FENOMENA EL NINO DAN LA NINA - BMKGngurahrai.bali.bmkg.go.id/file/buletin/d45639018770e...siklon...

24
VOLUME III NOMOR 9 SEPTEMBER 2019 ISSN 2548-9801 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KELAS I I GUSTI NGURAH RAI BMKG T AK SELAMANYA KEMARAU ITU KERING FENOMENA EL NINO DAN LA NINA PENGARUH DINAMIKA ENSO DI BULAN SEPTEMBER 2019 KONDISI ANGIN DI PUNCAK MUSIM KEMARAU DI BANDARA I GUSTI NGURAH RAI

Transcript of FENOMENA EL NINO DAN LA NINA - BMKGngurahrai.bali.bmkg.go.id/file/buletin/d45639018770e...siklon...

Page 1: FENOMENA EL NINO DAN LA NINA - BMKGngurahrai.bali.bmkg.go.id/file/buletin/d45639018770e...siklon tropis Krosa. Pada analisis Kelembaban udara 12-13 Agustus 2019 sumber: bmkg.go.id

1 Meteodrome, Maret 2019

VOLUME III NOMOR 9 SEPTEMBER 2019 ISSN 2548-9801

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKASTASIUN METEOROLOGI KELAS I I GUSTI NGURAH RAI

BMKG

TAK SELAMANYA KEMARAU ITU KERING

FENOMENA EL NINO DAN LA NINA

PENGARUH DINAMIKA ENSO

DI BULAN SEPTEMBER 2019

KONDISI ANGIN DI PUNCAK MUSIM

KEMARAU DI BANDARA I GUSTI

NGURAH RAI

Page 2: FENOMENA EL NINO DAN LA NINA - BMKGngurahrai.bali.bmkg.go.id/file/buletin/d45639018770e...siklon tropis Krosa. Pada analisis Kelembaban udara 12-13 Agustus 2019 sumber: bmkg.go.id

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKASTASIUN METEOROLOGI KELAS I I GUSTI NGURAH RAI

WEATHER SERVICE FOR FLIGHT SAFETY

Page 3: FENOMENA EL NINO DAN LA NINA - BMKGngurahrai.bali.bmkg.go.id/file/buletin/d45639018770e...siklon tropis Krosa. Pada analisis Kelembaban udara 12-13 Agustus 2019 sumber: bmkg.go.id

3 Meteodrome, September 2019

Sapa EditorEL NINO LA NINA

Dampak El Nino dan La Nina

El Nino dan La Nina merupakan kejadian alam yang menunjukkan perubahan iklim di Bumi yang diakibatkan oleh perubahan suhu permukaan air laut yang ada di

Samudera Pasifik. Apabila keadaan suhu air laut di Pasifik tidak normal, maka dapat berpengaruh pada iklim normal di daerah terdampak yaitu terjadi kekeringan atau hujan lebat.

Buletin kali ini akan mengangkat tema yang berkaitan dengan dampak ENSO di Wilayah Indonesia. Berdasarkan prediksi dari BMKG dan beberapa lembaga internasional lainnya diprediksi bahwa untuk bulan Agustus 2019 akan terjadi kondisi Netral. Kemudian untuk September 2019 hingga Januari 2020 diprediksi ENSO dalam rentang Netral hingga El Nino Lemah. Hal ini dapat mengurangi potensi hujan di Indonesia khususnya di wilayah Bali.

Tim Redaksi

Diterbitkan oleh:Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai - Denpasar

Gedung GOI Lt. II Bandara Ngurah Rai DenpasarKodepos 8036103619359754 | 036170160103619351124 | 03619356665

[email protected]

Website:http://ngurahrai.bali.bmkg.go.id/

Sapa EditorDAFTAR ISI

04Suhu, Kelembaban, dan

Tekanan Udara :Suhu, Kelembaban dan Tekanan

Udara Bulan Agustus 2019

03Sapa Editor :

Dampak El Nino dan La Nina

07Analisis Angin :

Kondisi Angin di Puncak Musim Kemarau di Bandara I

Gusti Ngurah Rai

10Analisa Kejadian Cuaca

Bermakna :Tak Selamanya Kemarau Itu

Kering.

16Fokus :

Pengaruh Dinamika Enso Bulan September 2019

REDAKSI

Pelindung Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I I Gusti Ngurah RaiPenasihat Kepala Seksi Observasi Kepala Seksi Data dan Informasi Kepala Sub Bagian Tata UsahaPemred Tanti Prasetya Prima DewiWakil Pemred Gde Sudika PratamaSekretaris Rahma Fauzia YusharAnggota Redaksi Pande Hadi Wiguna Putu Eka Tulistiawan Ni Luh Putu Sri Ariastuti Bonggo Pribadi Sangsang Firmansyah Muh. Khamdani Suyatno Dewa Gede Agung Mahendra Apritarum Fadianika I Kadek Mas Satriyabawa Dewa Ayu Kade Wida Luh Novita Ari Wardani Aulia Siti Syahdian Ni Made Dwijayanti Made Nanda Putri A. M. Kadek SumajaDistribusai & Percetakan I Wayan Subakti Putri Kusuma Kusumastuti Kadek Winasih Devi Dwita Meiliza

