasien dengan koma dan ganguan nafas mortalitasnya adalah 20%