Fedowsi 11 -12

7
Ferdowsi, Pelita Yang Tak Pernah Redup (11) Dalam 200 tahun terakhir, berbagai penelitian dilakukan baik oleh para ahli dari Iran maupun Eropa untuk menemukan naskah otentik mahakarya pujangga besar Persia abad keempat hijriyah ini. Bagaimanapun semua usaha itu patut memperoleh penghargaan dan tak terlupakan meski sebagian naskah penelitian tersebut tidak bisa dijadikan bahan rujukan. Mukaddimah yang ditulis J. Mohl pada pembukaan jilid pertama Shahnameh, buku ‘Kisah Kepahlawanan Iran’ tulisan Theodor N. asal Jerman, dan silsilah makalah Sayed Hassan Taqizadeh berjudul ‘Ferdowsi dan Shahnameh’ adalah contoh dari karya-karya penelitian seputar Shahnameh yang menjadi bahan telaah bagi para peneliti di zamannya. Tapi kini, penelitian terbaru membuktikan adanya banyak kesalahan dalam karya- karya itu yang membuatnya tidak lagi bisa dijadikan panduan. Kamus Shahnameh yang ditulis oleh Wolf dan diterbitkan di Berlin tahun 1935 adalah satu karya hasil penelitian mendalam yang dilakukan oleh para ahli asal Eropa tentang Shahnameh. Kamus ini menjelaskan makna setiap kata yang digunakan dalam mahakarya Ferdowsi. Namun demikian, penulisan kamus Shahnameh hanya bisa dikatakan sempurna bila seluruh naskah buku bernilai tinggi ini sudah direvisi dengan benar. Untuk saat ini, upaya memperbaiki naskah Shahnameh telah membuahkan banyak hasil yang salah satunya ditulis dalam Nameh Bastan oleh Dr Mir Jalaluddin Kazzazi. Diantara kelebihan buku ini adalah penjelasan tentang makna kata, pengenalan akan kisah legenda yang ada dan penjelasan akan keindahan sastera bagi masing-masing bait puisi Ferdowsi. Selain itu, Kazzazi juga menulis mukadimah yang bisa menjadi bahan telaah yang sangat membantu memahami Shahnameh.

description

Dalam 200 tahun terakhir, berbagai penelitian dilakukan baik oleh para ahli dari Iran maupun Eropa untuk menemukan naskah otentik mahakarya pujangga besar Persia abad keempat hijriyah ini. Bagaimanapun semua usaha itu patut memperoleh penghargaan dan tak terlupakan meski sebagian naskah penelitian tersebut tidak bisa dijadikan bahan rujukan. Mukaddimah yang ditulis J. Mohl pada pembukaan jilid pertama Shahnameh, buku ‘Kisah Kepahlawanan Iran’ tulisan Theodor N. asal Jerman, dan silsilah makalah Sayed Hassan Taqizadeh berjudul ‘Ferdowsi dan Shahnameh’ adalah contoh dari karya-karya penelitian seputar Shahnameh yang menjadi bahan telaah bagi para peneliti di zamannya. Tapi kini, penelitian terbaru membuktikan adanya banyak kesalahan dalam karya-karya itu yang membuatnya tidak lagi bisa dijadikan panduan.

Transcript of Fedowsi 11 -12

  • Ferdowsi, Pelita Yang Tak Pernah Redup (11)

    Dalam 200 tahun terakhir, berbagai penelitian dilakukan baik oleh para ahli dari Iran maupun Eropa untuk menemukan naskah otentik mahakarya pujangga besar Persia abad keempat hijriyah ini. Bagaimanapun semua usaha itu patut memperoleh penghargaan dan tak terlupakan meski sebagian naskah penelitian tersebut tidak bisa dijadikan bahan rujukan.

    Mukaddimah yang ditulis J. Mohl pada pembukaan jilid pertama Shahnameh, buku Kisah Kepahlawanan Iran tulisan Theodor N. asal Jerman, dan silsilah makalah Sayed Hassan Taqizadeh berjudul Ferdowsi dan Shahnameh adalah contoh dari karya-karya penelitian seputar Shahnameh yang menjadi bahan telaah bagi para peneliti di zamannya. Tapi kini, penelitian terbaru membuktikan adanya banyak kesalahan dalam karya-karya itu yang membuatnya tidak lagi bisa dijadikan panduan.