21Artikel Sains :

Mengenal Himawari 8

Page 4: FENOMENA EL NINO DAN LA NINA - BMKGngurahrai.bali.bmkg.go.id/file/buletin/d45639018770e...siklon tropis Krosa. Pada analisis Kelembaban udara 12-13 Agustus 2019 sumber: bmkg.go.id

Foto by @pandephw

Suhu, Tekanan dan Kelembaban UdaraAGUSTUS 2019

Oleh : Sangsang Firmansyah, S.P

SUHU, KELEMBABAN, DAN TEKANAN UDARA DI BULAN AGUSTUS 2019

Page 5: FENOMENA EL NINO DAN LA NINA - BMKGngurahrai.bali.bmkg.go.id/file/buletin/d45639018770e...siklon tropis Krosa. Pada analisis Kelembaban udara 12-13 Agustus 2019 sumber: bmkg.go.id

5 Meteodrome, September 2019

Suhu udara rata-rata, maksimum, dan minimum Bulan Agustus 2019 di Stasiun Meteorologi Kelas I I Gusti Ngurah Rai

Suhu dan kelembaban merukan unsur cuaca yang langsung kita rasakan, sehingga perubahan-perubahannya juga akan memberikan dampak langsung pada tubuh kita, sedangkan unsur tekanan akan memberikan pengaruh terhadap parameter cuaca lain seperti angin dan pembentukan

Berdasarkan data hasil observasi Stasiun Meteorologi Ngurah Rai Denpasar, pada bu-lan Agustus 2019 tercatat suhu rata-ratan-ya tercatat 25.5⁰C. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 0,3°C dibandingkan bulan lalu (25.8°C). Suhu rata-rata harian tertinggi 26.3⁰C dan suhu rata-rata harian terendahnya 23.3⁰C. Sedangkan normaln-ya untuk bulan yang sama adalah 26.0⁰C.

Suhu rata-rata maximum 28.6⁰C dan suhu rata-rata minimum 23.7⁰C. Suhu maximum harian tertinggi 29.4⁰C tercatat pada tanggal 12 Agustus 2019 dan suhu minimum harian terendah 20.0⁰C tercatat pada tanggal 05 Agustus 2019. Normal suhu rata-rata maximum dan minimum-nya adalah 29.3⁰C dan 23.6⁰C.

Tekanan udara pada bulan Agustus 2019 tidak berbeda jauh dengan teka-na udara pada bulan sebelumnya, di-mana rata-rata hariannya lebih tinggi 0.3 mb dari tekanan udara rata-rata harian bulan juli 2019.

Tercatat tekanan udara rata-rata harian-nya 1012.8 mb. Tekanan udara tertinggi 1016.5 mb terjadi pada tanggal 17 Agus-tus 2019 sedangkan tekanan udara ter-endah 1009.1 mb. terjadi pada tanggal 21 dan 31 Agustus 2019.

Page 6: FENOMENA EL NINO DAN LA NINA - BMKGngurahrai.bali.bmkg.go.id/file/buletin/d45639018770e...siklon tropis Krosa. Pada analisis Kelembaban udara 12-13 Agustus 2019 sumber: bmkg.go.id

Kelembaban udara rata-rata bulan agus-tus 2019 sama dengan kelembaban udara normalnya yaitu 77% dengan kelembaban udara harian berkisar antara 69% sampai dengan 87%.

Kelembaban udara tertinggi 94% terjadi saat cuaca hujan deras pada tanggal 13 Agustus 2019 , dan kelembaban terendah 58% pada tanggal 5 Agustus 2019. Untuk lebih mengetahui kelembaban udara bu-lan Agustus 2019 disajikan dalam grafik

Kondisi tekanan udara Bulan Agustus 2019 di Stasiun Meteorologi Kelas I I Gusti Ngurah Rai Kondisi

Suhu, tekanan & kelembaban Udara 6

Kondisi Kelembapan udara Bulan Agustus 2019 di Stasiun Meteorologi Kelas I I Gusti Ngurah Rai

Page 7: FENOMENA EL NINO DAN LA NINA - BMKGngurahrai.bali.bmkg.go.id/file/buletin/d45639018770e...siklon tropis Krosa. Pada analisis Kelembaban udara 12-13 Agustus 2019 sumber: bmkg.go.id

7 Meteodrome, Februari 2019

ANALISA ANGINAGUSTUS 2019

KONDISI ANGIN DI PUNCAK MUSIM KEMARAU

DI BANDARA I GUSTI NGURAH RAI

Oleh : Apritarum Fadianika, SST

Page 8: FENOMENA EL NINO DAN LA NINA - BMKGngurahrai.bali.bmkg.go.id/file/buletin/d45639018770e...siklon tropis Krosa. Pada analisis Kelembaban udara 12-13 Agustus 2019 sumber: bmkg.go.id

Bulan Agustus dan September secara klimatologis merupakan puncak musim kemarau di Bali. Kondisi ini tentunya

dipengaruhi oleh kondisi angin selama bulan Agustus 2019. Analisa Windrose di Stasiun Meteorologi Kelas I I Igusti Ngurah Rai menunjukkan bahwa selama bulan Agustus 2019 angin masih didominasi dari arah Timur, hal ini berlangsung sejak bulan Juli 2019.

