Februari 2015.doc

6
SEBAGAI SUSTER-SUSTER NOTRE DAME KITA MEWARTAKAN KEBAIKAN TUHAN DAN PENYELENGGARAAN ILAHINYA, DISATUKAN DALAM: SATU HATI, SATU HARAPAN, SATU PERUTUSAN . . . BERKOMITMEN UNTUK TRANFORMASI GLOBAL Rekoleksi Februari 2015 Page 1

Transcript of Februari 2015.doc

Generalate and Motherhouse, Rome

SEBAGAI SUSTER-SUSTER NOTRE DAME

KITA MEWARTAKAN KEBAIKAN TUHAN

DAN PENYELENGGARAAN ILAHINYA,

DISATUKAN DALAM:

SATU HATI, SATU HARAPAN, SATU PERUTUSAN

. . . BERKOMITMEN UNTUK TRANFORMASI GLOBAL

Nyanyian Pembuka: M.B. No. 448 (boleh diganti)Kata Pengantar

Dalam dunia bisnis kalau orang tua yang sudah tidak dapat lagi menjalankan tugasnya, dia mencari penerus bisnisnya di antara anak-anaknya yang kiranya dapat melanjutkan bisnisnya dengan baik. Kita sebagai Suster Notre Dame punya kewajiban untuk meneruskan karya yang telah dimulai oleh pendahulu kita. Kita dianggap oleh Tuhan dapat meneruskan karya itu. Maka kitalah yang dipilih untuk melanjutkan karya itu. Kita berusaha untuk mempelajari apa yang mereka lakukan dengan baik, sejauh itu masih relevan pada masa kini.

Apa yang benar dan apa pun yang kita lakukan dengan berpegang pada Sabda Tuhan serta takut akan Allah, semua itu akan menuntun hidup kita pada keselamatan. Yang terakhir ini harus dialami dalam kehidupan kita masing-masing. Mengapa yang benar dan Sabda Tuhan harus diterapkan dalam kehidupan dengan setia? Karena inilah pengetahuan yang benar, akibat dari kejatuhan Adam kedalam dosa dan kedatangan Yesus sebagai Penyelamat. Jadi sama seperti oleh ketidak taatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar (Rom 5: 19).

Sebentar lagi adalah masa Prapaskah, masa di mana kita mengadakan latihan rohani, jasmani, pikiran dan perasaan. Sebab si penggoda akan datang tanpa diundang. Injil yang menyajikan bacaan tentang godaan Yesus di padang dari berbagai sudut, kesempatan untuk menggoncang kehidupan rohani, jasmani, pikiran dan perasaan Yesus, namun Dia tetap menang. Yesus menang terhadap semua pencobaan, bukan karena Ia menghindar, bukan juga karena Ia melawan. Ia menang karena Ia sadar dan bersikap tegas terhadap si penggoda. Yesus selalu berkata tidak kepada godaan dan Ia selalu setia kepada Allah. Akhirnya Ia menang dan Iblis pergi tanpa diusir.TAHAP PERTAMA: Pribadi yang Dapat Menjadi Penerus Karya Misi yang Baik

Hasil yang akan dituai banyak, Kata-Nya kepada mereka, tetapi pekerjanya untuk menuai hanya sedikit. Sebab itu mintalah kepada Pemilik ladang supaya Ia mengirimkan pekerja untuk menuai hasil tanaman-Nya.Dalam kehidupan sehari-hari dalam hidup bersama dengan orang lain, kita merindukan untuk dimengerti dan dapat mengerti orang lain. Untuk dicintai dan mencintai orang lain. Bila kita mendapat hati yang penuh cinta, perhatian yang penuh pengertian, maka kita akan berkembang secara optimal, bahagia dan sejahtera. Namun hal itu memang tidak mudah didapatkannya. Hanya dapat terjadi kalau ada rahmat Tuhan yang memampukan kita melakukan demikian. Tuhan memanggil kita untuk saling mengerti, saling mencintai dalam hidup bersama dalam komunitas. Karena kadang-kadang kepentingan pribadi yang menyelinap dalam kehidupan komunitas, sehingga hanya kepentingan pribadi yang diutamakan, tidak mengingat orang lain. Komunitas seperti itulah yang membuat tidak lagi bahagia tetapi malahan seperti neraka. Sehingga tidak dapat melakukan tugas perutusannya seperti semestinya.Menjadi penerus karya misi yang baik mestinya kepentingan pribadi di nomer sekiankan, yang penting dapat meneruskan karya misi dengan baik. Tidak mencari nama, tidak ingin menyombongkan diri atau mencari pujian. Kalau hanya itu yang dicari kita akan kecewa dan mudah putus asa. Karya misi kita justru akan terbengkelai karena hanya ditinggal berkelai atau enyel-enyelan saja atau penuh dengan iri hati. Kita dipilih Tuhan untuk ikut serta menuai dalam ladang Tuhan. Semoga kita tidak mengecewakan Tuhan. Semua manusia ada sisi gelap dan sisi terang, dalam diri kita pun juga ada. Maka kita terima teman sekomunitas kita seperti apa adanya, siapa pun yang diberikan Tuhan kepada kita, kita syukuri.Kecemasan, ketakutan, kekawatiran lambat laun akan semakin berkurang, bila kita menyadari situasi di atas tersebut. Sehingga kita dapat menjadi Penerus karya misi yang Baik. Kita tidak dapat menjalankan sendirian. Maka kita mohon Tuhan agar Tuhan mengirimkan pemudi-pemudi yang punya panggilan bagi Kongregasi kita.TAHAP KEDUA: Yesus Tergerak Hati-Nya oleh Belas Kasihan