    Kamus Shahnameh yang ditulis oleh Wolf dan diterbitkan di Berlin tahun 1935 adalah satu karya hasil penelitian mendalam yang dilakukan oleh para ahli asal Eropa tentang Shahnameh. Kamus ini menjelaskan makna setiap kata yang digunakan dalam mahakarya Ferdowsi. Namun demikian, penulisan kamus Shahnameh hanya bisa dikatakan sempurna bila seluruh naskah buku bernilai tinggi ini sudah direvisi dengan benar.

    Untuk saat ini, upaya memperbaiki naskah Shahnameh telah membuahkan banyak hasil yang salah satunya ditulis dalam Nameh Bastan oleh Dr Mir Jalaluddin Kazzazi. Diantara kelebihan buku ini adalah penjelasan tentang makna kata, pengenalan akan kisah legenda yang ada dan penjelasan akan keindahan sastera bagi masing-masing bait puisi Ferdowsi. Selain itu, Kazzazi juga menulis mukadimah yang bisa menjadi bahan telaah yang sangat membantu memahami Shahnameh.

  • Salah satu pekerjaan ilmiah yang bisa disebut sangat bernilai di zaman ini adalah revisi Shahnameh yang dilakukan oleh Jalaluddin Khaleqi Motlaq. Naskah ini ditulis diterbitkan oleh Pusat Ensiklopedia Besar Islam tahun 2008 dalam sepuluh jilid. Saat ini di tengah publik ada kecenderungan yang kuat untuk menelaah Shahnameh. Tuntutan inilah yang lantas mendorong berbagai penerbit untuk mencetak Shahnameh setiap tahunnya dan mengirimkannya ke pasaran buku. Namun dari kesemua naskah yang ada tak ada naskah yang bisa disetarakan dengan apa yang disusun oleh Khaleqi.

    Dr Khaleqi yang sangat fanatik dengan Shahnameh telah mengerahkan seluruh tenaga dan usianya untuk merevisi karya Ferdowsi ini. Untuk menyukseskan pekerjaan besar ini, dia mencari naskah-naskah paling tua di seluruh dunia. Ada 45 naskah paling otentik dan tertua yang didapatkannya yang lantas menjadi acuan baginya untuk merevisi Shahnameh. Dia mengambil foto dan mikrofilm naskah-naskah itu untuk membantunya dalam hajatan besar ini.

    Sebelum memulai pekerjaannya, selama 10 tahun, Dr Khaleqi mengumpulkan seluruh naskah tua Shahnameh dari seluruh dunia. Dari 45 naskah yang didapatkannya, 16 diantaranya dia pilih sebagai bahan kritik dan komparasi. Saat menemukan perbedaan, dia melakukan penelitian yang mendalam. Dr Khaleqi mencantumkan perbedaan 16 naskah di bagian catatan kaki di setiap halaman terkait dengan penuh ketelitian dan secara ilmiah. Selain 16 naskah itu, Dr Khaleqi juga menelaah 30 naskah lainnya yang ditulis sampai abad sembilan hijriyah dan menjadikannya sebagai rujukan jika diperlukan.

    Penerbitan Shahnameh hasil revisi ilmiah Khaleqi adalah langkah yang sangat besar dalam hal penelitian naskah asli karya Ferdowsi. Di pembukaan jilid pertama, Khaleqi menulis demikian: Hanya revisi seperti ini yang bisa menjadi naskah revisi induk

  • dan selamanya akan relatif dipercaya serta akan menjadi bahan telaah Shahnameh di masa mendatang. Dengan penelitian ini, saya hanya mampu mempersiapkan jalan untuk penelitian Shahnameh. Penulis berharap para kritikus akan membedah bait perbait untuk memperbaikinya dan menyampaikan pandangan mereka. Setelah merampungkan tugas revisi ini, kami akan menerbitkan naskah pembetulan yang lain dengan memanfaatkan pandangan orang-orang lain dan apa yang di kemudian hari saya fahami.

    Dengan melihat banyaknya kajian seputar Shahnameh di zaman ini, nampaknya di kemudian hari pengenalan akan Shahnameh akan memiliki prospek yang cerah. Dengan kerja keras yang sudah dilakukan selama setengah abad terakhir, secara perlahan, tabir legenda yang menyelimuti kehidupan Ferdowsi, Si Bijak dari Tus, semakin tersingkap, dan semua itu didapat dari dalam naskah Shahnameh dan narasumber lainnya.

    Kamus panduan kata-kata Shahnameh adalah karya lain yang ditulis oleh para pakar Shahnameh. Dalam 30 tahun terakhir banyak kosa kata sulit di Shahnameh sudah terkuak, berkat telaah para peneliti yang dituangkan ke dalam buku-buku atau makalah ilmiah tulisan mereka. Diantara peneliti yang paling menonjol dalam menulis dan menjelaskan makna kata-kata Shahnameh adalah Dr Jalal Khaleqi, Dr Mahyar Nawai, dan Dr Ali Ravaqi.