Windrose Bulan Agustus 2019

Analisa Angin Agustus 2019 8

Windrose Bulan Agustus 2019

Angin timuran mempunyai karakter membawa masa udara kering dari dataran benua Australia. Kondisi inilah yang menyebabkan sedikitnya suplai uap air di atmosfer, sehingga potensi pembentukan awan dan hujan kecil pada bulan Agustus 2019. Angin dari arah Timur mendominasi dengan prosentase sebanyak 52.5%, setelah itu diikuti oleh angin dari arah Tenggara dengan prosentase sebesar 42%.

Angin pada bulan Agustus 2019 dominan pada kisaran kecepatan antara 7 -11 knot sebanyak 63.8% Setelah itu sebanyak 20.3% dominasi angin dengan kecepatanan 4.08-7KT. Sedangkan kecepatan rata-rata angin permukaan yaitu 7.4 knot, kondisi ini menyatakan bahwa kondisi arah dan kecepatan rata-rata angin permukaan di Bandara I Gusti Ngurah Rai masih dalam ketegori normal.Berdasarkan data F-klim juga dapat diketahui bahwa kecepatan angin maksimum rata-rata yaitu 19 knot dan kecepatan maksimum terbesar yaitu 27 knot.

Kondisi angin sangat berpengaruh dalam dunia penerbangan terutama pada saat take-off dan landing. Untuk mengetahui bagaimana kondisi angin di Bali khususnya di Bandara I Gusti Ngurah Rai pada bulan Agustus 2019, dilakukan analisa data untuk melihat bprosentase data crosswind, headwind, dan tailwind di Stasiun Meteorologi Kelas I I Gusti Ngurah Rai.

Page 9: FENOMENA EL NINO DAN LA NINA - BMKGngurahrai.bali.bmkg.go.id/file/buletin/d45639018770e...siklon tropis Krosa. Pada analisis Kelembaban udara 12-13 Agustus 2019 sumber: bmkg.go.id

9 Meteodrome, September 2019

Dalam dunia penerbangan dikenal istilah headwind, tailwind, dan crosswind. Headwind adalah angin yang berlawanan dengan arah datangnya pesawat (dari arah depan), sedangkan tailwind adalah angin yang searah dengan datangnya pesawat (dari arah belakang). Headwind dengan persentase 95% sangat efektif dimanfaatkan untuk take-off dan landing di Bandara Ngurah Rai. Kecepatan headwind yang paling sering terjadi yaitu 7-9 knots sebanyak 495 kejadian, dengan kecepatan tertinggi headwind yaitu 19-21 knots terjadi hanya 1 kali sepanjang bulan Agustus 2019. Sedangkan untuk tailwind paling sering terjadi yaitu 0-2 knots. sebanyak 54 kejadian, dengan kecepatan tertinggi tailwind yaitu 6-8 knots terjadi hanya sekali. crosswind kanan dengan persentase 88%. Cross wind dari arah kiri terjadi sebanyak 6% dan netral dengan persentase 6%. Kecepatan crosswind kanan yang paling sering terjadi yaitu 3-5 knots sebanyak 598 kejadian, dengan

kecepatan tertinggi 12-14 knots terjadi sebanyak 5 kali. Sedangkan untuk crosswind kiri kecepatan tertinggi terjadi hanya sekali selama bulan Agustus yaitu 7-9 knots.

Prosentase Headwind Bulan Agustus 2019

Prosentase Cross Wind Bulan Agustus 2019

Histogram Headwind, Tailwind , dan Crosswind Agustus

Page 10: FENOMENA EL NINO DAN LA NINA - BMKGngurahrai.bali.bmkg.go.id/file/buletin/d45639018770e...siklon tropis Krosa. Pada analisis Kelembaban udara 12-13 Agustus 2019 sumber: bmkg.go.id

1010Cuaca Bermakna Agustus 2019

Analisis Kejadian Cuaca Bermakna Agustus 2019

TAK SELAMANYAKEMARAU ITU KERING..

Oleh : Pande Putu Hadi Wiguna, S.Tr

Secara klimatologis, bulan Agustus merupakan musim kemarau di Indonesia, termasuk di wilayah Bali. Secara umum, musim kemarau di Bali menandakan rendahnya potensi cuaca buruk

khususnya hujan. Baik hujan ringan hingga hujan lebat. Akan tetapi musim kemarau tak selalu identik dengan kering, masih berpeluang terjadi hujan tapi jumlah intensitasnya tidak sebanyak seperti saat musim hujan.