Seorang yang berpenyakit kulit yang mengerikan datang kepada Yesus. Orang itu berlutut dan berkata, Kalau Bapak mau, Bapak dapat menyembuhkan saya. Yesus kasihan kepada orang itu sambil berkata, Aku mau sembuhlah. Saat itu juga penyakitnya hilang dan ia sembuh. Lalu Yesus menyuruh dia pergi dengan peringatan ini, Awas jangan ceritakan kepada siapa pun, tetapi pergilah kepada imam dan minta untuk memastikan engkau sudah sembuh. Lalu untuk penyembuhanmu itu, persembahkanlah kurban menurut yang diperintahkan Musa, sebagai bukti kepada orang-orang bahwa engkau sungguh-sungguh sudah sembuh. (Mrk 1: 40-44) Dalam melaksanakan karya kita, kita sering menemui orang-orang yang sangat membutuhkan uluran tangan kita. Bagaimana perasaan hati kita saat itu? Apakah hati kita membeku? Tidak tergerak untuk menolongnya? Yesus ketika melihat dan mendengar permohonan orang kusta itu tergerak hati-Nya untuk menolongnya. Orang kusta tahu bahwa Yesus mampu menyembuhkannya. Namun indahnya ketika bertemu dengan Yesus, ia tidak memaksa Yesus untuk menyembuhkannya. Ia menyerahkannya kepada kebijaksanaan Yesus. Hal itu terungkap dalam kata-kata Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku. (Mrk. 1: 40) Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mempunyai keinginan. Tidak jarang kita memaksa agar keinginan kita itu dapat terpenuhi. Yesus sering menunjukkan belas kasihan kepada orang-orang banyak. Misalnya dalam Mat. 9: 36 Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar, seperti domba yang tidak bergembala. Mat. 14:14 Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit.Mat. 20: 34 Maka tergeraklah hati Tesus oleh belas kasihan, lalu Ia menjamah mata mereka dan seketika itu juga mereka melihat lalu mengikuti Dia.Mrk. 6:34 Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak punya gembala. Lalu mulailah Ia mengajar banyak hal kepada mereka. Masih banyak lagi tertulis dalam Kitab Suci tentang Yesus tergerak hati-Nya. Misalnya dalam: Mrk. 15: 32, Mrk. 8:2, 18: 27 dsb.TAHAP KETIGA: Menjadi Penerus yang Baik

Setelah kita merenungkan sikap Yesus dalam melaksanakan tugas-Nya marilah kita mencontoh sikap Yesus yang punya rasa belas kasih kepada mereka yang datang kepada-Nya. Sikap belas kasih itu penting dalam melaksanakan tugas perutusan kita masing-masing. Sr. M. Aloysia dan Sr. M. Ignatia mulai mendirikan Kongregasi juga karena punya sikap belas kasih kepada anak-anak yang membutuhkan uluran tangan mereka.Kita memaklumi bahwa realita dalam semua komunitas, hidup bersama dengan pribadi yang unik dan berbedabeda. Kalau pribadi itu belum dewasa, belum matang, belum memiliki kemandirian, maka yang terjadi adalah konflik-konflik yang dapat menghancurkan panggilan. Jikalau ia dewasa dan matang, maka ia menerima kenyataan tersebut dengan tulus. Namun jika tidak, maka hanya akan menjadi masalah terus menerus, karena terjadi perlawanan halus kepada pihak yang dianggap menggagalkan keinginannya.St. Paulus memberi nasihat kepada kita untuk menjadi penerus yang baik: Janganlah ada kata buruk keluar dari mulutmu, melainkan hanya yang baik untuk membangun iman dan mendatangkan rahmat bagi para pendengar. Janganlah menyusahkan Roh Kudus Allah, sebab dalam Dialah kamu dimeteraikan untuk hari penyelamatan. Jauhkanlah dari antara kamu segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian, fitnah serta segala macam kejahatan. Bersikaplah ramah seorang terhadap yang lain, berlakulah lembut hati, dan hendaklah saling mengampuni, seperti Allah telah mengampuni kamu dalam Kristus. (Ef. 4: 29-32).

Kita harus memandang kenyataan dengan mata terbuka, dan kita jangan putus asa. Kita akan melihat kerlip-kerlip kerajaan Allah, daya kuasa cinta kasih untuk mengalahkan ketakutan dan kebencian dan kita menaruh kepercayaan kepada Tuhan. Tuhan tahu bahwa kekuatankekuatan kegelapan akan berusaha untuk memadamkan sinar itu, tetapi kekuatan kegelapan tidak akan menang, sinar terang Allah tidak akan terpadamkan.

Nyanyian Penutup: M. B. no. 456 (Boleh diganti).Bahan Refleksi dapat juga untuk bahan pertemuan Komunitas

1. Menurut pendapat Anda menjadi penerus karya misi yang baik itu yang bagaimana?

2. Bagaimana agar kita dapat menaruhkan kepercayaan kita pada Penyelenggaraan ilahi dalam hal melestarikan karya perutusan kita?

3. Bagaimana caranya agar kita dapat menanggapi kebutuhan jaman?

SELAMAT MEMASUKIMASA PERTOBATAN

SELAMAT REKOLEKSI

PAGE Rekoleksi Februari 2015Page 6