    Dalam rentang waktu setengah abad, ada puluhan buku dan ratusan makalah ilmiah yang ditulis di bidang pemikiran, seni dan bahasa Ferdowsi. Awalnya penelitian hanya dilakukan seputar kajian sejarah dan nilai sastera Shahnameh juga makna bahasa dan tata bahasa yang digunakan. Namun, dalam beberapa tahun terakhir penelitian melebar dan mencakup pemikiran mendalam dan nilai seni Ferdowsi. Misalnya, adalah pembahasan pesan dan ide-ide baru yang tersirat dari kisah Rostam dan Esfandiyar.

  • Buku paling menonjol terkait pemikiran dan seni Ferdowsi yang ditulis di zaman ini adalah buku berjudul Ferdowsi karya Dr Mohammad Amin Riyahi. Banyak yang meyakini bahwa buku telaah Riyahi ini merupakan batu loncatan yang sangat berharga dalam mengenal pemikiran Ferdowsi. Buku inipun lantas dinilai sebagai salah satu rujukan penting. Salah satu kelebihan buku ini adalah obyektifitas penulisnya yang tidak termakan oleh emosi yang melegendakan Ferdowsi. Kelebihan lainnya adalah gaya penulisannya dalam bentuk prosa, mudah difahami, tanpa paksaan dan menawan. Dr Shafei Kadkani mengatakan, Jika kau mengaku pakar dalam masalah Ferdowsi tapi belum membaca buku ini (tulisan Dr Riyahi) maka ketahuilah bahwa engkau telah kehilangan banyak materi penting. Jika kau termasuk pencinta Shahnameh dan hanya ingin membaca satu buku terkait karya abadi budaya Iran yang tak tertandingi, maka buku inilah yang harus engkau baca.(IRIB Indonesia)

  • Ferdowsi, Pelita Yang Tak Pernah Redup (12)

    Sebagian bangsa yang serumpun memiliki kisah legenda yang sama. Ketika suku-suku pertama saling berpisah untuk menemukan tempat tinggal dan negeri yang baru, legenda yang mereka bawa bersama akan menemukan bentuk yang baru. Perubahan ini terjadi karena berbagai sebab diantaranya faktor geografis dan sosial. Kondisi dan iklim di negeri yang baru berpengaruh pada pemikiran dan perilaku mereka. Interaksi dengan penduduk pribumi di negeri baru membuka pintu bagi masuknya budaya dan tradisi baru ke dalam kehidupan mereka. Faktor-faktor ini dengan sendirinya mempengaruhi kisah-kisah legenda yang dibuat setelah masa itu.

    Bangsa Iran dahulu kala memiliki budaya dan tradisi yang sama dengan bangsa India dan suku Arya. Tetapi setelah hijrah ke negeri Iran, tradisi ini sedikit demi sedikit mengalami perubahan dan penyesuaian dengan kondisi setempat dan terpengaruh oleh budaya dan tradisi warga pribumi. Kisah-kisah legenda bangsa Iran kuno sangat sederhana, alami dan lebih mirip dengan dongeng. Lambat laun kisah-kisah itu mengalami pengembangan dan perubahan dengan warna sosial dan semakin kaya.

    Sejak permulaan milenium kedua sebelum masehi bangsa Iran sudah menempati kawasan negeri Persia. Karena kondisi alam dan iklimnya, negeri ini pernah menjadi persinggahan berbagai suku dan bangsa. Sejarah menyebutkan nama banyak suku dan bangsa yang pernah hidup di kawasan ini, dan bahkan mendirikan pemerintahan dan peradaban di sana. Setelah eksis beberapa waktu, mereka disingkirkan oleh bangsa lain dan kekuasaanpun berpindah tangan. Bangsa Iran adalah salah satu bangsa terbesar yang singgah dan menetap di negeri ini. Ribuan tahun telah dilalui bangsa ini di negeri Persia dengan berbagai pasang naik dan surutnya. Bangsa ini akhirnya berhasil

  • membangun peradaban besar di kawasan. Kebesaran ini tak lepas dari peran para ksatria yang menjadi tokoh dalam kisah-kisah sejarah dan legenda.

    Salah satu hal yang membuat unggul kisah legenda bangsa Iran adalah pesan-pesan pemikiran dan sosial yang ada padanya. Dalam kisah legenda bangsa Iran Tuhan tidak pernah digambarkan memiliki wujud materi. Ahuramazda, salah satu sebutan untuk Tuhan tidak berwujud fisikal. Secara umum, kisah legenda Iran bisa dibagi ke dalam dua kategori, legenda timur dan legenda barat.