Photo cover by : @pandephw

Page 11: FENOMENA EL NINO DAN LA NINA - BMKGngurahrai.bali.bmkg.go.id/file/buletin/d45639018770e...siklon tropis Krosa. Pada analisis Kelembaban udara 12-13 Agustus 2019 sumber: bmkg.go.id

11 Meteodrome, Maret 201911 Meteodrome, September 2019

TAK SELAMANYAKEMARAU ITU KERING..

Oleh : Pande Putu Hadi Wiguna, S.Tr

Pada Bulan Juli tahun 2019, di Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai tel-ah turun hujan sebanyak tujuh hari dengan curah hujan total seban-yak 32.9 mm. Tiga hari hujan masing-masing terjadi pada dasarian satu dengan total curah hujan saat itu 0.3 mm. Pada dasarian dua terjadi 3 hari hujan dengan total curah hujan saat itu mencapai 32.6 mm. Terbanyak adalah di tanggal 13 sebesar 19.3mm dan di tanggal 14 sebesar 13.3mm. Dasarian tiga tercatat hanya terdapat satu hari

Page 12: FENOMENA EL NINO DAN LA NINA - BMKGngurahrai.bali.bmkg.go.id/file/buletin/d45639018770e...siklon tropis Krosa. Pada analisis Kelembaban udara 12-13 Agustus 2019 sumber: bmkg.go.id

1212Cuaca Bermakna Agustus 2019

Rekaman Data Cuaca Perdasarian Agustus 2019

SST Dasarian Agustus 2019 Tekanan udara Agustus 2019

hujan dengan jumlah curah hujan tak terukur.

Dari analisa suhu muka laut bulan Juli 2019 ter-catatat masih cukup hangat 25°C sampai 30°C yang masih memungk-inkan terjadinya perum-buhan awan hujan. Se-dangkan untuk anomali suhu muka laut di Bulan Juli di perairan sekitar Bali berkisar antara -1.5

Anomali SST Dasarian III Agustus 2019

WAKTU CURAH HUJAN HARI HUJAN HARI GUNTUR

DASARIAN I 0.3 3 0

DASARIAN II 32.6 3 0

DASARIAN III 0.0 1 0

Page 13: FENOMENA EL NINO DAN LA NINA - BMKGngurahrai.bali.bmkg.go.id/file/buletin/d45639018770e...siklon tropis Krosa. Pada analisis Kelembaban udara 12-13 Agustus 2019 sumber: bmkg.go.id

13 Meteodrome, Maret 201913 Meteodrome, September 2019

Rekaman Data Cuaca Perdasarian Agustus 2019

Lintasan MJO dari 9 Juli 2019 hingga 17 Agustus 2019

hingga -0.5 yang berar-ti kuang signifikan terh-adap penambahan uap air dalam pembentukan awan dan hujan.

Ditinjau dari ganggu-an MJO periode 3 Agus-tus-11 September 2019, lintasan MJO aktif di wilayah Indonesia pada tanggal 26 Agustus - 11 september 2019. Dika-takan aktif karena MJO pada tanggal terse-but berada di antara kuadran 4 dan 5 yakni Maritime Continent. Hal

ini memberikan pengaruh positif dalam pertumbuhan awan peng-hasil hujan di wilayah Indonesia. Sedangkan apabila di analisis pada saat kejadian hujan lebat di Bandara Ngurah Rai, yaitu tanggal 13 dan 14 Agusutus 2019, posisi MJO kurang signifikan karena berada pada fase permulaan.

Dari analisa pola tekanan rata-rata harian bulan Juli 2019 di wilayah sekitar Bali tekanannya berkisar antara 1012.5 hPa hingga 1015.0 hPa, tekanan harian masih cukup tinggi sehingga berperan kecil terhadap pembentukan awan dan hujan.

WAKTU CURAH HUJAN HARI HUJAN HARI GUNTUR

DASARIAN I 0.3 3 0

DASARIAN II 32.6 3 0

DASARIAN III 0.0 1 0

Page 14: FENOMENA EL NINO DAN LA NINA - BMKGngurahrai.bali.bmkg.go.id/file/buletin/d45639018770e...siklon tropis Krosa. Pada analisis Kelembaban udara 12-13 Agustus 2019 sumber: bmkg.go.id

14Cuaca Bermakna Agustus 2019

Tekanan udara Agustus 2019sumber: bom.gov.au

Pola Angin 12-13 Agustus 2019sumber: bom.gov.au

Analisis regional mengerucut pada tanggal 12 dan 13 Agustus 2019. Hal ini dikarenakan hujan yang terjadi pada hari tersebut cukup signifikan dan menyebab-kan jumlah curah hujan pada dasarian ke dua di bulan Agustus berjumlah 32.6 mm. Pada pola angin hari tersebut terdapat be-lokan angin di wilayah Bali dan sekitarnya yang merupakan efek secara tidak langsung dari adanya siklon tropis Krosa. Pada analisis

Kelembaban udara 12-13 Agustus 2019sumber: bmkg.go.id

Kelembaban udara pada tanggal 12 dan 13 Agustus 2019 menun-jukan nilai yang mendukung ter-bentuknya hujan. Tetapi sinyal

ini hanya valid sampai lapisan 850 hpa saja. Pada data radar cuaca di Stasiun Meteorologi Ngurah Rai, terekam citra radar yang menun-jukan curah hujan dengan inten-sitas ringan hingga sedang. Dari analisis global, regional dan lokal diketahui bahwa beberapa faktor mendukung untuk terjadi hujan

pada tanggal 12 dan 13 Agustus 2019. Khususnya faktor region-al akibat adanya belokan an-gin dari pengaruh tak langsung siklon Krosa dan Kelembaban udara yang cukup pada lapisan 850mb.

Citra radar 12-13 Agustus 2019sumber: radar cuaca BMKG Ngurah Rai

Page 15: FENOMENA EL NINO DAN LA NINA - BMKGngurahrai.bali.bmkg.go.id/file/buletin/d45639018770e...siklon tropis Krosa. Pada analisis Kelembaban udara 12-13 Agustus 2019 sumber: bmkg.go.id

15 Meteodrome, Maret 2019

Berdasarkan peta prakiraan curah hujan dan sifat hujan, maka dapat dilihat bahwa pada bulan Agustus secara keseluruhan wilayah Bali hujannya rendah kecuali di daerah Bangli yang hujannya me-nengah. Sedangkan sifat hujan di bulan Agustus 2019 secara umum dibawah normal kecuali daerah Kuta, Bangli dan Manggis yang be-rada di atas normal.

Meteodrome, September 2019

Page 16: FENOMENA EL NINO DAN LA NINA - BMKGngurahrai.bali.bmkg.go.id/file/buletin/d45639018770e...siklon tropis Krosa. Pada analisis Kelembaban udara 12-13 Agustus 2019 sumber: bmkg.go.id

1616Analisa AnginMeteodrome, Agustus 2019Suhu, Tekanan, Kelembaban Udara Juni 2019

Oleh : Ni Made Dwi Jayanti ; Rahma Fauzia Yushar, S.Tr

ARTIKEL :PENGARUH DINAMIKA ENSO DI BULAN SEPTEMBER 2019

PENGARUH DINAMIKA ENSO DI BULAN SEPTEMBER 2019

Page 17: FENOMENA EL NINO DAN LA NINA - BMKGngurahrai.bali.bmkg.go.id/file/buletin/d45639018770e...siklon tropis Krosa. Pada analisis Kelembaban udara 12-13 Agustus 2019 sumber: bmkg.go.id

17 Meteodrome, Maret 2019

Jika kita menonton berita di televisi, khususnya yang berhubungan dengan kondisi cuaca, sering kali kita mendengar tentang ENSO, El Nino dan La Nina. Tahukah anda apa itu ENSO ? ENSO merupakan sebuah interaksi laut atmosfer

yang berpusat di wilayah ekuator Samudra Pasifik (Aldrian, 2008) yang menyebabkan anomali iklim global (Trenberth dkk., 2000). Secara sederhana, ENSO bisa dikatakan berupa fluktuasi suhu muka laut di Samudra Pasifik yang berdekatan dengan ekuator, yang kemudian berinteraksi dengan perubahan kondisi atmosfer diatasnya.

Pola Sirkulasi El Nino dan La Nina Sumber : Bureau of Meteorology Australia

Fluktuasi suhu muka laut tersebut kemudian menyebabkan tiga fase yaitu Normal, El Nino dan La Nina. Pembagian kriteria pada masing-masing tergantung pada Southern Oscillation Indek (SOI) dari bulan April (0) hingga Maret (+1).

Adapun ENSO dibagi menjadi beberapa fase, yaitu :1. ENSO – Fase Normal Pada fase netral disebut juga kondisi normal dari ENSO, dimana tidak terjadi El Nino Maupun La Nina. Pada fase ini, suhu muka laut, pola hujan kawasan tropis dan sirkulasi atmosfer berada dalam kondisi rata-ratanya.

2. ENSO – Fase El Nino Istilah El Nino dalam bahasa Spanyol berarti “anak laki-laki”. Istilah ini awalnya digunakan untuk menggambarkan keadaan tahunan arus hangat lemah yang menyusuri pantai selatan Peru dan Ekuador yang menyebabkan turunnya tangkapan ikan (Trenberth, 1997; BOM, 2011). Turunnya tangkapan ikan tersebut disebabkan oleh nutrisi yang biasanya dimunculkan ke permukaan oleh umbalan (upwelling) melemah (BOM, 2011). Perkembangan selanjutnya El Nino merupakan keadaan peningkatan suhu permukaan lautan (sea surface temperature) dari suhu normalnya di Pasifik Ekuator timur.