    Kisah-kisah yang diangkat Ferdowsi dalam Shahnamehnya kebanyakan diambil dari legenda asal timur negeri Iran. Ciri khas paling menonjol dari legenda asal timur ini adalah kisah tokoh-tokohnya bisa dicocokkan dengan cerita rakyat tentang sejarah masa lalu Iran di zaman purba yang umumnya terjadi di kawasan timur dan timur laut negeri ini. Salah satu misalnya adalah peperangan yang terjadi antara suku-suku bangsa Iran melawan para agresor yang datang dari negeri lain, seperti peperangan melawan pasukan suku Turan yang diceritakan dalam Shahnameh.

    Kisah-kisah legenda Iran sangat kaya kandungan pemikiran dan budaya. Karena itu kisah-kisah legenda kepahlawanan di negeri Iran diyakini sudah mengakar kuat sejak ribuan tahun. Hal itulah yang dikukuhkan oleh para peneliti. Kajian yang dilakukan menyangkut sejarah lahirnya kisah legenda di Iran menunjukkan bahwa kisah-kisah ini sudah ada jauh sebelum abad keempat hijriyah atau masa hidup Ferdowsi.

    Buku Avesta yang merupakan peninggalan era Persia kuno menyinggung kisah-kisah kepahlawanan dan dongeng rakyat negeri ini. Singgungan dalam kitab Avesta yang hanya sekilas cukup membuktikan bahwa nama tokoh-tokoh legenda ini pernah tenar dan mengambil hati rakyat di zaman dahulu.

    Dr Abbadiyan dalam bukunya yang mengupas tentang Ferdowsi dan Shahnameh mengatakan, penulisan kisah-kisah kepahlawanan dan cerita rakyat sudah dimulai sejak era kekuasaan Parthian dan berlanjut sampai era Sasanid. Di era

  • Parthian, salah satu kitab yang menyinggung kisah-kisah rakyat itu adalah Avesta. Buku puisi panjang Vis o Ramin yang menuliskan kisah-kisah legenda dihasilkan pada era ini. Di masa kekuasaan Sasanid, kisah-kisah rakyat biasa ditulis secara panjang lebar dalam bentuk prosa yang sangat diminati. Karya yang dihasilkan di era ini antara lain, Khodaynameh, Dinkard, Karnameh Ardeshir Babakan, dan kumpulan puisi Derakht-e Asurik. Banyak isi dari kitab-kitab ini yang menjadi rujukan kisah-kisah Shahnameh.

    Shahnameh Ferdowsi ditetapkan sebagai salah satu karya besar dunia untuk legenda kepahlawanan kuno kawasan Persia, Yunani dan India. Shahnameh adalah karya yang mewarisi gaya sastera era Sasanid yang digubah dalam bentuk puisi di masa berdirinya peradaban Islam di Iran. Shahnameh adalah catatan kisah kepahlawanan dan dongeng tentang raja-raja yang berkuasa di negeri Persia. Sebagian kisah memiliki akar sejarah dan sebagian lainnya merupakan kisah legenda mitos dan dongeng rakyat. Dengan kata lain, kisah-kisah yang diabadikan oleh Ferdowsi dalam karyanya ini mewakili pemikiran dan idealisme seorang penyair tentang raja-raja yang adil dan layak memimpin. Semua itu ditulis dengan menyesuaikan kondisi di zaman itu.

    Shahnameh karya Ferdowsi adalah sorotan akan pandangan umum bangsa Iran yang sudah melewati masa-masa purbakala dengan berbagai liku-likunya dan telah membuka lembaran sejarah di era yang baru. Bangsa itu ingin mengabadikan apa yang ada padanya untuk mengambil pelajaran dari masa lalu yang sangat bernilai dan menjadi bagian dari identitasnya.

    Menurut para peneliti Shahnameh, mahakarya Ferdowsi ini merupakan upaya mengabadikan apa yang sudah dikenal luas di tengah bangsa Iran sejak zaman dahulu. Ketika suku-suku dan bangsa Persia memasuki era yang baru, mereka berusaha untuk mempertahankan dan melestarikan kisah-kisah masa lalu lewat berbagai cara termasuk dengan menuliskannya. Itulah yang dilakukan Ferdowsi dengan mengumpulkan kisah-kisah legenda dan cerita rakyat dalam bentuk puisi-puisi Shahnameh.(IRIB Indonesia)