Meteodrome, September 2019

Page 18: FENOMENA EL NINO DAN LA NINA - BMKGngurahrai.bali.bmkg.go.id/file/buletin/d45639018770e...siklon tropis Krosa. Pada analisis Kelembaban udara 12-13 Agustus 2019 sumber: bmkg.go.id

18

Model SST dan SST anomaly(Sumber: NOAA)

Artikel September 2019

3. ENSO – Fase La NinaLa Nina berarti “anak perempuan” dalam bahasa Spanyol. La Nina adalah kejadian yang berkebalikan dengan El Nino, yakni penurunan suhu permukaan lautan di kawasan ekuator Samudera Pasifik dari suhu normalnya (Trenberth, 1997; Kirono dalam Prabowo, 2002). Ketika terjadi El Nino maupun La Nina, keduanya berasosiasi dengan Southern Oscillation, sehingga fenomena ini lebih dikenal sebagai ENSO (Trenberth, 1997; Aldrian, 2008; Prabowo, 2002).

Faktor utama yang juga mempengaruhi variabilitas iklim di

Indonesia adalah monsun dan ENSO. Gejala ENSO memberikan pengaruh terhadap kondisi laut di Indonesia yaitu menjadi lebih dingin pada tahun El Nino dan lebih hangat pada tahun La Nina (Aldrian, 2008). Hal ini menyebabkan jumlah massa uap air di atas wilayah Indonesia lebih banyak ketika La Nina terjadi. Kondisi ini menyebabkan Indonesia cenderung mengalami banyak kejadian hujan pada saat La Nina. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di bumi yang terletak di antara dua benua (Asia dan Australia) serta antara dua samudera (Hindia dan Pasifik) (Tjasyono, 2005).

Page 19: FENOMENA EL NINO DAN LA NINA - BMKGngurahrai.bali.bmkg.go.id/file/buletin/d45639018770e...siklon tropis Krosa. Pada analisis Kelembaban udara 12-13 Agustus 2019 sumber: bmkg.go.id

19 Meteodrome, Maret 2019

Analisis dan prediksi ENSO hingga Januari 2020 (Sumber : Tim ICIG BBMKG Wilayah III Denpasar)

Lembaga telah mampu memodelkan analisis serta prakiraan ENSO dengan kisaran sampai 9 (sembilan) bulan ke depan. Pemodelan ini dianggap mampu untuk membantu masyarakat dalam mengatasi cuaca ekstrim seperti hujan lebat, banjir, maupun kekeringan.

Dari data prakiraan suhu muka laut selama 6 bulan ke depan terlihat bahwa untuk anomali suhu muka laut di wilayah Samudera Hindia diprediksi akan didominasi oleh anomali positif terutama di bagian tengah dan barat

sementara itu anomali suhu muka laut negatif diprediksi muncul di perairan barat daya Sumatera. Kondisi anomali suhu muka laut wilayah Indonesia akan cenderung menghangat hingga Januari 2020. Untuk wilayah Nino 3.4 pada bulan Agustus 2019 hingga November 2019 tetap berada dalam kondisi hangat. Sementara itu untuk bulan Desember 2019 hingga Januari 2020 wilayah Niño 3.4 diprediksi akan menuju normal.

Berdasarkan prediksi dari BMKG dan beberapa lembaga internasional lainnya diprediksi bahwa untuk bulan Agustus 2019 akan terjadi kondisi Netral. Kemudian untuk September 2019 hingga Januari 2020 diprediksi ENSO dalam rentang Netral hingga El Nino Lemah. Hal ini dapat mengurangi potensi hujan di Indonesia khususnya di wilayah Bali.

Kondisi ENSO dan Pengaruhnya Terhadap Cuaca secara Umum

ENSO merupakan salah satu penyebab terjadinya variabilitas iklim dan cuaca di atmosfer. Pada saat terjadi kondisi El Nino, zona terjadinya konveksi berada di tengah Samudra Pasifik. Hal ini menyebabkan kurangnya pasokan massa uap air di daerah sebelah Barat Samudra Pasifik

Meteodrome, September 2019

Page 20: FENOMENA EL NINO DAN LA NINA - BMKGngurahrai.bali.bmkg.go.id/file/buletin/d45639018770e...siklon tropis Krosa. Pada analisis Kelembaban udara 12-13 Agustus 2019 sumber: bmkg.go.id

20

Hujan merupakan salah satu contoh cuaca yang dipengaruhi oleh ENSO(Sumber : @Pixabay, diambil dari Pexels)

Banjir adalah akibat yang dapat ditimbulkan akibat

adanya kondisi La Nina ekstrem (Sumber : Nova Wahyudi/

AntaraFoto)

sehingga wilayah Indonesia mengalami kekeringan. Hal yang berkebalikan terjadi ketika kondisi La Nina berlangsung. Pada saat kondisi La Nina berlangsung, wilayah bagian barat Samudra Pasifik cenderung lebih hangat sehingga awan hujan terbentuk di wilayah Indonesia.

Bagaimana dengan kondisi cuaca di Bali? Telah dijelaskan di atas bahwa kondisi ENSO pada Bulan September 2019 diprediksikan masuk ke dalam fase netral. Fase ini telah dimulai sejak Bulan Agustus 2019. Keadaan cuaca di Pulau Bali pada Bulan Agustus masih dalam musim kemarau. Kondisi SST berada pada kisaran 25°C - 27°C dengan anomali berkisar antara -1 sampai dengan 0. Hal ini dapat diartikan bahwa aktivitas penguapan tidak terlalu tinggi sehingga jumlah awan hujan cenderung sedikit. Data perawanan juga menunjukkan bahwa jumlah perawanan yang tercatat di Stasiun Meteorologi I Gusti Ngurah Rai berkisar dari FEW - SCT ( 1 - 4 oktas). Kriteria BMKG yang menyatakan bahwa musim hujan dinyatakan terjadi apabila ada hujan yang terukur selama 10 hari berturut-turut juga tidak terpenuhi.

Artikel September 2019

Page 21: FENOMENA EL NINO DAN LA NINA - BMKGngurahrai.bali.bmkg.go.id/file/buletin/d45639018770e...siklon tropis Krosa. Pada analisis Kelembaban udara 12-13 Agustus 2019 sumber: bmkg.go.id

21

ARTIKEL SAINS :MENGENAL HIMAWARI 8

MENGENAL HIMAWARI 8

Oleh : Luh Novita Ari Wardani,S.TrAulia Siti Syahdian,S.Tr

Page 22: FENOMENA EL NINO DAN LA NINA - BMKGngurahrai.bali.bmkg.go.id/file/buletin/d45639018770e...siklon tropis Krosa. Pada analisis Kelembaban udara 12-13 Agustus 2019 sumber: bmkg.go.id

22Artikel Sains : Mengenal Himawari 8

Satelit cuaca, satelit buatan yang digunakan untuk mengawasi cuaca dan iklim Bumi. Satelit cuaca merupakan salah satu peralatan observasi yang dirancang untuk dapat beroperasi diluar angkasa dalam jangka waktu yang lama. Kebakaran, polusi, cahaya aurora, badai pasir

dan debu, tumpukan salju, pemetaan es, gelombang samudra, pembuangan energi merupakan data yang dikumpulkan oleh satelit cuaca selain pengamatan awan dan sistem awan. Prakirawan sangat terbantu dengan adanya data-data dari satelit cuaca untuk memprediksi daerah-daerah mana yang terdapat awan, front, hujan, dan fenomena lain yang sangat berguna bagi kepentingan umum terutama dalam memberikan informasi cuaca yang tepat dan akurat bagi masyarakat luas.

Satelit cuaca sendiri terdiri dari dua jenis yaitu satelit geostasioner dan satelit orbit polar. Masing-masing satelit memiliki kelebihan dan kekurangan. Satelit geostasioner memiliki area cakupan yang luas dikarenakan beroperasi pada orbit bumi dengan ketinggian sekitar 36.000 km, namun resolusinya lebih rendah. Resolusi yang lebih tinggi dihasilkan oleh satelit orbit polar yang beroperasi dengan bergerak melintasi bumi pada lintasan utara-selatan dengan ketinggian sekitar 6.000 km, namun area cakupannya lebih kecil dibanding satelit geostasioner.

Salah satu satelit cuaca yang digunakan untuk data dukung analisis prakiraan cuaca adalah satelit Himawari. Satelit Himawari merupakan satelit cuaca milik negara Jepang yang dioperasikan oleh JMA (Japan Meteorological Agency) untuk mendukung kegiatan Global Observing System WMO. Satelit Himawari termasuk salah satu satelit dari jenis satelit geostasioner atau disebut juga dengan Geostasioner Meteorologi Satelit (GMS) yang merupakan generasi baru dari satelit MTSAT (Multi Fungsi Transportasi Satelit). Peluncuran awal satelit ini dilaksanakan pada Oktober 2014 dan mulai beroperasi pada pertengahan tahun 2015.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menggunakan satelit Himawari untuk mendukung analisis prakiraan cuaca yaitu menggunakan satelit Himawari-8. Satelit Himawari-8 memiliki 0.5 km untuk resolusi spasial dan 1 km untuk kanal cahaya tampak (visible), 2 km untuk data kanal IR serta 1 km dan 2 km untuk data kanal NIR. Adapun resolusi temporal, dimana memiliki resolusi tiap 10 menit untuk pengamatan global dan 2,5 menit sekali untuk pengamatan khusus. Posisi Satelit Himawari berada pada 140° BT berguna untuk memantau kawasan bagian timur Asia dan barat Pasifik. Satelit ini dilengkapi sensor Advanced Himawari Imager (AHI), yang memiliki resolusi temporal, spektral dan spasialnya lebih baik dibandingkan seri satelit sebelumnya. Satelit Himawari memiliki 16 kanal yang terdiri dari 3 kanal visibel, 3 kanal near infrared (NIR) dan 10 kanal Infrared (IR).

Produk Himawari-8 yang digunakan BMKG yaitu Citra Satelit Wilayah Indonesia, Citra Jenis Awan Wilayah Indonesia, Potensi Hujan Wilayah Indonesia, Citra Satelit Kanal Visible, Citra Satelit Kanal IR3/Water Vapor, Vektor Angin, Citra Satelit Wilayah Jabodetabek, Citra Satelit Natural Color Wilayah Indonesia, Citra Sebaran Asap, RDCA (Rapid Develeloping Area), GeoHotspot, dan Frekuensi GeoHotspot 24 Jam. Berikut penjelasan beberapa produk-produk Himawari-8 yang digunakan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika:

Himawari-8 IR Enchanced (Sumber: satelit.bmkg.go.id)

1. Himawari-8 IR Enchanced Pengamatan radiasi pada panjang

gelombang 10.4 mikro meter yang kemudian diklasifikasi dengan pewarnaan menunjukkan suhu puncak awan, dimana warna hitam atau biru menunjukan tidak adanya pembentukan awan yang banyak (cerah), sedangkan warna yang mendekati jingga menandakan semakin dinginnya suhu awan, serta menunjukan juga pertumbuhan awan yang signifikan dan berpotensi terbentuknya awan Cumulonimbus. 2. Himawari-8 Natural Color terbentuknya awan Cumulonimbus. 2. Himawari-8 Natural Color

Metode yang digunakan Himawari-8 Natural Color yaitu metode RGB (Red Green Blue) dimana beberapa band dari data satelit digabungkan sehingga diperoleh identifikasi warna yang lebih jelas serta mengandalakan sinar matahari, sehingga hanya tersedia pada saat pagi hingga sore hari. Produk ini digunakan untuk mengamati konvektifitas, ketebalan awan, serta mikrofisis awan.

Page 23: FENOMENA EL NINO DAN LA NINA - BMKGngurahrai.bali.bmkg.go.id/file/buletin/d45639018770e...siklon tropis Krosa. Pada analisis Kelembaban udara 12-13 Agustus 2019 sumber: bmkg.go.id

23 Meteodrome, Maret 2019

Himawari-8 Natural Color(Sumber: satelit.bmkg.go.id)

3. Himawari-8 WV Enchanced Produk ini menampilkan kondisi kelembaban

atmosfer pada lapisan menengah hingga atas yang didapat dari radiasi infrared pada panjang gelombang 6,2 mikro meter. Produk ini dapat menunjukkan kondisi kelembapan udara sebagai bahan pembentukan awan, dimana wilayah yang berwarna coklat menunjukkan kondisi kering dan berwarna biru menunjukkan kondisi basah. Selain itu pergerakan massa udara kering yang umumnya berasal dari benua Australia dapat diamati.

4. Himawari-8 Rainfall Potensial Produk ini dapat digunakan untuk

mengestimasi potensi curah hujan, yang disajikan berdasarkan kategori ringan, sedang, lebat, hingga sangat lebat, dengan menggunakan hubungan antara suhu puncak awan dengan curah hujan yang akan dihasilkan.

5. Himawari-8 IR Enchanced (low res) Himawari-8 IR Enchanced (low res)

menunujukkan suhu puncak awan yang didapat dari pengamatan radiasi pada panjang gelombang 10,4 mikro meter.

Himawari-8 WV Enchanced(Sumber: satelit.bmkg.go.id)

Berdasarkan klasifikasi pewarnaan, dimana warna hitam atau biru menunjukkan tidak terdapat pembentukan awan yang banyak (cerah), sedangkan warna mendekati jingga menandakan semakin dingin suhu puncak awan, menujukkan bahwa terdapat pertumbuhan awan yang signifikan dan berpotensi terbentuknya awan Comulonimbus.

6. Himawari-8 GeoHotspot Himawari-8 GeoHotspot digunakan untuk

melihat potensiterjadinya kebakaran hutan dan lahan dapat

menggunakan data suhu kecerahan kanal infrared untuk filtering awan, serta menentukan anomali suhu panas yang menunjukkan potensi terjadi kebakaran hutan (titik merah). Selain itu ditampilkan juga citra RGB pada kanal visible dan near infrared untuk mendeteksi sebaran asap (warna coklat) untuk lebih memastikan didaerah tersebut terjadi kebakaran.

7. Himawari-8 RDCAHimawari-8 RDCA digunakan untuk melihat

karakteristik perubahan kanal visible dan infrared yang terjadi pada saat fase pertumbuhan, maka dpat dipresiksi awan Cumulus mana yang berpotensi tumbuh menjadi awan Cumulonimbus. Produk Rapid Developing Cumulus Area (RDCA) ini menunjukkan awan Cumulus yang berpotensi tumbuh menjadi awan Cumulonimbus dalam waktu 1 jam ke depan (tanda + merah).

Himawari-8 Rainfall Potensial(Sumber: satelit.bmkg.go.id)

Himawari-8 GeoHotspot & Himawari-8 RDCA(Sumber: satelit.bmkg.go.id)

Meteodrome, September 2019

Page 24: FENOMENA EL NINO DAN LA NINA - BMKGngurahrai.bali.bmkg.go.id/file/buletin/d45639018770e...siklon tropis Krosa. Pada analisis Kelembaban udara 12-13 Agustus 2019 sumber: bmkg.go.id

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKASTASIUN METEOROLOGI KELAS I I GUSTI NGURAH RAI